USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

47
USULAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 JUDUL PENELITIAN OPTIMALISASI PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN LOKALISASI “X” Ketua Peneliti: Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv) Anggota Peneliti: Primatia Yogi W., M.Si Fitri Andriani, S.Psi., M.Si Nur Ainy Fardhana, S.Psi., M.Si 0 BIDANG ILMU PSIKOLOGI

Transcript of USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

Page 1: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

USULAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

JUDUL PENELITIAN

OPTIMALISASI PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DINI

DI LINGKUNGAN LOKALISASI “X”

Ketua Peneliti:Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv)

Anggota Peneliti:Primatia Yogi W., M.Si

Fitri Andriani, S.Psi., M.SiNur Ainy Fardhana, S.Psi., M.Si

UNIVERSITAS AIRLANGGA

NOVEMBER 2008

0

BIDANG ILMU PSIKOLOGI

Page 2: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

b. Halaman Pengesahan

1. Judul Penelitian: Optimalisasi Perkembangan Sosioemosional Anak Usia Dini Di Lingkungan Lokalisasi “X”

2. Ketua Penelitia. Nama Lengkap: Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv)b. Jenis Kelamin: Pc. NIP: 132307202d. Jabatan Struktural: -e. Jabatan Fungsional: Dosenf. Fakultas/Jurusan: Psikologi g. Pusat Penelitian: Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembanganh. Alamat: Jl. Karangmenjangan 35 Surabayai. Telpon/Faks: 081334878738j. E-mail: [email protected]

3. Jangka Waktu Penelitian: 10 bulan (Februari 2009-November 2009)4. Pembiayaan

a. Jumlah biaya yang diajukan ke Dikti: Rp 100.000.000,00b. Jumlah biaya dari sumber pembiayaan lain: - (tidak ada)

Surabaya, 20 November 2008Mengetahui Ketua Peneliti,Ketua Departemen

(Fitri Andriani, S.Psi., M.Si) (Aryani Tri Wrastari, S.Psi., M.Ed(ReAssEv))NIP. 132206071 NIP. 132307202

Menyetujui :Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unair,

Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA.,drh.NIP 131 837 004

1

Page 3: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

c. Sistematika Usul Penelitian

Usul penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikutI. Identitas Penelitian

1. Judul Usulan: Optimalisasi Perkembangan Sosioemosional Anak Usia Dini Di Lingkungan Lokalisasi “X”

2. Ketua Penelitia. Nama Lengkap: Aryani Tri Wrastari, S.Psi., M.Ed(ReAssEv)b. Bidang Keahlian : Penelitian, Assessmen dan Pendidikanc. Jabatan Struktural: -d. Jabatan Fungsional: Dosene. Unit Kerja: Fakultas Psikologi Departemen Psikologi Pendidikan

dan Perkembanganf. Alamat surat: Jl. Karangmenjangan 35 Surabaya g. Telpon/Faks: 081334878738h. E-mail: [email protected]

3. Anggota Peneliti: Tim Peneliti

No NAMA DAN GELAR

AKADEMIK

BIDANGKEAHLIAN

INSTANSI ALOKASI WAKTUjam/mg bulan

1. Primatia Yogi W., M.Si

Psikologi Perkembangan

Pendidikan dan Perkembangan

12 mg

2. Fitri Andriani, S.Psi., M.Si

Penelitian dan Pengukuran

Pendidikan dan Perkembangan

12 mg

3. Nur Ainy Fardhana, S.Psi., M.Si

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan dan Perkembangan

12 mg

4. Objek penelitian: Anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”5. Masa pelaksanaan penelitian:

- Mulai: Februari 2009- Berakhir: November 2009

6. Anggaran yang diusulkan: - Tahun pertama: Rp 100.000.000,00- Anggaran keseluruhan: Rp 100.000.000,00

7. Lokasi penelitian: Lokalisasi “X”8. Hasil yang ditargetkan:

- Pola perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”

- Intervensi untuk optimalisasi perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”

9. Institusi yang terlibat: - (tidak ada) 10. Keterangan lain yang dianggap perlu: - (tidak ada)

2

Page 4: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

II. Substansi Penelitian

ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian jangka panjang (longitudinal research)

yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”. Penelitian ini dibagi kedalam 2 tahap. Tahap pertama bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perkembangan dan menggali secara mendalam kebutuhan sosioemosional anak usian dini di daerah lokalisasi “X”. Tahap ke kedua bertujuan untuk mengembangkan model intervensi yang relevan untuk mengoptimalkan perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi ”X” dan mengevaluasi model intervensi tersebut dengan tujuan melakukan perbaikan.

Fokus kajian terhadap perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi dianggap penting. Konteks sosial di lingkungan lokalisasi dianggap dapat memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan sosioemosional anak, sehingga usaha intervensi untuk mengoptimalkan perkembangan anak menjadi kebutuhan utama. Lingkup usia dini (4-6 tahun) dipandang sebagai tahap perkembangan yang kritis untuk anak dapat mengembangkan potensinya di masa depan. Pada periode usia ini, terjadi lonjakan luar biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Berangkat dari kondisi yang kurang menguntungkan pada lingkungan lokalisasi, optimalisasi perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi menjadi sasaran utama dalam penelitian ini untuk memperlengkapi anak dalam berkembang dengan baik.

Penelitian ini menggunakan metode penggabungan (mixed methods research) kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen penelitian meliputi ceklist, observasi, wawancara dan analisa dokumen. Populasi penelitian adalah anak usia 4-6 tahun yang tinggal di sekitar daerah lokalisasi “x”, sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Metode analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, analisis data secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis data secara kualitatif mengunakan analisis tematik dalam metode induktif dengan menggunakan sistem pengkodean (coding system). Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif.

Kata kunci: perkembangan sosioemosional, anak usia dini, optimalisasi perkembangan, intervensi

3

Page 5: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

BAB 1. PENDAHULUAN

Surabaya memiliki lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, yaitu di daerah Jarak,

Bagunsari dan Kremil. Lokalisasi ini menyatu dengan kehidupan masyarakat sekitarnya.

Wilayah lokalisasi tidak hanya dihuni oleh PSK namun juga rumah tangga yang

menjalani kehidupan normal selayaknya keluarga lainnya. Bercampurnya masyarakat

yang berprofesi PSK dengan masyarakat yang tiggal di lokalisasi menimbulkan

interaksi dalam dinamika tertentu. Interaksi ini juga melibatkan anak-anak usia dini dan

memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosioemosional mereka.

Usia dini merupakan masa keemasan dalam perkembangan anak. Menurut

Santrock (2004), pada periode perkembangan akhir masa bayi (2 tahun) sampe dengan

usia 6 tahun, terjadi lonjakan luar biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi

pada periode berikutnya. Para ahli menyebutnya sebagai usia emas perkembangan

(golden age) (Dahlberg, Moss, & Pence, 1999; Levinowitz, 2001). Untuk melejitkan

potensi perkembangan tersebut, setiap anak membutuhkan asupan gizi seimbang,

perlindungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang, dan rangsangan pendidikan yang

sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan masing-masing anak. Pemberian

rangsangan pendidikan dapat dilakukan sejak lahir, bahkan sejak anak masih dalam

kandungan. Rangsangan pendidikan ini hendaknya dilakukan secara bertahap,

berulang, konsisten, dan tuntas, sehingga memiliki daya ubah (manfaat) bagi anak.

Sedini mungkin anak harus mendapatkan rangsangan yang tepat. Rangsangan ini adalah

perlakuan atau fasilitasi dari orang tua/guru atupun masyarakat di sekitar anak yang

mendukung tumbuh kembanganak melalui bermain. Akan tetapi kenyataannya tidak

semua lingkungan ramah terhadap anak.

Perkembangan sosioemosional merupkan salah satu perkembangan penting

manusia yang berpangkal pada interaksi anak dengan individu atau lingkungan

sekitarnya ketika usia dini (Santrock, 2004). Selayaknya anak usia dini akan

mendapatkan dukungan emosional dan relasi sosial yang sehat. Akan tetapi kondisi

seacam ini tidak selalu didapatkan oleh anak-anak, seperti halnya anak yang berada di

lingkungan lokalisasi. Di daerah lokalisasi terdapat anak usia dini yang kurang jelas

status ayah biologisnya. Dari aspek perkembangan sosio emosional kondisi ini akan

mempengaruhi konsep diri, pemerolehan model serta pemenuhan dukungan orang tua

yang asih, asah dan asuh terhadap mereka. Sedangkan pada anak usia dini yang berasal

4

Page 6: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

dari keluarga “normal” (bukan PSK), mereka juga beresiko mendapatkan stimulasi yang

kurang sehat karena interaksi dengan orang dewasa yang berperilaku kurang kondusif

untuk perkembangan sosio emosional anak.

Berpijak dari paparan diatas, maka merupakan hal yang penting untuk menilik

perkembangan kebutuhan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi dengan

tujuan untuk mengoptimalkan perkembangan mereka sesuai dengan anak-anak lainnya.

TUJUAN KHUSUS

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran secara kuantitatif dan kualitatif aspek

perkembangan sosioemosional anak usia dini pada kisaran usia 4-6 tahun yang

bertempat tinggal di Lokalisasi “X”.

2. Untuk mengembangkan model intervensi yang relevan dengan kebutuhan anak

dengan tujuan optimalisasi perkembangan sosioemosionalnya.

3. Untuk mengevaluasi model intervensi yang ada dengan tujuan melakukan

perbaikan penanganan kebutuhan perkembangan sosioemosional anak usia dini di

daerah lokalisasi “X”.

URGENSI PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini sangat penting untuk memetakan pola perkembangan

sosioemosional anak usia dini yang tinggal di daerah lokalisasi “X” dan untuk kemudian

mengembangkan intervensi yang relevan dengan kebutuhan perkembangan anak. Usia

dini menjadi tahapan perkembangan yang kritis dikarenakan pada rentang usia ini (4-6

tahun) anak berada pada level perkembangan yang optimal, sehingga

pengoptimalisasian perkembangan menjadi satu aspek yang sangat penting. Selain itu,

latar belakang sosial anak yang tinggal di kawasan lokalisasi menjadi permasalahan

tersendiri, terutama bagi perkembangan sosioemosional anak. Menurut ahli-ahli

perkembangan, interaksi anak dengan lingkungan sosialnya memberikan pengaruh

terhadap perkembangan sosioemosional mereka (Santrock, 2004), dan lingkungan sosial

yang rawan, seperti kawasan lokalisasi, diperkirakan akan menghambat perkembangan

sosioemosional yang sehat pada anak.

Aspek penting lainnya dari penelitian ini adalah belum adanya hasil-hasil

penelitian di Indonesia yang berkaitan dengan optimalisasi perkembangan

sosioemosional anak usia dini di kawasan lokalisasi. Oleh karena itu, hasil dari

5

Page 7: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan pengetahuan yang besar bagi

dunia pendidikan anak usia dini di Indonesia.

6

Page 8: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

BAB 2

STUDI PUSTAKA

I. Anak Usia Dini

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak

sehingga disebut golden age. Istilah anak usia dini ini sering digunakan dalam berbagai

macam konteks. Beberapa orang memakai istilah ini bagi anak-anak yang berusia 4

hingga 6 tahun. Ada pula yang menggunakan ruang lingkup usia dini sejak anak lahir

hingga 6 tahun. Adapun pada penelitian ini, istilah anak usia dini yang dipakai adalah

berdasarkan teori psikologi perkembangan.

Anak usia dini seringkali disebut juga dengan masa awal anak-anak (early

childhood) atau prasekolah (preschool) (Santrock, 2004). Periode perkembangan ini

terentang dari akhir masa bayi (2 tahun) hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun. Setiap

anak usia dini memiliki ciri perkembangan berdasarkan usianya. Secara umum, anak-

anak pada masa ini mulai belajar kemandirian dan mempersiapkan modal untuk masuk

sekolah formal. Di samping itu, waktu mereka banyak digunakan untuk bermain dengan

teman sebayanya. Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan sebuah bagian yang

terintegrasi satu dengan yang lain.

II. Perkembangan Sosioemosional

A. Tahapan perkembangan

Sepanjang hidupnya, manusia mengalami proses perkembangan. Perkembangan

diartikan sebagai perubahan yang kontinu dan sistematis dalam diri seseorang sejak

tahap konsepsi sampai meninggal dunia (Shaffer, 1999). Perkembangan berkaitan

dengan kematangan secara biologis dan proses belajar. Demikian pula dalam

perkembangan anak, secara biologis ia harus berada dalam kondisi sesuai umurnya.

Terdapat pola kesamaan perkembangan dalam diri seseorang dengan anak lainnya pada

tahap usia tertentu. Pola khas yang terjadi dalam setiap tahap umur disebut dengan

normative development dan ideographic development. Tahap ini kemudian dikenal

sebagai standard normative development yang diasumsikan sebagai pola universal tugas

perkembangan yang harus dilalui seorang anak.

Perubahan-perubahan dalam perkembangan merupakan hasil interaksi dari

proses-proses biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2004). Proses biologis

7

Page 9: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

meliputi perubahan pada sifat fisik seseorang. Proses kognitif meliputi perubahan pada

pemikiran, inteligensi, dan bahasa. Adapun proses sosioemosional meliputi perubahan

pada relasinya dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada

kepribadiannya. Proses-proses ini saling berkaitan dalam perkembangan seseorang

sepanjang masa hidupnya. Secara khusus, perkembangan manusia yang akan dibahas

adalah perkembangan proses sosioemosional pada anak usia dini. Selama masa ini,

anak-anak belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan

ketrampilan kesiapan bersekolah, dan meluangkan waktu bermain dengan teman-teman

sebayanya.

Perubahan yang pertama dalam proses sosioemosional adalah perubahan pada

relasi anak dengan orang lain (Santrock, 2004). Pada masa awal, anak-anak biasanya

mulai keluar dan memasuki dunia ini. Mereka bertemu dengan teman-teman baru,

menghabiskan waktu dalam berbagai macam lingkungan, dan belajar banyak hal baru

yang menarik. Dalam menjalin relasi, anak-anak menjadi semakin tertarik pada anak

lain. Mereka mempelajari banyak hal, seperti berkomunikasi dengan jelas, berbagi, dan

memahami perasaan, keinginan, atau kemauan orang lain. Oleh karena itu, persahabatan

merupakan landasan yang subur untuk perkembangan relasi anak pada masa ini. Tahap

perkembangan masa awal anak-anak disebut juga sebagai tahap bermain. Anak-anak

mulai melakukan permainan, dimana sesi-sesi permainan bagi anak-anak dalam usia ini

berjalan dengan baik untuk pasangan yang terdiri dari dua orang. Hal ini dikarenakan

pada masa awal anak-anak, mereka memiliki kesulitan untuk membina lebih dari satu

hubungan pada saat yang sama. Selain itu, anak-anak juga mulai mengembangkan

ketertarikan pada permainan simbolik dan permainan berpura-pura. Permainan ini dapat

memfasilitasi perkembangan emosi anak karena ketika bermain pura-pura, mereka dapat

mengekspresikan atau memunculkan emosi yang berkaitan dengan permasalahan yang

sensitif yang mereka pendam.

Perubahan dalam proses sosioemosional yang kedua adalah perubahan pada

emosi anak. Dunia anak-anak dipenuhi dengan emosi dan pengalaman emosional.

Emosi adalah bahasa pertama yang digunakan oleh anak untuk berkomunikasi dengan

orang tuanya sebelum anak dapat berbicara dengan baik. Emosi didefinisikan sebagai

perasaan yang melibatkan suatu campuran antara gejolak fisiologis dan perilaku yang

tampak (Santrock, 2004). Fungsi utama emosi dalam perkembangan anak adalah (1)

penyesuaian diri dan kelangsungan hidup, (2) pengaturan atau regulasi, dan (3)

komunikasi. Berkaitan dengan emosi, anak-anak yang berada dalam masa awal mulai

8

Page 10: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

memiliki bermacam-macam ketakutan atau kecemasan. Ketakutan atau kecemasan yang

dimiliki anak-anak ini juga cenderung memuncak. Contohnya adalah rasa takut

ditinggalkan, rasa takut terhadap mimpi buruk atau gelap, dan sebagainya.

Perubahan yang ketiga dalam proses sosioemosional adalah perubahan pada

kepribadian anak. Salah satu bagian dari kepribadian adalah pemahaman diri.

Pemahaman diri merupakan representasi kognitif anak, bahan dan isi konsep diri anak

(Santrock, 2004). Pemahaman diri seorang anak didasarkan pada berbagai peran dan

kategori-kategori keanggotaan yang mendefinisikan anak tersebut. Awal pemahaman

diri yang belum sempurna dimulai dengan pengakuan diri. Pada masa awal, anak-anak

biasanya memahami diri dari sudut pandang fisik. Kebanyakan anak kecil beranggapan

bahwa kepribadian merupakan bagian dari tubuh mereka. Anak-anak membedakan diri

mereka sendiri dari orang lain melalui berbagai perbedaan fisik dan atribut-atribut

material. Sebagai contoh, seorang anak membedakan dirinya dari anak lain dengan

menyebutkan ciri-ciri fisiknya seperti berambut ikal, berkulit putih, dan berkaca-mata.

B. Teori Psikososial Erikson

Salah satu ahli yang memfokuskan diri pada aspek kepribadian adalah Erik

Erikson, dengan teori psikososialnya. Menurut Erikson, setiap orang memiliki

kebutuhan biologis, sosial, dan psikologi yang harus dipenuhi untuk menjamin

pertumbuhan yang sehat. Ada pula kebutuhan intelektual, sosial, dan emosi yang

mendasar bagi seseorang untuk menjadi sehat. Erikson menyatakan bahwa kehidupan

manusia terdiri dari tahap-tahap yang dilalui semua orang. Setiap tahap tersebut

merupakan pertumbuhan dari tahap sebelumnya, dengan segala perubahan-perubahan

yang terjadi di dalamnya. Di setiap tahap, didapatkan tantangan-tantangan tertentu yang

harus diatasi. Ketika seorang anak berhasil mengatasi tantangan tersebut, dia akan

menemukan tantangan berikutnya dan dengan demikian dia bertumbuh.

Erikson mengajukan delapan tahap psikososial dari masa bayi hingga masa tua.

Adapun anak-anak usia dini berada pada tahap kedua dan ketiga. Tahap kedua disebut

juga dengan tahap otonomi versus rasa bersalah dan kebimbangan, berlangsung dari

umur dua hingga tiga tahun (dalam Santrock, 2004). Ciri-ciri khas anak-anak di tahap

perkembangan ini ialah: kemandirian, memisahkan pribadi dari orang tua, dan mencari

otonomi dalam kontrol dan tingkah laku. Mereka mencoba mengetes batasan-batasan

yang ada dan mulai memikirkan untuk sendiri. Sang anak harus belajar mengendalikan

dan mengontrol naluri, serta menggunakan kemampuan fisik dan mental. Sang anak

9

Page 11: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

juga perlu belajar menahan diri dan mengontrol lingkungannya. Tahap perkembangan

ini sangat penting karena banyak kesalahan yang dapat terjadi. Anak-anak dapat

dihukum berat hanya karena dia tidak sengaja memecahkan barang, atau hal kecil

seperti mengompol. Orang tua bisa merasa frustrasi karena kelakuan yang dipandang

lamban atau irasional. Pada tahap ini, anak-anak perlu bereksperimen, bebas mencoba-

coba hal dengan indra rasa mereka, bebas untuk membuat kesalahan dan mengetes

limitasi di dalam lingkungan yang aman. Di samping itu, penting bagi sang anak untuk

mulai merasakan kekuatannya sendiri (Santrock, 2004). Kalau orang tua melakukan

segalanya untuk anak-anak mereka, maka pesan yang disampaikan ialah 'Kamu terlalu

lemah dan bodoh untuk melakukan segala hal ini, sehingga saya harus melakukannya

untukmu.' Dalam masa-masa seperti ini, anak-anak perlu merasa diterima sebagai

seorang pribadi yang mandiri. Banyak sekali pasien yang perlu dikonseling karena

mereka tidak tahu sampai dimana batas kemampuan diri, mereka berusaha untuk

memahami identitas mereka sendiri. Di masa awal kanak-kanak ini, mereka

memerlukan kebebasan untuk berbuat kesalahan ketika mereka berhasil untuk

melakukan hal-hal secara mandiri, seperti mengekspresikan diri, makan sendiri, pergi ke

toilet sendiri, dan melakukan berbagai kegiatan dengan tangan dan kaki. Mereka perlu

diajari bahwa tidak ada orang yang sempurna; kesalahan adalah bagian dari proses

belajar di dalam hidup ini. Anak-anak harus mempelajari cara-cara untuk meminta

maaf, untuk bertanggung jawab atas perbuatan atau kesalahan mereka, dan maju ke

depan. Dalam hal ini, seorang anak perlu bantuan untuk bisa mengembangkan

keseimbangan antara otonomi dan perasaan bersalah. Pengasuh yang tidak sabar atau

terlalu keras bisa menyebabkan sang anak untuk merasa bersalah dan meragukan

dirinya sendiri. Perkembangan yang sukses di tahap ini akan memberikan keuletan

kepada seorang anak.

Tahap ketiga berlangsung dari umur tiga hingga lima tahun, dengan ciri-ciri

inisiatif versus kepasifan. Dalam tahap ini, seorang anak yang sehat akan merasa

mampu dan belajar untuk merubah hal-hal di dalam lingkungannya untuk mengatasi

perasaan lemah. Anak-anak balita (sebelum masa sekolah) mulai menyadari perbedaan

fisik antara lelaki dan perempuan. Mereka juga mulai menemukan peranan mereka dan

tingkat kekuasaan dalam hubungan mereka dengan sesama dan orang dewasa. Erikson

menyatakan bahwa kalau seorang anak diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan

yang disukainya, maka ia akan mengembangkan pandangan yang positif terhadap

dirinya sendiri (dalam Santrock, 2004). Selanjutnya, ia pun lebih bertendensi untuk

10

Page 12: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

menyelesaikan kegiatan tersebut. Sebaliknya jika seorang anak tidak diijinkan untuk

mengambil keputusan sendiri atau berinisiatif, maka akan timbul perasaan pasif dimana

mereka lebih cenderung membiarkan orang lain untuk mengambil keputusan untuk

mereka. Anak sekarang sudah mampu untuk berencana, dan melakukan ide-idenya.

Mereka harus diberikan kebebasan yang cukup untuk mengembangkan cara mereka

sendiri dalam menghadapi sesamanya dan juga untuk mengembangkan rasa keadilan

dan hati sanubari.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah prinsip perkembangan anak pada masa

ini merupakan bawaan masa lalu. Sebagai contoh, anak yang percaya pada lingkungan

alam sekitar akan memunculkan autonomy. Sebaliknya, anak yang tidak memiliki

kepercayaan akan berkembang menjadi anak yang pemalu dan ragu-ragu.

III. Peranan Lingkungan terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Dalam perkembangannya, anak mempunyai berbagai kebutuhan, yang perlu

dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup pangan, sandang, dan ‘papan’; serta

kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan penghargaan terhadap dirinya sebagaimana

teori kebutuhan dari Maslow. Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan

anak mendapat peluang mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat menghadirkan

pelatuk untuk mengembangkan seluruh potensi secara utuh. Pemenuhan kebutuhan

dalam perkembangan ini banyak tergantung dari cara lingkungan berinteraksi dengan

anak-anak. Perkembangan anak ditentukan oleh berbagai fungsi lingkungan yang saling

berinteraksi dengan individu, melalui pendekatan yang sifatnya memberikan perhatian,

kasih sayang dan peluang untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan taraf dan

kebutuhan perkembangannya.

Berkaitan dengan pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak,

Bronfenbrenner mengajukan teori ekologi yang mempelajari interelasi antarmanusia dan

lingkungannya. Ada 4 (empat) struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro,

meso, exo dan makro (Bronfenbrenner dalam Berns, 1997). Sistem mikro adalah

keluarga dan hubungan antara anggota keluarga tempat anak dibesarkan. Dalam hal ini,

pengasuh merupakan tokoh sentral ekosistem mikro yang membesarkan anak. Adapun

ekosistem meso merupakan jembatan antara sistem mikro dengan sistem yang lebih

luas, yaitu ekosistem makro. Apabila anak menjadi lebih besar dan bersekolah maka ia

berada dalam sistem meso. Sistem exo adalah setting di mana anak tidak berpartisipasi

aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua, teman dan

11

Page 13: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyarakat lain. Sistem makro

berbicara tentang budaya, gaya hidup dan masyarakat tempat anak berada. Semua

sistem tersebut saling pengaruh-mempengaruhi dan berdampak terhadap berbagai

perubahan dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, seluruh komponen sistem

berpengaruh terhadap pengasuhan (nurturing) dan pendidikan anak secara holistik

(Berns, 1997).

Sejalan dengan perkembangan usianya, anak usia dini dapat menilai situasi di

lingkungan sekeliling terutama lingkungan keluarganya. Anak usia dini umumnya

berperilaku dengan mencontoh atau meniru model orang dewasa yang dilihatnya. Orang

tua, kerabat, guru maupun orang lain yang ada di sekitar anak diharapkan dapat lebih

menerapkan perlakuan yang tepat bagi anak-anak pada masa awal. Dengan adanya

perlakuan yang tepat, perkembangan sosioemosional anak juga akan berkembang secara

optimal, menjadi yang terbaik untuk masing-masing anak.

IV. Prinsip-prinsip Optimalisasi Perkembangan Sosioemosional

A. Pendisiplinan dalam Keluarga

Salah satu cara untuk mengoptimalisasikan perkembangan sosioemosional anak

adalah melalui penerapan disiplin yang benar. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa

disiplin bukanlah hukuman, melainkan suatu cara untuk mendidik dan membimbing

anak (Santrock, 2004). Tujuan dari pendisplinan adalah mengajarkan anak sikap dan

perilaku yang tepat. Dalam kenyataannya, seringkali orangtua berpikir bahwa displin

merupakan cara untuk mengendalikan perilaku anak. Seringkali pendapat tersebut

menyebabkan orangtua memberikan berbagai bentuk hukuman untuk mengontrol

perilaku negatif anak. Kondisi di atas justru membuat tujuan pendisiplinan seringkali

tidak dicapai. Disiplin lebih merupakan learning experience yang mengajarkan anak

untuk membuat keputusan yang benar. Dengan demikian, pendisiplinan sebaiknya

mengarah pada kerjasama dan kooperasi, bukan mengontrol. Dalam hal ini, anak dan

orangtua saling belajar satu sama lain.

Saat orangtua menginginkan perubahan pada perilaku anak, orangtua perlu

menilik kembali perilakunya sendiri. Hal ini merupakan salah satu kesukaran yang

dialami orangtua. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merubah perilaku dan

membuat komitmen terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian, anak akan

mempelajari perilaku dengan melakukan copying (Santrock, 2004). Anak akan belajar

12

Page 14: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

tentang apapun yang mereka dengar dan lihat. Berdasarkan proses inilah, anak

mempelajari tentang sikap, nilai, preferensi sosial, serta kebiasaan.

Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah masalah konsistensi dalam

menerapkan disiplin (Santrock, 2004). Ketika orangtua memutuskan akan

mendisiplinkan suatu perilaku yang salah, maka orangtua harus konsisten akan hal yang

sama. Jika tidak, maka akan muncul masalah yang lebih parah. Dalam hal ini, akan

lebih baik orangtua memberikan hadiah terhadap perilaku positif yang muncul (yang

berlawanan dengan perilaku menyimpang). Dengan demikian, perilaku yang tidak

diberi reward tidak akan muncul. Hadiah yang dipilih sebaiknya yang dianggap penting

bagi anak. Hadiah tersebut juga harus relevan dengan perilaku yang akan didisiplinkan.

Lebih baik lagi bila orangtua memberikan kesempatan bagi anak untuk mengendalikan

sendiri perilaku-perilaku positif mereka.

B. Permainan

Untuk mengembangkan kemampuan sosioemosional, anak membutuhkan

beberapa keterampilan seperti memahami sebab akibat, berpartisipasi dalam

masyarakat, ataupun mengatasi konflik-konflik internal dan eksternal. Keterampilan-

keterampilan tersebut dapat diraih melalui permainan anak-anak. Perilaku bermain

dapat meningkatkan hubungan dengan teman sebaya, melepaskan ketegangan,

meningkatkan perkembangan kognitif, serta memfasilitasi eksplorasi anak. Menurut

Freud dan Erikson (dalam Santrock, 2004), bermain merupakan fungsi penyesuaian

sosial dan dapat membantu anak mengatasi kecemasan dan konflik.

Pada usia dini, anak-anak tidak begitu mementingkan kemenangan, skor akhir,

ataupun aturan pada suatu permainan. Pola permainan pada masa ini lebih bersifat pura-

pura atau make-believe. Di samping dapat mengembangkan daya fantasi, anak dapat

mewujudkan keinginan-keinginan yang tidak dapat dilakukan, seperti menyupir mobil.

Permainan make-believe juga dapat digunakan sebagai terapi untuk kasus-kasus

kecemasa, fobia, trauma, dan sebagainya.

Secara spesifik, dengan bermain make-believe, anak akan mengembangkan

kemampuan kognitif, emosi, dan sosialnya. Khusus untuk aspek sosial, anak dapat

mengembangkan relasi sosial dengan teman-teman sebayanya. Saat bermain make-

believe, anak saling bertukar perasaan dan pengalaman (Selman & Hickey-Schultz,

1990 dalam Scarlett, 2005). Di samping itu, anak belajar bernegosiasi atas konflik-

konflik yang dihadapinya. Saat berlawanan pendapat mengenai peran dalam make-

13

Page 15: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

believe, anak membutuhkan keterampilan untuk ”menjual” ide-idenya untuk kemudian

dibandingkan dengan ide teman-temannya. Di sisi lain, pola permainan make-believe

pada masa awal anak-anak dapat menjadi media ekspresi emosi anak. Sesuai dengan

perkembangannya, anak-anak usia dini belajar mendefinisikan, menyimbolkan,

sekaligus mengatur kondisi emosinya. Dengan demikian, diharapkan perkembangan

emosional anak pada tahap-tahap berikutnya menjadi lebih optimal.

14

Page 16: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

BAB 3

METODE PENELITIAN

I. Design Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang menggabungkan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Dua tujuan penelitian diajukan untuk mendapatkan gambaran

tentang perkembangan sosioemosional anak usia dini dan mengidentifikasikan

kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anak usia dini yang tinggal di daerah lokalisasi

dan sekitarnya. Menurut Creswell (2008), penggabungan metode kuantitatif dan

kualitatif (yang dikenal dengan sebutan mixed methods research) ditujukan untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik pada suatu permasalahan, dengan cara

mengumpulkan, menganalisan dan menggabungkan dua metode dalam satu penelitian.

Dalam penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan

penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan gambaran

perkembangan sosioemosional anak usia dini, dan metode kualitatif digunakan untuk

menggali secara lebih mendalam kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anak usia dini

yang tinggal di daerah lokalisasi dan sekitarnya.

Penelitian ini dibagi kedalam 2 tahap. Tahap pertama bertujuan untuk

mengidentifikasi gambaran perkembangan dan menggali secara mendalam kebutuhan

sosioemosional anak usian dini di daerah lokalisasi “X”. Tahap ke kedua bertujuan

untuk mengembangkan model intervensi yang relevan untuk mengoptimalkan

perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi ”X” dan mengevaluasi

model intervensi tersebut dengan tujuan melakukan perbaikan.

II. Fokus Penelitian

Fokus utama dalam penelitian ini adalah perkembangan sosioemosional anak

usia dini. Sosioemosional meliputi relasinya dengan orang lain, emosi, dan

kepribadiannya. Sosioemosional juga merupakan suatu proses, dalam hal ini adalah

proses perubahan pada relasinya dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan

perubahan pada kepribadiannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini

menekankan pada penggambaran sosioemosional anak usia dini dalam hal relasi, emosi

dan kepribadian dalam berbagai sistem mikro, meso, exo dan makro (Bronfenbrenner

dalam Berns, 1997) pada anak usia dini, dilingkungan lokalisasi.

15

Page 17: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

III. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah anak usia 4-6 tahun yang tinggal di sekitar daerah

lokalisasi “x”, sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan secara purposif untuk

memilih anak usia dini berumur antara 4-6 tahun yang tinggal di daerah lokalisasi “x”.

Keuntungan penggunaan metode sampel purposif adalah untuk memperoleh subyek

yang sesuai dengan kriteria penelitian dan memungkinkan diperolehnya informasi yang

mendalam (Creswell, 2008).

IV. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penggabungan (mixed methods research)

kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen penelitian meliputi ceklist, observasi,

wawancara dan analisa dokumen. Penggunaan instrumen penelitian yang bervariasi ini

disesuaikan dengan tujuan penelitian yang kompleks. Instrumen penelitian berupa

ceklist digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang perkembangan

sosioemosional anak. Ceklist juga digunakan untuk melihat pengaruh intervensi yang

dikembangkan dalam mengoptimalisasi pertumbuhan sosioemosional anak. Instrumen

yang lain berupa observasi, wawancara dan data analisis digunakan untuk menggali

secara lebih mendalam kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anak usia dini yang

tinggal di daerah lokalisasi. Instrumen-instrumen kualitatif ini juga digunakan untuk

memberikan informasi yang lebih mendalam tentang pengaruh intervensi dalam

mengoptimalisasi perkembangan sosioemosional anak dan juga untuk mengevaluasi

relevansi metode intervensi yang dikembangkan. Menurut Yates (2004) dan Johnson &

Christensen (2004), penggunaan serangkaian instrumen penelitian untuk pengambilan

data akan memberikan banyak keuntungan, antara lain untuk mendapatkan data

penelitian yang lengkap dan untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian. Adapun

masing-masing instrumen penelitian akan dideskripsikan secara singkat.

Ceklist

Ceklist dikategorikan sebagai salah satu instrumen penelitian yang ditujukan

untuk mengumpulkan data kuantitatif (Creswell, 2008). Ceklist digunakan untuk

mencatat data pada perilaku yang spesifik dengan cara mengobservasi atau

menginterview subyek penelitian dan kemudian memberikan penilaian-penilaian pada

sebuah skala yang merefleksikan perilaku terkait. Ceklist juga dapat digunakan sebagai

panduan untuk interview atau observasi yang terstruktur, dimana setiap indikator-

indikator perilaku didefinisikan dan diskalakan dengan seksama (Arksey & Knight,

16

Page 18: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

1999). Dalam penelitian ini, metode ceklist digunakan untuk mendapatkan gambaran

perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi “x”. Metode ceklist

juga digunakan dengan alasan subyek penelitian adalah anak-anak yang masih belum

mampu melakukan evaluasi diri dengan mengisi kuisioner.

Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data yang sangat penting untuk

melihat seting alami dari sebuah konteks penelitian dan untuk memperoleh pemahaman

yang menyeluruh dari konteks tersebut (Patton, 2002). Penelitian ini akan menggunakan

observasi lapangan (field note) untuk melihat perkembangan sosioemosional anak

dalam interaksinya dengan orang lain dan lingkungannya. Catatan observasi lapangan

yang lengkap dan tersistematis akan digunakan untuk menyediakan sebuah

penggambaran dan interpretasi yang detil tentang konteks penelitian. Catatan observasi

lapangan ini akan merekam secara lengkap setiap peristiwa yang terjadi selama proses

observasi termasuk refleksi pribadi dari pengamat.

Wawancara

Wawancara adalah instrumen yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif

seperti studi lapangan. Wawancara menjadi instrumen pengumpulan data yang sangat

berguna untuk menggali informasi yang mendalam mengenai kehidupan dan aktifitas

subyek penelitian (Hammersley & Atkinson, 1983; Spradley, 1979), dan juga mampu

memberikan informasi yang lengkap yang tidak dapat diperoleh instrumen lain seperti

observasi (Laine, 1997).

Teknik wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) akan digunakan

dalam penelitian ini, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi secara mendalam dengan

menerapkan model interview secara informal (Sarantakos, 2005).

2. dengan lama penelitian berkisar 6 bulan, diharapkan waktu yang dibutuhkan

untuk membangun hubungan yang dekat dengan subjek penelitian dan untuk

menggali informasi secara mendalam dapat terpenuhi melalui penggunaan

teknik interview tidak terstruktur (Minichiello, Aroni, Timewell, & Alexander,

1995).

Analisa dokumen

Analisa dokumen adalah metode pengambilan data kualitatif dengan melakukan

penyelidikan terhadap perilaku social secara tidak langsung (Goetz & LeCompte, 1984;

Laine, 1997). Hasil dari analisa dokumen dalam penelitian ini akan dibandingkan

17

Page 19: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

dengan instrumen penelitian yang lainnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang permasalahan dalam penelitian. Analisa dokumen meliputi hasil

belajar anak di sekolah, catatan-catatan dari guru dan siswa atau dokumen-dokumen

lainnya seperti buku harian anak.

V. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, analisis

data secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis data secara kualitatif mengunakan

analisis tematik dalam metode induktif, yang menurut Ezzy (2002) menekankan kepada

indentifikasi dan penjelasan konsep-konsep atau tema-tema yang muncul dari data

kualitatif. Faktor-faktor yang terkait dengan perkembangan sosioemosional anak usia

dini di daerah lokalisasi “x” akan teridentifikasi melalui hasil observasi, wawancara dan

data sekunder lainnya untuk kemudian akan dihubungkan dengan literatur yang terkait.

Sistem pengkodean dalam analisis tematik (Ezzy, 2002) akan digunakan sebagai

metode analisis data dalam penelitian ini. Sistem ini membagi prosedur pengkodean

dalam tiga tahap, yaitu pengkodean bebas (open coding), pengkodean aksial (axial

coding), dan pengkodean pilihan (selective coding). Pengkodean bebas bertujuan untuk

menghasilkan sebanyak mungkin kategori yang muncul dari data kualitatif. Tema-tema

yang sejenis dan berlawanan jenis akan dikelompokkan dalam kategori yang berbeda

dengan cara melakukan pembandingan pada data-data kualitatif. Pengkodean aksial

selanjutnya dilakukan untuk menghubungkan kelompok-kelompok dari kategori yang

muncul pada pengkodean bebas untuk menghasilkan tema yang lebih besar.

Pengkodean pilihan pada akhirnya dilakukan untuk mengidentifikasi pola-pola interaksi

dalam tema-tema yang muncul pada langkah kedua, dan juga untuk membangun analisa

secara menyeluruh dari pola-pola interaksi yang terbentuk tersebut.

Analisis secara kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Penggunaan analisis deskriptif diharapkan mampu untuk memberikan gambaran

perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi “x”. Menurut Corty

(2007) and Salkind (2007), analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan

menjelaskan distribusi data dengan menggunakan metode-metode pengukuran central

tendency, variabilitas, grafik dan tabel. Metode-metode pengukuran central tendency

dan variabilitas digunakan untuk menggambarkan sebaran data ceklist tentang

perkembangan sosioemosional anak, sedangkan beberapa grafik dan tabel digunakan

untuk memvisualisasikan data sehingga akan lebih mudah untuk dipahami. Selain itu,

18

Page 20: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

analisis deskriptif dianggap mampu untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini,

dimana tujuan penelitian diarahkan pada pemahaman karakteristik data tanpa bertujuan

untuk melakukan generalisasi kepada populasi (Healey, 1999; Kiess, 1989).

Selanjutnya, SPSS versi 16 untuk program windows digunakan untuk menganalisa

distribusi data perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi “x”.

19

Page 21: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

BAB IV

PEMBIAYAAN

JENIS PENGELUARANRINCIAN (dlm rupiah)

TAHAP I TAHAP IIPelaksana ( Gaji dan Upah ) 3,120,000 4,680,000

Peralatan 20,400,000 21,600,000

Bahan Habis Pakai ( Material Penelitian )

2,450,000 10,350,000

Perjalanan

12,800,000 12,000,000

Pemeliharaan - -

Pertemuan / Lokakarya / Seminar 3,600,000 4,000,000

Laporan / Publikasi 1,000,000 4,000,000

Lain-lain - - Total Anggaran 43,370,000 56,630,000

Total Keseluruhan Anggaran 100,000,000

  (Seratus Juta Rupiah)

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 22: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

Berns, R. M. (1997). Child, Family, School, Community, Socialization, and Support (4th ed.). New York: Harcourt Brace College.

Corty, E. W. (2007). Using and Interpreting Statistics: A Practical Text for the Health, Behavioral, and Social Sciences. St. Louis, Missouri: Mosby Elseiver, Inc.

Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research (3rd ed.). Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education.

Dahlberg, G., Moss, P., & Pence, A. (1999). Beyond Quality in Early Childhood Education and Care: Postmodern Perspectives. New York: Routledge.

Ezzy, D. (2002). Qualitative Analysis: Practice and Innovation. NSW, Australia: Allen & Unwin.

Goetz, J. P., & LeCompte, M. D. (1984). Ethnography and qualitative design in educational research. Orlando, Fla.: Academic Press.

Hammersley, M., & Atkinson, P. (1983). Ethnography : principles in practice. London ; New York: Tavistock.

Healey, J. F. (1999). Statistics: A Tool for Social Research. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company.

Kiess, H. O. (1989). Statistical Concepts for the Behavioral Sciences. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.

Laine, M. d. (1997). Ethnography : theory and applications in health research. Sydney ; London: MacLennan & Petty.

Levinowitz, L. (2001). A golden age for early childhood music education. Teaching Music, 9(3), 44-47.

Minichiello, V., Aroni, R., Timewell, E., & Alexander, L. (1995). In-depth Interviewing: Principles, Techniques, Analysis (2nd ed.). Melbourne: Longman.

Patton, M. Q. (2002). Qualitative research and evaluation methods, Pages 230-246: Sage Publications.

Salkind, N. J. (2007). Statistics for People Who (Think They) Hate Statistics: The Excel Edition. California, USA: Sage Publications, Inc.

Santrock, J. W. (2004). Child Development (10th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Sarantakos, S. (2005). Social research (3rd ed.). New York: Palgrave Macmillan.Shaffer, D. (1999). Developmental Psychology. California: Brooks/Cole, Inc.Spradley, J. P. (1979). The ethnographic interview. New York: Holt, Rinehart and

Winston.

LAMPIRAN

21

Page 23: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

d. Penjelasan Tambahan

I. Pertimbangan Alokasi Biaya

TAHAP I

1. Pelaksana

No. 

Pelaksana 

Jumlah Pelaksana

Jumlah jam/minggu

JumlahBulan

Honor/jam 

Biaya 

1 Ketua peneliti 1 15 4 10,000 600,0002 Anggota peneliti 3 12 4 7,500 1,080,0003 Tenaga lapangan 6 12 4 5,000 1,440,000

          Jumlah 3,120,000

2. Peralatan

No Peralatan Volume Bulan Biayasatuan

Total Biaya

1 Sewa video recorder 2 buah 4 500,000 4,000,0002 Telp/fax/HP 4 500,000 2,000,000

3 Sewa internet 60 jam/bulan 4 35,000 8,400,0004 Tape Recorder 4 buah 1,500,000 6,000,000

    Jumlah 20,400,000

3. Bahan HabisNo Jenis Bahan Volume Pelaksanaan Satuan Harga Total Harga

1 Kertas 10 rim 25,000 250,0002 Map folder 10 buah 7,500 75,0003 Tinta 5 buah 150,000 750,0004 Flash disk 10 buah 30,000 300,0006 Ballpoint 20 buah 5,000 100,0007 Blok note 10 buah 5,000 50,0008 Foto copy 1000 lembar 100 100,0009 CD kosong 50 keping 5,000 250,00010 batu baterei 50 buah 1,500 75,000

11Konsumsi presentasi laporan 50 orang 1 kali 10,000 500,000

    Jumlah 2,450,000

4. Perjalanan

NoOperasional

lapanganJumlah

PelaksanaBulan

Satuan Biaya Total Biaya

1 Transportasi 10 4 100,000 4,000,0002 Akomodasi di lokasi

penelitian10 4 100,000 4,000,000

    Jumlah 12,800,000

5. Pertemuan TimNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya

1 Koordinasi 3 pertemuan 200,000 600,000

22

Page 24: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

2 Pembuatan instrumen 5 pertemuan 200,000 1,000,0003 Validasi instrumen 4 pertemuan 200,000 800,0004 Interpretasi data 6 pertemuan 200,000 1,200,000

    Jumlah 3,600,000

6. Laporan/PublikasiNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya

1 Laporan penelitian 5 Laporan 200,000 1,000,000    Jumlah 1,000,000

Total Tahap I 43,370,000

TAHAP II

1. Pelaksana

No. Pelaksana JumlahPelaksana

Jumlahjam/minggu

JumlahBulan

Honor/jam Biaya

1 Ketua peneliti 1 15 6 10,000 900,0002 Anggota peneliti 3 12 6 7,500 1,620,0003 Tenaga lapangan 6 12 6 5,000 2,160,000

    Jumlah 4,680,000

2. Peralatan

No PeralatanVolume Bulan

Biayasatuan

Total Biaya

1 Sewa video recorder 2 buah 6 500,000 6,000,0002 Telp/fax/HP 6 500,000 3,000,0003 Sewa internet 60 jam/bulan 6 35,000 12,600,000

    Jumlah 21,600,000

3. Bahan HabisNo Jenis Bahan Volume Pelaksanaan Satuan Harga Total Harga1 Kertas 10 rim 25,000 250,0002 Map folder 10 buah 7,500 75,0003 Tinta 5 buah 150,000 750,0004 Flash disk 10 buah 30,000 300,0006 Ballpoint 20 buah 5,000 100,0007 Blok note 10 buah 5,000 50,0008 Foto copy 1000 lembar 100 100,0009 CD kosong 50 keping 5,000 250,00010 batu baterei 50 buah 1,500 75,00011 Konsumsi intervensi 50 orang 10 10,000 5,000,00012 Tanda mata 2,900,000

13Konsumsi presentasi laporan 50 orang 1 kali 10,000 500,000

    Jumlah 10,350,000

4. Perjalanan

No Operasional lapangan

JumlahPelaksana

Bulan Satuan Biaya Total Biaya

1 Transportasi 10 6 100,000 6,000,000

23

Page 25: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

2 Akomodasi di lokasi penelitian 10 6 100,000 6,000,000

    Jumlah 12,000,000

5. Pertemuan TimNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya

1 Koordinasi 3 pertemuan 200,000 600,000

2

Penyusunan intervensi dan alat ukur 6 pertemuan 200,000 1,200,000

3Validasi intervensi dan alat ukur 5 pertemuan 200,000 1,000,000

4Interpretasi dan evaluasi 6 pertemuan 200,000 1,200,000

    Jumlah 4,000,000

6. Laporan/PublikasiNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya

1 Laporan Penelitian 5 Laporan 200,000 1,000,0003 Publikasi 1 buku 2,000,000 2,000,0004 Presentasi 5 orang 200,000 1,000,000

    Jumlah 4,000,000

Total Tahap II 56,630,000TOTAL BIAYA 100,000,000

II. DUKUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENELITIAN:Tidak ada dukungan dana baik dari dalam negeri maupun luar negeri- Dukungan aktif yang sedang berjalan: Tidak ada- Dukungan yang sedang dalam tahap pertimbangan: Tidak ada- Proposal yang sedang direncanakan atau dalam taraf persiapan: Tidak ada

III. SARANA- Laboratorium

Laboratorium yang akan digunakan selama penelitian adalah laboratorium psikologi Fakultas psikologi Universitas Airlangga

- Peralatan utama: Video recorder (Fakultas Psikologi memiliki video recorder untuk menunjang berbagai penelitian, namun untuk menggunakannya dibutuhkan uang sewa terutama untuk biaya perawatannya. Video recorder ini menjadi peralatan utama untuk mencatat hasil observasi)

- Keterangan tambahan: Tidak ada

IV. BIODATA PENELITI KETUA PENELITI1. Nama lengkap dan gelar: Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv)

2. Alamat: Jl. Karangmenjangan 35 Surabaya

24

Page 26: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

3. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas )

UNIVERSITAS / INSTITUTDAN LOKASI

G E L AR TAHUNSELESAI

BIDANG STUDI

S1 Universitas Airlangga Surabaya

S2 Flinders University of South Australia

S.Psi

M.Ed (ReAssEv)

2003

2008

Psikologi

Educational Research, Assessment and Evaluation

4. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta

kedudukan saat ini.

PENGALAMAN KERJA DALAM PENELITIAN

INSTITUSI JABATANPERIODE

KERJA

Flinders University of

South Australia

Peneliti Utama “Teachers As Learners In The Context of a Disadvantaged School In Indonesia”

2008

Flinders University of

South Australia

Peneliti Utama “Hierarchical Linear Modeling of Student and School Effects on Indonesian Student Scientific Achievement: Analysis of PISA 2003”

2008

Flinders University of

South Australia

Peneliti utama “The Evaluation of Science Items in PISA 2003 for Indonesian Data using Item Response Theory: A Comparison with Classical True Score Theory”

2008

Flinders University of

South Australia

Peneliti utama “Assessing PISA Assessment 2003: an Analysis of Science Items in Book 8 Indonesian Data using Classical True Score Theory”

2007

Flinders University of

South Australia

Peneliti utama “Descriptive Analysis of Indonesian Students’ Attitudes towards Mathematics, Based on Gender Category”

2007

Flinders University of

South Australia

Peneliti utama “Statistical Analyses of Indonesian Male and Female Students’ Attitudes toward Mathematics: association and comparison studies”

2007

Flinders University of

South Australia

Peneliti Utama “Analyzing Teachers’ Understanding on Constructivist Theory in SACSA by Using NVIVO Qualitative Software”

2006

Flinders University of

South Australia

Peneliti Utama “Relationship between Teacher Gender and Their Teaching Methods”

2006

Fakultas Psikologi Peneliti Utama “Pengaruh Pusat Media 2005

25

Page 27: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

Universitas Airlangga Pembelajaran terhadap Pencapaian Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga”

Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga

Peneliti Utama “Pengaruh Pemberian Pelatihan Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap Peningkatan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh di Pusat Rehabilitasi Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) “Suryatama” Bangil – Pasuruan”

2003

PENGALAMAN PENDUKUNG

KEGIATANPERIODE

KERJA

Pemakalah dalam Educational Research Conference 2007, Flinders University of South Australia. Judul materi “Teachers as learners: perceptions of teachers from low social economic schools in Indonesia”.

2007

Menulis di Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Muhamadyah Gresik dengan judul “Understanding the Quality of Social Science through Discussions of Qualitative Approaches”

2007

Koordinator pelaksanaan hibah media pembelajaran dengan judul “Belajar Psikologi Eksperimen dengan Menggunakan Media CD Interaktif”

2005

Anggota tim pembuatan hibah pengajaran dengan judul “Buku Panduan Kuliah Sejarah Aliran Psikologi”

2005

Anggota tim pembuatan hibah media pembelajaran dengan judul “Perilaku Non Verbal di Budaya Indonesia”

2004 - 2005

Koordinator pelaksanaan hibah pengajaran dengan judul “Buku Ajar Psikologi Eksperimen”

2004

ANGGOTA PENELITI 1

1. Nama lengkap dan gelar: Primatia Yogi W., M.Si

2. Alamat: Surya Asri Blok B IV No. 20, Sidokepung Buduran Sidoarjo

3. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas )

UNIVERSITAS / INSTITUTDAN LOKASI

G E L AR TAHUNSELESAI

BIDANG STUDI

S1 Universitas Gadjah Mada Jogjakarta

S2 (Profesi) Universitas Gadjah Mada Jogjakarta

S.Psi

M.Psi

2000

2002

Psikologi

Psikologi

26

Page 28: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

S2 Universitas Gadjah Mada Jogjakarta M.Si 2005 Psikologi

4. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta

kedudukan saat ini.

Pengalaman Penelitian

Hubungan antara Minat Menonton Film Barat di Televisi dengan Sikap

Remaja terhadap Pergaulan Bebas Antar Jenis. Skripsi. 2000.

VCD Porno dalam Kaitannya dengan Pergaulan Heteroseksual Remaja

di Jogjakarta. Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Sosial. 2001.

Pemahaman tentang Kebutuhan Karyawan sebagai Dasar Pemberian

Motivasi untuk Meningkatkan Kinerja di Auto 2000 Waru Surabaya.

Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Industri. 2001.

Laporan Kasus Klien Normal, Neurotik, Psikotik, dan Pasien RSJ Prof.

Dr. Soerojo Magelang. Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Klinis.

2001.

Laporan Kasus Anak Didik di SDN Ungaran I Jogjakarta dan di SMU

“17” 1 Jogjakarta. Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Pendidikan.

2001.

Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam

Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. Tesis. 2005.

Pembakuan Norma Tes Kraepelin (Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Tingkat Pendidikan). 2006.

Pola Komunikasi Orangtua dan Remaja pada Keluarga yang Terlibat

Penyalahgunaan Narkoba. 2007.

Seminar dan Presentasi

Kuliah Umum Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa Yogyakarta: “Strategi Sukses Menghadapi Dunia Perguruan

Tinggi: Sebuah Refleksi” (2002).

Seminar “Persiapan Masuk Dunia Kerja” di STMIK–AMIK Proactive

Yogyakarta (2002).

Konperwil XVI IPPNU Jatim: ”Telaah Kritis – Problematika Remaja

antara Jati Diri dan Masa Depan” (2006).

27

Page 29: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

Konggres IPPI V Malang: ”Eksplorasi Musik Tradisional Indonesia

dalam Sesi Relaksasi Mental Senam Hamil” (2006).

Lokakarya Penanaman Nilai-nilai Agama pada Anak Usia Dini

Departemen Agama Propinsi Jawa Timur: ”Pengaruh Lingkungan terhadap

Tumbuh Kembang Anak” (2007).

Konggres HIMPSI X Bali: ”Program Inap Keluarga (Family Stay)

sebagai Media Fasilitasi untuk Mengurangi Prasangka Antarsuku di

Indonesia” (2007).

Konggres IPPI VI Surabaya: ”Peran Keluarga terhadap Pembentukan

Sense of Enterpreneurship pada Remaja” (2007).

International Conference on Education: ”Educating Knowledge,

Attitudes, Values, and Skills to Prevent Drug Abuse in High Schools”

(2007).

International Conference of Industrial and Organizational Psychology:

”Adolescent Enterpreneurs – Why?” (2007).

Pelatihan bagi Guru Agama Play Group dan Taman Kanak-kanak

Pemprov Jatim: ”Psikologi Perkembangan Anak” (2008).

2nd ASEAN Regional Union of Psychological Societies (ARUPS)

Congress: ”Family Communication of Adolescent Abusers” (2008).

Prestasi

1. Peraih beasiswa akademik dari Yayasan Ruhui Rahayu Samarinda periode

1996 – 2000.

2. Penghargaan Mahasiswa Berprestasi Peringkat 2 Tingkat Fakultas

Universitas Gadjah Mada Tahun 2000.

ANGGOTA PENELITI 21. Nama lengkap dan gelar: Fitri Andriani, S.Psi., M.Si

2. Alamat: Jl. Manukan Tengah I Blok 6H/12

3. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas )

UNIVERSITAS / INSTITUTDAN LOKASI

GELAR TAHUNSELESAI

BIDANG STUDI

28

Page 30: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

1. Universitas Airlangga Surabaya

2. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

S. Psi.

M. Si.

1995

2005

Psikologi

Psikometri (Pengukuan Psikologi)

4. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta

kedudukan saat ini.

PENGALAMAN KERJA PROFESIONAL

INSTITUSI JABATANPERIODE

KERJA

Divisi Psikotes LP3T Fak. Psikologi Unair

Bendahara dan Asessor Divisi Psikotes dan pengukuran perilaku yang melakukan praktek assessement terapan psikologi

2001– 2003

Divisi Psikotes LP3T Fak. Psikologi Unair

Asessor Divisi Psikotes dan pengukuran perilaku yang melakukan praktek assessement terapan psikologi

2001-Skr

P4UA Universitas Airlangga

Tim Penyusun Tes Potensi Akademik2004-Skr

Fakultas Psikologi Staf Ahli Bidang II yang turut membantu pengelolaan bidang keuangan dan kepegawaian

2005- Skr

Fakultas Psikologi Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi fakultas Psikologi Universitas Airlangga

2006-Skr

Fakultas Psikologi Menjadi salah satu PIC dalam program PHK A3 2007-Skr

PENGALAMAN KERJA DALAM PENELITIAN

NO INSTITUSI JABATANPERIODE

KERJA1 DIP Unair Anggota Peneliti ”Validits Tes NST” 1999

2 DIP Unair Anggota Peneliti” Hubungan Kreativitas dengan Soal Cerita Matematika ”

2000

3 DIP Unair Anggota Peneliti ”Kesesuaian Respon dengan bercak Roschach”

2000

4 DIP Unair Anggota Peneliti ”Validitas Dan Reliabilitas Tes IST” 2001

5 DIP Unair Ketua Peneliti ” Profil Kepribadian Pencari Kerja di Surabaya” 2001

6 F. Psikologi - SP4

Ketua Peneliti” Penyusunan Alat Ukur Nilai Berdasar Teori Spranger”

2004

7 UGM Yogyakarta-Dikti

Ketua Peneliti ”Penyetaraan sekor Tes Masuk Perguruan Tinggi”

2005

8 F. Psikologi Ketua Peneliti ”Estimasi Reliabilitas dengan Pendekatan Internal Consistensy”

2006

9 F. Psikologi Ketua Peneliti ’ Kesesuaian Respon Tes Doodle dengan Kecenderungan Kepribadian”

2006

DAFTAR PUBLIKASI YANG RELEVAN

29

Page 31: USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT

PUBLIKASI JUDULMedia Psikologi INSAN Profil Kepribadian Pencari Kerja di SurabayaMedia Psikologi INSAN edisi Agustus 2005 Penyusunan Alat Ukur Nilai Berdasar Teori SprangerSimposium nasional “Memahami Psikologi Indonesia” Desember 2005 di Universitas Muhammadiyah Malang

Penyusunan Alat Ukur Nilai Berdasar Teori Spranger

Proceeding Seminar Nasional “Issu-Issu Kontemporer Psikologi” bulan Januari 2006 di UAD Yogyakarta

Estimasi Reliabilitas dengan Pendekatan Internal Consistensy

Proceeding Seminar Nasional “Kekerasan Pada Anak (child abuse)” bulan April 2006 di UMS Surakarta

Menonton TV sama dengan Child Abuse?

Penampil Poster Ilmiah dalam “1st Congress Asean Regional Union Of Psycholigical Societies” pada 31 July – 2 Agustus 2006 di Jakarta, Indonesia

Score Equating Of University Entrance Test

Pemakalah dalam Konferensi Nasional “Stress Management” bulan Februari 2007 di forum Ikatan Psikologi Klinis di Bandung

Mood Management Berbasis Gender

Penampil Poster pada Temu Ilmiah Nasional dan Konggress HIMPSI X, bulan Maret 2007 di Bali

1. Kebhinekaan = Kekayaan Psikometris2. Kuesioner dalam Penelitian Lintas Budaya

Surabaya, 20 November 2008Peneliti ,

Aryani Tri Wrastari, S.Psi., M.Ed (ReAssEv)NIP. 132 307 202

30