EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN...

332
EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris Kimia Disusun Oleh: ZIYADATUL A’MAL NIM: 073711023 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN...

EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA

MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Ilmu Tarbiyah

Jurusan Tadris Kimia

Disusun Oleh:

ZIYADATUL A’MAL

NIM: 073711023

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ABSTRAK

Ziyadatul A’mal (NIM : 073711023). Efektivitas Video Sebagai Media

Pembelajaran Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

Siswa Kelas X MAN 1 Semarang

Fakta di lapangan mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran

yang dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat

abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas, siswa cenderung

belajar dengan hafalan daripada secara aktif sehingga siswa tidak mampu

mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa

tidak mendapatkan materi secara konkret (nyata). Hal inilah yang menyebabkan

rendahnya minat siswa dalam belajar kimia, sehingga diperlukan suatu terobosan

yang dapat membantu siswa dalam prose belajar mengajar. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan media video kimia pada

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap hasil belajar kimia.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, bentuk penelitian ini adalah

penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster

random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.6 sebagai

kelas eksperimen dan X.7 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan

instrumen tes, dokumentasi, angket dan tanggapan terhadap media video sebagai

pelengkap. Data yang terkumpul sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas. Pada uji normalitas diperoleh kelompok eksperimen χ2

hitung = 2,

6211 dan kelompok kelas kontrol χ2

hitung = 6, 4499 dengan α= 5%. Dari data

distribusi chi-kuadrat χ2

tabel (0,95)(5) yang diperoleh adalah 11,1, karena χ2

hitung < χ2

tabel maka disimpulkan data tersebut normal. Uji homogenitas antar kelompok

eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji kesamaan 2 varian,

diperoleh Fhitung = 1,613 dan Ftabel = 1,76 dengan taraf nyata 0,05, data pembilang

= 38 dan data penyebut= 39, maka disimpulkan Fhitung < Ftabel. Artinya kedua

kelompok homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t.

Uji t dilakukan untuk membandingkan hasil belajar kelompok eksperimen dan

kelompok kelas kontrol yang menunjukkan bahwa rerata hasil belajar kelompok

eksperimen adalah 71,775, sedang rerata hasil belajar kelompok kelas kontrol

adalah 65,145. Berdasarkan uji t satu pihak, yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 3,

076 dan ttabel = 1,99, berarti thitung > ttabel, sehingga thitung berada pada daerah

penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho.. Dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kimia dengan memanfaatkan media video berpengaruh positif pada

hasil belajar.

NOTA PEMBIMBING

Semarang, Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada

Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa

Kelas X MAN 1 Semarang

Nama : Ziyadatul A’mal

NIM : 073711023

Jurusan : Tadris

Program Studi : Tadris Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

NOTA PEMBIMBING

Semarang, Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada

Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa

Kelas X MAN 1 Semarang

Nama : Ziyadatul A’mal

NIM : 073711023

Jurusan : Tadris

Program Studi : Tadris Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

MOTTO

ô‰ s)s9 šχ%x. ’Îû öΝÎη ÅÁ|Ás% ×οu� ö9Ïã ’Í< 'ρT[{ É=≈t6 ø9 F{$# ...

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal ... 1

1 Muhammad Rifa’i dan Rosihin Abdul Ghani, Al-Qur'an dan

Terjemahnya, (Semarang: Wicaksana, 1991).

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya

tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam

hidupku,

1. Allah yang Maha Rahim dan Rasulullah yang selalu tertanam dalam hati,

Insya Allah.

2. Ayahanda (Damiri) dan Ibunda (Kusriyah) yang sangat aku cinta dan aku

sayangi, terimakasih atas segala dukungan, nasihat dan do’a yang kalian

berikan tanpa henti.

3. Bu Atik Rahmawati dan Pak Abdul Wahid atas bimbingannya.

4. Bu Kanti Septiyanti dan segenap keluarga besar MAN 1 Semarang

5. Sahabat-sahabatku TK-07 (Raenah, Kirom, Umi Zaroh dan Yuli) atas saran

dan motivasinya selama proses pembuatan karya tulis ini.

6. De’ Hani Ammaria, Mba Nur, Mba Sugik dan Mba Vera atas dukungannya

serta Mba Ulfi, Mba Umi dan anak-anak kos putri Asyifa’ atas perhatiannya.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb

al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua

hamba-Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ini.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,

Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.

Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang

membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang,.

2. Atik Rahmawati, M. Si dan Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag sebagai dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses

penulisan skripsi.

3. Drs. H. Syaefudin, M. Pd sebagai kepala sekolah MAN 1 Semarang yang

berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MAN

1 Semarang.

4. Dra. Kanti Septiyati sebagai guru pengampu bidang studi kimia MAN 1

Semarang, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses

penelitian.

5. Suwahono, M.Pd atas segala arahan dan motivasi.

6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah

memberikan layanan yang baik bagi penulis.

8. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan

dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan

penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,

9. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh

studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis

dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca

pada umumnya. Amin.

Semarang, Juni 2011

Penulis

Ziyadatul A’mal

073711023

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i

Halaman Abstrak ...................................................................................... ii

Halaman Nota Pembimbing ..................................................................... iii

Halaman Pengesahan ............................................................................... iv

Halaman Motto ......................................................................................... v

Halaman Persembahan ............................................................................. vi

Halaman Pernyataan Keaslian .................................................................. vii

Kata Pengantar ......................................................................................... viii

Halaman Daftar Isi ................................................................................... ix

Daftar Tabel ............................................................................................. x

Daftar Histogram ...................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................. 4

C. Penegasan Istilah ....................................................... 4

D. Perumusan Masalah ................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ..................................................... 6

F. Manfaat penelitian .................................................... 6

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran ...... 8

a. Peranan Dan Keuntungan Media................. 9

b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media ...... 9

2. Larutan elektrolit dan nonelektrolit ................. 12

a. Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit ........ 12

1) Pengertian Larutan ............................. 13

2) Perbedaan Larutan Berdasar Daya

Hantar Listriknya ................................ 13

3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan

Jenisnya ............................................... 14

b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia ........ 16

1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan

Lemah ................................................ 16

2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik .. 17

3) Daya Hantar Listrik Senyawa

Kovalen .............................................. 18

3. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan

Noneektrolit Menggunakan Media Video ....... 20

a. Keuntungan Media Video .......................... 23

b. Kelemahan Media Video .......................... 23

4. Hasil Belajar Dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya ................................... 24

a. Definisi Belajar ......................................... 24

b. Hasil Belajar ............................................. 25

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil

Belajar ....................................................... 29

1) Faktor Lingkungan ............................. 29

2) Faktor Instrumental ............................ 30

3) Kondisi Fisiologi ............................... 31

4) Kondisi Psikologi ............................... 32

5) Kemampuan Kognitif ........................ 33

B. Penelitian Yang Relevan .......................................... 33

C. Rumusan Hipotesis .................................................. 35

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................... 36

B. Variabel Penelitian .................................................... 36

C. Metode Penelitian...................................................... 37

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel . 39

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 40

F. Teknik Analisis Data ................................................ 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................... 53

1. Kondisi Sebelum Penelitian .............................. 53

2. Tahap Penelitian ............................................... 54

a. Tahap Persiapan ......................................... 54

b. Tahap Pelaksanaan ..................................... 57

c. Tahap Evaluasi ........................................... 60

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................... 65

1. Analisis Data Awal (Data Pretest) ..................... 65

2. Analisis Data Akhir (Data Posttest) ................... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 70

D. Keterbatasan Penelitian ............................................. 74

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................... 75

B. Saran-saran ................................................................ 75

C. Penutup ...................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat,

elektrolit lemah, dan nonelektrolit ........................................... 15

Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen ................................................ 38

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian ................................................................... 52

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal .................................... 54

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal .......................... 55

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ...................... 56

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ................................ 57

Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 57

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................... 60

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................... 61

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................... 62

Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol ........................ 64

Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol .................................................................... 66

Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest) .................. 66

Tabel 4.12 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest) .......................... 67

Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol ................................................................... 68

Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest) ................. 68

Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest) ......................... 69

Tabel 4.16 Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol ................... 71

DAFTAR HISTOGRAM

Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ........................ 61

Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol ............................... 62

Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen ........................ 63

Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ............................. 64

Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol ................................................................................ 71

Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol Aspek Afektif ......................................................... 73

Gambar 4.7 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol Aspek Psikomotorik ............................................... 74

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana dalam proses

pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan

anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan

menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-

hari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara

aplikasi. Proses pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan

mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain

proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang

cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak

diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara.1 Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai

suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari

siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana

proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan.2

1 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),hlm. 70

2 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,2009), hlm. 164

1

2

Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan

pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung dengan guru. Oleh

karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari

pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki

guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua

tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.3

Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang

dilakukan siswa (peserta didik), dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh

siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan

yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai

tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah

pengalaman belajar.4 Belajar dapat disimpulkan suatu komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik

yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dimana dalam

kegiatan belajar setiap individu menggunakan tiga ranah yang berperan

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang

dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat

abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan

ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga

banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung

belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun

pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian

siswa yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu

mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.5 Dalam

proses belajar mengajar tidak seluruhnya pesan/informasi yang

disampaikan seorang guru dapat diserap oleh siswa dengan maksimal.

3 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 41 - 424 Iskandar, op.cit, hlm. 985 Ibid, hlm. 42

3

Terkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.

Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat

diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran

dapat dipahami dengan baik oleh siswa.6

Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya

partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang

inovatif, yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya

digunakan media yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kendala tersebut menimbulkan

motivasi yang rendah dalam diri siswa. Pembelajaran yang tidak

melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu

penyebab menurunnya nilai akademik di MAN 1 Semarang. Sehingga

hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM

sebagai yang diharapkan.7

Salah satu hal yang menjadi hambatan lain dalam proses

pembelajaran kimia adalah transfer materi yang bersifat abstrak, yang

mana materi tidak disajikan dalam suatu bentuk yang konkret (nyata). Hal

inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia

pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Indikator yang harus

dicapai dalam pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit, antara lain :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit

melalui percobaan

2. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan

arus listrik

4. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion

dan senyawa kovalen polar.

6 Ibid, hlm. 827 Kanti, Septiyati, 8.15 WIB

4

5. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit

melalui praktikum,

6. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum.

Dari indikator diatas, maka penelitian ini pada materi larutan elektrolit

dan nonelektrolit disajikan melalui media video dengan metode

eksperimen.

“Seperti halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek

yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang

sesuai”.8 Media video disusun dan diimplementasikan sebagai media

belajar oleh peneliti supaya dapat membantu memudahkan siswa dalam

memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu,

peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT

DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap

siswa dalam waktu relatif terbatas sehingga menjadikan ilmu kimia

merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

2. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan

berbagai media yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran.

C. Penegasan Istilah

Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di

atas, dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pembahasan,

8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,hlm. 48

5

maka peneliti memberikan pembatasan dalam masing-masing istilah

sebagai berikut :

1. Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau

“pengantar”. Association for Education and Communication

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk

yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda

yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan

beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan

belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program

instruksional.9

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan

dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

2. Video

“Dilihat dari sifatnya video termasuk media audiovisual yaitu

jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung

unsur gambar yang bisa dilihat”.10 Video membantu memberikan

gambaran yang jelas mengenai materi pelajaran yang dipelajari.

3. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

“Larutan didefinisikan campuran cairan yang dihasilkan bila

padatan, cairan, atau gas melarut dalam pelarut”.11 Sedangkan “larutan

elektrolit adalah senyawa atau larutannya (dalam air) dapat

menghantarkan arus listrik; meliputi senyawa-senyawa asam, basa, dan

garam”.12 Sedangkan “nonelektrolit adalah senyawa dimana lelehan

9 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),hlm. 11

10 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 9011 Collin Gem, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1994), hlm. 17912 Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 111

6

atau larutannya dalam pelarut air tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Contoh nonelektrolit adalah glukosa, sukrosa, urea, gliserin, dan

sebagainya”.13

4. Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar”.14 Dalam penelitian ini, aspek yang diukur

antara lain aspek kognitif (pengetahuan) berupa pre-test dan post-test.

D. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana

efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar

kimia kelas X MAN 1 Semarang?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui

efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar

kimia kelas X MAN 1 Semarang?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar yang sedang berlangsung;

b. Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya

media video;

c. Memberikan gambaran yang konkret pada peserta didik terhadap

materi yang diajarkan;

13 Ibid, hlm. 29614 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1999), hlm. 37

7

d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan

media video.

2. Bagi Pendidik

a. Meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar

mengajar yaitu dengan adanya perangkat pembelajaran yang

diterapkan sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang

bermutu;

b. Pendidik mampu memberikan gambaran yang nyata dengan

penyampaian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui

praktikum dalam bentuk media video.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan perangkat pembelajaran kepada sekolah dalam

rangka perbaikan mutu pembelajaran, khususnya bagi sekolah

yang dijadikan penelitian dan sekolah lain pada umumnya;

b. Sekolah dapat memilih media yang sesuai dengan standar

kompetensi pada materi yang diajarkan.

4. Bagi Peneliti

a. Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh

pendidik dalam proses pembelajaran kimia.

b. Menambah pengalaman karena dapat mengalami secara langsung

proses pembelajaran dengan media video.

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang media video, harus

diketahui definisi dari media pembelajaran terlebih dahulu. Secara

harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”.

Association for Education and Communication Technology (AECT)

mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation

Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional,1

sehingga media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak

menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.2

Sedangkan pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya

menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.3 Proses pembelajaran

memang sangat komplek, karena ada beberapa faktor yang berpengaruh

didalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses transfer ilmu

kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara kontinu.

Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik

apabila pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik.

1 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),hlm. 112 Daryanto, Media Visual, (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 13 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2008), hlm. 85

8

9

Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur penting yang

saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media

pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar

tertentu akan mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai,

meskipun masih ada yang harus diperhatikan dalam memilih media.

Berikut adalah bahan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum

memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar.

a. Peranan Dan Keuntungan Media

Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar,

diantaranya :

1) Untuk membangkitkan motivasi;

2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa;

3) Untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru;

4) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian;

5) Untuk menambah variasi teknik penyajian pelajaran;

6) Untuk menambah pengertian nyata auatu informasi;

7) Pendidikan akan lebih produktif, dapat memberikan pengalaman

yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin tahu, dan

membuka cakrawala yang lebih luas.

8) Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru.

b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media

Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media,

diantaranya :

1) Untuk memproduksi media membutuhkan dana, waktu, tenaga,

dan keterampilan;

2) Perlu pemeliharaan dan perbaikan;

3) Perlu ruangan, tempat yang aman dan layak untuk

penyimpanannya.4

Peranan dan kerugian yang telah dijelaskan di atas, akan

memberikan gambaran kepada pendidik sebelum memanfaatkan media

4 Daryanto, op. cit, hlm. 4 - 5

10

dalam proses belajar mengajar. Tentu pemilihan media sendiri sangat

terkait dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik

sehingga ada hubungan diantara keduanya.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam

proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta

didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran

apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi

pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai

suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan

yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi

tersebut. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media

pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi

pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.5

Selain adanya motivasi yang menjadi pemicu para peserta didik

dalam mempelajari sesuatu perlu diperhatikan pula yaitu dengan

membuat suatu pembelajaran lebih konkret. Menurut Ibrahim, juga

mengungkapkan bahwa media bertujuan untuk memahami makna lebih

tepat, karena berkaitan langsung dengan indera peserta didik.

Sebagaimana definisi yang dijelaskan oleh Ibrahim Nashir dalam

karyanya yang berjudul Muqoddimah Fi Tarbiyah, yaitu :

5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,hlm. 15 - 16

6 Ibrahim, Nashir, Muqoddimah Fi Tarbiyah, ( Aman: Ardan, tt), hlm. 169.

11

(Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disajikan daripanca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara telitidan cepat)

Penelitian ini memanfaatkan media video sebagai media

pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya para peserta didik

melakukan pembelajaran dengan metode praktikum sebagai metode

pendukung dalam proses belajar mengajar. Praktikum ini sangat

mendukung para peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang

telah diperoleh dengan secara nyata. Dalam proses belajar dengan

praktikum inilah para peserta didik dapat mengalami secara langsung

praktikum tersebut. Namun, melalui pengalaman langsung siswa tidak

sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat

langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya.7

Menurut Edgar Dale dalam bukunya Retno Dwi Suyanti yang

berjudul strategi pembelajaran kimia mengemukakan bahwa

pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses

perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses

mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan

mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari

bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh

siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman,

maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada

kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media

pembelajaran sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan

praktikum siswa lebih terarah. Hal ini dikarenakan siswa sudah

memiliki gambaran mengenai praktikum yang akan dilakukan. Inilah

yang menjadi alasan mengapa hasil belajar yang diperoleh siswa pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak

7 Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm51

12

verbal

Lambang visual

visual

radio

film

televisi

karyuawisata

demonstrasi

Pengalaman melalui drama

Pengalaman melalui benda tiruan

Pengalaman langsung

abstrak

konkret

menggunakan media video sebelum praktikum. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.1 berikut.8

Gambar 2.1: Kerucut pengalaman

“Media video adalah media visual gerak ( motion pictures) yang

dapat diatur percepatan gerakannya (gerak dipercepat atau

diperlambat).”9 Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara

langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi (pandangan)

baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video

yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara

yang menyertainya.10

2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

a. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

8 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),hlm 85

9 Bambang Warsita, op. cit, hlm. 3010 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm 86 - 87

13

Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan

suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.

1) Pengertian Larutan

“Solutions are homogeneous mixtures of to or more

substances in which the components are presents as atoms,

molecules, or ions.”11 Yang berarti suatu larutan adalah

campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang

mana terdiri dari adanya komponen atom, molekul ataupun ion.

Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat

berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu

seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang

berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam

campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat

dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.12

2) Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan

menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu

larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut

disebut dengan larutan elektrolit. Hal ini dikarenakan,

kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat

bergerak bebas.

Contohnya adalah HCl. Bila gas HCl dilarutkan dalam air,

akan terjadi reaksi sebagai berikut :

HCl(g) + H2O H3O+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena

menghasilkan ion-ion yang sebelumnya tak ada.13 HCl dapat

dipandang memberikan sebuah proton kepada H2O untuk

membentuk H3O+ dan Cl-. Ion-ion positif dan negatif dibentuk

11 Spencer, L. Seanger dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,Organic, And Biochemistry), (Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004), hlm 202

12 Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 37213 Ibid, hlm 170

14

dalam air meskipun dalam HCl murni tak satupun ada. Muatan

positif H3O+ dinyatakan sebagai ion hidronium atau oksonium

sedangkan muatan negatif adalah ion klorida (Cl-).14

Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam

air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk

terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa

ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur

dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen

tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak

bereaksi dengan air solut semacam ini dinamakan

nonelektrolit.15

3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan

daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi menjadi 2 yaitu

larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sedangkan elektrolit dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan

elektrolit lemah sesuai dengan skema penggolongan berikut :

Gambar 2.2 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya

Hantarnya

Skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel

yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :

14 Hardjono, Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress, 2008), Cet. 3, hlm 235

15 Ibid, hlm 172

15

Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit

lemah, dan non elektrolit.16

Jenis Larutan Sifat dan

Pengamatan Lain

Contoh

Senyawa

Reaksi Ionisasi

Elektrolit

Kuat

− Terionisasi

sempurna.

− Menghantarka

n arus listrik.

− Lampu

menyala

terang

− Terdapat

gelembung gas

NaCl,

HCl,

NaOH,

H2SO4,

KCl, dll.

NaCl Na+ +

Cl-

HCl H+

+ Cl-

NaOH Na+

+ OH-

H2SO4 2H+

+ SO42-

KCl K+

+ Cl-

Elektrolit

Lemah

− Terionisasi

sebagian

− Menghantarka

n arus listrik

− Lampu

menyala redup

− Terdapat

gelembung gas

CH3COOH,

NH4OH,

HCN,

Al(OH)3, dll

CH3COOH

H+ +

CH3COO-

NH4OH

NH4+ + OH-

HCN H+ +

CN-

Al(OH)3

Al3+ + 3OH-

Non

Elektrolit

− Tidak

terionisasi

− Tidak

menghantarka

n arus listrik

C6H12O6,

C12H22O11,

CO(NH2)2,

dan

C2H5OH

C6H12O6

C12H22O11

CO(NH2)2

C2H5OH

16 Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html, ((12/2/2011)08.00 WIB), hlm 1

16

− Lampu tidak

menyala

− Tidak terdapat

gelembung gas

b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia

1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah

Umumnya air adalah pelarut (solven) yang baik untuk

senyawa ion. Larutan air yang mengandung suatu zat tertentu

akan mengandung sifat-sifat yang khas, salah satunya adalah

menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh apabila suatu

elektroda dicelupkan kedalam air murni, bola lampu tidak akan

menyala karena air adalah konduktor listrik yang tidak cukup

baik. Tetapi bila suatu senyawa ion yang kuat seperti NaCl

dilarutkan pada air, setelah solutnya larut, bola lampu mulai

menyala dengan terang.17 Karena ion klorida adalah negatif,

maka ujung-ujung positif dari air akan mengelilingi sekitar ion

klorida. Sekarang ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok

molekul air, atau dikatakan ion klorida terhidrat. Pada saat yang

sama, ion natrium mengalami hidrasi yang semacam, dengan

muatan negatif atau ujung oksigen dari molekul air menghadap

pada ion positif natrium. Karena larutan keseluruhan harus

netral, maka jumlah ion natrium terhidrat yang dibentuk harus

sama dengan jumlah ion klorida yang terhidrat. Bila elektroda-

elektroda positif dan negatif dimasukkan ke dalam larutan ini,

maka ion-ion natrium bermuatan positif yang terhidrat ditarik ke

elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat

ditarik ke elektroda positif.18 Zat-zat seperti NaCl yang dalam

larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat.

17 James, E. Brady, op. cit, hlm 16918 Hardjono, Sastrohamidjojo, op. cit, hlm. 234

17

Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah

senyawa yang disebut elektrolit lemah. Senyawa-senyawa ini

menghasilkan larutan yang menghasilkan listrik, tetapi lemah

sekali. Contohnya asam asetat HC2H3O2. Bila elektrode dari alat

konduktor dicelupkan kedalam larutan asam ini, nyala dari bola

lampu hanya redup saja. Dalam larutan asam asetat, hanya

sebagian kecil dari molekul asam asetat yang dihasilkan reaksi

berikut ini berbentuk ion.

HC2H3O2(aq) + H2O H3O+(aq) + C2H3O2

-(aq)

Pada larutan asam asetat, molekul-molekul HC2H3O2 secara

tetap akan bertumbukan dengan molekul air dan setiap

tumbukan ada kemungkinan sebuah proton dari molekul

HC2H3O2 akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan

H3O+ serta C2H3O2- ion. Tetapi dalam larutan ini ada pertemuan

antara ion asetat dan ion hidronium. Bila kedua ion ini bertemu,

kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya

ke ion C2H3O2- untuk membentuk kembali molekul-molekul

HC2H3O2 dan H2O.19

2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik

Yang dinaksud dengan ikatan ionik adalah ikatan antara ion

positif dengan ion negatif dalam pembentukan suatu

persenyawaannya. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif

itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik. Terbentuknya

atom menjadi ion positif dan ion negatif tergantung dari

keelektronegatifannya. Sedang besarnya muatan listrik, yang

disebut juga sebagai bilangan oksdasi atau valensi, tergantung

jumlah elektron yang dilepas atau ditarik dengan kaidah octet,

untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Contohnya atom

Kalium (no. atom 19) dapat bereaksi dengan atom Oksigen (no.

atom 8) membentuk senyawa kalium oksidasi.

19 James, E. Brady, op. cit, hlm 172

18

K (2, 8, 8, 1) – 1 e K+ (2, 8, 8)

O (2, 6) + 2 e O-2 (2, 8)

Untuk membentuk molekul yang netral, 1 ion O-2

membutuhkan 2 ion K+, menjadi20

2 K+ + 1 O-2 K2O

3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen

Di dalam struktur Lewis untuk HCl, atom Cl memperoleh

konfigurasi elektron atom gas mulia. Kecenderungan atom Cl

untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu

sama. Pembentukan ikatan antara sebuah atom H dan sebuah

atom Cl pada senyawa HCl melibatkan pemakaian bersama

elektron yang menghasilkan ikatan kovalen21

Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar

misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya :

HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang

berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik.

HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, dimana

pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih

elektronegatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl,

atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Maka pada

molekul HCl terjadi kerapatan elektron (density elektron = )

ke pihak Cl. Dengan kata lain karapatan pada pihak Cl besar

membentuk momen dipol negatif, sedangkan dipihak H terjadi

kelangkaan elektron, sehingga membentuk momen dipol positif.

Kerapatan elektron pada HCl diganbarkan pada Gambar 2.4

20 Hiskia, Achmad, Kimia Dasar 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993),hlm. 253-258

21 Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, (Jakarta :Erlangga, 1987), hlm 273-274

19

Gambar 2.4 Struktur Lewis Senyawa HCl

Pada hakikatnya polarisasi atau pengutuban muatan listrik

dari suatu senyawa terjadi karena adanya perbedaan

keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin

besar perbedaan keelektronegatifannya semakin sempurnalah

terjadinya polarisasi dan ini berarti senyawa tersebut tidak lagi

dapat dikatakan senyawa kovalen tetapi senyawa dengan ikatan

ion. Menurut kesepakatan para ahli batasnya adalah adanya

selisih keelektronegatifan lebih dari 1,7. Misalnya senyawa HCl

dengan keelektronegatifan atom H adalah 2,1 dan atom Cl

adalah 3,0 maka, selisih diantara keduanya adalah 0,9.22

Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika

dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan

arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.

HCl(g) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq) H3O+

(g) + Cl-

(g) atau HCl(aq) H+(aq) + Cl-

(aq)

Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan

anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl

disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan

membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan

elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.23

Perhatikan Gambar 2.5 berikut.

22 Hiskia, Achmad, op. cit, hlm. 272-27323 Budi. Utomo, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik”,

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB)hlm 1

20

Gambar 2.5 Penguraian Larutan HCl dalam Air

Namun, HCl dalam keadaan murni tidak dapat

menghantarkan arus listrik, hal ini karena HCl dalam keadaan

murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka

cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.24

c. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan

Media Video

Dari pembahasan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di

atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi di atas adalah

sebagai barikut :

1) Terdapat senyawa-senyawa yang cukup rumit, seperti HCl,

NaCl, H3O+ dan sebagainya pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

2) Terdapat banyak penggolongan materi, seperti macam-macam

larutan elektrolit dan lainnya.

3) Terdapat reaksi kimia yang terjadi, misalnya reaksi ionisasi pada

garam dapur dan sebagainya.

4) Masing-masing jenis larutan mempunyai karakteristik

hantarannya.

24 Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html,((12/2/2011) 08.00 WIB), hlm 19 -20

21

5) Masing-masing larutan memiliki gejala-gejala yang ditimbulkan

sendiri, seperti memiliki jumlah gelembung yang ditimbulkan,

nyala lampu dari masing-masing larutan, dll.

6) Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berhubungan

pula dengan materi ikatan kimia,dan materi kimia lainnya.

7) Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu

materi yang dapat diperdalam dan diperjelas dengan adanya

eksperimen, sehingga materi akan mudah dipahami dan

keterampilan sains siswa dapat meningkat.

Selain keterbatasan dari faktor materi di atas, keterbatasan pun

muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar

kimia sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya :

1) Rendahnya motivasi siswa, adapun untuk membangkitkan

motivasi siswa tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang

menyenangkan. Dimana siswa tidak merasa bosan ketika proses

pembelajaran berlangsung.

2) Aktivitas siswa yang menurun, adapun untuk meningkatkan

aktivitas siswa perlu melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa

tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan. Misalkan

saja ketika pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk

berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.

3) Informasi yang disampaikan guru kurang jelas sehingga

efektivitas serta efisiensi penyampaian rendah. Adapun untuk

mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali

materi yang telah disamapikan sehingga informasi yang telah

disampaikan oleh guru dapat tertangkap oleh siswa.

4) Teknik penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk

mengatasi keterbatasan tersebut siswa memerlukan penyajian

yang berbeda dari sebelumnya sehingga pembelajaran tidak

monoton. Misalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran.

22

5) Informasi yang disampaikan tidak disajikan secara konkret.

Adapun solusi yang diambil adalah menyampaikan materi yang

disertai dengan contoh atau disajikan dengan eksperimen.

6) Pembelajaran yang kurang produktif. Adapun untuk menjadikan

pembelajaran lebih produktif adalah dengan memberikan

pengalaman yang tidak diberikan oleh seorang guru, sehingga

pembelajaran tersebut dapat merangsang rasa ingin tahu siswa.

7) Interaksi siswa dan guru tidak optimal. Solusi yang diambil

adalah apabila dalam penyampaian materi terjadi interaksi

diantara keduanya. Misalkan dengan adanya tanya jawab setelah

proses belajar mengajar berlangsung.

Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit maupun dari faktor lain yang telah

dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan

pemecahan dalam pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga

materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta

didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya

menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.25 Oleh Karena itu,

agar pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelekrolit

dapat diterima dengan baik, maka peneliti mencoba memanfaatkan

media video sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu

untuk menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap

objek yang langkahnya terlalu cepat atau lambat, memberikan

pengalaman nyata kepada peserta didik, memicu keterlibatan peserta

didik secara aktif dalam pembelajaran (melalui diskusi), mendorong

25 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :Rineka Cipta, 2008), hlm. 85

23

munculnya pola pembelajaran yang bervariasi (seperti diskusi,

melakukan kajian pustaka, melakukan penelitian lapangan, membuat

laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), dan sekaligus membuat

pesan yang disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik.26

Media video mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan

sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini

dikarenakan, media video disajikan agar suatu pembelajaran lebih

menarik dan membuat suatu materi lebih konkret. Sehingga peserta

didik dapat secara langsung mengamati materi yang disajikan

melalui media tersebut. Media video ini berisi penjelasan materi

yang disertai pula dengan percobaan uji elektrolit. Adanya percobaan

inilah yang memperkuat materi yang disampaikan. Berikut adalah

keunggulan dan kelemahan media video, diantaranya :

1) Keuntungan Media Video

Keuntungan menggunakan media video antara lain : ukuran

tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa

secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

2) Kelemahan Media Video

Kelemahan media video antara lain :

a) Fine details artinya media tayangnya tidak dapat

menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan

sempurna.

b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek

dengan ukuran yang sebenarnya.

c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh

video umumnya berbentuk dua dimensi.

26 26 Bambang Warsita, op. cit., hlm. 32

24

d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat

menyebabkan timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan

gambar yang dilihatnya.

e) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi

untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.

f) Budget artinya biaya untuk membuat program video

membutuhkan biaya yang tidak sedikit.27

Dengan pemanfaatan media video sebagai media

pembelajaran diharapkan merupakan alternatif yang sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan noneletrolit yang diajarkan.

Dan dengan adanya kesesuaian antara materi yang diajarkan

dengan media yang digunakan dapat berpengaruh pula pada

hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

d. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

1) Definisi Belajar

Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang

terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia

masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2).

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses

belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan

perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu

upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat

interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada

disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah

laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).28

Oleh karena itu, belajar merupakan aktivitas mental/psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

27 Daryanto, op. cit, hlm 90-9128 Ibid. hlm. 62

25

menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan,

keterampilan maupun sikap.

2) Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar”.29 Menurut Keller, hasil belajar adalah

prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha

adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas

belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari adanya

motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya

usaha yang dilakukan oleh anak.30

Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini

dapat digunakan tiga aspek, yaitu :

a) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi.31 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai

tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom

(1956).

(1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan

seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau

menganali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,

rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan

kemampuan untuk menggunakannya.

(2) Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan

29 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : RinekaCipta, 1999), hlm. 37

30 Ibid, hlm. 3931 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,

2009), hlm. 105 - 106

26

diingat. Dengan kata lain, memahami, adalah mengetahui

tentang sesuatu dan dapat melihatnyadari berbagai segi.

(3) Penerapan (application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan

atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun

metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-

teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan

konkret.

(4) Analisis (analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-

bagian yang lebih kecil dan mampu memahami

hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang

satu dengan faktor-faktor lainnya.

(5) Sintesis (synthesis)

Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari

proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses

yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara

logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang

berstruktur atau berbentuk pola baru.32

(6) Penilaian (evaluation)

Adalah kemampuan membuat penilaian dan

mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.33

b) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan,

emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.34

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.

(1) Menerima (receiving)

32 Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajagrafindo Persada,2008), hlm 50 - 51

33 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009), hlm. 5134 Iskandar, op. cit, hlm. 105 - 106

27

Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau

kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli

khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan

sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini

berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan,

dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam

jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa

sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak

siswa.

(2) Menjawab (responding)

Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa.

Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan

kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela

membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam

menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau

kegembiraan).

(3) Menilai (valuing)

Jenjang ini bretalian dengan nilai yang dikenakan

siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku

tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekadar

penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan

kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi

(menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang

lebih efektif).

(4) Organisasi (organization)

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukna nilai-

nilai yang berbeda, menyelesaikan / memecahkan konflik

diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu

system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar

bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui

tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki

28

hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi

suatu system nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang

memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan

ekonomis maupun pelayanan sosial).

(5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai

(characterization by a value or value complex)

Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang

mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang

cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola

hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan

dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak

kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada

kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau

karakteristik siswa itu.35

c) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan

keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan

kreativitas.36

(1) Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar

psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah

kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala

lain.

(2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri

untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan

menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik,

memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan

termometer dan sebgainya.

35 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 117 - 11836 Ibid, hlm. 105 - 106

29

(3) Gerakan terbimbing (guided response) adalah

kemampuan melakukan gerakan meniru odel yang

dicontohkan.

(4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalam kemampuan

melakukan gerakan tanpa ada model contoh.kemampuan

dicapai karena latihan berulang -ulang sehingga menjadi

kebiasaan.

(5) Gerakan kompleks (adaption) adalah kemampuan

melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan

irama yang tepat.

(6) Kreativitas (origination) adalah kemampuan

menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada

sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan

yang ada menjadi kombinasi gerakan yang orisinil.37

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

diantaranya, yaitu :

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah bagian dari kehidupan anak

didik.selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri

dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi

dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam

mengisi kehidupan anak didik.

(1) Lingkungan Alami

Lingkuang hidup adalah lingkungan tempat tinggal

anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya.38

Lingkungan hidup diantaranya adalah lingkungan sekolah

yang baik, letak tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

37 Purwanto, op. cit, hlm. 5338 Syaiful, Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm 176-

177

30

belajar siswa merupakan faktor yang turut menentukan

keberhasilan belajar siswa.

(2) Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya sekolah seperti para guru,

para administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Bukan

hanya itu, lingkungan sosial siswa lainnya adalah

masyarakat, tetangga dan teman sepermainan disekitar

tempat tinggal siswa.

b) Faktor Instrumental

Faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa

adalah faktor instrumental yang diantaranya :

(1) Kurikulum

Kurikulum adalah unsur substansial dalam pendidikan.

Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat

berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan

dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan

sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran,

setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang

dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.39 Seorang

guru akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum

yang telah disusun kepada siswa. Oleh karena itu, siswa

akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal

siswa sudah lelah belajar ketika itu. Hal inilah yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di

sekolah.

(2) Program

Setiap sekolah memiliki program yang harus dicapai

oleh setiap sekolah. Program yang guru buat akan

mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.

39 Ibid, hlm 180

31

Gaya belajar siswa pun akan digiring ke suatu aktivitas

belajar yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam

proses belajar siswa tidak selamanya sesuai dengan yang

diharapkan. Penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan

belajar tentu ada, dan penyimpangan terseebutlah yang

menjadi keberhasilan terhambat. Itu berarti, guru belum

berhasil membelajarkan siswa yang akibatnya siswa tidak

dapat menguasai materi yang diajarkan.

(3) Sarana dan fasilitas

Saran dan fasilitas sangat berpengaruh pada kegatan

belajar siswa di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar

lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat

memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat

mengembangkan materi pelajaran yang dipelajari dengan

fasilitas yang tersedia di sekolah.

(4) Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.

Kehadirannya mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau

hanya ada peserta didik dalam kegiatan belajar, maka

tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

c) Kondisi Fisiologi

Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. Kondisi peserta didik

yang belajar dalam kondisi kelelahan berbeda dengan peserta

didik yang belajar dengan keadaan segar. Atau anak yang

kekurangan gizi kemampuan dalam menyerap materi berbeda

dengan anak yang berkecukupan gizi. Hal ini sangat penting

dan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang

dicapai peserta didik.

d) Kondisi Psikologi

32

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh

karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis

yang berpengaruh diantaranya :

1) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat.40

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih

menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui aktivitas yang dikerjakannya.

2) Kecerdasan

Kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam ikut

menentukan berhasil dan tidaknya seseorang dalam

mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu aktivitas

pengajaran. Pesera didik yang cerdas akan lebih cepat

mencerna dan memahami materi yang diajarkan

dibandingkan peserta didik yang mempunyai tingkat

kecerdasan rendah.

3) Bakat

Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena

itu, hal yang tidak bijaksana apabila orangtua memakskan

kehendak nya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan

keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat

yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap

40 Ibid, hlm 191

33

seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap

bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian

tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berengaruh

buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.41

4) Motivasi

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif,

dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.

Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena

motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan,

serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna

bagi kehidupan individu.42

e) Kemampuan Kognitif

Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan

untuk sampai pada penguasaan kemampaun kognitif, yaitu

persepsi, mengingat, dan berpikir.43

B. Penelitian Yang Relevan

Penulis dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan hubungan antara

penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang relevan dari peneliti

terdahulu. Yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Skripsi yang disusun oleh Siti Munfa’ati (3104349) pada tahun 2009,

mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul

“Pengaruh Sikap Siswa Dalam Pemnggunaan Media CD Pembelajaran

Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Di

Madrasah Aliyah Negeri 02 Pati Tahun Ajaran 2008 / 2009.” Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan CD pembelajaran

efektif terhadap peningkatan hasil belajar kimia materi pokok struktur

atom.

41 Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm 136

42 Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4, hlm 12143 Syaiful, Bahri Djamarah, op. cit, hlm 202

34

2. Skripsi yang telah disusun oleh Dewi Kurniasari (053811187) pada

tahun 2009 dengan judul “Keterpaduan Media Komik Dan CD

Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi

Pokok Protista Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Lasem Tahun 2009 –

2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan

hasil belajar dan aktifitas peserta didik dengan diterapkannya media

komik dan CD Multimedia.

3. Sripsi yang disusun tahun 2007 oleh Laily Atiya (3103222) dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat

Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Negeri 6 Semarang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil

belajar PAI pada siswa kelas X SMA 6 Semarang dapat meningkat

dengan bantuan media audio visual yang diterapkan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari

penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian

ini. Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya struktur atom

pada materi kimia, protista pada materi biologi, dan pada materi

pendidikan agama islam. Sedangkan pada penelitian ini, materi yang

diteliti adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Letak perbedaan lain

dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel siswa pada penelitian

masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Dari

perbedaan-perbedaan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul

“pengembangan media video kimia sebagai media pembelajaran terhadap

hasil belajar kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit

siswa kelas X MAN I Semarang”. dengan harapan hasil belajar yang

diperoleh menunjukkan adanya peningkatan.

35

C. Rumusan Hipotesis

“Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang

artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran“.44 Hipotesis

sangat penting adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis

yang dirumuskan sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab.

Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

= Apakah media video kimia sebagai media pembelajaran pada

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan

hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang.

44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : RinekaCipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video kimia

sebagai media pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan

nonelektrolit, penelitian dilaksanakan :

Waktu penelitian : Tanggal 4 Januari s/d 2 Februari 2011

Tempat penelitian : MAN 1 Semarang

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari.1

Variabel pada penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2 Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X1) adalah efektivitas media

video kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.3 Dalam penelitian ini variabel terikatnya (X2)

adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas X MAN 1

Semarang.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D(Bandung : Alphabet, 2008), hlm. 60

2 Ibid, hlm 613 Ibid, hlm 61

36

37

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah terutama

dalam bidang pendidikan.4

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode

analisis data secara kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, sehingga dalam penelitian

ini metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh

dari media video kimia terhadap hasil belajar kimia.

Penelitian ini dititik beratkan pada pemanfaatan media video kimia

sebagai media pembelajaran. Bentuk desain eksperimen yang dilakukan

adalah pretest-posttest control group desain yaitu dapat digambarkan

sebagai berikut :

Desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara cluster random

sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang

baik bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh

perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4).5

Desain eksperimen ini dapat diterapkan pada penelitian dengan masing-

masing kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan

pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dari masing-

masing kelas dengan mengganggap semua sama/identik artinya tidak ada

faktor-faktor lain yang berperan pada seluruh peserta didik dari masing-

4 Ibid, hlm 65 Ibid hlm. 112-113

R O1 X O2

R O3 O4

38

masing kelas sehingga dapat mempengaruhi hasil dari pretest tersebut.

Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi

perlakuan dengan menggunakan media video kimia sebagai media

pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media

video kimia sebagai alat bantu pembelajaran. Perlakuan yang diterima oleh

kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diukur kembali dengan

posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mana kelas

tersebut menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran

dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video kimia sebagai

media pembelajaran. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1

sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 = nilai pretest yang diberi perlakuan.

O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan.

O3= nilai pretest yang tidak diberi perlakuan.

O4= nilai posttest yang tidak diberi perlakuan.

Signifikansi perbedaan perubahan rata-rata (dapat diketahui dengan

jalan mengurangi perubahan rata-rata kelas coba dengan perubahan rata-

rata kelas pengendali) ditetapkan dengan suatu tes statistik yang sesuai.6

6 Arief, Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2007), Cet. 3, hlm 380-381

39

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti,

dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu

cara pengambilan kesimpulan terhadap kelas individu yang lebih luas

jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelas individu yang

sedikit jumlahnya.7 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas X semester genap MAN I Semarang tahun ajaran 2010/2011

yang terdiri dari 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40

peserta didik. Sehingga secara keseluruhan populasinya berjumlah 440

peserta didik. Populasi pada penelitian ini diasumsikan, sebagai berikut

:

a. Terdapat 11 kelas yang masing-masing jumlahnya sama yaitu 40

peserta didik.

b. Peserta didik mendapatkan fasilitas sama dari sekolah yang dapat

dimanfaatkan oleh para peserta didik.

c. Peserta didik mendapatkan materi yang sama dan guru yang sama

pula.

d. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik

sama.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam

peenelitian. Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili

atau representatif) adalah sampel yang anggota-anggotanya

mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi. Bahkan

sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniature dari

populasi.8

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah cluster

random sampling, dimana dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

7 Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang :Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), Cet. 2, hlm. 12

8 Ibid, hlm 12

40

tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik ini menerapkan azas tanpa

pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Dalam pertimbangan populasi yang berjumlah 440 peserta didik

dengan 11 jumlah kelas maka, dipilih 2 kelas yang berfungsi sebagai

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 11 kelas yang ada, terpilih

kelas X 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol.

Pada proses pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran, sebaliknya

kelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan

metode ceramah dalam proses pembelajarannya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

sebagai berikut :

a. Metode Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelas”.9 Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu :

1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan

ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan

yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh

proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab

melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh

program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.10

9 Ibid, hlm. 15010 Anas, Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2008), hlm 67

41

Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta

didik. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tes yang

digunakan meliputi pretest dan posttest.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini

dokumen yang dikumpulkan adalah berupa data siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, gambar yang mewakili adanya proses

belajar mengajar yang berlangsung.

c. Metode Angket

Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif siswa.

Dalam penelitian ini, kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol diuji menggunakan angket untuk mengetahui hasil belajar

yang dicapai pada pembelajaran dari segi sikap.

d. Metode Observasi

Metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa

dalam kegiatan praktikum yaitu pada segi psikomotorik siswa. Pada

aspek inilah akan pula diketahui hasil belajar siswa yang dicapai,

sehingga akan diketahui antara hasil belajar dikedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2. Instrumen Penelitian

a. Tahap Pendahuluan

1) Tahap Persiapan yaitu tahap pembuatan tes

Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes objektif yaitu

berupa tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice

test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu

pengeertian yang belum lengkap. Atau multiple choice test terdiri

atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban

11 Ibid, hlm221

42

atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri

atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa

pengecoh (distractor).

Langkah-langkah dalam penyusunan multiple choice test

adalah sebagai berikut :

a) Menentukan tujuan yang akan dicapai dalam mengadakan tes.

b) Mengadakan pembatasan materi yang akan diteskan. Materi tes

dalam penelitian ini adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.

c) Menentukan jumlah butir soal yang akan diteskan. Sesuai

dengan kisi-kisi soal, jumlah keseluruhan soal 50 butir.

d) Menentukan kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan

jawaban dalam penelitian ini ada 5 pilihan jawaban.

e) Menentukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan

standar kompetensi.

f) Menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk mengerjakan

soal. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah

90 menit.

2) Tahap Uji Coba

Pelaksanaan uji coba instrumen berupa soal akan diberikan

kepada peserta didik yang sudah pernah mendapat materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit. Dalam penelitian ini, uji coba soal

dilakukan pada kelas X1 IPA 4 yang berjumlah 28 peserta didik.

Alat tes tertulis yang diberikan berupa soal-soal pilihan ganda

yang berjumlah 50 soal. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui

validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal

dari soal yang diujikan.

3) Analisis Perangkat Tes

Langkah selanjutnya setelah uji coba soal adalah menganalisis

hasil tes. Hal ini sangatlah penting karena dapat menggungkap

hasil belajar peserta didik. Soal yang telah diujikan, kemudian

43

dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat

kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut.

a) Analisis Validitas

Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah

“sahih’. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran

pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product moment

dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu:

Dimana:

Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

Y, dua variabel yang dikorelasikan.

n = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes

X = jumlah skor benar pada item X

Y = jumlah skor total

XY = jumlah hasil kali antara X dan Y

Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa

diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item

yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya

merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang

membangun soal tersebut.12

b) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan

rendah). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

12 Suharsimi, Arikunto, op.cit, hlm. 64 - 76

( )( )( ){ } ( ){ }2222xy

YYNXXN

YX-XYNr∑−∑∑−∑

∑∑∑=

JBBB

JABAD −=

44

DP = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyaknya peserta kelas bawah

c) Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu

soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ). Besarnya

indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks ini

menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan

betul

JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

d) Reliabilitas

Reliabilitas adalah “ajeg atau tetap” artinya ketepatan

masalah hasil tes.

Dengan rumus K.R 20 sebagai berikut:

Dan rumus varians sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = reabilitas tes secaar keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

JSBP =

∑−

= 2

2

11 SpqS

1-kkr

=

45

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q =

1 – p )

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

k = banyaknya item

s = standar deviasi dari tes.

Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus

berikut :

Keterangan :

s = Standar Deviasi

X = Simpangan X dari x , yang dicari dari X - x

N = Banyaknya subjek pengikut tes.13

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan

teknik uji t pada hasil belajar peserta didik. Namun, sebelum

menganalisis data dengan teknik tersebut, terlebih sampel harus diuji

dengan uji normalitas, homogenitas pada analisis tahap awal dan uji

analisis deskriptif efektivitas analisis pada tahap akhir.

1. Analisis Tahap Awal

a. Uji Normalitas Data Pretest

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan

apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi

subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan

rumus Chi-kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:14

13 Ibid, hlm. 86 - 11314 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76.

s =

46

( ) ( )∑∑==

−=

−=

k

i

k

i i

ii

fhfhfo

eeo

1

2

1

22χ

Keterangan :

: normalitas sampel

oi = f0 : frekuensi yang diobservasi

ei = fh: frekuensi yang diharapkan15

Teknik chi-square atau chi-Kuadrat ini digunakan untuk

menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada

dua hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan

frekuensi teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data

dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai

berikut:

1) Menentukan rentang nilai (R), yaitu data terbesar dikurangi

data terkecil.

2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:16

k = 1+(3,3) log n

3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:17

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval

6) Menghitung rata-rata × , yaitu dengan rumus:18

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi

xi = tanda kelas interval

7) Menghitung variansi, dengan rumus: 19

15Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 107.16 Ibid, hlm. 35.17 Ibid,, hlm. 23.18Ibid, hlm. 54.

i

ii

fxf

X∑

∑=)(

P = ( )

47

8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:20

Atau

Z =

Bk = Batas kelas

x = Rata-rata

s = Standar deviasi

9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval

10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus:

fh = n x ld

Keterangan :

n = jumlah sampel

ld = luas daerah

11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi

ekspositori sebagai berikut:

Kelas Bk Zi P(Zi)Luas

Daerah Fh fo

12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2 ), dengan rumus:21

( ) ( )∑∑==

−=

−=

k

i

k

i i

ii

fhfhfo

eeo

1

2

1

22χ

19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95.20 Tulus Winarsunu, op.cit., hlm. 6721 Sugiyono, op.cit, hlm 107

( ))1(

222

−= ∑ ∑

nnxfxfn

s iiii

sxBkZ −

=

48

13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini,

data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas

k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria

pengujian digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah

banyaknya kelas interval, dan taraf nyata = 0,05

14) Menentukan harga χ2tabel

15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian

yaitu ketika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel dengan derajat kebebasan dk

= k-1 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal.22

b. Uji Homogenitas Data Pretest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk

menguji homogenitas varian dalam kelas adalah dengan jalan

menemukan harga Fhitung. Penafsirannya bilamana harga Fhitung <

Ftabel maka data terdistribusi homogen. Namun jika Fhitung > Ftabel

maka data tidak terdistribusi homogen.

Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian

adalah:23

TerendahVarTertinggiVarFhitung .

.=

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai

berikut.

1) Menghitung rata-rata (× )

2) Menghitung varians (SD2) dengan rumus:

( )

( )1)(

2

2

2

−=

∑ ∑

NNX

XSDVarians

3) Menghitung Fhitung dengan rumus:

22 Sudjana, op. cit., hlm. 273.23 Tulus Winarsunu , op. cit., Cet . 4, hlm. 10.

49

TerendahVarTertinggiVarFhitung .

.=

4) Membandingakan Fhitung dimana untuk = 5% dengan dk = k-1 = 40-1 = 39.

5) Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui

apakah nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai

rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata

kedua kelas tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai

kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah:

Ho : µ1= µ 2

Hi : µ 1 > µ 2

Keterangan:

µ 1 : rata-rata data kelas eksperiman

µ 2 : rata-rata data kelas kontrol

Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test

untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal

dari dua buah distribusi.24 Bentuk rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:25

t =

dengan

2)1()1(

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS

Keterangan:

24 Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81.25 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru

Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239.

50

= rata-rata data kelas eksperimen

= rata-rata data kelas kontrol

n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen

n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol

S = Simpangan baku gabungan

S1 = Simpangan baku kelas eksperimen

S2 = Simpangan baku kelas kontrol

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan

derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2 ), tolak Ho

untuk harga thitung > ttabel.

2. Analisis Tahap Akhir

Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan

analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar

kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Data Posttest

Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan

langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data

Pretest.

b. Uji Homogenitas Data Posttest

Langkah-langkah pada uji data homogenitas sama dengan

langkah-langkah pada uji homogenitas pada uji homogenitas data

Pretest.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua

buah distribusi data hipotesis. 26 Teknik statistik yang digunakan

adalah teknik t - test untuk menguji signifikansi perbedaan dua

buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian

26 Sudjana, op. cit., hlm. 239.

51

ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest.

Hipotesis Ho dan Hi adalah:

Ho : µ1 µ 2

Hi : µ 1 µ 2

Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27

t =

dengan

2)1()1(

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS

Keterangan:

= Rata-rata data kelas eksperimen

= Rata-rata data kelas kontrol

n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen

n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol

S = Simpangan baku gabungan

S1 = Simpangan baku (varians) kelas eksperimen

S2 = Simpangan baku (varians) kelas kontrol

d. Uji Analisis Aspek Afektif Siswa

Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-rata

dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

27 Nana Sudjana, loc. Cit.

NP = × 100

52

100 = bilangan tetap28

e. Uji Analisis Aspek Psikomotorik Siswa

Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai

yang sama pada penilaian aspek afektif.

Hasil dari perhitungan aspek kognitif, dan afektif serta

psikomotorik dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86 – 100 %

76 – 85 %

60 – 75 %

55 – 59 %

54 %

A

B

C

D

KS

4

3

2

1

0

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Kurang

Sekali

Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,

mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi

dapat, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,

semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

Dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif. Maka

dapat dikatakan setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai

dengan kompetensi dasar.29

28 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 102

29 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8, hlm. 257

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kondisi Sebelum Penelitian

MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang

terdapat di kota Semarang. Dari hasil observasi awal, kondisi peserta

didik MAN 1 Semarang dalam proses pembelajaran cenderung pasif.

Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri.

Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik, menulis

hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat

bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang

hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari

kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada

hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang

dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan.

Mencermati dari permasalahan di atas, peserta didik membutuhkan

suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan

ketiga aspek dalam pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek

psikomotorik, dan aspek afektif terutama pada materi larutan elektrolit

dan nonelektrolit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi

alternatif pembelajaran yang menggunakan media video. Media yang

digunakan disesuaikan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Sehingga dalam pembelajaran ini, diharapkan akan membangkitkan

motivasi peserta didik karena media video akan memberikan gambaran

tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yang kemudian

pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum. Praktikum inilah akan

memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh setiap peserta didik.

Peserta didik dapat mengalami secara langsung, mengikuti proses,

mengamati prosesnya dan dapat menganalisi hasil yang telah diperoleh.

53

54

2. Tahap Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan video kimia

sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1

Semarang . Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang, meliputi

tahap berikut :

a. Tahap Persiapan

Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana dalam

penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 4 Januari 2011, oleh karena itu sebelum penelitian

berlangsung peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan

seperti menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui

aspek kognitif peserta didik yang diteliti. Instrumen test untuk aspek

kognitif tersebut diujikan pada peserta didik kelas XI IPA 4.

Soal yang telah diujikan, kemudian dianalisis untuk mengetahui

validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari

soal tersebut.

1) Analisis Validitas

Kriteria validnya suatu soal ditentukan dari banyaknya

validitas masing-masing soal. Apabila jumlah rxy > rtabel maka

dikatakan “valid”, tetapi apabila rxy < rtabel maka tergolong “tidak

valid” dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan validitas

butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir SoalKriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14,

15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,

24, 26, 27, 28, 31, 32, 33,

35, 37, 38, 40, 41, 44, 45,

48.

32 64 %

55

Tidak

Valid

6, 9, 11, 13, 19, 23, 25, 29,

30, 34, 36, 39, 42, 43, 46,

47, 49, 50.

18 36 %

Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di

Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1

dapat dilihat pada Lampiran 4.1

2) Daya Pembeda

Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda, digunakan

klasifikasi sebagai berikut :

D = negatif = sangat jelek

D = 0,00 – 0,20 = jelek

D = 0,20 – 0,40 = cukup

D = 0,40 – 0,70 = baik

D = 0,70 – 1,00 = baik sekali1

Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Jelek Sekali 19. 25, 34, 36, 50 5 10%

Jelek 6, 13, 14, 23, 30, 39, 42,

43, 46, 47.

10 20%

Cukup 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17,

18, 20, 21, 22, 24, 26, 28,

29, 32, 40, 44, 45, 49.

21 42%

Baik 1, 2, 3, 4, 5, 12, 27, 31,

33, 35, 37, 38, 41, 48.

14 28%

Baik Sekali - 0 0%

1 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. 211 - 218

56

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4.

3) Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

P = 1,00 – 0,30 = sukar

P = 0,30 – 070 = sedang

P = 0,70 – 1,00 = mudah2

Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat

dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Sukar 1, 11, 14, 19, 21, 23. 6 12 %

Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,

15, 16, 18, 20, 22, 32, 33,

35, 37, 40, 41, 48.

21 42%

Mudah 3, 13, 17, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 34, 36, 38,

39, 42, 43, 44, 45, 46, 47,

49, 50.

23 46%

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.2.

4) Reliabilitas

Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11 >

rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan

(dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat

digunakan (dibuang).

2 Ibid, hlm. 207 - 210

57

Hasil perhitungan realibilitas butir soal, dapat dilihat pada

Tabel 4.4Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Dipakai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15,

16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26,

27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38,

40, 41, 44, 45, 48.

31 62 %

Dibuang 6, 9, 11, 13, 14, 19, 23, 25, 29,

30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 47,

49, 50.

19 38%

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.3.

Kemudian langkah berikutnya adalah penyusunan silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi acuan dalam

pembelajaran didalam kelas. Silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut

dapat dilihat pada Lampiran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas X-6

untuk kelas eksperimen dan X-7 untuk kelas kontrol. Tahapan

pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalah Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan Materi Kelas

Eksperimen

Kelas kontrol

Pertama Larutan

elektrolit dan

nonelektrolt

Pelaksanaan

pembelajaran

menggunakan

media video dan

dengan diskusi.

Pelaksanaan

pembelajaran

mengunakan

metode ceramah.

58

Kedua Praktikum

larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

Pembelajaran

mengunakan

metode

eksperimen dan

evaluasi

Pembelajaran

mengunakan

metode

eksperimen, dan

evaluasi

Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Proses Pembelajaran Pada Kelas eksperimen

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai

pada tanggal 5 Januari pada pertemuan pertama. Langkah-

langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri dari 5

anggota yang sifatnya heterogen;

b) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang

dijelaskan melalui media video dengan metode diskusi;

c) Peserta didik menulis materi yang dinggap penting dari

hasil penyimakan tersebut;

d) Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi

dari hasil catatannya masing-masing;

e) Masing-masing anggota kelompok menambah

pengetahuannya dengan saling bertanya kepada anggota

yang lain;

f) Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil

diskusi;

g) Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya

masing-masing kepada semua kelompok.

Pada pertemuan kedua dikelas eksperimen, kegiatan

pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Masing-masing peserta didik berkelompok dengan

kelompoknya masing-masing;

59

b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan

untuk praktikum;

c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum;

d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan

menguji satu persatu bahan yang akan diuji;

e) Masing-masing mencatat hasil dari praktikum;

f) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat

yang telah digunakan;

g) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil

praktikum.

h) Evaluasi.

2) Proses Pembelajaran Pada Kelas kontrol

Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada 11

Januari 2011, dimana kelas ini akan dijadikan pembanding

dengan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelas

kontrol menggunakan metode ceramah dengan metode

eksperimen. Dengan langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik

mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit;

b) Peserta didik diajak untuk aktif dengan melontarkan

pertanyaan kepada pendidik mengenai materi tersebut;

c) Peserta didik mencatat pokok bahasan yang dianggap

penting;

d) Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.

Pada pertemuan kedua peserta didik melakukan pembelajaran

dengan metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut

a) Masing-masing peserta didik berkelompok dengan

kelompoknya masing-masing;

b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan

untuk praktikum;

60

c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; dan

memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang

akan diuji; dan mencatat hasil dari praktikum;

d) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat

yang telah digunakan;

e) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil

praktikum.

f) Evaluasi.

c. Tahap Evaluasi

Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah

mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi

setelah proses pembelajaran berlangsung.

1) Data Nilai Pretest Kelas eksperimen

Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum

dimanfaatkannya media video dengan metode diskusi sebagai

media pembelajaran nilai maksimal yang diperoleh = 50,

sedangkan nilai terendah diperoleh = 10. Rentang nilai (R) = 40,

sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang

kelas (P) adalah 6,67 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Kelas fi

10 – 16 4

17 – 23 8

24 – 30 9

31 – 37 6

38 – 44 8

45 – 51 5

Jumlah 40

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar

perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram

sebagai berikut:

61

Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas eksperimen

2) Data Nilai Pretest Kelas kontrol

Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan

untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas

kontrol, nilai maksimal mencapai = 44, sedangkan nilai terendah

diperoleh = 15. Rentang nilai (R) = 29, sedangkan banyaknya

kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 4,83 atau

5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

berikut :

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas kontrolKelas fi

15 – 19 8

20 – 24 12

25 – 29 1

30 – 34 11

35 – 39 5

40 – 44 2Jumlah 39

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.3

di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut

dapat dibuat histogram sebagai berikut.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

4 8 9 6 8 5

frekuensi

62

Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas kontrol

3) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses

pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran

memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dari

data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media video

yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media video

akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh perbandingannya.

Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang

diperoleh = 90, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50.

Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil

6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,66 atau 7 kelas. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas eksperimenKelas fi

50 – 56 3

57 – 63 5

64 – 70 11

71 – 77 10

0

2

4

6

8

10

12

14

8 12 1 11 5 2

frekuensi

63

78 – 84 6

85 – 91 5

Jumlah 40

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.4

di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut

dapat dibuat histogram sebagai berikut.

Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas eksperimen

4) Data Nilai Posttest Kelas Kontrol

Hasil pembelajaran di kelas kontrol diperoleh, yang mana

dalam proses pembelajaran dikelas kontrol tidak memanfaatkan

media video namun menggunakan metode ceramah sebagai

metode dalam pembelajaran. Data yang diperoleh inilah yang

akan menjadi perbaandingan dengan kelas eksperimen.

Dari hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan

pada kelas kontrol ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang

diperoleh = 83, sedangkan nilai terendah diperoleh = 47.

Rentang nilai (R) = 36, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil

6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6 kelas. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :

0

2

4

6

8

10

12

3 5 11 10 6 5

frekuensi

64

Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas kontrol

Kelas fi

46 – 52 3

53 – 59 8

60 – 66 10

67 – 73 13

74 – 80 3

81 – 86 2

Jumlah 39

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.5

frekuensi di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi

tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut.

Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas kontrol

Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh

kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 15.

5) Data Angket Aspek Afektif Peserta Didik

Hasil belajar mencakup tiga aspek yang berperan didalamnya

yang diantaranya yaitu aspek afektif. Untuk data hasil penelitian

aspek afektif di kelas eksperimen mencapai 3083. Dengan

jumlah peserta didik 40 dan jumlah seluruh soal 20 soal,

0

2

4

6

8

10

12

14

3 8 10 13 3 2

frekuensi

65

sehingga terdapat 800 jumlah seluruhnya sedangkan tiap soal

terdapat 5 kategori.

Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kontrol mencapai

nilai rata-rata 2962. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 22.

6) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta Didik

Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas

peserta didik. Untuk hasil observasi siswa diperoleh kelas

eksperimen 65,475 pada observer 1, dan 66,85 pada observer 2.

Sedangkan pada kelas kontrol 62,575 pada observer 1 dan

62,025 pada observer 2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 25

7) Data Tanggapan Terhadap Media Video

Penelitian ini mengkaji media video yang dimanfaatkan

untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau

tidaknya media video dalam pembelajaran, maka dilakukan

suatu eksperimen. Dari hasil dikelas eksperimen inilah, yang

akan mengungkap keefektifan dari media tersebut. dari hasil

penelitian, didapat rata-rata nilai 2708. Dengan jumlah 40

peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat 5 kategori.

Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap

media video dapat dilihat pada Lampiran 18.

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian

ini, analisis data dapat meliputi :

a. Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest)

Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar

berlangsung. Data yang teah diperoleh pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas,

homogenitas, dan kesamaan diantara dua rata-rata kelas.

66

1) Uji Normalitas (Data Pretest)

Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui

normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan.

Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria

pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2

tabel untuk taraf nyata

=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2

tabel. Hasil uji

normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dilihat Tabel 4.10

Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas eksperimen

Dan Kelas kontrol

No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2

tabel Ket

1. Eksperimen Pretest 2,6211 11,1 Normal

2. Kontrol Pretest 5,7053 11,1 Normal

Dari data di atas, hasil dari uji Chi Kuadrat kondisi kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

2) Uji Homogenitas (Data Pretest)

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas

bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan

dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F

hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel

4.11 berikut.

Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest)Sumber Variasi Kelompok Ekesperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 1227 1095

n 40 39

X 30,675 28,077

Varians (s2) 109,404 67,704

Standart deviasi (s) 10,460 8,228

Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,

berikut :

iliansterkecariansterbesFhitung var

var=

67

= 109,404/67,704

= 1,616

Untuk = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39

dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena

F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen

dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen atau mempunyai

varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat

secara terperinci pada Lampiran 15.

3) Uji Kesamaan Rata-rata (Data Pretest)

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis

sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua rata-

rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata

kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung <

ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.12

berikut.

Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest)Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 1227 1095n 40 39

30,675 28,077Varians (s2) 109,404 67,704

Standart deviasi (s) 10,460 8,228

Dari perhitungan diperoleh = 1,225 dan

1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 +

39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka,

dapat disimpulkan bahwa berada pada daerah

penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua

data sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 15.

b. Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest)

1) Uji Normalitas (Data Posttest)

hitungt =tabelt

hitungt

68

Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui

normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan.

Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria

pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2

tabel untuk taraf nyata

=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2

tabel. Hasil uji

normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen

dapat dilihat Tabel 4.13

Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas eksperimen

Dan Kelas kontrol

No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2

tabel Ket

1. Eksperimen Posttest 3,1744 11,1 Normal

2. Kontrol Posttest 4,1918 11,1 Normal

Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi

normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada

Lampiran 15

2) Uji Homogenitas (Data Posttest)

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas

bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan

dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F

hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel

4.14 berikut.

Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest)

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 2871 2541n 40 39

71,775 65,154

Varians (s2) 103,871 78,818Standart deviasi (s) 10,192 8,878

Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,

berikut :

iliansterkecariansterbesFhitung var

var=

69

= 103,871/78,818

= 1,318

Untuk = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39

dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena

F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians

yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara

terperinci pada Lampiran 15.

3) Uji Perbedaan Rata-rata (Data Posttest)

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji

hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara

dua rata-rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel

< thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada

Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest)Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 2871 2541n 40 39

71,775 65,154Varians (s2) 103,871 78,818

Standart deviasi (s) 10,192 8,878

Dari perhitungan diperoleh thitung =3,076 dan ttabel =1,99,

dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2

= 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat

disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha

atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya

kedua data tidak sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 15.

70

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari s/d 20 Januari. Dimana

dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dalam

pemilihan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Hasil

penelitian yang diperoleh, sebagai berikut :

1. Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest)

Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas

kontrol terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Dari data yang

telah diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal dan

homogen. Hal ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kelas tidak

terpaut pada kelas tertentu. Kemudian dilakukan pengujian t, untuk

mengetahui perbedaan diantara keduanya. Perhitungan diperoleh thitung

=1,225 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 –

2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka,

dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Maka thitung berada pada daerah

penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest)

Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada kelas

eksperimen menggunakan media video dalam proses belajar mengajar,

sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dalam

pembelajarannya. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan

pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data

normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan

uji t. Dimana dengan uji t, dapat diketahui perbedaan diantara kedua

kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 3,076 dan ttabel =

1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 =

77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan

bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan

Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen

71

dan kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata. Berikut

rekapitulasi rata-rata dari kedua kelas tersebut, yang mana dapat dilihat

pada Tabel 4. 16 berikut.

Tabel 4. 16 Rata-Rata Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol

Kelas Pretest Posttest

Eksperimen 30,7 71,8

Kontrol 28,1 65,2

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut :

Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol

Pada histogram di atas, pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga terlihat pada hasil

posttest yang telah diperoleh. Pada kelas eksperimen yang dalam

kegiatan pembelajarannya memanfaatkan media video memiliki nilai

rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak

memanfaatkan media video dalam kegiatan pembelajarannya.

Hasil belajar yang dicapai siswa selain dipengaruhi dari faktor internal

siswa, juga berasal dari faktor eksternal siswa dalam hal ini adalah

penggunaan media pembelajaran. Fakta ini selaras dengan berbagai studi

yang dilaksanakan diberbagai Negara, dampak/pengaruh positif media

video dengan metode diskusi yang signifikan di kalangan peserta didik

0

10

20

30

40

50

60

70

80

eksperimen kontrol

30,7 28,1

71,865,2

pretest

posttest

72

adalah bahwa audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b)

menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata,

istilah, dan kemampuan berbahasa secara verbal dan nonverbal; (d)

meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik; (e)

meningkatkan kekritisan daya pikir peserta didik karena dihadapkan pada

dua relitas gambar dunia; dan (f) memicu minat baca dan motivasi belajar

peserta didik.3 Pun pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan

media video dilakukan, materi diulas kembali dengan metode diskusi.

Dimana metode diskusi sendiri, sangat efektif apabila digunakan dalam

proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa dapat aktif bertukar

informasi dengan siswa yang lain. Sehingga pendalaman terhadap materi

akan lebih dikuasai dan optimal.

Di bandingkan dengan metode ceramah yang diterapkan dalam

penelitian ini, dimana hasil menunjukkan bahwa hasil belajar yang

diperoleh tidak lebih besar dengan hasil yang diperoleh pada kelas

eksperimen. Hal ini lebih dikarenakan karena motivasi siswa yang

menurun sejak awal pembelajaran sehingga berpengaruh pada

pembelajaran berikutnya . Dari Tabel 4.15 di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pemanfaatan media video di kelas eksperimen

mempengaruhi hasil belajar.

3. Analisis Data Angket Aspek Afektif

Sedangkan pada hasil belajar pada aspek afektif rata-rata yang dicapai

adalah sebagai berikut :

Kelas Prosentase

Eksperimen 77,1

Kontrol 74,1

Prosentase pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas

kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hasil belajar yang berbeda diantara

3 Bambang, Warsita, Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya, op cit, hlm 32-33

73

keduanya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut:

Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Aspek Afektif

Pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi, karena dalam

proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu aktivitas siswa yang

tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerapan media pada proses

pembelajaran dimana, ketika media diputarkan sisiwa berusaha mencatat

kembali apa yang dijelaskan pada media tersebut. kemudian dari hasil

menyimak tersebut siswa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan

pada kelas kontrol siswa mendapatkan materi dari apa yang diterangkan

oleh pendidik, sehingga bahkan terjadi komunikasi yang sifatnya satu

arah. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan materi dengan tidak diberi

ruang gerak untuk mengulang kembali materi yang telah diterimanya.

4. Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik

Hasil pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 4.7

dibawah.

72,573

73,574

74,575

75,576

76,577

77,5

prosentase

eksperimen

kontrol

74

Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Aspek Psikomotorik

D. Keterbatasan Penelitian

Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin,

namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini. Hal tersebut

dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu antara lain :

1. Keterbatasan Waktu

Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat terbatas.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha memaksimalkan

waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi.

2. Keterbatasan Materi dan Tempat

Materi penelitian ini terbatas pada materi elektrolit dan nonelektrolit

dengan tempat penelitian di MAN 1 Semarang. Hal ini tentunya menjadi

keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika

materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda.

3. Keterbatasan Kemampuan

Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti

menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.

Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan

penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing.

59

60

61

62

63

64

65

66

67

1 2

65,475

66,85

62,57562,025

eksperimen

kontrol

75

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di siswa kelas X MAN 1 Semarang

semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit

diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :

1. Media video yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran efektif dalam

meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang

diperoleh siswa pada kelas eksperimen ( ) mencapai 71,8 sedangkan rata-rata yang

diperoleh siswa pada kelas kontrol ( ) mencapai 65,2.

2. Dari hasil perhitungan ttest, dihasilkan bahwa thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99 dengan

taraf nyata sebesar 5% jika thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memanfaatkan

media video kimia dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode

ceramah dalam proses pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Hasil belajar lain yang diperoleh siswa pun terlihat pada aspek afektif, dan aspek

psikomotorik. Pembelajaran yang memanfaatkan media video pada materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit dapat berpengaruh positif daripada pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah.

B. Saran-saran

1. Kepada guru mata pelajaran kimia bahwa tidak semua materi pelajaran kimia

diajarkan dengan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu

memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Hendaknya media video dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga

media video dapat membangkitkan motivasi bagi siswa tersebut.

76

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

C. Penutup

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan hasil yang telah didapat.

Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfaat adanya dan

mendapat ridho-Nya, amin ya robbal ‘alamin.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :Rineka Cipta, 1999.

Achmad, Hiskia, Kimia Dasar 1, Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993.

Ali Muhidin, Sanbas dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, danJalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.

Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis PraktisBagi Mahasiswa Dan Praktis Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara, 2008

, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,2006), Cet. 13.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003, Cet.

5.

Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html.

Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press,

2002.

Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.

Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html.

, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hanter Listrik”,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html.

Collin Gem, Kamus Saku Kimia, Jakarta : Erlangga, 1994.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. 5.

, Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media, 2010.

, Media Visual, Bandung : Tarsito, 1993.

Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Dwi Suyanti , Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu,

2010.

Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Peendidikan, Yogyakarta : PuatakaPelajar, 2007, Cet. 3.

HAM, Mulyono, Kamus Kimia, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 4.

Haryanti, Mimin, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.

Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Ciputat : Gaung

Persada, 2009.

Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta : Erlangga, 1980

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis,Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8.

Nashir, Ibrahim, Muqoddimah Fi Tarbiyah, Aman: Ardan, tt.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2002.

Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern,Jakarta : Erlangga, 1987.

Sastrohamidjojo,Hardjono, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress, 2008), Cet. 3.

Seager, Spencer, L. dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,Organic, And Biochemistry), Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar BaruAlgesindo, 1995, Cet. 3.

Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo Persada,2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D Bandung : Alphabet, 2008.

, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 12.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. 7

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009,Cet. 2.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5.

Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : RemajaRosdakarya, 2010, Cet 6.

Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta :Rineka Cipta, 2008.

Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, Cet. 2.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen

Lampiran 1.2 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Kontrol

Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Uji Coba

Lampiran 3. Soal Uji Coba Instrumen Pembelajaran

Lampiran 4.1 Hasil Análisis Uji Coba Soal

Lampiran 4.2 Analisis Validitas Soal

Lampiran 4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Lampiran 4.4 Analisis Reliabilitas Soal

Lampiran 4.5 Analisis Daya Beda Soal

Lampiran 5. Silabus Kelas Eksperiman

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 8. Silabus Kelas Kontrol

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Lampiran 11. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 12. Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 14. Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.1 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelompok Eksperimen

Lampiran 15.2 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelompok Eksperimen

Lampiran 15.3 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol

Lampiran 15.4 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol

Lampiran 15.5 Analisis Data Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.6 Tabel Uji Homogenitas Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.7 Tabel Uji Homogenitas Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.8 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Lampiran 15.9 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Lampiran 16 Kisi-Kisi Tanggapan Terhadap Media Video Kimia

Lampiran 17 Tanggapan Terhadap Media Video Kimia

Lampiran 17.1Jawaban Tanggapan Terhadap Media Video Kimia

Lampiran 18 Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Keseluruhan Siswa Terhadap Media

Video Kimia

Lampiran 19 Prosedur Praktikum Daya Hantar Listrik Dalam Larutan

Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Belajar Kimia

Lampiran 21 Angket Belajar Kimia

Lampiran 22 Rekapitulasi Angket Belajar Siswa

Lampiran 23 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Eksperimen

Lampiran 24 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Kontrol

Lampiran 25 Rekapitulasi Aspek Psikomotorik Siswa

Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 27 Surat Keterangan SPSS

Lampiran 26 Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari IAIN Walisongo Semarang

Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari MAN 1 Semarang

Lampiran 29 Surat Keterangan Kegiatan Ko Kurikuler

Lampiran 30. Piagam-piagam

Lampiran 1.1

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK

KELAS X 6 (KELAS EKSPERIMEN)

No. Nama Siswa No. Nama Siswa1. Ainur Rofiq 21. M. Nur Farih2. Anindita Surya P 22. Mona Soraya3. Anita Chakim 23. Neilil Muna4. Annisaa Septiana 24. Ni'mah Khoirunnisa5. Arif Saputro 25. Nur Azizah6. Aziza Palmer 26. Nurul Khikmah7. Dahmayanti 27. Oky Bastian8. Dini Azifah Putri 28. Pungky Giranawati9. Durrotun Nafisah 29. Rizky Safira10. Faisal Anam 30. Rohibun Maulana Huda11. Fajar S 31. Roudhotu Jannah12. Farah Hazna 32. Rozikhotul Aliyah13. Faridatun Nisa' 33. Rulla Aannisa Septiana14. Faza S. A 34. Sugeng Prasetyo15. Fidiana 35. Sofi Ulfamayanti16. Fika Zahroh 36. Ukfita Khasanah17. Khoirul M 37. Umi Laila M18. Khoirul Munawaroh 38. Vino Adilla H19. M. Caniegia F 39. Wintarno20. M. Nanang Andi H 40. M. Miftahul Rifqi

Lampiran 1.2

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK

KELAS X 7 (KELAS KONTROL)

No. Nama Siswa No. Nama Siswa1. Arifatul Mubarokah 21. Umi Riyadhoh2. Atya Maulani 22. Uun Ma'arif3. Umi Wahyuningsih 23. Fitriana Utami4. Laila Badiah 24. Aisyah5. Rindi Antika 25. Adjeng Kartika6. Bella Reka Fitriani 26. Hidayatul Istifaiyah7. Desta Yusticia H. N. 27. Nur Alifah8. Karin Destyana 28. Ummu Hanifah9. Muhaammad Jamaludin 29. Yuliana Maula10. Maya Pradiptasiwi 30. Zakiyyatul Munawaroh11. Dzul Qurnain 31. Baihaqi Rosyad12. Riski Arya H. 32. Irfan David A.13. Misbakhul Munir 33. Muhammad Yusuf14. Wisnu Andi Winata 34. Rudi S.15. Muzakki Mahfudz 35. Isna Ms'ud16. Umi Kartini 36. Alvian Andre17. Anita Rosikhatul Ulumi 37. Oza Zainu Maliki18. Devi Fitriani 38. Muhammad Sulaiman19. Puji Al Qoriah 39. Fajar Bagus Prasetyo20. Hidayatus Shalehah 40 Dany Tri

Lampiran 2

KISI – KISI SOAL

SATUAN PENDIDIKAN : SMA

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/ SEMESTER : X / 2

MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

STANDAR

KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR INDIKATOR

JENJANG SOAL DAN

PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN

C 1 C 2 C 3

3. Memahami sifat-

sifat larutan non-

elektrolit dan

elektrolit, serta

reaksi oksidasi-

redukasi

3.1 Mengidentifikasi sifat

larutan non-elektrolit

dan elektrolit

berdasarkan data hasil

percobaan

3.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat

larutan non elektolit dan

elektrolit melalui percobaan.

1, 3, 26,

38

13, 20, 21,

28, 36

22, 24, 30,

31, 32, 33,

35, 42, 43,

46

19 B, A, C, B, B, B, E,

B, A, C, D, C, C, D,

A, E, D, A, E

3.1.2 Mengelompokan larutan

kedalam larutan non elektrolit

dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya.

2, 44, 45,

48

8, 9, 10,

11, 12, 19,

29

6, 7, 49 14 C, A, D, C, E, D, D,

A, D, B, A, C, B, B,

3.1.3 Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

4, 5, 27,

34, 50

14, 17, 37 18, 25, 47 11 A, E, E, D, A, E, A,

C, D, A, B

3.1.4 Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa

kovalen polar.

39 15, 16, 40,

41

23 6 A, A, C, B, B, D

1

Lampiran 3

UJI KOMPETENSI

Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat !1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….

a. Gabungan dua zat yang saling melarut

b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut

c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven

d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu

e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut

2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….

a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit

b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam

c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul

d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara

e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu

4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……

a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas

b. Terurai menjadi molekul-molekul

c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah

d. Mempunyai derajat ionisasi = 0

e. Terdisosiasi pada larutan tertentu

5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai

berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-

(aq)

Hal ini karena….

a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol

b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna

c. Merupakan senyawa kovalen

2

Data untuk menjawab soal no. 7 dan no. 8

Larutan Gelembung gas Nyala lampu

A Ada gas terang

B Sedikit gas redup

C Sedikit gas Tidak menyala

D Tidak ada gas Tidak menyala

E Ada gas terang

6. Berdasarkan data di atas, larutan manakah yang merupakan larutan elektrolit kuat….

a. Larutan A dan C d. Larutan B dan E

b. Larutan B dan D e. Hanya larutan A

c. Larutan A dan E

7. Dari data yang sama, manakah yang tergolong kedalam larutan elektrolit lemah….

a. Larutan B d. Larutan E dan B

b. Larutan B dan C e. Larutan E dan C

c. Larutan A dan B

8. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit adalah….

a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula

b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol

c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl

9. Perhatikan larutan berikut !

1). NaOH 3). Ca(OH)2 5). KNO3

2). KCl 4). H2SO4

Urutkan larutan di atas yang termasuk kedalam larutan elektrolit yang bersifat asam, basa

dan garam adalah….

a. 1, 2, dan 4 d. 4, 3, dan 5

b. 2, 3, dan 5 e. 4, 1, dan 3

c. 1, 4, dan 5

10. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya

adalah….

3

a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula

b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula

c. Asam klorida dan garam dapur

11. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….

a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl

b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH

c. CH3COOH dan NaCl

12. Perhatikanlah larutan berikut !

1). Cuka 3). Gula 5). Etanol

2). Garam dapur 4). Asam sulfat

Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang

tidak dapat menghantarkan listrik adalah….

a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3

b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5

c. 1, 3, 5

13. Suatu elektrode yang dicelupkan kedalam suatu larutan memberikan gejala dengan

timbulnya gelembung gas, namun lampu tidak menyala. Dari gejala tersebut larutan

tergolong kedalam….

a. Nonelektrolit d. Elektrolit kuat

b. Elektrolit lemah e. Senyawa ionik

c. Senyawa kovalen polar

14. Larutan yang tidak dapat terurai menjadi ion-ion bebas dan tidak dapat menghantarkan

listrik adalah….

a. C12H22O11, CH3COOH, dan H2SO4 d. C12H22O11, KNO3, dan CaSO4

b. CO(NH2)2, C2H5OH, dan NaCl e. CO(NH2)2, C2H4(OH)2, dan C12H22O11

c. C2H5OH, CH3COOH, dan C6H5OH

15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan

menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….

a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa

b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion

c. NaOH, senyawa kovalen polar

4

16. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat

dialami oleh larutan…

a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2

b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl

c. NaOH dan KCl

17. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus

listrik adalah….

a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia

b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula

c. Etanol dan garam dapur

18. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl

dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala

ini disebabkan karena….

a. Karena air bersifat polar

b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik

c. Air merupakan pelarut yang sangat baik

d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik

e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat

19. Pernyataan dibawah ini yang benar berdasarkan daya hantar listriknya adalah….

a. HCl lebih baik dari NaCl d. CH3COOH lebih baik dari HClO4

b. NH3 lebih buruk dari KCl e. NH3 lebih baik dari CH3COOH

c. CH3COOH lebih baik dari H2SO4

20. Larutan yang memiliki derajat ionisasi ( = 0) adalah….

a. NaOH dan C12H22O11 d. KCl dan H2SO4

b. C2H5OH dan CO(NH2)2 e. HCl dan NaOH

c. C2H5OH dan Ca(OH)2

21. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….

a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M

b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M

c. Larutan H2SO4 0,1 M

5

22. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling

terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….

a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol

b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol

c. Asam klorida 0,01 mol

23. Perhatikanlah tabel dibawah ini !

Daya hantar / jenis elektrolit Padatan Lelehan Larutan

Senyawa ionik Nonkonduktor ........... Konduktor

Senyawa kovalen Nonkonduktor ………… Konduktor

Perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen pada lelehan secara urut adalah…..

a. Konduktor semuanya d. Konduktor dan nonkonduktor

b. Konduktor dan semikonduktor e. Nonkonduktor dan konduktor

c. Nonkonduktor dan semikonduktor

24. Perhatikanlah gambar dibawah ini !

Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….

a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl

b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl

c. Larutan C2H5OH

25. Lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas saat elektrode dicelupkan kedalam

larutan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa….

a. Sedikit larutan asam asetat yang terionisasi

b. Asam asetat termasuk nonelektrolit

c. Asam asetat berasosiasi membentuk molekul

d. Derajat ionisasi = 0

e. Asam asetat berasosiasi dengan sempurna

26. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor

yang baik disebut dengan….

6

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Semikonduktor e. Konduksi

c. Elektrolit kuat

27. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :

HCl H+(aq) + Cl-

(aq)

Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….

a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah

b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

28. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun

terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….

a. Elektrode yang rusak d. Derajat ionisasi = 1

b. Derajat ionisasi 0 < < 1 e. Ionisasi sempurna

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

29. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut

termasuk kedalam ….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Elektrolit kuat e. Larutan

c. Senyawa ion

30. Perhatikanlah tabel dibawah ini !

Larutan Nyala lampu Gelembung gas

…… Terang Ada gelembung gas

…… Redup Ada gelembung gas

Urutan larutan yang tepat untuk mengisi titi-titik pada tabel di atas adalah ….

a. NaCl dan C2H5OH d. KCl dan H2SO4

b. HCl dan C12H22O11 e. NaCl dan H2SO4

c. NaCl dan CH3COOH

31. Perhatikanlah gambar berikut ini !

7

1 2 3Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas, dimana lampu yang pertama tidak dapatmenyala disebabkan karena ….a. Terjadi ionisasi d. Dapat bergerak bebasb. Merupakan larutan nonelektrolit e. Dapat memberikan tegangan listrikc. Senyawa ion dalam bentuk Kristal

32. Dari gambar pada no. 18 dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupunredup. Hal tersebut dikarenakan…a. Senyawa berbentuk padatanb. Larutan tidak dapat larut dalam airc. Larutan tidak dapat terionisasid. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagiane. Senyawa bersifat kering

33. Perhatikan gambar dibawah !

Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabilaelektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena….a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurnab. Larutan tersebut adalah larutan gulac. Larutan tersebut tidak dapat terionisasid. Jika harga larutan diatas = 0e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna

34. Larutan dikatakan sebagai larutan elektrolit apabila ….

a. Larutan tersebut dapat larut dalam pelarut non air

b. Larutan tidak dapat menghasilkan ion listrik

c. Larutan tersebut tidak dapat bergerak bebas

d. Larutan tersebut dapat terionisasi sempurna

e. Larutan tersebut merupakan larutan yang sukar larut

8

35. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yangterjadi adalah …a. Lampu akan menyala dengan terangb. Lampu akan redupc. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gasd. Lampu redup namun gelembung gas banyake. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas

36. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah, kecuali ….a. Mempunyai derajat ionisasi = 0b. Dapat menyalakan lampu dengan terangc. Nyala lampu redupd. Tidak dapat menyalakan lampu, namun terdapat gase. Mengalami ionisasi

37. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …a. Larutan gula dapat menghantarkan listrikb. Urea termasuk larutan elektrolit lemahc. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terangd. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuate. Cuka tidak dapat menyalakan lampu

38. Berdasarkan kuat dan lemahnya daya hantar listrik pada suatu larutan, larutan elektrolitdibagi menjadi 2 yaitu …a. Larutan elektrolit dan nonelektrolit lemahb. Larutan elektrolit kuat dan lemahc. Larutan elektrolit lemah dan nonelektrolitd. Larutan nonelektrolit dan elektrolit kuate. Larutan elektrolit kuat dan larutan garam

39. Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, apabila dilarutkan kedalam air.Hal ini disebabkan karena …a. Akan terurai menjadi ion-ion d. Larutan masih tetap berbentuk molekulb. Ionnya tidak dapat bergerak bebas e. Molekul-molekul tidak bergerak bebasc. Senyawa tersebut berbentuk padatan

40. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan ureab. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosac. Asam asetat dan glukosa

41. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam nitrat (HNO3) d. Cukab. Natrium klorida (NaCl) e. glukosac. Ammonia (NH3)

9

42. Lampu alat uji elektrolit tidak dapat menyala dengan terang, namun terdapat gelembungudara. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut adalah …a. Larutan elektrolit kuat d. Larutan elektrolit lemahb. Larutan nonelektrolit e. Larutan minyakc. Larutan gula

43. Alat uji elektrolit akan memberikan gejala nyala terang dan terdapat gelembung udara,larutan tersebut adalah …a. Larutan garam dan asam klorida d. Larutan urea dan air murnib. Larutan gula dan cuka e. Minyak dan larutan asam kloridac. Larutan cuka dan etanol

44. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …a. Asam sulfat d. Ureab. Asam asetat e. Alkoholc. Etanol

45. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …a. Garam d. Ureab. Asam e. Cukac. Basa

46. Pada hasil uji daya hantar listrik, ternyata memberikan gejala tidak dapat menyalakanlampu dan terdapat gelembung udara. Larutan apakah yang diuji tersebut …a. Asam klorida d. Larutan minyakb. Larutan garam e. Larutan cukac. Larutan gula

47. Lampu alat uji elektrolit dapat menyala dengan terang dan menimbulkan gelembungudara yang banyak saat kedua elektrode dicelupkan kedalam larutan asam klorida. Hal itudisebabkan oleh …a. Asam klorida membentuk gelembung yang sangat banyakb. Asam klorida terionisasi sempurnac. Asam klorida merupakan elektrolit lemahd. Baterai yang digunakan barue. Larutan asam klorida yang digunakan banyak

48. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cukab. Garam dan gula e. Gula dan etanolc. Garam dan cuka

49. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapikeduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu Bb. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu Bc. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B

10

d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu Be. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B

50. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut dapat terionisasi secarasempurna. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah …a. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion secara sempurnab. Partikel bermuatan netralc. Senyawa tidak dapat terionkand. Larutan merupakan larutan yang mempunyai ion negativee. Molekul ion tidak dapat terurai

11

LEMBAR JAWAB

Nama :

NIS :

Mata Pelajaran :

NO. A B C D E NO. A B C D E1 262 273 284 295 306 317 328 339 34

10 3511 3612 3713 3814 3915 4016 4117 4218 4319 4420 4521 4622 4723 4824 4925 50

12

JAWABAN

1. B 21. E 41. B

2. C 22. C 42. D

3. A 23. D 43. A

4. A 24. D 44. A

5. E 25. A 45. D

6. C 26. C 46. E

7. B 27. E 47. B

8. E 28. B 48. C

9. D 29. A 49. B

10. D 30. C 50. A

11. A 31. C

12. D 32. D

13. B 33. A

14. E 34. D

15. A 35. E

16. C 36. A

17. A 37. C

18. D 38. B

19. B 39. A

20. B 40. B

1

Lampiran 5

SILABUS

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MAN I SEMARANG

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X / 2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

IndikatorPenilaian

Alokasi

Waktu

Sumber belajar

3.1Mengidentifik

asi sifat

larutan non-

elektrolit dan

elektrolit

berdasarkan

data hasil

percobaan.

Larutan

Elektrolit Dan

Nonelektrolit

Tatap Muka:

Diskusi dan Tanya

jawab dengan media

video yang mengacu

pada materi yang

diajarkan yaitu larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

a. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan non elektolit

dan elektrolit melalui

percobaan

b. Mengelompokan larutan

kedalam larutan non

elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

a. Teknik

penilaian : test

tertulis.

b. Bentuk

penilaian :

pilihan ganda,

dan keaktifan.

4 jp Sumber :

1. Chemistry for

senior high

school

(bilingual),

J.M.C.Johari

dan M.

Rachmawati,

Esis, hlm 198-

2

Penugasan terstruktur:

• Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan

elektrolit dan

nonelektrolit.

• Menjelaskan

penyebab

kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan

arus listrik.

• Mendeskripsikan

bahwa larutan

dapat berupa

senyawa ion dan

senyawa kovalen

polar.

(Kegiatan Mandiri

Tidak Terstruktur)

KMTT

- tidak ada KMTT

c. Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan

elektrolit menghantarkan

arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat

berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

210

2.Intisari KIMIA

untuk SMA,

Nahadi,

Pustaka Setia,

hlm 144 – 147

3.kimia

universitas,

Brady

4. Internet

3

Semarang, 5 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 1 (satu)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya

c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen

polar.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui

percobaan

b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

2

c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning dengan penggunaan media video

2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

5 mnt Tanya

jawab

3

• Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-

hari.

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.

• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok

berisi 5 siswa.

• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media

video.

• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.

• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang

dicatatnya.

• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

75 mnt Penggun

aan

media

video,

Diskusi,

Tanya

jawab

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

10

mnt

4

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

• Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :

-Tidak ada KMTT

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Kognitif

Prosedur tes : Tes awal (pre-test) terlampir

b. Tanggapan Terhadap Video (Terlampir )

11. SUMBER BELAJAR :

a. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,

hlm 198-210

b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

c. Kimia untuk universitas, Brady

d. Internet

Semarang, 5 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)KELAS EKSPERIMEN

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 2 (dua)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada

media video,

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum

pada media video,

b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

2

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning dengan penggunaan media video

2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui percobaan pada media praktikum.

• Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan

yang diuji.

5 mnt Tanya

jawab

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

45 mnt Praktikum,

3

• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.

• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok

berisi 5 siswa.

• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media

video.

• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.

• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang

dicatatnya.

• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang

praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui praktikum pada media video.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik pada praktikum pada media video .

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :

-Tidak ada KMTT

10 mnt

4

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Angket (terlampir)

b. Tes akhir (post-test) terlampir

11. SUMBER BELAJAR :

1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.

Rachmawati, Esis, hlm 198-210

2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

3. Kimia universitas, Brady

4. Internet

Semarang, 12 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 8

SILABUS

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : MAN I SEMARANG

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X / 2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

IndikatorPenilaian

Alokasi

Waktu

Sumber belajar

3.1Mengidentifik

asi sifat

larutan non-

elektrolit dan

elektrolit

berdasarkan

data hasil

percobaan.

Larutan

Elektrolit Dan

Nonelektrolit

Tatap Muka:

Mendengarkan

penjelasan guru dan

Tanya jawab yang

mengacu pada materi

yang diajarkan yaitu

larutan elektrolit dan

nonelektrolit

a. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan non elektolit

dan elektrolit melalui

percobaan

b. Mengelompokan larutan

kedalam larutan non

elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

a. Teknik

penilaian : test

tertulis.

b. Bentuk

penilaian :

pilihan ganda,

dan keaktifan.

2 jp Sumber :

1. Chemistry for

senior high

school

(bilingual),

J.M.C.Johari

dan M.

Rachmawati,

Esis, hlm 198-

2

Penugasan terstruktur:

• Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan

elektrolit dan

nonelektrolit.

• Menjelaskan

penyebab

kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan

arus listrik.

• Mendeskripsikan

bahwa larutan

dapat berupa

senyawa ion dan

senyawa kovalen

polar.

(Kegiatan Mandiri

Tidak Terstruktur)

KMTT

- tidak ada KMTT

c. Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan

elektrolit menghantarkan

arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat

berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

210

2.Intisari KIMIA

untuk SMA,

Nahadi,

Pustaka Setia,

hlm 144 – 147

3.kimia

universitas,

Brady

4. Internet

3

v

Tatap muka :

• Siswa berkumpul

pada kelompoknya

masing-masing,

• Siswa menyiapkan

alat dan bahan

yang digunakan

dalam praktikum,

• Masing-masing

kelompok saling

bekerja sama

selama praktikum

berlangsung sesuai

dengan prosedur.

• Masing-masing

kelompok

mencatat hasil

praktikum.

• Masing-masing

v

a. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan non elektolit

dan elektrolit melalui

praktikum,

b. Mengelompokan larutan

kedalam larutan non

elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

melalui praktikum.

v

a. Teknik

penilaian :

observasi dan,

tugas kelompok.

b. Bentuk

penilaian :

keterampilan

dan keaktifan.

v

2 jam

v

Sumber :

1. Chemistry for

senior high

school

(bilingual),

J.M.C.Johari

dan M.

Rachmawati,

Esis, hal 198-

210

2.Intisari KIMIA

untuk SMA,

Nahadi,

Pustaka Setia,

hlm 144 – 147

3. kimia

universitas,

Brady

3. Internet

4

kelompok

membersihkan alat

dan bahan yang

telah digunakan.

Penugasan terstruktur

• Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

melalui praktikum

yang telah

dilakuka

• Menjelaskan

penyebab

kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan

arus listrik pada

praktikum yang

telah dilakukan .

5

Semarang, 5 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 1 (satu)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya

c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen

polar.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui

percobaan

b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

2

c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning

2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab dan penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

5 mnt Tanya

jawab

3

• Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-

hari.

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.

• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah

dijelaskan.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

75 mnt Tanya

jawab

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

10

mnt

4

• Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :

-Tidak ada KMTT

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Kognitif

Prosedur tes :

a) Tes awal (pre-test)

b) Tes akhir (post-test)

11. SUMBER BELAJAR :

a. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,

hlm 198-210

b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

c. Kimia untuk universitas, Brady

d. Internet

Semarang, 11 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 2 (dua)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya melalui praktikum.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,

b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya melalui praktikum.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

2

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning

2. Metode pembelajaran : praktikum, penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui percobaan?

• Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan

yang diuji?

5 mnt Tanya

jawab

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, dengan masing-masing kelompok

terdiri dari 5 siswa.

• Siswa mendengar instruksi dari guru tantang alat dan bahan yang

digunakan dalam praktikum.

• Siswa mendengarkan penjelasan dari gurunya mengenai tata cara

45 mnt Praktikum,

3

praktikum pada pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

• Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing,

• Siswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum,

• Masing-masing kelompok dengan kompak melakukan praktikum sesuai

dengan prosedur.

• Masing-masing kelompok mencatat hasil praktikum.

• Masing-masing kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah

digunakan.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari praktikum yang

telah dilakukan yaitu tentang pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif dalam praktikum untuk aktif dalam

praktikum yang berlangsung.

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui praktikum yang telah dilakukan.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan .

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :

-Tidak ada KMTT

10 mnt

4

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Psikomotorik (terlampir)

b. Afektif (terlampir)

11. SUMBER BELAJAR :

1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.

Rachmawati, Esis, hlm 198-210

2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

3. Kimia universitas, Brady

4. Internet

Semarang, 18 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 11

KISI – KISI SOAL PRE TEST

KELAS EKSPERIMEN

SATUAN PENDIDIKAN : SMA

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/ SEMESTER : X / 2

MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

STANDAR

KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR INDIKATOR

JENJANG SOAL DAN

PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN

C 1 C 2 C 3

3. Memahami sifat-

sifat larutan non-

elektrolit dan

elektrolit, serta

reaksi oksidasi-

redukasi

3.1 Mengidentifikasi sifat

larutan non-elektrolit

dan elektrolit

berdasarkan data hasil

percobaan

3.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat

larutan non elektolit dan

elektrolit melalui percobaan.

1, 2, 3, 4,

27, 28, 29

7, 8, 9, 14,

15,

16, 21, 22,

23,

17 B,C,A,A,A,D,C,D,A,

A,E,C,D,D,A,E

3.1.2 Mengelompokan larutan

kedalam larutan non elektrolit

dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya.

6, 17 30 24, 4 E,C,B,C

3.1.3 Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

11, 12, 13, 5 4 C, A, D, E

2

3.1.4 Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa

kovalen polar.

20, 26, 10, 25, 18, 19, 6 A, B, A,B,E,B

1

Lampiran 12

SOAL PRE TEST

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Waktu : 30 Menit

Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah

di sediakan2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami

dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e

yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah

dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e

6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….

a. Gabungan dua zat yang saling melarut

b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut

c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven

d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu

e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut

2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….

a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit

b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam

c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul

d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara

e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu

4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……

2

a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas

b. Terurai menjadi molekul-molekul

c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah

d. Mempunyai derajat ionisasi = 0

e. Terdisosiasi pada larutan tertentu

5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai

berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-

(aq)

Hal ini karena….

a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol

b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna

c. Merupakan senyawa kovalen

6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit adalah….

a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula

b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol

c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl

7. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya

adalah….

a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula

b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula

c. Asam klorida dan garam dapur

8. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….

a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl

b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH

c. CH3COOH dan NaCl

9. Perhatikanlah larutan berikut !

1). Cuka 3). Gula 5). Etanol

2). Garam dapur 4). Asam sulfat

Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang

tidak dapat menghantarkan listrik adalah….

a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3

3

b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5

c. 1, 3, 5

10. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan

menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….

a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa

b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion

c. NaOH, senyawa kovalen polar

11. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat

dialami oleh larutan…

a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2

b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl

c. NaOH dan KCl

12. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus

listrik adalah….

a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia

b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula

c. Etanol dan garam dapur

13. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl

dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala

ini disebabkan karena….

a. Karena air bersifat polar

b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik

c. Air merupakan pelarut yang sangat baik

d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik

e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat

14. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….

a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M

b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M

c. Larutan H2SO4 0,1 M

15. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling

terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….

4

a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol

b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol

c. Asam klorida 0,01 mol

16. Perhatikanlah gambar dibawah ini !

Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….

a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl

b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl

c. Larutan C2H5OH

17. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor

yang baik disebut dengan….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Semikonduktor e. Konduksi

c. Elektrolit kuat

18. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :

HCl H+(aq) + Cl-

(aq)

Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….

a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah

b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun

terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….

a. Elektrode yang rusak d. Derajat ionisasi = 1

b. Derajat ionisasi 0 < < 1 e. Ionisasi sempurna

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

20. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut

termasuk kedalam ….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Elektrolit kuat e. Larutan

c. Senyawa ion

5

21. Perhatikanlah gambar berikut ini !

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapatmenyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…

1 2 3

1 2 3a. Senyawa berbentuk padatanb. Larutan tidak dapat larut dalam airc. Larutan tidak dapat terionisasid. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagiane. Senyawa bersifat kering

22. Perhatikan gambar dibawah !Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terangapabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebutdisebabkan karena….a.Larutan tersebut telah terionisasi sempurnab.Larutan tersebut adalah larutan gulac.Larutan tersebut tidak dapat terionisasid.Jika harga larutan diatas = 0e.Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna

23. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yangterjadi adalah …a. Lampu akan menyala dengan terangb. Lampu akan redupc. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gasd. Lampu redup namun gelembung gas banyake. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas

24. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …a. Larutan gula dapat menghantarkan listrikb. Urea termasuk larutan elektrolit lemahc. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terangd. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuate. Cuka tidak dapat menyalakan lampu

25. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan ureab. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosac. Asam asetat dan glukosa

26. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka

6

b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosac. Ammonia (NH3)

27. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …a. Asam sulfat d. Ureab. Asam asetat e. Alkoholc. Etanol

28. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …a. Garam d. Ureab. Asam e. Cukac. Basa

29. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cukab. Garam dan gula e. Gula dan etanolc. Garam dan cuka

30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapikeduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu Bb. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu Bc. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu Bd. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu Be. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B

7

LEMBAR JAWAB

Nama :

NIS :

Mata Pelajaran :

NO. A B C D E NO. A B C D E1 262 273 284 295 306 317 328 339 34

10 3511 3612 3713 3814 3915 4016 4117 4218 4319 4420 4521 4622 4723 4824 4925 50

8

lampiran 12.1

JAWABAN

1. B 16. D

2. C 17. C

3. A 18. E

4. A 19. B

5. E 20. A

6. E 21. D

7. D 22. A

8. A 23. E

9. D 24. C

10. A 25. B

11. C 26. B

12. A 27. A

13. D 28. D

14. E 29. C

15. C 30. B

1

Lampiran 13

KISI – KISI SOAL POST TEST

KELAS EKSPERIMEN

SATUAN PENDIDIKAN : SMA

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/ SEMESTER : X / 2

MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI

DASARINDIKATOR

JENJANG SOAL DAN

PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN

C 1 C 2 C 3

3. Memahami

sifat-sifat

larutan non-

elektrolit dan

elektrolit,

serta reaksi

oksidasi-

redukasi

3.1 Mengidentifikasi

sifat larutan non-

elektrolit dan

elektrolit

berdasarkan data

hasil percobaan

3.1.1 Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan non

elektolit dan elektrolit

melalui percobaan.

1, 2, 3,

8, 20,

23, 24,

29

4, 7,

10, 12

17, 22,

26, 27

16 B, C, A, A,

A, C, B, DC,

A, D, E, D,

E, D, A

3.1.2 Mengelompokan

larutan kedalam

larutan non elektrolit

dan elektrolit

berdasarkan sifat

6, 9, 30 21 4 E, D, B, C,

2

hantaran listriknya.

3.1.3 Menjelaskan

penyebab kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan arus

listrik.

13, 16,

18

14, 5 5 C, A, C, D,

E,

3.1.4 Mendekripsikan

bahwa larutan

elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan

senyawa kovalen

polar.

25, 28 15 11, 19 5 A, B, A, E, B

1

Lampiran 14

SOAL POST TEST

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Waktu : 30 Menit

Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah

di sediakan2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami

dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e

yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah

dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e

6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….

a. Gabungan dua zat yang saling melarut

b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut

c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven

d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu

e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut

2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….

a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit

b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam

c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……

a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas

b. Terurai menjadi molekul-molekul

c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah

d. Mempunyai derajat ionisasi = 0

e. Terdisosiasi pada larutan tertentu

2

4. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling

terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….

a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol

b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol

c. Asam klorida 0,01 mol

5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai

berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-

(aq)

Hal ini karena….

a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol

b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna

c. Merupakan senyawa kovalen

6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit adalah….

a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula

b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol

c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl

7. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….

a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl

b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH

c. CH3COOH dan NaCl

8. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul

d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara

e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu

9. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya

adalah….

a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula

b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula

c. Asam klorida dan garam dapur

3

10. Perhatikanlah larutan berikut !

1). Cuka 3). Gula 5). Etanol

2). Garam dapur 4). Asam sulfat

Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang

tidak dapat menghantarkan listrik adalah….

a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3

b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5

c. 1, 3, 5

11. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :

HCl H+(aq) + Cl-

(aq)

Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….

a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah

b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

12. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….

a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M

b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M

c. Larutan H2SO4 0,1 M

13. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor

yang baik disebut dengan….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Semikonduktor e. Konduksi

c. Elektrolit kuat

14. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl

dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala

ini disebabkan karena….

a. Karena air bersifat polar

b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik

c. Air merupakan pelarut yang sangat baik

d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik

e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat

4

15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan

menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….

a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa

b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion

c. NaOH, senyawa kovalen polar

16. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus

listrik adalah….

a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia

b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula

c. Etanol dan garam dapur

17. Perhatikanlah gambar dibawah ini !

Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….

a.Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl

b.Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl

c.Larutan C2H5OH

18. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat

dialami oleh larutan…

a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2

b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl

c. NaOH dan KCl

19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun

terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….

a. Elektrode yang rusak d. Derajat ionisasi = 1

b. Derajat ionisasi 0 < < 1 e. Ionisasi sempurna

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

20. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …a. Asam sulfat d. Ureab. Asam asetat e. Alkoholc. Etanol

21. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …a. Larutan gula dapat menghantarkan listrikb. Urea termasuk larutan elektrolit lemah

5

c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terangd. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuate. Cuka tidak dapat menyalakan lampu

22. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yangterjadi adalah …a. Lampu akan menyala dengan terangb. Lampu akan redupc. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gasd. Lampu redup namun gelembung gas banyake. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas

23. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cukab. Garam dan gula e. Gula dan etanolc. Garam dan cuka

24. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan ureab. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosac. Asam asetat dan glukosa

25. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut

termasuk kedalam ….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Elektrolit kuat e. Larutan

c. Senyawa ion

26. Perhatikanlah gambar berikut ini !

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapatmenyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…a. Senyawa berbentuk padatanb. Larutan tidak dapat larut dalam airc. Larutan tidak dapat terionisasid. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengionsebagiane. Senyawa bersifat kering

1 2 3

6

27. Perhatikan gambar dibawah !

Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terangapabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebutdisebabkan karena….a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurnab. Larutan tersebut adalah larutan gulac. Larutan tersebut tidak dapat terionisasid. Jika harga larutan diatas = 0e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna

28. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam nitrat (HNO3) d. Cukab. Natrium klorida (NaCl) e. glukosac. Ammonia (NH3)

29. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …a. Garam d. Ureab. Asam e. Cukac. Basa

30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapikeduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu Bb. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu Bc. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu Bd. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu Be. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B

7

LEMBAR JAWAB

Nama :

NIS :

Mata Pelajaran :

NO. A B C D E NO. A B C D E1 262 273 284 295 306 317 328 339 34

10 3511 3612 3713 3814 3915 4016 4117 4218 4319 4420 4521 4622 4723 4824 4925 50

8

Lampiran 14.1

JAWABAN

1. B 16. A2. C 17. D3. A 18. C4. C 19. B5. E 20. A6. E 21. C7. A 22. E8. A 23. C9. D 24. B10. D 25. A11. E 26. D12. E 27. A13. C 28. B14. D 29. D15. A 30. B

Lampiran 16

KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO

Variabel SubVariabel

INDIKATOR NO. SOAL JUMLAHSOALPositif Negatif

MediaVideo

A.Intrinsik

B.Ekstrinsik

1. Pesan yangdisampaikanmelalui mediavideo sesuaidengan materiyang diajarkan.

2. Media video yangditerapkan sangataplikatif dandisertai dengancontoh-contohyang seringditemukan dalamkehidupan sehari-hari.

3. Media video yangditerapkan disertaidengan percobaan.

1. Media video yangditerapkan sesuaidengan kebutuhanbelajar masa kini.

2. Adanyaperlengkapanyang mendukungpemakaian mediavideo.

3. Adanyalingkungan belajaryang kondusifselamapembelajarankimiaberlangsung.

5

2, 4

9, 10

12, 15

11

19, 16

3,

1, 6

7, 8

13, 14

20

17, 18

2

4

4

4

2

4

Jumlah 10 10 20

1

Lampiran 17

TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO KIMIA

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

sebelum anda mengisi

4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan

cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kreteria sekor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

N : Netral/Tidak punya pendapat

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1.Media video yang diterapkan sangat

membosankan

2.Media video yang diterapkan sangat

menarik

3Pesan yang disampaikan melalui media

video tidak sesuai dengan materi yang

diajarkan.

4.Media video yang diterapkan disertai

dengan penjelasan yang mudah

dipahami.

2

5.Pesan yang disampaikan melalui media

video memacu keingintahuan yang

besar.

6.Pesan yang disampaikan melalui media

video sulit untuk dipahami.

7.Media yang diterapkan tidak

menambah semangat belajar.

8.Pesan yang disampaikan tidak aplikatif

sehingga menurunkan motivasi belajar.

9.Media video yang ditampilkan disertai

dengan percobaan sehingga

mempermudah siswa dalam

memahami materi.

10.Media video yang diterapkan sangat

aplikatif dengan contoh-contoh yang

mudah ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

11.Adanya perlengkapan pendukung

sehingga media video dapat dijadikan

media pembelajaran.

12.Media video merupakan alternatif

media yang mempermudah guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

13.Media video yang diterapkan

ketinggalan zaman.

14.Media video tidak efektif jika

digunakan dalam proses belajar karena

bersifat abstrak.

15.Media video yang diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar sangat

3

inovatif.

16.Media video membuat kondisi kelas

aktif sehingga memberikan

pengalaman baru bagi siswa.

17.Media video yang diterapkan membuat

kondisi kelas tidak kondusif.

18.Media video membuat siswa tidak

mandiri dalam mencari sumber belajar

yang lain.

19.Media video memberikan langkah

awal bagi siswa dalam memperluas

pengetahuannya tentang larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

20.Media video sulit untuk diterapkan

karena membutuhkan perlengkapan

yang rumit.

Semarang,……………2011

Observer ………………………………

4

Lampiran 17.1

JAWABAN TANGGAPAN TERHADAP VIDEO KIMIA

Nomor soal positifKeterangan SS S N TS STSNilai 5 4 3 2 1

Nomor soal negatifKeterangan SS S N TS STSNilai 1 2 3 4 5

No SS S N TS STS No SS S N TS STS1 1 2 3 4 5 11 5 4 3 2 12 5 4 3 2 1 12 5 4 3 2 13 1 2 3 4 5 13 1 2 3 4 54 5 4 3 2 1 14 1 2 3 4 55 5 4 3 2 1 15 5 4 3 2 16 1 2 3 4 5 16 5 4 3 2 17 1 2 3 4 5 17 1 2 3 4 58 1 2 3 4 5 18 1 2 3 4 59 5 4 3 2 1 19 5 4 3 2 110 5 4 3 2 1 20 1 2 3 4 5

Lampiran 19

PROSEDUR PRAKTIKUM

DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN

A. Tujuan

Mengamati sifat daya hantar listrik pada beberapa larutan

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gelas kimia500 mL

b. Baterai 4 buah,

c. Bola lampu,

d. Kabel.

2. Bahan

a. Air,

b. Air jeruk,

c. Air sabun,

d. Larutan garam,

e. Larutan asam cuka

f. Larutan gula

C. Cara Kerja

1. Susunlah alat uji elektrolit seperti gambar dibawah ini !

2. Masukkan 100 mL larutan garam kedalam gelas kimia!

3. Celupkan elektrode kedalam larutan garam tersebut dan amati nyala

lampu serta gelembung gas yang ditimbulkan disekitar batang

elektrode!

4. Bersihkan kedua batang elektrode dengan air dan keringkan! Dengan

cara yang sama, lakukan percobaan yang sama pada larutan yang

tersedia!

D. Hasil Percobaan

No Larutan Nyala LampuGelembung

Gas

Jenis

Larutan

1. Air

2. Air jeruk

3. Air sabun

4. Lart garam

5. Lart as cuka

6. Lart gula

E. Pertanyaan

1. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit ?

2. Larutan apasaja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit ?

F. Kesimpulan

…………

Lampiran 20

KISI-KISI ANGKET BELAJAR KIMIA

Variabel SubVariabel

INDIKATOR NO. SOAL JUMLAHSOALPositif Negatif

HasilBelajar

A.Intrinsik

B.Ekstrinsik

1. Adanya hasrat dankeinginan belajarkimia.

2. Adanya kebutuhandalam belajarkimia.

3. Adanya harapandan cita-cita masadepan dalammempelajari kimia

1. Adanya inovasimedia yangdigunakan dalampembelajarankimia sehinggamateri lebihmudah dipahami.

2. Adanya kegiatanyang menarikdalam belajar.

3. Adanyalingkungan belajaryang kondusifselamapembelajarankimiaberlangsung.

1, 8

2,

4, 14

9, 13

10

17, 20

3, 11

5,

6, 15

7

12

16, 18, 19

4

2

4

3

2

5

Jumlah 10 10 20

1

Lampiran 21

ANGKET BELAJAR KIMIA

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

sebelum anda mengisi

4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan

cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kriteria skor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

N : Netral/Tidak punya pendapat

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1.Saya sangat senang belajar kimia

karena menarik.

2.Saya belajar kimia apabila ada tugas

3Saya tidak suka belajar kimia karena

sangat rumit.

4.Saya giat belajar kimia agar dapat

meraih cita-cita.

5.Saya belajar kimia jika guru

memberikan nilai yang baik.

2

6.Saya belajar kimia jika menghadapi

ujian akhir.

7.Saya tidak tertarik belajar kimia karena

media yang diterapkan tidak inovatif.

8.Saya belajar kimia dengan sungguh-

sungguh secara rutin.

9.Saya tertarik belajar kimia dengan

media yang diterapkan.

10.Saya senang belajar kimia karena

adanya praktikum.

11.Saya malas belajar rutin dan teratur

pelajaran kimia

12.Saya malas belajar kimia dengan

praktikum karena hanya membuang

waktu.

13.Saya tertarik belajar kimia dengan alat

peraga yang digunakan dlaam

pembelajaran.

14.Saya mempelajari kimia untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

15.Saya tidak senang belajar kimia karena

tidak ada manfaatnya.

16.Saya malas belajar kimia karena guru

tidak dapat menjelaskan materi dengan

jelas

17.Saya tertarik belajar kimia karena guru

penjelasan guru sangat aplikatif

18.Saya bosan belajar kimia karena guru

tidak aplikatif sehingga materi sulit

3

dipahami.

19.Saya malas mencari informasi yang

berhubungan dengan materi kimia

melalui referensi-referensi lain.

20.Saya bersemangat belajar kimia

dengan praktikum karena memberikan

gambaran yang nyata mengenai materi.

Semarang,……………2011

Observer ………………………………

4

Lampiran 21.1

JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA

Nomor soal positifKeterangan SS S N TS STSNilai 5 4 3 2 1

Nomor soal negatifKeterangan SS S N TS STSNilai 1 2 3 4 5

No SS S N TS STS No SS S N TS STS1 5 4 3 2 1 11 1 2 3 4 52 5 4 3 2 1 12 1 2 3 4 53 1 2 3 4 5 13 5 4 3 2 14 5 4 3 2 1 14 5 4 3 2 15 1 2 3 4 5 15 1 2 3 4 56 1 2 3 4 5 16 1 2 3 4 57 1 2 3 4 5 17 5 4 3 2 18 5 4 3 2 1 18 1 2 3 4 59 5 4 3 2 1 19 1 2 3 4 510 5 4 3 2 1 20 5 4 3 2 1

Lampiran 23

DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS EKSPERIMEN

Kondisi siswa saat pre-test berlangsung

Proses pembelajaran dengan menggunakan media video

Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan eksperimen larutan elektrolit dannonelektrolit pada media video

Kondisi siswa saat diskusi

Aktivitas siswa saat post-test berlangsung

Lampiran 24

DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS KONTROL

Proses Pembelajaran Kimia Dengan Metode Ceramah

Kondisi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana dalam proses

pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan

anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan

menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-

hari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara

aplikasi. Proses pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan

mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain

proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang

cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak

diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara.1 Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai

suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari

siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana

proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan.2

1 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),hlm. 70

2 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,2009), hlm. 164

1

2

Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan

pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung dengan guru. Oleh

karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari

pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki

guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua

tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.3

Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang

dilakukan siswa (peserta didik), dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh

siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan

yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai

tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah

pengalaman belajar.4 Belajar dapat disimpulkan suatu komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik

yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dimana dalam

kegiatan belajar setiap individu menggunakan tiga ranah yang berperan

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang

dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat

abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan

ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga

banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung

belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun

pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian

siswa yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu

mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.5 Dalam

proses belajar mengajar tidak seluruhnya pesan/informasi yang

disampaikan seorang guru dapat diserap oleh siswa dengan maksimal.

3 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 41 - 424 Iskandar, op.cit, hlm. 985 Ibid, hlm. 42

3

Terkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.

Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat

diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran

dapat dipahami dengan baik oleh siswa.6

Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya

partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang

inovatif, yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya

digunakan media yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kendala tersebut menimbulkan

motivasi yang rendah dalam diri siswa. Pembelajaran yang tidak

melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu

penyebab menurunnya nilai akademik di MAN 1 Semarang. Sehingga

hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM

sebagai yang diharapkan.7

Salah satu hal yang menjadi hambatan lain dalam proses

pembelajaran kimia adalah transfer materi yang bersifat abstrak, yang

mana materi tidak disajikan dalam suatu bentuk yang konkret (nyata). Hal

inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia

pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Indikator yang harus

dicapai dalam pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit, antara lain :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit

melalui percobaan

2. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan

arus listrik

4. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion

dan senyawa kovalen polar.

6 Ibid, hlm. 827 Kanti, Septiyati, 8.15 WIB

4

5. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit

melalui praktikum,

6. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum.

Dari indikator diatas, maka penelitian ini pada materi larutan elektrolit

dan nonelektrolit disajikan melalui media video dengan metode

eksperimen.

“Seperti halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek

yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang

sesuai”.8 Media video disusun dan diimplementasikan sebagai media

belajar oleh peneliti supaya dapat membantu memudahkan siswa dalam

memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu,

peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT

DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap

siswa dalam waktu relatif terbatas sehingga menjadikan ilmu kimia

merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

2. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan

berbagai media yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran.

C. Penegasan Istilah

Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di

atas, dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pembahasan,

8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,hlm. 48

5

maka peneliti memberikan pembatasan dalam masing-masing istilah

sebagai berikut :

1. Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau

“pengantar”. Association for Education and Communication

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk

yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda

yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan

beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan

belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program

instruksional.9

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan

dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

2. Video

“Dilihat dari sifatnya video termasuk media audiovisual yaitu

jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung

unsur gambar yang bisa dilihat”.10 Video membantu memberikan

gambaran yang jelas mengenai materi pelajaran yang dipelajari.

3. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

“Larutan didefinisikan campuran cairan yang dihasilkan bila

padatan, cairan, atau gas melarut dalam pelarut”.11 Sedangkan “larutan

elektrolit adalah senyawa atau larutannya (dalam air) dapat

menghantarkan arus listrik; meliputi senyawa-senyawa asam, basa, dan

garam”.12 Sedangkan “nonelektrolit adalah senyawa dimana lelehan

9 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),hlm. 11

10 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 9011 Collin Gem, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1994), hlm. 17912 Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 111

6

atau larutannya dalam pelarut air tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Contoh nonelektrolit adalah glukosa, sukrosa, urea, gliserin, dan

sebagainya”.13

4. Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar”.14 Dalam penelitian ini, aspek yang diukur

antara lain aspek kognitif (pengetahuan) berupa pre-test dan post-test.

D. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana

efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar

kimia kelas X MAN 1 Semarang?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui

efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar

kimia kelas X MAN 1 Semarang?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar yang sedang berlangsung;

b. Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya

media video;

c. Memberikan gambaran yang konkret pada peserta didik terhadap

materi yang diajarkan;

13 Ibid, hlm. 29614 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1999), hlm. 37

7

d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan

media video.

2. Bagi Pendidik

a. Meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar

mengajar yaitu dengan adanya perangkat pembelajaran yang

diterapkan sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang

bermutu;

b. Pendidik mampu memberikan gambaran yang nyata dengan

penyampaian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui

praktikum dalam bentuk media video.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan perangkat pembelajaran kepada sekolah dalam

rangka perbaikan mutu pembelajaran, khususnya bagi sekolah

yang dijadikan penelitian dan sekolah lain pada umumnya;

b. Sekolah dapat memilih media yang sesuai dengan standar

kompetensi pada materi yang diajarkan.

4. Bagi Peneliti

a. Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh

pendidik dalam proses pembelajaran kimia.

b. Menambah pengalaman karena dapat mengalami secara langsung

proses pembelajaran dengan media video.

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang media video, harus

diketahui definisi dari media pembelajaran terlebih dahulu. Secara

harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”.

Association for Education and Communication Technology (AECT)

mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation

Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional,1

sehingga media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak

menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.2

Sedangkan pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya

menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.3 Proses pembelajaran

memang sangat komplek, karena ada beberapa faktor yang berpengaruh

didalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses transfer ilmu

kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara kontinu.

Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik

apabila pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik.

1 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),hlm. 112 Daryanto, Media Visual, (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 13 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2008), hlm. 85

8

9

Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur penting yang

saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media

pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar

tertentu akan mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai,

meskipun masih ada yang harus diperhatikan dalam memilih media.

Berikut adalah bahan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum

memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar.

a. Peranan Dan Keuntungan Media

Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar,

diantaranya :

1) Untuk membangkitkan motivasi;

2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa;

3) Untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru;

4) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian;

5) Untuk menambah variasi teknik penyajian pelajaran;

6) Untuk menambah pengertian nyata auatu informasi;

7) Pendidikan akan lebih produktif, dapat memberikan pengalaman

yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin tahu, dan

membuka cakrawala yang lebih luas.

8) Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru.

b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media

Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media,

diantaranya :

1) Untuk memproduksi media membutuhkan dana, waktu, tenaga,

dan keterampilan;

2) Perlu pemeliharaan dan perbaikan;

3) Perlu ruangan, tempat yang aman dan layak untuk

penyimpanannya.4

Peranan dan kerugian yang telah dijelaskan di atas, akan

memberikan gambaran kepada pendidik sebelum memanfaatkan media

4 Daryanto, op. cit, hlm. 4 - 5

10

dalam proses belajar mengajar. Tentu pemilihan media sendiri sangat

terkait dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik

sehingga ada hubungan diantara keduanya.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam

proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta

didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran

apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi

pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai

suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan

yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi

tersebut. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media

pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi

pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.5

Selain adanya motivasi yang menjadi pemicu para peserta didik

dalam mempelajari sesuatu perlu diperhatikan pula yaitu dengan

membuat suatu pembelajaran lebih konkret. Menurut Ibrahim, juga

mengungkapkan bahwa media bertujuan untuk memahami makna lebih

tepat, karena berkaitan langsung dengan indera peserta didik.

Sebagaimana definisi yang dijelaskan oleh Ibrahim Nashir dalam

karyanya yang berjudul Muqoddimah Fi Tarbiyah, yaitu :

5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,hlm. 15 - 16

6 Ibrahim, Nashir, Muqoddimah Fi Tarbiyah, ( Aman: Ardan, tt), hlm. 169.

11

(Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disajikan daripanca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara telitidan cepat)

Penelitian ini memanfaatkan media video sebagai media

pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya para peserta didik

melakukan pembelajaran dengan metode praktikum sebagai metode

pendukung dalam proses belajar mengajar. Praktikum ini sangat

mendukung para peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang

telah diperoleh dengan secara nyata. Dalam proses belajar dengan

praktikum inilah para peserta didik dapat mengalami secara langsung

praktikum tersebut. Namun, melalui pengalaman langsung siswa tidak

sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat

langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya.7

Menurut Edgar Dale dalam bukunya Retno Dwi Suyanti yang

berjudul strategi pembelajaran kimia mengemukakan bahwa

pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses

perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses

mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan

mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari

bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh

siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman,

maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada

kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media

pembelajaran sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan

praktikum siswa lebih terarah. Hal ini dikarenakan siswa sudah

memiliki gambaran mengenai praktikum yang akan dilakukan. Inilah

yang menjadi alasan mengapa hasil belajar yang diperoleh siswa pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak

7 Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm51

12

verbal

Lambang visual

visual

radio

film

televisi

karyuawisata

demonstrasi

Pengalaman melalui drama

Pengalaman melalui benda tiruan

Pengalaman langsung

abstrak

konkret

menggunakan media video sebelum praktikum. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.1 berikut.8

Gambar 2.1: Kerucut pengalaman

“Media video adalah media visual gerak ( motion pictures) yang

dapat diatur percepatan gerakannya (gerak dipercepat atau

diperlambat).”9 Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara

langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi (pandangan)

baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video

yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara

yang menyertainya.10

2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

a. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

8 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),hlm 85

9 Bambang Warsita, op. cit, hlm. 3010 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm 86 - 87

13

Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan

suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.

1) Pengertian Larutan

“Solutions are homogeneous mixtures of to or more

substances in which the components are presents as atoms,

molecules, or ions.”11 Yang berarti suatu larutan adalah

campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang

mana terdiri dari adanya komponen atom, molekul ataupun ion.

Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat

berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu

seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang

berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam

campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat

dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.12

2) Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan

menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu

larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut

disebut dengan larutan elektrolit. Hal ini dikarenakan,

kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat

bergerak bebas.

Contohnya adalah HCl. Bila gas HCl dilarutkan dalam air,

akan terjadi reaksi sebagai berikut :

HCl(g) + H2O H3O+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena

menghasilkan ion-ion yang sebelumnya tak ada.13 HCl dapat

dipandang memberikan sebuah proton kepada H2O untuk

membentuk H3O+ dan Cl-. Ion-ion positif dan negatif dibentuk

11 Spencer, L. Seanger dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,Organic, And Biochemistry), (Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004), hlm 202

12 Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 37213 Ibid, hlm 170

14

dalam air meskipun dalam HCl murni tak satupun ada. Muatan

positif H3O+ dinyatakan sebagai ion hidronium atau oksonium

sedangkan muatan negatif adalah ion klorida (Cl-).14

Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam

air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk

terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa

ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur

dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen

tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak

bereaksi dengan air solut semacam ini dinamakan

nonelektrolit.15

3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan

daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi menjadi 2 yaitu

larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sedangkan elektrolit dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan

elektrolit lemah sesuai dengan skema penggolongan berikut :

Gambar 2.2 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya

Hantarnya

Skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel

yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :

14 Hardjono, Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress, 2008), Cet. 3, hlm 235

15 Ibid, hlm 172

15

Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit

lemah, dan non elektrolit.16

Jenis Larutan Sifat dan

Pengamatan Lain

Contoh

Senyawa

Reaksi Ionisasi

Elektrolit

Kuat

− Terionisasi

sempurna.

− Menghantarka

n arus listrik.

− Lampu

menyala

terang

− Terdapat

gelembung gas

NaCl,

HCl,

NaOH,

H2SO4,

KCl, dll.

NaCl Na+ +

Cl-

HCl H+

+ Cl-

NaOH Na+

+ OH-

H2SO4 2H+

+ SO42-

KCl K+

+ Cl-

Elektrolit

Lemah

− Terionisasi

sebagian

− Menghantarka

n arus listrik

− Lampu

menyala redup

− Terdapat

gelembung gas

CH3COOH,

NH4OH,

HCN,

Al(OH)3, dll

CH3COOH

H+ +

CH3COO-

NH4OH

NH4+ + OH-

HCN H+ +

CN-

Al(OH)3

Al3+ + 3OH-

Non

Elektrolit

− Tidak

terionisasi

− Tidak

menghantarka

n arus listrik

C6H12O6,

C12H22O11,

CO(NH2)2,

dan

C2H5OH

C6H12O6

C12H22O11

CO(NH2)2

C2H5OH

16 Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html, ((12/2/2011)08.00 WIB), hlm 1

16

− Lampu tidak

menyala

− Tidak terdapat

gelembung gas

b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia

1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah

Umumnya air adalah pelarut (solven) yang baik untuk

senyawa ion. Larutan air yang mengandung suatu zat tertentu

akan mengandung sifat-sifat yang khas, salah satunya adalah

menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh apabila suatu

elektroda dicelupkan kedalam air murni, bola lampu tidak akan

menyala karena air adalah konduktor listrik yang tidak cukup

baik. Tetapi bila suatu senyawa ion yang kuat seperti NaCl

dilarutkan pada air, setelah solutnya larut, bola lampu mulai

menyala dengan terang.17 Karena ion klorida adalah negatif,

maka ujung-ujung positif dari air akan mengelilingi sekitar ion

klorida. Sekarang ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok

molekul air, atau dikatakan ion klorida terhidrat. Pada saat yang

sama, ion natrium mengalami hidrasi yang semacam, dengan

muatan negatif atau ujung oksigen dari molekul air menghadap

pada ion positif natrium. Karena larutan keseluruhan harus

netral, maka jumlah ion natrium terhidrat yang dibentuk harus

sama dengan jumlah ion klorida yang terhidrat. Bila elektroda-

elektroda positif dan negatif dimasukkan ke dalam larutan ini,

maka ion-ion natrium bermuatan positif yang terhidrat ditarik ke

elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat

ditarik ke elektroda positif.18 Zat-zat seperti NaCl yang dalam

larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat.

17 James, E. Brady, op. cit, hlm 16918 Hardjono, Sastrohamidjojo, op. cit, hlm. 234

17

Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah

senyawa yang disebut elektrolit lemah. Senyawa-senyawa ini

menghasilkan larutan yang menghasilkan listrik, tetapi lemah

sekali. Contohnya asam asetat HC2H3O2. Bila elektrode dari alat

konduktor dicelupkan kedalam larutan asam ini, nyala dari bola

lampu hanya redup saja. Dalam larutan asam asetat, hanya

sebagian kecil dari molekul asam asetat yang dihasilkan reaksi

berikut ini berbentuk ion.

HC2H3O2(aq) + H2O H3O+(aq) + C2H3O2

-(aq)

Pada larutan asam asetat, molekul-molekul HC2H3O2 secara

tetap akan bertumbukan dengan molekul air dan setiap

tumbukan ada kemungkinan sebuah proton dari molekul

HC2H3O2 akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan

H3O+ serta C2H3O2- ion. Tetapi dalam larutan ini ada pertemuan

antara ion asetat dan ion hidronium. Bila kedua ion ini bertemu,

kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya

ke ion C2H3O2- untuk membentuk kembali molekul-molekul

HC2H3O2 dan H2O.19

2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik

Yang dinaksud dengan ikatan ionik adalah ikatan antara ion

positif dengan ion negatif dalam pembentukan suatu

persenyawaannya. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif

itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik. Terbentuknya

atom menjadi ion positif dan ion negatif tergantung dari

keelektronegatifannya. Sedang besarnya muatan listrik, yang

disebut juga sebagai bilangan oksdasi atau valensi, tergantung

jumlah elektron yang dilepas atau ditarik dengan kaidah octet,

untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Contohnya atom

Kalium (no. atom 19) dapat bereaksi dengan atom Oksigen (no.

atom 8) membentuk senyawa kalium oksidasi.

19 James, E. Brady, op. cit, hlm 172

18

K (2, 8, 8, 1) – 1 e K+ (2, 8, 8)

O (2, 6) + 2 e O-2 (2, 8)

Untuk membentuk molekul yang netral, 1 ion O-2

membutuhkan 2 ion K+, menjadi20

2 K+ + 1 O-2 K2O

3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen

Di dalam struktur Lewis untuk HCl, atom Cl memperoleh

konfigurasi elektron atom gas mulia. Kecenderungan atom Cl

untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu

sama. Pembentukan ikatan antara sebuah atom H dan sebuah

atom Cl pada senyawa HCl melibatkan pemakaian bersama

elektron yang menghasilkan ikatan kovalen21

Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar

misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya :

HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang

berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik.

HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, dimana

pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih

elektronegatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl,

atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Maka pada

molekul HCl terjadi kerapatan elektron (density elektron = )

ke pihak Cl. Dengan kata lain karapatan pada pihak Cl besar

membentuk momen dipol negatif, sedangkan dipihak H terjadi

kelangkaan elektron, sehingga membentuk momen dipol positif.

Kerapatan elektron pada HCl diganbarkan pada Gambar 2.4

20 Hiskia, Achmad, Kimia Dasar 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993),hlm. 253-258

21 Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, (Jakarta :Erlangga, 1987), hlm 273-274

19

Gambar 2.4 Struktur Lewis Senyawa HCl

Pada hakikatnya polarisasi atau pengutuban muatan listrik

dari suatu senyawa terjadi karena adanya perbedaan

keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin

besar perbedaan keelektronegatifannya semakin sempurnalah

terjadinya polarisasi dan ini berarti senyawa tersebut tidak lagi

dapat dikatakan senyawa kovalen tetapi senyawa dengan ikatan

ion. Menurut kesepakatan para ahli batasnya adalah adanya

selisih keelektronegatifan lebih dari 1,7. Misalnya senyawa HCl

dengan keelektronegatifan atom H adalah 2,1 dan atom Cl

adalah 3,0 maka, selisih diantara keduanya adalah 0,9.22

Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika

dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan

arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.

HCl(g) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq) H3O+

(g) + Cl-

(g) atau HCl(aq) H+(aq) + Cl-

(aq)

Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan

anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl

disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan

membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan

elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.23

Perhatikan Gambar 2.5 berikut.

22 Hiskia, Achmad, op. cit, hlm. 272-27323 Budi. Utomo, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik”,

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB)hlm 1

20

Gambar 2.5 Penguraian Larutan HCl dalam Air

Namun, HCl dalam keadaan murni tidak dapat

menghantarkan arus listrik, hal ini karena HCl dalam keadaan

murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka

cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.24

c. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan

Media Video

Dari pembahasan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di

atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi di atas adalah

sebagai barikut :

1) Terdapat senyawa-senyawa yang cukup rumit, seperti HCl,

NaCl, H3O+ dan sebagainya pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

2) Terdapat banyak penggolongan materi, seperti macam-macam

larutan elektrolit dan lainnya.

3) Terdapat reaksi kimia yang terjadi, misalnya reaksi ionisasi pada

garam dapur dan sebagainya.

4) Masing-masing jenis larutan mempunyai karakteristik

hantarannya.

24 Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html,((12/2/2011) 08.00 WIB), hlm 19 -20

21

5) Masing-masing larutan memiliki gejala-gejala yang ditimbulkan

sendiri, seperti memiliki jumlah gelembung yang ditimbulkan,

nyala lampu dari masing-masing larutan, dll.

6) Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berhubungan

pula dengan materi ikatan kimia,dan materi kimia lainnya.

7) Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu

materi yang dapat diperdalam dan diperjelas dengan adanya

eksperimen, sehingga materi akan mudah dipahami dan

keterampilan sains siswa dapat meningkat.

Selain keterbatasan dari faktor materi di atas, keterbatasan pun

muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar

kimia sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya :

1) Rendahnya motivasi siswa, adapun untuk membangkitkan

motivasi siswa tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang

menyenangkan. Dimana siswa tidak merasa bosan ketika proses

pembelajaran berlangsung.

2) Aktivitas siswa yang menurun, adapun untuk meningkatkan

aktivitas siswa perlu melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa

tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan. Misalkan

saja ketika pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk

berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.

3) Informasi yang disampaikan guru kurang jelas sehingga

efektivitas serta efisiensi penyampaian rendah. Adapun untuk

mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali

materi yang telah disamapikan sehingga informasi yang telah

disampaikan oleh guru dapat tertangkap oleh siswa.

4) Teknik penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk

mengatasi keterbatasan tersebut siswa memerlukan penyajian

yang berbeda dari sebelumnya sehingga pembelajaran tidak

monoton. Misalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran.

22

5) Informasi yang disampaikan tidak disajikan secara konkret.

Adapun solusi yang diambil adalah menyampaikan materi yang

disertai dengan contoh atau disajikan dengan eksperimen.

6) Pembelajaran yang kurang produktif. Adapun untuk menjadikan

pembelajaran lebih produktif adalah dengan memberikan

pengalaman yang tidak diberikan oleh seorang guru, sehingga

pembelajaran tersebut dapat merangsang rasa ingin tahu siswa.

7) Interaksi siswa dan guru tidak optimal. Solusi yang diambil

adalah apabila dalam penyampaian materi terjadi interaksi

diantara keduanya. Misalkan dengan adanya tanya jawab setelah

proses belajar mengajar berlangsung.

Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit maupun dari faktor lain yang telah

dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan

pemecahan dalam pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga

materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta

didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya

menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.25 Oleh Karena itu,

agar pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelekrolit

dapat diterima dengan baik, maka peneliti mencoba memanfaatkan

media video sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu

untuk menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap

objek yang langkahnya terlalu cepat atau lambat, memberikan

pengalaman nyata kepada peserta didik, memicu keterlibatan peserta

didik secara aktif dalam pembelajaran (melalui diskusi), mendorong

25 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :Rineka Cipta, 2008), hlm. 85

23

munculnya pola pembelajaran yang bervariasi (seperti diskusi,

melakukan kajian pustaka, melakukan penelitian lapangan, membuat

laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), dan sekaligus membuat

pesan yang disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik.26

Media video mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan

sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini

dikarenakan, media video disajikan agar suatu pembelajaran lebih

menarik dan membuat suatu materi lebih konkret. Sehingga peserta

didik dapat secara langsung mengamati materi yang disajikan

melalui media tersebut. Media video ini berisi penjelasan materi

yang disertai pula dengan percobaan uji elektrolit. Adanya percobaan

inilah yang memperkuat materi yang disampaikan. Berikut adalah

keunggulan dan kelemahan media video, diantaranya :

1) Keuntungan Media Video

Keuntungan menggunakan media video antara lain : ukuran

tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa

secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

2) Kelemahan Media Video

Kelemahan media video antara lain :

a) Fine details artinya media tayangnya tidak dapat

menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan

sempurna.

b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek

dengan ukuran yang sebenarnya.

c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh

video umumnya berbentuk dua dimensi.

26 26 Bambang Warsita, op. cit., hlm. 32

24

d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat

menyebabkan timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan

gambar yang dilihatnya.

e) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi

untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.

f) Budget artinya biaya untuk membuat program video

membutuhkan biaya yang tidak sedikit.27

Dengan pemanfaatan media video sebagai media

pembelajaran diharapkan merupakan alternatif yang sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan noneletrolit yang diajarkan.

Dan dengan adanya kesesuaian antara materi yang diajarkan

dengan media yang digunakan dapat berpengaruh pula pada

hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

d. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

1) Definisi Belajar

Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang

terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia

masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2).

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses

belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan

perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu

upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat

interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada

disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah

laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).28

Oleh karena itu, belajar merupakan aktivitas mental/psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

27 Daryanto, op. cit, hlm 90-9128 Ibid. hlm. 62

25

menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan,

keterampilan maupun sikap.

2) Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar”.29 Menurut Keller, hasil belajar adalah

prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha

adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas

belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari adanya

motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya

usaha yang dilakukan oleh anak.30

Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini

dapat digunakan tiga aspek, yaitu :

a) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi.31 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai

tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom

(1956).

(1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan

seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau

menganali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,

rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan

kemampuan untuk menggunakannya.

(2) Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan

29 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : RinekaCipta, 1999), hlm. 37

30 Ibid, hlm. 3931 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,

2009), hlm. 105 - 106

26

diingat. Dengan kata lain, memahami, adalah mengetahui

tentang sesuatu dan dapat melihatnyadari berbagai segi.

(3) Penerapan (application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan

atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun

metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-

teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan

konkret.

(4) Analisis (analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-

bagian yang lebih kecil dan mampu memahami

hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang

satu dengan faktor-faktor lainnya.

(5) Sintesis (synthesis)

Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari

proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses

yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara

logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang

berstruktur atau berbentuk pola baru.32

(6) Penilaian (evaluation)

Adalah kemampuan membuat penilaian dan

mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.33

b) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan,

emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.34

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.

(1) Menerima (receiving)

32 Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajagrafindo Persada,2008), hlm 50 - 51

33 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009), hlm. 5134 Iskandar, op. cit, hlm. 105 - 106

27

Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau

kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli

khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan

sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini

berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan,

dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam

jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa

sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak

siswa.

(2) Menjawab (responding)

Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa.

Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan

kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela

membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam

menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau

kegembiraan).

(3) Menilai (valuing)

Jenjang ini bretalian dengan nilai yang dikenakan

siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku

tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekadar

penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan

kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi

(menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang

lebih efektif).

(4) Organisasi (organization)

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukna nilai-

nilai yang berbeda, menyelesaikan / memecahkan konflik

diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu

system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar

bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui

tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki

28

hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi

suatu system nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang

memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan

ekonomis maupun pelayanan sosial).

(5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai

(characterization by a value or value complex)

Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang

mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang

cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola

hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan

dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak

kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada

kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau

karakteristik siswa itu.35

c) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan

keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan

kreativitas.36

(1) Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar

psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah

kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala

lain.

(2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri

untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan

menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik,

memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan

termometer dan sebgainya.

35 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 117 - 11836 Ibid, hlm. 105 - 106

29

(3) Gerakan terbimbing (guided response) adalah

kemampuan melakukan gerakan meniru odel yang

dicontohkan.

(4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalam kemampuan

melakukan gerakan tanpa ada model contoh.kemampuan

dicapai karena latihan berulang -ulang sehingga menjadi

kebiasaan.

(5) Gerakan kompleks (adaption) adalah kemampuan

melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan

irama yang tepat.

(6) Kreativitas (origination) adalah kemampuan

menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada

sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan

yang ada menjadi kombinasi gerakan yang orisinil.37

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

diantaranya, yaitu :

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah bagian dari kehidupan anak

didik.selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri

dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi

dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam

mengisi kehidupan anak didik.

(1) Lingkungan Alami

Lingkuang hidup adalah lingkungan tempat tinggal

anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya.38

Lingkungan hidup diantaranya adalah lingkungan sekolah

yang baik, letak tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

37 Purwanto, op. cit, hlm. 5338 Syaiful, Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm 176-

177

30

belajar siswa merupakan faktor yang turut menentukan

keberhasilan belajar siswa.

(2) Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya sekolah seperti para guru,

para administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Bukan

hanya itu, lingkungan sosial siswa lainnya adalah

masyarakat, tetangga dan teman sepermainan disekitar

tempat tinggal siswa.

b) Faktor Instrumental

Faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa

adalah faktor instrumental yang diantaranya :

(1) Kurikulum

Kurikulum adalah unsur substansial dalam pendidikan.

Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat

berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan

dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan

sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran,

setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang

dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.39 Seorang

guru akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum

yang telah disusun kepada siswa. Oleh karena itu, siswa

akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal

siswa sudah lelah belajar ketika itu. Hal inilah yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di

sekolah.

(2) Program

Setiap sekolah memiliki program yang harus dicapai

oleh setiap sekolah. Program yang guru buat akan

mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.

39 Ibid, hlm 180

31

Gaya belajar siswa pun akan digiring ke suatu aktivitas

belajar yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam

proses belajar siswa tidak selamanya sesuai dengan yang

diharapkan. Penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan

belajar tentu ada, dan penyimpangan terseebutlah yang

menjadi keberhasilan terhambat. Itu berarti, guru belum

berhasil membelajarkan siswa yang akibatnya siswa tidak

dapat menguasai materi yang diajarkan.

(3) Sarana dan fasilitas

Saran dan fasilitas sangat berpengaruh pada kegatan

belajar siswa di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar

lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat

memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat

mengembangkan materi pelajaran yang dipelajari dengan

fasilitas yang tersedia di sekolah.

(4) Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.

Kehadirannya mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau

hanya ada peserta didik dalam kegiatan belajar, maka

tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

c) Kondisi Fisiologi

Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. Kondisi peserta didik

yang belajar dalam kondisi kelelahan berbeda dengan peserta

didik yang belajar dengan keadaan segar. Atau anak yang

kekurangan gizi kemampuan dalam menyerap materi berbeda

dengan anak yang berkecukupan gizi. Hal ini sangat penting

dan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang

dicapai peserta didik.

d) Kondisi Psikologi

32

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh

karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis

yang berpengaruh diantaranya :

1) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat.40

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih

menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui aktivitas yang dikerjakannya.

2) Kecerdasan

Kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam ikut

menentukan berhasil dan tidaknya seseorang dalam

mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu aktivitas

pengajaran. Pesera didik yang cerdas akan lebih cepat

mencerna dan memahami materi yang diajarkan

dibandingkan peserta didik yang mempunyai tingkat

kecerdasan rendah.

3) Bakat

Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena

itu, hal yang tidak bijaksana apabila orangtua memakskan

kehendak nya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan

keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat

yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap

40 Ibid, hlm 191

33

seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap

bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian

tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berengaruh

buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.41

4) Motivasi

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif,

dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.

Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena

motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan,

serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna

bagi kehidupan individu.42

e) Kemampuan Kognitif

Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan

untuk sampai pada penguasaan kemampaun kognitif, yaitu

persepsi, mengingat, dan berpikir.43

B. Penelitian Yang Relevan

Penulis dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan hubungan antara

penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang relevan dari peneliti

terdahulu. Yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Skripsi yang disusun oleh Siti Munfa’ati (3104349) pada tahun 2009,

mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul

“Pengaruh Sikap Siswa Dalam Pemnggunaan Media CD Pembelajaran

Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Di

Madrasah Aliyah Negeri 02 Pati Tahun Ajaran 2008 / 2009.” Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan CD pembelajaran

efektif terhadap peningkatan hasil belajar kimia materi pokok struktur

atom.

41 Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm 136

42 Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4, hlm 12143 Syaiful, Bahri Djamarah, op. cit, hlm 202

34

2. Skripsi yang telah disusun oleh Dewi Kurniasari (053811187) pada

tahun 2009 dengan judul “Keterpaduan Media Komik Dan CD

Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi

Pokok Protista Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Lasem Tahun 2009 –

2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan

hasil belajar dan aktifitas peserta didik dengan diterapkannya media

komik dan CD Multimedia.

3. Sripsi yang disusun tahun 2007 oleh Laily Atiya (3103222) dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat

Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Negeri 6 Semarang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil

belajar PAI pada siswa kelas X SMA 6 Semarang dapat meningkat

dengan bantuan media audio visual yang diterapkan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari

penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian

ini. Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya struktur atom

pada materi kimia, protista pada materi biologi, dan pada materi

pendidikan agama islam. Sedangkan pada penelitian ini, materi yang

diteliti adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Letak perbedaan lain

dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel siswa pada penelitian

masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Dari

perbedaan-perbedaan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul

“pengembangan media video kimia sebagai media pembelajaran terhadap

hasil belajar kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit

siswa kelas X MAN I Semarang”. dengan harapan hasil belajar yang

diperoleh menunjukkan adanya peningkatan.

35

C. Rumusan Hipotesis

“Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang

artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran“.44 Hipotesis

sangat penting adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis

yang dirumuskan sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab.

Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

= Apakah media video kimia sebagai media pembelajaran pada

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan

hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang.

44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : RinekaCipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video kimia

sebagai media pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan

nonelektrolit, penelitian dilaksanakan :

Waktu penelitian : Tanggal 4 Januari s/d 2 Februari 2011

Tempat penelitian : MAN 1 Semarang

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari.1

Variabel pada penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2 Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X1) adalah efektivitas media

video kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.3 Dalam penelitian ini variabel terikatnya (X2)

adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas X MAN 1

Semarang.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D(Bandung : Alphabet, 2008), hlm. 60

2 Ibid, hlm 613 Ibid, hlm 61

36

37

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah terutama

dalam bidang pendidikan.4

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode

analisis data secara kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, sehingga dalam penelitian

ini metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh

dari media video kimia terhadap hasil belajar kimia.

Penelitian ini dititik beratkan pada pemanfaatan media video kimia

sebagai media pembelajaran. Bentuk desain eksperimen yang dilakukan

adalah pretest-posttest control group desain yaitu dapat digambarkan

sebagai berikut :

Desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara cluster random

sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang

baik bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh

perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4).5

Desain eksperimen ini dapat diterapkan pada penelitian dengan masing-

masing kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan

pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dari masing-

masing kelas dengan mengganggap semua sama/identik artinya tidak ada

faktor-faktor lain yang berperan pada seluruh peserta didik dari masing-

4 Ibid, hlm 65 Ibid hlm. 112-113

R O1 X O2

R O3 O4

38

masing kelas sehingga dapat mempengaruhi hasil dari pretest tersebut.

Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi

perlakuan dengan menggunakan media video kimia sebagai media

pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media

video kimia sebagai alat bantu pembelajaran. Perlakuan yang diterima oleh

kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diukur kembali dengan

posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mana kelas

tersebut menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran

dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video kimia sebagai

media pembelajaran. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1

sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 = nilai pretest yang diberi perlakuan.

O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan.

O3= nilai pretest yang tidak diberi perlakuan.

O4= nilai posttest yang tidak diberi perlakuan.

Signifikansi perbedaan perubahan rata-rata (dapat diketahui dengan

jalan mengurangi perubahan rata-rata kelas coba dengan perubahan rata-

rata kelas pengendali) ditetapkan dengan suatu tes statistik yang sesuai.6

6 Arief, Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2007), Cet. 3, hlm 380-381

39

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti,

dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu

cara pengambilan kesimpulan terhadap kelas individu yang lebih luas

jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelas individu yang

sedikit jumlahnya.7 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas X semester genap MAN I Semarang tahun ajaran 2010/2011

yang terdiri dari 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40

peserta didik. Sehingga secara keseluruhan populasinya berjumlah 440

peserta didik. Populasi pada penelitian ini diasumsikan, sebagai berikut

:

a. Terdapat 11 kelas yang masing-masing jumlahnya sama yaitu 40

peserta didik.

b. Peserta didik mendapatkan fasilitas sama dari sekolah yang dapat

dimanfaatkan oleh para peserta didik.

c. Peserta didik mendapatkan materi yang sama dan guru yang sama

pula.

d. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik

sama.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam

peenelitian. Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili

atau representatif) adalah sampel yang anggota-anggotanya

mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi. Bahkan

sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniature dari

populasi.8

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah cluster

random sampling, dimana dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

7 Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang :Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), Cet. 2, hlm. 12

8 Ibid, hlm 12

40

tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik ini menerapkan azas tanpa

pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Dalam pertimbangan populasi yang berjumlah 440 peserta didik

dengan 11 jumlah kelas maka, dipilih 2 kelas yang berfungsi sebagai

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 11 kelas yang ada, terpilih

kelas X 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol.

Pada proses pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran, sebaliknya

kelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan

metode ceramah dalam proses pembelajarannya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

sebagai berikut :

a. Metode Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelas”.9 Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu :

1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan

ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan

yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh

proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab

melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh

program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.10

9 Ibid, hlm. 15010 Anas, Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2008), hlm 67

41

Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta

didik. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tes yang

digunakan meliputi pretest dan posttest.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini

dokumen yang dikumpulkan adalah berupa data siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, gambar yang mewakili adanya proses

belajar mengajar yang berlangsung.

c. Metode Angket

Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif siswa.

Dalam penelitian ini, kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol diuji menggunakan angket untuk mengetahui hasil belajar

yang dicapai pada pembelajaran dari segi sikap.

d. Metode Observasi

Metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa

dalam kegiatan praktikum yaitu pada segi psikomotorik siswa. Pada

aspek inilah akan pula diketahui hasil belajar siswa yang dicapai,

sehingga akan diketahui antara hasil belajar dikedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2. Instrumen Penelitian

a. Tahap Pendahuluan

1) Tahap Persiapan yaitu tahap pembuatan tes

Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes objektif yaitu

berupa tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice

test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu

pengeertian yang belum lengkap. Atau multiple choice test terdiri

atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban

11 Ibid, hlm221

42

atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri

atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa

pengecoh (distractor).

Langkah-langkah dalam penyusunan multiple choice test

adalah sebagai berikut :

a) Menentukan tujuan yang akan dicapai dalam mengadakan tes.

b) Mengadakan pembatasan materi yang akan diteskan. Materi tes

dalam penelitian ini adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.

c) Menentukan jumlah butir soal yang akan diteskan. Sesuai

dengan kisi-kisi soal, jumlah keseluruhan soal 50 butir.

d) Menentukan kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan

jawaban dalam penelitian ini ada 5 pilihan jawaban.

e) Menentukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan

standar kompetensi.

f) Menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk mengerjakan

soal. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah

90 menit.

2) Tahap Uji Coba

Pelaksanaan uji coba instrumen berupa soal akan diberikan

kepada peserta didik yang sudah pernah mendapat materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit. Dalam penelitian ini, uji coba soal

dilakukan pada kelas X1 IPA 4 yang berjumlah 28 peserta didik.

Alat tes tertulis yang diberikan berupa soal-soal pilihan ganda

yang berjumlah 50 soal. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui

validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal

dari soal yang diujikan.

3) Analisis Perangkat Tes

Langkah selanjutnya setelah uji coba soal adalah menganalisis

hasil tes. Hal ini sangatlah penting karena dapat menggungkap

hasil belajar peserta didik. Soal yang telah diujikan, kemudian

43

dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat

kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut.

a) Analisis Validitas

Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah

“sahih’. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran

pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product moment

dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu:

Dimana:

Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

Y, dua variabel yang dikorelasikan.

n = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes

X = jumlah skor benar pada item X

Y = jumlah skor total

XY = jumlah hasil kali antara X dan Y

Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa

diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item

yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya

merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang

membangun soal tersebut.12

b) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan

rendah). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

12 Suharsimi, Arikunto, op.cit, hlm. 64 - 76

( )( )( ){ } ( ){ }2222xy

YYNXXN

YX-XYNr∑−∑∑−∑

∑∑∑=

JBBB

JABAD −=

44

DP = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyaknya peserta kelas bawah

c) Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu

soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ). Besarnya

indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks ini

menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan

betul

JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

d) Reliabilitas

Reliabilitas adalah “ajeg atau tetap” artinya ketepatan

masalah hasil tes.

Dengan rumus K.R 20 sebagai berikut:

Dan rumus varians sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = reabilitas tes secaar keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

JSBP =

∑−

= 2

2

11 SpqS

1-kkr

=

45

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q =

1 – p )

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

k = banyaknya item

s = standar deviasi dari tes.

Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus

berikut :

Keterangan :

s = Standar Deviasi

X = Simpangan X dari x , yang dicari dari X - x

N = Banyaknya subjek pengikut tes.13

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan

teknik uji t pada hasil belajar peserta didik. Namun, sebelum

menganalisis data dengan teknik tersebut, terlebih sampel harus diuji

dengan uji normalitas, homogenitas pada analisis tahap awal dan uji

analisis deskriptif efektivitas analisis pada tahap akhir.

1. Analisis Tahap Awal

a. Uji Normalitas Data Pretest

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan

apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi

subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan

rumus Chi-kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:14

13 Ibid, hlm. 86 - 11314 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76.

s =

46

( ) ( )∑∑==

−=

−=

k

i

k

i i

ii

fhfhfo

eeo

1

2

1

22χ

Keterangan :

: normalitas sampel

oi = f0 : frekuensi yang diobservasi

ei = fh: frekuensi yang diharapkan15

Teknik chi-square atau chi-Kuadrat ini digunakan untuk

menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada

dua hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan

frekuensi teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data

dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai

berikut:

1) Menentukan rentang nilai (R), yaitu data terbesar dikurangi

data terkecil.

2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:16

k = 1+(3,3) log n

3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:17

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval

6) Menghitung rata-rata × , yaitu dengan rumus:18

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi

xi = tanda kelas interval

7) Menghitung variansi, dengan rumus: 19

15Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 107.16 Ibid, hlm. 35.17 Ibid,, hlm. 23.18Ibid, hlm. 54.

i

ii

fxf

X∑

∑=)(

P = ( )

47

8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:20

Atau

Z =

Bk = Batas kelas

x = Rata-rata

s = Standar deviasi

9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval

10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus:

fh = n x ld

Keterangan :

n = jumlah sampel

ld = luas daerah

11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi

ekspositori sebagai berikut:

Kelas Bk Zi P(Zi)Luas

Daerah Fh fo

12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2 ), dengan rumus:21

( ) ( )∑∑==

−=

−=

k

i

k

i i

ii

fhfhfo

eeo

1

2

1

22χ

19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95.20 Tulus Winarsunu, op.cit., hlm. 6721 Sugiyono, op.cit, hlm 107

( ))1(

222

−= ∑ ∑

nnxfxfn

s iiii

sxBkZ −

=

48

13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini,

data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas

k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria

pengujian digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah

banyaknya kelas interval, dan taraf nyata = 0,05

14) Menentukan harga χ2tabel

15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian

yaitu ketika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel dengan derajat kebebasan dk

= k-1 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal.22

b. Uji Homogenitas Data Pretest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk

menguji homogenitas varian dalam kelas adalah dengan jalan

menemukan harga Fhitung. Penafsirannya bilamana harga Fhitung <

Ftabel maka data terdistribusi homogen. Namun jika Fhitung > Ftabel

maka data tidak terdistribusi homogen.

Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian

adalah:23

TerendahVarTertinggiVarFhitung .

.=

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai

berikut.

1) Menghitung rata-rata (× )

2) Menghitung varians (SD2) dengan rumus:

( )

( )1)(

2

2

2

−=

∑ ∑

NNX

XSDVarians

3) Menghitung Fhitung dengan rumus:

22 Sudjana, op. cit., hlm. 273.23 Tulus Winarsunu , op. cit., Cet . 4, hlm. 10.

49

TerendahVarTertinggiVarFhitung .

.=

4) Membandingakan Fhitung dimana untuk = 5% dengan dk = k-1 = 40-1 = 39.

5) Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui

apakah nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai

rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata

kedua kelas tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai

kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah:

Ho : µ1= µ 2

Hi : µ 1 > µ 2

Keterangan:

µ 1 : rata-rata data kelas eksperiman

µ 2 : rata-rata data kelas kontrol

Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test

untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal

dari dua buah distribusi.24 Bentuk rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:25

t =

dengan

2)1()1(

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS

Keterangan:

24 Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81.25 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru

Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239.

50

= rata-rata data kelas eksperimen

= rata-rata data kelas kontrol

n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen

n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol

S = Simpangan baku gabungan

S1 = Simpangan baku kelas eksperimen

S2 = Simpangan baku kelas kontrol

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan

derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2 ), tolak Ho

untuk harga thitung > ttabel.

2. Analisis Tahap Akhir

Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan

analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar

kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Data Posttest

Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan

langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data

Pretest.

b. Uji Homogenitas Data Posttest

Langkah-langkah pada uji data homogenitas sama dengan

langkah-langkah pada uji homogenitas pada uji homogenitas data

Pretest.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua

buah distribusi data hipotesis. 26 Teknik statistik yang digunakan

adalah teknik t - test untuk menguji signifikansi perbedaan dua

buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian

26 Sudjana, op. cit., hlm. 239.

51

ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest.

Hipotesis Ho dan Hi adalah:

Ho : µ1 µ 2

Hi : µ 1 µ 2

Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27

t =

dengan

2)1()1(

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS

Keterangan:

= Rata-rata data kelas eksperimen

= Rata-rata data kelas kontrol

n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen

n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol

S = Simpangan baku gabungan

S1 = Simpangan baku (varians) kelas eksperimen

S2 = Simpangan baku (varians) kelas kontrol

d. Uji Analisis Aspek Afektif Siswa

Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-rata

dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

27 Nana Sudjana, loc. Cit.

NP = × 100

52

100 = bilangan tetap28

e. Uji Analisis Aspek Psikomotorik Siswa

Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai

yang sama pada penilaian aspek afektif.

Hasil dari perhitungan aspek kognitif, dan afektif serta

psikomotorik dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86 – 100 %

76 – 85 %

60 – 75 %

55 – 59 %

54 %

A

B

C

D

KS

4

3

2

1

0

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Kurang

Sekali

Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,

mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi

dapat, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,

semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

Dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif. Maka

dapat dikatakan setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai

dengan kompetensi dasar.29

28 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 102

29 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8, hlm. 257

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kondisi Sebelum Penelitian

MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang

terdapat di kota Semarang. Dari hasil observasi awal, kondisi peserta

didik MAN 1 Semarang dalam proses pembelajaran cenderung pasif.

Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri.

Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik, menulis

hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat

bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang

hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari

kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada

hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang

dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan.

Mencermati dari permasalahan di atas, peserta didik membutuhkan

suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan

ketiga aspek dalam pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek

psikomotorik, dan aspek afektif terutama pada materi larutan elektrolit

dan nonelektrolit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi

alternatif pembelajaran yang menggunakan media video. Media yang

digunakan disesuaikan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Sehingga dalam pembelajaran ini, diharapkan akan membangkitkan

motivasi peserta didik karena media video akan memberikan gambaran

tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yang kemudian

pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum. Praktikum inilah akan

memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh setiap peserta didik.

Peserta didik dapat mengalami secara langsung, mengikuti proses,

mengamati prosesnya dan dapat menganalisi hasil yang telah diperoleh.

53

54

2. Tahap Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan video kimia

sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1

Semarang . Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang, meliputi

tahap berikut :

a. Tahap Persiapan

Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana dalam

penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 4 Januari 2011, oleh karena itu sebelum penelitian

berlangsung peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan

seperti menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui

aspek kognitif peserta didik yang diteliti. Instrumen test untuk aspek

kognitif tersebut diujikan pada peserta didik kelas XI IPA 4.

Soal yang telah diujikan, kemudian dianalisis untuk mengetahui

validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari

soal tersebut.

1) Analisis Validitas

Kriteria validnya suatu soal ditentukan dari banyaknya

validitas masing-masing soal. Apabila jumlah rxy > rtabel maka

dikatakan “valid”, tetapi apabila rxy < rtabel maka tergolong “tidak

valid” dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan validitas

butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir SoalKriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14,

15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,

24, 26, 27, 28, 31, 32, 33,

35, 37, 38, 40, 41, 44, 45,

48.

32 64 %

55

Tidak

Valid

6, 9, 11, 13, 19, 23, 25, 29,

30, 34, 36, 39, 42, 43, 46,

47, 49, 50.

18 36 %

Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di

Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1

dapat dilihat pada Lampiran 4.1

2) Daya Pembeda

Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda, digunakan

klasifikasi sebagai berikut :

D = negatif = sangat jelek

D = 0,00 – 0,20 = jelek

D = 0,20 – 0,40 = cukup

D = 0,40 – 0,70 = baik

D = 0,70 – 1,00 = baik sekali1

Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Jelek Sekali 19. 25, 34, 36, 50 5 10%

Jelek 6, 13, 14, 23, 30, 39, 42,

43, 46, 47.

10 20%

Cukup 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17,

18, 20, 21, 22, 24, 26, 28,

29, 32, 40, 44, 45, 49.

21 42%

Baik 1, 2, 3, 4, 5, 12, 27, 31,

33, 35, 37, 38, 41, 48.

14 28%

Baik Sekali - 0 0%

1 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. 211 - 218

56

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4.

3) Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

P = 1,00 – 0,30 = sukar

P = 0,30 – 070 = sedang

P = 0,70 – 1,00 = mudah2

Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat

dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Sukar 1, 11, 14, 19, 21, 23. 6 12 %

Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,

15, 16, 18, 20, 22, 32, 33,

35, 37, 40, 41, 48.

21 42%

Mudah 3, 13, 17, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 34, 36, 38,

39, 42, 43, 44, 45, 46, 47,

49, 50.

23 46%

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.2.

4) Reliabilitas

Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11 >

rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan

(dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat

digunakan (dibuang).

2 Ibid, hlm. 207 - 210

57

Hasil perhitungan realibilitas butir soal, dapat dilihat pada

Tabel 4.4Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Dipakai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15,

16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26,

27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38,

40, 41, 44, 45, 48.

31 62 %

Dibuang 6, 9, 11, 13, 14, 19, 23, 25, 29,

30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 47,

49, 50.

19 38%

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.3.

Kemudian langkah berikutnya adalah penyusunan silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi acuan dalam

pembelajaran didalam kelas. Silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut

dapat dilihat pada Lampiran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas X-6

untuk kelas eksperimen dan X-7 untuk kelas kontrol. Tahapan

pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalah Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan Materi Kelas

Eksperimen

Kelas kontrol

Pertama Larutan

elektrolit dan

nonelektrolt

Pelaksanaan

pembelajaran

menggunakan

media video dan

dengan diskusi.

Pelaksanaan

pembelajaran

mengunakan

metode ceramah.

58

Kedua Praktikum

larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

Pembelajaran

mengunakan

metode

eksperimen dan

evaluasi

Pembelajaran

mengunakan

metode

eksperimen, dan

evaluasi

Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Proses Pembelajaran Pada Kelas eksperimen

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai

pada tanggal 5 Januari pada pertemuan pertama. Langkah-

langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri dari 5

anggota yang sifatnya heterogen;

b) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang

dijelaskan melalui media video dengan metode diskusi;

c) Peserta didik menulis materi yang dinggap penting dari

hasil penyimakan tersebut;

d) Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi

dari hasil catatannya masing-masing;

e) Masing-masing anggota kelompok menambah

pengetahuannya dengan saling bertanya kepada anggota

yang lain;

f) Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil

diskusi;

g) Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya

masing-masing kepada semua kelompok.

Pada pertemuan kedua dikelas eksperimen, kegiatan

pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Masing-masing peserta didik berkelompok dengan

kelompoknya masing-masing;

59

b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan

untuk praktikum;

c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum;

d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan

menguji satu persatu bahan yang akan diuji;

e) Masing-masing mencatat hasil dari praktikum;

f) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat

yang telah digunakan;

g) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil

praktikum.

h) Evaluasi.

2) Proses Pembelajaran Pada Kelas kontrol

Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada 11

Januari 2011, dimana kelas ini akan dijadikan pembanding

dengan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelas

kontrol menggunakan metode ceramah dengan metode

eksperimen. Dengan langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik

mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit;

b) Peserta didik diajak untuk aktif dengan melontarkan

pertanyaan kepada pendidik mengenai materi tersebut;

c) Peserta didik mencatat pokok bahasan yang dianggap

penting;

d) Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.

Pada pertemuan kedua peserta didik melakukan pembelajaran

dengan metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut

a) Masing-masing peserta didik berkelompok dengan

kelompoknya masing-masing;

b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan

untuk praktikum;

60

c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; dan

memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang

akan diuji; dan mencatat hasil dari praktikum;

d) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat

yang telah digunakan;

e) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil

praktikum.

f) Evaluasi.

c. Tahap Evaluasi

Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah

mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi

setelah proses pembelajaran berlangsung.

1) Data Nilai Pretest Kelas eksperimen

Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum

dimanfaatkannya media video dengan metode diskusi sebagai

media pembelajaran nilai maksimal yang diperoleh = 50,

sedangkan nilai terendah diperoleh = 10. Rentang nilai (R) = 40,

sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang

kelas (P) adalah 6,67 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Kelas fi

10 – 16 4

17 – 23 8

24 – 30 9

31 – 37 6

38 – 44 8

45 – 51 5

Jumlah 40

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar

perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram

sebagai berikut:

61

Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas eksperimen

2) Data Nilai Pretest Kelas kontrol

Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan

untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas

kontrol, nilai maksimal mencapai = 44, sedangkan nilai terendah

diperoleh = 15. Rentang nilai (R) = 29, sedangkan banyaknya

kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 4,83 atau

5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

berikut :

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas kontrolKelas fi

15 – 19 8

20 – 24 12

25 – 29 1

30 – 34 11

35 – 39 5

40 – 44 2Jumlah 39

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.3

di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut

dapat dibuat histogram sebagai berikut.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

4 8 9 6 8 5

frekuensi

62

Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas kontrol

3) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses

pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran

memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dari

data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media video

yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media video

akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh perbandingannya.

Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang

diperoleh = 90, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50.

Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil

6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,66 atau 7 kelas. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas eksperimenKelas fi

50 – 56 3

57 – 63 5

64 – 70 11

71 – 77 10

0

2

4

6

8

10

12

14

8 12 1 11 5 2

frekuensi

63

78 – 84 6

85 – 91 5

Jumlah 40

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.4

di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut

dapat dibuat histogram sebagai berikut.

Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas eksperimen

4) Data Nilai Posttest Kelas Kontrol

Hasil pembelajaran di kelas kontrol diperoleh, yang mana

dalam proses pembelajaran dikelas kontrol tidak memanfaatkan

media video namun menggunakan metode ceramah sebagai

metode dalam pembelajaran. Data yang diperoleh inilah yang

akan menjadi perbaandingan dengan kelas eksperimen.

Dari hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan

pada kelas kontrol ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang

diperoleh = 83, sedangkan nilai terendah diperoleh = 47.

Rentang nilai (R) = 36, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil

6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6 kelas. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :

0

2

4

6

8

10

12

3 5 11 10 6 5

frekuensi

64

Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas kontrol

Kelas fi

46 – 52 3

53 – 59 8

60 – 66 10

67 – 73 13

74 – 80 3

81 – 86 2

Jumlah 39

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.5

frekuensi di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi

tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut.

Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas kontrol

Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh

kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 15.

5) Data Angket Aspek Afektif Peserta Didik

Hasil belajar mencakup tiga aspek yang berperan didalamnya

yang diantaranya yaitu aspek afektif. Untuk data hasil penelitian

aspek afektif di kelas eksperimen mencapai 3083. Dengan

jumlah peserta didik 40 dan jumlah seluruh soal 20 soal,

0

2

4

6

8

10

12

14

3 8 10 13 3 2

frekuensi

65

sehingga terdapat 800 jumlah seluruhnya sedangkan tiap soal

terdapat 5 kategori.

Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kontrol mencapai

nilai rata-rata 2962. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 22.

6) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta Didik

Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas

peserta didik. Untuk hasil observasi siswa diperoleh kelas

eksperimen 65,475 pada observer 1, dan 66,85 pada observer 2.

Sedangkan pada kelas kontrol 62,575 pada observer 1 dan

62,025 pada observer 2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 25

7) Data Tanggapan Terhadap Media Video

Penelitian ini mengkaji media video yang dimanfaatkan

untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau

tidaknya media video dalam pembelajaran, maka dilakukan

suatu eksperimen. Dari hasil dikelas eksperimen inilah, yang

akan mengungkap keefektifan dari media tersebut. dari hasil

penelitian, didapat rata-rata nilai 2708. Dengan jumlah 40

peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat 5 kategori.

Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap

media video dapat dilihat pada Lampiran 18.

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian

ini, analisis data dapat meliputi :

a. Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest)

Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar

berlangsung. Data yang teah diperoleh pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas,

homogenitas, dan kesamaan diantara dua rata-rata kelas.

66

1) Uji Normalitas (Data Pretest)

Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui

normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan.

Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria

pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2

tabel untuk taraf nyata

=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2

tabel. Hasil uji

normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dilihat Tabel 4.10

Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas eksperimen

Dan Kelas kontrol

No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2

tabel Ket

1. Eksperimen Pretest 2,6211 11,1 Normal

2. Kontrol Pretest 5,7053 11,1 Normal

Dari data di atas, hasil dari uji Chi Kuadrat kondisi kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

2) Uji Homogenitas (Data Pretest)

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas

bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan

dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F

hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel

4.11 berikut.

Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest)Sumber Variasi Kelompok Ekesperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 1227 1095

n 40 39

X 30,675 28,077

Varians (s2) 109,404 67,704

Standart deviasi (s) 10,460 8,228

Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,

berikut :

iliansterkecariansterbesFhitung var

var=

67

= 109,404/67,704

= 1,616

Untuk = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39

dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena

F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen

dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen atau mempunyai

varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat

secara terperinci pada Lampiran 15.

3) Uji Kesamaan Rata-rata (Data Pretest)

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis

sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua rata-

rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata

kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung <

ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.12

berikut.

Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest)Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 1227 1095n 40 39

30,675 28,077Varians (s2) 109,404 67,704

Standart deviasi (s) 10,460 8,228

Dari perhitungan diperoleh = 1,225 dan

1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 +

39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka,

dapat disimpulkan bahwa berada pada daerah

penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua

data sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 15.

b. Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest)

1) Uji Normalitas (Data Posttest)

hitungt =tabelt

hitungt

68

Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui

normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan.

Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria

pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2

tabel untuk taraf nyata

=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2

tabel. Hasil uji

normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen

dapat dilihat Tabel 4.13

Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas eksperimen

Dan Kelas kontrol

No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2

tabel Ket

1. Eksperimen Posttest 3,1744 11,1 Normal

2. Kontrol Posttest 4,1918 11,1 Normal

Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi

normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada

Lampiran 15

2) Uji Homogenitas (Data Posttest)

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas

bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan

dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F

hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel

4.14 berikut.

Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest)

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 2871 2541n 40 39

71,775 65,154

Varians (s2) 103,871 78,818Standart deviasi (s) 10,192 8,878

Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,

berikut :

iliansterkecariansterbesFhitung var

var=

69

= 103,871/78,818

= 1,318

Untuk = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39

dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena

F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians

yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara

terperinci pada Lampiran 15.

3) Uji Perbedaan Rata-rata (Data Posttest)

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji

hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara

dua rata-rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel

< thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada

Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest)Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah 2871 2541n 40 39

71,775 65,154Varians (s2) 103,871 78,818

Standart deviasi (s) 10,192 8,878

Dari perhitungan diperoleh thitung =3,076 dan ttabel =1,99,

dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2

= 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat

disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha

atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya

kedua data tidak sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 15.

70

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari s/d 20 Januari. Dimana

dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dalam

pemilihan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Hasil

penelitian yang diperoleh, sebagai berikut :

1. Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest)

Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas

kontrol terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Dari data yang

telah diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal dan

homogen. Hal ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kelas tidak

terpaut pada kelas tertentu. Kemudian dilakukan pengujian t, untuk

mengetahui perbedaan diantara keduanya. Perhitungan diperoleh thitung

=1,225 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 –

2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka,

dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Maka thitung berada pada daerah

penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest)

Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada kelas

eksperimen menggunakan media video dalam proses belajar mengajar,

sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dalam

pembelajarannya. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan

pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data

normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan

uji t. Dimana dengan uji t, dapat diketahui perbedaan diantara kedua

kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 3,076 dan ttabel =

1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 =

77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan

bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan

Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen

71

dan kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata. Berikut

rekapitulasi rata-rata dari kedua kelas tersebut, yang mana dapat dilihat

pada Tabel 4. 16 berikut.

Tabel 4. 16 Rata-Rata Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol

Kelas Pretest Posttest

Eksperimen 30,7 71,8

Kontrol 28,1 65,2

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut :

Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol

Pada histogram di atas, pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga terlihat pada hasil

posttest yang telah diperoleh. Pada kelas eksperimen yang dalam

kegiatan pembelajarannya memanfaatkan media video memiliki nilai

rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak

memanfaatkan media video dalam kegiatan pembelajarannya.

Hasil belajar yang dicapai siswa selain dipengaruhi dari faktor internal

siswa, juga berasal dari faktor eksternal siswa dalam hal ini adalah

penggunaan media pembelajaran. Fakta ini selaras dengan berbagai studi

yang dilaksanakan diberbagai Negara, dampak/pengaruh positif media

video dengan metode diskusi yang signifikan di kalangan peserta didik

0

10

20

30

40

50

60

70

80

eksperimen kontrol

30,7 28,1

71,865,2

pretest

posttest

72

adalah bahwa audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b)

menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata,

istilah, dan kemampuan berbahasa secara verbal dan nonverbal; (d)

meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik; (e)

meningkatkan kekritisan daya pikir peserta didik karena dihadapkan pada

dua relitas gambar dunia; dan (f) memicu minat baca dan motivasi belajar

peserta didik.3 Pun pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan

media video dilakukan, materi diulas kembali dengan metode diskusi.

Dimana metode diskusi sendiri, sangat efektif apabila digunakan dalam

proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa dapat aktif bertukar

informasi dengan siswa yang lain. Sehingga pendalaman terhadap materi

akan lebih dikuasai dan optimal.

Di bandingkan dengan metode ceramah yang diterapkan dalam

penelitian ini, dimana hasil menunjukkan bahwa hasil belajar yang

diperoleh tidak lebih besar dengan hasil yang diperoleh pada kelas

eksperimen. Hal ini lebih dikarenakan karena motivasi siswa yang

menurun sejak awal pembelajaran sehingga berpengaruh pada

pembelajaran berikutnya . Dari Tabel 4.15 di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pemanfaatan media video di kelas eksperimen

mempengaruhi hasil belajar.

3. Analisis Data Angket Aspek Afektif

Sedangkan pada hasil belajar pada aspek afektif rata-rata yang dicapai

adalah sebagai berikut :

Kelas Prosentase

Eksperimen 77,1

Kontrol 74,1

Prosentase pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas

kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hasil belajar yang berbeda diantara

3 Bambang, Warsita, Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya, op cit, hlm 32-33

73

keduanya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut:

Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Aspek Afektif

Pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi, karena dalam

proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu aktivitas siswa yang

tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerapan media pada proses

pembelajaran dimana, ketika media diputarkan sisiwa berusaha mencatat

kembali apa yang dijelaskan pada media tersebut. kemudian dari hasil

menyimak tersebut siswa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan

pada kelas kontrol siswa mendapatkan materi dari apa yang diterangkan

oleh pendidik, sehingga bahkan terjadi komunikasi yang sifatnya satu

arah. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan materi dengan tidak diberi

ruang gerak untuk mengulang kembali materi yang telah diterimanya.

4. Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik

Hasil pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 4.7

dibawah.

72,573

73,574

74,575

75,576

76,577

77,5

prosentase

eksperimen

kontrol

74

Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Aspek Psikomotorik

D. Keterbatasan Penelitian

Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin,

namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini. Hal tersebut

dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu antara lain :

1. Keterbatasan Waktu

Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat terbatas.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha memaksimalkan

waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi.

2. Keterbatasan Materi dan Tempat

Materi penelitian ini terbatas pada materi elektrolit dan nonelektrolit

dengan tempat penelitian di MAN 1 Semarang. Hal ini tentunya menjadi

keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika

materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda.

3. Keterbatasan Kemampuan

Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti

menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.

Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan

penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing.

59

60

61

62

63

64

65

66

67

1 2

65,475

66,85

62,57562,025

eksperimen

kontrol

75

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di siswa kelas X MAN 1 Semarang

semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit

diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :

1. Media video yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran efektif dalam

meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang

diperoleh siswa pada kelas eksperimen ( ) mencapai 71,8 sedangkan rata-rata yang

diperoleh siswa pada kelas kontrol ( ) mencapai 65,2.

2. Dari hasil perhitungan ttest, dihasilkan bahwa thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99 dengan

taraf nyata sebesar 5% jika thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memanfaatkan

media video kimia dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode

ceramah dalam proses pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Hasil belajar lain yang diperoleh siswa pun terlihat pada aspek afektif, dan aspek

psikomotorik. Pembelajaran yang memanfaatkan media video pada materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit dapat berpengaruh positif daripada pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah.

B. Saran-saran

1. Kepada guru mata pelajaran kimia bahwa tidak semua materi pelajaran kimia

diajarkan dengan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu

memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Hendaknya media video dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga

media video dapat membangkitkan motivasi bagi siswa tersebut.

76

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

C. Penutup

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan hasil yang telah didapat.

Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfaat adanya dan

mendapat ridho-Nya, amin ya robbal ‘alamin.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :Rineka Cipta, 1999.

Achmad, Hiskia, Kimia Dasar 1, Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993.

Ali Muhidin, Sanbas dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, danJalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.

Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis PraktisBagi Mahasiswa Dan Praktis Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara, 2008

, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,2006), Cet. 13.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003, Cet.

5.

Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html.

Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press,

2002.

Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.

Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html.

, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hanter Listrik”,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html.

Collin Gem, Kamus Saku Kimia, Jakarta : Erlangga, 1994.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. 5.

, Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media, 2010.

, Media Visual, Bandung : Tarsito, 1993.

Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Dwi Suyanti , Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu,

2010.

Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Peendidikan, Yogyakarta : PuatakaPelajar, 2007, Cet. 3.

HAM, Mulyono, Kamus Kimia, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 4.

Haryanti, Mimin, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.

Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Ciputat : Gaung

Persada, 2009.

Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta : Erlangga, 1980

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis,Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8.

Nashir, Ibrahim, Muqoddimah Fi Tarbiyah, Aman: Ardan, tt.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2002.

Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern,Jakarta : Erlangga, 1987.

Sastrohamidjojo,Hardjono, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress, 2008), Cet. 3.

Seager, Spencer, L. dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,Organic, And Biochemistry), Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar BaruAlgesindo, 1995, Cet. 3.

Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo Persada,2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D Bandung : Alphabet, 2008.

, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 12.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. 7

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009,Cet. 2.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5.

Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : RemajaRosdakarya, 2010, Cet 6.

Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta :Rineka Cipta, 2008.

Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, Cet. 2.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen

Lampiran 1.2 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Kontrol

Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Uji Coba

Lampiran 3. Soal Uji Coba Instrumen Pembelajaran

Lampiran 4.1 Hasil Análisis Uji Coba Soal

Lampiran 4.2 Analisis Validitas Soal

Lampiran 4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Lampiran 4.4 Analisis Reliabilitas Soal

Lampiran 4.5 Analisis Daya Beda Soal

Lampiran 5. Silabus Kelas Eksperiman

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 8. Silabus Kelas Kontrol

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Lampiran 11. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 12. Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 14. Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.1 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelompok Eksperimen

Lampiran 15.2 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelompok Eksperimen

Lampiran 15.3 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol

Lampiran 15.4 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol

Lampiran 15.5 Analisis Data Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.6 Tabel Uji Homogenitas Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.7 Tabel Uji Homogenitas Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15.8 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Lampiran 15.9 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Lampiran 16 Kisi-Kisi Tanggapan Terhadap Media Video Kimia

Lampiran 17 Tanggapan Terhadap Media Video Kimia

Lampiran 17.1Jawaban Tanggapan Terhadap Media Video Kimia

Lampiran 18 Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Keseluruhan Siswa Terhadap Media

Video Kimia

Lampiran 19 Prosedur Praktikum Daya Hantar Listrik Dalam Larutan

Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Belajar Kimia

Lampiran 21 Angket Belajar Kimia

Lampiran 22 Rekapitulasi Angket Belajar Siswa

Lampiran 23 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Eksperimen

Lampiran 24 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Kontrol

Lampiran 25 Rekapitulasi Aspek Psikomotorik Siswa

Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 27 Surat Keterangan SPSS

Lampiran 26 Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari IAIN Walisongo Semarang

Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari MAN 1 Semarang

Lampiran 29 Surat Keterangan Kegiatan Ko Kurikuler

Lampiran 30. Piagam-piagam

Lampiran 1.1

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK

KELAS X 6 (KELAS EKSPERIMEN)

No. Nama Siswa No. Nama Siswa1. Ainur Rofiq 21. M. Nur Farih2. Anindita Surya P 22. Mona Soraya3. Anita Chakim 23. Neilil Muna4. Annisaa Septiana 24. Ni'mah Khoirunnisa5. Arif Saputro 25. Nur Azizah6. Aziza Palmer 26. Nurul Khikmah7. Dahmayanti 27. Oky Bastian8. Dini Azifah Putri 28. Pungky Giranawati9. Durrotun Nafisah 29. Rizky Safira10. Faisal Anam 30. Rohibun Maulana Huda11. Fajar S 31. Roudhotu Jannah12. Farah Hazna 32. Rozikhotul Aliyah13. Faridatun Nisa' 33. Rulla Aannisa Septiana14. Faza S. A 34. Sugeng Prasetyo15. Fidiana 35. Sofi Ulfamayanti16. Fika Zahroh 36. Ukfita Khasanah17. Khoirul M 37. Umi Laila M18. Khoirul Munawaroh 38. Vino Adilla H19. M. Caniegia F 39. Wintarno20. M. Nanang Andi H 40. M. Miftahul Rifqi

Lampiran 1.2

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK

KELAS X 7 (KELAS KONTROL)

No. Nama Siswa No. Nama Siswa1. Arifatul Mubarokah 21. Umi Riyadhoh2. Atya Maulani 22. Uun Ma'arif3. Umi Wahyuningsih 23. Fitriana Utami4. Laila Badiah 24. Aisyah5. Rindi Antika 25. Adjeng Kartika6. Bella Reka Fitriani 26. Hidayatul Istifaiyah7. Desta Yusticia H. N. 27. Nur Alifah8. Karin Destyana 28. Ummu Hanifah9. Muhaammad Jamaludin 29. Yuliana Maula10. Maya Pradiptasiwi 30. Zakiyyatul Munawaroh11. Dzul Qurnain 31. Baihaqi Rosyad12. Riski Arya H. 32. Irfan David A.13. Misbakhul Munir 33. Muhammad Yusuf14. Wisnu Andi Winata 34. Rudi S.15. Muzakki Mahfudz 35. Isna Ms'ud16. Umi Kartini 36. Alvian Andre17. Anita Rosikhatul Ulumi 37. Oza Zainu Maliki18. Devi Fitriani 38. Muhammad Sulaiman19. Puji Al Qoriah 39. Fajar Bagus Prasetyo20. Hidayatus Shalehah 40 Dany Tri

Lampiran 2

KISI – KISI SOAL

SATUAN PENDIDIKAN : SMA

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/ SEMESTER : X / 2

MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

STANDAR

KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR INDIKATOR

JENJANG SOAL DAN

PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN

C 1 C 2 C 3

3. Memahami sifat-

sifat larutan non-

elektrolit dan

elektrolit, serta

reaksi oksidasi-

redukasi

3.1 Mengidentifikasi sifat

larutan non-elektrolit

dan elektrolit

berdasarkan data hasil

percobaan

3.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat

larutan non elektolit dan

elektrolit melalui percobaan.

1, 3, 26,

38

13, 20, 21,

28, 36

22, 24, 30,

31, 32, 33,

35, 42, 43,

46

19 B, A, C, B, B, B, E,

B, A, C, D, C, C, D,

A, E, D, A, E

3.1.2 Mengelompokan larutan

kedalam larutan non elektrolit

dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya.

2, 44, 45,

48

8, 9, 10,

11, 12, 19,

29

6, 7, 49 14 C, A, D, C, E, D, D,

A, D, B, A, C, B, B,

3.1.3 Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

4, 5, 27,

34, 50

14, 17, 37 18, 25, 47 11 A, E, E, D, A, E, A,

C, D, A, B

3.1.4 Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa

kovalen polar.

39 15, 16, 40,

41

23 6 A, A, C, B, B, D

1

Lampiran 3

UJI KOMPETENSI

Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat !1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….

a. Gabungan dua zat yang saling melarut

b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut

c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven

d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu

e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut

2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….

a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit

b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam

c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul

d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara

e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu

4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……

a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas

b. Terurai menjadi molekul-molekul

c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah

d. Mempunyai derajat ionisasi = 0

e. Terdisosiasi pada larutan tertentu

5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai

berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-

(aq)

Hal ini karena….

a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol

b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna

c. Merupakan senyawa kovalen

2

Data untuk menjawab soal no. 7 dan no. 8

Larutan Gelembung gas Nyala lampu

A Ada gas terang

B Sedikit gas redup

C Sedikit gas Tidak menyala

D Tidak ada gas Tidak menyala

E Ada gas terang

6. Berdasarkan data di atas, larutan manakah yang merupakan larutan elektrolit kuat….

a. Larutan A dan C d. Larutan B dan E

b. Larutan B dan D e. Hanya larutan A

c. Larutan A dan E

7. Dari data yang sama, manakah yang tergolong kedalam larutan elektrolit lemah….

a. Larutan B d. Larutan E dan B

b. Larutan B dan C e. Larutan E dan C

c. Larutan A dan B

8. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit adalah….

a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula

b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol

c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl

9. Perhatikan larutan berikut !

1). NaOH 3). Ca(OH)2 5). KNO3

2). KCl 4). H2SO4

Urutkan larutan di atas yang termasuk kedalam larutan elektrolit yang bersifat asam, basa

dan garam adalah….

a. 1, 2, dan 4 d. 4, 3, dan 5

b. 2, 3, dan 5 e. 4, 1, dan 3

c. 1, 4, dan 5

10. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya

adalah….

3

a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula

b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula

c. Asam klorida dan garam dapur

11. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….

a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl

b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH

c. CH3COOH dan NaCl

12. Perhatikanlah larutan berikut !

1). Cuka 3). Gula 5). Etanol

2). Garam dapur 4). Asam sulfat

Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang

tidak dapat menghantarkan listrik adalah….

a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3

b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5

c. 1, 3, 5

13. Suatu elektrode yang dicelupkan kedalam suatu larutan memberikan gejala dengan

timbulnya gelembung gas, namun lampu tidak menyala. Dari gejala tersebut larutan

tergolong kedalam….

a. Nonelektrolit d. Elektrolit kuat

b. Elektrolit lemah e. Senyawa ionik

c. Senyawa kovalen polar

14. Larutan yang tidak dapat terurai menjadi ion-ion bebas dan tidak dapat menghantarkan

listrik adalah….

a. C12H22O11, CH3COOH, dan H2SO4 d. C12H22O11, KNO3, dan CaSO4

b. CO(NH2)2, C2H5OH, dan NaCl e. CO(NH2)2, C2H4(OH)2, dan C12H22O11

c. C2H5OH, CH3COOH, dan C6H5OH

15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan

menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….

a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa

b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion

c. NaOH, senyawa kovalen polar

4

16. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat

dialami oleh larutan…

a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2

b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl

c. NaOH dan KCl

17. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus

listrik adalah….

a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia

b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula

c. Etanol dan garam dapur

18. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl

dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala

ini disebabkan karena….

a. Karena air bersifat polar

b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik

c. Air merupakan pelarut yang sangat baik

d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik

e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat

19. Pernyataan dibawah ini yang benar berdasarkan daya hantar listriknya adalah….

a. HCl lebih baik dari NaCl d. CH3COOH lebih baik dari HClO4

b. NH3 lebih buruk dari KCl e. NH3 lebih baik dari CH3COOH

c. CH3COOH lebih baik dari H2SO4

20. Larutan yang memiliki derajat ionisasi ( = 0) adalah….

a. NaOH dan C12H22O11 d. KCl dan H2SO4

b. C2H5OH dan CO(NH2)2 e. HCl dan NaOH

c. C2H5OH dan Ca(OH)2

21. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….

a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M

b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M

c. Larutan H2SO4 0,1 M

5

22. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling

terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….

a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol

b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol

c. Asam klorida 0,01 mol

23. Perhatikanlah tabel dibawah ini !

Daya hantar / jenis elektrolit Padatan Lelehan Larutan

Senyawa ionik Nonkonduktor ........... Konduktor

Senyawa kovalen Nonkonduktor ………… Konduktor

Perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen pada lelehan secara urut adalah…..

a. Konduktor semuanya d. Konduktor dan nonkonduktor

b. Konduktor dan semikonduktor e. Nonkonduktor dan konduktor

c. Nonkonduktor dan semikonduktor

24. Perhatikanlah gambar dibawah ini !

Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….

a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl

b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl

c. Larutan C2H5OH

25. Lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas saat elektrode dicelupkan kedalam

larutan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa….

a. Sedikit larutan asam asetat yang terionisasi

b. Asam asetat termasuk nonelektrolit

c. Asam asetat berasosiasi membentuk molekul

d. Derajat ionisasi = 0

e. Asam asetat berasosiasi dengan sempurna

26. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor

yang baik disebut dengan….

6

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Semikonduktor e. Konduksi

c. Elektrolit kuat

27. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :

HCl H+(aq) + Cl-

(aq)

Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….

a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah

b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

28. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun

terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….

a. Elektrode yang rusak d. Derajat ionisasi = 1

b. Derajat ionisasi 0 < < 1 e. Ionisasi sempurna

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

29. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut

termasuk kedalam ….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Elektrolit kuat e. Larutan

c. Senyawa ion

30. Perhatikanlah tabel dibawah ini !

Larutan Nyala lampu Gelembung gas

…… Terang Ada gelembung gas

…… Redup Ada gelembung gas

Urutan larutan yang tepat untuk mengisi titi-titik pada tabel di atas adalah ….

a. NaCl dan C2H5OH d. KCl dan H2SO4

b. HCl dan C12H22O11 e. NaCl dan H2SO4

c. NaCl dan CH3COOH

31. Perhatikanlah gambar berikut ini !

7

1 2 3Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas, dimana lampu yang pertama tidak dapatmenyala disebabkan karena ….a. Terjadi ionisasi d. Dapat bergerak bebasb. Merupakan larutan nonelektrolit e. Dapat memberikan tegangan listrikc. Senyawa ion dalam bentuk Kristal

32. Dari gambar pada no. 18 dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupunredup. Hal tersebut dikarenakan…a. Senyawa berbentuk padatanb. Larutan tidak dapat larut dalam airc. Larutan tidak dapat terionisasid. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagiane. Senyawa bersifat kering

33. Perhatikan gambar dibawah !

Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabilaelektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena….a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurnab. Larutan tersebut adalah larutan gulac. Larutan tersebut tidak dapat terionisasid. Jika harga larutan diatas = 0e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna

34. Larutan dikatakan sebagai larutan elektrolit apabila ….

a. Larutan tersebut dapat larut dalam pelarut non air

b. Larutan tidak dapat menghasilkan ion listrik

c. Larutan tersebut tidak dapat bergerak bebas

d. Larutan tersebut dapat terionisasi sempurna

e. Larutan tersebut merupakan larutan yang sukar larut

8

35. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yangterjadi adalah …a. Lampu akan menyala dengan terangb. Lampu akan redupc. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gasd. Lampu redup namun gelembung gas banyake. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas

36. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah, kecuali ….a. Mempunyai derajat ionisasi = 0b. Dapat menyalakan lampu dengan terangc. Nyala lampu redupd. Tidak dapat menyalakan lampu, namun terdapat gase. Mengalami ionisasi

37. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …a. Larutan gula dapat menghantarkan listrikb. Urea termasuk larutan elektrolit lemahc. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terangd. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuate. Cuka tidak dapat menyalakan lampu

38. Berdasarkan kuat dan lemahnya daya hantar listrik pada suatu larutan, larutan elektrolitdibagi menjadi 2 yaitu …a. Larutan elektrolit dan nonelektrolit lemahb. Larutan elektrolit kuat dan lemahc. Larutan elektrolit lemah dan nonelektrolitd. Larutan nonelektrolit dan elektrolit kuate. Larutan elektrolit kuat dan larutan garam

39. Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, apabila dilarutkan kedalam air.Hal ini disebabkan karena …a. Akan terurai menjadi ion-ion d. Larutan masih tetap berbentuk molekulb. Ionnya tidak dapat bergerak bebas e. Molekul-molekul tidak bergerak bebasc. Senyawa tersebut berbentuk padatan

40. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan ureab. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosac. Asam asetat dan glukosa

41. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam nitrat (HNO3) d. Cukab. Natrium klorida (NaCl) e. glukosac. Ammonia (NH3)

9

42. Lampu alat uji elektrolit tidak dapat menyala dengan terang, namun terdapat gelembungudara. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut adalah …a. Larutan elektrolit kuat d. Larutan elektrolit lemahb. Larutan nonelektrolit e. Larutan minyakc. Larutan gula

43. Alat uji elektrolit akan memberikan gejala nyala terang dan terdapat gelembung udara,larutan tersebut adalah …a. Larutan garam dan asam klorida d. Larutan urea dan air murnib. Larutan gula dan cuka e. Minyak dan larutan asam kloridac. Larutan cuka dan etanol

44. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …a. Asam sulfat d. Ureab. Asam asetat e. Alkoholc. Etanol

45. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …a. Garam d. Ureab. Asam e. Cukac. Basa

46. Pada hasil uji daya hantar listrik, ternyata memberikan gejala tidak dapat menyalakanlampu dan terdapat gelembung udara. Larutan apakah yang diuji tersebut …a. Asam klorida d. Larutan minyakb. Larutan garam e. Larutan cukac. Larutan gula

47. Lampu alat uji elektrolit dapat menyala dengan terang dan menimbulkan gelembungudara yang banyak saat kedua elektrode dicelupkan kedalam larutan asam klorida. Hal itudisebabkan oleh …a. Asam klorida membentuk gelembung yang sangat banyakb. Asam klorida terionisasi sempurnac. Asam klorida merupakan elektrolit lemahd. Baterai yang digunakan barue. Larutan asam klorida yang digunakan banyak

48. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cukab. Garam dan gula e. Gula dan etanolc. Garam dan cuka

49. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapikeduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu Bb. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu Bc. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B

10

d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu Be. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B

50. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut dapat terionisasi secarasempurna. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah …a. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion secara sempurnab. Partikel bermuatan netralc. Senyawa tidak dapat terionkand. Larutan merupakan larutan yang mempunyai ion negativee. Molekul ion tidak dapat terurai

11

LEMBAR JAWAB

Nama :

NIS :

Mata Pelajaran :

NO. A B C D E NO. A B C D E1 262 273 284 295 306 317 328 339 34

10 3511 3612 3713 3814 3915 4016 4117 4218 4319 4420 4521 4622 4723 4824 4925 50

12

JAWABAN

1. B 21. E 41. B

2. C 22. C 42. D

3. A 23. D 43. A

4. A 24. D 44. A

5. E 25. A 45. D

6. C 26. C 46. E

7. B 27. E 47. B

8. E 28. B 48. C

9. D 29. A 49. B

10. D 30. C 50. A

11. A 31. C

12. D 32. D

13. B 33. A

14. E 34. D

15. A 35. E

16. C 36. A

17. A 37. C

18. D 38. B

19. B 39. A

20. B 40. B

1

Lampiran 5

SILABUS

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : MAN I SEMARANG

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X / 2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

IndikatorPenilaian

Alokasi

Waktu

Sumber belajar

3.1Mengidentifik

asi sifat

larutan non-

elektrolit dan

elektrolit

berdasarkan

data hasil

percobaan.

Larutan

Elektrolit Dan

Nonelektrolit

Tatap Muka:

Diskusi dan Tanya

jawab dengan media

video yang mengacu

pada materi yang

diajarkan yaitu larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

a. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan non elektolit

dan elektrolit melalui

percobaan

b. Mengelompokan larutan

kedalam larutan non

elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

a. Teknik

penilaian : test

tertulis.

b. Bentuk

penilaian :

pilihan ganda,

dan keaktifan.

4 jp Sumber :

1. Chemistry for

senior high

school

(bilingual),

J.M.C.Johari

dan M.

Rachmawati,

Esis, hlm 198-

2

Penugasan terstruktur:

• Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan

elektrolit dan

nonelektrolit.

• Menjelaskan

penyebab

kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan

arus listrik.

• Mendeskripsikan

bahwa larutan

dapat berupa

senyawa ion dan

senyawa kovalen

polar.

(Kegiatan Mandiri

Tidak Terstruktur)

KMTT

- tidak ada KMTT

c. Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan

elektrolit menghantarkan

arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat

berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

210

2.Intisari KIMIA

untuk SMA,

Nahadi,

Pustaka Setia,

hlm 144 – 147

3.kimia

universitas,

Brady

4. Internet

3

Semarang, 5 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 1 (satu)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya

c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen

polar.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui

percobaan

b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

2

c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning dengan penggunaan media video

2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

5 mnt Tanya

jawab

3

• Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-

hari.

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.

• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok

berisi 5 siswa.

• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media

video.

• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.

• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang

dicatatnya.

• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

75 mnt Penggun

aan

media

video,

Diskusi,

Tanya

jawab

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

10

mnt

4

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

• Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :

-Tidak ada KMTT

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Kognitif

Prosedur tes : Tes awal (pre-test) terlampir

b. Tanggapan Terhadap Video (Terlampir )

11. SUMBER BELAJAR :

a. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,

hlm 198-210

b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

c. Kimia untuk universitas, Brady

d. Internet

Semarang, 5 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)KELAS EKSPERIMEN

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 2 (dua)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada

media video,

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum

pada media video,

b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

2

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning dengan penggunaan media video

2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui percobaan pada media praktikum.

• Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan

yang diuji.

5 mnt Tanya

jawab

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

45 mnt Praktikum,

3

• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.

• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok

berisi 5 siswa.

• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media

video.

• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.

• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang

dicatatnya.

• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang

praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui praktikum pada media video.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik pada praktikum pada media video .

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :

-Tidak ada KMTT

10 mnt

4

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Angket (terlampir)

b. Tes akhir (post-test) terlampir

11. SUMBER BELAJAR :

1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.

Rachmawati, Esis, hlm 198-210

2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

3. Kimia universitas, Brady

4. Internet

Semarang, 12 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 8

SILABUS

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : MAN I SEMARANG

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X / 2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

IndikatorPenilaian

Alokasi

Waktu

Sumber belajar

3.1Mengidentifik

asi sifat

larutan non-

elektrolit dan

elektrolit

berdasarkan

data hasil

percobaan.

Larutan

Elektrolit Dan

Nonelektrolit

Tatap Muka:

Mendengarkan

penjelasan guru dan

Tanya jawab yang

mengacu pada materi

yang diajarkan yaitu

larutan elektrolit dan

nonelektrolit

a. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan non elektolit

dan elektrolit melalui

percobaan

b. Mengelompokan larutan

kedalam larutan non

elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

a. Teknik

penilaian : test

tertulis.

b. Bentuk

penilaian :

pilihan ganda,

dan keaktifan.

2 jp Sumber :

1. Chemistry for

senior high

school

(bilingual),

J.M.C.Johari

dan M.

Rachmawati,

Esis, hlm 198-

2

Penugasan terstruktur:

• Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan

elektrolit dan

nonelektrolit.

• Menjelaskan

penyebab

kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan

arus listrik.

• Mendeskripsikan

bahwa larutan

dapat berupa

senyawa ion dan

senyawa kovalen

polar.

(Kegiatan Mandiri

Tidak Terstruktur)

KMTT

- tidak ada KMTT

c. Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan

elektrolit menghantarkan

arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat

berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

210

2.Intisari KIMIA

untuk SMA,

Nahadi,

Pustaka Setia,

hlm 144 – 147

3.kimia

universitas,

Brady

4. Internet

3

v

Tatap muka :

• Siswa berkumpul

pada kelompoknya

masing-masing,

• Siswa menyiapkan

alat dan bahan

yang digunakan

dalam praktikum,

• Masing-masing

kelompok saling

bekerja sama

selama praktikum

berlangsung sesuai

dengan prosedur.

• Masing-masing

kelompok

mencatat hasil

praktikum.

• Masing-masing

v

a. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan non elektolit

dan elektrolit melalui

praktikum,

b. Mengelompokan larutan

kedalam larutan non

elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

melalui praktikum.

v

a. Teknik

penilaian :

observasi dan,

tugas kelompok.

b. Bentuk

penilaian :

keterampilan

dan keaktifan.

v

2 jam

v

Sumber :

1. Chemistry for

senior high

school

(bilingual),

J.M.C.Johari

dan M.

Rachmawati,

Esis, hal 198-

210

2.Intisari KIMIA

untuk SMA,

Nahadi,

Pustaka Setia,

hlm 144 – 147

3. kimia

universitas,

Brady

3. Internet

4

kelompok

membersihkan alat

dan bahan yang

telah digunakan.

Penugasan terstruktur

• Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

melalui praktikum

yang telah

dilakuka

• Menjelaskan

penyebab

kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan

arus listrik pada

praktikum yang

telah dilakukan .

5

Semarang, 5 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 1 (satu)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya

c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik

d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen

polar.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui

percobaan

b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

2

c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning

2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab dan penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

5 mnt Tanya

jawab

3

• Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-

hari.

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai

dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.

• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

• Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah

dijelaskan.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

75 mnt Tanya

jawab

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

10

mnt

4

• Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :

-Tidak ada KMTT

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Kognitif

Prosedur tes :

a) Tes awal (pre-test)

b) Tes akhir (post-test)

11. SUMBER BELAJAR :

a. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,

hlm 198-210

b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

c. Kimia untuk universitas, Brady

d. Internet

Semarang, 11 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Sekolah : MAN 1 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Tahun pelajaran : 2010 / 2011

Pertemuan : 2 (dua)

2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan

elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit

berdasarkan data hasil percobaan.

4. INDIKATOR :

a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,

b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya melalui praktikum.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN :

a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,

b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya melalui praktikum.

6. MATERI AJAR

Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

2

7. ALOKASI WAKTU

1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN

1. Model : active learning

2. Metode pembelajaran : praktikum, penugasan

3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran waktu Metode

1 TATAP MUKA

Kegiatan Awal (pendahuluan)

a. Persensi

b. Apersepsi

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:

• Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui percobaan?

• Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan

yang diuji?

5 mnt Tanya

jawab

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, dengan masing-masing kelompok

terdiri dari 5 siswa.

• Siswa mendengar instruksi dari guru tantang alat dan bahan yang

digunakan dalam praktikum.

• Siswa mendengarkan penjelasan dari gurunya mengenai tata cara

45 mnt Praktikum,

3

praktikum pada pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Elaborasi

• Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing,

• Siswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum,

• Masing-masing kelompok dengan kompak melakukan praktikum sesuai

dengan prosedur.

• Masing-masing kelompok mencatat hasil praktikum.

• Masing-masing kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah

digunakan.

Konfirmasi

• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari praktikum yang

telah dilakukan yaitu tentang pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.

• Memotivasi siswa yang belum aktif dalam praktikum untuk aktif dalam

praktikum yang berlangsung.

3 Penutup :

1. Evaluasi / Tanya jawab

2. Penenangan / Pendingan

Penugasan terstruktur :

• Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui praktikum yang telah dilakukan.

• Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan .

(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :

-Tidak ada KMTT

10 mnt

4

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Psikomotorik (terlampir)

b. Afektif (terlampir)

11. SUMBER BELAJAR :

1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.

Rachmawati, Esis, hlm 198-210

2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147

3. Kimia universitas, Brady

4. Internet

Semarang, 18 Januari 2011Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Kanti SeptiyatiNIP. 19640310 199403 2 002

Peneliti

Ziyadatul A’malNIM. 73711023

MengetahuiKepala Sekolah MAN 1 Semarang

Drs. H. Syaefudin, M. PdNIP. 19651015 199203 1 003

1

Lampiran 11

KISI – KISI SOAL PRE TEST

KELAS EKSPERIMEN

SATUAN PENDIDIKAN : SMA

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/ SEMESTER : X / 2

MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

STANDAR

KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR INDIKATOR

JENJANG SOAL DAN

PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN

C 1 C 2 C 3

3. Memahami sifat-

sifat larutan non-

elektrolit dan

elektrolit, serta

reaksi oksidasi-

redukasi

3.1 Mengidentifikasi sifat

larutan non-elektrolit

dan elektrolit

berdasarkan data hasil

percobaan

3.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat

larutan non elektolit dan

elektrolit melalui percobaan.

1, 2, 3, 4,

27, 28, 29

7, 8, 9, 14,

15,

16, 21, 22,

23,

17 B,C,A,A,A,D,C,D,A,

A,E,C,D,D,A,E

3.1.2 Mengelompokan larutan

kedalam larutan non elektrolit

dan elektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya.

6, 17 30 24, 4 E,C,B,C

3.1.3 Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

11, 12, 13, 5 4 C, A, D, E

2

3.1.4 Mendekripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa

kovalen polar.

20, 26, 10, 25, 18, 19, 6 A, B, A,B,E,B

1

Lampiran 12

SOAL PRE TEST

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Waktu : 30 Menit

Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah

di sediakan2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami

dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e

yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah

dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e

6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….

a. Gabungan dua zat yang saling melarut

b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut

c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven

d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu

e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut

2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….

a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit

b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam

c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul

d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara

e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu

4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……

2

a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas

b. Terurai menjadi molekul-molekul

c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah

d. Mempunyai derajat ionisasi = 0

e. Terdisosiasi pada larutan tertentu

5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai

berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-

(aq)

Hal ini karena….

a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol

b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna

c. Merupakan senyawa kovalen

6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit adalah….

a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula

b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol

c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl

7. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya

adalah….

a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula

b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula

c. Asam klorida dan garam dapur

8. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….

a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl

b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH

c. CH3COOH dan NaCl

9. Perhatikanlah larutan berikut !

1). Cuka 3). Gula 5). Etanol

2). Garam dapur 4). Asam sulfat

Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang

tidak dapat menghantarkan listrik adalah….

a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3

3

b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5

c. 1, 3, 5

10. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan

menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….

a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa

b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion

c. NaOH, senyawa kovalen polar

11. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat

dialami oleh larutan…

a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2

b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl

c. NaOH dan KCl

12. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus

listrik adalah….

a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia

b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula

c. Etanol dan garam dapur

13. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl

dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala

ini disebabkan karena….

a. Karena air bersifat polar

b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik

c. Air merupakan pelarut yang sangat baik

d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik

e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat

14. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….

a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M

b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M

c. Larutan H2SO4 0,1 M

15. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling

terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….

4

a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol

b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol

c. Asam klorida 0,01 mol

16. Perhatikanlah gambar dibawah ini !

Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….

a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl

b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl

c. Larutan C2H5OH

17. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor

yang baik disebut dengan….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Semikonduktor e. Konduksi

c. Elektrolit kuat

18. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :

HCl H+(aq) + Cl-

(aq)

Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….

a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah

b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun

terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….

a. Elektrode yang rusak d. Derajat ionisasi = 1

b. Derajat ionisasi 0 < < 1 e. Ionisasi sempurna

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

20. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut

termasuk kedalam ….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Elektrolit kuat e. Larutan

c. Senyawa ion

5

21. Perhatikanlah gambar berikut ini !

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapatmenyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…

1 2 3

1 2 3a. Senyawa berbentuk padatanb. Larutan tidak dapat larut dalam airc. Larutan tidak dapat terionisasid. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagiane. Senyawa bersifat kering

22. Perhatikan gambar dibawah !Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terangapabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebutdisebabkan karena….a.Larutan tersebut telah terionisasi sempurnab.Larutan tersebut adalah larutan gulac.Larutan tersebut tidak dapat terionisasid.Jika harga larutan diatas = 0e.Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna

23. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yangterjadi adalah …a. Lampu akan menyala dengan terangb. Lampu akan redupc. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gasd. Lampu redup namun gelembung gas banyake. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas

24. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …a. Larutan gula dapat menghantarkan listrikb. Urea termasuk larutan elektrolit lemahc. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terangd. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuate. Cuka tidak dapat menyalakan lampu

25. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan ureab. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosac. Asam asetat dan glukosa

26. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka

6

b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosac. Ammonia (NH3)

27. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …a. Asam sulfat d. Ureab. Asam asetat e. Alkoholc. Etanol

28. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …a. Garam d. Ureab. Asam e. Cukac. Basa

29. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cukab. Garam dan gula e. Gula dan etanolc. Garam dan cuka

30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapikeduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu Bb. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu Bc. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu Bd. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu Be. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B

7

LEMBAR JAWAB

Nama :

NIS :

Mata Pelajaran :

NO. A B C D E NO. A B C D E1 262 273 284 295 306 317 328 339 34

10 3511 3612 3713 3814 3915 4016 4117 4218 4319 4420 4521 4622 4723 4824 4925 50

8

lampiran 12.1

JAWABAN

1. B 16. D

2. C 17. C

3. A 18. E

4. A 19. B

5. E 20. A

6. E 21. D

7. D 22. A

8. A 23. E

9. D 24. C

10. A 25. B

11. C 26. B

12. A 27. A

13. D 28. D

14. E 29. C

15. C 30. B

1

Lampiran 13

KISI – KISI SOAL POST TEST

KELAS EKSPERIMEN

SATUAN PENDIDIKAN : SMA

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/ SEMESTER : X / 2

MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI

DASARINDIKATOR

JENJANG SOAL DAN

PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN

C 1 C 2 C 3

3. Memahami

sifat-sifat

larutan non-

elektrolit dan

elektrolit,

serta reaksi

oksidasi-

redukasi

3.1 Mengidentifikasi

sifat larutan non-

elektrolit dan

elektrolit

berdasarkan data

hasil percobaan

3.1.1 Mengidentifikasi

sifat-sifat larutan non

elektolit dan elektrolit

melalui percobaan.

1, 2, 3,

8, 20,

23, 24,

29

4, 7,

10, 12

17, 22,

26, 27

16 B, C, A, A,

A, C, B, DC,

A, D, E, D,

E, D, A

3.1.2 Mengelompokan

larutan kedalam

larutan non elektrolit

dan elektrolit

berdasarkan sifat

6, 9, 30 21 4 E, D, B, C,

2

hantaran listriknya.

3.1.3 Menjelaskan

penyebab kemampuan

larutan elektrolit

menghantarkan arus

listrik.

13, 16,

18

14, 5 5 C, A, C, D,

E,

3.1.4 Mendekripsikan

bahwa larutan

elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan

senyawa kovalen

polar.

25, 28 15 11, 19 5 A, B, A, E, B

1

Lampiran 14

SOAL POST TEST

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Waktu : 30 Menit

Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah

di sediakan2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami

dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e

yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah

dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e

6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….

a. Gabungan dua zat yang saling melarut

b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut

c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven

d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu

e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut

2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….

a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit

b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam

c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……

a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas

b. Terurai menjadi molekul-molekul

c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah

d. Mempunyai derajat ionisasi = 0

e. Terdisosiasi pada larutan tertentu

2

4. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling

terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….

a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol

b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol

c. Asam klorida 0,01 mol

5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai

berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-

(aq)

Hal ini karena….

a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol

b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna

c. Merupakan senyawa kovalen

6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit adalah….

a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula

b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol

c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl

7. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….

a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl

b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH

c. CH3COOH dan NaCl

8. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul

d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara

e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu

9. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya

adalah….

a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula

b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula

c. Asam klorida dan garam dapur

3

10. Perhatikanlah larutan berikut !

1). Cuka 3). Gula 5). Etanol

2). Garam dapur 4). Asam sulfat

Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang

tidak dapat menghantarkan listrik adalah….

a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3

b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5

c. 1, 3, 5

11. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :

HCl H+(aq) + Cl-

(aq)

Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….

a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah

b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

12. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….

a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M

b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M

c. Larutan H2SO4 0,1 M

13. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor

yang baik disebut dengan….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Semikonduktor e. Konduksi

c. Elektrolit kuat

14. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl

dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala

ini disebabkan karena….

a. Karena air bersifat polar

b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik

c. Air merupakan pelarut yang sangat baik

d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik

e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat

4

15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan

menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….

a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa

b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion

c. NaOH, senyawa kovalen polar

16. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus

listrik adalah….

a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia

b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula

c. Etanol dan garam dapur

17. Perhatikanlah gambar dibawah ini !

Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….

a.Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl

b.Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl

c.Larutan C2H5OH

18. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat

dialami oleh larutan…

a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2

b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl

c. NaOH dan KCl

19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun

terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….

a. Elektrode yang rusak d. Derajat ionisasi = 1

b. Derajat ionisasi 0 < < 1 e. Ionisasi sempurna

c. Mempunyai derajat ionisasi = 0

20. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …a. Asam sulfat d. Ureab. Asam asetat e. Alkoholc. Etanol

21. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …a. Larutan gula dapat menghantarkan listrikb. Urea termasuk larutan elektrolit lemah

5

c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terangd. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuate. Cuka tidak dapat menyalakan lampu

22. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yangterjadi adalah …a. Lampu akan menyala dengan terangb. Lampu akan redupc. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gasd. Lampu redup namun gelembung gas banyake. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas

23. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cukab. Garam dan gula e. Gula dan etanolc. Garam dan cuka

24. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan ureab. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosac. Asam asetat dan glukosa

25. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut

termasuk kedalam ….

a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit

b. Elektrolit kuat e. Larutan

c. Senyawa ion

26. Perhatikanlah gambar berikut ini !

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapatmenyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…a. Senyawa berbentuk padatanb. Larutan tidak dapat larut dalam airc. Larutan tidak dapat terionisasid. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengionsebagiane. Senyawa bersifat kering

1 2 3

6

27. Perhatikan gambar dibawah !

Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terangapabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebutdisebabkan karena….a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurnab. Larutan tersebut adalah larutan gulac. Larutan tersebut tidak dapat terionisasid. Jika harga larutan diatas = 0e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna

28. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …a. Asam nitrat (HNO3) d. Cukab. Natrium klorida (NaCl) e. glukosac. Ammonia (NH3)

29. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …a. Garam d. Ureab. Asam e. Cukac. Basa

30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapikeduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu Bb. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu Bc. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu Bd. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu Be. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B

7

LEMBAR JAWAB

Nama :

NIS :

Mata Pelajaran :

NO. A B C D E NO. A B C D E1 262 273 284 295 306 317 328 339 34

10 3511 3612 3713 3814 3915 4016 4117 4218 4319 4420 4521 4622 4723 4824 4925 50

8

Lampiran 14.1

JAWABAN

1. B 16. A2. C 17. D3. A 18. C4. C 19. B5. E 20. A6. E 21. C7. A 22. E8. A 23. C9. D 24. B10. D 25. A11. E 26. D12. E 27. A13. C 28. B14. D 29. D15. A 30. B

Lampiran 16

KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO

Variabel SubVariabel

INDIKATOR NO. SOAL JUMLAHSOALPositif Negatif

MediaVideo

A.Intrinsik

B.Ekstrinsik

1. Pesan yangdisampaikanmelalui mediavideo sesuaidengan materiyang diajarkan.

2. Media video yangditerapkan sangataplikatif dandisertai dengancontoh-contohyang seringditemukan dalamkehidupan sehari-hari.

3. Media video yangditerapkan disertaidengan percobaan.

1. Media video yangditerapkan sesuaidengan kebutuhanbelajar masa kini.

2. Adanyaperlengkapanyang mendukungpemakaian mediavideo.

3. Adanyalingkungan belajaryang kondusifselamapembelajarankimiaberlangsung.

5

2, 4

9, 10

12, 15

11

19, 16

3,

1, 6

7, 8

13, 14

20

17, 18

2

4

4

4

2

4

Jumlah 10 10 20

1

Lampiran 17

TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO KIMIA

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

sebelum anda mengisi

4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan

cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kreteria sekor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

N : Netral/Tidak punya pendapat

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1.Media video yang diterapkan sangat

membosankan

2.Media video yang diterapkan sangat

menarik

3Pesan yang disampaikan melalui media

video tidak sesuai dengan materi yang

diajarkan.

4.Media video yang diterapkan disertai

dengan penjelasan yang mudah

dipahami.

2

5.Pesan yang disampaikan melalui media

video memacu keingintahuan yang

besar.

6.Pesan yang disampaikan melalui media

video sulit untuk dipahami.

7.Media yang diterapkan tidak

menambah semangat belajar.

8.Pesan yang disampaikan tidak aplikatif

sehingga menurunkan motivasi belajar.

9.Media video yang ditampilkan disertai

dengan percobaan sehingga

mempermudah siswa dalam

memahami materi.

10.Media video yang diterapkan sangat

aplikatif dengan contoh-contoh yang

mudah ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

11.Adanya perlengkapan pendukung

sehingga media video dapat dijadikan

media pembelajaran.

12.Media video merupakan alternatif

media yang mempermudah guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

13.Media video yang diterapkan

ketinggalan zaman.

14.Media video tidak efektif jika

digunakan dalam proses belajar karena

bersifat abstrak.

15.Media video yang diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar sangat

3

inovatif.

16.Media video membuat kondisi kelas

aktif sehingga memberikan

pengalaman baru bagi siswa.

17.Media video yang diterapkan membuat

kondisi kelas tidak kondusif.

18.Media video membuat siswa tidak

mandiri dalam mencari sumber belajar

yang lain.

19.Media video memberikan langkah

awal bagi siswa dalam memperluas

pengetahuannya tentang larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

20.Media video sulit untuk diterapkan

karena membutuhkan perlengkapan

yang rumit.

Semarang,……………2011

Observer ………………………………

4

Lampiran 17.1

JAWABAN TANGGAPAN TERHADAP VIDEO KIMIA

Nomor soal positifKeterangan SS S N TS STSNilai 5 4 3 2 1

Nomor soal negatifKeterangan SS S N TS STSNilai 1 2 3 4 5

No SS S N TS STS No SS S N TS STS1 1 2 3 4 5 11 5 4 3 2 12 5 4 3 2 1 12 5 4 3 2 13 1 2 3 4 5 13 1 2 3 4 54 5 4 3 2 1 14 1 2 3 4 55 5 4 3 2 1 15 5 4 3 2 16 1 2 3 4 5 16 5 4 3 2 17 1 2 3 4 5 17 1 2 3 4 58 1 2 3 4 5 18 1 2 3 4 59 5 4 3 2 1 19 5 4 3 2 110 5 4 3 2 1 20 1 2 3 4 5

Lampiran 19

PROSEDUR PRAKTIKUM

DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN

A. Tujuan

Mengamati sifat daya hantar listrik pada beberapa larutan

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gelas kimia500 mL

b. Baterai 4 buah,

c. Bola lampu,

d. Kabel.

2. Bahan

a. Air,

b. Air jeruk,

c. Air sabun,

d. Larutan garam,

e. Larutan asam cuka

f. Larutan gula

C. Cara Kerja

1. Susunlah alat uji elektrolit seperti gambar dibawah ini !

2. Masukkan 100 mL larutan garam kedalam gelas kimia!

3. Celupkan elektrode kedalam larutan garam tersebut dan amati nyala

lampu serta gelembung gas yang ditimbulkan disekitar batang

elektrode!

4. Bersihkan kedua batang elektrode dengan air dan keringkan! Dengan

cara yang sama, lakukan percobaan yang sama pada larutan yang

tersedia!

D. Hasil Percobaan

No Larutan Nyala LampuGelembung

Gas

Jenis

Larutan

1. Air

2. Air jeruk

3. Air sabun

4. Lart garam

5. Lart as cuka

6. Lart gula

E. Pertanyaan

1. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit ?

2. Larutan apasaja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit ?

F. Kesimpulan

…………

Lampiran 20

KISI-KISI ANGKET BELAJAR KIMIA

Variabel SubVariabel

INDIKATOR NO. SOAL JUMLAHSOALPositif Negatif

HasilBelajar

A.Intrinsik

B.Ekstrinsik

1. Adanya hasrat dankeinginan belajarkimia.

2. Adanya kebutuhandalam belajarkimia.

3. Adanya harapandan cita-cita masadepan dalammempelajari kimia

1. Adanya inovasimedia yangdigunakan dalampembelajarankimia sehinggamateri lebihmudah dipahami.

2. Adanya kegiatanyang menarikdalam belajar.

3. Adanyalingkungan belajaryang kondusifselamapembelajarankimiaberlangsung.

1, 8

2,

4, 14

9, 13

10

17, 20

3, 11

5,

6, 15

7

12

16, 18, 19

4

2

4

3

2

5

Jumlah 10 10 20

1

Lampiran 21

ANGKET BELAJAR KIMIA

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

sebelum anda mengisi

4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan

cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kriteria skor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

N : Netral/Tidak punya pendapat

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1.Saya sangat senang belajar kimia

karena menarik.

2.Saya belajar kimia apabila ada tugas

3Saya tidak suka belajar kimia karena

sangat rumit.

4.Saya giat belajar kimia agar dapat

meraih cita-cita.

5.Saya belajar kimia jika guru

memberikan nilai yang baik.

2

6.Saya belajar kimia jika menghadapi

ujian akhir.

7.Saya tidak tertarik belajar kimia karena

media yang diterapkan tidak inovatif.

8.Saya belajar kimia dengan sungguh-

sungguh secara rutin.

9.Saya tertarik belajar kimia dengan

media yang diterapkan.

10.Saya senang belajar kimia karena

adanya praktikum.

11.Saya malas belajar rutin dan teratur

pelajaran kimia

12.Saya malas belajar kimia dengan

praktikum karena hanya membuang

waktu.

13.Saya tertarik belajar kimia dengan alat

peraga yang digunakan dlaam

pembelajaran.

14.Saya mempelajari kimia untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

15.Saya tidak senang belajar kimia karena

tidak ada manfaatnya.

16.Saya malas belajar kimia karena guru

tidak dapat menjelaskan materi dengan

jelas

17.Saya tertarik belajar kimia karena guru

penjelasan guru sangat aplikatif

18.Saya bosan belajar kimia karena guru

tidak aplikatif sehingga materi sulit

3

dipahami.

19.Saya malas mencari informasi yang

berhubungan dengan materi kimia

melalui referensi-referensi lain.

20.Saya bersemangat belajar kimia

dengan praktikum karena memberikan

gambaran yang nyata mengenai materi.

Semarang,……………2011

Observer ………………………………

4

Lampiran 21.1

JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA

Nomor soal positifKeterangan SS S N TS STSNilai 5 4 3 2 1

Nomor soal negatifKeterangan SS S N TS STSNilai 1 2 3 4 5

No SS S N TS STS No SS S N TS STS1 5 4 3 2 1 11 1 2 3 4 52 5 4 3 2 1 12 1 2 3 4 53 1 2 3 4 5 13 5 4 3 2 14 5 4 3 2 1 14 5 4 3 2 15 1 2 3 4 5 15 1 2 3 4 56 1 2 3 4 5 16 1 2 3 4 57 1 2 3 4 5 17 5 4 3 2 18 5 4 3 2 1 18 1 2 3 4 59 5 4 3 2 1 19 1 2 3 4 510 5 4 3 2 1 20 5 4 3 2 1

Lampiran 23

DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS EKSPERIMEN

Kondisi siswa saat pre-test berlangsung

Proses pembelajaran dengan menggunakan media video

Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan eksperimen larutan elektrolit dannonelektrolit pada media video

Kondisi siswa saat diskusi

Aktivitas siswa saat post-test berlangsung

Lampiran 24

DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS KONTROL

Proses Pembelajaran Kimia Dengan Metode Ceramah

Kondisi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ziyadatul A’mal

Tempat / Tanggal Lahir : Pemalang, 7 Februari 1989

Alamat Asal : Jl. Maryan No. 36 RT 01 RW 04

Kelurahan Pegiringan Kecamatan Bantarbolang

Kota Pemalang

Alamat Sekarang : Jl. Margoyoso No. 07 RT 04 RW 04

Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan

Kota Semarang

Jenjang Pendidikan :

1. MI Nurul Ulum Pegiringan Lulus Tahun 2001

2. SMPN2 Bantarbolang Lulus Tahun 2004

3. SMA Muhammadiyah 2 Pemalang Lulus Tahun 2007

4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Semarang, Juli 2011

Penulis,

Ziyadatul A’mal.073711023