EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH ISTITUT AGAMA...
Transcript of EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH ISTITUT AGAMA...
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN TINGKAT
LIKUIDITAS TERHADAP RISIKO INVESTASI SAHAM YANG
TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2008-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Strata Satu (S.1)
Ilmu Syariah
Disusun Oleh
Ida Roza
NIM 082411132
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
ISTITUT AGAMA ASLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar Semarang, 11 Juni 2012
Hal : Naskah Skripsi Kepada :
a.n. Sdri. Ida Roza Yth. Bapak Dekan Fakultas Syariah
IAIN Walisongo
Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama
ini saya kirim naskah Skripsi Saudari :
N a m a : Ida Roza
NIM : 082411132
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN
TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP RISIKO
INVESTASI SAHAM YANG TERDAFTAR DI
JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2008-
2011
Dengan ini saya mohon kiranya naskah skripsi tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 11 Juni 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ghufron Ajib, MAg Rahman El-junusi, SE, MM
NIP. 19660325 199203 1001 NIP.
iii
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH
Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang
PENGESAHAN
Nama : Ida Roza
NIM : 082411132
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul : Pengaruh Tingkat Suku Bunga (profitabilitas) Dan Tingkat
LikuiditasTerhadap Risiko Investasi Saham Pada Perusahaan
Yang Listed Di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2008-2011
Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo
Semarang dinyatakan lulus pada tanggal: 8 Desember 2009
Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir Program Sarjana Strata satu (1)
guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Syari'ah.
Semarang, 16 Desember 2009
Mengetahui
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Ali Murtadlo, M.Ag Drs.Ghufron Ajib, M.Ag
NIP. 19690709 199403 1 003 NIP. 19730217 200604 1 001
Penguji I Penguji II
Drs. Wahab, MM Rustam DKAH. M.Ag
NIP. 19790512 2005 01 2004 NIP. 19710908 2002 1 001
Pembimbing I Pembimbing II
Drs Ghufron Ajib, M.Ag Rahman El Junusi, M.M
NIP. 196770117 199703 1001 NIP. 19730217 200604 1 001
iv
MOTTO
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali
apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam “
(At-Takwir: 29)
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
bahan rujukan.
Semarang, 11 Juni 2012
Deklarator
Ida Roza
NIM: 082411132
vi
PERSEMBAHAN
Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan
senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang
dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk
Ayah dan Bunda Tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku serta
mencurahkan kasih sayangnya.
Seluruh Keluarga Besar Bani Mukhromi yang senantiasa memberi
semangat hidupku.
Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan tak lupa pembaca budiman sekalian
Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari
Allah Yang Maha Kuasa.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya serta inayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari
Zaman Jahiliyah ke Zaman Islamiyah.
Skripsi yang berjudul PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA
(PROFITABILITAS) DAN TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP RISIKO
INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG LISTED DI JII TAHUN 2008-
2011 ini, disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
saran-saran dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis yakin bahwa tanpa adanya keterlibatan berbagai pihak, tentunya skripsi
tidak akan terwujud dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan
dan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. H. Imam Yahya, MA.g, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Drs. Ghufron Ajib selaku dosen pembimbing I dan bapak Rahman El-junusi
SE.MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan skripsi ini.
3. Para Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
viii
4. Ayah dan Bunda tersayang yang telah berperan langsung maupun tidak
langsung, memberikan do’a, dorongan dan bantuan baik secara moril maupun
materiil sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Sahabat-sahabat karibku semua: Ummi Khamidah, Erlin Novita Ningrum,,
M. Nada dan teman-teman kelas EI dan EI-C angkatan 2008 yang lain yang
tak bisa ku sebutkan semuanya, yang senantiasa memberikan Semangat dan
memberi inspirasi.
6. Keluarga Al-husna : opi, Dewi, Novi,icha, ariex, septy, nurul, erly, mimi,
faiq, yani.
7. Saudara-saudaraku semua yang disatukan dalam Ukhuwah Islamiyah di
Fakultas Syariah khususnya prodi Ekonomi islam, Qolbun Salim, WEC
(Walisongo English Club), Koperasi Mahasiswa Walisongo (KOPMA WS),
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), yang senantiasa memberikan
semangat dalam pergerakan kebaikan.
8. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu, baik secara
moral maupun materi dalam penulisan skripsi.
Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak
dapat diterima di sisi Allah SWT. serta mendapatkan pahala yang berlipat
ganda.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Amin…
Semarang, 11 Juni 2012
Ida Roza
NIM 082411132
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh antara Tingkat Suku
Bunga yang mewakili dari faktor makro dan Tingkat Likuiditas perusahaan yang
mewakili dari faktor mikro terhadap Risiko Investasi baik secara parsial maupun
simultan. Variabel tingkat suku bunga mewakili dari faktor makro dan tingkat
likuiditas perusahaan mewakili dari faktor Mikro.
Penelitian ini menggunakan Metode Kuantitatif dengan menggunakan
perhitungan statistik dengan alat analisis yang dibantu dengan program SPSS
dalam pengolahannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang eksis
di Jakarta Islamic Index selama periode penelitian dengan sampel 10 perusahaan
yang diambil melalui teknik Purposive Sampling.
Dari analisis penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut. Variabel
Tingkat Suku Bunga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Risiko
Investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,017 dimana
angka ini berada dibawah level of significance yang digunakan yaitu 5% (0,05).
Variabel Tingkat Likuiditas Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap risiko
investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,050 dimana
angka ini dibawah level of significance yang digunakan yaitu 5% (0,05).
Sedangkan secara bersama-bersama Tingkat Suku Bunga, Tingkat Likuiditas
berpengaruh terhadap risiko investasi, hal ini terbukti dengan nilai f hitung 4.894
dengan nilai signifikansi 0,013 lebih kecil dari 0,05. Jadi pengaruh fluktuasi
Tingkat Suku Bunga, Tingkat Likuiditas dapat digunakan secara bersama-sama
dalam mengambil atau sebagai landasan investasi di pasar Modal syari’ah.
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 perkembangan BI Rate & indeks JII .................................................... 7
Tabel 3.1 daftar saham Perusahaan yang memenuhi Sampel .............................. 38
Tabel 3.2 Durbin Watson .................................................................................... 44
Tabel 4.1 hasil Analisis Berganda ........................................................................ 50
Tabel 4.2 hasil uji multikolinearitas ..................................................................... 52
Tabel 4.3 hasil analisis uji t (parsial).................................................................... 55
Tabel 4.4 hasil analisis uji f (Simultan)................................................................ 56
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka berfikir ........................................................................ 32
Gambar 4.1 Tes Durbin Waston ..................................................................... 52
Gambar 4.2 Hasil uji heterokedastisitas .......................................................... 53
Gambar 4.3 Hasil uji normalitas ..................................................................... 54
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAKSI ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 9
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10
1.4. Sistematika Penulisan ................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tingkat Suku Bunga ................................................................... 13
2.2 Tingkat Likuiditas ...................................................................... 16
2.3 Risiko Investasi .......................................................................... 19
2.4 Jakarta Islamic Index (JII) .......................................................... 27
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................... 31
2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................... 32
2.7 Hipotesis ..................................................................................... 32
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 34
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................. 34
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 35
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 36
3.5 Analisis Data .............................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 47
4.2 Hasil Analisis Data ..................................................................... 50
4.3 Pembahasan ................................................................................ 56
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 63
5.2 Saran ........................................................................................... 64
5.3 Penutup ....................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. 1Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua
investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko.2 Pemodal tidak tahu
dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.
Pandangan yang selama ini ada dalam kebanyakan masyarakat kita
menyebutkan bahwa investasi sebagai suatu yang mahal dan penuh risiko,
padahal kita tahu bahwa dengan menyimpan uang di celengan, membeli tanah,
membeli emas adalah beberapa contoh jenis investasi yang cukup mudah
dilaksanakan bagi sebagian masyarakat pada umumnya. Jenis investasi lain
yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan di hampir seluruh negara
dunia ini adalah investasi di pasar modal. Pasar modal di indonesia, yaitu
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, atau yang sekarang ini disebut
dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi media pertemuan antara
investor dan industri. Melalui pasar modal pemilik modal dapat dengan mudah
menyalurkan dananya ke sektor yang produktif. Di lihat dari sudut pandang
ekonomi makro pasar modal berperan sebagai piranti untuk melakukan alokasi
1EduardusTandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: PT BPFE,
2001, h. 3 2Suadhusnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: Unit
Penerbitan, 2003, h.43
2
sumber daya ekonomi secara optimal, yaitu naiknya pendapatan, terciptanya
kesempatan kerja dan semakin meratanya hasil-hasil pembangunan. 3 Salah
satu contoh instrumen investasi pada pasar modal adalah saham. Saham
adalah suatu kepemilikan di perusahaan. Saham terbagi menjadi dua jenis,
yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred saham).
Investor yang memiliki saham, baik saham biasa maupun saham preferen akan
mendapatkan bagian keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk dividen. Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan apabila
kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dan sudah mampu membayar
kewajiban lainnya. Selanjutnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan
PT Dana ReksaInvesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic
Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan
usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Penentuan kriteria dari
komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas
Syariah DIM. Sekarang ini muncul saham syariah dimana saham ini
diterbitkan oleh perusahaan emiten yang telah terseleksi dan sesuai dengan
prinsip syariah islam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Wijayanti(2003) menyimpulkan bahwa adanya berbagai macam pilihan
investasi yang dapat dilakukan di pasar modal. Investasi saham itu meliputi;
investasi saham syariah, investasi saham non syariah dan gabungan keduanya.
Dari pilihan tersebut, peneliti terdahulu menetapkan pada saham-saham apa
kita harus melakukan investasi dan menghitung portofolio mana yang
3PandjiAnoraga dan PijiPakarti, pengantar pasar modal, jakarta: rineka Cipta, 2008, h. 7.
3
menghasilkan keuntungan optimal. Hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa berinvestasi pada saham syariah lebih menguntungkan dari pada saham
non syariah. Hal ini merupakan informasi yang bagus, mengingat kategori
syariah dapat menaikkan citra perusahaan sebagai perusahaan terpercaya.
Sehingga diharapkan akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang
menyampaikan adanya informasi baru yang selanjutnya akan mempengaruhi
nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham.
Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu
memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai
regulator pasar modal . selain itu, perusahaan juga harus mampu
meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan
sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang yang
rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat memperhatikan aspek
fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya.
Oleh sebab itu setidaknya seorang investor harus mengetahui keberadaan
perusahaan yang produktif dan menguntungkan agar benar-benar jadi investasi
yang profitabel.
Untuk mengetahui baik tidaknya keberadaan sebuah perusahaan,
seorang investor dapat menilainya melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan Keuangan tersebut menjadi
optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui
analisis rasio keuangan. Penggunaan analisa laporan keuangan dengan rasio
4
ini digunakan untuk memperoleh informasi yang rinci tentang kinerja yang
dicapai perusahaan dan situasi serta keadaan keuangan suatu perusahaan.4
Pendapat Horigon yang di kutip oleh I G. K. A. Ulupui dalam penelitiannya
yang berjudul Analisis Rasio likuiditas, leverage, aktifitas, dan profitabilitas
terhadap return saham (studi pada perusahaan makanan dan minuman dengan
kategori industri barang konsumsi di BEJ) menyatakan bahwa rasio keuangan
berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi,
kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang. Serta sebagai
pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. 5
Berdasarkan data di atas pada penelitian ini dalam mengetahui sehat tidaknya
sebuah perusahaan dan pengaruh terhadap risiko investasi saham dengan cara
melihat rasio likuiditas perusahaan yaitu dengan membandingkan current
Asset (hutang lancar) dan current liabilities (hutang lancar). Adanya
informasi tersebut membuat para investor yang ingin berinvestasi di pasar
modal berbasis syariah semakin bergairah.6 Di indonesia, perkembangan
instrumen syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Usahanya
memenuhi ketentuan dan tentang hukum syariah. 7Saham syariah dapat
dijadikan sebuah sarana untuk mengakomodir dana dari para investor,
khususnya investor muslim. Investasi pada saham syariah merupakan
alternatif pengelolaan dana yang baik karena saham-saham syariah jauh dari
4RobbertAng, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia , Jakarta: Media Soft Indonesia, 1997, h.
18.20 5NuroniatusSholicha, Analisis Pengaruh Net Profit Margin, Semarang: IAIN Walisongo
Semarang, 2005, H.25 6Ang, Robert, Pasar Modal Indonesia, 1997, Cet. 1 h.212
7Nurul Huda, Investasi pada pasar modal Syariah, Jakarta: Kencana, 2008 h.55
5
usaha yang tergolong haram menurut islam. Adanya saham syariah diharapkan
dapat meningkatkan perdagangan saham di lantai bursa.
Instrumen dalam pasar modal mengandung suatu unsur ketidakpastian
dan termasuk di dalamnya adalah saham. Saham itu mengandung unsur
ketidakpastian karenanya unsur expectation memegang peranan. Investor
harus memahami secara pasti bahwa dalam berinvestasi ada potensi mendapat
keuntungan dan juga potensi menderita kerugian. Hal yang harus dilakukan
oleh seorang investor adalah memaksimalkan tingkat return yang diperoleh
dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi. Risiko adalah tingkat
potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang
diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Investor saham sangat menyadari
adanya potensi risiko dari investasi. Bentuk risiko investasi bisa bermacam-
macam, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Risiko
investasi terbagi atas dua kelompok; pertama, risiko sistematis dan yang
kedua, risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Krisis moneter yang melanda
indonesia sampai sekarang telah memporakporandakan perekonomian
indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat,
sehingga menimbulkan inflasi. Akibat inflasi yang terus menerus meningkat
dan peningkatannya tidak dapat dikendalikan, membuat semua bidang
ekonomi terkena imbasnya.
6
Khususnya pasar modal, harga saham mengalami fluktuasi yang
begitu besar. Tingkat suku bunga SBI dalam 3 tahun terakhir terlihat
mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dari Bank
Indonesia dari www.bi.go.id, dimana tingkat suku bunga SBI pada tahun
Desember 2002 adalah sebesar 12,93%, yang menurun menjadi sebesar 8,31%
di tahun 2003, dan kembali menurun sebesar 7,43%. Semakin menurunnya
tingkat suku bunga SBI ini ada indikasi dipicu oleh tingginya aktivitas
perdagangan valuta asing dalam hal ini dollar Amerika, sehingga ada
kecenderungan banyak investor yang lebih memilih menginvestasikan
dananya di sektor perdagangan valuta asing. Nilai fluktuasi perdagangan
valuta asing dalam hal ini rupiah dan dollar AS dalam tiga tahun terakhir
terbukti menunjukkan fluktuasi yang sangat tinggi dimana pada bulan Januari
2002 nilai kurs rupiah terhadap Dollar AS adalah Rp. 10.320 dan ditutup pada
akhir Desember 2002 adalah sebesar Rp. 8.940. Pada bulan Januari 2003 nilai
kurs Rupiah adalah sebesar Rp. 8876 dan ditutup pada akhir Desember 2003
adalah sebesar Rp. 8456, dan pada tahun 2004 nilai kurs rupiah terhadap
Dollar pada bulan Januari 2004 adalah sebesar Rp. 8.841 dan ditutup pada
Desember 2005 sebesar Rp. 9.290. Dari sisi tingkat inflasi seperti kita ketahui
bersama semenjak krisis moneter yang melanda Indonesia dimana mana harga
barang dan jasa secara keseluruhan naik, sehingga mengakibatkan nilai uang
turun. Hal ini menunjukkan tingkat inflasi yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun dimana tingkat inflasi pada akhir Desember 2002 adalah sebesar
1.18% dan pada akhir Desember 2003 adalah sebesar 0.83% dan meningkat
7
drastis pada akhir Desember tahun 2004 menjadi sebesar 10.04%. Adanya
peningkatan ini dipicu kondisi politik yang masih belum stabil di tanah air,
selain itu dipengaruhi pula oleh terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap Dollar
AS, dimana nilai tukar rupiah kembali menyentuh di level Rp. 9290 di akhir
Desember 2004. Secara jelas perubahan nilai SBI, nilai kurs dan inflasi pada
tahun 2010-2012 terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Perkembangan BI rate dan indeks JII pada tahun 2010-2011
No Tahun Tingkat suku bunga
SBI/BI Rate Index
JII
1 2010 6,50% 5695
2 2011 6,00% 5685
3 2012 5,75% 3979
Sumber: Data Statistic Bursa Efek Indonesia dan pranala pers BI
Januari 2012 indeks JII adalah 5695
Februari dan Maret 2012 indeks JII mengalami trend penurunan yaitu
dengan posisi sebesar 5685 - 3979
Oleh karena itu berdasarkan dari tabel diatas naik turunnya tingkat
suku bunga atau BI rate itu sangat mempengaruhi trend harga di bursa saham
JII. pada tabel 1.1 di atas terlihat pada tingkat suku bunga SBI yang
mengalami trend penurunan dan trend kenaikan. Pada akhir tahun 2010
tingkat suku bunga SBI mengalami trend kenaikan, pada tahun 2011- 2012
mengalami trend penurunan. faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarwono(2003) disebutkan
bahwa variabel tingkat suku bunga merupakan variabel yang mempunyai
8
pengaruh terhadap harga saham. Begitu pula dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Okty(2002) yang menyebutkan bahwa faktor ekstern yang
mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah tingkat suku bunga.
Perubahan tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi risiko sistematis. Faktor lainnya antara lain kurs valuta asing,
kebijakan pemerintah, inflasi dan sebagainya. Apabila tingkat suku bunga
tinggi, maka para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka
di bank, dan sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka para investor
akan lebih memilih berinvestasi di saham. Walaupun risiko yang
diakibatkannya lebih besar.
Giro Wajib Minimum (primer perbankan) yang dulunya 5% sekarang
naik menjadi 8% dari dana pihak ketiga yang disimpan. GWM adalah
cadangan berupa uang tunai (primer) atau surat berharga (sekunder)
perbankan yang harus disimpan di BI untuk berjaga-jaga bila terjadi masalah
likuiditas di bank tersebut.8
Sementara itu, faktor yang mempengaruhi risiko tidak sistematis salah
satunya adalah likuiditas perusahaan. Kemampuan likuiditas keuangan antar
perusahaan cenderung berbeda-beda. Berdasarkan Rahardjo (2006:110)
kriteria perusahaan yang mempunyai posisi keuangan kuat adalah mampu
memenuhi kewajiban keuangannya kepada pihak luar secara tepat waktu,
mampu menjaga kondisi modal kerja yang cukup, mampu membayar bunga
8www.bi.go.id
9
dan kewajiban dividen yang harus dibayarkan, dan menjaga posisi kredit
utang yang aman.
Rasio likuiditas bertujuan menaksir kemampuan keuangan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan komitmen pembayaran
keuangannya. Semakin tinggi angka rasio likuiditas, akan semakin baik bagi
investor. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi akan diminati para
investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung akan naik
karena tingginya permintaan. Kenaikan harga saham ini mengindikasikan
meningkatnya kinerja perusahaan dan hal ini juga akan berdampak pada para
investor karena mereka akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi
dari investasinya. Untuk itu dengan portofolio (diversifikasi) juga bisa
meningkatkan tingkat pengembalian.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan di
atas maka saya merasa tertarik dan terdorong untuk melakukan penelitian
dengan judul; “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas
perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta
Islamic Index periode 2008-2011”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis
rumuskan ialah:
1. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap Risiko Investasi?
2. Bagaimana pengaruh tingkat likuiditas terhadap Risiko Investasi?
10
3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas terhadap
Risiko Investasi?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap risiko
investasi di Jakarta Islamic Index
b. Untuk mengetahui pengaruh tingkat likuiditas terhadap risiko investasi
di Jakarta Islamic Index
c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas
terhadap Risiko Investasi
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut penelitian ini di harapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Untuk membantu investor dalam mengetahui risiko sebuah investasi
Yang terdaftar di perusahaan Jakarta Islamic Index
b. Bagi perusahaan tersebut penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
masukan dalam mengambil kebijakan.
c. Untuk mengetahui dan menambah wawasan bagi mahasiswa serta
sumbangan pemikiran yang menyangkut analisis saham JII (Jakarta
Islamic Index)
11
1.4 Sistematika Penulisan
A. Bagian Awal
Terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman
kata pengantar, abstrak dan halaman daftar tabel, halaman daftar gambar
B. Bagian Isi
Terdiri dari beberapa bab antara lain:
BAB 1 Pendahuluan
Berisikan gambaran jelas guna memahami dari penelitian
sehingga pembaca/penulis nantinya dapat dengan mudah dan
jelas terhadap arah pembahasan. Pada bab pendahuluan ini akan
dikemukakan hal-hal mengenai latarbelakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II Tinjauan Pustaka
Hal yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka adalah mengenai
pengertian, suku bunga, likuiditas perusahaan, pemilihan
portofolio, Jakarta Islamic Index.
BAB III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan sumber data, populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan
metode analisis data.
12
BAB IV Pembahasan dan Hasil Riset
Deskripsi populasi dan sampel perusahaan, dan pembahasan
hasil penelitian (statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan
pengujian hipotesis)
BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.
C. Bagian Akhir
Dalam bagian ini terdiri dari daftar kepustakaan dan daftar
lampiran-lampiran.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tingkat Suku Bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang, imbal jasa ini
merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke
depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman
tersebut disebut “pokok utang” (principal). Persentase dari pokok utang yang
dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut
“suku bunga” (http:// .id.wikipedia.org./wiki/Suku bunga). Miller, RL dan
Vanhoose, DD (1993: 137) sejumlah dana, dinilai dalam uang, yang diterima
si pemberi pinjaman (kreditor), sedangkan suku bunga adalah rasio dari
bunga terhadap jumlah pinjaman. 9Salah satu pengaruh yang memiliki
korelasi yang sangat kuat mempengaruhi pergerakan harga-harga saham di
bursa efek dan paling sering terjadi yang dapat kita amati adalah pengaruh
fluktuasi tingkat suku bunga perbankan atau suku bunga yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa tingkat suku
bunga perbankan secara periodik akan selalu berfluktuasi dan fluktuasi
tingkat suku bunga perbankan tersebut akan berpengaruh kuat terhadap
pergerakan harga-harga saham di bursa efek. Perlu dipahami bahwa secara
teoritis hubungan pergerakan tingkat suku bunga dengan pergerakan harga
saham tersebut berbanding terbalik. Artinya apabila tingkat suku bunga
9 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Pustaka LP3ES
Indonesia, Jakarta:2004, hlm. 69
14
mengalami kenaikan maka harga-harga saham yang diperdagangkan di bursa
efek akan mengalami penurunan, maka harga-harga saham naik karena para
investor akan beralih berinvestasi kepada instrumen perbankan seperti
deposito misalnya dan sebaliknya kalau pergerakan tingkat suku bunga
mengalami penurunan, maka harga-harga saham naik karena para investor
akan beralih berinvestasi kepada instrumen saham.
Faktor kedua yang memungkinkan pengaruh naik turunnya tingkat
suku bunga perbankan terhadap harga-harga saham di bursa dikarenakan
bahwa secara umum setiap perusahaan pasti memiliki utang dan senantiasa
perusahaan akan terus mencari sumber-sumber pembiayaan melalui utang.
Dimana utang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
operasional suatu perusahaan, sehingga naiknya tingkat suku bunga
dipastikan akan menambah beban biaya terhadap perusahaan dan akibatnya
dapat mengurangi keuntungan perusahaan serta mendorong meningkatkan
risiko terhadap perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bagi
perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio utang yang cukup besar serta
saham perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri perbankan dan
properti memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi terhadap harga
saham perusahaan yang bersangkutan.10
Tingkat Suku Bunga adalah harga
dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari
penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan
pada saat mendatang. Nilai suku bunga Domestik di indonesia sangat terkait
10
Mangasa Simatupang, Investasi Saham dan Reksa Dana, Jakarta: Mitra Wacana Media,
2010, h.79
15
dengan tingkat suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar
keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional serta kebijakan
nilai tukar mata uang yang kurang fleksibel, selain suku bunga internasional ,
tingkat diskonto suku bunga indonesia (SBI) juga merupakan faktor
terpenting dalam penentuan suku bunga di indonesia. Peningkatan diskonto
SBI segera direspon oleh suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7 sampai 8 bulan.
Keynes (Boediono,1985) berpendapat bahwa tingkat suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Dalam menentukan tingkat
suku bunga berlaku hukum permintaan dan penawaran. Apabila penawaran
uang tetap, semakin tinggi pendapatan nasional semakin tinggi tingkat suku
bunga. Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini
merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke
depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman
tersebut disebut “ pokok utang” (principal). Persentase dari pokok utang yang
di bayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu di sebut
“suku bunga”11
Menurut jurnal dari Makaryanawati yang saya jadikan bahan
referensi bahwa Setelah dilakukan uji t oleh penelitian terdahulu dimana
sig/significance untuk tingkat suku bunga adalah 0,010 atau probabilitas di
bawah 0,025. Maka H ditolak, atau tingkat suku bunga benar-benar
berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi.
11
http//.id.wikipedia.org/wiki/suku bunga.
16
Pernyataan di atas menunjukkan kesesuaian dengan konsep risiko
investasi dimana risiko dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat diversifikasi
dan risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro. Dalam hal ini, faktor makro
tersebut adalah tingkat suku bunga.12
Perubahan tingkat bunga ini akan menyebabkan terjadinya fluktuasi
harga surat berharga. Hal ini terutama akan dialami surat berharga yang
memberikan pendapatan tetap, seperti obligasi. Obligasi merupakan
perjanjian yang resmi antara penerbit obligasi dengan investor. Investor ini
memperoleh imbalan berupa bunga tetap yang dibayarnya setiap tahun
sampai obligasi tersebut jatuh tempo pada surat jatuh tempo penerbitan
obligasi harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar nilai nominalnya
kepada, pemegang obligasi atau investor. Ada perbedaan antara obligasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dengan obligasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan paling tidak
mengandung dua risiko yaitu risiko kegagalan dan risiko tingkat bunga,
karena ada kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan. 13
2.2. Tingkat Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang
atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera
12
Makaryanawati, Pengaruh Tingkat sukubunga, Likuiditas terhadap Risiko Investasi, hlm.
57 13
Kamaruddin Ahmad, S.E., M.M, Dasar investasi dan portofolio.
17
dibayar dengan harta lancarnya.14
Likuiditas diukur dengan rasio aktiva
lancar dibagi kewajiban lancar. Perusahaan yang mempunyai likuiditas sehat
paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100% . ukuran likuiditas
perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan
ditunjukkan dengan rasio kas (kas dengan kewajiban lancar). Likuiditas
merupakan biaya yang ditanggung pemodal kalau ingin menjual sekuritasnya
“tergesa-gesa”. Sebagai contoh, rumah dianggap lebih tidak likuid dari pada
sekuritas, karena untuk menjual dan memperoleh fair price akan memerlukan
waktu yang lebih lama. Untuk sekuritas, pengertian likuiditas dapat diukur
dari perbedaan antara (permintaan) harga jual dan harga beli. Semakin besar
selisih harga tersebut, semakin tidak likuid sekuritas tersebut. Bagi
pemodal,portofolio yang lebih likuid akan dinilai lebih menarik daripada
portofolio yang tidak atau kurang likuid.15
Rasio likuiditas antara lain terdiri dari:
Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan
kewajiban lancar (current assets/current liabilities"). Current Assets
merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus
operasi usaha yang normal yang lebih besar.Current Liabilities merupakan
kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun atau siklus operasi yang
normal dalam usaha. Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban
tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar.
14
Http://wikipedia. 19 April 2012 15
Suad Husnan, logcit. h,189.
18
Quick Ratio: adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat
kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan
yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang
minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1
atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menyatakan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek.16
Rasio likuiditas bertujuan
menaksir kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek dan komitmen pembayaran keuangannya. Semakin tinggi angka rasio
likuiditas, akan semakin baik bagi investor. Perusahaan yang memiliki rasio
likuiditas tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga
saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan.Kenaikan harga
saham ini mengindikasikan meningkatnya kinerja perusahaan dan hal ini juga
akan berdampak pada para investor karena mereka akan memperoleh tingkat
pengembalian yang tinggi dari investasinya.
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi. Jumlah aktiva lancar pada
suatu saat tertentu menunjukkan kemampuan membayar kewajiban yang segera
jatuh tempo. Perusahaan dikatakan likuid apabila bisa memenuhi jangka
pendeknya.
16
Farida wahyu lusiana, skripsi, Analisis rasio likuiditas terhadap price earning rasio,
semarang: 2010
19
Current ratio/working capital ratio/current obligation, perbandingan
aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities),
current ratio (CR) = 2:1 merupakan ukuran kasar dan bukan merupakan
pedoman yang mutlak bagi perusahaan, perusahaan perlu menetapkan batas
maksimal CR, untuk mempertahankan kemampuan perusahaan, termasuk
melalui kredit.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu data tarik dari suatu produk
investasi adalah tingkat likuiditas yang tinggi dan unsur ini terdapat pada
produk investasi reksadana. Hal ini di mungkinkan karena NAB reksadana
setiap hari wajib diumumkan oleh manajer investasi pada surat kabar yang
berskala nasional dan selanjutnya para investor dapat menjual (redemption)
kembali unit penyertaannya setiap saat kepada manajer investasi yang
mengelola reksa dana yang bersangkutan sesuai dengan nilai NAB yang
diumumkan setiap hari di surat kabar oleh manajer investasi tersebut.17
2.3. Risiko Investasi
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan
hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan (Rahardjo,
2006:9). 18
Jorion (2000), menyatakan risiko sebagai volatility dari suatu hasil
yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset atau kewajiban dari
bunga. Gup (1998) mengemukakan bahwa risiko adalah penyimpangan dari
return yang diharapkan (expected return), sedangkan menurut Jones (1996)
17
Mangsa Simatupang, Investasi Saham Dan Reksa Dana, Jakarta : Mitra Wacana Media,
2010. h. 177 18
Makaryanawati, “Pengaruh Tingkat Likuiditasdan Suku bunga” Jurnal, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang, h. 50
20
risiko adalah kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dalam
suatu investasi akan berbeda dengan pendapatan yang diharapkan (expected
return). 19
Hampir dipastikan setiap media investasi memiliki tingkat risiko
disamping tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Oleh karena itu
para investor dipasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa
secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan
keuntungan, investor juga harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau
kerugian. Selanjutnya perlu juga dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat
hubungan kuat dan positif antara tingkat keuntungan (Return) yang
diharapkan dengan tingkat risiko (risk). Semakin tinggi potensi keuntungan
juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan sebaliknya
semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula risikonya
(High Return High Risk dan Low Return Low Risk).20
Investor tidak dapat
dipisahkan dengan harapan mendapatkan income di masa yang akan datang
yang selalu penuh ketidakpastian, sehingga investor perlu membuat perkiraan
atau prediksi. Untuk dapat membuat prediksi di masa yang akan datang
diperlukan pengetahuan tertentu untuk menganalisis data-data ekonomi
keuangan masa sekarang dan masa yang akan datang. Atas dasar keputusan
investasi dimana pendapatan yang belum tentu sesuai dengan apa yang
diharapkan, inilah yang menimbulkan risiko bagi investor. Investor yang akan
menanamkan dananya pada saham, obligasi, deposito, atau investasi lainnya
harus mengetahui risiko yang akan timbul pada investasi tersebut.
19
Nurul Huda, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Prenada Media Group, Jakarta: 2008,
h.14 20
Opcit , h. 43
21
Dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami
adanya beberapa risiko antara lain berikut ini.
a. Risiko finansial
Yaitu risiko yang diterima oleh investor akibat dari
ketidakmampuan emiten saham/obligasi memenuhi kewajiban pembayaran
dividen/bunga serta pokok investasi.
b. Risiko pasar
Yaitu risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik
keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi
ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau
kebijakan pemerintah
c. Risiko psikologis
Yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan
pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga
saham.
d. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan
untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang
berarti
e. Risiko Tingkat Bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga
yang berlaku dipasar biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan
harga-harga instrumen pasar Modal.
22
f. Risiko Mata Uang
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai
tukar Mata uang Domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara
lain (Misalnya dolar Amerika Serikat)
g. Risiko Daya Beli
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat
inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangya daya beli uang yang
di investasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai
riil pendapatan menjadi lebih kecil.21
2.4. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 (UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun
1995 menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek. Sedangkan modal adalah sesuatu yang
digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan. Jadi yang dimaksud dengan pasar modal adalah suatu
situasi dimana para penjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi
terhadap pertukaran suatu komoditas atas kelompok komoditas.
21
Abdul Halim, MM, Ak, Analisis Investasi, Jakarta:Salemba Empat, 2005, hlm.51
23
2. Pasar Modal Syariah
Sampai tahun 1970, sebagian masyarakat muslim tidak dapat
terlibat dalam investasi di pasar modal. Hal ini disebabkan karena
larangan Islam pada aktivitas-aktivitas bisnis tertentu. Untuk memenuhi
kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya
berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah Bursa Efek
dunia telah di susun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen
saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.22
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dewan
Syariah Nasional, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penetapan Prinsip syariah di Bidang
Pasar Modal.23
Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 29:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.” (Qs. An-Nisa’: 29)
Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus
diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk
menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk
22
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Ke) 23
H. M. Ichwan, at.al., Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional, (jakarta: Bumi
Aksara,2003), hlm.263
24
investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar Modal pada
dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-
surat berharga untuk jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah
merupakan salah satu pengejawantahan dari seruan Allah tentang investasi
tersebut.
3. Fungsi Pasar Modal Syariah
Adapun fungsi dari keberadaan pasar modal syariah menurut
MM.Metwaily adalah sebagai berikut:
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.24
24
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilistrasi, Edisi 2.
(Yogyakarta: Ekonisia FE-UII,2003), h. 186
25
4. Pengertian Bursa Efek
Bursa Efek (stock Exchange) adalah suatu system yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.25
Menurut UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Bursa Efek adalah
pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka.26
Jadi bursa Efek adalah lembaga atau perusahaan yang
menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek antar berbagai perusahaan
atau perorangan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek
perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek.
5. Jenis Efek Syariah
Berdasarkan peraturan nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek
syariah, Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Pasar modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad maupun
cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
Adapun jenis-jenis efek syariah adalah sebagai berikut:
Saham
Sukuk
25
Sigit Triandaru dan Ttotok Budisantoso, Bank dan Lembaga keuangan lainnya, Edisi
2,(Jakarta: Salemba Empat,2006), h. 279. 26
Tjipto Darmanji dan Hendy Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia. Edisi Pertama,
(Jakarta:Salemba Empat, 2001 ), h. 17.
26
Reksadana Syariah
Efek Syariah Lainnya
a. Saham
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam
nominal ataupun persentase tertentu. 27
saham yang dijual belikan
harus memenuhi criteria syariah sebagaimana telah ditetapkan oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) adalah
sebagai berikut:
1) Tidak melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan
prinsip syariah
2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai penyerahan
barang atau jasa
3) Tidak melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan
palsu
4) Tidak melebihi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
Total hutang berbasis bunga : total ekuitas 82%
Total pendapatan bunga dan pendapatan non-halal lainnya:
total pendapatan (revenue) 10%
b. Sukuk
Kata sakk, sukuk dan sakaik merupakan kata dari suara latin “
cheque” atau “check” yang biasanya digunakan pada perbankan
27
Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution.Op.Cit., hlm 61
27
kontemporer. Sedangkan sukuk adalah sertifikat dengan nilai yang
sama yang mewakili bagian kepemilikan yang sepenuhnya terhadap
asset yang tangible, manfaat dan jasa atau kepemilikan dari asset suatu
proyek atau aktivitas investasi khusus.28
Sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai
instrument investasi yang diterbitkan berdasarkan suatu transaksi atau
akad syariah yang mendasarinya (underlying transaction), yang dapat
berupa ijarah (sewa), mudarabah (bagi hasil), musyarokah, atau yang
lainnya.29
c. Reksadana Syariah
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan
manager investasi , begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai
wakil shahib al-mal, dengan penggunaan investasi.
Reksadana syariah merupakan sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam suatu produk yang
dikelola oleh manajer investasi.30
2.5Jakarta Islamic Indeks (JII)
Jakarta Islamic Indeks atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks
saham yang ada di indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham
28
Ibid, hlm.126 29
Ibid, hlm. 126 30
Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam, (Surakarta: mup-ums,2006). Hlm.
164
28
untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.31
Index Syariah
adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga saham-saham yang masuk
dalam kelompok kriteria investasi syariah islam yang di umumkan setiap hari
pada saat penutupan jam perdagangan saham di Bursa Efek. Indeks Syariah
memberikan informasi kepada para investor di pasar modal mana saja
saham-saham perusahaan go-public yang tercatat dan diperdagangkan di bursa
efek dimana usahanya tidak bertentangan dengan syariat islam.32
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks
saham yang ada di indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham
untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteriasyariah. Pembentukan JII
tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia(dalam hal ini PT
Bursa Efek Jakarta) dengan PT DanareksaInvestment Management (PT DIM).
JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen
syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang
kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme
Pasar Modal Syariah meniru pola serupa diMalaysia yang digabungkan
dengan bursa konvensional sepertiBursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh)
saham yang memenuhi kriteria syariah.33
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan
investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan
31
http://id.wikipedia.org/wiki/jakarta_Islamic_Index. 10 mei 2012. 32
Mangsa Simatupang, Investasi Saham dan Reksadana, Jakarta : Mitra wacana Media,
2010, h.119 33
Nuroniatus Sholicha, op.cit., h. 23
29
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk
melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung
proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII
menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin
menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana
ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih
portofolio saham yang halal.34
Adapun criteria saham yang masuk dalam index syariah adalah emiten
yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
Dalam al-Quran telah dijelaskan tentang pelanggaran perjudian
yaitu surat al maidah ayat 90 sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S Al-
Maidah:90)35
2. Penyelenggaraan jasa keuangan dengan konsep ribawi , jual beli resiko
yang mengandung ghahardan masyir.
34
http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index. 35
IggiHAchsien, Investasi Syariah di Pasar Modal : Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum,2000,hlm.33.
30
Riba juga dilarang karena juga termasuk dalam kategori mengambil
atau memperoleh harta dengan cara tidak benar. Ayat berikut melarang riba
dengan lebih tegas dan jelas.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan. (Q.S Ali Imran: 130)36
3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan , menyediakan:
a. Barang atau jasa haram karena zatnya (haram li-dzatihi)
b. Barang atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan DSN-MUI
c. Barang atau jasa yang merusak moral atau yang bersifat mudharat
4. Melakukan investasi pada perusahaan yang tingkat (nisbah) hutang
perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya,
kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahanya oleh DSN-MUI.37
Selain filter syari’ah, saham yang masuk ke dalam JII harus melalui
beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:
Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
36
Ibid,hlm.28 37
FadilahKartikasasi, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi Dan Ilustrasi,
Yogyakarta: EKONOSIA, 2004, hlm.195.
31
Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva
maksimal sebesar 90%.
Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-
rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu)
tahun terakhir.
Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-
rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.38
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan
penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap
tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan
dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia.
2.6Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan ini lebih menitikberatkan pada investasi
syariah, tepatnya adalah meneliti tentang risiko investasi pada saham-saham
yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini juga memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Persamaannya adalah penggunaan tingkat suku bunga dan
tingkat likuiditas sebagai variabel-variabel yang di duga berpengaruh
terhadap risiko investasi. Sementara itu, perbedaannya terletak pada sampel
yang digunakan yaitu saham-saham perusahaan yang terpilih masuk JII selam
periode januari 2004 sampai dengan Desember 2007. Data keuangan yang
38
http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index Op. Cit,
32
digunakan adalah berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan oleh emiten
dari tahun 2004-2007.
Pada kondisi perekonomian seperti saat ini, risiko meningkat tanpa
diikuti kenaikan harapan keuntungan yang proporsional. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Salah satunya adalah tingkat suku
bunga yang merupakan faktor di luar fundamental perusahaan.
2.6 Kerangka Pemikiran
Dari landasan teori diatas terdapat pengaruh yang positif antara
tingkat suku bunga, tingkat likuiditas dan pemilihan portofolio terhadap risiko
investasi.. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
2.7 Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan
yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan.
keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih
Tingkat Suku
Bunga
Tingkat
Likuiditas
Risiko
Investasi
33
lanjut.39
Suatu hipotesis akan diterima jika hasil data empiris membuktikan
bahwa hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya, hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap Risiko investasi.
H2: Tingkat likuiditas berpengaruh negatif terhadap Risiko investasi
H3: Ada pengaruh antara tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas
secara bersama-sama terhadap Risiko investasi.
39
Nuroniatus Sholicha, “Analisis Pengaruh Net Profit Margin”, Semarang, Perpustakaan
IAIN, 2009,h.31
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala
numeric(angka). Data kuantitatif yang berupa laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di JII tahun 2008-2011 yang berisi tentang Tingkat Likuiditas
dan Pranala Pers BI yang berisi tentang perkembangan BI Rate.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).40
Sumber yang dipakai untuk mendapatkan data-data tersebut yaitu Pojok BEI
IAIN Walisongo Semarang,Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM), dan Bank Indonesia.
3.2. Populasi dan sampel
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
40
Nuroniatus Sholicha, “ Pengaruh Net Profit Margin”, Perpustakaan IAIN, Semarang,
2009, h. 33
35
obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi itu. Bila populasi besar, dan penelititidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi. 41
Populasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah semua saham perusahaan yang terdaftar dalam jakarta
islamic index (JII) mulai tahun 2008 sampai dengan akhir desember 2012,
yaitu 10 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut:
Saham perusahaan yang terpilih masukJII selama periode Januari 2008
sampai dengan Desember 2011 secara berturut-turut
Perusahaan emiten menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2008-2012
3.3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. 42
metode yang digunakan dalam
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi atas data sekunder.
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung: 2007, h. 297 42
Ibid , h. 308
36
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Data-data yang diperlukan yaitu BI rate, Likuiditas serta Risiko Investasi
yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari pojok
BEI IAIN Walisongo Semarang.
3.4. Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut.43
Variabel ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel dependen).
1. Variabel Independen (X1)
Tingkat Suku Bunga (Variabel bebas/ X)
Yang dimaksud tingkat suku bunga adalah presentase dari pokok
pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman
sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah
disepakati kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat
suku bunga SBI . variabel ini di ukur dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:44
Suku Bunga = Data BI rate
Yang dimaksud dengan likuiditas adalah kemampuan perusahaan
dalam melunasi utang yang harus segera di bayar dengan aktiva lancar.
43
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Al Faeta, 1999), hlm.2 44
Makaryanawati, journal, 19 April 2012
37
Variabel ini di ukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio).45
Adapun persamaan rasio lancar adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar =
2. Variabel Dependen (Y)
Risiko investasi
Yang dimaksud dengan risiko investasi adalah potensi kerugian yang
diakibatkan oleh penyimpangan tingkat pengembalian yang diharapkan
dengan tingkat pengembalian aktual. Variabel ini di ukur dengan
menggunakan standar deviasi. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut:
Standart deviasi (σ) = √
Dimana
= tingkat keuntungan yang terjadi pada kondisi j
E ( ) = Tingkat keuntungan yang diharapakan
N = banyaknya kondisi
Sedangkan tingkat keuntungan saham dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
E ( ) =
Di mana
= Harga saham pada tahun ke t
= Harga saham pada tahun ke t-146
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
45
Ibid. journal 46
Ibid. Journal
38
Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan yang Memenuhi kriteria Sampel
No Kode Nama Saham Perusahaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
AALI
ANTM
ASII
BMTR
BRPT
BUMI
KLBF
TINS
TLKM
UNVR
Astra Agro lestari Tbk
Aneka Tambang (persero) Tbk
Astra International Tbk
Global Mediacom Tbk
Barito Pacifik Tbk
Bumi Resources Tbk
Kalbe Farma Tbk
Timah Tbk
Telekomunikasi IndonesiaTbk
Unilever Indonesia Tbk
Data kuantitatif adalah data berupa angka-angka dan dalam data ini
bisa dilakukan berbagai operasi matematika. Sumber data pada penelitian
terdahulu ini adalah sumber data sekunder. Sumber data sekunder adalah
bahan-bahan dokumentasi yang ditetapkan sebagai sumber yang relevan
dengan masalah yang diteliti. Data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Bank Indonesia, dan website
mengenai pasar modal. Mengacu pada jenis data yang hendak dikumpulkan
dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan
adalah teknik dokumentasi.
39
3.5. Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data merupakan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah . teknik analisis data yang
digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah
atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.47
Karena data
kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang
sudah tersedia. Untuk menganalisis hubungan variabel tingkat suku bunga,
tingkat likuiditas terhadap variabel risiko investasi dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda
adalah analisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang
jumlahnya lebih dari dua (Suharyadi&purwanto,2004:508).
3.5.1 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda (Multiple Linier Regression Analysis)
merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana dimana terdapat
lebih dari satu variabel independen.48
Y = a + b1 x1 + b2 x2( Hasan, 2002:255)
Keterangan:
Y = Risiko Investasi
47
Ibid, h. 333 4848
Nuronatus Sholichah, Analisis Pengaruh Net Profit Margin, Semarang: 2009, h. 39
40
X1 = Tingkat Suku Bunga
X2 = Likuiditas
B1, b2 = koefisien
a = konstanta
3.5.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen atau terikat.
Nilai koefisien determinan adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
R2=(r2)
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
R2 = koefisien korelasi
Apabila akar koefisien determinan menunjukkan angka mendekati
1 berarti variabel bebas memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel
yang terikat. Demikian juga sebaliknya apabila koefisien determinasi
mendekati 0 berarti bahwa perubahan variabel terikat banyak dipengaruhi
oleh faktor-faktor di luar variabel yang diteliti
41
3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik
Dalam pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan pengujian
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak, model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data normal maka
garis akan menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2. Multikolinearitas
Yaitu adanya hubungan yang kuat antara variabel-variabel
independen dalam persamaan regresi, adanya multikolinearitas akan
mengakibatkan ketidaktepatan estimasi, sehingga mengarahkan
kesimpulan yang menerima hipotesis nol. Hal ini menyebabkan koefisien
regresi terdapat signifikan dan standar deviasi sangat sensitif terhadap
42
perubahan data.49
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol.50
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala Multikolinearitas dapat
dilakukan dengan:
Melihat nilai variance inflation factor (VIF)
Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF berada diatas 10.
Mempunyai angka tolerance kurang dari 0,1.
Angka tolerance yang kecil sama dengan angka VIF yang besar
(karena VIF = 1/tolerance) sehingga menunjukkan adanya
multikolinearitas.
3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan yang
lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. 51
49
Nuroniatus Solicha, Analisis Pengaruh Net profit Margin terhadap Return On Asset,
Semarang: IAIN Walisongo, 2005, hlm. 40 50
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate SPSS, Semarang: Undip, 2011, hlm. 105 51
Ibid, Hlm 139
43
Yaitu variabel pengganggu (memiliki varian yang berbeda dari
atau observasi ke observasi lainnya atau varian antar variabel indepen
tidak sama). Hal ini melanggar asumsi heterokedastisitas yaitu setiap
variabel penjelas memiliki varian data time series.52
Dalam penelitian ini penguji heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat scatter plot dengan dasar analisis sebagai berikut:
Jika ada pola tertentu seperti titik yang akan membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui digunakan untuk
mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota serangkaian observasi
yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series).
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.Untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan
menggunakan Durbin Watson Test. Uji Durbin Watson hanya digunakan
52
Ibid, Hlm. 42
44
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak
ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
DW Kesimpulan
Kurang dari 1.10
1.10 dan 1.54
1.54 dan 2.46
2.46 dan 2.90
Lebih dari 2.91
Ada Autokorelasi
Tanpa autokorelasi
Tidak ada autokorelasi
Tanpa autokorelasi
Ada autokorelasi
3.6. Pengujian Hipotesis
Untuk suatu media yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui
apakah suatu hipotesis atau dugaan sementara atas suatu variabel x terhadap
variabel y ada pengaruh atau tidak ada pengaruh.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
signifikasi (Pengaruh waktu) variabel independen (X1) terhadap variabel
dependen (y) baik secara personal maupun bersama-sama dilakukan dengan
uji signifikan secara individual (uji t) dan uji signifikan secara simultan (uji
f).
45
1. Uji Signifikasi Individual (uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen individual akan memenangkan variasi variabel
dependen. Uji berarti (bi) dilakukan dengan statistik t. Hal ini digunakan
untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari independennya.
Ho : bi = 0
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen (d1)
terhadap variabel dependen (y)
Ha : b1 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1)
terhadap independen individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen Uji berartinya (bi) dilakukan dengan statistik t. Hal ini
digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
independennya.
Kriteria pengujian
- Taraf Signifikan P-Test = 0,05 ( α = 5%)
- Derajat Kebebasan t table (α /2; (n-k-1))
Dimana : α /2; = 0,025, n = jumlah sampel, dan K= jumlah variabel
bebas.
- Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus :
t Hitung =
adapun dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima
46
2. Uji Signifikasi Simultan (uji f)
Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:
Ho : bi = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel independen.
Ha: bi = b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama terhadap
variabel independent.
Kriteria pengujian:
- Taraf signifikan = 0,05 (α = 5%)
- Derajat kebebasan pembilangan f – tabel dimana : α = 0,05, n = jumlah
sampel, dan k = jumlah variabel bebas.
- Rumus f hitung adalah :
F:
Dimana:
R = koefisien korelasi berganda dikuadratkan
N = jumlah sampel
K = jumlah variabel bebas
Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika F hitung > f tabel, maka Ho di tolak
2. Jika F hitung < f tabel, maka Ho diterima
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2008-
2011.Berdasarkan ICMD Tahun 2008 dan 2011 terdapat 10 perusahaan yang
eksis di Jakarta Islamic Index. Berikut adalah perusahaan yang menjadi
sampel penelitian
Grafik 4.1
.
Pada variabel independent X1 ini yang digunakan sebagai
pengukuran variabel ialah menggunakan tingkat suku bunga SBI, sumber
data di peroleh dari berita siaran pranala pers yang sudah diambil rata-rata
tiap tahunnya, berdasarkan gambar grafik diatas yaitu dari hasil akhir
yang sudah di hitung menghasilkan pada tahun 2008 rata-rata presentase
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
2008 2009 2010 2011
suku bunga SBI mencapai 9%, pada tahun 2009 hasil rata-rata mencapai
7%, tahun 2010 rata-rata yang dihasilkan adalah 6% sedangkan pada
tahun 2011 hasil yang diperoleh mencapai pada 6,4%. Berdasarkan
perhitungan data hasil rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa pada
tahun 2008-2010 Tingkat suku bunga SBI mengalami trend penurunan
dan pada tahun 2011 mengalami trend kenaikan sebesar 6,4%. Yang
berarti bahwa semakin turun tingkat suku bunga semakin baik
perkembangan investasi di jakarta islamic index
1. Tingkat likuiditas (X2)
Grafik 4.2
Tingkat likuiditas disini merupakan variabel independent. Tingkat
likuiditas yang digunakan sebagai pengukuran variabel ini adalah rasio
lancar. Variabel ini diukur dengan dengan menggunakan persamaan rasio
lancar, berdasarkan grafik di atas hasil rata-rata yang diperoleh yaitu
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
2008 2009 2010 2011
pada tahun 2008 mencapai 8%, tahun 2009 244% , pada tahun 2010
mencapai tingkat rata-rata 215%, sedangkan pada tahun 2011 mencapai
tingkat rata-rata 229%. Dari data diatas dapat disimpulkan pada tahun
2008 tingkat likuiditas perusahaan mengalami trend penurunan yaitu <
100%, sedangkan pada tahun 2009-2011 mengalami trend kenaikan yaitu
> 100%.
2. Risiko investasi (Y)
Grafik 4.3
Berdasarkan data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Yang
dimaksud dengan risiko investasi adalah potensi kerugian yang
diakibatkan oleh penyimpangan tingkat pengembalian aktual. Variabel ini
diukur dengan menggunakan standar deviasi. Yang dihitung rata-rata
keseluruhan sampel yaitu pada tahun 2008 rata-rata yang dihasikan yaitu
363%, sedangkan pada tahun 2009 215%, pada tahun 2010 tingkat rata-
ratanya mencapai 232%, dan pada tahun 2011 tingkat rata-rata
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
400%
2008 2009 2010 2011
keseluruhannya mencapai 236 %. Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa tingkat risiko mengalami trend flluktuatif dan kurang stabil.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Analisis Regresi Berganda
Analisis pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Likuiditas
terhadap Risiko Investasi dengan menggunakan perhitungan regresi
berganda. Variabel yang dihitung dengan regresi berganda adalah Tingkat
Suku Bunga (X1), Tingkat Likuiditas (X2), dan Risiko Investasi (Y).
Tabel 4.2
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Sig
Konstanta
X1 ( Suku Bunga)
X2 (Likuiditas)
14.716
43.429
-.233
0.906
0.017
0.050
F
R2
N
4,894
0,209 atau 20,9%
40
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = 14.716 +43.429 X1 -233 X2
Dimana:
Y = Variabel dependen (Risiko Investasi)
X1 = Variabel independen (BI rate)
X2 = Variabel independen (likuiditas)
Hasil persamaan regresi berganda di atas memberikan pengertian bahwa:
Nilai Konstanta sebesar 14.716 mempunyai arti bahwa risiko investasi
= 14.716 ketika variabel-variabel bebas konstan (mengalami perubahan
(fluktuasi)).
B1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar 43.429 mempunyai arti
bahwasetiap Tingkat Suku Bunga sebesar 100% akan mengurangi
risiko investasi di perusahaan.
B2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar -223 mempunyai arti bahwa
setiap Tingkat Likuiditas naik 100% akan mengurangi risiko investasi
di perusahaan.
4.2.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen
atau terikat yang dinyatakan dalam persentase. Dimana semakin besar
prosentasenya maka semakin baik kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Untuk mengetahui
besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh R Square yaitu
sebesar 0,06 yang menunjukkan bahwa 6% risiko investasi dapat
dijelaskan oleh X1 (Suku Bunga), X2 (Likuiditas), sedangkan sisanya
1.18% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas ditandai dengan nilai R (Korelasi berganda) yang
tinggi (nilai berkisar 0,76 hingga 1). Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk
mengetahui adanya hubungan yang sempurna antara variabel bebas dalam
model regresi.
Berdasarkan table coefficient pada output regresi dapat terlihat bahwa
nilai tolerance untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolineritas
Variabel Nilai
Tolerance
Nilai
VIF
X1
X2
0,996
0,996
1.004
1.004
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan tidak
terjadimultikolinearitas, karena angka VIF masih disekitar angka satu dan dua
(terjadi multikolinearitas apabila angka VIF diatas 10)
2. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala autokerelasi digunakan uji
Durbin Watson (DW). Uji DW akan menghasilkan nilai d yang akan
menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi linier.
Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh nilai DW sebesar 1.320, nilai ini
akan di bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi
5%, jumlah sampel 40 (n) dan jumlah variabel independen 2 (k = 2).
3. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model
yang diamati tidak memiliki varianskonstant dari satu observasi ke observasi
lainnya. Pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik.
Berdasarkan hasil output SPSS grafik scatter plot terlihat seperti di bawah ini:
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada regresi.
4. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Untuk menguji apakah hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat grafik plot
normal, apabila penyebaran plot berada di sepanjang garis diagonal maka
dapat disimpulkan bahwa variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil output SPSS grafik plot normal terlihat seperti di
bawah ini:
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa penyebaran plot
berada di sepanjang garis diagonal (agak terlalu jauh dari garis diagonal ),
maka dapat disimpulkan bahwa variabel terikat dan variabel bebas
berdistribusi normal.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Selanjutya adalah menguji pengaruh antara variabel bebas tingkat suku
bunga (X1) dan tingkat likuidaitas perusahaan (X2) terhadap variabel terikat risiko
investasi (Y). Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat Y digunakan uji t.
1. Uji t
Pengujian terhadap diterima atau ditolaknya hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini menggunakan uji t, yaitu untuk mengetahui
pengaruh variabel Tingkat suku bunga, tingkat likuiditas terhadap variabel
terikat yaitu risiko investasi.
Hasil analisis uji hipotesis antara bebas X1 X2 dan X3 terhadap Y
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Analisis Uji t (parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 14.716 124.404
.118 .906
X1 43.429 17.332 .367 2.506 .017 .996 1.004
x2 -.233 .115 -.297 -2.030 .050 .996 1.004
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat
diketahui bahwa hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas adalah sebagai
berikut:
a. Suku bunga (X1)
Dari hasil pengujian diatas diperoleh hasil t hitung sebesar 2.506
dengan nilai signifikansi sebesar 0,017. Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05) maka dengan demikian Ho di tolak dan Ha diterima. Jadi dapat
dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antar suku bunga dengan Risiko
investasi.
b. Likuiditas (X2)
Dari hasil pengujian diatas diperoleh hasil t hitung sebesar -0,230
dengan nilai signifikansi sebesar 0,050. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(0,004 < 0,05) maka dengan demikian Ho diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa
ada pengaruh signifikan antara Tingkat likuiditas terhadap risiko investasi.
2. Uji F
Pengujian ini di lakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
antara Tingkat Suku Bunga (X1) dan tingkat Likuiditas (X2) terhadap risiko
investasi (Y) secara bersama-sama (simultan). Hasil analisis uji hipotesis
adalah sebagai beikut:
Table 4.5
Hasil analisis uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 175682.362 2 87841.181 4.894 .013a
Residual 664160.413 37 17950.281
Total 839842.775 39
Berdasarkan dari perhitungan menggunakan SPSS diatas diperoleh F
hitung sebesar 4.894 dengan nilai sigfikansi sebesar 0,013. Karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan diterima artinya ada
pengaruh antara Tingkat suku bunga (X1) dan tingkat likuiditas (X2) secara
bersama-sama (simultan) terhadap risiko investasi.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengujian statistic maka untuk
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2008-2011
menunjukkan bahwa dari ketiga variabel yaitu Tingkat Suku Bunga dan
Tingkat Likuiditas terhadap Risiko Investasi terdapat pengaruh yang
signifikan baik secara individual maupun bersama-sama. Dengan demikian
ketiga variabel tersebut dapat dijadikan investor sebagai bahan pertimbangan
sebelum melakukan investasi.
1. Tingkat Suku Bunga
Setelah dilakukan uji t dimana significance untuk tingkat suku
bunga adalah 0,017 atau probabilitas di bawah 0,025. Maka H ditolak,
atau tingkat suku bunga benar-benar berpengaruh secara signifikan
terhadap risiko investasi. Kemudian koefisien regresi X sebesar (43,429)
menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% tingkat suku bunga akan
menurunkan risiko investasi sebesar 43,429. Namun sebaliknya, jika
tingkat suku bunga mengalami penurunan 1% maka akan meningkatkan
risiko investasi sebesar 43,429. Pernyataan tersebut menunjukkan
kesesuaian antara konsep risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi dan
risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro. Dalam hal ini, faktor makro
tersebut adalah tingkat suku bunga.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Makaryanawati dan Haryanto (2007) yang menyebutkan
bahwa hubungan antara suku bunga SBI dan risiko sistimatis saham
adalah negatif. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sering
diidentikkan dengan aktiva yang bebas risiko artinya aktiva yang
risikonya nol atau paling kecil. Semakin kecil suku bunga Bank
Indonesia maka semakin besar risiko sistematik saham. Suku bunga
bank indonesia merupakan patokan dalam menentukan besarnya bunga
kredit dan tabungan. Suku bunga SBI yang tinggi tidak menggairahkan
perkembangan usaha-usaha karena mengakibatkan suku bunga bank
yang lain juga tinggi. Sehingga rendahnya suku bunga SBI mengandung
risiko lesunya ekonomi. Hal ini mengakibatkan tingginya risiko
berinvestasi dipasar modal.
Variabel tingkat suku bunga dalam penelitian ini mempunyai
pengaruh terhadap risiko investasi artinya bahwa fluktuatif (naik
turunnya ) suku bunga berpengaruh terhadap risiko investasi. Dengan
teori bahwa Semakin tinggi tingkat suku bunga maka harga saham
cenderung turun dan semakin rendah tingkat suku bunga semakin tinggi
harga saham perusahaan.
Secara teoritis hubungan antara tingkat suku bunga dan kinerja
pasar modal adalah negatif atau berbanding terbalik. Apabila tingkat
suku bunga naik, akan mengakibatkan pasar modal mengalami
penurunan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun akan,
mengakibatkan pasar modal mengalami kenaikan.
Kemudian jika dihubungkan dengan konsep investasi yang
menyebutkan bahwa “ High Return High Risk, Low Return Low Risk”.
Maka ketika tingkat suku bunga tinggi akan mengakibatkan harga saham
turun dan jika harga saham turun maka akan mengakibatkan return yang
diterima investor menjadi berkurang. Return yang rendah akan
mengakibatkan risiko investasi juga rendah.
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan
turun, dan sebaliknya . Alasannya jika tingkat suku bunga lebih tinggi
daripada tingkat pengembalian investasi saham, investor akan lebih
tertarik untuk menanamkan kekayaannya dalam bentuk deposito.
Menanamkan dana pada saham saat tingkat suku bunga tinggi akan
menghilangkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih
tinggi. Sebaliknya jika tingkat suku bunga mengalami penurunan
sampai dengan batasan.tingkat bunga yang rendah, maka para investor
cenderung melakukan investasi pada saham di pasar modal dengan
mengorbankan kesempatan untuk mendapatkan pengembalian bunga.
Oleh karena itu, deposito merupakan investasi alternatif terhadap
investasi saham oleh para investor.
Adanya kontribusi secara signifikan dari variabel ini
menunjukkan berperannya informasi tentang perubahan variabel suku
bunga terhadap risiko investasi atau dapat dikatakan bahwa investor
memperhatikan tingkat suku bunga dalam menentukan risiko investasi
pada suatu saham.
2. Tingkat Likuiditas
Setelah dilakukan uji t dimana signifikasi untuk tingkat likuiditas
perusahaan adalah 0,050 atau probabilitas dibawah 0,025. Maka H
diterima, atau tingkat likuiditas berpengaruh signifikan terhadap risiko
investasi. Kemudian koefisien regresi X sebesar -0,233 menyatakan
bahwa setiap peningkatan 1% likuiditas perusahaan maka akan
meningkatkan risiko investasi sebesar 0,233. Namun sebaliknya, jika
tingkat likuiditas perusahaan turun 1% maka risiko investasi juga
diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,233.
Pernyataan diatas menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan
konsep risiko investasi dimana risiko investasi dibagi menjadi dua yaitu
risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis
merupakan risiko yang dapat didiversifikasi dan dipengaruhi oleh faktor
mikro. Faktor mikro dalam penelitian ini adalah tingkat likuiditas
perusahaan yang diukur dengan rasio lancar.
Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Auliyah dan Hamzah(2006) yang mencoba menguji pengaruh variabel
bebas karakteristik perusahaan yang salah satunya diukur melalui
current ratio terhadap return saham dan beta saham syariah. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
antara current ratio terhadap return dan beta syariah.
Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan antara variabel
tingkat likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi mengindikasikan
bahwa likuiditas pada sampel perusahaan yang aktif dalam JII selama
periode pengamatan tidak dapat diperhitungkan dapat pembentukan
risiko investasi atas saham. Kemungkinan terjadinya hal ini disebabkan
karena investor tidak menganggap bahwa tingkat likuiditas perusahaan
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya sebagai elemen yang berpengaruh terhadap risiko
investasi. Investor mengambil keputusan melakukan investasi pada
perusahaan yang terdaftar pada JII semata-mata karena perusahaan-
perusahaan tersebut telah tersaring berdasarkan prinsip syariah sehingga
kurang memperhatikan rasio-rasio keuangan dalam melakukan penilaian
atas saham. Kondisi ini sesuai dengan pendapat weston (1995:2000)
yang menyatakan bahwa walaupun rasio keuangan merupakan alat yang
sangat berguna, tetapi tidak terlepas dari beberapa keterbatasan dan
harus digunakan dengan hati-hati. Analisis rasio keuangan merupakan
suatu bagian penting dari proses penilaian, tetapi rasio keuangan sendiri
bukan merupakan jawaban langsung dari pertanyaan tentang prestasi
suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini bertolak dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh ulupui (2004). Hasil penelitiannya menunjukkan
kesimpulan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruhh yang
positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal
ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih
tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya semakin tinggi.
Hasil penelitian terdahulu diatas jika dihubungkan dengan
konsep investasi yang menhyebutkan bahwa “ High Return High Risk,
Low Return Low Risk”, maka ketika tingkat likuiditas perusahaan tinggi
akan mengakibatkan return yang diterima investor menjadi meningkat.
Return yang tinggi akan mengakibatkan risiko investasi juga tinggi.
Variabel tingkat likuiditas ini mempunyai pengaruh terhadap
Risiko Investasi artinya semakin tinggi likuiditas perusahaan akan
berpengaruh terhadap risiko investasi. Sesuai dengan teori bahwa
semakin tinggi tingkat likuiditas sebuah perusahaan maka semakin
bagus kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya senagai elemen yang berpengaruh terhadap risiko investasi.
Investor mengambil keputusan melakukan investasi pada perusahaan
yang terdaftar pada JII semata-mata karena perusahaan-perusahaan
tersebut telah tersaring berdasarkannprinsip syariah sehingga kurang
memperhatikan rasio-rasio keuangan dalam melakukan penilaian atas
saham.
63
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel tingkat suku bunga parsial secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Risiko Investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi uji t sebesar 0.017, dimana angka ini berada dibawah level
of significance yang digunakan yaitu 5% (0.05).
2. Variabel Tingkat Likuiditas secara parsial berpengaruh tidak
signifikan terhadap Risiko Investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi uji t sebesar 0.050, dimana angka ini sama dengan level of
significance yang digunakan yaitu 5% (0.05).
3. Sedangkan secara bersama-sama Tingkat Suku Bung dan Tingkat
Likuiditas berpengaruh terhadap Risiko Investasi, hal ini terbukti
dengan nilai F-hitung 4.894 dengan nilai signifikansi 0.013 lebih kecil
dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan Variabel Tingkat Suku Bunga dan
Tingkat Likuiditas dapat digunakan secara bersama-sama dalam
mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal syari’ah khususnya
saham Jakarta Islamic Index (JII).
5.2 Saran
64
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil temuan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk para peneliti yang berminat mengkaji lebih lanjut bidang yang
sama dapat mempertimbangkan untuk meneliti hal yang sama dengan
menggunakan periode penelitian yang berbeda guna melihat
konsistensi hasil penelitian.
2. lebih lanjut pada peneliti selanjutnya dapat memasukkan variable-
variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini yang sekiranya dapat
digunakan untuk penyempurnaan penelitian ini.
3. sebelum memutuskan untuk berinvestasi sebaiknya investor juga
memperhatikan variable makro seperti Tingkat suku bunga, politik dan
kebijakan pemerintah serta kondisi internal perusahaan yaitu dengan
melihat kelancaran atau tingkat likuiditas perusahaan karena hal
tersebut juga mempengaruhi Risiko Investasi.
5.3 Penutup
Alhamdulillah, berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri
pribadi penyusun khususnya, dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
65
membangun dari para pembaca sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberikan jalan yang
lurus sebagai petunjuk agar kita semua selalu dalam ridha-Nya.
66
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE, 2000.
Ang, Robert, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Media Soft
Indonesia, 1997.
Anuraga, Panji, dan Piji, Pakarti, Pengantar Pasar modal, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 1998
Darmanji, Tjipto dan Hendy Fakhrudin, Pasar Modal Di Indonesia. Edisi
Pertama, Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Firdaus, Muhammad, Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikasi, Jakarta:
Bumi Aksara, 2004.
Gujararti, Damodar N., Ekonomika Dasar, Edisi Terjemah, Jakarta: Erlangga,
1999.
Ghozali, Imam, Apliksi Analis Multi Vaiate Dengan Program SPSS,
Semarang: BPFE UNDIP, 2001.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, Analis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga,
Yogjakarta: UPP STIM YKPN, 2007.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal
Syariah, Jakarta: Kencana, 2007.
Husnan, Suad, Manajemen Keuangan (Teori Dan Penerapan,) Edisi 4,
Yogyakarta: BPFE, 1998.
Ichwan, at.al., Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
I G. K. A. Ulupui, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi
Di BEJ), Jurnal Ekonomi, http://ejournal.unud.ac.id/abstrak.
Indrianto dan Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE
UGM, 2002.
67
Kuncoro, Mudrajat, Metode Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis
Dan Ekonomi, Yogjakarta: UPP AMP YKPN, 2001.
Munawir, S., Analis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty, 1999.
Prastowo, Dwi, Analisis Laporan Keuangan, edisi pertama, Yogyakarta:
AMP YKPN, 1995.
Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi 4,
Yogyakarta: BFE UGM, 1995.
Samsudin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi,
Edisi Pertama, Yogyakarta: 1995.
Sari, Synthia , Analisis Hubungan Struktur Modal Berdasarkan Static Trade
Off The Ory Doln Pecking Order The Ory Pada Perusahaan Publik di
BEJ Periode 2002-2004, Busines & Manajemen s Jurnal Bunda
Mulia, Vol : 2, No 1, September 2006,
Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuanagan Islam, Surakarta: mup-ums,
2006.
Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Edisi Kedua,
Yogyakarta: Ekonisia FE-UII, 1995.
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Al Faeta, 1999.
Sumitro, Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga
Terkait (Bamui, Takaful Dan Pasar Modal Syari’ah) Di Indonesia,
Edisi revisi, cet 4, Jakarta: PT Raja G rafindo Persada, 2004.
Supranto, J., Statstik Teori Dan Aplikasi, Edisi Ke Enam, Jakarta: Erlangga,
2001.
Suyanto, Stanislaus, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Triandaru, Sigit dan Ttotok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Edisi 2,Jakarta: Salemba Empat,2006.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index
Lampiran 1
Periode 2008 s/d Mei 2009
Daftar Saham Komponen Jakarta Islamic Index
Periode Juni 2009 – Nopember 2009
Daftar Saham Komponen Jakarta Islamic Index
Periode Juni 2010 – November 2010
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ANTM Aneka Tambang Tbk
3 ASII Astra Internasional Tbk
4 ADRO Adaro Energy Tbk
5 BKSL Sentul City Tbk
6 BMTR Global Mediacom Tbk
7 BRPT Barito Pasific Tbk
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
9 BWPT BW Plantation Tbk
10 CTRA Ciputra Development Tbk
11 DEWA Darma HenwaTbk
12 ELSA Elnusa Tbk
13 ELTY Bakrieland Development Tbk
14 INCO International Nickel IndonesiaTbk
15 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
16 ITMG Indo Tambang raya Megah Tbk
17 KLBF Kalbe Farma Tbk
18 LPKR Lippo Karawati Tbk
19 LSIP PP London Sumatera Tbk
20 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
21 PTBA Tambang BatuBara Bukit Asam Tbk
22 SGRO Sampoerna Agro Tbk
23 SMCB Semen Cibinong Tbk
24 SMGR Semen Gresik Tbk
25 TINS Timah Tbk
26 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
27 TURI Tunas Ridean Tbk
28 UNSP Bakrie Sumatra Plantation Tbk
29 UNTR United Tractors Tbk
30 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Pojok Bursa IAIN Walisongo Semarang
Daftar Saham Komponen Jakarta Islamic Index
Periode Desember 2010 – Mei 2011
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ANTM Aneka Tambang Tbk
3 ASII Astra Internasional Tbk
4 ASRI Alam Suteral Realty Tbk
5 BKSL Sentul City Tbk
6 BMTR Global Mediacom Tbk
7 BRPT Barito Pasific Tbk
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
9 BWPT BW Plantation Tbk
10 CPIN Charon Pokpand Indonesia Tbk
11 DEWA Darma Henwa Tbk
12 ELSA Elnusa Tbk
13 ENRG Energi Mega Persada Tbk
14 INCO International Nickel Indonesia Tbk
15 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
16 ITMG Indo Tambang Raya MegahTbk
17 KLBF Kalbe Farma Tbk
18 LPKR Lippo Karawati Tbk
19 LSIP PP London Sumatera Tbk
20 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
21 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
22 SGRO Sampoerna Agro Tbk
23 SMCB Holcim Indonesia Tbk
24 SMGR Semen Gresik Tbk
25 TINS Timah Tbk
26 TRAM Trada Maritime Tbk
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
28 UNTR United Tractors Tbk
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk
30 WIKA Wijaya Karya Tbk
Sumber : Pojok Bursa IAIN Walisongo Semarang
Daftar Saham Komponen Jakarta Islamic Index
Periode Juli 2011 – Agustus 2011
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ANTM Aneka Tambang Tbk
3 APEX Apexindo Pratama Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 BISI Berlian Laju Tanker Tbk
6 BMTR Bakrie & Brothers Tbk
7 BRPT Bakrie Telecom Tbk
8 BUMI Bumi Resources Tbk
9 CTRP Central Tbk
10 ELSA Ciputra Development Tbk
11 IIKP Mobile-8 Telecom Tbk
12 INCO International Tbk
13 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
14 INDY Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
15 INTP Indocement Tunggal Tbk
16 ISAT Indosat Tbk
17 KLBF Kalbe Farma Tbk
18 LSIP Lippo Karawaci Tbk
19 MIRA PP London Sumatera Tbk
20 MNCN Medco Energi Internasional Tbk
21 MPPA Perusahaan Gas Negara Tbk
22 PTBA Tambang Batubara Tbk
23 SGRO SMART Tbk
24 SMGR Semen Cibinong Tbk
25 SMGR Semen Gresik Tbk
26 TBLA Timah Tbk
27 TINS Telekomunikasi Tbk
28 TLKM Truba Alam Tbk
29 UNSP United Tractors Tbk
30 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : JSX Value Line
Lampiran 2
DATA SUKU BUNGA PERUSAHAAN SAMPEL
No Tahun BI Rate
1 04-Des-08 8,25%
2 6 Nov 2008 8,75%
3 07-Okt-08 9,25%
4 04-Sep-08 9,50%
5 05-Agust-08 9,50%
6 03-Jul-08 9,25%
7 05-Jun-08 9,00%
8 06-Mei-08 8,75%
9 03-Apr-08 8,50%
10 06-Mar-08 8,25%
11 06-Feb-08 8,00%
12 08-Jan-08 8,00%
No Tahun BI Rate
1 03-Des-09 6,50%
2 4 Nov 2009 6,50%
3 05-Okt-09 6,50%
4 03-Sep-09 6,50%
5 05-Agust-09 6,50%
6 03-Jul-09 6,50%
7 03-Jun-09 6,50%
8 05-Mei-09 6,75%
9 03-Apr-09 7,00%
10 04-Mar-09 7,25%
11 04-Feb-09 7,50%
12 07-Jan-09 7,75%
No Tahun BI Rate
1 03-Des-10 6,75%
2 4 Nov 2010 6,00%
3 05-Okt-10 6,50%
4 03-Sep-10 6,50%
5 04-Agust10 6,50%
6 05-Jul-10 6,50%
7 03-Jun-10 6,50%
8 05-Mei-10 6,50%
9 06-Apr-10 6,50%
10 04-Mar-10 6,50%
11 04-Feb-10 6,50%
12 06-Jan-10 6,50%
NO Tahun BI Rate
1 08-Des-11 5,75%
2 10 Nov
2011 6,00%
3 11-Okt-11 6,00%
4 08-Sep-11 6,00%
5 09-Agust-
11 6,50%
6 12-Jul-11 6,75%
7 09-Jun-11 6,75%
8 12-Mei-11 6,50%
9 12-Apr-11 6,75%
10 04-Mar-11 6,75%
11 04-Feb-11 6,75%
12 05-Jan-11 6,75%
DATA LIKUIDITAS PERUSAHAAN SAMPEL
No Kode Tahun Current
Ratio
1 AALI 2008 1,94422373
2009 1,82584645
2010 1,93169764
2011 1,87223351
2 ANTM 2008 8,10296325
2009 7,27307229
2010 3,81767669
2011 5,0705507
3 ASII 2008 1,32169029
2009 1,36880494
2010 1,2617983
2011 0,86794364
4 BMTR 2008 3,28882184
2009 3,06629741
2010 1,85680269
2011 1,29043105
5 BRPT 2008 2,20614641
2009 2,32591647
2010 1,44138267
2011 1,54469602
6 KLBF 2008 3,33345196
2009 2,98696556
2010 4,39364878
2011 7,52062715
7 TINS 2008 2,62410278
2009 2,94130312
2010 3,23666661
2011 2,20815769
8 TLKM 2008 0,54160413
2009 0,60589786
2010 0,91489866
2011 0,46357825
9 UNVR 2008 1,00394162
2009 1,01492554
2010 1,12496014
2011 1,36133993
10 BUMI 2008 0,77634786
2009 0,96992429
2010 1,56056518
2011 0,71829075
Lampiran 4
TABULASI PENELITIAN
No X1 X2 Y
1 9% 194% 356%
2 7% 183% 351%
3 6% 193% 264%
4 6,44% 187% 271%
5 9% 810% 203%
6 7% 727% 126%
7 6% 382% 210%
8 6,44% 507% 224%
9 9% 132% 262%
10 7% 137% 223%
11 6% 126% 268%
12 6,44% 87% 354%
13 9% 329% 116%
14 7% 307% 75%
15 6% 186% 93%
16 6,44% 129% 84%
17 9% 221% 351%
18 7% 233% 134%
19 6% 144% 154%
20 6,44% 154% 127%
21 9% 333% 436%
22 7% 299% 203%
23 6% 439% 233%
24 6,44% 752% 214%
25 9% 262% 292%
26 7% 294% 145%
27 6% 324% 237%
28 6,44% 221% 282%
29 9% 54% 450%
30 7% 61% 271%
31 6% 91% 240%
32 6,44% 46% 244%
33 9% 100% 881%
34 7% 101% 453%
35 6% 112% 457%
36 6,44% 136% 470%
37 9% 78% 279%
38 7% 97% 168%
39 6% 156% 219%
40 6,44% 72% 137%
Lampiran 5
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 x2, x1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summary(b)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .457a .209 .166 133.979 .209 4.894 2 37 .013 1.320
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 175682.362 2 87841.181 4.894 .013a
Residual 664160.413 37 17950.281
Total 839842.775 39
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
95% Confidence
Interval for B Correlations Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound Zero-order Partial
Par
t
Toler
ance VIF
1 (Const
ant)
14.716 124.404
.118 .906
-
2
3
7
.
3
5
0
266.78
2
x1 43.429 17.332 .367 2.506 .017 8.311 78.548 .348 .381
.36
6 .996 1.004
x2
-.233 .115 -.297 -2.030 .050 -.466 .000 -.274 -.317
-
.29
7
.996 1.004
a. Dependent Variable: Y
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensio
n Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) x1 x2
1 1 2.705 1.000 .00 .00 .04
2 .280 3.109 .01 .02 .96
3 .015 13.461 .98 .98 .00
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 99.87 392.98 263.93 67.117 40
Residual -212.832 498.747 .000 130.498 40
Std. Predicted Value -2.444 1.923 .000 1.000 40
Std. Residual -1.589 3.723 .000 .974 40
a. Dependent Variable: Y