Efisiensi Pengadaan Barang Publi

31
BAB I PENDAHULUAN Para ekonom menggunakan istilah barang publik untuk merujuk pada sejumlah karakteristik yang berbeda yang dapat menyebabkan kesalahan alokasi sumber daya. Sebagian besar umumnya, istilah barang-barang publik hanya digunakan untuk menggambarkan barang yang diproduksi di sektor publik. Dengan demikian, sebagai contoh jalan raya dan pertahanan nasional adalah barang publik karena pemerintah yang memproduksi mereka. Jika istilah ini digunakan secara umum, maka akan timbul pertanyaan mengapa 1

description

menjelaskan efisiensi pengadaan barang publik

Transcript of Efisiensi Pengadaan Barang Publi

Page 1: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

BAB I

PENDAHULUAN

Para ekonom menggunakan istilah barang publik untuk merujuk pada sejumlah

karakteristik yang berbeda yang dapat menyebabkan kesalahan alokasi sumber daya.

Sebagian besar umumnya, istilah barang-barang publik hanya digunakan untuk

menggambarkan barang yang diproduksi di sektor publik. Dengan demikian, sebagai

contoh jalan raya dan pertahanan nasional adalah barang publik karena pemerintah

yang memproduksi mereka. Jika istilah ini digunakan secara umum, maka akan

timbul pertanyaan mengapa beberapa barang seperti contoh tersebut (jalan raya,

pertahanan nasional, dll) cenderung diproduksi oleh pemerintah sementara barang yang

lain cenderung diproduksi di pasar swasta.

Barang publik adalah unik dan menarik karena hampir tidak mungkin

untuk mengalokasikan barang publik murni melalui mekanisme pasar. Adam

Smith, pendiri ekonomi klasik yang pertama kali mengembangkan argumen yang

mendukung pasar bebas, berpendapat untuk penyediaan barang publik

dilakukan oleh pemerintah bukan dari pasar. Smith juga menyatakan bahwa

fungsi utama pemerintah adalah untuk menyediakan dua macam barang publik yakni

pertahanan nasional dan sistem hukum, dan Ia juga menyarankan bahwa keduanya

harus dibayar dari perbendaharaan publik, (Smith, 1981)

Salah satu konsep yang dicetuskan oleh Adam Smith.':" Kekuatan harga pasar

1

Page 2: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

akan menata produksi dan konsumsi sedemikian sehingga memaksimalkan

kesejahteraan. Hal tersebut dinyatakan dalam dua Teorema Fundamental Ekonomi

Kesejahteraan yaitu pertama, dengan syarat kondisi-kondisi "sernpuma". maka pasar

kompetitif akan selalu membawa kepada alokasi sumber daya yang efisien untuk

produksi dan konsumsi. Kedua, alokasi yang efisien dapat diperoleh melalui sebuah

sistem pasar tanpa suatu pengendalian pemerintah pusat, dengan melakukan

penyesuaian terhadap distribusi awal sumber daya. Alokasi sumber daya yang efisien

itu disebut Paretoefisiensi, diambil dari nama seorang ekonom Italia – Vilfredo Pareto.

Barang publik biasanya disediakan oleh publik atau pemerintah dengan alasan

bahwa penyediaan barang publik oleh pihak swasta akan menyebabkan under

production (Andreoni, 1995). Sekalipun demikian, dalam kenyataannya sebagian barang

publik disediakan oleh pemerintah dan sebagian lainnya disediakan oleh swasta,

sehingga fenomena ini telah menarik perhatian para ekonom untuk menjelaskan motif

penyediaan barang publik oleh pihak swasta sekaligus memetakan hubungan antara

pemerintah dan swasta dalam penyediaan barang publik.

Kritik yang paling sering dilontarkan para ekonom terhadap intervensi

pemerintah adalah intervensi mendistorsi harga-harga sehingga biaya marginal tidak

lagi sama dengan manfaat marginal.

Pertimbangan dalam penyediaan barang publik, apakah disediakan oleh publik

atau swasta adalah terkait dengan pertanyaan apakah masyarakat menjadi lebih baik jika

barang dan jasa yang saat ini disediakan oleh publik kemudian disediakan oleh swasta

(Rosen, 2010). Dengan kata lain, faktor kunci yang menentukan apakah suatu barang

diproduksi oleh publik atau swasta adalah yang mana lebih efisien dalam pasar.

2

Page 3: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

Pandangan konvensional menyatakan bahwa penyediaan barang publik oleh pihak

swasta tidak efisien sehingga menjadi legitimasi bagi pemerintah untuk menyediakan

barang publik. Akan tetapi, beberapa studi kontemporer menunjukkan bahwa swasta

dapat menyediakan barang publik secara efisien.

Efisiensi ketersediaan barang publik mensyaratkan bahwa barang publik harus

tersedia sampai pada level dimana jumlah penilaian marginal setiap orang untuk unit

terakhir barang publik sama dengan biaya marginalnya. Jika penyediaan barang publik

oleh pihak swasta memenuhi kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

penyediaan barang publik oleh pihak swasta adalah efisien. Dalam kenyatannya,

penyediaan barang publik baik oleh pemerintah maupun swasta memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Misalnya pemerintah mengalami keterbatasan anggaran

sehingga tidak mampu menyediakan barang publik pada level optimal yang diinginkan

oleh masyarakat. Pada sisi lain, penyediaan barang publik yang diserahkan sepenuhnya

kepada swasta, maka cenderung menimbulkan biaya yang lebih tinggi yang harus

ditanggung oleh masyarakat dalam bentuk pajak, iuran, dan sejenisnya.

Dalam mengupayakan barang publik agar segala sesuatunya lebih baik,

intervensi pemerintah terkadang mengorbankan efisiensi dan tidak jarang malah

membuat sesuatunya tambah buruk. Pemerintah tidak dapat memihak bahkan

menghindari untuk melakukan kolusi dan nepotisrne dengan kelompokkelompok

kepentingan yang memiliki kekuatan politis (misalnya: produsen rokok,

keluargapejabat tinggi, anggota-anggota dewan perwakilan rakyat), dan memberikan

kemudahan-kemudahan kepada mereka. Akibatnya, merugikan sebagian besar

masyarakat lainnya serta menurunkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan.

3

Page 4: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

Dalam era otonomi daerah, dituntut peranan pemerintah daerah untuk

memberikan kesejahteraan kepada masyarakat daerahnya dengan penyediaan public

services (pelayanan public) yang sangat dibutuhkan. Pergeseran paradigma dari good

government menuju good governance (local governance), akan melibatkan hubungan

antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya dalam kegiatan/urusan urusan

pemerintahan. Dalam good governance harus ada keseimbangan antara publik, privat

dan sosial/masyarakat. Dengan demikian desentralisasi/otonomi tidak hanya berupa

penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, tetapi juga

penyerahan wewenang kepada masyarakat (J.B. Kristiadi :1994).

4

Page 5: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbedaan Barang Publik dengan Barang Lainnya

Barang publik mempunyai sifat yakni non-persaingan dan non- dikecualikan.

Konsep pengecualian dan persaingan ini tidak hanya menuntun kita dalam

mengartikan barang publik saja, namun juga untuk membedakan barang publik

dengan kategori barang lain.

Untuk menyederhanakannya, beberapa ahli ekonomi menggolongkan sifat

pengecualian dan persaingan suatu barang sebagai variabel dikotomi. Sifat barang

publik ada persaingan maupun tidak, ada pengecualian maupun tidak digambarkan

dalam variabel dikotomi. Variabel ini yang menggambarkan empat kemungkinan

kombinasi yang selanjutnya disebut taksonomi sederhana dengan empat kuadran di

dalamnya (perhatikan tabel di bawah ini !)

Persaingan dalam konsumsiTidak Ya

Pengecualian

Barang kena Bea (pajak) Barang Swasta

Cnth: Jalan tol, kabel TV Cnth: permen karet sekaleng soda, dll

Non-Pengecualian

Barang Publik Barang umum

5

Page 6: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

Cnth: pertahanan nasional, penerangan jalan, gelombang radio

cnth: ikan di air, Air bersih, udara yang bersih

Barang publik disebut juga barang kolektif. Barang jenis ini dapat dikonsumsi

oleh beberapa individu secara berkala atau terus-menerus. Hal ini menutup

kemungkinan untuk memberlakukan sifat pengecualian bagi siapa saja yang ingin

menikmati barang publik. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan kesulitan bagi pihak

penyedia barang publik untuk mendapatkan pengembalian dari biaya yang telah

mereka keluarkan.

Barang swasta (barang pribadi) adalah barang yang mempunyai sifat yang

berlawanan dengan barang publik. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa

sifat barang swasta adalah adanya persaingan dan pengecualian di dalamnya.

Mayoritas barang yang dijual di pasar tergolong ke dalam barang swasta. Adanya

barang swasta menyebabkan produsen akan mendapatkan biaya (laba) pribadi atas

barang swasta yang mereka jual. Namun di satu sisi, adanya barang swasta akan

menutup kemungkinan bagi seorang individu untuk menjadi free-rider atau dapat

menikmati barang yang dimiliki oleh orang lain tanpa membayar.

Selanjutnya adalah barang umum adalah barang yang mempunyai sifat adanya

persaingan di dalamnya namun tidak ada sifat pengecualian. Barang yang termasuk

ke dalam sifat ini biasanya adalah sumber daya alam. Contohnya saja ikan di laut, bagi

para nelayan dibutuhkan adanya persaingan dalam berlomba-lomba menjaring banyak

ikan di laut. Namun, sebenarnya ikan di laut tersebut tidak berlaku sifat pengecualian

karena siapa saja selain nelayan dapat mengambil ikan di laut tersebut namun tetap

6

Page 7: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

dengan adanya persaingan di dalamnya.

Yang terakhir adalah barang kena bea (pajak, masuk, dll) adalah barang yang

sifatnya tanpa persaingan dalam mendapatkannya namun terdapat pengecualian di

dalamnya. Contohnya adalah kabel televisi (parabola), individu yang ingin memasang

kabel televisi (parabola) di dalam rumahnya dapat memasang tanpa harus bersaing

dengan individu yang lainnya namun dengan konsekuensi individu tersebut harus

membayar untuk mendapatkan kabel televisi (parabola) tersebut.

2.2 Barang Publik Murni

Barang publik murni telah menjadi subjek dari sebagian besar analisis ekonomi

barang publik. Dalam beberapa hal, barang publik murni adalah abstraksi yang

diadopsi untuk memberikan kasus benchmark terhadap yang lain, yang dapat dinilai.

Sebuah barang publik murni memiliki dua sifat berikut:

- Non-dikecualikan. Jika kepentingan publik diberikan, konsumen tidak dapat

dikecualikan dari konsumsi

- Non-persaingan. Konsumsi barang publik oleh salah satu konsumen tidak

mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi oleh negara lainnya

Sebaliknya, barang swasta sifatnya dikecualikan dan perlu adanya persaingan di

dalamnya, yang artinya jika dikonsumsi oleh satu orang maka tidak ada yang tersisa

untuk yang lain.

Meskipun barang swasta tidak dibuat eksplisit, sifat-sifat suatu barang swasta

secara tidak langsung telah berlaku implisit dalam bagaimana kita telah menganalisis

7

Page 8: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

perilaku pasar dalam bab-bab sebelumnya.

2.3 Barang Publik Tidak Murni

Barang tidak murni menempati daerah yang luas antara barang publik murni

dan barang swasta murni. Dalam praktik, barang publik akhirnya cenderung

menderita kemacetan ketika penggunaan cukup besar. Contoh jelas termasuk taman

dan jalan. Kemacetan menghasilkan pengurangan dalam pengembalian barang

publik kepada setiap pengguna sebagai akibatmeningkatnya penggunaan

pasokan yang diiringi oleh peningkatan rumah tangga. Barang publik tersebut

disebut barang publik tidak murni. Utilitas yang diperoleh setiap rumah tangga dari

barang publik murni adalah fungsi naik dari tingkat pasokan dan fungsi penurunan dari

segi penggunaannya.

2.4 Efisiensi

Efisiensi terjadi karena adanya suatu kegiatan atau usaha yang dinilai oleh

perusahaan/lembaga telah banyak menghabiskan resources namun manfaat yang

dirasakan oleh perusahaan sangatlah kecil, maka perusahaa/lembaga tersebut melakukan

peninjauan kembali semua aspek yang ikut serta dalam kegiatan/usaha tersebut ditutup

kemudian diganti dengan kegiatan/usaha yang lain oleh perusahaan sehingga memberi

manfaat yang besar bagi perusahaan.

Menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2002:149) Bahwa: “Efisiensi adalah Rasio

atau perbandingan usaha atau kerja yang berhasil, dan seluruh kerja atau pengorbanan

8

Page 9: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

yang dikerahkan untuk mencapai hasil tersebut dengan kata lain, rasio antara input dan

output”.

Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu:

“Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan

masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain

penggunaan yang sebenarnya” Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan

(1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah:

“Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output

(hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti

halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efisiensi merupakan sebuah metode

perbandingan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

organisasi dalam melakukan kegiatan.

9

Page 10: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

BAB III

PEMBAHASAN

Barang-barang publik seperti udara bersih, panduan mercusuar, maupun

informasi tentang pencegahan SARS (sindroma pernapasan akut parah) bersifat

noneksklusif. Siapapun bisa menggunakan barang publik tanpa dapat dicegah, maka

tidak seorang pun mempunyai dorongan untuk membayar barang Itu. Inilah problem

yang terkenal dengan istilah free-rider (pembonceng gratis). Jika tidak seorang pun

dapat dikenai biaya atau tidak seorang pun dengan sukarela mau membayar untuk

penyediaan barang publik, tidak akan ada orang yang mau menyediakan barang publik.

Terjadilah keadaan yang disebut kegagalan pasar (market failure). Di sinilah pemerintah

"diperkenankan" untuk campur tangan dalam ekonomi pasar dengan bertindak sebagai

penyedia atau pembeli barang atau pelayanan

Karena terdapat "pembonceng gratis", dapatkah dicapai efisiensi penyediaan

barang publik? Jawabnya dapat. lntinya, Justru preferensi sesungguhnya dari semua

orang yang menikmati manfaat barang publik (termasuk para "pembonceng gratis")

harus dikalkulasi atau diestimasi untuk kemudian dicocokkan dengan suplai barang itu.

Tingkat penyediaan efisiensi barang swasta ditentukan dengan cara

membandingkan manfaat marginal dari tambahan sebuah unit dan biaya marginal untuk

10

Page 11: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

memproduksl unit itu. Efisiensi dicapai jika manfaat marginal sarna dengan biaya

marginal,

MB= MC.

Dengan kata lain, efisiens dicapai jika manfaat setiap pertambahan satu unit

barang yang dinikmati konsumen sama dengan biaya yang diperlukan untuk

memproduksi dan menyediakan barang itu.

Prinsip yang sama berlaku untuk barang publik hanya saja analisisnya berbeda.

Pada barang swasta manfaat marginal diukur oleh rnenfaat yang diterima konsumen.

Pada barang publik kita harus menanyakan berapa besar masing-masing orang

memberikan nilai manfaat terhadap sebuah unit tambahan output. Hal ini karena barang

publik bersifat tidak eksklusif. Manfaat marginal diperoleh dengan cara menjumlahkan

nilai-nilai manfaat untuk semua orang yang menikmati barang itu.

Kemudian untuk menentukan tingkat penyediaan yang efisien sebuah barang

publik kita harus menyamakan jumlah manfaat marginal dengan biaya marginal

produksi,

MB = MC.

Gambar 1,menyajikan eksposisi geometris klasik yang dikembangkan Samuelson

tentang lingkat penyediaan yang efisien sebuah barang publik. D1 menunjukkan

permintaan barang publik oleh seorang konsumen. D2 rnenunjukkan permintaan barang

publik oleh konsumen kedua. Apakah makna kurva permintaan (demand curve) dalam

konteks bahasan ini? Maknanya, masing-masing kurva perrmintaan sesungguhnya

menunjukkan kepada kita manfaat marginal yang diperoleh konsumen dari

11

Page 12: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

mengkonsumsi setiap tingkat output Sebagai contoh, jika terdapat dua unit barang

publik, konsumen pertama mau membayar (willing to pay) Rp15.000,00 untuk barang

ttu, dan Rp15.000,00 adalah manfaat 1. Demikian pula, dengan dua unit barang publik,

konsumen kedua memperoleh manfaat marginal Rp 40.000,00.

Untuk menghitung jumlah manfaat kedua orang tersebut, kita harus

menjumlahkan masing-masing kurva permintaan secara vertikaI. Sebagai contoh, jika

output sebanyak dua unit, kite tambahkan manfaat marginal Rp15.000,00 dengan

manfaat marginal Rp40.000,00 untuk memperoleh manfaat marginal sosial sebesar

Rp55.000,00 Jika hal ini dihitung untuk setiap tingkat output publik, kita memperoleh

kurva permintaan agregat untuk barang publik berupa kurva D.

Jumlah output yang efisien tercatat jika manfaat marginal kepada masyarakat

sama dengan biaya marginal. Hal ini terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan

dan kurva biaya marginal. Dalam contoh, biaya marginal produksi adalah Rp 55.000,00.

Jadi, angka 2 adalah tingkat output barang publik yang efisien untuk disediakan.

12

Page 13: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

Untuk menjelaskan mengapa angka 2 adalah efisien, perhatikan apa yang terjadi

jika hanya disediakan 1 unit output. Biaya marginal tetap Rp 55.000,00 tetapi manfaat

marginal kurang lebih Rp70.000,00. Karena manfaat marginal lebih besar daripada

biaya marginal, maka barang publik yang disediakan terlalu sedikit. Demikian pula

seandainya diproduksi 3 unit barang publik. Manfaat marginal kurang lebih

Rp40.000,00 lebih kecil daripada Rp55.000,. Hal ini berarti barang publik yang

disediakan terlalu banyak. Hanya jika manfaat marginal sosial sama dengan biaya

marginal maka barang publik yang disediakan efisien, MSB = MC

13

Page 14: Efisiensi Pengadaan Barang Publi

BAB IV

PENUTUP

Efisiensi penyediaan barang publik dapat dicapai antara lain dengan harus

mengkalkulasi atau mengestimasi preferensi sesungguhnya dari semua orang yang

menikmati manfaat barang publik kemudian dicocokkan dengan suplai barang itu.

Selain itu efisiensi juga dapat dicapai jika manfaat setiap pertambahan satu unit

barang yang dinikmati konsumen sama dengan biaya yang diperlukan untuk

memproduksi dan menyediakan barang itu.

14