EKONOMETRIKA

24
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PEMBIAYAAN DALAM BANK SYARIAH DAN UUS DI INDONESIA (PERIODE JUNI 2011 – APRIL 2013) Paper Diajukan sebagai Tugas Akhir Ekonometrika OLEH: SYAHLIAH NIM: 1111046100125 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

description

metode penelitian, ekonometrika, makalah ekonometrika, makalah penelitian, perhitungan statistik dengan SPSS

Transcript of EKONOMETRIKA

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PEMBIAYAAN DALAM BANK SYARIAH DAN UUS DI INDONESIA(PERIODE JUNI 2011 APRIL 2013)

PaperDiajukan sebagai Tugas Akhir Ekonometrika

OLEH:SYAHLIAHNIM: 1111046100125

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAHPROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2013

A. Pendahuluan Pada semester kedua tahun 2008 krisis kembali menerpa dunia setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1998. Krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat akhirnya merambat ke negara-negara lainnya dan meluas menjadi krisis ekonomi secara global. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada tahun 2009. Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor nasional, pada akhirnya akan berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi nasional. Pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global merupakan salah satu alasan mengapa bank syariah dapat bertahan. Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi sampai posisi Februari 2009 dengan kinerja pembiayaan yang baik (Non Performing Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah per Februari 2009 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 33,3% pada Februari 2008 menjadi 47,3% pada Februari 2009. Sementara itu, nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.40,2 triliun. Dengan kinerja pertumbuhan industri yang mencapai rata-rata 46,32% dalam lima tahun terakhir, iB (ai-Bi, Islamic Bank) di Indonesia diperkirakan tetap akan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu masa mendatang akan semakin tinggi minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan bank syariah dan pada gilirannya akan meningkatkan signifikansi peran bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan nasional. Semakin berkembangnya bank syariah di Indonesia maka perlu dibentuk sebuah regulasi untuk mengaturnya. Pemerintah Indonesia telah menetapkan UU no. 21 tahun 2008 yang mengatur tentang Perbankan Syariah. Sedangkan untuk menilai kesehatan bank syariah, Bank Indonesia menetapkan regulasi yang mengatur bagaimana cara menilai kesehatan sebuah bank syariah. Bank Indonesia telah menetapkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah. Fakor-faktor yang dinilai antara lain: permodalan (capital), kualitas aset (assetquaility), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll. Bagi perbankan syariah, inflasi memberikan dua tekanan. Pertama, dari sisi pendapatan bank syariah. Inflasi mengurangi daya beli masyarakat yang selanjutnya mengurangi margin keuntungan sektor riil, yang pada gilirannya mengurangi kemampuan dunia usaha membayar pada bank syariah. Kedua, dari sisi bagi hasil bank syariah kepada nasabah, penabung, dan deposan yang sulit bersaing dengan bunga bank konvensional. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate ini masih menjadi acuan untuk bank-bank syariah dimana akanmenyebabkan perkembangan bank syariah akan terhambat oleh kenaikan BI Rate. Mengingat apabila inflasi tinggi maka sektor bisnis akan terpengaruh sektor konsumen yang akan turun, yang berdampak pada tingkat kemampuan pembayaran kredit kalangan dunia usaha.BI Rate juga mempengaruhi tingkat margin yang mana ketika BI Rate turun maka penurunan tingkat margin dilakukan terutama untuk transaksi dengan akad murabahah. Dengan adanya variabel-variabel yang telah ditentukan, peneliti memfokuskan penelitian pada Pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga, Inflasi dan BI Rate Terhadap Semua Akad Pembiayaan Dalam Bank Syariah Dan Uus Di Indonesia.

A. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH1. Perumusan Masalaha. Bagaimana secara simultan pengaruh DPK, Inflasi dan BI Rate terhadap semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia ?b. Bagaimana secara parsial pengaruh DPK, Inflasi dan BI Rate terhadap semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia ?c. Faktor manakan yang memberikan pengaruh paling besar terhadap Pembatasan Masalah semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia ?

2. Pembatasan Masalaha. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah DPK, Inflasi dan BI Rate terhadap semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesiab. Data yang digunakan dalam penelitian in adalah data bulanan laporan keuangan Bank Indonesia yang dimulai dari Juni 2011 April : 2013

B. TUJUAN PENELITIANa. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh DPK, Inflasi dan BI Rate terhadap semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.b. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh DPK, Inflasi dan BI Rate terhadap semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.c. Untuk mengetahui factor manakah yang memberikan distribusi paling besar semua akad pembiayaan dalam Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

C. KERANGKA PENELITIAN

1. PembiayaanPembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakandeficit unit.

2. DPKSemakin tinggi DPK maka akan semakin bannyak dana yang disalurkan untuk pembiayaan.

3. InflasiInflasi yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat yang berdampak pada menurunnya margin keuntungan dari sector riil dan pada akhirnya akan mengurangi kemampuan para pengusaha untuk membayar pinjaman pada bank. Inflasi juga berdampak pada bagi hasil bank syariah kepada nasabah, penabung, dan deposan yang sulit bersaing dengan bunga bank konvensional

4. BI RateBI Rate mempengaruhi tingkat margin yang mana ketika BI Rate turun maka penurunan tingkat margin dilakukan terutama untuk transaksi dengan akad murabahahUntuk lebih jelasnya kerangka pemikiran ditunjukkan oleh gambar berikut :Pembiyaan pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

InflasiBI RateDPK

Terdapat pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen

Uji Statistika

Uji Analisis regresi linear berganda:1. Uji determinasi (R)2. Uji F3. Uji tUji Asumsi Klasik:1. Uji Multikolinearitas2. Uji Heteroskedastisitas3. Uji Autokorelasi

Hasil Pengujian

Interpretasi

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Sedangkan teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variable dengan dua atau lebih independent variable (Arikunto 2002: 56).

Y = Dimana:Y: Pembiayaan pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah : konstanta (intercept)X: DPK ( Dana Pihak Ketiga )X: InflasiX: BI Ratee: Besaran nilai residu (standar eror)

D. LITERATUR REVIEW

1. Luluk Chorida : Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Dan Tingkat Margin Terhadap Alokasi Pembiayaan Usaha Kecil Dan Menengah.1) Pengaruh variabel dependent terhadap variabel independent yang menggunakan metode Regresi Linier Berganda ini juga membuktikan bahwa model yang dipakai adalah tepat. R square pada model menunjukkan angka 96,9 % yang berarti nilai dari R square tersebut adalah baik dan tepat karena dapat menunjukkan data aslinya dengat derajat mendekati 1 atau 100%. Uji F yaitu uji apakah secara keseluruhan ketiga variabel independen mempengaruhi variabel dependennya terjawab dengan ketiga variable independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya 117.2) Pengaruh variabel dependent terhadap variabel independent secara individu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap alokasi pembiayaan UKM, dengan mengunakan uji signifikansi dan uji T-test dapat dilihat bahwa jumlah dana pihak ketiga dan inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan UKM, sehingga semakin tinggi jumlah yang terkumpul dan semakin naik tingkat inflasi di Indonesia maka akan menyebabkan kenaikan jumlah dana yang dikeluarkan pada alokasi pembiayaan UKM, sedangkan pada tingkat margin nilai T-test nya menunjukkan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan UKM, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat margin yang ditawarkan bank syariah orang yang maka banyak nasabah yang mau menggunakan jasa meminjam pada bank syariah dan akan semakin tinggi alokasi pembiayaan UKM yang dikeluarkan bank syariah.3) Pengaruh variabel independent yang dominan terhadap variabel dependet adalah jumlah dana pihak ketiga, pengaruh dominan ini dapat ditunjukkan pada uji-T test yang menunjukkan 16,619 pengaruh ini paling besar dari pada pengaruh lainnya yang hanya 3,569 pada Inflasi. Kenaikan dan penurunan alokasi UKM karenanya sangat dipengaruhi oleh jumlah dana yang tersimpan pada bank syariah. Semakin besar jumlah dana dari pihak ketiga yang ada pada bank syariah maka akan semakin besar pula alokasi UKM.

2. Lyla Rahma Adyani dan Drs. R. Djoko Sampurno, MM: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas (Roa). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Operasi Pendapatan (BOPO), dan Pembiayaan to Deposit Ratio (FDR) Profitabilitas (ROA). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria Bank umum syariah yang melayani laporan keuangan periode Desember 2005-September 2010. Teknik analisis yang digunakan adalah asumsi klasik analisis, analisis regresi berganda dan uji hipotesis dengan tingkat signifikansi dari 5%. Dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

ROA = 8.015 + 0.044 CAR 0.282 NPF 0.099 BOPO + 0.030 FDRHasil penelitian secara simultan (uji F) menyatakan bahwa CAR, NPF, BOPO, dan FDR bersama-sama mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank. Sementara hasilnya menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara profitabilitas (ROA) bank dengan 4 variabel independen dari 45,2%. Dan hasil penelitian secara parsial (t) menyatakan bahwa CAR variabel dan FDR tidak memiliki efek positif yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank. Dan BOPO variabel, NPF dan berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank.

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitiandinyatakan sebagai berikut :1) H0 : variabel dependen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel independen.2) Ha : variabel dependen berpengaruh signifikan terhadap variable independen.

a. Metode PenelitianVariabel PenelitianVariabel DependenVariabel dependen pada penelitian ini yaitu pembiayaan pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Menurut Kasmir, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Variabel Independen1. Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing . Dana yang berasal dari masyarakat biasa disebut dengan sumber dana pihak ketiga (DPK), sedangkan yang berasal dari Pasar Uang disebut dana pihak kedua .2. Inflasi dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagaikenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian.Sedangkan menurut Sukirno (2004:33), inflasi yaitu, kenaikan dalam hargabarang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besardibandingkan dengan penawaran harga di pasar.Namun penyebab inflasi diIndonesia umumnya dipengaruhi oleh dua macam, yaitu inflasi yang diimpordan defisit dalam Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN).3. BI Rate/ suku bunga Miller menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan.

Jenis dan Sumber DataPenelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan BUS (Bank Umum Syariah) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang ada di Indonesia pada periode Juni 2011- April 2013. Data sekunder berasal dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id).

Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yang peneliti peroleh dari data laporan keuangan di web Bank Indonesia dan juga dari berbagai sumber lainnya baik dari buku, jurnal, maupun media lainnya.

Metode Analisis DataUji Asumsi Klasik terdiri dari multikolonieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi. Uji Multikolonieritas dapat diketahui dengan melihat Tolerence dan Variance Factors (VIF). Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji scater plot. Sedangkan untuk uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

Analisis Regresi BergandaAnalisis Regresi Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh DPK (X1), Inflasi (X2), dan BI Rate (X3). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Y =

Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji NormalitasPengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.Untuk mengetahui bentuk kenormalan distribusi data salah satu cara yangdapat kita gunakan yaitu grafik distribusi dengan ketentuan, data terdistribusisecara normal akan mengikuti pola distribusi normal dimana bentuk grafiknyamengikuti bentuk lonceng.Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal pada seluruh variabel dapat dicermati pada grafik distribusi berikut:

Dari grafik terlihat bahwa nilai Plot PP terletak disekitar garis diagonal sehingga dapat diartikan bahwa distribusi pembiayaan normal dan bisa dilakukan regresi dengan model linier berganda.

2. Uji MultikolinieritasUji Multikolinieritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Dalam penelitian ini diperoleh nilai VIF seperti tabel dibawah ini:

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel di atas, diketahui bahwa variabel DPK besarnya nilai VIF yaitu 2,355 dengan nilai Tolerance sebesar 0,425. Variabel Inflasi dengan nilai VIF = 14,375 dan nilai Tolerance = 0,070. Variabel BI Rate dengan nilai VIF = 15,547 dan nilai Tolerance = 0,064. Dengan demikian, berdasarkan data hasil analisis pada Tabel dan ketentuan pengujian multikolinieritas tersebut VIF tidak ada yang dibawah angka 1 dan nilai Tolerance pun lebih kecil dari angka 1. Hal ini berarti, ketiga variabel bebas tidak terdapat gejala multikolinieritas.

3. HeteroskedastisitasHeterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatuperiode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baikadalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periodepengamatan dengan periode pengamatan yang lain sehingga dapat dikatakanmodel tersebut homokesdatisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas. Caramemprediksi ada tidaknya homokesdatisitas pada suatu model dapat dilihatdari pola gambar Scatterplot model tersebut, analisisnya dapat dilihat jika:a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombangmelebar kemudian menyempit dan melebar kembali.d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. (Agung, 2005; 62-65)Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa penyebaran nilai-nilai residual di atas dan dibawah dan terlihat plot yang terpencar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4. AutokorelasiHubungan ketiga variabel bebas kekuatan dapat diketahui dari nilai koefisienkorelasi yang menunjukkan kekuatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait. Hasilperhitungan tersebut ditunjukkan pada Tabel berikut:

Hasil analisis diketahui bahwa besarnya angka dari koefisien korelasi (R) adalah 0,987 dan angka tersebut positif mendekati 1, dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang sangat kuat dan searah antara ketiga variabel bebas X secara serempak dengan variabel Pembiayaan. Diketahui pula besarnya pengaruh bersama-sama ketiga variabel bebas X terhadap Y, yang diketahui dari besarnya nilai koefisien derminasi (R Square) yaitu 0,973 dan angka koefisien tersebut memberi petunjuk bahwa variasi perubahan dari ketiga variabel bebas DPK (X1), Inflasi(X2), BI Rate(X3), yang secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variasi perubahan variabel Pembiayaan (Y) yaitu sebesar 97% dan sisanya sebesar 4% merupakan pengaruh dari variasi perubahan variabel bebas lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5. Uji FUntuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas X1, X2 dan X3 secara serempak terhadap variabel terikat (Y), dilakukan pengujian dengan F-test hasilnya dapat dilihat pada tabel Anova dibawah ini :

Hasil Uji Anova diketahui besarnya nilai F hitung adalah 231,815 dengan degree of freedom (df) regression sebesar 3 dan nilai df dari residual sebesar 19, maka dapat diketahui besarnya nilai dari F-tabel pada tingkat signifikansi 5% (a = 0,05) yaitu sebesar 3,128 (Lihat tabel F)Berdasarkan kedua nilai F tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian apakah persamaan garis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengestimasi atau memprediksi dari setiap perubahan besarnya nilai Pembiayaan (Y) atau menguji apakah persamaan merupakan model regresi yang terbentuk secara linear dengan variabel bebas yang diteliti tersebut.Untuk pengujian yaitu dengan membandingkan besarnya nilai F hitung dengan F tabel, memberikan hasil bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Seperti hasil yang diatas yaitu 231,815 > 3,128 maka dapat dinyatakan bahwa persamaan garis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik untuk memprediksi setiap perubahan kenaikan/penurunan dari nilai Pembiayaan (Y), atau dapat pula dinyatakan bahwa koefisien b dalam persamaan regresi tersebut nilainya adalah tidak sama dengan 0 (nol). Dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Pembiayaan.

6. Koefisien Determinasi (R2)Dalam Uji Regresi Berganda, Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk itu digunakan angka-angka yang ada pada Tabel Model Summary. Cara menentukan Koefisien Determinasi dengan melihat nilai pada kolom R2 dikalikan 100.

Koefisien Determinasi = 0,973 x 100% = 97,3%. Jadi, secara serentak variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 97,3%. Sisanya, yaitu 100 97,3% = 2,7% ditentukan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian.7. Uji TUji T menunjukkan apakah variabel bebas mempunyai pengaruh secara parsial atau tidak terhadap variabel terikat.Dibawah ini Tabel Coefficient untuk pengujian Hipotesis dengan menggunakan Uji T.Hipotesis:Untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksi, kita harus menguji signifikansi dari masing-masing koefisien dari model, maka dilakukan uji t. Adapun kriteria uji t yang digunakan adalah:1. H0 diterima apabila t hitung t tabel (1,729) dan taraf nyata 5%. Hal ini berarti variabel dependen berpengaruh signifikan terhadap variable independen.a. Constant : Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Constant yaitu -2,412. Pada tabel sebelumnya dengan df residual 19 dan taraf signifikan 0,05 maka diperoleh dalam tabel uji T yaitu 1,729. Karena T hitung < T tabel maka H0 diterima. b. DPK : Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk DPK yaitu 18,436. Pada T tabel dengan df residual 19 dan taraf signifikan 0,05 maka diperoleh dalam tabel uji T yaitu 1,729. Karena T hitung > T tabel maka H0 ditolak. c. Inflasi : Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Inflasi yaitu 0,150. Pada T tabel dengan df residual 19 dan taraf signifikan 0,05 maka diperoleh dalam tabel uji T yaitu 1,729. Karena T hitung > T tabel maka H0 ditolak. d. BI Rate : Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk BI Rate yaitu 0,520. Pada T tabel dengan df residual 19 dan taraf signifikan 0,05 maka diperoleh dalam tabel uji T yaitu 1,729. Karena T hitung > T tabel maka H0 ditolak.Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:Y = a+bXY = a+b(X1)+b(X2)+b(X3)Y = -69,327

A. KESIMPULAN1. Pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen yang menggunakan metode Regresi Linier Berganda ini juga membuktikan bahwa model yang dipakai adalah tepat. R square pada model menunjukkan angka 97,3 % yang berarti nilai dari R square tersebut adalah baik dan tepat karena dapat menunjukkan data aslinya dengat derajat mendekati 1 atau 100 %. Uji F yaitu uji apakah secara keseluruhan ketiga variabel independen mempengaruhi variabel dependennya terjawab dengan ketiga variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.2. Pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen secara individu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap alokasi pembiayaan dalam bank syariah, dengan mengunakan uji signifikansi dan uji T-test dapat dilihat bahwa jumlah Dana Pihak Ketiga, Inflasi dan BI Rate mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan-pembiayaan dalam bank syariah, sehingga semakin tinggi jumlah peredaran uang dimasyarakat maka akan semakin naik tingkat inflasi dan suku bunga BI di Indonesia maka akan menyebabkan pemasukan ke dalam bank dari Dana Pihak Ketiga. 3. Pengaruh variabel independen yang dominan terhadap variabel dependen adalah jumlah Dana Pihak Ketiga, pengaruh dominan ini dapat ditunjukkan pada uji-T test yang menunjukkan 18,436 pengaruh ini paling besar dari pada pengaruh lainnya yang hanya 0,150 pada Inflasi dan 0,520 pada BI Rate. Kenaikan dan penurunan alokasi pembiayan-pembiayaan dalam Bank Syariah karenanya sangat dipengaruhi oleh jumlah dana yang tersimpan. Semakin besar jumlah dana dari pihak ketiga yang ada pada Bank Syariah maka akan semakin besar pula alokasi pembiayaan.