EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON...

103
EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Fisika Oleh: Naim Sulaiman NIM S831108044 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON...

Page 1: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS

PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama: Pendidikan Fisika

Oleh:

Naim Sulaiman

NIM S831108044

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

ii

EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TESIS

Oleh: Naim Sulaiman

S831108044

Komisi Pembimbing

Nama Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing I Dr. Sarwanto, M.Si. NIP. 196909011994031002

............................. .... Februari 2013

Pembimbing II Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. .... Februari 2013 NIP. 195201161980031001

Telah dinyatakan memenuhi syarat

pada tanggal .... Februari 2013

Ketua Program Studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana UNS

Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. NIP.196811241994031001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

iii

EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS

PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TESIS

Oleh:

Naim Sulaiman S831108044

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Tanggal

Ketua Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. NIP. 196811241994031001

................................ .... Februari 2013

Sekretaris Drs. Cari, M.A., M.Sc., Ph.D. NIP. 196103061985031002

................................ .... Februari 2013

Anggota Penguji

Dr. Sarwanto, M.Si. NIP. 196909011994031002

................................ .... Februari 2013

Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 195201161980031001

................................ .... Februari 2013

Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal .... Februari 2013

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. NIP. 196407071990101003 NIP.196811241994031001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul :

HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ini adalah karya penelitian saya sendiri

dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara

tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat

plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang undangan (Permendiknas No. 17, tahun

2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan

Sains PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang

diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Sains PPs UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan

sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 12 Februari 2013 Mahasiswa,

Naim Sulaiman S831108044

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

v

Naim Sulaiman. 2013. Efektivitas Remediasi Miskonsepsi Hukum Newton melalui Model Pembelajaran Konstruktivis pada Siswa Kelas X MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. TESIS. Pembimbing I: Dr. Sarwanto, M.Si, II: Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya yaitu miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi profil miskonsepsi; 2) menemukan penyebab miskonsepsi; 3) menentukan efektivitas remediasi miskonsepsi menggunkan model pembelajaran konstruktivis di kelas X MAN 2 Surakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Populasi penelitian seluruh siswa MAN 2 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Remediasi kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran konstruktivis dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Alat pengumpul data yang digunakan ada dua yaitu tes miskonsepsi dilengkapi CRI dan wawancara digunakan untuk mengetahui faktor faktor penyebab miskonsepsi.

Profil miskonsepsi Hukum Newton yaitu: 1) keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam; 2) benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya; 3) jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan; 4) definisi gaya; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda; 6) hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa; 7) hubungan gaya normal dan berat benda; 8) gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas; 9) lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal; 10) besar gaya tegangan pada tali yang sama. Penyebab miskonsepsi Hukum Newton yaitu: 1) intuisi yang keliru; 2) bentuk matematis; 3) buku teks; 4) pembelajaran sebelumnya. Remediasi melalui model pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa dengan yaitu .

Kata Kunci: efektivitas, remediasi, konstruktivis, konvensional, miskonsepsi hukum newton.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

vi

Naim Sulaiman. 2013. The Effectiveness Misconception of Newton s Law Remediation through Constructivist Learning Model to the MAN 2 Surakarta Student Class X Academic Year 2012/2013. THESIS. Supervisor I: Dr. Sarwanto, M.Si, II: Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. Science Education Studies Program, Graduate School, Sebelas Maret University of Surakarta..

ABSTRACT

relatifly low. It is might be caused by misconceptions. This study aimed to: 1) identify the profile of misconceptions; 2) find the caused of misconceptions; and 3) determine the effectiveness of remediation of misconceptions by using the constructivist model of learning in class X MAN 2 Surakarta.

The method used in this study is an experimental method. The population is all students of MAN 2 Surakarta academic year 2012/2013. The research sample is determined by using purposive sampling technique. Remediation class experiment was conducted by using the constructivist learning model and the control class was conducted by using conventional learning models. There are two kinds of data collection tool used: diagnostic tests with CRI; and interviews are used to determine the factors that cause misconceptions.

The profile of misc i.e.: 1) the existence of force working on static objects; 2) the object in equilibrium always maintains its initial state; 3) if the net force working on the object is zero the object will move with a constant velocity; 4) the definition of force; 5) forces emerge from the interaction of two objects; 6) the relation of action reaction force of two different mass objects; 7) the relation of normal force and the weight of the object; 8) forces working on the object thrown vertically; 9) the trajectory of the object after the escape from the cycle path on a horizontal plane; and 10) the magnitude

is caused by: 1) false intuition; 2) mathematical form; 3) text books; 4) previous learning. Remediation through constructivis learning model is effective in overcoming

counts )

Keywords: effectiveness, remediation, constructivist, conventional, misconceptions of newton s law.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

vii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Memberi

Pertolongan kepada setiap hamba-Nya, atas segala berkat dan rahmat-Nya

sehingga tesis Efektivitas Remediasi Miskonsepsi Hukum Newton

Melalui Model Pembelajaran Konstruktivis pada Siswa Kelas X MAN 2

Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diselesaikan dengan baik.

Keberhasilan penulisan tesis ini, tentu tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku direktur Program Pascasarjana

(PPs) UNS.

2. Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan

Sains Program Pascasarjana (PPs) UNS.

3. Dr. Sarwanto, M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing

serta memberikan banyak masukan dalam penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. selaku dosen Pembimbing II yang telah

membimbing serta memberikan banyak masukan dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana (PPs) UNS yang telah memberikan bekal ilmu selama di UNS.

6. dan

keberhasilan dan selalu memberikan semangat.

7. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Sains angkatan September 2011

khususnya kelas pendidikan fisika.

Terima kasih yang sebesar-besarnya, sebaik-baik balasan hanyalah balasan

dari Allah SWT. Besar harapan peneliti semoga tesis ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca.

Surakarta, Februari 2013

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ....................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 10

D. Perumusan Masalah ................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 13

1. Hakikat Belajar ....................................................................................... 13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

ix

2. Remediasi ............................................................................................... 14

3. Miskonsepsi ............................................................................................ 15

4. Pembelajaran Konstruktivis.................................................................... 16

5. Pembelajaran Konvensional ................................................................... 17

6. Materi Hukum Newton ........................................................................... 19

7. Penelitian Relevan .................................................................................. 27

B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 30

C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 33

Bab III METODOLOGI ....................................................................................... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35

B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 36

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 37

1. Variabel Penelitian ................................................................................. 37

2. Definisi Operasional ............................................................................... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data ................................... 42

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 45

H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 46

I. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 49

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52

A. Deskripsi Data ............................................................................................ 52

1. Profil Miskonsepsi .................................................................................. 52

2. Penyebab Miskonsepsi ................................................................................... 76

3. Proporsi Penurunan Miskonsepsi ................................................................. 77

4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 78

B. Pembahasan ................................................................................................ 79

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 86

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................ 87

A. Kesimpulan ................................................................................................ 87

B. Implikasi ..................................................................................................... 89

C. Saran ........................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

xi

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1. Komparasi Pembelajaran Konvensional dan Konstruktivis ........................... 18

2.2. Miskonsepsi pada Materi Hukum Newton ..................................................... 26

3.1. Rencana Jadwal Penelitian Tahun 2012 ......................................................... 35

3.2. Rancangan Eksperimen .................................................................................. 36

3.3. Konsepsi Awal Siswa ..................................................................................... 39

3.4. Kisi-Kisi Tes Miskonsepsi ............................................................................ 44

4.1. Distribusi Profil Miskonsepsi Siswa Sebelum dan Sesudah Remediasi

Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis (Kelas Eksperimen) dan

Pembelajaran Konvensional (Kelas Kontrol) Tiap Indikator ............. 51

4.2. Distribusi Penyebab Miskonsepsi Tiap Indikator . ........................... 76

4.3. Distribusi Proporsi Penurunan Miskonsepsi antara Siswa yang Diremediasi

dengan Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis dan Pembelajaran

Konvensional Tiap Indikator ........................................................... 77

4.4. Uji Hipotesis ................................................................................... 79

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Tes Miskonsepsi ............................................................. 94

Lampiran 2 Tes Miskonsepsi............................................................................. 95

Lampiran 3 Silabus Pembelajaran ................................................................... 101

Lampiran 4 RPP Pembelajaran Konstruktivis ................................................ 103

Lampiran 5 RPP Pembelajaran Konvensional ................................................ 118

Lampiran 6 LKS .............................................................................................. 126

Lampiran 7 Lembar Pedoman Wawancara ..................................................... 135

Lampiran 8 Analisis Data ................................................................................ 138

Lampiran 9 Hasil Validasi ............................................................................... 139

Lampiran 10 Dokumentasi .............................................................................. 160

Lampiran 11 Lembar Jawaban Siswa .............................................................. 161

Lampiran 12 Lembar Wawancara Siswa ......................................................... 181

Lampiran 13 Administrasi ............................................................................... 183

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari peringkat

pendidikan di tingkat internasional. Semakin tinggi peringkat pendidikan suatu

bangsa maka dapat dikatakan semakin maju bangsa tersebut. Berdasarkan data

dalam Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2011, peringkat

pendidikan Indonesia di tingkat internasional berada pada urutan 69 dari 127

negara yang disurvei (Kompas, 2011). Ini membuktikan bahwa kualitas

pendidikan negeri ini masih jauh dari harapan. Pemerintah telah mengalokasikan

sekitar 20% APBN untuk pendidikan dan merumuskan kebijakan yang

mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional seperti mulai dari perangkat

yuridis, seperti Undang-Undang Guru dan Dosen, hingga kebijakan operasional

seperti sertifikasi guru, PLPG, Program Pendidikan Guru (PPG), Dual Mode,

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Ujian Nasional dan sebagainya.

Adapun tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 tentang pendidikan

dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

2

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam tataran teknis diperlukan upaya maksimal

dari semua komponen yang terkait meliputi tenaga pendidik dan segala fasilitas

yang mendukung proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Proses

transfer ilmu pengetahuan ini dikenal dengan nama proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar ini sebaiknya tidak berpusat pada guru tetapi juga

melibatkan siswa secara aktif. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme:

Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa yang membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri (Bettencourt dalam Suparno, 1997:65).

Salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai siswa di

sekolah adalah fisika. Menurut Hugh D. Young (2002:1),

dasar dari semua ilmu rekayasa dan teknologi. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tujuan pengajaran fisika pada jenjang

SMA/MA untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi

serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Untuk

mencapai tujuan tersebut diharapkan siswa dapat menguasai konsep konsep

fisika.

Fakta di lapangan membuktikan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep

konsep fisika masih minim ini ditandai dengan rendahnya hasil belajar fisika

siswa. Rendahnya hasil belajar fisika dipengaruhi oleh banyak faktor seperti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

3

rendahnya motivasi belajar siswa, pemilihan model pembelajaran yang kurang

tepat oleh guru, miskonsepsi, dan sebagainya. Menurut Suparno (2005:8):

epsi terdapat dalam semua bidang sains seperti fisika,

kimia, biologi, dan bumi antariksa. Dalam bidang fisika semua subbidang juga

mengalami miskonsepsi (Suparno, 2005:8). Menurut Suparno (2005:29),

Penyebab miskonsepsi ada lima: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode

Pada dasarnya siswa bukanlah seperti kertas kosong yang dengan mudah

diisi sesuai keinginan guru. Ketika peran akal sudah sempurna atau telah baligh

siswa sudah memiliki informasi awal tentang sesuatu yang ada di sekitarnya.

Informasi awal ini didapat melalui proses penginderaan terhadap objek atau

didapat dari orang lain. Aktivitas pemindahan objek atau fakta melalui

pancaindera ke dalam otak kemudian dikaitkan dengan informasi awal untuk

menafsirkan fakta tersebut dikenal dengan berpikir. Jadi ada empat syarat agar

proses berpikir bisa berlangsung yaitu harus ada fakta/objek, otak manusia yang

normal, pancaindera dan informasi terdahulu.

Kadang informasi awal atau prakonsepsi awal yang telah tertanam di pikiran

siswa setelah melalui proses pembelajaran tentang objek atau fakta terindera tidak

sesuai dengan konsep yang telah disepakati ilmuan. Pada tahap ini siswa dapat

dikatakan telah mengalami miskonsepsi. Hal yang senada juga disampaikan oleh

Sutrisno (2007:3): Miskonsepsi adalah konsepsi konsepsi lain yang tidak

sesuai dengan konsepsi ilmuan secara umum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

4

berbagai kalangan tidak hanya siswa tapi juga pendidik selama pemahaman

terhadap objek atau fakta terindera setelah melalui proses pembelajaran tidak

sesuai dengan pemahaman ilmuan. Jadi miskonsepsi adalah konsep siswa yang

tidak sesuai dengan konsep ilmuan setelah melalui proses pembelajaran. Salah

satu materi yang siswa sering terjebak ke dalam miskonsepsi yaitu Hukum

Newton padahal penguasaan materi ini sangat penting sebagai prinsip dasar

dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Penelitian Brown (dalam Suparno, 2005:16):

Banyak siswa memahami gaya sebagai suatu sifat yang ada dalam suatu benda, suatu sifat yang melekat pada benda itu. Oleh karena itu, siswa dengan mudah percaya bahwa benda yang berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan, jika terjadi gerak jatuh bebas karena benda yang berat mempunyai gaya lebih besar daripada yang ringan. Padahal dalam konsep Newton, gaya muncul dari interaksi antara benda-benda tersebut.

Berbagai upaya telah dirumuskan untuk mencegah dan memperbaiki

miskonsepsi. Suparno (2005:55) merumuskan, -langkah mengatasi

miskonsepsi sebagai berikut: 1) mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang

dilakukan siswa, 2) menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, 3) mencari

perlakuan yang sesuai untuk mengatasi Salah satu upaya

yang cukup terkenal untuk memperbaiki miskonsepsi siswa dikenal dengan nama

remediasi.

Menurut Ischak dan Warji (1987:35-36) emediasi adalah kegiatan

perbaikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan berupa perlakuan

pembelajaran kepada siswa yang lambat, mengalami kesulitan belajar agar secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

5

tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang diajarkan atau dipelajari.

banyak jenis kegiatan remedial di antaranya melakukan pembelajaran kembali,

melakukan aktivitas fisik, kegiatan kelompok, tutorial dan menggunakan sumber

belajar lain. Melakukan pembelajaran kembali dengan model pembelajaran yang

sesuai dapat mengatasi miskonsepsi dengan efektif.

Model pembelajaran yang bersumber dari teori konstruktivisme bisa

dijadikan alternatif terbaik untuk mengatasi miskonsepsi. Teori konstruktivisme

masih mengakui eksistensi informasi awal yang telah tertanam di pikiran siswa

sehingga diperlukan proses aktif di dalam pikiran siswa untuk mengubah

informasi awal yang salah. Adapun model pembelajaran yang bersumber dari teori

konstruktivisme dan biasa digunakan oleh pendidik yaitu model kooperatif, model

inkuiri dan model konstruktivis. Pada saat muncul miskonsepsi diharapkan model

pembelajaran konstruktivis memungkinkan guru untuk menyajikan konflik

kognitif melalui peristiwa anomali sehingga terjadi

ketidakseimbangan/disekuilibrasi dalam diri siswa. Peristiwa anomali akan

memunculkan konflik kognitif dalam pikiran siswa sehingga menyadarkan siswa

akan kekeliruan konsepsinya dan merekonstruksi konsepsi mereka menuju

konsepsi ilmiah. Hasilnya, dalam pembelajaran fisika akan menimbulkan suasana

belajar yang bermakna/meaningful learning. Belajar bermakna terjadi bila

informasi terkait dengan konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif (Wilis, 1988:112). Pengubahan konsepsi yang dilakukan dengan

menyajikan proses pembelajaran dengan model konstruktivis ini berpijak pada

konstruktivisme Piagetian dan Vygotskian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

6

Menurut Piaget, dalam Suparno (1997:33):

Dalam pikiran seseorang ada struktur pengetahuan awal/skemata. Setiap skema berperan dalam sebagai suatu filter dan fasilitator bagi ide-ide dan pengalaman-pengalaman yang baru. Skemata mengatur, mengkoordinasi, dan mengintensifkan prinsip-prinsip dasar. Melalui kontak dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses asimilasi dan akomodasi. Bila pengalaman baru itu masih bersesuaian dengan skema yang dipunyai seseorang, maka skema itu hanya dikembangkan melalui proses asimilasi. Bila pengalaman baru itu sungguh berbeda dengan skema yang ada, sehingga skema yang lama tidak cocok lagi untuk menghadapi pengalaman yang baru, skema lama diubah sampai ada keseimbangan lagi. Inilah proses akomodasi.

Penelitian Vygotsky dalam Suparno

dua macam konsep: konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh

siswa dalam kehidupan sehari-hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di

sekolah. Kedua konsep itu berhubungan terus- gunakan

teori Vygotsky, Howe menyarankan agar guru atau pendidik tidak mengatakan

konsep spontan siswa, melainkan membantunya agar konsep itu diintegrasikan

dengan konsep yang ilmiah.

Intisari dari belajar konstruktivis adalah otak tidak menerima informasi

dengan pasif melainkan dengan proses aktif dalam menginterpretasikan informasi

kemudian membuat kesimpulan. Jadi untuk memperbaiki miskonsepsi siswa,

pendidik harus membuktikan dengan meyakinkan bahwa konsep tersebut belum

benar dengan menampilkan peristiwa anomali dan memberikan alternatif konsep

yang benar yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan persoalan. Ketika siswa

telah menyadari bahwa selama ini meyakini konsep yang keliru dan telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

7

membuktikan kekeliruan konsep tersebut serta telah memahami konsep yang

benar melalui proses pembuktian maka dapat dipastikan dengan senang hati siswa

akan melepas konsep yang keliru untuk diganti dengan konsep yang benar.

Penggantian konsep yang keliru untuk diganti dengan konsep yang benar

dilakukan melalui proses akomodasi kemudian disimpan di dalam otak.

Secara teoritis dan praktis model pembelajaran konstruktivis dapat

1) tahap orientasi; 2)

tahap elisitasi; 3) tahap restrukturisasi ide; 4) tahap penerapan; 5) tahap review

(Suparno, 1997:70). Tahap orientasi bertujuan memotivasi siswa dalam mengikuti

materi bisa dengan mengaitkan materi yang akan dibahas dengan pengalaman

sehari-hari siswa. Tahap elisitasi atau pengungkapan ide bertujuan

mengidentifikasi konsep awal siswa dengan memberikan kesempatan pada siswa

untuk mengungkapkan ide mereka yang beranekaragam terhadap materi yang

akan dipelajari. Tahap restrukturisasi ide merupakan proses pembuktian konsep

yang salah untuk diganti dengan konsep yang benar. Tahap tantangan atau

restrukturisasi yang merupakan tahap penyajian konsep, yaitu guru menyiapkan

suasana ketika siswa diminta membandingkan pendapatnya dengan pendapat

siswa lain dan mengemukakan keunggulan dari pendapat mereka. Selanjutnya

guru mengusulkan peragaaan atau demonstrasi untuk menguji kebenaran pendapat

mereka. Tahap penerapan atau penggunaan ide dalam banyak situasi, yaitu

kegiatan yang siswa diberi kesempatan untuk menguji ide alternatif yang telah

dibangun untuk menyelesaikan persoalan yang bervariasi. Siswa diharapkan

mampu mengevaluasi keunggulan model baru yang dia kembangkan. Tahap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

8

review atau melihat kembali, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi

kelemahan dari modelnya yang lama. Siswa juga diharapkan mengingat kembali

kegiatan yang sudah mereka alami.

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan implementasi model

konstruktivis dalam pembelajaran fisika. Sadia (1996:211) melakukan studi

dengan menerapkan model belajar konstruktivis dalam pembelajaran konsep

energi, usaha, dan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas

pengembangan model pembelajaran konstruktivis. Penelitian ini menggunakan

konflik kognitif sebagai strategi pengubahan miskonsepsi siswa menuju konsep

ilmiah yang berpijak pada teori konstruktivis Piaget dan menggunakan metode

diskusi yang berpijak pada teori konstruktivis Vygotsky. Putu (2003:120) juga

menerapkan model pembelajaran konstruktivis untuk mereduksi miskonsepsi

siswa dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan modul sebagai

strategi pengubahan miskonsepsi siswa menuju konsep ilmiah yang berpijak pada

teori konstruktivis. Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

konstruktivis memiliki keunggulan komparatif terhadap pembelajaran

konvensional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa,

penyebab miskonsepsi pada materi Hukum Newton dan mengatasi miskonsepsi

tersebut dengan model pembelajaran konstruktivis di kelas X MAN 2 Surakarta

tahun ajaran 2012/2013. Ada beberapa alasan diajukan penelitian ini yaitu: 1)

masih banyak ditemukan miskonsepsi pada materi Hukum Newton tidak menutup

kemungkinan pada siswa kelas X MAN 2 Surakarta, 2) perlu upaya mengatasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

9

miskonsepsi yaitu remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis di kelas X

MAN 2 Surakarta, 3) masih minimnya penelitian serupa khususnya pada siswa

kelas X MAN 2 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peringkat Indonesia di tingkat internasional di bidang pendidikan masih

rendah padahal segala pihak sudah berupaya semaksimal mungkin.

2. Belum tercapainya secara maksimal target yang telah dirumuskan dalam

tujuan pendidikan nasional.

3. Masih banyak terjadi tindakan yang tidak layak dilakukan oleh kaum

terpelajar seperti tawuran antar pelajar, pelecehan hingga korupsi di tingkat

birokrasi pendidikan.

4. Fasilitas pendukung proses belajar mengajar yang masih minim.

5. Kualitas tenaga pendidik yang masih harus terus ditingkatkan.

6. Minat belajar fisika siswa yang masih perlu ditingkatkan.

7. Hasil belajar fisika siswa yang masih rendah.

8. Masih sedikit tenaga pendidik yang menyadari bahwa salah satu penyebab

rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan oleh miskonsepsi.

9. Tingkat miskonsepsi siswa khususnya pada materi fisika yang masih tinggi.

10. Tidak sedikit yang belum mengetahui bahwa menentukan profil miskonsepsi

siswa dan penyebab miskonsepsi merupakan langkah awal dalam mengatasi

miskonsepsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

10

11. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan efektif

mengatasi miskonsepsi siswa oleh tenaga pendidik masih rendah.

12. Komitmen yang tinggi bagi sebagian besar pendidik dalam mengadopsi

pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru/teacher oriented.

13. Upaya mengatasi miskonsepsi (remediasi) bagi pendidik masih tergolong

rendah.

14. Tidak sedikit tenaga pendidik yang melaksanakan remediasi dengan memberi

ulang soal yang pernah diujikan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan waktu dan dana maka harus dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Permasalahan yang diteliti meliputi: profil miskonsepsi yang terdapat di

dalam diri siswa, penyebab miskonsepsi dan strategi pengubahan miskonsepsi

(remediasi).

2. Materi dibatasi meliputi Hukum Newton yang diberikan pada kelas X

semester I tahun ajaran 2012/2013.

3. Efektivitas perlakuan untuk mereduksi miskonsepsi dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivis dan pembelajaran

konvensional.

4. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X MAN 2 Surakarta periode

2012/2013 yang terdiri dari 8 kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

11

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana profil miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton di kelas X

MAN 2 Surakarta?

2. Apa penyebab miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi Hukum Newton

di kelas X MAN 2 Surakarta?

3. Sejauh mana efektivitas remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis

dalam mengatasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton di kelas X

MAN 2 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi profil miskonsepsi siswa pada materi Hukum

Newton di kelas X MAN 2 Surakarta.

2. Untuk mengidentifikasi penyebab miskonsepsi yang dimiliki siswa pada

materi Hukum Newton di kelas X MAN 2 Surakarta.

3. Untuk mengukur efektivitas remediasi dengan model pembelajaran

konstruktivis dalam mengatasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum

Newton di kelas X MAN 2 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga:

1. Guru dapat:

a. Mengetahui profil miskonsepsi siswa dan penyebab miskonsepsi pada

materi Hukum Newton di kelas X MAN 2 Surakarta.

b. Mengetahui langkah mengatasi miskonsepsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

12

c. Menjadikan alternatif pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Siswa dapat memahami konsep pada materi Hukum Newton sehingga dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.

3. Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Sains dapat menjadikan

penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Belajar

Seseorang membangun pengetahuannya secara aktif. Pengetahuan ini

diperoleh melalui proses pembelajaran atau juga melalui interaksi dengan

lingkungan tempat individu berada. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme.

Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomen, pengalaman, dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomen yang sesuai. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Tiap orang harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperanan dalam perkembangan pengetahuannya (Suparno, 1997: 28-29).

Dalam perkembangan manusia membentuk pengetahuan tidak hanya

melalui aktivitas individual semata (teori Piaget) tetapi juga lewat pengaruh

lingkungan sosial (teori Vygotsky). Piaget menyatakan bahwa manusia

membentuk pengetahuan melalui proses asimilasi, akomodasi, dan

equilibrasi/equilibration Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam

mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru sehingga

pengertian orang 1997: 31).

Dapat terjadi bahwa dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia punyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan seperti itu orang itu akan mengadakan akomodasi, yaitu 1) membentuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

14

skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan baru atau 2) memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Equilibration adalah proses dari disequilibrium ke equilibrium. Proses tersebut berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi. Equilibration membuat seseorang dapat menyatukan pengalam luar dengan struktur dalamnya (skemata). Bila terjadi ketidakseimbangan, maka seseorang dipacu untuk mencari keseimbangan dengan jalan asimilasi atau akomodasi (Suparno,1997:32-33).

Vygotsky menyatakan bahwa pembentukan pengetahuan tidak hanya

melalui aktivitas individual semata tetapi juga dipengaruhi lingkungan belajar.

Menurut Vigotsky belajar merupakan suatu perkembangan pengertian. Dia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak sehari-hari. Pengertian ini tidak terdefinisikan dan terangkai secara sistematis logis. Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari kelas. Pengertian ini adalah pengertian formal yang terdefinisikan secara logis dalam suatu sistem yang lebih luas. Dalam proses belajar terjadi perkembangan dari pengertian yang spontan ke yang lebih ilmiah (Fosnot dalam Suparno, 1997: 45).

2. Remediasi

Menurut Ischak dan Warji (1982: 35-36): Remediasi adalah kegiatan

perbaikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan berupa perlakuan

pembelajaran kepada siswa yang lambat, mengalami kesulitan belajar agar secara

tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang diajarkan atau dipelajari.

Menurut Sutrisno (2007: 22) emediasi adalah kegiatan yang

dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Secara

umum tujuan kegiatan remdiasi adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya

yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga dapat mencapai kompetensi yang

telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Ada banyak kegiatan

remediasi yang dapat dijadikan alternatif oleh pendidik seperti melaksanakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

15

pembelajaran kembali, melakukan aktivitas fisik, kegiatan kelompok, tutorial dan

menggunakan sumber belajar lain (Sutrisno, 2007: 30).

3. Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah konsepsi-konsepsi lain yang tidak sesuai dengan

konsepsi ilmuan secara umum (Sutrisno, 2007: 3). Menurut Fowler (dalam

Suparno, 2005: 5): Miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan

konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,

kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirakris konsep-konsep

yang tidak benar.

Filsafat konstrutivisme secara singkat menyatakan bahwa pengetahuan itu

dibentuk/dikonstruksi oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan

tantangan dan bahan yang dipelajari. Oleh karena siswa sendiri yang

mengkonstruksikan pengetahuannya, maka tidak mustahil terjadi kesalahan dalam

mengonstruksi pengetahuan tersebut (Suparno, 2005: 6). Jadi miskonsepsi yang

terjadi pada siswa dapat merupakan pengetahuan awal dari siswa yang aktif

mengamati keadaan lingkungannya, tantangan dan bahan yang dipelajari sehingga

tidak sesuai dengan konsep ilmuan.

Menurut Suparno (2005: 54) iskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa

sendiri, guru yang mengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Penyebab

yang berasal dari siswa dapat bermacam-macam seperti prakonsepsi siswa

sebelum memperoleh pelajaran, lingkungan masyarakat tempat siswa tinggal,

teman, pengalaman hidup terlebih pengalaman menangkap pengertian, dan juga

minat siswa. Begitu juga dari guru seperti guru yang salah mengajar dan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

16

mengerti bahan dapat mempunyai andil besar dalam menambah miskonsepsi

siswa.

Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika, biologi,

kimia, dan astronomi. Miskonsepsi dalam bidang fisika pun memiliki banyak sub-

bidang seperti mekanika, termodinamika, optika, bunyi, gelombang, listrik,

magnet, dan fisika modern (Suparno, 2005: 7).

4. Model Pembelajaran Konstruktivis

Model pembelajaran konstruktivis dikembangkan dengan landasan

konstruktivisme Piaget dan Vygotsky dengan beberapa ciri mengajar yang

dirangkum oleh Driver dan Oldham yaitu terdiri dari lima fase.

Fase pertama yaitu fase orientasi. Pada fase ini siswa diberi kesempatan

untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Siswa diberi

kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.

Fase kedua disebut fase elisitasi. Pada fase ini siswa dibantu untuk

mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster,

dan lain-lain. siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan apa yang

diobservasikan dalam wujud tulisan, gambar, ataupun poster.

Fase ketiga dikenal dengan nama restrukturisasi ide. Restrukturisasi ide

mencakup klarifikasi ide, membangun ide yang baru, dan mengevaluasi ide.

Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide ide orang lain atau teman lewat

diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide ide lain,

seseorang dapat teransang untuk merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok

atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

17

Membangun ide yang baru. Ini terjadi bila dalam diskusi itu idenya

bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan teman teman.

Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan, ada

baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan atau

persoalan yang baru.

Fase keempat disebut penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau

pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-

macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih

lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam pengecualiannya.

Fase kelima disebut review atau proses perubahan ide. Dapat terjadi bahwa

dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang

perlu merevisi gagasannya entah dengan menambahkan suatu keterangan ataupun

mungkin dengan mengubahnya menjadi lengkap.

5. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru (teacher centered).

Sudjana (2001: 39 40) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang berpusat

pada guru menekankan pentingnya aktivitas guru dalam membelajarkan peserta

didik. Peserta didik berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari kegiatan

yang dilaksanakan. Ciri pembelajaran ini adalah: 1) dominasi guru dalam kegiatan

pembelajaran, sedangkan peserta didik bersifat pasif dan hanya melakukan

kegiatan melalui perbuatan pendidik, 2) bahan belajar terdiri atas konsep konsep

dasar atau materi belajar yang tidak dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

18

sehingga peserta didik membutuhkan informasi yang tuntas dan gamblang dari

guru, 3) pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok dan 4) pembelajaran

tidak dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.

Tabel. 2.1. Komparasi Pembelajaran Konvensional dan Konstruktivisme

Konvensional Konstruktivis

Pembelajaran dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus. Penekanan pembelajaran pada keterampilan-keterampilan dasar (basic skills).

Pembelajaran menekankan konsep konsep esensial dimulai dari permasalahan yang bersifat umum dan menyeluruh.

Proses pembelajaran sangat terfokus pada buku pelajaran yang dipegang.

Pembelajaran lebih mengacu pada sumber-sumber langsung dari apa yang telah diungkapkan pada buku pelajaran.

Guru memberikan informasi kepada siswa, dan siswa berperan sebagai penerima pasif dari pengetahuan yang diberikan.

Guru membuka dialog dengan siswa dan membantunya mengkonstruksi pengetahuan yang diterimanya.

Penilaian mengacu pada benar-salahnya siswa menjawab permasalahan yang dilontarkan guru.

Penilaian yang dilakukan mengacu pada kerja siswa, hasil oservasi dan hasil tes. Penilaian proses dan produk dilakukan secara berimbang.

Fokus utama pembelajaran pada pencapaian kurikulum.

Menggali permasalahan yang dihadapi siswa menjadi fokus utama dalam pembelajaran.

Pembelajaran menekankan pada pengulangan-pengulangan guna memantapkan konsep yang dimilikinya.

Siswa sangat interaktif membangun pengetahuannya dan berusaha terus untuk memperkaya struktur-struktur kognisinya.

Guru memberikan informasi satu arah dan memiliki otoritas penuh dalam pembelajaran.

Guru melakukan interaksi melalui proses negosiasi makna.

Pengetahuan bersifat pasif (inert). Pengetahuan bersifat dinamis.

Siswa melakukan pembelajaran guna memecahkan permasalahan secara individual.

Siswa melakukan pembelajaran dalam memecahkan masalah secara berkelompok.

(Anonim dalam Putu, 2003: 36)

Keunggulan dari pembelajaran yang berpusat pada guru ini adalah: 1)

bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas, 2) dapat diikuti oleh peserta didik

dalam jumlah besar, 3) pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

19

waktu yang telah disediakan, 4) target materi relatif mudah dicapai. Sedangkan

kelemahan yang terjadi adalah: 1) sangat membosankan karena mengurangi

motivasi dan kreativitas siswa, 2) keberhasilan perubahan sikap dan prilaku

peserta didik relatif sulit untuk diukur, 3) kualitas pencapaian tujuan belajar yang

telah ditetapkan adalah relatif rendah karena pendidik sering hanya mengejar

target waktu untuk menghabiskan target materi pembelajaran, pembelajaran

kebanyakan menggunakan ceramah dan tanya jawab (Sudjana, 2001: 39-40).

Perbandingan proses pembelajaran konvensional dan konstruktivis disajikan pada

tabel 2.1.

6. Materi Hukum Newton dan Miskonsepsi Hukum Newton

a. Materi Hukum Newton

Gaya, sebuah besaran vektor, adalah ukuran kuantitatif dari interaksi

dua buah benda. Pada saat beberapa gaya bekerja pada sebuah benda, pengaruh

dari geraknya adalah sama dengan ketika sebuah gaya tunggal, yang sama

dengan jumlah vektor (resultan) dari gaya-gaya, bekerja pada sebuah benda

(Young&Friedman, 2002: 114).

Gambar 2.1 Beberapa contoh aplikasi gaya. Pada masing masing kasus, sebuah gaya bekerja oada sebuah benda dalam kotak bergaris putus putus. Beberapa orang di lingkungan eksternal dari kotak tersebut memberikan gaya pada benda (Serway, 2004: 113).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

20

Ketika gulungan pegas ditarik, seperti gambar 2.1a, pegas akan

meregang. Saat kereta yang diam ditarik cukup keras sehingga gaya geseknya

terlampaui, seperti pada gambar 2.1b, kereta itu bergerak. Ketika bola

ditendang, seperti gambar 2.1c, bola tersebut mengalami perubahan bentuk dan

bergerak. Keadaan keadaan seperti ini adalah contoh dari kelompok gaya

yang disebut gaya sentuh. Artinya, gaya gaya itu membutuhkan sentuhan

fisik antara dua benda. Contoh gaya sentuh lainnya adalah gaya yang

dikerjakan oleh molekul molekul gas pada dinding bejana dan gaya yang

dikerjakan oleh kaki pada lantai.

Kelompok gaya yang lain, yang dikenal sebagai gaya medan, tidak

membutuhkan sentuhan fisik antara dua benda, namun beraksi dalam ruang

yang kosong. Gaya gravitasi tarik menarik antara dua benda, diilustrasikan

pada gambar 2.1d, adalah contoh gaya ini. Gaya gravitasi ini menjaga benda

benda tetap mengelilingi Bumi dan planet planet mengorbit mengelilingi

Matahari. Contoh umum lain dari gaya medan adalah gaya listrik yang

dikerjakan suatu muatan listrik pada muatan listrik lainnya (Gambar 2.1e).

Muatan ini mungkin adalah elektron dan proton yang membentuk atom

hidrogen. Contoh ketiga dari gaya medan adalah gaya yang dikerjakan oleh

suatu magnet batang pada sepotong besi (Gambar 2.1f) (Serway, 2009: 169

170).

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa ketika tidak ada gaya yang

bekerja pada sebuah benda, atau ketika jumlah vektor dari semua gaya yang

bekerja padanya (gaya total) adalah nol, maka benda berada dalam

kesetimbangan. Jika benda dalam keadaan awalnya diam, benda tersebut akan

tetap diam; jika keadaan awalnya bergerak, gerakannya akan diteruskan dengan

kecepatan tetap. Hukum ini hanya berlaku dalam kerangka acuan inersia

(Young&Friedman, 2002: 114).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

21

Gambar 2.2 Pada meja air hockey, udara bertiup melalui lubang lubang pada permukaan memungkinkan cakramnya bergerak hampir tanpa gesekan. Jika mejanya tidak bergerak dipercepat, maka cakram yang diletakkan di atas meja akan tetap diam (Serway, 2004: 114).

Sebuah cakram diletakkan pada suatu meja air hockey yang datar

sempurna (Gambar 2.2). Diperkirakan cakram tersebut akan diam ditempat ia

diletakkan. Pada kasus meja air hockey diletakkan pada kereta api berjalan

dengan kecepatan tetap. Jika cakramnya diletakkan pada meja, maka cakram

tersebut akan tetap berada di tempat ia diletakkan. Akan tetapi, jika kereta api

dipercepat, maka cakramnya mulai bergerak sepanjang meja, sama seperti

sekumpulan kertas pada dasbor mobil yang jatuh ke tempat duduk mobil saat

mobil dipercepat.

Hukum I Newton tentang gerak, yang terkadang disebut hukum inersia,

mendefinisikan suatu kerangka acuan khusus yang disebut kerangka inersia.

Hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Jika sebuah benda tidak

berinteraksi dengan benda lainnya, maka dapat diidentifikasi suatu kerangka

acuan pada saat benda itu memiliki percepatan nol.

Kerangka acuan seperti ini disebut kerangka acuan inersia. Saat

cakramnya berada di atas meja air hockey yang terletak di atas tanah,

Kemudian diamati dari kerangka acuan inersia tidak ada interaksi horizontal

antara cakram dengan benda lainnya. Didapatkan bahwa percepatannya adalah

nol pada arah tersebut. Setiap kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan

tetap relatif terhadap kerangka acuan inersia adalah kerangka acuan inersia

pula. Contohnya seorang pengamat berdiri di luar kereta api di atas tanah

melihat cakramnya bergerak dengan kecepatan sama seperti kereta api sebelum

kereta itu dipercepat (karena hampir tidak ada gesekan yang menghubungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

22

cakram tersebut dengan kereta api). Dengan demikian, Hukum I Newton

terpenuhi. walaupun pengamatan seseorang mengatakan sebaliknya.

Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap relatif terhadap

bintang bintang yang jauh adalah perkiraaan terbaik dari suatu kerangka

inersia. Bumi bukanlah kerangka inersia yang sesungguhnya karena, baik gerak

orbitnya mengelilingi matahari maupun gerak rotasinya terhadap sumbunya

menghasilkan percepatan sentripetal. Karena percepatannya sangat kecil

dibandingkan maka dapat diabaikan. Untuk alasan inilah diasumsikan bahwa

Bumi adalah kerangka inersia, seperti juga kerangka lainnya yang melekat

padanya (Serway, 2009: 171 172).

Sifat-sifat inersia dari sebuah benda dapat digolongkan berdasarkan

massanya. Percepatan dari sebuah benda berdasarkan aksi yang diberikan oleh

kumpulan gaya adalah berbanding lurus dengan jumlah vektor gaya-gaya (gaya

total) dan berbanding terbalik dengan massa benda. Hubungan ini merupakan

hukum kedua Newton:

Seperti hukum pertama, hal ini hanya berlaku dalam kerangka acuan inersia.

Satuan gaya didefinisikan dalam hubungan satuan massa dan percepatan.

Dalam satuan SI satuan gaya adalah newton (N), sama dengan .

Berat dari sebuah benda adalah gaya gravitasi yang dialaminya yang

berasal dari bumi (atau benda lain yang menghasilkan gaya gravitasi). Berat

adalah sebuah gaya dan karena itu juga merupakan besaran vektor. Besarnya

berat dari sebuah benda pada lokasi tertentu adalah sama dengan hasil dari

massa m dan besarnya percepatan yang berasal dari gravitasi g pada lokasi

tersebut:

Berat dari sebuah benda tergantung dari lokasinya, tetapi massa tidak

tergantung lokasinya (Young&Friedman, 2002: 114).

Persamaan tidak mengatakan bahwa adalah suatu gaya.

Semua gaya yang bekerja pada benda ditambahkan secara vektor untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

23

menghasilkan gaya netto pada bagian kiri persamaan ini. Gaya netto ini

kemudian disetarakan dengan hasil kali massa benda dan percepatan yang

diakibatkan oleh gaya netto tersebut (Serway, 2009: 176).

pada saat dua benda berinteraksi, gaya yang bekerja pada benda satu terhadap

yang lainnya besarnya sama dan arahnya berlawanan. Setiap gaya dalam

pasangan aksi reaksi hanya terjadi pada satu dari dua benda; gaya aksi dan

reaksi tidak pernah terjadi pada benda yang sama (Young&Friedman, 2002:

114).

Jika sebuah benda berada dalam keadaan setimbang pada suatu

kerangka acuan inersia, jumlah vektor gaya-gaya yang bekerja pada benda itu

harus nol. Dalam bentuk komponen,

Free body diagram berguna untuk mengidentifikasi gaya gaya yang

bekerja pada benda yang ditinjau. Hukum Ketiga Newton seringkali diperlukan

juga pada soal soal kesetimbangan. Kedua buah gaya dalam suatu pasangan

aksi reaksi tidak pernah bekerja pada benda yang sama.

Ketika jumlah vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda

tidak nol maka benda tersebut memiliki sebuah percepatan yang ditentukan

oleh Hukum Kedua Newton:

Dalam bentuk komponen,

Gaya kontak antara dua benda selalu dapat dinyatakan dalam sebuah

gaya normal yang tegak lurus terhadap permukaan interaksinya, serta sebuah

gaya gesekan yang sejajar terhadap permukaannya. Ketika luncuran terjadi,

maka hampir sebanding dengan , dan konstanta kesebandingannya adalah

, koefisien gesekan kinetik:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

24

Ketika tidak terdapat pergerakan relative maka gaya gesekan maksimum yang

mungkin terjadi hampir sebanding dengan gaya normalnya. Konstanta

kesebandingannya adalah , koefisien gesekan statik:

Gaya gesekan statik aktual bisa berapa saja dari nol sampai dengan nilai

maksimum ini bergantung pada keadaannya. Untuk sepasang permukaan

tertentu, biasanya lebih kecil dari .

Dalam gerak melingkar homogen, vektor percepatannya terarah menuju pusat

dari lingkarannya dan memiliki besar . Gerak ini dikendalikan oleh

, persis seperti yang berlaku untuk semua soal dinamika lainnya.

Gaya-gaya alam yang mendasar terdiri dari interaksi gravitasi, interaksi

elektromagnetik, interaksi kuat, dan interaksi lemah.

Interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah telah dipadukan ke dalam sebuah

interaksi tunggal, interaksi elektrolemah (Young&Friedman, 2002: 149).

b. Miskonsepsi Hukum Newton

Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang gaya, karena mereka

menghubungkan gaya dengan suatu aksi dan gerak. Mereka mengartikan

bahwa setiap gaya mesti menyebabkan suatu gerakan. Akibatnya mereka

berpikir bahwa bila tidak ada gerak sama sekali, juga tidak ada gaya. Misalnya,

jika seseorang mendorong suatu kereta dan kereta itu bergerak, mereka

mengatakan ada gaya yang bekerja pada kereta tersebut. Tetapi bila kereta itu

tidak bergerak, mereka mengatakan tidak ada gaya yang berkerja pada kereta

tersebut meskipun orang itu mendorong kereta dengan gaya yang besar.

Menurut fisika meskipun kereta tidak bergerak tetapi ada gaya yang bekerja

padanya (Suparno, 2005: 15).

Beberapa siswa memandang gaya sebagai suatu dorongan atau tarikan

yang harus dikerjakan oleh kegiatan otot. Bagi mereka, jika suatu benda tidak

bergerak, benda itu tidak mempunyai gaya yang bekerja padanya (Arons dalam

Suparno, 2005: 15).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

25

Banyak siswa berpikir, gaya aksi dan reaksi dalam Hukum III Newton

bekerja pada titik yang sama dari objek yang sama. Mereka menganggap gaya

ke atas yang dilakukan meja pada benda A dan gaya yang dilakukan benda A

pada meja bekerja pada satu titik yaitu titik antara meja dan benda A. Padahal

menurut fisika, dua gaya itu bekerja pada objek yang berbeda. Bila kedua gaya

aksi reaksi itu bekerja pada satu titik yang sama maka sama saja tidak ada gaya

apapun karena mereka bekerja pada satu titik yang sama, dengan besar yang

sama dan arah berlawanan sehingga saling melenyapkan (Suparno, 2005: 16).

Banyak siswa memahami gaya sebagai suatu sifat yang ada dalam suatu

benda, suatu sifat yang melekat pada benda itu. Oleh karena itu, siswa dengan

mudah percaya bahwa benda yang berat akan jatuh lebih cepat daripada benda

yang ringan, jika terjadi gerak jatuh bebas karena benda yang berat mempunyai

gaya lebih besar daripada yang ringan. Padahal dalam konsep Newton, gaya

muncul dari interaksi antara benda-benda tersebut (Brown dalam Suparno,

2005: 16).

Beberapa siswa memahami bahwa benda yang diam di atas meja, tidak

mempunyai gaya yang bekerja pada benda tersebut. Alasanya karena benda itu

diam saja di atas meja. Padahal menurut fisika benda itu mempunyai gaya yang

bekerja pada meja. Benda itu tetap diam karena sebagai reaksinya meja

melakukan gaya reaksi terhadap benda tersebut yang besarnya sama tetapi

berlawanan arah (Suparno, 2005: 16).

Banyak siswa sekolah menengah mempunyai pengertian bahwa besarnya

gaya gesekan yang dialami benda yang berada di suatu permukaan hanya

tergantung kekasaran permukaan itu. Tentu saja kekasaran permukaan itu

mempengaruhi gaya gesekan tetapi ada beberapa unsur lain yang juga

mempengaruhi besarnya gaya gesekan seperti massa benda itu sendiri dan gaya

yang bekerja pada benda itu (Suparno, 2005: 17). Miskonsepsi pada materi

hukum newton disajikan pada tabel 2.2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

26

Tabel. 2.2. Miskonsepsi pada materi Hukum Newton

No. Miskonsepsi Hukum Newton Ditemukan pada Level

SD SMP SMA PT Guru

1 Gaya adalah sifat dari benda. Benda memilki gaya dan bila kehilangan gaya, akan berhenti bergerak.

2 Gaya aksi reaksi terjadi pada satu titik di tempat yang sama.

3 Gaya diperlukan untuk menjaga benda bergerak dengan kecepatan tetap.

4 Gaya diperlukan untuk menjaga suatu benda bergerak.

5 Gaya gesekan tergantung pada kekasaran benda.

6 Gaya harus dikerjakan dengan kegiatan otot.

7 Benda diam di atas meja berarti tidak ada gaya yang bekerja pada meja.

8 Benda yang lebih besar mengeluarkan gaya yang lebih besar daripada benda yang kecil.

(Paul Suparno, 2005: 138 139)

Profil miskonsepsi materi gaya yang ditemukan oleh Dwi Fajar Saputri

(2012) pada tingkat mahasiswa yaitu: 1) diagram vektor gaya normal; 2) massa

berbeda dengan gaya berat; 3) massa selalu tetap, tidak dipengaruhi percepatan

gravitasi; 4) diagram vektor gaya berat; 5) resultan gaya pada keadaan

setimbang; 6) definisi pasangan gaya aksi reaksi; 7) besarnya pasangan gaya

aksi reaksi; 8) hubungan antara berat dan waktu yang diperlukan pada saat

benda jatuh bebas; 9) faktor faktor yang mempengaruhi besarnya gaya

gesekan.

Dari penelitian sebelumnya diduga profil miskonsepsi di kelas X MAN 2

Surakarta yaitu: 1) keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam; 2) benda

dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya; 3) jika gaya

total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan

konstan; 4) definisi gaya; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda; 6)

hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa; 7) hubungan gaya

normal dan berat benda; 8) gaya gaya yang bekerja pada benda yang

dilemparkan ke atas; 9) lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran

pada bidang horizontal; 10) besar gaya tegangan pada tali yang sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

27

7. Penelitian Relevan

1. Dwi Fajar Saputri (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mencari penyebab dan meremediasi miskonsepsi gaya menggunakan

multimedia dan modul. Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian ini

akan melanjutkan remediasi konsep-konsep tentang gaya yang rawan

miskonsepsi dan belum diremediasi dalam penelitian sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan menggunakan model pembelajaran konstruktivis

dalam meremediasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton.

2. Berdasarkan temuan Putu (2003: 120) dalam upaya penerapan model

pembelajaran konstruktivis untuk mereduksi miskonsepsi siswa dalam

pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan modul sebagai strategi

pengubahan miskonsepsi siswa menuju konsep ilmiah yang berpijak pada

teori konstruktivis. Penelitian yang dilaksanakan memanfaatkan model

pembelajaran konstruktivis dalam mereduksi miskonsepsi siswa pada materi

Hukum Newton yang sebelumnya telah terbukti efektif mereduksi

miskonsepsi siswa pada materi tekanan dalam penelitian I Putu.

3. Sadia (1996:211) juga mengembangkan model pembelajaran konstruktivis

dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan konflik kognitif

sebagai strategi pengubahan miskonsepsi siswa menuju konsep ilmiah yang

berpijak pada teori konstruktivis Piaget dan menggunakan metode diskusi

yang berpijak pada teori konstruktivis Vygotsky.

4. Bawaneh, Zain, dan Saleh (2010), menemukan bahwa strategi radical

conceptual change yang berbasis pada konstruktivis Piaget efektif

mereduksi miskonsepsi siswa dalam materi cahaya dan memiliki

keunggulan komparatif terhadap pembelajaran konvensional.

5. David R Geelan dan Michelle Mukherjee (2009) membuktikan bahwa

pembelajaran dengan media visual ilmiah efektif dalam meningkatkan

pemahaman siswa tentang konsep sains terutama konsep fisika dan kimia.

Media yang digunakan untuk mevisualisasikan konsep ilmiah terdiri atas

software (format flash dan video) dan hardware (proyektor dan komputer).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

28

Berdasarkan penelitian Sadia (1996:211), Bawaneh, Zain, dan Saleh (2010),

dan David R Geelan dan Michelle Mukherjee (2009), penelitian yang

dilaksanakan memanfaatkan strategi pengubahan konsepsi dengan konflik

kognitif melalui media visualisasi ilmiah yang terdiri dari Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan slide powerpoint yang dilengkapi animasi flash mengacu

pada konsepsi awal siswa yang diduga mengalami miskonsepsi. Dengan

berpedoman pada pra konsepsi ini, siswa diharapkan merasa lebih mudah

dalam mereduksi miskonsepsinya menuju konsepsi ilmiah. Melalui ketiga

penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran konstruktivis

memiliki keunggulan komparatif terhadap pembelajaran konvensional

dalam mereduksi miskonsepsi siswa.

6. Kara (2007) mengungkap pengetahuan awal dan miskonsepsi siswa tentang

Hukum Newton dengan metode gambar dan tes miskonsepsi yang

dilengkapi CRI (Certainity of Response Index). Pada CRI ini siswa diminta

untuk mengisi derajat kepastian dengan memilih 6 tingkatan dalam

menyeleksi dan memanfaatkan pengetahuan, konsep atau hukum untuk

menjawab soal. Opsi itu adalah: 1) tebakan, 2) hampir menebak, 3) ragu

ragu, 4) yakin, 5) hampir pasti, 6) pasti. Jika derajat kepastiannya rendah

(skala CRI 0 3) ini menunjukkan bahwa penentuan jawaban benar maka

siswa dianggap memiliki kekurangan pengetahuan dan jawaban salah

diidentifikasikan mengalami miskonsepsi. Jika jawaban benar dengan

derajat kepastian tinggi (skala CRI 4 6), siswa dianggap paham konsep

akan tetapi jika jawaban salah maka siswa mengalami miskonsepsi.

Kesamaan terhadap penelitian yang akan dilakukan yaitu memiliki tujuan

yang sama mengungkap miskonsepsi. Sedangkan pada penelitian yang telah

dilakukan menggunakan soal pilihan ganda dengan dilengkapi CRI dengan

tujuan untuk membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan

kurang pengetahuan.

7. Hamza dan Wickman (2007) membuktikan bahwa teknik wawancara belum

cukup untuk menggali miskonsepsi, perlu dilihat lagi proses

pembelajarannya. Pembaharuan dalam penelitian yang dilakukan ini yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

29

sebelum melakukan wawancara, untuk menggali miskonsepsi siswa

menggunakan tes miskonsepsi dilengkapi CRI.

8. Purba dan Depari (2008), membuktikan dengan menggunakan tes

miskonsepsi beserta CRI (Certainity of Response Index) dapat mengungkap

miskonsepsi mahasiswa tentang rangkaian listrik. Cara ini dianggap efektif

untuk membedakan antara mahasisiwa yang mengalami miskonsepsi,

kurang pengetahuan, dan yang benar benar paham konsep. Penelitian yang

telah dilakukan memanfaatkan tes miskonsepsi beserta CRI untuk

mengungkap miskonsepsi tentang konsep Hukum Newton. Adapun

perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu pada konsep yang

diteliti. Sedangkan kesamaannya terdapat pada penggunaan tes miskonsepsi

dilengkapi CRI (Certainity of Response Index).

9. Mohd Ali Bin Ibrahim & Mohamad Syazwan Bin Abu Bakar (2008) telah

mendesain software pembelajaran materi listrik di sekolah dasar Malaysia

berasaskan pembelajaran konstruktivis lima fase Nedham yaitu fase

orientasi, elisitasi, restrukturisasi, aplikasi, dan review. Software

pembelajaran memadukan aplikasi Powerpoint 2003, Adobe Photoshop 7.0,

Macromedia Flash 7.0, dan video yang berkaitan dengan topik listrik.

Kelebihan software ini dapat meningkatkan minat belajar siswa karena

tampilannya yang menarik. Sedangkan sisi kelemahannya yaitu video yang

kurang sesuai topik listrik dan efek suara yang kurang pas akibat terbatasnya

waktu dalam mendesain software tersebut. Adapun kesamaan penelitian

yang telah dilakukan dengan penelitian ini yaitu mendesain software

berasaskan pembelajaran konstruktivis lima fase Nedham. Sedangkan

perbedaannya terletak pada materi yang dibahas yaitu materi Hukum

Newton tingkat SMA/MA. Penelitian yang telah dilakukan mencoba

memperbaiki sisi kelemahan penelitian ini dengan mencari video yang

sesuai dengan materi yang dibahas yaitu Hukum Newton.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

30

B. Kerangka Berpikir

1. Profil miskonsepsi siswa dan penyebab miskonsepsi pada materi Hukum

Newton di kelas X MAN 2 Surakarta.

Miskonsepsi terjadi ketika pemahaman seseorang tentang suatu konsep tidak

sesuai dengan pemahaman ilmuan setelah melalui proses pembelajaran.

Miskonsepsi dalam bidang fisika pun memiliki banyak sub bidang seperti

mekanika, dinamika, termodinamika, optika, bunyi, gelombang, listrik, magnet,

dan fisika modern. Salah satu materi yang dipelajari dalam sub bidang dinamika

yaitu Hukum Newton. Penyebab miskonsepsi ada lima: siswa, guru, buku teks,

konteks, dan metode mengajar. Penyebab miskonsepsi pada materi gaya terdiri

atas intuisi yang salah, persamaan matematis, pembatasan definisi, dan penafsiran

pengalaman sehari hari. Setelah dilakukan survei di MAN 2 Surakarta terhadap

proses pembelajaran khususnya materi fisika ternyata belum melibatkan siswa

dalam penemuan konsep fisika. Dalam merancang dan mengimplementasikan

program pembelajaran guru tidak memperhatikan prior knowledge yang dimiliki

siswa. Proses pembelajaran berlangsung satu arah peran guru tidak lagi sebagai

fasilitator dan mediator yang baik melainkan guru memegang otoritas

pembelajaran. Kajian terhadap buku teks fisika membuktikan masih ada buku

khususnya buku fisika SMP yang mendefinisikan gaya hanya sebatas tarikan dan

dorongan. Siswa yang pernah mendapatkan definisi ini di SMP kemungkinan

besar akan tetap membawa definisi ini di SMA sehingga memungkinkan

munculnya miskonsepsi pada siswa tentang definisi gaya. Dari pembahasan di

atas secara keseluruhan patut diduga bahwa profil miskonsepsi siswa pada materi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

31

Hukum Newton yaitu: 1) keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam; 2)

benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya; 3) jika

gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan

kecepatan konstan; 4) definisi gaya; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda; 6)

hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa; 7) hubungan gaya normal

dan berat benda; 8) gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke

atas; 9) lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal;

10) besar gaya tegangan pada tali yang sama.

Dari pembahasan sebelumnya diduga penyebab miskonsepsi siswa pada materi

Hukum Newton di kelas X MAN 2 Surakarta yaitu intuisi yang salah, persamaan

matematis, buku teks, dan pembelajaran sebelumnya.

2. Efektivitas remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis dalam

mengatasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton di kelas X

MAN 2 Surakarta.

Model konstruktivis sangat memperhatikan struktur kognitif yang dimiliki siswa

sebelum pembelajaran dimulai. Asimilasi digunakan siswa sebagai suatu kerangka

logis dalam rangka menginterpretasi informasi baru. Akomodasi digunakan dalam

rangka memecahkan kontradiksi kontradiksi sebagai bagian dari proses regulasi

diri yang lebih luas dan lebih kompleks. Proses akomodasi akan berlangsung jika

terjadi modifikasi terhadap struktur kognitif yang telah ada agar cocok dengan

data sensori baru yang diasimilasi. Model konstruktivis terdiri dari lima tahapan

yaitu: 1) tahap orientasi; 2) tahap elisitasi/pengungkapan ide; 3) tahap

tantangan/restrukturisasi ide; 4) tahap penerapan/penggunaan ide dalam banyak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

32

situasi; dan 5) tahap review/bagaimana ide itu berubah. Tahap orientasi bertujuan

memotivasi siswa dalam mengikuti materi bisa dengan mengaitkan materi yang

akan dibahas dengan pengalaman sehari hari siswa. Tahap

elisitasi/pengungkapan ide bertujuan mengidentifikasi konsep awal siswa yang

salah dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan ide

mereka yang beranekaragam terhadap materi yang akan dipelajari. Tahap

tantangan atau restrukturisasi ide merupakan proses pembuktian konsep yang

salah untuk diganti dengan konsep yang benar. Tahap tantangan atau

restrukturisasi ide yang merupakan tahap penyajian konsep, yaitu guru

menyiapkan suasana di mana siswa diminta membandingkan pendapatnya dengan

pendapat siswa lain dan mengemukakan keungulan dari pendapat mereka.

Selanjutnya guru mengusulkan peragaaan atau demonstrasi untuk menguji

kebenaran pendapat mereka. Pada tahap ini diharapkan siswa mengalami proses

akomodasi yaitu dengan mengganti konsep yang keliru dengan konsep yang benar

dan proses asimilasi yaitu menambah konsep yang benar di dalam pikiran siswa.

Tahap penerapan/penggunaan ide dalam banyak situasi, yaitu kegiatan yang siswa

diberi kesempatan untuk menguji ide alternatif yang telah dibangun untuk

menyelesaikan persoalan yang bervariasi. Siswa diharapkan mampu mengevaluasi

keunggulan konsep baru yang dia kembangkan. Tahap review/proses perubahan

ide, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi kelemahan dari konsepnya

yang lama. Siswa juga diharapkan mengingat kembali apa yang sudah mereka

alami. Melalui pembelajaran model konstruktivis ini diharapkan mampu

mereduksi miskonsepsi-miskonsepsi yang bersifat resistan yang dibawa siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

33

sebelum pembelajaran dimulai, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih

bermakna.

Dari pembahasan di atas secara keseluruhan diduga bahwa remediasi dengan

model pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini yaitu remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis

efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

35

34

Bab III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Surakarta. Waktu pelaksanaan pada

semester I tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tahun 2012

No Kegiatan Penelitian

Bulan

Janu

ari

Febr

uari

Mar

et

Apr

il

Mei

Juni

Juli

Agu

stus

Sept

embe

r

Okt

ober

Nov

embe

r

Des

embe

r

1 Persiapan :

a. Penetapan lokasi

b. Penyusunan proposal

c. Seminar proposal

d. Perbaikan proposal

e. Validasi instrumen

f. Uji coba instrumen

g. Perbaikan instrumen

2 Pelaksanaan penelitian :

a. Pemberian Tes Miskonsepsi 1

b. Pemberian Remediasi

c. Pemberian Tes Miskonsepsi 2

d. Pengolahan Data

3 Penyusunan tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

35

Berdasarkan tabel 3.1, pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap penyusunan tesis.

Tahap persiapan dilakukan selama 9 bulan. Tahap pelaksanaan penelitian

dilakukan selama 4 minggu. Tahap penyusunan tesis dilakukan selama 5 bulan.

Uji instrumen dilaksanakan di kelas XB MAN 1 Surakarta pada tanggal 18

September 2012. Pelaksanaan tes miskonsepsi 1 di kelas XA dan XB MAN 2

Surakarta pada tanggal 17 Oktober 2012. Sosialisasi di kelas XA dan XB

dilakukan masing masing 2 pertemuan dari tanggal 18 24 Oktober 2012.

Remediasi di kelas XA dan XB dilakukan masing masing 3 pertemuan dari

tanggal 25 Oktober 5 November 2012. Tes miskonsepsi 2 di kelas XA dan XB

MAN 2 Surakarta dilaksanakan pada tanggal 7 November 2012. Wawancara

terhadap masing masing 5 siswa kelas XA dan XB dilaksanakan dari tanggal 7

8 November 2012.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini penelitian eksperimen. Rancangan eksperimen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pre-tes Post-test. Tes

miskonsepsi 1 digunakan untuk mengukur miskonsepsi siswa sebelum diberi

perlakuan sedangkan tes miskonsepsi 2 digunakan untuk mengukur miskonsepsi

siswa setelah diberi perlakuan. Rancangan penelitian secara lengkap disajikan

pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rancangan Eksperimen

Kelompok Tes Miskonsepsi 1 Treatmen Tes Miskonsepsi 2 Eksperimen X

Kontrol O

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

36

Keterangan: X = pembelajaran konstruktivis,

O = pembelajaran konvensional, = tes miskonsepsi 1 , = tes

miskonsepsi 2

C. Populasi dan Sampel

Populasi target penelitian ini yaitu seluruh siswa MAN 2 Surakarta dan

populasi terjangkaunya yaitu seluruh siswa kelas X MAN 2 Surakarta tahun

ajaran 2012/2013. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling.

Teknik sampling ini digunakan pada penelitian penelitian yang lebih

mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan

sampel penelitian (Bungin, 2010: 115).

Sampel penelitian meliputi siswa kelas XA dan XB. Pemilihan sampel ini

dilakukan setelah melakukan wawancara dengan guru fisika MAN 2 Surakarta

bahwa siswa yang memiliki NEM rendah sengaja ditempatkan di kelas XA dan

XB dengan tujuan menaikkan kepercayaan diri siswa. Kemungkinan untuk

menemukan siswa yang memiliki miskonsepsi di kelas XA dan XB cukup besar

dan terbukti semua siswa di kedua kelas mengalami miskonsepsi yang terjaring

dalam tes miskonsepsi 1 (lampiran 8). Kelas XA sebagai kelas eksperimen,

berjumlah 29 siswa. Kelas XB sebagai kelas kontrol, berjumlah 28 orang. Hanya

24 siswa dari tiap kelas yang bisa diolah datanya karena ada beberapa siswa yang

tidak hadir selama penelitian. Ada 5 siswa di kelas XA dan 4 siswa di kelas XB

yang tidak hadir selama penelitian. Tiap kelas diambil 5 siswa yang memiliki

jumlah miskonsepsi tinggi untuk dilakukan wawancara. Wawancara dilakukan

untuk menemukan penyebab miskonsepsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

37

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan jumlah miskonsepsi

dalam materi Hukum Newton.

b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran konstruktivis yang

dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Definisi Operasional

Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini,

berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut.

a. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan

kekeliruan yang dilakukan siswa. Remediasi dalam penelitian ini adalah

kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dan pembelajaran

konstruktivis untuk membetulkan kekeliruan siswa berupa miskonsepsi

dalam materi Hukum Newton. Remediasi dalam penelitian ini dilakukan

setelah siswa mendapatkan materi Hukum Newton.

b. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang tidak dilandasi oleh

paham konstruktivisme, titik tolak pembelajaran tidak dimulai dari

pengetahuan awal yang dimiliki siswa (prior knowledge). Pembelajaran

dimulai dari penyajian informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

38

latihan soal-soal sampai pada akhirnya guru merasakan apa yang diajarkan

telah dimengerti oleh siswa.

c. Model Pembelajaran Konstruktivis

Model pembelajaran konstruktivis adalah model pembelajaran yang titik

tolaknya didasarkan pada konsepsi yang dimiliki oleh siswa (prior

knowledge). Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengadakan konflik

kognitif dan diskusi kelas untuk mereduksi miskonsepsi yang muncul pada

siswa. Keberhasilan pembelajaran terletak pada kemampuan siswa dalam

mengubah miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.

d. Miskonsepsi Siswa

Miskonsepsi siswa adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi

ilmiah yang disepakati oleh ilmuan. Konsepsi tersebut pada umumnya

dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia

pengalaman mereka sehari hari. Miskonsepsi dinyatakan dengan skor

yang diperoleh siswa dari ketidakmampuannya dalam memahami konsep

dan prinsip fisika secara ilmiah yang diukur dengan tes miskonsepsi (tes

miskonsepsi 1 dan 2). Data yang terkumpul untuk ubahan ini dalam

peringkat interval.

Miskonsepsi Hukum Newton yang akan diremediasi pada penelitian ini

melanjutkan dari penelitian Dwi Fajar Saputri (2012) disajikan pada tabel

3.3.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

39

Tabel 3.3. Konsepsi Awal Siswa

No. Indikator Konsepsi Awal(Miskonsepsi) Konsepsi Akhir

1

Membuktikan keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam.

Sesuai dengan Hukum I Newton maka tidak ada gaya

bekerja pada benda yang diam.

Ketika dalam kesetimbangan (benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan) maka gaya total adalah nol artinya pada benda bekerja gaya gaya tetapi resultannya nol.

Karena benda tidak bergerak maka tidak ada gaya bekerja pada benda.

2

Membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya (diam atau bergerak dengan kecepatan konstan).

Benda akan berhenti jika gaya luar dilepaskan.

Jika benda dalam kesetimbangan ( ) maka benda dalam keadaan awalnya diam, benda tersebut akan tetap diam; atau benda keadaan awalnya bergerak, gerakannya akan diteruskan dengan kecepatan tetap.

Benda tidak mungkin mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri.

3

Membuktikan jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.

Jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan mengalami perlambatan.

Jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.

Jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan langsung berhenti.

4 Mendefinisikan gaya.

Sesuai dengan Hukum II Newton maka gaya adalah hasil kali massa dan percepatan.

Gaya adalah besaran vektor yang menunjukkan ukuran kuantitatif dari interaksi dua buah benda.

Gaya adalah tarikan dan dorongan.

5 Membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda.

Gaya merupakan sifat intrinsik benda.

Gaya muncul dari interaksi dua benda.

6

Menentukan hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa.

Benda yang lebih besar memberikan gaya yang lebih besar.

Berdasarkah Hukum III Newton maka benda bermassa besar mengerjakan suatu gaya pada benda bermassa kecil yang besarnya sama dengan yang dikerjakan benda bermassa kecil pada benda bermassa besar.

Benda yang lebih kecil memberikan gaya yang lebih besar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

40

7

Menentukan hubungan gaya normal dan berat benda.

Gaya normal yang bekerja pada benda selalu sama besar dengan berat benda.

Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya tegak lurus terhadap bidang sentuh. Gaya normal yang bekerja pada

benda selalu lebih besar daripada berat benda. Gaya normal yang bekerja pada benda selalu lebih kecil daripada berat benda.

8

Menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas.

Gaya berat yang arahnya ke bawah bersama dengan sebuah gaya ke atas yang besarnya makin berkurang.

Sebuah gaya gravitasi ke bawah yang tetap besarnya.

Sebuah gaya ke atas yang berkurang besarnya secara tetap sejak benda itu lepas dari tangan sampai dia mencapai titik tertinggi, dan setelah itu sebuah gaya gravitasi ke bawah yang bertambah besarnya secara tetap akibat benda itu makin dekat ke bumi.

9

Menentukan lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal.

Benda akan menjauhi lintasan dengan arah menyinggung lintasan.

Searah dengan arah kecepatan yang tegak lurus dengan gaya sentripetal atau jari jari lingkaran. Benda akan bergerak dengan

arah tegak lurus terhadap lintasan.

10

Menentukan besarnya gaya tegangan pada tali yang sama.

Gaya tegangan tali besarnya berbeda tergantung massa benda yang dihubungkan.

Gaya tegangan tali untuk tali yang sama selalu sama besar dengan syarat massa tali diabaikan dan katrol dianggap licin.

e. Efektivitas Remediasi

Menurut kamus bahasa Indonesia (2008:374) efektivitas adalah ada

efeknya (pengaruh, akibat, kesannya). Efektivitas yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah efektivitas remediasi dengan model pembelajaran

konstruktivis dalam mengatasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum

Newton di kelas X MAN 2 Surakarta. Remediasi dikatakan efektif

apabila proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi melalui

model pembelajaran konstruktivis lebih tinggi dibandingkan siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

diremediasi melalui pembelajaran konvensional. Proporsi penurunan

miskonsepsi dihitung dengan uji z satu pihak. Kemudian efektivitas

remediasi ditentukan dengan melihat harga . Interpretasi hasil

disajikan pada gambar 3.1.

Gambar.3.1. Barometer Efektivitas Hattie (2009)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk menggali miskonsepsi siswa dalam penelitian ini

menggunakan tes miskonsepsi (tes miskonsepsi 1 dan 2) tipe pilihan ganda

dengan tiga pilihan dan wawancara. Berdasarkan jawaban siswa yang tidak benar

dalam pilihan ganda, peneliti mewawancarai beberapa siswa. Tujuan dari

wawancara untuk meneliti cara siswa berpikir dan penyebab mereka berpikir

seperti itu (Suparno, 2005: 123). Wawancara yang digunakan yaitu clinical

interview. Melalui metode ini diharapkan peneliti dapat menggali miskonsepsi

siswa berdasarkan pemikiran siswa sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

42

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen yang meliputi: 1) instrumen

yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dalam kelas yaitu tenaga

pengajar (peneliti), silabus, RPP dan perangkat strategi pengubahan konsepsi; 2)

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu tes miskonsepsi

dan wawancara.

1. Tenaga Pengajar. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen maupun

kontrol dilakukan oleh tenaga pengajar dalam hal ini peneliti.

2. Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Hukum Newton terdiri

dari dua jenis yaitu RPP berlandaskan model pembelajaran konstruktivis dan

RPP berlandaskan model pembelajaran konvensional masing-masing

mencakup tiga kali pertemuan.

3. Media visualisasi ilmiah sebagai strategi pengubahan konsepsi. Media ini

merupakan sekumpulan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Lembar

Kerja Siswa (LKS) dan slide powerpoint yang dilengkapi animasi flash

mengacu pada karakteristik pembelajaran kontruktivis yang berangkat dari

konsepsi awal siswa yang diduga mengalami miskonsepsi. Dengan

berpedoman pada pra konsepsi ini, siswa diharapkan merasa lebih mudah

dalam mereduksi miskonsepsinya menuju konsepsi ilmiah. Sistematika

penyusunan media ini meliputi :

(1). LKS yang terdiri atas: (a). gambar dan pertanyaan diskusi yang

memancing konsepsi awal siswa; (b). pertanyaan aplikasi 1 yang memicu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

43

siswa menggunakan ide baru dalam situasi berbeda; (c). pertanyaan apikasi 2

untuk melihat perubahan ide siswa.

(2). Slide power point yang berisi uraian ringkas konsep-konsep esensial

untuk materi hukum newton dan simulasi media flash sederhana untuk

mengatasi miskonsepsi siswa.

4. Tes miskonsepsi. Tipe soal adalah pilihan ganda dengan tiga pilihan. Tiga

pilihan digunakan karena menurut Sutrisno (1990) paling efektif

dibandingkan dengan 4 atau 5 pilihan. Tes ini digunakan sebagai tes

miskonsepsi 1 untuk melihat miskonsepsi siswa sebelum remediasi dan tes

miskonsepsi 2 untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi kelompok kontrol

dan eksperimen. Melalui alat ini diharapkan dapat mengungkapkan data

penguasaan siswa terhadap konsep-konsep fisika untuk pokok bahasan

Hukum Newton. Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom

yang meliputi pemahaman (c2) dan aplikasi (c3). Untuk menjamin validitas

isi dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal yang disajikan pada tabel 3.4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

44

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Tes Miskonsepsi

Kompetensi Dasar Indikator Dimensi Jumlah

Item No. Soal C2 C3

2.3.Menerapkan Hukum

Newton sebagai

prinsip dasar dinamika

untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan

gerak melingkar beraturan.

1. Hukum I Newton a. Membuktikan keberadaan gaya yang

bekerja pada benda diam. 2 1,4

b. Membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya(diam atau bergerak dengan kecepatan konstan).

2 2,5

c. Jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan. 2 3,6

2. Hukum II Newton a. Mendefinisikan gaya. 2 8,1

b. Membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda. 2 6,8

3. Hukum III Newton a. Menentukan hubungan gaya aksi

reaksi dua benda berbeda massa.

2 9,3

4. Aplikasi a. Menentukan hubungan gaya

normal dan berat benda. 2 7,9

b. Menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas.

2 4,2

c. Menentukan lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran. 2 5,7

d. Menentukan besarnya gaya tegangan pada tali yang sama.

2 10, 10

Cara pemberian skor terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal adalah

sebagai berikut. Jika siswa tidak menjawab atau jawaban siswa salah diberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

45

skor 0. Skor 1 diberikan bila jawaban siswa benar. Untuk membedakan

jawaban berbentuk pilihan ganda antara siswa yang kekurangan pengetahuan

(a lack of knowledge) dengan siswa yang mengalami miskonsepsi digunakan

metode CRI (Certain of Response Index) dari Bayoko dan Kelly. Pada CRI

ini siswa diminta untuk mengisi derajat kepastian dengan memilih 6 tingkatan

dalam menyeleksi dan memanfaatkan pengetahuan, konsep atau hukum

untuk menjawab soal. Opsi itu adalah: 1) tebakan; 2) hampir menebak; 3)

ragu ragu; 4) yakin; 5) hampir pasti; 6) pasti. Jika derajat kepastiannya

rendah (skala CRI 0 3) ini menunjukkan bahwa penentuan jawaban benar

maka siswa dianggap memiliki kekurangan pengetahuan dan jawaban salah

diidentifikasikan mengalami miskonsepsi. Jika jawaban benar dengan derajat

kepastian tinggi (skala CRI 4 6), siswa dianggap paham konsep akan tetapi

jika jawaban salah maka siswa mengalami miskonsepsi.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui

validitas isi kemudian dilakukan uji coba. Validitas isi adalah validitas yang

diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui

analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement

(Saifuddin, 2012:42). Validitas isi dilakukan oleh 2 Dosen yaitu : Sukarmin,

M.Si., Ph.D dan Drs. Syukran Mursyid M.Pd. Tes yang divalidasi sebanyak 20

soal dengan 10 indikator. Setelah divalidasi isi dan diperbaiki kemudian diuji di

kelas XB MAN 1 Surakarta. Hasil uji coba dianalisis dengan software ANATES

untuk mengukur validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

46

Terakhir diambil 10 soal yang terbaik berdasarkan 4 kriteria yaitu validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

Validitas tes adalah ketepatan alat ukur dengan apa yang hendak diukur

(Sutrisnohadi, 1991: 1). Reliabilitas tes adalah kemampuan mempertahankan

kestabilan / kemantapan, keterpercayaan dan ketepatan dari suatu ramalan

(Kerlinger, 1973: 709). Selain memenuhi validitas dan reliabilitas, suatu tes juga

harus memiliki daya pembeda dan keseimbangan dari tingkat kesulitan soal

tersebut, yaitu adanya soal-soal yang mudah, sedang dan sukar secara

proporsional. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan

keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan yang akan diukur.

H. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Profil miskonsepsi siswa dan penyebab miskonsepsi dianalisis secara

deskriptif kualitatif dan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5. Distribusi Profil Miskonsepsi Siswa Sebelum dan Sesudah Remediasi Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis dan Pembelajaran Konvensional Tiap Indikator

Indikator Profil Miskonsepsi

Jumlah Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tes miskonse

psi 1

Tes miskonseps

i 2

Tes miskonsepsi 1

Tes miskonsepsi 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

47

Tabel 3.6. Distribusi Penyebab Miskonsepsi Tiap Indikator

Indikator Penyebab Miskonsepsi

Intuisi yang Salah

Bentuk Matematis

Pembatasan Definisi

Pembelajaran Sebelumnya

Tabel 3.7. Distribusi Proporsi Penurunan Miskonsepsi antara Siswa yang

Diremediasi dengan Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis dan Pembelajaran Konvensional Tiap Indikator

Indikator

Proporsi Penurunan Miskonsepsi Remediasi

Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis

Remediasi Menggunakan Pembelajaran Konvensional

b. Hipotesis penelitian yaitu yaitu remediasi dengan model pembelajaran

konstruktivis efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa dianalisis dengan

analisis statistik. Remediasi dikatakan efektif apabila proporsi penurunan

miskonsepsi siswa yang diremediasi melalui model pembelajaran

konstruktivis lebih tinggi dibandingkan siswa yang diremediasi melalui

pembelajaran konvensional. Proporsi penurunan miskonsepsi siswa diuji

dengan uji perbedaan proporsi dengan uji Z satu pihak karena untuk menguji

hipotesis terhadap beda dua proporsi populasi dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dan rumusan hipotesis penelitian telah mengunggulkan model

pembelajaran konstruktivis dalam menurunkan miskonsepsi. Adapun

langkah-langkah uji Z satu pihak sebagai berikut:

- Tentukan rumusan hipotesis : dan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

48

= proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi melalui

model pembelajaran konstruktivis.

= proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi melalui

model pembelajaran konvensional.

- Tentukan persentase penurunan miskonsepsi siswa pada kelas

ekperimen (diremediasi dengan pembelajaran konstruktivis) dan kelas

kontrol (diremediasi dengan pembelajaran konvensional) dengan

melihat tabel hasil analisis konsepsi siswa tentang konsep hukum

newton.

- Tentukan besar proporsi siswa yang miskonsepsinya berubah menjadi

konsepsi ilmiah di kelas ekperimen dan kontrol.

- Tentukan nilai Z dengan rumus perbedaan proporsi:

(Sudjana, 2002: 246)

Keterangan :

= jumlah siswa di kelas eksperimen.

= jumlah siswa di kelas kontrol.

p = (p1 + p2) / 2

q = 1 p

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

- Tolak Ho jika : , dan terima Ho jika dengan =

taraf nyata dan didapat dari daftar distribusi normal baku dengan

peluang (Sudjana, 2002: 247 248).

- Kemudian efektivitas remediasi ditentukan dengan melihat harga

. Interpretasi hasil disajikan pada gambar 3.2.

Gambar.3.2. Barometer Efektivitas Hattie (2009)

I. Hipotesis Statistik

: Remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis tidak efektif dalam

mengatasi miskonsepsi siswa.

: Remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi

miskonsepsi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Miskonsepsi

Tes miskonsepsi diberikan sebanyak dua kali kepada siswa kelas XA dan

XB MAN 2 Surakarta. Sebanyak 48 siswa yaitu 24 siswa tiap kelas yang

mengikuti kedua tes tersebut. Tes miskonsepsi terdiri dari 10 soal dengan 3

pilihan jawaban dilengkapi CRI (Certain of Response Index) untuk melihat tingkat

kepastian jawaban dan membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi

dengan siswa yang kekurangan pengetahuan (a lack of knowledge). Siswa yang

diduga miskonsepsi jika pilihan jawaban salah dan tingkat CRI pada rentang 4

6. Tes miskonsepsi 1 dilakukan untuk mengetahui siswa yang mengalami

miskonsepsi. Tes miskonsepsi 2 dilakukan untuk mengetahui siswa yang

mengalami miskonsepsi setelah diremediasi. Berdasarkan jawaban siswa pada tes

miskonsepsi 1 dan tes miskonsepsi 2 dapat diketahui bahwa profil miskonsepsi

yang dialami siswa bervariasi dan ada juga yang homogen untuk tiap indikator.

Langkah berikutnya setelah dilakukan tes miskonsepsi 1 yaitu melakukan

remediasi. Remediasi yang dilakukan yaitu dengan model pembelajaran

konstruktivis di kelas ekperimen (XA) dan dengan pembelajaran konvensional di

kelas kontrol (XB). Sebanyak 24 siswa pada kelas XA dan 24 siswa pada kelas

XB yang diremediasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

51

Tabel 4.1. Distribusi Profil Miskonsepsi Siswa Sebelum dan Sesudah Remediasi Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis (Kelas Eksperimen) dan Pembelajaran Konvensional (Kelas Kontrol) Tiap Indikator

Indikator Profil Miskonsepsi

Jumlah Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tes miskonsepsi

1

Tes miskonsepsi

2

Tes miskonsepsi

1

Tes miskonsepsi

2

Membuktikan keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam.

Sesuai dengan Hukum I Newton maka tidak ada gaya bekerja pada benda yang diam.

2 1 14 14

Karena benda tidak bergerak maka tidak ada gaya bekerja pada benda.

20 9 5 5

Membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya(diam atau bergerak dengan kecepatan konstan).

Benda akan berhenti jika gaya luar dilepaskan. 1 1 4 1

Benda tidak mungkin mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri.

1 0 7 8

Membuktikan jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.

Jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan mengalami perlambatan.

15 12 13 14

Jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan langsung berhenti. 6 4 6 6

Mendefinisikan gaya. Sesuai dengan Hukum II Newton maka gaya adalah hasil kali massa dan percepatan.

5 0 5 4

Gaya adalah tarikan dan dorongan. 19 14 18 15

Membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda.

Gaya merupakan sifat intrinsik benda. 24 23 24 15

Menentukan hubungan gaya aksireaksi dua benda berbeda massa.

Benda yang lebih besar memberikan gaya yang lebih besar.

4 4 10 5

Benda yang lebih kecil memberikan gaya yang lebih besar.

20 9 11 10

Menentukan hubungan gaya normal dan berat benda.

Gaya normal yang bekerja pada benda selalu sama besar dengan berat benda.

2 5 4 10

Gaya normal yang bekerja pada benda selalu lebih besar daripada berat benda.

15 14 15 9

Menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas.

Gaya berat yang arahnya ke bawah bersama dengan sebuah gaya ke atas yang besarnya makin berkurang.

1 0 1 1

Sebuah gaya ke atas yang berkurang besarnya secara tetap sejak benda itu lepas dari tangan sampai dia mencapai titik tertinggi, dan setelah itu sebuah gaya gravitasi ke bawah yang bertambah besarnya secara tetap akibat benda itu makin dekat ke bumi.

21 20 17 17

Menentukan lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran

Benda akan menjauhi lintasan dengan arah menyinggung lintasan.

3 1 2 2

Benda akan bergerak dengan arah tegak lurus 5 1 8 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

52

pada bidang horizontal.

terhadap lintasan.

Menentukan besarnya gaya tegangan pada tali yang sama.

Gaya tegangan tali besarnya berbeda tergantung massa benda yang dihubungkan. 22 17 23 17

Tabel 4.1 Menunjukkan profil miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah

remediasi menggunakan model pembelajaran konstruktivis dan pembelajaran

konvensional. Indikator pertama yaitu membuktikan keberadaan gaya yang

bekerja pada benda diam. Profil miskonsepsi yang dialami siswa bervariasi.

Sebelum remediasi ada 2 siswa menganggap tidak ada gaya yang bekerja pada

benda diam dengan menyandarkan pada persamaan Hukum I Newton .

Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini

disebabkan oleh intuisi siswa yang keliru dalam menafsirkan persamaan Hukum I

Newton yang berasal dari sumber bacaan (buku teks). Berdasarkan Hukum I

Newton, siswa menganggap gaya adalah besaran skalar sehingga menyimpulkan

bahwa tidak ada gaya yang bekerja pada benda diam berdasarkan persamaan

.

Siswa juga menganggap tidak ada gaya yang bekerja pada benda diam

dengan alasan benda tidak bergerak. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa

yang memiliki profil miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi siswa yang keliru.

Intuisi ini berasal dari pengamatan siswa terhadap keadaan fisis benda yang diam

ditambah dengan penafsiran yang keliru terhadap persamaan Hukum I Newton

yang didapat dari sumber bacaan sehingga muncul anggapan tidak ada gaya yang

bekerja pada benda diam atau tidak bergerak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

53

Berdasarkan profil miskonsepsi yang ditemukan pada indikator ini maka

remediasi dilakukan menggunakan model pembelajaran konstruktivis. Remediasi

dimulai dengan tahap orientasi yaitu melakukan demonstrasi yaitu meletakkan

benda di atas meja kemudian mengajukan pertanyaan pada siswa tentang

keberadaan gaya pada benda ini. Pertanyaan diajukan dengan tujuan untuk

mengetahui persepsi awal siswa. Didapatkan banyak siswa menganggap tidak ada

gaya yang bekerja pada benda yang diam. Adapun alasan siswa dapat dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu karena benda tidak bergerak maka dapat dipastikan

tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Ada juga yang beralasan karena

benda diam maka berlaku Hukum I Newton sehingga hanya dengan

melihat persamaan siswa menyimpulkan gaya yang bekerja pada benda

diam sebesar nol (tidak ada gaya). Pada tahap elisitasi siswa menjawab soal dalam

LKS secara berkelompok dengan tujuan mengetahui ide siswa secara jelas.

Pada tahap restrukturisasi guru membuktikan keberadaan gaya yang bekerja

pada benda diam melalui demonstrasi. Demonstrasi dilakukan dengan meletakkan

bola besi di atas telapak tangan perwakilan kelompok siswa secara bergantian

kemudian menanyakan keberadaan gaya pada bola besi yang diam di atas telapak

tangan. Siswa merasakan tekanan pada telapak tangannya. Kemudian guru

menjelaskan bahwa tekanan yang dirasakan telapak tangan oleh bola besi tersebut

membuktikan keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam. Pada kondisi ini

bekerja dua gaya. Pertama gaya gravitasi yang arahnya ke pusat bumi. Gaya lain

yang bekerja pada bola adalah gaya kontak dari telapak tangan yang arahnya ke

atas. Benda tetap diam walaupun bekerja dua gaya padanya karena besar dua gaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

54

yang bekerja adalah sama dan berlawanan arah sehingga resultan gaya yang

bekerja pada bola besarnya nol. Peristiwa ini sesuai dengan prinsip Hukum I

Newton. Jadi persamaan dalam kasus ini menyatakan bahwa ada gaya

yang bekerja pada benda diam yaitu gaya normal dan gaya gravitasi tetapi resultan

kedua gaya tersebut sama dengan nol. Untuk menguji penggunaan ide siswa pada

tahap aplikasi siswa diminta mengambar diagram benda bebas pada soal di LKS.

Ide siswa dalam konteks ini yaitu ide yang diperoleh siswa setelah melalui tahap

restrukturisasi.

Tahap aplikasi siswa diberi kesempatan untuk menggambar gaya normal

(N) dan gaya berat (w) yang bekerja pada benda diam. Hasilnya seperti tercantum

dalam gambar 4.1a menunjukkan hasil kerja siswa yang keliru menggambar gaya

dan gambar 4.1b menampilkan hasil kerja siswa yang benar menggambar gaya.

Setelah penyampaian materi pada tahap restrukturisasi, masih ada siswa yang

keliru dalam menggambar gaya gaya yang bekerja pada benda diam (gambar

4.1a). Dapat dikatakan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada indikator ini.

Selain itu ada juga siswa yang benar dalam menggambarkan gaya gaya yang

bekerja pada benda diam (gambar 4.1b).

Gambar 4.1(a). Hasil kerja siswa tentang gaya yang keliru.

(b). Hasil kerja siswa tentang gaya yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

55

Tahap review siswa diminta menyimpulkan hasil pembelajaran pada

indikator ini dalam LKS yang disediakan dengan tujuan melihat adanya

perubahan ide siswa. Untuk menancapkan ide yang diperoleh siswa melalui

pembelajaran konstruktivis akhirnya guru bersama siswa menyimpulkan bahwa

ketika benda dalam kesetimbangan (diam atau bergerak dengan kecepatan

konstan) maka gaya total adalah nol artinya pada benda bekerja gaya-gaya tetapi

resultannya nol.

Setelah remediasi ada 1 siswa yang masih menganggap tidak ada gaya yang

bekerja pada benda diam dengan menyandarkan pada persamaan Hukum I

Newton . Terjadi penurunan 1 siswa yang memiliki profil miskonsepsi

ini setelah remediasi.

Ada 9 siswa setelah remediasi yang masih menganggap tidak ada gaya yang

bekerja pada benda diam dengan alasan benda tidak bergerak. Terjadi penurunan

11 siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini setelah remediasi. Terdapat

penurunan 12 siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini setelah

remediasi.

Indikator kedua yaitu membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu

mempertahankan keadaan awalnya (diam atau bergerak dengan kecepatan

konstan). Profil miskonsepsi yang dialami siswa bervariasi. Sebelum remediasi

ada 1 siswa menganggap dalam keadaan setimbang benda akan berhenti jika gaya

luar dilepaskan. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa memiliki profil

miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi yang keliru dalam memahami Hukum I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

56

Newton yang berasal dari pengalaman sehari hari ditambah informasi keliru

yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya dalam mengaitkan pengalaman

tersebut dengan konsep kesetimbangan dalam Hukum I Newton.

Siswa memiliki anggapan bahwa sifat alamiah benda adalah diam yang

didapatkan dari pengalaman sehari hari seperti ketika gaya dorong dilepaskan

maka benda akan langsung berhenti. Siswa menganggap benda berhenti hanya

disebabkan oleh gaya dorong yang dilepaskan tanpa mencari sifat alamiah benda

yang sesungguhnya. Sifat alamiah benda yaitu selalu menolak perubahan dalam

geraknya atau selalu mempertahankan keadaan awalnya. Sifat ini pertama kali

dibuktikan oleh Galileo dalam percobaan dan menyimpulkan bahwa bukanlah

sifat alamiah suatu benda untuk diam apabila benda itu sudah digerakkan. Dalam

kata ka

suatu benda, kecepatan tersebut akan terus dipertahankan selama faktor faktor

sedang menjelajah ruang hampa dengan mesin mati akan tetap bergerak

selamanya Dari

Hukum I Newton dapat disimpulkan bahwa setiap benda yang terisolasi (yang

tidak berinteraksi dengan lingkungannya) atau dalam kesetimbangan akan berada

dalam kondisi diam atau bergerak dengan kecepatan tetap. Sifat alamiah benda

untuk menolak semua upaya mengubah kecepatannya disebut inersia.

Sebelum remediasi ada 1 siswa menganggap benda tidak mungkin

mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri. Setelah dilakukan wawancara

ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi keliru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

57

yang berasal dari pengalaman sehari hari yang dipersepsikan keliru oleh siswa

seperti ketika gaya dorong dilepaskan pada benda maka benda akan berhenti.

Siswa menganggap benda berhenti membuktikan bahwa benda tidak mungkin

mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri. Padahal sifat alamiah benda yaitu

menolak semua upaya mengubah kecepatannya sehingga benda memiliki

kecenderungan mempertahankan keadaan geraknya.

Upaya mereduksi miskonsepsi dilakukan melaui remediasi menggunakan

model pembelajaran konstruktivis. Dimulai tahap orientasi mengajukan kasus

orang yang mengemudi kemudian mendadak menginjak rem. Selanjutnya

mengajukan pertanyaan tentang keadaan atau posisi orang tersebut setelah

kejadian (menginjak rem) dibandingkan keadaan sebelumnya. Tahap elisitasi

siswa diminta mendiskusikan untuk menjawab soal dalam LKS yang berhubungan

dengan kasus ini.

Tahap restrukturisasi guru menampilkan video pembuktian kasus ini yaitu

benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya.

Pembuktian selanjutnya dilakukan melalui demonstrasi kelembaman. Demonstrasi

dimulai dengan meletakkan bola besi di atas kertas yang berada di atas meja

kemudian menarik kertas secara perlahan selanjutnya menghentikan tarikan.

Didapatkan bahwa setelah tarikan dihentikan maka benda akan tetap bergerak ke

arah tarikan. Hal ini membuktikan bahwa tarikan atau dorongan tidak

mempengaruhi perubahan kecepatan benda. Perubahan dalam kecepatan benda

disebabkan oleh sifat inersia benda tersebut yaitu sifat alamiah benda untuk

menolak terjadinya perubahan dalam kecepatan dan tidak terpengaruh oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

58

lingkungan tempat benda itu berasal. Untuk menguji penggunaan ide siswa pada

tahap aplikasi siswa diminta melakukan demonstrasi lanjutan yang tercantum

dalam LKS. Untuk melihat perubahan ide siswa dalam berbagai situasi, pada

tahap review siswa diminta menyimpulkan hasil demonstrasi yang tercantum

dalam LKS. Akhirnya untuk menguatkan penanaman ide siswa ini, guru bersama

siswa menyimpulkan hasil pembelajaran konstruktivis pada indikator ini yaitu

dalam kesetimbangan benda selalu mempertahankan keadaan awalnya (diam atau

bergerak dengan kecepatan konstan) dan perubahan dalam kecepatan benda

disebabkan oleh sifat inersia benda tersebut.

Setelah remediasi ada 1 siswa yang masih menganggap dalam keadaan

setimbang benda akan berhenti jika gaya luar dilepaskan. Tidak terjadi penurunan

pada profil ini disebabkan siswa masih mempertahankan pemahaman sifat

alamiah benda adalah diam dan kurangnya penekanan dalam tahap restrukturisasi

bahwa sifat alamiah benda selalu mempertahankan keadaan awalnya.

Setelah remediasi tidak ada siswa yang masih menganggap benda tidak

mungkin mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri. Terjadi penurunan 1

siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini. Terdapat penurunan 1 siswa yang

memiliki miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator ketiga yaitu membuktikan jika gaya total yang bekerja pada benda

nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan. Profil miskonsepsi

yang dialami siswa bervariasi. Sebelum remediasi ada 15 siswa menganggap jika

gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan mengalami perlambatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

59

Setelah wawancara ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini

disebabkan oleh intuisi keliru terhadap kasus benda yang bergerak di angkasa jauh

dari planet manapun. Siswa menganggap pada kasus ini ada gaya yang bekerja

pada benda yaitu gaya gravitasi. Siswa tidak menyadari bahwa pada kasus ini

benda berada dalam kesetimbangan karena berada di angkasa yang jauh dari

planet manapun. Kondisi ini mengakibatkan tidak ada gaya yang bekerja pada

benda sehingga benda yang semula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak

lurus beraturan selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda.

Ada 6 siswa menganggap jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka

benda akan langsung berhenti. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang

memiliki profil miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi yang keliru dalam

memahami Hukum I Newton yang berasal dari pengalaman sehari hari ditambah

informasi keliru yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya dalam mengaitkan

pengalaman tersebut dengan konsep kesetimbangan dalam Hukum I Newton.

Siswa memiliki anggapan bahwa sifat alamiah benda adalah diam yang

didapatkan dari pengalaman sehari hari seperti ketika gaya dorong dilepaskan

maka benda akan langsung berhenti. Siswa menganggap benda berhenti hanya

disebabkan oleh gaya dorong yang dilepaskan tanpa mencari sifat alamiah benda

yang sesungguhnya. Sifat alamiah benda yaitu selalu menolak perubahan dalam

angkasa yang sedang menjelajah ruang hampa dengan mesin mati akan tetap

bergerak selamanya

diam. Dari Hukum I Newton dapat disimpulkan bahwa setiap benda yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

60

terisolasi (yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya) atau ketika tidak ada

gaya yang bekerja padanya maka benada akan berada dalam kondisi diam atau

bergerak dengan kecepatan tetap. Sifat alamiah benda untuk menolak semua

upaya mengubah kecepatannya disebut inersia.

Remediasi dilakukan menggunakan model pembelajaran konstruktivis.

Dimulai tahap orientasi dengan menampilkan simulasi animasi kasus dua mobil

yang bergerak lurus beraturan dengan kecepatan yang berbeda. Selanjutnya

menanyakan pada siswa besar gaya total kedua mobil. Pada tahap elisitasi banyak

siswa yang menganggap kedua mobil memiliki gaya total yang berbeda sebanding

dengan kecepatan tetap mobil.

Tahap restrukturisasi guru mereduksi miskonsepsi siswa yaitu menjelaskan

bahwa benda yang bergerak dengan kecepatan konstan berada dalam

kesetimbangan sehingga gaya total yang bekerja pada benda besarnya nol. Kasus

ini serupa dengan kasus tidak ada gaya yang bekerja pada benda yang bergerak

lurus beraturan di angkasa yang jauh dari planet lain. Disebabkan sifat alamiah

benda yang selalu menolak perubahan dalam geraknya sehingga dalam kasus

pesawat yang menjelajah ruang hampa (angkasa) maka benda akan tetap bergerak

lurus beraturan dengan kecepatan konstan selama faktor faktor eksternal

penyebab perlambatan tidak ada. Tahap aplikasi dan tahap review siswa diminta

menerapkan ide siswa dalam penyelesaian soal LKS. Akhirnya guru bersama

siswa menyimpulkan bahwa jika gaya total yang bekerja pada benda besarnya nol

maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

61

Setelah remediasi ada 12 siswa yang masih menganggap jika gaya total

yang bekerja pada benda nol maka benda akan mengalami perlambatan. Terjadi

penurunan 3 siswa yang memilki profil miskonsepsi ini.

Ada 4 siswa setelah remediasi yang masih menganggap jika gaya total yang

bekerja pada benda nol maka benda akan langsung berhenti. Terjadi penurunan 2

siswa yang memilki profil miskonsepsi ini. Terdapat penurunan 5 siswa yang

memiliki miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator keempat yaitu mendefinisikan gaya sebagai besaran vektor yang

merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda. Profil miskonsepsi yang

dialami siswa bervariasi. Sebelum remediasi ada 5 siswa mendefinisikan gaya

sebagai hasil kali massa dan percepatan berdasarkan persamaan Hukum II

Newton . Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki

profil miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi siswa yang keliru dalam

menafsirkan persamaan Hukum II Newton yang berasal dari sumber bacaan (buku

teks). Siswa mendefinisikan gaya sebagai hasil kali massa dan percepatan.

Persamaan tidak mengatakan adalah suatu gaya. Semua gaya yang

bekerja pada benda ditambahkan secara vektor untuk menghasilkan gaya netto

pada bagian kiri persamaan ini. Gaya netto ini kemudian disetarakan dengan hasil

kali massa benda dan percepatan yang diakibatkan oleh gaya netto tersebut. Hasil

kali massa dan percepatan benda bukanlah definisi gaya.

Ada 19 siswa sebelum remediasi yang mendefinisikan gaya sebagai tarikan

dan dorongan. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

62

miskonsepsi ini disebabkan oleh pembatasan definisi yang dilakukan siswa.

Pembatasan ini bersumber dari literatur yang pernah dibaca atau disampaikan

kepada siswa seperti mendefinisikan gaya hanya sebatas tarikan dan dorongan

padahal secara faktual gaya juga bekerja pada benda yang diam.

Untuk mereduksi miskonsepsi pada indikator ini digunakan model

pembelajaran konstruktivis. Dimulai tahap orientasi menampilkan kasus balok

yang diam di atas meja. Kemudian menanyakan keberadaan gaya pada balok yang

diam. Pada tahap elisitasi banyak siswa yang menjawab ada gaya yang bekerja

pada balok. Tahap restrukturisasi guru memulai dengan pertanyaan tentang

definisi gaya. Banyak siswa mendefinisikan gaya sebagai tarikan atau dorongan

dan ada juga mendefinisikan gaya sebagai perkalian masssa dan percepatan. Guru

melanjutkan pertanyaan tentang kasus balok yang diam di atas meja yang bekerja

gaya tetapi balok tidak bergerak atau ditarik maupun didorong. Guru

mengingatkan kembali tentang vektor gaya. Kemudian guru mendefinisikan gaya

sebagai besaran vektor yang merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda.

Tahap aplikasi dan tahap review siswa diberi kesempatan menerapkan ide ini

dalam persoalan pada LKS. Akhirnya guru bersama siswa mendefinisikan gaya

sebagai besaran vektor yang merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda.

Setelah remediasi tidak ada lagi siswa yang mendefinisikan gaya sebagai

hasil kali massa dan percepatan. Terjadi penurunan 5 siswa yang memiliki profil

miskonsepsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

63

Masih ada 14 siswa yang mendefinisikan gaya sebatas tarikan dan

dorongan. Terjadi penurunan 5 siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini.

Terdapat penurunan 10 siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator kelima yaitu membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda.

Profil miskonsepsi yang dialami siswa homogen. Sebelum remediasi ada 24 siswa

menganggap gaya merupakan sifat intrinsik benda. Setelah dilakukan wawancara

ternyata siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi keliru yang berasal dari sumber bacaan. Sumber bacaan masih menuliskan

kalimat: siswa

sebagai sifat intrinsik benda. Dengan kata lain siswa menganggap setiap benda

memiliki gaya seperti benda memiliki massa atau manusia memiliki tubuh. Secara

konseptual gaya itu tidak pernah dimiliki oleh benda manapun karena gaya itu

muncul dari interaksi dua benda. Kembali pada definisi gaya sebagai besaran

vektor yang merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda. Definisi tersebut

menekankan bahwa gaya muncul dari interaksi dua benda atau dengan kata lain

gaya bukan sifat intrinsik benda.

Remediasi menggunakan model pembelajaran konstruktivis untuk

mereduksi miskonsepsi pada indikator ini. Dimulai tahap orientasi menampilkan

gambar seekor gajah dengan berat 2000 Newton kemudian menanyakan besar

gaya yang dimiliki gajah tersebut. Pada tahap elisitasi hampir semua mengatakan

gaya yang dimiliki gajah sebesar 2000 Newton. Tahap restrukturisasi guru

menjelaskan bahwa gajah tidak memiliki gaya kemudian mengingatkan kembali

definisi gaya. Selanjutnya guru menampilkan gaya gaya yang bekerja pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

64

gajah. Guru menjelasakan bahwa besar 2000 Newton merupakan ukuran

kuantitatif interaksi dua buah benda dalam kasus ini interaksi antara gajah dan

bumi. Benda tidak pernah memiliki gaya karena gaya adalah besaran vektor yang

merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda. Dengan kata lain gaya tidak

pernah dimiliki oleh suatu benda tetapi muncul dari interaksi dua benda. Tahap

aplikasi siswa diminta mengambar diagram benda bebas. Tahap review siswa

diberi kesempatan menguji idenya dalam penyelesaian soal LKS. Akhirnya guru

bersama siswa menyimpulkan bahwa benda tidak memiliki gaya karena gaya

adalah besaran vektor yang merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda.

Setelah remediasi masih ada 23 siswa yang menganggap gaya merupakan

sifat intrinsik benda. Masih banyaknya siswa yang memilki profil miskonsepsi ini

disebabkan oleh pemikiran intuitif yang berasal dari pengamatan terus menerus

pada sumber bacaan yang masih mencantumkan kalimat: i

benda. Sehingga secara spontan bila menghadapi persoalan pembuktian gaya

muncul dari interaksi dua benda maka siswa tetap mempertahankan bahwa gaya

merupakan sifat intrinsik benda atau benda memiliki gaya. Terjadi penurunan 1

siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator keenam yaitu menentukan hubungan gaya aksi reaksi dua benda

berbeda massa. Profil miskonsepsi yang dialami siswa bervariasi. Sebelum

remediasi ada 4 siswa menganggap benda yang lebih besar memberikan gaya yang

lebih besar. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil

miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi keliru yang berasal dari pembelajaran

sebelumnya sehingga menganggap aplikasi Hukum III Newton berlaku pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

65

benda yang sama. Siswa menganggap gaya aksi reaksi hanya berlaku pada

benda yang sama. Dalam kasus benda berbeda massa, siswa hanya melihat gaya

yang bekerja pada benda bermassa kecil. Alhasil siswa menganggap benda yang

lebih besar memberikan gaya yang lebih besar terhadap benda yang lebih kecil

tanpa melihat gaya reaksi dari benda kecil terhadap benda besar. Secara teoritis

Hukum III Newton menyatakan bahwa gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua

benda yang berbeda. Dua gaya yang bekerja pada satu benda meskipun besarnya

sama dan arahnya berlawanan bukanlah pasangan gaya aksi reaksi.

Ada 20 siswa sebelum remediasi menganggap benda yang lebih kecil

memberikan gaya yang lebih besar. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa

yang memiliki profil miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi keliru yang berasal

dari pengamatan terhadap keadaan fisis benda. Dalam kondisi dua benda berbeda

massa berinteraksi (benda bermassa besar berada di atas benda bermassa kecil)

siswa mengganggap saat interaksi benda bermassa kecil harus memberikan gaya

lebih besar pada benda bermassa besar agar benda bermassa kecil dapat menahan

benda bermassa besar yang berada di atasnya. Secara konseptual berdasarkan

Hukum III Newton, pada saat interaksi gaya dikerjakan oleh kedua benda selalu

sama besar dan saling berlawanan arah.

Remediasi dilakukan untuk mereduksi miskonsepsi pada indikator ini

menggunakan model pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran dimulai dengan

tahap orientasi menampilkan gambar tumpukkan dua benda berbeda massa

(massa A > massa B) kemudian mengajukan pertanyaan tentang gaya yang benda

A berikan pada B dibandingkan gaya yang diberikan B pada A saat interaksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

66

Ternyata pada tahap elisitasi banyak siswa menganggap gaya yang diberikan

benda bermassa A pada B lebih besar daripada gaya yang diberikan benda

bermassa B pada A karena melihat faktor massa A > massa B.

Pada tahap restrukturisasi guru menampilkan simulasi gaya yang terjadi

pada dua benda yang berinteraksi kemudian menjelaskan pada saat dua benda

berinteraksi, gaya yang bekerja pada benda satu terhadap yang lainnya besarnya

sama dan arahnya berlawanan. Setiap gaya dalam pasangan aksi-reaksi hanya

terjadi pada satu dari dua benda; gaya aksi dan reaksi tidak pernah terjadi pada

benda yang sama. Hal ini sesuai dengan konsep Hukum III Newton. Tahap

aplikasi dan tahap review siswa diberi kesempatan menerapkan ide ini dalam

persoalan pada LKS. Akhirnya guru bersama siswa menyimpulkan pada saat dua

benda interaksi, gaya yang bekerja pada benda satu terhadap yang lainnya

besarnya sama dan arahnya berlawanan.

Setelah remediasi masih ada 4 siswa yang menganggap benda yang lebih

besar memberikan gaya yang lebih besar. Tidak terjadi penurunan siswa yang

mengalami profil miskonsepsi ini. Hal ini disebabkan oleh masih kuatnya

pemahaman siswa bahwa saat interaksi dua benda bermassa berbeda, benda yang

bermassa besar selalu memberikan gaya yang lebih besar pada benda bermassa

kecil. Perlu upaya intensif dalam memahamkan siswa tentang konsep Hukum III

Newton bahwa gaya aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.

Sedangkan pada saat remediasi upaya ini dirasa kurang intensif akibat keterbatasn

waktu dan masih banyaknya konsep terkait Hukum Newton yang perlu

disampaikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

67

Setelah remediasi tidak ada siswa lagi yang menganggap benda yang lebih

kecil memberikan gaya yang lebih besar. Terdapat penurunan 11 siswa yang

memiliki miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator ketujuh yaitu menentukan hubungan gaya normal dan berat benda.

Profil miskonsepsi yang dialami siswa bervariasi. Sebelum remediasi ada 2 siswa

menganggap gaya normal yang bekerja pada benda selalu sama besar dengan

berat benda. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil

miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi keliru yang berasal dari sumber bacaan.

Kebanyakan sumber bacaan fisika menampilkan contoh gaya normal yang

arahnya selalu ke atas. Akibatnya siswa menganggap arah gaya normal selalu ke

atas sehingga menarik kesimpulan bahwa gaya normal yang bekerja pada benda

selalu sama besar dengan berat benda. Siswa melupakan definisi gaya normal

yaitu gaya yang muncul dipermukaan sentuh dua benda yang arahnya tegak lurus

permukaan sentuh. Jadi dari definisi ini arah gaya normal tidak selalu ke atas

tetapi tergantung dari posisi benda yang berinteraksi.

Sebelum remediasi ada 15 siswa menganggap gaya normal yang bekerja

pada benda selalu lebih besar daripada berat benda. Setelah dilakukan wawancara

ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi keliru

yang berasal dari sumber bacaan. Siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini

pernah melihat contoh soal di buku fisika SMA. Contoh soal tersebut

menampilkan sebuah kotak yang diletakkan di atas meja kemudian ditekan ke

arah bawah dan hasilnya gaya normal lebih besar daripada gaya berat kotak. Dari

contoh soal tersebut siswa mengeneralisir bahwa gaya normal selalu lebih besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

68

dari berat benda. Akan tetapi hal ini tidak berlaku secara umum. Jika kotak

tersebut berada pada bidang miring maka gaya normal akan lebih kecil daripada

berat kotak.

Upaya mereduksi miskonsepsi pada indikator ini menggunakan model

pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran tahap orientasi dimulai melakukan

demonstrasi dengan meletakkan bola besi di atas meja dan menampilkan gambar

bola yang diam di atas meja kemudian mengajukan pertanyaan tentang besar dan

arah gaya normal serta apakah gaya normal selalu sama besar dengan gaya berat

baik besar ataupun arah. Pada tahap elisitasi banyak siswa yang menganggap gaya

normal selalu sama besar dengan gaya berat baik besar ataupun arah.

Tahap restrukturisasi guru menampilkan kasus gaya normal tidak sama

besar dengan gaya berat yaitu kasus benda bergerak di bidang miring; benda yang

dikenai gaya; kondisi percepatan tidak nol seperti dalam lift yang bergerak atau

pesawat antariksa yang meluncur. Sebagai pembanding guru menampilkan kasus

gaya normal sama besar dengan gaya berat yaitu kasus benda yang berada di

permukaaan bumi; kasus tidak ada gaya yang bekerja pada benda (benda di

angkasa yang jauh dari planet lain); kasus benda tidak dipercepat dalam arah

vertikal. Kemudian guru menekankan bahwa gaya arah gaya normal tidak selalu

ke atas. Selanjutnya mendefinisikan gaya normal sebagai gaya yang bekerja pada

bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya tegak lurus

terhadap bidang sentuh. Tahap aplikasi dan tahap review siswa diberi kesempatan

menerapkan ide ini dalam persoalan pada LKS. Akhirnya guru bersama siswa

mendefinisikan gaya normal yaitu gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

69

dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya tegak lurus terhadap bidang

sentuh.

Setelah remediasi masih ada 5 siswa yang menganggap gaya normal yang

bekerja pada benda selalu sama besar dengan berat benda. Terjadi peningkatan 3

siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini. Peningkatan ini terjadi akibat masih

kuatnya pemahaman siswa bahwa gaya normal selalu sama besar dengan berat

benda dan kesimpulan ini dianggap berlaku umum oleh siswa. Padahal hal ini

tidak berlaku umum. Jika sebuah benda berada pada bidang miring, atau jika ada

gaya yang memilki komponen vertikal, atau jika ada percepatan pada arah vertikal

dalam sistem, maka . Penyampaian materi yang cenderung cepat juga

berpengaruh pada sulitnya mengubah pemahaman lama yang keliru dalam pikiran

siswa.

Setelah remediasi masih ada 14 siswa yang menganggap gaya normal yang

bekerja pada benda selalu lebih besar dengan berat benda. Terjadi penurunan 1

siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini. Masih banyaknya siswa yang

memiliki profil miskonsepsi ini akibat dari penyampaian konsep yang cenderung

cepat sehingga konsep baru ini mudah terlepas dari ingatan siswa. Terdapat

peningkatan 2 siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator kedelapan yaitu menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda

yang dilemparkan ke atas. Profil miskonsepsi yang dialami siswa bervariasi.

Sebelum remediasi ada 1 siswa menganggap pada kasus ini bekerja gaya berat

yang arahnya ke bawah bersama dengan sebuah gaya ke atas yang besarnya makin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

70

berkurang. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil

miskonsepsi ini disebabkan oleh intuisi siswa berasal dari pembelajaran

sebelumnya. Siswa menganggap saat benda dilemparkan vertikal ke atas akan

bekerja gaya gravitasi yang arahnya ke bawah dan gaya ke atas yang besarnya

makin berkurang. Gaya ke atas yang berkurang ini akibat bergesekan dengan

udara dan tarikan gravitasi bumi. Padahal gaya ke atas ini hanya bekerja pada saat

benda berinteraksi dengan permukaan telapak tangan yang mendorongnya.

Setelah lepas dari tangan gaya ke atas ini tidak bekerja karena gaya muncul dari

interaksi dua benda, dalam konteksi ini interaksi antara benda dan permukaan

telapak tangan.

Ada 21 siswa menganggap pada kasus ini bekerja sebuah gaya ke atas yang

berkurang besarnya secara tetap sejak benda itu lepas dari tangan sampai dia

mencapai titik tertinggi, dan setelah itu sebuah gaya gravitasi ke bawah yang

bertambah besarnya secara tetap akibat benda itu makin dekat ke bumi. Setelah

dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini

disebabkan oleh intuisi siswa berasal dari pembelajaran sebelumnya. Siswa

menganggap ada dua gaya bekerja pada benda yang bergerak vertikal ke atas.

Siswa mengabaikan definisi gaya yaitu besaran vektor yang merupakan ukuran

kuantitatif interaksi dua benda. Penerapan definisi ini terhadap kasus benda yang

dilemparkan ke atas akan menjelaskan bahwa ketika benda telah lepas dari tangan

maka gaya dorong dari tangan tidak lagi bekerja pada benda sehingga hanya gaya

gravitasi yang bekerja pada benda hingga benda tiba di permukaan bumi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

71

Remediasi menggunakan model pembelajaran konstruktivis untuk

mereduksi miskonsepsi pada indikator ini. Dimulai tahap orientasi melakukan

demonstrasi melemparkan bola besi vertikal ke atas kemudian menampilkan

gambar lintasan gerak benda dan gaya gaya yang bekerja pada benda yang

dilemparkan ke atas dan mengajukan pertanyaan tentang keberadaan dan besar

gaya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Tahap elisitasi banyak siswa

menganggap gaya gravitasi dan gaya ke atas bekerja pada benda selama gerakan.

Pada tahap restrukturisasi guru mengingatkan kembali definisi gaya yaitu

besaran vektor yang merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda. Penerapan

definisi ini terhadap kasus benda yang dilemparkan ke atas akan menjelaskan

bahwa ketika benda telah lepas dari tangan maka gaya dorong dari tangan tidak

lagi bekerja pada benda sehingga hanya gaya gravitasi yang bekerja pada benda

hingga benda tiba di permukaan bumi. Tahap aplikasi dan tahap review siswa

diberi kesempatan menerapkan ide ini dalam persoalan pada LKS. Akhirnya guru

bersama siswa menyimpulkan gaya yang bekerja pada benda yang bergerak

vertikal ke atas sampai jatuh kembali ke tanah adalah sebuah gaya gravitasi ke

bawah yang tetap besarnya sampai bola itu mencapai titik tertinggi, dan setelah itu

gaya gravitasi ke bawah yang besarnya tetap.

Setelah remediasi tidak ada lagi siswa yang menganggap pada kasus benda

yang bergerak vertikal ke atas bekerja gaya berat yang arahnya ke bawah bersama

dengan sebuah gaya ke atas yang besarnya makin berkurang. Terjadi penurunan 1

siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

72

Masih ada 20 siswa setelah remediasi yang menganggap pada kasus benda

yang bergerak vertikal ke atas bekerja sebuah gaya ke atas yang berkurang

besarnya secara tetap sejak benda itu lepas dari tangan sampai dia mencapai titik

tertinggi, dan setelah itu sebuah gaya gravitasi ke bawah yang bertambah besarnya

secara tetap akibat benda itu makin dekat ke bumi. Terjadi penurunan 1 siswa

yang memiliki profil miskonsepsi ini. Terdapat penurunan 2 siswa yang memiliki

miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator kesembilan yaitu menentukan lintasan benda setelah lepas dari

lintasan lingkaran pada bidang horizontal. Profil miskonsepsi yang dialami siswa

bervariasi. Sebelum remediasi ada 3 siswa menganggap pada kasus ini benda akan

menjauhi lintasan dengan arah menyinggung lintasan. Setelah dilakukan

wawancara ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini disebabkan oleh

intuisi diperoleh dari penerapan Hukum I Newton yang keliru. Siswa menganggap

berdasarkan Hukum I Newton sifat alamiah benda yaitu selalu menolak perubahan

dalam geraknya sehingga walaupun tali diputus maka arah gerak benda tetap

seperti semula menyinggung lingkaran. Memang benar bahwa sifat alamiah benda

adalah menolak perubahan dalam geraknya tetapi dalam konteks gerak melingkar

beraturan perlu dilihat arah gerak awal benda dan penyebab benda bergerak

melingkar. Arah gerak awal benda yaitu bergerak lurus atau menyinggung

lingkaran. Lintasan benda berbentuk melingkar dibentuk oleh vektor gaya

sentripetal yang mengarah ke pusat lingkaran dan vektor kecepatan yang tegak

lurus lingkaran. Gaya sentripetal ini dihasilkan oleh interaksi antara tali yang

ditarik dan benda sehingga arahnya menuju pusat tarikan. Vektor kecepatan ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

73

berasal dari gerak awal benda. Berdasarkan sifat alamiah benda yang memolak

perubahan dalam gerak, ketika tali diputus (gaya sentripetal hilang) maka benda

akan terus bergerak searah dengan arah gerak benda yang mula mula yaitu tegak

lurus vektor gaya sentripetal.

Ada 5 siswa sebelum remediasi yang menganggap pada kasus ini benda

akan lepas sama sekali dan arahnya tegak lurus terhadap lintasan. Setelah

dilakukan wawancara ternyata siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini

disebabkan oleh intuisi keliru berasal dari pembelajaran sebelumnya.

Pembelajaran sebelumnya menyatakan bahwa pada gerak melingkar beraturan ada

dua gaya yang bekerja pada benda yaitu gaya sentripetal yang mengarah ke pusat

lingkaran dan gaya sentrifugal yang mengarah ke arah luar. Sehingga siswa

beranggapan ketika tali diputus (gaya sentripetal dihilangkan) maka arah benda

tegak lurus lintasan mengikuti gaya sentrifugal. Secara konseptual gaya

sentrifugal ini tidak pernah ada. Gaya muncul dari interaksi dua benda misalnya

gaya sentripetal muncul dari interaksi antara tali yang ditarik dan benda.

Sedangkan tidak ada interaksi dua benda yang menghasilkan gaya sentifugal jadi

gaya sentrifugal tidak pernah ada.

Upaya mereduksi miskonsepsi pada indikator ini dengan model

pembelajaran konstruktivis. Dimulai tahap orientasi guru menampilkan animasi

gerak melingkar dan mengajukan pertanyaan tentang arah gerak benda setelah tali

diputus. Didapatkan pada tahap elisitasi siswa yang menganggap arahnya

menyinggung lingkaran dan ada juga yang menganggap arahnya tegak lurus

terhadap lingkaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

74

Pada tahap restrukturisasi guru membuktikan arah gerak benda setelah tali

diputus melalui simulasi animasi. Kemudian menjelaskan penyebab lintasan

dalam gerak melingkar beraturan berbentuk lingkaran yaitu gaya sentripetal

dengan arah ke dalam dan arah gerak benda searah dengan kecepatan dan tegak

lurus terhadap gaya sentripetal. Gaya sentripetal ini dihasilkan oleh interaksi

antara tali yang ditarik dan benda sehingga arahnya menuju pusat tarikan. Ketika

gaya sentripetal dihilangkan yaitu dengan memutus tali maka arah benda akan

mengikuti arah vektor kecepatan atau searah vektor kecepatan. Tahap aplikasi dan

tahap review siswa diberi kesempatan menerapkan ide ini dalam persoalan pada

LKS. Akhirnya guru bersama siswa menyimpulkan arah gerak bola ketika terlepas

dari lintasan lingkaran searah dengan arah kecepatan yang tegak lurus dengan

gaya sentripetal.

Setelah remediasi hanya 1 siswa yang menganggap ketika tali diputus

benda akan menjauhi lintasan dengan arah menyinggung lintasan. Terjadi

penurunan 2 siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini.

Masih ada 1 siswa setelah remediasi yang menganggap ketika tali diputus

benda akan bergerak dengan arah tegak lurus lintasan. Terjadi penurunan 3 siswa

yang memiliki profil miskonsepsi ini. Terdapat penurunan 5 siswa yang memiliki

miskonsepsi pada indikator ini.

Indikator kesepuluh yaitu menentukan besarnya gaya tegangan pada tali

yang sama. Profil miskonsepsi yang dialami siswa homogen. Sebelum remediasi

ada 22 siswa menganggap gaya tegangan tali besarnya berbeda tergantung massa

benda yang dihubungkan. Setelah dilakukan wawancara ternyata siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

75

mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh intuisi keliru yang

diperoleh dari pengamatan terhadap keadaan fisis benda. Siswa selalu

menganggap bahwa massa benda yang besar selalu menghasilkan gaya yang besar

dengan mengabaikan proses interaksi antara benda. Penyederhanaan dalam

penyelesaian sistem katrol ini didahului dengan mengasumsikan bahwa pengaruh

gesekan antara katrol dengan tali penghubung dan gesekan antara benda dengan

lintasan diabaikan. Selanjutnya faktor fisik tali penghubung seperti massa tali

diabaikan. Konsekuensi dari penyederhanaan ini yaitu gaya tegangan tali besarnya

sama walaupun kedua massa benda yang dihubungkan berbeda.

Upaya mereduksi miskonsepsi pada indikator ini menggunakan model

pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran dimulai tahap orientasi menampilkan

gambar dua benda yang dihubungkan katrol dan mengajukan pertanyaan jika

massa tali dan katrol diabaikan dan katrol licin kemudian maka

bagaimana perbandingan T1 dan T2. Didapatkan pada tahap elisitasi siswa

menganggap T2 > T1 dengan alasan . Pada tahap restrukturisasi guru

menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada dua benda yang dihubungkan dengan

katrol untuk menentukan besar gaya tegangan tali. Penyederhanaan dalam

penyelesaian sistem katrol ini didahului dengan mengasumsikan bahwa pengaruh

gesekan antara katrol dengan tali penghubung dan gesekan antara benda dengan

lintasan diabaikan. Selanjutnya faktor fisik tali penghubung seperti massa tali

diabaikan. Konsekuensi dari penyederhanaan ini yaitu gaya tegangan tali besarnya

sama walaupun kedua massa benda yang dihubungkan berbeda. Tahap aplikasi

dan tahap review siswa diberi kesempatan menerapkan ide ini dalam persoalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

76

pada LKS. Akhirnya guru bersama siswa menyimpulkan gaya tegangan tali

untuk tali yang sama selalu sama besar dengan syarat massa tali diabaikan dan

katrol dianggap licin.

Setelah remediasi masih ada 17 siswa yang memiliki profil miskonsepsi ini.

Terjadi penurunan 5 siswa yang memiliki profil miskonsepsi pada indikator ini.

2. Penyebab Miskonsepsi

Tabel 4.2. Distribusi Penyebab Miskonsepsi Tiap Indikator

Indikator

Penyebab Miskonsepsi

Intuisi

yang

Salah

Bentuk

Matem -

atis

Buku

Teks

Pembel

ajaran

sebelum

nya

Membuktikan keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam.

Membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya(diam atau bergerak dengan kecepatan konstan).

Membuktikan jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.

Mendefinisikan gaya.

Membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda.

Menentukan hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa.

Menentukan hubungan gaya normal dan berat benda.

Menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas.

Menentukan lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal.

Menentukan besarnya gaya tegangan pada tali yang sama.

Setelah dilakukan wawancara terhadap 5 siswa di kelas XA (kelas

eksperimen) dan 5 siswa di kelas XB (kelas kontrol), penyebab miskonsepsi pada

Hukum Newton dibagi menjadi 4 yaitu intuisi yang salah, persamaan matematis,

buku teks, dan pembelajaran sebelumnya (seperti tercantum dalam tabel 4.2).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

77

Siswa mengalami miskonsepsi pada semua indikator disebabkan oleh faktor

intusisi yang salah. Intuisi keliru diperoleh siswa dari penafsiran persamaan

matematis, buku teks, dan pembelajaran sebelumnya.

3. Proporsi Penurunan Miskonsepsi

Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Penurunan Miskonsepsi antara Siswa yang Diremediasi dengan Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis dan Pembelajaran Konvensional Tiap Indikator

Indikator

Proporsi Penurunan Miskonsepsi Remediasi

Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis

Remediasi Menggunakan Pembelajaran Konvensional

Membuktikan keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam. 41,67% -4,17% Membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya(diam atau bergerak dengan kecepatan konstan).

4,17% 8,33%

Membuktikan jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.

20,83% 8,33%

Mendefinisikan gaya. 8,33% 0% Membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda. 20,83% 20,83% Menentukan hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa. 4,17% 20,83%

Menentukan hubungan gaya normal dan berat benda. -8,33% -16,67% Menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas. 41,67% 16,67%

Menentukan lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal. 45,83% 25%

Menentukan besarnya gaya tegangan pada tali yang sama. 29,17% 12,5%

Rata Rata Proporsi Penurunan Miskonsepsi

Berdasarkan tabel 4.3 rata rata proporsi penurunan miskonsepsi siswa

yang diremediasi dengan pembelajaran konstruktivis (kelas eksperimen) tiap

indikator yaitu . Rata rata proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang

diremediasi dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) tiap indikator

yaitu .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

78

4. Uji Hipotesis

- Didapatkan yaitu maka : ditolak

dan : diterima. (Lihat Lampiran 8)

- Dari perhitungan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa proporsi penurunan

miskonsepsi siswa yang diremediasi dengan pembelajaran konstruktivis lebih

besar daripada siswa yang diremediasi dengan pembelajaran konvensional.

- Didapatkan proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi dengan

pembelajaran konstruktivis lebih besar daripada siswa yang diremediasi

dengan pembelajaran konvensional sehingga remediasi miskonsepsi Hukum

Newton melalui model pembelajaran konstruktivis dikatakan efektif.

- Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan

remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi

miskonsepsi siswa diterima.

- Interpretasi efektivitas remediasi miskonsepsi Hukum Newton melalui model

pembelajaran konstruktivis ditentukan dengan melihat harga = 1,13.

Setelah dibandingkan dengan batas batas efektivitas Hattie maka efektivitas

tergolong tinggi.

Tabel 4.4. Uji Hipotesis dengan Uji Z satu pihak

No. Hipotesis Kesimpulan

1 :Remediasi dengan model

pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa.

1,13 diterima

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

79

B. Pembahasan

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi profil dan penyebab

miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton di kelas X MAN 2 Surakarta.

Selanjutnya ditentukan efektivitas remediasi miskonsepsi melalui model

pembelajaran konstruktivis di kelas eksperimen dengan pembanding pembelajaran

konvensional di kelas kontrol. Efektivitas remediasi ini terkait dengan proporsi

penurunan miskonsepsi di kedua kelas.

Dari analisis dekriptif kualitatif ditemukan profil miskonsepsi yang dimiliki

siswa yaitu: 1) keberadaan gaya yang bekerja pada benda diam; 2) benda dalam

kesetimbangan selalu mempertahankan keadaan awalnya; 3) jika gaya total yang

bekerja pada benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan; 4)

definisi gaya; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda; 6) hubungan gaya aksi

reaksi dua benda berbeda massa; 7) hubungan gaya normal dan berat benda; 8)

gaya gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas; 9) lintasan benda

setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal; 10) besar gaya

tegangan pada tali yang sama. Profil miskonsepsi ini muncul disebabkan oleh 4

faktor yaitu intuisi yang salah, persamaan matematis, buku teks, dan pembelajaran

sebelumnya.

Siswa mengalami miskonsepsi pada semua indikator disebabkan oleh faktor

intusisi yang salah. Intuisi keliru diperoleh siswa dari penafsiran persamaan

matematis, buku teks, dan pembelajaran sebelumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

80

Indikator pertama yaitu membuktikan keberadaan gaya yang bekerja pada

benda diam. Siswa mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi siswa yang keliru dalam menafsirkan persamaan Hukum I Newton yang

berasal dari sumber bacaan (buku teks). Siswa menganggap benda yang diam

berlaku Hukum I Newton sehingga menyimpulkan bahwa tidak ada gaya yang

bekerja pada benda diam berdasarkan persamaan .

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi berasal dari pengamatan terhadap

keadaan fisis benda yang diam ditambah dengan penafsiran yang keliru terhadap

persamaan Hukum I Newton yang didapat dari sumber bacaan sehingga muncul

anggapan tidak ada gaya yang bekerja pada benda diam atau tidak bergerak.

Indikator kedua yaitu membuktikan benda dalam kesetimbangan selalu

mempertahankan keadaan awalnya (diam atau bergerak dengan kecepatan

konstan). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi yang keliru dalam memahami Hukum I Newton yang berasal dari

pengalaman sehari hari ditambah informasi keliru yang diperoleh dari

pembelajaran sebelumnya dalam mengaitkan pengalaman tersebut dengan konsep

kesetimbangan dalam Hukum I Newton. Siswa memiliki anggapan bahwa sifat

alamiah benda adalah diam yang didapatkan dari pengalaman sehari hari seperti

ketika gaya dorong dilepaskan maka benda akan langsung berhenti.

Ada juga siswa mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh intuisi

keliru yang bersal dari pengalaman sehari hari yang dipersepsikan keliru oleh

siswa seperti ketika gaya dorong dilepaskan pada benda maka benda akan

berhenti. Siswa menganggap benda berhenti membuktikan bahwa benda tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

81

mungkin mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri. Padahal sifat alamiah

benda yaitu menolak semua upaya mengubah kecepatannya sehingga benda

memiliki kecenderungan mempertahankan keadaan geraknya.

Indikator ketiga yaitu membuktikan jika gaya total yang bekerja pada benda

nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan. Siswa memiliki

miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh intuisi keliru terhadap kasus

benda yang bergerak di angkasa jauh dari planet manapun. Siswa menganggap

pada kasus ini ada gaya yang bekerja pada benda yaitu gaya gravitasi sehingga

benda akan mengalami perlambatan akibat pengaruh gaya ini.

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi yang keliru dalam memahami Hukum I Newton yang berasal dari

pengalaman sehari hari ditambah informasi keliru yang diperoleh dari

pembelajaran sebelumnya dalam mengaitkan pengalaman tersebut dengan konsep

kesetimbangan dalam Hukum I Newton. Siswa memiliki anggapan bahwa sifat

alamiah benda adalah diam yang didapatkan dari pengalaman sehari hari seperti

ketika gaya dorong dilepaskan maka benda akan langsung berhenti. Siswa

menganggap benda berhenti hanya disebabkan oleh gaya dorong yang dilepaskan

tanpa mencari sifat alamiah benda yang sesungguhnya.

Indikator keempat yaitu mendefinisikan gaya sebagai besaran vektor yang

merupakan ukuran kuantitatif interaksi dua benda. Siswa yang memiliki

miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh intuisi siswa yang keliru dalam

menafsirkan persamaan Hukum II Newton yang berasal dari sumber bacaan (buku

teks). Siswa mendefinisikan gaya sebagai hasil kali massa dan percepatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

82

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

pembatasan definisi yang dilakukan siswa. Pembatasan ini bersumber dari

literatur yang pernah dibaca atau disampaikan kepada siswa seperti

mendefinisikan gaya hanya sebatas tarikan dan dorongan padahal secara faktual

gaya juga bekerja pada benda yang diam.

Indikator kelima yaitu membuktikan gaya muncul dari interaksi dua benda.

Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh intuisi

keliru yang berasal dari sumber bacaan. Sumber bacaan masih menuliskan

sebagai sifat intrinsik benda. Dengan kata lain siswa menganggap setiap benda

memiliki gaya seperti benda memiliki massa atau manusia memiliki tubuh.

Indikator keenam yaitu menentukan hubungan gaya aksi reaksi dua benda

berbeda massa. Siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan

oleh intuisi keliru yang berasal dari pembelajaran sebelumnya sehingga

menganggap aplikasi Hukum III Newton berlaku pada benda yang sama. Siswa

menganggap gaya aksi reaksi hanya berlaku pada benda yang sama. Dalam

kasus benda berbeda massa, siswa hanya melihat gaya yang bekerja pada benda

bermassa kecil. Hasilnya, siswa menganggap benda yang lebih besar memberikan

gaya yang lebih besar terhadap benda yang lebih kecil tanpa melihat gaya reaksi

dari benda kecil terhadap benda besar.

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi keliru yang berasal dari pengamatan terhadap keadaan fisis benda. Dalam

kondisi dua benda berbeda massa berinteraksi (benda bermassa besar berada di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

83

atas benda bermassa kecil) siswa mengganggap saat interaksi benda bermassa

kecil harus memberikan gaya lebih besar pada benda bermassa besar agar benda

bermassa kecil dapat menahan benda bermassa besar yang berada di atasnya.

Indikator ketujuh yaitu menentukan hubungan gaya normal dan berat benda.

Siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh intuisi keliru

yang berasal dari sumber bacaan. Kebanyakan sumber bacaan fisika menampilkan

contoh gaya normal yang arahnya selalu ke atas. Akibatnya siswa menganggap

arah gaya normal selalu ke atas sehingga menarik kesimpulan bahwa gaya normal

yang bekerja pada benda selalu sama besar dengan berat benda.

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi keliru yang berasal dari sumber bacaan. Siswa yang memiliki profil

miskonsepsi ini pernah melihat contoh soal di buku fisika SMA. Contoh soal

tersebut menampilkan sebuah kotak yang diletakkan di atas meja kemudian

ditekan ke arah bawah dan hasilnya gaya normal lebih besar daripada gaya berat

kotak. Dari contoh soal tersebut siswa mengeneralisir bahwa gaya normal selalu

lebih besar dari berat benda.

Indikator kedelapan yaitu menentukan gaya gaya yang bekerja pada benda

yang dilemparkan ke atas. Siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini

disebabkan oleh intuisi siswa berasal dari pembelajaran sebelumnya. Siswa

menganggap saat benda dilemparkan vertikal ke atas akan bekerja gaya gravitasi

yang arahnya ke bawah dan gaya ke atas yang besarnya makin berkurang. Gaya

ke atas yang berkurang ini akibat bergesekan dengan udara dan tarikan gravitasi

bumi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

84

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi keliru siswa yang berasal dari pembelajaran sebelumnya. Siswa

menganggap ada dua gaya bekerja pada benda yang bergerak vertikal ke atas.

Indikator kesembilan yaitu menentukan lintasan benda setelah lepas dari

lintasan lingkaran pada bidang horizontal. Siswa yang memiliki miskonsepsi pada

indikator ini disebabkan oleh intuisi diperoleh dari penerapan Hukum I Newton

yang keliru. Siswa menganggap berdasarkan Hukum I Newton sifat alamiah

benda yaitu selalu menolak perubahan dalam geraknya sehingga walaupun tali

diputus maka arah gerak benda tetap seperti semula menyinggung lingkaran.

Ada juga siswa yang memiliki miskonsepsi pada indikator ini disebabkan oleh

intuisi keliru siswa yang berasal dari pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran

sebelumnya menyatakan bahwa pada gerak melingkar beraturan ada dua gaya

yang bekerja pada benda yaitu gaya sentripetal yang mengarah ke pusat lingkaran

dan gaya sentrifugal yang mengarah ke arah luar. Sehingga siswa beranggapan

ketika tali diputus (gaya sentripetal dihilangkan) maka arah benda tegak lurus

lintasan mengikuti gaya sentrifugal.

Indikator kesepuluh yaitu menentukan besarnya gaya tegangan pada tali

yang sama. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator ini disebabkan

oleh intuisi keliru yang diperoleh dari pengamatan terhadap keadaan fisis benda.

Siswa selalu menganggap bahwa massa benda yang besar selalu menghasilkan

gaya yang besar dengan mengabaikan proses interaksi antara benda.

Dari analisis data didapatkan rata rata proporsi penurunan miskonsepsi

tiap indikator melalui remediasi menggunakan model pembelajaran konstruktivis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

85

(kelas eksperimen) yaitu sebesar . Pada kelas kontrol yang diremediasi

menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata rata proporsi

penurunan miskonsepsi tiap indikator sebesar . Setelah hipotesis kedua

diuji dengan didapatkan nilai yaitu

maka : ditolak dan : diterima. Jadi dapat

disimpulkan proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi dengan

model pembelajaran konstruktivis lebih besar daripada siswa yang diremediasi

dengan pembelajaran konvensional.

Didapatkan proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi dengan

model pembelajaran konstruktivis lebih besar daripada siswa yang diremediasi

dengan pembelajaran konvensional sehingga remediasi miskonsepsi Hukum

Newton melalui model pembelajaran konstruktivis dikatakan efektif. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan remediasi dengan

model pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa

diterima.

Interpretasi efektivitas remediasi miskonsepsi Hukum Newton melalui

model pembelajaran konstruktivis ditentukan dengan melihat harga = 1,13.

Setelah dibandingkan dengan batas batas efektivitas Hattie maka efektivitas

tergolong tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

86

C. Keterbatasan Penelitian

Keakuratan dan ketepatan instrumen sangat mempengaruhi keberhasilan

dalam menjaring miskonsepsi. Keterbatasan penelitian ini terletak pada

keakuratan instrumen penelitian yaitu tes miskonsepsi yang dinilai berdasarkan

tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang

tercantum di lampiran 9. Hasil analisis soal menunjukkan kualitas instrumen

masih jauh dari harapan walaupun kemudian diperbaiki.

Penjaringan miskonsepsi tidak cukup dengan mengoreksi hasil kerja siswa

yang tercantum dalam lembar jawaban tetapi juga memerlukan pendalaman lebih

jauh melalui wawancara untuk mengetahui cara berpikir siswa dalam menjawab

tes miskonsepsi. Keterbatasan waktu membatasi wawancara hanya terhadap 10

siswa sehingga tidak semua siswa yang mengalami miskonsepsi bisa

diwawancarai.

Miskonsepsi tidak hanya ditunujukkan dari pemahaman siswa yang keliru

tetapi juga bisa terlihat dari perilaku siswa dalam aspek afektif dan aspek

psikomotor. Penelitian ini hanya bisa mengungkap miskonsepsi siswa pada aspek

kognitif sehingga aspek afektif dan aspek psikomotor belum tergarap khususnya

pada siswa tingkat SMA/MA.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

87

87

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profil miskonsepsi yang dimiliki siswa yaitu: 1) keberadaan gaya yang

bekerja pada benda diam; 2) benda dalam kesetimbangan selalu

mempertahankan keadaan awalnya; 3) jika gaya total yang bekerja pada

benda nol maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan; 4) definisi

gaya; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda; 6) hubungan gaya aksi reaksi

dua benda berbeda massa; 7) hubungan gaya normal dan berat benda; 8) gaya

gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas; 9) lintasan benda

setelah lepas dari lintasan lingkaran pada bidang horizontal; 10) besar gaya

tegangan pada tali yang sama.

2. Faktor penyebab miskonsepsi yang dimiliki siswa yaitu intuisi yang salah,

persamaan matematis, buku teks, dan pembelajaran sebelumnya.

3. Prosentase penurunan jumlah siswa yang diremediasi menggunakan model

pembelajaran konstruktivis sebagai berikut: 1) keberadaan gaya yang bekerja

pada benda diam sebesar 41,67%; 2) benda dalam kesetimbangan selalu

mempertahankan keadaan awalnya (diam atau bergerak dengan kecepatan

konstan) sebesar 4,17%; 3) jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka

benda akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 20,83%; 4) definisi

gaya sebesar 8,33%; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda sebesar

20,83%; 6) hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

88

4,17%; 7) hubungan gaya normal dan berat benda sebesar -8,33%; 8) gaya

gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas sebesar 41,67%; 9)

lintasan benda setelah lepas dari lintasan lingkaran sebesar 45,83%; 10) besar

gaya tegangan pada tali yang sama sebesar 29,17%.

4. Prosentase penurunan jumlah siswa yang diremediasi menggunakan

pembelajaran konvensional sebagai berikut: 1) keberadaan gaya yang bekerja

pada benda diam sebesar -4,17%; 2) benda dalam kesetimbangan selalu

mempertahankan keadaan awalnya (diam atau bergerak dengan kecepatan

konstan) sebesar 8,33%; 3) jika gaya total yang bekerja pada benda nol maka

benda akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 8,33%; 4) definisi

gaya sebesar 0%; 5) gaya muncul dari interaksi dua benda sebesar 20,83%;

6) hubungan gaya aksi reaksi dua benda berbeda massa sebesar 20,83%; 7)

hubungan gaya normal dan berat benda sebesar -16,67%; 8) gaya gaya yang

bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas sebesar 16,67%; 9) lintasan

benda setelah lepas dari lintasan lingkaran sebesar 25%; 10) besar gaya

tegangan pada tali yang sama sebesar 12,5%.

5. Proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang diremediasi dengan model

pembelajaran konstruktivis lebih besar daripada siswa yang diremediasi

dengan pembelajaran konvensional.

6. Remediasi dengan model pembelajaran konstruktivis efektif dalam mengatasi

miskonsepsi siswa dengan efektivitas tinggi.

7. Secara kualitatif miskonsepsi yang dimiliki siswa tidak berubah karena

miskonsepsi bersifat resisten (tahan terhadap perubahan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

89

B. Implikasi

Penjaringan miskonsepsi yang dimiliki siswa menggunakan tes miskonsepsi

dan wawancara. Fakta di lapangan membuktikan selain mengalami miskonsepsi,

ada beberapa siswa yang memang tidak paham konsep ditunjukkan dari jawaban

CRI dan hasil wawancara. Siswa yang tidak paham konsep ditandai jawaban

keliru dan memilih CRI di rentang 1 3 serta diperkuat dengan jawaban ragu

ragu, tidak tahu yang diberikan siswa saat wawancara. Siswa yang mengalami

miskonsepsi jawaban keliru dan memilih CRI di rentang 4 6 serta saat

wawancara cenderung mempertahankan jawaban keliru dengan yakin. Wawancara

hanya dilakukan pada 10 siswa karena keterbatasan waktu. Sejumlah siswa yang

diwawancara mengemukakan alasan beragam. Alasan yang beragam ini

menyebabkan sulitnya menganalisis penyebab miskonsepsi pada siswa.

Setelah diremediasi dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivis diperoleh siswa yang sebelum remediasi mengalami miskonsepsi

tereduksi menjadi tidak mengalami miskonsepsi dan ada juga siswa yang sebelum

dan sesudah remediasi tetap mengalami miskonsepsi. Hal ini mungkin terjadi

karena model yang digunakan belum dapat memberikan pemahaman tentang

konsep tertentu pada materi Hukum Newton. Sehingga jaminan terhadap

efektivitas remediasi menjadi berkurang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON …...EFEKTIVITAS REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM NEWTON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS PADA SISWA KELAS X MAN 2 SURAKARTA TAHUN

90

C. Saran

Ketepatan instrumen sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjaring

miskonsepsi pada penelitian selanjutnya. Pemilihan model pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik materi juga sangat penting dalam mereduksi

miskonsepsi siswa. Jumlah siswa yang diwawancara sebaiknya mendekati jumlah

sampel sehingga mempermudah dalam proses generalisasi penyebab miskonsepsi.

Penelitian tentang miskonsepsi Hukum Newton di tingkat SMA/MA sebaiknya

dimulai di kelas XI jurusan IPA karena siswa sudah memilih jurusan IPA maka

diharapkan miskonsepsi yang dimilki siswa benar benar terungkap.

Miskonsepsi tidak hanya ditunujukkan dari pemahaman siswa yang keliru

tetapi juga bisa terlihat dari perilaku siswa dalam aspek afektif dan aspek

psikomotor. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggarap miskonsepsi pada aspek

afektif dan aspek psikomotor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user