Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

download Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

of 25

Transcript of Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    1/25

    i

    MAKALAH

    EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

    SEBAGAI BAHASA NASIONAL

    DALAM PERGAULAN PADA ERA GLOBALISASI

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 1

    Dosen Pengampu: Deri Anggraini, M.Pd.

    Ayunda Silvia Dewi Ernawan

    NPM 13144600231

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2013

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    2/25

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

    Banyak berkat yang Ia berikan tetapi sering kita lupakan. Makalah ini dibuat

    dalam jangka waktu tertentu, sehingga penulis bersyukur karena dapat

    menyelesaikannya sesuai dengan yang diharapkan. Bahasa adalah alat komunikasi

    manusia dan keberadaannya sangat penting, maka penulis membuat makalah yang

    membahas eksistensi bahasa, terutama bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia

    merupakan bahasa nasional yang harus dipertahankan eksistensinya pada era

    globalisasi ini. Oleh karena itu, makalah ini berjudul “Eksistensi Bahasa Indonesia

    sebagai Bahasa Nasional dalam Pergaulan pada Era Globalisasi.” 

    Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari

     bantuan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis dengan cara

    memberikan dukungan dan pengarahan agar makalah ini dapat disusun dengan

     baik. Mereka telah memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi penulis.

    Tanpa mereka, makalah ini tidak dapat disusun dengan baik. Penulis mendapatkan

     banyak pengetahuan baru dan bimbingan dengan menulis makalah ini. Oleh

    karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1.  Dery Anggraini, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Bahasa Indonesia 1 Program

    Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta;

    2.  Kedua orang tua,kakak, dan keluarga besar penulis;

    3.  Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu yang telah

    membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan makalah ini.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini

    masih banyak kekurangan. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,

     penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstrukstif dari para pembaca dan

     pengguna makalah ini. Saran dan kritik tersebut diperlukan demi perbaikan

    makalah ini. Penulis berharap dengan adanya saran dan kritik dari para pembaca,

    maka makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

     para pembaca dan pihak yang berkepentingan.

    Yogyakarta, 18 November 2013

    Penulis

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    3/25

    iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

     Nama : Ayunda Silvia Dewi Ernawan

     NPM : 13144600231

    Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Judul Makalah : Eksistensi Bahasa Indoneia sebagai Bahasa Nasional dalam

    Pergaulan pada Era Globalisasi

    menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini benar-benar

    merupakan pekerjaan saya sendiri bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

     pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikiran saya

    sendiri.

    Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan makalah ini hasil

     jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Yogyakarta, 18 November 2013 

    Yang membuat pernyataan

    Ayunda Sivia Dewi Ernawan

     NPM 13144600231

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    4/25

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... iiiDAFTAR ISI ............................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    A.  Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

    B.  Identifikasi Masalah ............................................................. 2

    C. 

    Rumusan Masalah ................................................................. 3D.  Tujuan Makalah .................................................................... 3

    E. 

    Manfaat Makalah ................................................................... 4

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 7

    A.  Kajian Teori ............................................................................ 7

    1.  Eksistensi ......................................................................... 8

    2.  Bahasa Indonesia ............................................................. 9

    3. 

    Eksistensi Bahasa Indonesia ............................................ 9

    4.  Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional ..................... 10

    BAB III PENUTUP .................................................................................... 16

    A.  Kesimpulan ........................................................................... 16

    B.  Saran ..................................................................................... 17

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 19

    LAMPIRAN ................................................................................................. 21

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    5/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu

    cepat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja keras

    untuk menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan

    dengan masalah pembinaan bahasa. Eksistensi bahasa Indonesia sebagai

     bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi perlu diperhatikan oleh

    masyarakat Indonesia. Keberadaan bahasa Indonesia semakin lama semakin

     pudar karena banyak orang Indonesia, terutama anak muda, orang dari

    kalangan bisnis, dan pejabat yang menggunakan bahasa selain Indonesia,

    seperti „bahasa gaul‟ dan bahasa asing. Bahasa asing tersebut antara lain

     bahasa Inggris, Jepang, Korea, dan sebagainya. Tentu ini merupakan

    kenyataan yang ironis karena orang Indonesia justru lebih bangga apabila

    mereka menguasai bahasa asing daripada menguasai bahasa mereka sendiri.

    Masyarakat Indonesia, sebagai pemakai bahasa Indonesia, seharusnya bangga

    menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa

    Indonesia, mereka dapat menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan

    sempurna dan lengkap kepada orang lain.

    Bangsa Indonesia semestinya bangga memiliki bahasa yang dapat

    mewakili perasaan dan pikirannya itu. Namun, kenyataannya tidak demikian.

    Rasa bangga berbahasa Indonesia belum tertanam pada setiap orang

    Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda, sekarang

     bahasa Inggris) masih terus menampak pada sebagian besar orang Indonesia.

    Mereka menganggap bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya ketimbang

     bahasa nasional mereka sendiri, bahasa Indonesia. Bahkan, mereka seolah

    acuh tak acuh dengan perkembangan bahasa Indonesia (Muslich, 2010: 38).

    Muslich (2010: 38-39) menyatakan sebagai berikut.

     Fenomena negatif yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat

     Indonesia antara lain sebagai berikut.

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    6/25

    2

    a.  Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga

    kemahirannya menggunakan bahasa Inggis walaupun mereka tidak

    menguasai bahasa Indonesia dengan baik.b.  Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai

    bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan

    kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia.c.

     

     Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan

    tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya lebih menguasai

    bahasa Indonesia dengan baik.

    d.  Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada

     yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan

     fasih walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang

     sempurna.

     Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan sikap pemakaibahasa Indonesia yang negatif dan tidak baik. Hal itu akan

    berdampak negatif pula pada perkembangan bahasa Indonesia.Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap

    remeh, dan tidak percaya kemampuan bahasa Indonesia dalam

    mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan lengkap, jelas,

    dan sempurna.

    Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan tentang eksistensi bahasa Indonesia

    sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi.

    B.  Identifikasi Masalah

    Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai

     berikut.

    Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan

     pada era globalisasi sangat penting karena seiring kemajuan zaman

     penggunaan bahasa Indonesia semakin pudar. Banyak anak muda

    menggunakan istilah-istilah yang tidak lazim digunakan bahasa Indonesia

    yang baik dan benar dalam pergaulan mereka. Banyak pebisnis yang lebih

    senang menggunakan bahasa asing untuk merekrut kolega atau pun investor

    luar negeri daripada menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan, para pemimpin

    Indonesia seringkali mengunakan istilah asing untuk mengungkapkan pikiran

    dan perasaannya. Masyarakat lebih bangga menggunakan bahasa asing

    ketimbang bahasa Indonesia. Mereka merasa lebih pintar apabila menguasai

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    7/25

    3

     bahasa asing padahal mereka tidak dapat menguasai bahasa Indonesia dengan

     baik.

    Era globalisasi adalah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk

    mempertahankan bahasa Indonesia di tengah pergaulan dunia. Fenomena

    negatif yang ada di tengah-tengah masyarakat dapat menimbulkan dampak

    negatif pula. Sebagian pengguna bahasa Indonesia akan menganggap remeh

     bahasa tersebut. Untuk itu, penulis memberikan gambaran tentang eksistensi

     bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan di era globalisasi.

    Makalah ini juga akan membahas penggunaan bahasa Indonesia dalam

     pergaulan dan upaya pelestariannya. Bangsa Indonesia harus mampu

    mencintai dan melestarikan bahasa Indonesia bukan merusaknya.

    C.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan

    masalah sebagai berikut (1) Apakah eksistensi bahasa Indonesia sebagai

     bahasa nasional masih ada di tengah pergaulan pada era globalisasi?, (2)

    Mengapa eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperlukan

    dalam pergaulan pada era globalisasi?, (3) Dimana eksistensi bahasa Indonesia

    sebagai bahasa nasional digunakan dalam pergaulan pada era globalisasi?, (4)

    Siapa yang mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa

    nasional dalam pergaulan pada era globalisasi?, (5) Kapan eksistensi bahasa

    Indonesia sebagai bahasa nasional dilestarikan dalam pergaulan pada era

    globalisasi?, (6) Bagaimana eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa

    nasional dalam pergaulan pada era globalisasi?.

    D.  Tujuan Makalah

    Tujuan makalah ini untuk mengetahui (1) eksistensi bahasa Indonesia

    sebagai bahasa nasional dalam pergaulan di era globalisasi, (2) alasan

     perlunya eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan

     pada era globalisasi, (3) tempat eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa

    nasional digunakan dalam pergaulan pada era globalisasi, (4) individu dan

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    8/25

    4

    lembaga-lembaga yang mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai

     bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi, (5) waktu

    dilestarikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan

     pada era globalisasi, dan (6) proses serta upaya-upaya mempertahankan

    eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era

    globalisasi.

    E.  Manfaat Makalah

    Makalah ini dapat memberikan manfaat, yaitu:

    1.  Bagi Anak Muda;

    Anak muda dapat memahami fungsi dan kedudukan bahasa

    Indonesia. Mereka dapat berdisiplin dalam berbahasa Indonesia. Mereka

    dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam pergaulan mereka.

    Mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam

    situasi formal. Mereka dapat berkepribadian baik karena berbahasa santun

    dan berdasarkan tata kaidah bahasa yang berlaku. Mereka dapat ikut serta

    mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam

     pergaulan mereka maupun dunia.

    2.  Bagi Pebisnis;

    Pebisnis dapat mengunakan bahasa Indonesia dalam urusan bisnis

    mereka. Mereka dapat membuat iklan dalam bahasa Indonesia sebagai

     bahasa nasional daripada menggunakan bahasa internasional, yaitu bahasa

    Inggris. Mereka dapat mengenalkan bahasa Indonesia kepada rekan bisnis

    mereka. Mereka dapat memahami pentingnya eksistensi bahasa Indonesia.

    Mereka dapat mengajarkan bahasa Indonesia kepada pendatang baru

    dengan mengadakan kursus singkat. Seperti negara maju pada umumnya,

     pendatanglah yang hendaknya mempelajari bahasa setempat.

    3. 

    Bagi Dosen;

    Dosen dapat mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar

    kepada mahasiswa. Dosen dapat menyampaikan materi dengan bahasa

    Indonesia sesuai dengan tata kaidah bahasa yang berlaku. Dosen dapat

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    9/25

    5

    mendorong mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan

     bangga. Dosen dapat termotivasi untuk ikut melestarikan bahasa

    Indonesia dengan mengadakan lomba menulis makalah atau karya ilmiah.

    Pengajaran Bahasa Indonesia (PBI) yang diajarkan dosen, terutama dosen

     bahasa Indonesia, dapat membekali mahasiswa calon guru untuk

    mengajarkan materi tersebut kepada murid-murid mereka di masa depan.

    Dengan pengajaran tersebut, diharapkan bahasa Indonesia dapat

    dipertahankan eksistensinya.

    4.  Bagi Pemimpin Indonesia;

    Pemimpin Indonesia dapat menggunakan bahasa Indonesia

    sebagai bahasa nasionalnya daripada menggunakan bahasa asing.

    Pemimpin Indonesia dapat memperbaiki kesalahan yang sering mereka

     buat dalam menyampaikan pidato dan menyalurkan aspirasi rakyat.

    Mereka dapat memiliki manifestasi dari sikap mental positif terhadap

     bahasa yang seharusnya mereka bina dan kuasai dengan baik. Mereka

    akan merasa wajib untuk menggunakan dan melestarikan bahasa

    Indonesia. Mereka dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk

    menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga. Mereka dapat ikut

    mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia.

    5.  Bagi Masyarakat;

    Masyarakat dapat menjadi bangga akan bahasa Indonesia. Mereka

    dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan pada era

    globalisasi. Mereka dapat bersikap kritis terhadap penggunaan bahasa

    asing yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Mereka dapat

    ikut melestarikan bahasa Indonesia. Mereka dapat berkomunikasi satu

    sama lain dalam pergaulan dengan adanya bahasa nasional. Mereka dapat

    menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain dengan bahasa

    Indonesia.

    6.  Bagi Penulis;

    Penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan

     benar dalam pergaulan pada era globalisasi, sehingga dapat menjaga

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    10/25

    6

    eksistensi bahasa nasional. Penulis dapat memahami bahwa bahasa

    Indonesia sebagai bahasa nasional sangat penting untuk dipertahankan.

    Penulis dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga. Penulis

    dapat mengintrosperksi diri dalam menggunakan bahasa Indonesia.

    Penulis dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain

    dengan bahasa Indonesia. Penulis dapat mengajarkan bahasa Indonesia.

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    11/25

    7

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.  Kajian Teori

    1. 

    Eksistensi

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 378) eksistensi

    adalah keberadaan. Eksistensi dalam bentuk kata benda berarti hal berada.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, eksistensi memaksudkan suatu

    keberadaan atau keadaan. Definisi makna sebenarnya yang terkandung

    memang sulit untuk dipahami. Hal ini disebabkan kata-kata dan bahasa

    sesungguhnya tidak sempurna, sehingga gagasannya tidak dapat

    dinyatakan secara persis. Terlebih lagi, kata eksistensi itu mencakup hal

    yang luas. Namun, bukan berarti kata tersebut tidak dapat dijabarkan

    (Bagoes, 2013).

    Kata eksistensi dapat dipahami dengan melihat konteks

    kalimatnya. Misalnya, eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

    dalam pergaulan pada era globalisasi berarti keberadaan bahasa tersebut

    sebagai bahasa nasional di tengah pergaulan pada era itu. Eksistensi juga

    mengandung arti adanya satu hal dalam jangka waktu tertentu.

    Maksudnya, hal itu masih ada tidak sampai jangka waktu yang ditentukan.

    Sebagai contoh, eksistensi bahasa Indonesia masih ada sampai sekarang.

    Ini berarti bahasa Indonesia masih ada sampai sekarang. Eksistensi bahasa

    Indonesia sangat diperlukan oleh masyarakat.

    Masyarakat menggunakan bahasa Indonesia untuk mengadakan

    sosialisasi kepada orang lain, terutama yang berasal dari daerah lain.

    Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia digunakan oleh mereka dari

    Sabang sampai Merauke, di samping bahasa daerah meskipun ada

     beberapa masyarakat yang tinggal di daerah terpencil belum bisa

     berbahasa Indonesia dengan baik. Eksistensi bahasa Indonesia tengah

    terancam pada era globalisasi ini. Masyarakat Indonesia lebih bangga

    menggunakan bahasa asing daripada bahasa nasionalnya sendiri.

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    12/25

    8

    Masyarakat juga sering menggunakan bahasa alay, bahasa gaul, dan 

     bahasa sejenis yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Oleh

    karena itu, kita perlu melestarikan dan menjaga eksistensi bahasa

    Indonesia.

    2. 

    Bahasa Indonesia

    Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa

    Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di kawasan Sumatera.

    Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menjadi bahasa

    Indonesia oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928,

    “lebih bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”. Jadi, secara linguistis,

    yang dinamakan bahasa Indonesia saat itu sebenarnya ialah bahasa

    Melayu. Tujuannya adalah ingin mempersatukan para pemuda Indonesia,

    alih-alih disebut bangsa Indonesia. Ciri-ciri kebahasaannya sama dengan

     bahasa Melayu. Namun, para pemuda menggunakan nama bahasa

    Indonesia yang dapat memancarkan inspirasi dan semangat nasionalisme,

     bukan nama bahasa Melayu yang berbau kedaerahan (Muslich, 2010: 26).

    Muslich (2010: 27) menjelaskan bahwa butir ketiga ikrar

    “Soempah Pemoeda” berbunyi “Kami poetra-poetri Indonesia,

    mendjoenjoeng tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”  (Kami putra

    dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa

    Indonesia). Ikrar yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober oleh bangsa

    Indonesia ini juga memperlihatkan betapa pentingnya bahasa bagi suatu

     bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif dan mutlak

    diperlukan oleh setiap bangsa. Tanpa bahasa, bangsa tidak mungkin

     berkembang. Selain itu, bangsa tidak mungkin dapat menggambarkan dan

    menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan bangsa

    lain. Akibatnya, bangsa itu akhirnya lenyap ditelan zaman. Jadi, bahasa

    menunjukkan identitas bangsa tersebut.

    Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (dalam Muslich,

    2010: 16) menjelaskan fungsi bahasa Indonesia, selain sebagai identitas

     bangsa, antara lain sebagai (a) lambang kebanggaan nasional, (b) lambang

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    13/25

    9

    identitas nasional (c) pemersatu berbagai lapisan masyarakat yang berbeda

    latar belakang sosial budaya bahasa, dan (d) alat perhubungan komunikasi

    antarbudaya dan antardaerah.

    3.  Eksistensi Bahasa Indonesia

    Eksistensi bahasa Indonesia dapat dilihat dari pengembangan dan

     penggunaannya dalam sejarah. Bahasa Indonesia masih digunakan hingga

    saat ini. Hanin (2012) menjelaskan bahwa sejarah bahasa Indonesia yang

    kita gunakan sekarang ini berasal dari bahasa Melayu Riau dari abad XIX,

    yang merupakan salah satu ragam bahasa Melayu dari Kepulauan Riau.

    Kerajaan Sriwijaya mempunyai peranan penting dalam menyebarkan

     bahasa Indonesia ke seluruh wilayah Nusantara secara tidak langsung.

    Kerajaan tersebut adalah kerajaan besar yang menguasai jalur perdagangan

    di Nusantara. Kerajaan itu menduduki wilayah kerajaan Melayu dan

    meluas hingga ke wilayah di luar Nusantara. Oleh karena itu, sampai saat

    ini negara Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura juga

    menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan dialek yang agak berbeda.

    Mulai sekitar abad ke-20 bahasa Indonesia dipakai oleh masyarakat

    di lingkungan pemerintahan administratif. Masa penjajahan memberi

     peranan dalam pembentukan bahasa Indonesia masa kini. Banyak kata-

    kata serapan yang berasal dari bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa

    Portugis, dan bahasa Belanda. Kata-kata serapan tersebut terlalu sering

    digunakan dalam percakapan bahasa Indonesia, sehingga bentuknya

    diubah dan lama kelamaan diserap ke dalam bahasa Indonesia baku.

    Tonggak bersejarah perkembangan bahasa Indonesia terjadi pada tanggal

    28 Oktober 1928. Pada saat itu, Indonesia mencangangkan “Soempah

    Pemoeda”. Dalam “Soempah Pemoeda” itu secara resmi bahasa Indonesia

    ditetapkan sebagai bahasa nasional (Die, 2013).

    Sebelum terjadi peristiwa “Soempah Pemoeda”,  bahasa Indonesia

    masih disebut sebagai bahasa Melayu. Jika bahasa Melayu tetap

    digunakan, kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk

    menghindari hal itu, maka nama “bahasa Melayu” diganti menjadi “bahasa

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    14/25

    10

    Indonesia.”. Hal ini juga mempunyai tujuan untuk mempersatukan bangsa

    Indonesia yang pada saat itu masih tercerai berai akibat penjajahan bangsa

    asing yang berlangsung lama dan berkepanjangan. Die (2013) mengatakan

     bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.

    Penggunaan bahasa Indonesia diresmikan sehari setelah Proklamasi

    Kemerdekaan Indonesia.

    Eksistensi bahasa Indonesia dapat dilihat dari digunakannya bahasa

    tersebut hingga saat ini. Hanin (2012) mengemukakan bahwa pada era

    globalisasi bahasa Indonesia telah dipakai oleh 90% dari seluruh penduduk

    Indonesia. Bahasa ini juga telah dipakai di hampir semua instansi resmi

     pemerintahan, pendidikan, perdagangan, transportasi, media massa, dan

    lain-lain. Namun, masih ada sebagian kecil penduduk atau suku belum

    mengenal bahasa Indonesia. Eksistensi bahasa Indonesia juga terlihat di

    negara asing. Muslich (2010: xi) mengatakan bahwa perkembangan

     bahasa Indonesia di dalam negeri cukup pesat, begitu pula dengan

     perkembangannya di luar negeri. Data terkhir memperlihatkan set idaknya

    52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian

     Language Studies). Bahkan, perkembangan ini semakin meningkat setelah

    terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di

    Bandung tahun 1999.

    4.  Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

    Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa nasional tanggal 17

    Agustus 1945. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa

    Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional. Bahasa ini

    mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaaan.

    Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan

    nilai-nilai budaya yang menjadi pegangan hidup. Atas dasar kebanggaaan

    ini, bahasa Indonesia dipelihara, dilestarikan, dan dikembangkan oleh

     bangsa Indonesia. Rasa kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia ini

     pun terus dibina dan dijaga oleh masyarakat Indonesia (Muslich, 2010:

    35).

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    15/25

    11

    Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dijunjung

    tinggi sama dengan bendera nasional, Merah Putih, dan lagu nasional,

    Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentu

    harus memiliki identitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang

    kebangsaan lainnya. Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri

    apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya

    sedemikian rupa, sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, yang

    memang benar-benar tidak diperlukan, misalnya istilah atau kata dalam

     bahasa Inggris yang sering diadopsi padahal istilah atau kata tersebut ada

     padanannya dalam bahasa Indonesia (Muslich, 2010: 35). Hal inilah yang

     perlu diperhatikan oleh masyarakat pemakai bahasa Indonesia. Mereka

    seharusnya menggunakan bahasa Indonesia apabila sudah ada

     padanannnya daripada menggunakan istilah atau kata asing. Sebagai

    contoh, dalam kalimat “dia sudah tidak care denganku” sebaiknya diganti

    dengan “dia sudah tidak peduli denganku.” 

    Bangsa Indonesia sangat perlu untuk menggunakan bahasa

    nasional mereka di tengah fenomena negatif yang terjadi di masyarakat.

    Kenyataan-kenyataan dan akibat-akibat dari fenomena tersebut kalau tidak

    diperbaiki akan berakibat terhambatnya perkembangan bahasa Indonesia.

    Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan dengan baik karena

     bahasa Indonesia adalah salah satu identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

    Setiap orang Indonesia patutlah memiliki sikap positif terhadap bahasa

    Indonesia, janganlah menganggap remeh dan mempunyai sikap negatif

    serta mengerahkan usaha agar selalu cermat dan teratur menggunakan

     bahasa Indonesia. Sebagai warga Indonesia yang baik, mestilah

    mengembangkan budaya malu apabila tidak menggunakan bahasa

    Indonesia dengan baik dan benar. Jika tidak, kenyataan-kenyataan tersebut

    akan berdampak lanjut antara lain sebagai berikut.

    a.  Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata, istilah, dan

    ungkapan asing padahal hal tersebut sudah ada padanannya dalam

     bahasa Indonesia. Sebagai contoh,  page, background, reality,

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    16/25

    12

    alternative, airport,  masing-masing untuk “halaman”, “latar

     belakang”, “kenyataan”, “kemungkinan ( pilihan)”, dan “lapangan

    terbang” atau “bandara”. 

     b.  Banyak orang Indonesia menghargai bahasa asing secara berlebihan,

    sehingga ada kata dan istilah asing yang “amat asing” atau “terlalu

    asing”. Hal ini disebabkan salah pengertian dalam menerapkan kata-

    kata asing tersebut, misalnya rokh, insyaf, fihak, fatsal, syarat

    (muatan), (dianggap)  syah.  Padahal, kata-kata tersebut cukup

    diucapkan dan ditulis roh, insaf, pihak, pasal, sarat (muatan), dan

    (dianggap) sah.

    c.  Banyak orang Indonesia mempelajari dan menguasai bahasa asing

    dengan baik tetapi menguasai bahasa Indonesia apa adanya. Terkait

    dengan itu, banyak orang Indonesia mempunyai bermacam-macam

    kamus bahasa asing tetapi tidak mempunyai satu pun kamus bahasa

    Indonesia. Seolah-olah semua kosakata bahasa Indonesia telah

    dikuasainya dengan baik. Akibatnya, jika mereka kesulitan

    menjelaskan atau menerapkan kata-kata yang sesuai dalam bahasa

    Indonesia, mereka akan mencari jalan pintas dengan cara sederhana

    dan mudah. Sebagai contoh, penggunaan kata yang mana yang kurang

    tepat, pencampuradukkan penggunaan kata tidak   dan bukan,

     pemakaian kata ganti saya, kami, kita yang tidak jelas (Muslich, 2010:

    40).

    Berbagai masalah ada dalam upaya mempertahankan eksistensi

     bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Misalnya, banyak orang

    menggunakan bahasa Indonesia “asal orang mengerti”, memakai bahasa

     prokem, bahasa plesetan, bahasa gaul, bahasa alay, dan bahasa jenis lain

    yang tidak mendukung eksistensi dan perkembangan bahasa Indonesia

    dengan baik dan benar (Muslich, 2010: 42). Kemudian, bahasa promotif

    yang menyimpang dari struktur kalimat sering digunakan oleh pembuat

    iklan. Bahasa ini dapat menimbulkan multitafsir karena menggunakan

    kalimat-kalimat yang singkat. Rahardi (2006: 5, 35) menjelaskan bahwa

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    17/25

    13

    martabat bahasa Indonesia sesungguhnya menunjuk pada banyak

    sedikitnya penghargaan yang diberikan kepada bahasa Indonesia oleh

     pemakainya. Prinsip kehematan maupun kejelasan hendaknya digunakan

    secara tepat dan penuh pertimbangan dalam setiap praktik kebahasaan,

    termasuk bahasa promotif. Preferensi yang berlebihan terhadap salah satu

    kutub di antara kedua pilihan justru membuat bahasa yang digunakan

    menjadi sangat tidak efektif bahkan bisa jadi akan sangat merepotkan.

    Pemeliharaan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

    dapat dilakukan di mana saja, baik di lingkungan rumah, kampus, dan

    masyarakat. Misalnya, anggota keluarga dapat menyediakan majalah atau

    koran yang tergolong baik bahasa Indonesianya di rumah. Universitas

    hendaknya menciptakan kondisi yang dapat menunjang pengajaran bahasa

    Indonesia. Misalnya, universitas mengadakan penerbitan majalah, baik

    majalah tulis maupun majalah dinding; dosen menggunakan bahasa

    Indonesia dengan benar saat memberikan bimbingan kepada mahasiswa-

    mahasiswanya; mengadakan latihan diskusi, pidato, baca puisi, drama, dan

    sebagainya. Masyarakat, tempat mahasiswa bergaul di luar rumah dan

    kampus, harus pula menunjang suksesnya pengajaran bahasa Indonesia.

    Papan- papan nama yang biasanya berbunyi “KEEP YOUR CITY

    CLEAN” hendaknya diganti dengan “JAGALAH KEBERSIHAN

    KOTA”. Begitu pula dengan frase “SUPERMARKET CENTRE” yang

    terpampang di atas toko-toko besar sebaiknya diganti dengan “PUSAT

    PERTOKOAN SERBA ADA”. Sewaktu rapat-rapat organisasi sosial,

    misalnya Karang Taruna, juga digunakan bahasa nasional, bahasa

    Indonesia. Bahkan, para pedangang yang membuat leter pada kaos dan

     baju dengan kata-kata atau kalimat asing pun hendaknya diganti dengan

     bahasa Indonesia karena ini akan membuat para pemakai bahasa Indonesia

    lama kelamaan akan terpengaruh dan “sok” untuk menggunakan kalimat

    asing yang tidak pada tempatnya, sehingga akan menimbulkan sikap

    negatif terhadap bahasa Indonesia (Muslich, 2010: 62).

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    18/25

    14

    Individu dan lembaga-lembaga yang seharusnya mempertahankan

    eksistensi bahasa Indonesia adalah masyarakat Indonesia sendiri,

    universitas, swasta, dan pemerintah. Masyarakat Indonesia hendaknya

     bangga menggunakan dan mempertahankan bahasa Indonesia pada era

    globalisasi ini. Para dosen hendaknya menggunakan dan mengajarkan

     bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada mahasiswa-mahasiswanya.

    Pihak swasta hendaknya menggunakan bahasa Indonesia dalam tulisan di

     produk mereka sebaliknya daripada menggunakan bahasa asing. Media

    massa juga berperan dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia. Para

    wartawan, reporter, dan penulis media massa hendaknya menggunakan

     bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pemerintah hendaknya

    menggunakan bahasa Indonesia sewaktu menyampaikan pidato mereka

    dan memberikan fasilitas untuk pembinaan bahasa Indonesia.

    Pelestarian bahasa Indonesia harus dimulai dari sekarang. Hal ini

    dikarenakan bahasa Indonesia menghadapi banyak tantangan pada era

    globalisasi ini. Tantangan tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar.

    Sedini mungkin upaya melestarikan dan menjaga eksistensi bahasa

    Indonesia dilakukan, maka tantangan-tantangan tersebut akan dapat

    diatasi. Masyarakat perlu memfiltrasi bahasa-bahasa yang dapat

    mengancam eksistensi bahasa nasional, bahasa Indonesia, sejak saat ini.

    Bangsa Indonesia hendaknya menggunakan bahasa Indonesia sekarang

    karena hal ini dapat mempengaruhi eksistensi bahasa tersebut.

    Proses dan upaya-upaya mempertahankan eksistensi bahasa

    Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi

    dapat dilakukan dengan cara (a) mengembangkan sikap positif terhadap

     bahasa Indonesia, (b) merencanakan bahasa sebagai upaya menanggulangi

    tantangan, (c) meningkatkan peran media massa, (d) mengajarkan tentang

    kebangsaan, (e) melaksanakan KTSP bahasa Indonesia, (f) memperbaiki

    mutu guru bahasa Indonesia, (g) memberikan penyuluhan bahasa

    Indonesia, (h) melibatkan organisasi pemuda, (i) meningkatkan kepedulian

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    19/25

    15

     para petinggi terhadap eksistensi bahasa Indonesia, dan (j) menerapkan

    disiplin berbahasa Indonesia (Muslich, 2010: 21-25, 42).

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    20/25

    16

    BAB III

    PENUTUP

    A.  Kesimpulan

    Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan

     pada era globalisasi ini harus dipertahankan dan dijaga oleh bangsa Indonesia.

    Bahasa Indonesia masih digunakan dan dipelajari oleh orang-orang, baik di

    dalam maupun di luar negeri. Masyarakat hendaknya menggunakan bahasa

    Indonesia dengan bangga daripada menggunakan bahasa asing. Penggunaan

    bahasa prokem, bahasa plesetan, bahasa gaul, bahasa alay, dan bahasa jenis

    lain yang tidak mendukung eksistensi dan perkembangan bahasa Indonesia

    hendaknya diminimalisir. Upaya untuk mempertahankan eksistensi bahasa

    Indonesia hendaknya dimulai dari sekarang. Muslich (2010: 21-25, 42)

    menjelaskan bahwa upaya-upaya tersebut yaitu (a) mengembangkan sikap

     positif terhadap bahasa Indonesia, (b) merencanakan bahasa sebagai upaya

    menanggulangi tantangan, (c) meningkatkan peran media massa, (d)

    mengajarkan tentang kebangsaan, (e) melaksanakan KTSP bahasa Indonesia,

    (f) memperbaiki mutu guru bahasa Indonesia, (g) memberikan penyuluhan

     bahasa Indonesia, (h) melibatkan organisasi pemuda, (i) meningkatkan

    kepedulian para petinggi terhadap eksistensi bahasa Indonesia, dan (j)

    menerapkan disiplin berbahasa Indonesia.

    Bangsa Indonesia dapat memelihara eksistensi bahasa Indonesia

    dengan banyak hal. Salah satunya adalah menggunakan bahasa tersebut dalam

     pergaulan sehari-hari. Masyarakat seharusnya bangga menggunakan bahasa

    Indonesia yang dapat mewakili pikiran dan perasaannya. Masyarakat juga

     perlu untuk meminimalisir penggunaan bahasa alay  dan bahasa sejenisnya

    yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Masyarakat, organisasi

    sosial, swasta, dan pemerintah wajib ikut dalam pembinaan bahasa Indonesia.

    Dengan demikian, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan identitas

     bangsa dapat terjaga eksistensinya.

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    21/25

    17

    B.  Saran

    Masyarakat sebaiknya lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia

    daripada menggunakan bahasa asing. Anak-anak muda dan mahasiswa-

    mahasiswa hendaknya meminimalisir menggunakan bahasa alay, bahasa

     gaul, dan bahasa sejenis yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia.

    Para dosen hendaknya menggunakan dan mengajarkan bahasa Indonesia yang

     baik dan benar mahasiswa-mahasiswa. Pihak swasta hendaknya menggunakan

    lisan dan tulisan dalam bahasa Indonesia dalam iklan maupun produk mereka.

    Para pejabat hendaknya menggunakan bahasa Indonesia dalam berpidato dan

    memberikan fasilitas untuk pembinaan bahasa Indonesia. Penulis sebaiknya

    menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam lisan maupun

    tulisan serta menyederhanakan kalimat untuk menyampaikan suatu gagasan.

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    22/25

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Bagoes, N. (2013).  Pengertian eksistensi dan kajian usabha candidasa part I. 

    Diakses tanggal 22 November 2013, dari www.congkodok.blogspot.com. 

    Die, W.Y. (2012).  Perkembangan teknologi dan globalisasi terhadap bahasa

    indonesia.  Diakses pada tanggal 22 November 2013, dari

    www.slideshare.net. 

    Hanin, K. (2012). Sejarah bahasa indonesia bahasa nasional.  Diakses pada

    tanggal 22 November 2013, dari

    www.kumpulansejarah1001.blogspot.com. 

    Muslich, M. (2010).  Bahasa indonesia pada era globalisasi: kedudukan, fungsi,

     pembinaan, dan pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Rahardi, K. (2006). Dimensi-dimesi kebahasaan-aneka masalah bahasa indonesia

    terkini. Jakarta: Erlangga.

    Tim penyusun. (2013).  Kamus bahasa indonesia online. Diakses pada tanggal 22

     November 2013, dari www.kamusbahasaindonesia.org. 

    http://www.congkodok.blogspot.com/http://www.slideshare.net/http://www.kumpulansejarah1001.blogspot.com/http://www.kamusbahasaindonesia.org/http://www.kamusbahasaindonesia.org/http://www.kumpulansejarah1001.blogspot.com/http://www.slideshare.net/http://www.congkodok.blogspot.com/

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    23/25

    19

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

     Nama : Ayunda Silvia Dewi Ernawan

    Tempat, tanggal lahir : Bantul, 22 September 1991

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Kristen

    Status : Belum menikah

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Alamat : Pedukuhan V Cerme 018/009, Kulon

    Progo, DIY, 55655

    Telepon : 085725700978

    Email : [email protected]

    Pendidikan:

    1995-1997 : TK An-Nur, Yogyakarta

    1997-2001 : SDN 1 Maguwoharjo, Yogyakarta

    2001-2003 : SDN Cerme

    2003-2006 : SMPN 1 Panjatan

    2006-2008 : SMKN 1 Pengasih

    Jurusan Tata Busana

    Program Diklat Pariwisita

    2008-2009 : SMA PGRI Prembun, Jawa Tengah

    Jurusan Ilmu Sosial

    2013 : Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Program Pendidikan S1 Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar

    Pekerjaan:

    2009 : SPG Crrantee Cosmetic, Kebumen

    2009-2010 : Wiyata bakti bahasa Inggris SDN 1

    Selotumpeng, Kebumen

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    24/25

    20

    2012-2013 : Wirausaha di bidang les privat dan desain

     busana, Yogyakarta

    2013 : Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta,

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

    Program Pendidikan S1 Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar, Yogyakarta

    Organisasi:

    2003-2004 : Bendahara II OSIS

    SMPN 1 Panjatan

    2004-2005 : Ketua OSIS

    SMPN 1 Panjatan

    2013 : Keluarga Mahasiswa Kristiani (KMK)

    Kenisa Universitas PGRI Yogyakarta

    Hobi dan minat : Membaca, mendesain, menulis cerpen,

    mempelajari bahasa asing, menyanyi, dan

    mendengarkan musik

    Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

    dapat dipertanggungjawabkan.

    Hormat saya,

    Ayunda Silvia Dewi Ernawan

  • 8/18/2019 Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Baha

    25/25

    LAMPIRAN