EFIKASI HERBISIDA CAMPURAN …digilib.unila.ac.id/32211/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · beda...
Transcript of EFIKASI HERBISIDA CAMPURAN …digilib.unila.ac.id/32211/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · beda...
EFIKASI HERBISIDA CAMPURAN PIRAZOSULFURON+PENDIMETALIN
TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA, TANAMAN, DAN
HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
(Skripsi)
Oleh
KURNIA RAMADHANI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Kurnia Ramadhani
ABSTRAK
EFIKASI HERBISIDA CAMPURANPIRAZOSULFURON+PENDIMETALIN TERHADAP PERTUMBUHAN
GULMA, TANAMAN, DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Oleh
KURNIA RAMADHANI
Padi merupakan tanaman pokok penghasil beras yang kebutuhan setiap tahunnya
terus meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk. Dalam beberapa tahun
terakhir produksi padi mengalami penurunan, salah satu penyebabnya adalah
keberadaan gulma. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang keberadaanya
tidak dikehendaki oleh manusia, sehingga manusia melakukan berbagai cara
untuk mengendalikannya. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara
kimiawi, salah satunya menggunakan herbisida campuran bahan aktif
pirazosulfuron+pendimetalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis
herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron+pendimetalin yang efektif,
mengetahui apakah terjadi fitotoksisitas dan penghambatan pertumbuhan serta
hasil padi sawah akibat aplikasi herbisida campuran pirazosulfuron +
pendimetalin, dan mengetahui perubahan komposisi gulma akibat aplikasi
herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin. Penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah dan di Laboratorium Ilmu
Kurnia Ramadhani
Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian disusun dalam
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan
terdiri atas dosis herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron+pendimetalin
(7,5+7,5), (10+10), (12,5+12,5), (15+15), (17,5+17,5) g ha-1, penyiangan manual,
dan kontrol. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett dan additifitas
data dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data akan dianalisis dengan sidik
ragam. Apabila perlakuan menunjukkan perbedaan nyata maka dilakukan uji
beda nilai tengah antar perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada
taraf kepercayaan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida campuran
bahan aktif pirazosulfuron+pendimetalin dosis 7,5+7,5 sampai 17,5+17,5 g ha-1
efektif mengendalikan gulma total, gulma golongan daun lebar, golongan rumput,
dan golongan teki. Herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron+pendimetalin
dosis 7,5+7,5 sampai 17,5+17,5 g ha-1 tidak meracuni tanaman padi sawah serta
menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi lebih baik dibanding
kontrol. Herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron+pendimetalin dosis
7,5+7,5 sampai 17,5+17,5 g ha-1 menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
jenis gulma.
Kata kunci : gulma, padi, pendimetalin, pirazosulfuron
EFIKASI HERBISIDA CAMPURAN
PIRAZOSULFURON+PENDIMETALIN TERHADAP
PERTUMBUHAN GULMA, TANAMAN, DAN
HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Oleh
KURNIA RAMADHANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kecamatan Pringsewu pada 24 Januari 1996, merupakan
anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Igo kurdi dan
Ibu Pur Wanti. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK)
Baitussalam tahun 2000 dan diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dan diselesaikan pada
tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1
Pringsewu dan selesai pada tahun 2011, lalu melanjutkan pendidikan ke SMA
Negeri 1 Pringsewu dan selesai pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Pada tahun 2015 – 2016, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa penerima beasiswa BPP-PPA dan pada tahun 2017 – 2018
menerima beasiswa PT. Dharma Pholimetal. Selama menjadi mahasiswa penulis
aktif di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (KMB BEM–U) sebagai staf ahli
Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI) periode 2015 – 2016. Penulis juga
aktif di organisasi Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS-Mata) Fakultas
Pertanian Universitas Lampung sebagai anggota Bidang Penelitian dan
Pengembangan Keilmuan (Litbang) periode 2016 – 2017. Selain itu, penulis
pernah menjadi Asisten Dosen Praktikum Matakuliah Ilmu dan Teknik
Pengendalian Gulma, Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, Kimia Dasar, dan
Pengelolaan Gulma Perkebunan.
Pada bulan Januari – Februari 2017, Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik Universitas Lampung di Desa Terbanggi Subing,
Kabupaten Lampung Tengah. Pada bulan Juli – Agustus 2017, penulis
melaksanakan Praktik Umum di Balai Penelitian Tanah Kebun Percobaan Taman
Bogo (BALITTANAH), Lampung Timur.
Dengan penuh rasa syukur ku kepada Allah SWT,
Aku persembahkan karya ini kepada
Keluarga Tercinta
Kedua orang tuaku Papa, Mama, dan Adik Lelakiku yang telah
memberikan Seluruh kasih sayang, doa, semangat, kesabaran, nasihat,
perhatian, dan dukungan sampai saat ini.
Sahabat–sahabat dan teman-teman yang selalu menemani dalam suka
maupun duka, berbagi pengalaman berharga, dukungan dan perhatian
yang telah kalian berikan selama ini.
Serta almameter tercinta
Universitas Lampung
Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar
(QS. Ar-Rum : 60)
Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat (QS. Al-Baqarah : 45)
Banyak yang berkata bahwa takdir di luar kemampuan kita dan takdir bukan ditangan kita.
Tapi aku lebih tahu. Bahwa takdir kita ada di dalam diri kita. Kau hanya perlu sedikit keberanian untuk
mengetahuinya (Brave, 2012)
Percayalah doa ibumu tak ada yang dapat menghalanginya. Allah kabulkan seluruh doa
ibumu. Bahagiakanlah dirinya maka Allah akan permudah segalanya
(Kurnia Ramadhani, 2018)
i
SANWACANA
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efikasi Herbisida
Campuran Pirazosulfuron+Pendimetalin Terhadap Pertumbuhan Gulma,
Tanaman, dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.)”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi.
3. Bapak Dr. Hidayat Pujisiswanto, S.P., M.P., selaku pembimbing pertama atas
bimbingan, saran, semangat, motivasi serta kesabaran kepada penulis selama
penelitian hingga penyelesaian skripsi.
4. Bapak Ir. Sunyoto, M.Agr., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, saran,
pengarahan, serta kesabaran kepada penulis selama penyelesaian skripsi.
5. Bapak Ir. Herry Susanto,M.P., selaku pembahas dan Pembimbing Akademik
atas ilmu pengetahuan, bimbingan, motovasi, nasihat serta segala masukan
yang membangun dalam penulisan skripsi dan dukungannya kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
ii
6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Igo Kurdi dan Ibu Purwanti serta adiku
tersayang Ahmad Faqih Damara atas doa dan dukungan yang tiada
henti-hentinya diberikan kepadaku dalam bentuk motivasi, bantuan baik
secara moril maupun materil yang diberikan selama ini.
7. Bapak Pujono dan Bapak Slamet yang telah bersedia membantu penulis
selama di lapang bersama Kurnia Oktavia, Heppy Kurniati, Risa Apriani,
Rizky Rahmadi, dan Romatua Nainggolan atas perjuangan dan kerjasamanya
hingga skripsi ini terselesaikan.
8. Nuryadi selaku penyemangat penulis atas doa dan dukungan dalam bentuk
motivasi agar semangat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman hidup selama 40 hari KKN Iranda Putri, Rahma Ferika Shaumi,
Muhammad Khadafi A., Titin Aprilia, Rama Wicaksa, dan Yudistira.
Terimakasih sudah menjadi keluarga dalam suka dan duka.
10. Sahabat-sahabat penulis Kurnia Oktavia, Heppy Kurniati, Kenny Titian
Mutiara, Lidya Khoirunnisa, Lita Theresia Pasaribu, Luh Gita Pujawati
Yanuar, Irmawati, Dita Nurul Hidayah, dan Dwi Oktaria atas kebahagiaan,
keceriaan, dan kesedihan selama kuliah di Universitas Lampung.
11. Teman-teman Agroteknologi kelas B dan Agroteknologi 2014 atas
persahabatan, doa, dukungan serta kebersamaan kepada penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi para
pembaca.
Bandar Lampung, Juli 2018
Kurnia Ramadhani
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.3 Landasan Teori ................................................................................... 4
1.4 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 7
1.5 Hipotesis ............................................................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9
2.1 Tanaman Padi .................................................................................... 9
2.2 Pengendalian Gulma pada Pertanaman Padi Sawah ......................... 10
2.3 Herbisida Pirazosulfuron ................................................................... 12
2.4 Herbisida Pendimetalin ..................................................................... 13
2.5 Kombinasi Herbisida ......................................................................... 14
III. BAHAN DAN METODE ...................................................................... 15
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 15
3.2 Bahan dan Alat .................................................................................. 15
3.3 Metode Penelitian ............................................................................. 15
3.4 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 16
3.4.1 Pembuatan petak percobaan .................................................... 16
3.4.2 Penanaman padi ...................................................................... 17
iv
3.4.3 Aplikasi herbisida ................................................................... 17
3.4.4 Penyiangan manual ................................................................. 18
3.4.5 Pengambilan sampel gulma .................................................... 18
3.5 Pengamatan Gulma ........................................................................... 18
3.5.1 Bobot kering gulma ................................................................. 18
3.5.2 Dominansi gulma .................................................................... 19
3.5.3 Koefisien komunitas ............................................................... 20
3.6 Pengamatan Tanaman Padi ............................................................... 21
3.6.1 Fitotoksisitas ........................................................................... 21
3.6.2 Tinggi tanaman ....................................................................... 21
3.6.3 Jumlah tanaman per rumpun ................................................... 22
3.6.4 Jumlah tanaman produktif per rumpun ................................... 22
3.6.5 Komponen hasil ...................................................................... 22
3.6.6 Hasil gabah kering giling ........................................................ 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 24
4.1 Bobot Kering Gulma Total ............................................................... 24
4.2 Bobot Kering Gulma per Golongan .................................................. 25
a. Bobot kering gulma golongan daun lebar .................................... 25
b. Bobot kering gulma golongan rumput ......................................... 26
c. Bobot kering gulma golongan teki ............................................... 28
4.3 Komposisi Jenis Gulma .................................................................... 29
4.4 Bobot Kering Gulma Dominan ......................................................... 31
a. Bobot kering gulma F. miliacea ................................................... 31
b. Bobot kering gulma C. iria .......................................................... 32
c. Bobot kering gulma E. colona ..................................................... 33
d. Bobot kering gulma L. chinensis .................................................. 33
e. Bobot kering gulma L. hyssopifolia ............................................. 35
f. Bobot kering gulma S. zeylanica .................................................. 35
4.5 Perbedaan Komposisi Gulma (Koefisien Komunitas) ...................... 36
4.6 Pengamatan Tanaman ....................................................................... 38
v
4.6.1 Fitotoksisitas tanaman padi ..................................................... 38
4.6.2 Tinggi tanaman padi ............................................................... 39
4.6.3 Jumlah tanaman padi per rumpun ........................................... 40
4.6.4 Jumlah tanaman produktif per rumpun ................................... 41
4.6.5 Komponen hasil ...................................................................... 42
4.6.6 Hasil gabah kering giling ........................................................ 43
4.7 Rekomendasi ..................................................................................... 45
V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 46
5.1 Simpulan ........................................................................................... 46
5.2 Saran ................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
LAMPIRAN ................................................................................................... 51
Tabel 16 – 101 ................................................................................................. 52
Gambar 13 – 105 ............................................................................................. 102
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Satuan Perlakuan .......................................................................................... 16
2. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalindalam mengendalikan gulma total pada 3 dan 6 MSA ................................ 24
3. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap gulma golongan daun lebar pada 3 dan 6 MSA ............................ 26
4. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap gulma golongan rumput pada 3 dan 6 MSA .................................. 27
5. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap gulma golongan teki pada 3 dan 6 MSA ....................................... 28
6. Pengaruh aplikasi herbisida terhadap Summed Dominance Ratio gulmapada 3 MSA ................................................................................................ 30
7. Pengaruh aplikasi herbisida terhadap Summed Dominance Ratio gulmapada 6 MSA ................................................................................................ 30
8. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap bobot kering F. miliacea pada 3 dan 6 MSA ............................... 31
9. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap bobot kering C. iria pada 3 dan 6 MSA ........................................ 32
10. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap bobot kering E. colona pada 3 dan 6 MSA ................................... 33
11. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap bobot kering L. chinensis pada 3 dan 6 MSA ............................... 34
12. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap bobot kering L. hyssopifolia pada 3 dan 6 MSA .......................... 35
vii
13. Pengaruh perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalinterhadap bobot kering S. zeylanica pada 3 dan 6 MSA ........................... 36
14. Nilai koefisien komunitas gulma akibat aplikasi herbisidapirazosulfuron+pendimetalin pada 3 MSA ............................................... 37
15. Nilai koefisien komunitas gulma akibat aplikasi herbisidapirazosulfuron+pendimetalin pada 6 MSA ............................................... 37
16. Tinggi tanaman padi akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 39
17. Jumlah tanaman padi akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 40
18. Jumlah tanaman produktif per rumpun akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 42
19. Panjang malai, jumlah gabah per malai, dan bobot gabah per malaiakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron + pendimetalin ...... 43
20. Bobot gabah 1000 butir dan bobot gabah kering giling akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 44
21. Bobot kering gulma total pada 3 MSA akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 52
22. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma total pada 3 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 52
23. Analisis ragam bobot kering gulma total pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 53
24. Bobot kering gulma total pada 6 MSA akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 53
25. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma total pada 6 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 54
26. Analisis ragam bobot kering gulma total pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 54
27. Bobot kering gulma golongan daun lebar pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 55
28. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma golongan daun lebarpada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 55
viii
29. Analisis ragam bobot kering gulma golongan daun lebar pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 56
30. Bobot kering gulma golongan daun lebar pada 6 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 56
31. Transformasi √(X+0,5) bobot kering gulma golongan daun lebarpada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 57
32. Analisis ragam bobot kering gulma golongan daun lebar pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 57
33. Bobot kering gulma golongan rumput pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 58
34. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma golongan rumputpada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ............................................................................................. 58
35. Analisis ragam bobot kering gulma golongan rumput pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 59
36. Bobot kering gulma golongan rumput pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 59
37. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma golongan rumputpada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 60
38. Analisis ragam bobot kering gulma golongan rumput pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 60
39. Bobot kering gulma golongan teki pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 61
40. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma golongan tekipada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 61
41. Analisis ragam bobot kering gulma golongan teki pada 3 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 62
42. Bobot kering gulma golongan teki pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 62
ix
43. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma golongan tekipada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 63
44. Analisis ragam bobot kering gulma golongan teki pada 6 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 63
45. Bobot kering gulma F. miliacea pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 64
46. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma F. miliaceapada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 64
47. Analisis ragam bobot kering gulma F. miliacea pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 65
48. Bobot kering gulma F. miliacea pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 65
49. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma F. miliaceapada 6 MSA akibat akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 66
50. Analisis ragam bobot kering gulma F. miliacea pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 66
51. Bobot kering gulma C. iria pada 3 MSA akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 67
52. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma C. iria pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 67
53. Analisis ragam bobot kering gulma C. iria pada 3 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 68
54. Bobot kering gulma C. iria pada 6 MSA akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 68
55. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma C. iria pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 69
56. Analisis ragam bobot kering gulma C. iria pada 6 MSA akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 69
57. Bobot kering gulma E. colona pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 70
x
58. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma E. colonapada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 70
59. Analisis ragam bobot kering gulma E. colona pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 71
60. Bobot kering gulma E. colona pada 6 MSA akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 71
61. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma E. colonapada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 72
62. Analisis ragam bobot kering gulma E. colona pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 72
63. Bobot kering gulma L. chinensis pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron + pendimetalin ................................. 73
64. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma L. chinensis pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 73
65. Analisis ragam bobot kering gulma L. chinensis pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 74
66. Bobot kering gulma L. chinensis pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 74
67. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma L. chinensispada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 75
68. Analisis ragam bobot kering gulma L. chinensis pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 75
69. Bobot kering gulma L. hyssopifolia pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 76
70. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma L. hyssopifoliapada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 76
71. Analisis ragam bobot kering gulma L. hyssopifolia pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 77
72. Bobot kering gulma L. hyssopifolia pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 77
xi
73. Transformasi √√(X+0,5) bobot kering gulma L. hyssopifoliapada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 78
74. Analisis ragam bobot kering gulma L. hyssopifolia pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 78
75. Bobot kering gulma S. zeylanica pada 3 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 79
76. Transformasi √(X+0,5) bobot kering gulma S. zeylanicapada 3 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 79
77. Analisis ragam bobot kering gulma S. zeylanica pada 3 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 80
78. Bobot kering gulma S. zeylanica pada 6 MSA akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 80
79. Transformasi √(X+0,5) bobot kering gulma S. zeylanicapada 6 MSA akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 81
80. Analisis ragam bobot kering gulma S. zeylanica pada 6 MSAakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 81
81. Tinggi tanaman padi pada 3 MST akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 82
82. Transformasi √(X+0,5) tinggi tanaman padi pada 3 MST akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 82
83. Analisis ragam tinggi tanaman padi pada 3 MST akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 83
84. Tinggi tanaman padi pada 6 MST akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 83
85. Transformasi √(X+0,5) tinggi tanaman padi pada 6 MST akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 84
86. Analisis ragam tinggi tanaman padi pada 6 MST akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 84
87. Tinggi tanaman padi pada 9 MST akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 85
xii
88. Transformasi √(X+0,5) tinggi tanaman padi pada 9 MST akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 85
89. Analisis ragam tinggi tanaman padi pada 9 MST akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 86
90. Jumlah tanaman padi pada 3 MST akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 86
91. Analisis ragam jumlahtanaman padi pada 3 MST akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 87
92. Jumlah tanaman padi pada 6 MST akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 87
93. Analisis ragam jumlah tanaman padi pada 6 MST akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 88
94. Jumlah tanaman padi pada 9 MST akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 88
95. Analisis ragam jumlahtanaman padi pada 9 MST akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 89
96. Jumlah tanaman produktif padi per rumpun akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 89
97. Transformasi √√(X+0,5) jumlah tanaman produktif padi per rumpunakibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ........ 90
98. Analisis ragam jumlah tanaman produktif padi per rumpun akibatperlakuan herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................... 90
99. Panjang malai akibat perlakuan herbisida campuran pirazosulfuron +pendimetalin ............................................................................................. 91
100. Transformasi √√(X+0,5) panjang malai akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 91
101. Analisis ragam panjang malai akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 92
102. Jumlah gabah per malai akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 92
103. Analisis ragam jumlah gabah per malai akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 93
xiii
104. Bobot gabah per malai akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 93
105. Analisis ragam bobot gabah per malai akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 94
106. Bobot gabah 1000 butir akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 94
107. Analisis ragam bobot gabah 1000 butir akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 95
108. Gabah kering giling per petak panen ukuran 2x2 meter akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 95
109. Transformasi √√(X+0,5) gabah kering giling per petak panenukuran 2x2 meter akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 96
110. Analisis ragam gabah kering giling per petak panenukuran 2x2 meter akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 96
111. Gabah kering giling per ha akibat perlakuan herbisida campuranpirazosulfuron+pendimetalin .................................................................... 97
112. Transformasi √√(X+0,5) gabah kering giling per ha akibat perlakuanherbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................... 97
113. Analisis ragam gabah kering giling per ha akibat perlakuan herbisidacampuran pirazosulfuron+pendimetalin ................................................... 98
114. Data Curah Hujan Stasiun Klimatologi PesawaranDesember 2017 – Februari 2018 ............................................................... 99
115. Data Curah Hujan Stasiun Klimatologi PesawaranMaret – April 2018 .................................................................................. 100
116. Deskripsi Padi Inpari 42 ............................................................................ 101
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rumus bangun herbisida pirazosulfuron etil ................................................ 13
2. Rumus bangun herbisida pendimetalin ........................................................ 13
3. Tata letak percobaan .................................................................................... 17
4. Bagan pengambilan sampel gulma ............................................................... 19
5. Irigasi sawah Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah .............. 102
6. Gulma dominan ............................................................................................ 103
7. Pengamantan fitotoksisitas padi sawah 1 MSA pada petak perlakuan ........ 104
8. Pengamatan fitotoksisitas padi sawah 3 MSA pada petak perlakuan .......... 105
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pokok penghasil beras yang
dibutuhkan masyarakat Indonesia. Padi termasuk golongan rumputan yang
berumpun (Poaceae). Kebutuhan beras setiap tahunnya terus meningkat akibat
pertambahan jumlah penduduk (Andani, 2008). Konsumsi beras nasional saat ini
mencapai 137 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2020 diperkirakan kebutuhan
beras Indonesia mencapai 35,97 juta ton (Puslitbangtan, 2012). Hal ini tidak
sejalan dengan produksi padi nasional yang diperoleh pada tahun 2014 sebanyak
70,83 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sebesar 0,45
juta ton (0,63%) dibandingkan tahun 2013 (BPS 2014). Menurut Badan Pusat
Statistik Lampung (2015), produksi padi di provinsi Lampung tahun 2014 terjadi
peningkatan sebesar 51,18 ku ha -1 dari 50,26 ku ha -1 namun dengan penurunan
produktivitas 1,94 ku ha -1 menjadi 0,92 ku ha -1. Penurunan produktivitas padi
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ketersediaan unsur hara,
kondisi air atau curah hujan, keterbatasan pengetahuan petani serangan Hama dan
Penyakit Tumbuhan (HPT), dan adanya gulma.
Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu kepentingan manusia sehingga
manusia berusaha untuk mengendalikannya (Sembodo, 2010). Menurut Pane dan
2
Jatmiko (2009), keberadaan gulma dapat mengakibatkan kehilangan hasil padi
yang diperkirakan mencapai 10—40%. Pada lahan sawah kehilangan hasil dapat
mencapai 86% jika gulma tidak dikendalikan. Kehilangan hasil dapat ditekan
melalui beberapa teknik pengendalian gulma (Zarwazi et al., 2016).
Berbagai teknik pengendalian dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pada
pertanaman padi sawah. Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa metode
seperti pengendalian mekanik atau fisik, kultur teknik, hayati, pengendalian secara
kimia, dan terpadu (Sembodo, 2010). Menurut Soerjandono (2005), pengendalian
gulma yang efektif dan ekonomis pada tanaman padi sawah pada hamparan yang
luas yaitu pengendalian secara kimia menggunakan herbisida. Penggunaan
herbisida dinilai jauh lebih efisien, murah, dan cepat karena hemat tenaga kerja
yang diperlukan untuk penyiangan (Kesuma et al., 2015). Herbisida adalah
pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma. Berdasarkan mekanisme
kerjanya herbisida dibedakan atas dua golongan yaitu kontak dan sistemik
(Djojosumarto, 2008).
Herbisida yang digunakan pada penelitian ini yaitu herbisida dengan bahan aktif
pirazosulfuron dan pendimetalin yang diaplikasikan secara pratumbuh bersifat
sistemik dan selektif. Menurut Simanjuntak et al. (2016), bahan aktif
pirazosulfuron bersifat selektif terhadap gulma berdaun lebar maupun teki-tekian.
Menurut IUPAC (2014), herbisida jenis ini mampu mengendalikan gulma berdaun
lebar maupun teki-tekian (Cyperaceae), serta beberapa gulma rumput meski
kadang cenderung kurang efektif. Menurut Abubakar et al. (2006), bahan aktif
Pendimetalin bersifat selektif terhadap gulma rumput. Sehingga dengan
3
pencampuran kedua bahan aktif ini diharapkan herbisida dapat mengendalikan
jenis gulma berdaun lebar, teki-tekian, maupun rumput-rumputan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan jawaban dari rumusan masalah berikut ini :
1. Berapa dosis herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron dan pendimetalin
yang efektif dalam mengendalikan gulma pada tanaman padi pindah tanam?
2. Apakah herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron dan pendimetalin
bersifat meracuni tanaman padi dan menghambat pertumbuhan serta hasil padi
sawah?
3. Apakah terdapat perubahan komposisi jenis gulma pada tanaman padi setelah
aplikasi herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron dan pendimetalin?
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dosis herbisida campuran bahan aktif pirazosulfuron +
pendimetalin yang efektif dalam mengendalikan gulma pada pertanaman padi
sawah.
2. Mengetahui apakah terjadi fitotoksisitas dan penghambatan pertumbuhan serta
hasil padi sawah akibat aplikasi herbisida campuran bahan aktif
pirazosulfuron+pendimetalin.
3. Mengetahui perubahan komposisi gulma akibat aplikasi herbisida campuran
bahan aktif pirazosulfuron+pendimetalin.
4
1.3 Landasan Teori
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan,
maka penulis menggunakan landasan teori sebagai berikut:
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang berasal berasal
dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Beberapa spesies
Oryza, yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua sub species yaitu Indica
(padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Terdapat dua tipe
padi yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di
dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Padi diolah menjadi beras yang
merupakan sumber karbohidrat utama di kebanyakan negara Asia (Rahayu, 2009).
Menurut Setyawan (2010), gulma dapat menurunkan hasil panen padi karena
adanya persaingan dengan tanaman budidaya dalam perebutan unsur hara, air,
cahaya, serta beberapa gulma dapat dijadikan tanaman inang oleh hama dan
penyakit tanaman padi. Menurut Pane dan Jatmiko (2009), di lahan sawah
keberadaan gulma dapat mengakibatkan kehilangan hasil padi yang diperkirakan
mencapai 10—40% . Pada lahan sawah kehilangan hasil dapat mencapai 86%
jika gulma tidak dikendalikan (Zarwazi et al., 2016).
Persaingan atau istilah lain kompetisi akan terjadi bila timbul interaksi antar lebih
dari satu tumbuhan yang berpengaruh negatif pada pemanfaatan sumberdaya alam
dalam keadaan terbatas secara bersamaan. Kompetisi yang diperebutkan antar
tumbuhan yakni air, cahaya matahari, dan unsur hara. Gulma sebagai tumbuhan
yang memiliki sifat rakus serta dilengkapi dengan perakaran yang luas akan
5
tumbuh dengan cepat mengisi ruangan dan menekan tumbuhan lain yang berada
di bawah naungannya. Gulma akan tumbuh lebih cepat dan bersaing dengan
tanaman budidaya apabila gulma tumbuh secara bersamaan dengan tanaman
budidaya (Moenandir, 1993). Kompetisi gulma dapat mengakibatkan penurunan
hasil dari segi kualitas dan kuantitas hasil panen. Penurunan kualitas hasil akibat
kompetisi gulma dapat disebabkan oleh tercampurnya biji gulma pada hasil panen
yang mengakibatkan hasil panen menurun. Besarnya daya kompetisi gulma
tergantung pada beberapa faktor diantaranya jumlah individu gulma, berat gulma,
jenis gulma, siklus hidup gulma, dan periode adanya gulma pada tanaman
(Fitri et al., 2010).
Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti pengendalian
mekanik atau fisik, kultur teknik, hayati, pengendalian secara kimia, dan terpadu
Pengendalian secara kimia menggunakan herbisida. Herbisida adalah bahan aktif
atau kultur hayati yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan
tumbuhan (Sembodo, 2010). Bahan aktif dapat berupa bahan aktif tunggal dan
bahan aktif campuran. Menurut Guntoro dan Fitri (2013), penggunaan suatu jenis
herbisida secara terus dapat menjadikan gulma resisten, sehingga dilakukan
pencampuran herbisida dengan bahan aktif berbeda yang berfungsi untuk
mendapatkan spektrum pengendalian yang lebih luas, serta diharapkan dapat
memperlambat timbulnya gulma yang resisten terhadap herbisida.
Berdasarkan selektivitasnya herbisida dibagi menjadi 2 yaitu, selektif dan
nonselektif. Herbisida selektif adalah herbisida yang bersifat racun untuk gulma
tertentu, sedangkan herbisida nonselektif bersifat racun untuk semua spesies
6
gulma. Waktu aplikasi herbisida disesuaikan dengan teknik budidaya tanaman.
Aplikasi pratumbuh dilakukan sebelum gulma tumbuh. Pada umumnya herbisida
pratumbuh yang diaplikasikan akan membentuk lapisan tipis pada permukaan
tanah dan akan meracuni gulma yang mulai berkecambah melalui akar atau tajuk
gulma yang menembus lapisan herbisida. Kelembaban tanah akan membantu
herbisida mencapai biji gulma yang berkecambah. Sehingga penggunaan
herbisida pratumbuh tidak dianjurkan pada lahan kering (Sembodo, 2010).
Herbisidaa berbahan aktif pirazosulfuron etil 10% merupakan herbisida
pratumbuh dan purnatumbuh yang selektif pada gulma padi sawah. Mekanisme
kerja pirazosulfuron etil 10% dapat diserap oleh akar maupun daun dan kemudian
ditranslokasikan ke seluruh tanaman untuk menghambat aktivitas enzim
Acetolactate synthase (ALS) yang mengakibatkan kematian gulma. Herbisida
dengan bahan aktif pirazosulfuron etil 10% mampu mengendalikan gulma
berdaun lebar dan teki-tekian, serta kurang efektif terhadap gulma berdaun sempit
atau rerumputan (IUPAC, 2014).
Menurut hasil penelitian Simanjuntak et al. (2016), bentuk formulasi herbisida
pirazosulfuron pada dosis 60—140 g ha-1 atau setara dengan 6—14 g ha-1 bahan
aktif dapat menekan pertumbuhan gulma dari beberapa tingkat dosis terendah
hingga tertinggi menunjukan bahwa semua tidak berbeda nyata dan tidak
menimbulkan dampak gejala keracunan terhadap tanaman padi pada lahan sawah.
Hasil penelitian Halder et al. (2005), herbisida bahan aktif pirazosulfuron 10%
pada dosis bahan aktif 15 g ha-1 adalah dosis yang tepat untuk menggantikan
perlakuan penyiangan gulma secara manual.
7
Herbisida pendimetalin merupakan herbisida yang diaplikasikan ke tanah sebagai
herbisida pratumbuh (Baidhawi, 2013). Mekanisme kerja herbisida dapat di
translokasikan ke seluruh tanaman dengan menghambat pembelahan dan
pemanjangan sel akar (Moenandir, 1990).
1.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut disusun kerangka
pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap rumusan masalah. Padi
merupakan tanaman pokok penghasil beras yang dibutuhkan masyarakat
Indonesia. Kebutuhan beras setiap tahunnya terus meningkat akibat pertambahan
jumlah penduduk. Akan tetapi hal ini tidak diiringi dengan peningkatan produksi
tanaman padi. Dalam usaha peningkatan produksi petani sering dihadapkan
berbagai masalah dalam proses budidaya karena adanya persaingan dengan
tanaman budidaya dalam perebutan unsur hara, air, cahaya, serta beberapa gulma.
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang kehadirannya merugikan manusia.
Oleh karena itu gulma perlu dikendalikan untuk meningkatkan produksi.
Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pengendalian
mekanik atau fisik, kultur teknik, hayati, pengendalian secara kimia, dan terpadu.
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan menggunakan herbisida. Herbisida
adalah bahan aktif atau kultur hayati yang dapat menghambat pertumbuhan atau
mematikan tumbuhan. Penggunaan herbisida memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan penggunaan herbisida yakni dapat mematikan gulma
secara cepat serta efisien waktu dan tenaga kerja. Kekurangannya apabila
digunakan secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya resistensi gulma.
8
Oleh karena itu perkembangan teknologi pencampuran herbisida mulai
dikembangkan agar spektrum pengendalian gulma lebih luas dan memperlambat
terjadinya resistensi pada gulma.
Herbisida bahan aktif pirazosulfuron dan pendimetalin dapat digunakan untuk
mengendalikan gulma tanaman padi yang bersifat sistemik yang diaplikasikan
pratumbuh, tidak meracuni tanaman dan tidak menurunkan hasil produksi
tanaman padi. Pengujian herbisida pirazosulfuron dan pendimetalin perlu
dilakukan karena herbisida ini sebelumnya merupakan herbisida tunggal yang
bersifat selektif terhadap gulma tertentu serta campuran herbisida ini masih baru
dan belum banyak dikembangkan. Sehingga pengujian berbagai taraf dosis perlu
dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa herbisida pirazosulfuron dan
pendimetalin dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis gulma.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
1. Dosis 7,5+7,5 g ha-1 sampai 17,5+17,55 g ha-1 herbisida campuran
pirazosulfuron + pendimetalin mampu mengendalikan gulma pada tanaman
padi sawah.
2. Herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin pada semua dosis yang diuji
tidak meracuni tanaman dan tidak menghambat pertumbuhan serta hasil padi
sawah.
3. Aplikasi herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin mengakibatkan
perubahan komposisi jenis gulma.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Padi
Padi tergolong tanaman poaceae (Graminae) termasuk jenis rumput yang
mempunyai rumpun kuat dan ruasnya keluar banyak anakan yang berakar.
Tanaman padi memiliki batang yang berbuku, berongga, dari buku tumbuh tunas
dan daun. Bunga atau malai muncul dari buku terakhir pada tiap anakan. Akar
padi adalah serabut yang sangat efektif dalam menyerap hara tetapi peka terhadap
kekeringan. Akar padi terdapat pada kedalaman antara 10—20 cm (Purnamawati,
2007).
Menurut Tjitrosoepomo 2010, klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
Padi dapat tumbuh di daerah tropis atau subtropis pada 45o LU— 45o LS. Padi
dapat ditanam di musim kemarau atau hujan cuaca panas dan kelembaban tinggi
10
dengan musim hujan 4 bulan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan
air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat
menurun karena penyerbukan kurang intensif. Rata-rata curah hujan yang baik
adalah 200 mm bulan-1 atau 1500—2000 mm-1 tahun. Di dataran rendah padi
memerlukan ketinggian 0—650 m dpl dengan suhu 22—27o C sedangkan di
dataran tinggi 650—1.500 m dpl dengan suhu 19—23o C. Tanaman padi
memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa ada naungan (Rahayu, 2009).
Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2016), umur tanam padi dari fase
vegetatif sampai fase pemasakan kurang lebih mencapai 120 hari. Pertumbuhan
tanaman padi dibagi ke dalam tiga fase dari awal penyemaian hingga pemanenan :
1. Fase vegetatif : fase ini dimulai dari perkecambahan sampai terbentuknya
bulir. Pada varietas padi berumur pendek (120 hari) fase ini lamanya sekitar
55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya
sekitar 85 hari.
2. Fase reproduktif : fase ini dimulai dari terbentuknya bulir sampai
pembungaan. Padi varietas berumur pendek lamanya fase ini sekitar 35 hari.
3. Fase pembentukan gabah atau biji : dimulai dari pembungaan sampai
pemasakan biji. Lamanya sekitar 30 hari untuk varietas padi berumur pendek
maupun panjang (Makarim dan Suhartatik, 2007).
2.2 Pengendalian Gulma pada Pertanaman Padi Sawah
Gulma merupakan tanaman yang tumbuh bukan pada tempatnya atau disebut juga
tumbuhan yang manfaatnya lebih sedikit dibandingkan dengan kerugian yang
11
terlihat karena kehadirannya (Fitri et al., 2010). Menurut Sastroutomo (1990),
gulma golongan rumput, teki, dan daun lebar pada lahan sawah terdapat lebih dari
33 jenis gulma yang muncul sejak awal persiapan penanaman hingga menjelang
panen padi di sawah. Menurut Pane dan jatmiko (2009), periode kritis tanaman
padi yaitu 0—1/3 umur tanaman yang merupakan fase kritis tanaman. Pada fase
ini kanopi antar tanaman belum menutup sehingga memberi kesempatan biji-biji
gulma untuk berkecambah dan tumbuh lebih cepat dari pada tanaman padi.
Berdasarkan selektivitasnya herbisida dibagi menjadi 2 yaitu, selektif dan
nonselektif. Herbisida selektif adalah herbisida yang bersifat racun untuk gulma
tertentu, sedangkan herbisida nonselektif bersifat racun untuk semua spesies
gulma. Waktu aplikasi herbisida disesuaikan dengan teknik budidaya tanaman,
sifat herbisida, dan gulma sasaran. Secara umum herbisida diaplikasikan secara :
1. Aplikasi pratanam dilakukan sebelum tanaman ditanam yang tidak ditentukan
oleh keadaan gulmanya. Aplikasi dapat dilakukan dengan mencampurkan
herbisida dengan tanah pada sistem olah tanah intensif atau diaplikasikan
langsung ke gulma yang sudah tumbuh pada sistem tanpa olah tanah.
2. Aplikasi pratumbuh dilakukan sebelum gulma tumbuh. Pada umumnya
herbisida pratumbuh yang diaplikasikan akan membentuk lapisan tipis pada
permukaan tanah dan akan meracuni gulma yang mulai berkecambah melalui
akar atau tajuk gulma yang menembus lapisan herbisida. Kelembaban tanah
akan membantu herbisida mencapai biji gulma yang berkecambah. Sehingga
penggunaan herbisida pratumbuh tidak dianjurkan pada lahan kering.
12
3. Aplikasi pascatumbuh dilakukan setelah gulma tumbuh. Beberapa herbisida
ini digunakan untuk persiapan lahan sebelum tanam sebagai pengganti olah
tanah sempurna (Sembodo, 2010).
2.3 Herbisida Pirazosulfuron
Herbisida pirazosulfuron etil merupakan herbisida pra tumbuh bersifat sistemik
yang dapat diserap oleh akar dan daun gulma. Herbisida pirazosulfuron etil dapat
mengendalikan gulma Echinochloa colona, Cyperus difformis, Ludwigia
octovalvis, dan Monochoria vaginalis (Pal et al., 2012).
Mekanisme kerja herbisida pirazosulfuron etil adalah herbisida diserap oleh akar
atau daun dan kemudian ditranslokasikan ke seluruh tanaman untuk menghambat
aktivitas enzim Acetolactate synthase (ALS) dan biosintesis asam amino yaitu
valin dan isoleusin (Hudayya dan Jayanti, 2013). Hal ini mengakibatkan
terhambatnya sintesis protein serta pembelahan sel dan pertumbuhan. Herbisida
ini selektif terhadap gulma pada padi sawah untuk mengendalikan gulma daun
lebar, teki-tekian, dan rumput ini menghentikan pembelahan sel dan pertumbuhan
tanaman (Djojosumarto, 2008).
Pirazosulfuron etil merupakan bahan aktif herbisida yang memiliki rumus
molekul C14H18N6O7S dengan tatanama senyawa kimia etil 5- (4,6-
dimethoxypyrimidin-2-ylcarbamoylsulfamoyl) -1-methylpyrazole-4-karboksilat,
termasuk kedalam golongan Sulfonilurea dan memiliki rumus bangun seperti pada
Gambar 1 (Young, 2014).
13
Gambar 1. Rumus bangun herbisida pirazosulfuron etil (Young, 2014).
2.4 Herbisida Pendimetalin
Herbisida pendimetalin merupakan herbisida yang selektif terhadap gulma
golongan rumput-rumputan (Abubakar et al., 2006). Herbisida bahan aktif
pendimetalin termasuk ke dalam kelas dinitroanilin. Pendimetalin merupakan
bahan aktif herbisida yang memiliki rumus molekul C13H19N3O4 dengan tatanama
senyawa kimia N- (1-ethylpropyl) -3,4-dimetil-2,6-dinitrobenzenamine termasuk
kedalam golongan dinitroanilin dengan rumus bangun seperti pada gambar 2
(PPDB, 2017). Pendimetalin menghambat polimerisasi tubulin. Tubulin adalah
suatu dimer protein pada sel yang berpolimerisasi ke pembentukan mikrotubula.
Mikrotubula yang terdiri atas α-tubulin dan β-tubulin, merupakan bagian utama
pada aparat mitosis termasuk spindle fibre yang memungkinkan kromosom
terpisah selama pembelahan sel (Hasanuddin, 2012).
Gambar 2. Rumus bangun herbisida pendimetalin (PPDB, 2017).
14
2.5 Kombinasi Herbisida
Efektivitas herbisida berbahan aktif tunggal terbatas pada satu golongan tertentu
(gulma golongan berdaun lebar atau berdaun sempit saja) sehingga pada spektrum
tertentu pengendaliannya menjadi sangat sempit. Untuk memperoleh
pengendalian yang berspektrum luas dan efektif terhadap gulma campuran
dibutuhkan herbisida berbahan aktif campuran (Barus, 2003). Menurut Siagian et
al. (2015), pencampuran herbisida bertujuan untuk mengurangi kekebalan gulma
pada satu herbisida tertentu, membantu menurunkan gulma dominan homogen
dan menurunkan dosis herbisida tertentu.
Menurut penelitian Umiyati (2005), pengendalian gulma selama ini umumnya
hanya menggunakan herbisida tunggal dengan satu jenis bahan aktif. Jenis
herbisida selektif hanya mampu mengendalikan satu jenis gulma dan dapat
menimbulkan masalah baru, dimana apabila salah satu gulma dikendalikan, maka
gulma jenis lain yang lebih tahan akan menjadi dominan pada lahan. Penggunaan
herbisida berbahan aktif campuran dapat mengendalikan gulma sampai 50%
penutupan pada pengamatan 6 MSA. Sehingga dengan pencampuran dua bahan
aktif herbisida membuat makin bertambahnya efektifitas dan ekonomis dalam
pengendalian gulma.
15
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo, Desa Tempuran, Kabupaten
Lampung Tengah dan di Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas
Lampung dari Bulan Januari sampai Mei 2018.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah herbisida pirazosulfuron 10%
dan pendimetalin 10%, padi varietas Inpari 42, air, cat kayu, pupuk urea, SP36
dan KCl. Alat yang digunakan adalah knapsack sprayer semi automatic, gelas
ukur, ember, arit, cangkul, meteran, kuas, kantong plastik, oven, timbangan
digital, alat tulis, kantung kertas, dan kuadran besi berukuran 0,5m x 0,5m.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
7 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 28
petak percobaan (Tabel 1). Petak percobaan yang digunakan berukuran 3 m x 5 m
dengan jarak antar satuan petak berupa galengan dengan lebar 30 cm.
Pengelompokkan ditetapkan berdasarkan keseragaman gulma yang ada di
16
lapangan, penentuan setiap perlakuan dalam satu kelompok dilakukan sedemikian
rupa sehingga sebaran gulma merata atau kondisi gulma dalam kelompok
seragam.
Tabel 1. Satuan Perlakuan
No. PerlakuanDosis formulasi
g ha-1Dosis bahan aktif
g ha-1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pirazosulfuron+pendimetalin 10/10 WP
Pirazosulfuron+pendimetalin 10/10 WP
Pirazosulfuron+pendimetalin 10/10 WP
Pirazosulfuron+pendimetalin 10/10 WP
Pirazosulfuron+pendimetalin 10/10 WP
Penyiangan Manual
Kontrol
75
100
125
150
175
-
-
7,5+7,5
10+10
12,5+12,5
15+15
17,5+17,5
-
-
Untuk menguji homogenitas ragam data digunakan uji Bartlett dan uji aditivitas
data diuji dengan menggunakan Uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, maka data
dianalisis dengan sidik ragam dan untuk menguji perbedaan nilai tengah
perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pembuatan petak percobaan
Satuan petak percobaan terdiri dari petak yang berukuran 3 m x 5 m dengan jarak
tanam 25 cm x 25 cm. Jarak antar satuan perlakuan berupa galengan lebar 30 cm.
Tata letak percobaan dapat dilihat pada (Gambar 3).
17
U4 U3 U2 U1
Gambar 3. Tata Letak PercobaanKeterangan gambar :U = UlanganP1 = Perlakuan etil pirazosulfuron+pendimetalin (7,5+7,5 g ha-1)P2 = Perlakuan etil pirazosulfuron+pendimetalin (10+10 g ha-1)P3 = Perlakuan etil pirazosulfuron+pendimetalin (12,5+12,5 g ha-1)P4 = Perlakuan etil pirazosulfuron+pendimetalin (15+15 g ha-1)P5 = Perlakuan etil pirazosulfuron+pendimetalin (17,5+17,5 g ha-1)P6 = Penyiangan mekanisP7 = Kontrol
3.4.2 Penanaman padi
Penanaman padi varietas Inpari 42 dilakukan dengan cara tanam pindah bibit
berumur 16 hari setelah semai. Jarak tanam yang digunakan adalah 25 cm x 25
cm. Dalam satu lubang tanam ditanam dua sampai tiga bibit padi.
3.4.3 Aplikasi herbisida
Aplikasi herbisida dilakukan pagi hari hanya sekali saat pra tumbuh atau saat
3 hari sebelum tanam dengan menggunakan alat semprot punggung knapsack
sprayer semi otomatik dengan nozel T-zet berwarna biru. Sebelum aplikasi,
knapsack sprayer dikalibrasi dengan metode luas untuk mendapatkan volume
4
7
5
1
6
2
3
1
2
3
4
5
6
7
7
2
5
3
6
4
1
3
6
1
7
2
4
5
18
semprot dan diperoleh volume semprot yang digunakan yaitu 750 ml/15 m2. Jika
dikonversikan menjadi luasan 1 ha maka akan diperoleh volume semprot sebesar
500 l/ha. Aplikasi dilakukan dari dosis terendah sampai dosis tertinggi secara
berurutan.
3.4.4 Penyiangan manual
Penyiangan digunakan sebagai perlakuan pembanding yang dilakukan dengan
penyiangan secara manual dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di areal
pertanaman padi pada saat 3 dan 6 MSA.
3.4.5 Pengambilan sampel gulma
Pengambilan contoh gulma untuk data biomasa, kerapatan, dan frekuensi
dilakukan pada 3 dan 6 minggu setelah tanam (MSA) pada petak contoh. Data
tersebut digunakan untuk menentukan gulma dominan berdasarkan nilai summed
dominance ratio (SDR).
3.5 Pengamatan Gulma
3.5.1 Bobot kering gulma
Pengambilan gulma untuk mengukur bobot kering gulma total dan gulma
dominan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat 3 dan 6 MST. Gulma diambil
dengan menggunakan alat kuadran berukuran 0,5 m x 0,5 m pada dua titik
pengambilan yang berbeda untuk setiap petak percobaan dan setiap waktu
pengambilan contoh gulma. Kemudian gulma dipilah berdasarkan spesiesnya,
19
kemudian dioven dengan suhu 80ºC selama 48 jam dan ditimbang. Bagan
pengambilan sampel gulma dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bagan pengambilan sampel gulmaKeterangan gambar:
= Satuan petak panenX = Letak pengamatan fitotoksisitas, pertumbuhan dan hasil padi sawah1 = Petak kuadran pengambilan sampel gulma 3 MST2 = Petak kuadran pengambilan sampel gulma 6 MST
3.5.2 Dominansi gulma
Setelah mendapatkan data bobot kering gulma total, dilakukan perhitungan nilai
SDR. Nilai SDR digunakan untuk menentukan urutan gulma dominan yang ada di
areal. Nilai SDR untuk masing – masing spesies gulma pada petak percobaan
dicari dengan rumus :
a. Dominan Mutlak (DM)
Bobot kering spesies gulma tertentu dalam petak contoh.
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
3mm
5mm
X XX X
X X X
X
X
X
1
1
2
2
2 m
2 m
20
b. Dominansi Nisbi (DN)
Dominansi Nisbi = 100 %c. Frekuensi Mutlak (FM)
Jumlah Kemunculan gulma tertentu pada setiap ulangan.
d. Frekuensi Nisbi (FN)
Frekuensi Nisbi (FN) = 100 %e. Nilai Penting
Jumlah Nilai peubah Nisbi yang digunakan (DN + FN)
f. Summed Dominance Ratio (SDR)
SDR = =3.5.3 Koefisien komunitas
Pada petak percobaan terdapat jenis gulma yang berbeda – beda antar perlakuan.
Untuk mengetahui perbedaan komposisi jenis gulma antar perlakuan dapat
dihitung dengan rumus :
= 2+ 100%Keterangan rumus:C = Koefisien komunitasW = Jumlah nilai SDR terendah dari masing – masing komunitas yang
dibandingkana = Jumlah dari seluruh SDR pada komunitas pertamab = Jumlah dari seluruh SDR pada komunitas kedua
Nilai C menunjukkan kesamaan komposisi gulma antar perlakuan yang
dibandingkan. Jika nilai C >75% maka dua komunitas yang dibandingkan
21
memiliki komposisi gulma yang sama. Nilai C ditentukan berdasarkan
perbandingan nilai SDR dari 2 komunitas (perlakuan) yang dibandingkan pada
seluruh petak percobaan pada 3 dan 6 MST.
3.6 Pengamatan Tanaman Padi
3.6.1 Fitotoksisitas
Jumlah sampel tanaman padi untuk pengamatan fitotoksisitas adalah sebanyak 3
tanaman dalam satuan petak perlakuan. Tingkat keracunan dinilai secara visual
terhadap populasi tanaman padi, diamati pada 1, 2, dan 3 MSA. Menurut Komisi
Pestisida (1989), daya racun herbisida terhadap tanaman yang diamati secara
visual ditentukan dengan penilaian sebagai berikut :
0 = Tidak ada keracunan, 0 – 5% bentuk dan atau warna daun dan atau
pertumbuhan tanaman padi tidak normal
1 = Keracunan ringan, >5 – 20% bentuk dan atau warna daun dan atau
pertumbuhan tanaman padi tidak normal
2 = Keracunan sedang, >20 – 50% bentuk dan atau warna daun dan atau
pertumbuhan tanaman padi tidak normal
3 = Keracunan berat, >50 – 75% bentuk dan atau warna daun dan atau
pertumbuhan tanaman padi tidak normal
4 = Keracunan sangat berat, >75% bentuk dan atau warna daun dan atau
pertumbuhan tanaman padi tidak normal
3.6.2 Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai permukaan tanah hingga daun tertinggi tanaman.
22
Pengamatan dilakukan terhadap 10 contoh tanaman yang diambil secara acak
yang terletak pada bagian tengah baris tanaman. Pengukuran tinggi tanaman
dilakukan pada umur 3, 6, dan 9 minggu setelah tanam (MST).
3.6.3 Jumlah tanaman per rumpun
Jumlah tanaman per rumpun dihitung tanaman yang tumbuh dan daun sudah
terbuka penuh. Pengamatan dilakukan terhadap 10 rumpun contoh tanaman yang
ditentukan secara acak. Perhitungan dilakukan pada umur 3, 6, dan 9 minggu
setelah tanam (MST).
3.6.4 Jumlah tanaman produktif per rumpun
Jumlah tanaman produktif per rumpun dihitung berdasarkan jumlah malai yang
keluar dari tanaman padi. Pengamatan dilakukan terhadap 10 rumpun contoh
tanaman yang ditentukan secara acak. Perhitungan tanaman produktif dilakukan
satu hari menjelang panen.
3.6.5 Komponen hasil
Pengamatan komponen hasil berupa, jumlah gabah per malai, panjang malai yang
diukur dari pangkal sampai ujung malai, bobot gabah per malai dan pengamatan
bobot gabah 1000 butir.
3.6.6 Hasil gabah kering giling
Pengamatan hasil gabah kering giling padi sawah dengan kadar air 14% dilakukan
terhadap petak panen berukuran 2 m x 2 m. Pengukuran dilakukan pada
23
saat panen menggunakan moisture tester. Bobot gabah kering panen
dikonversikan menjadi bobot gabah kering giling pada kadar air 14 % dengan
rumus :
KA 14 % = x Bobot Panen Terukur
46
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin dosis 7,5+7,5 sampai
17,5+17,5 g ha-1 mampu mengendalikan pertumbuhan gulma total; gulma
golongan daun lebar Ludwigia hyssopifolia, dan Spenochlea zeylanica.; gulma
golongan rumput Echinochloa colona dan Leptochloa chinensis; gulma
golongan teki Fimbristylis milicea dan Ciperus iria
2. Herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin dosis 7,5+7,5 sampai
17,5+17,5 g ha-1 tidak meracuni tanaman dan tidak menghambat pertumbuhan
serta hasil tanaman padi sawah (Oryza sativa L.)
3. Herbisida campuran pirazosulfuron+pendimetalin dosis 7,5+7,5 sampai
17,5+17,5 g ha-1 menyebabkan terjadinya perubahan komposisi gulma pada
3 dan 6 MSA
47
5.2 Saran
Penulis menyarankan untuk dilakukannya penurunan dosis herbisida campuran
pirazosulfuron+pendimetalin untuk mengetahui apakah dosis yang lebih rendah
mampu mengendalikan pertumbuhan gulma, karena dari hasil uji pada beberapa
tingkatan dosis menunjukkan bahwa pada tingkat dosis terendah hingga tertinggi
menunjukkan bahwa semuanya tidak berbeda atau sama dalam mengendalikan
pertumbuhan gulma.
48
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, M., Hasanudin, M. Rusdi, dan Haswandi. 2006. Efikasi campuranherbisida pendimethalin serta pengaruhnya terhadap gulma dan hasiltanaman kedelai. Jurnal Agrista. 10(3): 158—164.
Acharya, S.S., dan S.P. Bhattacharya. 2013. Comparative efficacy ofpyrazosulfuron ethyl and bentazon with acetamides for weed control intransplanted boro rice (Oryza sativa L.) in the lower gangetic plain zone ofwest bengal, India. International Journal of Bio-resource and StressManagement. 4(4): 506—509.
Andani, A. 2008. Analisis Prakiraan produksi dan konsumsi beras IndonesiaJurnal agrisep. 8(1): 1—18.
Badan Pusat Statistik Lampung. 2015. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai. BeritaResmi Statistik. Bandar Lampung.
Baidhawi. 2013. Degradasi herbisida pendimethalin pada tanah yang berbedakandungan bahan organik. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah.4(2): 21—30.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016. Tiga Fase Pertumbuhan Padi. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian. Subang.
Balitbangtan. 2016. Inpari 42 Agritan Gsr. Agro Inovasi. Jawa Barat.
Barus, I. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan, Efektivitas dan Efisiensi.Kanisius. Yogyakarta. 104 hlm.
Damayanti, T.W., D.R.J. Sembodo, H. Hamim, dan H. Suprapto. 2017. Efikasikombinasi herbisida penoxsulam dan butachlor terhadap gulma padabudidaya padi sawah (Oryza sativa L.) tanam pindah. Jurnal AgrotekTropika. 5(1): 13—19.
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT Agromedia Pustaka.Tangerang. 340 hlm.
Fitri, Y. T., Yudistira, dan Chairunnisa. 2010. Pengendalian Gulma. IPB. Bogor.55 hlm.
49
Guntoro, D., dan T. Fitri. 2013. Aktivitas herbisida campuran bahan aktifcyhalofop-butyl dan penoxsulam terhadap beberapa jenis gulma padisawah. Jurnal Agrohorti. 1(1): 140—148.
Hasanuddin. 2012. Aplikasi herbisida clomazone dan pendimethalin padatanaman kedelai kultivar argomulyo: 1. karakteristik gulma. JurnalAgrista. 16(1): 1—6.
Halder, P., S. Maiti, S. P. Bhattacharya, and H. Banerjee. 2005. Comparativeefficacy of Pyrazosulfuron Ethyl (PSE) alone and its combination withmolinate against weed complex of boro paddy. Journal of Crop and Weed1(1) : 49—53.
Hudayya, A., dan H. Jayanti. 2013. Pengelompokan Pestisida Berdasarkan CaraKerja (Mode Of Action). Agro Inovasi. Bandung. 44 hlm.
IUPAC. 2014. Pyrazosulfuron Ethyl (Ref: NC 311). IUPAC AgrochemicalInformation, University of Hertfordshire, England, United Kingdom.1053 Pp.
Kesuma, D.S, Hariyadi, dan S. Anwar. 2015. Dampak aplikasi herbisida ipaglifosat dalam sistem tanpa olah tanah (TOT) Terhadap Tanah danTanaman Padi Sawah. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam danLingkungan. 5(1): 61—70.
Komisi Pestisida. 1989. Pengujian Lapangan Efikasi Herbisida pada TanamanPadi. Deptan RI. Jakarta. 142 hlm.
Makarim, A. K., dan E. Suhartatik. 2007. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jakarta. 330 hlm.
Moenandir, J. 1990. Fisiologi Herbisida . CV Rajawali. Jakarta. 142 hlm.
Moenandir, J. 1993. Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 101 hlm.
Pal, S., R.K. Ghosh, H. Banerjee, R. Kundu and A. Alipatra. 2012. Effect ofpyrazosulfuron-ethyl on yield of transplanted rice. Indian Journal of WeedScience. 44(4): 210–213.
Pane, H., dan S.Y. Jatmiko. 2009. Pengendalian Gulma pada Tanaman Padi.Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Balai Besar Penelitian LingkunganPertanian. Bogor. 293 hlm.
PPDB. 2017. Pesticide Properties Data Base.https://sitem.herts.ac.uk/aeru/ppdb/en/Reports/511.htm. Diakses pada 20Desember pukul 17.43.
50
Purnamawati, H., dan Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman PanganUnggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 112 hlm.
Puslitbangtan. 2012. Peningkatan Produksi Padi Menuju 2020. Balai PenelitianTanaman Pangan. Bandung.
Rahayu, T. 2009. Budidaya Tanaman Padi Dengan Teknologi Mig-6 Plus.http://migroplus.com/#.pdf. Diakses pada 13 Desember 2017 pukul 8.00WIB.
Sastroutomo, S. 1990. Ekologi Gulma. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.216 hlm.
Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.166 hlm.
Setyawan, D. 2010. Pengendalian Gulma Padi Sawah. http: //bp4k.blitarkab.go.id.Diakses pada 13 Desember 2017 pukul 8.30 WIB.
Siagian, D. T. 2015. Teknologi Lingkungan. CV Andika Offset. Yogyakarta.146 hlm.
Simanjuntak, R., K.P. Wicaksono, dan S. Y. Tyasmoro. 2016. Pengujian efikasiherbisida berbahan aktif pirazosulfuron etil 10% untuk penyiangan padabudidaya padi sawah (Oryza sativa L.). Jurnal Produksi Tanaman. 4(1):31—39.
Soerjandono, N. B. 2009. Teknik pengendalian gulma dengan herbisidapersistensi rendah pada tanaman padi. Buletin Teknik Pertanian. 10(1):5—8.
Tjitrosoedirdjo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta. 477 hlm.
Umiyati, U. 2005. Sinergisme campuran herbisida klomazon dan metribuzinterhadap gulma. Jurnal Agrijati. 1(1): 216—219.
Umiyati , U., R. Widianto, dan Deden. 2017. Pengujian lapangan efikasiherbisisda tigold 10 WP (pirazosulfuron etil 10%) terhadap gulma padabudidaya padi sawah. Jurnal Logika. 21(1): 29—35.
Young, G. 2014. Bessen Chemical Professional Pesticide Wholesale.http://www.chinesepesticide.com/herbicides/Pyrazosulfuron_ethyl.htm.Diakses pada 18 Desember 2017 pukul 6.25 WIB.
Zarwazi, M., M. Chozin, dan D. Guntoro. 2016. Potensi gangguan gulma padatiga sistem budidaya padi sawah. Jurnal Agronomi Indonesia. 44(2):147—153.