Eko Sistem
-
Upload
amin-robi-setiawan -
Category
Documents
-
view
41 -
download
6
Transcript of Eko Sistem
EKOSISTEM
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan sesuatu yang mencakup semua organisme di dalam
suatu daerah yang dipengaruhi oleh lingkungann fisiknya, sehingga terjadi aliran
energi yang mengarah kestruktur makanan, keanekaragaman biotic dan siklus
materi yang jelas (yakni, pertukaran materi antara faktorbiotic dan abiotik)
didalam sistem tersebut. Dilihat dari segi cara mendapatkan makanan, ekosistem
memiliki dua komponen yaitu, komponen autrofik (autrofik = membuat makanan
sendiri) dengan mengikat energi sinar matahari, penggunaan senyawa-senyawa
kompleks yang menonjol dan komponen heterotrofik (heterotrofik = memakan
yang lain) dengan memakai, pengaturan kembali, dan perombakan bahan-bahan
yang kompleks (Odum, 1993).
B. Komponen Penyusun Ekositem
Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen
biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk
hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda
mati. Seluruh komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas.
Dengan demikian, ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas
dengan lingkungan abiotiknya.
1. Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem,
organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen
Produsen merupakan penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti organisme
yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah tumbuha hijau atau tumbuhan yang mempunyai
klorofil. Di dalam ekosistem perairan, komponen biotik yang berfungsi
sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan fitoplankton.
b. Konsumen
Merupakan pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh
organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan
dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering
disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkan makanan
dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora
yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat
ketigadan seterusnya.
c. Dekomposer atau Pengurai.
Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil
pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, unsur
hara dalam tanah yang telah diserap oleh tumbuhan akan diganti kembali,
yaituberasal dari hasil penguraian organisme pengurai.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu
ekosistem. Lingkungan abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang
menghuni suatulingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain
terdiri dari tanah, air, dan udara.Komponen abiotik tersusun atas berbagai macam
materi yang tak hidup , antara lain : cahaya, matahari, kelembapan, tanah, air,
angin, berbagai nutrient, kelembapan, tanah, air, angin, berbagai nutrien yang
terdapat dalam tanah sebagai hasil perombakan materi yang berasaldari tumbuh-
tumbuhan dan hewan-hewan, dan lain sebagainya.
C. Tipe-tipe Bioma
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air Laut. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya
berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya). Lingkungan
terestrial cenderung berubah dalam satu pola karakteristik dari utara ke selatan
dan dari bukit-bukit kepuncak-puncak gunung. Perubahan mungkin terjadi secara
bertahap atau mendadak, sehingga pada akhirnya terbentuk zona-zona tertentu.
Setiap satu bioma dengan bioma yang lainya dipisahkan oleh garis pembatas yang
disebut ekotom. Ekotom selalu ditempati tumbuhan dan hewan-hewan yang khas
(Dirdjosoemarto, 1986).
Bioma merupakan macam komunitas utama yang terdapat pada sebuah
benua dan dapat dikenal berdasarkan fisiognomi (kenampakannya) yang memiliki
komunitas tumbuhan, hewan, beserta lingkungannya.ada pula yang mengartukan
bioma sebagai sekelompok ekosistem daratan pada benua yang mempunyai
struktur dan fisiognomi vegetasi sama dan mempunyai karakteristikkomunitas
hewan yang sama pula (Sudarmadji, 2012).
Ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik)
yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun :
a) Gersang
b) Curah hujan rendah (25 cm/tahun)
c) Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga
tinggi
d) Malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C)
e) Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar
f) Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil
g) Tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus,
Tumbuhan tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air.
h) Sejumlah tumbuhan hanya hidup dalam periode yang pendek, yaitu sesaat
setelah turun hujan yang cukup, tumbuh, berbunga, menghasilkan biji atau
alat perkembanganbiakan, lalu mati (Dirdjosoemarto, 1986)
i) Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan
kalajengking.
2. Bioma Padang Rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik.
Ciri-Ciri Bioma Padang Rumput :
a) Curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur
b) Porositas (peresapan air) tinggi
c) Drainase (aliran air) cepat
d) Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput,
sehingga hanya terlihat hamparan rumput yang sangat luas. Tumbuhan
tersebut tergantung pada kelembapan. Biasanya rerumputan yang tumbuh
di wilayah ini adalah Poaceae dan Cyperaceae.
e) Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular (Sudarmadji, 2012).
3. Savanna
Savana dari daerah tropica terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60
inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan.Savana yang
terluas di dunia terdapat di Afrika, namun di Australia juga terdapat savana yang
luas.Hutan savanna merupakan padang rumput yang mengalami musim kemarau
sangat panjang dan kering, ditumbuhi oleh pohon-pohon degan jarak berjauhan
dan diantaranya terdapat rerumputan yang tinggi (Soemarwoto, 1980 dalam
Sudarmadji, 2012).
Berhubung dalam ekosistem savanna ini, rerumputan dan pohon-pohon yang
hidup harus tahan terhadap musim kering, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan
yang hidup di savanna ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan
tropik.Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan
Imperatamen dominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di
savana tidak sama dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika
diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savanna. Di Indonesia padang
savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran,
JawaTimur(Sudarmadji, 2012).
4. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Bioma ini
terdapat di tiga daerah yaitu : Amerika tengah dan selatan, Afrika, dan Asia
tenggara (Sudarmadji, 2012).
Ciri-ciri Bioma Hutan Basah :
a) Curah hujan 200-225 cm per tahun
b) Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung letak geografisnya
c) Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan
berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi)
d) Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung
terdapat di sekitar organisme)
e) Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari
f) Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar
g) Suhu sepanjang hari sekitar 25°C
h) Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana
(rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit
i) Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan
burung hantu(Dirdjosoemarto, 1986).
5. Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Hutan itu secara
keseluruhan lebih luas daripada hutan hujan tropis dan lebih banyak terdapat pada
daerah pedalaman benua. Selam musim kemarau banyak daun pohon-pohon yang
digugurkan walaupun beberapa tumbuhan waktu menggugurkan daunnya tidak
sama dalam setahun. Tingkat keguguran suatu tumbuhan pada musim kemarau
bergantung pada keras dan panjangnya musim kemarau. Hutan gugur berada di
daerah tropis, secara umum ditemukan pada pinggiran daerah hujan hujan tropis
di Afrika, Madagaskar, Indonesia, dan Amerika Tegah dan Selatan
(Dirdjosoemarto, 1986).
Ciri-Ciri Bioma Hutan Gugur :
a) Curah hujan merata sepanjang tahun
b) Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas,
dan gugur)
c) Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat
d) Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakoon (sebangsa luwak)
6. Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik.Taiga ini terbentang dalam zona lebar yang melintang sepanjang bagian
utara Amerika, Eropa, dan Asia daerah selatan yang banyak dirumbuhi oleh hutan
tusam atau pinus.Taiga terletak lebih dekat dengan katulistiwa, maka taiga lebih
banyak menerima energy radiasi tahunan dan harian dibandingkan tundra
(Sudarmadji, 2012).
Ciri-Ciri Bioma Taiga :
a) Suhu di musim dingin rendah
b) Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti
konifer, pinus, dap sejenisnya
c) Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali
d) Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung
yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
7. Bioma Tundra
Tundra adalah bioma yang hanya sedikit sekali pepohonannya, karena
bima ini terletak didaerah kutub yang tertutup es sehingga luasnya terbatas hanya
dibagian utara dekat kutub utara (MCNaughton dan Wolf, 1998 dalam
Sudarmadji, 2012). Factor pembatas utama bioma ini adalah temperature yang
rendah dan musim pertumbuhan yang singkat ( kurang lebih 60 hari), sehingga
bioma ini jarang terdapat pohon yang lebat dan tinggi (Odum, 1996 dalam
Sudarmadji, 2012).
Ciri-Ciri Bioma Tundra :
a) Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi
b) Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari
c) Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji
semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput
d) Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.
e) Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas
f) Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya
muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat
hitam.
D. Aliran Energi Dan Siklus Materi
Pada pengertian ekosistem sebelumnya disebutkan bahwa di dalam
ekosistem juga terjadi aliran energi. Karena terjadi aliran energi maka terjadi
perpindahan energi. Menurut Dirdjosoemarto (1986), proses pemindahan energi
yang terjadi di alam yaitu di dalam ekosistem sering disebut dengan energitika.
Tingkah laku energi di dalam ekosistem dapat diistilahkan dengan ‘aliran energi’
sebab transformasi energi kita lihat hanya satu jalur yang berbeda dengan tingkah
laku meteri yang berupa ‘siklus materi’ (Dirdjosoemarto, 1986).
Perpindahan energi dan zat-zat (materi) dapat dilihat pada skema berikut
ini.
a. Aliran energi
Sinar matahari merupakan sumber energi di dalam ekosistem yang oleh
tumbuhan hijau dapat diubah menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa
karbohidrat (glukosa) melalui proses fotosintesis. Reaksi fotosintesis adalah
sebagai berikut :
6CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 6H2O
Senyawa karbohidrat merupakan makanan bagi hewan pemakan
tumbuhan. Istilah makanan disini adalah materi yang mengandung energi yang
dapat digunakan oleh organisme. Aliran energi dalam ekosistem terlihat pada
rantai makanan dan juga jaring-jaring makanan (Soemarwoto I, 1980). Rantai
makanan merupakan proses dalam makan-memakan, sedangkan dalam suatu
ekosistem senantiasa terdapat sejumlah rantai makanan yang jumlahnya banyak
klorofil
Cahaya
sekali, sehingga membentuk jalinan sebagai jaringan yang disebut jaring-jaring
makanan (Sudarmadji, 2012).
Gambar Rantai Makanan
Gambar Jaring-jaring Makanan
Aliran energi pada suatu ekosistem berjalan dalam satu arah. Energi
ekosistem berasal dari energi matahari yang digunakan produsen untuk
berfotosintesis. Sehingga, energi tersebut diubah menjadi energi kimia dan
kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk senyawa-senyawa organik dalam
makanannya, dan dibuang dalam bentuk panas.
b. Siklus materi
Proses-proses biologis dan geologis menggerakkan nutrien di antara
komponen-komponen organik dan anorganik. Lintasan spesifik suatu bahan kimia
melalui suatu siklus biogeokimia bervariasi menurut unsur yang dimaksud pada
struktur trofik suatu ekosistem.Unsur-unsur kimia, seperti karbon dan nitrogen,
bersiklus di antara komponen-komponen abiotik dan biotik ekosistem. Organisme
fotosintetik mendapatkan unsur-unsur ini dalam bentuk anorganik dari udara,
tanah, dan air, dan mengasimilasi unsur-unsur tersebut menjadi molekul organik,
yang sebagian kemudian dikonsumsi oleh hewan. Unsur itu dikembalikan dalam
bentuk anorganik ke udara, tanah, dan air melalui metabolisme tumbuhan dan
hewan, serta melalui organisme lain, seperti bakteri dan fungi, yang menguraikan
buangan organik dan organisme yang mati. Karena pergerakan unsur-unsur yang
merupakan nutrien di dalamekosistem terjadi secara berulang melalui komponen
biotik dan abiotik(geologis), maka proses tersebut juga disebut siklus
biogeokimia(biogeochemical cycle). Pada siklus tersebut, unsur atau senyawa
kimiamengalir dari komponen abiotik ke komponen biotik, lalu kembali lagike
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melaluimakhluk
hidup, tetapi melibatkan juga reaksi-reaksi kimia dalam lingkunganabiotik.
Proses pertumbuhan dan hidup dari organisme memerlukan kira-kira 40
unsur. Hydrogen, karbon, dan oksigen merupakan penyusun utama tubuh mahluk
hidup. Nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, dan magnesium merupakan unsur-unsur
yang banyak diperlukan oleh organisme hidup sehingga disebut unsur makro.
Seng, kobalt, molybdenum, besi, klor, natrium, mangan, dan boron diperlukan
dalam jumlah sedikit tetapi unsur-unsur ini terlibat dalam reaksi-reaksi penting
dalam tubuh organisme dan dikategorikan sebagai unsur mikro (Suwasono, 1994).
Terdapat beberapa siklus yang terjadi didalam ekosistem, antara lain yaitu
a. Siklus Karbon
Karbon merupakan bahan dasar penyusun senyawa organik. Di dalam
organisme hidup terdapat 18% karbon. Kemampuan saling mengikat pada atom-
atom karbon (C) merupakan dasar bagi keragaman molekul dan ukuran molekul
yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Selain terdapat dalam bahan organik,
karbon juga ditemukan dalam senyawa anorganik, yaitu gas karbondioksida (CO2)
dan batuan karbonat (batu kapur dan koral) dalam bentuk calsium karbonat
(CaCO3). Organisme autotrof (tumbuhan) menangkap karbon dioksida dan
mengubahnya menjadi karbohidrat, protein, lipid, dan senyawa organik lainnya.
Bahan organik yang dihasilkan tumbuhan ini merupakan sumber karbon bagi
hewan dan konsumen lainnya.
Pada setiap tingkatan trofik rantai makanan, karbon kembali ke atmosfer
atau air sebagai hasil pernapasan (respirasi). Produsen, herbivora, dan karnivora
selalu bernapas dan menghasilkan gas karbondioksida. Setiap tahun, tumbuhan
mengeluarkan sekitar sepertujuh dari keseluruhan CO2 yang terdapat di atmosfer.
Meskipun konsentarasi CO2 di atmosfer hanya sekitar 0,03%, namun karbon
mengalami siklus yang cepat, sebab tumbuhan mempunyai kebutuhan yang tinggi
akan gas CO2. Walaupun begitu, sejumlah karbon dipindahkan dari siklus itu
dalam waktu yang lebih lama. Hal ini mungkin terjadi karena karbon terkumpul di
dalam kayu dan bahan organik lain yang tahan lama, termasuk batu bara dan
minyak bumi. Perombakan oleh detritivor akhirnya mendaur ulang karbon ke
atmosfer sebagai CO2. Selain itu pembakaran kayu dan bahan bakar fosil juga ikut
berperan, karena api dapat mengoksidasi bahan organik atau kayu menjadi CO2
dengan lebih cepat.
b. Siklus Fosfor
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya
sangat diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat
(PO4-3). Fosfat diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik.
Fosfor banyak dikandung oleh asamnukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan
mentranslasikan sandi genetik. Atom fosfor juga merupakan dasar bagi ATP
(Adenosine TriPhospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk respirasi seluler
dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun tulang dan
gigi. Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak
hidup. Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah
ditingkatkan. Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan
fosfat di dalam tanah. Contohnya adalah akibat hujan asam Setelah produsen
menggabungkan fosfor ke dalam bentuk biologis, fosfor dipindahkan ke
konsumen dalam bentuk organik. Setelah itu, fosfor ditambahkan kembali ke
tanah melalui ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri penguarai detritus. Humus
dan partikel tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor
terlokalisir dalam ekosistem. Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa aliran
air yang pada akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan mempercepat
pengurasan fosfat di samping pelapukan batuan yang sejalan dengan hilangnya
fosfat. Fosfat yang berada di lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan
yang kemudian tergabung dalam batuan. Ketika permukaan air laut mengalami
penurunan atau dasar laut mengalami kenaikan, batuan yang mengandung fosfor
ini menjadi bagian dari ekosistem darat. Dengan demikian, fosfat mengalami
siklus di antara tanah, tumbuh an, dan konsumen dalam waktu tertentu.
c. Siklus Nitrogen
Atmosfer mengandung lebih kurang 80% atom nitrogen dalam bentuk gas
nitrogen (N2). Di dalam organisme, nitrogen ditemukan dalam semua asam amino
yang merupakan penyusun protein. Bagi tumbuhan, nitrogen tersedia dalam
bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) yang masuk ke dalam tanah melalui air
hujan dan pengendapan debu-debu halus atau butiran lainnya. Beberapa
tumbuhan, seperti seperti Bromeliaceaeepifit yang ditemukan di hutan hujan
tropis, memiliki akar udara yang dapat mengambil NH4+ dan NO3- secara langsung
dari atmosfer. Jalur lain penambahan nitrogen dalam ekosistem adalah melalui
fiksasi nitrogen (nitrogen fixation). Fiksasi nitrogen merupakan proses perubahan
gas nitrogen (N2) menjadi mineral yang digunakan untuk mensintesis senyawa
organik seperti asam amino. Nitrogen difi ksasi oleh bakteri Rhizobium,
Azotobacter, dan Clostridium yang hidup bebas dalam tanah. Selain dari sumber
alami, sekarang ini fiksasi nitrogen dibuat secara industri yang digunakan sebagai
pupuk. Pupuk bernitrogen ini memberikan sumbangan utama dalam siklus
nitrogen di suatu ekosistem akibat kegiatan pertanian. Meskipun tumbuhan dapat
menggunakan amonium secara langsung, tetapi sebagian besar amonium dalam
tanah digunakan oleh bakteri aerob tertentu sebagai sumber energi. Aktivitas ini
mengubah ammonium menjadi nitrat (NO3 kemudian menjadi nitrit (NO2-).
Proses ini disebut nitrifi kasi. Nitrat yang dibebaskan bakteri ini kemudian diubah
oleh tumbuhan menjadi bentuk organik, seperti asam aminodan protein. Beberapa
hewan akan mengasimilasi nitrogen organic dengan cara memakan tumbuhan atau
hewan lain. Pada kondisi tanpa oksigen (anaerob), beberapa bakteri dapat
memperoleh oksigen untuk metabolisme dari senyawa nitrat. Proses ini disebut
denitrifi kasi. Akibat proses ini, beberapa nitrat diubah menjadi N2 yang kembali
ke atmosfer. Perombakan dan penguraian nitrogen organik kembali menjadi
amonium yang disebut amonifi kasi dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai.
Proses-proses tersebut akan mendaur ulang sejumlah besar nitrogen di dalam
tanah.
d. Siklus Air
Air merupakan komponen penting bagi kehidupan. Selain itu, aliran
airdalam ekosistem berperan mentransferzat-zat dalam siklus biogeokimia.
Siklusair digerakkan oleh energi mataharimelalui penguapan (evaporasi) dan
terjadinya hujan (presipitasi). Di lautan,jumlah air yang menguap lebih besardari
curah hujan. Kelebihan uap air inidipindahkan oleh angin ke daratan.Di atas
daratan, persipitasi melebihievaporasi. Aliran air permukaan danair tanah dari
darat menyeimbangkan aliran uap air dari lautan ke darat.Siklus air memiliki sifat
khas dibandingkan siklus biogeokimiayang lain. Sebagian besar siklus ini terjadi
melalui proses fisik, bukankimia. Dalam proses-proses tersebut air berbentuk H
2O, sedangkan didalam fotosintesis terjadi perubahan air secara kimiawi.
E. Produktivitas Ekosistem
Produktivitas merupakan parameter ekologi yang sangat penting.
Produktivitas ekosistem adalah suatu indeks yang mengintegrasikan pengaruh
kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang berlangsung simultan di dalam
ekosistem. Jika produktivitas pada suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam
jangka waktu yang lama maka hal ini menandakan kondisi lingkungan yang stabil,
tetapi jika terjadi perubahan yang dramatis, maka menunjukkan telah terjadi
perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam
interaksi di antara organisme-organisme yang menyusun ekosistem (Jordan,
1995).
Produktivitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu produktivitas primer dan
produktivitas sekunder. Produktivitas primer merupakan laju penambatan energi
yang dilakukan oleh produsen. Menurut Campbell (2002), produktivitas primer
menunjukkan jumlah energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia oleh
autotrof suatu ekosistem selama suatu periode waktu tertentu. Total produktivitas
primer dikenal sebagai produktivitas primer kotor (gross primary productivity,
GPP). Tidak semua hasil produktivitas ini disimpan sebagai bahan organik pada
tubuh organisme produsen atau pada tumbuhan yang sedang tumbuh, karena
organisme tersebut menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai bahan bakar
organic dalam respirasinya. Menurut Dirdjosoemarto (1986) produktivitas primer
bersih merupakan jumlah total energi kimia berupa bahan organik per satuan luas,
per satuan waktu setelah dikurangi energi untuk respirasi. Menurut Odum (1993)
produktivitas sekunder merupakan laju penyimpanan energi pada tingkat
konsumen. Karena konsumen-konsumen hanya menggunakan bahan-bahan
pangan yang sudah di buat, dengan kehilangan-kehilangan di dalam respirasi yang
secukupnya itu, dan mengubahnya ke dalam jaringan-jaringan yang berlainan oleh
satu proses keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2002. Biologi (terjemahan), Edisi
kelima Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Dirjosoemarto, S. 1986. Buku Ajar Pokok: Ekologi Lanjutan. Universitas
Terbuka. Penerbit Karunika Jakarta.
Jordan, C. F. 1995. Nutrient Cycling in Tropical Ecosystem. John Wiley and Sons. New York (Terjemahan).
Odum, E,. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
Soemarwoto, I. 1980. Biologi Umum I. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Sudarmadji. 2012. Pengenalan Ekologi. Jember: Yayasan Alam Lestari
Suwasono, H. dan Kurniati, M. 1994. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.