Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung sebagai Upaya ...

4
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 AbstrakWisata Kuliner Payung terletak di batas barat Kota Batu Jawa Timur. Terkenal sebagai kawasan peristirahatan dan kuliner bagi para pengendara yang melewati jalur antar kota Kediri dan Batu tersebut karena view dan suasana yang diberikan pada kawasan kuliner tersebut. Berdiri di tebing pada jalan kolektor primer antara kota Batu dan Kediri. Objek rancang yang baru diangkat dari ide kawasan kuliner yang terkenal ini. Objek rancang terletak tepat di antara Jambuluwuk Resort dan hutan lindung, tepat berbatasan akhir lahan yang mempunyai peruntukkan perdagangan dan jasa yang memungkinkan objek ini akan berdiri. Menggunakan pendekatan rancang berupa payung (bisa berarti kawasan kuliner Payung atau benda peneduh hujan) yang kemudian dimetaforakan ke dalam objek rancang. Dengan metode dan mempertimbangkan segala aspek-aspek rancang maka Restoran Payung Batu ini nanti mampu menggambarkan kembali kawasan “Payung” baru yang memperhatikan aspek arsitektural serta mampu menjawab kebutuhan kuliner kepada para wisatawan. Kata Kunci : batu, bar, cafe, kuliner, payung, restoran I. PENDAHULUAN Kota Batu merupakan kota wisata yang cukup banyak diminati dan dikunjungi di Jawa Timur. Banyak di sana wisata museum, perhotelan, kuliner, wahana permainan, dan lain- lain[1]. Salah satu pendukung bahwa kota ini banyak diminati oleh orang-orang pendatang yaitu suhu daerah ini tergolong dingin dan nyaman karena terletak di daratan tinggi dengan ketinggian antara 680-1.200 meter dari permukaan air laut dan bersuhu rata-rata 15-19 derajat celcius[2]. Dengan suhu rata-rata yang sejuk tersebut dapat memberikan pengunjungnya kenyamanan daripada suhu yang panas pada perkotaan padat penduduk. Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payungsebagai Upaya Memunculkan Wisata Kuliner yang Baru Nadhiva Zahida Mufty, Bambang Soemardiono, Rabbani Kharismawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] Gambar 1 Objek Wisata Kuliner Payung, Batu Gambar 2 Konstruksi Objek Wisata Kuliner Payung, Batu

Transcript of Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung sebagai Upaya ...

Page 1: Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung sebagai Upaya ...

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

Abstrak—Wisata Kuliner Payung terletak di batas barat Kota

Batu Jawa Timur. Terkenal sebagai kawasan peristirahatan dan

kuliner bagi para pengendara yang melewati jalur antar kota

Kediri dan Batu tersebut karena view dan suasana yang diberikan

pada kawasan kuliner tersebut. Berdiri di tebing pada jalan

kolektor primer antara kota Batu dan Kediri. Objek rancang yang

baru diangkat dari ide kawasan kuliner yang terkenal ini. Objek

rancang terletak tepat di antara Jambuluwuk Resort dan hutan

lindung, tepat berbatasan akhir lahan yang mempunyai

peruntukkan perdagangan dan jasa yang memungkinkan objek ini

akan berdiri. Menggunakan pendekatan rancang berupa payung

(bisa berarti kawasan kuliner Payung atau benda peneduh hujan)

yang kemudian dimetaforakan ke dalam objek rancang. Dengan

metode dan mempertimbangkan segala aspek-aspek rancang maka

Restoran Payung Batu ini nanti mampu menggambarkan kembali

kawasan “Payung” baru yang memperhatikan aspek arsitektural

serta mampu menjawab kebutuhan kuliner kepada para

wisatawan.

Kata Kunci : batu, bar, cafe, kuliner, payung, restoran

I. PENDAHULUAN

Kota Batu merupakan kota wisata yang cukup banyak

diminati dan dikunjungi di Jawa Timur. Banyak di sana wisata

museum, perhotelan, kuliner, wahana permainan, dan lain-

lain[1]. Salah satu pendukung bahwa kota ini banyak diminati

oleh orang-orang pendatang yaitu suhu daerah ini tergolong

dingin dan nyaman karena terletak di daratan tinggi dengan

ketinggian antara 680-1.200 meter dari permukaan air laut dan

bersuhu rata-rata 15-19 derajat celcius[2]. Dengan suhu rata-rata

yang sejuk tersebut dapat memberikan pengunjungnya

kenyamanan daripada suhu yang panas pada perkotaan padat

penduduk.

Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung”

sebagai Upaya Memunculkan Wisata Kuliner

yang Baru Nadhiva Zahida Mufty, Bambang Soemardiono, Rabbani Kharismawan

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

Gambar 1 Objek Wisata Kuliner Payung, Batu

Gambar 2 Konstruksi Objek Wisata Kuliner Payung, Batu

Page 2: Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung sebagai Upaya ...

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

Dalam sejarahnya kota Batu sejak abad ke-10 sudah dikenal

sebagai tempat peristirahatan para kalangan keluarga raja

karenan kondisi alamnya yang indah dan sejuk[3]. Secara

geografis kota Batu di kelilingi oleh beberapa gunung; Gunung

Anjasmoro, Gunung Arjuno, Gunung Banyak, Gunung Kawi,

Gunung Panderman, Gunung Welirang. Dengan kondisi yang

dikelilingin banyak gunung, Batu mempunyai panorama alam

yang indah dan dapat menarik para wisatawan dan dapat

menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata yang representatif.

Di wilayah perbatasan kota Batu sebelah barat terdapat

daerah yang terkenal dengan wisata kuliner malamnya yang

terletak di daerah Payung. Dekat dengan sana juga ada kawasan

yang terkenal perhotelan dan vila-vilanya di Songgoriti.

Kawasan tersebut sangat berpotensi atas kawasan wisatanya

karena di sebelah utara jalan menuju daerah Payung dari

Songgoriti terdapat panorama indah anak gunung Arjuna yang

membentang.

II. METODA PERANCANGAN

Wisata kuliner Payung yang terletak di perbatasan barat

Kota Batu terlihat sederhana bermaterialkan kayu-kayu

menjadikan tempat ini terlihat menyatu dengan alam yang ada

di sekitarnya. Berdiri di atas tebing pinggir jalan yang

berstrukturkan beton. Hanya menopang dinding-dinding yang

berupa anyaman bambu dan kuda-kuda yang beratapkan seng

bergelombang. Dapat disimpulkan bahwa yang terlihat sekilas

pada tempat kuliner ini berupa beton yang menjadi pondasi

(penopang) dan kayu yang menjadi pengisi (dinding dan atap).

Penggunaan metode metafora diterapkan pada tema payung

yang bisa berarti alat peneduh hujan. Dari payung ini akan

dihasilkan berupa naungan-naungan yang merupakan sifat dari

payung tersebut.

III. EKSPLORASI DAN HASIL RANCANG

Beberapa hal yang dapat diidentifikasikan sebagai bagian

pokok dari kuliner Payung akan diterapkan ke dalam objek

rancang baru dengan konsep sebagai berikut:

1. Mempunyai bukaan lebih dari 50% dari keseluruhan

dinding menghadap ke arah utara pada setiap fasilitas

umumnya. (gambar 7)

2. Memunculkan warna dan material yang menggambarkan

kayu di elemen arsitekturnya berupa WPC (Wood Plastic

Composite) pada plafond dan dek (gambar 4 & 5)

3. Memunculkan warna dan material yang menggambarkan

beton di elemen arsitekturnya berupa dinding tanpa cat

(unfinished)

4. Menata setiap massa berjarak lebih dari 10 meter untuk

keleluasaan jarak pandang mata (gambar 7)

Gambaran konsep massa di samping merupakan gambaran

dasar dari bentuk tiap massa yang menjadi objek rancang.

Mengambil dari bentuk payung yang ditransformasikan

Gambar 3 Peta Site Objek Rancang Baru

Gambar 4 Konsep Massa

Gambar 6 Konsep Penataan Massa

Gambar 5 Material WPC (Wood Plastic Composite)

Page 3: Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung sebagai Upaya ...

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

sedemekian rupa, tetap menampilkan tampilan yang bercabang.

Dengan pola-pola cabang tersebut kemudian disusun secara

acak namun menutupi bagian-bagian yang diharuskan ditutup

untuk melindungi hujan (secara vertikal) kemudian beberapa

ditutup secara horizontal yang dirasa untuk diharuskan ditutup

dengan alasan privasi, estetika, dan lain-lain.

Dalam objek rancang ini mempunyai tujuan untuk dapat

menampung segala golongan masyarakat dari yang berekonomi

rendah hingga yang berkelas lalu dibagi menjadi 3 bagian jenis

restoran;

1. Restoran cepat saji (gambar 9)

Pada jenis restoran ini diharapkan dapat menampung

pengunjung yang berekonomi rendah hingga atas. Terletak

paling terlihat dari lokasi bangun. Menyediakan fasilitas

umum berupa taman untuk sekedar duduk di atasnya

menikmati alam. 2. Restoran (gambar10)

Jenis restoran ini merupakan restoran yang ditujukan

kepada masyarakat menengah ke atas. Menyediakan

masakan dan minuman. Pengunjung segala umur dapat

mengunjunginya. Terdiri dari 2 lantai dan mempunyai

fasilitas kolam renang dengan view menghadap ke gunung

Arjuna.

3. Café dan bar (gambar 12)

Terletak paling ujung pada lokasi bangun dan hanya dapat

diakses dengan fasilitas kendaraan komuter. Hanya orang

dewasa yang dapat memasuki tempat ini menjadikan café

dan bar ini harus lebih terpencil. Menyediakan makanan

ringan, kopi, dan minuman beralkohol. Mempunyai fasilitas

panggung musik untuk para pengunjung café dan bar

tersebut.

Dalam penataan 3 jenis massa tersebut juga ada

pertimbangan perletakan tempat parkir yang harus mudah di

akses melalui jalur sirkulasinya. Oleh karena itu dengan lahan

yang kurang lebih mempunyai luasan 1 hektar dipilihlah

sirkulasi linier yang mampu memudahkan untuk mencapai

lokasi-lokasi yang diinginkan. Meminimalisir pola percabangan

pada sirkulasi untuk mempertegas arahan yang diinginkan.

IV. KESIMPULAN

Objek rancang Restoran Payung Batu memberikan objek

wisata kuliner baru yang mampu mengingatkan pengunjungnya

akan atmosfir pada kawasan kuliner Payung dan memberikan

keleluasaan di tiap massanya dengan meminimalisir dinding

agar dapat memaksimalkan view alam yang dimilikinya. Selain

itu objek rancang ini memberikan kesan material yang kental

dengan daerah Payung berupa kayu dan beton. Hasil rancangan

terbagi menjadi 3 jenis restoran yang tertata secara berbeda di

tingkat elevasinya dan privasinya yang diharapkan mampu

menampung berbagai golongan masyarakat.

Gambar 7 Siteplan

Gambar 8 Potongan Site

Gambar 9 Restoran Cepat Saji

Gambar 10 Restoran

Page 4: Eksplorasi Objek Wisata Kuliner “Payung sebagai Upaya ...

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas

bimbingannya selama proses pengerjaan, ilmu-ilmu yang telah

diajarkan kepada penulis kepada, doa-doa yang menyertai

kepada Tuhan YME, pihak keluarga, Dr. Ing. Ir. Bambang

Soemardiono, Rabbani Kharismawan, ST., MT., Ir.

Mochammad Salatoen P. MT., dosen-dosen Arsitektur ITS, dan

rekan-rekan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://www.batukota.go.id/

[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_(city)

[3] http://halomalang.com/serba-serbi/sekilas-sejarah-kota-batu

Gambar 12 Café dan Bar

Gambar 11 Interior Restoran