EKSTRAKSI CAIR-CAIR

13
_Indra Wibawa Dwi Sukma_0715041046_ EKSTRAKSI CAIR-CAIR 1. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponen- komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling. Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi: 1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi 2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi 3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi 4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak 5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya 6. Ekstraktor: Alat ekstraksi 7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat

description

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Transcript of EKSTRAKSI CAIR-CAIR

  • _Indra Wibawa Dwi Sukma_0715041046_

    EKSTRAKSI CAIR-CAIR

    1. Pengertian Ekstraksi

    Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan

    dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih

    komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai

    separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari

    komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponen-

    komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau

    digiling.

    Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lain

    menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu

    fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi

    berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini

    digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode

    ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan

    sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil

    bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:

    1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi

    2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi

    3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi

    4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak

    5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya

    6. Ekstraktor: Alat ekstraksi

    7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat

    WIN7Highlight

  • 8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari

    bahan ekstraksi yang cair

    Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh

    (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak dalam pelarut.

    Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak.

    Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi larutan

    ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi

    besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal.

    Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan yang harus ditempuh

    pada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah tahanannya. Pada

    ekstraksi bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin

    halus dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-bahan

    alami).

    Ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu:

    1) Ekstraksi padat-cair

    Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan

    dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan

    ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam

    bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi

    terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi

    kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan

    padat.

    Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau

    kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:

    a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat

    dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas

    mungkin.

    b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir

    bahan ekstraksi.

  • c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih

    besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

    2) Ekstraksi cair-cair

    Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran

    dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila

    pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya

    karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak

    ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari

    sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan

    pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada makalah ini

    akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.

    2. Ektraksi Cair Cair

    Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan

    pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah

    heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase

    diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalam

    suatu fasadengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya

    pelarutan (pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong (driving force) yang

    menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapatditentukan dengan mengukur jarak system

    dari kondisi setimbang.

    Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

    Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

  • (a)

    (b)

    Gambar 1. (a)Proses ekstraksi cair-cair dan (b) aplikasi ekstraksi cair-cair.

    Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur berulangkali

    dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar di

    bagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara

    penjernihan (pengaruh gaya berat).

    Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pernisahan

    adalah tangki yang bagian bawalmya runcing (yang dilengkapi dengan perkakas

    pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada seluruh

    ketinggiannya).

    Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan

    dalam jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk Pemisahan

  • Yang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan

    sebuah kaca intip pada saluran keluar di bagian bawah tangki ekstraksi.

    Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik (dengan

    perantara alat ukur konduktivitas),secara optik (dengan bantuan detektor cahaya 289

    hatas) atau secara mckanik (dengan pelampung atau benda apung). Peralatan ini mudah

    digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan alarm, yang akan

    menghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebut

    melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang kebanyakan terdiri atas pelarut

    organik) tidak masuk ke dalam saluran pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat

    dilakukan dengan memasang bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.

    Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan

    dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar

    misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk

    minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses ini pun digunakan untuk membersihkan

    air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair terutama

    digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan

    (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau

    tidak ekonomis. Seperti halnya pada proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-

    cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan

    ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.

    Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut

    yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).

    Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau

    hanyadalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti p

    erformansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang

    seluasmungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan

    menjaditetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja

    pendistribusian initidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya

    emulsi yang tidak dapat lagiatau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur

    tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak

    pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat

  • mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah

    terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan

    berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang

    lain. Kecepatan pembentukan fasa homogen yang diikuti dengan menentukan

    output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal ini

    semakin besar jika permukaan lapisan antar fasa di dalam alat semakin luas. Sama haInya

    seperti pada ekstraksi padat-cair,alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan dibahas

    berikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap. Instalasi tersebut

    biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran dan

    pemisahan) dan sebuah peralatan yangdihubungkan di belakangnya (misalnya alat

    penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak

    dan mengambil kembali pelarut.

    Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:

    (1) Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun

    padakondisi vakum

    (2) Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan

    (3) Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.

    Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus

    memenuhi kriteria sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004;2005):

    1. kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.

    2. kemampuan tinggi untuk diambil kembali.

    3. perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar.

    4. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.

    5. tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.

    6. tidak merusak alat secara korosi.

    7. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.

    Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :

    a. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.

    b. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya ,

    meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase

    diluen dan fase solven.

  • Skema sistem itu :

    Gambar 2. Skema sistem ekstraksi.

    Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan kembali

    ( solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:

    Gambar 3. Skema unit ekstraksi yang diikuti unit pemungutan solven.

    Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:

    1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc Contactor, Packed bed

    extractor, spray tower.

    2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray, mixer-settler.

  • (a) (b) (c) (d)

    (e)

    Gambar 4. (a)(b) Spray tower, (c)(d) Baffle-plate coloumn, dan (e) Sieve tray extractor.

    Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan menara

    platsering disebut menara stage keseimbangan. Oleh karena itu, pada menara kontak

    kontinyuharus diperhatikan kecepatan perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fase

    pelarut.

    Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah menentukan jumlah

    stage seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.Jumlah stage sesungguhnya merupakan

    rasio stage ideal dengan efisiensi alatnya.

  • Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan :

    1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida umpan,

    komposisi.

    2. banyak solut yang harus dipisahkan,

    3. jenis solven yang akan digunakan,

    4. suhu dan tekanan alat,

    5. kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,

    6. Diameter menara,

    7. Jenis alat kontak,

    8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,

    9. Pengaruh panas.

    Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah:

    (1) Selektifitas (factor pemisahan = )

    = fraksi massa solut dalam ekstrak/fraksimassa diluant dalam ekstrakfraksi massa solut dalam rafinat/fraksimassa diluent dalam rafinat

    Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga harus lebih besar dari satu. Jika nilai =1 artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.

    (2) Koefisien distribusi

    K = konsentrasi solut dalam fasa ekstrak, Y

    konsentrasi solut dalam fasa rafinat, X

    Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solvent

    yangdibutuhkan lebih sedikit.

    (3) Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)

    Pemisahan solute dari solvent biasanya dilakukan dengan cara distilasi, sehingga

    diharapkan harga relative volatility dari campuran tersebut cukup tinggi.

  • (4) Densitas

    Perbedaan densitas fasa solvent dan fasa diluent harus cukup besar agar mudah

    terpisah. Perbedaan densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi dan

    mempengaruhi laju perpindahan massa.

    (5) Tegangan antar muka (interfasia tension)

    Tegangan antar muka besar menyebabkan penggabungan (coalescence) lebih

    mudahnamun mempersulit proses pendispersian. Kemudahan penggabungan lebih

    dipentingkansehingga dipilih pelarut yang memiliki tegangan antar muka yang

    besar.

    (6) Chemical reactivity

    Pelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen-komponen

    dalamsystem dan material (bahan konstruksi).

    (7) Viskositas

    tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan penanganan dan

    penyimpanan.

    (8) Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.

    Koefisien distribusi

    Pada percobaan ini menentukan koefisien distribusi untuk system tri kloro etilen-

    asamasetat-air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada

    campuran ketigazat ini dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan. Pada

    konsentrasi rendah, koefisiendistribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga Y = K.X

    Y = konsentrasi solute dalam fasa ekstrak

    X = konsentrasi solute dalam fasa rafinat

    K = koefisien distribusi

    Neraca massa dan koefisian perpindahan massa

    Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa padakolom

    ekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap laju

  • alir dengan fasa air sebagai media kontinu. Symbol dan rumus-rumus yang digunakan

    dalam perhitungan ditunjukkan sebagai berikut. Untuk system tri kloro etilen-air-asam

    asetat,

    Vw = Laju alir air (L/s)

    Vo = Laju alir TCE (L/s)

    X = konsentrasi asam asetat dalam fasa organic (kg/L)

    Y = konsentrasi asam asetat dalam fasa air (kg/L)

    Indeks 1: pada puncak kolom

    Indeks 2: pada dasar kolom

    1.Neraca Massa

    Asam asetat yang terekstraksi dari fasa organic (rafinat) = Vo(X1-X2)

    Asam asetat yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak) = Vw(Y1-0)

    Maka: Vo(X1-X2) = Vw(Y1-0)

    2.Efisiensi Ekstraksi

    Koef mass transfer = laju perpindahan massa/(volume packing X gaya dorong rata-rata)

    Log rata-rata gaya dorong = (X1 X2)/ ln (X1/X2)

    X1: gaya dorong pada puncak kolom = X2 0

    X2: gaya dorong pada dasar kolom = X1 X1*

    X1*: konsentrasi asam di dalam fasa organic yang berkesetimbangan dengan konsentrasi

    Y1 di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini didapatkan dari kurva koefisien

    distribusi

  • Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil dalam

    ekstraksi cair-cair yaitu (Martunus dkk., 2006; Martunus & Helwani, 2004; 2005; 2006):

    1. Perbandingan pelarut-umpan (S/F).

    Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatan hasil ekstraksi

    tetapi harus ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses ekstraksi menjadi

    lebih ekonomis.

    2. Waktu ekstraksi.

    Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut dengan waktu

    ekstraksi yang lebih cepat.

    3. Kecepatan pengadukan.

    Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang memberikan

    hasil ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan minimum, sehingga

    konsumsi energy menjadi minimum.

    Ekstraktor cair-cair kontinu

    Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karena

    tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan

    dengan bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang kali dicampur dengan

    pelarut atau larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa

    meningkat.

    Setiap kali kedua fasa dipisalikan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut

    terus menerus diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak

    dikeluarkan secara kontinu.Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom

    ekstraksi,di samping itu juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler).

    Alat-alat ini terutama digunakan bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam

    kuantitas yang besar, atau bila bahan tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya

    secara terus menerus.

    Senyawa organik lebih larut dalam pelarut air dibandingkan dalam pelarut organik

    (koefisien distribusi antara pelarut organik dan air kecil). Ekstraksi senyawa dengan

    koefisien campuran rendah antara pelarut organik dan air biasanya memerlukan pelarut

    organik dalam jumlah yang banyak. Penggunaan pelarut yang besar ini bisa diatasi

    dengan ekstraksi kontinyu dimana hanya relative kecil volume pelarut yang dibutuhkan

  • (vogel, 1989 : 156). Teknik ekstraksi cair-cair kontinyu, pelarutnya dapat didaur ulang

    menjadi campuran yang mengandung air sehingga penyusunnya dapat diekstraksi dengan

    pelarut lain. (Ralph J. Fessenden, 1993 : 84).

    Gambar 5. Alat ekstraksi cair-cair kontinyu

    Gambar 5. menunjukkan alat ekstraksi kontinyu menggunakan pelarut yang lebih encer dari

    air (ekstraktor yang lain dapat dirancang untuk pelarut yang lebih kental dari air). Larutan

    yang diekstraksi ditem-patkan pada tabung panjang. Pelarut ditempatkan di labu destilasi,

    seperti ditunjukkan pada gambar. Ketika pelarut didestilasi, uap hasil kondensasi masuk pada

    pipa sempit yang ada dalam dasar tabung besar.Ketika pipa sempit itu diisi pelarut,

    gelembung-gelembung kecil pelarut naik melalui pipa dan keluar sebagai uap air.

    Ekstraksi senyawa organik di atas dengan air akan keluar kembali pada botol penyulingan,

    dimana lebih banyak lagi pelarut yang didestilasi. Ekstraksi cair-cair kontinyu ini

    membutuhkan waktu beberapa jam atau beberapa hari tetapi operator bebas beraktivitas

    dimana ekstraksi bekerja sendiri. Ketika ekstraksi sudah lengkap, ekstraks organik kering dan

    komponen organik bebas dari pelarut