Eksistensi Media Untuk - rbmprobolinggo.files.wordpress.com · bahas materi yang disampaikan pada...

4
Rembeg Utama Salam Rembeg RBM Ruang Belajar Masyarakat Penanggung Jawab: RBM Kabupaten Probolinggo, Penasehat: Satker PNPM-MPd, Tim Faskab PNPM-MPd, Pemimpin Redaksi: Dr H Ahmad Sruji Bahtiar, M.Ag, Sekretaris Redaksi: Moh. Hasyim, SH, Redaktur Pelaksana: M. Rizki Septiadi, Redaksi: Feri Sapta Putra, SP. Anang Subowo, Sanawi, M. Hairi, S.S.Ing, Misbahul Ulum, M. Idris, SH, Bahrianto, Abdul Hamid, Abd. Rahman, S.Pd, MM, Nurul Huda, Editor: Lukman Hakim, AI. Lay Out: M. Rizki Septiadi, Periklanan, promosi dan distribusi: POKJA RBM, Alamat redaksi: Jl. Cokroaminoto Gg Listrikan No. 6 Probolinggo, E-mail: [email protected] R uang belajar Masyarakat mulai menggalakkan program-programnya untuk mengoptimalisasikan pendampingan mayarakat. Pada tanggal 25-28 Januari 2012 kemarin, Devisi Tim Pelatih Masyarakat (TPM) melaksanakan TOT, Mencetak Pelatih Masyarakat Profesional Kelompok Kerja (Pokja) RBM Kabupaten Probolinggo melaksanakan pelatihan TOT bagi pelatih di berbagai kecamatan kabupaten probolinggo, demi menciptakan pelatih yang benar-benar mampu untuk mendampingi masyarakat. melaksanakan Training of trainers (TOT) di ruang diklat Balai Kepegawaian Daerah (BKD), kegiatan ini dilaksankan untuk melatih pelatih yang berada di kecamatan Kabupaten Probolinggo. Pelaksanaan ini untuk membantu meningkatkan pembangunan di S alam Rembeg, bagi seluruh pembaca budiman saat ini, kami berhasil mener- bitkan bulletin edisi yang ke-II sebagai bentuk pengawalan dari RBM dalam member pengetahuan. Meskipun dalam kondisi apapun redaksi akan selalu mempertahan untuk men- jaga eksistensi media ini yang ditarget terbit seminggu sekali. Pada kali ini, di Rubrik Rembeg Utama mem- bahas materi yang disampaikan pada keg- iatan Training Of Trainer (TOT) yang telah dilak- sanakan oleh kelompok kerja RBM Kabupaten Probolinggo pada tanggal, 25-28 Januari 2012 kemarin yang dihadiri oleh 21 peserta dari ber- bagai kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Sedangkan, di Rubrik Urun Rembeg ada opini tentang pengertian pendidikan andragogi dan penerapannya, karena dipandang perlu se- bagai pengetahuan terutama bagi para pelatih yang berada di berbagai kecamatan. Pendidi- kan Andragogi merupakan salah satu pola un- tuk memudahkan menyampaikan materi teru- tama bagi peserta dewasa. Sudah dijelaskan di edisi pertama kemarin bahwasanya pendidikan orang dewasa tidak boleh disamakan dengan pola pendidikan anak-anak. Karena orang dewasa memiliki ber- bagai macam kesibukan sehingga bisa mudah mengganggu konsentrasi pikiran para peserta belajar. Untuk lebih jelasnya baca keseluruhan isi dari bulletin edisi ke-II ini, mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan dalam edisi kali ini, masukan anda akan selalu kami perhatikan sebagai salah satu bentuk evaluasi dan perbai- kan kami kedepan. Selamat Membaca…!!! Eksistensi Media Untuk Memberdayakan Mayarakat

Transcript of Eksistensi Media Untuk - rbmprobolinggo.files.wordpress.com · bahas materi yang disampaikan pada...

Rembeg UtamaSalam Rembeg

RBMRuang Belajar Masyarakat

Penanggung Jawab: RBM Kabupaten Probolinggo, Penasehat: Satker PNPM-MPd, Tim Faskab PNPM-MPd, Pemimpin Redaksi: Dr H Ahmad Sruji Bahtiar, M.Ag, Sekretaris Redaksi: Moh. Hasyim, SH, Redaktur Pelaksana: M. Rizki Septiadi, Redaksi: Feri Sapta Putra, SP. Anang Subowo, Sanawi, M. Hairi, S.S.Ing, Misbahul Ulum, M. Idris, SH, Bahrianto, Abdul Hamid, Abd. Rahman, S.Pd, MM, Nurul Huda, Editor: Lukman Hakim, AI. Lay Out: M. Rizki Septiadi, Periklanan, promosi dan distribusi: POKJA RBM, Alamat redaksi: Jl. Cokroaminoto Gg Listrikan No. 6 Probolinggo, E-mail: [email protected]

Ruang belajar Masyarakat m u l a i m e n g g a l a k k a n program-programnya untuk

mengoptimalisasikan pendampingan mayarakat. Pada tanggal 25-28 Januari 2012 kemarin, Devisi Tim Pelatih Masyarakat (TPM) melaksanakan

TOT, Mencetak Pelatih Masyarakat ProfesionalKelompok Kerja (Pokja) RBM Kabupaten Probolinggo melaksanakan pelatihan TOT bagi pelatih di berbagai kecamatan kabupaten probolinggo, demi menciptakan pelatih yang benar-benar mampu untuk mendampingi masyarakat.

melaksanakan Training of trainers (TOT) di ruang diklat Balai Kepegawaian Daerah (BKD), kegiatan ini dilaksankan untuk melatih pelatih yang berada di kecamatan Kabupaten Probolinggo.

Pelaksanaan ini untuk membantu meningkatkan pembangunan di

Salam Rembeg, bagi seluruh pembaca budiman saat ini, kami berhasil mener-bitkan bulletin edisi yang ke-II sebagai

bentuk pengawalan dari RBM dalam member pengetahuan. Meskipun dalam kondisi apapun redaksi akan selalu mempertahan untuk men-jaga eksistensi media ini yang ditarget terbit seminggu sekali.

Pada kali ini, di Rubrik Rembeg Utama mem-bahas materi yang disampaikan pada keg-iatan Training Of Trainer (TOT) yang telah dilak-sanakan oleh kelompok kerja RBM Kabupaten Probolinggo pada tanggal, 25-28 Januari 2012 kemarin yang dihadiri oleh 21 peserta dari ber-bagai kecamatan di Kabupaten Probolinggo.

Sedangkan, di Rubrik Urun Rembeg ada opini tentang pengertian pendidikan andragogi dan penerapannya, karena dipandang perlu se-bagai pengetahuan terutama bagi para pelatih yang berada di berbagai kecamatan. Pendidi-kan Andragogi merupakan salah satu pola un-tuk memudahkan menyampaikan materi teru-tama bagi peserta dewasa.

Sudah dijelaskan di edisi pertama kemarin bahwasanya pendidikan orang dewasa tidak boleh disamakan dengan pola pendidikan anak-anak. Karena orang dewasa memiliki ber-bagai macam kesibukan sehingga bisa mudah mengganggu konsentrasi pikiran para peserta belajar.

Untuk lebih jelasnya baca keseluruhan isi dari bulletin edisi ke-II ini, mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan dalam edisi kali ini, masukan anda akan selalu kami perhatikan sebagai salah satu bentuk evaluasi dan perbai-kan kami kedepan. Selamat Membaca…!!!

Eksistensi Media Untuk Memberdayakan Mayarakat

>> Rembeg Utama 2Edisi II Tahun 2012 Bulletin Rembeg Warga

Peserta mengerjakan tugas yang diberikan oleh pemateri dalam rangka pelaksanaan Pelatihan Training Of Trainer (TOT) yang dilak-sanakan di ruang diklat Balai Kepegawaian Daerah (BKD).

Tim Redaksi RBM

masayarakat, terutama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Agar para pelatih masyarakat yang berada di kecamatan bisa berfikir yang lebih luas dalam memaknai pembangunan pembangunan.

“Berbicara pembangunan ini sangat luas tidak hanya pengembangan yang berbentuk fisik, namun pembangunan bisa berbentuk pengembangan intelektual SDM,” kata Feri Sapta Putra selaku Fasilitator Kabupaten (Fas Kab) Probolinggo disampaikan pada saat pembukaan TOT kamarin.

Ketika, pelatih sudah memiliki persepsi yang sama dengan ini maka yang terfikirkan tidak hanya pembangunan desa yang berbentuk fisik misalnya, pembangunan jalan, jemabtan dll. Namun, telah mampu berfikir bagaimana bisa membangun masyarakat yang cerdaskan terhadap relitas yang terjadi.

Pelaksanaan TOT memberikan pehaman bagaimana caranya untuk bisa mendidikan atau menyampaikan materi pada orang dewasa? Karena untuk mendidik atau memberikan pemahaman pada orang dewasa tentu sangatlah beda dengan anak-anak.

“Untuk mendidik orang dewasa kita harus menggunakan pola pendidikan andragogi karena pola seperti ini akan lebih memancing gairah dari peserta atau orang dewasa,” ungkap Lukman Hakim, A.I, S.Sos.I selaku Sekretris panitia pelaksanaan TOT.

Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan

sebagai “Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar,” jelas Dr H Sruji Bahtiar, M. Ag selaku ketua Pokja RBM kabupaten Probolinggo.

Kata andragogi pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Meskipun demikian, Kapp tetap membedakan antara pengertian “Social-pedagogy” yang menyiratkan arti pendidikan orang dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan Kapp, “Social-pedagogy” lebih merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat.

Adapun andragogi, justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan. Artinya dalam hal ini pelatih dituntut untuk tidak memposisikan masyarakat sebagai objek belajar saja namun, lebih dari itu pelatih hanya sebagai pemandu atau fasilitator dalam sebuah forum.

Oleh karena itu, pelatih harus mengetahui kondisi psikologis dari masing-masing orang karena agar pesan yang akan disampaikan mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat. Dalam TOT kemarin sebelum peserta disuguhi beberapa materi di awali dengan materi Psiko Test hal ini dilakukan sebagai jejak pendapat untuk mengetahui keinginan dari peserta.

“Psycho Test dilakukan untuk mengetahui kondisi jiwa peserta TOT agar pelatih bisa menyampaikan materi tepat pada sasaran atau mudah diterima,” ungkap Siti Munawaroh, S.Psi selaku pelatih materi Psycho Test.

Dengan psikotes ini pelatih akan mengetahui bagaimana ia harus membawakan materinya dan peserta dalam kondisi jiwa yang stabil atau tidak. Hal ini, perlu diketahui oleh pelatih agar materi yang akan disampaikan tidak sia-sia.

Siti Munawaroh panggilan akrabnya Ibu Siti menegaskan materi Psycho Test bertujuan “agar para pelatih berfikir realistis jangan terlalu mengejar hasrat atau keinginan pribadi, pelatih dituntut untuk memperhatikan realitas social”.

>> Urun Rembeg 3Edisi II Tahun 2012 Bulletin Rembeg Warga

Penerapan Pendidikan Andragogi

Oleh: Lukman Hakim, A.I, S.Sos.I*

Pengetahuan tentang belajar kebanyakan diperoleh dari pengalaman atau penelitian

tentang belajar pada anak-anak ataupun binatang. Demikian pula halnya dengan pengetahuan tentang pengajaran, kebanyakan diperoleh dari pengalaman pengajaran anak-anak dalam situasi di mana anak-anak tersebut diwajibkan untuk mengikuti suatu proses belajar-mengajar yang berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal.

Pelaksanaan proses belajar-mengajar tersebut didasarkan pada definisi pendidikan sebagai suatu proses penyampaian kebudayaan. Definisi pendidikan tersebut pada dasarnya bersumber dari suatu istilah pendidikan yaitu Pedagogi. Istilah pedagogi ini berasal dari bahasa Yunani “Paid” artinya anak dan “agogos” yang artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai Ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children).

Dalam perkembangan penggunaan istilah tersebut, muncul suatu masalah yaitu kata “anak” sebagai bagian integral dari pengertian istilah pedagogi telah hilang, sehingga dalam pemikiran manusia yang juga telah ditulis dalam buku-buku pendidikan dan kamus, dimana istilah pedagogi diartikan sebagai seni dan ilmu mengajar. Bahkan dalam buku-buku tentang pendidikan orang dewasa ditemukan istilah “Pedagogy of Adult Education”.

Orang rupanya tidak menyadari bahwa dalam istilah pedagogi terdapat kata “Paid” yang berarti anak, sehingga istilah pedagogi sangat tidak cocok dipakai untuk menjelaskan tentang ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Masalah lain yang muncul sehubungan

dengan pengertian yang ditarik dari istilah pedagogi ialah tentang konsep tujuan pendidikan, yaitu penyampaian pengetahuan pada anak-anak. Atas dasar itu pendidikan kemudian diartikan sebagai proses penyampaian pengetahuan.

Mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyampaian ternyata kurang sesuai dengan perkembangan dan kehidupan manusia . Dewasa in i dikalangan para ahli pendidikan orang dewasa telah berkembang baik di Eropa maupun di Amerika, suatu teori mengenai cara mengajar orang dewasa. Untuk membedakan dengan pedagogi, maka teori Barn tersebut di kenal dengan nama Andragogi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Andr” yang berarti orang dewasa dan “Agogos” yang berarti memimpin atau membimbing. Dengan demikian, andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar.

Paulo Freire adalah seorang pendidik di negara Brazilia yang gagasannya tentang pendidikan orang dewasa. Menurut Flaire, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi (self affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan kemerdekaan diri. Ia terkenal dengan gagasannya yang disebut dengan conscientization yang terdapat tiga prinsip, yakni, Tak seorang pun yang dapat mengajar siapapun juga, Tak seorang pun yang belajar sendiri, Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka.

Gagasan ini memberikan kesempatan kepada orang dewasa untuk melakukan analisis kritis mengenali lingkungannya, untuk memperdalam persepsi diri mereka dalam hubungannya dengan lingkungannya dan untuk membina

kepercayaan terhadap kemampuan sendiri dalam hal kreativitas kapablitasnya untuk melakukan tindakan. Fasilitator dan peserta belajar hendaknya bersama-sama bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pengembangan fasilitator dan peserta belajar.Aplikasi Teori Andragogi dalam Kegiatan Belajar dan Pembelajaran

Permasalahan yang paling sering muncul dalam pelaksanaan pendidikan luar sekolah adalah hasil belajar, output dan outcomenya. Ketidakmampuan peserta memahami dengan baik materi dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan merupakan indikasi kurang berhasilnya kegiatan pendidikan luar sekolah. Rendahnya hasil belajar sebagai indikator dari ketidakberhasilan pembelajaran, dimana peserta maupun tidak mampu menerima dengan baik bahan belajar yang diajarkan oleh tutor. Salah satu penyebab ketidakberhasilan pembelajaran pendidikan luar sekolah adalah metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaannya dan andragogi belum diterapkan secara maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran.

Secara jelas Knowles (1979: 11-27 ) menyatakan apabila warga belajar telah berumur 17 tahun, penerapan prinsip andragogi dalam kegiatan pembelajarannya telah menjadi suatu kelayakan. Usia warga belajar pada kelompok belajar program PLS rata-rata di atas 17 tahun, sehingga dengan sendirinya penerapan prinsip andragogi pada keg iatan pembela jarannya semestinya diterapkan.

Perlunya penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa dikarenakan upaya membelajarkan orang dewasa berbeda

>>Urun Rembeg 4Edisi II Tahun 2012 Bulletin Rembeg Warga

dengan upaya membelajarkan anak. Membelajarkan anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Apa yang di transmisikan didasarkan pada pertimbangan warga belajar sendiri, apakah hal tersebut akan bermanfaat bagi warga belajar di masa datang. Sebaliknya, pembelajar-an orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka memecahkan, masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Ketepatan pendekatan yang digunakan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pembelajaran tentu akan mempengaruhi hasil belajar warga belajar.

Bagi tenaga kependidikan luar sekolah, teori belajar orang dewasa tidak hanya diketahui, tetapi harus dapat diaplikasikan dalam setiap kegiatan belajar dan membelajarkan agar proses atau interaksi belajar yang dikelolanya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Berikut akan dikemukakan karakteristik dari setiap kegiatan belajar secara teori belajar orang dewasa yang dapat diaplikasikan pada setiap tahap kegiatan belajar.Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor

Tutor sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa. Tutor memasuki kelas dengan bekal sejumlah pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman ini seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh peserta. Seorang tutor dengan pengetahuan dan pengalamannya itu tidaklah cukup untuk membuat peserta untuk berperilaku belajar dalam kelas melainkan sikap tutor sangatlah penting. Seorang tutor bukan merupakan “pemaksa” untuk terjadinya

pengaruh terhadap peserta, namun pengaruh itu timbul karena adanya keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar. Untuk mengusahakan adanya perubahan, tutor hendaknya bersikap positif terhadap warga belajar.

Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya tutor yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pada tutor yang tidak menarik. Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor akan ditanggapi positif oleh peserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku belajarnya. Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap tidak menyenangkan akan dinilai negatif oleh peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak menyenangkan.

Ada beberapa hal yang dianggap penting dimiliki oleh para tutor dalam proses interaksi belajar yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya warga belajar, yaitu, bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami masalah peserta didik hanya secara intelektual, ikut merasakan apa arti manusia dan benda bagi mereka. Bersikap kewajaran, jujur, apa adanya, konsisten, terbuka; membuka diri; merespon secara tulus ikhlas. Bersikap respek, mempunyai pandangan positif terhadap peserta, dan Membuka diri, menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan ukuran, konsep dan pengalaman diri sendiri; secara aktif mengungkapkan diri kepada orang lain dan mau mengambil resiko jika melakukan kekeliruan.

*Penulis adalah Devisi Pelatihan Masyarakat (TPM) Pokja RBM Kabupaten Probolinggo

Pembukaan Acara Pelatihan TOT pada Tanggal, 25-28 Januari 2012

Dr H Sruji Bahtiar, M.Ag selaku ketua Pokja RBM Kabupaten Probolinggo saat menyampaikan materi Aspek-aspek etika pelatih dan pelatihan

Peserta saat mengerjakan tugas Psycho Test yang diberikan oleh Pemateri

Pemateri Psycho Test (Siti Munawaroh)disela-sela materi memberikan paermainan kepada peserta agar tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan

Peserta saat mengikuti pembukaan acara pelatihan TOT

Fery Sapta Putra, SP, selaku Fas Kab saat memberikan materi masalah umum dan falitasi pada acara pelatihan

Berita Foto