KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 · 2017. 9. 19. · KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 (...
Embed Size (px)
Transcript of KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 · 2017. 9. 19. · KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 (...

KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative)
A. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN STEK
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetative buatan dengan menggunakan sebagian akar, batang, dan daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru.
Persyaratan bahan stek : 1. Batang/cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua, minimal berumur 1 tahun
kecuali untuk stek pucuk.
2. Bebas dari serangan hama dan penyakit
3. Warna batang/pucuk masih segar, berwarna hijau

Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru
yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh
factor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu
faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang
berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.
Keuntungan dan kerugian perbanyakan dengan stek :
Keuntungan :
- caranya sederhana (tidak memerlukan teknik yang rumit)
- Memiliki sifat yang sama dengan induknya
Kerugian :
- memiliki perakaran lemah, karena berakar serabut
- tidak bisa digunakan untuk perbanyakan semua jenis tanaman
- persentasi keberhasilan pertumbuhan rendah
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran
seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi
rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena
cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.
B. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN CANGKOK
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan
untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan
cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas

kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang
dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya
dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering,
Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar.
Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan
sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem
perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah:
1. waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan
penyiraman berulang-ulang
2. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik
buahnya
3. Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media
cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.
Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45 derajat atau ke
samping dan rajin berbuah.
Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain :
1. Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah.
2. Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilih yang
memiliki sifat baik.
Adapun kelemahannya antara lain :
1. Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal.
2. Bentuk pohon induk menjadi rusak.
3. Tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak dalam waktu yang cepat.
4. Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan.
5. Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah
pohon induk menjadi terganggu.
Media yang dapat digunakan untuk mencangok :
Moss
Pupuk kandang
Kompos
Tanah gembur
Sabut Kelapa
dll

C. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN GRAFTING/SAMBUNG
Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman
hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta
berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi
kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting.
Inkompatibilitas antar jenis tanaman yang disambung dapat dilihat dari kriteria
sebagai berikut:
1. Tingkat keberhasilan sambungan rendah
2. Pada tanaman yang sudah berhasil tumbuh, terlihat daunnya menguning, rontok,
dan mati tunas
3. Mati muda, pada bibit sambungan
4. Terdapat perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dengan batang atas
5. Terjadinya pertumbuhan berlebihan baik batang atas maupun batang bawah
Batang bawah atau rootstock/understam adalah tanaman yang berfungsi
sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran yang
berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya.
Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari tan vegetative (klon).
Batang bawah asal biji (semai) lebih menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak
membawa virus dari pohon induknya dan sistem perakarannya bagus.
Kelemahannya yaitu secara genetik tidak seragam. Variasi genetik ini dapat
mempengaruhi penampilan tanaman batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu
perlu dilakukan seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari,
1995).
Agar hasil sambungan dapat memuaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
:
1. Batang atas dan batang bawah harus kompatibel
2. Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan
3. Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat

4. Pekerjaan segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk
5. Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah
penyambungan selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas.
Metode yang dikembangkan adalah sambung lidah (tongue grafting), sambung
samping (side grafting), sambung celah (cleft grafting), sambung susu (approach
grafting), dan sambung tunjang (inarching).
Persyaratan bibit batang bawah :
1. Mempunyai daya adaptasi yang luas.
2. Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama/penyakit
yang ada dalam tanah, serta dapat tumbuh pada tanah yang kondisinya kurang
menguntungkan.
3. Mempunyai batang yang kuat.
4. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas.
5. Tidak mempunyai pengaruh negatif pada batang atas.
Batang atas yang biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas atau
tajuk tanaman yang di kemudian hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul.
Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik
okulasi ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting
dengan tunas pucuk yang digunakan dalam sambungan (grafting).
Persyaratan batang atas :
1. Besar cabang hampir sama dengan besar batang bawah, cabangnya lurus.
2. Umur cabang hampir sama dengan umur batang bawah.
3. Cabang diambil pada waktu pohon induk dalam keadaan dorman
Berikut beberapa teknik Penyambungan antara lain :
1. Penyusuan
Penyusuan adalah cara penyambungan tanaman dimana kedua tanaman
baik batang atas maupun batang bawah masing-masing masih memiliki system
perakarannnya.
Cara penyusuan ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
Sambung lengkung
Sambung lidah
Sambung pelana

2. Sambung pucuk
sambung pucuk dapat dilakukan dengan cara
Sambung baji
Sambung baji terbalik

Sambung cemeti
Sambung lidah
3. Sambung Sisip

4. Sambung Susu

5. Sambung mahkota
6. Sambung Keji

D. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN BUDDING/OKULASI
Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran
batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann et al,
1997). Tanaman sebelah atas disebut entries atau batang atas (scion), sedangkan
tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock) (Ashari,
1995). Batang atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa
tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan
berkembang menjadi sistem perakaran (Hartmann et al, 1997).
Teknik ini dipilih dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang
sukar/tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, perundukan, pemisahan, atau
dengan cangkok. Menurut Ashari (1995), banyak jenis tanaman buah-buahan yang
sukar/tidak dapat diperbanyak dengan cara-cara tersebut, tetapi mudah dilakukan
penyambungan, misalnya pada manggis, mangga, belimbing, jeruk dan durian.
Syarat batang bawah untuk okulasi :
1. Tanaman berasal dari biji
2. Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan
3. Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik),
kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses
merekatnya mata tempel ke batang bawah.
4. Batang sudah berkayu dan tumbuh subur, dan rimbun.
5. Tidak terserang hama atau penyakit
6. Perakarannya baik.

Syarat batang atas untuk okulasi :
1. Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan
juga tidak terlalu muda (setengah berkayu).Warna kulitnya coklat muda
kehijauan atau abu-abu muda. Entres yanng diambil dari cabang yang terlalu tua
pertumbuhannya lambat dan persentase keberhasilannya rendah. Besar
diameter cabang untuk entres ini harus sebanding dengan besarnya batang
bawahnya.
2. Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah
rontok). Pada tanaman tertentu sering dijumpai cabang entres yang masih ada
daun melekat pada tangkai batangnya. Untuk itu perompesan daun harus
dilakukan dua minggu sebelum pengambilan cabang entres. Dalam waktu dua
minggu ini, tangkai daun akan luruh dan pada bekas tempat melekatnya (daerah
absisi) akan terbentuk kalus penutup luka yang bisa mencegah masuknya
mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).
3. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah
kesuburan dan kesehatan pohon induk. Untuk meningkatkan kesuburan pohon
induk, biasanya tiga minggu sebelum pengambilan batang atas dilakukan
pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan pohon induk ini penting karena
dalam kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah sekali ditularkan pada
bibit.
4. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan
dari kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium) akan tampak
berair, ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya segera
diokulasikan akan mempercepat pertautan dengan batang bawah.
Bentuk pengambilan entres (mata tunas) :
Segiempat
Sayatan
Bulatan/temple

Kegiatan Belajar 2 ( Melakukan Pembiakan tanaman secara vegetative)
Peralatan yang digunakan antara lain :
pisau okulasi gunting stek
gergaji stek
STEK
Macam teknik penyetekan : Stek datar
Stek miring
Stek bermartil/bertumit
a. STEK DAUN
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa
lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol.
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau
meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal dari
meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada
tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula dan Lily,
akar dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan.
Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang
7,5 – 10 cm (Sansevieria) atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam
pada media (Hartmann et al, 1997). Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia
yang umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm.
b. STEK UMBI
Bahan utama pada stek ini adalah umbi yaitu umbi batang, umbi akar, dll. Sebagai bahan perbanyakan dapat digunakan umbi secara utuh atau dipotong-potong asalkan setiap potongan memiliki caon tunas. Untuk menghindari terjadinya busuk pada potongan umbi, maka umbi dapat direndam pada larutan fungisida dan bakterisida.
Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain: Solanum
tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lainlain.
c. STEK BATANG
Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokkan
menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni:
berkayu keras; contoh apel, cemara
semi berkayu; contoh jeruk
Lunak; contoh tanaman Magnolia
Herbaceous; contoh Dieffenbachia, Chrysanthemum, Ipomoea batatas
Factor yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan dengan perbanyakan
tanaman secara stek antara lain :

Pemotongan bahan stek (halus, kasar)
Panjang dari potongan bahan stek (20-30 cm)
Jumlah mata tunas (3-5 mata tunas)
Kelembaban udara pada waktu memotong
Tempat untuk menanam bahan stek (struktur tanahnya remah/subur)
Tidak kena sinar matahari secara langsung (dibuatkan naungan)
Jumlah daun yang masih terbawa pada bahan stek, sebaiknya dikurangi,
untuk mengurangi penguapan
Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) contohnya Rootone F yang
berbentuk tepung.
CANGKOK
Syarat tanaman/pohon induk untuk dicangkok minimal sudah berbunga untuk
tanaman hias dan sudah berbuah minimal 3 kali untuk tanaman buah.
Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yakni :
1. Cabang kecil
Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang kecil.
Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena
disitulah terkumpul zat pembentuk akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabang
bisa dibuat satu atau lebih sayatan (cangkok berantai).
2. Cabang besar
Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya melebih 2 cm.
Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah akar yang sesuai
untuk memasok air dan zat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan
ditanam. Perakaran yang tumbuh dari bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil
sering kurang memadai. Oleh karena itulah bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa
agar bidang yang nantinya ditumbuhi akar menjadi luas.
Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium. Kambium yang umumnya
terdapat hanya pada tanaman dikotil ini kmerupkan suatu tabunga yang berada
antara xilem dan floem. Hasil kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang
berkayu. Untuk menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses
pertumbuhan akar tidak terganggu, kambium harus dihilangkan.
Macam-macam pembungkus cangkokan :
Sabut kelapa
Tabung bambu
Kaleng bekas
Plastik bening
Pot tanah atau plastik

SAMBUNG(GRAFTING)
Tahapan sambung pucuk secara umum : 1. Pemotongan batang bawah
2. Pembelahan batang bawah
3. Melancipkan 2 sisi pangkal batang atas
4. Batang atas siap disambungkan
5. Batang atas disambungkan dengan batang bawah
6. Pengikatan dengan tali plastik
7. Sambungan telah diikat
8. Sambungan diselubungi
9. Sambungan telah jadi dan bertaut
dengan kantong plastic ditandai keluarnya kuncup daun
OKULASI
Tahapan Okulasi :
1. Okulasi dengan menggunakan bibit
2. Pembuatan 2-3 sayatan di batang bawah berdiameter 3-5 mm, berumur 3-4 bulan
3. Pengambilan mata entres dari batang atas
4. Mata entres terpisah dengan batang atas
5. Mata entres terlepas dengan kayunya
6. Mata entres terlepas tanpa kayunya dan siap ditempel
7. Menempelkan mata
8. Pengikatan dengan tali plastic
9. Arah ikatan dari bawah ke entres ke sayatan batang atas
10. Setelah 2-3 minggu okulasi
11. Mata tunas tumbuh hasil okulasi sudah dapat dibuka
Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Penyambungan
(Perbanyakan vegetative)
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbanyakan vegetatif dapat dibagi
menjadi tiga golongan:
a). Faktor lingkungan
Waktu penyambungan
Pada umumnya penyambungan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah,
tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari.
Waktu terbaik pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00
pagi, karena saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium
tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam 12.00 siang daun mulai

layu.Tetapi ini bisa diatasi dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari
sinar matahari langsung.
Temperatur dan kelembaban
Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi pembentukan
jaringan kalus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu sambungan.
Temperatur yang diperlukan dalam penyambungan berkisar antara 7,2°C-32°C, bila
temperatur kurang dari 7,2°C pembentukan kalus akan lambat, dan bila lebih dari
32°C pembentukan kalus menjadi lambat dan dapat mematikan sel-sel pada
sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 25°C-30°C.
Penyambungan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembabannnya rendah
akan mengalami kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus
pada sambungan karena banyak sel-sel pada sambungan mati.
Cahaya
Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penyambungan
berlangsung, oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi
atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancarkan sinarnya. Cahaya yang
terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan
dapat merusak kambium pada daerah
sambungan.
b). Faktor tanaman
a. Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas yang sama akan
menghasilkan sambungan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil
sambungan akan hidup lama, produktif dan kuat.
Gejala-gejala inkompatibilitas antara dua tanaman yang disambung antara lain :
Gabungan antara species, varietas atau klon-klon yang tidak pernah membentuk
sambungan.
Gabungan antara dua tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan
sangat kecil.
Setelah sambungan tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati.
Adanya perbedaan antara batang atas dan batang bawah dalam pertumbuhan
vegetatif pada permulaan atau akhir musim.
Adanya pertumbuhan yang berlebihan di atas atau di bawah sambungan.
Terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman
menjadi kerdil).
b. Keadaan fisiologi tanaman
Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk disambungkan ke tanaman
lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.

c. Penyatuan kambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak
terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir
sama.
c). Faktor pelaksanaan
a. Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi
penyakit dan kerusakan pada kambium
b. Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali
pengikat yang tipis dan lentur.
c. Keserasian bentuk potongan
Keserasian bentuk potongan antara batang atas dan batang bawah perlu
diperhatikan untuk mendapatkan kesesuaian letak penyatuan kambium batang atas
dan batang bawah yang serasi.

Kegiatan Belajar 3 (Memelihara bibit hasil pembiakan secara vegetative)
Dalam pembiakan tanaman secara stek dilakukan pemeliharaan yang
meliputi:
a. Pengairan
Pengairan diberikan pada waktu media tanaman mulai kering, biasanya
dilakukan setiap hari, waktu pengairan (penyiraman) pada pagi hari yaitu dengan
menggunakan alat Pengairan (penyiraman) pada pembibitan dengan cara stek
dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore (tergantung kondisi tanaman atau
media tanamnya.
Dalam pengairan pembibitan stek diberikan secara merata dengan cara mengayun-
ahunkan gembor yang diisi dengan air.
b. Pemupukan
Pemupukan pada bibit stek dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk
daun satu minggu sekali dengan konsentrasi 0,2-0,3% pupuk dilarutkan dalam air
setelah itu disemprotkan pada bibit hasil stek.
c. Penyiangan
Penyiangan dalam pembibitan stek baik dalam bedengan, bak batu bata,
kotak kayu dan polybag perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut
rumput-rumput yang berada disekitar bibit stek. Penyiangan dilakukan agar supaya
pertumbuhan bibit stek tidak terganggu baik dalam menyerap unsur hara maupun
mengganggu dalam pencahayaan (proses asimilasi).
d. Pengendalian hama penyakit
Serangan hama dan penyakit segera diberantas dengan pestisida untuk
menjaga terjadinya serangan hama dan penyakit di lakukan pengendalian secara
precentif yaitu disemprot setiap 2 kali dalam 1 minggu, hama yang menyerang pada
pembibitan yaitu kutu-kutu daun, ulat dan kepik, pestisida yang digunakan dengan
konsentrasi 0,1- 0,2%.
e. Pemangkasan
Bibit hasil setekan yang masih berada daun pembibitan perlu dilakukan
pemangkasan agar supaya didapatkan tunas yang banyak sehingga akan dihasilkan
bibit stek yang banyak tunas. Pada waktu akan dipindahkan bibit stek perlu
dilakukan pemangkasan agar supaya mengurangi penguapan yang berlebihan
sehingga akan mengakibatkan bibit mengalami stress (staknasi). Pemangkasan
dilakukan dengan menggunakan gunting atau pisau.
Di dalam pemotongan stek dilakukan menurut jenis dari bahan stek yang
diperbanyak. Setiap jenis tanaman mempunyai syarat pemotongan yang berbeda
baik ukuran panjangnya maupun bentuk ukurannya.
Pemeliharaan bibit merupakan rangkaian kegiatan yang tidak boleh
dilupakan. Pada pembiakan tanaman dengan sambung dan okulasi ini,
pemeliharaan bibit meliputi :

1). Pengairan/Penyiraman
Air mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kesuburan media
tanam. Oleh karena itu, pemberian air dalam media tanam harus diatur sehingga
cukup memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberian air diantaranya adalah :
a). Sifat fisik media tanam
Sifat fisik media tanam, misalnya tekstur, menentukan banyaknya kebutuhan
air. Tekstur media tanam yang lebih halus mempunyai kemampuan memegang air
lebih kuat. Dengan demikian kebutuhan air media tanam yang bertekstur halus lebih
banyak dari pada media tanam yang bertekstur kasar. Misal pasir mempunyai
kemampuan mengabsorbsi air lebih rendah dari pada tanah liat. Pasir menjadi cepat
basah dan mudah kering. Oleh karena itu, frekuensi pemberian air pada media pasir
lebih sering dilakukan, tetapi jumlahnya lebih sedikit.
b). Pengaruh musim
Untuk mempertahanakan kelembaban pada media tanam, saat musim hujan
jumlah dan frekuensi air siraman dikurangi. Pada musim kemarau diusahakan
jumlah dan frekuensi air siraman ditambah agar media tanam tidak kering. Karena
pada musim kemarau tingkat penguapannya lebih tinggi sehingga media cepat
kering.
Kekurangan atau kelebihan air pada musim kemarau terjadi penguapan yang tinggi
dan dapat mempengaruhi kondisi air dalam media tanam. Tanpa diimbangi
penyiraman yang rutin, menyebabkan media cepat kering. Bila keadaan kering ini
dibiarkan berkepanjangan maka daun-daun bisa gugur dan lama kelamaan bibit
akan mati. Begitu juga pada musim penghujan, media tanam akan cenderung
kelebihan air sehingga kondisi media tanam akan menjadi sangat lembab. Hal ini
akan memacu pertumbuhan penyakit pada bibit. Selain itu air yang berlebihan
sampai menggenang dalam media terlalu lama dapat menyebabkan busuk akar,
akibatnya bibit akan mati.
2). Pemupukan
Pemupukan merupakan aktivitas pemberian unsur-unsur hara untuk
mendukung pertumbuhan tanaman dan mempertahankan kesuburan media tanam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan yaitu:
a). Jenis pupuk
Pupuk yang berasal dari bahan anorganik seperti Amonium Nitrat,
mempunyai kelarutan unsur hara yang tinggi. Bila diberikan secara teratur pada
media tanam, maka ketersediaan unsur hara dapat dipertahankan.
b). Waktu pemberian pupuk
Pemberian pupuk perlu memperhatikan keadaan musim. Pada awal atau
akhir musim hujan merupakan saat yang tepat untuk melakukan pemupukan pada
tanaman tahunan. Namun

pemberian pupuk pada bibit dalam polybag sebaiknya dilakukan secara periodik
dengan frekuensi pemberian yang lebih sering dan tidak bergantung pada musim.
Satu hal yang perlu diingat dalam pemberian pupuk adalah jangan melakukan
pemupukan ketika media tanam kekurangan air, karena unsur-unsur hara tidak
dapat diserap oleh tanaman. Pupuk diberikan pada waktu daun-daunan mulai
menguning dan pertumbuhan sedikit mulai terhambat.
c). Cara Pemberian pupuk
Ada beberapa cara pemberian pupuk yang dapat dilakukan yaitu ditaburkan,
disiramkan dan disemprotkan. Pemberian pupuk pada tanaman yang ada dalam
polybag lebih efektif dilakukan dengan disiramkan atau disemprotkan.
3). Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang sering menyerang sambungan atau okulasi antara
lain: tungau merah, Aphia spec (kutu daun) dan penyakit yang disebabkan oleh
jamur. Cara untuk mencegah di samping dengan kebersihan pada alat-alat dan
tempat penyambungan/ okulasi, juga dengan pemeliharaan yang sebaik-baiknya
dari tanaman yang disambung.
Pemakaian pestisida dapat pula dipergunakan bila tingkat serangan hama dan
penyakit sudah tinggi. Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam penggunaan
pestisida adalah :
Dosis atau konsentrasi pestisida.
Jenis pestisida disesuaikan dengan organisme pengganggu.
Waktu pemberian disesuaikan dengan cuaca, tahap pertumbuhan bibit dan
organisme pengganggu.
Cara pemberian pestisida disesuaikan dengan bentuk pestisida misal
disemprot/ditaburkan.
Sebelum menggunakan pestisida terlebih dahulu bacalah petunjuk penggunaan
yang tertera pada label.