EKG

20
I. TUJUAN PRAKTIKUM Pada praktikum ilmu fisiologi 2 ini membahas tentang kardiovaskuler yang spesifikasinya pada percobaan EKG pada manusia yang bertujuan : 1. Mengetahui denyut jantung per menit 2. Mengetahui posisi jantung 3. Mengetahui normal atau tidaknya fungsi jantung 4. Dapat membaca kertas EKG dan menentukan serta menginterpretasikan kelainan jantung 5. Mengetahui bentuk-bentuk EKG pada jantung normal dan jantung yang mengalami kelainan 6. Dapat menggunakan alat-alat dalam menentukan denyut jantung fisiologis maupun patologis

Transcript of EKG

Page 1: EKG

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada praktikum ilmu fisiologi 2 ini membahas tentang kardiovaskuler yang

spesifikasinya pada percobaan EKG pada manusia yang bertujuan :

1. Mengetahui denyut jantung per menit

2. Mengetahui posisi jantung

3. Mengetahui normal atau tidaknya fungsi jantung

4. Dapat membaca kertas EKG dan menentukan serta menginterpretasikan kelainan

jantung

5. Mengetahui bentuk-bentuk EKG pada jantung normal dan jantung yang

mengalami kelainan

6. Dapat menggunakan alat-alat dalam menentukan denyut jantung fisiologis

maupun patologis

Page 2: EKG

II. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Orang yang akan diperiksa terlentang (baju, sepatu/kaos kaki, arloji tangan dibuka)

2. Bersihkan dengan kapas dan alkohol tempat sebagai berikut:

Pergelangan tangan, kaki kanan dan kiri

Dada pada ICS IV kanan/kiri, ICS V, VI kiri sampai Aksila kiri.

3. Pasang elektroda-elektroda pada pergelangan kaki dan tangan (lihat tulisan pada tiap

elektroda).

RA (Right Arm) pada tangan kanan

LA (Left Arm) pada tangan kiri

RL (Right Leg) pada kaki kanan

LL (Left Leg) pada kaki kiri

C1 pada garis sternal kanan, ICS IV.

C2 pada garis sternal kiri, ICS IV

C3 pada garis parasternal kiri, costa V

C4 pada garis mediaclavicular kiri, ICS V

C5 pada garis axillaries anterior kiri, dibawah costa VI

C6 pada garis axilaris medialis kiri, diatas costa VII

Hantaran-hantaran dasar anggota gerak I, II dan III. Rekamlah hantaran-

hantaran I, II dan III dengan memutar sakelar pemilih (selector switch) tiap

rekaman. Rekamlah 4-5 siklus denyut jantung

Rekamlah hantaran anggota gerak yang diperbesar (augmented) : aVR, aVL

dan aVF

Rekamlah Hantaran-hantaran V1, V2, V3, V4, V5, V6

Bagaimana hasilnya? Konsulkan pada ahlinya.

Page 3: EKG

III. HASIL PERCOBAAN

1. Denyut Jantung : 68 kali per menit

2. Cara perhitungan : jumlah nadi dalam 1 menit dihitung

3. posisi Jantung :

V4 : Menunjukkan adaan jantung anteroseptal

V5-V6 : menunjukkan keadaan jantung anteroseptal / jantung kiri lateral

4.

V4 V5 V6

P wave 2mm 2mm 2mm

PR Interval 0,12 s 0,16 s 0,16 s

QQRS interval 0,1 s 0,12 s 0,08 s

ST segment 0,12 s 0,08 s 0,12 s

R wave 1mm 1mm 1mm

T wave 5 mm 5mm 6mm

QT interval 0,36 s 0,36 s 0, 36 s

5.

-30º

-60º

+30º

-90º

+90º+120º +60º

+150º

+180º

Page 4: EKG

Cara Perhitungan

Gelombang P → dari I : 2 jam

Avf : 2 jam

Gelombang QRS → I : 3mm

Avf : 2 mm

Page 5: EKG

IV. PEMBAHASAN

IV. 1 Elektrokardiogram

Jantung merupakan organ yang mampu memproduksi muatan listrik. Karena tubuh

adalah konduktir yang baik, maka impuls yang dihasilkan jantung dapat menjalar ke

seluruh tubuh, sehingga potensial aksi yang dipancarkan oleh jantung dapat diukir dengan

Galvanometer melalui elektroda-elektroda yang diletakkan pada berbagai posisi di

permukaan tubuh.

Potensial listrik yang timbul pada waktu jantung berkontraksi dapat dicatat. Grafik yang

tercatat melalui rekaman ini disebut elektrokardiogram (EKG)

EKG sangat membantu dalam diagnosa, walaupun demikian tidak boleh memberi

penilaian berlebihan kepada hasil EKG dengan mengabaikan pemeriksaan fisik dan

anamnesa.

Dalam pemeriksaan EKG harus memperhatikan umur, berat badan, bentuk badan,

tekanan darah, obat-obatan yang digunakan serta keluhan seseorang.

Pada umumnya EKG yang tidak normal disertai pula fungsi, anatomi struktur jantung

yang tidak normal. Akan tetapi sering pula jantung yang berfungsi baik menunjukkan

kelainan EKG, sebaliknya pada jantung yang berfungsi tidak baik selalu disertai kelainan

EKG.

Page 6: EKG

Komponen instrumen pada perekaman EKG

Mesin EKG

Menurut banyaknya saluran pencatat, mesin EKG dapat dibagi single, triple, atau

multiple channel. Mesin EKG yang lebih modern dilengkapi dengan sistem komputer

yang memungkinkan semua lead dapat sekaligus direkam berupa EKG.

Ada mesin EKG yang dilengkapi dengan monitor, misalnya digunakan di dalam

Coronary Care Unit, kamar operasi atau kamar tes pembebanan jantung.

Halter monitoring dan telemetry merupakan mesin EKG kecil yang dipakai untuk

mengamati aktivitas jantung dalam waktu tertentu. Mesin ini digantung pada tubuh

penderita dan aktivitas bioelektrik jantung direkam ke dalam monitor yang kemudian

hasilnya dianalisis oleh komputer.

Page 7: EKG

Kertas EKG

Kertas EKG merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis tipis (1mm x 1mm) dan

garis yang agak tebal (5mm x 5mm) secara horizontal.

Aksis horizontal mewakili waktu, kecepatan mencatat mesin EKG sebesar 25 mm/detik.

Dengan demikian 1 mm horizontal mewakili 0,04 detik dan 5 mm mewakili 0,2 detik.

Dalam keadaan frekuensi denyut jantung yang tinggi maka kecepatan rekaman dirubah

menjadi 50 mm/detik.

Aksis vertikal mewakili voltase. Standardisasi baku untuk voltase(amplitudo) adalah 1,

artinya 10 kotak kecil vertikal (1cm) mewakili 1 mV. Standardisasi ini harus selalu

konsisten agar dengan melihat amplitudo, gambaran EKG dapat menunjukkan atau

mengetahui ada tidaknya perubahan voltase dari konduksi jantung.

Apabila EKG jantung terekam terlalu kecil, maka standardisasi amplitudo dapat diubah

menjadi 0,5, artinya 0,5 cm mewakili 1mV. Apabila kompleks EKG terlalu besar, maka

standardisasi amplitudo diubah menjadi 2, artinya 2 cm mewakili 1mV.

Elektroda

Elektroda dibuat dari bahan yang menjamin resistensi yang rendah antara kulit dan

permukaan elektroda. Bentuknya bermacam-macam, seperti : suction elektroda, flat limb

elektroda dan self adhesive silver chloride elektroda.

Elektroda berdasarkan polaritasnya dibagi menjadi elektroda positif (anode) dan

elektroda negatif (katode) dan netral (ground elektroda). Agar perolehan gambar EKG

Page 8: EKG

jelas, maka dibubuhi krim atau jelly sehingga resistensi antara elektroda dengan kulit

menjadi seminimal mungkin.

EKG dapat direkam antara dua kutub (kurub positif dan negatif) yang dipasang di

permukaan tubuh dengan sebuah elektroda netral sebagai kontak ketiga dan diletakkan di

tungkai dan bertujuan untuk menyalurkan arus listrik berlebihan ke tanah. EKG standar

terdiri dari 12 lead, yang hasil perekamannya pada tempat yang mampu memberi

gambaran aktivitas bioelektrik jantung.

IV. 2 Teknik Perekaman

Teknik perekaman yang baik akan memberikan hasil yang baik dan mudah diinterpretasi.

Persiapan orang yang akan di EKG

Orang yang akan di EKG harus berada dalam keadaan santai, tenang, dan berbaring

terlentang. Badan yang berminyak atau kotor harus dibersihkan terlebih dahulu dan tidak

boleh dalam keadaan terlalu kenyang atau terlalu lapar.

Selain itu juga harus menanggalkan semua benda-benda yang terbuat dari logam yang

menempel pada tubuh karena hal ini akan mempengaruhi elektroda-elektroda yang ada di

EKG.

Ruang atau Tempat Pemeriksaan

Kamar EKG harus sejuk, tenang, dan nyaman. Jangan berdekatan dengan alat-alat X-

Ray, mesin bermotor atau mesin bertegangan tinggi. Selama perekaman berlangsung,

benda-benda elektronik sebaiknya dimatikan. Tempat tidur sebaiknya dari kayu atau

bahan non konduktor dan jangan bersentuhan dengan dinding yang mengandung kabel

aliran listrik.

IV. 3 Instrumen EKG

Page 9: EKG

Mesin EKG diletakkan di tempat yang kabel mesin EKG tidak boleh melewati badan

penderita atau di bawah tempat tidur penderita untuk mencegah timbulnya AC

interprensi.

Prosedur Perekaman

Kaliberasi dahulu mesin EKG menjadi standardisasi 1mV untuk semua lead (sandapan).

Semua elektroda diperiksa agar sesuai tempatnya, dan pembubuhan jelly harus sama rata,

agar konfigurasi EKG yang terekam tidak berbeda dengan sebelumnya.

Sandapan EKG

Elektroda yang dipasang di tempat tertentu padfa tubuh, merupakan suatu sandapan.

Garis hipotetis yang menghubungkan kedua elektroda ini disebut poros sandapan.

Terdapat tiga macam sandapan, yaitu:

a. Sandapan bipolar/standar

b. Sandapan unipolar extremitas

c. Sandapan unipolar prekordial

Pada praktikum yang dilakukan oleh para mahasiswa, digunakan Sandapan unipolar

prekordial yaitu sandapan unipolar dada ditandai dengan huruf V. Penempatan elektroda

pada sandapan ini sudah dijelaskan pada bab prosedur percobaan.

Sandapan Bipolar ( I, II, III )

Melalui sandapan ini diukur perbedaan potensial antara dua elektroda pada permukaan

tubuh. Sandapan ini pertama kali digunakan oleh Einthoven untuk mengetahui perbedaan

potensial listrik pada bidang frontal (Sandapan Einthoven). Sandapan disebut juga

sandapan standar yang ditandai dengan I,II dan III.

Sandapan I : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LA dan elektroda negatif

dengan RA. { menunjukkan keadan jantung kiri lateral }

Page 10: EKG

Sandapan II : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LL dan elektroda negatif

dengan RA. { Berjalan paralel dengan arah vektoryang normal }

Sandapan III : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LA dan elektroda negatif

dengan LL. { Menunjukkan keadaan jantung kanan dan bawah }

Sandapan Unipolar Limb Load ( aVR, aVL, aVF )

Sandapan ini mengukur potensial listrik pada satu titik. Sandapan ini pertama kali

diguanakan oleh Wilson. Selanjutnya Goldberg memperbaharui teknik perekaman

dengan sandapan ekstremitas yang diperbesar. Terdiri dari aVR, aVL, aVF.

Sandapan aVR : Sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat {menunjukkan jantung

kanan}

Sandapan aVL : Sandapan unipolar lengan kiri yang diperkuat {menunjukkan jantung

kiri dan lateral}

Sandapan aVF : Sandapan unipolar tungkai kiri yang diperkuat {menunjukkan jantung

bawah}

Sandapan Unipolar Prekordial

Sandapan unipolar dada ditandai dengan huruf V

Penempatan elektroda sebagai berikut :

V1 : ruang iga keempat pada garis sternal kanan

V2 : ruang iga keempat pada garis sternal kiri

V3 : terletak antara V2 dan V6

V4 : ruang iga kelima pada garis midclavicularis kiri.

V5 : garis axilla depan

V6 : garis axilla tengah.

V7: garis axilla belakang

V8 : garis scapula belakang

V9 : batas kiri columna vertebralis

V3R : lokasinya sama dengan V3 tetapi disebelah kanan.

Page 11: EKG

Gambaran EKG pada sandapan ini menunjukkan :

V1 : Menunjukkan keadaan jantung anterior atas kanan dan anteroposterior.

V1, V2, V3 : Menunjukkan kadar jantung anteroseptal.

V4 : Menunjukkan keadaan jantung anteroapical.

V5-V6 : Menunjukkan keadaan jantung anterolateral atau jantung kiri lateral.

Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan yaitu :

Keadaan jantung anteroseptal : V1,V2,V3

Keadaan jantung apical : I, II, III

Keadaan jantung superior : I, aVL

Keadaan jantung anterior : II, III, aVR

Keadaan jantung anterolateral : I, aVL,V5, dan V6

IV. 4 Elektrokardiogaram yang normal

Page 12: EKG

EKG adalah suatu rekaman yang diperoleh dari perubahan aktivitas listrik jantung yang

ditandai dengan gelombang P, Q, R, S, T, dan U.

Gelombang P

Gelombang P merupakan depolarisasi atrium dan merupakan perjalanan impuls dari

impuls SA. Gelombang P yang normal selama <0,08 detik dan amplitudonya <2,5 mm.

P-R interval

P-R interval menunjukkan waktu antara depolarisasi atrium sampai dengan permulaan

depolarisasi ventrikel. P-R interval diukur dari permulaan gelombang P sampai

permulaan QRS kompleks. P-R interval waktumya 0,12-0,20 detik.

P-R segmen

P-R segmen merupakan perlambatan transmisi impuls di simpul AV. P-R segmen diukur

dari akhir gelombang P sampai permulaan QRS kompleks.

QRS Kompleks

QRS kompleks menunjukkan depolarisasi ventrikel jantung. Ada berbagai macam

gambaran QRS kompleks.

S-T segmen

S-T segmen adalah interval antara akhir QRS kompleks dengan permulaan gelombang T.

ST segmen biasanya isoelektrik dan waktunya antara 0.05-0,15 detik.

S-T interval

S-T interval diukur dari QRS sampai akhir gelombang T.

Page 13: EKG

Q-T interval

QT interval menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi

ventrikel. QT interval diukur mulai dari permulaan QRS kompleks sampai akhir

gelombang T. Wakyu QT interval 0,35-0,44 detik. QT interval tergantung frekuensi

jantung.

Gelombang T

Gelombang T ditimbulkan oleh proses repolarisasi ventrikel. Waktu gelombang T

biasanya 0,10-0,25 detik. Gelombang T positif di I dan II; mendatar difasis atau negatif di

aVL dan aVF; negatif di V1 dan positif di V2 sampai V6.

Gelombang U

Gelomnbang U adalah defleksi positif yang kecil sesudah gelombang T, disebut juga

after potensial. Gelombang U yang negatif selalu berarti abnormal.

Page 14: EKG

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis perhitungan EKG diatas disimpulkan aktivitas jantung orang

tersebut normal

1. Dari sandapan-sandapan diatas dapat menunjukkan keadaan jantung sebagai

berikut:

Keadaan jantung antero septal pada sandapan : V1, V2, V3

Keadaan jantung superior : I, aVL

Keadaan jantung anterior : II, III, aVR

Keadaan jantung anterolokakal : I, aVL, V5 dan V6

2. Elektrokardiograf normal

Gelombang P normal : < 0,08 s dan amplitude < 2,5 mm

P-R interval waktu : 0,12-0,20 s

QRS complex : arahnya keatas

S-T segmen : 0,05- 0,15 detik

Waktu Q T interval : 0,3-0,44 detik

Waktu gelombang T : 0,1-0,25 detik

3. Kesimpulan dari EKG di atas

P ware normal < 2,5 mm V4, V5, V6 = 2mm normal

PR interval normal 0,12 – 0,2 detik V4 = 0,12 s

V5 = 0,16 s

V6 = 0,16 s

QRS kompleks V4 = 0,1 s

Page 15: EKG

V5 = 0,12 s

V6 = 0, 08 s

ST segmen normal 0,05 – 0,15 s V4 = 0,12 s

V5 = 0,08 s Normal

V6 = 0,16 s

T wave normal : 0,10- 0,25 detik V4 = 5 mm (0,20)

V5 = 5 mm (0,20) Normal

V6 = 6 mm (0,24)

QT interval normal : 0,35- 0,44 detik V4 = 0,36 s

V5 = 0,36 s Normal

V6 = 0,36 s

Kesimpulan dari data-data yang didapat gambaran EKG menunjukkan aktivitas jantung

normal.