EKONOMI GLOBAL - ftp.unpad.ac.id · pada perdagangan di bursa ber jangka global, kemarin. Se...

1
19 E E KONOMI KONOMI GLOBAL KAMIS, 7 APRIL 2011 HARGA emas kembali mence- tak rekor tertinggi baru dengan menembus US$1.460 per ons, pada perdagangan di bursa ber jangka global, kemarin. Se mentara itu, harga perak melambung ke posisi tertinggi dalam 31 tahun terakhir. Reli kenaikan harga emas dan perak dipengaruhi oleh uktuasi di pasar uang. Depre- siasi dolar mendorong investor mengalihkan investasi mereka ke aset safe haven berupa logam mulia. Dikutip dari Reuters, harga emas telah naik lebih dari 2% selama pekan ini. Jika dilihat selama tiga pekan terakhir, reli kenaikan harga emas bahkan sudah mencapai 5%. Harga emas di bursa ber- jangka untuk kontrak Juni sempat mencatatkan posisi tertinggi di US$1.461,70 per ons. Adapun harga emas di pasar spot, kemarin berada di posisi US$1.459,4 per ons se- telah sebelumnya menyentuh US$1.460,4. Sementara itu, harga perak, kemarin, melaju ke posisi ter- tingginya sejak Januari 1980 ke US$39,50 per ons. Harga itu naik 0,8% jika dibandingkan dengan posisi sehari sebelum- nya. Kenaikan harga juga terjadi pada logam platina dan nikel. Di pasar spot, platina naik 1% menjadi US$1.803,74 per ons, sedangkan harga nikel naik 0,6% menjadi US$791,22 per ons. “Jangan heran bila terjadi pelemahan dalam jangka wak- tu pendek. Terutama akibat pengaruh euro yang menguat terhadap dolar,” ujar analis Standard Bank Walter de Wet. Sebelumnya, kurs dolar me- lemah ke posisi terendahnya dalam 14 bulan terakhir terha- dap euro. Hal itu dipicu ada- nya ekspektasi investor akan penaikan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Juni 2008 oleh Bank Sentral Eropa, pada Kamis (7/3) waktu setempat. “Pengetatan kebijakan mone- ter bukan faktor penopang ke- naikan harga emas, melainkan risiko inasi yang meningkat di zona euro,” imbuh analis UBS Edel Tully. Pasalnya, logam mulia, teru- tama emas, kerap menjadi an- dalan investor dalam memiti- gasi risiko berkurangnya nilai investasi mereka akibat terge- rus inasi. (E-3) IRANA SHALINDRA J EPANG tidak akan mener- bitkan utang baru untuk membiayai anggaran- nya yang membengkak hingga lebih dari US$35 mili- ar. Pembengkakan anggaran terjadi lantaran Jepang harus memulai program rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa dahsyat yang diikuti dengan tsunami pada Maret lalu. Demikian dilaporkan surat kabar lokal Asahi yang diku- tip Reuters, kemarin. Dalam laporan yang didasari draf penambahan anggaran, dana 3 triliun yen atau sekitar US$35 miliar akan digunakan untuk memperbaiki jalan, pelabuhan, dan bangunan sekolah, juga membuka lapangan kerja bagi korban bencana di wilayah timur laut ‘Negeri Matahari Terbit’ itu. “Untuk menjaga kepercayaan (pasar), pemerintah tidak akan menggunakan obligasi sebagai sumber pembiayaan. Dengan demikian, pemerintah tidak akan menerbitkan tambahan obligasi,” seperti tertulis dalam draf itu. Guna menutup pembeng- kakan anggaran, pemerintah akan me-review ulang beberapa pos belanja yang ada. Misalnya, tunjangan bagi rumah tangga dengan anak. Selain itu, pe- merintah akan mencairkan cadangan sebesar 2,5 triliun yen dari rekening khusus. Setelah dihajar gempa pada 9,0 pada skala Richter yang disusul dengan tsunami, per- ekonomian terbesar ketiga dunia itu kini menghadapi krisis terburuknya sejak Perang Dunia II. Pemerintah Jepang mengestimasikan kerugian material dari musibah itu da- pat mencapai US$300 miliar. Hal itu menjadikan gempa dan tsunami pada 11 Maret tersebut sebagai bencana alam ‘terma- hal’ sepanjang sejarah. Namun, estimasi kerugian itu diprediksi bakal bertambah besar. Pasalnya, Jepang kini menghadapi dampak lanjutan gempa, berupa minimnya pa- sokan listrik yang dipicu oleh kerusakan pembangkit listrik bertenaga nuklir. Dampak lain adalah belum pulihnya akti- vitas produksi manufaktur yang menyebabkan terganggu- nya rantai distribusi dan turun- nya kepercayaan bisnis. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan dirinya berharap dapat menyerahkan draf anggaran tambahan ke parlemen pada akhir April. Sejauh ini, pemerintah belum memberitakan tanda-tanda akan menaikkan pajak untuk membiayai tambahan bujet itu. Para analis memperkira- kan, Jepang paling tidak bakal membutuhkan dua lagi bujet tambahan. Totalnya dapat men- capai 10 triliun yen. Jepang memiliki rasio utang publik yang tinggi, yakni sekitar 200% terhadap produk domes- tik brutonya yang bernilai US$5 triliun. Posisi itu merupakan yang terburuk di antara negara- negara industri maju. Namun, mengapa Jepang tidak bernasib bak Yunani yang terbelit krisis utang? Karena sebagian besar surat utang Jepang dipegang oleh investor domestik. Portugal Dari Eropa, Portugal yang te- ngah terbelit krisis utang telah menghimpun dana hingga 1 miliar euro atau sekitar US$1,4 miliar, melalui penerbitan ob- ligasi baru. Namun, perolehan tersebut harus dibayar Portugal dengan kompensasi bunga yang lebih mahal. Lisbon harus membayar im- bal hasil sebesar 5,1% dan 5,9% untuk mendapat pinjaman dana segar bertenor enam dan 12 bulan. Bulan lalu, imbal hasil yang dibayar 3% dan 4% saja. Akan tetapi, hal itu terpaksa dilakukan Portugal mengingat sebagian utangnya akan jatuh tempo pekan depan. Tepatnya sekitar 4,2 miliar euro. Adapun pada Juni, akan ada utang sebe- sar 4,9 miliar euro yang jatuh tempo. (BBC News/E-2) [email protected] Jepang Tolak Utang Baru Dengan utang lebih besar, mengapa Jepang tidak bernasib bak Yunani yang terbelit krisis? Untuk menjaga kepercayaan (pasar), pemerintah tidak akan menggunakan obligasi sebagai sumber pembiayaan.” Emas dan Perak Cetak Harga Tertinggi HARGA EMAS: Refleksi wanita mengamati perhiasan yang dipajang di salah satu toko emas di India, beberapa waktu lalu. Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi baru dengan menembus US$1.460 per ons. REUTERS/AMIT DAVE

Transcript of EKONOMI GLOBAL - ftp.unpad.ac.id · pada perdagangan di bursa ber jangka global, kemarin. Se...

Page 1: EKONOMI GLOBAL - ftp.unpad.ac.id · pada perdagangan di bursa ber jangka global, kemarin. Se mentara itu, harga perak melambung ke posisi tertinggi dalam 31 tahun terakhir. Reli kenaikan

19EEKONOMIKONOMI GLOBALKAMIS, 7 APRIL 2011

HARGA emas kembali mence-tak rekor tertinggi baru dengan menembus US$1.460 per ons, pada perdagangan di bursa ber jangka global, kemarin. Se mentara itu, harga perak melambung ke posisi tertinggi dalam 31 tahun terakhir.

Reli kenaikan harga emas dan perak dipengaruhi oleh fl uktuasi di pasar uang. Depre-siasi dolar mendorong investor mengalihkan investasi mereka ke aset safe haven berupa logam mulia.

Dikutip dari Reuters, harga emas telah naik lebih dari 2% selama pekan ini. Jika dilihat

selama tiga pekan terakhir, reli kenaikan harga emas bahkan sudah mencapai 5%.

Harga emas di bursa ber-jangka untuk kontrak Juni sempat mencatatkan posisi tertinggi di US$1.461,70 per ons. Adapun harga emas di pasar spot, kemarin berada di posisi US$1.459,4 per ons se-telah sebelumnya menyentuh US$1.460,4.

Sementara itu, harga perak, kemarin, melaju ke posisi ter-tingginya sejak Januari 1980 ke US$39,50 per ons. Harga itu naik 0,8% jika dibandingkan dengan posisi sehari sebelum-

nya.Kenaikan harga juga terjadi

pada logam platina dan nikel. Di pasar spot, platina naik 1% menjadi US$1.803,74 per ons, sedangkan harga nikel naik 0,6% menjadi US$791,22 per ons.

“Jangan heran bila terjadi pelemahan dalam jangka wak-tu pendek. Terutama akibat pengaruh euro yang menguat terhadap dolar,” ujar analis Standard Bank Walter de Wet.

Sebelumnya, kurs dolar me-lemah ke posisi terendahnya dalam 14 bulan terakhir terha-dap euro. Hal itu dipicu ada-

nya ekspektasi investor akan penaikan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Juni 2008 oleh Bank Sentral Eropa, pada Kamis (7/3) waktu setempat.

“Pengetatan kebijakan mone-ter bukan faktor penopang ke-naikan harga emas, melainkan risiko infl asi yang meningkat di zona euro,” imbuh analis UBS Edel Tully.

Pasalnya, logam mulia, teru-tama emas, kerap menjadi an-dalan investor dalam memiti-gasi risiko berkurangnya nilai investasi mereka akibat terge-rus infl asi. (E-3)

IRANA SHALINDRA

JEPANG tidak akan mener-bitkan utang baru untuk membiayai anggaran-nya yang membengkak

hingga lebih dari US$35 mili-ar. Pembengkakan anggaran terjadi lantaran Jepang harus memulai program rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa dahsyat yang diikuti dengan tsunami pada Maret lalu.

Demikian dilaporkan surat kabar lokal Asahi yang diku-tip Reuters, kemarin. Dalam laporan yang didasari draf penambahan anggaran, dana 3 triliun yen atau sekitar US$35 miliar akan digunakan untuk memperbaiki jalan, pelabuhan, dan bangunan sekolah, juga membuka lapangan kerja bagi korban bencana di wilayah timur laut ‘Negeri Matahari Terbit’ itu.

“Untuk menjaga kepercayaan (pasar), pemerintah tidak akan menggunakan obligasi sebagai sumber pembiayaan. Dengan demikian, pemerintah tidak akan menerbitkan tambahan obligasi,” seperti tertulis dalam draf itu.

Guna menutup pembeng-kakan anggaran, pemerintah akan me-review ulang beberapa pos belanja yang ada. Misalnya, tunjangan bagi rumah tangga dengan anak. Selain itu, pe-merintah akan mencairkan cadang an sebesar 2,5 triliun yen dari rekening khusus.

Setelah dihajar gempa pada 9,0 pada skala Richter yang disusul dengan tsunami, per-ekonomian terbesar ketiga dunia itu kini menghadapi krisis terburuknya sejak Perang Dunia II. Pemerintah Jepang mengestimasikan kerugian material dari musibah itu da-pat mencapai US$300 miliar. Hal itu menjadikan gempa dan tsunami pada 11 Maret tersebut sebagai bencana alam ‘terma-hal’ sepanjang sejarah.

Namun, estimasi kerugian itu diprediksi bakal bertambah besar. Pasalnya, Jepang kini menghadapi dampak lanjutan gempa, berupa minimnya pa-sokan listrik yang dipicu oleh kerusakan pembangkit listrik bertenaga nuklir. Dampak lain adalah belum pulihnya akti-vitas produksi manufaktur yang menyebabkan terganggu-nya rantai distribusi dan turun-nya kepercayaan bisnis.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan dirinya berharap dapat menyerahkan draf anggaran tambahan ke parlemen pada akhir April.

Sejauh ini, pemerintah belum memberitakan tanda-tanda akan menaikkan pajak untuk membiayai tambahan bujet itu.

Para analis memperkira-kan, Jepang paling tidak bakal membutuhkan dua lagi bujet tambahan. Totalnya dapat men-capai 10 triliun yen.

Jepang memiliki rasio utang publik yang tinggi, yakni sekitar 200% terhadap produk domes-tik brutonya yang bernilai US$5 triliun. Posisi itu merupakan yang terburuk di antara negara-negara industri maju. Namun, mengapa Jepang tidak bernasib bak Yunani yang terbelit krisis utang? Karena sebagian besar surat utang Jepang dipegang oleh investor domestik.

PortugalDari Eropa, Portugal yang te-

ngah terbelit krisis utang telah menghimpun dana hingga 1 miliar euro atau sekitar US$1,4 miliar, melalui penerbitan ob-ligasi baru. Namun, perolehan tersebut harus dibayar Portugal dengan kompensasi bunga yang lebih mahal.

Lisbon harus membayar im-bal hasil sebesar 5,1% dan 5,9% untuk mendapat pinjaman dana segar bertenor enam dan 12 bulan. Bulan lalu, imbal hasil yang dibayar 3% dan 4% saja.

Akan tetapi, hal itu terpaksa dilakukan Portugal mengingat sebagian utangnya akan jatuh tempo pekan depan. Tepatnya sekitar 4,2 miliar euro. Adapun pada Juni, akan ada utang sebe-sar 4,9 miliar euro yang jatuh tempo. (BBC News/E-2)

[email protected]

Jepang Tolak Utang Baru

Dengan utang lebih besar, mengapa Jepang tidak bernasib bak Yunani yang terbelit krisis?

Untuk menjaga kepercayaan

(pasar), pemerintah tidak akan menggunakan obligasi sebagai sumber pembiayaan.” Emas dan Perak Cetak Harga Tertinggi

HARGA EMAS: Refleksi wanita mengamati perhiasan yang dipajang di salah satu toko emas di India, beberapa waktu lalu. Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi baru dengan menembus US$1.460 per ons.

REUTERS/AMIT DAVE