TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

38
Persentation By : TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI PERTANIAN Nama : CHAIDIR NIM : 12.03.1.0324 Prodi : Agroteknologi

description

 

Transcript of TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Page 1: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Persentation By :

TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI PERTANIAN

Nama : CHAIDIRNIM : 12.03.1.0324Prodi : Agroteknologi

Page 2: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

3

1

2

Sedangkan kerja artinya kegiatan melakukan sesuatu.Sumber daya Manusia (human resource) adalah tenaga kerja yang mampu bekerja melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai nilai ekonomis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.Tenaga kerja (man power) adalah semua penduduk dalam usia kerja (working age population).

- Orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu

- Kegiatan bekerja, berusaha dsb

“Tenaga Kerja menurut KBBI”

- Daya yang dapat menggerakkan sesuatu

Pengertian Tenaga Kerja

Page 3: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja

Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik adalah The Labor Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk Kelompok Umur kerja dan penduduk bukan Kelompok Umur kerja. Selanjutnya, penduduk Kelompok Umur kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalahAngkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Definisi yang berkaitan dengan penerapan konsep tersebut di Indonesia dijelaskan dalam uraian berikut :1. Penduduk Kelompok Umur kerja adalah penduduk berumur 15tahun dan lebih.2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk Kelompok Umur kerja (15

tahun dan lebih) yang bekerja atau puny pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk Kelompok Umur kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Page 4: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja….

4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapata atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

5. Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan dari seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok kerja dan sebagainya.

Contoh:a. Pekerja tetap, pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti,

sakit, mogok kerja, mangkir, mesin/peralatan perusahaan mengalami kerusakan dan sebagainya.

b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah).

c. Pekerja profesional (mempunyai keahlian tertentu/khusus) yang sedang tidak bekerja karena sakit, menunggu pekerjaan berikutnya/pesanan dan sebagainya. Seperti dalang, tukang cukur, tukang pijat, dukun, penyanyi komersial dan sebagainya.

Page 5: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

5. Penganggur terbuka, terdiri dari :a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak

mungkin mendapatkan pekerjaan.d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. (lihat pada “ An ILO

Manual on Concepts and Methods”) Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang tersebut

sedang mencari pekerjaan, seperti mereka :a) Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaanb) Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang

berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.c) Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih berusaha

untuk mendapatkan pekerjaan lain.Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan,

jadi mereka yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan dan yang permohonannya telah dikirim lebih dari satu minggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari pekerjaan asalkan seminggu yang lalu masih mengharapkan pekerjaan yang dicari. Mereka yang sedang bekerja dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lain tidak dapat disebutsebagai penganggur terbuka.

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja….

Page 6: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang “baru”, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa memperkerjakan buruh/pekerja dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan yang dimaksud adalah apabila “tindakannya nyata” seperti : mengumpulkan modal atau perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan sebagainya, telah/sedang dilakukan.

a) Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat dan baru mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha.

b) Mempersiapkan suatu usaha yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha sendiri (own account worker) atau sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar atau sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar.

Penjelasan: Kegiatan mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu yang lalu asalkan seminggu yang lalu masih berusaha untuk mempersiapkan suatu kegiatan usaha.

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja….

Page 7: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

6. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja

7. Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Pekerja tidak penuh terdiri dari :

a. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah pengangguran terpaksa).

b. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela)

8. Mengurus Rumah Tangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah, misalnya : ibu-ibu rumah tangga dan anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga dianggap bekerja

9. Kegiatan Lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni mereka yang sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) yang tidak melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang lalu.

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…

Page 8: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

10. Jumlah Jam Kerja Seluruh Pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya.

11. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari kegiatan/usaha/ perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.

12. Jenis Pekerjaan/Jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. Jenis pekerjaan pada publikasi ini didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada ISCO 88.

13. Upah/Gaji Bersih adalah imbalan yang diterima selama sebulan oleh buruh/karyawan baik berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah/gaji bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan sebagainya.

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…

Page 9: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…

14. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Mulai tahun 2001 status pekerjaa dibedakan menjadi 7 (tujuh) kategori yaitu :

a. Berusaha Sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.

b. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tak Dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak tetap.

c. Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan memperkerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.

d. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongka sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir. Khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.

Page 10: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…

e. Pekerja Bebas di Pertanian, apabila seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. Majikan, adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati.

f. Pekerja Bebas di Non Pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun dengan borongan.

Usaha non pertanian meliputi : usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi/bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.Huruf (e) dan (f) yang dikembangkan mulai publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya dikategorikan pada huruf (d) dan (a) (huruf e termasuk dalam d dan huruf f termasuk dalam a).

Page 11: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…

g. Pekerja Keluarga/Tak Dibayar, adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Pekerja tak dibayar tersebut terdiri dari :

1) Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang membantu suami/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar.

2) Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar.

3) Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya dan tidak dibayar.

15. Bekerja di Subsektor Tanaman Pangan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi subsektor tanaman pangan.

16. Bekerja di Subsektor Hortikultura adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi subsektor hortikultura.

Page 12: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…

17. Bekerja di Subsektor Perkebunan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi subsektor perkebunan.

18. Bekerja di Subsektor Peternakan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi subsektor peternakan.

19. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah satu indikator penting yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tatrun. PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Page 13: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Diagram Struktur Penduduk

Penduduk Umur 15+ Tahun

Bukan Angkatan Kerja (Non Labor Force)

Angkatan Kerja (Labor Force)

Sekolah Ibu Rumah Tangga Pensiun Lain-lain

Setengah Menganggur (Under Employed)

Mencari Pekerjaan/ Menganggur (Unemployed)Bekerja (Employed)

Bekerja Penuh (Fully Employed)

Setengah MenganggurTidak Kentara

Setengah MenganggurKentara

Page 14: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

PERKEMBANGAN TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN

Secara umum perkembangan tenaga kerja sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar dapat diartikan telah terjadi penambahan jumlah tenaga produktif dan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti makin besar ukuran pasar tenaga kerjanya. Namun demikian, pertumbuhan penduduk berdampak positif maupun negatif bagi pembangunan ekonomi tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secaraproduktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut.Tenaga kerja sektor pertanian tahun 2007 mencapai 38,13 juta orang, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 38,36 juta (0,23%). Tahun 2009 naik lagi menjadi 38,61 juta orang. Tahun 2010 kembali naik lagi menjadi 38,70 juta orang atau naik sebesar 0,09%, kemudian pada tahun 2011 menurun menjadi 36,54 juta atau menurun sebesar 5,57%.Rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap angkatan kerja Nasional pada kurun waktu 2007-2011 sebesar 33,84% dari keseluruhan tenaga kerja nasional yang bekerja. Selama lima tahun terakhir terjadi kecenderungan penurunan kontribusi tenaga kerja sektor pertanian terhadap tenaga kerja Nasional Penurunan kontribusi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian terhadap keseluruhan angkatan kerja nasional tidak sejalan dengan meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional. Berkenaan dengan hal tersebut, maka sektor pertanian perlu melakukan perbaikan, mengingat sektor pertanianmerupakan sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.

Page 15: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karekteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja di bidag usaha lain yng selain pertanian. Karakterisik menurut Tohir (1983) adalah sebagai berikut:• Keperluan akan tenaga kerja dalam ushatani tidak kontinyu dan tidak merata.• Penyerapan tenaga kerja dalam usaha tani sangat terbatas.• Tidak mudah distandarkan, dirasioalkan, dan dispesialisasikan.• Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Karakteristik diatas akan memerlukan sistem-sistem menejerial tertentu yang harus dipahami sebagai usaha peningkatan usahatani itu sendiri. Selama ini khususnya di Indoesia sistem menejerial bisanya masih sangat sederhana

Karakteristik Tenaga Kerja Dalam Usahatani

Page 16: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga kerja usahatani keluarga bisanya terdiri atas petani beserta keluarga dan tenaga kerja dari luar yang semuanya berperan dalam usaha tani. Menurut Mosher (1968) petani berperan sebagai manajer, juru tani, dan manusia biasa yang hidup di dalam masyarakat. Petani sebagai manajer akan berhadapan dengan berbagai alternatif yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan. Petani harus menentukan jenis tanaman atau ternak yang akan diusahakan, menetukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang biaya, mengusahakan permodalan. Untuk itu, diperlukan ketrampilan, pendidikan, dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.Dalam keyataannya untuk memilih usaha apa yang akan dilakukan, terdapat kompromi antara bapak dan ibu tani. Hal tersebut penting dalam penyuluhan. Jika ingin yang disuluhkan dapat mengena maka pendekatanya adalah kepada keduanya, yaitu bapak dan ibu tani. Petani sebagai anggota masyarakat yang hidup dalam suatu ikatan keluarga akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Disamping itu, petani juga harus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat atas diri dan keluarganya. Sebaliknya, petani juga membutuhkan bantuan masyarakat disekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan bantuan terhadap masyarakat disekelilingnya tergantug pada teknologi yang digunakan dan sifat masyarakat setempat. Dalam praktiknya, peranan-peranan tersebut saling tekait, tetapi pasti ada salah satu yang menonjol. Sebagai contoh, pada suatu daerah tidak terdapat jenis komoditas a, b, dan c padahal sebetulnya sangat cocok dengan iklim dan jenis tanah setempat dan harganya pun tinggi. Setelah diteliti ternyata komoditas a, b, dan c tersebut tidak umum diusahakan, bahkan tabu bagi daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peranan petani sebagi manajer sangat lemah, tetapi peranan petani sebagi anggota masyarakat sangatlah menonjol.

Peranan Petani

Page 17: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Jenis tenaga kerja

Tenaga Kerja Manusia Tenaga Kerja Ternak Tenaga Kerja Mekanik

Page 18: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya.

Tenaga kerja manusia dipengaruhi :- Umur - Tingkat kecukupan- Pendidikan - Tingkat kesehatan - Keterampilan - Faktor alam (iklim dan kondisi lahan)- Pengalaman

Tenaga Kerja Manusia

Page 19: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga Kerja ternak digunakan untuk pengolahan tanah dan untuk angkutan. Tenaga Kerja Mekanik untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan,

penanaman serta panen. Tenaga mekanik bersifat substitusi, pengganti tenaga ternak atau manusia.

Jenis tenaga kerja…

Page 20: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga kerja dalam keluarga (anak, saudara lainnya yang berkaitan dengan keluarga).

Tenaga kerja luar keluarga :a) Tenaga Kerja upahanb) Tenaga Kerja Gotong royongc) Arisan Tenaga Kerja.

SUMBER TENAGA KERJA

Page 21: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga Kerja Keluarga dan luar Keluarga

Tenaga kerja usahatani keluarga biasanya terdiri atas petani beserta anggota keluarga.

Peran anggota keluarga yang lain adalah sebagai tenaga kerja di samping juga tenaga luar yang diupah.

Banyaknya sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani berbeda-beda, tergantung jenis tanaman yang diusahakan. Banyak sedikitnya tenaga luar tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga luar tersebut.

Page 22: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

1. Sistem upahsistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu upah borong, upah waktu dan upah premi. Masing-masing sistem tersebut akan mempengaruhi prestasi seseorang tenaga kerja

a. Upah borongan adalah upah yg diberikan sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja dengan pekerja tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja

b. Upah waktu adalah upah yg diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja. Ukuranya HOK

c. Upah premi adalah upah yg diberikan dengan memperhatikan produktivitas dan prestasi pekerja.

Faktor yang mempengaruhi kegiatan kerja tenaga luar

Page 23: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Lanjutan…….. Faktro-faktor tenaga kerja luar….

2. Lamanya waktu kerjaLamanya waktu kerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut, selain itu juga dipengaruhi keadaan iklim suatu tempat tertentu.

3. Kehidupan sehari-hariKehidupan sehari-hari seorang Tenaga Kerja dapat dilihat pada keadaan makanan / menu gizi, perumahan, kesehatan, serta keadaan lingkungannya. Jika keadaannya jelek dan tidak memenuhi syarat makan akan berpengaruh negatif terhadap kinerjanya

4. KecakapanKecakapan seseorang menentukan kinerja seseorang. Prestasi orang yang lebih capat lebih tinggi dibandingkan orang tidak cakap.Kecakapan ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan dan pengalaman.

5. Umur tenaga kerjaUmur sesorang menentukan prestasi kerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun dalam hal tanggungjawab semakin tua umur tenaga kerja semakin berpengalaman.

Page 24: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Ukuran tenaga kerja diperlukan untuk menyusun perencanaan, menyusun anggaran, menganalisis produktivitas atau efesiensi tenaga kerja.

Ukuran tenaga kerja biasanya dinyatakan dalam satuan waktu menurut jenis tenaga kerja yang diukur. Mis HKP, HKW.

Jika tidak membedakan tenaga kerja pria atau wanita dinyatakan dengan orang yaitu (HKO) dalam bentuk kecil misalnya jam JKP, JKW.

Satuan kerja dalam bentuk jam dapat di konversi ke hari kerja selama ada patokan jam kerja per hari.

Misalnya satu hari kerja setara 7 jam kerja. Maka jika ada usahatani yang memperkerjakan pria sebanyak 140 JKP setara dengan 20 HKP.

Jika satu bulan kerja setara dengan 25 hari kerja, maka jika ada usahatani yang menggunakan tenaga wanita sebanyak 100HKW, berarti setara dengan 4 BKW(bulan kerja wanita)

Satuan kerja lain yang mengacu kepada hitungan tahun. Dikenal ada satuan setara kerja orang satu tahun (person Year Equivalen- PYE). Misalkan ada usahatani memperkerjakan tenaga kerja 372 HKP dan satu bulan setara 25 HKP maka 372 HKP setara sengan (372/25)/12 = 1.24 PYE

Besaran tersebut menyatakan bahwa usahtani tersebut telah menggunakan tenaga kerja setara dengan 124 orang yang bekerja secara penuh sepanjang tahun.

Rumus PYE = Jumlah bulan kerja12 bulan

Ukuran Tenaga Kerja

Page 25: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Potensi tenaga kerja petani adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia pada satu keluarga petani.

Menurut Rukasah (1974), untuk mengetahui potensi Tenaga Kerja keluarga harus dilipatkan atau dikalikan pencurahannya dalam satu tahun. Seorang pria akan bekerja 300 hari kerja dalam setahun. Wanita 226 hari kerja dan anak 140 Hk. FAO menggunakan 250 hari kerja pertahun. YANG 1955 membuat konversi tenaga kerja yaitu membandingkan tenaga kerja pria sebagai

ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain di konversikan atau disetarakan dengan pria :1 pria = 1 hari kerja pria1 Wanita = 0,7 hari kerja pria1 ternak = 2 hari kerja pria1 anak = 0,5 hari kerja pria

Potensi & Pencurahan Tenaga Kerja

Page 26: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Kebutuhan TK dapat diketahui dengan menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlahkan untuk seluruh usahatani.

Proses produksi pada usahatani sebagian besar merupakan proses biologis, konsekuensi dari proses ini adalah bahwa kebutuhan kerja pada usahatani juga mengikuti ritme proses biologis tersebut.

Kebutuhan & Distribusi Tenaga Kerja

Jenis Pekerjaan Dalam Keluarga Tenaga Kerja luar keluarga

Pria (HKP) Wanita (HKW Pria (HKP) Upah (Rp/hari) Wanita (HKW)

Upah (Rp/hari)

Persemaian

Pengolahan Tanah

Penanaman

Penyulaman

Pemupukan

Pengendalian HPT

Penyiangan II

Pengaturan Air

Panen

Pengangkutan

Contoh tabel pencatatan tabel kebutuhan kerja tanaman padi

Page 27: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Adalah Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis komoditas persatuan luas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Intensitas Tenaga Kerja 1. Tingkat tekhnologi yang digunakan

Penerapan teknologi biologis dan kimia, umumnya lebih banyak dibutuhkan Tenaga Kerja untuk pemakaian bibit unggul disertai dengan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit. Penerapan tekhnologi mekanis , umunya dapat menghemat Tenaga Kerja.

2. Tujuan dan Sifat usahataniUntuk usahatani komersil yg sudah memperhatikan kualitas dan kuantitas dari segi ekonomis akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak dari pada usahatani (subsistence)

3. Topografi dan TanahPengolahan tanah pada daerah datar dengan jenis tanah yg ringan akan memerlukan tenaga yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pengolahan tanah di daerah miring dengan jenis tanah berat

4. Jenis Komoditas yang diusahakanJenis komoditas menentukan jumlah tenaga kerja. Pada umumnya tanaman semusim lebih banyak membutuhkan tenaga kerja daripada tanaman tahunan. Distribusi tenaga kerja pertahun dalam usahatani tidak merata karena tergantung pada musim.Pada waktu tertentu jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia tidak dapt menyelesaikan pekerjaan. Dilain waktu justru terjadi pengangguran

Intensitas Tenaga Kerja

Page 28: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Satuan kerja diperlukan untuk mengukur efisiensi yaitu jumlah pekerjaan produktif yang berhasil diselesaikan oleh seorang pekerja.

Efesiensi suatu upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumber-sumber seminimal mungkin.

Efesiensi dapat itu dapat berarti ekonomis dan tekhnis. Salah satu cara untuk mengukur efesiensi adalah produktivitas tenaga kerja.

Efisiensi Tenaga Kerja

Page 29: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Adalah kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu output atau hasil kerja persatuan kerja tertentu.

ILO produktivitas adalah perbandingan antara apa yang dihasilkan atau output dengan apa yang dimasukan atau input.

Misalnya dinyatakan dalam Kg gabah kering panen per HKP Produktivitas kerja persatuan kerja sering disebut prestasi kerja.Efesiensi TK atau sering disebut produktifitas tenaga kerja dapat diukur dengn memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari, dan luas lahan atau luas usaha

a. Memperhatikan produksiProduktivitas = Jumlah Produksi per ha

Jumlah Tenaga Kerja yg dicurahkan per ha

b. Memperhatikan penerimaan per hari kerjaPenerimaan per hari kerja = Jumlah produksi fisik X harga per ha

Jumlah tenga kerja yg dicurahkan

c. Memperhatikan luas lahan/usahaEfisiensi TK = Luas Usahatani

Jumlah Tenga Kerja yg dicurahkan per hari

Produktivitas Kerja

Page 30: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

Dalam dunia usaha Pertanian terdapat beberapa faktor produksi. Salah satunya Faktor Tenaga Kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam produktivitas pertanian. Pada awalnya, penggunaan tenaga kerja dalam pengolahan lahan pertanian masih dilakukan oleh orang perorangan (keluarga inti), namun pada perkembangan selanjutnya pemilik lahan pertanian akan menerima bantuan dari tetangga dikarenakan tebaga kerja yang berasal dari keluarga tidak cukup untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja sedangkan lahan yang harus dikerjakan luas. Dengan imbalannya pada saat tetangga membutuhkan bantuan untuk lahan miliknya, mereka akan saling membantu.

Pada masa kini, pertanian yang luas merupakan permasalahan yang sangat komplek yakni menyangkut 4 faktor produksi pertanian. Dalam hal faktor tenaga kerja petani modern sudah menyewa tenaga kerja dengan imbalan upah. Dengan adanya mekanisasi dalam bidang pertanian, kebutuhan akan tenaga kerja manusia maupun hewan semakin rendah. Walau demikian, yang meningkat adalah kebutuhan akan tenaga kerja manusia yang berpotensi tinggi dan punya keterampilan dalam mengoperasikan alat-alat tersebut

Page 31: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Fungsi Petani sebagai Tenaga Kerja

Dalam jangka pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variabel yang penggunaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi.Yang dimaksudkan disini adalah kedudukan petani dalam usahatani, yakni tidak hanya sebagai penyumbang tenaga kerja (labour) melainkan menjadi seorang manajer pula. Kedudukan si petani sangat menentukan dalam usahatani. Dalam usahatani yang semakin besar, maka petani makin tidak mampu merangkap kedua fungsi itu. Fungsi sebagai tenaga kerja harus dilepaskan, dan memusatkan diri pada fungsi sebagai pemimpin usahatani (manajer)..

Page 32: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Tenaga Kerja sebagai Faktor Produksi

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.

Page 33: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:

1.) Tersedianya Tenaga KerjaSetiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.

2.) Kualitas Tenaga KerjaDalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut

3.) Jenis KelaminKualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam

Page 34: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

4.) Tenaga Kerja MusimanPertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan

pengangguran tenaga kerja musiman.Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi,2003). Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja ternak umumnya lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia ( Mubyarto, 1995). Soekartawi (2003), Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang (HKO) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan basar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak, nilainya lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang lebih tinggi daripada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003). Sebagai salah satu dari faktor produksi, dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, SDM sangat dipengaruhi oleh pasar tenaga kerja, pertemuan antara penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja.Berhasilnya usaha peningkatan produksi maupun faktor-faktor produksi menjadi salah satu ukuran bagi kemajuan pembangunan ekonomi. Pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga menghasilkan penngkatan pendapatan petani. Kebijaksanaan dasar pembangunan pertanian mencakup aspek produksi, pemasaran, dan kelembagaannya dan memungkinkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri.

Page 35: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemajuan tenaga manusia yang memanfaatkannya.Kualitas dan kemampuan dipengaruhi :Tingkat pendidikan, Latihan/pengalaman, Motivasi, Etos kerja, mental dan fisik. Sedangkan sarana pendukung produktivitas yakni lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan.Faktor-faktor ang mempengaruhi kepuasan kerja; gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan sekerja, atasan, promosi, dan lingkungan kerja. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pekerja sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan. Gaji merupakan salah satu alasan bagi seseorang untuk bekerja dan barangkali merupakan alasan yang paling penting diantara yang lain seperti untuk berpretasi, atau mengembangkan diri. Tujuan perusahaan memberikan gaji dalam meningkatkan kepuasan kerja antara lain, memotivasi pegawai, merangsang pegawai baru yang berkualitas untuk memasuki organisasi, mempertahankan pegawai yang ada serta meningkatkan produktivitas.Produktivitas rendah karena;- Teknologi yang dipakai masih didominasi oleh teknologi tradisional.- Rendahnya laju pertumbuhan daya serap tenaga kerja- Rendahnya kualitas sumber daya pertanian dan rendahnya curahan jam kerja- Upah yang rendah- Tingkat pendidikan dan tingkat keterampilan yang rendah.

Produktivitas Tenaga Kerja

Page 36: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu sasar an pokok pembangunan, di samping peningkatan produksi na sional dan pemerataan hasil-hasil dan kegiatan pembangunan. Dengan demikian usaha perluasan kesempatan kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha-usaha meningkatkan produksi dan pemerataan hasil serta kegiatan pembangunan.Usaha-usaha pengembangan produksi di sektor-sektor yang banyak memerlukan tenaga kerja, seperti sektor pertanian, industri kecil, dan industri ekspor, pada hakekatnya juga me rupakan usaha-usaha meningkatkan lapangan kerja, baik dalam arti menciptakan lapangan kerja baru maupun dalam arti me ningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka yang telah mempunyai pekerjaan dalam lapangan kerja yang ada. Usaha- usaha pembangunan di daerah pedesaan, seperti pembangunan sekolah dasar dan pusat kesehatan masyarakat, memberikan kesempatan pendidikan lebih luas kepada masyarakat pedesa an dan meningkatkan pula tingkat kesehatan masyarakat. Hal- hal ini pun memperluas kesempatan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan meningkatkan pula intensitas dan produktivitas kerja.

Mobilitas dan Efisiensi Tenaga Kerja

Page 37: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut : Tenaga kerja (man power) adalah semua penduduk dalam usia kerja (working age

population). Petani dalam usahatani, yakni tidak hanya sebagai penyumbang tenaga kerja

(labour) melainkan menjadi seorang manajer pula. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:

tersedianya tenaga kerja, kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, dan tenaga kerja yang bersifat musiman.

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu.

Dengan adanya mobilitas penduduk, penyebaran tenaga kerja semakin merata ke seluruh Indonesia.

KESIMPULAN

Page 38: TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN

NAMA : CHAIDIRNIM : 12.03.10.1.0324PRODI : AGROTEKNOLOGI

Persentation by :

THANK YOU….