EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

21
51 EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar - Eksternalitas Produksi dan Konsumsi - Dampak Ekternalitas Terhadap Biaya - Pajak Untuk Mengatasi Ekternalitas - Pemberian Subsidi B. Capaian Pembelajaran Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami eksternalitas produksi dan konsumsi, dampak ekternalitas terhadap biaya, pajak untuk mengatasi ekternalitas, pemberian subsidi. Untuk membantu saudara dalam melakukan pembelajaran, maka dalam modul ini disiapkan soal latihan baik dalam bentuk essay maupun pilihan ganda. Saudara dapat mengerjakan soal-soal tersebut guna mengetahui kemampuan saudara dalam penguasaan materi dalam modul ini C. Proses Pembelajaran 4.1. Eksternalitas Produksi dan Konsumsi Dalam suatu perekonomian setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya dan semakin modern suatu perekonomian semakin besar dan semakin banyak kaitannya dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antarkegiatan yang tidak

Transcript of EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

Page 1: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

51

EKSTERNALITAS

A. Kegiatan Belajar

- Eksternalitas Produksi dan Konsumsi

- Dampak Ekternalitas Terhadap Biaya

- Pajak Untuk Mengatasi Ekternalitas

- Pemberian Subsidi

B. Capaian Pembelajaran

Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa

diharapkan mampu memahami eksternalitas produksi dan konsumsi, dampak ekternalitas

terhadap biaya, pajak untuk mengatasi ekternalitas, pemberian subsidi.

Untuk membantu saudara dalam melakukan pembelajaran, maka dalam modul ini

disiapkan soal latihan baik dalam bentuk essay maupun pilihan ganda. Saudara dapat

mengerjakan soal-soal tersebut guna mengetahui kemampuan saudara dalam penguasaan

materi dalam modul ini

C. Proses Pembelajaran

4.1. Eksternalitas Produksi dan Konsumsi

Dalam suatu perekonomian setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan

aktivitas lainnya dan semakin modern suatu perekonomian semakin besar dan semakin

banyak kaitannya dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Apabila semua keterkaitan antara

suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau

melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak

menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antarkegiatan yang tidak

Page 2: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

52

melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu

kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang

disebut dengan eksternalitas. Analisa permintaan dan penawaran dapat menjelaskan

bahwa suatu tindakan dapat mempengaruhi kesejahteraan orang lain.

Dalam literatur asing, efek samping mempunyai istilah seperti: external effects,

externalities, neighboorhood effects, side effects, spillover effects. Sebagaimana telah

dijelaskan pada bab terdahulu, efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi

bisa positif (positive external effects, external economic) maupun negatif (negative

external effects, external diseconomic). Dalam kenyataannya, baik dampak negatif

maupun efek positif bisa terjadi secara bersamaan dan simultan. Dampak yang

menguntungkan misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang indah

dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang

melewati lokasi tersebut.

Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga

ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary

externalities) yang muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh

meningkatnya harga. Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau

kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak tinggi.

Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak external yang negatif terhadap

konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut.

Jadi suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang lain

tidaklah berarti adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut tercermin dalam harga-

harga sehingga tidak terjadi ketidakefisienan dalam perekonomian. Yang dimaksud

dengan eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap

orang lain (atau segolongan orang lain) tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga

timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.

Page 3: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

53

Gambar 31

Produksi Eksternalitas Negatif

Pada gambar di atas sumbu tegak merupakan harga Aluminium, sedangkan sumbu

datar merupakan jumlah Aluminium yang tersedia di pasar. Pada kondisi ini terlihat

bahwa harga keseimbangan terjadi di QMARKET. Akan tetapi ada biaya ekternalitas yang

harus di perhitungkan karena adanya polusi dari pabrik tersebut.

Page 4: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

54

Gambar 32

Produksi Eksternalitas Negatif

Pada harga H1X1, adalah solusi yang optimal jika tidak terjadi dampak

eksternalitas. Selisih antara MSC dengan PMC adalah MEC. Segi tiga abd memberikan

gambaran tentang jumlah biaya eksternal yang timbul. Dilain pihak pembuatan industry

robot yang dirancang untuk melakukan kegiatan tertentu sangat bermanfaat untuk

kemajuan tehnologi. Sebuah perusahaan yang mampu membuat robot tidak hanya

menguntungkan perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat secara

keseluruhan karena pada akhrnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang

bermanfaat (lihat gambar di bawah ini).

Page 5: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

55

Gambar 33

Produksi Eksternalitas Positif

Pada harga H0Q2, adalah solusi yang optimal jika tidak terjadi dampak

eksternalitas. Selisih antara MSC dengan PMC adalah MEC. Segi tiga abd memberikan

gambaran tentang jumlah manfaat eksternal yang timbul.

Page 6: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

56

Gambar 34

Produksi Eksternalitas Positif

Dalam hal eksternalitas consumsi positif, adalah konsumsi pendidikan. Semakin

banyak orang yang terdidik, masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan.

Pemerintah akan lebih mudah merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih

mampu menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat.

Page 7: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

57

Gambar 35

Konsumsi Eksternalitas Positif

Konsumsi minuman beralkohol misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika

si peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk,

sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam konsumsi ini juga

ada yang bersifat negative, sehingga produksi alkohol harus ditekan (lihat gambar di atas).

Page 8: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

58

Gambar 36

Konsumsi Eksternalitas Negatif

Dari penjelasan beberapa gambar di atas timbul pertanyaan apakah keseimbangan

pasar yang memperhitungkan efek eksternal dapat terealisasikan. Efisiensi ekonomi akan

tercapai bila Marginal Sosial Cost (MSC) = Marginal Sosial Bonefit (MSB). Padahal

seorang pengusaha tidak pernah memperhitungkan Marginal External Benefit (MEB) dan

Marginal External Cost (MEC) dalam menentukan harga dan jumlah barang yang

dihasilkannya. Karena itu, seorang pengusaha menentukan harga produk dan tingkat

Page 9: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

59

produksi pada suatu tingkat di mana Marginal Privat Cost (MPC) = Marginal Private

Benefits (MPB) atau (MEC = 0; dan MEB = 0). Apabila dalam melakukan kegiatan

produksi timbul suatu eksternalitas negatif, maka MEC > 0 sedangkan

MEB = 0. Ini berarti MPC < MSC, sehingga ada kecenderungan pengusaha berproduksi

pada tingkat yang terlalu besar, karena perhitungan biayanya menjadi terlalu murah

dibandingkan dengan biaya yang harus dipikul oleh seluruh masyarakat. Jadi di sini kita

lihat bahwa pada kasus eksternalitas yang negatif MSC = PMC + MEC > MSB, sehingga

produksi haruslah dikurangi agar efisiensi produksi ditinjau dari seluruh masyarakat

mencapai optimum.

4.2. Dampak Ekternalitas Terhadap Biaya

Bagaimana solusi bahwa swata mampu mengatasi masalah eksternalitas? Ada

sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama

perumusnya yakni ekonom Ronald Coase yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa

sangat efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang

berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah

penanggulangan masalah ekternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan

biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema

Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi

masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Untuk lebih

memahami makna teorema Coase, simaklah contoh berikut:

Di sebuah kota tinggal seseorang bernama A bersama anjingnya. Anjing terus-

terusan menggonggong sehingga sangat mengganggu B yang bertetangga dengan A. A

memetik manfaat dengan memelihara anjing tersebut, berupa rasa aman dan nyaman.

Namun pemeliharaannya atas anjing tersebut menimbulkan eksternalitas negatif

terhadap B. Haruskah A dipaksa mengirim anjing ke lokasi khusus penitipan hewan,

ataukah B yang harus dipaksa rela begadang sepanjang malam karena tidak bisa tidur

akibat gonggongan anjing tersebut?

Pertama-tama, kita perkirakan dahulu seperti apa pemecahannya secara sosial

(untuk semua pihak). Ada dua alternatif yang perlu dipertimbangkan dan untuk itu

÷÷ø

öççè

æ<

¶¶ 0vj

h

fx

Page 10: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

60

diperlukan perhitungan atas seberapa banyak nilai keuntungan bagi A dengan

memelihara anjing, dan berapa kerugian yang harus ditanggung B. Jika keuntungannya

melebihi kerugiannya maka pemecahan yang efisien secara sosial adalah A dibiarkan

terus memelihara anjingnya, sedangkan B harus rela tidur diiringi gonggongan anjing.

Sebaliknya, jika nilai kerugiannya melampaui nilai keuntungannya, maka A harus

menyingkirkan anjingnya. Menurut teorema Coase, pasar swasta dapat menciptakan

sendiri pemecahan yang efisien. Bagaimana caranya? Sebagai satu contoh, B dapat

menawarkan sejumlah uang kepada A agar menyingkirkan anjingnya. A akan

menerima tawaran itu, jika uang yang ditawarkan melebihi nilai keuntungannya dalam

memelihara anjing tersebut. Melalui tawar menawar, A dan B akhirnya akan dapat

menyepakati jumlah imbalan yang dapat diterima kedua belah pihak, dan seandainya

kesepakatan tersebut benar-benar dapat dicapai, maka itu berarti mereka dapat

menciptakan sendiri pemecahan atas masalah eksternalits yang mereka hadapi.

Semua uraian dalam contoh di atas, tentu saja bertumpu pada asumsi bahwa A

secara hukum memang dibenarkan memelihara anjingnya yang berisik itu, sehingga B

tidak bisa mengganggu gugat. Artinya, kita berasumsi bahwa A dapat memelihara

anjing dengan bebas, dan B harus memberinya imbalan agar A menyingkirkan

anjingnya itu secara sukarela. Lantas bagaimana jika ternyata hukum berpihak pada

B, atau jika B secara hukum berhak untuk menikmati ketenangan dan ketentraman di

rumahnya sendiri.

Menurut teorema Coase, distribusi awal hak atau perlindungan hukum itu tidak

menjadi persoalan, karena tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan pasar dalam

mencapai hasil yang efisien. Misalkan saja, B secara hukum dapat menggugat A agar

menyingkirkan anjingnya. Dalam kasus ini, hukum berpihak pada B, namun hasil

akhirnya tidak akan berubah. Dalam kasus ini, A dapat menawarkan sejumlah imbalan

kepada B agar ia dapat terus memelihara anjingnya. Andaikata nilai keuntungan A

lebih besar daripada kerugian B, maka keduanya akan dapat mencapai suatu

kesepakatan yang memungkinkan A terus memelihara anjingnya.

Jadi, terlepas dari distribusi hak pada awalnya, A dan B tetap berpeluang

mencapai kesepakatan. Meskipun demikian, soal distribusi hak itu bukannya sama

sekali tidak relevan, karena distribusi awal itulah yang menentukan distribusi

kesejahteraan ekonomi. Jika A yang memiliki hak awal untuk memelihara anjing,

Page 11: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

61

maka B lah yang harus memberi imbalan dalam kesepakatan yang mereka buat.

Sebaliknya, jika B yang mempunyai hak awal untuk hidup tenang, maka A yang harus

memberi imbalan. Namun dalam kedua kasus ini, kesepakatan tetap dapat dibuat

dalam rangka mengatasi masalah eksternalitas. Pada akhirnya, A hanya akan terus

memelihara anjingnya jika nilai keuntungannya melebihi nilai kerugiannya.

Jadi teori Coase ini muncul karena tidak jelasnya hak pemilikan suatu barang

sehingga menimbulkan masalah eksternalitas. Contoh lain yang dapat dikemukakan

adalah adanya sebuah pabrik aluminium yang membuang limbahnya ke dalam sebuah

sungai sedangkan di sebelah hilir sungai ada pabrik es yang menggunakan air sungai

untuk membuat es. Tindakan pabrik aluminium tersebut menyebabkan pabrik es harus

mengeluarkan biaya tambahan untuk menjernihkan air sungai dan biaya tambahan ini

besarnya tergantung tingkat pencemaran air sungai yang disebabkan oleh tindakan pabrik

aluminium tersebut. Kenapa pabrik aluminium tersebut membuang limbahnya ke sungai

dan tidak memproses terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai?

Ini disebabkan karena tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang berhak atas

aliran sungai di atas, sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai

merupakan barang umum yang dapat dilakukan apapun terhadapnya. Menurut Coase,

apabila pabrik es diberi hak milik atas aliran sungai tersebut maka pemilik pabrik es dapat

menuntut pabrik aluminium untuk membayar atas tindakannya yang menyebabkan polusi

air sungai. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kalkulasi harga aluminium

sehingga pabrik aluminium mempunyai inisiatif untuk tidak menimbulkan polusi terlalu

banyak.

Kurva OE menunjukkan besarnya ganti rugi yang harus dibayar oleh pabrik

aluminium kepada pabrik es karena menimbulkan polusi air sungai. Kita asumsikan

tingkat polusi tergantung pada tingkat produksi aluminium dan ganti rugi menjadi

semakin besar dengan semakin banyaknya polusi yang ditimbulkan. Besarnya polusi pada

tiap tingkat produksi ditunjukkan oleh kurva berikut:

Page 12: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

62

Gambar 37

Dampak Eksternalitas Terhadap Biaya

Pabrik aluminium tersebut apabila tidak diharuskan membayar ganti rugi karena

polusi yang ditimbulkannya akan menetapkan tingkat produksi di mana MC = MR.

Apabila pabrik tersebut dalam berproduksi mempunyai tujuan laba maksimum, maka

tingkat produksi yang ditetapkannya adalah pada OX0 dan harga sebesar OP0. Adanya

pembayaran ganti rugi polusi menyebabkan biaya total pabrik aluminium menjadi lebih

mahal, sehingga kurva biaya rata-rata bergeser ke atas dari AC0 ke AC1. Karena besarnya

ganti rugi polusi tergantung pada jumlah produksi maka ganti rugi tersebut merupakan

biaya variabel sehingga kurva biaya marginal juga bergeser ke atas dari MC0 ke MC1.

Akibatnya jumlah aluminium yang dihasilkan menjadi lebih sedikit (OX1) sedangkan

harganya menjadi bertambah mahal (OP1). Pada kenyataannya produsen tidak akan

memperhitungkan biaya polusi yang ditimbulkannya sehingga output yang efisien (OX1)

tidak akan tercapai secara otomatis melalui mekanisme pasar. Mekanisme pasar akan

Page 13: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

63

dapat mengatasi pencapaian output yang efisien apabila ada kejelasan mengenai hak

pemilikan atas aliran sungai.

Apabila hak pemilikan atas aliran sungai diberikan kepada pabrik aluminium,

maka pabrik tersebut merasa bebas untuk membuang limbahnya ke sungai. Pabrik es yang

menggunakan air sungai akan mengadakan perjanjian dengan pabrik aluminium agar

pabrik aluminium mau mengurangi produksinya (atau mengurangi polusi yang

ditimbulkan) dengan suatu jumlah pembayaran tertentu. Apabila kerugian karena

pengurangan produksi aluminium lebih kecil dari jumlah uang yang dibayarkan, maka

pabrik aluminium akan bersedia untuk mengurangi produksi aluminiumnya. Menurut

Coase kepada siapa hak milik atas aliran sungai akan diberikan, apakah kepada penyebab

polusi atau kepada penderita akibat polusi, tidak menjadi soal karena pemberian hak milik

kepada siapapun akan menyebabkan terjadinya alokasi sumber-sumber ekonomi yang

efisien. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar dibawah ini.

Gambar 38

Analisis Coase

Page 14: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

64

Kurva MB menunjukkan keuntungan marginal perusahaan pada setiap jumlah

hasil produksi yang terjual, sedangkan kurva PMC menunjukkan biaya marginal pada

setiap tingkat produksi. Kurva MD menunjukkan besarnya kerugian yang ditanggung

oleh masyarakat. Apabila hak milik diberikan kepada penyebab polusi (misalnya pabrik

aluminium), maka pabrik tersebut akan menentukan tingkat produksi sebesar OX1, yaitu

di mana MB = PMC sedangkan output yang optimal bagi seluruh masyarakat sebesar

pada OX0 yaitu di mana MB = PMC + MD. Karena hak milik sungai berada pada pabrik

aluminium, maka pihak yang menderita akibat polusi (dalam hal ini pabrik es) akan

mengadakan negosiasi dengan pabrik aluminium agar bersedia mengurangi polusi dengan

cara mengurangi produksi aluminium dengan suatu pembayaran. Pabrik aluminium akan

bersedia mengurangi produksi apabila jumlah uang yang dibayar oleh pabrik es lebih

besar dari pada MB - PMC (Harga > MB - PMC) sedangkan pabrik es bersedia

mengadakan negosiasi apabila jumlah pembayaran lebih sedikit dari pada kerugian akibat

polusi (Harga < MD). Jadi negosiasi akan terjadi apabila kesediaan untuk membayar lebih

besar daripada biaya yang hilang karena pengurangan produksi, atau MD > MB - PMC.

Pada tingkat produksi sebesar OX1, MB-PMC = 0(DX1-DX1), sedangkan pada

MD>0 yaitu sebesar EX1. Karena itu pada produksi sebesar OX1 terdapat kemungkinan

adanya negosiasi di antara kedua pihak. Pada tingkat produksi sebesar OX0; MB = AX0,

PMC = BX0 dan MD = CX0 = AB, sehingga MD = MB - PMC (CX0 = AB = AX0 – BX0)

sehingga OX1 merupakan tingkat produksi optimum. Sebaliknya pada tingkat produksi

sebesar OX2 kerugian yang diderita oleh pabrik aluminium karena pengurangan produksi

sebesar GH (MB - PMC). Karena GH > FX2, maka pabrik aluminium tidak bersedia untuk

mengurangi produksinya. Jadi kita lihat bahwa apabila pihak penyebab polusi yang

diberikan hak milik, maka negosiasi antara kedua pihak akan menyebabkan produksi

aluminium yang optimum, yaitu pada OX0.

Apabila hak milik sungai diberikan pada pihak penderita polusi (pabrik es) maka

pabrik aluminium akan membayar hak untuk membuang limbah ke sungai. Pihak pabrik

es bersedia memberikan hak tersebut apabila jumlah yang dibayar oleh pabrik aluminium

lebih besar dari pada MD (Harga > MD). Pabrik aluminium bersedia membayar apabila

jumlah yang dibayar lebih kecil daripada MB - PMC (Harga < MB - PMC).

Page 15: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

65

Misalnya pada produksi aluminium sebesar OX2 minimum jumlah uang yang

harus dibayar oleh pabrik aluminium adalah sebesar FX2 sedangkan pabrik aluminium

tersebut mau membayar maksimum sebesar GH (MB - PMC). Jadi jumlah yang mau

dibayarkan lebih besar dari maksimum pembayaran yang diminta sehingga hak polusi

akan diberikan. Sebaliknya pada tingkat produksi sebesar OX1 minimum jumlah

pembayaran adalah sebesar EX1, sedangkan pabrik aluminium tidak bersedia membayar

sama sekali. Karena itu pada tingkat produksi OX1, hak untuk membuang limbah tidak

diberikan oleh pabrik aluminium. Dengan analisa serupa dapat kita lihat bahwa apabila

hak milik sungai diberikan kepada pabrik es, kalkulasi untung-rugi menunjukkan jumlah

output yang optimum akan tercapai pada OX0.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengatasi masalah eksternalitas yang

penting adalah ketegasan mengenai hak pemilikan, sebab dengan diketahuinya hak

pemilikan secara tegas maka mekanisme pasar akan dapat membuat alokasi sumber-

sumber ekonomi yang efisien. Siapapun yang mempunyai hak milik pihak penyebab

polusi atau pihak penderita. Teori Coase mengenai eksternalitas di atas dapat

dilaksanakan hanya untuk masalah-masalah di mana pihak-pihak yang terlibat jumlahnya

sedikit sehingga dapat dilakukan negosiasi antara kedua belah pihak. Pada umumnya

dalam kenyataan pihak yang tersangkut dalam eksternalitas jumlahnya besar.

Misalnya pada masalah pencemaran air sungai. Kenyataannya, yang

mencemarkan air sungai jumlahnya banyak sekali, selain pabrik-pabrik juga rumah-

rumah penduduk yang membuang sampah ke dalam sungai. Untuk melaksanakan

negosiasi, pemilik sungai harus mampu menghitung jumlah polusi yang dilakukan dan

mengenakan denda polusi kepada setiap orang/pabrik. Selain itu pihak yang terkena

akibat polusi juga banyak sekali (baik pabrik maupun orang), sehingga biaya untuk

mengadakan negosiasi menjadi sangat mahal. Teori Coase yang sangat baik pada

kenyataannya tidak dapat dilaksanakan dalam kenyataan sehari-hari (tidak feasible),

sehingga untuk mengatasi masalah polusi diperlukan campur tangan pemerintah. Dalam

hal ini pemerintah dapat membuat alokasi sumber-sumber ekonomi menjadi efisien

dengan menggunakan beberapa cara lain, yaitu dengan pajak, subsidi, memberikan hak

dengan sistem lelang atau dengan peraturan.

Page 16: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

66

Jadi, dapat disimpulkan bahwa : Teorema Coase menyatakan bahwa pelaku-

pelaku ekonomi pribadi/swasta, dapat mengatasi sendiri masalah eksternalitas yang

muncul diantara mereka. Terlepas dari distribusi hak pada awalnya, pihak-pihak yang

berkepentingan selalu berpeluang mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua

pihak, dan merupakan pemecahan yang efisien.

4.3. Pajak Untuk Mengatasi Ekternalitas

Selain menerapkan regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga

dapat menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang

dapat memadukan insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh,

seperti telah disinggung di atas pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas

dengan menggunakan pajak (teori Pigou) terhadap kegiatan-kegiatan yang

menimbulkan eksternalitas negatif dan sebaliknya memberi subsidi untuk kegiatan-

kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif Para ekonom umumnya lebih

menyukai pajak dari pada regulasi sebagai cara untuk mengendalikan polusi, karena

biaya penerapan pajak itu lebih murah bagi masyarakat secara keseluruhan.

Alasan utama para ekonom itu memilih penerapan pajak, adalah karena cara ini

lebih efektif menurunkan polusi. Regulasi mewajibkan semua pabrik mengurangi

polusinya dalam jumlah yang sama, padahal penurunan sama rata, bukan merupakan

cara termurah menurunkan polusi. Ini dikarenakan kapasitas dan keperluan setiap

pabrik untuk berpolusi berbeda-beda. Besar kemungkinan salah satu pabrik (misalkan

pabrik kertas), lebih mampu (biayanya lebih murah) untuk menurunkan polusi

dibanding pabrik lain.

Pemerintah dapat memecahkan alokasi sumber yang lebih efisien dengan

mengenakan pajak kepada pihak penyebab polusi (misalnya pabrik aluminium), di mana

pajak tersebut merupakan pajak per unit. Analisa pajak untuk meningkatkan efisiensi

penggunaan sumber-sumber ekonomi dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini:

Page 17: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

67

Gambar 39

Pajak Untuk Mengatasi Eksternalitas

Kalkulasi pabrik aluminium tanpa memperhitungkan eksternalitas adalah tingkat

produksi OX1 di mana pada titik B menunjukkan keuntungan marginal yang sama

besarnya dengan biaya marginal perusahaan (MB = PMC). Pemerintah mengenakan

pajak pada perusahaan aluminium tersebut sebesar t = ED untuk setiap unit aluminium

yang diproduksikan pabrik tersebut. Akibatnya perusahaan aluminium tidak akan

berproduksi sebesar OX1 karena dengan demikian maka pabrik tersebut harus membayar

pajak sebesar t per unit output yang dihasilkannya. Perusahaan aluminium akan

mengurangi produksinya sampai titik E yaitu sampai biaya marginal perusahaan termasuk

pajak sama dengan keuntungan marginal (MB = PMC + t), yaitu pada tingkat produksi

sebesar OX0. Pada titik E inipun tercapai alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien

karena pada titik E tersebut MB = PMC + MD. Penerimaan perintah dari pajak sebesar

Page 18: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

68

ED dikali OX0 yang dapat digunakan untuk memberi kompensasi pada pihak yang

terkena akibat polusi atau untuk menyediakan fasilitas kesehatan bagi orang-orang yang

sakit karena menggunakan air sungai yang tercemar itu. Keuntungan keseluruhan bagi

masyarakat adalah kerugian pengusaha karena pengurangan produksi dan keuntungan

masyarakat karena berkurangnya polusi, atau secara matematis dengan melihat gambar

di atas ditunjukkan sebagai berikut:

Keuntungan penderita CBDE

Kerugian Pengusaha EDB -

Keuntungan Masyarakat BCE

Kelemahan dari kebijaksanaan pengenaan pajak adalah penentuan jumlah pajak

yang harus dilakukan dengan coba-coba (trial and error) sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk dapat dilaksanakan secara optimal. Saat pemerintah mengetahui pajak

yang optimal, keadaan sudah berubah sehingga diperlukan studi lagi yang memerlukan

waktu yang lama.

4.4. Pemberian Subsidi

Cara lain untuk meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi karena

adanya eksternalitas adalah dengan pemberian subsidi kepada pabrik aluminium (atau

kepada pihak yang menimbulkan polusi) atas setiap unit aluminium yang dikurangi

produksinya di bawah OX1. Subsidi yang diberikan besarnya adalah ED untuk setiap unit

produksi yang dikurangi. Apabila pabrik aluminium tidak bersedia mengurangi

produksinya dan tetap berproduksi pada OX1 maka untuk setiap unit aluminium berarti

pabrik tersebut akan kehilangan subsidi dari pemerintah, sehingga biaya oportunitas

perusahaan adalah biaya marginal ditambah subsidi yang hilang. Dengan berproduksi

sebesar OX1 unit maka biaya oportunitas bagi pabrik tersebut bukanlah sebesar BX1,

tetapi CX1 yaitu sebanyak PMC + subsidi yang hilang (= BX1 + BC). Biaya oportunitas

tersebut lebih besar dari penerimaannya (yang sebesar BX1), sehingga perusahaan

aluminium tersebut akan mengurangi produksinya.

Sebaliknya, pada tingkat produksi yang lebih kecil dari OX0, MB (biaya marginal)

> PMC + subsidi sehingga pabrik aluminium tidak bersedia mengurangi produksinya,

Page 19: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

69

tetapi akan menambah produksi, sedangkan pada OX0, keuntungan marginal sama

dengan biaya marginal ditambah subsidi, atau MB = PMC + BG, sehingga OX0

merupakan output keseimbangan di mana sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara

efisien. Jadi di sini kita lihat bahwa akibat pengenaan pajak atau pemberian subsidi dapat

mengurangi produksi sampai tercapainya optimisasi.

Gambar 40

Masalah Pengaturan Untuk Mengatasi Polusi

Peraturan suatu negara dapat meminimalkan jumlah polusi dalam ukuran tertentu.

Misalkan ada dua pabrik yaitu pabrik aluminium dan pabrik es. Kurva MBX dan MBZ

masing-masing adalah menunjukkan keuntungan pabrik aluminium dan pabrik es.

Perhitungan untung maupun rugi kedua perusahaan tersebut adalah sebesar OX1=OZ1

dimana PMCX=PMCZ=MBX=MBz. Pada tingkat produksi sebesar OX pabrik Aluminium

berada dalam keadaan optimal yaitu MBX=PMC +MD tetapi pabrik es tidak berada dalam

keadaan optimal karena efisiensi pabrik es pada tingkat produksi OX0 keuntungan

Page 20: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

70

marginal atau MBz lebih besar dari PMC + MD. Efisiensi bagi pabrik roti terjadi jika

pabrik tersebut menghasilkan output sebesar OZ0.

LATIHAN

2. Jelaskan eksternalitas produksi dan konsumsi!

3. Bagaimana dampak pemberian subsidi pemerintah dalam hal eksternalitas?

4. Bagaimana dampak eksternalitas terhadap biaya?

EVALUASI

1. Keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi sebagai

dampak tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak bisa dimasukkan dalam

perhitungan biaya secara normal, dinamakan ....

b. Floor price

c. Eksternalitas

d. Barang altruism

e. Opportunity

2. Pembanguan irigasi selain mengeluarkan biaya dalam bentuk uang untuk membeli

bahan bangunan juga mengakibatkan munculnya biaya berupa petani setempat tidak

dapat bertani lagi. Biaya terakhir tersebut dalam ilmu ekonomi dinamakan ....

a. Biaya peluang (opportunity cost)

b. Biaya sosial (social cost)

c. Biaya pembangunan (developmental cost)

d. Biaya lingkungan (environmental cost)

3. Campur tangan pemerintah dalam mengendalikan harga dengan menentukan harga

minimum dapat berdampak ....

a. Produsen mengurangi jumlah produksinya

b. Harga pasar naik

d. Permintaan berkurang

e. Konsumen dirugikan

Page 21: EKSTERNALITAS A. Kegiatan Belajar

71

4. Adanya perbedaan pada struktur biaya dan produksi limbah pada industri yang

sejenis maka yang harus dibedakan pula adalah ….

a. Tingkat penggunaan factor produksi

b. Harga jual hasil produksi barang sejenis

c. Jenis dan jumlah barang yang harus diproduksi

d. Jumlah polusi maksimum yang diperkenankan

5. Teori yang menyebutkan bahwa masing-masing pihak terkait adanya eksternalitas

dapat bernegosiasi menyelesaikan permasalahan eksternalitas mereka sendiri adalah…

a. Coase Theorem

b. Pigouvian Theorem.

c. Nicholson Theorem

d. Win-win solution theorem

REFERENSI

Aronson J. R., Public Finance McGraw-Hill, Inc. Printed in the United of America, 1985 Bohnet, A., Finanzwissenschaft: Grundlagen staatlicher Verteilungspolitik, 2. Auflage,

München: Wien : Oldenbourg1999 Herber B. P., Modern Public Finance, The Irwin Series in Economics, Fourth Edition

Consulting Editor Lloyd G. Reynolds, The University of Arizona 1979

Mangkoesoebroto G., Ekonomi Publik, Edisi 3, BPFE Yogyakarta 1993 Musgrave, A. R., Musgrave B., Public Finance in Theory and Practice (Keuangan Negara

dalam Teori dan Praktek), Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Erlangga 1991

Reksohadiprodjo, S., Ekonomika Publik, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta 1999 Simarmata DJ. A., Analisa Proyek Publik dan Pemerataan, FE-UI 1993 Tope, P., Ekonomi Publik, Universitas Tadulako Press, Palu 2004 Zimmermann, H., Henke, K-D., Finanzwissenschaft, Eine Einführung in die Lehre von

der offenlichen Finanzwissenschaft, 7. Auflage, München 1994