ehroc.files. file · Web viewTidak sebagaimana produksi industry yang dengan menambah...
Transcript of ehroc.files. file · Web viewTidak sebagaimana produksi industry yang dengan menambah...
BAB I
EKONOMI NEGARA MAJU & NEGARA BERKEMBANG
Tidak ada satu negarapun yang tidak mengembangkan sumber daya yang dimilki
secara maksimal. Oleh karena itu satu Negara sebenarnya hanya berada dalam tau tahap
dalam pembangunan. Perbedaan tingkat pembangunan ini akan membawa akibat distribusi
pendapatan yang tidak merata.
A. Kemiskinan dan keterbelakangan
Jika pendapatan per kapita suatu Negara rendah maka Negara tersebut dikatakan
miskin. Adapun sebab-sebab kemiskinan anatara lain :
1. Rendahnya produktivitas pertanian
Kebanyakan Negara yang miskin dominasi sector pertaniannya sangat besar.
Kenapa?
Karena produksi pertanian tidak dapat dipascu seperti produksi industri ------>
artinya :
Secanggih apapun pupukyang dipakai tidak dapat mempercepat secara
impossible produk pertanian. Tidak sebagaimana produksi industry yang dengan
menambah tenaga kerja atau mesin maka produksi dapat dipercepat dan
diperbanyak sesuai keinginan.
2. Kurangnya prasarana dan sarana menyebabkan terjadinya fragmentasi ekonomi.
Sulit untuk membangun pasar nasional yang terintegrasi tarena transportasi,
komunikasi, pendidikan, kesehatan relative masih kurang.
3. Sektor moneter yang belum maju disebabkan oleh income per kapita yang
rendah.
4. Kurangnya pendidikan dan tenaga terampil karena dana yang dialokasikan
untukendidikan sangat minim.
5. Tabungan rendah, karena sector swastanya lemah.
1
B. Pertumbuhan penduduk yang cepat
Berkaitan dengan kemiskinan adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi,
pertumbuhan ekonomi akan terjadi apabila laju pertumbuhan pendapatan lebih
besar daripada laju pertumbuhan penduduk.
C. Pengangguran
Sumber daya manusia yang tidak bisa dimanfaatkan menyebabkan timbulnya
masalah pengangguran.
D. Inflasi
Inflasi yang tinggi bagi masyarakat yang punya penghasilan tetap sebenarnya
sangat dirugikan, tetapi bagi produsen sebagian ada yang diuntungkan.
Macam-macam inflasi :
Inflasi Ringan : ≤ 10%
Inflasi Sedang : 10 – 30%
Inflasi Berat : 30 – 100%
Hyper Inflasi : > 100%
E. Kegagalan Pasar
Di Negara yang sudah maju sekalipun sering mekanisme pasar tidak dapat
bekerja dengan sempurna, apalgi di Negara berkembang. Campur tangan
pemerintah sangat dominan. Timbulnya monopoli dapat merusak pasar dan apabila
pemerintah ingin memelihara keseimbangan ekonomi maka perlu mengatur
monopoli.
F. Pemerataan
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selamanya menguntungkan
terutama apabila diikuti distribusi pendapatan yang tidak merata. Pemerintah
melalui kebijaksanaan fiscal dapat mengurangi dampaknya terhadap pemerataan
ini . Misalnya : dengan pajak yang bersifat “progressif “ (semakin banyak kekayaan
yang dimiliki seseorang maka pajak yang dikenakan padanya makin tinggi).
TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI
2
Apapun sistem ekonomi yang dianut oleh suatu Negara, kebijaksanaan ekonomi
pada umumnya ditujukan untuk mencapai :
A. EFISIENSI EKONOMI
Yakni upaya menggunakan sumber daya yang terbatas secara efisien.
Seringkali terjadi konflik antara tujuan satu pihak dengan pihak yang lain. Misalnya:
petani melalui penggunaan input (teknologi baru) dapat meningkatkan efisiensi,
akan tetapi di sisi lain penggunaan input tersebut dapat mengakibatkan
meningkatkan pengangguran.
B. PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui kemajuan teknologi,
peningkatan kuantitas dan kualitas factor produksi serta pendidikan dan latihan.
C. STABILITAS PEREKONOMIAN
Upaya untuk mengurangi fluktuasi kegiatan ekonomi yang disebabkan
adanya pengangguran dan inflasi serta kegiatan perekonomian yang cenderung lebih
banyak untuk spekulasi bahan guna produksi.
D. PEMERATAAN
Upaya untuk mengurangi kesenjangan pendapatan.
3
BAB IIKERANGKA DASAR ANALISA DALAM TEORI EKONOMI MAKRO
Kegiatan ekonomi nasional kita lihat secara menyeluruh. Kita tidak melihat pasar dari
satu jenis barang tetapi kita melihat pasar-pasar di mana sebagai suatu pasar besar. Dalam
teori ekonomi makro ada 4 jenis pasar :
1. Pasar barang /jasa
2. Pasar uang
3. Pasar tenaga kerja
4. Pasar luar negeri
Pasar dalam hal ini kita artikan sebagai tempat bertemunya antara permintaan dan
penawaran.
1. Pasar Barang /Jasa
Pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang/jasa yang dapat
menentukan harga atas barang/jasa tersebut.
2. Pasar Uang
Pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang yang dapat
menentukan harga dari uang itu sendiri. Harga uang adalah tingkat suku bunga bank.
3. Pasar Tenaga Kerja
Pertemuan antarap permintaan dan penawaran tenaga kerja akan
menentukan harga tenaga kerja / upah tenaga kerja.
4. Pasar Luar Negeri
Pertemuan antara hasil-hasil ekspor atau permintaan dunia atas hasil ekspor
dengan penawaran hasil-hasil ekspor dari Negara lain.
4
PELAKU-PELAKU DALAM KEGIATAN EKONOMI MAKRO :
Dalam ekonomi makro lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi dibagi dalam 5
kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok Rumah Tangga /Konsumen
2. Kelompok Produsen
3. Kelompok Pemerintah
4. Kelompok Lembaga Keuangan
5. Kelompok Negara-negara lain.
Kegiatan-kegiatan dari ke-lima kelompok pelaku adalah :
1. Kelompok Rumah Tangga /Konsumen
a. Menerima penghasilan dari para produsen dari penjualan factor produksi
b. Menerima penghasilan dari lembaga keuangan
c. Membelanjakan penghasilan di pasar barang
d. Menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung
e. Membayar pajak kepada pemerintah
f. Meminjam uang / kredit di lembaga keuangan
2. Kelompok Produsen
a. Memproduksi barang / jasa dan menjualnya di pasar barang / jasa
b. Menyewa /mempergunakan factor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga
c. Melaksanakan investasi /pembelian barang-barang modal
d. Meminta kredit kepada lembaga keuangan untuk membiayai investasi
e. Membayar pajak kepada pemerintah
3. Kelompok Pemerintah
a. Menarik pajak langsung ataupun tak langsung baik dari rumah tangga maupun
produsen
b. Membelanjakan penerimaan Negara
c. Meminjam uang dari luar negeri
d. Menyewa tenaga kerja untuk bekerja di Pemerintah
5
e. Menyediakan uang kartal (uang yang mempunyai hak yuridis) bagi masyarakat
umum
4. Kelompok Lembaga Keuangan
a. Menerima simpanan (deposito) dari rumah tangga
b. Menyediakan kredit dan uang giral
5. Kelompok Negara-negara lain.
a. Menyediakan barang-barang import
b. Membeli hasil ekspor
c. Menyediakan kredit untuk pemerintah dsb.
6
BAB III
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Salah satu indicator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah “Nilai
output Nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu” ,
sebab besarnya ouypuy nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah
perekonomian karena :
1. Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien
sumber daya yang ada dalam perekonomianyang digunakanuntuk memproduksi
barang dan jasa.
2. Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas tingkat
kemakmuran suatu Negara .
3. Besarnya output nasional meerupakan gambaran awal tentang masalah-masalah
yang mendasar yang dihadapi perekonomian Negara.
Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian keil penduduk maka timbul
masalah distribusi pendapatan tidak merata.
Jika sebagian besar output nasional dihasilkan dari sector pertanian maka perekonomian
tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur produksi.
Agar ada keseimbangan kontribusi antara sector pertanian dan sector industry, maka
perhitungan output nasional merupakan pokok pembahasan awal dalam teori ekonomi
Makro.
PDB (GDP) : Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product). Yaitu seluruh
pendapatan warga negara dalam satu wilayah Negara tertentu, jangka
waktu tertentu termasuk pendapatan WNA yang tinggal di Negara
tersebut.
7
PNB (GNP) : Produk Nasional Bruto (Gross National Product). Yaitu seluruh
pendapatan warga Negara dalam jangka waktu tertentu termasuk
pendapatan warga Negara yang berada di luar negeri .
Secara definitif dapat dikatakan bahwa PDB merupakan nilai barang / jasa akhir
berdasarkan harga pasaryang diproduksi oleh sebuah perekonomian
dalam suatu periode dengan menggunakan factor-faktor produksi
yang berada dalam perekonomian tersebut.
Metode-metode cara perhitungan Penadpatan Nasional :
1. Output Approach
2. Income Approach
3. Expenditure Approach
Ad. 1. OUTPUT APPROACH (Metode Produksi)
Adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sector produksi.
Jumlah output masing-masing sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian,
hanya saja ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sector perekonomian
berasal dari output sector lain atau bisa juga merupakan input bagi sector ekonomi yang
lain, dengan kata lain jika tidak berhati-hati akan terjadi perhitungan ganda (double
counting) atau bahkan multiple counting.
Untuk menghindari hal diatas maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi yang
dijumlahkan adalah Nilai Tambah masing-masing sector.
Nilai Input
Nilai Tambah
Nilai Output
8
NT = NO – NI
Ad. 2. INCOME APPROACH (Metode Pendapatan)
Metode ini memandang nilai output perekonmian sebagai nilai total balas jasa atas
factor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Hubungan antara tingkat output dengan factor-faktor produksi yang digunakan
digambarkan dalam fungsi produksi yang sederhana :
L : LABOR
C : CAPITAL
M : MONEY
E : ENTREPRENEUR
Persamaan ini menunjukkan bahwa untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa :
tenaga kerja, modal, uang dan kemampuan kewirausahaan.
Balas jasa untuk untuk tenaga kerja adalah wages .
Balas jasa untuk barang adalah rent.
Balas jasa untuk pemilik uang adalah interest
Balas jasa untuk pengusaha adalah fee.
Sehingga :
Ad. 3. EXPENDITURE APPROACH (Metode Pengeluaran)
Menurut metode ini nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam
perekonomian pada periode tertentu.
9
Q = f (L, C, M, E)
PN = W + R + I + ∏
Ada beberapa jenis agregat dalam perekonomian :
1. Konsumsi Rumah tangga
2. Konsumsi Pemerintah
3. Pengeluaran Investasi
4. Export Netto
Beberapa pengertian dasar tentang perhitungan aggregative :
Tujuan perhitungan output maupun pengeluaran dan ukuran-ukuran agregat lainnya
adalah untukmenganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memerbaiki atau
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
a. PDB /GDP : Produk Domestik Bruto , yaitu pendapatan seluruh penduduk
yang tinggal di Negara tertentu (mis : Indonesia) baik WNI
maupun WNA
b. PNB / GNP : Produk Nasional Bruto, yaitu pendapatan seluruh penduduk suatu
Negara(mis : Indonesia) baik yang tinggal di Indonesia termasuk
yang tinggal di luar negeri.
c. PNN : Produk Nasional Neto, adalah produk nasional bruto - depresiasi
d. PN : Pendapatan Nasional = PNN – Pajak Tak Langsung + Subsidi
e. PP : Pendapatan Personal = PN – RE – PAS + PIGK + PNBJ
RE = Return Earning
PAS = Pembayaran Asuransi Sosial
PIGK = Pendapatan Bunga yg diterima Pemerintah dari
Konsumen
PNBJ = Pengeluaran Pemerintah yg mana pemerintah tidak
menerima balas jasa langsung disebut juga Transfer
Payment.
10
PDB = C + G + I + (X – M)
f. PPD : Pendapatan Personal Disposable , yaitu pendapatan personal
yang dapat dipakai oleh individu baik untuk membiayai
konsumsinya maupun investasinya.
PDB HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN :
Nilai PDB suatu periode tertentu adalah :
“ Hasil perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang
dihasilkan”
Hal di atas menunjukkan perhitungan PDB dengan menggunakan harga berlaku dapat
memberikan hasil yang menyesatkan karena pengaruh inflasi. Untuk memperoleh gambaran
yang lebih akurat maka perhitungan PDB sering menggunakan berdasarkan harga konstan,
yaitu harga yang diasumsikan tidak berubah.
Untukmemperoleh PDB harga konstan kita harus menentukan tahun dasar yang merupakan
tahun dimana perekonmian berada dalam kondisi baik dan stabil.
Dalam kasus di atas bilan kondisi tahun 2000 dianggap relative baik maka harga barang
tahun 2000 digunakan sebagai harga dasar. Dengan demikian nilai PDB tahun 2002
berdasarkan harga konstan tahun 2000.
Dari perhitungan di atas dengan menghilangkan pengaruh inflasi karena menggunakan
harga konstan, segera terlihat bahwa harga output 2002 ternyata lebih sedikit daripada
output 2000.
Nilai PDB 2002 disebut sebagai PDB Riil, sedangkan Nilai PDB 2002 dianggap sebagai PDB
Nominal. Hubungan antara PDB riil dan PDB nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan yaitu :
11
PDB’02 = Q’02 x P’00
MANFAAT PERHITUNGAN & ANALISA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL :
1. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan perekonomian.
2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu.
3. Membandingkan perekonomian antar daerah. Perbandingan ini sangat berguna
untuk membandingkan daerah kita sendiri.
4. Merumuskan kebijakan pemerintah, dengan caara mencari sector-sektor mana yang
menurun ataupunmeningkat.
Mengapa di Indonesia sulit mempergunakan pemerataan Pendapatan nasional ?
1. Faktor Geografis
2. Faktor Agraris
3. Lingkaran Setan
12
PDB riil = PDB nominal / DEFLATOR
HARGA TAHUN TERTENTU
DEFLATOR = -----------------------------------------X 100%
HARGA TAHUN TERTENTU - 1
DEFLATOR TAHUN TERTENTU – (DEFLATOR TAHUN TERTENTU -1)
INFLASI = --------------------------------------------------------------------------------------- X 100%
DEFLATOR TAHUN TERTENTU
KELEMAHAN PNB / GNP SEBAGAI UKURAN KESEJAHTERAAN SUATU BANGSA :
a. Hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP, sedangkan produk yang
dihasilkan dan dikonsumsi sendiri seperti yang banyak terdapat di desa
negaraberkembang tidak tercakup dalam GNP, padahal produk itu mempengaruhi
kesejahteraan mereka.
b. GNP tidak menghitung nilai waktu istirahat padahal sangat besar pengaruhnya
terhadap kesejahteraan.
c. Kejadian yang tidak baik dihitung dalam GNP (mis : bencana alam banjir) jelas
merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan pasti menurunkan tingkat
kesejahteraan masyarakat tersebut.
d. Polusi sering tidak diperhitungkan dalam GNP padahal akibat polusi masyarakat bisa
sakit dan dampaknya harus mengeluarkan biaya yang berarti juga mengurangi
pendapatan.
13
BAB IV
TEORI KONSUMSI
Teori Konsumsi yang akan dipelajari adalah Teori dari JM. Keyness.Ada beberapa
alasan yang mendasari mengapa mempelajari teori konsumsi rumah tangga Keyness.
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam total
pengeluaran secara keseluruhan (agregat).
2. Berbeda dengan konsumsi pemerintah yang bersifat eksogenus (tidak ada pengaruh
dari dalam), konsumsi rumah tangga bersifat endogenus dalam arti besarnya
konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan factor-faktor lain yang dianggap
mempengaruhinya.
3. Perkembangan masyarakat yang begitu cepat yang mewnyebabkan perilaku
konsumsi juga berubah cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi :
a. Faktor ekonomi
b. Faktor demografi
c. Faktor non ekonomi
Ad. 1. Faktor Ekonomi
Ada 4 faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi yaitu :
1) Pendapatan Rumah tangga
2) Kekayaan Rumah Tangga
3) Tingkat Bunga ---> tingkat bunga yang tinggi justru mengurangi keinginan
masyarakat untuk mengkonsumsi, sebaliknya tingkat bunga rendah akan
memacu masyarakat untuk belanja daripada menanamkan uangnya di Bank.
4) Perkiraan tentang masa depan
14
Ad. 2. Faktor Demografi
1) Jumlah Penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbanyak konsumsi
(secara menyeluruh).
2) Komposisi penduduk,
Pengeluaran penduduk yang tinggal di kota berbeda dengan pengeluaran
penduduk yang tinggal di desa.
Pengeluaran penduduk yang berpendidikan rendah berbeda dengan yang
berpendidikan tinggi.
Ad. 3. Faktor Non Ekonomi
Faktor sosial budaya.
TEORI KEYNESSIAN
A. HUBUNGANNPENDAPATAN DISPOSABLE DENGAN KONSUMSI
Keyness menjelaskan bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh
pendapatan disposable saat ini. Menurut Keynes ada batas konsumsi minimal yang
tidak tergantung tingkat pendapatan, artinya :
Tingkat konsumsi tersbut harus dipenuhi walaupun pendapatannya NOL. Inilah yang
disebut AUTONOMUS CONSUMPTION .
Jika pendapatan dis[posable meningkat, maka konsumsi tersebut tidak sebesar
peningkatan pendapatan disposable.
YD = Pendapatan disposable
B = MPC = Marginal Propencity to Consume =
ΔCΔY D
=MPC
Dengan 0 ≤ b ≤ 1
15
C = Co + b YD
Contoh :
YD C ∆YD ∆C MPC APC
0 200 - - - -
1.000 1.000
2.000 1.800
3.000 2.600
4.000 3.400
5.000 4.200
Gambarkan grafiknya!
B. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN
Setiap tambahan penghasilan / pendapatan disposable (YD ) akan dialokasikan untuk
menambah C & S. Besarnya tambahan (YD ) ini menjadi tambahan tabungan yang disebut
kecenferuangan menabung marginal (Marginal Propencity to Save)
Sedangkan arasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan (YD ) disebut kecenderungan menabung rata-rata ( Average Propencity to Save).
16
YD = C + S
ΔSΔY D
=MPS
SYD
=APS
MPC dan MPS :
YD = C + S
ΔY DΔY D
= ΔCΔY D
+ ΔSΔY D
1 = MPC + MPS
MPS = 1 – MPC
Kesimpulan :
Nilai total MPC + MPS = 1
Nilai total APC + APS = 1
Pada saat YD masih rendah setiap unit tambahan pendapatan sebagian besar dialokasikan
untuk konsumsi, jadi nilai MPC mendekati 1 dan nilai MPS mendekati 0.
YD = C + S
YDYD
= CΔY D
+ SΔY D
1 = APC + APS
APS = 1 – APC
MODEL KONSUMSI SIKLUS HIDUP
Metode ini berpendapat bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur hidup.
Model konsumsi siklus hidup ini mencoba menggali lebih dlam untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaeruhi besarnya pendapatan disposable.
Ternyata tingkat pendapatan disposable berkaitan erat dengan usia seseorang
selama siklus hidupnya. Model siklus hidup ini membagi perjalanan hidup manusia menjadi
3 periode , yaitu :
1. Periode belum produktif
2. Periode produktif
3. Teriode tidak produktif
17
BAB VTEORI INVESTASI
INVESTASI DALAM KONTEKS EKONOMI MAKRO :
1. Investasi dalam bentuk barang modal & bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran
untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, gedung baru, bangunan dsb., yang
dinamakan Fix Investment mengingat daya pakainya lebih dari 1 tahun.
2. Investasi persediaan, berdasarkan berbagai pertimbangan, perusahaan seringkali
harus memproduksi lebih banyak dari pada target penjualan. Selisih dari target dan
apa yang diharapkan (diproduksi) itulah yang disebut Investasi Persediaan (Planed
Investment)
NILAI WAKTU DARI UANG
Makin tinggi kualitas investasi yang kita harapkan makin lama tenggang waktu yang
dibutuhkan untuk investasi.
1. PRESENT VALUE
Misalnya : R ditawari sebuauh proposal rencana usaha dengan investasi awal
sebesar Rp 100.000.000,-. Berdasarkan proposal, 5 tahun kemudian nilai uang ang
dia peroleh Rp 161.000.000,-.
Hal ini sangat tergantung daripada tingkat pengembalian investasi yang diharapkan
(Investment Return).
Seandainya untuk menjalankan usahanya R harus meminjam dari Bank dengan
bunga pinjaman 15% /tahun, R berharap tingkat pengembalian investasi setidak-
tidaknya sama dengan 15 %.
Karena itu nilai Rp 161.000.000,- harus dideflasikan sebesar 15%/thn ------> disebut
Faktor Diskonto.
P = Present value
F = nilai nominal yang akan diperoleh 5 tahun mendatang
18
P = F
(1+ i)n
I = factor diskonto
N = waktu
Jadi : P = F
(1+ i)n
=
161(1+0 .15 )5
= 80.045 ------> artinya Rp 161 juta 5 tahun mendatang nilainya
sama dengan Rp 80.045 juta sekarang.
Jika nilai F = P (1 + i)n maka : 161 = 100 (1 + i)5
Log 161 = log 100 + 5 log (1+ i)
2.2068 = 2 + 5 log (1 + i)
5 log (1 + i) = 2.2068 – 2
= 0.2068
Log (1 + i) = 0.2068/5
= 0.414
Antilog (1 + i) = 1.10
1 + i = 1.10
I = 10%
2. FUTURE VALUE
Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai
sekarang dari output investasi yang direncanakan.Sekalipun melihat dari sudut
pandang yang bertolak belakang , keputusan yang dihasilkan tetap sama.
Dalam kasus di atas dilihat dari nilai uang masa mendatang, dasar
pengambilan keputusan terhadap proposal yang ditawarkan adalah : Berapa nilai
dari uang yang diinvestasikan pada 5 tahun mendatang?
Jika nilai Rp 161.000.000,- , 5 tahun mendatang adalah lebih besar atau sama
dengan nilai masa depan yang diharapkan maka proposal usaha layak untuk diterima
tetapi sebaliknya jika ternyata lebih kecil maka proposal usaha harus ditolak.
19
Maka : F = 100 (1 + 0.15)5
F = 100 (2.01)
F = 201.
Artinya : proposal layak diterima jika nilai uang yang diberikan 5 tahun mendatang
adalah ≥ Rp 201.000.000,-
3. NET PRESENT VALUE
Yaitu untuk membuat hasil yang lebih akurat maka nilai sekarang di disconto kan dan
keuntungannya dapat langsung kita ketahui dengan menghitung Selisih Nilai
Sekarang dari Biaya Total dengan Penerimaan Total Bersih.
Selisih nilai inilah yang disebut Net Present Value ------> B – C > 0
Proposal yang bagus maka nilai NPV > 0.
4. INTERNAL RATE OF RETURN
Adalah nilai tingkat pengembalian investasi dihitung saat NPV = 0. Keputusan
menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan perbandingan IRR
dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan. Proposal layak diterima jika
IRR > i.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI :
1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
2. Biaya Investasi
Ad. 1. EXPECTED RATE OF RETURN
a) Kondisi internal perusahaan (SDM, Teknologi, Bahan Baku dsb)
b) Kondisi eksternal perusahaan (perang embargo dsb.
Ad. 2. BIAYA INVESTASI
Kaitannya dnegan Marginal Efficiency of Capital (MEC) atau EMM (Efisiensi Modal
Marjinal) yaitu keuntungan yang diharapkan dari tambahan barang modal.
20
F = A (1 + I)t
BAB VI
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
Dari sudut pandang ekonom uang merupakan stok asset-set yang digunakan untuk
transaksi. Uang adalah sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat sebagai alat
pembayaran /transaksi.
JENIS-JENIS UANG
1. Full Bodied Money
Uang yang nilai intrinsiknya (nilai pembuatannya) sama dengan nilai nominalnya
(nilai yang tertera). Misal : uang dinar (emas)
2. Token Money
Uang yang nilai nominalnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Mis : uang kertas
3. Folding Money
Uang kepercayaan, maksudnya nilai nominalnya sangat tinggi, nilai intrinsiknya
rendah. Alasan dibuatnya karena mudah dibawa, nilai pembuatannya rendah
(murah)
4. Deposit Money
Dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
a. Time Deposit Money
Merupakan hutang suatu Bank yang pengambilannya tidak bisa sewaktu-waktu.
Mis : deposito berjangka.
b. Demand Deposit Money
Merupakan hutang suatu Bank yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Mis : giro, cek, bilyet
21
FUNGSI UANG :
1. Unit of Account : satuan hitung
2. Medium of Exchange : alat transaksi / alat ukur
3. Store of Value : penyimpan kekayaan
4. Standard of Deffered Payment : standar pembayaran masa y.a.d
PERMINTAAN UANG
A. TEORI KLASIK
M = Nilai nominal uang
P = Harga
k = Proporsi permintaan uang kpd pendapatan
Y = Pendapatan
M = Jumlah uang yg beredar
V = Perputaran Uang
P = Harga
T = Trade (jumlah barang yg diperdagangkan)
Contoh :
Produksi 10.000 unit per tahun. Harga per unit Rp 60 juta. Velositas uang 12 x
setahun. Bera jumlah uang yang dibutuhkan?
M . V = P . T
M . 12 = 60.000.000 (10.000)
M = 50.000.000.000
22
M . P = k . Y
M . V = P . T
B. TEORI KEYNESS
Ada 3 motivasi seseorang untuk memegang uang :
a. Transaction motive
b. Precantionary motive
c. Speculative motive
Ad. a. Transaction Motive
---- > Untuk transaksi kebutuhan sehari-hari, berhubungan positif dengan
pendapatan dan berhubungan negative dengan inflasi.
Ad. b. Precantionary Motive
----> untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga (kondisi darurat). Berhubungan
positif dengan pendapatan, berhubungan negative dengan inflasi.
Ad. c. Speculation Motive
------> Motif yang lebih kepada menginginkan keuntungan.
Jumlah uang yang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat.
M1 = uang yg beredar dalam arti sempit
C = uang kartal
D = uang giral
M2 = uang yg beredardalam arti luas
TD = time deposit / deposito berjangka
23
M1 = C + D
M2 = M1 + TD
LEMBAGA KEUANGAN
Adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan menyalurkan dana dengan
motif mendapatkan keuntungan.
Fungsi utama lembaga keuangan adalah :
Sebagai perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang / modal dengan piohak
yang memilikinya.
Lembaga keuangan yang dalam menjalankan fungsi intermediasinya diijinkan menghimpun
dan menyalurkan dana dalam bentuk tabungan disebut Lembaga Keuangan Depositori ,
mis : perbankan.
Lembaga keuangan yang dalam menjalankan ushanya tidak diijinkan menghimpun dana
dalam bentuk tabungan disebut Lembaga Keuangan Non Depositori atau Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
a. LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN
Yang dimaksud dengan Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit.
Bank ada 2 kelompok , yaitu :
1. Bank Umum
2. Bank Perkreditan Rakyat
BANK UMUM
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya member jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
KEGIATAN USAHA BANK UMUM :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dll.
2. Memberikan kredit
24
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan ataas perintah nasabahnya.
5. Kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukanBank selama tidak bertentangan
dengan peratura-peraturan / UU yang berlaku.
KEGIATAN USAHA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN BANK UMUM :
1. Melakukan penyertaan modal kecuali dalam hal-hal terterntu seperti yang telah
diatur dalm Undang-Undang.
2. Melakukan usaha perasuransian sebab asuransi sudah termasuk dalam usaha
lembaga keuangan non perbankan.
BANK PERKREDITAN RAKYAT
Adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan pronsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Jadi BPR adalah bank yang menerima simpanan dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan dll.
KEGIATAN USAHA YANG BOLEH DILAKUKAN BPR :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito atau tabungan padabank
lain.
KEGIATAN YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN BPR :
a. Menenrima simpanan dalam bentuk giro
b. Melakukan penyertaan modal
c. Melakukan usaha perasuransian dll.
25
b. BANK SENTRAL
Fungsi utamanya adalah :
1. Mengatur jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
2. Memelihara supaya bsistem moneter berjalan secara efisien sehingga dapat
menjamin tingkat pertumbuhan kredit dan uang beredar sesuai dengan yang
diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa mengakibatkan inflasi.
Guna mencapai sasaran ini Bank Sentral bertanggung jawab yaitu perumusan serta
pelaksanaa kebijaksnaan moneter dan mengawasi serta mengendalikan sistem
moneter.
Sehubungan dengan hal itu, Bank Sentral mempunyai tugas :
1. Memperlancar lalu lintas pembayaran sehingga cepat dan efisien.
2. Sebagai pemegang kas pemerintah, mengatur kelancaran keuang pemerintah.
3. Mengatur dan mengawasi kegiatan Bank Umum.
Fungsi utama Bank Sentral dalam dunia nyata ada 3 :
Agen fiscal pemerintah (Fiscal Agent of Government), yaitu sebagai
penasehat dan member bantuan untuk mengelola berbagai masalah,
transaksi keuangan pemerintah.
Bank nya Bank (Banker of Bank), yaitu member bantuan kepada bank-
bank yang mengalami kesulitan likuidasi.
Menentukan kebijaksanaan moneter, yaitu mengendalikan jumlah uang
yang beredar sebagai bagian dari kebijaka ekonomi yang bertujuan
mengarahkan kondisi makro ekonomi kearah yang lebih baik.
Di samping 3 fungsi utama, Bank Sentral melaksanakan juga fungsi lain yaitu :
1. Pengawasan, evaluasi dan pembinaan perbankan
2. Penanganan transaksi giro
3. Riset-riset ekonomi
26
c. LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
Sebagai lembaga keuangan yang tidak diijinkan menghimpun dana dalam bentuk
tabunganmaka kegiatan menghimpun dana dilakukan LKBB ini yaitu dengan
mengeluarkan kertas berharga & menyalirkannya untuk membiayao investasi atau
konsumsi individu perushaan.
Beberapa LKBB yang terdapat dalam suatu perekonomian, misalnya :
- Perusahaan asuransi yang merupakan perlindungan financial untuk menghadapi
berbagai hal yang kurang menguntungkan. Misalnya : pegadaian, lembaga dana
pensiiun.
d. LEMBAGA KEUANGAN INFORMAL
Misalnya : riba , ijon
BAB VII27
PERTUMBUHAN EKONOMI
Suatu perekonomian dikatakan meningkat jika jumlah barang dan jasa meningkat.
Angka yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi atau menaksir perubahan
output adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai PDB.
Untuk mengukurpertumbuhan ekonomi nilai PDB yang digunakan adalah PDB
berdasarkan harga konstan, sebab pengaruh perubahan harga telah dihilangkan sehingga
sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa, perubahan
nilai PDB sekaligus menunjukkan perybahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang
dihasilkan selama periode pengamatan.
Mengingat sulitnya mengumpulkan data PDB, maka perhitungan pertumbuhan
ekonomi tidak dapat dilakukan setiap saat.
Jika interval waktunya lebih dari 1 periode, perhitungan tingkat pertumbuhan
ekonomi dapat menggunakan persamaan eksponensial yaitu :
PDBRt = PDBR tahun tertentu
PDBR0 = PDBR periode awal
r = tingkat pertumbuhan
t = jarak periode
CONTOH :
28
(PDBRt - PDBRt-1)
Gt = ------------------------ X 100%
PDBRt-1
PDBRt = PDBR0 (1 + r)t
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1990 – 1995
TAHUN PDBR (konstan ’90)
Rp (milyar)
Tingkat Pertumbuhan
(% per tahun)
Tingkat Pertumbuhan rata2
(’90 – ’95) % per tahun
1990 195.597
1991 209.192
1992 222.705
1993 237.172
1994 255.055
1995 276.003
Hitunglah tingkat pertumbuhan per tahun!
Tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan adalah ingin melihat apakah kondisi
perekonomian makin baik.
Ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) atau daerah asal
produksi. Dengan melihat struktur produksi dapat diketahui apakah ada sector yang terlalu
tinggi atau terlalu lambat pertumbuhannya.
Sektor primer yaitu pertanian dan pertambangan
Sektor sekunder yaitu industry pengolahan, konstruksi, listrik, gas dan air bersih.
Sektor tersier yaitu jasa-jasa.
Dari 3 sektor tersbut dijabarkan lagi menjadi 9 sektor yang dipakai sebagai perhitungan
PDB.
Kenapa pertumbuhan ekonomi dianggap penting?
1. Pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan.
2. Pertumbuhan ekonomi untuk kesempatan kerja.
3. Pertumbuhan ekonomi untuk perbaikan distribusi pendapatan.
4. Pertumbuhan ekonomi sebagai persiapan bagi tahapan kemajuan selanjutnya.
Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi
29
Tumbuhnya produksi Q = f (K, L, T, U, M, W, I)
K = Barang modal = investasi
Menambah modal = menambah investasi berarti bisa mengurangi pengangguran
tetapi bisa mempercepat uang beredar ---> akibatnya inflasi
L = Tenaga Kerja, merupakan factor yang sangat dominan dan merupakan masalah
besar bagi Negara berkembang karena adanya pengangguran.
T = Teknologi, penggunaan teknologi yang tinggi memacu pertumbuhan ekonomi
tetapi bisa berakibat kepada ketimpangan ekonomi dalam hal ini pengangguran.
U = Uang, tidak ada uang maka perekonomian akan mati.
M = Manajemen, suatu usaha ika tidak dikelola dengan manajemen yang baik maka
tidak akan berhasil.
W = Kewirausahaan, keberanian mengambil resiko.
I = Informasi, tanpa adanya informasi, sangat sulit mengembangkan usaha.
INFLASI adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus
menerus.
Sebab-sebab timbulnya inflasi a.l :
1.Ekspor > Impor
2. Investasi > Saving
3.Pengeluaran pemerintah > penerimaannya
Macam-macam inflasi :
Ada beberapa cara penggolongan inflasi dan penggolongan mana tergantung pada tujuan
kita .
1. Berdasarkan parah tidaknya inflasi :
Inflasi ringan < 10% per tahun
30
Inflasi sedang 10 – 30 % per tahun
Inflasi Berat 30 – 100% per tahun
Hiper inflasi >100% per tahun
2. Berdasarkan sebab musabab awal dari inflasi
a. Demand Inflation, inflasi yang disebabkan oleh permintaan yang terlalu kuat.
b. Cost Inflation , inflasi yang disebabkan oleh kenaikan ongkos.
3. Berdasarkan asal inflasi
a. Domestic Inflation, inflasi yang berasal dari dalam negeri. Mis : deficit anggaran
belanja, gagal panen dsb.
b. Importir Inflation, inflasi yang berasal dari luar negeri. Mis : barang impor dari
Negara yang punya korelasi dagang dng Negara kita.
Ada beberapa maslah social yang muncul dari inflasi yang tinggi , yaitu :
1. Menurnnya tingkat kesejahteraan social.
2. Inflasi makin buruk menyebabkan makin buruknya distribusi pendapatan.
3. Terganggunya stabilitas ekonomi.
Cara mencegah inflasi, ada 3 kebijaksanaan :
1. Kebijaksanaan moneter , yang akan dilakukan oleh Perbankan
2. Kebijakan fiscal , yang akan dilakukan oleh Pemerintah
3. Kebijakan menaikkan output , yang akan dilakukan oleh pihak swasta.
Ad. 1. Kebijakan Moneter
a. Politik Pasar Terbuka
Saham dijual, uang terserap di Bank sehingga uang yang beredar di masyarakat
berkurang.
b. Tingkat Bunga Dinaikkan
Dengan harapan masyarakat cenderung untuk menabung.
Ad. 2. Kebijakan Fiskal
Misalkan menaikkan pajak , sannering dsb.
31
Ad. 3. Kebijakan Menaikkan Output
Biasanya dalam keadaan inflasi pengusaha mendapat keuntungan walaupun pada
akhirnya akan kembali normal. Artinya, pengusaha ptimis, memperluas usaha
sehingga akan membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
Kesimpulan :
Inflasi dan pengangguran tidak dapat dipisahkan karena inflasi bisa mengurangi
pengangguran.
Pengangguran (Un Employment)
Pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja / tidak bekerja.
Seseorang dikatakan menganggur apabila dia ingin bekerja, dia berusaha mencari kerja
tetapi tidak mendapatkannya. Orang yang mencari kerja masuk dalam kelomppok penduduk
yang disebut “angkatan kerja”
Usia Angkatan Kerja 15 – 64 tahun , tetapi tidak semua orang / penduduk yang umurnya 15
– 64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja.
STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN USIA
USIA KERJA TETAPI TIDAK
MENCARI KERJA KARENA :
1. SEKOLAH, KULIAH2. SUDAH KAYA3. IBU RUMAH TANGGA
Jika kita ingin menghitung tingkat pengangguran pada sebuah Negara :
32
TOTAL PENDUDUK
USIA KERJA
15 – 64 TH
BUKAN USIA KERJA
0 – 14 TH DAN ≥ 65 TH
BUKAN ANGKATAN KERJA
ANGKATAN KERJA
BEKERJA TIDAK BEKERJA
Besar kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi / pengklasifikasian
pengangguran.
Setidaknya da 2 dasar utama klasifikasi pengangguran :
1. Pendekatan angkatan kerja
2. Pendekatan pemanfaatan Tenaga Kerja
Ad. 1. Pendekatan Angkatan Kerja
Pendekatan ini mendefiniskan pengangguran sebagai angkatan kerja yang tidak
bekerja.
Ad. 2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja
Dalam pendekatan ini, Angkatan Kerja dibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Menganggur / Un Employee / Pengangguran Terbuka, yaitu orang yang tidak
bekerja sama sekali dan sedang mencari kerja.
b. Setengah Menganggur / Under Employee , mereka yang bekerja tetapi belum
dimanfaatkan secara penuh.
c. Bekerja Penuh / Emplyeed , yaitu orang-orang yang bekerja penuh, mencapai 35
jam per minggu.
JENIS-JENIS PENGANGGURAN :
Pembahasan maslah pengangguran akan dilakukan lebih spesifik dan cermat, dalam
arti apakah pengangguran yang terjadi merupakan pengangguran sukarela atau
pengangguran dukalara.
Pengangguran sukarela adalah :
33
JUMLAH YG MENGANGGUR
------------------------------------- X 100 %
JUMLAH ANGKATAN KERJA
Pengangguran yang bersifat sementara karena seseorang ingin mencari pekerjaan
yang lebih baik / lebih cocok.
Pengangguran dukalara adalah :
Pengangguran yang terpaksa diterima oleh seseorang walaupun sebenarnya ia masih
ingin bekerja.
Pengangguran sukarela dan pengangguran dukalara erat kaitannya dengan jenis-jenis
pengangguran berikut ini :
1. Pengangguran Friksional :
Pengangguran yang bersifat sementara , biasanya terjadi karena adanya
kesenjangan waktu informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja
dan kesempatan kerja.
2. Pengangguran Struktural :
Dikatakan begitu karena sifatnya yang sangat mendasar, artinya pencari kerja tidak
mampu memenuhi persyaratan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia.
3. Pengangguran Musiman
Biaya Sosial Pengangguran
Banyaknya pengangguran mengakibatkan inflasi dan beberapa pengaruh antara lain :
1. Terganggunya stabilitas perekonomian
2. Terganggunya stabilitas social politik.
BAB VIII
34
SISTEM EKONOMI
Dalam usaha mengatur kehidupan ekonominya, setiap bangsa tentu menghadapi
paling sedikit 5 pertanyaan pokok yang harus dijawab, yaitu :
1. Siapa yang menentukan apa dan berapa yang harus dihasilkan, bagaimana cara
menghasilkannya dan untuk siapa dihasilkan?
2. Siapa yang memiliki atau menguasai sumber-sumber daya dan factor-faktor produksi
yang tersedia dalam masyarakat untuk menghasilkan apa yang dibutuhkan : swasta,
Negara, partai, elite politik feudal??
3. Siapa yang mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan untuk menghasilkan apa yang
dibutuhkan. Dengan cara bagaimana dan dimaksudkan untuk siapa?
4. Siapa yang menyalurkan, mendistribusikan atau menjual apa yang dihasilkandan
kepada siapa?
5. Siapa yang memebeli, menyimpan dan memakai apa dan berapa dari yang dihasilkan
itu?
Jawaban suatu bangsa atau Negara atas pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan
SISTEM EKONOMI atau TATA EKONOMI yang dianutnya.
Tiga Pola Dasar Koordinasi
Dalam perjalanan sejjarah dikenal 3 pola dasar koordinasi, yaitu :
1. TRADISI atau adat kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang.
2. PASAR yang berfungsi sebagai coordinator, yang mengatur, menggerakkan dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan ekonomi masyarakat melalui mekanisme harga.
Sistem iniberkaitan dengan falsafah (Neo-) Liberalisme, Ka[pitalisme, usaha swasta,
pasar bebas dan kebebasan individu.
3. NEGARA yang dengan peraturannya dari atas menjadi coordinator, pilot dan kompas
seluruh kehidupan ekonomi. Ini sering disebut sistem komando dan dikaitkan
dengan falsafah Marxisme Komunisme, Bisa juga elit politik feudal yang berkuasa.
Tiga Sistem Ekonomi
1. Masa Sebelum Revolusi
35
Masa itu kegiatan ekonomi di banyak Negara diatur oleh adat atau tradisi. Mis :
sistem upeti, barter
Ataupun rodi. Ketika Negara-negara nasional mulai terbentuk maka pemerintah
feodalmulai campur tangan mengatur perdagangan internasional, produksi untuk
ekspor dan pembayaran antar Negara yang dikenal dengan Merkantilisme. Pada
akhir abad 18 barulah muncul pandangan bahwasanya sebaiknya pemerintah hanya
mengurus keamanan dan ketertiban Negara saja sedangkan perdagangan dan segala
kepentingan ekonomi diberikan kebebasan kepada produsen dan konsumen untuk
mengaturnya yang dikenal dengan Liberalismen yang diinspirasi oleh revolusi
Perancis.
2. Liberalisme: Tata Ekonomi Pasar Bebas
Ciri-ciri sistem ekonomi serba bebas :
Orang bebas memiliki sendiri alat-alat produksi atau modal . Hak milik
pribadi atas alat-alat produksi (private property) ini disebut dasar
kapitalisme.
Orang bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usahanya sendiri.
Produksi dilaksanakan oleh para pengusaha swasta atas prakarsa dan
tanggungan sendiri, melayani permintaan di pasar. Kebebasan berusaha
ini merupakan cirri yang begitu penting hingga sistem
liberalism/kapitalisme kerap disebut free enterprise system.
Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksi,
didorong oleh harapan mendapatkan profit (profit motive).
Harga-harga dibentuk di pasar (free market) dalam pertemuan antara
permintaan dan penawaran. Bentuk pasar yang dipandang paling baik
adalah persaingan bebas (free competition).
Campur tang Negara dibatasi pada hal-hal yang tak dapat diusahakan
oleh swasta.
3. Komunisme : Sistem ekonomi Kolektivis
Ciri-ciri sistem ekonomi kolektivis (serba terpimpin) :
36
Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh Negara atas nama
rakyat. Tak da hak milik perorangan atas alat-alat produksi, petani juga
tidak dapat memiliki tanahnya sendiri.
Seluruh kegiatan ekonomi / produksi harus diusahakan bersama, Tak ada
usaha swasta, semua perusahaan (termasuk usaha tani) adalah
perusahaan Negara (state enterprise).
Apa dan berapa yang diproduksikan ditentukan berdasarkan rencana
ekonomi yang disusun oleh pemerintah pusat (central planning) dan
diusahakan langsung oleh negara.
Harga-harag ditetapkan oleh pemerintah, penyaluran barang
dikendalikan oleh Negara. Tak ada pasar bebas.
Semua warga masyarakat adalah karyawan yang wajib ikut berproduksi
menurut kemampuannya dan akan diberi upah oleh Negara menurut
kebutuhannya.
4. Sosialisme : Sistem Demokrasi Ekonomi
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis (campuran) :
Hak milik atas barang konsumsi diserahkan kepada individu, tetapi
pemilikan terhadap sarana-sarana produksi yang vital cenderung
diserahkan kepada (minimal diawasi) Negara.
Apa dan berapa yang diproduksikan memang dapat ditentukan oleh isaha
swasta berdasarkan pertimbangan pasar, tetapi sector-sektor yang
strategis diawasi, diatur dan bila perlu dikuasai oleh Negara.
Harga tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan pasar, tetapi diawaasi
dan bila perlu dikoreksi oleh campur tangan Negara.
Kesempatan kerja penuh dan jasa-jasa kolektif mendapat prioritas yang
sangat tinggi.
Pemerintah menyelenggarakan jaminan social dan berusaha agar
distribusi pendapatan lebih merata.
TATA EKONOMI INDONESIA
37
Tata ekonomi Indonesia berdasarkan Pancasila yang diatur dan harus mengacu kepada UUD
’45. Idealnya sistem ekonomi Indonesia adalah suatu tata ekonomi yang dijiwaioleh ideology
Pancasila yaitu suatu tata ekonomi nasional yang merupakan usaha bersama dan
berazaskan kekeluargaan dan gotong royong demi kemakmuran bersama di bawah
pemerintah. Di sisi financial memang kurang menguntungkan tetapi lebih bersifat
manusiawi karena mengutamakan unsure social, keadilan dan persaudaraan yang dapat
disebut tata ekonomi yang bermoral. Ini merupakan cita-cita, pedoman yang normative
tetapi sayangnya belum menjadi kenyataan.
Lebih detailnya silahkan Saudara pelajari GBHN BAB III B No 14 perihal pembangunan
ekonomi berdasarkan demokrasi ekonomi.
38