EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam...

31
book

Transcript of EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam...

Page 1: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

www.ehipassiko.net | [email protected] | 085715555777Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan Psikologi Anak

EHIPASSIKOF O U N D A T I O N

Inilah delapan syair berkah kejayaan Buddha,siapa pun yang membaca dan merenunginya dari hari ke hari,

setelah mengatasi segala macam rintangan,akan mencapai kebebasan dan kebahagiaan.

Berkat kekuatan ini,semoga engkau mendapat berkah kejayaan.

-petikan Jayamanggala Gatha-

book

Page 2: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

www.ehipassiko.net | [email protected] | 085715555777Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan Psikologi Anak

EHIPASSIKOF O U N D A T I O N

Inilah delapan syair berkah kejayaan Buddha,siapa pun yang membaca dan merenunginya dari hari ke hari,

setelah mengatasi segala macam rintangan,akan mencapai kebebasan dan kebahagiaan.

Berkat kekuatan ini,semoga engkau mendapat berkah kejayaan.

-petikan Jayamanggala Gatha-

Page 3: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata
Page 4: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

8 Jayamanggala berarti 8 Berkah Kejayaan.

Inilah 8 peristiwa yang menggambarkan bagaimana Buddha menggunakan kekuatan batin-Nya

untuk mengatasi kekuatan jahat dari luar, seperti:Mara, Alawaka, Nalagiri, Anggulimala, Cinca, Saccaka, Nandopananda, Baka.

Buddha tidak pernah membalas kejahatan dengan kekerasan, Buddha selalu menundukkan

kejahatan dengan cinta kasih, ketenangan, dan keteguhan-Nya dalam Dhamma. Mari kita teladani sifat luhur Buddha.

Semoga kita mendapat berkah kejayaan!Love You...

8 Jayamanggala

Penulis: Intan DhitadhivaraPelukis: Tusita Mettadevi Jayamangalani

Penyunting: Handaka VijjanandaPenata: Intan Dhitadhivara

Hak cipta ©2012 Ehipassiko FoundationCetakan 1, Juni 2012

SADHU bisa diperoleh dengan berderma selayaknya ke BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko.

Proyek ini adalah lahan derma Dharma. Derma akan disalurkan untuk membiayai

produksi dan pengiriman SADHU.

Ehipassiko Foundation, [email protected], 085888503388

Anda boleh mengunduh, mencetak, menyalin,dan membagi buku ini selama tidak dijual.

Page 5: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Mara

Page 6: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Mengenyahkan Mara

Malam itu, bulan purnama bersinar terang. Dengan tekad kuat, Petapa Gotama bersemadi di Hutan Uruwela demi mencapai Pencerahan Sempurna.

Mara, dewa perkasa yang ingin menguasai kehidupan, dengan sepuluh kekuatan jahatnya, berusaha menggagalkan usaha Petapa Gotama.

Kesepuluh kekuatan jahat Mara adalah keserakahan, kebencian, khayalan, kesombongan, kepercayaan salah, keraguan, kemalasan, kecemasan, tiada malu berbuat jahat, dan tiada takut berbuat jahat.

Pada saat Petapa Gotama selesai bersemadi pada pagi hari. Sujata, istri kepala kampung, memberi derma makanan dalam mangkuk emas. Setelah makan, Petapa Gotama melempar mangkuk emas itu ke Sungai Neranjara. Sambil melempar, Beliau berpikir, ”Jika hari ini Aku bisa Tercerahkan Sempurna, biarlah mangkuk ini mengalir melawan arus!”

Ternyata, mangkuk itu benar-benar melaju melawan arus dan hilang di tengah sungai! Dengan keyakinan penuh, Petapa Gotama kembali bersemadi di bawah pohon Bodhi. Beliau bertekad tidak akan bangkit dari tempat duduk sebelum Tercerahkan Sempurna.

6

Page 7: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Setelah mengetahui tekad kuat Petapa Gotama, Mara tidak tinggal diam. Dengan pasukan besar yang berkekuatan gaib, Mara mengurung Petapa Gotama dari semua sisi. Mara sendiri mengeluarkan seribu lengan yang masing-masing mengayunkan berbagai senjata. Dengan menunggangi gajah buas Girimekhala, Mara menyerang untuk menggoyahkan batin Petapa Gotama.

Mara mengubah hutan menjadi gelap gulita. Petir, topan, hujan es, serta hujan air panas dicurahkan untuk menakuti Petapa Gotama. Kemudian Mara mengembuskan angin kencang berbau busuk dan beracun. Langit dibelah, lalu muncullah wanita cantik untuk menggoda Petapa Gotama. Putri-putri Mara dikerahkan untuk mengolok-olok usaha Petapa Gotama dengan mengatakan bahwa usaha-Nya sia-sia saja. Mara juga menawarkan Petapa Gotama menjadi penguasa dunia jika Beliau menghentikan upaya-Nya untuk tercerahkan.

Namun, usaha Mara sia-sia belaka. Dengan keyakinan dan ketenangan luar biasa, Petapa Gotama meneruskan semadi-Nya. Akhirnya, dengan timbunan kebajikan-Nya, bakal Buddha ini menyentuh tanah dengan jari-Nya, memanggil bumi sebagai saksi atas kumpulan kebajikan-Nya. Bumi dan isinya berguncang. Melihat itu, Mara menjadi takut dan lari tunggang langgang bersama pasukannya.

Perjuangan Buddha mencapai pencerahan sungguh tak mudah, banyak halangan menghadang. Berkat keteguhan dan keteduhan Petapa Gotama

menghadapi semua tantangan, Beliau pun akhirnya menjadi Buddha.

Dengan tekad yang kuat dan dijalankan tanpa lalai, suatu hari, kita pun bisa tercerahkan.

Setelah berjuang dengan berat hingga menjadi Buddha, Buddha juga masih mengajarkan Dhamma kepada kita. Kita tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan Buddha, kita harus belajar Dhamma dengan sungguh-sungguh.

7

Page 8: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Alawaka

Page 9: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Menaklukkan Alawaka

Yakkha Alawaka adalah raksasa jahat berkekuatan gaib yang dipuja sebagai dewa pelindung rakyat Alawi. Rakyat Alawi takut kepadanya, sehingga mereka selalu mengorbankan

daging dan darah kepada Yakkha Alawaka yang haus darah. Meski sudah banyak manusia yang dikorbankan, Yakkha Alawaka tetap bertindak kejam kepada rakyat Alawi.

Raja Kota Alawi bernama Raja Alawaka. Suatu hari, ketika berburu, Raja Alawaka mengejar buruannya sampai ke dalam hutan. Di dalam hutan, Yakkha Alawaka muncul dengan wujudnya yang mengerikan, menghadang Raja. Dengan lutut bergetar, Raja memohon ampun kepada Yakkha. Demi meloloskan diri dari ancaman Yakkha, Raja berjanji akan mengirimi Yakkha Alawaka korban manusia tiap sebulan sekali. Yakkha mengancam akan mengobrak-abrik Kota Alawi jika Raja tidak menepati janjinya.

Setelah itu, barulah Yakkha menyetujui permohonan Raja. Sekembalinya ke istana, Raja menyiapkan para narapidana untuk dikorbankan ke Yakkha. Satu per satu narapidana dipersembahkan untuk Yakkha, sampai akhirnya penjara kosong. Raja tidak ingin dibunuh Yakkha. Ia pun mengirim anak-anak untuk dipersembahkan! Setelah 12 tahun, tidak ada lagi anak-anak di Alawi. Hanya ada satu anak yang tersisa, yaitu putra Raja sendiri, Alawaka Kumara. Dengan tega hati, Raja Alawaka berniat mengorbankan putranya sendiri.

Pada saat itu, Buddha melihat bahwa Yakkha Alawaka memiliki potensi untuk tercerahkan. Buddha lalu mengunjungi kediaman Yakkha Alawaka. Pada saat itu, Yakkha Alawaka sedang berkunjung ke kediaman yakkha lainnya. Buddha menyatakan keinginan-Nya untuk menginap di sana kepada Gadrabha, penjaga kediaman Yakkha Alawaka. Gadrabha menyarankan Buddha untuk tidak menginap di sana karena Yakkha Alawaka sangat bengis! Namun Buddha tetap berkukuh untuk menginap di sana.

9

Page 10: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Di istana Yakkha, Buddha membabarkan Dhamma kepada para yakkha dan yakkhini. Para Yakkha dan Yakkhini merasa terilhami dan sangat menghormati Buddha. Hal ini membuat Yakkha Alawaka marah. Yakkha Alawaka mengajak pasukannya mengepung

istana dengan Buddha di dalamnya.

Dengan sembilan macam hujan mengerikan, Yakkha Alawaka menyerang Buddha. Pertama, dia menciptakan badai angin yang mampu

menghancurkan seisi desa. Namun, badai ini tidak menggerakkan sedikit pun jubah

Buddha.

Kedua, hujan lebat yang mampu menimbulkan kawah di bumi. Hujan ganas itu berubah menjadi titik embun.

Kemudian, turunlah hujan batu besar, yang akhirnya berubah jadi untaian bunga harum yang berjatuhan.

Begitu pula dengan hujan senjata, berubah jadi bunga surgawi yang harum. Bara api putih yang sangat

panas pun berubah jadi bunga melati.

Senjata keenamnya, abu panas juga berubah menjadi serbuk cendana sebelum mengenai

Buddha. Ketujuh, hujan pasir

10

Page 11: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

panas berubah jadi bunga kecil yang wangi. Sama halnya dengan tanah panas membara yang berubah jadi dupa wangi. Terakhir, diciptakanlah kegelapan yang pekat dan mengerikan. Namun, begitu kegelapan itu mendekati Buddha, tiba-tiba kegelapan itu lenyap sendiri.

Dengan pasukan makhluk mengerikan, Yakkha Alawaka menyerbu Buddha. Tapi tetap saja tak mempan. Buddha tetap tenang-tenang saja.

Akhirnya, Yakkha Alawaka mengeluarkan senjata mematikannya yang bisa mengempaskan seisi dunia. Senjata yang menjadi puncak penyerangan yakkha ini berubah jadi sehelai kain di depan Buddha.

Setelah kekalahan demi kekalahan, Yakkha Alawaka mencoba untuk membuat Buddha jadi tidak sabar. Berkali-kali ia menyuruh Buddha keluar dan masuk kediamannya. Meski begitu, Buddha tetap sabar dan tidak marah.

Akhirnya, Yakkha Alawaka mengajukan beberapa pertanyaan kepada Buddha:Apakah kekayaan terbesar yang dapat dimiliki seseorang?Apakah yang akan membawa kebahagiaan?Apakah rasa yang paling manis?Bagaimana cara hidup yang paling mulia?

11

Page 12: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Buddha menjawab:Keyakinan adalah kekayaan terbesar yang dapat dimiliki seseorang.Perbuatan baik akan membawa kebahagiaan.Kebenaran adalah rasa yang paling manis.Hidup dengan kebijaksanaan adalah hidup yang paling mulia.

Setelah mendengar jawaban Buddha, Alawaka pun tercerahkan.

Kekejaman membuat orang di sekitar kita takut. Dengan bertindak kejam, tidak akan ada orang yang berani dekat dengan kita. Namun, meskipun Yakkha

Awalaka menyeramkan dan kejam, Buddha tetap mendatanginya untuk menyelamatkan Pangeran Alawi dan mencerahkan Alawaka sendiri. Untuk menaklukkan Alawaka yang

kejam, Buddha menggunakan kesabaran dan ketenangan-Nya.

12

Page 13: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Nalagiri

Page 14: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Menjinakkan Nalagiri

Dewadatta, sepupu Buddha, berambisi mendapatkan ketenaran dan perhatian orang banyak. Karena itu, Dewadatta sangat iri kepada Buddha yang menjadi junjungan

manusia dan para dewa. Saking irinya, Dewadatta berencana membunuh Buddha!

Dewadatta menyusun berbagai rencana jahat. Salah satunya dengan melakukan pembunuhan berantai. Dewadatta menyewa satu pembunuh bayaran untuk membunuh Buddha, kemudian pembunuh ini akan dibunuh oleh dua orang pembunuh lainnya, selanjutnya dua pembunuh ini juga akan dibunuh empat orang pembunuh lain, dan seterusnya, dengan tujuan untuk menghilangkan bukti.

Namun, rencana keji ini gagal karena ketika si pembunuh bertemu dan hendak membunuh Buddha, pembunuh ini berubah dan menjadi baik, begitu pula pembunuh-pembunuh berikutnya yang hendak membunuh pembunuh pertama.

Karena kegagalan rencana pertama, Dewadatta berniat membunuh Buddha dengan tangannya sendiri. Ia menggulingkan sebongkah batu besar untuk menimpa Buddha. Rencana ini juga gagal.

Akhirnya, Dewadatta menggunakan rencana terakhirnya, melepas gajah buas kerajaan bernama Nalagiri. Nalagiri adalah gajah yang kuat, dan jika Nalagiri mabuk, dia akan menyerang siapa saja!

Dewadatta sengaja membuat Nalagiri mabuk dengan memberinya minum seguci minuman keras. Kemudian,

14

Page 15: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Dewadatta melepaskan Nalagiri saat Buddha bersama para bhikkhu sedang menerima derma makanan.

Ketika melihat Buddha, Nalagiri menyerang Buddha dengan ganas. Para bhikkhu memperingatkan Buddha agar Buddha menyingkir. Bhikkhu Ananda maju ke depan Buddha untuk melindungi-Nya. Namun, Buddha sama sekali tidak takut dan meminta para bhikkhu untuk tetap tenang. Tidak ada yang mampu membunuh seorang Buddha. Para Buddha wafat secara alami dan tidak dapat dibunuh. Dengan kesaktian-Nya, Buddha menggeser Bhikkhu Ananda ke tempat yang aman.

Melihat Nalagiri yang buas, Buddha dengan tenang memancarkan cinta kasih kepada Nalagiri. Semakin dekat, Nalagiri semakin tunduk oleh kekuatan cinta kasih Buddha. Ketika Nalagiri sampai ke depan Buddha, Nalagiri menjadi jinak dan sadar kembali. Buddha mengelus kepala Nalagiri dengan penuh cinta kasih.

Setelah tersadarkan, Nalagiri mengisap debu di kaki Buddha, kemudian menaburkan debu itu di tubuhnya sendiri dengan penuh rasa hormat. Begitulah besarnya cinta kasih Buddha.

Ketika mabuk, kita kehilangan kesadaran dan kendali diri, sehingga mudah melakukan hal-hal yang tak baik. Seperti yang terjadi pada Nalagiri. Nalagiri juga tidak sadar bahwa ia akan mencelakai seorang Buddha. Untuk menjinakkan Nalagiri, Buddha memancarkan kekuatan cinta kasih yang besar sehingga Nalagiri yang mabuk pun

sadar kembali. Cinta kasih Buddha tidak pilih kasih, Buddha mencintai semua makhluk sekalipun makhluk itu hendak membunuh Buddha.

15

Page 16: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Anggulimala

Page 17: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Menyadarkan Anggulimala

Ahingsaka adalah seorang anak yang lembut. Sesuai pengharapan orangtuanya, ia diberi nama Ahingsaka, yang berarti ”tidak kejam”. Suatu ketika, Ahingsaka dikirim

ayahnya untuk belajar dari guru yang terkenal di Takkasila. Karena Ahingsaka tekun dan pandai, ia menjadi kesayangan gurunya. Murid lainnya iri pada Ahingsaka, sehingga mereka berusaha menjatuhkannya.

Para murid yang iri itu membohongi guru mereka dengan mengatakan bahwa Ahingsaka merebut istri sang guru. Akibatnya, sang guru menjadi marah dan benci pada Ahingsaka. Pada hari kelulusannya, sang guru memberikan tugas berat kepada Ahingsaka. Sang guru meminta Ahingsaka untuk membayar biaya sekolah dalam bentuk seribu jari manusia.

Mulanya, Ahingsaka tidak ingin melakukan hal sekejam itu, namun gurunya memaksa. Akhirnya, karena kepatuhan Ahingsaka kepada gurunya, ia memulai perburuannya di hutan-hutan. Ahingsaka memiliki kekuatan bagai tujuh gajah dan mampu lari secepat kijang. Ia tinggal dalam goa persembunyian. Lama kelamaan, Ahingsaka menjadi sangat kejam dan bengis.

Ahingsaka membunuh tiap orang yang melewati hutan, lalu memotong jari mereka. Ahingsaka kemudian dikenal sebagai Anggulimala, yang artinya ”Si Kalung Jari”. Pada saat itu, ia sudah berhasil mengumpulkan 999 jari.

Ibu Anggulimala sangat sedih mengetahui putranya telah menjadi pembunuh. Karena ingin menyadarkan putranya, ibu Anggulimala melakukan perjalanan untuk menemuinya.

Buddha mengetahui bahwa Anggulimala bisa menjadi suci, namun jika Anggulimala membunuh ibunya, ia akan terlahir di neraka. Karena belas kasihnya yang tanpa batas,

17

Page 18: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Buddha masuk ke hutan untuk mencegah perbuatan kejam Anggulimala.

Dengan 999 jari di lehernya, Anggulimala tidak sabar lagi mendapatkan satu jari terakhir. Ketika ia melihat seorang wanita tua berjalan, ia langsung menyergap wanita yang ternyata ibunya sendiri! Anggulimala menjadi ragu untuk membunuh ibunya. Pada saat itu, Anggulimala melihat seorang bhikkhu berjalan dengan anggun. Anggulimala melepas ibunya dan mengejar bhikkhu yang ternyata adalah Buddha. Anggulimala berlari secepat mungkin mengejar Buddha. Namun kecepatan larinya tidak mampu mengejar Buddha yang berjalan dengan tenang. Itu karena Buddha menggunakan kesaktian-Nya.

“Berhenti, Bhikkhu, berhenti!” kata Anggulimala. Kemudian Buddha menjawab, “Aku telah berhenti sejak lama. Engkaulah yang seharusnya berhenti!”

Akhirnya Anggulimala mengerti pesan yang ingin disampaikan Buddha. Dengan terus membunuh, ia

hanya akan terus terpuruk dalam kejahatan. Anggulimala lalu membuang senjatanya, kemudian bersujud di hadapan Buddha.

Anggulimala juga memohon kepada Buddha untuk menahbiskannya

menjadi bhikkhu.

Ahingsaka yang malang. Awalnya ia lugu dan baik hati, namun, karena dijebak oleh rasa iri teman-temannya, ia berubah jadi Anggulimala yang kejam. Meskipun Anggulimala telah berbuat banyak kejahatan, Buddha tetap memaafkannya. Untuk menundukkan

Anggulimala yang kuat, Buddha menggunakan kesaktian-Nya. Setelah itu barulah Anggulimala mau belajar dari Buddha. Ketika kita menyadari bahwa kita sudah terlalu banyak berbuat jahat, berhentilah, seperti Anggulimala yang berhenti berbuat jahat.

18

Page 19: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Cinca

Page 20: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Menghadapi Cinca

Cinca dan guru-gurunya yang menganut paham sesat, iri terhadap Buddha. Mereka iri karena kemana pun Buddha dan para murid-Nya pergi, orang-orang selalu ingin

dekat dan memenuhi kebutuhan Buddha. Buddha juga sangat dihormati para raja, menteri, dan petinggi lainnya. Cinca menyusun

rencana keji untuk merusak nama baik Buddha dan Sanggha.

Cinca sengaja membalut perutnya dengan helaian kain agar kelihatan seperti orang hamil.

Cinca juga menyebarkan gosip kepada orang-orang bahwa ia mengandung anak Buddha.

Sembilan bulan kemudian, Cinca mengikatkan potongan kayu yang ditutup kain di perutnya supaya ia kelihatan seperti sudah hamil besar. Ketika Buddha sedang membabarkan Dhamma di Jetawana, Cinca berdiri dan memfitnah Buddha dengan mengatakan bahwa Buddha telah menyebabkan ia hamil. Cinca juga berkata bahwa Buddha tidak memenuhi kebutuhannya selama ia hamil.

20

Page 21: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Kemudian Buddha berkata, “Cinca, benar atau tidaknya apa yang kamu katakan, hanya kamu dan Aku yang tahu!”

Pada saat itu, Dewa Sakka melihat kejadian itu. Melihat fitnah keji itu, Dewa Sakka bersama empat dewa lainnya melesat ke Jetawana untuk membongkar kebohongan Cinca. Empat dewa yang bersamanya berubah jadi empat ekor tikus. Sesampainya di sana, empat ekor tikus ini menggigit tali pengikat kayu di perut Cinca hingga putus! Seketika perut palsu Cinca pun lepas dan jatuh menimpa kakinya sendiri.

Melihat kejadian itu, semua orang di sana menghujat kelakuan Cinca dan mengusir Cinca dari Jetawana. Setelah Cinca menghilang dari pandangan Buddha, bumi retak terbuka dan menelan tubuh Cinca.

Karena rasa iri hati, seseorang bisa mencelakakan orang lain. Pemfitnahan bisa menghancurkan hidup seseorang.

Orang yang suka memfitnah juga tidak akan dipercayai siapa pun. Untuk mengalahkan fitnah Cinca,

Buddha menggunakan ketenangan-Nya. Buddha tidak pernah takut ataupun panik. Jika kita memang tidak bersalah,

kita tidak perlu membalas fitnah seseorang. Selesaikanlah permasalahan dengan tenang.

21

Page 22: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Saccaka

Page 23: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Mengalahkan Saccaka

Saccaka adalah ahli debat terkenal yang berasal dari keluarga ahli debat. Ayah dan ibunya adalah ahli debat yang menjadi

guru para pangeran dan anak bangsawan.

Saccaka sering membual dan membanggakan keahliannya berdebat. Ia berkata bahwa tak seorang pun yang tidak gemetar atau berkeringat ketika berdebat dengannya, bahkan pilar pun akan menggigil menghadapinya.

Saccaka memiliki empat kakak perempuan yang juga ahli debat. Keluarga Saccaka memiliki tradisi memasang lambang yang diikatkan pada sebatang tongkat. Tongkat ini ditancapkan di dekat kediaman mereka. Jika ada orang yang ingin menantang seorang ahli debat, maka mereka cukup mencabut tongkat itu di hadapan orang-orang dan menginjak lambangnya. Setelah itu akan diadakan debat umum.

Suatu ketika, keempat kakak Saccaka berdiam di desa di dekat Wihara Jetawana, mereka juga menancapkan tongkat mereka di depan gapura desa. Keesokannya, Bhikkhu Sariputta melewati tempat itu dan melihat tongkat itu. Bhikkhu Sariputta meminta anak-anak muda di sana untuk mencabut dan menginjak tongkat itu. Bhikkhu Sariputta juga berpesan kepada anak-anak muda itu untuk meminta para ahli debat mendatanginya di wihara.

Di wihara, keempat kakak Saccaka menanyakan ribuan pertanyaan kepada Bhikkhu Sariputta. Semua pertanyaan dapat dijawab dengan sempurna. Bhikkhu Sariputta hanya menanyakan satu pertanyaan saja, namun keempat ahli debat itu tak bisa menjawabnya. Setelah mengakui kekalahannya, mereka berempat menjadi bhikkhuni dan menghentikan perdebatan itu.

23

Page 24: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Setelah mengetahui keempat kakaknya menjadi murid Buddha. Saccaka dengan sombongnya mengajak Buddha berdebat. Mulanya Saccaka merasa tak puas dengan jawaban Buddha dan terus berdebat dengan Buddha. Tapi Buddha selalu bisa menjawab dengan sempurna, hingga akhirnya Saccaka sendiri kehabisan kata-kata. Dengan tubuh gemetar dan keringat bercucuran, Saccaka tak mampu membalas pertanyaan Buddha. Buddha memperingatkan, jika Saccaka tak menjawab pertanyaan Buddha ketika ditanya ketiga kalinya, maka kepalanya akan pecah jadi tujuh. Saat itu, Dewa Wajrapani melayang di atas Saccaka dengan membawa petir untuk menakuti Saccaka. Dewa ini hanya terlihat oleh Buddha dan Saccaka.

Akhirnya Saccaka menjawab pertanyaan Buddha dan mengakui kekalahannya. Buddha menegur Saccaka atas kesombongannya. Buddha tidak sedikit pun berkeringat menghadapi Saccaka, malahan Saccaka sendiri yang basah kuyup berkeringat.

Kepintaran hendaknya digunakan untuk pengembangan kebajikan. Ketika kepintaran digunakan untuk kesombongan, kejatuhanlah yang akah mengikutinya.

Jika saja Saccaka menggunakan kepintarannya untuk mengembangkan kebaikan, pasti ia akan cepat tercerahkan. Untuk mengalahkan kecongkakan Saccaka,

Buddha menggunakan pengetahuan Dhamma-Nya.

24

Page 25: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Nandopananda

Page 26: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Menundukkan Nandopananda

Suatu ketika, Anathapindhika, seorang hartawan dari Sawatthi mengundang Buddha dan para bhikkhu untuk menerima derma makanan di rumahnya esok pagi.

Ketika fajar esok harinya, seperti biasa, Buddha memeriksa seluruh alam untuk melihat siapa yang bisa ditolong-Nya. Dalam pandangannya, Buddha melihat Nandopananda.

Nandopananda adalah sejenis makhluk dewa rendah yang berkekuatan gaib. Makhluk ini disebut naga. Naga mampu berubah wujud sesuka mereka, namun wujud aslinya adalah seperti hewan melata. Nandopananda adalah raja naga yang kuat, namun sombong. Nandopananda tidak memercayai Dhamma dan memandang rendah orang suci.

Buddha melihat bahwa Nandopananda punya kesempatan untuk mencapai kesucian. Buddha lalu mengajak lima ratus siswa Araha-Nya terbang ke alam surga melewati istana Nandopananda. Nandopananda yang sedang berpesta merasa tersinggung melihat arak-arakan Buddha dan para bhikkhu di atas

istananya. Lalu, Nandopananda melesat ke Gunung Sineru, mengubah dirinya menjadi besar dan meliliti gunung itu sebanyak tujuh lilitan. Dengan tudung kepalanya yang besar, ia menutupi langit hingga jadi gelap gulita.

Buddha mengutus Bhikkhu Maha Moggallana yang kesaktiannya berada di urutan kedua

26

Page 27: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

setelah Buddha, untuk menundukkan Nandopananda. Bhikkhu Maha Moggallana berubah menjadi naga yang jauh lebih besar dan meliliti Nandopananda sebanyak empat belas lilitan. Nandopananda membalas dengan menyemburkan asap dan api, namun asap dan api yang dikeluarkan Bhikkhu Maha Moggallana jauh lebih besar!

Kemudian, Bhikkhu Maha Moggallana berubah menjadi wujud manusia kembali, terbang masuk dan berjalan-jalan di dalam tubuh Nandopananda. Nandopananda berencana untuk mematikan Bhikkhu Maha Moggallana ketika beliau keluar dari tubuhnya. Ketika Bhikkhu Maha Moggallana keluar, Nandopananda langsung menyemburkan api padanya. Namun api itu tidak sedikit pun melukai Bhikkhu Maha Moggallana. Akhirnya, Bhikkhu Maha Moggallana berubah jadi garuda, musuh abadi para naga. Melihat garuda itu, Nandopananda ketakutan. Nandopananda pun menyerah dan mengubah wujudnya menjadi pria muda.

Setelah itu, Nandopananda sadar dan menyatakan pergi berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sanggha. Buddha memberkati Nandopananda. Setelah itu, Buddha dan para bhikkhu melanjutkan perjalanan tertundanya ke rumah Anathapindhika untuk menerima derma makanan.

Untuk menundukkan Nandopananda yang sombong, Buddha mengutus Bhikkhu Maha Moggallana yang paling unggul dalam kesaktian. Kita harus seperti Bhikkhu Maha

Moggallana yang melaksakan tugas dari Buddha dengan sungguh-sungguh. Namun, kita harus bisa mengukur kemampuan sendiri,

jangan sampai kemampuan kita tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Jika kita mampu, kita harus berani melakukannya seperti Bhikkhu Maha Moggallana.

27

Page 28: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Baka

Page 29: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Mengungguli Baka

Para dewa brahma hidup dalam waktu yang sangat lama. Dibandingkan usia hidup manusia, masa hidup brahma bagai hidup abadi. Meskipun kelihatan seperti kekal

abadi, namun sebenarnya masa hidup mereka akan habis juga. Hal ini tidak dipercaya oleh Brahma Baka. Karena memiliki kekuatan adiduniawi yang sangat besar, para pengikutnya mengganggap Brahma Baka adalah pencipta yang abadi, sampai-sampai Brahma Baka sendiri memercayainya!

Suatu ketika, Buddha bersemadi di bawah pohon sala. Dalam semadi-Nya, Buddha membaca pandangan keliru Brahma Baka. Dengan kesaktian-Nya, Buddha menuju ke alam brahma untuk menyadarkan Brahma Baka.

Ketika bertemu Brahma Baka, Buddha meluruskan pandangannya yang salah yang menganggap bahwa kehidupan itu kekal. Lalu, Mara yang jahat, merasuki pikiran salah satu pengikut Brahma Baka dan mendukung kata-kata Brahma Baka mengenai kehidupan yang abadi. Namun, Mara tak mampu mengecoh Buddha. Seketika itu, Buddha menangkap basah perbuatan Mara. Buddha menghardik Mara yang selama ini telah mempengaruhi Brahma Baka dan pengikutnya. Meski begitu, Brahma Baka tetap tidak percaya akan kata-kata Buddha mengenai ketidakkekalan hidup dan alamnya.

Brahma Baka merasa bahwa ia menguasai seluruh alam, padahal ia tidak mengenal alam-alam yang lebih tinggi daripada alam yang ditinggalinya, sedangkan Buddha mengenal segenap alam. Buddha juga menceritakan kehidupan lampau Brahma Baka. Kebajikan yang telah dilakukan Brahma Baka pada kehidupan lampaulah yang membuat Baka lahir lagi sebagai brahma. Karena usia Brahma Baka yang panjang, serta kekeliruannya mengenai kekekalan hidup, Brahma Baka lupa akan kehidupan lampaunya sehingga ia menganggap hanya ada satu kali kehidupan saja, di alam brahma.

29

Page 30: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

Karena merasa menguasai seluruh alam, Brahma Baka menantang Buddha dalam adu kesaktian. Brahma Baka akan menghilang dan Buddha harus dapat menemukannya, dan sebaliknya. Setelah Brahma Baka menghilang, Buddha dengan mudah menemukan Brahma Baka. Namun, ketika Buddha menghilang, Brahma Baka tak mampu menemukan Buddha. Ternyata, Brahma Baka tidak mengenal semua alam. Dari tempat-Nya menghilang, Buddha membabarkan Dhamma ke seluruh penghuni alam brahma tersebut. Brahma Baka dan para brahma di sana terpukau mendengarnya. Setelah Buddha muncul kembali, Brahma Baka dan para brahma lainnya bersujud di hadapan Buddha dengan penuh hormat.

Kesombongan akan mengelabui kita, sehingga yang salah kita anggap sebagai benar. Kita tidak boleh seperti Brahma Baka yang menganggap diri sendiri paling benar, karena bisa saja kita salah. Karena itu, kita harus banyak belajar dan membuka diri terhadap apa pun sehingga wawasan kita bertambah luas.

Untuk menyadarkan Brahma Baka, Buddha mengerahkan kesaktian-Nya sehingga Baka mengaku salah dan mau belajar dari kesalahannya.

30

Page 31: EHIPASSIKO Pendidikan Karakter Berdasarkan Dharma dan … · setelah mengatasi segala macam rintangan, ... harum. Bara api putih yang sangat panas pun berubah jadi bunga melati. Senjata

• Juara 1 Lomba Gambar dengan Connector Pen, Faber Castell, memenangkan hadiah kunjungan ke Jerman.• Peran utama Sinetron Anak tentang pembauran etnis TVRI Jabar: Yoana & Sujana. Juara 1 Film terbaik TVRI tingkat nasional: Yoana & Sujana. • Jagoan Cerdas Indonesia Koran Anak Berani & Clevo sebagai Juara Favorit (menampilkan bakat mendongeng).• Juara 1 Karate Kumite +30 kg Pemula Putri, FORKI CUP 2010.• Juara 1 Lomba Ngedongeng Bahasa Sunda tingkat provinsi.• Juara 2 Gambar Poster Lions Club tingkat Nasional.• Ilustrator SADHU-4: Mandhatar terbitan Ehipassiko Foundation.• Peserta Pameran Seni Rupa Galeri Nasional Indonesia dengan tema “Bangga Budaya Bangsa”.• Juara 3 O2SN Karate Kumite pra pemula putri.

Tusita ketika memenangkan hadiah kunjungan ke Jerman, 2011.

*Prestasi sebelumnya bisa dilihat di SADHU: Mandhatar

2010

2

011

Pak Iwan (Papa Tusita, kedua dari kanan) beserta Tim Ehipassiko dengan hasil karya Tusita: 8 Jayamanggala.

Tusita Mettadevi Jayamangalani Suprapto adalah putri dari Pak Iwan Suprapto dan Bu Lily Huang. Tusita lahir di Cirebon, pada 9 November 1998. Tusita telah mencetak banyak prestasi di bidang karate, melukis, bercerita, busana, baca dan cipta puisi, di tingkat daerah dan nasional.

Profil Pelukis 8 Jayamanggala