1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui:...

146
book

Transcript of 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui:...

Page 1: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

1

book

Page 2: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah
Page 3: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

3

Page 4: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

Kasih Selembut Awan

PenulisWilly Yanto Wijaya

PenyuntingHandaka Vijjànanda

Penata Letak & SampulVidi Yulius

Copyright ©2010 Willy Yanto WijayaCetakan I, Nov 2010

Dengan mendanai buku ini, Anda membantukelangsungan perjuangan penerbit dalammenyediakan buku Dharma di Indonesia.

Dana dapat disalurkan melalui:BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko

Pusat PelayananEhipassiko Foundation, 085888503388

[email protected]

Anda boleh mengunduh, mencetak, menyalin,dan membagi buku ini selama tidak dijual.

Page 5: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

Senarai Isi

1. Ember Bocor yang Sedih

2. Ibu Gajah yang Buta

3. Hachiko, Anjing yang Setia

4. Bulan yang Indah

5. Burung Gagak yang Kedinginan

6. Hailibu, Sang Pemburu

7. Kadal di Antara Dinding

8. Katak yang Nakal

9. Gadis Kecil yang Kehilangan Uang

10. Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

11. Anak Domba yang Terluka

12. Ego

13. Pohon, Daun, dan Angin

14. Burung Kebahagiaan

15. Balas Budi Burung Bangau

16. Kaki Seribu dan Beban Pikiran

17. Kamu Bukan Ayahku

18. Burung Pipit

19. Kau dan Aku

20. Pohon Apel yang Mengorbankan Segalanya

21. Kesabaran, Kemurahan Hati,

dan Kerelaan Memaafkan

5

7

10

13

14

17

22

24

27

32

38

41

44

49

53

58

60

68

70

73

76

Page 6: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

22. Dua Pilihan

23. Kupu-kupu Putih

24. Angpao dan Nyamuk

25. Momen ke Momen

26. Burung Kecil yang Memadamkan Api

27. Segelas Susu

28. Gadis Kecil Bersepatu Merah

29. Gajah yang Welas Asih

30. Tenzing Norgay

31. Penguburan Oleh Burung

32. Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

33. Welas Asih

34. Raja Kera

35. Bib dan Bob

36. Bangunlah Pikiran Positif

37. Ayah Pilih Kasih

38. Mengapa Cincin di Jari Manis?

39. Kerlip Lentera

40. Aku Menangis Enam Kali untuk Adikku

41. Dandelion

Kredit

Profil Penulis

80

84

86

89

92

94

96

101

104

107

109

115

117

121

125

129

132

134

136

141

143

144

Page 7: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

7

1Ember Bocor yang Sedih

Udara dingin pegunungan menyusup di sela deraian daun. Kemilau jingga keemasan mentari senja tampak memantul

berganti-gantian di permukaan air yang beriak dalam dua ember yang dipikul seorang petani. Sebuah rutinitas yang tampaknya dijalani dengan keriangan hati.

Dalam hempasan napas lelah yang panjang, tersirat binar kepuasan dalam raut wajah sang petani pembawa ember air tersebut. Akan tetapi, suatu kala terjadi sesuatu di antara dua ember yang dipikul petani tersebut. Salah satu ember berujar kepada ember yang lain, “Hei, cobalah lihat dirimu, ember bocor, bercerminlah. Sadarkah engkau setiap hari membuang setengah dari air yang terisi penuh?” Ember bocor kaget dan menyadari ada sebuah lubang halus pada dirinya. Sepanjang perjalanan, air yang dibawanya perlahan menetes keluar dan tersisa setengahnya ketika sampai di tujuan.

Kesedihan mulai mengaduk-aduk perasaan ember bocor. Ia mulai merasa dirinya ember yang tak berguna. Ia tak dapat memberikan yang terbaik kepada sang petani. Setiap hari ia hanya merasa menjadi beban, merugikan petani setengah dari kapasitas yang mestinya bisa ia bawa. Hari demi hari, batin ember bocor terasa semakin hampa dan tersiksa.

Page 8: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

8

Suatu hari, petani menyadari ember bocor yang sedang menangis. Petani menanyakan alasan mengapa ember bocor merasa sedih. Setelah memahami semuanya, petani tersenyum sambil memandang hamparan langit biru, kemudian berujar, “Tahukah engkau, kenapa aku bahagia memilikimu? Meskipun sepanjang perjalanan engkau meneteskan separuh air yang dibawa….”

Ember bocor terperanjat dan bertanya, “Ke-ke-kenapa?” Petani melanjutkan, “Lihatlah hamparan jalan yang kita lalui setiap hari. Salah satu sisi jalan ditumbuhi oleh bunga-bunga yang indah bukan? Tahukah engkau bunga-bunga itu tumbuh karena tetesan air yang jatuh darimu? Karena ‘ketidaksempurnaan’ yang engkau milikilah, bunga-bunga indah tersebut tumbuh berkembang!”

Suatu perasaan ringan spontan menggelora dalam diri ember bocor. Ya, dalam segenap kekurangan dan keburukan, ternyata masih ada keindahan yang dapat tumbuh. Keindahan yang mengalir bersama kuntum-kuntum bunga yang tersenyum.

Ember Bocor yang Sedih

Page 9: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

9

2Ibu Gajah yang Buta

D ahulu kala, di sebuah kaki Pegunungan Himalaya, di dekat sebuah kolam teratai, lahirlah seekor bayi gajah. Bayi gajah

ini luar biasa indah menawan, putih bersih bagai salju dengan wajah yang sedikit bersemu kemerahan bak warna batu karang. Belalainya berkilau indah bagaikan utas tali yang berwarna keperakan, gadingnya yang kuat dan kokoh membentuk sedikit lengkungan yang manis.

Ia selalu mengikuti ibunya ke mana pun. Ibu gajah memetik daun terlembut dan buah mangga termanis dari pohon-pohon yang tinggi dan kemudian memberikannya. “Kamu dulu, baru Ibu,” ujar ibu gajah. Ia kemudian dimandikan oleh ibunya di kolam teratai yang sejuk di antara semerbak harum bunga. Dengan belalainya, ibu gajah menghisap air lalu menyemprotkannya ke kepala dan punggung anaknya hingga bersih mengilap. Kemudian anak gajah diam-diam mengisi belalainya, dan dengan hati-hati menyemprotkan tepat ke dahi ibunya. Tanpa berkedip, ibu gajah balas menyemprotkan air. Balas membalas menyemprot, mereka dengan gembira saling membasahi satu sama lain. Splish! Splash!

Setelah lelah bermain, mereka kemudian beristirahat di atas tanah yang lembut dengan kedua belalai melengkung dan saling

Page 10: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

10

membelit satu sama lain. Di bawah bayang-bayang sore hari, ibu gajah beristirahat di balik keteduhan pohon jambu air, sambil melihat putranya bermain dengan penuh keriangan bersama anak-anak gajah lainnya.

Gajah kecil tumbuh dan tumbuh hingga ia menjadi gajah tergagah dan terkuat dalam kawanannya. Pada saat yang bersamaan, ibu gajah pun menjadi semakin tua. Gadingnya mulai retak dan menguning, dan tak lama kemudian ibu gajah menjadi buta. Anak Gajah yang telah tumbuh dewasa dan kuat ini kemudian memetik daun terlembut dan buah mangga termanis dari pohon-pohon yang tinggi dan memberikannya kepada ibunya yang telah tua dan buta yang amat ia sayangi. “Ibu dulu, baru aku,” ujarnya.

Ia memandikan ibunya di kolam teratai yang sejuk di antara semerbak keharuman bunga. Dengan belalainya, ia menyemprotkan air ke kepala dan punggung ibunya hingga bersih mengilap. Setelah itu, mereka beristirahat di atas tanah yang lembut dengan kedua belalai saling membelit satu sama lain. Di bawah bayang-bayang sore hari, anak gajah menuntun ibunya untuk beristirahat di balik keteduhan pohon jambu air. Ia kemudian pergi bersama gajah-gajah yang lain.

Suatu hari seorang raja pergi berburu dan melihat seekor gajah putih yang begitu indah. “Luar biasa indah! Aku harus memilikinya sebagai peliharaan untuk ditunggangi!” Raja lalu menangkap gajah tersebut dan membawanya ke kandang istana. Raja memberikan kain sutra dan permata yang indah serta untaian kalung bunga teratai kepada gajah tersebut. Raja juga memberikannya rumput manis dan buah-buahan yang lezat serta air murni yang segar untuk diminum.

Akan tetapi, gajah tersebut tidak mau makan ataupun minum. Ia terus menerus menangis, dan menjadi semakin kurus dari hari ke hari. “Gajah yang mulia,” raja berkata, “aku menyayangimu dan memberimu sutra dan permata. Aku juga memberikan makanan terbaik dan air termurni, namun engkau tak juga mau makan dan

Ibu Gajah yang Buta

Page 11: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

11 Ibu Gajah yang Buta

minum. Lalu apa yang bisa membuatmu bahagia?” Gajah tersebut menjawab, “Sutra dan permata, makanan dan minuman, tidak membuatku bahagia. Ibuku yang sudah tua dan buta sedang sendirian di hutan tanpa ada seorang pun yang merawatnya. Walaupun aku akan mati, aku tidak akan makan dan minum sebelum aku memberikannya terlebih dahulu kepada ibuku.”

Raja terharu dan berkata, “Tidak pernah aku menyaksikan kebaikan yang sedemikian rupa, bahkan di antara manusia. Tidaklah benar untuk mengurungmu.” Setelah dilepaskan, gajah tersebut segera berlari di antara bebukitan mencari ibunya. Ia menemukan ibunya di tepi kolam teratai. Ibu gajah berbaring di atas lumpur, terlalu lemah untuk bergerak. Dengan air mata yang membasahi pelupuk matanya, anak gajah tersebut mengisi belalainya dengan air dan menyemprotkan ke kepala dan punggung ibunya hingga bersih mengilap. “Apakah hujan?” ibu gajah bertanya-tanya, “atau anakku telah kembali?” “Ini anakmu, Ibu!” ia berseru, “raja telah membebaskanku!” Ketika ia membersihkan mata ibunya, terjadi keajaiban. Penglihatan ibunya pulih kembali. “Semoga raja hari ini bahagia sebagaimana kebahagiaanku bisa melihat anakku kembali!” ujar ibu gajah.

Anak gajah kemudian memetik daun terlembut dan buah mangga termanis dari sebuah pohon dan memberikannya kepada ibunya, “Ibu dulu, baru aku.”

Page 12: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

12

3Hachiko, Anjing yang Setia

J ika Anda mengunjungi Shibuya, pusat perbelanjaan terpadat di Tokyo, Anda mungkin akan menjumpai sebuah patung

anjing di salah satu pintu keluar stasiun. Patung ini didirikan untuk mengenang Hachiko, anjing ras akita yang sangat terkenal akan kesetiaannya.

Tahun 1923. Pada musim dingin yang menggigit, di antara hamparan salju di Prefektur Akita, seekor anak anjing ditinggalkan oleh pemiliknya. Profesor Hidesaburo Ueno yang menemukan anak anjing ini merasa iba dan membawanya pulang. Anak anjing yang imut dan lucu ini benar-benar menggemaskan dan membawakan kegembiraan hati bagi Profesor Ueno. Setiap hari Profesor selalu berbagi makanan dengannya, memandikannya, dan merawatnya. Profesor memberikan nama “Hachiko” kepada anak anjing ini.

Hachiko pun sangat menyukai Profesor. Pada tahun 1924, Hachiko dibawa ke Tokyo oleh Profesor Ueno, yang mengajar jurusan pertanian di Universitas Tokyo. Setiap hari Profesor berangkat ke kampus menggunakan densha (kereta api) dari Stasiun Shibuya. Setiap hari pula Hachiko selalu menemani Profesor berangkat ke Stasiun Shibuya. Setelah Profesor berangkat, Hachiko pun akan pulang ke rumah dengan sendirinya,

Page 13: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

13 Hachiko, Anjing yang Setia

kemudian sore harinya, datang lagi ke Stasiun Shibuya untuk menunggu kepulangan Profesor. Setiap kali Profesor turun dari densha, Hachiko pun terlihat telah menunggunya. Hachiko dan Profesor kemudian akan pulang bersama-sama.

Demikianlah hari demi hari Hachiko selalu mengantarkan dan menemani Profesor Ueno.

Suatu hari, Profesor merasa kurang sehat. Walaupun demikian, Profesor tetap berangkat mengajar seperti biasanya. Hachiko pun, seperti biasanya, menemani Profesor berangkat ke stasiun Shibuya. Ketika sedang mengajar, Profesor tiba-tiba limbung dan terjatuh. Profesor Ueno mengalami serangan stroke. Murid-murid dan staf kampus yang kaget, segera membawa Profesor ke rumah sakit. Akan tetapi, nyawa Profesor tak tertolong lagi.

Hachiko, sore harinya, seperti biasa berangkat lagi dari rumah ke Stasiun Shibuya untuk menunggu kepulangan tuannya. Akan tetapi, kali ini, di antara kerumunan orang-orang yang turun dari densha, tidak ada sang profesor. Hachiko terus menunggu dan menunggu, berharap sosok sang profesor akan menghampirinya, dan bersama-sama pulang ke rumah.

Siang tergantikan malam. Akan tetapi, tuan yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Hachiko pun pulang sendirian.

Keesokan harinya, Hachiko datang lagi ke Stasiun Shibuya, menunggu kepulangan sang profesor. Akan tetapi, lagi-lagi profesor yang dinanti-nantinya tak kunjung tiba.

Esok harinya, Hachiko datang lagi ke stasiun dan menunggu. Esoknya lagi... dan esoknya lagi. Tak peduli hamparan salju yang membeku pada musim dingin, maupun udara musim panas yang lembab dan gerah, setiap harinya Hachiko pasti selalu datang menunggu.

Para penumpang yang mengetahui bahwa Hachiko sedang menunggu tuannya yang tak akan pernah kembali lagi, merasa simpati dan mencoba memberitahunya, “Hachiko, tuanmu tidak akan kembali lagi, tidak perlu menunggu lagi.”

Page 14: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

14

Akan tetapi, Hachiko tetap menunggu. Tanpa pernah absen sehari pun, selama hampir 11 tahun, Hachiko tetap menunggu....

Suatu pagi, seorang petugas stasiun menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan jalan. Anjing itu telah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada tuannya pun ia bawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko pun berdatangan ke Stasiun Shibuya. Mereka ingin menghormati untuk terakhir kalinya, menghormati arti dari sebuah kesetiaan yang kadang justru sulit ditemukan pada diri manusia.

Untuk mengenang Hachiko, warga pun membuat sebuah patung di dekat Stasiun Shibuya. Jika Anda mengunjungi Shibuya, Anda akan menemukan patung Hachiko di sisi utara Stasiun Shibuya saat ini.

Sampai saat ini pun, sekitaran patung Hachiko sering dijadikan tempat janji temu oleh orang-orang ataupun pasangan kekasih. Mereka berharap akan ada kesetiaan seperti yang telah dicontohkan oleh Hachiko saat mereka menunggu maupun berjanji untuk datang.

Oleh orang Jepang, Hachiko dikenang dengan sebutan 忠犬ハチ公 (Chuuken Hachiko) yang artinya “Hachiko, anjing yang setia”.

Hachiko, Anjing yang Setia

Page 15: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

15

4Bulan yang Indah

R yokan, seorang guru Zen, hidup sangat sederhana di sebuah pondok kecil di kaki sebuah gunung. Suatu petang, seorang

pencuri mendatangi pondok itu, hanya untuk menemukan tak ada apa pun di situ yang dapat dicuri.

Ryokan pulang dan memergokinya. “Kamu mungkin sudah berjalan jauh untuk mengunjungiku,” katanya kepada pencuri itu, “dan kamu tidak semestinya pulang dengan tangan kosong. Ambillah pakaianku sebagai hadiah.”

Pencuri itu kebingungan. Ia mengambil pakaian itu dan menyelonong pergi.

Ryokan duduk telanjang, menatap bulan. “Teman yang malang,” ia termenung, “aku berharap bisa memberinya bulan yang indah ini.”

Page 16: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

16

5Burung Gagak yang Kedinginan

P ada musim dingin yang menusuk, ditambah dengan guyuran hujan yang deras, kadangkala aku mendengar pekikan

suara burung. Suara burung yang parau kedinginan itu pastilah suara burung gagak, pikirku. Kadang aku merasa kasihan kepada burung gagak yang kedinginan tersebut. Menurut hukum fisika, benda yang berwarna hitam lebih gampang menyerap panas, namun juga lebih mudah melepas panas. Tak terbayangkan betapa banyak panas tubuh gagak yang terbuang ke atmosfer melalui bulu-bulunya yang hitam tersebut. (Itulah sebabnya orang-orang Nordik (Eropa Utara) memiliki kulit yang demikian putih seperti salju—mungkin ini salah satu bentuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem).

Beruntung sekali aku masih bisa bersemayam di kamar yang dihangati oleh heater. Tak terbayangkan bagaimana kalau aku adalah si gagak yang kedinginan tersebut, yang berkoak dalam nada suara rendah yang parau.

Ngomong-ngomong tentang gagak, entah kenapa ada banyak sekali gagak di Jepang ini. Bahkan di seputar kawasan Tokyo tak jarang aku menemukan gagak (berbeda dengan di kota besar di Indonesia yang hampir tidak ada seekor pun).

Gagak adalah burung yang sangat cerdas. Tidak jarang

Page 17: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

17 Burung Gagak yang Kedinginan

sampah makanan yang telah dikemas rapi dalam kantong plastik pun bisa dibuka oleh gagak. Anda mungkin juga pernah menonton film dokumenter tentang bagaimana burung gagak di kawasan tertentu memanfaatkan kereta api yang melintas untuk memecahkan semacam biji kenari yang amat keras. Ternyata di balik bulu hitam serta penampilannya yang jelek dan tidak menarik, ternyata gagak masih memiliki kelebihan dalam hal kecerdasan.

Bercerita tentang gagak, ada satu kisah dari Rumania yang menarik untuk disimak, mengenai kasih sayang ibu gagak kepada anak-anaknya.

Dari semua jenis burung, gagaklah yang paling jelek, terutama anak-anak gagak. Konon, ada legenda bahwa beberapa saat setelah Tuhan menciptakan semua makhluk hidup, Ia memanggil semuanya datang untuk melihat anak-anak keturunan mereka. Ia ingin mengetahui bagaimana wujud anak-anak burung dan binatang tersebut, agar bisa memberikan hadiah dan makanan yang sesuai bagi si kecil.

Mereka pun datang satu per satu, dan Tuhan melihat mereka, membelai dengan lembut dan mengelus anak-anak tersebut, merasa bahagia terhadap setiap anak, karena tiap anak memiliki sesuatu keindahan dalam diri mereka. Maka Tuhan memberkati mereka dan memberikan mereka makanan untuk hidup. Yang terakhir datang adalah ibu gagak, sambil menggendong anak-anaknya yang masih kecil yang amat ia banggakan.

Ketika Tuhan mengarahkan tatapan-Nya ke anak-anak gagak, Ia kaget dan berkata, “Pasti ini bukan makhluk ciptaan-Ku. Tidak mungkin Aku telah menciptakan makhluk sejelek ini. Setiap makhluk ciptaan-Ku memiliki anak-anak yang begitu cantik dan enak dipandang, akan tetapi anak-anakmu sedemikian buruk dan tak sedap dipandang. Darimana kamu mendapatkan mereka?”

“Dari mana aku mendapatkan mereka?” jawab ibu gagak. “Mereka adalah anak-anakku sendiri,” ia berkata dengan bangga.

Page 18: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

18

“Lebih baik kamu pulang dan membawakan-Ku anak-anak yang lain. Yang ini terlalu jelek. Aku tidak bisa melihatnya.”

Terusik oleh kata-kata Tuhan, ibu gagak kemudian pergi dan terbang ke seluruh penjuru bumi untuk mencari anak-anak yang lebih cantik daripada anak-anak yang telah ia tunjukkan kepada Tuhan. Akan tetapi, di matanya tidak ada seekor pun anak burung lain yang lebih cantik dibandingkan anaknya sendiri. Sehingga ia kembali menemui Tuhan dan berkata, “Aku telah berkeliling seluruh dunia, telah mencari di kedalaman bumi dan ketinggian angkasa, akan tetapi aku tidak menemukan adanya anak burung yang lebih cantik dan lebih imut dibandingkan anak-anakku.”

Tuhan lalu tersenyum dan menjawab, “Agaknya benar. Memang begitulah semua ibu. Di mata mereka, tidak akan ada anak yang lebih cantik dibanding anak sendiri.”

Tuhan lalu memberkati anak-anak gagak tersebut dan mengirimkan mereka ke dunia bersama karunia-Nya.

Burung Gagak yang Kedinginan

Page 19: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

19

6Hailibu, Sang Pemburu

D ahulu kala, hiduplah seorang pemburu yang bernama Hailibu. Ia adalah seseorang yang suka menolong orang

lain. Alih-alih menyimpan semua hasil buruannya untuk diri sendiri, biasanya ia membagi-bagikan hasil buruannya kepada para tetangganya. Hal ini membuatnya jadi populer.

Suatu hari Hailibu pergi berburu memasuki hutan yang sangat dalam di pegunungan. Di suatu pinggiran hutan yang lebat, ia melihat seekor ular putih kecil yang sedang melingkar dan tidur terlelap di bawah pohon. Karena tidak ingin membuatnya terbangun, Hailibu berjingkat perlahan dan berlalu. Tepat pada momen ini, seekor bangau kelabu terbang melintas, menerkam ular kecil tersebut, mencengkeramnya dan kemudian terbang pergi melesat ke angkasa. Terbangun dalam kekagetan, ular putih kecil berteriak, “Tolong! Tolong!” Hailibu dengan segera membidikkan anak panahnya dan melepaskan tembakan ke bangau kelabu yang sedang terbang naik ke dinding gunung. Bangau itu mengelak dari anak panah dan menjatuhkan ular kecil tersebut, kemudian terbang pergi. Hailibu berkata kepada ular kecil, “Kamu makhluk kecil yang malang. Pulanglah ke rumah orangtuamu.” Ular kecil itu menganggukkan kepalanya sebagai ungkapan terima kasih dan kemudian menghilang di rerimbunan

Page 20: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

20

tebal. Hailibu menyarungkan anak panahnya, menggantungkan busur di bahunya, lalu pulang.

Hari berikutnya, ketika melewati tempat itu lagi, Hailibu melihat seekor ular putih kecil merangkak datang kepadanya, dikawal oleh sekumpulan pengawal ular. Dalam keheranan Hailibu, ular kecil berkata, “Apa kabar, penyelamatku? Kamu mungkin tidak dapat mengenaliku. Aku adalah putri dari Raja Naga. Kemarin kamu telah menyelamatkan nyawaku. Orangtuaku secara khusus menyuruhku datang ke sini untuk mengundangmu datang ke rumah kami, sehingga mereka dapat mengungkapkan rasa terima kasihnya secara pribadi kepadamu.” Ular kecil melanjutkan, “Ketika kamu tiba di sana, janganlah terima apa pun yang ditawarkan orangtuaku, melainkan mintalah batu berharga yang disimpan ayahku di dalam mulutnya. Dengan batu berharga tersebut di mulutmu, kamu akan bisa memahami bahasa dari seluruh kerajaan binatang. Tapi kamu tidak boleh memberitahukan hal ini kepada orang lain, jika tidak, tubuhmu akan berubah menjadi batu, dan kamu akan mati.”

Mendengar hal ini, Hailibu mengangguk dan mengikuti ular kecil tersebut. Jalan yang mereka lewati menuju ke sebuah lembah yang dalam, dan semakin jauh Hailibu berjalan, ia merasa semakin dingin. Mereka kemudian tiba di depan sebuah pintu yang lebar, dan ular putih kecil berkata, “Orangtuaku sedang menunggumu di pintu masuk ruang penyimpanan. Mereka sekarang ada di sini.” Selagi ular kecil berbicara, Raja Naga melangkah maju dan menyambut Hailibu serta berkata dengan rasa hormat, “Engkau telah menyelamatkan putriku tersayang. Aku berterima kasih dari lubuk hati yang terdalam. Ini adalah ruang penyimpanan tempatku menyimpan harta dan pusaka berharga. Izinkanlah aku menunjukkannya padamu. Ambil saja apa pun yang kau sukai, jangan sungkan.” Setelah mengatakan hal ini, Raja Naga membuka ruang penyimpanannya dan membawa Hailibu masuk. Ruang itu penuh dengan permata dan mutiara, penuh kilau dan kemegahan. Raja Naga yang sudah tua tersebut

Hailibu, Sang Pemburu

Page 21: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

21 Hailibu, Sang Pemburu

membawanya dari satu ruang ke ruang lain. Setelah mereka melewati seratus delapan ruang tanpa satu pun barang dipilih oleh Hailibu, Raja Naga berkata dengan rasa malu, “Tuan, apakah tidak ada satu pun barang yang kau sukai?” Hailibu menjawab, “Barang-barang tersebut sangat bagus, tapi mereka hanya bisa digunakan sebagai pajangan. Mereka tidak berguna untuk seorang pemburu seperti saya. Jika Yang Mulia benar-benar ingin memberi saya sesuatu sebagai kenang-kenangan, mohon berilah saya batu berharga yang ada di dalam mulut Yang Mulia.” Mendengar hal ini, Raja Naga menunduk, merenung sejenak, kemudian dengan canggung memuntahkan batu berharga dari mulutnya dan memberikannya kepada Hailibu.

Hailibu kini menjadi pemilik dari batu berharga tersebut. Setelah ia meninggalkan Raja Naga, dalam perjalanannya pulang, ia diikuti oleh ular kecil. Ular kecil terus menerus memperingatkannya, “Dengan batu itu, kamu bisa mengetahui segalanya. Tapi kamu tidak boleh membocorkan apa yang kamu ketahui. Jika tidak, malapetaka akan menimpamu! Jangan sampai lupa!”

Sejak saat itu, mudah sekali bagi Hailibu untuk berburu di gunung-gunung, karena ia memahami bahasa dari burung-burung serta binatang liar dan juga mengetahui dengan pasti binatang apa saja yang ada di sisi lain gunung.

Beberapa tahun berlalu.... Suatu hari ia pergi berburu di gunung-gunung seperti biasanya. Tiba-tiba ia mendengar sekumpulan burung sedang berdiskusi selagi mereka terbang di udara, “Kita harus secepatnya pindah! Besok gunung-gunung sekitar sini akan meletus; ladang-ladang akan diterjang banjir dan tiada yang tahu berapa banyak hewan yang akan mati tenggelam!”

Mendengar hal ini, Hailibu menjadi sangat prihatin dan tak punya niat lagi untuk berburu. Ia bergegas pulang dan berkata kepada para tetangganya, “Kita harus segera mengungsi secepatnya! Kita tidak bisa tinggal di sini lagi! Kalian semua harus

Page 22: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

22

memercayaiku! Jangan tunggu sampai terlambat!”Mereka semua kebingungan terhadap apa yang Hailibu

katakan. Sebagian dari mereka berpikir bahwa tidak mungkin ada bencana yang sedahsyat itu, sebagian lagi mengira bahwa Hailibu telah menjadi gila. Tak ada satu pun yang memercayainya. Hailibu, dengan air mata yang membasahi pipinya, berkata kepada mereka dengan putus asa, “Apakah aku harus mati untuk bisa meyakinkan kalian?”

Beberapa sesepuh desa berkata, “Kami semua tahu bahwa kamu tidak pernah berbohong kepada kami selama ini. Tapi sekarang kamu mengatakan tentang gunung-gunung meletus dan ladang-ladang diterjang banjir. Dapatkah kamu memberitahu kami apa yang membuatmu begitu yakin bahwa semua ini akan terjadi?”

Hailibu merenung dan berpikir, “Bencana begitu jelas di depan mata. Bagaimana mungkin aku melarikan diri sendirian dan membiarkan para penduduk desa musnah? Biarlah aku mengorbankan diriku untuk menyelamatkan mereka.” Jadi Hailibu memberitahu penduduk desa semua kisahnya, tentang bagaimana ia mendapatkan batu berharga dan menggunakannya untuk berburu; tentang bagaimana ia mendengar sekawanan burung membicarakan malapetaka dan merencanakan pengungsian. Dia juga memberitahu mereka bahwa sebenarnya ia tidak boleh memberitahu hal ini kepada orang lain, kalau tidak, tubuhnya akan berubah menjadi batu dan ia akan mati. Selagi Hailibu berbicara, tubuhnya sedikit demi sedikit menjadi batu. Penduduk desa, melihat apa yang telah terjadi, merasa sangat sedih dan menyesal. Mereka segera mengungsi ke tempat lain, membawa serta semua ternak mereka. Selagi mereka bergegas pindah, langit mulai menjadi kelam dan hujan deras turun sepanjang malam. Pagi harinya, mereka mendengar gelegar halilintar sahut menyahut dan getaran dahsyat yang seakan mengguncang hingga ke dasar bumi. Gunung-gunung meletus, mengirimkan air bah yang membanjiri dan menenggelamkan

Hailibu, Sang Pemburu

Page 23: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

23 Hailibu, Sang Pemburu

ladang-ladang. Tersentuh sedemikian mendalam, para penduduk desa berkata, “Seandainya Hailibu tidak mengorbankan hidupnya untuk kita, kita semua pasti sudah mati ditenggelamkan banjir!”

Beberapa lama sesudah itu, penduduk desa menemukan tubuh Hailibu yang telah berubah menjadi batu dan menempatkannya di puncak gunung. Generasi demi generasi, mereka memberikan persembahan kepada patung ini sebagai penghormatan dan kenangan terhadap Hailibu, pahlawan yang mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain. Bahkan hingga saat ini pun, konon masih ada satu tempat yang dinamakan “Patung Hailibu”.

Page 24: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

24

7Kadal di Antara Dinding

Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Jepang. Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokkan

tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara dinding yang terbuat dari kayu. Ketika dinding mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap di antara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku.

Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada di situ 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya terpaku pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memerhatikan kadal itu, apa yang dilakukannya dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, entah dari mana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya.... Aahh! Orang itu merasa terharu melihatnya. Ternyata

Page 25: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

25 Kadal di Antara Dinding

ada seekor kadal lain yang selalu memerhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta... cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan kecil seperti dua ekor kadal itu. Apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban! Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memerhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu mengagumkan.

Cintailah orang yang kamu sayangi dengan tulus saat kamu masih dapat memberikan cintamu.

Page 26: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

26

8Katak yang Nakal

Ini cerita rakyat Korea. Seekor anak katak tinggal bersama ibunya yang telah menjanda di sebuah kolam yang besar. Anak

katak ini luar biasa nakal dan pembuat onar, ia tidak pernah mau mendengarkan nasihat ibunya dan selalu membuat ibunya sedih dan juga malu.

Kalau ibu katak menyuruhnya pergi bermain ke bukit, ia pergi ke tepi pantai. Kalau ibunya minta ia ke desa atas, ia ke desa bawah. Kalau ibunya menyuruhnya ini, ia melakukan itu. Apa pun yang ibunya katakan, ia selalu melakukan kebalikannya.

“Apa yang harus kulakukan terhadap anak ini?” keluh ibu katak. “Kenapa ia tidak bisa bersikap seperti anak-anak katak lainnya? Mereka selalu mendengarkan dan melakukan apa yang disuruh; mereka juga selalu patuh dan baik hati. Aku tidak tahu ia akan jadi apa kalau ia terus bersikap seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu untuk menghentikan kebiasaan buruknya.” Ibu katak menghela napas panjang.

“Ha-ha-ha!” anak katak tertawa. “Hentikan semua omelan itu. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja sebagaimana adanya.”

“Benarkah itu?” tanya ibu katak. “Lalu kenapa kamu bahkan tidak bisa bersuara dengan benar? Kamu bahkan tidak

Page 27: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

27 Katak yang Nakal

mengeluarkan suara layaknya seekor katak. Sini, Ibu ajari kamu.” Sambil tersenyum, ibu katak mengeluarkan suara “Kruok! Kruok!”, “Sekarang kamu coba!”

Sambil menyeringai lebar, anak katak mengeluarkan suara, “Kruik! Kruik!”

“Kenapa kamu nakal sekali! Apa kamu ingin membuat ibu mati penasaran?!” teriak ibu katak. “Dengarkanlah Ibu kalau kamu ingin menjadi katak yang baik. Sekarang kamu....”

“Kruik! Kruik!” sahut si anak katak, sambil melompat pergi.Hari demi hari ibu katak memarahi anaknya, tapi si anak

tetap saja melakukan apa yang ia inginkan dan selalu melakukan kebalikan dari apa yang dikatakan oleh ibunya. Ibu katak merasa resah dan sedemikian khawatir mengenai anaknya sampai-sampai ibu katak jatuh sakit. Tetap saja, si anak katak masih nakal dan bertingkah laku sesukanya.

Suatu hari ibu katak, terbaring di ranjang, memanggilnya, “Anakku, Ibu merasa tidak akan hidup lama lagi. Ketika Ibu mati, janganlah kubur Ibu di gunung, kuburlah Ibu di samping sungai.” Ibu katak mengatakan ini karena ia tahu bahwa anaknya akan melakukan kebalikan dari apa yang disuruhnya.

Beberapa hari kemudian, ibu katak tiada. Anak katak menangis dan terus menangis. “Oh, Ibuku yang malang! Aku telah membuat Ibu demikian resah karena tingkah lakuku. Kenapa aku tidak pernah mendengarkan kata-kata Ibu?!” Anak katak menyalahkan dirinya. “Sekarang Ibu telah pergi. Aku telah membunuh Ibu! Aku membunuh Ibu!”

Anak katak teringat kembali masa-masa ketika bersama ibunya dan semua masalah serta kenakalan yang telah ia lakukan terhadap ibunya. Lalu ia berkata dalam hati, “Aku selalu melakukan kebalikan dari apa yang Ibu suruh karena aku mengira itu menyenangkan. Akan tetapi kali ini aku akan melakukan sesuai permintaan terakhir Ibu.”

Jadi, anak katak mengubur ibunya di samping sungai, walaupun ia merasa hal itu kuranglah bijaksana.

Page 28: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

28

Beberapa minggu kemudian, terjadilah hujan badai. Hujan yang sedemikian deras menyebabkan sungai meluap. Anak katak tidak bisa tidur karena terus mengkhawatirkan kubur ibunya akan hanyut oleh luapan air. Akhirnya ia pergi untuk menjaga kubur ibunya.

Di tengah guyuran hujan, anak katak duduk, dan terus menerus menangis, “Kruok! Kruok! Mohon jangan hanyutkan Ibu!” Dan itulah yang dilakukan oleh si anak katak setiap kali hujan turun.

Sejak saat itulah, katak-katak akan selalu bersuara “kruok! kruok!” setiap kali hujan turun.

Katak yang Nakal

Page 29: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

29

9Gadis Kecil yang Kehilangan Uang

Bus yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti. Memang sudah tua dan selalu tersendat-sendat ketika merayapi tanjakan.

Asapnya mengepul seperti dapur kayu bakar.Hampir seluruh penumpang meng gerutu. Satu per satu

mulai turun dan duduk di pinggir jalan yang sepi. Sekitar seratus meter ada sebuah rumah yang tampaknya akan rubuh. Dinding kayu nya terlihat amat rapuh dan menjadi kelabu seperti abu kayu bakar.

Aku membangunkan temanku yang tertidur sambil mendekap tangannya di dada. Dia tampak bingung untuk sesaat. Kubilang bus mogok dan sekarang sopir dan keneknya sedang berusaha memperbaikinya. Dia tidak meng gerutu. Dan turun dengan patuh. Aku mengambil tas ranselku. Di dalamnya selalu terdapat barang-barang yang kubutuhkan. Sering melakukan perjalanan ke daerah terpencil membuatku selalu menyediakan barang-barang kecil seperti senter, batu baterai, buku sketsa, dan catatan, pemantik atau korek api, dan sepotong baju ganti. Di dalam nya aku menaruh dompetku yang isinya tidak seberapa. Bepergian ke tempat seperti dusun-dusun tidak membutuh kan banyak uang.

Kami mendengar dari sopir yang merangkap montir bahwa

Page 30: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

30

mereka tidak bisa memperbaiki bus itu. Mereka harus menunggu bus lain lewat dan meminta bantuan mereka. Bus lain baru akan lewat besok pagi. Sekarang langit sudah sore dan sebentar lagi malam akan datang. Beberapa orang samar-sa mar mengeluh, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku melihat ke arah barat dan matahari terlihat mulai masuk ke ufuk. Aku mengatakan pada temanku aku hendak jalan-jalan.

“Ke mana?” tanyanya terheran-heran. “Ke sekitar sini,” jawabku. Aku mengajaknya, tapi dia tidak mau. Jadi dia kutinggalkan

bersama penumpang lain yang satu pun tidak dia kenal. Dia mulai melamun den gan melihat ke depan. Sebuah tanah rendah yang mengikuti bentuk jalan. Rumput-rumputnya telah kering dan mati.

Aku membiarkan kakiku menuntunku ke mana pun jalan yang bisa dilalui. Melewati beberapa batang pohon karet. Dan sebuah parit kecil dengan air jernih di sebuah jalan lurus yang agak bersih. Aku mengikuti sebuah jalan sawah yang menuntunku ke tempat terbuka. Sebuah lapangan rumput pendek yang subur. Aku berjalan ke tengah lapangan rumput itu. Dan sedikit penasaran dengan tangga batu di salah satu sisinya. Tangga batu itu agak tinggi. Tadi karena tertutup rumput dan semak belukar makanya aku tidak menyadarinya. Aku memu tuskan menaiki tangga yang terlihat mulai retak itu.

Di puncak tangga, aku menemukan sepetak beton bekas bangunan yang rubuh. Rumput-rumput liar telah tum buh dengan tidak teratur pada satu-satunya dinding yang masih berdiri. Dinding itu sendiri kusam kecokelatan karena dilapisi lumut. Angin senja mer ambat dengan hangat. Cahaya senja terakhir yang gemerlap masih bisa dili hat dengan jelas. Dan dua rumah yang sama rapuh seperti rumah yang tadi kulihat di pinggir jalan mengepulkan asap. Sepertinya dari dapur mereka. Bersiap-siap menghidangkan makan malam yang sederhana.

Aku membuat sketsa kasar peman dangan yang ada di

Gadis Kecil yang Kehilangan Uang

Page 31: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

31 Gadis Kecil yang Kehilangan Uang

sekelilingku. Aku tidak yakin aku akan melukisnya bila nanti aku kembali ke rumah. Ke kehidu pan kotaku yang penuh hiruk pikuk dan bising.

Aku segera sadar sinar matahari sudah pudar sejak tadi. Sekarang langit kebiru-biruan dan menggelap. Bulan masih belum memperlihatkan dirinya. Dan cahaya bintang tampak samar di beberapa titik.

Kukeluarkan senterku. Cahay anya yang terbatas menuntunku turun dari tangga batu. Aku menyinari sekelil ingku dengan rasa ingin tahu. Berharap dapat melihat beberapa kodok yang berkerok-kerok. Atau beberapa jangkrik yang berderik.

Aku merapatkan jaketku karena udara mulai terasa dingin. Aku lupa kalau sedang berada di daerah pegu nungan. Aku pun berjalan dengan perlahan karena takut tersandung sesuatu.

Di depanku terlihat seperti ada sesuatu. Bergerak-gerak. Kuarahkan senterku padanya. Rupanya seorang bocah.

Kuperhatikan caranya yang gelisah. Menatap permukaan tanah sambil mondar-mandir. Tiba-tiba dia menatap ke arahku. Aku menjadi tersentuh kare na matanya telah berkaca-kaca. Tinggal sedikit lagi air mata yang mengambang itu akan turun mengalir. Membentuk aliran kesedihan di wajah.

“Ada apa adik kecil?”Dia tidak segera menjawabku. Menatapku dengan perasaan

curiga. Sepertinya anak kecil di hadapanku sedang mengingat salah satu nasihat ibunya: jangan bicara dengan orang asing.

Tapi sepertinya dia bisa mengena liku sebagai orang baik.“Aku kehilangan uangku,” ujarnya dengan malu-malu.

Ujung bibirnya dimonyongkan seolah-olah aku baru saja memarahinya.

Aku membantu mencari-cari sebentar, tapi aku tidak menemukan apa-apa. Kabut mulai muncul dan semakin mengaburkan penglihatan. Aku mendekati anak itu dan jongkok di sampingnya. Dengan begitu tinggi kami sejajar. Aku bisa melihat waja hnya dengan jelas sekali. Gadis cilik yang manis. Kelak

Page 32: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

32

pasti akan tumbuh menjadi gadis yang cantik. Dan entah kenapa rasa ibaku berubah menjadi rasa sayang. Memang kelemahanku mudah suka pada anak kecil. Apalagi anak perempuan yang manis.

Aku mengelus kepalanya. Rambut nya yang sepunggung terasa begitu lembut. Seperti kain beludru halus yang dicuci dengan amat bersih dan hati-hati.

Kemudian aku meraba-raba kantong celanaku. Mengeluarkan segepok uang yang kugulung, kuikat dengan karet. Lalu aku menyerahkan selembar uang dua puluh ribu kepadanya.

Dia mengambilnya tanpa malu-malu. Lalu menatap berulang-ulang antara uang yang baru kuberikan dan wajahku. Seolah-olah ada gambar wajahku di uang itu.

“Ini apa?” ujarnya ragu. Aku tersenyum. Bisa dimengerti, tentulah uang yang baru kuberikan jarang dilihat anak-anak desa sepertinya. Di sini apa-apa serba murah. Sebetulnya aku agak sayang memberikan uang sebesar itu. Tapi dia beruntung, dan juga karena dia manis, aku sedang kehabisan uang yang lebih kecil. Aku menebak-nebak uang yang baru dihilangkannya tentu tidak mungkin lebih dari lima ribu atau sepuluh ribu.

“Ini uang dua puluh ribu. Jadi sedikit berbeda dengan uangmu,” jelasku.

Dia masih menatapku. Menerka-nerka apakah aku mencoba membohonginya. Tapi akhirnya dia menggenggam uang itu dengan erat. Aku yakin uang itu akan semakin kucel ketika nanti dilepaskan. Namun aku paham dengan perasaannya. Kehilangan uang sekali akan membuatmu lebih berhati-hati.

Tiba-tiba dia melihat ke arah di mana sebelumnya aku muncul. Tangannya melambai dengan riang. Aku menoleh dan hanya melihat kabut yang tebal. Cahaya senterku tidak mampu menembus tirai selembut kapas itu.

“Itu ibuku,” ujarnya riang disertai senyum di bibir mungilnya. Aku terus mengamati tempat yang ditunjuknya. Tapi

sungguh aku tidak dapat melihat apa-apa kecuali kabut yang

Gadis Kecil yang Kehilangan Uang

Page 33: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

33 Gadis Kecil yang Kehilangan Uang

sema kin tebal. Memang mataku sudah rabun. Dan tidak terbiasa dengan kegelapan yang begitu pekat.

Gadis kecil itu tiba-tiba menuju tempat yang ditunjuknya. Sebelah tangannya menggantung di udara. Bergelayut pada sesuatu yang tak kasat mata. Tiba-tiba jantungku berdebar hebat. Bulu di sekujur tubuhku berdiri. Dan napasku berat seperti ditindih.

Aku tak berani bergerak. Tidak yakin dengan pemandangan di depanku. Gadis cilik itu, dengan sebelah tangannya yang menggengam uang yang tadi kuberikan, melambai ke arahku. Aku tidak membalasnya. Sekujur tubuhku kaku. Perlahan gadis kecil hilang dari pandanganku. Atau mungkin lenyap dalam kabut.

Tiba-tiba aku tersadar dengan apa yang baru kualami. Segera kuarahkan senter ke arah yang tadi kulewati. Aku ingin berlari. Tapi tidak jadi. Kegelapan dengan selimut kabut tebal mem buatku tidak berani gegabah. Apalagi aku baru tersandung sebuah batu kecil yang entah kenapa bisa berada di situ. Mungkin peringatan untukku.

Akhirnya setelah sekian lama melangkah dalam kegelisahan dan kegelapan menakutkan, aku melihat api unggun. Sebuah bus tua yang mogok diparkir di pinggir jalan. Lidah api yang beroyang ke sana kemari membuatku lebih tenang. Sedikit rasa hangat dan senang karena tidak lagi dikepung kegelapan. Dan kabut tebal, menghilang di tengah jalan. Aku bahkan bisa melihat kumpulan orang-orang yang jaraknya masih sepuluh meter dariku.

Temanku kelihatan khawatir ketika aku duduk di sampingnya. Dia mengamati wajahku selama beberapa saat.

“Kau baik-baik saja?”Aku mengangguk lemah dan menen gadah ke arah langit.

Kabut menghalangi pancaran sinar bulan yang saat itu tampil dengan bentuk sabit. Bintang-bintang mirip seperti cahaya lampu di kejauhan. Samar dan redup karena sinarnya yang tidak seberapa disaring kabut dingin.

Aku merasa sangat lelah dan mengan tuk.

Page 34: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

34

10Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

Bertahun-tahun yang lalu, di Kota Azimgurh, barat laut India, tinggallah seorang ulama, yang sering dipanggil “mullah”,

yang berprofesi mengajarkan ajaran Islam kepada para pemuda di kota tersebut.

Secara kebetulan, seorang pedagang, bersama istrinya, dalam perjalanan pulang, mampir ke kota tersebut dan berhenti sejenak di bawah pohon di dekat masjid tempat tinggal sang ulama, dan mengikat keledai mereka di pohon. Pasangan tua ini kaya raya, akan tetapi sayangnya tidak memiliki anak.

Pada hari kedatangan mereka di masjid tersebut, sekilas mereka melihat seorang pria sedang berhadapan dengan sang ulama, dan mengeluh dalam kemarahan. Mereka pun tertarik untuk mendengar apa yang dikeluhkan pria tersebut. “Anda adalah ulama!” ia berseru, “Dan saya telah membayar semua uang sekolah yang Anda minta, tetapi Anda tidak mengajarkan apa-apa kepada putra saya, dan tiap hari dia hanya bermalas-malasan, luntang-lantung di jalanan berdebu bersama anak-anak berandalan lainnya.”

Mendengar ini sang ulama pun murka, dan menjawab, “Tidak mengajarkan apa-apa?! Itu tidak benar! Ia telah dididik sama seperti murid-murid yang lain.”

Page 35: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

35 Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

Yah Yah ka kulma partrayaGudhe se admi bunayayang artinya, “Saya telah mengajarkannya ajaran Yah Yah,

atau ajaran yang benar, dan walaupun ia datang kepada saya sebagai seekor keledai, saya telah mengubahnya menjadi manusia. Kamu sungguh tak tahu terima kasih! Tidak ada lagi yang bisa diajarkan kepada dia! Kamu boleh mengeluarkannya dari sekolah!”

Setelah itu, pria tersebut dengan marah pergi dan meninggalkan sang ulama.

Pedagang tua yang bodoh tersebut, beserta istrinya yang tidak kalah tua dan bodoh juga, setelah mendengarkan semua percakapan tersebut, mulai saling melirik dan membicarakan apa yang telah mereka dengarkan. “Tidakkah kamu mendengar sang ulama berkata bahwa ia telah mengubah seekor keledai menjadi manusia, dan kamu tahu bahwa ulama bisa melakukan hal-hal mukjizat! Aku cuma kepikiran seandainya dia bisa mengubah keledai kita dan menjadikannya seorang putra bagi kita, sungguh suatu berkah bagi kita! Karena hanya inilah satu-satunya hal yang belum kita miliki.”

Istrinya yang tua menangkap ide yang dilontarkan, dan menjawab, “Ya! Allah telah memberi kita kekayaan melimpah, tapi apa gunanya bagi kita ketika kita mati. Orang lain akan merebutnya. Tapi kalau kita punya seorang putra, ia akan mewarisinya, dan kebahagiaan kita di dunia ini akan tergenapkan. Ayo kita ke ulama tersebut dan membuat penawaran dengannya sehingga kutukan tidak punya keturunan tidak akan menghimpit kita lagi.”

Mereka pun mencoba menemui sang ulama, mendekatinya dan berkata, “Oh, Tuan! Kami berdua sudah sangat tua, seperti yang dapat Anda lihat, tetapi kami punya banyak uang. Namun, hal tersedih adalah kami tidak punya anak. Tadi kami mendengar Anda berkata bahwa Anda telah mengubah seekor keledai menjadi manusia. Kami punya keledai, tapi tidak punya seorang

Page 36: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

36

putra pun. Apakah Anda mau berbaik hati mengubahnya untuk kami, dan kami akan memberikan berapa pun uang yang Anda minta.”

Sang ulama kaget dan terkejut dengan permintaan yang tidak masuk akal ini. Ia diam beberapa saat, hanya menatap pasangan tua tersebut sembari memutar otaknya. “Kedua orang ini pastinya mendengar aku marah-marah ke ayah pelajar yang tidak berguna tersebut, dan menelan bulat-bulat apa yang telah kukatakan. Tapi justru ini adalah kesempatan emas bagiku yang tidak boleh disia-siakan.”

Ia pun berseru dalam hati:Gan ke pooreh-get muth ki heenayKhuda tujhe deta-mai leta keunnahinMereka tebal di dompet tapi lemah di otakAllah telah memberimu kesempatan, kenapa tidak kau

ambil?

Lalu setelah berhenti sejenak ia berpaling kepada mereka dan berkata, “Saya telah mempertimbangkan apa yang terbaik untuk kalian. Untuk memenuhi permintaan kalian sebenarnya pekerjaan yang sulit, walaupun tidak mustahil. Kalau kalian bersedia mengikat keledai tersebut di pohon itu, dan kembali kepadaku satu tahun kemudian, kalian akan memiliki seorang putra, sebab akan butuh waktu yang cukup lama untuk mengubah total keledai menjadi manusia. Sekarang beri saya seribu rupee, dan pulanglah, serta jangan lupa kembali menemuiku satu tahun kemudian.”

Pasangan tua tersebut sedemikian gembira untuk memenuhi permintaan sang ulama, jadi mereka membayarkan uang yang diminta, mengikat keledai ke pohon, menyerukan salam perpisahan yang hangat, dan melanjutkan perjalanan pulang mereka.

Ketika satu tahun berlalu, pasangan tua tersebut, dengan hati yang berbunga-bunga serta kegembiraan untuk menemui

Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

Page 37: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

37 Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

putra sekaligus ahli waris mereka, memulai perjalanan mereka untuk menemui sang ulama, dan tiba di masjid tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan.

“Kami telah tiba, Tuan,” mereka berkata, “sesuai dengan janji, untuk mengambil putra kami.”

Sang ulama menjawab, “Kalian memang sepasang orangtua yang bodoh. Kalau saja seandainya kalian tepat waktu dan tiba seminggu yang lalu, kalian pasti telah bertemu dengannya. Akan tetapi sekarang, karena pembelajarannya yang luar biasa pesat, ia telah ditunjuk menjadi seorang “qazi” (gelar “doktor” dalam hukum Islam) di Jaunpur*.”

Sang ulama telah mendapatkan ide jahat ini, dan telah merencanakan untuk mempermalukan sang qazi, yang amat membuatnya iri.

“Tapi,” jawab pasangan tua tersebut, “bagaimana mungkin dia akan mengenali kami kalau Anda tidak menemani kami?”

“Jangan khawatir. Saya tidak bisa pergi, tetapi kalau kalian membawa tali ini yang biasa kalian ikatkan ke keledai kalian dan juga ‘tobra’ atau kantung makanan tempat diletakkannya makanan keledai tersebut, dan pergi ke Jaunpur, semua masalah akan sirna. Pergilah ke kota tersebut pada hari Jumat sewaktu jam sholat Jumat di masjid. Kalian akan melihat sekumpulan besar orang sedang mendengarkan ceramah putra kalian, yang sebagaimana kalian tahu, adalah keledai kalian. Carilah posisi di mana dia bisa melihat kalian dengan jelas, dan kemudian terus-menerus lambaikan tali dan kantung makanan, dan dia akan segera tahu siapa kalian, serta akan datang dan menyatakan kalian sebagai ayah dan ibunya.”

Lalu mereka pun berangkat ke Jaunpur, tiba hari Jumat, langsung pergi menuju masjid, berdiri di luar masjid di posisi yang gampang terlihat oleh sang qazi, dan mulai melambai-lambaikan tali dan kantung makanan tersebut.

Dalam waktu singkat, sang qazi menyadari perilaku aneh ini, dan meminta salah seorang jemaah untuk mencari tahu

Page 38: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

38

penyebabnya, akan tetapi pasangan tua tersebut memberitahunya untuk memberitahukan sang qazi bahwa mereka memiliki rahasia sangat dalam yang hanya bisa dipahami oleh sang qazi dan tidak oleh manusia lainnya.

Sang qazi, tergerak oleh rasa ingin tahunya, meminta izin dari para jemaah untuk pergi sejenak, lalu sambil membawa pasangan tua tersebut ke pinggir, ia meminta mereka untuk memberitahunya alasan dari perilaku aneh mereka.

Dengan napas perlahan, dan dengan kesungguhan yang mendalam, pedagang tua dan istrinya menumpahkan semua kisah ke telinga sang qazi bahwa dahulunya ia adalah keledai mereka; bagaimana selama bertahun-tahun mereka telah memberikan kebaikan padanya, dan tidak pernah memukulnya walaupun ia nakal; bagaimana mereka sungguh menyesali tindakan mereka kepada sang qazi—putra mereka yang kini dihormati banyak orang; bagaimana, berkat mukjizat gaib dari Ulama Azimgurh-lah berkah sedemikian bisa menghampiri mereka; dan bagaimana cawan kebahagiaan mereka kini telah terisi penuh.

Sang qazi segera menangkap situasi, dan menyadari rencana jahat yang disusun sedemikian cerdik oleh musuhnya yang nakal. Dan sebagai seorang yang bijaksana, ia berpikir dalam hati, “Kalau aku menolak kisah yang tidak masuk akal ini, yang telah dipercayai sepenuh jiwa oleh kedua orangtua bodoh ini, tentulah hal ini akan tersebar keluar, dan akan merugikan diriku sendiri, dan alih-alih dihormati, aku malah akan diejek dan ditertawakan, menjadi hal konyol dan bahan tertawaan orang-orang. Sudah kuputuskan apa yang mesti kulakukan. Aku akan secara diam-diam mengakui apa yang mereka katakan, dan lalu terbebas dari mereka.”

Berbalik kepada pasangan tua tersebut, ia berkata, “Ya, semuanya benar sekali, dan oleh sebab itu, mulai sekarang kepentingan kalian adalah kepentinganku juga. Nama baik kalian adalah identik dengan nama baikku, dan aku akan berusaha mempertahankannya. Akan tetapi marilah kita sepakat

Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

Page 39: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

39 Ulama, Pedagang Tua, dan Keledai

dan membentuk ikatan suci bahwa kalian tidak akan pernah menceritakan satu kata pun mengenai perubahan ajaib yang telah terjadi pada diriku. Kalau kalian menyimpan rahasia ini, aku akan menjadi putra yang berbakti kepada kalian seumur hidupku.”

Untuk hal ini, tentu saja pasangan tua tersebut setuju sepenuhnya, hanya meminta satu hal, bahwa ketika mereka meninggal, yang tentu saja mungkin tidak lama lagi, ia akan hadir untuk melihat mereka dimakamkan sesuai upacara Islam. Untuk hal ini, tentu saja sang qazi dengan tulus berjanji akan melaksanakannya. Pasangan tua tersebut kemudian pulang ke rumah mereka dengan sukacita dan kebahagiaan hati yang terdalam, dan meninggalkan semua harta kekayaan mereka kepada sang qazi tatkala mereka meninggal.

*Jaunpur pernah menjadi pusat perkembangan Islam yang sangat penting di India Utara.

Page 40: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

40

11Anak Domba yang Terluka

Suatu hari Pangeran Siddhartha meninggalkan Rajagraha menuju sebuah kaki gunung tempat tinggal para petapa.

Di tengah perjalanan, ia melihat debu berjatuhan dari gunung di tengah-tengah suara derap langkah hewan. Ketika mendekat, ia melihat ternyata kerumunan panjang itu adalah domba dan kambing yang sedang bergerak beriringan seperti sebarisan awan-awan. Hewan-hewan itu sedang diarahkan menuju kota. Di barisan belakang dari kerumunan itu, seekor anak domba berjalan tertatih-tatih dan pincang kesakitan, salah satu kakinya terluka dan berdarah. Pangeran Siddhartha memerhatikan anak domba tersebut dan ibunya yang berjalan di depannya yang terus menerus melihat ke belakang, mengkhawatirkan anaknya yang masih kecil itu. Hati Pangeran Siddhartha dipenuhi oleh rasa haru dan kasihan. Ia kemudian menggendong domba kecil yang kakinya terluka tersebut, dengan lembut merawatnya sambil berjalan di belakang mengikuti kerumunan hewan tersebut.

Ketika Pangeran Siddhartha melihat si penggembala, ia bertanya, “Kemana kamu akan membawa kerumunan hewan ini? Bukankah biasanya mereka digiring pulang ketika hari menjelang senja?! Mengapa kamu menggiringnya saat siang terik begini?” Si penggembala menjawab, “Raja akan mengadakan

Page 41: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

41 Anak Domba yang Terluka

upacara pengorbanan besar-besaran hari ini, dan kami telah diperintahkan membawa seratus ekor domba dan seratus ekor kambing ke kota sebelum tengah hari.” Pangeran Siddhartha berkata, “Saya akan ikut denganmu.” Dia membawa domba kecil tersebut dengan kedua lengannya sepanjang jalan menuju kota. Berjalan di belakang kawanan domba, Pangeran Siddhartha akhirnya tiba di kota; kemudian ia pergi menuju istana tempat akan dilangsungkannya upacara pengorbanan.

Raja dan sekelompok pendeta pemuja api sedang menguncarkan ayat-ayat, ketika api yang besar bernyala-nyala di atas altar. Mereka akan segera membunuh kerumunan domba sebagai kurban, tapi ketika pemimpin dari pendeta pemuja api mengangkat pedangnya untuk menggorok leher domba pertama, Pangeran Siddhartha segera bergerak dan menghentikannya. Dengan sikap yang kalem dan penuh belas kasih, Pangeran Siddhartha berkata kepada Raja Bimbisara, “Yang Mulia, mohon jangan biarkan para pendeta ini menghancurkan hidup hewan-hewan yang malang ini.” Kemudian ia berkata kepada orang-orang yang sedang berdiri sebagai saksi peristiwa tersebut, “Semua makhluk bergantung pada kehidupannya. Mengapa manusia mesti melakukan kekerasan yang brutal terhadap hewan-hewan yang baik hati ini? Penderitaan dari kelahiran, penuaan, penyakit dan kematian sendiri secara alamiah akan mengakhiri kehidupan mereka.” Pangeran Siddhartha melanjutkan, “Jika manusia mengharapkan kebaikan dan belas kasih, semestinya mereka juga menunjukkan kebaikan dan belas kasih, sebab sebagaimana Hukum Sebab-Akibat, ia yang tidak ingin dibunuh, semestinya tidak melakukan pembunuhan. Kalau kita mengharapkan kebahagiaan di masa depan, tidaklah semestinya kita menyakiti makhluk apa pun. Sebab siapa pun yang menyemai benih-benih kesengsaraan dan kesedihan, niscaya akan memanen buah yang sama.” Sikap dan ucapan Pangeran Siddhartha membawakan rasa sejuk dan hati yang damai serta penuh welas asih, juga terdengar lugas dan berwibawa. Ia berhasil sepenuhnya mengubah

Page 42: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

42

pandangan Raja dan para pendeta pemuja api sehingga upacara pengorbanan dibatalkan.

Raja Bimbisara kemudian meminta Pangeran Siddhartha tinggal di negerinya untuk mengajar para penduduk agar menjadi welas asih. Pangeran Siddhartha sangat berterima kasih secara mendalam, namun karena ia belum mencapai tujuannya, Pencerahan Sempurna, ia dengan rendah hati menolak undangan tersebut dan pergi.”

Anak Domba yang Terluka

Page 43: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

43

12Ego

Ketika aku merenungi diri sendiri, aku menyadari betapa kentalnya ego dalam diriku. Ego inilah yang menjadi benih

dari keserakahan dan kebencian. Aku menginginkan ini itu; aku tidak ingin dirugikan; untuk apa aku berbagi ke orang lain kalau aku bisa memanfaatkannya untuk diriku sendiri. Yah, alam bawahsadarku telah dicengkeram oleh ego!

Ketika aku merenungi momen-momen saat aku marah, jengkel bahkan benci terhadap orang lain karena suatu hal, aku menyadari semua timbul karena aku memandang dari paradigma diri sendiri, dari paradigma bahwa aku atau diriku adalah yang paling penting dan utama dalam dunia ini! Aku telah terjerat dalam jaring-jaring egosentris. Aku adalah aku! Obyek luar hanyalah obyek-obyek komplemen (tambahan/pelengkap) yang sudah jelas kurang berarti dibanding aku sendiri. Ini sungguh mengerikan!

Agaknya cukup benar apa yang pernah dikatakan oleh Boltan Hall:

Kulihat saudaraku dengan mikroskop kritik,dan kubilang, “Sungguh jahat saudaraku ini.”Kulihat lagi ia dengan teleskop kehinaan,

Page 44: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

44

dan kubilang, “Alangkah kecilnya ia.”Kemudian kupandang cermin kebenaran,dan kubilang, “Betapa miripnya ia denganku.”

Hampir semua tindakanku berlandaskan ego, hingga seakan ego adalah yang paling substansial dari segala sesuatu.

Akan tetapi, masih ada segores kesadaran dalam diriku bahwa ego jugalah penyebab utama dari penderitaan yang kualami. Aku menderita karena hal-hal terjadi tidak sesuai yang diharapkan ego diriku. Aku dengan bodoh telah terpaku pada diriku dan menjadi menderita bila terjadi hal yang tidak menyenangkan pada diriku!

Ada satu kisah tradisional rakyat Jepang yang melukiskan dengan indah bagaimana ego dan kebodohan serta “aku-sentris” menyebabkan penderitaan bagi diri sendiri dan juga orang lain....

Ada seseorang yang mati dan menemukan dirinya di alam yang bercahaya. Ia kemudian didekati oleh makhluk berkilauan yang mengantarnya ke sebuah ruang perjamuan agung dengan meja yang sangat besar menyajikan makanan yang lezatnya tak terkatakan. Ia duduk di meja makan itu bersama dengan banyak orang lainnya, dan memilih makanan istimewa yang disajikan untuknya. Saat ia mengambil garpu, seseorang mendekat dari belakangnya dan mengikatkan papan besi tipis di bagian belakang lengannya, sehingga ia tidak dapat menekuk sikunya. Ketika mencoba mengambil makanan, ia melihat ia tidak bisa meraih mulutnya karena ia tidak bisa menggerakkan lengannya yang kaku untuk menyuapnya.

Melihat ke sekeliling, ia memerhatikan bahwa semua lengan orang-orang di sekeliling meja itu diikat lurus sehingga tak bisa menekuknya. Semuanya menggerutu dan mengeluh, saat mereka berusaha memasukkan makanan ke dalam mulut mereka. Mereka tidak bisa mencapainya, dan pecahlah tangis

Ego

Page 45: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

45 Ego

dan sedu sedan karena kesulitan mereka.Kepada makhluk yang mengantarnya ke tempat ini, ia

berkata, “Ini pasti neraka. Tetapi surga itu seperti apa?”Makhluk yang berkilauan itu menunjukkan padanya ruang

perjamuan besar lainnya lewat gerbang lengkung. Meja besar lainnya terbentang di sana, penuh dengan makanan yang sama. “Ah, ini seperti tadi,” pikirnya. Dan setelah duduk di meja makan, baru saja ia mau mengambil, tiba-tiba seseorang datang dan mengikatkan sebuah papan besi di belakang lengannya juga, sekali lagi ia tidak bisa menekuk sikunya untuk menyuap.

Menyesali hal itu sebagai situasi yang tidak menyenangkan yang sama seperti neraka, ia melihat ke sekeliling dengan cemas, dan melihat di meja itu ada sesuatu yang berbeda terjadi. Bukannya orang-orang mencoba memaksa memasukkan makanan ke dalam mulutnya, memaksa melawan kekakuan lengan-lengannya, setiap makhluk malah mengulurkan lengannya lurus untuk memberi makan orang di sisinya. Setiap orang menyuapi orang di sebelahnya!

Apakah Anda sadar bahwa 99% penderitaan di dunia ini adalah akibat ego-sentris? Dan apakah Anda menyadari bahwa aku menulis tulisan ini juga dengan dipenuhi ego? :) :( :) :( :) :(

Page 46: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

46

13Pohon, Daun, dan Angin

POHON

O rang-orang memanggilku “POHON” karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Aku selalu membubuhkan

gambar pohon di sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak 5 kali. Ada satu wanita yang sangat aku cintai... tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak terlalu cantik... tidak memiliki tubuh yang seksi. Akan tetapi, dia sangat peduli dengan orang lain... baik hati... tapi... dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya... sangat menyukainya. Gayanya yang inosen dan apa adanya... kemandiriannya... kepandaiannya, dan kekuatannya. Alasan aku tidak mengajaknya kencan karena... aku merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku....

Aku takut... jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang....

Aku takut kalau gosip-gosip yang ada akan menyakitinya....Aku merasa dia adalah “sahabatku”....Aku akan memilikinya tiada batasnya... tidak harus

memberikan semuanya hanya untuk dia.... Alasan yang terakhir... membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama

Page 47: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

47 Pohon, Daun, dan Angin

3 tahun ini....Dia tahu aku mengejar gadis-gadis lain dan aku telah

membuatnya menangis selama 3 tahun. Ketika aku menggandeng tangan pacarku yang ke-2 terlihat olehnya, dia hanya tersenyum dengan berwajah merah, setelah itu pergi meninggalkan kami.

Esoknya, matanya bengkak dan merah. Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, tapi aku malah tertawa, bercanda dengannya seharian di ruang itu. Di sudut ruang itu dia menangis... dia tidak tahu bahwa aku kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Hampir 1 jam kulihat dia menangis di sana. Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin. Aku tahu bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget.

Aku tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya ia masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu dia sangat sedih dan kecewa, tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia.

Aku juga sedih... ketika aku putus dengan pacarku yang ke-5, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku.

Aku cerita tentang putusnya aku dengan pacarku....Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan

dengan seseorang....Aku tahu pria itu... dia sering mengejarnya selama ini. Pria

yang baik, penuh energi dan menarik.Aku tidak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, aku

hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat besar di dadaku....

Page 48: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

48

Aku tidak bisa bernapas dan ingin berteriak, namun apa daya.... Air mataku mengalir, tak terasa aku menangis karenanya.... Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang

tidak mengacuhkan kehadirannya....Handphone-ku bergetar... ternyata ada SMS masuk... SMS itu

dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis.... SMS itu berbunyi, “DAUN terbang karena ANGIN bertiup

atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?!”

DAUN

Aku suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan. Selama 3 tahun aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “sahabat”. Tapi ketika dia punya pacar untuk yang pertama kalinya, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya—CEMBURU.

Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan lemon. Mungkin hal itu seperti 100 butir lebih lemon busuk.

Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi....

Aku menyukainya dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?

Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih.... Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa. Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta bertepuk sebelah tangan.

Tapi, mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekadar seorang teman? Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. Aku tahu kesukaannya, kebiasaannya.

Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau

Pohon, Daun, dan Angin

Page 49: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

49 Pohon, Daun, dan Angin

tidak mengharapkan aku seorang wanita untuk mengatakannya bukan? Di luar itu, aku mau tetap di sampingnya, memberinya perhatian, menemani, dan mencintainya; berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu telepon darinya tiap malam, mengharapkan kiriman SMS. Aku tahu sesibuk apa pun, dia pasti meluangkan waktunya....

Tiga tahun cukup berat untuk kulalui dan aku mau menyerah. Kadang aku berpikir untuk tetap menunggu.... Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini.... Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku. Setiap hari dia mengejarku tanpa lelah.... Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku....

Aku berpikir... apakah aku ingin memberinya ruang kecil di hatiku untuknya?!

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon..

Akhirnya, aku sadar bahwa aku ingin memberi angin ruang yang kecil di hatiku....

Aku tahu Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ke tempat yang lebih baik....

Akhirnya aku meninggalkan Pohon..., tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal....

Aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.... “DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena

POHON tidak memintanya untuk tinggal?!”

ANGIN

Aku menyukai seorang gadis bernama DAUN. Karena dia sangat bergantung pada POHON, jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat.... ANGIN akan meniup DAUN terbang jauh....

Pertama kalinya... aku melihat seseorang memerhatikan kami.... Ketika itu, dia selalu duduk di sana sendirian atau dengan teman-temannya memerhatikan POHON. Ketika POHON berbicara dengan gadis-gadis, ada cemburu di matanya....

Page 50: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

50

Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya.... Memerhatikannya menjadi kebiasaanku... seperti Daun yang

suka melihat Pohon....Satu hari saja tak kulihat dia, aku merasa sangat kehilangan..

Di sudut ruang itu, kulihat Pohon sedang memerhatikan Daun.... Air mengalir di mata Daun ketika Pohon pergi. Esoknya, kulihat Daun di tempatnya yang biasa sedang memerhatikan Pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya.... Kuambil secarik kertas... kutulis dan kuberikan padanya....

Dia sangat kaget... dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku.....

Esoknya... dia datang... menghampiriku, memberikan kembali kertas itu.... Hati Daun sangat kuat dan ANGIN tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan POHON. Aku melihat ke arahnya... kuhampiri dengan kata-kata itu... sangat pelan... dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan meneleponku.... Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku... tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.... Selama 4 bulan, aku telah mengucapkan kata cinta tidak kurang dari 20 kali kepadanya.... Hampir tiap kali, dia mengalihkan pembicaraan, tapi aku tidak menyerah. Keputusanku bulat. Aku ingin memilikinya, dan berharap dia akan menjadi pacarku. Aku bertanya, “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak pernah membalas?”

“Mengapa kamu selalu membisu?” Akhirnya dia berkata, “Aku akan terbang bersamamu....”

“AH?” Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar. “Aku akan terbang bersamamu,” dia berkata. Kuletakkan telepon... melompat... berlari seribu langkah... ke rumahnya.... Dia membuka pintu bagiku....

“DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?!”

Pohon, Daun, dan Angin

Page 51: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

51

14Burung Kebahagiaan

P ada suatu masa yang amat lampau, ada sebuah wilayah sangat miskin di Tibet yang tidak ada sungai maupun lahan

subur, tiada kehangatan maupun bunga segar, juga tiada pohon maupun rumput. Orang-orang yang tinggal di sana menderita kelaparan dan kedinginan sepanjang tahun dan tidak mengenal kebahagiaan itu seperti apa. Walau demikian, mereka tetap percaya bahwa kebahagiaan pastilah ada di suatu tempat di dunia ini.

Para sesepuh desa selalu mengatakan bahwa kebahagiaan itu adalah seekor burung yang sangat cantik yang tinggal di sebuah gunung salju jauh, jauh di sebelah timur. Ke mana pun burung itu terbang, kebahagiaan akan terus mengikutinya. Tiap tahun, orang-orang pergi mencari burung ini, tapi tak satu pun yang kembali. Katanya, Burung Kebahagiaan dijaga oleh tiga monster tua yang bisa membunuh seseorang hanya dengan mengembuskan napas melalui sela-sela jenggot mereka.

Pada suatu tahun, seorang pemuda brilian bernama Wangjia dikirim untuk menemukan Burung Kebahagiaan. Saat keberangkatannya, gadis-gadis di desa menawarkannya minuman barley*; dan ibunya, sesuai adat Tibet, menaburkan biji barley di kepalanya, mengharapkan ia akan melakukan perjalanan yang lancar.

Page 52: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

52

Wangjia berjalan ke arah timur selama berhari-hari hingga ia melihat sebuah gunung raksasa terselimuti salju yang berkilau. Tepat saat itu juga, seekor monster tua dengan jenggot hitam muncul.

“Siapa di sana?” ia berteriak parau. “Berani sekali kau datang ke sini! Apa yang kau cari?”

“Namaku Wangjia, dan aku ke sini mencari Burung Kebahagiaan.”

“Ha-ha-ha!” monster tersebut tertawa. “Bagaimana bisa anak ingusan seperti kau, yang tidak lebih besar dari sebutir telur, berani menginjakkan kaki di sini?! Kalau kau ingin menemukan Burung Kebahagiaan, pertama sekali kau harus membunuh ibunya Luo Sang! Kalau tidak, kau akan dihukum. Aku bahkan tidak perlu keluar tenaga untuk membunuh makhluk kecil sepertimu. Akan kubuat kau mesti berjalan 900 mil melewati lereng cadas dan tamatlah riwayatmu!”

Wangjia menjawab, “Aku menyayangi ibuku sendiri, dan aku tidak akan pernah membunuh ibu orang lain. Lakukanlah kehendakmu!”

Monster tua tersebut marah besar. Ia mulai mengembuskan napas melalui sela-sela jenggotnya, dan dalam sekejap mata, jalan yang mulus berubah menjadi lereng cadas yang sangat luas. Setiap cadasnya setajam pisau.

Setelah seratus mil pertama, sol sepatu Wangjia terkoyak habis; setelah seratus mil kedua, kakinya teriris-iris dan setelah tiga ratus mil, tangannya tersobek-sobek.

“Ini sangat berat!” ia bergumam dalam hati. “Apakah aku akan berhasil? Apakah sebaiknya aku kembali saja? Tidak, tidak akan pernah!” Ia tidak sanggup kembali. Ia tahu bahwa orang-orang di desanya sedang menunggunya membawa pulang kebahagiaan.

Wangjia terbujur ke tanah dan mulai merangkak maju. Pakaiannya sobek, lutut dan bahunya juga terkoyak-koyak. Akhirnya ia mencapai ujung perjalanannya, dan di sana ia ketemu monster tua lainnya, dengan jenggotnya yang berwarna cokelat dan suara seperti angin yang bersiul, sedang menunggunya.

“Kalau kau ingin melihat Burung Kebahagiaan,” si monster

Burung Kebahagiaan

Page 53: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

53 Burung Kebahagiaan

melolong, “kau harus meracuni si tua Si Lang dulu. Kalau tidak, akan kubikin kau mati kelaparan!”

Dalam tatapan datar, Wangjia menjawab, “Terserah kau ingin berteriak apa! Tapi aku sayang kakekku sendiri, dan aku tidak akan pernah membunuh kakek orang lain!”

Dalam kemurkaan, si monster mendesah melalui sela-sela jenggotnya dan tas makanan Wangjia melayang ke angkasa. Di hadapannya, gunung biru dan sungai hijau berubah menjadi padang pasir tanpa satu serpih makanan pun yang bisa ditemukan.

Wangjia melanjutkan perjalanan. Setelah seratus mil pertama, perutnya mulai keroncongan dan merengek-rengek kelaparan; setelah dua ratus mil, ia sudah sedemikian lapar hingga kepalanya berkunang-kunang dan tampak bintang menari-nari; di mil tiga ratus, ia sudah sangat sangat lapar hingga lambungnya terasa seperti diiris-iris pisau. Siapa pun yang pernah kelaparan pasti memahami penderitaannya. Tiba di akhir perjalanan, ia sudah seperti tulang terbungkus kulit.

Di sana, lagi-lagi, berdiri seekor monster tua lainnya berjanggut putih.

“Orang tolol mana yang berani ke sini?” suaranya menggelegar.

“Namaku Wangjia, dan aku ke sini untuk mencari Burung Kebahagiaan!”

“Kalau kau mau melihat Burung Kebahagiaan, bawalah bola mata Baima ke sini! Kalau kau berani bilang tidak, akan kucungkil bola matamu keluar!”

Wangjia menundukkan kepalanya dan berpikir sejenak, kemudian menjawab, “Kau pasti sedang bermimpi! Tak seorang pun berhak merusak mata indah seorang gadis! Aku tidak akan mencungkil mata Baima!”

Monster tersebut memekik dalam angkara murka. Ia mendesah melalui jenggotnya yang panjang, dan bola mata Wangjia terlontar keluar dan ia pun menjadi buta.

“Ini pastilah rintangan terakhir,” ia berpikir. “Aku harus terus

Page 54: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

54

berjalan ke arah matahari terbit. Pasti di sanalah tempat tinggal Burung Kebahagiaan.”

Sambil meraba-raba tanah dengan tangannya, Wangjia merangkak sejauh 900 mil lagi. Ia memanjat dengan susah payah hingga ke puncak gunung berlapis salju, dan ia mendengar suara Burung Kebahagiaan.

“Anakku sayang, apakah engkau datang kesini untuk mencariku?”

Dalam gelora rasa haru, Wangjia menjawab, “Ya! Rakyat rindu terhadapmu siang dan malam. Mohon kembalilah bersamaku.”

Dengan sayapnya yang halus, Burung Kebahagiaan menyentuh Wangjia dengan lembut dan bernyanyi untuknya. Bola matanya terbang masuk ke rongganya kembali dan kini ia bahkan bisa melihat dengan lebih jernih. Semua lukanya sembuh dan bahkan ia menjadi jauh lebih kuat dibanding sebelumnya. Burung Kebahagiaan memberinya makanan dan kemudian membawanya pulang ke desa. Mereka mendarat di atas puncak gunung.

“Apa yang kamu inginkan?” Burung Kebahagiaan bertanya.Wangjia menjawab, “Kami menginginkan kehangatan dan

kebahagiaan, hutan dan bunga, ladang dan sungai-sungai.”Berdiri di atas puncak gunung, Burung Kebahagiaan memekik

tiga kali. Saat pekikan pertama, kilau keemasan mentari terbaur dengan arakan awan-awan dan sepoi angin hangat mengalir dari angkasa. Pada pekikan kedua, bentangan demi bentangan hutan muncul menyelimuti gunung-gunung, buah peach hutan dan aneka kembang gunung mekar bersama, paduan suara kicauan burung pun saling bersahutan. Pekikan ketiga, sungai-sungai dan ladang hijau pun tampak terhampar dan kelinci putih meloncat dengan gembira di atas rerumputan.

Sejak saat itu, penduduk di wilayah miskin tersebut tidak pernah menderita kesengsaraan lagi.

*Barley adalah sejenis gandum yang dapat diolah menjadi bir maupun minuman lainnya.

Burung Kebahagiaan

Page 55: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

55

15Balas Budi Burung Bangau

A lkisah, pada zaman dahulu hiduplah seorang kakek dan nenek yang baik hati. Kisah berikut adalah kejadian pada

suatu hari yang dingin dan bersalju.Di tengah perjalanan kembali setelah mencari kayu bakar di kaki

gunung, kakek mendengar suara erangan burung bangau di sekitar rawa. Ia melihat seekor burung bangau yang menderita karena terkena jerat jebakan. Kakek berlari mendekatinya dan melepaskan jerat itu.

Burung bangau itu menunjukkan rasa gembiranya dengan mengembangkan sayapnya lebar-lebar, lalu terbang ke langit bersalju.

Pada malam harinya, kakek membicarakan kejadian tersebut dengan nenek di dekat perapian.

“Burung bangau itu tampaknya merasa begitu senang.”“Oh, kamu melakukan hal yang sangat baik, sayangku.”Nenek yang baik hati itu juga tersenyum manis, dan suasana hati

kedua orang itu diselimuti perasaan bahagia.Pada waktu itu, terdengar bunyi ketokan di pintu. TOK-TOK-TOK.Oh, siapakah gerangan yang mengunjungi rumah mereka?

Siapa ya, pada malam selarut ini? Lagi pula, malam ini bersalju….TOK-TOK-TOK.Kakek yang merasa aneh membuka pintu pelan-pelan… ia

Page 56: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

56

terkejut! Seorang gadis yang cantik berdiri di tengah salju yang turun.Kata gadis itu, ia tersesat di tengah perjalanannya.“Kamu pasti kesulitan, kalau begitu, ayo, silakan menginap di sini

malam ini.”Kakek dan nenek yang baik hati mempersilakan gadis itu masuk

ke dalam rumahnya.“Ayo, hangatkan badanmu.”Nenek membuatkan bubur panas untuk gadis itu.Menurut kisah gadis itu, ia tidak punya tujuan ke mana pun.“Nak, kalau begitu, hiduplah bersama kami.”Nenek juga mengangguk tanda setuju.“Saya juga sangat senang. Terima kasih banyak atas kebaikan

hati kakek dan nenek.”Gadis itu membungkuk di hadapan kakek dan nenek.Bagi kakek dan nenek yang tidak punya anak, tidak ada hal yang

lebih menyenangkan selain kehadiran anak gadis itu.Malamnya ketiga orang itu tidur dengan tenang.Keesokan hari, gadis itu bangun ketika hari masih gelap.Ia pergi ke dapur diam-diam agar kakek dan nenek tidak

bangun. Lalu, ia mengintip kotak penyimpanan beras karena ia akan menyiapkan makan pagi untuk mereka. Namun, kotak penyimpanan beras itu kosong. Bukan hanya beras yang tidak ada, bahan untuk membuat sup miso* pun tidak ada.

Saat itu si gadis menemukan bundelan benang. Entah apa yang dipikirkan olehnya, gadis itu lantas membawa bundelan benang itu masuk ke dalam ruang tenun.

Tak lama kemudian, mulai terdengar suara orang menenun dari ruang yang tertutup rapat.

Jrek-jrek-jrek, serrrr....Jrek-jrek-jrek, serrrr....Sinar pagi mulai menyusup ke dalam rumah.Kakek dan nenek bangun dan melihat tempat tidur sang gadis di

sebelahnya, tetapi sosoknya sudah tidak ada.Lantas si gadis muncul membawa kain tenun.

Balas Budi Burung Bangau

Page 57: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

57 Balas Budi Burung Bangau

“Alangkah indah kain ini!”“Kain ini betul-betul indah sekali.”Kakek dan nenek menerima kain tenun itu dan terkejut bukan

main.Gadis berkata, “Kek, tolong jual ini dan belilah beras, miso dan

barang-barang keperluan lainnya.”Kakek gembira sekali, lalu ia membawa kain itu dan pergi ke kota

untuk menjualnya.Kain itu terjual dengan harga tinggi.Lalu kakek membeli beras dan miso dengan uang itu. Ia juga

membeli sisir rambut yang bagus untuk si gadis sebagai oleh-oleh.Malam itu benar-benar malam yang penuh kebahagiaan.“Semoga bermimpi indah....”“Kakek dan nenek silakan istirahat dulu. Saya akan bekerja

sebentar lagi.”Kakek terkejut mendengar kata-kata gadis itu.“Jangan, sudahlah. Malam ini sudah saatnya tidur.”“Tidak, saya ingin menenun lebih banyak kain untuk kakek dan

nenek. Boleh kan? Sebagai gantinya, saya punya satu saja permintaan, yaitu kakek dan nenek sama sekali tidak boleh melihat saya saat sedang menenun kain.”

“Apa? Tidak boleh melihat?”“Ya, tolong berjanji pada saya.”Muka si gadis tampak kukuh.Kakek dan nenek yang tidak tahu alasannya hanya bisa

mengangguk.Demikianlah, setiap malam gadis itu menenun kain yang cantik

itu, satu tan** kain demi satu tan kain. Kakek membawanya ke kota dan terjual laris.

Namun seiring dengan berlalunya hari demi hari, 3 hari, 5 hari..., badan si gadis menjadi semakin kurus dan semangatnya tampak menurun.

Sosok gadis yang berdiri di dekat pintu dan memandangi matahari terbenam itu tampak sempoyongan.

Page 58: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

58

“Saya akan menenun paling tidak satu tan kain lagi untuk mereka,” pikir gadis itu.

Pada waktu makan di malam harinya, gadis itu tidak memakan sedikit pun hidangan yang dibeli oleh kakek di kota.

“Ayo, makan lagi.”“Tidak, sudah cukup. Saya akan bekerja sedikit lagi.”Kakek sangat terkejut mendengar kata-kata gadis ini.“Jangan! Kalau malam ini tidak tidur juga, badanmu akan rusak.

Jangan memaksakan diri!”Si gadis tidak menuruti kakek yang hendak mencegahnya, lalu ia

berdiri terhuyung-huyung.“Lihat, kamu telah menjadi selemah itu….”Gadis itu berkata tegas kepada kakek yang mencoba

menghentikannya.“Satu tan kain lagi saja!”Mendengar perkataannya, kakek dan nenek yang tidak bisa

menghentikan si gadis hanya bisa mengkhawatirkannya. Mereka tidak bisa berbuat apa pun.

Si gadis masuk ke dalam ruang kerja dan menutup pintu.Kakek dan nenek berbaring di tempat tidur namun mereka tidak

bisa tidur karena terus merasa khawatir.“Kakek, tampaknya bunyi alat tenun menjadi lemah dan tidak

teratur.”“Baiklah, aku akan pergi untuk melihat.”Kakek segera bangun dari tempat tidurnya.“Tapi bagaimana janji dengan anak gadis kita?”Nenek mencegah kakek, namun kakek tidak bisa menahan diri

karena ia mengkhawatirkan anak gadis mereka.Kakek membuka pintu ruang kerja pelan-pelan dan mengintip

ke dalamnya.“Oh, ternyata....”Alangkah mengejutkan, ternyata yang menenun kain bukan

anak gadis mereka, melainkan seekor burung bangau!Burung bangau itu mencabuti bulu dari badannya sendiri, lalu

Balas Budi Burung Bangau

Page 59: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

59 Balas Budi Burung Bangau

menjalinnya ke dalam kain.Dengan seluruh sisa tenaganya, helai demi helai bulu… lalu

burung bangau itu menjadi sangat lemah.Kakek lantas membuka pintu dengan berbunyi gemerincing.Burung bangau sadar dan terkejut, lalu sedikit demi sedikit

berubah menjadi sosok si gadis.“Ka-kamu….”Di hadapan kakek yang tercengang, anak gadis itu berkata

sambil menundukkan kepalanya, “Ya, saya adalah burung bangau yang ditolong kakek waktu itu.”

“Oh, waktu itu….”“Betul, saya datang ke sini untuk membalas budi kepada kakek.

Saya diperbolehkan menjadi sosok manusia hanya sekali saja.”Setelah berkata begitu, gadis itu segera keluar ke arah pintu

tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.“Saya tidak bisa berada di sini lagi. Meskipun saya ingin selalu

menjadi anak gadis kakek dan nenek….”Gadis itu keluar dan berubah menjadi sosok burung bangau dan

mulai terbang ke langit perlahan-lahan.“Anak gadis kami yang tersayang, jangan lupakan kami.”Seolah berdoa, kakek melemparkan sisir gadis itu kepada burung

bangau.Burung bangau menangkap sisir itu dengan paruhnya.

Sesudah bersuara sekali dua kali seolah segan berpisah, ia terbang tinggi ke langit musim dingin, entah ke mana....

*Sup miso sangat terkenal di Jepang. Bahan dasarnya adalah miso, yang

merupakan hasil fermentasi kedelai. Miso sering digunakan sebagai bumbu

masakan Jepang. Sarapan orang Jepang biasanya mencakup sup miso, dengan

bahan pelengkap tofu (tahu), rumput laut, maupun tambahan bahan-bahan

lainnya yang digemari.

**Tan adalah satuan ukuran kain. Panjangnya bisa untuk membuat baju seorang

dewasa, kira-kira 12 meter.

Page 60: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

60

16Kaki Seribu dan Beban Pikiran

Seringkali, dalam kehidupan keseharian kita, batin kita memikul beban. Beban ini halus sekali dan sulit dilepas.

Kadang kala, kita sadar beban batin ini hanya menguras energi batin dan badan kita, beban ini tidak ada gunanya terus dibawa dan dipikul ke mana-mana. Akan tetapi, meskipun kita merasa diri kita “sadar” terhadap adanya beban ini dan betapa sia-sianya untuk terus memikirkan dan mencemaskannya, tetap saja kita terus memikirkan dan mencemaskannya.

Semua orang memiliki masalahnya masing-masing. Dan batin yang terus mencemaskan masalah inilah yang sebenarnya paling menyusahkan serta menguras energi…. Jika Anda punya masalah, selesaikanlah. Hindari menumpuk-numpuk beban/tugas/masalah. Jika tidak sanggup menyelesaikan dengan baik, yaaah… terima saja hasil apa adanya. Poin terpenting adalah Anda telah berusaha sebaik mungkin yang bisa Anda lakukan.

Beban batin memang mengerikan. Ia membuat denyut jantung Anda tidak stabil; ia perlahan-lahan menambah keriput di wajah Anda; ia mengusik jam tidur Anda…; bahkan mungkin ia bisa benar-benar mengacaukan hidup Anda sebagaimana kisah kehidupan hewan kaki seribu berikut….

Page 61: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

61 Kaki Seribu dan Beban Pikiran

Pada suatu kala, hiduplah seekor kaki seribu. Tiap hari ia selalu bahagia, berjalan ke sana kemari di antara pasir yang hangat. Kehidupan adalah kebahagiaan baginya. Hingga suatu momen, ketika ia berjalan dengan kaki-kakinya yang berjumlah sangat banyak itu, ia bertemu seekor siput yang merayap lambat. Siput yang terpana dengan kelincahan kaki seribu kemudian bertanya, “Apakah setelah melangkahkan kaki ke-21, kemudian kaki ke-53???”

Kaki seribu terdiam; dan mulai memikirkan kaki ke berapanya yang melangkah setelah kaki sebelumnya. Ia terus memikirkan urutan langkah kakinya. Terlalu rumit! Akhirnya kaki seribu bahkan tidak tahu lagi bagaimana caranya berjalan!

Page 62: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

62

17Kamu Bukan Ayahku

P ada kesempatan sebelumnya, saya pernah menyinggung mengenai latihan empat mantra. Saya mengatakan bahwa

mantra keempat merupakan mantra yang sulit dipelajari sehingga saya tidak membahasnya. Meskipun kenyataannya mantra ini sulit, namun sebenarnya mantra ini tidak begitu sulit. Setelah ceramah, ada seorang pria yang tiba-tiba menghentikan saya, ia bertanya tentang mantra keempat. Dia ingin sekali belajar dan berlatih mantra keempat. Dia sangat penasaran karena saya mengatakan bahwa mantra keempat lebih sulit. Tapi, setelah saya pikirkan kembali, menurut saya anak-anak juga dapat mengerti dan berlatih mantra keempat. Oleh karena itu, hari ini saya akan memberitahu bagaimana cara melatih mantra keempat.

Mantra keempat perlu dilatih saat diri Anda sendiri yang menderita. Seperti yang kita ketahui, mantra ketiga dilatih saat orang yang kita cintai menderita. Anda temui dia dengan penuh perhatian murni, konsentrasi, dan ucapkan mantra: “Sayang, aku tahu kamu menderita, itulah sebabnya aku di sini untukmu.” Berbeda dengan mantra ketiga, mantra keempat dilatih saat dirimu sendiri yang menderita. Anda tahu bahwa penderitaan itu disebabkan oleh orang yang sangat Anda cintai. Itulah sebabnya hal ini menjadi sulit. Saat orang yang paling Anda cintai mengucapkan sesuatu

Page 63: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

63 Kamu Bukan Ayahku

atau melakukan suatu perbuatan yang melukai perasaan Anda, Anda sangat menderita. Jika saja orang lain yang mengucapkan atau melakukan hal tersebut, Anda tidak akan menderita seperti itu. Namun, orang ini adalah orang yang paling Anda cintai di dunia ini dan dia benar-benar melakukannya pada Anda, dia benar-benar mengucapkannya pada Anda sehingga Anda tidak dapat menanggungnya. Anda menderita seratus kali lipat. Inilah saatnya berlatih mantra keempat.

Berdasarkan latihan ini, Anda harus menemui orang tersebut, orang itu juga, orang yang paling Anda cintai, yang baru saja melukai perasaan Anda secara mendalam. Anda temui dia dengan penuh perhatian murni dan konsentrasi, ucapkan mantra keempat: “Sayang, aku menderita, tolong aku.” Hal ini cukup sulit untuk dilakukan? Akan tetapi, jika Anda melatih diri Anda, Anda dapat melakukannya. Saat Anda menderita, dan Anda tahu bahwa orang yang membuat Anda menderita adalah orang yang paling Anda cintai, Anda ingin sendirian. Anda ingin mengunci kamar Anda dan menangis sendirian. Anda tidak ingin menemuinya. Anda tidak ingin berbicara dengannya. Bahkan Anda tidak ingin bersentuhan dengannya. Tinggalkan aku sendiri! Anda tidak ingin ia menyentuh Anda. Hal ini sangat biasa, juga sangat manusiawi. Bahkan jika ada orang lain yang mencoba mendekati Anda dan mendamaikan, Anda masih saja sangat marah. Anda katakan: “Jangan sentuh aku! Tinggalkan aku sendiri! Aku tidak mau menemuimu! Aku tidak mau bersamamu!” Itulah perasaan sebenarnya yang muncul saat itu. Sangat sukar... Saya rasa Anda pernah mengalami situasi tersebut.

Jadi, apakah mungkin berlatih mantra keempat? Anda temui dia, napas masuk secara mendalam, napas keluar secara mendalam, menjadi diri Anda sendiri sepenuhnya, buka mulut Anda dan katakan dengan seluruh tenaga, konsentrasi, bahwa Anda sangat menderita dan membutuhkan pertolongannya. Tampaknya Anda tidak ingin melakukan hal itu, karena Anda tidak merasa bahwa Anda membutuhkan bantuannya. Anda mungkin membutuhkan bantuan orang lain, tapi Anda tidak butuh bantuannya. Anda ingin

Page 64: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

64

sendiri. “Aku tidak butuh kamu.” Itu yang ingin Anda katakan. Itulah masalahnya; karena Anda terluka begitu mendalam. Sehingga Anda tidak dapat menemui dan meminta bantuannya. Harga diri Anda terluka begitu mendalam. Itulah sebabnya mantra keempat sangatlah penting.

Supaya dapat melatihnya, kita harus melatih diri kita sekian waktu lamanya. Anda biasanya cenderung secara alamiah mengatakan kepadanya bahwa Anda dapat hidup tanpa dirinya. Anda dapat hidup mandiri. Anda tidak akan mati karena tidak memiliki cintanya. Itulah yang kita lakukan pada umumnya. Tapi, jika Anda tahu bagaimana cara melihat situasi tersebut dengan kearifan, Anda akan memandang bahwa, mengatakan hal itu sangat tidak bijaksana. Hal yang bodoh; karena, bila kita mencintai satu sama lain, kita saling membutuhkan, apalagi saat kita menderita. Sangatlah tidak bijaksana jika kita melakukan hal yang sebaliknya. Anda sangat yakin bahwa penderitaan Anda datang dari dia, Anda sangat yakin; tapi, mungkin saja Anda salah. Dia belum melakukannya sama sekali, dia belum mengatakannya, dengan maksud melukai Anda, tetapi Anda salah paham. Anda memiliki persepsi yang keliru. Persepsi yang keliru adalah kuncinya.

Saya akan menceritakan sebuah kisah tentang Tuan Truong. Ini adalah sebuah kisah nyata. Kisah ini terjadi di negara saya (Vietnam), ratusan tahun yang lalu. Semua orang di negara saya mengetahui kisah ini. Ada seorang pria yang masih muda belia, ia harus mengikuti wajib militer, sehingga dia menjadi tentara dan pergi berperang. Dia harus meninggalkan istrinya sendirian di rumah dalam keadaan hamil. Mereka menangis cukup lama saat berpisah. Mereka tidak tahu apakah sang pria ini akan kembali dengan selamat, karena tidak ada yang tahu. Pergi berperang sangatlah berisiko. Anda bisa saja mati dalam waktu beberapa minggu, beberapa bulan, atau mungkin Anda terluka parah, atau jika Anda sangat beruntung, Anda akan selamat, pulang ke rumah, bertemu orangtua, istri, dan anak- anak Anda.

Pria muda tersebut beruntung, dia selamat. Beberapa

Kamu Bukan Ayahku

Page 65: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

65 Kamu Bukan Ayahku

tahun kemudian, dia dibebastugaskan. Istrinya sangat gembira mendengar kabar bahwa suaminya akan pulang. Dia pergi ke pintu gerbang desa dan menyambut suaminya, dia ditemani anak laki-lakinya yang masih kecil. Anak kecil itu dilahirkan saat ayahnya masih bergabung dengan pasukan militer. Pada saat mereka bertemu kembali, mereka menangis dan saling berpelukan, mereka menitikkan air mata kegembiraan. Mereka sangat bersyukur, pria muda tersebut selamat dan pulang ke rumah. Saat itu adalah pertama kalinya pria muda itu melihat anak laki-lakinya yang masih kecil.

Berdasarkan tradisi, kami harus membuat persembahan di altar leluhur, untuk memberitahu para leluhur bahwa keluarga telah bersatu kembali. Pria itu meminta istrinya pergi ke pasar untuk membeli bunga, buah-buahan, dan barang persembahan lain yang diperlukan untuk membuat persembahan di altar. Pria itu membawa anaknya pulang dan mencoba membujuk anaknya untuk memanggilnya ayah. Tetapi anak tersebut menolak. “Tuan, kamu bukan ayahku. Ayahku itu orang lain. Ayah selalu mengunjungi kami setiap malam, dan tiap kali ayah datang, ibuku akan berbicara dengannya lama sekali. Saat ibu duduk, ayah juga duduk; saat ibu tidur, ayah juga tidur. Jadi, kamu bukan ayahku.

Ayah muda tersebut sangat sedih, sangat terluka. Dia membayangkan ada pria lain yang datang ke rumahnya setiap malam dan menghabiskan waktu semalaman dengan istrinya. Semua kebahagiaannya lenyap seketika. Kebahagiaan datang sangat singkat, diikuti dengan ketidakbahagiaan. Ayah muda tersebut sangat menderita sehingga hatinya menjadi sebongkah batu atau es. Dia tidak dapat lagi tersenyum. Dia menjadi sangat pendiam. Dia sangat menderita. Istrinya, yang sedang berbelanja, tidak tahu sama sekali mengenai hal itu. Sehingga, sewaktu ia pulang ke rumah, ia sangat terkejut. Suaminya tidak mau menatap wajahnya lagi. Dia tidak mau berbicara. Dia menjadi sangat dingin, seakan-akan ia memandang rendah istrinya. Wanita itu tidak mengerti. Mengapa? Sehingga sang istri mulai menderita.

Page 66: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

66

Menderita sangat mendalam. Setelah persembahan selesai dibuat, perempuan tersebut

meletakkannya di altar. Suaminya menyalakan dupa, berdoa kepada para leluhur, membentangkan tikar, melakukan empat sujud, dan memberitahukan bahwa ia sudah pulang ke rumah dengan selamat dan kembali ke keluarganya. Di negara saya, ini adalah latihan yang sangat penting. Di setiap rumah selalu ada altar para leluhur. Di atas altar, kami meletakkan sebuah gambar seorang leluhur yang mewakili semua leluhur. Seperti gambar kakek, nenek, dan lain-lain. Setiap pagi, seseorang datang ke altar, membersihkan debu yang ada di meja, menyalakan sebuah dupa, menundukkan kepala, dan mempersembahkannya kepada para leluhur. Hal ini sangat sederhana, tapi hal ini adalah latihan yang sangat penting setiap pagi, sehingga Anda selalu punya dupa di rumah.

Setelah mempersembahkan dupa, berdoa dan melakukan empat sujud, ayah muda tersebut menggulung tikar, dan ia tidak mengizinkan istrinya melakukan hal yang serupa, karena ia berpikir bahwa istrinya tidak pantas untuk menampakkan dirinya di depan altar para leluhur. Wanita muda itu kemudian merasa malu, “terhina” karena peristiwa itu, dan dia menderita lebih dalam lagi. Menurut tradisi, setelah upacara selesai, mereka harus membereskan persembahan, dan keluarga tersebut harus duduk dan menikmati makanan dengan sukacita dan kegembiraan; tetapi pria muda tersebut tidak melakukannya. Setelah ritual persembahan, pria muda tersebut kemudian pergi ke desa, dan menghabiskan waktunya di kedai arak. Pria muda tersebut mabuk karena dia tidak dapat menanggung penderitaannya. Pada masa itu, saat mereka sangat menderita, mereka biasanya pergi ke kedai arak dan minum banyak alkohol. Sekarang, mereka dapat menggunakan banyak macam obat-obatan terlarang. Tapi pada masa itu hanya ada alkohol. Ia tidak pulang hingga larut malam, sekitar pukul satu atau dua dini hari dia baru pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Dia mengulangi perbuatannya tersebut hingga beberapa

Kamu Bukan Ayahku

Page 67: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

67 Kamu Bukan Ayahku

hari, tidak pernah berbicara dengan istrinya, tidak pernah menatap istrinya, tidak pernah makan di rumah, wanita muda tersebut sangat menderita dan ia tidak dapat menanggungnya. Pada hari keempat, wanita tersebut melompat ke sungai, dan mati. Dia sangat menderita. Pria tersebut juga sangat menderita. Tapi tidak seorang pun dari mereka berdua yang datang pada salah satu pihak dan meminta bantuan, karena “harga diri” yang mereka pertahankan secara membuta.

Saat Anda menderita dan Anda yakin bahwa penderitaan Anda disebabkan oleh orang yang paling Anda cintai, Anda lebih suka menderita sendiri. Harga diri mencegah Anda menemui orang lain dan meminta bantuan. Bagaimana seandainya sang suami tersebut menemui istrinya? Situasinya mungkin akan berbeda.

Malam itu, dia harus tetap tinggal di rumah karena istrinya sudah meninggal dunia, untuk menjaga anak laki-lakinya yang masih kecil. Dia mencari lampu minyak tanah dan menyalakannya. Saat lampunya menyala, tiba-tiba anak kecil itu berteriak: “Ini dia ayahku!” dia menunjuk bayangan ayahnya di dinding. “Tuan, ayahku biasanya datang tiap malam dan ibu bicara banyak dengannya, dia menangis di depannya, tiap kali ibu duduk, ayah juga duduk. Tiap kali ibu tidur, ayah juga tidur.”

Jadi, “ayah” yang dimaksudkan anak tersebut hanyalah bayangan ibunya sendiri. Ternyata, wanita itu biasanya berbicara dengan bayangannya setiap malam, karena dia sangat merindukan suaminya. Suatu ketika anaknya bertanya kepada ibunya: “Setiap orang di desa punya ayah, kenapa aku tidak punya?” Sehingga pada malam tersebut, untuk menenangkan anaknya, sang ibu menunjuk bayangannya di dinding, dan berkata, “Ini dia ayahmu!” dan ia mulai berbicara dengan bayangannya. “Suamiku sayang, kamu sudah pergi begitu lama. Bagaimana mungkin aku membesarkan anak kita sendirian? Tolong, cepatlah pulang....” Itulah pembicaraan yang sering ia lakukan. Tentu saja, saat ia lelah, ia duduk, dan bayangannya juga duduk. Sekarang ayah muda tersebut mulai mengerti. Persepsi keliru sudah menjadi jernih. Tetapi semua itu

Page 68: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

68

sudah terlambat; istrinya sudah mati. Persepsi keliru dapat menyebabkan banyak penderitaan dan

kita semua mengalami persepsi yang keliru setiap harinya. Kita hidup dengan persepsi keliru setiap hari. Setiap saat kita merasakan sesuatu, kita perlu bertanya, “Apakah kita yakin persepsi tersebut benar?” Agar aman, Anda harus bertanya apakah Anda yakin dengan persepsi Anda?

Saat kita berdiri bersama para sahabat, dan memandang indahnya sinar matahari yang terbenam, kita menikmati pemandangan tersebut, dan barangkali kita yakin bahwa matahari sedang terbenam, atau belum terbenam. Tetapi seorang ilmuwan akan memberitahukan kepada kita bahwa matahari sudah tenggelam delapan menit yang lalu. Pemandangan matahari yang kita singgung hanyalah pemandangan matahari delapan menit yang lalu. Dia mengatakan hal yang sebenarnya, karena diperlukan waktu delapan menit agar citra matahari dapat dilihat mata kita yang berada di bumi. Itu adalah kecepatan cahaya. Kita sangat yakin kita sedang melihat mahatari saat ini juga. Itu adalah salah satu persepsi keliru. Kita mengalami ribuan persepsi yang keliru seperti itu dalam kehidupan sehari-hari kita.

Mungkin saja orang lain tidak bermaksud melukai Anda, tetapi Anda yakin kalau dia melakukannya untuk menghukum Anda, untuk membuat Anda menderita, untuk menghancurkan Anda. Anda membawa persepsi yang keliru seperti itu siang dan malam, dan Anda sangat menderita. Mungkin saja Anda akan tetap mempertahankan persepsi Anda hingga Anda mati, memiliki banyak kebencian terhadap seseorang yang mungkin saja tidak bersalah. Itulah sebabnya, melakukan meditasi terhadap persepsi adalah latihan yang sangat penting.

Andai saja pria muda tersebut menemui istrinya dan mengatakan: “Sayang, aku sangat menderita beberapa hari ini. Sepertinya aku tidak dapat hidup lagi. Tolong aku. Tolong beritahu aku siapa pria yang selalu datang setiap malam, kamu ajak bicara, menangis di depannya, setiap kali kamu duduk, ia duduk.” Hal yang

Kamu Bukan Ayahku

Page 69: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

69 Kamu Bukan Ayahku

sangat mudah untuk dilakukan. Temui dia dan katakan. Jika pria tersebut melakukannya, wanita muda itu akan punya kesempatan untuk menjelaskan, dan tragedi tersebut dapat dihindari. Mereka dapat memulihkan kebahagiaan dengan mudah, secara langsung. Tetapi ia tidak melakukannya karena ia terluka sangat mendalam, dan harga diri telah mencegahnya untuk menemui istrinya dan meminta bantuan. Dia belum belajar mantra keempat.

Tidak hanya pria tersebut yang melakukan kesalahan, wanita itu juga melakukan kesalahan yang serupa. Dia juga sangat menderita, tetapi ia terlalu sombong untuk meminta bantuan. Dia seharusnya menemui suaminya dan mengatakan: “Sayang, aku tidak mengerti. Aku sangat menderita. Aku tidak mengerti mengapa kamu tidak mau menatapku, kamu tidak mau berbicara denganku, kamu sepertinya merendahkan aku. Tampaknya kamu merasa bahwa aku ini tidak ada sama sekali. Apakah aku telah melakukan kesalahan sehingga aku pantas diperlakukan seperti ini?” Itulah yang seharusnya ia lakukan. “Sayang, aku menderita, tolong aku!” itulah mantranya. Jika dia mengatakan hal itu, pria muda tersebut, suami muda tersebut mungkin akan menjawab seperti ini: “Kenapa? Apakah kamu tidak tahu jawabannya? Siapa orang yang selalu datang setiap malam, orang yang selalu kamu ajak bicara?” Maka wanita itu seharusnya berkesempatan untuk menjelaskannya.

Setelah pria muda tersebut sadar akan kesalahannya, dia menangis dan terus menangis. Dia menjambaki rambutnya, memukuli dadanya. Tapi semuanya sudah terlambat! Akhirnya semua penduduk di desa tersebut belajar dari tragedi itu, mereka datang dan mengadakan upacara besar untuk mendoakan wanita yang malang itu. Sebuah upacara pembersihan ketidakadilan yang dilakukan orang seperti kita, yang berasal dari ketidaktahuan dan persepsi keliru kita. Bersama-sama, mereka membangun stupa untuk wanita malang itu. Hingga saat ini, stupa itu masih berdiri tegak di sana. Jika Anda mengunjungi Vietnam Utara, dan melewati sungai itu, Anda akan melihat stupa tersebut.

Page 70: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

70

18Burung Pipit

“Apakah kamu merasa lebih baik hari ini?” Fan tahu istrinya menderita penyakit TBC yang tidak mudah untuk disembuhkan,

tetapi dia menjaganya dengan lembut dan sepenuh hati.“Terima kasih… atas… perhatianmu...,” istrinya berkata

sambil terengah-engah kesakitan. Fan meminta dokter terbaik di Chingkou, Chen Shihying untuk mengobati istrinya. Dokter Chen memeriksa istrinya dengan hati-hati dan menyuruh Fan untuk menunggu.

“Ada satu cara untuk mengobatinya, sebab dia cukup parah,” kata dokter tersebut. “Ambil seratus kepala burung pipit, dan buat mereka menjadi obat sesuai resep ini. Kemudian, hari ketiga dan ketujuh makan otak burung pipit tersebut. Ini adalah rahasia turun-temurun dari nenek moyangku, dan tidak pernah gagal. Tetapi ingat, kamu harus punya seratus burung pipit. Tidak boleh kurang satu pun.”

Fan ingin sekali menolong istrinya, sehingga ia langsung pergi membeli seratus burung pipit. Burung-burung itu berdesakan dalam satu sangkar yang besar. Mereka menciap-ciap dan berlompatan sangat memilukan karena tempatnya terlalu sempit. Bahkan, mungkin mereka tahu kalau mereka akan dibunuh.

Page 71: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

71 Burung Pipit

“Apa yang kau lakukan pada burung-burung itu?” tanya Nyonya Fan.

“Ini adalah resep spesial Dokter Chen! Kita akan membuat mereka menjadi obat dan kamu akan segera sembuh,” jawab suaminya dengan gembira.

“Tidak, jangan lakukan itu!” Nyonya Fan duduk di atas ranjangnya. “Kamu tidak boleh mengambil seratus nyawa untuk menyelamatkan satu nyawa! Aku lebih baik mati daripada membiarkan kamu membunuh semua burung pipit itu untukku!”

Fan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.“Jika kamu benar-benar mencintaiku,” dia melanjutkan,

“lakukan sesuai permintaanku. Buka sangkarnya dan lepaskan semua burung pipit itu. Lalu jika aku mati, aku akan mati dengan tenteram.” Apa lagi yang dapat Fan lakukan? Fan membawa sangkar itu ke hutan, kemudian ia membebaskan semua burung pipit itu. Mereka terbang ke semak-semak dan pohon-pohon dan bernyanyi, berciap-ciap. Mereka terlihat amat girang karena bebas.

Dalam beberapa hari, Nyonya Fan dapat bangun dari ranjang lagi, walaupun dia tidak minum obat apa-apa. Teman-teman dan saudara-saudaranya berdatangan untuk memberinya selamat karena kesembuhannya yang cepat dan relatif singkat dari penyakit mengerikan itu. Semuanya sangat bahagia.

Tahun berikutnya, keluarga Fan mendapat bayi laki-laki. Bayi tersebut amat sehat dan lucu, tetapi yang lucu adalah di setiap lengannya terdapat sebuah tanda lahir berbentuk seperti burung pipit!

Page 72: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

72

19Kau dan Aku

Ingatanku sejak dulu memang kurang baik. Dan kini ingatanku semakin kabur karena perjalanan waktu. Tapi kukira ada hal-

hal yang masih tersimpan dengan begitu baik di kepalaku. Itu masa-masa paling bahagia dalam hidupku. Kita masih sangat muda waktu itu. Aku baru beberapa hari dipisahkan dari ibuku. Aku sebetulnya sangat sedih. Untung masih ada kau yang menemaniku.

Usiamu sendiri masih sangat muda. Sekitar tiga tahun, kalau tak salah. Langkah kakimu masih goyah. Ketika berjalan selalu berjinjit-jinjit kecil. Kau suka berlari dan ayah ibumu akan mengejarmu dengan panik. Kau juga masih sering merangkak. Kau akan mencolekku dan membangunkanku dari tidur. Aku paling malas kalau dibangunkan. Tapi karena kau terus menggelitikku, aku pun bangun dan dengan manja naik ke pangkuanmu. Aku ingat kau seorang yang takut geli. Kau akan cekikikan karena merasa geli setiap kali aku memanjat pahamu. Aku sering melihatmu tertawa kegelian dengan air liur menetes dan bibir mungilmu yang merah berkilau.

Ketika kau mulai bersekolah, aku dengan setia menunggumu. Sungguh bosan rasanya di rumah tanpa kau yang selalu bermain bersamaku. Aku sering tertidur ketika menunggumu. Tapi

Page 73: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

73 Kau dan Aku

kemudian, aku hafal dengan jadwalmu. Aku bisa merasakan kehadiranmu sekitar lima menit sebelum kedatanganmu. Ya, aku seolah bisa melihatmu, mendengarmu, dan membaui dirimu sebelum kau muncul di hadapanku. Dan aku akan segera menerjang ke arahmu ketika kaki pertamamu menjejak tanah. Terkadang aku melompat ke dalam mobil sebelum kau sempat turun. Kau punya seperangkat alat masak-masakan. Terkadang aku menemanimu bermain. Aku tidak tahu apa peranku di situ. Sebagai anak mungkin? Terkadang kita bermain bertiga atau berempat bersama anak tetangga. Tapi itu jarang terjadi. Oh ya, aku pernah merusak perangkat masak-masakanmu dan kau menangis tanpa henti. Aku merasa sangat bersalah, tapi tidak bisa berbuat banyak. Kau baru tersenyum lagi setelah ibumu membelikan satu perangkat baru. Tapi sejak saat itu, kau enggan mengajakku bermain masak-masakan lagi.

Kita juga sering jalan-jalan bersama di sekitar kompleks rumah. Terkadang lomba lari sampai kejar-kejaran. Rasanya masa-masa itu sungguh menyenangkan. Pernah, ketika sedang jalan-jalan, beberapa anak nakal mengganggumu. Aku sangat marah dan membentak mereka. Aku menggemeretakkan gigi dan sorot mataku berubah garang. Aku sempat mengejar mereka hingga beberapa meter sebelum kau memanggilku kembali. Tapi aku masih tidak puas. Aku sangat marah bila melihat ada yang mencoba menyakitimu. Dan ingin rasanya kuhajar mereka berkali-kali.

Aku masih ingat makanan kesukaanmu. Dan aku juga tahu kau paling tidak suka makan sayur. Tapi lucunya, kau malah membuang sayuranmu ke mangkok makanku. Tentu saja kau ketahuan ibumu dan dimarahi. Kau harusnya tahu, makananku berbeda dengan makananmu.

Terkadang kau kesepian karena ayah ibumu pergi. Kau anak satu-satunya, dan hanya ada aku dan pembantu yang menemanimu. Ketika ibu dan ayahmu tak ada, kita sering main hujan hingga kuyup. Itu rahasia kita! Kau cukup sering sakit.

Page 74: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

74

Fisikmu memang agak lemah. Ibumu sering menemani dan suka membacakan cerita. Aku turut mendengarkan. Aku hafal kisah-kisah seperti Putri Salju, Pangeran Berkuda Putih, Cinderella, dan Gadis Penjual Korek Api.

Karena terpesona dengan cerita-cerita di atas, kau pernah menggumamkan ingin mencari kekasih seperti Cinderella. Kau juga ingin menjadi pangeran berkuda putih.

Masa-masa saat kau masih kecil dipenuhi dengan keriangan kita berdua. Tapi waktu terus berjalan hingga tidak terasa kau mulai tumbuh remaja dan waktu kebersamaan kita semakin berkurang. Terkadang kau habiskan waktu seharian mengurung diri di dalam kamar menonton televisi. Kau juga sering keluyuran bersama teman-temanmu. Jika kau akhirnya membawaku jalan-jalan, kau lakukan dengan berat hati karena tidak tahan dengan ibumu yang mengomeli. Ibumulah yang terus mengingatkanmu untuk membawaku jalan-jalan, memandikanku, dan memberiku makan.

Pada akhirnya kusadari aku hanyalah menjadi beban bagimu. Kau tidak lagi suka menghabiskan waktu bersamaku. Aku juga semakin letih, dan merasa semakin lemah. Aku sudah tua. Jadi kupikir aku tidak ingin terlalu menyusahkanmu. Biarkanlah aku sendiri duduk di sudut rumah terisolasi dari dunia yang tidak akan pernah bisa kuikuti. Aku sudah cukup bahagia bila setiap hari melihatmu baik-baik saja.

Aku hanya seekor anjing dan kau manusia. Tapi kukira persahabatan kita dulunya murni karena saling suka. Jika kau bisa melupakan masa kecilmu yang ceria ketika bermain bersamaku, maka jujur saja, aku tak bisa. Duniaku hanya terasa berharga karena kau pernah begitu bahagia oleh keberadaanku.

Aku menyaksikanmu tumbuh. Tapi aku sangsi kau akan menyadari kematianku. Aku seekor anjing dan kau manusia. Usia kita tidak sama. Dunia kita berbeda. Rasanya menyakitkan bila ternyata hal itu menjadi jurang pemisah di antara kita.

Kau dan Aku

Page 75: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

75

20Pohon Apel

yang Mengorbankan Segalanya

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu

setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tidak punya uang untuk membelinya”. Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang…, tapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan sukacita. Namun, setelah itu anak lelaki tersebut tidak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Page 76: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

76

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” “Duh, maaf aku pun tak punya rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersukacita menyambutnya. “Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel. “Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang.” Aku ingin berlibur dan berlayar. Maukah kau memberiku sebuah kapal untuk pesiar?” “Duh, maaf aku tak punya kapal , tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf, anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tidak punya buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak punya gigi untuk menggigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu. “Aku juga tak punya batang dan dahan yang bisa kau panjat,” ujar pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab lelaki itu. “Aku benar-benar tak punya apa-apa lagi yang bisa kuberikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel sambil menitikkan air mata. “Aku tidak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki, “aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat

Pohon Apel yang Mengorbankan Segalanya

Page 77: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

77 Pohon Apel yang Mengorbankan Segalanya

lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Ooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Inilah untuk kita semua. Pohon apel itu adalah orangtua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orangtua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orangtua kita. Dan yang terpenting: cintailah orangtua kita. Berilah perhatian dan kasih sayang Anda pada orangtua. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan tapi tidak diketahui. Sampaikan pada orangtua kita sekarang, betapa kita mencintai mereka, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan mereka berikan kepada kita. Berbagilah, selama waktu masih ada. Semoga kita, orangtua kita, dan sahabat-sahabat kita, bahagia.

Pohon Apel yang Mengorbankan Segalanya

Page 78: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

78

21Kesabaran, Kemurahan Hati,

dan Kerelaan Memaafkan

Kehidupan kita senantiasa diwarnai oleh riak-riak. Seringkali dalam perjalanan hidup, kita mengalami konflik dengan

orang lain, saudara kita maupun sahabat-sahabat kita. Masalah yang memicu konflik bisa saja suatu hal kecil, perbedaan kepentingan maupun perbedaan cara berpikir. Konflik yang ada awalnya mungkin hanya menimbulkan kejengkelan, kekesalan dalam hati. Akan tetapi, setelahnya, ego dalam diri mulai bekerja, mencari-cari pembenaran bagi diri sendiri; mencari-cari kesalahan dari orang yang kita tidak sukai tersebut. Lama-lama yang kita pikirkan tentang orang tersebut hanyalah kejelekan-kejelekannya. Kita semakin terbutakan oleh ego dan kebencian kita; kita terus memendamnya dalam hati kita, dalam ingatan kita.

Ada kata-kata bijak Tiongkok kuno yang menyatakan “Kerelaan Memaafkan Adalah Kemuliaan Hati Terbesar”. Anda mungkin berpikir bahwa orang tersebut dapat berkata demikian lantaran dia tidak sedang diliputi kejengkelan dan kebencian; ketika dia sendiri yang mengalami konflik dan ketidaksukaan, mungkin dia juga tidak akan bisa rela memaafkan. Ada benarnya, memang.

Page 79: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

79 Kesabaran, Kemurahan Hati, dan Kerelaan Memaafkan

Tapi pernahkah kita merenungkan bahwa pemendaman rasa marah, jengkel maupun benci hanya merusak batin kita sendiri? Juga merusak kesehatan kita. Pernahkah kita merenungkan betapa langkanya kesempatan untuk memaafkan itu? Pernahkah terlintas dalam pikiran kita kalau orang yang kita benci atau jengkel itu juga sebenarnya punya kesulitan-kesulitan tersendiri? Pernahkah kita belajar untuk mencoba memahaminya?

Rasa marah, jengkel, benci....Sadari..., perlahan....Mungkin..., suatu masa..., Anda akan menyadari bodohnya

sikap Anda yang tercengkeram oleh perasaan tidak suka tersebut.

Mungkin..., bahkan ketika Anda tersadar dan ingin sekali memaafkan orang-orang tersebut, semuanya sudah terlambat.

Mungkinkah ini terjadi? Saya ingin mengajak Anda dalam serpihan kisah berikut.

Hsiau-fei adalah seorang mahasiswa yang sebentar lagi akan diwisuda. Dia sangat mendambakan akan mendapatkan hadiah wisuda dari ayahnya, seorang pengusaha kaya yang sangat menyayanginya sebagai anak satu-satunya. Hsiau-fei selama berhari-hari telah membayangkan akan mengendarai mobil BMW idamannya sambil bersenang-senang dengan temannya.

Saat yang dinantikan pun tibalah, yang mana setelah diwisuda, dengan langkah penuh keyakinan Hsiau-fei melangkah menemui ayahnya yang tersenyum sambil berlinang air mata menyampaikan betapa dia sangat kagum akan anak satu-satunya dan sungguh dia mencintainya. Ayahnya kemudian mengeluarkan sebuah kado yang dibungkus rapi, dan sungguh hal ini membuat Hsiau-fei terpaku karena bukanlah kunci mobil BMW sebagaimana yang diharapkannya. Dengan perasaan gundah dibukanya juga kado itu di mana berisi kitab Buddha Vacana yang terjilid rapi berlapiskan tulisan emas nama Hsiau-fei di sampul depannya. Hancur sekali hati Hsiau-fei menerima hadiah

Page 80: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

80

kitab tersebut, dan dengan marah tanpa dapat terkendalikan, dia membanting kitab tersebut sambil berteriak nyaring, “Apakah ini cara Ayah mencintai saya?! Padahal dengan uang Ayah yang banyak, tidaklah sulit untuk membelikan hadiah yang memang telah Ayah ketahui sudah lama saya idamkan!!!” Kemudian Hsiau-fei tanpa melihat reaksi ayahnya lagi, berlari kencang meninggalkannya dan bersumpah tidak akan menemuinya lagi.

Hari, bulan, dan tahun pun berganti. Hsiau-fei yang telah pindah tinggal di kota lain akhirnya berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses karena bermodalkan otaknya yang cemerlang. Selain memiliki mobil dan rumah yang mewah, dia juga telah berkeluarga dan memiliki tiga anak. Sementara ayahnya sudah pensiun dan semakin tua serta tinggal sendirian. Ayahnya selalu menanti kedatangan Hsiau-fei sejak hari wisuda tersebut dengan satu harapan hanya untuk menyampaikan betapa cintanya dia kepada Hsiau-fei. Hsiau-fei ada kalanya juga rindu kepada ayahnya. Namun setiap kali mengingat kejadian hari wisuda tersebut, dia pun menjadi marah kembali dan merasa sakit hati atas hadiah kitab dari ayahnya.

Sampai suatu hari, datanglah telegram dari tetangga ayahnya yang memberitahukan bahwa ayahnya telah meninggal dunia, dan sebelum meninggal dia telah meninggalkan surat wasiat kepada Hsiau-fei di mana semua hartanya akan diwariskan kepadanya. Akhirnya Hsiau-fei pulang untuk mengurus harta peninggalan ayahnya.

Memasuki halaman rumahnya, timbullah rasa penyesalan yang menyebabkannya sedih sekali memikirkan sikap ketidaksabarannya, khususnya saat wisuda. Hsiau-fei merasa sangat menyesal telah menolak ayahnya. Dengan langkah berat dia memasuki rumah dan satu per satu perabot diperhatikannya yang mengingatkannya akan semua kenangan indah tinggal bersama ayahnya. Dengan kunci wasiat yang diterimanya, dia membuka brankas besi ayahnya dan menemukan kitab Buddha Vacana dengan ukiran emas namanya, hadiah hari wisuda.

Kesabaran, Kemurahan Hati, dan Kerelaan Memaafkan

Page 81: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

81 Kesabaran, Kemurahan Hati, dan Kerelaan Memaafkan

Dia mulai membuka halaman kitab tersebut dan menemukan tulisan ayahnya di halaman depan. “Dengan segala kejahatan yang telah kamu lakukan selama hidupmu, tetapi kamu tahu memberikan yang terbaik untuk anakmu, sungguh para Buddha dan Bodhisattwa akan terguncang dengan perbuatanmu.” Tanpa disengaja, tiba-tiba dari sampul kitab tersebut jatuh sebuah kunci mobil BMW dan kwitansi pembelian mobil yang tanggalnya persis satu bulan sebelum hari wisuda Hsiau-fei.

Hsiau-fei terpaku tanpa bisa bersuara, berbagai perasaan menghinggapinya. Dengan sisa tenaga yang ada, Hsiau-fei segera berlari ke garasi dan menemukan sebuah mobil BMW yang telah berlapiskan debu tetapi masih jelas bahwa mobil tersebut belum pernah disentuh sama sekali karena jok mobilnya masih terbungkus plastik. Di depan kemudi terpampang foto ayahnya yang tersenyum bangga. Tiba-tiba lemaslah seluruh tubuhnya, dan air matanya tanpa terasa mengalir terus tanpa dapat ditahannya... suatu penyesalan mendalam atas ketidaksabarannya sendiri... suatu penyesalan yang tak mungkin berakhir.

Page 82: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

82

22Dua Pilihan

D i sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak cacat, ayah dari salah

satu anak yang bersekolah di sana menghantarkan satu pidato yang tak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu.

Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik: “Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi di alam ini berjalan secara alami. Namun tidak demikian halnya dengan anak saya, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anak saya?” Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.

Ayah tersebut melanjutkan: “Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia.” Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut.

Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa anak sedang bermain baseball. Shay bertanya

Page 83: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

83 Dua Pilihan

padaku, “Apakah kau pikir mereka akan membolehkanku ikut bermain?” Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membolehkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, di luar kondisi fisiknya yang cacat.

Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, “Kami telah kalah 6 putaran dan sekarang sudah babak kedelapan. Kurasa dia boleh ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti.”

Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.

Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.

Pada kondisi yg seperti ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka?

Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.

Page 84: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

84

Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu. Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju ke dalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu.

Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tersebut kembali mengambil beberapa langkah ke depan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali ke arah pitcher.

Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tersebut bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir.

Sebaliknya, pitcher tersebut melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, “Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!” Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya. Semua orang berteriak, “Lari ke base dua, lari ke base dua!”

Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya.

Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu punya kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga dia pun

Dua Pilihan

Page 85: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

85 Dua Pilihan

dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.

Semua yang hadir berteriak, “Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay!” Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, “Shay, lari ke home, lari ke home!”

Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang pahlawan yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.

Hari itu, kenang sang ayah dengan air mata berlinangan di wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan ke dalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen di mana dia telah menjadi seorang pahlawan, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.

Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung di antara mereka.

Page 86: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

86

23Kupu-kupu Putih

Seorang pria tua bernama Takahama tinggal di sebuah rumah kecil di belakang kompleks pekuburan Kuil Sozanji. Ia adalah

seorang yang sangat ramah dan baik hati serta disenangi oleh para tetangganya, meskipun mereka menganggap Takahama sedikit gila. Sebenarnya, kegilaan yang dilabelkan pada Takahama ini sepenuhnya hanya dikarenakan ia tidak pernah menikah ataupun memiliki hasrat untuk menjalin hubungan asmara dengan wanita.

Pada suatu hari di musim panas, Takahama jatuh sakit, sakit yang parah, hingga ia meminta adik perempuan dan keponakannya untuk datang menjenguknya. Mereka datang dan berusaha menghibur Takahama pada saat-saat terakhirnya. Selagi mereka menjaga Takahama, Takahama tertidur, dan tak lama berselang datanglah seekor kupu-kupu putih terbang masuk dan hinggap di atas bantal yang ditiduri Takahama. Keponakannya mencoba mengusirnya dengan kipas; akan tetapi kupu-kupu tersebut terbang masuk lagi, sampai tiga kali, seakan enggan untuk meninggalkan pria tua yang sedang menderita tersebut.

Akhirnya keponakan Takahama mengusir dan mengejarnya keluar hingga ke pekarangan rumah, keluar lewat gerbang, sampai ke kompleks pekuburan, di mana akhirnya kupu-kupu tersebut

Page 87: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

87 Kupu-kupu Putih

hinggap di atas batu nisan pekuburan, dan tiba-tiba menghilang. Setelah memeriksa batu nisan tersebut, keponakannya mendapati nama “Akiko” terukir pada nisan tersebut, serta deskripsi bagaimana Akiko meninggal ketika ia berusia 18 tahun. Walaupun batu nisan tersebut telah berselimutkan lumut dan pastinya telah didirikan 50 tahun yang lalu, keponakan Takahama melihat bahwa nisan tersebut dikelilingi dengan bunga-bunga, dan cawan kecil berisi air yang tampaknya belum begitu lama ini diisi.

Ketika keponakan tersebut kembali ke rumah, ia mendapati bahwa pamannya (Takahama) telah meninggal. Ia kemudian menceritakan kepada ibunya (adik perempuan Takahama) apa yang telah dilihatnya di pekuburan.

“Akiko?” gumam ibunya. “Ketika pamanmu masih muda, ia ditunangkan dengan Akiko. Akan tetapi, Akiko sakit dan meninggal menjelang hari pernikahan mereka. Ketika Akiko meninggal, pamanmu bersumpah tidak akan pernah menikah, dan ia tinggal di dekat pekuburannya. Tahun-tahun sesudahnya, pamanmu tetap setia terhadap sumpahnya, dan menyimpan di hatinya semua kenangan manis dari satu-satunya orang yang ia cintai. Setiap hari Takahama pergi ke pekuburan, baik ketika semilir udara harum pada musim panas maupun tatkala salju tebal pada musim dingin. Setiap hari ia pergi menjenguk pekuburannya, berdoa demi kebahagiaannya, membersihkan pekuburan dan meletakkan bunga di sana. Ketika Takahama sekarat, ia tidak bisa lagi melakukan hal tersebut, Akiko datang untuknya. Kupu-kupu putih tersebut adalah jiwa Akiko yang lembut dan penuh kasih.”

Page 88: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

88

24Angpao dan Nyamuk

T ahun Baru Imlek merupakan momen yang dinanti-nantikan, terutama oleh anak-anak. Itu adalah hari ketika mereka

mendapatkan angpao dari orangtua mereka atau saudara-saudara mereka yang telah menikah dan juga dari segenap handai taulan. Malam menjelang Imlek juga biasanya diisi dengan acara makan bersama sekeluarga; momen yang sangat baik untuk menjalin kembali kehangatan kebersamaan. Tentu saja tidak ketinggalan adalah pemberian angpao. Tentu saja momen-momen menerima angpao sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Ada satu kisah menarik pada suatu masa di Tiongkok....

Dahulu kala ada sebuah keluarga petani yang sangat miskin; sepasang suami-istri dan seorang anak lelaki yang masih kecil. Mereka tinggal di gubuk sederhana dan menjalani hidup yang keras. Hari demi hari mereka lalui dengan tegar meskipun tingkat kesejahteraan mereka sangat memprihatinkan.

Hari itu adalah hari sekitar seminggu menjelang Imlek. Si anak kecil dari keluarga petani ini sedang bermain dengan teman-temannya. Teman-temannya saling bercerita dan menebak-nebak berapa banyak uang yang akan mereka dapatkan dari angpao tahun ini atau menebak apakah ada hadiah spesial yang

Page 89: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

89 Angpao dan Nyamuk

akan mereka dapatkan. Mereka bercerita secara bergiliran dan ketika tiba giliran si anak miskin ini, ia hanya terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus ia ceritakan tentang angpao atau hadiah spesial. Air mata mulai menggenangi pelupuk matanya. Termenung, ia hanya pulang tanpa berkata apa-apa.

Ia merenungi kembali tentang angpao yang dibicarakan teman-temannya. Selama ini belum pernah sekalipun ia mendapat angpao dari kedua orangtuanya. Ia pulang dan melihat kedua orangtuanya sedang bersiap-siap mengolah sebidang tanah kecil sewaan untuk menjelang penanaman pada musim semi.

Malam itu adalah malam terakhir menjelang Imlek. Ia membayangkan teman-temannya pasti sedang makan bersama sekeluarga, sedang bersukacita mendapat angpao. Ia menunggu-nunggu. Yah, mana tahu orangtua nya tahun ini memberinya angpao. Tunggu demi tunggu, tidak ada sedikit pun gejala yang mengarah ke sana. Ia sangat sedih, sesedih kesenyapan gubuk kecil tempat tinggalnya yang begitu hening.

Ia mulai kecewa dan marah kepada kedua orangtuanya. Apakah tidak ada sedikit pun perhatian atau ucapan selamat Imlek kepada dirinya? Kemarahannya memuncak hingga ia teringat sesuatu.

Ia teringat beberapa bulan yang lalu, betapa kedua orangtuanya panik ketika ia jatuh sakit. Ayahnya sibuk mencari pinjaman uang dan membeli obat ke kota. Ibunya sepanjang hari dan malam duduk di sampingnya, membelai dan mengelus dahinya yang demam. Tidak terkatakan begitu besar kasih sayang kedua orangtuanya. Siang tadi ia juga melihat seharian orangtuanya bekerja mempersiapkan lahan untuk musim semi ke depan, dengan pakaian bermandikan peluh. Semua ini tak lain juga untuk menghidupi mereka dan dirinya.

Kemarahan dan rasa kecewa berangsur-angsur pudar dalam diri si anak ini. Ia menjadi sadar bahwa inilah angpao terbesar yang ia terima: kasih sayang dari kedua orangtuanya. Angpao yang sungguh tidak terkira nilainya.

Page 90: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

90

Keharuan pun menyeruak di dalam dadanya. Ia ingin menghampiri dan memeluk kedua orangtuanya. Ketika melongok ke dalam gubuk, ia melihat kedua orangtuanya telah tertidur; mungkin karena seharian bekerja keras dan kelelahan. Si kecil tidak ingin mengusik orangtuanya dan mengurungkan niatnya.

Akan tetapi, entah kenapa, malam itu tiba-tiba begitu banyak nyamuk. Pada zaman itu, setiap keluarga biasanya memiliki kelambu di kamar tidur untuk menghalau nyamuk. Namun keluarga yang miskin ini tidak memiliki kelambu sama sekali. Si kecil melihat orangtuanya yang terganggu tidurnya oleh nyamuk. Lantas apa yang bisa ia lakukan? Tidak ada kelambu; puluhan ekor nyamuk terbang ke sana kemari.

Si kecil akhirnya terpikir satu hal. Ia membuka bajunya dan membiarkan nyamuk-nyamuk menggigit badannya. Ia melihat badannya digigit belasan, bahkan puluhan ekor nyamuk. Ia membiarkannya saja, dengan penuh kebahagiaan melihat kedua orangtuanya tidur dengan nyenyak....

Yah, si kecil telah menyadari angpao luar biasa yang ia terima: kasih sayang dari ayah-ibunya. Namun si kecil sebenarnya telah mendapatkan juga angpao lain yang sangat besar yaitu kesempatan berbakti dan memberikan kasih sayangnya kepada orangtuanya.

Kita semua juga senantiasa mendapat angpao kasih sayang dan perhatian, baik dari orangtua kita, keluarga, saudara, teman-teman kita, hingga dari lingkungan dan masyarakat. Apakah Anda juga bersedia membagi-bagikan angpao kasih sayang dan perhatian kepada orangtua, keluarga, saudara, teman, dan siapa saja yang Anda temui?

Angpao dan Nyamuk

Page 91: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

91 Momen ke Momen

25Momen ke Momen

D alam hidup ini banyak sekali hal yang kita kejar. Apa saja yang bisa dikejar, pasti kita kejar.Mungkin sewaktu kecil, ketika terpesona melihat bianglala,

kita mencoba mengejarnya, dari satu ujung ke ujung yang lain, penasaran di manakah ujung dari bianglala tersebut. Akan tetapi, ketika kita semakin mendekati tempat asal munculnya si bianglala, eh tiba-tiba saja untaian 7 warna tangga bidadari tersebut semakin memudar, dan akhirnya hilang....

Tapi, ada kala, kita merasa bangga dan hebat, kala berhasil mengejar layangan yang terputus talinya, setelah mengerahkan segenap tenaga kita yang tersisa sembari berharap embusan angin agar mereda dan menjatuhkan layangan tersebut.

Mungkin pernah juga kita mengamati balon yang melayang di udara, semakin lama semakin tinggi, sambil penasaran di mana balon tersebut akan kempes dan jatuh?

Demikian juga tiada bedanya ketika manusia beranjak dewasa. Mengejar asmara, kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran. Manusia menciptakan banyak sistem untuk memenuhi kepuasan mereka: sistem pacaran, sistem kerja, sistem pendidikan, sistem agama, sistem kepercayaan, sistem upacara, sistem jejaring sosial, sistem penghargaan, sistem organisasi sosial, dan sistem-

Page 92: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

92

sistem lainnya. Manusia menciptakan dunia abstrak agar mereka merasa eksis dan berharga, manusia menciptakan dunia khayal tempat melampiaskan hasrat-hasrat narsisme mereka.

Sistem-sistem ini sudah mulai diciptakan bahkan sejak peradaban itu sendiri mulai muncul. Sebagian dari sistem-sistem ini terus menerus diwariskan, sebagian lagi telah punah dan mati, dan tergantikan oleh sistem-sistem baru yang muncul. Patah satu, tumbuh seribu. Bukankah naluri pengejaran kita dan juga sistem-sistem yang kita tapaki sebagian besar hanyalah plagiat dari naluri dan sistem yang telah dilakoni oleh leluhur-leluhur kita?

Sementara itu panah waktu terus melesat. Lalu kemanakah eksistensi leluhur kita, dan juga diri kita sendiri, ketika panah waktu ini melesat seribu tahun ke depan? Akh, rasanya mirip seperti benteng pasir di tepi pantai yang habis tersapu ombak....

Ketika sedang dalam hasrat panas-panasnya mengejar ini dan itu, tahu-tahunya ombak besar telah siap menyapu habis semuanya..., di mana lagi artinya pengejaran-pengejaran tersebut?

“Anda terkena kanker payudara,” kata dokter bedah dengan mimik serius di wajahnya. Saya hanya tertawa dan berkata, “Tidak, benjolan itu bukan apa-apa. Bukankah itu yang Anda katakan sebelumnya?” “Anda terkena kanker payudara,” ia mengulangi. Yang hanya dapat saya lakukan adalah melihat ke dalam matanya dan berkata, “Itu pasti hanya bercanda. Saya baru 27 tahun....” Selama ini saya mengira bahwa kanker payudara adalah penyakit orang-orang seusia ibu saya ataupun wanita yang memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarganya. Namun tanggal 24 Februari, enam minggu setelah ulang tahun ke-27 saya, saya memulai perang dengan tubuh saya.

Dokter terlihat pucat ketika dia memberitahukan kabar ini kepada saya. Saya menatap foto putrinya selama serasa berjam-jam, yang kelihatan mirip dengan saya—muda, rambut hitam,

Momen ke Momen

Page 93: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

93 Momen ke Momen

mata cokelat. Seorang pengacara, saya diberitahu. Itu bisa saja dia, dia bisa saja saya. Tetapi itu bukanlah dia. Saya telah terkena penyakit yang tidak ada obatnya—hanya pengobatan yang bisa saja berhasil ataupun gagal. Tidak ada janji, tidak ada jaminan. Pada usia 27, saya telah memikirkan rentang hidup saya ke depan. Hari sebelum biopsi (pemeriksaan), saya menginginkan sebuah keluarga, anak-anak, sebuah rumah, sebuah mobil. Sekarang, tiga jam sesudah biopsi, saya menginginkan seseorang untuk memberitahu saya bagaimana saya akan memberitahukan teman-teman saya bahwa mungkin saya tidak akan hidup melewati tahun ini.

Saya baru saja mengikuti reuni ke-5, di mana saya bertemu rekan-rekan yang sedang menapaki karier dan hidup mereka. Bagi kebanyakan dari kami di reuni tersebut, tahun ke-5 sesudah wisuda tampaknya adalah masa transisi. Kami akan membuat keputusan mengenai pilihan-pilihan arah hidup kami—memulai, mengakhiri, atau barangkali berpikir melanjutkan pendidikan, menikah, pindah.... Saya tidak pernah mengira bahwa kurang dari setahun kemudian, saya akan mengambil keputusan hanya mengenai bagaimana saya akan bertahan hidup.

Page 94: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

94

26Burung Kecil yang Memadamkan Api

Angin semilir mengalun lembut membelah sela-sela dedaunan. Keriapan hewan merajut denyut di antara semak-semak

berlukar. Keteduhan memayungi alas bumi diselang-selingi noktah-noktah mentari yang terjejak tidak merata. Hutan rimba nan luas itu telah menjadi kediaman aneka fauna selama kurun waktu yang lama, suatu masa yang panjang.

Di suatu sudut ranting, seekor burung kecil bermain ke sana-sini. Ia melompat ke sana kemari, terbang dari satu pohon ke pohon lain. Kicauannya yang merdu menenteramkan hati dan menghanyutkan batin ke dalam nilai-nilai filosofis. Tubuhnya yang imut dan lincah benar-benar menggemaskan dan membawa suasana ceria. Burung kecil ini sering menjelajahi hutan, bertemu dengan teman-teman dan kerabatnya, yang bukan hanya sesama spesies burung, juga hewan-hewan yang lain. Ia dikenal sebagai burung kecil yang baik hati.

Tak dinyana, suatu hari burung kecil ini merasa gerah dan gelisah. Ia aneh pada perasaan ini yang belum pernah muncul sebelumnya. Ia mencoba bernyanyi untuk menenteramkan hati, tapi tetap saja perasaan ini muncul.

Ia terbang pergi menyelusuri hutan luas. Tiba-tiba, ia tersentak. Dari kejauhan tampak lidah api menjilat-jilat. Ia terbang mendekat. Hewan-hewan sedang panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Page 95: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

95 Burung Kecil yang Memadamkan Api

Namun, sebagian besar hewan-hewan itu terperangkap dalam kobaran jago merah nan dahsyat. Mereka sangat panik. Terdengar erungan dan rintihan hewan-hewan mamalia, desis pilu reptil-reptil, ciap-ciap lemah tak berdaya beberapa jenis burung hingga derikan dan tangis tanpa suara para serangga.

Sesaat burung kecil itu terkesima, apa yang harus dilakukannya? Ia terpikir pada telaga di hutan. Ya! Ia bergegas ke sana dan membasahi tubuhnya dengan air kemudian segera bergegas ke lokasi kebakaran. Ia mencipratkan air dari sayap dan tubuhnya untuk memadamkan kobaran api. Ia terbang ke telaga dan kemudian kembali lagi, terus berusaha memadamkan api dengan tetesan-tetesan air dari bulu-bulunya.

Dua dewa yang memerhatikan burung kecil itu menertawakannya. Salah satunya berujar, “Mana mungkin dengan tetes-tetes air seperti itu kamu bisa memadamkan api sedahsyat itu?” Dewa yang satu lagi menimpali, “Lebih baik kamu segera pergi menyelamatkan diri sendiri daripada melakukan hal yang sia-sia begini!”

Burung kecil tidak memedulikan hal itu. Ia terus terbang ke sana kemari dari telaga ke lokasi kebakaran. Dan setiap kali, ia menghempaskan tetes-tetes air ke kobaran api. Bulu-bulunya sudah basah kuyup, kulitnya mulai lembek akibat terus menerus terguyur air dan sayap-sayapnya mulai lemas. Seluruh badannya bertambah penat setiap kali mengangkut butiran-butiran air. Pikirannya mulai nanar. Akan tetapi, tatkala ia melihat hewan-hewan yang terperangkap itu, sebersit energi, semangat timbul dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Ia bertekad akan berusaha sekeras mungkin menyelamatkan mereka. Ia tidak menyerah walaupun kondisi dirinya tidak mendukung lagi, walaupun rasa lelah dan nanar telah mencapai puncaknya.

Langit tersentuh pada semangat dan keteguhan burung kecil ini. Tiba-tiba hujan deras mengguyur membasahi hutan. Kobaran api perlahan mereda dan akhirnya padam. Burung kecil pun lega mendengar desahan bahagia hewan-hewan yang terperangkap tersebut.

Page 96: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

96

27Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa

di kantongnya hanya tersisa beberapa sen uang, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini?” Wanita itu menjawab, “Kamu tidak perlu membayar apa pun.” “Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan,” kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata, “ Dari lubuk hati saya, saya berterima kasih pada Anda.”

Sekian belas tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, di mana terdapat dokter spesialis yang mampu

Page 97: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

97 Segelas Susu

menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan.

Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu sembuh! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu di pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya di pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi: Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu. Tertanda, Dr. Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa, ”Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia.”

Page 98: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

98

28Gadis Kecil Bersepatu Merah

Dear Alice,Bersama surat ini, saya kirimkan foto dari sebuah patung kecil di Azabu Juban di Tokyo. Menurut keterangan yang ada, yang sebagian ditulis dalam bahasa Inggris, itu adalah patung dari seorang gadis yatim piatu yang menjadi inspirasi sebuah lagu Jepang yang sangat terkenal yaitu “Gadis Kecil Bersepatu Merah”. Akan tetapi, pacar saya yakin bahwa keterangan tersebut salah. Ia bersikeras bahwa patung “Gadis Kecil

Bersepatu Merah” yang asli ada di Yokohama, dan ia juga berkata bahwa lagu Jepang tersebut sebenarnya adalah mengenai wanita muda yang dirayu oleh pria asing yang tidak baik supaya ikut pergi ke luar negeri. Tambahan pula, ia bersikukuh bahwa lagu tersebut adalah sebuah peringatan tersirat bagi wanita Jepang agar menjauhi

Page 99: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

99 Gadis Kecil Bersepatu Merah

pria asing. Dapatkah kamu mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi?

Maryanne S., Tokyo* * *

Dear Maryanne,Saya tahu lagu tersebut. Judulnya “Akai Kutsu no Onna no Ko”. Pertama-tama, saya akan tuliskan syair lagunya untukmu, dan tuliskan terjemahannya belakangan, supaya kamu dapat membaca bahasa Jepangnya langsung dan menarik kesimpulan sendiri.

Akai kutsu haiteta onna no ko. Ijin-san ni tsurerarete icchatta. Yokohama no hatoba kara fune ni notte. Ijin-san ni tsurerarete icchatta. Imadewa aoi me ni nacchatte. Ijin-san no o-kuni ni irundaro. Akai kutsu mirutabi kangaeru. Ijin-san ni autabi kangaeru.

Ketika saya pertama kali mendengar lagu ini beberapa tahun yang lalu, gambaran di benak saya adalah seorang pria muda yang melihat ke laut, sambil mengenang gadis cantik yang telah menikah dengan orang asing dan meninggalkan Jepang. Ini tidak jauh berbeda dengan gambaran yang dimiliki oleh pacarmu, meskipun saya tidak merasa adanya persepsi negatif terhadap orang asing dalam lagu ini. Ketika saya mendapatkan surat dan pertanyaan darimu, saya merasa ada baiknya kalau saya mencoba mengecek hal ini ke teman saya Masae, ratu karaoke yang hafal setiap baris lirik dari lagu-lagu Jepang yang pernah diciptakan.

Masae langsung menolak anggapan yang dipikirkan oleh pacarmu, sambil menunjukkan bahwa bahasa Jepang dari “orang asing” yaitu “ijin” (sebuah kata yang cukup tua, dipakai sebelum

Page 100: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

100

adanya kata “gaijin” [orang asing]) memiliki honorifik san pada bagian akhir, sehingga melunakkan makna dari kata tersebut serta menunjukkan rasa hormat. Di samping itu, ia berujar, semua orang mengetahui bahwa itu adalah lagu anak-anak, mengenai gadis kecil yang diadopsi oleh orang asing dan berlayar dari Yokohama ke Eropa atau Amerika.

Dengan penuh kepercayaan terhadap Masae, saya mencoba menggali lebih dalam lagi. Saya menemukan ternyata memang lagu ini dikategorikan lagu anak-anak, pertama kali dipublikasikan pada tahun 1921 di sebuah majalah untuk anak-anak sekolah. Lirik lagu ini, ditulis oleh seorang penyair terkenal Ujo Noguchi, memang berbeda dari lirik lagu anak-anak lainnya pada masa itu, dalam hal penggunaan bahasa kasualnya (seperti icchatta) yang memang lazim dipakai anak-anak. Sejak saat itulah, generasi demi generasi orang Jepang menyanyikan lagu ini. Akan tetapi, pada tahun 1978, barulah kisah di balik lagu ini terkuak.

Pada tahun 1973, sebuah surat kabar di Hokkaido menerima sepucuk surat dari seorang wanita yang mengklaim bahwa “Gadis Kecil Bersepatu Merah” (Kimi Iwasaki) adalah sepupu perempuannya. Ibu dari wanita tersebut, Kayo Iwasaki, telah datang dari Shizuoka ke Hokkaido pada awal 1900-an sebagai bagian dari program transmigrasi, tetapi pertanian di Hokkaido ternyata sangat sukar sehingga ia tidak sanggup merawat putri kecilnya. Maka, pada usia 3 tahun, Kimi kecil dititipkan ke seorang teman yang berjanji akan mencarikan rumah yang layak untuknya. Bertahun-tahun kemudian, Kayo bertemu penyair Ujo Noguchi, dan memberitahukannya tentang Kimi yang terpaksa ia berikan ke orang lain. Ia percaya bahwa misionari asing telah membawa Kimi, dan bahwa putrinya sekarang hidup di luar negeri.

Sambil mengumpulkan beberapa potongan kisah ini, seorang produser televisi Hiroshi Kikuchi berangkat melakukan investigasi yang memakan waktu hampir lima tahun. Ia mendapati bahwa wanita tersebut memang telah bertemu Noguchi, ketika mereka bekerja di kantor yang sama. Kemudian, ia juga berhasil mengidentifikasi

Gadis Kecil Bersepatu Merah

Page 101: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

101 Gadis Kecil Bersepatu Merah

misionari asing tersebut, dan bahkan berangkat ke Amerika untuk mewawancarai keturunan mereka. Tetapi tidak ada indikasi mereka membawa pulang seorang gadis cilik ketika mereka meninggalkan Jepang pada tahun 1908. Akhirnya, Kikuchi menemukan kenyataan yang menyedihkan bahwa ternyata Kimi telah meninggal akibat TBC pada tahun 1911 pada usia 9 tahun. Sepanjang waktu itu, Kimi-chan tinggal di sebuah panti asuhan di Azabu, Tokyo, mungkin karena kondisi kesehatannya terlalu lemah untuk berangkat meninggalkan Jepang bersama orangtua adopsinya.

Kembali mengenai masalah patung, agaknya sulit untuk mengatakan mana yang lebih asli. Patung yang disebutkan oleh pacarmu, di Yamashita Park, Yokohama, didirikan tahun 1979, konstruksinya telah direncanakan sebelum orang-orang mengetahui bahwa Kimi sebenarnya tidaklah berlayar pergi. Patung yang di Azabu Juban, Tokyo, didirikan tahun 1989 setelah diketahui bahwa Kimi meninggal di sebuah panti asuhan terdekat.

Akan tetapi, bukan dua ini saja patung “Gadis Kecil Bersepatu Merah”, masih ada satu lagi di tempat kelahiran Kimi di Nihondaira, Prefektur Shizuoka. Dan satu lagi di Rutsumura, Hokkaido, tempat Kimi pernah tinggal selama beberapa waktu bersama ibunya.

Dan saat ini sedang direncanakan pula patung Kimi yang ke-5, di Prefektur Aomori, tempat kelahiran dari teman yang mencarikan rumah bagi Kimi bersama misionari asing.

Sebagai penutup, berikut saya terjemahkan lirik lagu “Gadis Kecil Bersepatu Merah”.

Gadis kecil bersepatu merah.Telah pergi bersama orang asing.Dari Yokohama naik kapa.Telah pergi bersama orang asing.Sekarang matanya pasti telah menjadi biru.Ia pasti telah berada di negeri sana.Setiap kali aku melihat sepatu merah, pasti teringat padanya.

Page 102: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

102

Setiap kali aku melihat orang asing, pasti teringat padanya.Kalau kamu ingin mengetahui nada dari lagu ini, mintalah

teman orang Jepang menyanyikannya untukmu. Mereka pasti tahu, saya yakin. Dan kalau kamu mampir di patung di Azabu Juban, masukkanlah koin ke kotak di dekat kaki Kimi. Sampai saat ini, lebih dari 10 juta yen telah terkumpulkan untuk disalurkan ke anak-anak yang membutuhkan di seluruh dunia.

Alice

Monumen kenangan bagi Kimi-chan di Yamashita Park, Yokohama.

Gadis Kecil Bersepatu Merah

Page 103: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

103

29Gajah yang Welas Asih

P ada zaman dahulu, hiduplah seekor gajah yang masih muda dengan badan yang gagah perkasa. Ia hidup menyendiri jauh

dari keramaian, yaitu di oase di tengah gurun pasir yang sangat luas. Ia hidup seperti seorang petapa dan hanya makan buah-buahan yang didapatnya dari pohon-pohon dan semak-semak di sekitar oase serta minum air dari sungai kecil yang mengalir di antara bebatuan. Meskipun gajah itu hidup menyendiri, hatinya diliputi oleh ketenangan dan kebahagiaan.

Pada suatu hari yang cerah ketika matahari bersinar dengan terang dan angin bertiup sepoi-sepoi, sang gajah bersuka ria dan menari serta bernyanyi sendiri. Tiba-tiba kegembiraannya terganggu oleh suara yang sayup-sayup didengarnya.

“Suara siapakah itu? Seperti suara orang yang menderita, kesakitan yang hebat”, katanya dalam hati sambil berpikir.

Sang gajah pun berjalan ke tempat datangnya suara tadi. Ia masih merenung, mengapa ada manusia tersesat ke sini.

Ketika tiba di tempat yang paling tinggi di gurun itu, ia tertegun melihat sekelompok manusia sedang merintih kepayahan. Mereka tampak haus, lapar, dan sangat lelah. Pemandangan ini sangat memilukan hati sang gajah hingga ia mencucurkan air mata.

Page 104: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

104

“Hai, Sahabatku! Dari mana dan hendak ke manakah kalian? Mengapa sampai tersesat di gurun ini?” tanyanya sabar.

“Kami diusir oleh raja kami,” jawab salah seorang dari mereka. “Kami tidak tahu hendak ke mana. Sudah berhari-hari kami berjalan, tetapi hanya pasir saja yang kami temui.”

“Kini kami kehabisan bekal makanan. Persediaan air minum tidak ada lagi. Banyak teman-teman kami yang telah meninggal. Tolonglah kami, Sahabat!”

Sang gajah memandang mereka dengan iba. Sedih hatinya melihat penderitaan di depan matanya.

“Kalian... sudah sangat lemah, sedangkan kota masih jauh. Tak mungkin kalian mencapai kota tanpa membawa perbekalan,” kata gajah tersebut.

“Pergilah ke bukit sana,” ujarnya sambil menunjukkan sebuah bukit. “Di balik bukit itu kalian akan menemukan seekor gajah yang telah mati. Daging gajah itu cukup untuk kalian makan dan cukup pula untuk perbekalan. Dan tak jauh dari tempat itu kalian akan menemukan sungai kecil yang jernih airnya.”

Setelah berkata demikian, sang gajah itu pun lari melintasi gurun pasir yang panas.

Ke mana perginya gajah itu? Ternyata ia berlari menuju bukit yang ditunjuknya. Ia mendaki ke puncak bukit, lalu menjatuhkan diri. Tubuhnya yang besar jatuh menggelinding dan terhempas ke batu-batu. Maka, matilah gajah itu.

Tak lama kemudian, orang-orang itu pun tiba di tempat yang ditunjuk oleh gajah itu. Alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan gajah yang mati itu ternyata gajah yang telah memberi petunjuk kepada mereka.

Orang-orang itu pun bersedih hati. Seorang dari mereka berkata, “Kawan, kita tidak mungkin makan daging gajah yang telah mengorbankan hidupnya untuk kita.”

Tapi ada yang tidak menyetujui pendapat tersebut. Alasannya, “Kalau kita tidak makan daging gajah ini, maka pengorbanannya akan sia-sia belaka. Kita tidak akan mencapai

Gajah yang Welas Asih

Page 105: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

105 Gajah yang Welas Asih

kota. Kemungkinan kita akan mati semua dan harapan mulia gajah ini tidak terlaksana.”

Akhirnya mereka sepakat untuk makan daging gajah tersebut demi kelangsungan hidup mereka. Selanjutnya mereka meneruskan perjalanan ke kota. Mereka tak melupakan jasa yang telah diberikan oleh gajah yang welas asih, meskipun mereka hidup berkecukupan di kota.

Page 106: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

106

30Tenzing Norgay

Apakah Anda mengenal Tenzing Norgay? Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya, mungkin

juga belum. Bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary? Ya, kalau yang ini sih sering dengar atau pernah baca biografinya. Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia, Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, melainkan Tenzing Norgay.

Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal berdarah Tibet yang bekerja sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki Gunung Everest. Tenzing Norgay menjadi pemandu (orang Nepal menyebutnya “sherpa”) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan puncak gunung tertinggi Everest dengan ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut dan menjadi orang pertama di dunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.

Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat

Page 107: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

107 Tenzing Norgay

fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu yaitu Ratu Elizabeth II, dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.

Tetapi, di balik keberhasilan itu, Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai puncak Gunung Everest? Seharusnya bisa saja ialah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Gunung Everest, bukan Sir Edmund Hillary.

Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Gunung Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya.

Reporter: Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?

Tenzing Norgay: Sangat senang sekali.Reporter: Anda kan seorang sherpa bagi Edmund Hillary,

tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Gunung Everest?

Tenzing Norgay: Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia.

Reporter: Mengapa Anda lakukan itu?Tenzing Norgay: Karena itulah impian Edmund Hillary,

bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya.

Page 108: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

108

Begitulah sekelumit kisah tentang seorang pemandu pendaki bernama Tenzing Norgay. Ia tidak menjadi serakah, ataupun iri dengan keberhasilan, nama besar, dan semua penghargaan yang diperoleh Sir Edmund Hillary. Ia cukup bangga dapat membantu orang lain mencapai dan mewujudkan impian.

Dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerja, kita secara pribadi terbiasa atau terkondisikan untuk berfokus pada kita sendiri, siapa yang mendapat nama, apa yang kita dapatkan, bonus, penghargaan, insentif, dan sebagainya. Sebagai renungan, bisakah kita menjadi seperti Tenzing Norgay?

Tenzing Norgay

Page 109: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

109

31Penguburan Oleh Burung

Seorang pria tinggal sendirian di sebuah gubuk kecil. Namanya Sun Liang. Ia sangatlah miskin, akan tetapi jujur dan baik hati.

Ia melakukan pekerjaan kasar dan mendapatkan upah yang amat rendah. Walaupun demikian, setiap kali ia melihat hewan yang terperangkap, jika ia memiliki uang, ia akan membeli hewan tersebut dan melepaskannya kembali ke hutan.

Dengan begini, ia telah menyelamatkan banyak hewan, tetapi jadinya ia tidak dapat menabung sehingga ia masihlah amat miskin.

Ketika ia telah terlalu tua untuk bekerja, ia terpaksa mengemis untuk bertahan hidup. Suatu hari, ketika telah melewati umur 70 tahun, ia sudah terlalu lemah untuk bangun dari tempat tidurnya, dan tak lama kemudian, ia meninggalkan dunia ini.

Sun Liang tidak punya keluarga, saudara, maupun teman. Karena ia teramat miskin, ia tidak punya uang untuk membeli peti mati, dan bagi orang Tionghoa, nasib terburuk adalah mati dan tidak dikubur. Tidak ada seorang pun yang mengurus jenazahnya. Tetangga-tetangganya juga sama miskinnya seperti dia. Mereka tidak tahu kalau ia telah meninggal, sekalipun mereka tahu, mereka tentu saja tidak memiliki cukup uang untuk membelikannya peti mati dan menguburkannya.

Page 110: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

110

Pagi hari sesudah kematian Sun Liang, para tetangga kaget melihat langit yang dipenuhi burung. Ribuan burung datang dari segala penjuru dan terbang masuk ke gubuk Sun Liang. Para tetangga datang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka melihat ternyata Sun telah meninggal terbaring di tempat tidurnya. Mereka mengira burung-burung itu pastilah datang untuk memakan dagingnya.

Lalu, mereka melihat ternyata setiap burung membawa sedikit tanah di paruhnya, dan menjatuhkan tanah tersebut ke atas jenazah Sun. Burung-burung tersebut ternyata telah datang untuk menunjukkan rasa terima kasih dengan menguburkan sosok yang pernah menjadi penyelamat mereka!

Ribuan dan ribuan ekor burung terus berdatangan. Mereka terus terbang bolak-balik. Dan sebelum tengah hari, mereka telah mengisi penuh gubuk tersebut dengan tanah dan mengubahnya menjadi makam bagi Sun Liang.

Para tetangga begitu tersentuh ketika mereka melihat hal ini. Sejak saat itulah, mereka tidak pernah lagi memasang perangkap atau jaring untuk menangkap binatang.

Penguburan oleh Burung

Page 111: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

111

32Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

P ada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti di depan flat kami yang cuma berkamar

satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu begitu sederhana seperti secangkir air bening. Kami memiliki seorang anak, aku terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih di antara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai di rumah juga pada waktu yang bersamaan.

Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka-sangka. Dew hadir dalam hidupku. Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yang sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cinta. Ini adalah apartemen yang kubelikan untuknya.

Dew berkata, “Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik

Page 112: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

112

para gadis.” Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis.”

Berpikir tentang ini, aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalau aku telah mengkhianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, “Kamu harus pergi membeli beberapa perabot, oke? Aku ada sedikit urusan di kantor.”

Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas di pikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun kujelaskan, ia pasti akan sangat terluka.

Sejujurnya, ia adalah seorang istri yang baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai di depan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “Seandainya kita bercerai, apa yang akan kau lakukan?” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh darinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya. Ia kelihatan ada sedikit kecurigaan. Ia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada goresan luka di matanya.

Sekali lagi, Dew berkata padaku,” Kamu cerai saja dia, oke? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan

Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

Page 113: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

113 Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

makan malam, kupegang tangannya, “Ada sesuatu yang harus kukatakan.” Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka di matanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir.

“Aku ingin cerai,” kuungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara lembut, “Kenapa?” “Aku serius.” Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak padaku, “Kamu bukan laki-laki!”

Pada malam itu, kami saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan pernikahan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yang amat bersalah, aku menuliskan surat perceraian di mana istriku memperoleh rumah, mobil, dan 30% saham perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya menjadi beberapa bagian.

Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan. Akhirnya ia menangis dengan keras di hadapanku, di mana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capai, aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya.

Ia tidak menginginkan apa pun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum mencerainya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti

Page 114: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

114

biasanya. Alasannya sangat sederhana: anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya, “Apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah pada hari pernikahan kita?”

Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku di lenganmu,” katanya, “jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.”

Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap pernikahannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahu Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” cemoohnya. Kata-katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya pada hari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami, “Wah, papa membopong mama, mesra sekali.” Kata-katanya membuatku merasa sakit.... Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku.

Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut, “Mari kita mulai hari ini jangan memberitahu anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, kami merasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium

Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

Page 115: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

115 Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat wanita ini dengan mesra. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “Kebun di luar sedang dibongkar, hati-hati kalau kamu lewat sana.”

Hari keempat, ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami-istri dan aku masih membopong kekasihku di lenganku. Bayangan Dew menjadi samar.

Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkanku beberapa hal, seperti, di mana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dan lain-lain. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dew tentang ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “Kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang.”

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok. Lalu ia melihat, “Semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba aku menyadarinya... ia semakin kurus, itulah sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan, bukan karena aku yang semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit.

Tanpa sadar kusentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong Mama keluar.” Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya menjadi bagian yang penting. Ia memberi isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyangganya di lenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyangga badannya dengan kuat

Page 116: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

116

seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya di lenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.” Aku memeluknya dengan kuat dan berkata, “Antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra.” Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga.

Dew membuka pintu. Aku berkata padanya, “Maaf Dew, aku tidak ingin bercerai. Aku serius.” Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam.” Kutepiskan tangannya dari dahiku. “Maaf, Dew, aku cuma bisa bilang maaf padamu, aku tidak ingin bercerai.”

“Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti, sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu.”

Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberi tamparan keras padaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, kupesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjual bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis... “Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua....”

Sebelum Menceraiku, Gendonglah Aku

Page 117: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

117

33Welas Asih

Seandainya di dunia ini masih ada sehelai daun pun yang menderita, aku tidak akan merealisasi Nirvana, sekalipun pintu telah terbuka bagiku.

Kuan She Im Pu Sa, Bodhisattwa Avalokitesvara

Welas asih adalah kemuliaan yang paling indah. Welas asih sejati adalah ketulusan dan tanpa pamrih. Ia tidak mengharapkan apa-apa dari pengorbanannya.

Welas asih sejati adalah kemurnian. Ia tidak mengandung ego dan diskriminasi. Welas asih adalah bagaikan berkas cahaya yang menghangati celah dan relung dinginnya gunung es. Welas asih adalah bagaikan alunan sepoi sejuk di tengah kegerahan dan terik.

Welas asih sejati ini... ada di dalam hati kecil kita semua. Pejamkan mata Anda dan rasakanlah geloranya. Biarkan keluhuran polos ini menggetarkan hati dan pikiran Anda; memberikan rasa tenteram dan damai dalam diri Anda.

Hmm, dan seperti yang telah Anda duga, saya ingin mengajak Anda semua melebur dalam sepenggal kisah kecil berikut.

Page 118: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

118

Langit nan cerah, awan berbagai bentuk menghiasi bentangan cakrawala. Ada yang halus seperti kapas tipis, ada yang putih tebal bergerombol. Heeiii, ada yang mirip domba, perahu, bantal, dan lho kok mirip muka temanku? Celoteh pikiran seorang anak kecil yang sedang menikmati indahnya horison. Sambil tertawa geli ia kembali menerawang sudut-sudut cakrawala nan luas.

Terlena oleh buaian lembut alam, anak kecil itu terlelap damai. Tesh! Tesh! Tesh! Ia perlahan membuka kelopak matanya dan akh! Butiran-butiran besar air hujan menghantam pipi, dahi, dan badannya. Tergesa-gesa, ia segera mengungsi masuk ke dalam rumahnya.

Ia lega tidak basah kuyup kehujanan. Dari balik tirai jendela rumahnya ia mengintip keluar lagi. Hujan turun dengan derasnya. Percikan gelombang riak timbul tatkala tetes-tetes hujan menyentuh genangan air. Daun-daun hijau tanaman tampak menari-nari dengan gembira menyambut berkah hujan itu.

Agak kejauhan, ia menatap sesosok yang berpakaian kumal dan compang-camping. Tatapan sosok itu nanar dan terlihat gemetaran kedinginan. Dalam samar akibat tirai hujan yang deras, anak kecil itu merasakan bahwa tubuh sosok itu menggigil hebat dan sangat menderita.

Anak kecil itu tercenung sesaat. Ia tersadar tatkala ibunya datang dan menghampirinya dari belakang.

Ia kemudian memberitahu ibunya, dan bertanya, “Bu, jendela ini tidak kedinginan, mengapa harus diberi tirai?”…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Welas Asih

Page 119: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

119

34Raja Kera

P ada suatu ketika, sekelompok kera tinggal jauh di dalam hutan di sebuah wilayah pegunungan. Hutan itu menyediakan

semua kebutuhan mereka; pohon-pohon yang menghasilkan beraneka jenis buah, hasil panen yang melimpah ruah, dan aliran sungai yang menyuburkan pegunungan. Musim yang berganti dengan teratur membuat tempat tinggal mereka terjaga dengan baik. Di bawah kepemimpinan sang raja kera, para kera hidup bersama dengan damai dan harmonis.

Tapi pada suatu ketika, hujan berhenti turun. Musim berlalu tanpa ada perubahan, dan beberapa tahun kemudian, tempat tinggal mereka yang dulunya hijau subur berubah menjadi tandus kecokelatan. Hutan itu tidak lagi menghasilkan makanan yang cukup buat mereka. Merasa tidak ada pilihan, sekelompok kera pun memutuskan untuk keluar secara diam-diam dari tempat tinggal mereka untuk mencari makan.

Pada suatu hari, kera-kera itu sampai di sebuah kebun yang penuh dengan buah-buahan. Buah-buahan yang matang, segar, dan ranum terlihat menggantung di setiap cabang pepohonan. Didorong oleh rasa lapar yang luar biasa, kera-kera itu berlarian menuju kebun buah dan menyantap lahap buah-buahan yang ada. Kera-kera itu tidak mengetahui bahwa itu adalah kebun

Page 120: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

120

buah kesayangan kaisar.Melihat kekacauan ini, pengawal kaisar segera melapor pada

kaisar bahwa penyusup yang tak dikenal sedang menjarah kebun buahnya. Berita itu membuat kaisar marah dan memutuskan untuk menghukum para penjarah itu. Dia lalu memerintahkan para pengawalnya untuk menutup kebun buah dan memastikan bahwa tak ada satu pun penyusup yang boleh lolos.

Pada waktu yang bersamaan, raja kera menyadari bahwa beberapa anggota kelompoknya hilang. Dia lalu mengumpulkan kera-kera yang masih tertinggal dan pergi mencari kera-kera yang hilang. Akhirnya, mereka sampai di kebun buah milik kaisar dan menemukan kera-kera yang hilang itu terperangkap di dalam kebun.

Raja kera pun memerintahkan kera-kera yang lain untuk kembali ke gunung dan mengumpulkan tumbuh-tumbuhan merambat yang panjang dan kuat. Setelah tumbuhan merambat itu disatukan menjadi seutas tali, dia melempar salah satu ujungnya ke dalam kebun buah. Dia pun memerintahkan kera-kera yang terjebak di dalam untuk bekerja sama mengikatkan ujung tali di salah satu pohon. Namun, ketika dia berusaha mengikat ujung tali yang ada di sisinya ke sebuah pohon, tali itu tidak cukup untuk diikatkan ke pohon itu. Akhirnya, raja kera mengikat tali itu pada dirinya sendiri. Dengan segenap kemampuannya, dia menggenggam erat sebuah dahan pohon, untuk membuat jalan keluar bagi kera-kera yang terperangkap di kebun buah itu.

Satu persatu, kera-kera itu memanjat ke tali untuk menyelamatkan diri. Secara bertahap, badan mereka pun bergelayut pada lengan raja kera hingga akhirnya bahu raja kera terkilir. Meskipun menahan rasa sakit yang tak tertahankan hingga dia harus mengatupkan giginya menahan sakit, raja kera tetap memegang tali sampai semua kera terselamatkan.

Sesaat setelah kera terakhir terselamatkan, sang kaisar datang. Dia sangat marah setelah melihat semua kera telah

Raja Kera

Page 121: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

121 Raja Kera

melarikan diri. Namun sesaat sebelum kaisar memerintahkan pasukannya untuk untuk menangkap semua kera, raja kera melompat dan berlutut di hadapan kaisar.

Dengan menahan sakit di bahunya, raja kera memohon, “Kaisar yang mulia, bertahun-tahun lamanya kekeringan melanda wilayah kami sehingga makanan pun tidak tersedia lagi. Untuk bertahan hidup, kera-kera ini pergi keluar untuk mencari makanan. Ini disebabkan semata-mata karena saya seorang pemimpin yang miskin dan lalai membimbing mereka secara layak sehingga mereka berani masuk tanpa izin ke kebun buah Kaisar. Saya hanya bisa memohon agar nyawa saya bisa ditukar dengan kebebasan mereka dan pengampunan Kaisar.”

Melihat raja kera itu tidak hanya terluka tapi juga memohon untuk mengorbankan nyawanya demi rakyatnya, kaisar pun tersentuh dan menyesali perbuatannya. Dia berkata dalam hati, “Di hadapan saya ada seekor hewan yang sedang memohon. Meski hanya seekor hewan, di dalam hatinya terpancar cinta kasih yang luar biasa. Dia sangat menyayangi kaumnya dan menghargai setiap kehidupan. Saya sebagai seorang kaisar rasanya tidak sebanding dengan kera ini. Dapatkah saya menyayangi semua manusia dan binatang dengan penuh ketulusan?”

Akhirnya dengan malu, kaisar menjawab, “Saya benar-benar tersentuh dan malu oleh tindakanmu yang begitu mulia. Kamu telah mencerahkan pikiran saya dan menyadarkan saya bahwa saya harus memerintah wilayah ini dengan bijaksana. Sebagai rasa terima kasih, saya tidak hanya akan memaafkan rakyatmu, tapi saya juga akan menyediakan makanan yang cukup untuk mereka semua sehingga kalian dapat hidup damai dan bahagia.”

Ketika kembali ke istananya, kaisar menceritakan apa yang baru saja dialaminya pada permaisurinya. Cerita kaisar membuat permaisuri menitikkan air mata, dan ia menangis, “Bahkan hewan pun dapat memahami makna cinta! Mengapa manusia terus-menerus berperang dengan sesamanya? Pertikaian sesama umat manusialah yang telah menyebabkan kekacauan di dunia ini.”

Page 122: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

122

Setelah itu, bersama-sama dengan permaisurinya, kaisar mulai memerintah wilayah mereka dengan arif dan bijaksana. Beberapa tahun kemudian, kerajaan tersebut hidup dalam kedamaian dan kemakmuran. Karena tersentuh oleh kebijakan hati kaisar, para dewa pun memberkati wilayah tersebut dengan iklim yang harmonis dan menghentikan semua bencana alam. Kera-kera pun tak perlu mencari-cari makanan lagi.

Hati dan pikiran manusia amat mudah tergoda oleh rangsangan dunia luar, benih ketamakan, kemarahan, khayalan, kesombongan, dan keraguan. Hal-hal tersebut menodai badan dan batin manusia dan dapat mengakibatkan perbuatan jahat yang menimbulkan penyesalan seumur hidup.

Dalam cerita ini, kelaparan yang diderita kera-kera menimbulkan benih-benih ketamakan yang mendorong mereka bertindak ceroboh. Ketika kaisar menyadari bahwa kebun buahnya dirampas, pikirannya dipenuhi dengan rasa marah. Untungnya, kata-kata raja kera mencerahkan sekaligus mengikis benih ketamakan, kemarahan, khayalan, kesombongan, dan keraguan kaisar. Alih-alih menghukum kera-kera itu, kaisar malah memberi mereka hadiah, dan kebijakannya dalam memimpin akhirnya mendatangkan kebaikan bagi segenap wilayah kerajaannya. Inilah cara yang baik untuk menciptakan siklus kebajikan.

Raja Kera

Page 123: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

123

35Bib dan Bob

A lkisah ada dua orang anak laki-laki, Bib dan Bob, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah

lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bib dan Bob berjalan kaki bersama. Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bib dan Bob untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut, tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis. Maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan “Selamat Jalan”. Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, “Bagaimana

Page 124: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

124

perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat.” Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga.

Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, “Permennya lupa saya makan!”

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. “Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu, tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya.” “Kenapa kamu memanggil saya?” tanya Bob. “Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!” Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. “Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama,” Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Pada akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, “Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan, tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan bahagia.” Ia pun berkata dalam hati, “Waktu tidak bisa diputar kembali.” Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Bib dan Bob

Page 125: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

125 Bib dan Bob

Dalam kehidupan, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen, tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para sahabat saya, biasanya mereka menjawab, “Saya akan bahagia nanti... nanti waktu saya sudah menikah... nanti waktu saya punya rumah sendiri... nanti saat pasangan saya lebih mencintai saya... nanti saat saya telah meraih semua impian saya... nanti saat penghasilan saya sudah sangat besar....”

Pemikiran “nanti” itu membuat kita bekerja sangat keras di saat “kini”. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa “nanti” bahagia. Terkadang jika saya renungi hal ini, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa “nanti” bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat, tapi rasanya tidak pernah sampai di masa “nanti” bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.

Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial peduli korban banjir, hidup terasa menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita, dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memerhatikan tawa riang anak-anak bahkan menyadari setiap embusan napas, maka kita akan menyadari

Page 126: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

126

begitu banyak pernik kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

Bib dan Bob

Page 127: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

127

36Bangunlah Pikiran Positif

Pikiran kita seringkali mengalir bagaikan arus yang berosilasi, bagai kurva yang berfluktuasi. Pikiran kita mempersoalkan berbagai hal, mulai dari yang sepele hingga yang vital, yang buruk hingga yang baik, dari A sampai Z, dari nol, satu, dua, sampai tak terhingga. Dalam jasmani yang kecil inilah bersemayam kekuatan luar biasa, yakni pikiran. Ialah yang telah membentuk wajah dunia tempat tinggal kita.

Jika disuruh memilih, pikiran akan cenderung merangkul hal-hal negatif ketimbang hal-hal positif. Entah kenapa ya, tapi memang inilah kenyataannya. Coba Anda pikirkan ulang apa yang Anda pikirkan semenit yang lalu, sejam yang lalu dan sepanjang hari ini, kemarin, dalam seminggu terakhir ini. Hitunglah berapa banyak pikiran yang mengandung ego, nafsu, dan kebodohan.

Pikiran juga sering diisi hal negatif seperti kesedihan, kecemasan, dan penderitaan. Semuanya ini menggerus kemurnian hati kecil kita; menyiksa batin dan badan; menambah kerutan dan melenyapkan cahaya wajah kita. Ada satu kisah yang menarik tentang bagaimana pikiran dapat sedemikian mempengaruhi kehidupan.

Alkisah ada seorang nenek tua yang menyayangi kedua cucunya.

Page 128: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

128

Cucunya yang satu berjualan es krim dan satunya lagi jualan mi rebus. Nenek ini tiap hari menatap langit dan bersedih memikirkan cucunya. Kala hari panas terik, ia berpikir pastilah mi rebus cucunya tidak laku dan tentulah cucunya ini sedang duduk tercenung sambil mengusir lalat. Kala hujan dan dingin, ia memikirkan cucunya yang berjualan es krim pastilah sedang bersusah hati, memikirkan dagangannya. Hari demi hari, batin nenek yang baik ini semakin tersiksa, tubuhnya semakin kurus, keriputnya makin bertambah membuatnya terlihat lebih tua beberapa tahun.

Suatu hari nenek ini bertemu seorang guru. Guru tersebut merasakan getaran kesusahan hati nenek ini dan bertanya kepada nenek tersebut. Nenek ini menumpahkan segala keluh kesahnya. Sang guru tersenyum dan mengatakan kepada nenek itu mengapa ketika hari panas, ia tidak memikirkan saja cucunya yang berjualan es krim; membayangkan wajah cucunya yang gembira ketika es krimnya laris. Sedangkan ketika hari hujan; ia memikirkan cucunya yang satu lagi, yang gembira ketika dagangannya dikerumuni pembeli. Apakah dengan menyiksa batin seperti itu, keadaan dapat berubah? Nenek itu tersadar dan air mata menetes di pipi tuanya akibat luapan kebahagiaan dan rasa lega hatinya setelah sekian lama terkungkung oleh pikiran-pikiran negatif yang menyiksa diri sendiri.

Sebenarnya banyak di antara kita saat ini seperti nenek yang tersiksa tersebut, hanya saja dalam bentukan-bentukan pikiran yang lain. Mengapa sejak saat ini kita tidak belajar mencoba berpikiran positif; tidak lagi menggosipi dan mengomongi kejelekan orang lain, selalu berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan maupun memandang rendah orang lain?

Mulailah memikirkan segi positif ketika kita melakukan sesuatu. Misalkan saya berencana mengirim tulisan ke sebuah majalah sosial. Tiba-tiba timbul ide: ngapain capai-capai mikir, nulis, mending tidur aja. Dapat apa aku? Habis uang, waktu,

Bangunlah Pikiran Positif

Page 129: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

129 Bangunlah Pikiran Positif

dan tenaga saja! Nah… mulailah pikiran negatif bekerja. Pada saat seperti ini cobalah Anda merenungi aspek positifnya. Oh, tapi dengan menulis, aku bisa mengajak pembaca memupuk kebajikan, menggembirakan hati mereka, yang nantinya akan mereka sebarkan kebahagiaan mereka ke anggota keluarga mereka yang lain, lingkungan, teman, dan kerabat mereka yang lain dan seterusnya dan seterusnya. Bukankah kehidupan mereka menjadi lebih harmonis? Jadikanlah hal-hal positif ini sebagai cambuk bagi pikiran, semangat, atau spirit energi dan makanan bagi batin kita setiap hari.

Jika pikiran negatif masih juga muncul, cobalah menempatkan diri Anda sebagai orang lain. Ketika memergoki pencuri, seseorang yang telah mencapai esensi nilai pikiran positif; bukannya menyerang dan menghabisi pencuri tersebut, malah sebaliknya timbul rasa iba di hatinya. Mengapa orang ini mencuri? Pasti ada sebabnya; mungkin ia ingin menghidupi keluarganya, mungkin ia ingin barang tersebut demi kesenangannya (ia terjerat oleh keserakahan). Pada dasarnya ia melakukan hal itu untuk apa? Ya untuk mencari kebahagiaan. Hanya saja caranya salah, pengertiannya salah. Kita tidak banyak berbeda dengan pencuri ini, mencari-cari kesempatan untuk menggaet kesenangan dan kepuasan duniawi.

Akhirnya, cobalah memahami esensi dari segala sesuatu. Jika kita terus berkontemplasi dengan sungguh-sungguh, kita akan melihat bahwa pikiran positif adalah rel bagi kereta perjuangan menuju stasiun kebahagiaan. Kedamaian, ketenangan, kebahagiaan, dan kebijaksanaan akan mengiringi perjalanan kita bagaikan bayang-bayang diri kita sendiri.

Redakanlah kemarahanLupakanlah rasa benciHilangkanlah iri hatiMusnahkanlah kebodohanPeluklah orang-orang yang Anda kasihi

Page 130: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

130

Selagi Anda dapat melakukannyaMaafkan dan sayangilah orang-orang yang Anda benciSelagi Anda dapat melakukannyaSuatu saat, ketika Anda membuka lembaran-lembaran ingatan masa lalu;Anda akan melihatBetapa konyolnya beberapa perbuatan AndaBetapa bodohnya beberapa tindakan AndaBetapa kemudian Anda tersadarHal tersebut hanya tinggal memori masa lalu belaka.

Bangunlah Pikiran Positif

Page 131: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

131

37Ayah Pilih Kasih

A yah mengutamakan pria meremehkan wanita, kesan ini sudah berurat akar dalam sanubariku sejak masa kanak-

kanak.Sejak kecil hingga dewasa, aku selalu mendapat pakaian

bekas kakak laki-lakiku. Bagaimanapun, seorang gadis yang mengenakan pakaian kakaknya yang longgar dan usang, rasanya sangat janggal. Saat pulang sekolah, aku selalu berlengah-lengah jalan di belakang, takut kepergok teman-temanku, yang akan mengejek dan menertawakanku sebagai bocah gadungan.

Kakakku seorang laki-laki cacat, lebih tua lima tahun dariku. Meski aku anak perempuan, tapi aku sangat tekun belajar, setiap ujian aku selalu dapat peringkat pertama.

Seharusnya akulah yang paling pantas disayang ayah. Karena hal ini, aku selalu tidak terima akan sikap ayah terhadapku, aku menganggap ayah pilih kasih. Suatu hari saat tahun baru, ayah lagi-lagi membelikan pakaian baru untuk kakak, sedangkan aku tidak satu pun. Akhirnya aku tak tahan lagi, melabrak ayah sambil berteriak, “Ayah pilih kasih! Aku benar-benar tidak mengerti. Ia hanya laki-laki cacat, apa bagusnya meski berpakaian bagus sekalipun?!” Mendengar itu, bukan main marahnya ayah dan ia

Page 132: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

132

menamparku. Aku tidak menyerah dan mengangkat kepalaku, bak seekor singa yang lapar aku meraung sambil menatap ayah, “Aku tahu ayah memandang rendah padaku, ayo pukul lagi! Kalau perlu bunuh saja sekalian!” Muka ayah merah padam saking marahnya, kemudian ia hendak menampar lagi, tapi dicegah oleh ibu.

Sejak itu, aku makin benci sama keluarga ini, aku belajar dengan tekun, dan berencana hendak meninggalkan keluarga ini setelah lulus ke perguruan tinggi. Abangku hanya sekolah beberapa tahun, setelah itu berhenti dan tinggal di rumah, prestasi belajarnya selama ini sebenarnya sangat memuaskan. Tapi aku tidak merasa menyesal untuknya, malah aku merasa senang, “Siapa suruh kau cacat?”

Setelah lulus SMA aku berhasil diterima di sebuah lembaga ilmu kedokteran. Dua tahun kemudian, aku menjalin asmara dengan seorang pria. Kami berunding untuk membeli rumah di daerah kota. Keluarga laki-laki pacarku tinggal di desa, keadaan ekonomi mereka juga biasa-biasa saja. Kami telah menyimpan sebagian tabungan, tapi untuk kredit rumah masih kurang. Aku harap keluargaku bisa memberi sebagian tambahan, dan ketika aku menceritakan hal ini ke ayah, tak disangka ia langsung menolaknya. “Uang tabungan keluarga dibutuhkan untuk biaya kakakmu memperistri nanti! Masalah pembelian rumah, kau pikirkanlah sendiri! Kalau uangmu tidak cukup, tidak perlu beli yang terlalu besar!” Ayah yang tidak mengerti perasaan membuat aku sungguh sangat kecewa.

Belakangan akhirnya pernikahan kakak telah dibicarakan dan disetujui, yaitu seorang gadis desa tetangga yang polos. Ayah mengeluarkan puluhan ribu yuan dan dengan cukup meriah menyelenggarakan pernikahan mereka.

Setelah menikah, aku juga sudah jarang pulang ke rumah. Beberapa hari yang lalu ayah ulang tahun yang ke-60, ibu meneleponku, tapi aku menolak dengan alasan lagi sibuk dan mungkin tidak bisa pulang. Dengan kecewa ibu menutup telepon.

Ayah Pilih Kasih

Page 133: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

133 Ayah Pilih Kasih

Suamiku mengatakan, tidak baik kalau ulang tahun ayah sampai tidak menyempatkan diri untuk pulang. Suamiku memberi berbagai nasihat, dan akhirnya aku pulang juga. Ayah tampak sangat gembira, sibuk ke sana kemari sambil bersenandung. Aku merogoh 200 yuan untuk ayah. Tapi Ayah menolaknya dengan alasan, “Kalian juga bukan keluarga berada, simpanlah untuk kebutuhan sendiri nanti.” Dengan nada datar aku berkata, “Benar! Saat aku menikah juga tidak ada apa-apa, kami membeli sedikit demi sedikit, dan sudah hampir lengkap seperti yang dimiliki kakak.” Ayah tahu ada makna lain dalam ucapanku, setelah itu ia tidak bicara lagi, dan sepanjang hari tidak terdengar lagi nyanyian falls-nya itu.

Malamnya, aku tidur bersama ibu. Pada malam itu ibu mengatakan, “Gadis manis, lain kali tidak boleh berkata begitu sama ayah, karena marah ayahmu hari ini menyeka air matanya.” Aku berbisik pelan, “Siapa suruh dia pilih kasih?” Ibu menarik napas panjang lalu berkata, “Sayang, tahukah kamu kenapa kaki kakakmu cacat?” Aku menggeleng. “Saat kamu masih anak-anak, suatu ketika ayah membawamu dan kakakmu menumpangi traktor pergi ke pekan raya, tapi traktor itu terbalik di tengah jalan, dengan nalurinya ayah memelukmu dan meloncat keluar. Namun, ketika ayah kembali lagi mencari kakakmu, kakinya telah tertindih di bawah roda. Kakakmu kemudian di bawah ke rumah sakit, dan meski nyawanya selamat, tapi meninggalkan cacat seumur hidup. Dan sampai sekarang ayahmu masih merasa sangat bersalah, ia tidak melindungi kalian dengan baik sekaligus. Tapi ayah juga tidak mau aku menceritakan hal yang sebenarnya padamu, ayah takut kau akan memikul beban jiwa yang berat.”

Aku termangu..., dan air mata berlinang membasahi wajahku....

Page 134: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

134

38Mengapa Cincin di Jari Manis?

Selama ini kita mengetahui bahwa cincin pernikahan dipakai di jari manis. Mengapa tidak dipakai di jari-jari lainnya saja? Ikuti langkah-langkah berikut, dan Anda akan mengetahui jawabannya.

1. Pertama, dekatkan kedua telapak tangan Anda, jari tengah ditekuk ke dalam (lihat gambar).

2. Kemudian, empat jari yang lain dipertemukan ujungnya.3. Permainan dimulai, dari lima pasang jari, ternyata hanya

satu pasang yang tidak terpisahkan.4. Cobalah buka ibu jari Anda. Ibu jari mewakili HARTA Anda. Ibu

jari bisa dibuka karena harta sewaktu-waktu dapat hilang dan musnah. Ia bisa saja meninggalkan kita setiap saat.

5. Tutup kembali ibu jari Anda, kemudian buka jari telunjuk Anda. Jari telunjuk mewakili KEKUASAAN. Kekuasaan sewaktu-waktu dapat terlengserkan, dan bersifat sangat sementara.

6. Sekarang tutup kembali jari telunjuk Anda. Buka jari kelingking, yang mewakili hal remeh temeh atau riak-riak dalam rumah tangga. Riak-riak datang dan pergi, berlalu seiring berjalannya waktu.

Page 135: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

135 Mengapa Cincin di Jari Manis?

7. Selanjutnya, tutup jari kelingking Anda, bukalah jari manis tempat kita menaruh cincin pernikahan kita. Anda akan heran karena jari tersebut tidak bisa dibuka. Karena jari manis mewakili CINTA yang tulus sepasang suami-istri, selama hidup Anda dan pasangan akan saling mengisi dan menopang satu sama lain....

Demikianlah, mengapa cincin dilekatkan di jari manis....

Page 136: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

136

39Kerlip Lentera

Pada suatu masa, di sebuah perkampungan nelayan, hiduplah seorang nelayan tua. Ia memiliki seorang putra dan seorang putri. Putrinya, Me Niang adalah seorang gadis yang rajin dan baik hati.

Suatu malam, nelayan tua dan putranya pergi melaut. Tak dinyana, malam itu langit berubah menjadi kelam dan bergemuruh. Angin kencang menderu-deru. Sambaran petir yang menakutkan menggelegar menyertai siraman deras air hujan. Ombak laut menggelora akibat sapuan badai topan.

Me Niang sangat mengkhawatirkan ayah dan kakaknya. Dengan membawa sebuah lentera, Me Niang menelusuri kelamnya malam menuju tepi laut. Ia menerjang guyuran hujan lebat yang membasah-kuyupkan pakaiannya. Dinginnya udara malam merasuk hingga ke tulang-tulang, namun Me Niang tetap berdiri di tepi tebing laut sambil mengangkat lenteranya, berharap lentera itu akan menjadi penunjuk arah bagi para nelayan untuk menuju daratan. (Harap diketahui bahwa pada saat itu belum ada mercusuar dan juga bintang gemintang malam itu tertutup oleh selubung awan kelam.)

Akhirnya ayah Me Niang dan nelayan-nelayan lainnya berhasil mencapai tepi pantai. Akan tetapi, kenapa kakaknya

Page 137: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

137 Kerlip Lentera

belum muncul juga?Malam semakin larut, Me Niang masih berdiri memegang

lenteranya, berharap kakaknya segera kembali. Ayah dan nelayan lain yang melihat Me Niang sedang menanti di tebing laut, menasihatinya agar segera pulang saja. Malam itu berakhir dengan penantian yang sia-sia.

Keesokan malamnya, Me Niang lagi-lagi keluar membawa lenteranya dan menanti kepulangan saudaranya itu. Esoknya, esoknya, dan esoknya lagi, Me Niang terus menanti. Akan tetapi, semua penantian sia-sia hasilnya. Ayah dan nelayan-nelayan tetangganya berujar, “Sudahlah Me Niang, kakakmu tidak akan kembali lagi..., tidak usah menunggunya lagi....”

Namun Me Niang tidak peduli, dan selalu setiap malam, pasti berdiri di tepi tebing laut menunggu kepulangan saudaranya tersebut, dengan hanya ditemani sebuah lentera....

Tahukah Anda? Bahkan sampai detik ini, sekarang ini, terkadang beberapa nelayan di pesisir Taiwan dan selatan Tiongkok, dalam kelam malam, seringkali melihat cercah kecil cahaya lentera di kejauhan malam....

Page 138: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

138

40Aku Menangis Enam Kali untuk Adikku

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orangtuaku membajak tanah kering kuning, dengan punggung mereka menghadap ke langit. Aku punya seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Ayah menyuruh adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” tanya ayah. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi ayah mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua pantas dipukul!” Ayah mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!” Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi.

Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus memukul sampai kehabisan napas. Sesudahnya, ayah duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan pada masa mendatang?”

Page 139: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

139 Aku Menangis Enam Kali untuk Adikku

“Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, aku tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa wajah adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku 8 tahun. Aku 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, aku diterima untuk masuk ke sebuah universitas provinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Aku mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik... hasil yang begitu baik....” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela napas, “Tapi apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, aku tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku sudah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau punya jiwa yang begitu parah lemahnya? Bahkan jika berarti Ayah mesti mengemis di jalanan, Ayah akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan kemudian, ayah mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Page 140: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

140

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum fajar datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Aku akan pergi cari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Waktu itu, adikku 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen di punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga di universitas.

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada orang dusun menunggumu di luar sana.” Mengapa ada orang dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor terselimuti debu semen dan pasir.

Aku menanyainya, “Mengapa kamu tidak bilang pada temanku bahwa kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat, bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu aku ini adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari tubuh adikku, dan tersekat dalam kata-kata, “Aku tak peduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku, bagaimanapun juga! Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu!”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya padaku, dan menjelaskan, “Aku melihat semua gadis kota memakainya. Jadi kupikir Kakak juga harus punya satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis. Waktu itu, adikku 20 tahun. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca

Aku Menangis Enam Kali untuk Adikku

Page 141: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

141 Aku Menangis Enam Kali untuk Adikku

jendela yang pecah telah diganti dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, Ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita.” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka di tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.”

Aku masuk ke dalam kamar kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya. “Apakah sakit?” tanyaku. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika aku bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan di kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan....” Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Waktu itu, adikku 23 tahun. Aku 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Seringkali suamiku dan aku sendiri mengundang orangtuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu saja. Aku akan menjaga ibu dan ayah di sini.”

Suamiku menjadi direktur di pabriknya. Kami ingin adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer di Departemen Pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras untuk memulai bekerja sebagai buruh reparasi saja.

Suatu hari, adikku ada di atas tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia terkena sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Aku dan suamiku pergi menjenguknya. Melihat gips putih di kakinya, aku menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengarkan kami sebelumnya?”

Page 142: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

142

Dengan tampang serius di wajahnya, ia membela keputusannya, “Pikirkan kakak ipar, ia baru saja jadi direktur, dan aku nyaris tak berpendidikan. Jika aku menjadi manajer seperti itu, berita macam apa yang akan beredar?”

Mata suamiku digenangi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku.” “Mengapa membicarakan masa lalu?” adikku menggenggam tanganku. Waktu itu, adikku 26 tahun. Aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa berpikir sedikit pun, ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika aku pergi sekolah dasar, sekolah itu ada di dusun lain. Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, aku kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari sarung tangannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.

Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, aku bersumpah, selama aku masih hidup, aku akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku terimakasihi adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling bahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....

Aku Menangis Enam Kali untuk Adikku

Page 143: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

143

41Dandelion

D i suatu sudut pekarangan rumah yang tidak istimewa, hiduplah ibu dandelion. Udara siang yang hangat teriring

cericipan burung yang sesekali terdengar pastilah menenteramkan setiap relung hati yang mencari pelepasan beban. Rumput-rumput menyibakkan keharumannya yang khas.

Ibu dandelion tampak bahagia. Anak-anaknya yang masih halus terlihat menggelantung di kelopaknya yang khas. Hempasan angin menerbangkan anak-anaknya, hingga tersisa sejentik halus satu anaknya. Anak dandelion ini berusaha menggenggam erat-erat ibunya, melawan hempasan angin yang ingin menerbangkannya.

Ibu dandelion heran dan bertanya, “Mengapa engkau tetap bertahan di sini, Nak?” “Aku tidak ingin meninggalkan Ibu,” gumam anak dandelion, “nanti Ibu kesepian, sendirian di pekarangan ini.”

Ibu dandelion tersenyum dan berkata, “Ibu tidak apa-apa. Pergilah, terbanglah jauh ke angkasa, lihatlah dunia yang luas ini, Nak....”

“Tidak!” anak dandelion bersikukuh.Ibu dandelion kemudian bercerita, “Dulu, sewaktu kecil,

Ibu tinggal di padang rumput yang luas. Angin menerbangkan

Page 144: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

144

kami semua. Ada yang hanya terbang sedikit dan jatuh masih di padang rumput, ada yang terbang jauh melewati gunung dan tiba di rimba raya, ada yang menyusuri sungai dan sampai di petak sawah, ada yang hinggap di sayap burung dan terbawa hingga ke negeri nun jauh di sana....” Terhenti sejenak, sambil tersenyum ibu dandelion menambahkan, “Ibu sendiri terbang jauh sekali dan jatuh di pekarangan rumah ini.”

Anak dandelion agak terkesima mendengar penuturan ibunya. “Ibu terbang tinggi sekali, melewati hamparan padang rumput luas yang seakan menyatu dengan cakrawala. Atap-atap rumah tampak kecil di kejauhan. Malam hari, bintang-bintang berkelip menemani perjalanan ibu,” sambil menarik napas dalam dan memandang angkasa, ibu dandelion bergumam lagi, “perjalanan panjang itu akhirnya berakhir di pekarangan ini. Tapi, ibu tidak pernah menyesali apa pun. Ibu bahagia dapat tumbuh di tempat baru ini, pernah terbang melewati bentang alam nan luas, hingga sekarang memiliki anak-anak yang kemudian terbang jauh, masing-masing akan memiliki kisahnya tersendiri.”

“Terbanglah Nak. Ibu tidak apa-apa di sini. Lihatlah dunia yang luas ini.”

“Ibu......!!!” Angin menerbangkan si anak dandelion, jauh... jauh

sekali....“Pergilah Nak... engkau akan tumbuh dewasa, engkau akan

punya banyak kisah untuk diceritakan kelak,” bisik ibu dandelion dalam hati.

Dandelion

Page 145: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

Kredit

4: Christina Feldman, Jack Kornfield, Menghidupkan Kebenaran Kita, Penerbit Karaniya.6: Diterjemahkan dan diadaptasi dari “Favourite Folktales of China”, Penerbit Graham Brash, Singapore, 1990.8: Diterjemahkan dan diadaptasi dari “Korean Folk & Fairy Tales”, Penerbit Hollym Int, 1991.9: Ditulis oleh sahabatku, Hart Ye.10: Diterjemahkan dan diadaptasi dari “Oral Tradition from the Indus”, Penerbit Brighton R. Gosden, 1908.13: Ditulis ulang dan disunting dari e-mail, penulis awal kisah ini tidak diketahui.14: Diterjemahkan dan diadaptasi dari “Favourite Folktales of China”, Penerbit Graham Brash, Singapura, 1990.15: Shito Naoko, Tokyo University of Foreign Studies, 2005.17: Thich Nhat Hanh, “Menyembuhkan Diri, Mengatasi Derita”, Penerbitan PVVD, 2008.18: Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh GB Talovich, ”The Love of Life”, Mencintai Kehidupan, Penerbit Dian Dharma, 1997.19: Ditulis oleh sahabatku, Hart Ye.20: Penulis kisah ini tidak diketahui.22: Didapat dari e-mail23: Cerita rakyat dari Jepang, diterjemahkan dan diadaptasi dari “Myths and Legends of Japan”, Penerbit GG Harrap, London, 1913.25: Barnard, Musim Gugur ’97.27: Didapat dari e-mail.28: Diterjemahkan dari rubrik “So, What the Heck is That?”, Alice Gordenker, The Japan Times, 19 Juni 2007.29: Jataka–Cerita untuk Anak-anak, Penerbit Dhammadipa Arama.30: Disunting dari e-mail yang dikirimkan oleh seorang teman; penulis awal artikel ini tidak diketahui.31: Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh GB Talovich, ”The Love of Life”, Mencintai Kehidupan, Penerbit Dian Dharma, 1997.32: Penulis artikel ini tidak diketahui.34: Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Tzu Chi.35: Disunting dari e-mail yang dikirimkan oleh seorang teman, penulis awal artikel ini tidak diketahui.37: Didapat dari e-mail.40: Diterjemahkan dari artikel “I Cried for My Brother Six Times”, penulis awal artikel ini tidak diketahui.

Page 146: 1 book - ehipassiko.or.id · menyediakan buku Dharma di Indonesia. Dana dapat disalurkan melalui: BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko Pusat Pelayanan ... Gadis Kecil Bersepatu Merah

Profil Penulis

Willy Yanto Wijaya lahir pada tahun 1985 di Tebingtinggi, sebuah kota kecil di pesisir timur laut Sumatera Utara. Tahun 2000, ia hijrah ke kota Serang, Banten dan meneruskan pendidikan menengah atasnya di sana.

Ia kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung (2003-2008), lulus dengan predikat cum laude. Selama studi di ITB, ia pernah terpilih menjadi peserta YSEP (Young Scientist Exchange Program) untuk melakukan riset di Tokyo Institute of Technology, Jepang selama setahun (2006-2007). Di sela-sela kesibukan studinya, ia masih menyempatkan diri menulis artikel

untuk beberapa majalah dan surat kabar. Ia adalah kontributor tetap di majalah BVD dan penulis lepas di rubrik Cakrawala, Pikiran Rakyat, salah satu harian terbesar di Jawa Barat.

Ia juga mengisi keluangan waktu dengan menulis, menerjemahkan, dan menyunting berbagai artikel dan buku. Ia adalah co-author buku “Rahasia Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Jepang” yang diterbitkan oleh ACI Publishing (2009). Selain itu, ia pernah menjadi editor buku “Jangan Ada Dukkha di Antara Kita” yang diterbitkan oleh Penerbitan PVVD (2006).

Selama di Jepang, beberapa foto hasil jepretannya juga pernah dimuat di The Japan Times, koran berbahasa Inggris terbesar di Jepang. Selain fotografi dan menulis, ia juga penggemar cerita rakyat, kisah inspiratif, sains, pazika (puzzle logika/matematika), fila-numismatik (koleksi perangko dan koin), berkebun, serta aneka hal unik lainnya.

Ia bisa dihubungi melalui e-mail [email protected] atau URL http://willyyanto.wordpress.com/