Ekonomi Pertanian

51
Bab 1 Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan sari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Awal kegiatan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat kemajuan pertanian mulai dari pengumpul dan pemburu, pertanian primitive, pertanian tradisional sampai dengan pertanian modern. Pertanian dapat diberikan dalam arti terbatas dan arti luas. Dalam arti terbatas, pertanian adalah pengelolaan tanaman dan lingkungannya agar memberikan suatu produk. Dalam arti luas, pertanian ialah pengolahan tanaman, ternak, dan ikan agar memberikan suatu produk. Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola tanaman, ternak, ikan dan lingkungannya agar memberikan hasil semaksimal mungkin. Pengertian ilmu pertanian di atas dapat dikatakan juga sebagai ilmu pertanian dalam arti luas, sedangkan ilmu yang hanya mempelajari pengelolaan tanaman biasa disebut ilmu pertanian dalam arti terbatas.

description

Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian

Transcript of Ekonomi Pertanian

Page 1: Ekonomi Pertanian

Bab 1

Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian

Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses

pertumbuhan sari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan

pertanian rakyat. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit,

kehutanan, peternakan, dan perikanan.

Awal kegiatan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam

proses kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan.

Tingkat kemajuan pertanian mulai dari pengumpul dan pemburu, pertanian primitive,

pertanian tradisional sampai dengan pertanian modern.

Pertanian dapat diberikan dalam arti terbatas dan arti luas. Dalam arti terbatas,

pertanian adalah pengelolaan tanaman dan lingkungannya agar memberikan suatu

produk. Dalam arti luas, pertanian ialah pengolahan tanaman, ternak, dan ikan agar

memberikan suatu produk. Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

mengelola tanaman, ternak, ikan dan lingkungannya agar memberikan hasil semaksimal

mungkin. Pengertian ilmu pertanian di atas dapat dikatakan juga sebagai ilmu pertanian

dalam arti luas, sedangkan ilmu yang hanya mempelajari pengelolaan tanaman biasa

disebut ilmu pertanian dalam arti terbatas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya tanaman dapat

dikelompokkan menjadi empat, yaitu :(1) faktor bahan tumbuhan atau bahan tanaman (2)

kelompok faktor esensial (3) kelompok faktor iklim (4) kelompok faktor gangguan.

Kelompok faktor bahan tanaman atau bahan tumbuhan meliputi faktor-faktor keturunan,

kemurnian dan daya tumbuh; sedangkan kelompok faktor esensial misalnya faktor

gangguan meliputi faktor hama, penyakit dan gulma.

Interaksi pengaruh dari semua faktor tersebut akan menentukan apakah bahan

tumbuhan akan dapat tumbuh dan berkembang sampai dewasa dan memberikan produk

banyak ataukah akan gagal dalam perjalanan tanpa memberikan apapun yang dapat

diambil hasilnya. Kelompok faktor bahan tumbuhan mempunyai korelasi positif terhadap

banyaknya produk. Kelompok faktor gangguan justru sebaliknya, mempunyai korelasi

negatif terhadap banyaknya produk.

Page 2: Ekonomi Pertanian

Bahan makanan, kulit, serat, dan sebagainya

AirOksigen CO2 CO2 Oksigen

CO2AirUnsur hara

Energi

Bahan papan, makanan dan sandang

Bahan Makanan

Bab 2

Unsur-Unsur dan Ciri-Ciri Pertanian

Unsur-unsur yang ada dalam pertaniaan antara lain proses produksi, petani, usaha

tani, dan perusahaan usaha tani (farm business). Secara sederhana hubungan itu dapat

ditunjukkan seperti gambar 2.1.

Gambar 2.1

Hubungan Tumbuhan, ternak, manusia dan Faktor-faktor Lingkungan

A. Proses Produksi

Tumbuh-tumbuhan merupakan pabrik pertanian primer. Secara singkat dapat

dinyatakan bahwa pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor genetik (Q) dan faktor

lingkungan.. Secara umum, faktor pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan sebagai

berikut.

Q = f(X1,X2,X3,X4,X5,…..Xn)

Keterangan :

Q = pertumbuhan tanaman

X = faktor lingkungan

Matahari

Tumbuhan

UdaraTanah Air

Hewan/ternak Manusia

Page 3: Ekonomi Pertanian

Ternak dan ikan merupakan pabrik pertanian yang kedua. Pabrik kedua mengubah

tumbuh-tumbuhan menjadi produk lain yang berguna bagi kehidupan manusia, misalnya

daging, susu, telur, kulit dan wool. Besarnya peranan manusia menentukan tingkat

kemajuan pertanian.

Sifat-sifat proses produksi biologi dalam pertanian mempunyai banyak implikasi

bagi pengembangan pertanian, antara lain sebagai berikut.

1. Pertanian memerlukan tempat yang tersebar luas

2. Jenis usaha tani dan potensi produksi pertanian berbeda antara satu tempat dengan

tempat lain

3. Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman

4. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalam hal lain

5. Pertanian modern selalu berubah

B. Petani

Dalam kegiatan usaha tani, petani merangkap dua peranan, yaitu sebagai

penggarap dan manajer.

1. Petani sebagai penggarap

Petani memelihara tanaman dan hewan agar mendapatkan hasil yang diperlukan.

2. Petani sebagai manajer

Keterampilan sebagai manajer menyangkut kegiatan otak yang didorong oleh

keinginan dalam pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif tanaman atau ternak.

3. Petani sebagai manusia

Seorang petani bukan hanya sebagai penggarap dan manajertapi juga manusia

sebagai anggota kelompok manusia lainnya, yaitu keluarga dan masyarakat atau tetangga.

C. Ciri-Ciri Pertanian

Suatu tingkat yang optimum yaitu suatu tingkat tertentu yang memberikan

pengaruh maksikmal sehingga jumlah produk yang dihasilkan juga maksimal. Sesuatu

yang optimum akan memberikan sesuatu yang maksimal baik fisik maupun ekonomis.

Pertanian dengan mengunakan teknoligi tinggi menangani faktor-faktor dalam jumlah

yang banyak serta penangannya juga semakin intensif sehingga diharapkan hasilnya juga

maksimum. Usaha meningkatkan produksi pertanian di suatu ilayah dilakukan dengan

dua cara, yaitu meningkatkan hasil dan menigkatkan luas panen.

Page 4: Ekonomi Pertanian

D. Sasaran Usaha Pertanian

Sasaran pertanian ada dua, yaitu sasaran sebelum panen atau prapanen dan

sasaran sesudah panen atau pascapanen. Sasaran prapanen adalah hasil pertanian yang

setinggi-tingginya. Sasaran tahap kedua yaitu sasaran ekonomi adalah pendapatan atau

keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Dengan tindakan yang makin intensif, sasaran

fisis maupun ekonomis mula-mula keduanya makin bertambah, sampai mencapai

puncaknya. Kemudian akan menurun apabila intensifikasi tingkat optimum ekonomis

tercapai lebih dulu daripada tingkat optimum fisis walaupun hasil panenmasih bertambah.

Dengan demikian pendapatan atau keuntungan juga akan mengalami penurunan.

Menaikkan. Menaikkan hasil tanpa pengorbanan dengan menaikkan tingkat intensifikasi

di atas optimum ekonomis dapat dilakukan denafan memperkecil nilai masukan,

misalnya dengan subsidi harga benih, pupuk pestisida, atau dengan menaikkan harga

produk.

E. Sifat-sifat Petani

1. Sebagai perorangan petani berbeda satu sama lain

2. Petani hidup di bawah kemampuan

3. Petani merupakan sekelompok konklusi

4. Pengaruh keluarga

5. Pengaruh masyarakat

6. Tradisi besar dan agama

F. Perusahaan Usaha Tani (Farm Business)

Setiap petni melakukan kegiatan perusahaan usaha tani. Kegiatan itu dapat

dugolongkan sebagai perusahaan karena tujuan setiap petani bersifat ekonomi, yaitu

menghasilkan produk-produk baik untuk dijual atau untuk keluarganya.

Pernyataan tersebut akan dibantah oleh banyak orang. Banyak orang yang

menyatakan bahwa bertani bukanlah suatu perusahaan, melainkan suatu cara hidup.

Mereka maksudkan hal itu terutama untuk pertanian primitive dan subsisten. Alas an

yang mereka ajukan bahwa perusahaan adlah kegiatan pembelian dan penjualan

sedangkan bertan adalah kegiatan penyebaran benih dan pemungutan hasil, yang

tergantung kepada proses alam yang memungkinkan panen.

Page 5: Ekonomi Pertanian

Bab 3

Pertanian, Usaha Tani dan Pembangunan Usaha Tani

A. Pertanian dan Usaha Tani

Pertanian adalah suatu jenis kegitan produksi yang berlandsakan pada proses

pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Menurut HErnanto (1991), usaha tani

diartikan sebagai kesatuan organisasi antara kerja, modal dan pengelolaan yang

ditunjukkan untuk memperoleh produksi di lapangan pertanian. Soeharjo (1993)

menyatakan ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk pembinaan usaha tani.

1. Organisasi usaha tani yang difokuskan pada pengelolaan unsur-unsur produksi dan

tujuan usahanya.

2. Pola pemilikan tanah usaha tani.

3. Kerja usaha tani yang difokuskan pada distribusi kerja dan pengangguran dlam usaha

tani.

4. Modal usaha tani yang difokuskan pada proporsi dan sumber modal petani.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap usaha tani itu dapat digolongkan dalam

dua hal sebagai berikut.

1. Faktor dari dalam (internal) usaha tani. Faktor-faktor internal itu antara lain, petani

pengelola, tanah tempat usaha tani, tenaga kerja yang digunakan, modal, tingkat

teknologi, kemampuan petani dalam mengalokasikan penerimaan keluarga dan

jumlah anggota keluarga.

2. Faktor dari luar (eksternal) usaha tani, antara lain, tersedianya sarana transportasi dan

komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan usaha tani,

fasilitas kredit dan sarana penyuluhan bagi petani.

B. Pembangunan Usaha Tani

Mosher (1984:79) menyebutkan syarat-syarat pokok untuk memajukan pertanian

ke taraf yang lebih, yaitu :

1. Pasaran/pasar untuk hasil-hasil pertanian. Pasaran di sini termasuk pasaran dalam

negeri dan luar negeri. Suatu sistem tata niaga hasil-hasil pertanian yang baik dan

efisien sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan pasaran hasil-hasil

pertanian.

Page 6: Ekonomi Pertanian

2. Teknologi yang senantiasa berubah. Agar upaya peningakatan produktivitas dan

efisiensi ke taraf yang lebih baik dapat dicapai, maka harus selalu ada perubahan pada

teknologi yang digunakan.

3. Tersedianya sarana produksi secara lokal. Pada umumnya, metode baru yang dapat

menigkatkan produksi pertanian memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat

produksi khusus oleh petani. Pembangunan usaha tani menghendaki semua itu

tersedia di dekat pedesaan dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi

keperluan setiap petani yang ingin menggunakannya.

4. Perangsang produksi bagi petani. Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar

yang mudah dicapai dan tersedianya sarana dan alat produksi, semuanya memberi

kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Insentif yang dapat mendorong

petani secara efektif ntuk menaikkan produksi usahataninya adalah perangsang yang

bersifat ekonomi, antara lain perbandingan harga yang menguntungkan, bagi hasil

yang wajar dan tersedianya baerang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk

keluarganya.

5. Pengangkutan atau transportasi. Diperlukan jaringan transportasi yang tersebar luas

untuk membawa sarana dan alat produksi kesetiap usaha tani dan membawa hasil

usaha tani ke konsumen atau sampai ke pasar ekspor. Pengangkutan harus diusahakan

semurah mungkin agar menjadi perangsang bagi petani.

Page 7: Ekonomi Pertanian

Bab 4

Pengembangan Teknologi dalam Mendukung Diversifikasi Pertanian

Diversifikasi pertanian adalah upaya-upaya untuk mengembangkan atau

menganekaragamkan usaha tani (mengusahakan beberapa jenis usaha tani serta

mengembangkan produksi pokok menjadi beberapa produk baru). Diversifikasi dapat

dibedakan dalam tiga hal, yaitu diversifikasi horizontal, vertical dan regional.

Diversifikasi horizontal atau diversifikasi tingkat petani produsen diartikan sebagai

penganekaragaman produksi di dalam suatu sistem usaha tani dengan tujuan

memanfaatkan petani untuk memperoleh memperoleh pendapatan tertentu. Diversifikasi

vertical atau ditingkat perusahaan atau pengolahan produk pertanian diartikan cara

mendayagunakan hasil sehingga meningkatkan mutu dan nilai tambah produk pertanian.

Diversifikasi regional yaitu penganekaragaman yang berkaitan dengan kemampuan suatu

daerah dalam menghasilkan produk pertanian yang disesuaikan dengan keadaan iklim,

agronomi serta daya dukung masyarakat dan dan daerah setempat.

A. FaktorPendorong Diversifikasi Pertanian

Menurut Sumodiningrat faktor pendorong tersebut antara lain berikut.

1. Meningkatnya kemakmuran

2. Perkembangan produk dan konsumsi pangan

3. Swasembada beras dan insentif kepada petani

4. Produksi dan ketahanan pangan

B. Komponen Teknologi Pendukung Diversifikasi

Teknologi yang dikaitkan dengan diversifikasi harus diartikan dalam pengertian

yang luas, tidak terbatas pada sisi teknologi mekanis. Akan tetapi juga teknologi

pascapanen. Di Indonesia teknologi pascapanen tampaknya masih amat lemah ditangani.

Hadiegono dan Sawit (1990) memasukkan informasi ke dalam pengertian teknologi juga.

Mereka menyebutkan teknologi sebagai salah satu aspek dalam diversifikasi sektor

pertanian.

Pengembangan diversifikasi perlu didukung oleh adnya informasi yang akurat

tentang sifat-sifat lahan, aspirasi dan kemampuan petani, tersedianya prasarana

pendukung serta peranan ilayah yang bersangkutan dalam rencana produksi nasional.

Page 8: Ekonomi Pertanian

Dukungan teknologi bagi pengembangan diversifikasi vertikal sangatlah vital.

Selain dukungan teknologi berupa metode atau cara pengaetan dan teknologi untuk

“membuat” komoditas baru/bentuk/produk baru (form utility), pengembangan alat baru

mesin pengolahan yang disesuaikan kemampuan dan kndisi serta skala usaha petani juga

tidak kalah pentingnya.

Teknologi yang diciptakan perlu dikaitkan dengan teknologi lain sehingga

diversifikasi horizontal dapat lebih efektif. Teknologi vertical yang perlu banyak diberi

perhatian adalah pascapanen, khususnya pengolahan untuk memperluas wilayah

pemasaran dan peningkatan permintaan.

Page 9: Ekonomi Pertanian

Bab 5

Pembangunan Pertanian dan Usaha Tani

A. Pembangunan Pertanian

Dalam pembangunn pertanian, masalah penting tentang usaha tani dalam arti luas

dan pengaturannya agar dapat menggunakan metode berusaha tani secara baik, benar fan

efisien. Kebutuhan utama dalam berusaha tani adalah adanya bahan usaha tani yang jelas

dan registrasi hak atas tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian meliputi investasi

dalam tanah.

B. Bidang-Bidang Pertanian

Pertanian dalam arti luas mencakup hal-hal berikut.

1. Pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit, yaitu usaha pertanian keluarga yang

memproduksi bahan makanan utama, seperti beras, palaija (jagung, kacang-kacangan

dan ubi-ubian) dan tanaman- tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran dan buah-

buahan.. pada umumnya sebagian besar hasilnya digunakan untuk keperluan

konsumsi keluarga. Dalam pertanian rakyat hampir tidak ada usaha tani yang

memproduksi satu macam hasil. Faktor-faktor produksi atau modal yang digunakan

sebagian besar berasal dari dalam usaha tani. Di samping hasil-hasil tanaman, usaha

tani pertanian rakyat meliputi pula usaha-usaha mata pencarian tambahan, yaitu

peternakan, perikanan, dan kadang-kadang usaha pencarian hasil hutan.

2. Perkebunan. Pada umumnya, perkebunan terdapat di daerah-daerah beriklim panas di

dekat katulistiwa. Oleh karena menggunakan sistem manajemen seperti pada

perusahaan industri dengan memanfatkan hasil-hasil penelitian dari teknologi terbaru,

maka perkebunan sering pula disebut industru perkebunan atau industri pertanian.

3. Kehutanan. Ilmu kehutanan merupakan ilmu yang menerangkan bagaimana hubungan

antara tanah-tanah hutan dengan manusia dan alokasi sumber-sumber industrinya

serta bagaimana mengelolanya sehingga sumber-sumber tersebutdapat memberikan

kepuasan seperti yang diinginkan oleh manusia. Hutan di Indonesia dikategorikan

berdasarkan rencana peruntukan ke dalam hutan lindung, hutan suaka alam, hutan

produksi dan hutan wisata.

Page 10: Ekonomi Pertanian

4. Peternakan. Peternakan di Indonesia dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok

berikut.

a. Peternakan rakyat dengan car pemeliharaan tradisional

b. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semikomersil

c. Peternak komersil

5. Perikanan, adalah segala usaha penagkapan budi daya ikan serta pengolahan sampai

pemasaran hasilnya. Usaha perikanan di Indonesia masih merupakan perikanan rakyat

dengan menggunakan perahu layer sederhana dan kecil.

6. Pertanian ekstraktif dan generatif. Secara teknis ekonomis, pertanian dapat dibedakan

menjsdi dua. Pertama, pertanian dengan proses pengambilan yang ekstraktif yaitu

mengambil hasil dari alam dan tanah tanpa usaha mengembalikan hasil tersebutuntuk

keperluan pengambilan pada kemudian hari. Hal itu meliputi perikanan sungai,

perikanan laut dan pengambilan hasil hutan. Yang kedua,yang bersifat generatif, yaitu

pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan,

pemupukan, dan lain-lain, baik untuk tanaman maupun untuk hewan.

7. Pertanian di Jawa dan di luar Jawa. Jawa mempunyai sistem pertanian yang labor

intensive sedangkan luar Jawa kurang labor intensive. Petani Jawa menggunakan

sebagian besar tanah pertanianya untuk memproduksi tanaman bahan pangan

sedangkan petani laur Jawa menyisihkan sebagian besar tanahnya untuk tanaman

perdagangan.

C. Pengusahaan Tanaman Pertanian

1. Pengusahaan secara pekarangan. Pekarangan ditekankan sebagai lahan yang dapat

ditanami tanaman bergizi dan obat-obatan yang siap memberikan hasil tiap kali

dibutuhkan.

2. Pengusahaan secara komersial/perusahaan. Fungsi pekarangan untuk tujuan komersial

yaitu : diusahakan dengan satu macam tanaman, jauh dari rumah dengan areal luas,

hasilnya besar untuk kebutuhan perusahaan dan memerlukan modal besar.

3. Cara dan tujuan. Cara dan tujuandi dalam peningkatan produksi tanaman pertanian

ada tiga macam, yaitu : perlahanan areal (ekstensifikasi), peningkatan teknologi

(intensifikasi) dan penganekaragaman komoditi (diversifikasi). Selain itu ada cara

lain yaitu Panca Usaha Tani.

Page 11: Ekonomi Pertanian

D. Input dan Output

Input adalah semua yang dilibatkan dalam proses produksi, seperti tanah yang

dipergunakan, tenaga kerja petani dan keluarganya, serta setiap pekerja yang diupah,

kegiatan mentalnya, perencanaan dan manajeman, benih tanaman dan makanan ternak,

pupuk, insektisida, serta alat pertanian. Output adalah hasil tanaman dan ternak yang

dihasilkan usaha tani. Input dan output menyangkut biaya (cost) dan penerimaan (return).

E. Aspek Sumber Daya

Aspek sumber daya yan dimaksud dalam klasifikasi sumber daya pertanian adalah

sebagai berikut.

1. Faktor produksi alam atau tanah. Tanah mempunyai nilai tersendiri yang dipengaruhi

oleh kesuburan tanah, fasilitas perairan, letak lahan terhadap jalan, saranan

perhubungan, dan encana pemerintah. Perlu diperhatikan pula masalah iklim.

2. Faktor produksi modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal tetap (tidak akan

habis dalam satu kali produksi, misal : tanah), dan modal berjalan (dianggap habis

dalam satu kali produksi, misal : uang tunai). Di negara berkembang, yang sering

dijumpai adalah petani kecil yang tidak bermodal kuat sehingga memerlukan kredit

usaha tani. Jika tidak ada kredit usaha tani, biasanya mereka menjual harta bendanya

atau pinjam ari pihak lain. Pembentukan modal mempunyai tujuan menunjang

pembentukan modal lebih lanjut dan meningkatkan produksi dan pendapatan usaha

tani.

3. Faktor produksi tenaga kerja. Biasanya usaha pertanian skala kecil menggunakan

tenaga kerja dalam keluarga dan tidak memerlukan tenaga ahli. Usaha pertanian skala

besar lebih banyak menggunakam tenaga kerja dari luar keluarga. Tenaga kerja dapat

digolongkan dalam tiga macam, yaitu tenaga manusia, tenaga ternak dan tenaga

mekanik.

4. Manajemen. Faktor produksi manajemen menjadi penting jika dikaitkan dengan

efisiensi. Artinya, walupun faktor produksi tanah, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja,

dan modal dirasa cukup, tapi apa tidak dikelola dengan baik, maka produksi yang

tinggi tidak akan tercapai. Manajemen diperlukan untuk mengefisienkan penggunaan

modal. Keberhasilan pengelolaan tergantung kepada kemampuan pengelola dalam

memahami prinsip teknis dan ekonomis.

Page 12: Ekonomi Pertanian

5. Hukum kenaikan hasil yang berkurang. Hukum kenaikan hasil yang berkurang

berlaku pada usaha intensifikasi dimana dikatakan bahwa semakin banyak

penambahan faktor produksi per unit, maka kenaikan hasil yang diinginkan akan

semakin berkurang.

F. Penataan Pertanaman

Berdasarkan cara orang mengatur pertanamannya ada dua kelompok Multiple

cropping, yaitu panataan berganda secara tunggal (monokultur) dan penataan berganda

secara ampuran (catch cropping).

1. Penataan berganda secara tunggal (monokultur)

Dilaksanakan di atas tanah tertentu dan dalam waktu tertentu (sepanjang umur

tanaman) hanya ditanami satu jenis tanaman. Ada beberapa penataan pertanaman secara

tunggal dalam variasi tanamannya yaitu bergiliran secara berurutan, bergiliran secara

urutan dan glebagan, dan bergiliran secara berjajar atau paralel (tidak menganut sistem

glebagan).

2. Penataan pertanaman berganda secara campuran (catch cropping)

Menanam beberapa jenis atau varietas secara bercampur dan bersama-sama di

atas suatu bidang tanah. Variasi pertanaman secara campuran itu antaa lain dengan cara

penanaman campuran secara acak-acakan, penataan pertanaman secara tumpang sari, dan

penataan pertanaman sela.

G. Pengairan dan Konservasi Tanah

1. Pengairan. Irigasi di bidang pertanian mempunyai tugas pokok sebagai berikut.

1) Pengembangan sumber air dari sumber ke daerah pertanian

2) Pengaliran dan penyaluran air dari sumber ke daerah pertanian

3) Pembagian dan penyaluran air pada areal tanah-tanah pertanian

4) Penyaluran kelebihan air irigasi secara teratur

Jumlah kebutuhan akan air untuk irigasi pada umumnya dipengaruhi faktor berikut.

1) Jenis dan sifat tanah

2) Macam dan jenis tanaman

3) Keadaan iklim

4) Faktor topografi

5) Luas komplek arel persawahan

Page 13: Ekonomi Pertanian

2. Drainase. Drainase adalah pembuangan kelebihan air dari permukaan atau dari dalam

pori-pori tanah. Keuntungan drainase secara umum meliputi :

1) membuat kondisi air tanah lebih cocok untuk pengolahan tanah yang baik

2) membuat aerasi baik, karena kelebihan air pada pori-pori tanah dibuang

3) kenaikan suhu tanah dan aktivitas bakteri-bakteri dalam komposisi tanah

4) menaikkan produktivitas tanah-tanah yang tergenag.

3. Konservasi. Konservasi tanah adalah semua usaha untuk mengembalikan,

mempertahankan dan menambah atau meningakatkan kesuburan tanah. Sehingga

diperlukan usaha pengawetan tanah. Dalam proses pengawetan tanah pertama-tama

digunakan cara vegetatif.

4. Air dan irigasi bagi tanaman. Air bagi tanaman berfungsi sebagai pembentuk tumbuh,

sebagai pelarut unsur hara, senyawa yang diperlukan dalam fotosintesis, dan penetral

suhu pada tubuh tanaman. Beberapa sifat air yang ideal untuk irigasi adalah sebagai

berikut.

1) Subur atau mengandung banyak macam unsur hara esensial dalam jumlah cukup

dan seimbang.

2) Tidak mengandung zat racun bagi tanaman.

3) Mempunyai derajat kemasaman yang baik.

4) tidak mengandung bahan padas.

Page 14: Ekonomi Pertanian

Bab 6

Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian

Kecenderungan meningkatnya perkembangan alat dan mesin pertanian (Alsintan)

di Indonesia sejalan dengan perubahan ekonomi dari pola agraris kearah non-agraris.

Penggunaannya diharapkan dapat mengisi kekosongan tenaga kerja yang terserap oleh

industri urban maupun usaha jasa lainnya. Moens dan Wanders (1981) memperhitungkun

bahwa produksi pertanian biji-bijian di Indonesia akan meningkat jika sumber daya

(dalam usahatani) ditingkatkan. Peningkatan sumber daya itu termasuk penambahan

penggunaan alat dan mesin pertanian. Di sisi lain, keharusan pengunaan alat dan mesin

pertanian tersebut juga berkaitan erat dengan era globalisasi, dimana migrasi tenaga kerja

dengan bebasnya mengalir ke sektor industri lain yang umumnya lebih kompetitif

daripada sektor pertanian. Oleh karena itu, antisipasi perlu dilakukan agar produktifitas di

sektor pertanian dapat ditingkatkan, diantaranya dengan pengembangan penggunaan alat

dan mesin pertanian dalam usaha tani tersebut.

A. Keragaan dan Kendala Pengembangan Alsintan

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam keragaan dan kendala

pengembangan alat dan mesin pertanian :

1. Aspek kebutuhan petani dalam usahatani

Pengembangan alat dan mesin pertanian yang dimaksud disini, dalam konteks

peningkatan efesiensi usahatani. Peranan alat dan mesin pertanian dalam peningkatan

efisiensi usahatani diwujudkan dengan kemampuannya, yaitu dalam hal 1).

Meningkatkan produktifitas 2). Mengurangi masukan untuk mendapatkan tingkat

hasil yang sama, dan 3). Meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil.

2. Aspek bengkel/industri alat dan mesin pertanian

Meningkatnya permintaan akan jenis-jenis alsintan seperti traktor tangan sederhana,

perontok, pemipil, perangkat irigasi, dan lain-lain tentunya akan mendorong industri

besar untuk memproduksi alat-alat tersebut secara lebih besar.

3. Aspek Wujud Alsintan

Suatu prototype standar yang dibuat oleh suatu perusahaan/industribelum tentu

berdaya guna dan berhasil guna bagi petani dan usaha tani di suatu daerah tertentu

Page 15: Ekonomi Pertanian

sehingga perlu beberapa modifikasi yang sesuai dengan agroekosistem setempat dan

lebih “familier” bagi petani

4. Aspek Pengawasan dan Pengendalian Mutu Standar

Hal ini telah digariskan dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1992, Pasal 43 ayat 1

yang berbunyi ”Jenis dan standar alat dan mesin budi daya tanaman, produksi, dan

peredarannya diawasi oleh pemerintah.

B. Kebijaksanaan Pengembangan Alsintan

Prastawa dkk (1991) menyatakan bahwa arah kebijaksanaan pengembangan alat

dan mesin pertanian (Alsintan) hendaknya mempertimbangkan

1. Jenis alat dan mesin yang akan dikembangkan

2. Partisipasi petani atau pemakai

3. Dukungan suku cadang

4. Standar dan mutu alat mesin.

C. Peluang Pengembangan Alsintan

Pengembangan alsintan hendaknya diarahkan agar alsintan yang dikembangkan

dapat mendukung upaya peningkatan efisiensi dan produkivitas, nilai tambah hasil

pertanian, serta pengendalian limbah dan pemanfaatannya.

1. Upaya peningkatan Efisiensi dan produktifitas

Orientasi pertanian subsistem ke komersial menuntut ditingkatkannya produktifitas

dan efiensi usahatani.

2. Upaya peningkatan nilai tambah hasil pertanian

Pemanfaatan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan hasilnya saat ini dan pada

masa yang akan dating akan lebih menonjol. Munculnya pasar modal menuntut

penyediaan produk yang bermutu dengan kemasan yang lebih baik.

3. Upaya pengendalian Limbah dan pemanfaatannya

Secara langsung, lingkungan yang lestari akan memelihara kelangsungan/kelestarian

usahatani di dalamnya.

D. Orientasi penelitian pengembangan Alsistan

1. Aspek kebutuhan nyata petani dan industry

Penelitian dan pengembangan alsintan sebaiknya ditekankan kepada aspek kebutuhan

nyata bagi petani dan yang tidak kalah pentingnya alsintan dapat menarik minat

Page 16: Ekonomi Pertanian

swasta/industry untuk memproduksinya. Alat-alat yang terlalu sederhana dan

berkapasitas kecil cenderung kurang menarik bagi para petani maupun swasta.

2. Aspek kemultigunaan Alsisntan

Ada kecenderungan bahwa rencana alsintan pada masa mendatang mengarah pada

hakikat multiguna, termasuk penyesuaian diri terhadap keadaan dan kondisi pertanian

dan usahatani setempat.

E. Taraf muatan teknologi

Orientasi pembangunan pertanian pada bidang agrobisnis dapat diartikan sebagai

orientasi efisiensi. Hal itu memerlukan masukan yang padat teknologi. Pengendalian

mutu produk memerlukan keterampilan dengan presisi dan akurasi yang tinggi. Oleh

karena itu, bila perlu sudah mulai dimanfaatkan teknis automatisasi, teknologi

elektronika, dan kemajuan teknologi. Informasi lainnya, peralatan pertanian yang

bertenaga mesin dapat lebih dikembangkan, terutama dalam rangka mencapai efisiensi

usaha yang makin tinggi sekaligus mengurangi kejerihan kerja para petani.

Page 17: Ekonomi Pertanian

Bab 7

Kegiatan Pasca Panen

A. Saat dan Cara panen

Periode pascapanen dimulai dari saat panen, yaitu pengambilan tanaman yang

dianggap sebagai produk sampai produk tersebut habis dikonsumsi atau dijual.

Pengelolaan factor-faktor yang mempengaruhi keadaan dan penjualan produk itu akan

menentukan kepuasaan yang dapat dicapai dari produk pertanian tersebut.

Saat panen yang tepat dapat mempengaruhi kualitas produk. Sekelompok tanaman

kualitas produknya cenderung lebih baik jika lebih awal misalnya sayur-sayuran dan

beberapa buah segar. Sedangkan pada kelompok lain justru sebaliknya, seperti tanaman

yang produknya berupa biji tua atau kering. Kelompok tanaman seperti tebu dan biet gula

yang ditanam untuk gula kristal, panen lebih awal atau lebih lambat daripada semsestinya

akan menurunkan hasil.

Produk pertanian yang cepat rusak atau merosot kualitasnya setelah dipanen, luas

panennya perlu disesuaikan dengan kuantitas yang dapat dijual, dikonsumsi atau diproses

lebih lanjut sehingga panennya dapat dilakukan secara bertahap. Akan tetapi, untuk

tanaman yang produknya tidak cepat rusak maka panennya dilakukan serentak pada saat

masa panen. Untuk tanaman yang panennya memerlukan saat yang tepat, sedangkan

kualitas produknya cepat merosot sesudah dipanen, misalnya tebu, maka, luas areal

tanam, waktu tanam, dan perbandingan luas jenis klon-klon yang ditanam sudah harus

direncanakan dengan baik dari awal untuk disesuaikan dengan kemampuan pengolahan

produknya setelah panen.

Pengangkutan produk pertanian tertentu dari lapangan ke tempat pembersihan

atau pengeringan perlu perhatian besar agar tidak atau tidak banyak kehilangan selama

perjalanan.

B. Pengolahan dan Penyimpanan

Produk pertanian yang cepat rusak setelah dipanen dan walaupun terlambat juga

merugikan, maka sesudah panen perlu segera dilanjutkan dengan pengolahan.

Pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara sederhana maupun cara yang

memerlukan pengetahuan tinggi, dapat dilakukan di pedesaan oleh petani dengan

Page 18: Ekonomi Pertanian

peralatan sederhana atau dilakukan di kota dengan peralatan moderen. Proses pengolahan

itu dapat dapat merupakan proses fisika seperti pengeringan, penggaraman, pengasapan,

tetapi dapat juga merupakan proses kimia.

Setelah mengalami pengolahan, produk olahan tersebut mempunyai nilai tambah

apabila dipasarkan. Akan tetapi, produk olahan tersebut tidak selalau langsung dipasarkan

apabila harga pasar dirasa masih belum cukup tinggi sehingga waktu penyimpanan perlu

diperpanjang. Produk olahan dari pabrik umumnya dapat disimpan jauh lebih lama tanpa

menurunkan kualitasnya. Produk olahan dari pabrik umumnya dapat disimpan jauh lebih

lama tanpa menurunkan kualitasnya. Produk olahan yang bukan dair pabrik lebih

memerlukan banyak perhatian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam

penyimpanannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyimpanan produk pertanian ynag sudah

mengalami pengolahan, apalagi yang hanya mengalami pembersihan dan pengeringan

ialah suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara ruang simpan, serta kebersihan dan

keamanan ruang simpan dalam hubungannya dengan kemungkinan terjadinya serangan

hama dan penyakit pascapanen.

Tujuan akhir dari usaha pertanian ialah memasarkan produknya dengan

mendapatkan laba atau pendapatan yang sebanyak-banyaknya setiap satuan luas lahan.

Seperti yang telah disebutkan bahwa usaha pertanian ada dua tahap yaitu, tahap

berproduksi atau tahap prapanen dan tahap pemasaran. Walaupun adakalanya didahului

dengan pengolahan dan penyimpanan atau tahap pascapanen. Untuk mencapai tujuan

akhir yang memuaskan diperlukan perhitungan terhadap segala tindakan yang akan

dilakukan pada periode prapanen maupun pascapanen.

Page 19: Ekonomi Pertanian

Bab 8

Kelembagaan Dalam Pertanian

A. Lembaga dan Peranannya

Setiap masyarakat hidup dalam bentuk dan diskusi oleh lembaga-lembaga

tertentu. Lembaga (institution) di sini adalah organisasi atau kaidah-kaidah baik, formal

maupun informal yang mengtur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu, baik

dalam kegiatan-kegiatan rutinsehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan

tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa ada yang bersifat asli berasal dari

adat kebiasaan yang turun menurun tetapi ada pula yang di ciptakan dari dalam maupun

luar masyarakat desa. Lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian misalnya

pemilikan tanah, jual-beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, korerasi,

arisan, dan lain-lain.

Lembaga-lembaga yang ada dalam sector pertanian dan pedesaan sudah

mengikuti berbagai perubahan zaman. Banyak lembaga yang sudah lenyap, tetapi juga

banyak yang bermuculan lembaga baru dengan iklim pembangunan pertanian dan

pedesaan.

B. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan ini dapat berupa kelembagaan pemerintah (formal) maupun

nonpemerintah (informal) tergantung kepada segi kepentingannya. Bukan hanya dilihat

dari aspek ekonomi pertanianya saja tetapi juga aspek ekonomi pedesaan nya. Mosher

(1974) mengidentifikasikan bahwa aspek kelembagaan merupakan syarat pokok yang di

perlukan agar struktur pembangunan pedesaan dapat dikatakan maju. Ada tiga diantara

lima syarat pokok yang harus dan dikategorikan sebagai aspek kelembagaan dalam

struktur pedesaan maju. Tiga syarat pokok tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pasar

Hal itu penting bagi petani untuk dapat membeli kebutuhan factor produksi seperti

bibit, pupuk obat-obatan, dan sebagainya.

2. Pelayanan Penyuluhan

Kelembagan tersebut penting bagi petani untuk menerapkan teknologi baru yang

ingin dicoba.

Page 20: Ekonomi Pertanian

3. Perkreditan

Lembaga tersebut harus dapat terjangkau oleh petani, bukan saja tersedia pada waktu

petani memerlikannya saja, tetapi juga murah

C. Penerangan dan Penyuluhan

Penerangan dan penyuluhan Pertanian merupakan sub-sistem Bimbingan masal

(Bimas) yang ditimbulkankembangkan dengan melaksanakan kampanye penyebar

luaskan informasi dan kegiatan belajar untuk meningkatkan motivasi dalam

mengoptimasikan pencapaian produksi melalui intensifikasi. Penyelenggaraan

penerangan Bimas dilaksanakan secara fungsional oleh Departement Penerangan dalam

koordinasi Badan Pengendali Bimas dengan mekanisme sebagai berikut.

1. Di tingkat pasar, kebijaksanaan penerangan dituangkan dalam Keputusan Mentri

Pertanian, pengendalian koordinasinya dilakukan oleh Sekretaris Badan Pengendalian

Bimas.

2. Di tingkat provinsi/kabupaten/kotamadya, pembina/pelaksanaan operasional

penerangan Bimas ditetapkan oleh gubernur KDH Tk 1/Bupati/walikotamadya KDH

II selaku Ketua satuan Pembina/pelaksana Bimas.

3. Di tingkat kecamatan/desa, penerangan Bimas dilaksanakan dengan menetapkan

fungsi pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas).

Tata kegiatan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan penyuluhan pertanian diselenggarakan dalan rangka pelaksanaan

program penyuluhan pertanian yang disusun dalam kelompok penyuluh pertanian

untuk memadukan aspirasi petani nelayan dan masyarakat pertanian dengan potensi

wilayah.

2. Kegiatan penyuluhan pertanian berpangkal pada program penyuluhan pertanian

dan rencana kerja penyuluhan pertanian yang di laksanakan dengan sistem kerja yang

sesuai dengan kondisi social ekonomi petani/ nelayan setempat.

3. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi, penyuluhan pertanian

dilaksanakan berdasarkan sepesifik kokalita dengan memerhatikan kondisi dan

perkembangan wilayah serta kebutuhan nyata para petani

Page 21: Ekonomi Pertanian

Peran dan fungsi penyuluh pertanian dalam gerakan intensifikasi menurut sistem

Bimas meliputi beberapa hal berikut.

1. Meningkatkan partisipasi petani dalam setiap tahapan kegiatan intensifikasi

(perencanaan, persiapan pelaksanaan, dan monitoring pemecahan masalah).

2. Menumbuhkan dinamika dan kepemimpinan anggota kelompok melalui kegiatan

musyawarah, diskusi, dan penyusunan RDK, dan RDKK.

3. Menyampaikan anjuran teknologi tepat guna kepada petani dan membina

penerapannya dalam rangka peningkatan mutu intensifikasi.

4. Membina dan mendorong berkembangnya organisasi dan kemampuan petani

dalam pengalaman lima jurus kemampuan kelompok tani.

5. Mendorong terwujudnya hubungan yang melembaga antara kelompok tani dangan

KUD serta hubungan kemitraan usaha antara kelompok tani, KUD, dan perusahaan

mitra.

6. Membina pelaksanaan perakitan/rancang bangun usaha tani sesuai dangan kondisi

setempat.

7. Menyiapkan bahan penyusunan program penyuluhan pertanian (provinsi,

kabupatem/kotamdya, dan BPP)dan menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian.

Upaya pembinaan kelompok tani diselaraskan dangan tingkat kemampuan

kelompok tani yang diukur dangan lima jurus kemampuan berikut.

1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha

tani (termasuk pasca panen dan analisis usaha tani) para anggota nya dengan

penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan SDM secara optimal.

2. Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain.

3. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani

dangan KUD.

4. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan dendapatan secara rasional.

5. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi, serta kerja sama

yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas usaha tani nelayan para anggota

kelompok.

D. Penyuluhan Pertanian Spesifik Lokalita

Page 22: Ekonomi Pertanian

Penyuluhan pertanian bertujuan untuk mengubah perilaku para petani menjadi

lebih professional dalam berusaha tani sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan keluarga dalam masyarakatnya. Sesuai dengan wilayah pembangunan

pertanian, penyelenggaraan penyuluhan pertanian dilaksanakan dalam tiga sistem sebagai

berikut.

a. Penyuluhan sistem I, yaitu penyuluhan pertanian bagi para petani pada wilayah

pengembangan I

b. Penyuluhan sistem II,yaitu penyuluhan pertanian bagi para petani pada wilayah

pengembangan II.

c. Penyuluhan sistem III, yaitu penyuluhan pertanian bagi para petani pada wilayah III

Page 23: Ekonomi Pertanian

Bab 9

Tata Niaga Pertanian

(Pemasaran Pertanian)

A. Arti dan Fungsi Tata Niaga Pertanian

Segala usaha yang menimbulkan perpindahan hak milik atas barang-barang serta

pemeliharaan penyebarannya disebut pemasaran. Untuk melancarkan arus barang dari

produsen ke konsumen di perlukan tindakan dan perlakuan terhadap barang yang dalam

proses pemasaran di sebut fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran dapat di kelompokkan

menjadi pertukaran, fisik, dan fasilitas.

1. Fungsi-fungsi pertukaran

Semua tindakan untuk memperlancar perpindahan hak milik atas barang dan jasa di

sebut fungsi pertukaran. Fungsi pertukaran terdiri atas (1) fungsi penjualan dan (2)

fumgsi pembelian

2. Fungsi-fungsi fisik

Semua tindakan atau perlakuan terhadap barang sehingga memperoleh kegunaan

tempat dan waktu disebut fungsi fisik. Fungsi fisik terdiri atas beberapa hal berikut.

1) Fungsi penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan barang selama

waktu tertentu, sejak barang dihasilkan sampai dijaul. Kadang-kadang perlu ada

pengolahan lebih lanjut terhadap barang tersebut.

2) Fungsi pengangkutan adalah perencanaan, seleksi, dan penyerahan semua

alat pengangkutan dalam proses pengangkutan selama pemasaran.

3. Fungsi-fungsi fasilitas

Semua tindakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi-fungsi pertukaran

dan fisik disebut fasilitas yang terdiri atas beberapa fungsi berikut

1) Fungsi standardisasi dan grading adalah suatu ukuran atau penentuan mutu

barang yang terdiri atas sejunlah perincian mengenai ukuran, warna, rupa, isi

kimia, kekuatan bentuk, berat, isi bahan, kandungan air, kematangan rasa, atau

kombinasi dari ukuran-ukuran tersebut.

2) Fungsi penanggungan risiko adalah segala akibat/risiko yang ditimbulkan

oleh adanya perubahan harga barang, kehilangan, kebakaran, dan lain-lain.

Page 24: Ekonomi Pertanian

3) Fungsi pembiayaan adalah penggunaan modal selama barang dalam proses

pemasaran untuk membantu pelaksanaan fungsi pertukaran dan fungsi fisik.

4) Fungsi tersebut meliputi pengumpulan dan penilaian fakta dan gejala

sekitar lalulintas barang dalam masyarakat mengenai harga, jumlah, kualitas

supply stok, dan permintaan konsumen yang berasal dari tiap tingkat pasar pada

waktu dan tempat tertentu.

B Saluran dan Lembaga Tata Niaga

Saluran pemasaran dapat berbentuk sederhana dan dapat pula rumit sekali. Hal

demikian tergantung kepada mecam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar yang

monopoli mempunyai saluran yang relative sederhana jika disbanding sistem pasaryang

lain. Berbagai badan atau lembaga yang menyelenggarakan penyaluran barang dari

produsen ke konsumen merupakan saluran pemasaran. Setiap hasil pertanian mempunyai

saluran pemasaran yang berlainan antara satu dengan yang lainnya. Saluran pemasaran

suatu barang dapat berubah dan berbeda, tergantung kepada keadaan daerah, waktu, dan

kemajuan teknologi.

C. Biaya, Keuntungan, Efisiensi, danPeranan Tata Niaga (Pemasaran)

1. Biaya Tata Niaga (Pemasaran)

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya

pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan, pungutan retrubusi, dan lain-

lain. Basarnya biaya pemasaran berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan

itu disebabkan oleh hal-hal berikut.

1) Macam komoditi

2) Lokasi pemasaran

3) Macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan.

Komodoti yang nilainya tinggi sering kali diikuti dengan biaya pemasaran yang tinggi

pula.

2. Keuntungan Tata Niaga (Pemasaran)

Selisih harga yang dibayarkan ke produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen

disebut keuntungan konsumen atau marketing margin. Jarak yang mengantarkan

Page 25: Ekonomi Pertanian

produksi pertanian dari produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan

besarnya keuntungan pemasaran.

3. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai produk yang

dipasarkan. Hal tersebut berarti setiap ada penambahan biaya pemasaran member arti

bahwa keadaan tersebut menyebabkan adanya pemasaran yang tidak efisien.beberapa

factor yang dapat dipakai sebagai ukuran efisiensi pemasaran.

1) Keuntungan pemasaran

2) Harga yang diterima konsumen

3) Tersedianya fasilitas fisik pemasaran

4) Kompetisi pasar

5) Peranan lembaga pemasaran

Peranan lembaga pemasaran harus diarahkan kepada kelancaran proses mengalirnya

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam waktu, tempat, jumlah,

mutu, dan harga tertentu.

D. Prospek Pasar

prospek pasar dpat dideteksidengan mengetahui keadaan pasar. pasar dibagi

menjadi lima macam berdasarkan knsumennya yaitu pasar konsumen (dari petani ke ibu

rumah tangga), pasar industri, pasar penjualan kembali (misalnya pasar swalayan dan

pasar induk), pasar pemerintah (yang dikendalikan pemerintah), dan pasar internasional

(ekspor).

Setelah jenis-jenis pasar diketahui, selanjutnya dapat dilakukan analisisnya.

Analisis itu meliputi analisis konsumen, analisis pesaing, strategi pemasaran, dan

peramalan permintaan.

Page 26: Ekonomi Pertanian

Bab 10

Strategi Dan Kebijakan Pembangunan Agrobisnis

A. Tantangan, Peluang, dan Prospek Pembangunan Agrobisnis

Berbagai permasalahan yang masih ada di sektor pertanian masih belum dapat

diatasi antara lain: sosok usaha tani yang lemah, prasarana fisik dan non fisik yang masih

belum memadai, serta terbatasnya jangkauan pasar, pendanaan dari perbankan yang

masih kurang.

Namun ada beberapa hal yang memberikan andil dalam memberikan kesenjangan

antar wilayah maupun di antara masyarakat pedesaan adalah kegagalan pasar dan

kebijaksanaan yang bersifat cenderung uniform.

Strategi pembangunan yang berwawasan agrobisnis merupakan upaya sistemis

yang ampuh dalam mencapai beberapa tujuan ganda sebagai berikut:

1. Menarik dan mendorong sektor pertanian

2. Menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien, dan fleksibel.

3. Menciptakan nilai tambah

4. Meningkatkan penerimaan devisa

5. Menciptakan lapangan kerja

6. Memperbaiki pembagian pendapatan

Beberapa faktor strategis yang terkait dengan keandalan agrobisnis/agroindustri

yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan Strategis

2. Permintaan

3. Sumber daya

4. Ilmu dan Teknologi

B. Wawasan dan Sistem Agrobisnis

Agrobisnis adalah pertanian yang organisasi dan manajemennya secara rasional

dirancang untuk mendapatkan nilai tambah komersial yang maksimal dengan

menghasilkan barang dan/atau jasa yang diminta pasar

sistem agrobisnis adalah perangkat masyarakat yang mewadahi proses

transformasi pembentukan nilai tambah dari rangkaian kegiatanyang terkait di hulu dan

Page 27: Ekonomi Pertanian

hilir dari usaha tani. Sistem agrobisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari

subsistem berikut.

1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan

pengembangan sumber daya pertanian.

2. Subsistem budi daya atau usaha tani.

3. Subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri.

4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

5. Subsistem prasarana.

6. Subsistempembinaan.

C. Agroindustri Sebagai Suatu Sektor Terdepan

Agroindustri diartikan sebagai semua kegiatan industri yang terkait erat dengan keggiatan

pertanian yang mencakup:

1. Industri pengolahan hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produk akhir

2. Industri penangan hasil pertanian segara

3. Industri pengadaan sarana produksi pertanian

4. Industri pengadaan alat-alat pertanian dan agroindustri lainnya.

Agroindustri dapat dikatakan sektor yang terdepan karena:

1. Agroindustri memiliki keterkaitan yang besar, baik ke hulu maupun hilir.

Keterkaitaan itu aakan memberikan konsekuensi yang menciptakan pengaruh

multiplier yang besar terhadap keggiatan tersebut.

2. Produk-produk agroindustri umumnya memiliki elastisitas permintaan akan

pendapatan yang relatif tinggi yang akan memberikan prospek baik bagi produk

tersebut.

3. Kegiatan aggroindustri umumnya bersifat resource base sehingga dengan

kekayaan alam Indonesia, akan semakin besar keunggulan komperatif dan

kompetitifnya.

4. Kegiatan agroindustri umumnya meggunakan input yang renewable sehingga

keberlangsungan kegiatan ini lebih terjamin.

5. Agroindustri merupakan sektor yang akan memberikan sumbangan besar bagi

ekspor nonmigas.

Page 28: Ekonomi Pertanian

6. Agroindustri memiliki basis di pedesaan yang memiliki kecenderungan

perpindahan tenaga kerja yang berlebihan dari desa ke kota.

1. Beberpa Agroindustri yang Potensial di Pedesaan

Agroindustri sebagai faktor penarik pembangunan sekktor ppertanian berperan dalam

menciptakan pasar bbagi hasil-hasil pertanian lewat berbagai produk olahannya

Apabila agroindusitri di pedesaan telah diidentifikasi maka ada du hal yang harus

diperhatikan yaitu bagaimana mendorong tingkat harga produk olahannnya dan

bagaiman merangsang terciptanya sejumlah produk olahan baru.

Maka bidang usaha agroindustri yang masih perlu dikembangkan maupun didorong

pertumbuhannya terutama industri pengolahan hasil pertanian yang potensial di

pedesaan antara lain:

Pertanian pangan dan holtikultura: padi, ubi kayu, kedelai, jagung

Perkebunan: kelapa, cengkeh, kapuk

Peternakan: daging, susu, kulit hewan, tulang

Perikanan: ikann, udang, kepiting, bekicot, rumput laut

Kehutanan: rotan

2. Industrialisasi Desa

Jenis industri yang dapat dikembangkan di pedesaan harus berkemampuan tinggi

untuk mendorong perekembangan industri-industri lain, baik secara vertikal maupun

horizontal. Suatu industri dapat mendorong perkembangan industri lainnya melalui

dua kaitan yaitu kaitan input-ouput dan kaitan kkonsumsi pendapatan rumah tangga.

Agroindustri yang berkesinambungan untuk mendorong industrialisasi di pedesaan

tidak sekedar industri yang berlokasi di pedesaan. Beberapa syarat yang harus

dimiliki agar agroindustri bertindak sebagai penggerak industrialisasi pedesaan:

1. Mempunyai kaitan input ouput yang tinngi dengan industri-industri lainnya.

2. Nilai tambah yang dihasilkan diterima oleh penduduk desa.

3. Padat tenaga kerja

4. Produk industri yang dikembangkan tersebut dikonsumsi oleh pendududk desa

dengan elastisitas permintaan yang tinggi.

D. Kendala-Kendala Agroindustri

Page 29: Ekonomi Pertanian

1. Kemungkinan terjadinya masalah surplus produksi di masa akan datang sehingga

diperlukan pengolahan sisi penawaran

2. Peningkatan penduduk di pedesaan telah mendorong terjadinya fragmentasi yang

serius dalam kegitan usaha pertanian antara lain dengan semakin kecilnya rata-rata

pemilikan luas lahan pertanian.

3. Perkembangan globalisasi perekonomian yang terus bergulir

4. Adanya keterbatasan dan ketersediaan sumber manusia

5. Keterbatasan teknologi yang secara khusus dikembangkan bagi kegiatan

agroindustri

6. Infrastruktur dan kelembagaan yang sekarang dikembangkan belum memberi

tunjangan yang optimal

7. Kendala bersifat sosial budaya bahkan politik yang diperoleh dari pengembangan

agroindustri trsebut

E. Kebijaksanaan Strategi Pengembangan Agroindustri

Kebijaksanaan pemerintah yang perlu diambil untuk pengembangan seluruh sistem

agrobisnis pada umumnya dan agroindustri pada khususnya adalah sebagai berikut.

1. Farming Reorganization

Kebijaksanaan ini bertujuan untuk mengembangkan subsistem budi daya pada usaha

tani kecil terutama dalam hal reorganisasi jenis kegiatan usaha serta reorganisasi

menajemen.

2. Small-Scale Industrial Modernization

Modernisasi perlu dilakukan menyangkuut teknologi, sistem organisasi, dan

manajemen serta pola hubungan daan orientasi pesar.

3. Service Rasionalizattion

Rasionalisasi lembaga-lembaga penunjang kegiatan agrobisnis harus dilakukan

sehubungan dengan peningkatan daya saing. Secar khusus, lembaga penunujang yang

perlu mendapat perhatian adalah lembaga keuangan..

4. Policcy Integration

Bentuk kebijaksanaan terpadu yang harus dilakukan antara lain: kebijaksanaan

pengembangan produktivitas dan produksi di tingkat perusahaan, kebijaksanaan

tingkat sektoral untuk mengembangkan kegiatan usaha sejenis, kebijaksanaan di

Page 30: Ekonomi Pertanian

tingkat sistem agroindustri yang mengatur keterkaitan antar beberapa sektor, dan

kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang

berpengaruh

F. Kelembagaan Agrobisnis Pedesaan

Jaringan kelembagaan agrobisnis yang dibutuhkaan adalah jaringan kelembagaan yang

lebih menitikberatkan pada pemberdayaan petani sekaligus yang dapat mengarahkan para

pelaku bisnis dalam menghadaapi era globalisasi yang sebaiknya memiliki tiga visi:

pertama, memberikan dorongan kepada pengusaha untuk melakukan pembenahan di

sektor produksi, kedua, sebagai pusat agrobisnis termasuk pusat agroindustri, ketiga,

memberikan bbimbingan kepada pelaku agrobisnis agar mampu memperkuat posisi

tawar.

Page 31: Ekonomi Pertanian

Bab 11

Dasar Klinik Agrobisnis

A. Klinik Agrobisnis Sebagai Masukan Intelektual Dalam

Pengembangan SDM Pertanian

Factor kunci dari karsa perubahan orientasi adalah perlunya orientasi antara pola

pembinaan dengan penataan satuan system agrobisnis yang dikembangkan melalui

rancang bangun dan rekayasa arsitektur agrobisnis berdasarkan spesifikasi local. Hal ini

berarti diperlukan model pengambilan keputusan yang bersifat “bottom up”. Dalam hal

ini perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian mempunyai akses serta peran

sentral dalam menciptakan rakitan rancang bangun yang kompatibel, yang diharapkan

dapat menghasilkan suatu pola pengembangan adrobisnis yang dilandaskan pada

keunggulan kompetitif wilayah sebagai tujuan utama bagi pengembangan agrobisnis di

Indonesia. Dalam hal ini Model Klinik Agrobisnis dapat mengakomodasi idealisme

seperti itu.

Klinik agrobisnis biasanya merupakan suatu lembaga yang bersifat non profit dan

disponsori oleh pemerintah dan swasta, berfungsi melakukan bimbingan dan pengawasan

fasilitas, bantuan teknik dan manajemen, penggunaan jasa bersama dengan biaya murah,

dan kesempatan belajar dari wiraswasta-wiraswasta lain.

B. Pengertian/Prinsip Klinik Agrobisnis

Klinik Agrobisnis adalah lembaga yang berfungsi membantu, menganalisis, dan

mengkaji problema atau masalah-masalah yang berkaitan dengan segala aspek

pengembanngan agrobisnis sekaligus berupaya mencari solusinya. Kegiatanya adalah:

Mempunyai suatu unit bantuan yang nantinya dapat disewa dan ditempati oleh

pengusaha kecil/petani dengan pembayaran sewa yang rendah

Dipimpin oleh seorang ketua yang menyediakan pelayanan, pembinaan, dan

pelatihan tentang berbagai aspek yang terkait dengan bisnis

Membantu agar pengusaha dapat lebih mudah mendapatkan fasilitas financial

Page 32: Ekonomi Pertanian

Tujuan klinik adalah menjebatani antara petani dengan pasar, lembaga keuangan,

lembaga penelitian, dan konsumen.

C. Beberapa bentuk/model Klinik Agrobisnis

Model/bentuk Klinik dibedakan menjadi dua:

1. Klinik tertutup dalam satu unit bangunan

Bentuk klasik di mana di dalam suatu unit bangunan pengusaha keci/ petani/

produsen melakukan kegiatanyya di dalam ruang masing-masing yang telah

disediakan.

2. Klinik terbuka

Pola klinik dimana kegiatan dilaksanakan di luar pusat manajemen.

D. Kriteria membangun Klinik Agrobisnis

1. Kepala Klinik

Idealnya, Kepala klinik adalah seseorang yang benar-benar pernah terjun dan

mempunyai pengalaman serta memiliki kepekaan yang kuat untuk turut membangun

sector perekonomian di lapisan bawah.

2. Lembaga Klinik agrobisnis

Pengelola Klinik adalah BUMD, pemerintah, swasta. Studi banding menyatakan

bahwa Klinik yang berhasil dikelola oleh swasta nirlaba yang bekerjasama dengan

universitas dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat maupun pusat

3. Pendanaan Klinik

Pendanaan untuk pembangunan fisik dan fasilitas diperoleh dari berbagai sumber,

misalnya dana pemerintah setempat baik dalam bentuk hibah maupun pinjaman lunak

atau dengan menggunakan dana bank dengan bunga yang sangat bervariasi

4. Dukungan dari pemerintah dan Lembaga Terkait Setempat

Dukungan seperti lembaga financial sebagai sumber permodalan, perguruan

tinggi dalam hal penerapan inovasi dan lembaga-lembaga fungsional lainnya seperti

BPTP, dan swasta sangat dibutuhkan bagi keberhasilan klinik agrobisnis.

E. Organisasi dan Manajemen Klinik Agrobisnis

Page 33: Ekonomi Pertanian

Organisasi klinik agrobisnis yang ideal harus menganu prinsip efisiensi dan

efektivitas yang maksimal, contohnya sebagai berikut.

Struktur Organisasi Klinik Agrobisnis

F. Organisasi dan Manajemen Jaringan Kerja Klinik Agrogisnis

Agar klinik agrobisnis dapat menjalankan misinya secara optimal, maka jaringan

kerja (net working) opperasional antarmereka perlu dibangun dan dikoordinasikan secara

mantap.

Asisten kepala bidang

ketatausahaan, promosi, dan

jaringan usaha

Asisten Kepala Bidang advice/

pembinaan pengembangan manajemen dan

permodalan

Asisten kepala bidang

pembinaan pengembangan

usaha dan pemasaran

KEPALA

Page 34: Ekonomi Pertanian

TUGAS AGRIBISNIS

RESUME BUKU

“PENGANTAR ILMU PERTANIAN”

Dosen Pengampu : Drs. H. Basuki Suwardo, MS.

Disusun Oleh :

Ridwan Kurniawan K. C2B006062

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

Page 35: Ekonomi Pertanian

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2009