EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN...

111
EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN OLEH PT. SINAR MITRA SEPADAN FINANCE (Studi Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Azhari Sulistyo Putri NIM 11140480000014 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Transcript of EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN...

Page 1: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

OLEH PT. SINAR MITRA SEPADAN FINANCE

(Studi Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Azhari Sulistyo Putri

NIM 11140480000014

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung
Page 3: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung
Page 4: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung
Page 5: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

iv

ABSTRAK

Azhari Sulistyo Putri 11140480000014, Eksekusi Objek Jaminan Fidusia yang

Tidak Didaftarkan oleh PT. Sinar Mitra Sepadan Finance (Studi Putusan Nomor

2467 K/Pdt/2015) konsentrasi Hukum Bisnis Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1440 H/2018 M. viii + 81 halaman +21 lampiran.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang menggambarkan tentang

bagaimana eksekusi dilaksanakan apabila objek jaminan fidusia tidak didaftarkan

pada kantor pendaftaran fidusia dan bagaimana hakim memberikan

pertimbangannya pada kasus yang sedang diadili di pengadilan. Sebagaimana

diketahui dalam beberapa peraturan yang mengatur tentang pendaftaran jaminan

fidusia menegaskan bahwa pendaftaran akta jaminan merupakan hal yang wajib

untuk dilakukan, namun hal ini seringkali diabaikan oleh penerima fidusia di

mana penerima jaminan fidusia tidak mendaftarakan akta jaminan fidusia tersebut.

Pendaftaran juga merupakan syarat lahirnya sebuah jaminan fidusia, apabila hal

ini diabaikan maka akan menimbulkan ketidakadanya perlindungan hukum bagi

kedua belah pihak. Sehingga saat pemberi fidusia cidera janji penerima fidusia

tidak bisa melakukan eksekusi terlebih saat objek jaminan fidusia harus

dikembalikan akan tetapi telah dilakukan pelelangan pada objek tersebut.

Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung ataupun yang harus

melalui pengadilan. Titik fokus penelitian yang diuraikan dalam penelitian ini

ialah menjelaskan bagaimana pelaksanaan eksekusi pada objek jaminan fidusia

yang diatur di dalam hukum positif dan bagaimana hakim memberikan

pertimbangannya dalam pelaksanaan eksekusi pada putusan nomor 2467

K/Pdt/2015.

Pada Penelitian ini Peneliti menggunakan metode pendekatan undang-

undang, dapat disebut juga statue approach. Metodenya yaitu yuridis normatif.

Peneliti menggunakan pengumpulan data Riset Kepustakaan (Library Research)

yaitu Teknik penelitian yang didasarkan pada bidang kepustakaan, dengan

memandang hukum sebagai sebuah kaedah yang perumusannya secara otonom

tanpa dikaitkan dengan masyarakat, yang kemudian didukung dengan data-data

yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh suatu kesimpulan

bahwa eksekusi objek jaminan yang tidak didaftarkan tidak dapat dilaksanakan

karena tidak ada sertifikat jaminan fidusia yang memberikan hak untuk dilakukan

parate eksekusi.

Kata Kunci: Eksekusi, Objek Jaminan Fidusia, Jaminan Fidusia, Pendaftaran

Fidusia.

Pembimbing : Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., M.A.,M.H.

Daftar Pustaka : 1977 sampai 2017

Page 6: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung
Page 7: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

vi

6. Pihak-Pihak lain yang telah memberi kontribusi kepada peneliti terutama

Orang tua peneliti Ayahanda Endro Sulistyo dan Ibunda Wiwik Suryani

yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil yang selalu

menuntun peneliti dan tiada henti-hentinya mendo’akan peneliti agar bisa

meraih segala cita-citanya. Kepada kakak dan adik peneliti yang selalu

menghibur dikala peneliti mengalami kesulitan dalam penelitian.

7. Sahabat-sahabat penulis Farhana, Dhaifina, Mia, Farah, Dalilah, Yuniati,

Oza, Marifa, Sisil, Ayu yang selalu menemani hari-hari penulis dalam

suka dan duka di dunia perkuliahan selama 4 tahun ini, semoga

persahabatan ini hingga ke Surga. Sahabat-sahabat yang ikut berproses

bersama saat di desa orang, selalu bersedia membantu kesulitan penulis

Zul, Agung, Ary, Aisyah, Azizah, yang selalu meluangkan waktunya di

sela-sela kesibukannya untuk dilibatkan dalam segala aktivitas, Alen,

Wafa, Arlinda, Eliza, Faisal, Khumeroh, Dimas, Dania, Azmi, Rizka, dan

Bella, Terimakasih telah memberikan memberi warna di dalam kehidupan

penulis. Tak lupa teman-teman seperjuangan Ilmu Hukum 2014 yang telah

memotivasi penulis selama kuliah.

Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan

balasan yang berlipat ganda.

Peneliti Berharap Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati demi

kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 19 September 2018

Azhari Sulistyo Putri

Page 8: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

vii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan masalah ........................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9

D. Metode Penelitian ........................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Pengertian Eksekusi ................................................................... 15

2. Jaminan Fidusia ......................................................................... 21

3. Pendaftaran Fidusia ................................................................... 25

B. Kerangka Teori

Teori Perjanjian .............................................................................. 34

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................. 38

BAB III PROFIL PERUSAHAAN SINAR MITRA SEPADAN FINANCE

A. Gambaran Umum Perusahaan Sinar Mitra Sepadan Finance

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ................................................. 40

2. Struktur Organisasi ................................................................... 41

3. Pelaksanaan Dual Control ........................................................ 42

Page 9: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

viii

4. Struktur Cabang Campuran (Mix Branch) ............................... 43

5. Kewenangann Pejabat Perusahaan ........................................... 44

6. Produk SMS Finance ................................................................ 45

7. Visi Misi Perusahaan ................................................................ 47

B. Duduk Perkara Putusan Nomor 247 K/Pdt/2015 ............................ 48

BAB IV Eksekusi Objek Jaminan Fidusia yang Tidak Didaftarkan Oleh PT

Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance

A. Eksekusi Objek Jaminan Pada Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015 .. 52

B. Pertimbangan Hakim pada Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015 ........ 54

C. Analisis Penulis ............................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 77

B. Rekomendasi .................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 82

Putusan Mahkamah Agung Nomor 2467 K/Pdt/2015

Profil Perusahaan PT Sinar Mitra Sepadan Finance

Page 10: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Fidusia merupakan istilah yang lazim digunakan di dalam hukum

perdata dimana fidusia telah lama dikenal sebagai salah satu instrumen

jaminan kebendaan bergerak yang bersifat non-possessory. Berbeda dengan

jaminan kebendaan bergerak yang bersifat possessory, seperti gadai, jaminan

fidusia memungkinkan sang debitur sebagai pemberi jaminan untuk tetap

menguasai dan mengambil manfaat atas benda bergerak yang telah

dijaminkan tersebut.

Pada awalnya keberadaan praktek fidusia di Indonesia dilandaskan

kepada yurisprudensi dari Hoge Raad Belanda yang dikenal sebagai putusan

Bierbrouwerij Arrest, di mana hakim untuk pertama kali mengesahkan

adanya mekanisme penjaminan seperti tersebut. Putusan Bierbrouwerij Arrest

ini berkaitan dengan kasus seorang penjual bier yang ingin menggunakan isi

kedei pejualan minuman kerasnya sebagai jaminan utang, tetapi tidak dapat

menyerahkan barang-barangnya kepada kreditor berhubung barang-barang

tersebut masih diperlukan olehnya (debitor) untuk tetap harus menjalankan

bisnis. Akhirnya digunakanlah konstruksi hukum fidusia.1 Sebelum adanya

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia,

selanjutnya disebut Undang-Undang Jaminan Fidusia (UUJF), praktis tidak

terdapat suatu kerangka hukum yang kuat bagi fidusia sebagai jenis jaminan

non-possessory atas benda bergerak. Hal ini menjadikan fidusia kurang begitu

populer dalam penggunaannya.

Berdasarkan perkembangan dalam sejarahnya, Fidusia ini berawal dari

suatu perjanjian yang hanya didasarkan pada kepercayaan. Namun lama

kelamaan dalam prakteknya diperlukan suatu kepastian hukum yang dapat

melindungi kepentingan para pihak. Fidusia ini merupakan suatu jaminan

1 Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, (Jakarta: Erlangga), 2013, h. 111.

Page 11: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

2

yang didasarkan pada adanya perjanjian pokok. Jadi merupakan ikatan dari

suatu perjanjian pokok tertentu misalnya perjanjian kredit/hutang piutang

yang jaminannya adalah barang bergerak. Oleh karena itu, untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang terus berkembangan dalam hal memperoleh

kredit atau pembiayaan, maka jaminan fidusia merupakan solusi yang tepat,

sebab pemberian kredit atau pembiayaan dengan jaminan fidusia memberikan

kemudahan kepada debitur khususnya bagi kalangan pengusaha kecil di mana

debitur selain memperoleh kredit atau pembiayaan juga tetap menguasai

benda yang dijaminkan untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Jaminan fidusia diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia, dengan adanya Undang-Undang fidusia berarti

pemerintah telah memberi perhatian yang besar untuk membantu para pelaku

usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Meskipun fidusia ini

eksistensinya untuk mempermudah atau membantu masyarakat dalam

memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan terutama dalam

pengembaliannya karena barang yang dijaminkan tetap berada dalam

kekuasaan debitur, namun dalam pelaksanaannya masih timbul berbagai

persoalan terutama implikasi hukum yang menyangkut tidak didaftarkannya

jaminan fidusia.

Jika kita kembali menyimak yang dimaksud dengan Jaminan menurut

hukum perdata dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu jaminan perorangan

dan jaminan kebendaan.c

1. Jaminan perorangan (personal guaranty), yaitu jaminan yang hanya

mempunyai hubungan langsung dengan pihak pemberi jaminan, bukan

terhadap benda tertentu.

2. Jaminan kebendaan (persoonlijke en zekelijke zekerheid), yaitu jaminan

yang mempunyai hubungan langsung dengan benda tertentu. Jaminan ini

selalu mengikuti bendanya, ke mana pun benda tersebut beralih atau

Page 12: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

3

dialihkan, serta dapat dialihkan kepada dan dapat dipertahankan terhadap

siapapun.2

Ada beberapa jaminan kebendaan yang dikenal oleh hukum,

pertama adalah jaminan dalam bentuk gadai, yang diatur dalam Pasal 1150

sampai dengan 1160 KUH Perdata. Kedua adalah hipotek, yang diatur

dalam Pasal 1162 sampai Pasal 1178 KUH Perdata. Ketiga adalah hak

tanggungan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda

yang Berkaitan Dengan Tanah. Keempat adalah jaminan fidusia, yang

diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan

Fidusia.

Fidusia merupakan pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas

dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak

kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.

Jaminan fidusia sudah digunakan Indonesia sejak zaman penjajahan

Belanda sebagai suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi, yang

berasal dari zaman romawi. Bentuk jaminan ini digunakan secara luas

dalam transaksi pinjam-meminjam, karena proses pembebanannya

dianggap sederhana, mudah dan cepat, baik oleh pihak pemberi fidusia

maupun oleh pihak penerima fidusia, tetapi tidak menjamin kepastian

hukum karena pada saat itu belum ada suatu lembaga pendaftaran fidusia.3

Dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia, penerima fidusia berkewajiban untuk

mendaftarkan akta jaminan fidusia ke kantor pendaftaran fidusia agar bisa

mendapatkan sertifikat jaminan fidusia yang memiliki titel eksekutorial,

akan tetapi banyak penerima fidusia yang tidak mendaftarkan akta jaminan

fidusia ke kantor pendaftaran fidusia bahkan, mungkin masih ada yang

2 Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, ..., h. 10.

3 Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, (Jakarta: Sinar Grafika), 2013, h. 290.

Page 13: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

4

membuat akta jaminan fidusia tidak di hadapan notaris. Hal ini akan

menyebabkan penerima fidusia tidak dapat langsung mengajukan eksekusi

tetapi harus terlebih dahulu mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri,

sehingga prosesnya panjang.

Apabila dilakukan pendaftaran fidusia, Ketika terjadi wanprestasi

yang dilakukan oleh pihak debitur atau pemberi fidusia, kreditur atau

penerima fidusia dapat langsung melakukan eksekusi dengan

melaksanakan titel eksekutorial ataupun menjual barang yang menjadi

objek jaminan fidusia.

Dalam ketentuan Pasal 224 HIR (Herziene Indonesisch

Reglement)/Pasal 258 RBg (Reglement voor de Buitengewesten) telah

memberikan syarat-syarat untuk surat pengakuan utang, harus dibuat

dengan akta autentik dan diberi kepala “DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Kedua syarat

tersebut sifatnya mutlak, yaitu wajib dipenuhi seluruhnya, agar surat

pengakuan utang mempunyai kekuatan hukum seperti halnya putusan

hakim. Apabila salah satu syarat atau kedua-duanya tidak dipenuhi maka

surat pengakuan utang bukan batal demi hukum akan tetapi surat tersebut

bukan sebagai grosse akta. Kedudukannya tidak lebih dari akta di bawah

tangan. Maka akta itu tidak mempunyai kekuatan hukum untuk dapat

dilakukan eksekusi melalui pengadilan.4

Akta pengakuan utang yang dibuat demikian itu disebebkan karena

adanya 2 kemungkinan. Pertama, kemungkinan disebabkan kreditur

maupun debitur sama-sama tidak mengetahui ketentuan Pasal 224 HIR/

Pasal 258 RBg dan Undang-Undang jabatan notaris. Kedua, kemungkinan

disebabkan kesengajaan, tidak menghadap notaris karena menghemat

biaya.

4 Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, (Jakarta: Kencana), 2003, h. 55.

Page 14: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

5

Setelah dibuatnya perjanjian jaminan fidusia, bukan berarti fidusia

sebagai jaminan utang lahir dengan sendirinya. Masih ada persyaratan

untuk lahirnya fidusia, yaitu penerima fidusia wajib mendaftarkan fidusia

ke instansi penyelenggaraan pendaftaran akta di Kementerian Hukum dan

HAM. Fidusia baru lahir setelah perjanjian jaminannya tercatat dalam

buku Daftar Fidusia. Ketentuan Pasal 13 Ayat (1) Undang-Undang Fidusia

membebankan permohonan pendaftaran jaminan fidusia kepada penerima

fidusia, karena penerima fidusia berkepentingan mengamankan utang yang

telah diberikan kepada pemberi fidusia. Jika dilihat dari pihak yang

mengadakan perjanjian fidusia, sebenarnya pihak pemberi fidusia yang

dipandang bertanggung jawab untuk mendaftarkan fidusia, karena dia

yang memberikan jaminan tersebut. Namun apabila pendaftaran itu

dibebankan kepada pemberi fidusia mengandung resiko akan kelalaian

oleh yang bersangkutan, karena akan berakibat fatal bagi penerima fidusia

tidak mempunyai hak kebendaan terhadap objek perjanjian fidusia.5

Ketika sudah hapusnya jaminan fidusia, maka sudah tidak ada lagi jaminan

tersebut, dan berakibat pula pencatatan jaminan fidusia yang ada dalam

buku register di kantor pendaftaran fidusia harus dilakukan denga cara

mencoret catatan yang tercantum dalam buku register tersebut.6

Dalam suatu perjanjian pembiayaan, yang memuat terms and

conditions, akan menciptakan hubungan hukum diantara para pihak, yaitu

hubungan pihak kreditur dengan konsumen, yaitu terbentuk sebagai

hubungan kontraktual. Ketika kontrak sudah ditandatangani dan dana

sudah dicairkan, maka barang yang bersangkutan sudah langsung menjadi

milik konsumen, walaupun demikian biasanya barang tersebut dijadikan

jaminan utang lewat perjanjian fidusia. Dalam hal tersebut perjanjian

fidusianya pun juga harus didaftarkan paling lama 30 (tiga puluh) hari

kalender terhitung sejak tanggal perjanjian pembiayaan konsumen untuk

5 Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, ..., h 90.

6 Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, ..., h. 104.

Page 15: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

6

memberikan kepastian hukum bagi perusahaan pembiayaan dan konsumen

sehubungan dengan penyerahan hak milik atas kendaraan bermotor dari

konsumen secara kepercayaan (fidusia) kepada perusahaan pembiayaan,

perlu dilakukan pendaftaran penjaminan fidusia pada kantor pendaftaran

fidusia.7

Ketentuan dalam Pasal 11 UUJF telah mewajibkan pendaftaran

Jaminan Fidusia atau Benda Jaminan Fidusia agar memberikan kepastian

hukum kepada para pihak yang berkepentingan. Isi dari Pasal 11 UUJF

ialah:

(1) Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan.

(2) Dalam hal benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia berada di

luar wilayah negara Republik Indonesia, kewajiban sebagaimana

dimaksud Ayat (1) tetap berlaku.

Adapun maksud dan tujuan sistem pendaftaran Jaminan Fidusia itu

adalah:8

1. Memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan,

terutama terhadap kreditur lain mengenai benda yang telah dibebani

dengan jamina fidusia;

2. Melahirkan ikatan jaminan fidusia bagi kreditur penerima fidusia;

3. Memberikan hak yang didahulukan (preferen) kepada kreditur

penerima fidusia terhadap kreditur lain, berhubung pemberi fidusia

tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia

berdasarkan kepercayaan;

4. Memenuhi asas publisitas.

Berdasarkan Pasal Ayat (1) & (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun

1999 jaminan fidusia, Pada dasarnya benda yang dibebani dengan jaminan

7 Ahmad Muliadi, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta: Akademia Permata), 2013, h.

123.

8 Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, ..., h. 291.

Page 16: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

7

fidusia wajib didaftarkan, termasuk juga benda yang dibebani dengan jaminan

fidusia yang berada di luar wilayah negara Republik Indonesia.

Kelemahan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 salah satunya

berupa tidak adanya sanksi bagi perusahaan pembiayaan konsumen yang

tidak mendaftarkan jaminan fidusia pada Undang-Undang Fidusia. Pada Bab

III bagian kedua bagian kedua Pasal Ayat (1) Undang-Undang Jaminan

Fidusia telah disebutkan adanya kewajiban pendaftaran terhadap benda yang

dibebani Jaminan Fidusia. Namun tidak disebutkan adanya sanksi apabila

tidak mendaftarkan benda yang dibebani Jaminan Fidusia.

Kelemahan yang timbul di luar Undang-Undang Jaminan Fidusia

yang mempengaruhi Undang-Undang Jaminan Fidusia itu sendiri salah

satunya ialah Administrasi di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kantor Wilayah yang tidak tersistematisasi. Maka dari itu, Pendaftaran

Jaminan Fidusia hanya bisa dilakukan di kantor Wilayah Kementrian Hukum

dan HAM, sedangkan Kantor wilayah hanya terdapat satu di setiap

provinsinya sehingga hal ini dirasa kurang efektif dan efisien.9 Dengan

terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Akta Jaminan Fidusia, pendaftaran

jaminan fidusia sudah dapat dilakukan secara online sehingga hal ini

memudahkan dalam pendaftaran fidusia. Selain itu tidak hanya notaris yang

dapat mengakses pendaftaran fidusia akan tetapi pihak-pihak lain seperti

multifinance maupun masyarakat dapat pula mengakses pendaftaran jaminan

fidusia melalui www.ahu.go.id.

Meski sudah terdapat aturan mengenai kewajiban mendaftarkan

jaminan fidusia, akan tetapi masih banyak penerima fidusia yang tidak

mendaftarkan jaminan fidusia, atau penerima fidusia mendaftarkan jaminan

fidusia apabila debitur sudah memasuki tahap tidak kooperatif dan

9 Itok Dwi Kurniawan, “Perlindungan Hukum Bagi kreditur melaui jaminan fidusia dalam

pembiayaan kredit bermotor roda dua ditinjau dari perspektif Undang-Undang Nomor 42 Tahun

1999 Tentang Jaminan Fidusia dan peraturan bidang keuangan”, Jurnal Repertorium Volume IV

No. 1 Januari-Juni 2017, h. 124.

Page 17: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

8

menunggak pembayaran padahal sudah terdapat batas waktu yang ditentukan

dalam mendaftarkan jaminan fidusia. Seperti kasus yang terjadi pada putusan

Mahkamah Agung Nomor 2467 K/Pdt/2015 yang mana pihak kreditur (PT.

Sinar Mitra Sepadan Finance) melakukan penarikan kendaraan debiturnya

yang mana tidak adanya teguran atau somasi terlebih dahulu dan akta fidusia

tersebut tidak didaftarkan oleh tergugat. Eksekusi penarikan benda jaminan

dapat dilakukan jika persyaratan terpenuhi, antara lain Fidusia itu telah

didaftarkan, memiliki Sertifikat Jaminan Fidusia, dan sudah dilakukan

teguran sebelumnya kemudian mekanisme penarikannya dapat meminta

bantuan aparat kepolisian.

Selain itu pihak kreditur juga melelang kendaraan merupakan

tindakan yang tidak seharusnya dilakukan karena hal tersebut dapat dikatakan

wanprestasi. Apakah sanksi yang tertera masih lemah, sehingga masih banyak

pelanggaran yang terjadi atau mungkin kurang mengikatnya sanksi sehingga

tidak menimbulkan efek jera bagi pelanggar aturan.

Berdaarkan beberapa uraian dan latar belakang di atas peneliti tertarik

untuk meneliti hal ini dan mengangkat penelitian ini dengan judul

“EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK

DIDAFTARKAN OLEH PT. SINAR MITRA SEPADAN FINANCE

(Studi Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015)” karena pendaftaran jaminan

fidusia di anggap sebagai hal penting dalam hukum perdata sehingga perlu

diperhatikan agar tidak keluar dari ranah hukum yang ada.

B. Identifikasi, Pembatasan dan perumusan masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah dalam penelitian ini antara lain:

a. Aturan mengenai kewajiban pendaftaran akta jaminan fidusia

b. Akibat hukum yang timbul jika akta jaminan fidusia tidak didaftarkan

c. Kedudukan penerima fidusia dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun

1999.

Page 18: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

9

d. Eksekusi objek jaminan jika akta jaminan fidusia tidak didaftarkan

e. Studi kasus pada putusan Mahkamah Agung Nomor 2467 K/Pdt/2015

dan bagaimana penyelesaiannya

2. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi pelebaran pembahasan dan membuat penelitian

ini tetap fokus sesuai dengan judul yang diambil, maka peneliti membatasi

pembahasan ini hanya pada seputar pelaksanaan eksekusi pada objek

jaminan yang akta jaminan fidusianya tidak didaftarkan ke kantor

pendaftaran fidusia, dan apa saja pelanggaran-pelanggaran yang terjadi

pada putusan Mahkamah Agung Nomor 2467 K/Pdt/2015 terkait kasus

yang terjadi.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan agar

penelitian ini terfokus pada aspek yang akan diteliti, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini ialah pelaksanaan eksekusi yang terjadi jika

akta jaminan fidusia yang tidak didaftarkan, Sehingga dari permasalahan

tersebut timbulah pertanyaan riset, yaitu:

a. Bagaimana pelaksanaan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia bagi

perusahaan pembiayan yang tidak didaftarkan melalui studi putusan

Nomor 2467 K/Pdt/2015?

b. Bagaimana pertimbangan hakim berdasarkan putusan Nomor 2467

K/Pdt/2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia

bagi perusahaan pembiayan yang tidak didaftarkan melalui studi

putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015.

Page 19: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

10

b. Untuk mengetahui pertimbangan hakim berdasarkan putusan Nomor

2467 K/Pdt/2015.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu

secara teoritis dan praktis:

a. Secara teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran, memberikan tambahan dokumentasi bagi karya tulis,

literatur, dan bahan-bahan informasi ilmiah lainnya di dalam bidang

hukum perdata pada umumnya, serta memberikan pengetahuan

tentang akibat hukum dari tidak didaftarkannya akta jaminan fidusia.

b. Secara praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada

masyarakat mengenai pelaksanaan eksekusi apabila akta jaminan

fidusia itu tidak didaftarkan.

D. Metode Penelitian

1. pendekatan penelitian.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Undang-

Undang, dapat disebut juga statue approach. Metodenya yaitu yuridis

normatif. Dengan memandang hukum sebagai sebuah kaedah yang

perumusannya secara otonom tanpa dikaitkan dengan masyarakat, yang

kemudian didukung dengan data-data yang diperoleh. Data yang

digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, karena bersumber

dari peraturan perundang-undangan dan studi kepustakaan.

2. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian hukum Normatif Yuridis.

Sumber penulisan yang didasarkan pada data sekunder diperoleh dari studi

kepustakaan, peraturan perundang-undangan, dan data penelitian yang

dilakukan oleh lembaga resmi atau pihak lain. Pendekatan yang dilakukan

Page 20: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

11

berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori,

Konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Data penelitian

Dalam menyusun penelitian ini data merupakan hal yang

terpenting yang harus ada. Data dibagi menjadi 2 (dua), yakni data utama

dan data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kualitatif dimana penelitian bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis. Adapun data yang digunakan pada penelitian ini

yaitu:

a. Data primer

Data utama yang akan dijadikan sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini antara lain:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. Putusan Mahkamah Agung Nomor 2467 K/Pdt/2015.

3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan

Fidusia.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 Tentang

Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan yang

Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor

dengan Pembebanan Jaminan Fidusia.

6. Putusan Pengadilan Negeri Nomor 32/Pdt.G/2014/PN Pdg

Berdasarkan data tersebut peneliti akan melakukan kolaborasi

antara putusan dan undang-undang tersebut yang kemudian dianalisis

dengan beberapa peraturan lain dan beberapa sumber teoritis lainya

yang akan mendukung penulisan ini.

Page 21: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

12

b. Data sekunder

Yaitu buku-buku hukum, karya tulis ilmiah ataupun buku lain yang

terkait dengan tulisan ini. Seperti skripsi, tesis hukum, jurnal, komentar-

komentar mengenai putusan pengadilan, dan beberapa sumber dari situs

internet yang berkaitan dengan persoalan di atas. Metode pengumpulan

data yaitu kepustakaan, dengan memandang hukum sebagai sebuah

kaedah yang perumusannya secara otonom tanpa dikaitkan dengan

masyarakat, yang kemudian didukung dengan data-data yang diperoleh.

4. Sumber Data

Data-data yang dikumpulkan haruslah diketahui sumbernya, yang

mana sumber data menentukan keabsahan dan kevalidan data yang

digunakan dalam penelitian ini. Sumber data untuk penelitian ini antara

lain dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berbentuk

laporan, dan lain-lain.

5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan penulisan penelitian ini, penulis

menggunakan pengumpulan data Riset Kepustakaan (Library Research)

yaitu Teknik penelitian yang didasarkan pada bidang kepustakaan. Dalam

hal ini penulis berusaha mencari dan membaca serta mendapatkan sumber

ilmiah yang terdapat pada literatur Ilmu Hukum untuk mencari dasar

ilmiah di samping itu bersumber dari bacaan lain yang berkaitan dengan

masalah penelitian yang akan dibahas.

6. Teknik Pengolahan data

Data yang diperoleh diolah dengan menyusun data-data yang

didapat dan mengategorikannya agar menjadi bagi yang menyatu dalam

penelitian ini. Pemilahan, pemilihan, dan pemotongan data serta

menyeleksi data agar penelitian menjadi runtut.

Page 22: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

13

7. Metode analisis data

Adapun bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder maupun bahan nonhukum diuraikan dan dihubungkan

sedemikian rupa, sehingga ditampilkan dalam penulisan yang lebih

sistematis untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Cara

pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif yakni menarik

kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap

permasalahan konkret yang dihadapi.

8. Teknik Penulisan

Teknik dalam penulisan ini berpedoman kepada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2017”

E. Sistematika Penelitian

Penulisan ini dibagi menjadi 5 BAB, Urutan bab tersebut secara sistematis

dan saling berkaitan satu sama lain. Urutan singkat atas bab-bab tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I : Merupakan bab pendahuluan, Dalam bab ini diuraikan tentang latar

belakang permasalahan yang akan dijadikan sebagai fokus

pembahasan dalam penelitian ini , permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II: Membahas terkait kerangka konseptual dan landasan teori yang

dijadikan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini dalam bab ini

juga menjelaskan pengertian eksekusi, teori jaminan fidusia,

pendaftaran fidusia, teori perjanjian dan kajian terdahulu dari

penelitian sebelumnya.

BAB III : Bab ini menguraikan beberapa data yang berhubungan erat dengan

apa yang menjadi fokus pembahasan dalam penulisan ini agar

penulisan ini dapat selesai dengan baik, seperti data dari PT. Sinar

Page 23: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

14

Mitra Sepadan di Jakarta mengenai profil perusahaan, dan duduk

perkara

BAB IV: Bab ini berisi tentang analisis data terhadap pelaksanaan eksekusi

berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor 2467 K/Pdt/2015

dan analisis pertimbangan hakim pada putusan tersebut.

BAB V: Merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan rekomendasi.

Berisi tentang kesimpulan yang merupakan jawaban ringkas

terhadap permasalahan dalam tulisan ini, dan rekomendasi yang

merupakan sumbangsih pemikiran peneliti terhadap permasalahan

tersebut.

Page 24: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Pengertian Eksekusi

Eksekusi sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan

kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata

cara lanjutan dari proses pemeriksaan perkara. Eksekusi tiada lain

daripada tindakan yang berkesinambungan dari keseluruhan proses

hukum acara perdata. Eksekusi merupakan suatu kesatuan yang tidak

terpisah dari pelaksanaan tata tertib beracara yang terkandung dalam

Pasal 224 Herziene Indonesish Reglement (HIR) atau Pasal 258

(Reglement voor de Buitengewesten) RBg.

Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilakukan

secara paksa terhadap pihak yang kalah dalam perkara.1 Biasanya

tindakan eksekusi baru merupakan masalah apabila pihak yang kalah

adalah pihak tergugat. Pada tahap eksekusi kedudukan tergugat berubah

menjadi “pihak tereksekusi”. Kalau pihak yang kalah ialah pihak

penggugat, lazimnya tidak ada putusan yang perlu dieksekusi. Penggugat

bertindak selaku pihak yang meminta kepada pengadilan agar pihak

tergugat dihukum untuk menyerahkan suatu barang, mengosongkan

rumah atau sebidang tanah, melakukan sesuatu, menghentikan sesuatu,

atau membayar sejumlah uang. Salah satu hukuman itulah yang selalu

terdapat dalam putusan apabila gugatan penggugat dikabulkan

pengadilan.

Eksekusi yang merupakan tindakan penyitaan dan penjualan atas

benda yang menjadi objek jaminan fidusia timbul karena debitur cidera

1 Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang perdata, (Jakarta:

Sinar Grafika), 2013, h. 6.

Page 25: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

16

janji atau tidak memenuhi prestasinya tepat pada waktunya kepada

kreditur.2

Apabila debitur cidera janji maka ada tiga cara untuk melakukan

eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia tersebut

sesuai Pasal 29 Undang-Undang Jaminan Fidusia, yaitu:3

a. Pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fidusia

b. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan

penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil

pelunasan piutangnya dari hasil penjualan.

c. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan

pemberi dan penerima fidusia. Jika dengan cara demikian dapat

diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak. Yang mana

hal ini dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak

diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan atau penerima fidusia

kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya 2

(dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan.

Dalam rangka pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia, pemberi

fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia

pada waktu eksekusi dilaksanakan, penerima fidusia berhak mengambil

benda yang menjadi objek jaminan fidusia dan dapat meminta bantuan

pihak yang berwenang.

Ketentuan Bab V Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

mengenai eksekusi objek jaminan fidusia memberi penegasan kepastian

atas ketidakjelasan praktik peradilan terhadap eksekusi Objek Jaminan

Fidusia yang berlaku selama ini.

2 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group), 2008, h. 195.

3 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada), 2003, h. 160.

Page 26: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

17

Dasar alasan eksekusi objek jaminan fidusia, diatur dalam Pasal 29

Ayat (1) Undang-Undang Jaminan Fidusia. Menurut Pasal ini, lahirya

hak eksekusi:

a. Didasarkan pada cidera janji, dimana pemberi fidusia berada dalam

cidera janji, serta ketentuan umumm cedera janji diatur dalam Pasal

1243 KUH Perdata yakni, lalai memenuhi perjanjian atau tidak

memenuhi prestasi dalam jangka waktu yang ditentukan.

b. Secara khusus dan rinci diatur dalam kontrak oleh para pihak

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan cedera janji (event of

default).

Mengenai tata cara eksekusi diatur dalam Pasal 29 Undang-

Undang Jaminan Fidusia, yang diklasifiksikan menjadi:

a. Melalui Pelelangan Umum

Dengan cara ini, pelaksanaan berdasarkan titel eksekutorial yang

digariskan pada Pasal 15 Ayat (2) Undang-Undang Jaminan Fidusia,

yakni penerima fidusia dapat mempergunakan haknya menjual objek

jaminan fidusia atas kekuasaan sendiri dengan cara langsung menjual

objek jaminan fidusia tanpa melalui proses pengadilan namun dengan

syarat; penjualan harus melalui pelelangan umum oleh kantor lelang/

pejabat lelang; serta berhak mengambil pelunasan utang dari hasil

penjualan dengan mengesampingkan kreditur konkuren berdasarkan

hak preferen yang dimilikinya.

b. Penjualan di Bawah Tangan

Penerima fidusia dapat juga melakukan eksekusi dalam bentuk

penjualan di bawah tangan, apabila penerapannya tunduk pada Pasal

29 Ayat (1) huruf c jo. Ayat (2) Undang-Undang Jaminan Fidusia,

yakni harus berdasarkan kesepakatan antara pemberi fidusia dengan

penerima fidusia; harus diperoleh harga tertingi yang menguntungkan

para pihak; pelaksanaan penjualan setelah lewat 1 (satu) bulan sejak

Page 27: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

18

diberitahukan secara tertulis kepada pihak-pihak yang berkepentingan;

serta diumumkan sedikitnya dalam dua surat kabar yang beredar di

daerah yang bersangkutan.

c. Pemberi Fidusia Wajib Menyerahkan objek jaminan fidusia

Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Jaminan Fidusia, dalam

rangka pelaksanaan eksekusi atas objek jaminan fidusia:

1) Pemberi fidusia wajib menyerahkan objek jaminan fidusia kepada

penerima fidusia atau kepada jawatan lelang, kepada pembeli

lelang, atau kepada pembeli di bawah tangan jika penjualnya

dibawah tangan.

2) Penerima fidusia memiliki the right to reposses.

Penjelasan Pasal 30 memberi hak kepada penerima fidusia untuk

mengambil benda objek jaminan fidusia dari tangan pemberi fidusia

apabila pada saat eksekusi dilakukan pemberi fidusia tidak mau

menyerahkan objek tersebut secara sukarela, yang disebut the right to

reposses, dengan syarat yakni, pemberi fidusia cedera janji dan

berdasarkan hal tersebut penerima fidusia melakukan eksekusi, namun

pada saat eksekusi pemberi fidusia tidak mau menyerahkan objek secara

sukarela. Bertitik tolak dari keinginan itu, Undang-Undang memberikan

hak kepada penerima fidusia dalam kedudukan dan kapasitasnya sebagai

legal owner untuk mengambil penguasaan objek dari tangan pemberi

fidusia dalam kedudukan dan kapasitasnya sebagai economic owner atas

objek jaminan fidusia. Apabila perlu penerima fidusia dapat meminta

bantuan kepada pihak yang berwenang, yakni polri ataupun Pengadilan

Negeri (berdasarkan Pasal 200 Ayat (1) HIR).4

4 Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Ekskusi Bidang Perdata, ..., h. 214-215.

Page 28: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

19

Dalam melakukan eksekusi perlu ada beberapa asas yang harus di

perhatikan agar eksekusi yang dilakukan sesuai dengan norma hukum

yang berlaku di antaranya:

a. Menjalankan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang

dilakukan secara paksa terhadap pihak yang kalah dalam perkara.

Pada prinsipnya hanya putusan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap (incraht van gewijsde) yang dapat “dijalankan”.

Apabila terhadap putusan masih ada pihak yang mengajukan upaya

hukum banding dan kasasi maka putusan tersebut belum

berkekuatan hukum tetap. Eksekusi hanya melekat, setelah

berkeluatan hukum tetap dan tidak bisa diubah lagi sehingga

hubungan hukum diantara pihak-pihak yang berperkara telah tetap

dan pasti.5

Akan tetapi, terhadap asas tersebut terdapat pengecualian.

Dalam kasus-kasus tertentu Undang-Undang memperbolehkan

eksekusi terhadap putusan yang belum memperoleh kekuatan

hukum tetap. Pengecualian tersebut diantaranya ialah, Pertama,

pelaksanaan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu.

Dimana dalam putusan ini penggugat mempunyai hak sesuai Pasal

180 Ayat (1) HIR atau Pasal 1991 Ayat (1) RBg untuk mengajukan

permintaan agar putusan dapat dijalankan eksekusinya terlebih

dahulu, sekalipun terhadap putusan itu pihak tergugat mengajukan

banding atau kasasi.

Kedua, pelaksanaan putusan provisi. Yakni “tuntutan lebih

dulu” yang bersifat sementara mendahului putusan pokok pekara.

Apabila hakim mengabulkan gugatan atau tuntutan provisi, putusan

tersebut dapat dieksekusi sekalipun perkara pokoknya belum

diputus. Ketiga, akta perdamaian. sifat akta perdamaian yang

5 Subekti, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: BPHN), 1977, h. 130.

Page 29: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

20

dibuat dipersidangan mempunyai kekuatan eksekusi seperti putusan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Keempat, eksekusi

terhadap grosse akta. Pasal 224 HIR atau Pasal 258 RBG

memperkenankan eksekusi terhadap perjanjian selama perjanjian

itu berbentuk grosse akta, karena Pasal tersebut menyamakannya

dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Kelima, eksekusi atas hak tanggungan dan jaminan fidusia.

Terhadap kedua produk ini, pihak kreditur dapat langsung meminta

eksekusi atas objek barang hak tanggungan dan jaminan fidusia

apabila debitur melakukan wanprestasi membayar angsuran utang

pokok atau bunga pinjaman.

b. Putusan tidak dijalankan secara sukarela

Salah satu prinsip yang melekat pada eksekusi yaitu

menjalankan putusan secara paksa, merupakan tindakan yang

timbul apabila pihak tergugat tidak menjalankan putusan secara

sukarela.

c. Putusan yang dapat dieksekusi bersifat kondemnator

Hanya putusan yang bersifat kondemnator (condemnatoir)

yang bisa dieksekusi, yaitu putusan yang amar atau diktumnya

mengadung unsur “penghukuman”.6 Putusan yang amar atau

diktumnya tidak mengadung unsur penghukuman, tidak dapat

dieksekusi atau “noneksekutabel”

d. Eksekusi atas perintah dan di bawah pimpinan ketua pengadilan

negeri

Undang-Undang menyentralisasi eksekusi di Pengadilan

Negeri. Pengadilan Tinggi atau Mahakmah Agung tidak dapat

mencampuri eksekusi yang dilakukan Pengadilan Negeri. Akan

6 Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Ekskusi Bidang Perdata, ..., h. 14

Page 30: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

21

tetapi wajar apabila Pegadilan Tinggi atau Mahkamah Agung

mencampuri eksekusi yang menyimpang.

2. Jaminan Fidusia

Istilah “Fidusia” berasal dari kata fiduciair atau fides, yang artinya

“kepercayaan”, yakni penyerahan hak milik atas benda secara

kepercayaan sebagai jaminan (agunan) bagi pelunasan piutang kreditur.

Penyerahan hak ini dimaksudkan hanya sebagai jaminan, dimana

memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia

(kreditur) terhadap kreditur-kreditur lainnya.7

Pengaturan mengenai jaminan fidusia diatur dalam Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Dalam Pasal 1

angka 1 Undang-Undang Jaminan Fidusia, Pengertian Fidusia

dinyatakan, bahwa:

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas

dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak

kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda.

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Jaminan Fidusia,

menyatakan Pengertian Jaminan Fidusia, bahwa:

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda yang bergerak

baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak

bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak

tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam

penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang

tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada penerima

fidusia terhadap kreditur lainnya.

Ketentuan jaminan fidusia ini diatur dalam Undang-Undang Nomor

42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, dan berikut sifat-sifat dari

jaminan fidusia yang diatur dalam ketentuan Undang-Undang:

7 Rahmadi Usman, Hukum kebendaan, (Jakarta: Sinar Grafika), 2013, h. 283.

Page 31: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

22

a. Jaminan fidusia bersifat accesoir, yang berarti bahwa jaminan fidusia

bukan hak yang berdiri sendiri melainkan kelahiran dan

keberadaannya atau hapusnya tergantung dari perjanjian pokok fidusia

itu sendiri;

b. Jaminan fidusia bersifat droit de suite, yang berarti bahwa penerima

jaminan fidusia/kreditur mempunyai hak mengikuti benda yang

menjadi objek jaminan fidusia dalam tangan siapapun benda itu

berada.

c. Jaminan fidusia memberikan hak preferent, yang berarti bahwa

kreditur sebagai penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan

untuk mendapatkan pelunasan utang dari hasil eksekusi benda jaminan

fidusia tersebut dalam hal debitur cedera janji atau lalai membayar

utang;

d. Jaminan fidusia dapat menjamin lebih dari satu utang, yang berarti

bahwa benda jaminan fidusia dapat dijaminkan oleh debitur kepada

beberapa kreditur yang secara bersama-sama memberikan kredit

kepada seorang debitur dalam satu perjanjian kredit, hal ini

sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Undang-Undang Fidusia;

e. Jaminan fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial, yang berarti

bahwa kreditur sebagai penerima fidusia memiliki hak untuk

mengeksekusi benda jaminan bila debitur cidera janji. Dan eksekusi

tersebut dapat dilakukan atas kekuasaan sendiri atau tanpa putusan

pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

f. Salah satu prinsip jaminan fidusia yaitu debitur harus memelihara

objek jaminan fidusia dengan baik, tidak boleh dialihkan, disewakan,

digadaikan, dan sebagainya.

Menurut Subekti, perkataan fidusia berarti “secara kepercayaan”

ditujukan kepada kepercayaan yang diberikan secara bertimbal balik oleh

salah satu pihak kepada pihak yang lain, bahwa apa yang keluar

ditampakkan sebagai pemindahan milik, sebenarnya ke dalam hanya

Page 32: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

23

merupakan suatu jaminan saja untuk suatu utang.8 Pada prinsipnya,

jaminan fidusia adalah suatu jaminan utang yang bersifat kebendaan

(baik utang yang telah ada maupun utang yang akan ada), yang pada

prinsipnya memberikan barang bergerak sebagai jaminanya (tetapi dapat

diperluas terhadap benda-benda yang tidak bergerak) dengan

memberikan penguasaan objek jaminan utang tersebut kepada debitur

(dengan jalan pengalihan hak milik atas objek jaminan tersebut kepada

kreditur) kemudian pihak kreditur akan menyerahkan kembali

penguasaan dan penikmatan objek jaminan tersebut kepada debiturnya

secara kepercayaan (fiduciary).9

Dalam hal ini, apabila utang yang dijamin dengan jaminan fidusia

sudah dibayar lunas sesuai perjanjian, maka titel kepemilikan atas benda

tersebut diserahkan kembali oleh kreditur kepada debitur. Sebaliknya,

apabila utang tidak terbayar lunas, maka objek jaminan itu harus dijual

dan dari harga penjualan itu diambil untuk membayar utang sesuai

jumlah yang perjanjikan dan jika ada kelebihannya harus dikembalikan

kepada debitur. Apabila dari hasil penjualan tersebut utang tidak tertutupi

maka debitur masih berkewajiban untuk melunasi sisa utang yang belum

terbayarkan.

Berdasarkan teori Jaminan, menyatakan bahwa titel kepemilikan

dalam suatu sistem jaminan utang tetap berada pada pihak debitur,

mencakup juga kekuasaan untuk menguasai dan memungut hasil dari

benda objek jaminan utang. Jadi, menurut teori ini, objek jaminan utang

dimaksudkan bukan untuk dinikmati hasilnya, melainkan hanya sebagai

jaminan saja untuk berjaga-jaga apabila debitur wanprestasi nantinya.

Dalam pelakanaanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

diantaranya:

8 Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus,

(Jakarta: Kencana), 2011, h. 39.

9 Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, (Jakarta: Penerbit Erlangga), 2013, h. 102.

Page 33: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

24

a. Jaminan Fidusia: Hak jaminan atas benda bergerak baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud dalam benda tidak bergerak

khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996

Tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan

pemberi fidusia, sebagai agunan pelunasan utang tertentu, yang

memberi kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia

terhadap kreditur lainnya.10

b. Kreditur preference: adalah kreditur yang mempunyai hak

pengambilan pelunasan terlebih dahulu daripada kreditur lain dan

kreditur preferen itu tagihannya didahulukan atau diistimewakan

daripada tagihan-tagihan kreditur lain.

c. Pemberi fidusia: Orang perseorangan atau korporasi pemilik benda

yang menjadi objek Jaminan Fidusia.

d. Penerima fidusia: Orang perseorangan atau korporasi yang

mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan Jaminan

Fidusia.

e. Prestasi: Hal yang harus dilaksanakan

f. Somasi: Teguran dari si berpiutang (kreditur) kepada si berutang

(debitur) agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian

yang telah disepakati antara keduanya.11

g. Wanprestasi: Tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban

sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara

kreditur dengan debitur

h. Eksekusi: Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang

dilakukan secara paksa terhadap pihak yang kalah dalam perkara.

10

Arus Akbar Silondae, Aspek Hukum Dalam Ekonomi & Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana

Media), 2010, h. 62.

11 Salim, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar Grafika),

2013, h. 96.

Page 34: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

25

i. Karakteristik pembebanan Jaminan Fidusia: perjanjian fidusia

merupakan perjanjian assessoir (perjanjian ikatan). Maksudnya adalah

perjanjian assessoir ini tidak mungkin berdiri sendiri, tetapi

mengikuti/ membuntuti perjanjian lainnya yang merupakan perjanjian

pokok adalah perjanjian hutang piutang. Pembebanan kebendaan

dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam Bahasa

Indonesia yang merupakan akta jaminan fidusia. Dalam akta jaminan

fidusia selain dicantumkan hari tanggal, juga dicantumkan mengenai

(jam) pembuatan akta tersebut.

j. Pendaftaran Akta Jaminan Fidusia: Pendaftaran fidusia dilakukan

pada Kantor Pendaftaran Fidusia di tempat kedudukan pihak pemberi

fidusia yang berada dibawah naungan Departemen Kehakiman RI.

Kantor inilah yang akan mengurus administrasi pendaftaran Jaminan

Fidusia tersebut. Pendaftaran fidusia dilakukan terhadap hal-hal

sebagai berikut:

1) Benda objek jaminan fidusia yang berada didalam negeri

(Pasal 11 Ayat (1));

2) Benda objek jaminan fidusia yang berada di luar negeri (Pasal

11 Ayat (2));

3) Terhadap perubahan isi sertifikat jaminan fidusia (Pasal 16

Ayat (1)).

k. Hapusnya Fidusia: Pasal 25 Undang-Undang Jaminan Fidusia

menyatakan, bahwa jaminan fidusia hapus karena hal-hal sebagai

berikut:

1) Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia;

2) Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia; atau

3) Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

3. Pendaftaran Fidusia

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun

2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya

Page 35: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

26

Pembuatan Akta Jaminan Fidusia yang merupakan pengganti dari

Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 Tentang Tata Cara

Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan

Fidusia, pendaftaran fidusia dapat dilakukan secara daring guna

efektifnya suatu pendaftaran yang mana sebelumnya hanya dilakukan

secara manual. Di dalam Peraturan Pemerintah tersebut memuat tentang

hal-hal sebagai berikut;

1. Adanya kewajiban bagi penerima fidusia, kuasa/wakilnya untuk

memberitahukan penghapusan jaminan fidusia.

2. Adanya ketentuan mengenai besarnya biaya pembuatan akta

jaminan fidusia yang ditentukan berdasarkan nilai penjaminan yang

mengacu pada besarnya biaya pembuatan akta yang diatur dalam

Pasal 36 Ayat (3) Undang-Undang Jabatan Notaris.

3. Adanya ketentuan bahwa seluruh data yang diisi dalam

permohonan pendaftaran jaminan fidusia, perbaikan sertifikat, dan

penghapusan setifikat jaminan fidusia secara elektronik serta

penyimpanan dokumen fisiknya menjadi tanggung jawab penerima

fidusia, kuasa atau wakilnya.

4. Saat ini tidak hanya notaris saja yang dapat mengakses pendaftaran

jaminan fidusia, akan tetapi dalam pendaftaran daring ini, pihak-

pihak lain seperti multifinance maupun masyarakat dapat pula

mengakses pendaftaran jaminan fidusia melalui www.ahu.go.id

Pencatatan dan publikasi dalam hukum kebendaan merupakan hal

yang penting. Asas publikasi ini menjadi semakin penting terhadap

jaminan-jaminan hutang yang fisik objek jaminannnya tidak diserahkan

kepada kreditur, seperti jaminan fidusia.12

Pencatatan dan publikasi

tersebut diserahkan sepenuhnya kepada kehendak para pihak yang

melangsungkan perbuatan hukum. Jika para pihak menganggap tidak

perlu dan berkepentingan agar perbuatan hukum mereka diketahui oleh

12

Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, ..., h. 124.

Page 36: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

27

pihak ketiga, mereka berhak untuk tidak melanjutkan pencatatan dan

publikasi (yang merupakan kelanjutan dari dilaksanakan pencatatan yang

dilakukan). Publikasi ini memang ditujukan untuk melindungi

kepentingan pihak ketiga yang ingin mengetahui apakah telah ada

perbuatan hukum oleh pihak tertentu atas kebendaan tertentu. Akan tetapi

tidak dilakukannya pencatatan dan publikasi akan mengakibatkan tidak

berlakunya perbuatan hukum yang dikehendaki oleh para pihak terhadap

pihak ketiga.13

Dengan demikian jika pencatatan dan publikasi tersebut

diabaikan, para pihak tidak dapat mendalilkan hubungan yang ada

diantara para pihak terhadap pihak ketiga.

Apabila tidak ada kewajiban pendaftaran jaminan fidusia sangat

dirasakan dalam praktik sebagai kekurangan dan kelemahan bagi pranata

hukum jaminan fidusia. Sebab di samping menimbulkan ketidakpastian

hukum, absennya kewajiban pendaftaran jaminan fidusia tersebut

menyebabkan jaminan fidusia tidak terpenuhi unsur publisitas, sehingga

susah dikontrol. Hal ini dapat menimbulkan hal-hal yang tidak sehat

dalam praktiknya.14

Pendaftaran fidusia ini dilakukan pada kantor pendaftaran fidusia.

Untuk pertama kalinya, kantor pendaftaran fidusia didirikan di Jakarta

dengan wilayah kerja yang mencakup seluruh wilayah negara Republik

Indonesia. Secara bertahap kantor pendaftaran fidusia ada di ibukota

provinsi di seluruh Indonesia.15

Sebagai kelanjutan dari pendaftaran

fidusia barulah oleh kantor pendaftaran fidusia dikeluarkan sertifikat

jaminan fidusia. Sertifikat ini nantinya dikeluarkan dalam bentuk grosse

akta karena terdapat irah-irah pengadilan yang berarti mempunyai

kekuatan eksektorial. Pencantuman irah-irah sebagai yang dimungkinkan

oleh Undang-Undang membawa konsekuensi, bahwa pemegang akta

13

Gunawan Widjaja, Memahami Prinisip Keterbukaan (aanvullend recht) Dalam Hukum

Perdata, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2006, h. 235.

14

Munir Fuady, Jaminan Fidusia, (Bandung: Citra Aditya Bakti), 2000, h. 29

15

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, ..., 2003, h. 146.

Page 37: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

28

grosse berkedudukan seperti orang yang sudah memegang keputusan

pengadilan yang telah berkekuatann hukum tetap. Yang perlu diingat

adalah, bahwa grosse tidak “sama” dengan suau keputusan pengadilan,

tetapi mempunyai kekuatan sebagai suatu keputusan pengadilan.16

Tata cara pendaftaran Jaminan Fidusia diatur sebagai berikut:17

a. Penerima fidusia, kuasa atau wakilnya mengajukan permohonan

pendaftaran fidusia dengan melampirkan pernyataan pendaftaran

jaminan fidusia pada kantor pendaftaran fidusia.

b. Kantor pendaftaran fidusia mencatat jaminan fidusia dalam Buku

Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan

permohonan pendaftaran.

c. Membayar biaya pendaftaran jaminan fidusia sesuai dengan tarif yang

ditentukan

d. Kantor pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada

penerima fidusia sertifikat jaminan fidusia, yang merupakan salinan

dari Buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal

penerimaan permohonan pendaftaran; dan

e. Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal

dicatatnya jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia.

Adapun tata cara pendaftaran fidusia berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran

Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia, sebagai

berikut:

1. Permohonan pendaftaran jaminan fidusia.

Permohonan pendaftaran jaminan fidusia diajukan paling lambat 30

(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pembuatan akta, hal ini

tertera pada Pasal 4. Setelah dilakukan pendaftaran akan

16

J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti),

2007, h. 198.

17

Rahmadi Usman, Hukum kebendaan, ..., h. 291.

Page 38: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

29

memperoleh bukti pendaftaran sebagai bukti bahwa telah

terpenuhinya permohonan pendaftaran jaminan fidusia. Pemohon

kemudian melakukan pembayaran melalui bank persepsi sesuai

yang tertera di bukti pendaftaran, baru kemudian pendaftaran

dicatat secara elektronik setelah pembayaran. Setelah dicatatkan

baru lahirlah jaminan fidusia pada tanggal yang sama dengan

tanggal jaminan fidusia dicatat. Sertifikat jaminan fidusia akan

ditandatangani secara elektronik oleh pejabat pada kantor jaminan

fidusia. Sertifikat jaminan fidusia dapat dicetak pada tanggal yang

sama dengan tanggal jaminan fidusia dicatat apabila ada kesalahan

setelah sertifikat dicetak, pemohon, kuasa atau wakilnya

mengajukan permohonan perbaikan sertifikat jaminan fidusia

kepada Menteri Hukum dan HAM yang mana permohonan

diajukan selama 30 (tiga puluh) hari sejak sertifikat jaminan fidusia

dicetak.

2. Perubahan sertifikat jaminan fidusia

Perubahan diatur pada Pasal 11, biasanya dilakukan apabila terjadi

kesalahan dalam pengisisan ataupun perubahan data dalam

permohonan pendaftaran yang terkait dengan jumlah nilai

penjaminan dalam kategori nilai penjaminan yang berbeda. Adapun

yang dapat mengajukan permohonan perubahan sertifikat jaminan

fidusia ialah penerima fidusia, kuasanya atau wakilnnya. Setelah itu

pemohon akan memperoleh bukti pendaftaran, selanjutnya

pemohon melakukan pembayaran permohonan perubahan sertifikat

jaminan fidusia melalui bank persepsi berdasarkan bukti

pendaftaran yang didapat.

3. Penghapusan jaminan fidusia

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 mengenai

penghapusan jaminan fidusia diatur dalam Pasal 16 dan Pasal 17.

Alasan dihapusnya jaminan fidusia antara lain karena hapusnya

utang yang dijamin dengan fidusia; pelepasan hak atas Jaminan

Page 39: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

30

Fidusia oleh Penerima Fidusia; atau musnahnya benda yang

menjadi objek jaminan fidusia. Penerima Fidusia, kuasa atau

wakilnya wajib memberitahukan kepada Menteri dalam jangka

waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal

hapusnya Jaminan Fidusia dalam hal Jaminan Fidusia hapus karena

hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia. Setelah dilakukan

pemberitahuan penghapusan maka Jaminan Fidusia dihapus dari

daftar Jaminan Fidusia dan diterbitkan keterangan penghapusan

yang menyatakan sertifikat Jaminan Fidusia yang bersangkutan

tidak berlaku lagi. Jika Penerima Fidusia, kuasa atau wakilnya

tidak memberitahukan penghapusan Jaminan Fidusia Jaminan

Fidusia yang bersangkutan tidak dapat didaftarkan kembali.

Dalam sertifikat jaminan fidusia dimaksud dicantumkan kata-kata

“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Karenanya

sertifikat jaminan fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama

dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap. Sehingga langsung dapat dilaksanakan tanpa melalui pengadilan

dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk melaksankan

putusan.18

Jika dilaksanakan melalui pengadilan, ketua pengadilan

nantinya akan membuat surat teguran/peringatan kepada tereksekusi, lalu

suart perintah eksekusi dengan penetapan eksekusi untuk dilaksanakan

oleh panitera dan juru sita.

Eksekusi yang dilakukan lewat gugatan biasa akan memakan waktu

lama dan berbelit. Adanya Undang-Undang fidusia dengan model-model

eksekusi khusus tidak untuk meniadakan hukum acara yang umum, tetapi

untuk menambah ketentuan yang ada dalam hukum acara umum.19

18

Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada), 2007, h. 59.

19

Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, ..., h. 146

Page 40: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

31

Pembuatan akta

jaminan fidusia

Pendaftaran

akta jaminan

fidusa

Mendapatkan

sertifikat

jaminan fidusia

Memberikan teguran,

peringatan, dan

somasi

Eksekusi dengan titel eksekutorial atau melalui

pelelangan umum, atau penjualan dibawah

tangan

Adapun tata cara dalam pelaksanaan eksekusi pada fidusia

berdasarkan yang telah dijabarkan sebelumnya dapat digambarkan pada

bagan dibawah ini:

Apabila debitur cidera janji, penerima fidusia mempunyai hak

untuk menjual benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas

kekuasaannya sendiri. Bahwa tujuan dilakukanya pendaftaran fidusia

adalah untuk memenuhi asas publisitas, dan tanpa adanya sertifikat

jaminan fidusia tidak dapat dilakukan eksekusi terhadap objek jaminan.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan di atas, fidusia merupakan

jaminan yang didasarkan atas dasar kepercayaan dari penerima fidusia

dimana barang fidusia tetap dalam penguasaan pemberi fidusia, atau

dengan kata lain Jaminan Fidusia merupakan jaminan yang memberikan

hak kepada pemberi fidusia untuk tetap menguasai benda yang menjadi

objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan, sehingga diperlukan

perlindungan agar barang yang menjadi objek jaminan fidusia tidak

disalahgunakan.20

Dalam pelaksanaanya pun jaminan fidusia di jalankan berdasarkan

beberapa asas karena Asas hukum merupakan, dasar, landasan, acuan

atau prinsip atas suatu aturan. Paul Scholten menegaskan bahwa asas

hukum merupakan pikiran-pikiran dasar yang terdapat di dalam dan di

20

Sobirin, Kajian Hukum Terhadap Pendaftaran Jaminan Fidusia Di Kantor Pendaftaran

Fidusia Daerah Khusus Ibukota Jakarta, thesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008, h. 70.

Page 41: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

32

belakang sistem hukum, masing-masing dirumuskan dalam aturan-aturan

perundangan-undangan dan putusan-putusan hakim yang berkenaan

dengannya ketentuan-ketentuan dan keputusan-keputusan individual

dapat dipandang sebagai penjabarannya. Asas hukum itu mewujudkan

kaidah hukum tertinggi dari suatu sistem hukum positif. Itu sebabnya

asas-asas hukum itu merupakan fondasi dari sistem tersebut.

Dalam diundangkannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia, pembentuk Undang-Undang tidak

menyebutkan secara tegas asas-asas hukum jaminan fidusia yang menjadi

fondasi bagi pembentukan norma hukumnya, akan tetapi sesuai teori asas

dan norma dapat dicari asas-asas hukum jaminan fidusia dalam Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, Tan Kamelo

menjabarkan asas hukum jaminan fidusia menjadi 13 (tiga belas) asas

sebagai berikut:21

1. Asas Preferensi, yaitu kreditur penerima berkedudukan sebagai

kreditur yang diutamakan dari kreditur-kreditur lainnya. Dalam ilmu

hukum asas ini disebut asa droit de preference. Arti pentingnya urutan

kedudukan daripada kreditur yang dibedakan atas kreditur separatis,

kreditur pemegang privilegi dan kreditur konkuren itu justru

dihubungkan dengan adanya eksekusi ataupun kepailitan debitur.22

2. Asas droit de suite, bahwa jaminan fidusia tetep mengikuti benda

yang menjadi objek jainan fidusia dalam tangan siapapun benda

tersebut berada. Hal ini menunjukkan bahwa jaminan fidusia

merupakan hak kebendaan bukan perorangan.

3. Asas Asesoritas, jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan, yang

mana mengandung arti bahwa keberadaan jaminan fidusia ditentukan

oleh perjanjian lain yaitu perjanjian utama atau perjanjian prinsipal.

21

A.A. Andi Prajitno, Hukum Fidusia: Problematika Yuridis Pemberlakuan Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 1999, (Malang: Banyumedia), 2008, h. 115.

22

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok-Pokok Hukum

Jaminan Dan Jaminan Perorangan, (Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta), 2001, h. 31.

Page 42: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

33

Dalam hal ini perjajian utama bagi jaminan fidusia adalah perjanjian

utang piutang yang melahirkan utang yang dijamin dengan jaminan

fidusia. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 4 Undang-Undang Jaminan

Fidusia, yang menyatakan bahwa jaminan fidusia adalah merupakan

perjanjian ikatan dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan

kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi prestasi.

4. Asas bahwa jaminan fidusia dapat diletakkan utang yang baru akan

ada. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 7 Undang-Undang Jaminan

Fidusia, bahwa objek jaminan fidusia dapat dibebankan kepada utang

telah ada yang akan ada.

5. Asas bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap benda yang

akan ada. Tertera pada Pasal 9 Undang-Undang Jaminan Fidusia. Hal

ini yang membedakan fidusia dengan hipotek, jaminan hipotek hanya

dapat diletakkan atas benda-benda yang sudah ada.

6. Asas pemisahan horizontal, yaitu asas bahwa jaminan fidusia dapat

dibebankan terhadap bangunan atau rumah yang terdapat di atas tanah

milik orang lain.

7. Asas specialitas atau pertelaan. Asas bahwa jaminan fidusia berisikan

uraian secara detail terhadap subjek dan objek jaminan fidusia. Subjek

jaminan fidusia yang dimaksud ialah identitas para pihak yakni

pemberi dan penerima jaminan fidusia. Sedangkan objek jaminan

yang dimaksud adalah perjanjian pokok yang dijamin fidusia, uraian

mengenai jaminan fidusia, nilai penjamin dan nilai beda yang menjadi

objek jaminan fidusia. Asas ini tercantum pada Pasal 6 Undang-

Undang Jaminan Fidusia.

8. Asas bahwa pemberi jaminan fidusia harus orang yang memiliki

kewenangan hukum atas objek jaminan fidusia. Kewenangan tersebut

harus ada pada saat jaminan fidusia didaftarkan ke kantor pendaftaran

fidusia.

9. Asas bahwa jaminan fidusia harus didaftar ke kantor pendaftaran

fidusia. Asas ini dalam ilmu hukum disebut asas publisitas dan

Page 43: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

34

tercantum pada Pasal 12 Undang-Undang Jaminan Fidusia. Asas ini

melahirkan assa kepastian hukum terhadap jaminan fidusia.

10. Asas bahwa benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tidak

dapat dimiliki oleh kreditur penerima jaminan fidusia sekalipun

diperjanjikan, hal ini tercantum pada Pasal 1 Ayat (3) dan Pasal 33

Undang-Undang Jaminan Fidusia.

11. Asas bahwa jaminna fidusia memberikan hak prioritas kepada

kreditur penerima fidusia yang terlebih dahulu mendaftarkan

kemudian ke kantor fidusia dari pada kreditur yang mendaftarkan

kemudian, sebagaimana yang dapat ditemukan dalam Pasal 28

Undang-Undang Jaminan Fidusia.

12. Asas bahwa pemberi jaminan fidusia yang tetap menguasai benda

jaminan harus memiliki iktikad baik (te goeder trouw, in good faith).

13. Asas bahwa jaminan fidusia mudah dieksekusi sebagaimana yang

dapat ditemukan dalam Pasal 15 Undang-Undang Jaminan Fidusia.

Kemudahan dalam pelaksanaan eksekusi tersebut difasilitasi dengan

mencantumkan irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa” pada sertifikat jaminan fidusia.

B. Kerangka teori

Teori perjanjian

Menurut Teori yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan

dengan perjanjian adalah di mana hukum memiliki hubungan antara dua

pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat

hukum. Dalam teori ini tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi

juga harus melihat perbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya. 23

agar

perjanjian tersebut tidak disalah gunakan untuk kepentingan masing-masing

individu.

23

Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia (buku kesatu), Sinar

Grafika, Jakarta, (selanjutnya disingkat Salim HS I ), 2014, h. 15-16.

Page 44: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

35

Dalam penerapan teori ini Ada tiga tahap yang perlu di perhatikan

dalam membuat perjanjian, menurut teori baru, yaitu :

1. Tahap Pra-Contractual, yaitu tahap terjadinya penawaran dan

penerimaan.

2. Tahap Contractual, yaitu adanya persesuaian pernyataan kehendak antara

para pihak,

3. Tahap Post-Contractual, yaitu pelaksanaan perjanjian.

Kemudian muncul kembali pendapat dari para sarjana terkait

pengertian perjanjian yaitu menurut Charless L.Knapp dan Nathan M.

Crystal mengatakan yaitu, “contract is an agreement between two or more

persons- not merely a shared belief, but common understanding as to

something that is to be done in the future by one or both of them”.24

Artinya, kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih,

tidak hanya memberikan kepercayaan tetapi secara bersama-sama saling

pengertian untuk melakukan sesuatu pada masa mendatang oleh seseorang

atau keduanya dari mereka. Dewasa ini berdasarkan perkembangan zaman

yang terjadi banyak sekali pendapat dan sumber yang memberi pengertian

tentang perjanjian itu sendiri, seperti dalam Black’s Law Dictionary, yang

diartikan dengan “contract is an agreement between two or more person

which creates an obligation to do or not to do particular thing.” Artinya

kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih, yang mana

kontrak itu menimbulkan sebuah kewajiban untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu secara sebagian. 25

Melalui beberapa penjelasan diatas menjelaskan beberapa pengertian

tentang perjanjian serta terkait perjanjian yang merupakan salah satu sumber

dari perikatan menegaskan kembali bahwa perjanjian melahirkan sebuah

perikatan, sehingga menciptakan kewajiban pada salah satu atau lebih pihak

24

Charless L. Knapp dan Nathan M. Crystal, 1993: h. 2.

25 Black’s Law Dictionary, 1979: h. 291.

Page 45: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

36

dalam perjanjian tersebut. Kewajiban yang dibebankan pada debitur dalam

perjanjian, memberikan hak pada pihak kreditur dalam perjanjian untuk

menuntut pelaksanaan prestasi dalam perikatan yang lahir dari perjanjian

tersebut. Jika ditelaah secara baik-baik pada Pasal 1313 KUH Perdata

menjelaskan bahwa suatu perjanjian mengakibatkan seseorang mengikatkan

dirinya pada orang lain, hal ini berarti dari sebuah perjanjian dapat

menimbulkan suatu kewajiban atas suatu prestasi dari satu atau lebih pihak

kepada salah satu atau lebih pihak lainnya yang memiliki hak atas prestasi

tersebut.

Dengan demikian dimungkinkan suatu perjanjian melahirkan lebih

dari satu perikatan, dengan kewajiban berprestasi yang saling bertimbal

balik. Debitur disatu sisi menjadi kreditur pada sisi yang lain juga pada saat

yang bersamaan, dan ini merupakan suatu karakteristik khusus dari

perikatan yang lahir dari suatu perjanjian.

Perjanjian memiliki beberapa jenis. Perjanjian juga dapat dibedakan

menurut berbagai cara. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:26

a. Perjanjian timbal balik.

Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban

pokok bagi kedua belah pihak. Misalnya, perjanjian jual-beli.

a. Perjanjian cuma-cuma dan perjanjian atas beban.

Perjanjian dengan cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan

keuntungan bagi salah satu pihak saja. Misalnya, hibah.

Perjanjian atas beban adalah perjanjian terhadap prestasi dari pihak yang

satu selaku terdapat kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua

prestasi itu ada hubungannya menurut hukum.

b. Perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama.

26

Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni), 1994,

h. 16.

Page 46: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

37

Yaitu perjanjian yang mempunyai nama sendiri, maksudnya ialah

perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh pembentuk

Undang-Undang, berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-hari.

Perjanjian ini terdapat dalam Bab V s.d XVIII KUH Perdata. Diluar

perjanjian itu disebut perjanjian tidak bernama tetapi terdapat di

masyarakat, seperti perjanjian sewa beli.

c. Perjanjian campuran

Perjanjian campuran ialah perjanjian yang mengandung berbagai unsur

perjanjian, misalnya, pemilik hotel yang menyewakan kamar sewa

menyewa, tetapi menyajikan makanan (jual beli) dan juga memberikan

pelayanan.

d. Perjanjian obligatoir

Yaitu perjanjian antara pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk

melakukan penyerahan kepada pihak lain perjanjian yang menimbulkan

perikatan). Menurut KUH Perdata perjanjian jual beli saja belum

mengakibatkan beralihnya hak milik dari penjual kepada pembeli. Untuk

beralihnya hak milik atas bendanya masih diperlukan satu lembaga lain,

yaitu penyerahan.

e. Perjanjian kebendaan

Perjanjian kebendaan adalah perjanjian hak atas benda

dialihkan/diserahkan (transfer of title) kepada pihak lain.

f. Perjanjian konsensual dan perjanjian riil

Perjanjian konsensual adalah perjanjian di antara kedua belah pihak yang

tercapai persesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan. Menurut

KUH Perdata, perjanjian ini sudah mempunyai kekuatan mengikat (Pasal

1338 KUH Perdata). Namun demikian di dalam KUH Perdata ada juga

perjanjian-perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadi penyerahan

barang. Misalnya perjanjian penitipan barang (Pasal 14 KUH Perdata),

pinjam-pakai (Pasal 1740 KUH Perdata). Perjanjian yang terakhir ini

dinamakan perjanjian riil yang merupakan peninggalan hukum Romawi.

g. Perjanjian-perjanjian yang sifatnya istimewa

Page 47: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

38

Contoh dari perjanjian ini yaitu perjanjian pembebasan hutang perjanjian

liberatoir), perjanjian pembuktian (untuk menentukan pembuktian apakah

yang berlaku diantara mereka), perjanjian asuransi (perjanjian untung-

untungan), dan perjanjian ikatan dinas dan perjanjian pengadaan barang

pemerintah (perjanjian publik atau perjanjian yang sebagian atau

seluruhnya dikuasai oleh hukum publik dan salah satu pihaknya

bertindak sebagai penguasa)

C. Tinjauan (Review) KajianTerdahulu

Dalam penulisan ini, peneliti merujuk pada buku, jurnal serta skripsi-

skripsi yang membahas pendaftaran akta jaminan fidusia. Berikut beberapa

review data yang berkaitan dengan pendaftaran akta jaminan fidusia:

1. Skripsi yang ditulis oleh Nazia Tunisa Alham/ Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta/ 2014 yang berjudul Peran Otoritas Jasa

Keuangan Terhadap Pengawasan Pendaftaran Jaminan Fidusia (Tinjauan

Yuridis Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/Pmk.010/2012). Skripsi

tersebut terfokus hanya pada peran Otoritas Jasa Keuangan dan

memandang dari aspek keuangannya dalam pendaftaran jaminan fidusia,

Sedangkan penelitian ini melihat peran kemenkumham sebagai kantor

pendaftaran fidusia dan notaris saat pembuatan akta jaminan fidusia

konsekuensi yuridis jika tidak didaftarkannya akta jaminan fidusia

2. Buku yang berjudul Hukum Jaminan Fidusia, prinsip publisitas pada

jaminan fidusia/ Suprianto/ 2015, buku ini menjelaskan tentang terdapat

kekosongan norma dalam pengaturan mengenai kewajiban pendaftaran

jaminan fidusia. Disatu sisi jaminan fidusia wajib didaftarkan, namun

disisi lain tidak diatur mengenai sanksi apabila pendaftaran tidak

dilakukan. Pembeda dari penelitian ini, penelitian ini lebih spesifik

mengenai akta yang tidak terdaftar yang berujung pada eksekusi

3. Jurnal yang ditulis oleh Rega Satya Rachellariny/ Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta/ 2016 yang berjudul Eksekusi Objek

Jaminan Fidusia Yang Tidak Didaftarkan Dalam Lembaga Keuangan

Page 48: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

39

Non Bank (Studi Putusan Perkara Pengadilan Negeri Surakarta

No.105/Pdt/G/Bpsk/2012/Pn.Ska). Pembeda jurnal ini dengan penelitian

ini, bahwa jurnal tersebut menggunakan studi putusan kasus PT.

Sinarmas Multifinance, Sedangkan Penelitian ini selain membahas

eksekusi juga terfokus pada akibat hukum timbul akibat tidak

didaftarkannya akta jaminan fidusia dan kasus yang diangkat pun

berbeda yang mana peneliti menggunakan kasus PT Sinar Mitra Sepadan

Finance.

Page 49: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

40

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN SINAR MITRA SEPADAN FINANCE

A. Gambaran Umum Perusahaan Sinar Mitra Sepadan Finane

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan1

Perseroan ini didirikan pada tanggal 26 November 2000 dengan

nama PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance dan mulai beroperasi pada

bulan Juni 2001. Pada awal beroperasinya, Perseroan lebih memfokuskan

diri dalam membiayai kepemilikan kendaraan direksi dan karyawan (Car

Ownership Program) dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam

PT Adijaya Guna Satwatama Group yang memiliki hubungan

kepemilikan dengan pemegang saham Perseroan. Selain itu, SMS

Finance juga memfokuskan diri untuk memberikan pinjaman berupa

pembiayaan konsumen khususnya pembiayaan mobil bekas, hal ini

berlangsung hingga Tahun 2008. Mulai Tahun 2009, SMS Finance

semakin melebarkan sayapnya dengan memberikan pinjaman berupa

pembiayaan Sepeda Motor dan Pembiayaan Syariah.

Mulai Tahun 2003, Perseroan mulai menggiatkan usahanya

ke sektor retail dan mulai memfokuskan diri untuk memberikan

pinjaman berupa pembiayaan konsumen, dengan tidak melupakan

menjalankan juga usaha di bidang Sewa Guna Usaha serta Anjak

Piutang.

Mulai Tahun 2005, Perseroan lebih ekspansif

mengembangkan perusahaan dengan membuka cabang-cabang di

daerah lain sekitar Jabodetabek serta pada Tahun 2006 SMS Finance

mulai merambah pasar Sumatera dengan membuka cabang di Bandar

Lampung. Pada Tahun 2007, SMS Finance telah membuka 4 cabang

baru yaitu di Kelapa Gading Jakarta, Medan, Palembang, dan Cirebon.

Pada Tahun 2008, SMS Finance juga telah membuka cabang baru di

Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi sehingga pada akhir

1 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 50: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

41

Tahun 2008 jumlah cabang SMS Finance menjadi 22 kantor cabang

yang bergerak dalam pembiayaan mobil.

Pada Tahun 2009 SMS Finance membuka 40 cabang lagi

sehingga cabang yang bergerak di pembiayaan mobil menjadi lebih

dari 60 cabang. Dan mulai Tahun 2009 inilah SMS Finance mulai

memberikan pinjaman berupa pembiayaan Sepeda Motor dan

Pembiayaan Syariah. Perseroan berkantor pusat di Wisma Millenia Lt.

6, Jl. MT Haryono Kav. 16, Jakarta Selatan 12810.

Sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang sangat

signifikan, pada bulan Januari 2009 dilakukan penambahan modal

disetor oleh pemegang saham dari Rp. 40.000.000.000 (empat puluh

miliar rupiah) menjadi Rp. 60.000.000 (enam puluh miliar rupiah) dan

pada bulan April 2009, terjadi penambahan modal disetor dari Rp.

60.000.000 (enam puluh miliar rupiah) menjadi Rp. 100.000.000

(Seratus miliar rupiah). Adapun penambahan modal disetor sebesar

Rp. 50.000.000 (lima puluh miliar rupiah) dilakukan pada bulan

Oktober 2009 sehingga total modal disetor SMS Finance menjadi Rp.

Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh miliar rupiah).

2. Struktur Organisasi2

Perlunya perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas

dan terarah dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mendukung strategi dan tujuan perkembangan usaha

b. Untuk kejelasan garis tanggung jawab, supervise dan koordinasi

antar karyawan dan lintas divisi perusahaan

c. Untuk memperjelas pemisahan tugas sekaligus menciptakan

mekanisme dual control melalui reporting matrix

d. Sebagai dasar dari jalur dan perencanaan karir karyawan.

2 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 51: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

42

Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap tugas, wewenang

dan tanggung jawab terhadap suatu perkerjaan dapat dilaksanakan dengan

baik karena apa yang akan dikerjakan dan apa yang menjadi tanggung

jawab masing-masing personil telah tergambar dalam struktur organisasi

tersebut.

Divisi atau unit kerja dan posisi manajemen pada struktur

organisasi dibagi atas dua krikteria:

a. Functional Manager

Deskripsi dan tanggung jawab berdasarkan pembagian

fungsi kerja. Kelompok management ini secara umum

berkedudukan di kantor pusat dengan spesialisasi keterampilan

dalam hal-hal teknis berkaitan dengan fungsi jabatannya, untuk

memudahkana koordinasi antar divisi/unit kerja, pembuatan policy

dan pemecahan masalah terkait.

b. Geographical Manager

Deskripsi dan tanggung jawab berdasarkan pembagian area

geografis, misalnya area dan kota. Contoh kongkrit dari

Feographical manager adalah Area Manager dan pimpinan cabang.

Jenis manager ini bertanggung jawab atas semua fungsi kerja tapi

hanya yang berada diwilayah/area geografis yang menjadi

tanggung jawabnya.

3. Pelaksanaan Dual Control3

Sebagai aplikasi dari prinsip kehati-hatian dalam

manajemen resiko perusahaan, pada fungsi kerja yang dipandang

kursial, terdapat mekanisme koordinasi antara pejabat dan staf

dibawah geographical manager dengan function manager tertentu

dikantor pusat. Bentuk koordinasi tersebut antara lain:

3 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 52: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

43

a. Manager collection area dan jajaran dibawahnya, selain

bertanggung jawab langsung kepada area manager, wajib

berkoordinasi dengan GM collection dikantor pusat

b. Manager operation area dan jajaran dibawahnya, selain

bertanggung jawab langsung kepada area manager, wajib

berkoordinasi dengan GM operation dan direktur operation

dan risk dikantor pusat

c. Credit analyst selain bertanggung jawab langsung kepada

operation supervisor cabang, wajib berkoordinasi dengan

GM risk managemen dan direktur operation dan risk

dikantor pusat.

d. Divisi internal audit, bertanggung jawab langsung kepada

presiden direktur, wajib berkoordinasi dengan komite

audit.

4. Struktur Cabang Campuran (Mix Branch)4

Cabang campuran (mix branch) adalah kantor cabang

dimana terdapat aktifitas pembiayaan mobil dan motor sekaligus,

dasar implementasinya adalah apabila suatu wilayah pemasaran

dinilai potensial untuk motor, akan tetapi divisi marketing motor

memerlukan waktu untuk membukukan penjualan dan portofolio

yang substansial untuk berdiri sendiri.

Untuk efisiensi operasional, maka terdapat unit kerja

marketing dan collection motor didalam kantor cabang mobil.

Dimana supervisor marketing motor dibawah supervisi langsung

area manager dan supervisor collection motor dibawah supervisi

langsung manager collection area. Sementara untuk unit kerja

operation, digabung menjadi satu dibawah supervisor operation

cabang.

4 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 53: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

44

Kantor cabang campuran (mix branch) bukan merupakan

struktur permanent. Divisi marketing motor harus berupaya

semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis motor. Apabila

unit penjualan telah mencapai 300 unit/bulan atau AR outstanding

mencapai 5.000 unit, maka unit kerja motor dialam cabang

campuran harus dipisahkan menjadi cabang motor yang berdiri

sendiri.

5. Kewenangan Pejabat Perusahaan5

a. Penerimaan karyawan baru

b. Mutasi karyawan

c. Pemutusan hubungan kerja

d. Promosi dan kenaikan jabatan atau pangkat

Dapat diajukan oleh atasan langsung dari karyawan yang

bersangkutan dengan persetujuan dari atasan satu tingkat diatas.

Khusus untuk promosi dan kenaikan jabatan atau pangkat yang

sekaligus mencakup kenaikan gaji pokok dan jumlah maupun jenis

tunjangan diatur sebagai berikut:

a. Untuk promosi staf menjadi supervisor dicabang, diajukan oleh

Branch Manager

b. Setiap promosi dan kenaikan jabatan atau pangkat sampai

dengan level general manager harus dengan persetujuan dari

GM human resources sebagai bentuk control bahwa promosi

dan kenaikan tersebut sudah memenuhi kriteria kelayakan

jabatan dan sesuai dengan policy dan standar remunerassi

perusahaan.

Untuk divisi atau unit kerja yang terkoordinasi, pengajuan

tersebut harus dengan sepengetahuan (tanda-tangan mengetahui) oleh

manager atau GM functional dikantor pusat.

5 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 54: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

45

a. Promosi dan kenaikan pangkat collection supervisor menjadi

collection manager area dapat diusulkan oleh area manger,

dengan disetujui oleh marketing director dan dengan tanda

tangan mengetahui dari GM collection,dengan tetap berpegang

pasal HR policy yang berlaku; kemudian diteruskan ke GM

human resources untuk disetujui.

b. Mutasi dari kredit analyst dilakukan oleh operation supervisor

dengan persetujuan pimpinan cabang, dan tanda tangan

mengetahui dari GM atau manager risk management kantor

pusat.

Pengaturan kewenangan diatas hanya yang berhubungan

dengan manajemen sumber daya manusia, sementara kewenangan

untuk pengajuan kredit, persetujuan biaya, dan hal-hal teknis

operasional lainnya diatur melalui internal memo sesuai dengan

policy dan lingkup kerja masing-masing direktorat, divisi atau unit

kerja.

Atas setiap pengajuan dan perubahan pada status karyawan

yang telah disetujui pejabat berwenang sesuai pengaturan diatas,

baik promosi, mutasi maupun pemutusan hubungan kerja; divisi

human resources harus diinformasikan dan menyimpan copy dari

persetujuan tersebut.

6. Produk SMS Finance

a. Produk Reguler6

SMS Finance memberikan fasilitas pembiayaan untuk mobil baru

& bekas. Keuntungan dengan menggunakan produk reguler adalah

konsumen dapat memiliki kendaraan yang diinginkan dengan

persyaratan yang mudah, proses persetujuan yang cepat dan BPKB

yang dijaminkan aman. konsumen dapat membeli mobil baru dan

6 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 55: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

46

bekas dengan pembiayaan dari SMS Finance. Fisik mobil dapat Anda

lihat pada dealer/showroom yang bekerjasama dengan SMS Finance.

Yang mana memiliki ketentuan umum sebagai berikut:

1) Mobil baru yang dapat kami biayai berasal dari :

a) Dealer / Showroom yang bekerjasama dengan SMS Finance.

b) DP minimal 25%.

c) Tenor maksimal 48 bulan.

d) Menyertakan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti

diuraikan dalam persyaratan pembiayaan.

e) Merk Jepang dan Non Jepang

2) Mobil bekas yang dapat kami biayai berasal dari :

a) Showroom yang bekerjasama dengan SMS Finance.

b) DP minimal 30%.

c) Tenor maksimal 36 bulan.

d) Merk Jepang dan Non Jepang.

e) Umur untuk kendaraan merk Jepang maksimal 21 tahun

sampai akhir tenor.

f) Umur untuk kendaraan merk Non Jepang maksimal 8 tahun

sampai akhir tenor.

g) Menyertakan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti

diuraikan dalam persyaratan kredit.

b. Produk Multiguna7

SMS Finance mempunyai produk pembiayaan Multiguna. Debitur

dapat mengajukan pembiayaan untuk keperluan yang bersifat

mendesak seperti untuk biaya pendidikan, biaya Rumah Sakit,

renovasi rumah dan lain-lain dengan menjaminkan BPKB kendaraan

yang dimiliki oleh pemohon. Dana yang dicairkan oleh SMS Finance

7 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 56: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

47

akan ditransfer ke institusi/perusahaan dimana debitur akan

melakukan pembayaran.

Yang mana memiliki ketentuan umum sebagai berikut :

a) DP minimal 25%.

b) Tenor maksimal 36 bulan.

c) Merk Jepang dan Non Jepang.

d) Umur untuk kendaraan merk Jepang maksimal 21 tahun

sampai akhir kredit.

e) Umur untuk kendaraan merk Non Jepang maksimal 8 tahun

sampai akhir kredit.

f) Menyertakan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti

diuraikan dalam persyaratan kredit.

7. Visi dan Misi Perusahaan8

Visi perusahaan

Menjadikan perusahaan pembiayaan pilihan masyarakat dengan

mengutamakan pelayanan yang berkualitas.

Misi Perusahaan

a. Menjadi Perusahaan Pembiayaan Pilihan Stakeholders

dengan Performance Yang Baik dan Profitabilitas Yang

Tinggi.

b. Menjadi Perusahaan Pembiayaan Pilihan Konsumen dengan

Pelayanan yang Cepat, Handal, dan Berbasis Teknologi.

c. Menjadi Perusahaan Pembiayaan Pilihan Perbankan dan

Investor Melalui Pertumbuhan yang Mengutamakan Asas

kehati-hatian dan Track Record yang Baik.

d. Menjadi Perusahaan Pembiayaan Pilihan Mitra Bisnis dengan

Menciptakan Hubungan yang Berdasarkan Mutual Benefit

Dan Mutual Respect.

8 Sekretariat PT Sinar Mitra Sepadan Finance, Senin, 16 Juli, 2018, pukul 09.10 BBWI

Page 57: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

48

e. Menjadi Perusahaan Pembiayaan Pilihan Konsumen dengan

Image Positif Di Mata Pemerintah dan Masyarakat dengan

Konstribusi yang Optimal dan Menegakkan Asas Good

Corporate Govermance.

B. Duduk Perkara Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015

Putusan MA Nomor 2467 K/Pdt/2015 merupakan kasus antara PT.

Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance di Jakarta cq PT. Sinar Mitra

Sepadan (SMS) Finance di Padang selaku badan hukum, yang

berkedudukan di Jalan Dr. Sutomo Nomor 39 A, Simpang Haru,

Kelurahan Simpang Haru Selatan, Kecamatan Padang Timur, Kota

Padang, dalam hal ini memberi kuasa kepada Eko Haryanto, dkk., bagian

Departemen legal Litigation, berlamat di Wisma Millenia Lantai 1 & 2,

jalan M.T Haryono Kav., Jakarta sebagai pemohon kasasi dahulu

Tergugat, melawan Fivta Meryati bertempat tinggal di Jalan YOS

Sudarso RT.09, Kelurahan/Desa Gedang, Kecamatan Sungai Penuh,

Kerinci, dalam hal ini memberi kuasa kepada Poniman A, S.Hi.,

Advokat, beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 49 RT.01, RW. IV,

Kelurahan Flamboyan Baru, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang

sebagai Termohon Kasasi dahulu Penggugat.

Pemohon Kasasi mengajukan alasan-alasan kepada majelis hakim

Mahkamah Agung dalam memori kasasinya yang pada pokoknya antara

lain:

1. Bahwa judex facti dalam putusannya tidak mempertimbangkan isi

perjanjian pembiayaan konsumen karena pemohon kasasi

beranggapan bahwa tindakan pemohon kasasi melakukan

penjualan terhadap objek jaminan melalui pelelangan umum adalah

sesuai dengan isi perjanjian konsumen nomor

9018831155/PK/03/12 a.n Fivta Meryati tanggal 13 Maret 2012,

sehingga pemohon kasasi tidak merasa melakukan wanprestasi.

Page 58: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

49

2. Bahwa judex facti juga tidak mempertimbangkan perbuatan

termohon kasasi yang terbukti melakukan perbuatan wanprestasi

yaitu tidak membayar angsuran sesuai dengan isi perjanjian

pembiayaan konsumen nomor 9018831155/PK/03/12 a.n Fivta

Meryati tanggal 13 Maret 2012.

Dengan demikian pemohon kasasi meminta untuk membatalkan

putusan judex facti karena pemohon kasasi menilai bahwa tindakan

tersebut benar dan sesuai perjanjian. Oleh karenanya pemohon belum

memperoleh pembenaran, pemohon mengajukan kasasi dengan alasan-

alasan tersebut.

Terjadinya kasus ini berawal dari adanya tindakan pengambil

paksaan kendaraan mobil dump truck yang dilakukan oleh pihak tergugat

karena penggugat dianggap tidak mampu melunasi hutang-hutangnya

kepada tergugat. Berdasarkan hal ini penggugat Fivta Meryati

mengajukan gugatan terhadap PT SMS Finance sebagai tergugat, karena

tergugat melakukan penarikan kendaraan dengan tidak adanya teguran,

peringatan, ataupun somasi terlebih dahulu kepada penggugat.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan konsumen (PPK) Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n Fivta Meryati tanggal 13 Maret 2012,

termohon kasasi dahulu penggugat berhak memanfaatkan mobil dump

truck setelah terpenuhi seluruh proses administrasi atas PPK dan fasilitas

pembiayaan karena telah terbayarkan down payment sebesar Rp.

51.260.000 (lima puluh satu juta serta angsuran kreditnya kepada

tergugat sebesar Rp. 5.500.0000 (lima juta lima ratus ribu rupiah) per

bulan. Angsuran kredit telah berjalan dan telah dibayar oleh penggugat

selama 15 (lima belas) bulan dengan pembayaran pertama di bulan April

2012 dan terakhir di bulan September 2013 yang dibayarkan baik secara

langsung ataupun ditransfer melalui rekening Tergugat. Pada tanggal 11

September 2013 penggugat telah melakukan pembayaran angsuran

sebesar Rp. 22.000.000 (dua puluh dua juta rupiah) kepada tergugat.

Page 59: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

50

Pada tanggal 24 September 2013 penggugat dihubungi oleh tergugat dari

kantor Pusat Jakarta bahwa terdapat masalah pembayaran angsuran

kredit. Tidak lama dari hari itu penggugat dihubungi oleh orang

kepercayaan penggugat yang mengelola mobil dump truck bahwa ada 4

(empat) orang yang melakukan penarikan atas mobil dump truck.

Tergugat juga memaksa orang kepercayaan penggugat untuk

menandatangani Berita Acara Serah Terima Kendaraan (BASTK).

Namun orang kepercayaan penggugat tidak mau menandatanginya

karena ia merasa bukan pemilik kendaraan.

Pada tanggal 26 September 2013, penggugat mendatangi penggugat

dan saat itu hanya bisa bertemu dengan bapak Simanjuntak bahwa

kendaraan akan dilelang jika tidak sanggup melunasi pembayaran.

Berhubung belum mendapatkan titik temu, pada tanggal 27

September 2013, penggugat kembali mendatangi tergugat membawa

surat yang ditujukan kepada kepala cabang Padang perihal permohonan

permintaan pengembalian mobil dump truck, penggugat telah menunggu

lama tetapi kepala cabang tidak mau ditemui dan penggugat diberikan

surat perihal kewajiban pelunasan hutang dan ditandatangani oleh branch

manager. Ada pun isi surat tersebut tergugat menolak melakukan

perjanjian dan penggugat diminta melunasi seluruh kewajiban.

Penggugat hanya diberikan waktu 6 (enam) hari untuk melunasi

pembayaran.

Penggugat sebelumnya tidak pernah menerima teguran, peringatan,

dan somasi baik secara lisan maupun tertulis. Pada tanggal 30 Januari

2014, penggugat mendatangi tergugat dan mendapatkan infomasi bahwa

telah dilakukan pelelangan sepihak oleh tergugat, segala arsip-arsip dan

dokumen-dokumen lainnya telah berada di kantor pusat.

Penggugat melalui kuasa hukumnya telah mengirimkan surat

perihal permintaan dokumen tentang: turunan perjanjian kredit nomor

9018831155 antara Fivta Meryati dengan PT. Sinar Mitra Sepadan

Finance tanggal 10 Maret 2012; akta fidusia atas benda yang dijadikan

Page 60: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

51

objek kredit dimaksud; dokumen dan surat-surat lainnya yang terkait.

Permintaan dokumen dimaksud dikarenakan penggugat tidak pernah

mendapatkan salinan dari PPK dimaksud dan dokumen lainnya. Akan

tetapi karyawati tergugat menyebutkan dokumen terkait tidak ada lagi di

kantor cabang melainkan sudah berada di kantor pusat Jakarta.

Penggugat melalui kuasa hukumnya mengirimkan surat perihal

mohon keterangan dan permintaan data yang ditujukan kepada kepala

kantor wilayah kementrian hukum dan HAM provinsi Sumatra Barat.

Surat tersebut mempertanyakan ada atau tidaknya akta fidusia atas

didaftarkan PPK antara penggugat dan tergugat. Alhasil, kemenkumham

mengatakan bahwa tidak ada daftar akta jaminan fidusia a.n

pemberi/penggugat dan penerima/tergugat.

Penggugat menuntut kerugian dengan tuntutan sebesar

Rp1.355.760.000 (satu miliar tiga ratus lima puluh lima juta tujuh ratus

enam puluh ribu rupiah). Penggugat juga meminta diletakkan sita

jaminan (conservatoir beslag) terhadap aset-aset dari tergugat baik

berupa benda tidak bergerak yang terletak di Jakarta maupun yang berada

di kantor cabang Padang milik tergugat. Penggugat meminta Pengadilan

Negeri kelas IA Padang melalui majelis hakim perkara a qou untuk

menghukum tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar

Rp1.000.000 (satu juta rupiah) per hari keterlambatan sejak putusan ini

memiliki kekuatan hukum tetap (inkrah).

Page 61: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

52

BAB IV

Eksekusi Objek Jaminan Fidusia yang Tidak Didaftarkan

Oleh PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance

A. Eksekusi Objek Jaminan Pada Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015

Pemohon kasasi pada putusan nomor 2467 K/Pdt/2015 bermaksud

untuk melakukan eksekusi karena termohon kasasi dianggap telah

wanprestasi yang mana dianggap tidak melakukan pembayaran.

Pemohon melakukan penarikan secara paksa tanpa ada somasi ataupun

surat peringatan lainnya kepada pihak termohon. Hal ini yang tidak

dilakukan oleh termohon kasasi sebelum melakukan penarikan

kendaraan. Berdasarkan ketentuan yang ada, haruslah ada somasi atau

surat teguran terlebih dahulu sebelum melakukan penarikan.

Pemohon menyatakan bahwa termohon kasasi telah berulangkali

meminta pembayaran kepada termohon namun termohon tidak

melakukan pembayaran, menurut pengakuan pemohon, ia telah

memberikan surat teguran II/terakhir tertanggal 27 Juni 2013 akan tetapi

setelah teguran tersebut, termohon telah melakukan pembayaran pada

tanggal 11 September 2013. Hal ini tercermin bahwa adanya iktikad baik

seorang debitur kepada kreditur dengan membayarakan sisa tunggakan

yang ada. Pada suatu perjanjian, khususnya perjanjian perdata wajib

memperhatikan asas iktikad baik. Asas iktikad baik menurut Arrest H.R

memberikan peranan tertinggi terhadap iktikad baik dalam tahap

praperjanjian bahkan kesesatan ditempatkan di bawah asas iktikad baik,

bukan lagi pada teori kehendak.1 Menurut Prof. R. Subekti, S.H. iktikad

baik itu dikatakan sebagai suatu sendi yang terpenting dalam hukum

perjanjian.2

1 Ahmadi Miru, Hukum kontrak & Perancangan kontrak, (Jakarta: PT RajaGrafindo),

2007, h. 5.

2 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa), 1979, h. 41.

Page 62: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

53

Walaupun iktikad baik para pihak dalam perjanjian sangat

ditekankan pada tahap praperjanjian, secara umum iktikad baik harus

selalu ada pada setiap tahap perjanjian sehingga kepentingan pihak yang

satu selalu dapat diperhatikan oleh pihak yang lainnya.3

Pemohon kasasi dalam melakukan ekseskusi telah melakukan

penarikan paksa terhadap objek jaminan. Eksekusi dilakukan pada

tanggal 24 September 2013 yang mana sebelumnya pada tanggal yang

sama termohon telah dihubungi oleh pemohon dari kantor pusat Jakarta

dan terjadi pembicaraan mengenai kesepakatan pembayaran penggugat

pada bulan September. Menurut pemohon kasasi tindakan dalam

penarikan mobil dump truck itu sesuai dengan perjanjian yang ada pada

pembiayaan konsumen bahwa termohon kasasi telah memberikan kuasa

khusus kepada pemohon kasasi untuk melakukan penarikan secara

langsung kendaraan mobil truck milik termohon apabila pemohon lalai

dalam membayar.

Pada tanggal 26 September 2013, termohon kasasi mendatangi

pemohon kasasi dengan harapan hak/mobil akan kembali. Namun, saat

itu termohon menerima informasi bahwa harus melunasi semua

pembayaran mobil untuk mengambil mobil. Iktikad baik tidak terlihat

pada pemohon kasasi saat termohon datang kembali ke kantor pada

tanggal 27 September 2013, Pemohon kasasi tidak mau menemui

termohon padahal yang bersangkutan ada di tempat. Termohon hanya

menerima surat nomor 542PREP201300094 perihal kewajiban pelunasan

hutang yang ditandatangani oleh Horas P. Sinaga selaku Branch

Manager, adapun substansi surat tersebut ialah menolak melakukan

perjanjian Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12, meminta pelunasan

pembayaran yang ada paling lambat 3 Oktober 2013, dan pemberitahuan

bahwa akan dilakukan pelelangan jika tidak dilakukan pelunasan.

3 Ahmadi Miru, Hukum kontrak & Perancangan kontrak, ..., h. 7.

Page 63: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

54

Tindakan pemohon tersebut tidak tercermin iktikad baik karena

telah melakukan pemutusan sepihak terhadap perjanjian pembiayaan

konsumen. Padahal dalam suatu perjanjian berlaku asas pacta sunt

servanda yang mana perjanjian itu merupakan Undang-Undang bagi para

pihak yang menyetujuinya dan harus dijalankan bersama. Hal tersebutlah

yang kemudian yang diperhatikan juga oleh Pasal 1338 KUH Perdata,

yang menyatakan bahwa:

(1) Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.

(2) Perjanjian-perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain

dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan

yang oleh Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu.

(3) Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa perjanjian haruslah didasari

dengan iktikad baik dan tidak boleh ada pemutusan sepihak, jika mana

tidak ditaati maka melanggar Pasal 1338 KUH Perdata.

Penarikan kendaraan terjadi di daerah Bangko Tahun 2013 yang

mana saat itu kendaraan dalam keadaan mogok dan waktu itu mobil

disergap oleh pihak Pemohon Kasasi sebanyak 4 (empat) orang, Dalam

melaksanakan eksekusi penarikan kendaraan, pemohon kasasi juga

memaksa orang kepercayaan termohon kasasi untuk menandatangani

Berita Acara Serah Terima Kendaraan (BASTK). Mobil diantar ke

tempat pemohon kasasi oleh keempat orang tersebut dan orang

kepercayaan termohon, namun, orang kepercayaan tersebut tidak

diperkenankan menaiki mobil truck karena mobil truck sudah disediakan

supir oleh pemohon kasasi. Pemaksaan penandatanganan BASTK juga

dilakukan hingga tiba di Padang.

B. Pertimbangan Hakim pada Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015

Hakim pada Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015 menolak

permohonan kasasi dari pemohon Kasasi dahulu Tergugat/pembanding,

Page 64: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

55

hal ini berarti hakim menolak pelaksanaan eksekusi yang dilakukan oleh

pemohon kasasi, dan hakim menguatkan putusan hakim terdahulu, yang

mana putusan pada judex facti (pengadilan Negeri/pengadilan Tinggi)

dalam perkara tersebut tidak bertentangan dengan hukum dan/atau

Undang-Undang. Pemohon kasasi dahulu Tergugat/Pembanding

dianggap telah wanprestasi kepada termohon kasasi dahulu

Penggugat/Terbanding. Adapun pertimbangan hakim pada Pengadilan

Negeri yaitu:

1. Bahwa perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat merupakan

perjanjian timbal balik di mana masing-masing pihak mempunyai

prestasi yang harus dipenuhi yaitu pihak tergugat menyerahkan

mobil dump truck yang dijual kepada penggugat dan penggugat

membayar cicilan kepada Tergugat;

2. Menimbang bahwa bukti yang ada, penggugat telah membayar DP

sejumlah Rp. 51.260.000 ditambah cicilan sampai bulan September

2013 sejumlah Rp. 82.500.000 sehingga berjumlah Rp.

129.740.000 (seratus dua puluh juta tujuh ratus empat puluh ribu

rupiah). Meskipun penggugat telah lalai beberapa kali pembayaran,

seharusnya tergugat melakukan peringatan (somasi) secara tertulis,

bukan langsung melakukan penarikan tanpa setahu dan seizin dari

penggugat atas mobil dump truck.

3. Bahwa di samping penarikan mobil truck yang dilakukan, tergugat

juga telah menyatakan menolak untuk melanjutkan perjanjian

kredit dan juga membebankan penggugat untuk melunasi

hutangnya dengan perincian sebagai berikut:

Nilai pelunasan : Rp. 247.062.034

Biaya administrasi Penanganan : Rp. 30.000.000

Total Pelunasan : Rp. 277.062.034

(dua ratus tujuh puluh tujuh juta enam puluh dua ribu tiga puluh

empat rupiah)

Page 65: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

56

4. Bahwa, perincian yang dilakukan oleh tergugat tanpa

menghiraukan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penggugat.

Selain itu tergugat juga tidak memberikan salinan perjanjian.

Tergugat juga tidak mendaftarkan fidusia sesuai ketentuan hukum

yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia.

5. Bahwa, dengan pertimbangan tersebut di atas penggugat berada

dalam posisi tidak seimbang dibandingkan dengan posisi tergugat,

oleh karena itu penggugat harus dilindungi oleh hukum.

6. Bahwa dari bukti perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani

tanggal 13 Maret 2012, sementara sesuai dengan bukti surat

Kemenkum HAM Kantor Wilayah Sumatera Barat Nomor

W.3.HM.01.02-LI perihal informasi pendaftaran jaminan fidusia di

mana menjelaskan bahwa Jaminan Fidusia atas nama penggugat

belum ditemukan, sedangkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari

kalender terhitung sejak tanggal perjanjian pembiayaan konsumen

sudah lebih dari 2 (dua) tahun, sehingga hal tersebut sangat

merugikan hak-haknya penggugat;

7. Bahwa dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.010/2012 menyebutkan “perusahaan pembiayaan

dilarang melakukan penarikan benda Jaminan Fidusia berupa

kendaraan bermotor apabila kantor pendaftaran fidusia belum

menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkan kepada

perusahaan pembiayaan”;

8. Bahwa dengan adanya wanprestasi Tergugat tersebut pihak

Penggugat telah melakukan Somasi dan Tergugat tidak ingin

memenuhi permintaan penggugat, sehingga telah memenuhi

ketentuan Hukum Acara Perdata sebagaimana telah

dipertimbangkan di atas;

Page 66: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

57

9. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas penggugat telah

dapat membuktikan dalil gugatannya yaitu tergugat telah

wanprestasi;

10. Bahwa tergugat tidak dapat membuktikan sangkalannya terhadap

dalil gugatan penggugat;

11. Bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan oleh kedua belah

pihak sebagaimana telah dipertimbangkan di atas, Majelis Hakim

berpendapat bahwa penggugat dapat membuktikan dalil

gugatannya dan tergugat tidak dapat membuktikan dalil

sangkalannya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, majelis Hakim

mempertimbangkan petitum penggugat sebagai berikut:

1. Mengenai petitum angka 2, Hakim Menyatakan sah perjanjian

pembiayaan Konsumen (PPK) nomor 9018831155/PK/03/12

beralasan hukum untuk dikabulkan;

2. Mengenai petitum angka 3 Menyatakan seluruh bukti-bukti yang

Penggugat ajukan dalam perkara a quo adalah sah dan memiliki

kekuatan pembuktian yang sah dan kuat dalam perkara a quo

menurut Majelis adalah sebagai alat bukti tidak perlu disebutkan

dalam amar putusan, maka menolak petitum tersebut;

3. bahwa mengenai petitum angka 4, 5 dan 6 dan 7 dapat dikabulkan

dengan perbaikan amar putusan dengan memberikan putusan yang

seadil-adilnya (ex aequo et bono);

4. Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 8 tidak dapat

dikabulkan dan oleh karena itu harus ditolak;

5. Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 9 Menyatakan

tindakan Tergugat yang melakukan penjualan atas mobil dump

truck secara lelang, merupakan tindakan yang melanggar ketentuan

Pasal 29 dan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia. Sehingga tindakan Tergugat demikian

Page 67: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

58

dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of contract)

sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata dapat

dikabulkan dengan perbaikan amar putusan;

6. Bahwa petitum angka 10. Menghukum Tergugat untuk membayar

ganti kerugian materil dan immateril kepada Penggugat sebesar Rp.

1.355.760.000,- (satu milyar tiga ratus lima puluh lima juta tujuh

ratus enam puluh ribu rupiah), menurut Majelis hanya dapat

dikabulkan sepanjang pembayaran DP mobil sebesar

Rp.51.250.000,00 + pembayaran angsuran Rp.82.500.000,00

berjumlah Rp.133.750.000,00 ditambah dengan bunga yang pantas

sebesar 6 % setahun terhitung sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum yang tetap dengan pertimbangan meskipun

Penggugat tidak memohonkan bunga akan tetapi sesuai dengan

ketentuan wanprestasi pihak yang menimbulkan ingkar janji wajib

memberikan gantirugi dan bunga (et aquo et Bono);

7. Menimbang, bahwa petitum angka 11 sampai 15 tidak dapat

dikabulkan;

Pada memori kasasi pemohon kasasi dahulu Tergugat/pembanding

membantah apa yang telah diputuskan pada Pengadilan Negeri ataupun

pengadilan tinggi, Dalam memori kasasinya tersebut memuat:

1. Judex Facti dalam putusannya tidak mempertimbangkan isi

perjanjian pembiayaan konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12

pada halaman 2 nomor (10) tentang Syarat-Syarat Perjanjian

Konsumen yang mana dalam perjanjian tersebut telah disepakati

bersama yaitu Pemohon Kasasi (PT SMS Finance) dapat

melakukan pelelangan atas benda jaminan apabila Termohon

Kasasi (Fivta Meryati) tidak melakukan pelunasan utang-utangnya.

Dengan demikian tindakan Pemohon Kasasi melakukan penjualan

terhadap objek jaminan melalui pelelangan umum adalah sesuai

Page 68: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

59

dengan isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor

9018831155/PK/03/12.

2. Jika objek jaminan dikembalikan kepada Termohon Kasasi, maka

seharusnya Termohon Kasasi harus melunasi seluruh utang-

utangnya terlebih dahulu kepada Pemohon Kasasi. Namun

Termohon Kasasi tidak melakukan pembayaran sehingga

berdasarkan isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor

9018831155/PK/03/12 pada point (10) Pemohon Kasasi melakukan

pelelangan objek jaminan.

3. Judex Facti juga tidak mempertimbangkan perbuatan Termohon

Kasasi yang terbukti melakukan perbuatan wanprestasi yaitu tidak

membayar angsuran sesuai dengan isi Perjanjian Pembiayaan

Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12 Hal ini tidak

dipertimbangkan oleh Judex Facti secara berimbang sehingga

melahirkan putusan yang keliru dan tidak mencerminkan nilai

keadilan. Dengan demikian hukum putusan Judex Facti sangat

wajar untuk dibatalkan;

Berdasarkan Alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat

bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena

setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 22 Juli 2015

dihubungkan dengan jawaban memori kasasi tanggal 14 Agustus 2015

dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti dalam hal ini putusan

Pengadilan Tinggi Padang yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri

Padang ternyata tidak salah menerapkan hukum, putusan dan

pertimbanganya telah tepat dan benar, dengan pertimbangan sebagai

berikut:

1. Jaminan fidusia tidak didaftarkan sesuai aturan hukum yang

berlaku sebagaimana ketentuan Undang Undang Nomor 42 Tahun

1999 Tentang Jaminan Fidusia. Karena pendaftaran merupakan

syarat, sehingga fidusia bisa dilaksanakan;

Page 69: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

60

2. Bahwa selain itu Tergugat terbukti melakukan wanprestasi, tidak

mematuhi tata laksana dalam perjanjian kredit, tanpa somasi

langsung menarik mobil/objek perjanjian jual beli dengan kredit;

Berdasarkan pertimbangan hukum di atas, hakim menolak eksekusi

yang dilakukan oleh pemohon kasasi dahulu Tergugat/Pembanding, dan

menilai bahwa Judex Facti telah benar menerapkan hukum.

C. Analisis Penulis

Beberapa persoalan yang sudah terurai secara jelas dan rinci di atas

maka penulis mencoba merekonstruksikan dengan apa yang menjadi

kajian penulis sehingga melahirkan hasil penelitian yang

menggambarkan kompleksi hukum yang sesuai dengan norma dan

kaidah hukum yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan yang tumbuh dan

berkembang di masyarakat.

Syarat dan ketentuan dalam melakukan pejanjian hutang piutang

antara Al-Quran dan hadits tidaklah memiliki pertentangan dan

perbedaan yang begitu kompleks karena bila kita merujuk dari salah satu

firman Allah dalam surat Al-Baqarah Ayat 283 sebagai berikut:

سفز ولم تجدوا كاتبا فزهان مقبىضت فئن أمه وإن كىتم عل

ربه ول تكتمىا بعضكم بعضا فلؤد الذ اؤتمه أماوته ولتق للا

بما تعملىن علم الشهادة ومه كتمها فئو (٣٨٢) ه آثم قلبه وللا

Artinya:

Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan

seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang

dipegang, tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang

lain hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanat utangnya

dan hendaklah Ia bertaqwa kepada Allah tuhannya, dan janganlah

kamu menyembunyikan kesaksian karena barang siapa

menyembunyikannya sungguh hatinya kotor (berdosa) Allah maha

mengetahui yang kamu kerjakan.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits:

Page 70: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

61

ه وسلم اشتزي عل صل للا عىها أن الىب للا عه عائشت رض

إل أجل فزهىه درعه طعاما مه هىد

Artinya:

Dari Aisyah diriwayatkan bahwa Rasul SAW membeli bahan

pangan dengan menghutang sampai waktu yang ditentukan dengan

jaminan baju besinya. (HR. Al-Bukhari)

Berdasarkan Ayat dan hadits di atas, menggambarkan bahwa utang

piutang menggunakan jaminan telah dianjurkan jika diantara kedua belah

pihak tidak menemukan seorang penulis/saksi hal ini dapat diartikan pula

apabila salah satu pihak khawatir tidak dapat dipenuhinya suatu prestasi

maka dapat digunakan agunan dalam utang piutang tersebut. Jika adanya

suatu agunan yang digunakan dalam suatu perjanjian maka berlakulah

Pasal 1320 KUH Perdata yaitu syarat sahnya perjanjian. Terpenuhinya

Pasal 1320 KUH Perdata membuat suatu perjanjian dapat dikatakan

perjanjian tersebut merupakan perjanjian yang sah, sehingga

menimbulkan akibat hukum bagi perjanjian tersebut yang mana menurut

Pasal 1338 KUH Perdata perjanjian tersebut berlaku sebagai Undang-

Undang bagi para pihak. Sehingga timbulah hak dan kewajiban bagi

keduanya. Apabila salah satu hak dan kewajiban dari salah satu pihak

dilanggar maka terjadi wanprestasi seperti kasus pada putusan nomor

2467 K/Pdt/2015.

Berdasarkan beberapa dasar yang sudah penulis uraikan di atas,

menghadirkan beberapa studi atau analisis yang dapat menjabarkan

beberapa hal yang menjadi pokok persoalan dalam penulisan ini

diantaranya:

Pertama, pelaksanaan itikad baik dalam melaksanakan perjanjian

yang sudah dilakukan oleh kreditur dan debitur tidaklah memperhatikan

beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan itikad baik sebagaimana

yang tertuang dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia, karena jika kita

analisis lebih lanjut dan kembali melihat kronologis perkara antara

Page 71: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

62

debitur dan kreditur yang tertulis dalam Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015

di mana terjadi unsur pemaksaan untuk melakukan penarikan mobil truck

dari pihak kreditur, padahal dari pihak pemilik truck sudah berusaha

melakukan negosiasi dan menginginkan penyelasaian tanpa adanya unsur

pemaksaan karena pihak pemilik truck ingin membuktikan dan

menjelaskan terlebih dahulu. Namun dari pihak kreditur tidak

menginginkan hal terebut sehingga truck dilakukan penarikan secara

paksa. Selain itu juga tidak ada prosedur di awal yang harus dipenuhi

terlebih dahulu seperti pemberian surat somasi ataupun peringatan

mengenai penarikan kendaraan.

Padahal jika kita kembali mencermati tujuan utama asas itikad baik

ialah sebagai asas yang harus diperhatikan dalam suatu perjanjian agar

perjanjian tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

kedua belah pihak dan bahkan sebagai asas yang perlu diperhatikan agar

tidak terjadi Wanprestasi.

Iktikad baik juga tidak terlihat dari pihak kreditur yang mana saat

ditemui oleh debitur tidak ingin ditemui, padahal pihak kreditur ada di

tempat saat debitur datang, hal ini mencerminkan sudah ada iktikad baik

baik dari debitur untuk mencari titik terang dari permasalahan akan tetapi

tidak dari kreditur.

Berdasarkan beberapa poin penting di atas dapat kita lihat bahwa

pelaksanaan asas itikad baik dalam sutu perjanjian merupakan hal yang

urgen. Urgensi tersebutpun dapat kita lihat Dalam putusan nomor 2467

K/Pdt/2015 Mahkamah Agung dalam memutuskan perkara antara Fivta

Meryati dengan PT SMS menolak permohonan kasasi dari pemohon

kasasi PT SMS di Jakarta cq PT SMS di Padang yang mana dalam hal ini

berarti Hakim Mahkamah Agung menguatkan putusan Pengadilan Negeri

terdahulu yang Dalam Eksepsi menyebutkan bahwa:

1. Tergugat yang menyebutkan bahwa posita gugatan Penggugat

mendalilkan Tergugat melakukan perbuatan wanprestasi karena

menolak melanjutkan/ pemutusan sepihak perjanjian pembiayaan

Page 72: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

63

No.9018831155/PK/03/12 sementara di satu sisi juga penggugat

mengkualifikasi Tergugat melakukan wanprestasi karena

melakukan pengamanan asset terhadap mobil dumptruck nomor

polisi BD 8023 NK dan pada posita lainnya penggugat menyatakan

Tergugat melakukan Wanprestasi karena tidak memberikan

dokumen kepada Penggugat serta pada posita lainnya meyatakan

tindakan Tergugat yang membebankan pelunasan seluruh

kewajiban kepada penggugat dikualifikasi perbuatan wanprestasi.

2. Bahwa setelah mempelajari gugatan penggugat khususnya tentang

posita-posita gugatan penggugat terdapat beberapa perbuatan

tergugat yang menjadikan tergugat melakukan beberapa

wanprestasi.

3. Bahwa dengan berdasarkan kepada pengertian eksepsi yang mana

merupakan bantahan yang menangkis gugatan penggugat

sedangkan pokok perkara tidak langsung disinggung, eksepsi

tergugat tidak termasuk dalam materi rumusan eksepsi yang telah

dikemukakan karena eksepsi tersebut telah menyinggung pokok

perkara yang memerlukan pembuktian terlebih dahulu.

4. Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka eksepsi Tergugat

tidak dapat diterima.

Melihat uraian dan beberapa poin dalam putuan di atas maka

penerapan itikad baik dalam sutu perjanjian bukanlah hal yang dapat

dikesampingkan. Karena jika asas tersebut dilanggar maka perjanjian

yang dilakukan oleh kedua belah pihak akan menimbulkan beberapa

persolan yang berhujung pada penyelesaian perkara di pengadilan.

Kedua, hal penting selanjutnya ialah bagaimana kita melihat

pelaksanaan hak dan kewajiban yang dilakukan oleh kreditur dan debitur

dalam menjalankan suatu perjanjian. Hal ini pun menjadi hal penting

yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak untuk menyelesiakan akad

perjanjian sampai pada akhir masa yang telah ditentukan.

Page 73: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

64

Jika kita perhatikan bahwa hak dan kewajiban antara debitur dan

kreditur sudah dijalankan dengan baik oleh kedua belah pihak

berdasarkan apa yang dijanjikan. Hanya saja terdapat suatu

keterlambatan dari debitur dalam hal melakukan pembayaran angsuran

yang telah disepakati. Namun dari pihak kreditur sedikit

mempermasalahkan hal tersebut sehingga dianggap bahwa debitur telah

melakukan wanprestasi sehingga terjadilah penyitaan terhadap barang

yang telah dijanjikan. Masalah penyitaan ini pun menjadi masalah yang

muncul dalam persoalan ini, Hal tersebut digambarkan pada tuntutan

provisi, Penggugat tersebut telah mencampuradukkan antara lembaga

Provisi dengan lembaga penyitaan, maka sesuai dengan ketentuan

Hukum Acara Perdata dengan mencampuradukkan antara tuntutan

Provisi dengan Penyitaan, maka tuntutan tersebut menjadi kabur, maka

Tuntutan Provisi harus ditolak.

Masalah lain yang terjadi pada putusan nomor 2467 K/Pdt/2015

ialah adanya hak bagi pemberi fidusia yang dilanggar yaitu, pemberi

fidusia tidak mendapatkan salinan sertifikat fidusia, yang mana harusnya

kedua belah pihak memegang salinan sertifikat tersebut dan akta-akta

perjanjian lainnya.

Masalah selanjutnya yang timbul ialah masalah wanprestasi yang

dijadikan sebagai ajuan tuntutan ke pengadilan. Dimana beberapa

masalah wanprestasi tersebut di gambarkan dalam beberapa poin di

antaranya:

1. Bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat yang pada

pokoknya adalah mengenai gugatan Wanprestasi, sesuai dengan

dalil gugatan Penggugat, yang menjadi pokok gugatan Penggugat

adalah mengenai perbuatan Wanprestasi yang dilakukan oleh

Tergugat

Page 74: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

65

2. Bahwa dalil gugatan Penggugat tersebut telah dibenarkan oleh

Tergugat sebagaimana dalil jawaban Tergugat yang terurai dalam

jawabannya, dan juga telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.

3. Bahwa oleh karena dalil gugatan Para Penggugat telah diakui atau

tidak disangkal oleh Tergugat maka menurut hukum harus

dianggap terbukti hal-hal:

a. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah terjadi

Perjanjian Pembiayaan Konsumen (PPK) Nomor:

9018831155/PK/03/12 tanggal 13 Maret 2012 terhadap 1

(satu) unit mobil Truck Nomor Polisi BD 8023 NK warna

kuning dengan Nomor Rangka MHMFE74P47K008459 DAN

Nomor Mesin 4D34TXC3410, TAHUN 2007 dengan fasilitas

pembayaran sebesar 5.500.000,00 dalam jangka waktu 48

bulan yang berakhir pada tanggal 13 Pebruari 2016;

b. Bahwa Tergugat telah melakukan penarikan atas mobil Truck

tersebut;

c. Bahwa penarikan mobil tersebut dengan bukti tanda serah

terima kendaraan yang ditanda tangani oleh orang kepercayaan

Penggugat bukan oleh Penggugat

4. Berdasarkan Pasal 283 RBg/163 HIR, karena Penggugat yang

mendalilkan suatu hak, dan Tergugat juga membantah dalil gugatan

Penggugat dengan menjawab bahwa Penggugatlah yang melakukan

perbuatan Wanprestasi, maka beban Pembuktian dibebankan

kepada kedua belah pihak;

5. sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata Penggugat

berkewajiban terlebih dahulu untuk membuktikan gugatanya.

Persidangan pun berjalan sampai pada sidang pembuktian di mana

Penggugat untuk menguatkan dalil gugatannya di persidangan telah

menyerahkan bukti surat yang mana bukti-bukti tersebut telah

dipertimbangkan oleh hakim. Bukti surat berupa Perjanjian Pembiayaan

Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12 telah dibenarkan oleh kedua

Page 75: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

66

belah pihak dan sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata bahwa

setiap perikatan yang dibuat secara sah merupakan ketentuan Undang-

Undang bagi mereka yang membuatnya, sehingga perjanjian yang dibuat

antara Penggugat dengan Tergugat sah dan mengikat kedua belah pihak,

sehingga bukti tersebut mempunyai nilai pembuktian yang sempurna.

Bukti berupa Kwitansi dari Sutomo Motor yang ditanda tangani

dan cap Sotomo Motor yang telah sesuai dengan aslinya merupakan bukti

yang dipertimbangkan pula oleh hakim. Bukti ini berupa data Penggugat

yang telah membayar Down Payment (DP) pembelian kendaraan bukti

ini tidak dibantah oleh Tegugat, maka bukti ini juga telah mempunyai

bukti yang Sempurna. Selain itu bukti yang berupa pembayaran angsuran

mobil dump truck oleh Penggugat kepada Tergugat Bukti ini juga tidak

dibantah oleh Tergugat, maka bukti ini juga mempunyai nilai pembuktian

yang sempurna. Bukti berupa Asli tindasan Berita Acara Serah Terima

Kendaraan tanggal 24 September 2013 juga tidak dibantah oleh Tergugat

sehingga bukti ini mempunyai nilai pembuktian yang sempurna.

Majelis hakim juga telah mempertimbangkan bukti surat perihal

Permohonan Permintaan Pengembalian Mobil Dumtruck BD 8023 NK

yang ditandatangani oleh Penggugat ditujukan kepada Bapak Kepala

Cabang PT. Sinar Mitra Sepadan Finance (PT. SMS Finance) Padang.

Hakim juga mempertimbangkan bukti Surat Nomor 542PREP201300094

perihal Kewajiban Pelunasan Hutang yang dikeluarkan oleh Tergugat

bahwa surat tanpa ada perincian nilai pelunasan yang disebutkan oleh

Tergugat tanpa memperhitungkan jumlah uang yang telah dibayar oleh

Penggugat.

Disamping itu terdapat bukti berupa Surat dari Kuasa Hukum

Penggugat No.02/SK-E/KH-PA&A/I/2014 perihal: Permintaan Dokumen

yang telah dibenarkan oleh hakim, bukti berupa Surat dari Kuasa Hukum

Penggugat No. 03/SK-E/KH-PA&A/II/2014 perihal: SOMASI yang

ditujukan kepada Tergugat juga telah dipertimbangkan. Hal ini

Page 76: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

67

membuktikan bahwa Tergugat telah dilakukan Peringatan. Untuk Surat

berupa Surat No.04/SK-E/KH-PA&A/II/2014 perihal: Mohon

Keterangan dan Permintaan Data yang diajukan oleh Kuasa Hukum

Penggugat, ditujukan kepada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

HAM Propinsi Sumatera Barat, Surat No. W3.HM.01.02-21 Perihal:

Informasi Pendaftaran Jaminan Fidusia, berupa Print out Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indoesia No.130/PMK.010/2012 Tentang

Pendaftaran Jaminan Fidusia pun telah dipertimbangkan oleh Hakim.

Berdasarkan beberapa poin di atas maka hasil dari putusan hakim

yang menangani perkara tersebut ialah:

1. Tindakan Tergugat dalam hal melakukan pemutusan sepihak pada

Perjanjian Pembiayaan Konsumen (PPK) Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n Fivta Meryati tanggal 13 Maret 2012.

2. Tindakan tergugat dalam hal melakukan penjualan atas mobil dump

truck tanpa adanya surat teguran, peringatan, dan Somasi terlebih

dahulu kepada Penggugat.

3. Tindakan Tergugat yang tidak memberikan dokumen-dokumen

karena hal ini dianggap sebagai tindakan yang tidak beriktikad baik

dalam mengadakan suatu hubungan hukum sehingga tindakan

tersebut dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi.

4. Tindakan Tergugat yang tidak mendaftarkan Jaminan Fidusia

terhadap kendaraan mobil dump truck, hal ini merupakan

pelanggaran terhadap Pasal 35 Undang-Undang Jaminan Fidusia.

5. Tindakan Tergugat yang melakukan penjualan atas mobil dump

truck secara lelang.

Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding, dalam memori

kasasinya menyampaikan bahwa Judex Facti dalam putusannya tidak

mempertimbangkan isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n Fivta Meryati tentang syarat-syarat Perjanjian

Konsumen yang mana perjanjian tersebut telah disepakati bersama yaitu

Page 77: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

68

Pemohon Kasasi (PT SMS Finance) dapat melakukan pelelangan atas

benda jaminan apabila termohon kasasi (Fivta Meryati) tidak melakukan

pelunasan utang-utangnya. Sehingga pemohon kasasi beranggapan

bahwa dirinya tidak wanprestasi. Akan tetapi hal ini tidak dibenarkan

oleh majelis hakim, karena fidusia dianggap tidak ada karena tidak

didaftarkannya objek jaminan.

Mahkamah Agung juga telah meneliti secara saksama memori

kasasi dan dihubungkan dengan jawaban memori kasasi dihubungkan

dengan pertimbangan judex facti dalam hal ini menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Padang ternyata tidak salah menerapkan hukum,

putusan, dan pertimbangannya telah tepat dan benar. Dengan

pertimbangan bahwa jaminan fidusia tidak didaftarkan sesuai aturan

hukum yang berlaku sesuai Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia, yang mana pendaftaran merupakan syarat dari

fidusia bisa dilaksanakan. Selain itu, tergugat terbukti wanpresatasi atas

tindakannya yang tidak mematuhi tata laksana dalam perjanjian kredit,

tanpa somasi langsung menarik mobil/objek perjanjian jual beli dengan

kredit.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, ternyata putusan Judex Facti

(Pengadilan Negeri/ Pengadilan Tinggi) tidak bertentangan dengan

hukum dan/atau Undang-Undang, maka permohonan kasasi yang

diajukan oleh pemohon kasasi PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance

Jakarta cq PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance Padang tersebut

ditolak Mahkamah Agung. Beberapa hal yang dilakukan oleh pihak

tergugat di atas dinilai merugikan salah satu pihak di mana hak dan

kewajiban sudah dilakukan oleh debitur namun tidak diperhatikan oleh

kreditur.

Hal yang juga perlu di perhatikan adalah Hak perorangan tidak

memiliki karakter droit de suite, sebagaimana yang dikatakan

“persoonlijk recht heeft geens zaaksgevolg”.Selanjutnya, ditegaskan

Page 78: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

69

bahwa “het zakelijk recht heeft zaaksgevolg (droit de suite), het

persoonlijk recht neit”. Dalam karakter droit de suite terdapat prinsip hak

yang tua didahulukan dari hak yang muda. Hal ini berarti apabila terdapat

beberapa hak kebendaan diletakkan atas sesuatu benda, kekuatan hak itu

ditentukan oleh urutan waktunya. Pengakuan asas bahwa hak jaminan

fidusia mengikuti bendanya dalam tangan siapapun benda itu berada

memberikan kepastian hukum bagi kreditur pemegang jaminan fidusia

untuk memperoleh pelunasan hutang dari hasil penjualan objek jaminan

fidusia apabila debitur pemberi jaminan fidusia wanprestasi.

Ketiga, Diantara permasasalahan di atas terdapat satu permasalahan

lagi yang kemudian menjadi titik terakhir dari penelitian yang diuraikan

dalam analisis penulis, yakni permasalahan pendaftaran jaminan fidusia.

Di mana kita ketahui dari beberapa penjabaran dan penjelasan

sebelumnya bahwa pendaftaran jaminan fidusia merupakan salah satu

unsur yang wajib diperhatikan dan dijalankan dalam melakukan suatu

perjanjian dengan tujuan:

a. Memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang

berkepentingan, terutama terhadap kreditur lain mengenai benda

yang telah dibebani dengan jaminan fidusia.

b. Melahirkan ikatan jaminan fidusia bagi kreditur (penerima fidusia)

c. Memberikan hak yang didahulukan (preferen) kepada kreditur

(penerima fidusia) terhadap kreditur lain, berhubung pemberi

fidusia tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia

berdasarkan kepercayaan.

d. Memenuhi asas publisitas.

Pada kenyataannya jaminan fidusia tidak didaftarkan dalam

perjanjian ini oleh kedua belah pihak. Hal tersebut pun juga digambarkan

pada duduk dan pokok perkara yang diuraikan dalam putuan Putusan

Nomor 2467 K/Pdt/2015, Ketika dilakukan pemeriksaan dan pengecekan

Page 79: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

70

pada kantor pendaftaran fidusia berdasarkan tempat perjanjian terbukti

bahwa jamian jaminan fidusia pada perjanjian ini tidak didaftarkan.

Adapun prosedur yang hanya dilakukan oleh kreditur digambarkan

pada bagan di bawah ini:

Dari gambar di atas terlihat bahwa pemohon kasasi tidak

melakukan pendaftarann fidusia yang mana seharusnya dilaksanakan

setelah pembuatan akta jaminan. Setelah dilakukan pendaftaran nantinya

pemohon kasasi memperoleh sertifikat yang dapat digunakan untuk

melakukan eksekusi. Akan tetapi pemohon mengeluarkan surat

pelunasan hutang sebagai pemutusan sepihak dan langsung

mengeksekusi kendaraan secara paksa yang kemudian dilelang.

Jika jaminan fidusia tidak didaftarkan maka akan menimbulkan

Akibat Hukum bagi Para Pihak dalam Perjanjian Pembiayaan dengan

Pembebanan Fidusia yang Tidak didaftarkan tersebut. Pada Pasal 11

Undang-Undang Jaminan Fidusia diatur tentang kewajiban

pendaftaran jaminan fidusia yang dalam pelakanaan pendaftarannya di

atur sebagaimana Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2015 tentang

Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta

Jaminan Fidusia, sebagaimana ketentuan Pasal 4 yaitu kewajiban

melakukan pendaftaran akta jaminan fidusia dilakukan maksimal 30 hari

setelah tanggal akta dibuat, akan tetapi debitur tidak mendaftarkan akta

jaminan fidusia dan baru didaftarkan setelah perkara disidangkan.

Pendaftaran ini wajib dilakukan agar memberikan kepastian hukum

kepada para pihak yang berkepentingan dan pendaftaran jaminan fidusia

ini memberikan hak yang didahulukan (preferen) kepada penerima

fidusia terhadap kreditor lain. Sehubungan jaminan fidusia memberikan

hak kepada pihak pemberi fidusia untuk menguasai benda yang menjadi

Pembuatan akta

jaminan fidusia

Mengeluarkan

surat pelunasan

hutang

Eksekusi melalui

pelelangan umum

Page 80: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

71

objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan, dengan demikian sistem

pendaftaran yang diatur dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia tersebut

memberikan jaminan kepada pihak Penerima Fidusia dan pihak yang

mempunyai kepentingan terhadap benda tersebut.

Dengan hak preferensi, hak Kreditur tidak hilang apabila debitur

pailit atau dalam likuidasi serta apabila fidusia itu dilakukan pembebanan

lebih dari satu penerima fidusia maka yang didahulukan adalah hak

preferensi dari pemegang pendaftaran fidusia yang pertama kali. Karena

apabila sistem pendaftarannya dilakukan secara baik dan benar maka

hampir tidak ada pendaftaran yang kedua (hal ini terkait larangan fidusia

ulang Pasal 17 Undang-Undang Jaminan Fidusia).

Kewajiban atas pendaftaran jaminan fidusia termuat dalam Pasal 11

Ayat (1) Undang-Undang Jaminan Fidusia yaitu “benda yang dibebani

jaminan fidusia wajib didaftarkan” adapun penjelasan atas dalam Pasal

11 Ayat (1) Undang-Undang Jaminan Fidusia, ialah bahwa “Pendaftaran

Benda yang dibebani dengan jamian fidusia dilaksanakan di tempat

kedudukan pemberi fidusia dan pendaftarannya mencakup benda, baik

yang berada di dalam maupun di luar wilayah Negara Republik Indonesia

untuk memenuhi asas publisitas sekaligus merupakan jaminan kepastian

terhadap kreditor lainnya mengerani benda yang dibebani jaminan

fidusia” Dari ketentuan dalam Pasal tersebut di atas menyatakan “Benda

yang dibebani dengan jaminan-fidusia wajib didaftarkan” pengertian kata

“wajib” pada ketentuan di atas perlu dijelaskan.

Menurut J.Satrio karena tidak ada satupun ketentuan dalam

Undang-Undang Jaminan Fidusia yang mengatakan bahwa fidusia yang

tidak didaftarkan adalah tidak sah, maka ketentuan di atas kita tafsirkan,

bahwa untuk berlakunya ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang

Jaminan Fidusia, maka haruslah dipenuhi syarat bahwa benda jaminan

fidusia itu didaftarkan. Fidusia yang tidak didaftarkan tidak bisa

Page 81: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

72

menikmati keuntungan-keuntungan yang ada dalam Undang-Undang

Jaminan Fidusia (Pasal 37 angka 3 Undang-Undang fidusia).4

Dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang jaminan

fidusia yang dimaksud ialah bukan pendaftaran benda jaminan,

melainkan pendaftaran akta ikatan jaminannya yang dikenal dengan judul

akta jaminan fidusia. Hal itu membingungkan pelaku usaha yang

memanfaatkan lembaga fidusia karena dalam sistem pendaftaran yang

berlaku dalam “fiduciaire eigendomsoverdracht” yang dikenal adalah

pendaftaran benda dan pendaftaran ikatan jaminan jaminan fidusia atas

benda jaminan yang bukan berupa barang persediaan inventori,

memberikan perlindungan kepada kreditor terhadap pihak ketiga, kalau

benda jaminan benda terdaftar.5 Maksud pendaftaran di atas justru

menimbulkan ketidakjelasan dan ketidakpastian apa sebenarnya yang

harus didaftarkan karena di dalam pelaksanaan pendaftaran yang

didaftarkan hanyalah berupa akta jaminan fidusia yang dibuat secara

notariil. Sedangkan pendaftaran tidak pernah terjadi, apalagi terhadap

barang-barang dagangan walaupun dalam Pasal 11 Undang-Undang

Jaminan Fidusia tercantum pendaftaran benda.

Hal ini yang sering dimanfaat oleh penerima fidusia untuk

melakukan pendaftaran hanya sebatas pada pembuatan akta jaminan

fidusia secara notaril saja tanpa minta dibuatkan/didaftarkan untuk

diterbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia.

Sebagaimana Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 2 Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 Tentang pendaftaran

jaminan fidusia bagi perusahaan pembiayaan menyatakan “Perusahaan

pembiayaan wajib mendaftarkan jaminan fidusia pada kantor pendaftaran

fidusia paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal

perjanjian pembiayaan konsumen”. Kemudian dalam Pasal 5 angka 1

4 J.Satrio,Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan , (Bandung: Citra Aditya Bakti),

2000, h. 234.

5 Andreas Albertus Andi Prajitno, Hukum Fidusia, (Surabaya: Selaras), 2010, h. 113.

Page 82: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

73

menyatakan “Perusahaan Pembiayaan yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4

Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi administratif secara bertahap

berupa peringatan, pembekuan kegiatan usaha; atau pencabutan izin

usaha.

Ketentuan peraturan menteri keuangan yang baru juga tidak

terdapat ketentuan bahwa terhadap perjanjian pembiayaan yang

dilakukan secara fidusia yang tidak dilakukan pada tepat waktu akan

menjadi tidak sah, artinya walaupun perjanjian tersebut didaftarkan

melebihi ketentuan dari waktu yang ditetapkan akan tetap sah menurut

hukum, hanya saja sanksi yang terjadi adalah bagi perusahaan

pembiayaan yang melakukan kegiatan pembiayaan secara fidusia yang

tidak mendaftarkan objek jaminan fidusia yang dibiayai selama 30 hari

sejak dibiayai akan mendapatkan sanksi yang paling berat pembekuan

kegiatan usaha dan pencabutan usaha.6

Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015

Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan

Akta Jaminan Fidusia sebagaimana ketentuan Pasal 4 yaitu “Permohonan

pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

diajukan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung

sejak tanggal pembuatan akta Jaminan Fidusia.

Pasal 3 kemenkeu no. 130/PMK.010/2012 juga disebutkan bahwa

perusahaan pembiayaan dilarang untuk melaksanakan penarikan jika

kantor pendaftaran fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia

dan menyerahkannya kepada perusahaan pembiayaan, hal tersebut

dipandang wajar karena penarikan objek fidusia sebagaimana diatur

dalam penjelasan Pasal 30 Undang-Undang Jaminan Fidusia terkait

dengan hak kebendaannya bukan terkait atas perjanjian jaminannya.

6 Yurizal, Aspek Pidana dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan

Fidusia, (Jakarta: Media Nusa Creative), 2015, h.174.

Page 83: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

74

Dengan tidak didaftarkan perjanjian pembiayaan konsumen dengan

pembebanan jaminan fidusia, kreditur yang seharusnya mempunyai

kewajiban untuk mendaftarkan barang yang menjadi objek jaminan

fidusia untuk mendapatkan sertifikat jaminan fidusia tetapi tidak diatur

tentang sanksi pidana bagi kreditor selaku penerima fidusia yang tidak

mendaftarkan perjanjian pembiayaan konsumen tersebut. Dengan tidak

didaftarkannya akan dapat menimbulkan potensi kerugian negara yang

cukup besar karena jutaan pembiayaan dengan jaminan yang tidak

didaftarkan dan mempunyai potensi merugikan keuangan dan pendapatan

negara yang seharusnya dibayarkan kepada negara dalam bentuk

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014

Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sesuai dengan klausul cidera janji yang telah disepakati oleh para

pihak dan dituangkan dalam perjanjian pembiayaan. Klausul tersebut

tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang, kepatutan

dan ketertiban umum sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 1339 KUH

Perdata. Apabila debitur cidera janji atau melakukan wanprestasi, maka

ia tidak melakukan prestasi sesuai yang dijanjikan dengan pihak

perusahaan. Bentuk wanprestasi bisa berupa kelalaian pembayaran

angsuran baik pokok ataupun bunganya, keterlambatan macet, debitur

sulit diharapkan untuk dapat memenuhi kewajibannya secara sukarela

sebagaimana yang diperjanjikan, dan di lain pihak, perusahaan tidak

mempunyai upaya untuk dapat memaksa langsung mengambil benda

debitur guna melunasi piutangnya. Jika sampai terjadi tindakan

pemaksaan seperti mengambil harta benda debitur dan menjualnya, maka

tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum.

Dalam realisasinya, hak jaminan atau eksekusi dilakukan karena

terjadi wanprestasi baik disebabkan ketidakmampuan atau ketidakmauan

Page 84: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

75

debitur dalam melakukan kewajibannya sebagai penyelesaian terakhir.

Dalam penyelesaian kredit macet yang dijamin dengan jaminan fidusia,

kredidur penerima fidusia dalam hal ini perusahaan pembiayaan tidak

harus mengerjakan gugatan melalui pengadilan tetapi dapat langsung

melakukan eksekusi atau penjualan objek jaminan fidusia melalui

pelelangan umum atau atas dasar kekuasaan sendiri berdasarkan sertifikat

fidusia yang bersifat eksekutorial. Ketentuan Pasal 29 Ayat (1) huruf b,

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 merupakan pelaksanaan dari

Pasal 15 Ayat (3), bahwa kreditur melaksanakan eksekusi berdasarkan

kekuasaan sendiri, menjual objek jaminan, maka hal itu dilaksanakan

berdasarkan parate eksekusi.

Pelaksanaan parate eksekusi tidak melibatkan pengadilan atau juru

sita, melainkan kreditur dapat langsung menghubungi juru lelang dan

minta agar benda jaminan dilelang. Pelaksanaan eksekusi benda yang

menjadi jaminan fidusia adalah dengan macam-macam cara

pengeksekusian seperti yang disebutkan dalam Pasal 29 Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 1999, namun dalam prakteknya pelaksanaan eksekusi

yang paling banyak dipakai adalah eksekusi dengan penjualan benda

jamian fidusia secara dibawah tangan, karena dengan eksekusi ini kedua

belah pihak baik kreditur maupun debitur dapat menghemat waktu dan

biaya, juga dapat mencapai harga yang tinggi atas penjualan objek

jaminan tersebut sehingga hal ini akan menguntungkan kreditur dan

debitur.

Dengan demikian dalam Undang-Undang tersebut telah mengatur

cara atau menciptakan beberapa model eksekusi benda yang menjadi

objek jaminan fidusia. Berdasarkan ketentuan Pasal 29 Undang-Undang

Jaminan Fidusia dapat diketahui bahwa apabila debitur cidera janji,

eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Eksekusi berdasarkan sertifikat jaminan fidusia atau titel

eksekutorial (secara fiat eksekusi) yang terdapat dalam sertifikat jaminan

Page 85: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

76

fidusia, yang didapat dari pendaftaran jaminan fidusia. Fiat eksekusi

dilakukan karena didalam Sertifikat Jaminan Fidusia dicantumkan kata-

kata “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” irah-irah

inilah yang memberikan titel eksekutorial yakni titel yang mensejajarkan

kekuatan akta tersebut dengan putusan pengadilan.

1. Eksekusi berdasarkan pelaksanaan parate eksekusi melalui

pelelangan umum oleh penerima fidusia

2. Eksekusi secara penjualan dibawah tangan oleh kreditor pemberi

fidusia sendiri.

3. Eksekusi dengan penjualan benda yang menjadi objek jaminan

fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan

umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan.

Dalam hal eksekusi objek jaminan fidusia, ada pihak yaitu alat

negara yang disiapkan untuk mengawal dalam pengamanan pelaksanaa

eksekusi jaminan fidusia yang dilakukan oleh pihak kepolisian

sebagaimana Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia.

Untuk permohonan pengamanan eksekusi, pemohon ekseskusi harus

melampirkan salinan akta jaminan fidusia, salinan sertifikat jaminan

fidusia, surat peringatan kepada debitur untuk memenuhi kewajibannya,

dalam hal ini telah diberikan pada debitor sebanyak 2 (dua) kali

dibuktikan dengan tanda terima, identitas pelaksanaan eksekusi, dan surat

tugas pelaksanaan ekseskusi.

Peraturan ini memberikan jaminan pengamanan setiap eksekusi

aset fidusia yang sering menjadi kendala bagi perusahaan pembiayaan

yang sudah memfidusiakan perjanjian pembayarannya dan ingin menyita

asetnya jika terjadi wanprestasi. Meskipun Undang-Undang Nomor 42

Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia tidak menyebutkan eksekusi lewat

gugatan ke pengadilan, tetapi tentunya pihak kreditor dapat menempuh

prosedur eksekusi biasa lewat gugatan ke pengadilan.

Page 86: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengakhiri

pembahasan dalam skripsi ini, peneliti memberikan kesimpulan sebagai

berikut:

1. pelaksanaan eksekusi pada Putusan Nomor 2467 K/Pdt/2015 tidak

dapat dilakukan karena kreditur tidak mendaftarkan akta jaminan

fidusia, bahkan perjanjian utang tidak dilakukan dihadapan notaris.

Dengan tidak dapat dilakukan eksekusi seharusnya pemohon kasasi

mengembalikan objek jaminan akan tetapi pemohon telah menjual

objek jaminan tersebut maka pemohon diharuskan membayar ganti

rugi. Pendaftaran terhadap akta jaminan fidusia merupakan ketentuan

yang harus dilaksanakan sebagai syarat lahirnya jaminan fidusia, yang

mana nantinya akan memperoleh sertifikat jaminan fidusia dan hal ini

berpengaruh apabila saat ingin dilakukan eksekusi pada objek jaminan

fidusia. Dengan adanya irah-irah pengadilan, maka dengan mudah

dilakukan eksekusi oleh kreditur terhadap objek yang menjadi jaminan

fidusia. Apabila tidak ada sertifikat jaminan fidusia maka eksekusi

harus dilaksanakan melalui jalur pengadilan dan harus melalui proses

yang panjang. Pada kasus yang terjadi pada Putusan Nomor 2467

K/Pdt/2015 eksekusi objek jaminan yang dilakukan dengan penarikan

paksa mobil dumptruck dinilai sebagai tindakan wanprestasi. Serta

tidak ada iktikad baik dalam pelaksanaan perjanjian yang dibuat antara

kreditur dan debitur pada kasus tersebut serta adanya hak debitur yang

dilanggar oleh kreditur yang mengakibatkan tidak dapat dilakukannya

eksekusi.

2. Berdasarkan pertimbangan hakim menurut Putusan Nomor 2467

K/Pdt/2015 hakim menolak permohonan pembatalan yang dimohonkan

oleh pemohon kasasi. Hal ini berarti bahwa hakim menolak untuk

Page 87: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

78

dilakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia, hakim menilai

bahwa apa yang telah diputuskan oleh hakim pengadilan negeri

ataupun pengadilan tinggi (judex facti) telah sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Maka Putusan yang tetap dijalankan adalah yang

Putusan sebelumnya yaitu pada tingkat Pengadilan Tinggi, yang mana

dalam hal ini juga menguatkan Putusan Pengadilan Negeri. Tindakan

pemohon kasasi dinilai wanprestasi karena telah melakukan pemutusan

sepihak pada perjanjian pembiayaan konsumen yang mana pada suatu

perjanjian kedua belah pihaklah yang dapat membatalkan suatu

perjanjian dan bukan sepihak, pemohon juga wanprestasi karena

melakukan penarikan mobil dump truck secara paksa tanpa adanya

teguran, surat peringatan dan somasi terlebih dahulu padahal hal

tersebut harus dipenuhi sebelum melakukan eksekusi, selain itu

memberikan dokumen-dokumen yang merupakan kewajiban yang

harus dipenuhinya sehingga tindakan pemohon yang tidak memberikan

salinan dinilai wanprestasi karena kedua belah pihak harus sama-sama

memiliki salinan perjanjian, dan pemohon telah melanggar Pasal 35

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

karena tidak mendaftarakan jaminan fidusia terhadap mobil dump truck

serta melakukan penjualan atas mobil dump truck secara lelang.

Sehingga tergugat tetap harus membayar ganti rugi sesuai Putusan

sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 133.750.000 (seratus tiga puluh tiga

tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ditambah bunga 6% setahun sejak

Putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan

membayar biaya perkara sebagai pihak yang kalah.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis dari bab-bab sebelumnya maka dapat

diambil rekomendasi sebagai berikut:

1. Aparat penegak hukum harus mengupayakan untuk melakukan revisi

terhadap aturan mengenai sanksi tidak didaftrakannya fidusia yang

Page 88: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

79

belum memiliki sanksi yang tegas, dan belum memberikan efek jera

sehingga diperlukan aturan yang lebih tegas dan mengikat bagi para

kreditur yang melanggar kewajiban pendaftaran jaminan fidusia.

2. Aturan mengenai kewajiban pendaftaran fidusia haruslah lebih

diperjelas, karena beberapa kreditur masih tidak paham mengenai

pendaftaran yang dimaksud apakah objek jaminannya ataukah akta

perjanjian fidusianya. Mengingat Undang-Undang Fidusia sudah

terlalu lama maka peneliti mengharapkan adanya aturan yang baru

yang lebih luas dan terperinci guna memberikan kemudahan pada

hakim untuk semakin menegakkan hukum yang berkeadilan dan sesuai

dengan kehidupan masyarakat.

Page 89: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

80

DAFTAR PUSTAKA

Badrulzaman. Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Bandung:

Alumni. 1994

Bahsan. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan

Indonesia. (Jakarta: RajaGrafindo Persada). 2007

Fuady. Munir. Hukum Jaminan Utang. (Jakarta: Penerbit

Erlangga). 2013

___________. Jaminan Fidusia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2000

Harahap. Yahya. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang

perdata. (Jakarta: Sinar Grafika). 2013

HS. Salim. Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di

Indonesia (buku kesatu). Sinar Grafika. Jakarta. 2014

Itok Dwi Kurniawan. “Perlindungan Hukum Bagi kreditur melaui

jaminan fidusia dalam pembiayaan kredit bermotor roda dua ditinjau dari

perspektif Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan

Fidusia dan peraturan bidang keuangan”. Jurnal Repertorium Volume IV

No. 1 Januari-Juni 2017

Miru. Ahmadi. Hukum kontrak & Perancangan kontrak. (Jakarta:

PT Raja Grafindo). 2007

Muliadi. Ahmad. Hukum Lembaga Pembiayaan. (Jakarta:

Akademia Permata). 2013

Prajitno. A.A. Andi. Hukum Fidusia: Problematika Yuridis

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999. (Malang:

Banyumedia). 2008

Prajitno. Andreas Albertus Andi. Hukum Fidusia. (Selaras.

Surabaya). 2010

Salim. Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak.

(Jakarta: Sinar Grafika). 2013

Saliman. Abdul R.. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan

Contoh Kasus. (Jakarta: Kencana). 2011

Satrio. J.. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan . (Bandung.

Citra Aditya Bakti). 2000

Page 90: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

81

______.. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan. (Bandung: PT

Citra Aditya Bakti). 2007.

Silondae. Arus Akbar. Aspek Hukum Dalam Ekonomi & Bisnis.

(Jakarta: Mitra Wacana Media). 2010

Sobirin. Kajian Hukum Terhadap Pendaftaran Jaminan Fidusia Di

Kantor Pendaftaran Fidusia Daerah Khusus Ibukota Jakarta. thesis.

Universitas Diponegoro. Semarang. 2008

Sofwan. Sri Soedewi Masjchoen. Hukum Jaminan Di Indonesia

Pokok-Pokok Hukum Jaminan Dan Jaminan Perorangan. (Yogyakarta:

Liberty Offset Yogyakarta). 2001

Subekti. Hukum Acara Perdata. (Jakarta: BPHN). 1977

Subekti. Hukum Perjanjian. (Jakarta: Intermasa). 1979

Supramono. Gatot. Perjanjian Utang Piutang. (Jakarta: Kencana).

2003

Tutik. Titik Triwulan. Hukum Perdata dalam Sistem Hukum

Nasional. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group). 2008

Usman. Rachmadi. Hukum Kebendaan. (Jakarta: Sinar Grafika).

2013.

Widjaja. Gunawan. Ahmad Yani. Jaminan Fidusia. (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada). 2003

______________. Jaminan Fidusia. (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada). 2003

______________. Memahami Prinisip Keterbukaan (aanvullend

recht) Dalam Hukum Perdata. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). 2006

Yurizal. Aspek Pidana dalam Undang-undang No. 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia. Media Nusa

Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2015 tentang Tata Cara

Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Page 91: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

P U T U S A NNomor 2467 K/Pdt/2015

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

dalam perkara:

PT SINAR MITRA SEPADAN (SMS) FINANCE DI JAKARTA cqPT SINAR MITRA SEPADAN (SMS) FINANCE DI PADANG,

diwakili oleh Direktur, Mahyudin, berkedudukan di Jalan Dr.

Sutomo Nomor 39 A, Simpang Haru, Kelurahan Simpang Haru

Selatan, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, dalam hal ini

memberi kuasa kepada Eko Haryanto, dkk., bagian Departemen

Legal Litigation, beralamat di Wisma Millenia Lantai 1 & 2, Jalan

M.T. Haryono Kav. 16, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 7 Juli 2015;

Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding;

L a w a n

FIVTA MERYATI, bertempat tinggal di Jalan Yos Sudarso RT.

09, Kelurahan/Desa Gedang, Kecamatan Sungai Penuh, Kerinci,

dalam hal ini memberi kuasa kepada Poniman A, S.Hi., Advokat,

beralamat di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 49 RT. 01, RW. IV,

Kelurahan Flamboyan Baru, Kecamatan Padang Barat, Kota

Padang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 Februari

2014;

Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding telah menggugat sekarang

Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding di muka persidangan

Pengadilan Negeri Padang pada pokoknya atas dalil-dalil:

1. Bahwa Penggugat adalah konsumen/debitur dari Tergugat selaku kreditur

berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen (PPK) Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n. Fifta Meryati tanggal 13 Maret 2012;

2. Bahwa atas PPK sebagaimana dimaksud posita angka 1 di atas, Tergugat

telah menyetujui untuk memberikan fasilitas pembiayaan kepada Penggugat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 92: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

berupa pembiayaan 1 (satu) unit kendaraan Mitsubishi dump truck dengan

spesifikasi:

Merek/tipe : Truk Kurang dari 5 Ton/M Nomor Polisi : BD8023NK;

Nomor Rangka : MHMFE74P47K008469 Warna : Kuning;

Nomor Mesin : 4D34TXC3410 Tahun : 2007;

3. Bahwa untuk kelancaran perolehan fasilitas pembiayaan dari Tergugat,

Penggugat telah membayar Down Payment (DP) pembelian mobil dump

truck tersebut sebesar Rp51.260.000,00 (lima puluh satu juta dua ratus

enam puluh ribu rupiah) kepada penjual yakni Sutomo Motor yang beralamat

di Jalan Dr. Sutomo Nomor 83, Padang;

4. Bahwa setelah terpenuhi seluruh proses administrasi atas PPK dan fasilitas

pembiayaan sebagaimana dimaksud posita angka 1, angka 2, dan angka 3

di atas, Penggugat telah memanfaatkan mobil dump truck tersebut dan juga

telah membayarkan kewajiban angsuran kreditnya kepada Tergugat sebesar

Rp5.500.000,00 (lima juta lima ratus ribu rupiah) per bulan. Angsuran kredit

mana telah berjalan dan telah dibayar oleh Penggugat selama 15 (lima

belas) bulan dengan pembayaran pertama di bulan April 2012 dan terakhir

di bulan September 2013 yang dibayarkan baik secara langsung ataupun

ditransfer melalui rekening Tergugat dengan Nomor 0058-01-001503-30-5;

5. Bahwa dengan tingginya iktikad baik dan rasa tanggung jawab Penggugat

terhadap Tergugat, maka pada tanggal 11 September 2013 Penggugat telah

melakukan pembayaran angsuran sebesar Rp22.000.000,00 (dua puluh dua

juta rupiah) kepada Tergugat;

6. Bahwa pada tanggal 24 September 2013 Penggugat dihubungi oleh

Tergugat dari Kantor Pusat Jakarta dan menyampaikan adanya persoalan

pembayaran angsuran kredit, setelah terjadi pembicaraan tercapai

kesepakatan Penggugat membayarnya pada bulan September 2013 dan

Tergugat pun menyetujuinya;

7. Bahwa pada tanggal 24 September 2013 tepat tidak lama setelah

Penggugat dihubungi oleh Tergugat dari Kantor Pusat Jakarta, Penggugat

dihubungi oleh orang kepercayaan Penggugat yang mengelola mobil dump

truck tersebut yang saat itu baru 2 (dua) hari berada di daerah Bangko. Di

mana orang kepercayaan Penggugat tersebut menyampaikan bahwa ada 4

(empat) orang yang mengaku dari Tergugat tanpa memperlihatkan

identitasnya bermaksud melakukan penarikan atas mobil dump truck

tersebut. Saat itu Penggugat juga berbicara dengan salah seorang dari 4

(empat) orang dari Tergugat tersebut dan menyampaikan bahwa Penggugat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 93: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

telah membayarkan angsuran sebesar Rp22.000.000,00 (dua puluh dua juta

rupiah) kepada Tergugat, tetapi orang Tergugat tersebut tetap tidak

menerima dan bersikeras dengan paksaan melakukan penarikan atas mobil

dump truck tersebut, sambil mengatakan: “Mobil ini akan dibawa ke Padang,

semua urusan selesaikan saja di Padang”;

8. Bahwa tidak hanya itu saja (posita angka 7 di atas), Tergugat juga memaksa

orang kepercayaan Penggugat untuk menandatangani Berita Acara Serah

Terima Kendaraan (BASTK), namun orang kepercayaan Penggugat tersebut

tidak mau menandatanganinya dikarenakan yang punya mobil bukan dia

tetapi Penggugat. Bahkan paksaan penandatanganan BASTK tersebut

berlanjut hingga sampai di Padang. Di samping itu merasa

bertanggungjawab atas mobil dump truck tersebut, maka orang

kepercayaan Penggugat ikut bersama keempat orang pihak Tergugat

tersebut ke Padang naik mobil Honda Jazz karena tidak diperbolehkan

menumpangi mobil dump truck oleh keempat orang pihak Tergugat tersebut;

9. Bahwa perlu diketahui, mobil dump truck tersebut saat dilakukan penarikan

dalam keadaan baik dan laik jalan untuk beroperasi. Mengingat sebelumnya

selama 15 (lima belas) hari Penggugat telah memperbaiki semua fisik mobil

dump truck tersebut di bengkel di Kota Sungai Penuh Kerinci. Perbaikan

mana diantaranya: mobil dicat secara menyeluruh, ban baru, service secara

menyeluruh, dan beberapa bagian fisik mobil telah tidak ada masalah

(kondisi stabil dan bagus);

10. Bahwa pada tanggal 26 September 2013 dengan berharap hak/mobil akan

kembali, maka Penggugat mendatangi Tergugat dan saat itu hanya bisa

bertemu dengan Bapak Simanjuntak, beliau mengatakan: “Untuk mengambil

mobil dump truck tersebut ibu (Penggugat) harus melunasi semua

pembayaran mobil tersebut, jika tidak sanggup mobil tersebut akan dilelang

oleh Tergugat”;

11. Bahwa pada tanggal 27 September 2013 dikarenakan tidak menerima

keterangan dari Tergugat sebagaimana dimaksud posita angka 10 di atas,

maka Penggugat kembali mendatangi Tergugat sambil membawa surat

yang ditujukan kepada Kepala Cabang Padang dari Tergugat tertanggal 27

September 2013 perihal Permohonan Permintaan Pengembalian Mobil

Dump Truck BD 8023 NK dan bermaksud ingin bertemu langsung dengan

Kepala Cabang dari Tergugat dengan harapan ada solusi yang diperoleh

Penggugat. Telah lama menunggu hingga pukul 11.30 WIB salah seorang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 94: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

karyawan Tergugat mengatakan: “Bapak sudah ada di kantor bu, tetapi

bapak tidak mau ditemui”;

12. Bahwa dalam kondisi demikian, Penggugat malah diminta menunggu dan

sama sekali tidak dihargai hingga Penggugat pada hari dan tanggal itu juga

diberikan Surat Nomor 542PREP201300094 tanggal 27 September 2013

perihal Kewajiban Pelunasan Hutang yang ditandatangani oleh Horas P.

Sinaga selaku Branch Manager. Adapun maksud dan substansi surat

tersebut adalah:

a. Tergugat menolak melanjutkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Nomor 9018831155/PK/03/12 tanggal 13 Maret 2012 dengan

Penggugat;

b. Penggugat diminta untuk melunasi seluruh kewajiban yang ada pada

Tergugat paling lambat tanggal 3 Oktober 2013 sebesar

Rp277.062.034,00 (dua ratus tujuh puluh tujuh juta enam puluh dua ribu

tiga puluh empat rupiah) dengan rincian:

- Nilai Pelunasan : Rp247.062.034,00;

- Biaya Administrasi Penanganan: Rp 30.000.000,00;

Total Pelunasan : Rp277.062.034,00;

c. Apabila sampai pada tanggal 3 Oktober 2013 Penggugat tidak dapat

melunasi seluruh kewajiban tersebut, maka Tergugat akan melakukan

penjualan atas kendaraan sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat

ini atau pada saat penjualan;

d. Jika hasil penjualan atas mobil dump truck dimaksud tidak mencukupi

seluruh nilai pelunasan yang ada, maka Tergugat akan meminta

kekurangannya kepada Penggugat, sebaliknya jika berlebih Tergugat

akan mengembalikan sisanya kepada Penggugat;

13. Bahwa terhadap posita angka 12 di atas, mustahil Penggugat dapat

memenuhi pelunasan kewajiban utang sebagaimana yang dikehendaki oleh

Tergugat tersebut di atas dikarenakan Penggugat sangat tidak memiliki

kemampuan untuk itu, terlebih lagi batas waktu yang diberikan hanya dalam

tenggat waktu 6 (enam) hari terhitung sejak tanggal 27 September 2013 s.d.

3 Oktober 2013. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa sesungguhnya Tergugat

telah tidak beriktikad baik untuk melanjutkan Perjanjian Pembiayaan

Konsumen dengan Penggugat dan memanfaatkan posisi lemah dan/atau

ketidakberdayaan Penggugat untuk menekannya demi mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dengan cara pengalihan ke pihak lain melalui

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 95: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

lelang dan bentuk atau cara lainnya yang dilakukan oleh Tergugat atas

mobil dump truck tersebut;

14. Bahwa sebelum dilakukannya penarikan mobil dump truck milik Penggugat

tersebut oleh Tergugat pada tanggal 24 September 2013 di daerah Bangko

melalui orang kepercayaan Penggugat yang mengelola mobil dimaksud,

sebelumnya Penggugat tidak pernah menerima teguran, peringatan, dan

somasi baik secara lisan apalagi secara tertulis dari Tergugat. Padahal

ketentuan adanya teguran, peringatan, dan somasi hingga Peringatan ke-3

adalah ketentuan umum yang wajib dijalankan oleh kreditur terhadap debitur

yang dinilai oleh kreditur lalai dalam menjalankan prestasinya/memenuhi

kewajiban utangnya;

15. Bahwa karena keterbatasan kemampuan dan kondisi Penggugat yang

berada di Sungai Penuh tentunya Penggugat tidak dapat mengawasi

tindakan Tergugat atas mobil dump truck milik Penggugat yang telah ditarik

oleh Tergugat tersebut, maka pada tanggal 30 Januari 2014 saat Penggugat

datang ke Kantor Tergugat, salah seorang karyawati Tergugat secara lisan

yang Penggugat konfirmasi secara langsung di Kantor Tergugat,

menyebutkan bahwa: “Mobil dump truck tersebut telah dilakukan pelelangan

oleh Tergugat dan arsip-arsip atas mobil serta dokumen-dokumen lainnya

terkait dengan proses administrasi Perjanjian Pembiayaan Konsumen,

semuanya telah berada di PT SMSF Pusat”. Keterangan dari karyawati

Tergugat memiliki kepastian, di mana terhadap mobil dump truck tersebut

telah dilakukan penjualan sepihak secara lelang oleh Tergugat;

16. Bahwa pada tanggal 30 Januari 2014 Penggugat melalui kuasa hukumnya

sesuai dengan Surat Kuasa Umum yang telah dilegalisasi dengan Nomor

3.153/L-2014 oleh Rismadona, S.H., Notaris di Padang telah mengirimkan

Surat Nomor 02/SK-E/KH-PA&A/I/2014 Perihal Permintaan Dokumen

Tentang: (1) Turunan Perjanjian Kredit Nomor 9018831155 antara Fivta

Meryati dengan PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance tanggal 10 Maret

2012; (2) Akta Fidusia atas benda yang dijadikan objek kredit dimaksud, dan

(3) Dokumen dan surat-surat lainnya dalam persoalan kredit antara klien

kami dengan PT SMS Finance yang ditujukan kepada Tergugat. Permintaan

dokumen dimaksud dikarenakan sejak ditandatanganinya Perjanjian

Pembiayaan Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta Meryati

tanggal 13 Maret 2012 hingga sekarang, Penggugat tidak pernah

mendapatkan salinan dari Perjanjian Pembiayaan Konsumen dimaksud.

Begitu juga dengan dokumen-dokumen penting lainnya terkait dengan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

TOSHIBA
Highlight
Page 96: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

pengikatan hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat dan/atau

dengan pihak lainnya dalam proses terpenuhinya pemberian fasilitas

pembiayaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dimaksud, diantaranya

hingga saat ini Penggugat juga tidak pernah tahu dan mendapatkan premi

asuransi atas mobil dump truck dan/atau atas fasilitas pembiayaan

dimaksud. Alhasil meskipun diminta secara tertulis, Tergugat tetap tidak

menyerahkan sesuai dengan dokumen yang diminta. Bahkan dengan ringan

salah seorang karyawati Tergugat menyebutkan: “Dokumen terkait dengan

mobil dump truck tersebut sudah tidak ada lagi di Kantor Cabang, melainkan

semuanya telah berada di Kantor Pusat di Jakarta”;

17. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2014 Penggugat melalui kuasa hukumnya

telah mengirimkan Surat Nomor 04/SK-E/KH-PA&A/II/2014 perihal Mohon

Keterangan dan Permintaan Data yang ditujukan kepada Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Barat. Surat

mana intinya meminta dan mempertanyakan ada atau tidaknya Akta Fidusia

atas didaftarkan PPK antara Penggugat dengan Tergugat. Alhasil hingga

sekarang tidak ada jawaban dan melalui konfirmasi Kuasa Hukum

Penggugat kepada pihak Kemenkum HAM Sumatera Barat yang

membidangi permasalahan Akta Jaminan Fidusia mengatakan: “Sampai

sekarang tidak ada daftar adanya Akta Jaminan Fidusia a.n.

Pemberi/Penggugat dan Penerima/ Tergugat”. Tindakan Tergugat demikian

jelas melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

86 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya

Pembuatan Akta Jaminan Fidusia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-02.KU.02.02 Tahun 2010

Tentang Tata Cara Pengelolaan dan Pelaporan Penerimaan Negara Bukan

Pajak atas Biaya Pelayanan Jasa Hukum di Bidang Notariat, Fidusia, dan

Kewarganegaraan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

130/PMK.010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan

Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan

Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia;

18. Bahwa Penggugat telah beriktikad baik dan berusaha agar permasalahan ini

diselesaikan secara musyawarah dengan Tergugat, baik secara langsung

dan lisan di mana Penggugat berusaha telah berkali-kali mendatangi pihak

Tergugat untuk mencari solusi yang baik sebagaimana dimaksud posita

angka 10 dan angka 11 di atas. Sehingga sangat nyata dan jelas

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

TOSHIBA
Highlight
Page 97: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

merupakan tindakan Penggugat yang telah beriktikad baik untuk menjaga

keberlangsungan hubungan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan

Tergugat. Begitu juga Penggugat telah berusaha secara tertulis sesuai Surat

yang disampaikan melalui Kuasa Hukum Penggugat dengan Nomor 03/SK-

E/KH-PA&A/II/2014 Perihal Somasi (ingebrekestelling) tanggal 14 Februari

2014. Tetapi Tergugat tidak sedikitpun menanggapi dengan baik dan hanya

membiarkan saja;

19. Bahwa sebaliknya tindakan dari Tergugat yang tidak menghargai Penggugat

dengan pelayanan complain konsumen dan menelantarkan Penggugat

harus menunggu berjam-jam untuk berharap bertemu dengan Kepala

Cabang Tergugat agar ada solusi atas permasalahannya, alhasil pun tidak

juga dapat bertemu dengan Kepala Cabang Tergugat dengan alasan tidak

mau bertemu dengan Penggugat merupakan tindakan nyata atas

penelantaran konsumen yang bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 huruf

c, d, dan huruf g selanjutnya Pasal 7 huruf b dan huruf c Undang Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

20. Bahwa tindakan Tergugat yang mengeluarkan Surat Nomor

542PREP201300094 tanggal 27 September 2013 perihal Kewajiban

Pelunasan Hutang yang ditandatangani oleh Horas P. Sinaga selaku Branch

Manager Tergugat sebagaimana dimaksud posita angka 12 di atas, telah

secara nyata dalam substansi suratnya yakni pada angka 1 surat dimaksud

menyebutkan: “Tergugat menolak melanjutkan Perjanjian Pembiayaan

Konsumen dimaksud di atas (Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor

9018831155/PK/03/12 tanggal 13 Maret 2012 antara Tergugat dengan

Penggugat)”. Dengan demikian, keberadaan kata “menolak” dalam kalimat

tersebut sangat jelas menganulir makna bahwa Tergugat telah melakukan

pemutusan sepihak atas PPK Nomor 9018831155/PK/03/12. Oleh

karenanya tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan

wanprestasi (breach of contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal

1239 KUHPerdata;

21. Bahwa tindakan Tergugat yang melakukan penarikan mobil dump truck

secara sepihak sebagaimana dimaksud posita angka 7 di atas, tanpa

adanya surat teguran, peringatan, dan somasi terlebih dahulu kepada

Penggugat, merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan perjanjian yang

dibuat antara Penggugat dengan Tergugat sebagaimana posita angka 1 di

atas dan ketentuan hukum perjanjian pada umumnya. Sehingga tindakan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 98: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of

contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata;

22. Bahwa tindakan Tergugat yang tidak memberikan dokumen-dokumen

sebagaimana dimaksud posita angka 16 di atas, merupakan tindakan yang

tidak beriktikad baik dalam mengadakan suatu hubungan hukum. Padahal

dalam perjanjian jelas dicantumkan dimana perjanjian dan/atau dokumen

dimaksud dibuat rangkap dua yang memiliki kekuatan hukum yang sama,

satu rangkap dipegang untuk kreditur dan satu rangkap lainnya dipegang

debitur. Sehingga tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan

wanprestasi (breach of contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal

1239 KUHPerdata;

23. Bahwa tindakan Tergugat yang tidak mendaftarkan Jaminan Fidusia

terhadap kendaraan mobil dump truck sebagaimana dimaksud posita angka

17 di atas, merupakan tindakan yang melanggar Pasal 35 Undang Undang

Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Sehingga tindakan

Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of

contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata. Oleh

karenanya cukup beralasan bagi Penggugat mohon kepada Majelis Hakim

perkara a quo memberikan sanksi kepada Tergugat sebagaimana dimaksud

ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan

Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan

Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia. Khususnya sanksi tentang

Pencabutan Izin Usaha;

24. Bahwa tindakan Tergugat yang membebankan pelunasan seluruh kewajiban

sebesar Rp277.062.034,00 (dua ratus tujuh puluh tujuh juta enam puluh dua

ribu tiga puluh empat rupiah) sebagaimana dimaksud posita angka 12 di

atas, dan memberikan kesempatan 6 (enam) hari untuk melunasinya

sebagaimana dimaksud posita angka 13 di atas, merupakan tindakan

penekanan dan pemaksaan yang memanfaatkan kelemahan Penggugat di

posisi yang lemah. Tindakan mana sangat tidak berdasar hukum dan

bertentangan dengan PPK yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat.

Sehingga tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan

wanprestasi (breach of contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal

1239 KUHPerdata;

25. Bahwa tindakan Tergugat yang melakukan penjualan atas mobil dump truck

secara lelang sebagaimana dimaksud posita angka 15 di atas, merupakan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

TOSHIBA
Highlight
Page 99: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

tindakan yang melanggar ketentuan Pasal 29 dan Pasal 32 Undang Undang

Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Sehingga tindakan

Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of

contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata;

26. Bahwa atas tindakan Tergugat sebagaimana dimaksud atas perbuatannya

pada posita angka 20, angka 21, angka 22, angka 23, angka 24, dan angka

25 di atas telah menimbulkan kerugian baik materiil maupun imaterial

terhadap Penggugat yang sangat signifikan dan jika ditotal berjumlah

sebesar Rp1.355.760.000,00 (satu miliar tiga ratus lima puluh lima juta tujuh

ratus enam puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

1. Kerugian materiil berjumlah Rp355.760.000,00 (tiga ratus lima puluh

lima juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai

berikut:

- DP pembelian mobil dump truck : Rp 51.260.000,00;

- Pembayaran angsuran selama 15 kali x

Rp5.500.000,00/bulan : Rp 82.500.000,00;

- Biaya perbaikan mobil selama ± 18 bulan

(service + penggantian spare part +

pengecatan dll.) : Rp 57.000.000,00;

- Biaya pemanfaatan mobil 5 bulan x

Rp500.000,00/hari : Rp 90.000.000,00;

- Biaya pengurusan penyelesaian perkara : Rp 75.000.000,00:

Total : Rp355.760.000,00;

2. Kerugian imaterial pada dasarnya tidak dapat diukur dengan materiil, di

mana kerugian ini menyangkut dengan harga diri, pengorbanan (waktu,

tenaga, dan pikiran), dampak psikologis, dan perasaan serta nama baik

Penggugat. Meskipun demikian, jika dikehendaki untuk dinilai secara

materiil kerugian dimaksud kami taksir sebesar Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah);

27. Bahwa untuk menghindari timbulnya kerugian yang lebih besar lagi bagi

Penggugat, cukup beralasan Penggugat untuk meminta diletakkan sita

jaminan (conservatoir beslag) terhadap aset-aset dari Tergugat baik berupa

benda tidak bergerak yang berada pada Kantor Pusat Tergugat terletak di

Wisma Millenia Lantai 1 & 2, Jl. MT. Haryono Kav. 16, Jakarta 12810, Telp.

(021) 831 9828 Fax. (021) 831 9028 maupun yang berada pada Kantor

Cabang Padang milik Tergugat. Jika perlu terhadap asset bergerak milik

Tergugat dan tanpa terkecuali, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

TOSHIBA
Highlight
Page 100: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 10 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

perkara a quo melakukan blokir untuk sementara waktu atas dana yang

berada di rekening milik Tergugat dengan Rekening Nomor 0058-01-

001503-30-5 sebesar nilai ganti kerugian untuk Penggugat hingga perkara a

quo mempunyai kekuatan hukum mengikat. Tindakan mana bila

dimungkinkan dapat dilakukan secara paksa melalui aparat Kepolisian

Republik Indonesia jika Tergugat tidak bersedia menyerahkan aset yang

menjadi sitaan Majelis Hakim perkara a quo secara sukarela. Selanjutnya

mohon ditetapkan kepada Tergugat untuk tidak melakukan tindakan dalam

bentuk menyewakan, menjadikan hak tanggungan, mengalihkan kepada

pihak lain dalam bentuk apapun juga, dan menjual objek sitaan perkara a

quo saat dalam proses dan sampai adanya putusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap atas perkara a quo dan mengosongkan serta

membebaskan objek sitaan perkara a quo kepada Penggugat dalam

keadaan bebas dari kepemilikan, penguasaan, dan aktivitas siapapun juga;

28. Bahwa untuk menghindari Tergugat berbuat ingkar atas putusan Pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, cukup beralasan bagi

Penggugat meminta Pengadilan Negeri Klas IA Padang melalui Majelis

Hakim perkara a quo untuk menghukum Tergugat membayar uang paksa

(dwangsom) sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari

keterlambatan terhitung sejak putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap;

29. Bahwa dikarenakan kondisi Penggugat saat ini sangat berkesusahan,

Penggugat sangat berharap akan hak Penggugat tersebut di atas. Oleh

karenanya Penggugat mohon kepada Majelis Hakim perkara a quo

memutus perkara ini dengan putusan yang dapat dilaksanakan terlebih

dahulu (uit voerbaar bij voorraad) meskipun ada perlawanan (verzet),

banding, dan kasasi;

Berdasarkan posita dan dalil-dalil gugatan Penggugat di atas, kiranya

telah cukup dasar hukum bagi Penggugat untuk memohon kepada Ketua

Pengadilan Negeri Klas IA Padang agar berkenan memanggil kami para pihak

yang berperkara, pada waktu yang akan ditentukan kemudian guna menghadiri

persidangan dalam perkara a quo untuk memeriksa dan mengadilinya serta

selanjutnya memberi putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

Dalam Provisi:

1. Menyatakan sah, kuat, dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) atas

aset-aset dari Tergugat baik berupa benda tidak bergerak yang berada pada

Kantor Pusat Tergugat terletak di Wisma Millenia Lantai 1 & 2, Jl. MT.

Haryono Kav. 16 Jakarta 12810, Telp. (021) 831 9828 Fax. (021) 831 9028

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 101: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

maupun yang berada pada Kantor Cabang Padang milik Tergugat. Jika

perlu terhadap aset bergerak milik Tergugat dan tanpa terkecuali,

Penggugat mohon kepada Majelis Hakim perkara a quo melakukan blokir

untuk sementara waktu atas dana yang berada di rekening milik Tergugat

dengan Rekening Nomor 0058-01-001503-30-5 maupun rekening di

lembaga perbankan lainnya sebesar nilai ganti kerugian untuk Penggugat

hingga perkara a quo mempunyai kekuatan hukum mengikat;

2. Menyatakan Penggugat berhak memanfaatkan objek sitaan perkara a quo

selama proses persidangan perkara a quo berlangsung dengan ketetapan

nilainya sesuai dengan kerugian Penggugat;

Primair:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;

2. Menyatakan sah Perjanjian Pembiayaan Konsumen (PPK) Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta Meryati tanggal 13 Maret 2012;

3. Menyatakan seluruh bukti-bukti yang Penggugat ajukan dalam perkara a

quo adalah sah dan memiliki kekuatan pembuktian yang sah dan kuat dalam

perkara a quo;

4. Menyatakan Surat Nomor 542PREP201300094 tanggal 27 September 2013

perihal Kewajiban Pelunasan Hutang yang ditandatangani oleh Horas P.

Sinaga selaku Branch Manager Tergugat sebagaimana dimaksud posita

angka 12 di atas, telah secara nyata dalam substansi suratnya yakni pada

angka 1 surat dimaksud menyebutkan: “Tergugat menolak melanjutkan

Perjanjian Pembiayaan Konsumen dimaksud di atas (Perjanjian

Pembiayaan Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12 tanggal 13 Maret

2012 antara Tergugat dengan Penggugat)”, adalah pemutusan sepihak atas

PPK Nomor 9018831155/PK/03/12 oleh Tergugat. Oleh karenanya tindakan

Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of

contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata;

5. Menyatakan tindakan Tergugat yang melakukan penarikan mobil dump truck

secara sepihak sebagaimana dimaksud posita angka 7 di atas, tanpa

adanya surat teguran, peringatan, dan somasi terlebih dahulu kepada

Penggugat, merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan Perjanjian yang

dibuat antara Penggugat dengan Tergugat sebagaimana posita angka 1 di

atas dan ketentuan hukum perjanjian pada umumnya. Sehingga tindakan

Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of

contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 102: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 12 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

6. Menyatakan tindakan Tergugat yang tidak memberikan dokumen-dokumen

sebagaimana dimaksud posita angka 16 di atas, merupakan tindakan yang

tidak beriktikad baik dalam mengadakan suatu hubungan hukum. Padahal

dalam perjanjian jelas dicantumkan dimana perjanjian dan/atau dokumen

dimaksud dibuat rangkap dua yang memiliki kekuatan hukum yang sama,

satu rangkap dipegang untuk kreditur dan satu rangkap lainnya dipegang

debitur. Sehingga tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan

wanprestasi (breach of contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal

1239 KUHPerdata;

7. Menyatakan tindakan Tergugat yang tidak mendaftarkan Jaminan Fidusia

terhadap kendaraan mobil dump truck sebagaimana dimaksud posita angka

17 di atas, merupakan tindakan yang melanggar Pasal 35 Undang Undang

Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Sehingga tindakan

Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi (breach of

contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata. Oleh

karenanya cukup beralasan bagi Penggugat mohon kepada Majelis Hakim

perkara a quo memberikan sanksi kepada Tergugat sebagaimana dimaksud

ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan

Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan

Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia. Khususnya sanksi tentang

Pencabutan Izin Usaha;

8. Menyatakan tindakan Tergugat yang membebankan pelunasan seluruh

kewajiban sebesar Rp277.062.034,00 (dua ratus tujuh puluh tujuh juta enam

puluh dua ribu tiga puluh empat rupiah) sebagaimana dimaksud posita

angka 12 di atas, dan memberikan kesempatan 6 (enam) hari untuk

melunasinya sebagaimana dimaksud posita angka 13 di atas, merupakan

tindakan penekanan dan pemaksaan yang memanfaatkan kelemahan

Penggugat di posisi yang lemah. Tindakan mana sangat tidak berdasar

hukum dan bertentangan dengan PPK yang dibuat antara Penggugat

dengan Tergugat. Sehingga tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai

tindakan wanprestasi (breach of contract) sebagaimana dimaksud ketentuan

Pasal 1239 KUHPerdata;

9. Menyatakan tindakan Tergugat yang melakukan penjualan atas mobil dump

truck secara lelang sebagaimana dimaksud posita angka 15 di atas,

merupakan tindakan yang melanggar ketentuan Pasal 29 dan Pasal 32

Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Sehingga

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

TOSHIBA
Highlight
TOSHIBA
Highlight
Page 103: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 13 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai tindakan wanprestasi

(breach of contract) sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1239

KUHPerdata;

10. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian materiil dan imaterial

kepada Penggugat sebesar Rp1.355.760.000,00 (satu miliar tiga ratus lima

puluh lima juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah);

11. Menyatakan sah, kuat, dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) atas

objek sitaan perkara a quo di bawah penguasaan Penggugat;

12. Menghukum Tergugat untuk tidak melakukan tindakan dalam bentuk

menyewakan, menjadikan hak tanggungan, mengalihkan kepada pihak lain

dalam bentuk apapun juga, dan menjual objek sitaan perkara a quo saat

dalam proses dan sampai adanya putusan pengadilan yang berkekuatan

hukum tetap atas perkara a quo;

13. Menghukum Tergugat mengosongkan dan membebaskan objek sitaan

perkara a quo kepada Penggugat dalam keadaan bebas dari kepemilikan,

penguasaan, dan aktivitas siapapun juga;

14. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar

Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari keterlambatan terhitung sejak

putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

15. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uit voerbaar bij

voorraad) meskipun ada perlawanan (verzet), banding, dan kasasi.

Subsidair:

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex

aequo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan

eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel);

Bahwa posita gugatan Penggugat mendalilkan Tergugat melakukan perbuatan

wanprestasi karena menolak melanjutkan/pemutusan sepihak perjanjian

pembiayaan Nomor 9018831155/PK/03/12 sementara di satu sisi juga

Penggugat mengkualifikasikan Tergugat melakukan wanprestasi karena

melakukan pengamanan aset terhadap mobil dump truck nomor polisi BD 8023

NK dan pada posita lainnya Penggugat menyatakan Tergugat melakukan

perbuatan wanprestasi karena tidak memberikan dokumen kepada Penggugat

serta pada posita lainnya menyatakan tindakan Tergugat yang membebankan

pelunasan seluruh kewajiban kepada Penggugat dikualifikasi perbuatan

wanprestasi;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

TOSHIBA
Highlight
Page 104: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 14 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

Bahwa dalil posita gugatan Penggugat tersebut adalah tidak konsisten dan

bersifat kabur. Sebab masing-masing perbuatan yang oleh Penggugat

dikualifikasikan sebagai perbuatan wanprestasi adalah perbuatan yang berdiri

sendiri sendiri dan berbeda dan tidak dapat dikualifikasikan perbuatan

wanprestasi. Dengan demikian gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur

(obscuur libel);

Bahwa oleh karena gugatan Penggugat kabur (obscuur libel), maka demi hukum

gugatan yang diajukan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijk verklaard);

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Padang telah

memberikan Putusan Nomor 32/Pdt.G/2014/PN Pdg., tanggal 29 Januari 2015

yang amarnya sebagai berikut:

Dalam Eksepsi:

- Menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat diterima;

Dalam Provisi:

- Menolak tuntutan provisi Penggugat;

Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menyatakan sah Perjanjian Pembiayaan Konsumen (PPK) Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta Meryati tanggal 13 Maret 2012;

3. Menyatakan Tergugat melakukan pemutusan sepihak Perjanjian

Pembiayaan Konsumen (PPK) Nomor 9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta

Meryati tanggal 13 Maret 2012 telah melakukan perbuatan ingkar janji

(wanprestasi);

4. Menyatakan tindakan Tergugat yang melakukan penarikan mobil dump truck

tanpa adanya surat teguran, peringatan, dan somasi terlebih dahulu kepada

Penggugat, telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi);

5. Menyatakan tindakan Tergugat yang tidak memberikan dokumen-dokumen

merupakan tindakan yang tidak beriktikad baik dalam mengadakan suatu

hubungan hukum. Sehingga tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai

tindakan wanprestasi;

6. Menyatakan tindakan Tergugat yang tidak mendaftarkan Jaminan Fidusia

terhadap kendaraan mobil dump truck, merupakan tindakan yang melanggar

Pasal 35 Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Sehingga tindakan Tergugat demikian dikualifisir sebagai telah melakukan

perbuatan ingkar janji (wanprestasi);

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

TOSHIBA
Highlight
Page 105: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 15 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

7. Menyatakan tindakan Tergugat yang melakukan penjualan atas mobil dump

truck secara lelang merupakan tindakan wanprestasi;

8. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian materiil dan imaterial

kepada Penggugat sejumlah Rp133.750.000,00 (seratus tiga puluh tiga juta

tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ditambah bunga 6% (enam persen)

setahun sejak putusan Pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap;

9. Menolak gugatan Penggugat selebihnya;

10. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp716.000,00 (tujuh ratus enam belas ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan kuasa

hukum Tergugat Putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh

Pengadilan Tinggi Padang dengan Putusan Nomor 62/PDT/2015/PT PDG.,

tanggal 5 Juni 2015;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

Tergugat/Pembanding pada tanggal 1 Juli 2015 kemudian terhadapnya oleh

Tergugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 7 Juli 2015 diajukan permohonan kasasi pada tanggal 10 Juli

2015 sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor

32/Pdt.G/2014/PN Pdg., Jo. Akta Nomor 39/2015 yang dibuat oleh Panitera

Pengadilan Negeri Padang, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi

yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

tersebut pada tanggal 22 Juli 2015;

Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi/Tergugat/Pembanding

tersebut telah diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 31 Juli

2015;

Kemudian Termohon Kasasi/Penggugat/Terbanding mengajukan kontra

memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang pada

tanggal 14 Agustus 2015;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang undang, oleh

karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

dahulu Tergugat/Pembanding dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya

sebagai berikut:

Bahwa Judex Facti dalam putusannya tidak mempertimbangkan isi

Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 106: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 16 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

Meryati tanggal 13 Maret 2012 pada halaman 2 nomor (10) tentang Syarat-

Syarat Perjanjian Konsumen yang mana dalam perjanjian tersebut telah

disepakati bersama yaitu Pemohon Kasasi (PT SMS Finance) dapat melakukan

pelelangan atas benda jaminan apabila Termohon Kasasi (Fivta Meryati) tidak

melakukan pelunasan utang-utangnya. Dengan demikian tindakan Pemohon

Kasasi melakukan penjualan terhadap objek jaminan melalui pelelangan umum

adalah sesuai dengan isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta Meryati tangal 13 Maret 2012. Sehingga

Pemohon Kasasi tidak melakukan perbuatan wanprestasi;

Bahwa jika objek jaminan dikembalikan kepada Termohon Kasasi, maka

seharusnya Termohon Kasasi harus melunasi seluruh utang-utangnya terlebih

dahulu kepada Pemohon Kasasi. Berdasarkan fakta yang terjadi, di mana

Termohon Kasasi sudah memberikan surat pelunasan hutang kepada

Termohon Kasasi dan juga surat teguran. Namun Termohon Kasasi tidak

melakukan pembayaran sehingga berdasarkan isi Perjanjian Pembiayaan

Konsumen Nomor 9018831155/PK/03/12 pada point (10) Pemohon Kasasi

melakukan pelelangan objek jaminan;

Bahwa Judex Facti juga tidak mempertimbangkan perbuatan Termohon

Kasasi yang terbukti melakukan perbuatan wanprestasi yaitu tidak membayar

angsuran sesuai dengan isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor

9018831155/PK/03/12 a.n. Fivta Meryati tanggal 13 Maret 2012 pada halaman 2

poin dua yang mengatakan: “Konsumen harus membayar angsuran tepat

waktu”. Oleh karena Termohon Kasasi tidak membayar angsuran, maka objek

jaminan diamankan oleh Pemohon Kasasi. Hal ini tidak dipertimbangkan oleh

Judex Facti secara berimbang sehingga melahirkan putusan yang keliru dan

tidak mencerminkan nilai keadilan. Dengan demikian telah terbukti Judex Facti

melanggar Pasal 50 Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman karena salah dalam membuat sumber hukum dalam putusan

perkara a quo yang mana menurut hukum putusan Judex Facti sangat wajar

untuk dibatalkan;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

berpendapat:

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat

dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi

tanggal 22 Juli 2015 dihubungkan dengan jawaban memori kasasi tanggal 14

Agustus 2015 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti dalam hal ini

putusan Pengadilan Tinggi Padang yang menguatkan putusan Pengadilan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 107: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 17 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

Negeri Padang ternyata tidak salah menerapkan hukum, putusan dan

pertimbanganya telah tepat dan benar, dengan pertimbangan sebagai berikut:

Bahwa jaminan fidusia tidak didaftarkan sesuai aturan hukum yang

berlaku sebagaimana ketentuan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia. Karena pendaftaran merupakan syarat, sehingga

fidusia bisa dilaksanakan;

Bahwa selain itu Tergugat terbukti melakukan wanprestasi, tidak

mematuhi tata laksana dalam perjanjian kredit, tanpa somasi langsung menarik

mobil/objek perjanjian jual beli dengan kredit;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, ternyata putusan

Judex Facti (Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi) dalam perkara ini tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau undang undang, maka permohonan

kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi PT SINAR MITRA SEPADAN

(SMS) FINANCE JAKARTA cq PT SINAR MITRA SEPADAN (SMS) FINANCE

PADANG tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi ditolak dan Pemohon Kasasi ada di pihak yang kalah, maka Pemohon

Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang

Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang

Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang

Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT SINAR MITRA

SEPADAN (SMS) FINANCE DI JAKARTA cq PT SINAR MITRA

SEPADAN (SMS) FINANCE DI PADANG tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding untuk

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp500.000,00

(lima ratus ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

pada hari Kamis, tanggal 25 Februari 2016 oleh Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H.,

LL.M., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua Majelis, I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H., dan Dr. Nurul Elmiyah,

S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai anggota, dan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri para

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

TOSHIBA
Highlight
TOSHIBA
Highlight
TOSHIBA
Highlight
Page 108: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 18 dari 18 hal. Put. Nomor 2467 K/Pdt/2015

anggota tersebut dan Edy Wibowo, S.H., M.H., Panitera Pengganti dan tidak

dihadiri oleh para pihak.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,

ttd./I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H.

ttd./Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M.

ttd./Dr. Nurul Elmiyah, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

ttd./Edy Wibowo, S.H., M.H.

Biaya Kasasi:1. Meterai …………….... Rp 6.000,002. Redaksi ……………… Rp 5.000,003. Administrasi Kasasi … Rp489.000,00

J u m l a h … Rp500.000,00

UNTUK SALINANMAHKAMAH AGUNG RI.

a.n PaniteraPanitera Muda Perdata,

Dr. PRI PAMBUDI TEGUH, S.H., M.H.NIP. 19610313 198803 1 003

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 109: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung
Page 110: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung
Page 111: EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43017/1/AZHARI... · Eksekusi seperti apa yang dapat dilakukan secara lagsung