Efusi Pleura Ppt

18
KASUS EFUSI PLEURA

description

Efusi Pleura - Mk KMB 2

Transcript of Efusi Pleura Ppt

  • KASUS EFUSI PLEURA

  • Disusun Oleh :Bunga AdheliaDesti PramitaDevi Anna Sianturi Devi Fauziyyah

  • PENGERTIANEFUSI adalah suatu keadaan ketika rongga pleura di penuhi oleh cairan (terjadi penumpukan cairan dalam rongga pleura) dan dapat terjadi oleh banyak hal diantaranya adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediastinum, ataupun akibat proses keradangan seperti tuberculosis dan pneumonia.

  • ETIOLOGIKelainan pada pleura hampir selalu merupakan kelainan sekunder. Kelainan primer pada pleura hanya ada dua macam, yaitu :

    Infeksi kuman primer intrapleura. Tumor primer pleura.

  • PATOGENESISSecara patologis, efusi pleura terjadi dikarenakan keadaan keadaan seperti : Meningkatnya tekanan hidrostatik (misalnya akibat gagal jantung). Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma (misalnya hipoproteinemia). Meningkatkan permeabilitas kapiler (infeksi bakteri). Berkurangnya absorbsi limfatik.

  • Penyebab efusi pleura dilihat dari jenis cairan yang dihasilkannya: Transudat Gagal jantung, sirosi hepatis dan asites, hipoproteinemia pada nefrotik sindrom, obstruksi vena kava superior, pasca bedah abdomen, dialisis peritoneal, dan atelektasis akut. Eksudat Infeksi ( pneumonia, TBC, virus, jamur, parasit, abses ).Neoplasma ( Ca. Paru, metastasis, limfoma, leukemia ).Emboli atau infark paru.Penyakit kolagen ( SLE, reumatoid arthritis ).Penyakit gastrointestinal ( pancreatitis, rupture esophagus, abses hati ).Trauma ( hemotorak, khilotorak ).

  • Pleura ViseralisBagian permukaan luarnya terdiri atas selapis sel mesotelial yang tipis ( tebalnya tidak lebih dari 30 m ), diantara celah celah sel ini terdapat beberapa sel limfosit. Terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit di bawah sel mesotelial

    Pleura Parietalis Lapisan pleura parietalis merupakan laipsan jaringan yang lebih tebal dan terdiri atas sel sel mesotelial serta jaringan ikat ( jaringan kolagen dan serat serat elastik ). Dalam jaringan ikat ini terdapat pembuluh kapiler dari arteri interkostalis dan mammaria interna, kelenjar getah bening, banyak reseptor saraf sensorik yang peka terhadap rasa nyeri. PERBEDAAN PLEURA

  • PATOFISIOLOGIPatofisologi terjadinya efusi pleura bergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi karena perbedaan tekanan osmotik plasma dan jaringan interstisial submesotelial, kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura

  • MANIFESTASI KLINISBiasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan penyakit dasar. Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis, sementara efusi malignan dapat mengakibatkan dipsnea dan batuk.

  • KASUS EFUSI PLEURATn.A masuk rs dengan keluhan sesak nafas, RR:36x/mnt, bernapas menggunakan cuping hidung, klien tidak menggunakan oksigen bantuan, bibir tampak sianosis, klien mengeluh batuk berdahak, warna dahak hijau, terdengan bunyi ronkhi pada lobus kanan atas. Klien juga mengeluh badannya terasa lemah, jika melakukan aktifitas nafasnya semakin terasa sesak. Kesadaran klien compos mentis dengan GCS: 15, E:4. M:6, V:5 suhu klien:36c nadi:110x/mnt, tekanan darah 120/70 mmHg. Leukosit: 5.400/ul (4500-11000/ul) klien terpasang wsd pada interkosta kelima sebelah kiri, dengan karakteristik cairan berwarna kuning muda, cairan yang keluar 300cc/hari bibir klien tampak sianosis, bentuk dada barell chest, klien tampak lemah, nafas klien cuping hidung, dari hasil foto thoraks paru-paru kiri hanya tampak sampai pada iga ke5, paru-paru kanan sampai iga ke8 karena tertutup oleh penumpukan cairan pada rongga pleura. Klien mengatakan ia tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya, klien mengatakan dirinya merasa cemas dengan keadaan sekarang ini. Apakah dirinya dapat sembuh, karena klien mengkhawatirkan tentang skripsinya yang seharusnya dirinya saat ini melaksakan sidang akhir, menjadi tertunda dikarenakan sakit yang dideritanya. Klien juga sering bertanya tentang penyakit yang dideritanya kepada perawat.

  • KLASIFIKASI DATA

    Data subjektifData objektifKlien mengeluh sesak nafasKlien mengeluh batuk berdahakKlien mengeluh badannya terasa lemah jika beraktivitas nafas semakin sesakKlien mengatakan dirinya dipasang selang di dadanya Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanyaS : 36 C, RR : 36x/menit, N : 110x/menit, TD : 120/70 mmHgWarna dahak klien hijauKlien tampak lemahKesadaran compos mentisGCS 15, E : 14, M : 6, V : 5Klien terpasang WSDBentuk dada barell chestBibir tampak sianosisNafas klien cuping hidungHasil foto thoraks paru paru kiri hanya tampak sampai pada iga ke lima, paru paru kanan sampai iga ke delapan karena tertutup oleh penumpukkan cairan pada rongga pleuraCairan yang keluar 300cc/hariTerdengar bunyi ronkhi pada lobus kanan atasKlien sering bertanya tentang penyakit yang dideritanya

  • ANALISA DATA

    Data subjektif/objektifMasalahKemungkinan penyebabDS: Klien mengeluh sesak nafasDO: RR 36x/menitDS: Klien mengeluh batuk berdahakDO: Dahak berwarna hijauDS: Klien mengatakan dirinya dipasang selang didadanyaDO: Klien terpasang WSD pada interkosta sebelah kiri, karakteristik cairan berwarna kuning muda, bibir klien tampak sianosis, nafas klien cuping hidung , hasil foto thorax paru kiri hanya tampak pada sampai pada iga ke-5 , paru-paru kanan hanya sampai iga ke-8 karena tertutup cairan pada rongga pleuraDS: Klien mengeluh badannya terasa lemah jika beraktivitas nafas semakin sesakDO: Klien tampak lemahDS: Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanyaDO: Klien sering bertanya tentang penyakitnyaPola nafas tidak efektifBersihan jalan nafas tidak efektifResiko terjadinya infeksiIntoleransi aktivitasDefisiensi pengetahuanPenurunan ekspansi paruAkumulasi secretTindakan bedah( pemasangan WSD )Tidak adekuat suplai oksigenKurang mengenal informasi

  • DAFTAR MASALAH

    No Diagnosa Keperawatan12.3.

    4.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paruBersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan bedah ( pemasangan WSD )Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigenDefisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang mengenal informasi

  • PERENCANAAN

    TglDiagnosa KeperawatanTujuan dan kriterian hasilRencana TindakanRasional17/10/14Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret tertahan di jalan nafasTujuan: 3 X 24 jam bersihan jalan nafas efektifKH: Secret bisa keluar(+)Ronkhi (-)RR: 16-20x/menitBerikan posisi semi fowler (30 - 45)Ajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektifAnjurkan pasien untuk banyak minum, terutama air hangat.Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi, dan untuk meningkatkan ekspansi paru.Nafas dalam membantu memenuhi kecukupan O2 dan memobilisasi secret untuk membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan. Untuk mengencerkan secret sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.

  • 18/10/14Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paruTujuan : 3X 24 jam pola nafas pasien efektifKH: Sesak (-)RR: 16-20x/menitPernafasan cuping hidung (-)Pengembangan dinding dada simetrisCairan pungsi pleura (-)Nadi: 60-100x/menitBerikan posisi semi fowler (30 - 45)Kolaborasi oksigen tambahan sesuai dengan indikasiAjarkan pola nafas efektif (teknik nafas dalam)Observasi TTV terutama RR dan nadi serta status pernafasan(pernafasan cuping hidung, retraksi otot bantu nafas,kesimetrisan dinding dada)Kolaborasi lakukan torakosintesis ulang atau pemasangan WSDPeninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi, dan untuk meningkatkan ekspansi paru.Meningkatkan suplai oksigenMengatur irama nafas sehingga meningkatkan suplai O2Mengurangi cairan pada kavum pleura sehingga ekspansi paru bisa maksimal dan sesak berkurang.

    19/10/14Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan bedah ( pemasangan WSD )Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, luka teratasiKH: Luka bersih dan tidak ada pusObservasi LukaGanti PerbanMenegetahui keadaan luka klienMenghindari infeksi

  • 20/10/14Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai 02 ke jaringan sekunder karena gangguan pola nafas tidak efektif.Tujuan : 3X24 jam meningkatkan toleransi aktivitas pasienKH: Kelelahan berkurangToleransi terhadap aktivitas meningkatMampu beraktivitas secara mandiriAnjurkan individu untuk istirahat 1 jam setelah makan (misalnya berbaring dan duduk-duduk).Tingkatkan aktivitas secara bertahap dengan periode istirahat diantara dua aktifitas misalnya duduk dulu sebelum berjalan setelah tidurKolaborasi : pemberian oksigen setelah beraktivitas bila terjadi peningkatan status pernafasanObservasi respon individu terhadap aktivitas (status pernafasan dan pucat)Mencegah aktivitas Px yang berlebihanMeningkatkan tingkat toleransi aktivitas PxMeningkatkan perfusi jaringan dan meningkatkan suplai oksigenEvaluasi kelemahan dan tingkat toleransi aktivitas Px

  • 21/10/14Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang mengenal informasiTujuan: Memberikan informasi tentang efusi pleura KH: -klien mampu mengetahui tentang efiusi pleuraBeri informasi tentang penyakit efusi pleuraklien mengetahui sejauh mana tentang efusi pleura yang dideritanya

  • TERIMA KASIH