USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT
-
Upload
vidayana-soebagio -
Category
Documents
-
view
206 -
download
6
Transcript of USUL PAYUNG PENELITIAN_FORMAT BAKU_REKTORAT
USULAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
JUDUL PENELITIAN
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DINI
DI LINGKUNGAN LOKALISASI “X”
Ketua Peneliti:Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv)
Anggota Peneliti:Primatia Yogi W., M.Si
Fitri Andriani, S.Psi., M.SiNur Ainy Fardhana, S.Psi., M.Si
UNIVERSITAS AIRLANGGA
NOVEMBER 2008
0
BIDANG ILMU PSIKOLOGI
b. Halaman Pengesahan
1. Judul Penelitian: Optimalisasi Perkembangan Sosioemosional Anak Usia Dini Di Lingkungan Lokalisasi “X”
2. Ketua Penelitia. Nama Lengkap: Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv)b. Jenis Kelamin: Pc. NIP: 132307202d. Jabatan Struktural: -e. Jabatan Fungsional: Dosenf. Fakultas/Jurusan: Psikologi g. Pusat Penelitian: Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembanganh. Alamat: Jl. Karangmenjangan 35 Surabayai. Telpon/Faks: 081334878738j. E-mail: [email protected]
3. Jangka Waktu Penelitian: 10 bulan (Februari 2009-November 2009)4. Pembiayaan
a. Jumlah biaya yang diajukan ke Dikti: Rp 100.000.000,00b. Jumlah biaya dari sumber pembiayaan lain: - (tidak ada)
Surabaya, 20 November 2008Mengetahui Ketua Peneliti,Ketua Departemen
(Fitri Andriani, S.Psi., M.Si) (Aryani Tri Wrastari, S.Psi., M.Ed(ReAssEv))NIP. 132206071 NIP. 132307202
Menyetujui :Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unair,
Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA.,drh.NIP 131 837 004
1
c. Sistematika Usul Penelitian
Usul penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikutI. Identitas Penelitian
1. Judul Usulan: Optimalisasi Perkembangan Sosioemosional Anak Usia Dini Di Lingkungan Lokalisasi “X”
2. Ketua Penelitia. Nama Lengkap: Aryani Tri Wrastari, S.Psi., M.Ed(ReAssEv)b. Bidang Keahlian : Penelitian, Assessmen dan Pendidikanc. Jabatan Struktural: -d. Jabatan Fungsional: Dosene. Unit Kerja: Fakultas Psikologi Departemen Psikologi Pendidikan
dan Perkembanganf. Alamat surat: Jl. Karangmenjangan 35 Surabaya g. Telpon/Faks: 081334878738h. E-mail: [email protected]
3. Anggota Peneliti: Tim Peneliti
No NAMA DAN GELAR
AKADEMIK
BIDANGKEAHLIAN
INSTANSI ALOKASI WAKTUjam/mg bulan
1. Primatia Yogi W., M.Si
Psikologi Perkembangan
Pendidikan dan Perkembangan
12 mg
2. Fitri Andriani, S.Psi., M.Si
Penelitian dan Pengukuran
Pendidikan dan Perkembangan
12 mg
3. Nur Ainy Fardhana, S.Psi., M.Si
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan dan Perkembangan
12 mg
4. Objek penelitian: Anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”5. Masa pelaksanaan penelitian:
- Mulai: Februari 2009- Berakhir: November 2009
6. Anggaran yang diusulkan: - Tahun pertama: Rp 100.000.000,00- Anggaran keseluruhan: Rp 100.000.000,00
7. Lokasi penelitian: Lokalisasi “X”8. Hasil yang ditargetkan:
- Pola perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”
- Intervensi untuk optimalisasi perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”
9. Institusi yang terlibat: - (tidak ada) 10. Keterangan lain yang dianggap perlu: - (tidak ada)
2
II. Substansi Penelitian
ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian jangka panjang (longitudinal research)
yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi “X”. Penelitian ini dibagi kedalam 2 tahap. Tahap pertama bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perkembangan dan menggali secara mendalam kebutuhan sosioemosional anak usian dini di daerah lokalisasi “X”. Tahap ke kedua bertujuan untuk mengembangkan model intervensi yang relevan untuk mengoptimalkan perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi ”X” dan mengevaluasi model intervensi tersebut dengan tujuan melakukan perbaikan.
Fokus kajian terhadap perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi dianggap penting. Konteks sosial di lingkungan lokalisasi dianggap dapat memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan sosioemosional anak, sehingga usaha intervensi untuk mengoptimalkan perkembangan anak menjadi kebutuhan utama. Lingkup usia dini (4-6 tahun) dipandang sebagai tahap perkembangan yang kritis untuk anak dapat mengembangkan potensinya di masa depan. Pada periode usia ini, terjadi lonjakan luar biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Berangkat dari kondisi yang kurang menguntungkan pada lingkungan lokalisasi, optimalisasi perkembangan sosioemosional anak usia dini di lingkungan lokalisasi menjadi sasaran utama dalam penelitian ini untuk memperlengkapi anak dalam berkembang dengan baik.
Penelitian ini menggunakan metode penggabungan (mixed methods research) kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen penelitian meliputi ceklist, observasi, wawancara dan analisa dokumen. Populasi penelitian adalah anak usia 4-6 tahun yang tinggal di sekitar daerah lokalisasi “x”, sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Metode analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, analisis data secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis data secara kualitatif mengunakan analisis tematik dalam metode induktif dengan menggunakan sistem pengkodean (coding system). Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif.
Kata kunci: perkembangan sosioemosional, anak usia dini, optimalisasi perkembangan, intervensi
3
BAB 1. PENDAHULUAN
Surabaya memiliki lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, yaitu di daerah Jarak,
Bagunsari dan Kremil. Lokalisasi ini menyatu dengan kehidupan masyarakat sekitarnya.
Wilayah lokalisasi tidak hanya dihuni oleh PSK namun juga rumah tangga yang
menjalani kehidupan normal selayaknya keluarga lainnya. Bercampurnya masyarakat
yang berprofesi PSK dengan masyarakat yang tiggal di lokalisasi menimbulkan
interaksi dalam dinamika tertentu. Interaksi ini juga melibatkan anak-anak usia dini dan
memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosioemosional mereka.
Usia dini merupakan masa keemasan dalam perkembangan anak. Menurut
Santrock (2004), pada periode perkembangan akhir masa bayi (2 tahun) sampe dengan
usia 6 tahun, terjadi lonjakan luar biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi
pada periode berikutnya. Para ahli menyebutnya sebagai usia emas perkembangan
(golden age) (Dahlberg, Moss, & Pence, 1999; Levinowitz, 2001). Untuk melejitkan
potensi perkembangan tersebut, setiap anak membutuhkan asupan gizi seimbang,
perlindungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang, dan rangsangan pendidikan yang
sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan masing-masing anak. Pemberian
rangsangan pendidikan dapat dilakukan sejak lahir, bahkan sejak anak masih dalam
kandungan. Rangsangan pendidikan ini hendaknya dilakukan secara bertahap,
berulang, konsisten, dan tuntas, sehingga memiliki daya ubah (manfaat) bagi anak.
Sedini mungkin anak harus mendapatkan rangsangan yang tepat. Rangsangan ini adalah
perlakuan atau fasilitasi dari orang tua/guru atupun masyarakat di sekitar anak yang
mendukung tumbuh kembanganak melalui bermain. Akan tetapi kenyataannya tidak
semua lingkungan ramah terhadap anak.
Perkembangan sosioemosional merupkan salah satu perkembangan penting
manusia yang berpangkal pada interaksi anak dengan individu atau lingkungan
sekitarnya ketika usia dini (Santrock, 2004). Selayaknya anak usia dini akan
mendapatkan dukungan emosional dan relasi sosial yang sehat. Akan tetapi kondisi
seacam ini tidak selalu didapatkan oleh anak-anak, seperti halnya anak yang berada di
lingkungan lokalisasi. Di daerah lokalisasi terdapat anak usia dini yang kurang jelas
status ayah biologisnya. Dari aspek perkembangan sosio emosional kondisi ini akan
mempengaruhi konsep diri, pemerolehan model serta pemenuhan dukungan orang tua
yang asih, asah dan asuh terhadap mereka. Sedangkan pada anak usia dini yang berasal
4
dari keluarga “normal” (bukan PSK), mereka juga beresiko mendapatkan stimulasi yang
kurang sehat karena interaksi dengan orang dewasa yang berperilaku kurang kondusif
untuk perkembangan sosio emosional anak.
Berpijak dari paparan diatas, maka merupakan hal yang penting untuk menilik
perkembangan kebutuhan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi dengan
tujuan untuk mengoptimalkan perkembangan mereka sesuai dengan anak-anak lainnya.
TUJUAN KHUSUS
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan gambaran secara kuantitatif dan kualitatif aspek
perkembangan sosioemosional anak usia dini pada kisaran usia 4-6 tahun yang
bertempat tinggal di Lokalisasi “X”.
2. Untuk mengembangkan model intervensi yang relevan dengan kebutuhan anak
dengan tujuan optimalisasi perkembangan sosioemosionalnya.
3. Untuk mengevaluasi model intervensi yang ada dengan tujuan melakukan
perbaikan penanganan kebutuhan perkembangan sosioemosional anak usia dini di
daerah lokalisasi “X”.
URGENSI PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini sangat penting untuk memetakan pola perkembangan
sosioemosional anak usia dini yang tinggal di daerah lokalisasi “X” dan untuk kemudian
mengembangkan intervensi yang relevan dengan kebutuhan perkembangan anak. Usia
dini menjadi tahapan perkembangan yang kritis dikarenakan pada rentang usia ini (4-6
tahun) anak berada pada level perkembangan yang optimal, sehingga
pengoptimalisasian perkembangan menjadi satu aspek yang sangat penting. Selain itu,
latar belakang sosial anak yang tinggal di kawasan lokalisasi menjadi permasalahan
tersendiri, terutama bagi perkembangan sosioemosional anak. Menurut ahli-ahli
perkembangan, interaksi anak dengan lingkungan sosialnya memberikan pengaruh
terhadap perkembangan sosioemosional mereka (Santrock, 2004), dan lingkungan sosial
yang rawan, seperti kawasan lokalisasi, diperkirakan akan menghambat perkembangan
sosioemosional yang sehat pada anak.
Aspek penting lainnya dari penelitian ini adalah belum adanya hasil-hasil
penelitian di Indonesia yang berkaitan dengan optimalisasi perkembangan
sosioemosional anak usia dini di kawasan lokalisasi. Oleh karena itu, hasil dari
5
penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan pengetahuan yang besar bagi
dunia pendidikan anak usia dini di Indonesia.
6
BAB 2
STUDI PUSTAKA
I. Anak Usia Dini
Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak
sehingga disebut golden age. Istilah anak usia dini ini sering digunakan dalam berbagai
macam konteks. Beberapa orang memakai istilah ini bagi anak-anak yang berusia 4
hingga 6 tahun. Ada pula yang menggunakan ruang lingkup usia dini sejak anak lahir
hingga 6 tahun. Adapun pada penelitian ini, istilah anak usia dini yang dipakai adalah
berdasarkan teori psikologi perkembangan.
Anak usia dini seringkali disebut juga dengan masa awal anak-anak (early
childhood) atau prasekolah (preschool) (Santrock, 2004). Periode perkembangan ini
terentang dari akhir masa bayi (2 tahun) hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun. Setiap
anak usia dini memiliki ciri perkembangan berdasarkan usianya. Secara umum, anak-
anak pada masa ini mulai belajar kemandirian dan mempersiapkan modal untuk masuk
sekolah formal. Di samping itu, waktu mereka banyak digunakan untuk bermain dengan
teman sebayanya. Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan sebuah bagian yang
terintegrasi satu dengan yang lain.
II. Perkembangan Sosioemosional
A. Tahapan perkembangan
Sepanjang hidupnya, manusia mengalami proses perkembangan. Perkembangan
diartikan sebagai perubahan yang kontinu dan sistematis dalam diri seseorang sejak
tahap konsepsi sampai meninggal dunia (Shaffer, 1999). Perkembangan berkaitan
dengan kematangan secara biologis dan proses belajar. Demikian pula dalam
perkembangan anak, secara biologis ia harus berada dalam kondisi sesuai umurnya.
Terdapat pola kesamaan perkembangan dalam diri seseorang dengan anak lainnya pada
tahap usia tertentu. Pola khas yang terjadi dalam setiap tahap umur disebut dengan
normative development dan ideographic development. Tahap ini kemudian dikenal
sebagai standard normative development yang diasumsikan sebagai pola universal tugas
perkembangan yang harus dilalui seorang anak.
Perubahan-perubahan dalam perkembangan merupakan hasil interaksi dari
proses-proses biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2004). Proses biologis
7
meliputi perubahan pada sifat fisik seseorang. Proses kognitif meliputi perubahan pada
pemikiran, inteligensi, dan bahasa. Adapun proses sosioemosional meliputi perubahan
pada relasinya dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada
kepribadiannya. Proses-proses ini saling berkaitan dalam perkembangan seseorang
sepanjang masa hidupnya. Secara khusus, perkembangan manusia yang akan dibahas
adalah perkembangan proses sosioemosional pada anak usia dini. Selama masa ini,
anak-anak belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
ketrampilan kesiapan bersekolah, dan meluangkan waktu bermain dengan teman-teman
sebayanya.
Perubahan yang pertama dalam proses sosioemosional adalah perubahan pada
relasi anak dengan orang lain (Santrock, 2004). Pada masa awal, anak-anak biasanya
mulai keluar dan memasuki dunia ini. Mereka bertemu dengan teman-teman baru,
menghabiskan waktu dalam berbagai macam lingkungan, dan belajar banyak hal baru
yang menarik. Dalam menjalin relasi, anak-anak menjadi semakin tertarik pada anak
lain. Mereka mempelajari banyak hal, seperti berkomunikasi dengan jelas, berbagi, dan
memahami perasaan, keinginan, atau kemauan orang lain. Oleh karena itu, persahabatan
merupakan landasan yang subur untuk perkembangan relasi anak pada masa ini. Tahap
perkembangan masa awal anak-anak disebut juga sebagai tahap bermain. Anak-anak
mulai melakukan permainan, dimana sesi-sesi permainan bagi anak-anak dalam usia ini
berjalan dengan baik untuk pasangan yang terdiri dari dua orang. Hal ini dikarenakan
pada masa awal anak-anak, mereka memiliki kesulitan untuk membina lebih dari satu
hubungan pada saat yang sama. Selain itu, anak-anak juga mulai mengembangkan
ketertarikan pada permainan simbolik dan permainan berpura-pura. Permainan ini dapat
memfasilitasi perkembangan emosi anak karena ketika bermain pura-pura, mereka dapat
mengekspresikan atau memunculkan emosi yang berkaitan dengan permasalahan yang
sensitif yang mereka pendam.
Perubahan dalam proses sosioemosional yang kedua adalah perubahan pada
emosi anak. Dunia anak-anak dipenuhi dengan emosi dan pengalaman emosional.
Emosi adalah bahasa pertama yang digunakan oleh anak untuk berkomunikasi dengan
orang tuanya sebelum anak dapat berbicara dengan baik. Emosi didefinisikan sebagai
perasaan yang melibatkan suatu campuran antara gejolak fisiologis dan perilaku yang
tampak (Santrock, 2004). Fungsi utama emosi dalam perkembangan anak adalah (1)
penyesuaian diri dan kelangsungan hidup, (2) pengaturan atau regulasi, dan (3)
komunikasi. Berkaitan dengan emosi, anak-anak yang berada dalam masa awal mulai
8
memiliki bermacam-macam ketakutan atau kecemasan. Ketakutan atau kecemasan yang
dimiliki anak-anak ini juga cenderung memuncak. Contohnya adalah rasa takut
ditinggalkan, rasa takut terhadap mimpi buruk atau gelap, dan sebagainya.
Perubahan yang ketiga dalam proses sosioemosional adalah perubahan pada
kepribadian anak. Salah satu bagian dari kepribadian adalah pemahaman diri.
Pemahaman diri merupakan representasi kognitif anak, bahan dan isi konsep diri anak
(Santrock, 2004). Pemahaman diri seorang anak didasarkan pada berbagai peran dan
kategori-kategori keanggotaan yang mendefinisikan anak tersebut. Awal pemahaman
diri yang belum sempurna dimulai dengan pengakuan diri. Pada masa awal, anak-anak
biasanya memahami diri dari sudut pandang fisik. Kebanyakan anak kecil beranggapan
bahwa kepribadian merupakan bagian dari tubuh mereka. Anak-anak membedakan diri
mereka sendiri dari orang lain melalui berbagai perbedaan fisik dan atribut-atribut
material. Sebagai contoh, seorang anak membedakan dirinya dari anak lain dengan
menyebutkan ciri-ciri fisiknya seperti berambut ikal, berkulit putih, dan berkaca-mata.
B. Teori Psikososial Erikson
Salah satu ahli yang memfokuskan diri pada aspek kepribadian adalah Erik
Erikson, dengan teori psikososialnya. Menurut Erikson, setiap orang memiliki
kebutuhan biologis, sosial, dan psikologi yang harus dipenuhi untuk menjamin
pertumbuhan yang sehat. Ada pula kebutuhan intelektual, sosial, dan emosi yang
mendasar bagi seseorang untuk menjadi sehat. Erikson menyatakan bahwa kehidupan
manusia terdiri dari tahap-tahap yang dilalui semua orang. Setiap tahap tersebut
merupakan pertumbuhan dari tahap sebelumnya, dengan segala perubahan-perubahan
yang terjadi di dalamnya. Di setiap tahap, didapatkan tantangan-tantangan tertentu yang
harus diatasi. Ketika seorang anak berhasil mengatasi tantangan tersebut, dia akan
menemukan tantangan berikutnya dan dengan demikian dia bertumbuh.
Erikson mengajukan delapan tahap psikososial dari masa bayi hingga masa tua.
Adapun anak-anak usia dini berada pada tahap kedua dan ketiga. Tahap kedua disebut
juga dengan tahap otonomi versus rasa bersalah dan kebimbangan, berlangsung dari
umur dua hingga tiga tahun (dalam Santrock, 2004). Ciri-ciri khas anak-anak di tahap
perkembangan ini ialah: kemandirian, memisahkan pribadi dari orang tua, dan mencari
otonomi dalam kontrol dan tingkah laku. Mereka mencoba mengetes batasan-batasan
yang ada dan mulai memikirkan untuk sendiri. Sang anak harus belajar mengendalikan
dan mengontrol naluri, serta menggunakan kemampuan fisik dan mental. Sang anak
9
juga perlu belajar menahan diri dan mengontrol lingkungannya. Tahap perkembangan
ini sangat penting karena banyak kesalahan yang dapat terjadi. Anak-anak dapat
dihukum berat hanya karena dia tidak sengaja memecahkan barang, atau hal kecil
seperti mengompol. Orang tua bisa merasa frustrasi karena kelakuan yang dipandang
lamban atau irasional. Pada tahap ini, anak-anak perlu bereksperimen, bebas mencoba-
coba hal dengan indra rasa mereka, bebas untuk membuat kesalahan dan mengetes
limitasi di dalam lingkungan yang aman. Di samping itu, penting bagi sang anak untuk
mulai merasakan kekuatannya sendiri (Santrock, 2004). Kalau orang tua melakukan
segalanya untuk anak-anak mereka, maka pesan yang disampaikan ialah 'Kamu terlalu
lemah dan bodoh untuk melakukan segala hal ini, sehingga saya harus melakukannya
untukmu.' Dalam masa-masa seperti ini, anak-anak perlu merasa diterima sebagai
seorang pribadi yang mandiri. Banyak sekali pasien yang perlu dikonseling karena
mereka tidak tahu sampai dimana batas kemampuan diri, mereka berusaha untuk
memahami identitas mereka sendiri. Di masa awal kanak-kanak ini, mereka
memerlukan kebebasan untuk berbuat kesalahan ketika mereka berhasil untuk
melakukan hal-hal secara mandiri, seperti mengekspresikan diri, makan sendiri, pergi ke
toilet sendiri, dan melakukan berbagai kegiatan dengan tangan dan kaki. Mereka perlu
diajari bahwa tidak ada orang yang sempurna; kesalahan adalah bagian dari proses
belajar di dalam hidup ini. Anak-anak harus mempelajari cara-cara untuk meminta
maaf, untuk bertanggung jawab atas perbuatan atau kesalahan mereka, dan maju ke
depan. Dalam hal ini, seorang anak perlu bantuan untuk bisa mengembangkan
keseimbangan antara otonomi dan perasaan bersalah. Pengasuh yang tidak sabar atau
terlalu keras bisa menyebabkan sang anak untuk merasa bersalah dan meragukan
dirinya sendiri. Perkembangan yang sukses di tahap ini akan memberikan keuletan
kepada seorang anak.
Tahap ketiga berlangsung dari umur tiga hingga lima tahun, dengan ciri-ciri
inisiatif versus kepasifan. Dalam tahap ini, seorang anak yang sehat akan merasa
mampu dan belajar untuk merubah hal-hal di dalam lingkungannya untuk mengatasi
perasaan lemah. Anak-anak balita (sebelum masa sekolah) mulai menyadari perbedaan
fisik antara lelaki dan perempuan. Mereka juga mulai menemukan peranan mereka dan
tingkat kekuasaan dalam hubungan mereka dengan sesama dan orang dewasa. Erikson
menyatakan bahwa kalau seorang anak diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan
yang disukainya, maka ia akan mengembangkan pandangan yang positif terhadap
dirinya sendiri (dalam Santrock, 2004). Selanjutnya, ia pun lebih bertendensi untuk
10
menyelesaikan kegiatan tersebut. Sebaliknya jika seorang anak tidak diijinkan untuk
mengambil keputusan sendiri atau berinisiatif, maka akan timbul perasaan pasif dimana
mereka lebih cenderung membiarkan orang lain untuk mengambil keputusan untuk
mereka. Anak sekarang sudah mampu untuk berencana, dan melakukan ide-idenya.
Mereka harus diberikan kebebasan yang cukup untuk mengembangkan cara mereka
sendiri dalam menghadapi sesamanya dan juga untuk mengembangkan rasa keadilan
dan hati sanubari.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah prinsip perkembangan anak pada masa
ini merupakan bawaan masa lalu. Sebagai contoh, anak yang percaya pada lingkungan
alam sekitar akan memunculkan autonomy. Sebaliknya, anak yang tidak memiliki
kepercayaan akan berkembang menjadi anak yang pemalu dan ragu-ragu.
III. Peranan Lingkungan terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Dalam perkembangannya, anak mempunyai berbagai kebutuhan, yang perlu
dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup pangan, sandang, dan ‘papan’; serta
kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan penghargaan terhadap dirinya sebagaimana
teori kebutuhan dari Maslow. Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan
anak mendapat peluang mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat menghadirkan
pelatuk untuk mengembangkan seluruh potensi secara utuh. Pemenuhan kebutuhan
dalam perkembangan ini banyak tergantung dari cara lingkungan berinteraksi dengan
anak-anak. Perkembangan anak ditentukan oleh berbagai fungsi lingkungan yang saling
berinteraksi dengan individu, melalui pendekatan yang sifatnya memberikan perhatian,
kasih sayang dan peluang untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan taraf dan
kebutuhan perkembangannya.
Berkaitan dengan pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak,
Bronfenbrenner mengajukan teori ekologi yang mempelajari interelasi antarmanusia dan
lingkungannya. Ada 4 (empat) struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro,
meso, exo dan makro (Bronfenbrenner dalam Berns, 1997). Sistem mikro adalah
keluarga dan hubungan antara anggota keluarga tempat anak dibesarkan. Dalam hal ini,
pengasuh merupakan tokoh sentral ekosistem mikro yang membesarkan anak. Adapun
ekosistem meso merupakan jembatan antara sistem mikro dengan sistem yang lebih
luas, yaitu ekosistem makro. Apabila anak menjadi lebih besar dan bersekolah maka ia
berada dalam sistem meso. Sistem exo adalah setting di mana anak tidak berpartisipasi
aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua, teman dan
11
tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyarakat lain. Sistem makro
berbicara tentang budaya, gaya hidup dan masyarakat tempat anak berada. Semua
sistem tersebut saling pengaruh-mempengaruhi dan berdampak terhadap berbagai
perubahan dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, seluruh komponen sistem
berpengaruh terhadap pengasuhan (nurturing) dan pendidikan anak secara holistik
(Berns, 1997).
Sejalan dengan perkembangan usianya, anak usia dini dapat menilai situasi di
lingkungan sekeliling terutama lingkungan keluarganya. Anak usia dini umumnya
berperilaku dengan mencontoh atau meniru model orang dewasa yang dilihatnya. Orang
tua, kerabat, guru maupun orang lain yang ada di sekitar anak diharapkan dapat lebih
menerapkan perlakuan yang tepat bagi anak-anak pada masa awal. Dengan adanya
perlakuan yang tepat, perkembangan sosioemosional anak juga akan berkembang secara
optimal, menjadi yang terbaik untuk masing-masing anak.
IV. Prinsip-prinsip Optimalisasi Perkembangan Sosioemosional
A. Pendisiplinan dalam Keluarga
Salah satu cara untuk mengoptimalisasikan perkembangan sosioemosional anak
adalah melalui penerapan disiplin yang benar. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa
disiplin bukanlah hukuman, melainkan suatu cara untuk mendidik dan membimbing
anak (Santrock, 2004). Tujuan dari pendisplinan adalah mengajarkan anak sikap dan
perilaku yang tepat. Dalam kenyataannya, seringkali orangtua berpikir bahwa displin
merupakan cara untuk mengendalikan perilaku anak. Seringkali pendapat tersebut
menyebabkan orangtua memberikan berbagai bentuk hukuman untuk mengontrol
perilaku negatif anak. Kondisi di atas justru membuat tujuan pendisiplinan seringkali
tidak dicapai. Disiplin lebih merupakan learning experience yang mengajarkan anak
untuk membuat keputusan yang benar. Dengan demikian, pendisiplinan sebaiknya
mengarah pada kerjasama dan kooperasi, bukan mengontrol. Dalam hal ini, anak dan
orangtua saling belajar satu sama lain.
Saat orangtua menginginkan perubahan pada perilaku anak, orangtua perlu
menilik kembali perilakunya sendiri. Hal ini merupakan salah satu kesukaran yang
dialami orangtua. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merubah perilaku dan
membuat komitmen terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian, anak akan
mempelajari perilaku dengan melakukan copying (Santrock, 2004). Anak akan belajar
12
tentang apapun yang mereka dengar dan lihat. Berdasarkan proses inilah, anak
mempelajari tentang sikap, nilai, preferensi sosial, serta kebiasaan.
Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah masalah konsistensi dalam
menerapkan disiplin (Santrock, 2004). Ketika orangtua memutuskan akan
mendisiplinkan suatu perilaku yang salah, maka orangtua harus konsisten akan hal yang
sama. Jika tidak, maka akan muncul masalah yang lebih parah. Dalam hal ini, akan
lebih baik orangtua memberikan hadiah terhadap perilaku positif yang muncul (yang
berlawanan dengan perilaku menyimpang). Dengan demikian, perilaku yang tidak
diberi reward tidak akan muncul. Hadiah yang dipilih sebaiknya yang dianggap penting
bagi anak. Hadiah tersebut juga harus relevan dengan perilaku yang akan didisiplinkan.
Lebih baik lagi bila orangtua memberikan kesempatan bagi anak untuk mengendalikan
sendiri perilaku-perilaku positif mereka.
B. Permainan
Untuk mengembangkan kemampuan sosioemosional, anak membutuhkan
beberapa keterampilan seperti memahami sebab akibat, berpartisipasi dalam
masyarakat, ataupun mengatasi konflik-konflik internal dan eksternal. Keterampilan-
keterampilan tersebut dapat diraih melalui permainan anak-anak. Perilaku bermain
dapat meningkatkan hubungan dengan teman sebaya, melepaskan ketegangan,
meningkatkan perkembangan kognitif, serta memfasilitasi eksplorasi anak. Menurut
Freud dan Erikson (dalam Santrock, 2004), bermain merupakan fungsi penyesuaian
sosial dan dapat membantu anak mengatasi kecemasan dan konflik.
Pada usia dini, anak-anak tidak begitu mementingkan kemenangan, skor akhir,
ataupun aturan pada suatu permainan. Pola permainan pada masa ini lebih bersifat pura-
pura atau make-believe. Di samping dapat mengembangkan daya fantasi, anak dapat
mewujudkan keinginan-keinginan yang tidak dapat dilakukan, seperti menyupir mobil.
Permainan make-believe juga dapat digunakan sebagai terapi untuk kasus-kasus
kecemasa, fobia, trauma, dan sebagainya.
Secara spesifik, dengan bermain make-believe, anak akan mengembangkan
kemampuan kognitif, emosi, dan sosialnya. Khusus untuk aspek sosial, anak dapat
mengembangkan relasi sosial dengan teman-teman sebayanya. Saat bermain make-
believe, anak saling bertukar perasaan dan pengalaman (Selman & Hickey-Schultz,
1990 dalam Scarlett, 2005). Di samping itu, anak belajar bernegosiasi atas konflik-
konflik yang dihadapinya. Saat berlawanan pendapat mengenai peran dalam make-
13
believe, anak membutuhkan keterampilan untuk ”menjual” ide-idenya untuk kemudian
dibandingkan dengan ide teman-temannya. Di sisi lain, pola permainan make-believe
pada masa awal anak-anak dapat menjadi media ekspresi emosi anak. Sesuai dengan
perkembangannya, anak-anak usia dini belajar mendefinisikan, menyimbolkan,
sekaligus mengatur kondisi emosinya. Dengan demikian, diharapkan perkembangan
emosional anak pada tahap-tahap berikutnya menjadi lebih optimal.
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
I. Design Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang menggabungkan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Dua tujuan penelitian diajukan untuk mendapatkan gambaran
tentang perkembangan sosioemosional anak usia dini dan mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anak usia dini yang tinggal di daerah lokalisasi
dan sekitarnya. Menurut Creswell (2008), penggabungan metode kuantitatif dan
kualitatif (yang dikenal dengan sebutan mixed methods research) ditujukan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik pada suatu permasalahan, dengan cara
mengumpulkan, menganalisan dan menggabungkan dua metode dalam satu penelitian.
Dalam penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan gambaran
perkembangan sosioemosional anak usia dini, dan metode kualitatif digunakan untuk
menggali secara lebih mendalam kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anak usia dini
yang tinggal di daerah lokalisasi dan sekitarnya.
Penelitian ini dibagi kedalam 2 tahap. Tahap pertama bertujuan untuk
mengidentifikasi gambaran perkembangan dan menggali secara mendalam kebutuhan
sosioemosional anak usian dini di daerah lokalisasi “X”. Tahap ke kedua bertujuan
untuk mengembangkan model intervensi yang relevan untuk mengoptimalkan
perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi ”X” dan mengevaluasi
model intervensi tersebut dengan tujuan melakukan perbaikan.
II. Fokus Penelitian
Fokus utama dalam penelitian ini adalah perkembangan sosioemosional anak
usia dini. Sosioemosional meliputi relasinya dengan orang lain, emosi, dan
kepribadiannya. Sosioemosional juga merupakan suatu proses, dalam hal ini adalah
proses perubahan pada relasinya dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan
perubahan pada kepribadiannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini
menekankan pada penggambaran sosioemosional anak usia dini dalam hal relasi, emosi
dan kepribadian dalam berbagai sistem mikro, meso, exo dan makro (Bronfenbrenner
dalam Berns, 1997) pada anak usia dini, dilingkungan lokalisasi.
15
III. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah anak usia 4-6 tahun yang tinggal di sekitar daerah
lokalisasi “x”, sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan secara purposif untuk
memilih anak usia dini berumur antara 4-6 tahun yang tinggal di daerah lokalisasi “x”.
Keuntungan penggunaan metode sampel purposif adalah untuk memperoleh subyek
yang sesuai dengan kriteria penelitian dan memungkinkan diperolehnya informasi yang
mendalam (Creswell, 2008).
IV. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penggabungan (mixed methods research)
kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen penelitian meliputi ceklist, observasi,
wawancara dan analisa dokumen. Penggunaan instrumen penelitian yang bervariasi ini
disesuaikan dengan tujuan penelitian yang kompleks. Instrumen penelitian berupa
ceklist digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang perkembangan
sosioemosional anak. Ceklist juga digunakan untuk melihat pengaruh intervensi yang
dikembangkan dalam mengoptimalisasi pertumbuhan sosioemosional anak. Instrumen
yang lain berupa observasi, wawancara dan data analisis digunakan untuk menggali
secara lebih mendalam kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anak usia dini yang
tinggal di daerah lokalisasi. Instrumen-instrumen kualitatif ini juga digunakan untuk
memberikan informasi yang lebih mendalam tentang pengaruh intervensi dalam
mengoptimalisasi perkembangan sosioemosional anak dan juga untuk mengevaluasi
relevansi metode intervensi yang dikembangkan. Menurut Yates (2004) dan Johnson &
Christensen (2004), penggunaan serangkaian instrumen penelitian untuk pengambilan
data akan memberikan banyak keuntungan, antara lain untuk mendapatkan data
penelitian yang lengkap dan untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian. Adapun
masing-masing instrumen penelitian akan dideskripsikan secara singkat.
Ceklist
Ceklist dikategorikan sebagai salah satu instrumen penelitian yang ditujukan
untuk mengumpulkan data kuantitatif (Creswell, 2008). Ceklist digunakan untuk
mencatat data pada perilaku yang spesifik dengan cara mengobservasi atau
menginterview subyek penelitian dan kemudian memberikan penilaian-penilaian pada
sebuah skala yang merefleksikan perilaku terkait. Ceklist juga dapat digunakan sebagai
panduan untuk interview atau observasi yang terstruktur, dimana setiap indikator-
indikator perilaku didefinisikan dan diskalakan dengan seksama (Arksey & Knight,
16
1999). Dalam penelitian ini, metode ceklist digunakan untuk mendapatkan gambaran
perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi “x”. Metode ceklist
juga digunakan dengan alasan subyek penelitian adalah anak-anak yang masih belum
mampu melakukan evaluasi diri dengan mengisi kuisioner.
Observasi
Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data yang sangat penting untuk
melihat seting alami dari sebuah konteks penelitian dan untuk memperoleh pemahaman
yang menyeluruh dari konteks tersebut (Patton, 2002). Penelitian ini akan menggunakan
observasi lapangan (field note) untuk melihat perkembangan sosioemosional anak
dalam interaksinya dengan orang lain dan lingkungannya. Catatan observasi lapangan
yang lengkap dan tersistematis akan digunakan untuk menyediakan sebuah
penggambaran dan interpretasi yang detil tentang konteks penelitian. Catatan observasi
lapangan ini akan merekam secara lengkap setiap peristiwa yang terjadi selama proses
observasi termasuk refleksi pribadi dari pengamat.
Wawancara
Wawancara adalah instrumen yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif
seperti studi lapangan. Wawancara menjadi instrumen pengumpulan data yang sangat
berguna untuk menggali informasi yang mendalam mengenai kehidupan dan aktifitas
subyek penelitian (Hammersley & Atkinson, 1983; Spradley, 1979), dan juga mampu
memberikan informasi yang lengkap yang tidak dapat diperoleh instrumen lain seperti
observasi (Laine, 1997).
Teknik wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) akan digunakan
dalam penelitian ini, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi secara mendalam dengan
menerapkan model interview secara informal (Sarantakos, 2005).
2. dengan lama penelitian berkisar 6 bulan, diharapkan waktu yang dibutuhkan
untuk membangun hubungan yang dekat dengan subjek penelitian dan untuk
menggali informasi secara mendalam dapat terpenuhi melalui penggunaan
teknik interview tidak terstruktur (Minichiello, Aroni, Timewell, & Alexander,
1995).
Analisa dokumen
Analisa dokumen adalah metode pengambilan data kualitatif dengan melakukan
penyelidikan terhadap perilaku social secara tidak langsung (Goetz & LeCompte, 1984;
Laine, 1997). Hasil dari analisa dokumen dalam penelitian ini akan dibandingkan
17
dengan instrumen penelitian yang lainnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang permasalahan dalam penelitian. Analisa dokumen meliputi hasil
belajar anak di sekolah, catatan-catatan dari guru dan siswa atau dokumen-dokumen
lainnya seperti buku harian anak.
V. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, analisis
data secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis data secara kualitatif mengunakan
analisis tematik dalam metode induktif, yang menurut Ezzy (2002) menekankan kepada
indentifikasi dan penjelasan konsep-konsep atau tema-tema yang muncul dari data
kualitatif. Faktor-faktor yang terkait dengan perkembangan sosioemosional anak usia
dini di daerah lokalisasi “x” akan teridentifikasi melalui hasil observasi, wawancara dan
data sekunder lainnya untuk kemudian akan dihubungkan dengan literatur yang terkait.
Sistem pengkodean dalam analisis tematik (Ezzy, 2002) akan digunakan sebagai
metode analisis data dalam penelitian ini. Sistem ini membagi prosedur pengkodean
dalam tiga tahap, yaitu pengkodean bebas (open coding), pengkodean aksial (axial
coding), dan pengkodean pilihan (selective coding). Pengkodean bebas bertujuan untuk
menghasilkan sebanyak mungkin kategori yang muncul dari data kualitatif. Tema-tema
yang sejenis dan berlawanan jenis akan dikelompokkan dalam kategori yang berbeda
dengan cara melakukan pembandingan pada data-data kualitatif. Pengkodean aksial
selanjutnya dilakukan untuk menghubungkan kelompok-kelompok dari kategori yang
muncul pada pengkodean bebas untuk menghasilkan tema yang lebih besar.
Pengkodean pilihan pada akhirnya dilakukan untuk mengidentifikasi pola-pola interaksi
dalam tema-tema yang muncul pada langkah kedua, dan juga untuk membangun analisa
secara menyeluruh dari pola-pola interaksi yang terbentuk tersebut.
Analisis secara kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Penggunaan analisis deskriptif diharapkan mampu untuk memberikan gambaran
perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi “x”. Menurut Corty
(2007) and Salkind (2007), analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan
menjelaskan distribusi data dengan menggunakan metode-metode pengukuran central
tendency, variabilitas, grafik dan tabel. Metode-metode pengukuran central tendency
dan variabilitas digunakan untuk menggambarkan sebaran data ceklist tentang
perkembangan sosioemosional anak, sedangkan beberapa grafik dan tabel digunakan
untuk memvisualisasikan data sehingga akan lebih mudah untuk dipahami. Selain itu,
18
analisis deskriptif dianggap mampu untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini,
dimana tujuan penelitian diarahkan pada pemahaman karakteristik data tanpa bertujuan
untuk melakukan generalisasi kepada populasi (Healey, 1999; Kiess, 1989).
Selanjutnya, SPSS versi 16 untuk program windows digunakan untuk menganalisa
distribusi data perkembangan sosioemosional anak usia dini di daerah lokalisasi “x”.
19
BAB IV
PEMBIAYAAN
JENIS PENGELUARANRINCIAN (dlm rupiah)
TAHAP I TAHAP IIPelaksana ( Gaji dan Upah ) 3,120,000 4,680,000
Peralatan 20,400,000 21,600,000
Bahan Habis Pakai ( Material Penelitian )
2,450,000 10,350,000
Perjalanan
12,800,000 12,000,000
Pemeliharaan - -
Pertemuan / Lokakarya / Seminar 3,600,000 4,000,000
Laporan / Publikasi 1,000,000 4,000,000
Lain-lain - - Total Anggaran 43,370,000 56,630,000
Total Keseluruhan Anggaran 100,000,000
(Seratus Juta Rupiah)
DAFTAR PUSTAKA
20
Berns, R. M. (1997). Child, Family, School, Community, Socialization, and Support (4th ed.). New York: Harcourt Brace College.
Corty, E. W. (2007). Using and Interpreting Statistics: A Practical Text for the Health, Behavioral, and Social Sciences. St. Louis, Missouri: Mosby Elseiver, Inc.
Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research (3rd ed.). Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education.
Dahlberg, G., Moss, P., & Pence, A. (1999). Beyond Quality in Early Childhood Education and Care: Postmodern Perspectives. New York: Routledge.
Ezzy, D. (2002). Qualitative Analysis: Practice and Innovation. NSW, Australia: Allen & Unwin.
Goetz, J. P., & LeCompte, M. D. (1984). Ethnography and qualitative design in educational research. Orlando, Fla.: Academic Press.
Hammersley, M., & Atkinson, P. (1983). Ethnography : principles in practice. London ; New York: Tavistock.
Healey, J. F. (1999). Statistics: A Tool for Social Research. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company.
Kiess, H. O. (1989). Statistical Concepts for the Behavioral Sciences. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.
Laine, M. d. (1997). Ethnography : theory and applications in health research. Sydney ; London: MacLennan & Petty.
Levinowitz, L. (2001). A golden age for early childhood music education. Teaching Music, 9(3), 44-47.
Minichiello, V., Aroni, R., Timewell, E., & Alexander, L. (1995). In-depth Interviewing: Principles, Techniques, Analysis (2nd ed.). Melbourne: Longman.
Patton, M. Q. (2002). Qualitative research and evaluation methods, Pages 230-246: Sage Publications.
Salkind, N. J. (2007). Statistics for People Who (Think They) Hate Statistics: The Excel Edition. California, USA: Sage Publications, Inc.
Santrock, J. W. (2004). Child Development (10th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Sarantakos, S. (2005). Social research (3rd ed.). New York: Palgrave Macmillan.Shaffer, D. (1999). Developmental Psychology. California: Brooks/Cole, Inc.Spradley, J. P. (1979). The ethnographic interview. New York: Holt, Rinehart and
Winston.
LAMPIRAN
21
d. Penjelasan Tambahan
I. Pertimbangan Alokasi Biaya
TAHAP I
1. Pelaksana
No.
Pelaksana
Jumlah Pelaksana
Jumlah jam/minggu
JumlahBulan
Honor/jam
Biaya
1 Ketua peneliti 1 15 4 10,000 600,0002 Anggota peneliti 3 12 4 7,500 1,080,0003 Tenaga lapangan 6 12 4 5,000 1,440,000
Jumlah 3,120,000
2. Peralatan
No Peralatan Volume Bulan Biayasatuan
Total Biaya
1 Sewa video recorder 2 buah 4 500,000 4,000,0002 Telp/fax/HP 4 500,000 2,000,000
3 Sewa internet 60 jam/bulan 4 35,000 8,400,0004 Tape Recorder 4 buah 1,500,000 6,000,000
Jumlah 20,400,000
3. Bahan HabisNo Jenis Bahan Volume Pelaksanaan Satuan Harga Total Harga
1 Kertas 10 rim 25,000 250,0002 Map folder 10 buah 7,500 75,0003 Tinta 5 buah 150,000 750,0004 Flash disk 10 buah 30,000 300,0006 Ballpoint 20 buah 5,000 100,0007 Blok note 10 buah 5,000 50,0008 Foto copy 1000 lembar 100 100,0009 CD kosong 50 keping 5,000 250,00010 batu baterei 50 buah 1,500 75,000
11Konsumsi presentasi laporan 50 orang 1 kali 10,000 500,000
Jumlah 2,450,000
4. Perjalanan
NoOperasional
lapanganJumlah
PelaksanaBulan
Satuan Biaya Total Biaya
1 Transportasi 10 4 100,000 4,000,0002 Akomodasi di lokasi
penelitian10 4 100,000 4,000,000
Jumlah 12,800,000
5. Pertemuan TimNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya
1 Koordinasi 3 pertemuan 200,000 600,000
22
2 Pembuatan instrumen 5 pertemuan 200,000 1,000,0003 Validasi instrumen 4 pertemuan 200,000 800,0004 Interpretasi data 6 pertemuan 200,000 1,200,000
Jumlah 3,600,000
6. Laporan/PublikasiNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya
1 Laporan penelitian 5 Laporan 200,000 1,000,000 Jumlah 1,000,000
Total Tahap I 43,370,000
TAHAP II
1. Pelaksana
No. Pelaksana JumlahPelaksana
Jumlahjam/minggu
JumlahBulan
Honor/jam Biaya
1 Ketua peneliti 1 15 6 10,000 900,0002 Anggota peneliti 3 12 6 7,500 1,620,0003 Tenaga lapangan 6 12 6 5,000 2,160,000
Jumlah 4,680,000
2. Peralatan
No PeralatanVolume Bulan
Biayasatuan
Total Biaya
1 Sewa video recorder 2 buah 6 500,000 6,000,0002 Telp/fax/HP 6 500,000 3,000,0003 Sewa internet 60 jam/bulan 6 35,000 12,600,000
Jumlah 21,600,000
3. Bahan HabisNo Jenis Bahan Volume Pelaksanaan Satuan Harga Total Harga1 Kertas 10 rim 25,000 250,0002 Map folder 10 buah 7,500 75,0003 Tinta 5 buah 150,000 750,0004 Flash disk 10 buah 30,000 300,0006 Ballpoint 20 buah 5,000 100,0007 Blok note 10 buah 5,000 50,0008 Foto copy 1000 lembar 100 100,0009 CD kosong 50 keping 5,000 250,00010 batu baterei 50 buah 1,500 75,00011 Konsumsi intervensi 50 orang 10 10,000 5,000,00012 Tanda mata 2,900,000
13Konsumsi presentasi laporan 50 orang 1 kali 10,000 500,000
Jumlah 10,350,000
4. Perjalanan
No Operasional lapangan
JumlahPelaksana
Bulan Satuan Biaya Total Biaya
1 Transportasi 10 6 100,000 6,000,000
23
2 Akomodasi di lokasi penelitian 10 6 100,000 6,000,000
Jumlah 12,000,000
5. Pertemuan TimNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya
1 Koordinasi 3 pertemuan 200,000 600,000
2
Penyusunan intervensi dan alat ukur 6 pertemuan 200,000 1,200,000
3Validasi intervensi dan alat ukur 5 pertemuan 200,000 1,000,000
4Interpretasi dan evaluasi 6 pertemuan 200,000 1,200,000
Jumlah 4,000,000
6. Laporan/PublikasiNo Kegiatan Jumlah Satuan Biaya Total Biaya
1 Laporan Penelitian 5 Laporan 200,000 1,000,0003 Publikasi 1 buku 2,000,000 2,000,0004 Presentasi 5 orang 200,000 1,000,000
Jumlah 4,000,000
Total Tahap II 56,630,000TOTAL BIAYA 100,000,000
II. DUKUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENELITIAN:Tidak ada dukungan dana baik dari dalam negeri maupun luar negeri- Dukungan aktif yang sedang berjalan: Tidak ada- Dukungan yang sedang dalam tahap pertimbangan: Tidak ada- Proposal yang sedang direncanakan atau dalam taraf persiapan: Tidak ada
III. SARANA- Laboratorium
Laboratorium yang akan digunakan selama penelitian adalah laboratorium psikologi Fakultas psikologi Universitas Airlangga
- Peralatan utama: Video recorder (Fakultas Psikologi memiliki video recorder untuk menunjang berbagai penelitian, namun untuk menggunakannya dibutuhkan uang sewa terutama untuk biaya perawatannya. Video recorder ini menjadi peralatan utama untuk mencatat hasil observasi)
- Keterangan tambahan: Tidak ada
IV. BIODATA PENELITI KETUA PENELITI1. Nama lengkap dan gelar: Aryani Tri Wrastari, S.Psi, M.Ed (ReAssEv)
2. Alamat: Jl. Karangmenjangan 35 Surabaya
24
3. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas )
UNIVERSITAS / INSTITUTDAN LOKASI
G E L AR TAHUNSELESAI
BIDANG STUDI
S1 Universitas Airlangga Surabaya
S2 Flinders University of South Australia
S.Psi
M.Ed (ReAssEv)
2003
2008
Psikologi
Educational Research, Assessment and Evaluation
4. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta
kedudukan saat ini.
PENGALAMAN KERJA DALAM PENELITIAN
INSTITUSI JABATANPERIODE
KERJA
Flinders University of
South Australia
Peneliti Utama “Teachers As Learners In The Context of a Disadvantaged School In Indonesia”
2008
Flinders University of
South Australia
Peneliti Utama “Hierarchical Linear Modeling of Student and School Effects on Indonesian Student Scientific Achievement: Analysis of PISA 2003”
2008
Flinders University of
South Australia
Peneliti utama “The Evaluation of Science Items in PISA 2003 for Indonesian Data using Item Response Theory: A Comparison with Classical True Score Theory”
2008
Flinders University of
South Australia
Peneliti utama “Assessing PISA Assessment 2003: an Analysis of Science Items in Book 8 Indonesian Data using Classical True Score Theory”
2007
Flinders University of
South Australia
Peneliti utama “Descriptive Analysis of Indonesian Students’ Attitudes towards Mathematics, Based on Gender Category”
2007
Flinders University of
South Australia
Peneliti utama “Statistical Analyses of Indonesian Male and Female Students’ Attitudes toward Mathematics: association and comparison studies”
2007
Flinders University of
South Australia
Peneliti Utama “Analyzing Teachers’ Understanding on Constructivist Theory in SACSA by Using NVIVO Qualitative Software”
2006
Flinders University of
South Australia
Peneliti Utama “Relationship between Teacher Gender and Their Teaching Methods”
2006
Fakultas Psikologi Peneliti Utama “Pengaruh Pusat Media 2005
25
Universitas Airlangga Pembelajaran terhadap Pencapaian Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga”
Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
Peneliti Utama “Pengaruh Pemberian Pelatihan Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap Peningkatan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh di Pusat Rehabilitasi Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) “Suryatama” Bangil – Pasuruan”
2003
PENGALAMAN PENDUKUNG
KEGIATANPERIODE
KERJA
Pemakalah dalam Educational Research Conference 2007, Flinders University of South Australia. Judul materi “Teachers as learners: perceptions of teachers from low social economic schools in Indonesia”.
2007
Menulis di Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Muhamadyah Gresik dengan judul “Understanding the Quality of Social Science through Discussions of Qualitative Approaches”
2007
Koordinator pelaksanaan hibah media pembelajaran dengan judul “Belajar Psikologi Eksperimen dengan Menggunakan Media CD Interaktif”
2005
Anggota tim pembuatan hibah pengajaran dengan judul “Buku Panduan Kuliah Sejarah Aliran Psikologi”
2005
Anggota tim pembuatan hibah media pembelajaran dengan judul “Perilaku Non Verbal di Budaya Indonesia”
2004 - 2005
Koordinator pelaksanaan hibah pengajaran dengan judul “Buku Ajar Psikologi Eksperimen”
2004
ANGGOTA PENELITI 1
1. Nama lengkap dan gelar: Primatia Yogi W., M.Si
2. Alamat: Surya Asri Blok B IV No. 20, Sidokepung Buduran Sidoarjo
3. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas )
UNIVERSITAS / INSTITUTDAN LOKASI
G E L AR TAHUNSELESAI
BIDANG STUDI
S1 Universitas Gadjah Mada Jogjakarta
S2 (Profesi) Universitas Gadjah Mada Jogjakarta
S.Psi
M.Psi
2000
2002
Psikologi
Psikologi
26
S2 Universitas Gadjah Mada Jogjakarta M.Si 2005 Psikologi
4. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta
kedudukan saat ini.
Pengalaman Penelitian
Hubungan antara Minat Menonton Film Barat di Televisi dengan Sikap
Remaja terhadap Pergaulan Bebas Antar Jenis. Skripsi. 2000.
VCD Porno dalam Kaitannya dengan Pergaulan Heteroseksual Remaja
di Jogjakarta. Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Sosial. 2001.
Pemahaman tentang Kebutuhan Karyawan sebagai Dasar Pemberian
Motivasi untuk Meningkatkan Kinerja di Auto 2000 Waru Surabaya.
Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Industri. 2001.
Laporan Kasus Klien Normal, Neurotik, Psikotik, dan Pasien RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang. Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Klinis.
2001.
Laporan Kasus Anak Didik di SDN Ungaran I Jogjakarta dan di SMU
“17” 1 Jogjakarta. Laporan Kerja Praktik Bidang Psikologi Pendidikan.
2001.
Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam
Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. Tesis. 2005.
Pembakuan Norma Tes Kraepelin (Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan). 2006.
Pola Komunikasi Orangtua dan Remaja pada Keluarga yang Terlibat
Penyalahgunaan Narkoba. 2007.
Seminar dan Presentasi
Kuliah Umum Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta: “Strategi Sukses Menghadapi Dunia Perguruan
Tinggi: Sebuah Refleksi” (2002).
Seminar “Persiapan Masuk Dunia Kerja” di STMIK–AMIK Proactive
Yogyakarta (2002).
Konperwil XVI IPPNU Jatim: ”Telaah Kritis – Problematika Remaja
antara Jati Diri dan Masa Depan” (2006).
27
Konggres IPPI V Malang: ”Eksplorasi Musik Tradisional Indonesia
dalam Sesi Relaksasi Mental Senam Hamil” (2006).
Lokakarya Penanaman Nilai-nilai Agama pada Anak Usia Dini
Departemen Agama Propinsi Jawa Timur: ”Pengaruh Lingkungan terhadap
Tumbuh Kembang Anak” (2007).
Konggres HIMPSI X Bali: ”Program Inap Keluarga (Family Stay)
sebagai Media Fasilitasi untuk Mengurangi Prasangka Antarsuku di
Indonesia” (2007).
Konggres IPPI VI Surabaya: ”Peran Keluarga terhadap Pembentukan
Sense of Enterpreneurship pada Remaja” (2007).
International Conference on Education: ”Educating Knowledge,
Attitudes, Values, and Skills to Prevent Drug Abuse in High Schools”
(2007).
International Conference of Industrial and Organizational Psychology:
”Adolescent Enterpreneurs – Why?” (2007).
Pelatihan bagi Guru Agama Play Group dan Taman Kanak-kanak
Pemprov Jatim: ”Psikologi Perkembangan Anak” (2008).
2nd ASEAN Regional Union of Psychological Societies (ARUPS)
Congress: ”Family Communication of Adolescent Abusers” (2008).
Prestasi
1. Peraih beasiswa akademik dari Yayasan Ruhui Rahayu Samarinda periode
1996 – 2000.
2. Penghargaan Mahasiswa Berprestasi Peringkat 2 Tingkat Fakultas
Universitas Gadjah Mada Tahun 2000.
ANGGOTA PENELITI 21. Nama lengkap dan gelar: Fitri Andriani, S.Psi., M.Si
2. Alamat: Jl. Manukan Tengah I Blok 6H/12
3. Pendidikan (dari sarjana muda/yang sederajat ke atas )
UNIVERSITAS / INSTITUTDAN LOKASI
GELAR TAHUNSELESAI
BIDANG STUDI
28
1. Universitas Airlangga Surabaya
2. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
S. Psi.
M. Si.
1995
2005
Psikologi
Psikometri (Pengukuan Psikologi)
4. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta
kedudukan saat ini.
PENGALAMAN KERJA PROFESIONAL
INSTITUSI JABATANPERIODE
KERJA
Divisi Psikotes LP3T Fak. Psikologi Unair
Bendahara dan Asessor Divisi Psikotes dan pengukuran perilaku yang melakukan praktek assessement terapan psikologi
2001– 2003
Divisi Psikotes LP3T Fak. Psikologi Unair
Asessor Divisi Psikotes dan pengukuran perilaku yang melakukan praktek assessement terapan psikologi
2001-Skr
P4UA Universitas Airlangga
Tim Penyusun Tes Potensi Akademik2004-Skr
Fakultas Psikologi Staf Ahli Bidang II yang turut membantu pengelolaan bidang keuangan dan kepegawaian
2005- Skr
Fakultas Psikologi Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi fakultas Psikologi Universitas Airlangga
2006-Skr
Fakultas Psikologi Menjadi salah satu PIC dalam program PHK A3 2007-Skr
PENGALAMAN KERJA DALAM PENELITIAN
NO INSTITUSI JABATANPERIODE
KERJA1 DIP Unair Anggota Peneliti ”Validits Tes NST” 1999
2 DIP Unair Anggota Peneliti” Hubungan Kreativitas dengan Soal Cerita Matematika ”
2000
3 DIP Unair Anggota Peneliti ”Kesesuaian Respon dengan bercak Roschach”
2000
4 DIP Unair Anggota Peneliti ”Validitas Dan Reliabilitas Tes IST” 2001
5 DIP Unair Ketua Peneliti ” Profil Kepribadian Pencari Kerja di Surabaya” 2001
6 F. Psikologi - SP4
Ketua Peneliti” Penyusunan Alat Ukur Nilai Berdasar Teori Spranger”
2004
7 UGM Yogyakarta-Dikti
Ketua Peneliti ”Penyetaraan sekor Tes Masuk Perguruan Tinggi”
2005
8 F. Psikologi Ketua Peneliti ”Estimasi Reliabilitas dengan Pendekatan Internal Consistensy”
2006
9 F. Psikologi Ketua Peneliti ’ Kesesuaian Respon Tes Doodle dengan Kecenderungan Kepribadian”
2006
DAFTAR PUBLIKASI YANG RELEVAN
29
PUBLIKASI JUDULMedia Psikologi INSAN Profil Kepribadian Pencari Kerja di SurabayaMedia Psikologi INSAN edisi Agustus 2005 Penyusunan Alat Ukur Nilai Berdasar Teori SprangerSimposium nasional “Memahami Psikologi Indonesia” Desember 2005 di Universitas Muhammadiyah Malang
Penyusunan Alat Ukur Nilai Berdasar Teori Spranger
Proceeding Seminar Nasional “Issu-Issu Kontemporer Psikologi” bulan Januari 2006 di UAD Yogyakarta
Estimasi Reliabilitas dengan Pendekatan Internal Consistensy
Proceeding Seminar Nasional “Kekerasan Pada Anak (child abuse)” bulan April 2006 di UMS Surakarta
Menonton TV sama dengan Child Abuse?
Penampil Poster Ilmiah dalam “1st Congress Asean Regional Union Of Psycholigical Societies” pada 31 July – 2 Agustus 2006 di Jakarta, Indonesia
Score Equating Of University Entrance Test
Pemakalah dalam Konferensi Nasional “Stress Management” bulan Februari 2007 di forum Ikatan Psikologi Klinis di Bandung
Mood Management Berbasis Gender
Penampil Poster pada Temu Ilmiah Nasional dan Konggress HIMPSI X, bulan Maret 2007 di Bali
1. Kebhinekaan = Kekayaan Psikometris2. Kuesioner dalam Penelitian Lintas Budaya
Surabaya, 20 November 2008Peneliti ,
Aryani Tri Wrastari, S.Psi., M.Ed (ReAssEv)NIP. 132 307 202
30