Ekstraksi Cair Cair
-
Upload
ririn-sutharini -
Category
Documents
-
view
37 -
download
5
description
Transcript of Ekstraksi Cair Cair
![Page 1: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN AWALEKSTRAKSI ASAM ASETAT
MADE RIRIN SUTHARINI1308505024
KELOMPOK IVGOLONGAN I
JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA2014
1
![Page 2: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/2.jpg)
I. TUJUAN
1. Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat.
2. Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut
yang tidak saling campur (ekstraksi cair-cair).
II. DASAR TEORI
Ekstraksi cair-cair merupakan teknik pemisahan komponen kimia
yang mengambil keuntungan dari perbedaan kelarutan antara dua
komponen cairan homogen dalam pelarut yang sesuai. Sebagian
komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua,
lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu
didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua
lapisan fase cair dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua
fase tersebut tergantung pada parameter ekstraksi (Wauquier, 1998)
Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang mengandung
zat terlarut (diluent), kemudian zat terlarut akan berpindah dari fasa
diluent ke fasa pelaut.
2. Pemisahan fasa yang tidak saling larut yaitu fasa yang banyak
mengandung pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang banyak
mengandung pelarut asal disebut fasa rafinat.
Apabila suatu zat terlarut dikocok dengan campuran dua pelarut
yang tidak saling campur, pada kesetimbangannya, maka zat terlarut
tersebut terbagi ke dalam masing-masing pelarut menurut komposisi
tertentu. Nerst menyatakan bahwa, suatu zat terlarut akan membagi
dirinya antara dua cairan yang tidak dapat bercampur sedemikian rupa
sehingga angka banding konsentrasi pada suatu temperature tertentu
pada kesetimbangan adalah suatu konstanta KD yang disebut koefisien
distribusi atau koefisien partisi. Nilai koefisien distribusi tersebut tidak
bergantung pada spesi molekul lain yang mungkin ada, tetapi berubah
2
![Page 3: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/3.jpg)
sesuai dengan sifat dasar kedua pelarut, sifat dasar terlarut dan
temperatur (Widjaja, dkk, 2011).
KD = [A]1
[A]2
Dimana KD :koefisien distribusi
[A]1 dan [A]2 :konsentrasi zat A pada
pelarut 1 (biasanya pelarut
organik) dan pelarut 2
(pelarut air/berair)
Jika [A]1/ [A]2 sama dengan tetapan, artinya nilai KD dapat
dipandang sebagai rasio kelarutan A dalam pelarut tersebut. Keadaan
ideal adalah saat nilai KD sama dengan nilai D (rasio distribusi). Nilai D
tidak akan berubah, jika tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau
polimerisasi pada fase-fase tersebut.
D = konsentrasi total zat pada fase organikkonsentrasi total zat pada fase berair
Jika harga KD > 1 menunjukkan bahwa zat tersebut lebih mudah
larut pada fase organik, sedangkan jika KD < 1 menunjukkan bahwa zat
yang akan diekstraksi lebih mudah larut dalam fase polar. Ekstraksi
dianggap kuntitatif (dapat dihitung) apabila nilai E = 100, Vorg = Vaq.
D=
V aq
vorg
E
[100-E ]
dimana: Vorg = volume fase organik
Vaq = volume fase air
D = ratio distribusi (Day & Underwood, 2001)
Saat ini penelitian-penelitian menggunakan proses ekstraksi cair-
cair ditujukan untuk mengambil senyawa (zat-zat) kimia baru atau
menemukan pelarut baru yang memberikan hasil ekstraksi lebih baik
(Martunus & Helwani, 2004;2005)
3
![Page 4: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/4.jpg)
Natrium Hidroksida
Nama resmi : Natrii hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
Berat molekul : 40,00 g/mol
Rumus molekul : NaOH
Pemerian :Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali
jumlah dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai zat tambahan (Anonim, 1979)
Asam asetat
Nama resmi : Acidum aceticum
Nama lain : Cuka
Berat molekul : 60,05 g/mol
Rumus molekul : C2H4O2
Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna, bau menusuk, rasa
asam, tajam
Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%),
dan dengan gliserol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : zat tambahan (Anonim, 1979)
Asam Oksalat
Rumus Molekul : C2H2O4.2H2O
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kelarutan : larut dalam air dan etanol
Kegunaan : sebagai zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat (Anonim, 1979)
4
![Page 5: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/5.jpg)
Asam asetat glasial 100% dipipet dan dimasukkan ke gelas beker sesuai volume yang ditentukan (2,86 mL untuk asam
asetat 0,5 M)
Ditambahkan aquades secukupnya sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades hingga mencapai batas 100 mL pada labu ukur
Dikocok hingga homogen kemudian disimpan
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
Corong Pisah 100 mL
Buret
Erlenmeyer
Gelas Ukur 25 mL
Pipet Ukur 10 mL, 25 mL
Labu Takar 50 mL
III.2 Bahan
Larutan Asam Asetat 0,1 M; 0,5 M; 1 M
Kloroform
Aquades
Larutan baku asam oksalat 0,1 M; 0,5 M; dan 1 M
Larutan NaOH 0,1 N; 0,5 N; dan 1 N
Indikator phenolphtalein
IV. PROSEDUR KERJA
1. Cara pembuatan asam asetat 100 mL 0,5 M
2. Cara pembuatan asam oksalat 100 mL 0,5 M
5
![Page 6: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/6.jpg)
Ditimbang asam oksalat sesuai jumlah yang telah dihitung (6,3 gram untuk asam oksalat 0,5 M)
Dimasukkan ke dalam gelas beker
Ditambahkan aquades secukupnya sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan batang pengaduk hingga larut
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades hingga mencapai batas 100 mL pada labu ukur
Dikocok hingga homogen kemudian disimpan
Ditimbang NaOH sesuai jumlah yang telah dihitung (2 gram untuk NaOH 0,5 N)
Dimasukkan ke dalam gelas beker
Ditambahkan aquades secukupnya sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan batang pengaduk hingga larut
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades hingga mencapai batas 100 mL pada labu ukur
Dikocok hingga homogen kemudian disimpan
Pembakuan larutan NaOH dengan 10 mL asam oksalat ditambahkan 3 tetes indikator phenolphthalein
Dititrasi dengan titran NaOH 0,5 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda
3. Cara pembuatan NaOH 100 mL
4. Pembakuan NaOH
6
![Page 7: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/7.jpg)
20 mL CH3COOH dimasukkan ke dalam corong pisah
Ditambahkan 30 mL kloroform dan dikocok berputar 30 kali
Didiamkan sampai terbentuk dua lapisan kemudian dipisahkan
Volume lapisan air dan kloroformnya dicatat
Diambil 10 mL lapisan airnya
Dimasukkan ke dalam labu titrasi 25 mL dan ditambahkan beberapa tetes indikator pp
Dititrasi dengan NaOH baku 0,5 N
Volume NaOH yang diperlukan dicatat dihitung kadar asam asetatnya
5. Ekstraksi tunggal dengan 30 mL kloroform
6. Ekstraksi berulang dengan 3 x 10 mL kloroform
7
![Page 8: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/8.jpg)
20 mL CH3COOH dimasukkan ke dalam corong pisah
Ditambahkan 10 mL kloroform dan dikocok 30 kali
Didiamkan sampai terbentuk dua lapisan kemudian dipisahkan
Volume lapisan air dan kloroformnya dicatat
Ekstraksi dilanjutkan dengan menambahkan 10 mL kloroform ke dalam lapisan air yang diperoleh, di dalam corong pisah 100
mL
Dikocok 30 kali putaran
Didiamkan kemudian larutan airnya dipisahkan
Volume lapisan air dan kloroformnya dicatat
Ekstraksi tahap B diulangi sekali lagi
Volume masing-masing larutan yang didapat kemudian dicatat
Selanjutnya 10 mL lapisan air tersebut dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,5 M
Volume NaOH yang terpakai dicatat
Tahap A
Tahap B
Tahap C
Tahap D
DAFTAR PUSTAKA
8
![Page 9: Ekstraksi Cair Cair](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf9412550346f57b9f7044/html5/thumbnails/9.jpg)
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 2001. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF EDISI
KEENAM. Jakarta: Erlangga.
Laddha, G.S. & Degaleesan, T.S. 1976. Transport Phenomena in Liquid-Liquid
Extraction. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd
Martunus & Helwan, Z. 2004. Ekstraksi Senyawa Aromatis dari Heavy Gas Oil
(HGO) dengan Pelarut Dietilen Glikol (DEG). J. Si. Tek. 3[2]: 46-50
Wauquier, J.P. 1998. Separation Processes. Paris: Institut Francais Du Petrole
Publication
9