efektivitas penempatan aparatur
-
Upload
risal-aprisal -
Category
Documents
-
view
117 -
download
0
Transcript of efektivitas penempatan aparatur
(STUDI KASUS DI KABUPATEN KUTAI TIMUR, KABUPATEN KUTAI BARAT DAN KOTA BALIKPAPAN)
Kondisi pelayanan saat ini
Aparatur yg seharusnya melayani
Menuju kondisi ideal pelayanan
GAP
Belum efisien & efektif (waktu, biaya, prosedur, jangkauan pelayanan)
Adanya praktek KKNRendahnya profesionalismeBelum optimal memanfaatkan teknologi informasi (e-government)Dll
(Tri Widodo, 2008)
Penempatan SDM aparatur yg kurang tepatLemahnya penegakan disiplin
Kurangnya kompetensi dan skillsKelemahan dlm manajemen birokrasiKeterbatasan anggaranKurangnya sarana dan prasaranaLemahnya koordinasi antar berbagai pihak
Partisipasi masyarakat belum optimalDll
(Bappenas, 2006)
GAP
“Cari orang yang tepat terlebih dahulu”
(Donald Trump, 2004)
Pemerintah boleh memiliki planing dan strategi terbaik, tapi strategi tersebut tidak ada harganya tanpa orang-orang yang tepat untuk melaksanakannya.
Sebaliknya jika pemerintah memiliki strategi yang salah tapi memiliki orang-orang yang tepat, mereka akan mengoreksinya.
Orang-orang yang tepat benar-benar akan membangun suatu karakter yang kuat dalam birokrasi
Untuk itulah muncul kebutuhan untuk bisa menilai efektifitas penempatan aparatur sebagai mesin penggerak organisasi pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Timur
Latar Belakang
Unit Kerja Responden
Kabupaten Kutai Timur Baperjakat
Dinas Dinas Pertanian
Pejabat Eselon II, III dan IV
Dinas Kesehatan
Badan BKD
Kabupaten Kutai Barat Baperjakat
Dinas Dinas Pendidikan
Pejabat Eselon II, III dan IV
Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan
Badan Bappeda
Kota Balikpapan Baperjakat
Dinas Dinas Kesehatan
Pejabat Eselon II., III dan IV
Dinas Pendidikan
Badan Bappeda
Aparatur Aparatur
Tujuan Penempatan AparaturTujuan Penempatan Aparatur
PP No. 13/2002 tentang perubahan atas PP No 100/2000 Tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural Ditambah dari beberapa teori
Pengembangan Karir
PP No. 13/2002 tentang perubahan atas PP No 100/2000 Tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural Ditambah dari beberapa teori
Pengembangan Karir
Peningkatan kualitas profesionalisme pegawai negeri sipil yang memiliki keunggulan
kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan
pelayanan
Peningkatan kualitas profesionalisme pegawai negeri sipil yang memiliki keunggulan
kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan
pelayanan
1. Menemukan orang-orang yang terbaik;2. Menciptakan kondisi pekerjaan yang terbaik;
3. Menggunakan pengaruh terbaik.
1. Menemukan orang-orang yang terbaik;2. Menciptakan kondisi pekerjaan yang terbaik;
3. Menggunakan pengaruh terbaik.
Fungsi Manajemen Kepegawaian (UU No. 43/1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian):Fungsi Manajemen Kepegawaian (UU No. 43/1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian):
perencanaanperencanaan
pengadaanpengadaan
pengembangan pengembangan
penempatanpenempatan
promosi promosi
penggajianpenggajian
kesejahteraankesejahteraan
pemberhentianpemberhentian
Proses penempatanProses penempatan
Syarat & faktor penempatan
Syarat & faktor penempatan
Efektifitas PenempatanEfektifitas Penempatan
Menurut Sedarmayanti (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.
Menurut A. Sihotang (2007), ruang lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi.
“Tujuan manajemen sumber daya manusia secara umum
untuk memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang“
• Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian. (UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian).
“Salah satu fungsi dari Manajemen PNS adalah melakukan penempatan pegawai didalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.”
Mekanisme (Proses) Penempatan Aparatur Dalam Jabatan Struktural diatur oleh:
PP No. 100/2000 Tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural;
PP No. 13/2002 tentang perubahan atas PP No 100/2000 Tentang Pengangkatan PNS Dalam
Jabatan Struktural;
Keputusan Kepala (Kepka) BKN No. 13 Tahun 2002 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 100/2000 Tentang Pengangkatan PegawaiNegeri Sipil Dalam Jabatan Struktural SebagaimanaTelah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13Tahun 2002;
Dll.
Mekanisme (Proses) Penempatan Aparatur:
Proses 1. Pejabat yang membidangi kepegawaian baik instansi pusat maupun daerah menginventarisir lowongan jabatan struktural yang ada disertai persyaratan jabatannya.
Proses 2. Lowongan formasi jabatan struktural tersebut, diinformasikan kepada seluruh pimpinan satuan organisasi eselon I, eselon II atau eselon III di lingkungan masing-masing.
Proses 3. Berdasarkan lowongan formasi jabatan tersebut, para pejabat struktural eselon I, eselon II atau eselon III, secara hirarkhi mengajukan calon yang memenuhi syarat guna mengisi lowongan jabatan kepada pejabat yang berwenang dengan tembusan disampaikan kepada Ketua Baperjakat u.p Sekretaris.
Proses 4. Sekretaris Baperjakat menyiapkan data calon yang diusulkan untuk diajukan dalam sidang. Apabila yang diajukan hanya 1 (satu) orang calon, maka Sekretaris Baperjakat menyiapkan data calon lainnya yang memenuhi syarat sehingga yang diajukan untuk dibahas dalam sidang Baperjakat sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang calon.
Proses 5. Sidang Baperjakat yang menghasilkan (1) Pertimbangan pengangkatan/pemindahan dalam dan dari jabatan struktural; (2) Pertimbangan pemberhentian dari jabatan struktural; (3) Pertimbangan pemberian kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan struktural atau karena prestasi kerja luar biasa baiknya atau menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara; (4) Pertimbangan perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I dan eselon II.Proses 6. Pejabat Pembina Kepegawaian mengeluarkan Surat Keputusan Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural.Proses 7. Pelantikan pejabat struktural yang bersangkutan oleh Pejabat yang Berwenang.
Landasan Kebijakan & Teori
Persyaratan dan Faktor yang harus dipertimbangkan untuk mengangkat PNS dalam Jabatan Struktural:berstatus pegawai negeri; serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan;memiliki kualifikasi tingkat pendidikan yang di tentukan;semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan;sehat jasmani dan rohani. Faktor yang harus dipertimbangkan untuk mengangkat PNS dalam Jabatan Struktural:senioritas dan kepangkatan;Usia;pendidikan dan pelatihan jabatan (diklat kepemimpinan);pengalaman. Pertimbangan lain menurut konsep dari Prof. DR. S.P., Siagian, MPAPenelusuran bakat dan minat serta kemampuan
Berdasarkan Kepka BKN No 13/2002
Proses Penempatan Aparatur
Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Balikpapan
a. proses penempatan
Bupati/Walikota
Sidang Baperjakat
SKPD(Dinas & Badan)
SK & Pelantikan Pejabat yang ditunjuk
inisiatif
Menyiapkan data dan informasi Merancang konsep terkait penempatanMemberikan telaahan stafDll
ya
tidak
BKD
Proses ulang mengolah untuk disempurnakan dan dipertimbangkan alternatif lain
koordinasi
Memberikan masukan dan pertimbangan
Menyampaikan usulan
b. Syarat dan Faktor Efektivitas Penempatan Aparatur di Kutim
Berdasar aspek “menemukan orang-orang terbaik”
NO Syarat dan Faktor Kutim Kubar Balikpapan
Administratif
1 Berstatus PNS 100% 100% 100%
2 Serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan
100% 100% 100%
3 Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
100% 100% 100%
4 Sehat jasmani dan rohani 100% 100% 100%
5 Usia 100% 100% 100%
6 DUK 100% 100% 100%
7 Kesehatan 100% 100% 100%
8 Diklat PIM 60,47% mengikuti dalam jangka wkt 0-1 tahun
22% mengikuti dalam jangka wkt 0-1 tahun
27,45% mengikuti dalam jangka wkt 0-1 tahun
13,95% jangka waktu lebih dr 1 tahun
58% jangka waktu lebih dr 1 tahun
39,22% waktu lebih dr 1 tahun
25,58% belum Diklat pim
20% belum Diklat pim 33,33% belum Diklatpim
Sumber: Diolah dari kuesioner dan data pendukung lainnya, 2009
Lanjutan.. “Menemukan Orang-orang Terbaik”
NO Syarat dan Faktor Kutim Kubar Balikpapan
Kompetensi Aparatur
1 Memiliki kualifikasi tingkat pendidikan yang di tentukan
76,74% sesuai 81,25% sesuai 77% sesuai
23,26%tidak sesuai
18,75%tidak sesuai
23% tidak sesuai
2 Kompetensi jabatan Belum terukur Belum terukur Ada SKJ tapi belum tersosialisasi dgn baik
3 Bakat dan minat 83,72% sesuai 85,42% sesuai 67% sesuai
16, 28% tidak sesuai 14, 58% tidak sesuai 33% tidak sesuai
4 Kemampuan 90,70% mampu 87,50% mampu 71% mampu
9,30% tidak mampu 12,50% tidak mampu 29% tidak mampu
5 Diklat Teknis/Fungsional 39,53% rentang waktu 3 thn lbh
42% rentang waktu 3 thn lbh
33,33% rentang 3 th lbh
4,65% rentang wkt 2 thn
14% rentang wkt 2 thn
5,88% rentang 2 th
32,56% tiap 1 tahun 20% rentang 1 tahun 33,33% rentang 1 th
23,26% belum pernah 24% belum pernah 27,46% belum pernah
6 Pengalaman 1-3 kali sebelum menduduki jbtn skrg
1-3 kali sebelum mendu duki jbtn skrg
1-3 kali sebelum menduduki jbtn skrg
Sumber: Diolah dari kuesioner dan data pendukung lainnya
aspek “Menciptakan Kondisi Pekerjaan Yang Terbaik” No Dimensi Kutim Kubar Balikpapan
1 Struktur dan besaran organisasi sesuai dengan PP No 41/2007
menghadapi masa transisi kedalam perubahan kelembagaan yang disesuaikan dengan PP No 41 Tahun 2007
Sudah menerapkan PP No 41/2007
Kota Balikpapan telah mengadopsi PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah
2 Pola Karir (pasal 12, PP No 100/2000 ttg Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural)
Belum ada Belum ada Belum ada
3 Analisis Jabatan (Kep.Menpan No 61/2004 ttg Pedoman Pelaksanaan Analisis jabatan & Permendagri 4/2005 ttg Pedoman Analisis Jabatan di Lingkungan Depdagri dan Pemda)
Belum ada Belum ada Sudah ada
4 Standar Kompetensi Jabatan (Kep. Kepala BKN No. 46A/2003 ttg Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural PNS)
Belum ada Belum ada Sudah ada
5 Analisis Beban Kerja (Permendagri No 12/2008 ttg Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Pemda)
Belum ada Belum ada Belum ada
6 Identifikasi (Analisis) Kebutuhan Diklat (pasal 27, PP 101/2000 ttg Diklat Jabatan PNS)
Belum ada Belum ada Belum ada
7 Sistem Insentif Berbasis Kinerja (Pasal 39, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007)
Belum ada Belum ada Sudah ada
8 Sistem Reward and Punishment Belum ada Belum ada Belum ada
Dari aspek “Faktor Pengaruh Yang Terbaik”
NoKomitmen Untuk
Memberikan Pengaruh Terbaik
Kutim Kubar Balikpapan
1 Bupati Belum nampak adanya komitmen, dengan tidak adanya dukungan dalam menciptakan kondisi yang terbaik
mengupayakan langkah-langkah dengan mencoba mengusulkan penambahan aparatur kepada pemerintah pusat
diperlukan konsistensi dan komitmen tinggi untuk menjamin proses ini menghasilkan pejabat struktural yang sesuai dengan harapan dalam mencapai efektivitas penempatan aparatur
2 Baperjakat Masih mempertahankan kondisi penempatan aparatur seperti yang berlaku saat ini, yaitu penempatan dominan didasarkan atas pangkat yang telah dicapai, dan kurang memperhatikan aspek lainnya
menempatkan aparat sepanjang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau memiliki pengalaman meskipun dengan kemampuan yang terbatas, dan hal ini dirasakan cukup baik berjalan dalam menunjang kinerja organisasi
Komunikasi yang baik antara pejabat yang berwenang dengan pihak Baperjakat dapat mengeliminasi adanya unsur-unsur subjektif dalam melakukan penyaringan dari awal hingga akhir
Kendala Umum
Kendala yang dihadapi1. Kutai Timur
SKPD kurang mendapat peran untuk bisa berkontribusi memberikan informasi tentang aparatur yang memiliki cukup syarat untuk menduduki jabatan, terutama yang berasal dari dalam SKPD. peran BKD yang masih kurang sebagai jembatan sharing informasi yang terbuka (transparan), tentang data berbagai alternatif nama aparatur yang memiliki kecukupan syarat untuk menduduki jabatan. Apabila informasi yang di dapat dari BKD bisa lebih aktual dan di release secara terbuka, maka akan memotivasi baik secara individu maupun secara organisasi (SKPD) untuk berkompetisi memberikan yang terbaik kepada Pemerintah Daerah selain pada peningkatan karir bagi aparatur itu sendiri.
Ketidak sesuaian latar belakang pendidikan (23,26%) akan menghambat lebih besar dalam efektifitas aparatur dalam jabatan dibanding dengan ketidak sesuaian dalam bakat dan minat (16,28%). Namun sebenarnya ketika aparatur yang duduk dalam jabatan mengatakan bahwa dia tidak mampu melaksananakan tugas jabatannya, itu akan menjadi kendala terbesar dibanding ketidak sesuaian dalam pendidikan, bakat dan minat. Karena pernyataan ketidak mampuan dalam jabatan akan menjadi sebuah demotivasi yang merugikan bagi organisasi.
Lanjutan kendala di Kutim…
Kendala terkait lainnya adalah, adanya rangkap jabatan. Perubahan struktur kelembagaan, mengakibatkan adanya jabatan-jabatan yang masih kosong. Sehingga pada kenyataannya hanya beberapa jabatan yang terisi, dan terpaksa pejabat yang ada menduduki jabatan yang kosong (rangkap) untuk ”sementara”.
Hal lainnya yang perlu mendapat perhatian, adalah tidak adanya pola identifikasi kendala dalam jabatan. Hal ini mengakibatkan tidak diketahuinya berbagai permasalahan yang terjadi pada jabatannya.
2. Kendala di Kutai Barat
Jika instrumen pengukuran kinerja dan pelaksanaan fit and proper test dijalankan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dalam menempatkan aparatur pada suatu jabatan, maka dikhawatirkan tidak cukup banyak pegawai yang lulus untuk menempati suatu jabatan dikarenakan keterbatasan pegawai yang mempunyai kompetensi memadai
Lanjut…kendala di Kubar
sulitnya mencari pejabat yang mau ditempatkan di wilayah perbatasan atau di tingkat kecamatan yang lokasinya cukup jauh dari ibukota kabupaten. Solusi yang pemerintah daerah lalukan untuk mengatasinya adalah melalui sidang tim baperjakat untuk mencari pegawai yang memang berasal dari kecamatan-kecamatan wilayah perbatasan agar diangkat untuk mengisi jabatan struktural yang ada di kecamatan atau wilayah perbatasan walaupun dengan konsekuensi pangkat tidak memenuhi syarat seperti yang ditentukan
standar ketentuan yang mengatur lamanya pejabat dalam memegang jabatan untuk kemudian dilakukan mutasi (perpindahan). Hal ini menjadikan mutasi di Kabupaten Kutai Barat berlangsung cukup cepat (berdasarkan wawancara pernah dalam setahun terjadi 2 (dua) kali mutasi), akibatnya pejabat belum mampu menjalankan dan menunjukkan kapasitasnya dalam jabatan tersebut secara optimal
Kendala di Balikpapan
Belum dioptimalkan informasi-informasi mengenai kepegawaian untuk mendukung proses penempatan.
Penempatan ada yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengembangan pegawai. Contoh: pegawai di Dinas Pendidikan, disiapkan untuk mengurusi Barjas, dimutasi ke Kelurahan;
Pejabat eselon IV disalah satu seksi Bappeda ada yang belum paham tingkatan eselon. Contoh: kasubsi “x”-eselon IIb, Kasubsi “y”-eselon IIc, Kasubbag “v”-eselon IIIb, Kasubbid “g”-eselon IIId.
Kesimpulan
Lanjut…kesimpulanUntuk Kabupaten Kutai Barat didapat kesimpulan berdasarkan data-data di lapangan bahwa fungsi staffing, atau penempatan aparatur khususnya pada Dinas dan Badan belum sepenuhnya efektif dan terdapat beberapa catatan:
1. Perlu keterbukaan informasi adanya jabatan kosong, sehingga membuka kesempatan pegawai yang telah mencukupi syarat menduduki jabatan untuk berkompetisi. Bukan sekedar penunjukkan satu arah saja;
2. Perlu peningkatan sumber daya aparatur dalam hal kualitas dan juga kuantitas, serta mempunyai integritas tinggi untuk bertugas di Kubar sesuai dengan kondisi geografis yang ada;
3. Perlu disiapkan perangkat sistem yang mendukung efektivitas penempatan aparatur
Kesimpulan…lanjutan
• Nampak dalam proses penempatan aparatur di Kota Balikpapan lebih sistematis dan terencana dengan baik dibanding 2 lokus lainnya. Aturan-aturan yang berlaku pada proses penempatan aparatur dalam dan dari jabatan lebih banyak diaplikasikan di sini. Artinya di Kota Balikpapan hanya tinggal melihat bagaimana komitmen/ dukungan pejabat pembina kepegawaian untuk memberikan pengaruh terbaik dalam mencapai efektivitas penempatan aparatur, agar tetap on the right track dan jauh dari ”kepentingan” tertentu.
Lanjut ..kesimpulan
• Kesimpulan lainnya adalah, apabila dilihat dari proses penempatan aparatur maka yang menjadi acuan adalah peraturan berlaku yang mengatur tentang hal tersebut. Pada prinsipnya semua daerah lokus penelitian telah berusaha mengikuti aturan tersebut. Adanya perbedaan dalam hal cara, sebenarnya menunjukkan metode mana yang lebih efektif dalam menentukan aparatur yang siap dan cekatan di dalam jabatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kepada masyarakat
Lanjut..Kesimpulan
• Masih adanya kendala-kendala yang terjadi dalam lingkup efektivitas penempatan aparatur pada Dinas dan Badan disemua lokus penelitian. Kendala-kendala umum seperti keterbatasan Sumber Daya Manusia yang kompeten, masih belum siapnya perangkat sistem yang mendukung manajemen sumber daya manusia aparatur serta masih belum diterapkannya aturan secara lengkap dan berurutan (sistematis) karena memang situasi dan kondisi yang belum memungkinkan, masih mewarnai efektivitas penempatan aparatur ini
Saran dan/atau Rekomendasi
• Proses dalam penempatan aparatur yang sesuai dengan ketentuan baku, utamanya dari peraturan yang mengatur tentang penempatan aparatur dalam jabatan tetap harus dijalankan.
• Dalam penempatan aparatur pada Dinas dan Badan kiranya perlu memperhatikan distribusi lokasi dan distribusi kompetensi
Saran dan/atau RekomendasiKaitannya dengan lingkup penelitian ini, maka perlu strategi komprehensif dalam menentukan aparatur yang duduk dalam jabatan. Karena dengan makin efektif mereka bekerja dan makin efisien mereka menggunakan sumber daya yang ada akan menciptakan suatu strategi yang jitu untuk mewujudkan visi dan misi. Maka perangkat sistem yang mendukung kelancaran penempatan aparatur dari dan dalam jabatan perlu adanya informasi yang menyeluruh.
Informasi:Jabatan
kompetensi yang diperlukanIndividu
kompetensi yang diperlukan
Bakat, minat & kemampuan
Pola karier
Standar Kompetensi
Jabatan
Analisis Jabatan
Ketentuan administratif
menduduki jabatan, dll
Tingkat pendidikan
tertentu
Sistem insentif berbasis kinerja
Analisis Kebutuhan
Diklat
Sumber: dikembangkan dari Sistem Manajemen Berbasis Kompetensi Terpadu, PT. ASB(http://www.asb.co.id/document/deskripsi_msdm-bk.pdf)
1.
Pola Karir PNS terdiri dari dua proses penting yaitu: perencanaan karir dan pengembangan karir yang dalam pelaksanaannya mengikuti sistem karir PNS
ANJAB
PETA JABATAN &
FORMASI (Struktural/ Fungsional)
KLASIFIKASIJABATAN
STANDAR KOMPETENSI
PERSYARATAN JABATAN
PENILAIAN KINERJADISIPLIN
SISTEM REMUNERASI
KEBUTUHAN DIKLAT
penempatan
(mutasi, promosi, dll)
Perencanaan Karir Pengembangan Karir
Sumber: PKP2A III LAN Samarinda, 2008
2.
Rumpun Fungsi dan Tugas
Instansi/ Perangkat Daerah Yang Dimungkinkan Untuk Dilakukan Perpindahan Jabatan
Rumpun SDM Aparatur BKD DIKLAT ORTAL Bagian SDM
Aparatur Fungsional
Widyaiswara
Rumpun Kepemerintahan Kelurahan Kecamatan Inspektorat Bagian
Pemerintahan
Bagian Pemerintahan
Desa
Rumpun Perekonomian PERINDAG Koperasi dan UMKM Pasar Pendapatan dan
Pengelolaan Aset
Penanaman Modal
Rumpun Pengembangan Daerah
BAPPEDA BALITBANG Fungsional PenelitiBagian
PembangunanAsisten Ekonomi
Pembangunan
RumpunKependudukan Sosial NAKERTRANS DUKCAPIL Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan Perempuan
dan KB
Rumpun Agraria Pertanian Lingkungan Hidup Perkebunan dan
Kehutanan Kelautan dan
Perikanan Ketahanan Pangan
Sumber: PKP2A III LAN Samarinda, 2008
perumpunan jabatan akan meningkatkan efektivitas penempatan aparatur di dalam jabatan karena menjadikan aparatur memiliki pengetahuan yang cukup (ahli) dalam rumpun fungsi dan tugasnya, sehingga kinerja pemerintah
daerah secara keseluruhan akan berkualitas
3.
Eselon IVPromosi
RUJUKAN ALUR KARIER JABATAN
KETERANGAN :
Alur Karier Jabatan
Promosi Pelaksana
Eselon IVPemula
Eselon IVPengembangan
Eselon IIIPromosi
Eselon IIIPemula
Eselon IIIPengembangan
Eselon IIPromosi Eselon II
Pemula
Eselon IIPengembangan
Eselon I
Eselon IVPemantapan
Eselon IIIPemantapan
Eselon IIPemantapan
4.
Sumber: BKN, 2009
TINGKAT KEBUTUHAN
DIKLAT
PERTANYAAN INTI YG
HARUS DIJAWAB
REKOMENDASI PROSES
Organisasi
(Organization)
Di unit kerja mana diklat dibutuhkan
1. Kebutuhan yg mendesak di unit kerja....
2. Pejabat Pengganti harus dilatih dahulu
Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Jabatan
(Occupation)
Kompetensi apa yang dibutuhkan dalam jabatan tsb.
Jabatan tsb harus memiliki persyaratan kompetensi, yakni ……
Susun Analisis Jabatan dan Standar Kompetensi Jabatan
Perorangan
(Individu)
Orang-orang mana yang memerlukan diklat
1. Si A butuh Diklat….
2. Si B butuh Diklat …
Pemetaan dan Spesifikasikan Orangnya
TINGKAT KEBUTUHAN DIKLAT
Sumber: BKN, 2009
5.
Provinsi Gorontalo sebagai Benchmark dalam Sistem Peta Karir:Jabatan Kepala Sub Bidang Analisis Kebutuhan Diklat pada Bidang Pengembangan dan Standarisasi BKPAD Provinsi Gorontalo
• Mutasi Horizontal :– Internal :
» Kasubid Diklat Struktural» Kasubid Diklat Teknis dan Fungsional» Kasubid Kurikulum, Bahan ajar dan Pendidikan Formal
– Eksternal:» Seksi Pelatihan dan Sertifikasi (Nakertrans)» Seksi Penempatan dan Pelatihan Transmigrasi (Nakertrans)» Seksi Kurikulum dan PBK (Dikpora)» Subid Pendampingan dan Bimbingan Usaha (BPMD dan PK)» Seksi Pelatihan (Dinas Perkebun & Ternak)
• Mutasi Vertikal (Promosi) :– Internal :
» Kabid Pengembangan dan Standarisasi » Kabid Diklat Aparatur» Kabid Kepegawaian
– Eksternal :» Kabid Dilat Kab/Kota» Kasubdin Pelatihan & Produktifitas Tenaga Kerja (Nakertrans)
Continue..
Apabila Kepala Sub Bidang Analisis Kebutuhan Diklat di atas dipromosikan sebagai Kepala Bidang Pengembangan dan Standarisasi BKPAD Prov. Gorontalo maka pengembangan kariernya dapat digambarkan sebagai berikut.
• Mutasi Horizontal :– Internal :
» Kabid Diklat Aparatur » Kabid Kepegawaian» Sekretaris BKPAD
– Eksternal :» Kasubdin Pelatihan & Produktifitas Tenaga Kerja (Nakertrans)» Kabid Pengembangan Sumber Daya (BID)» Sekretaris SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
• Mutasi Vertikal (Promosi) :– Internal :
» Kepala BKPAD– Eksternal :
» Kepala BKD Diklat Kab/Kota» Kepala BPMD & PK Provinsi Gorontalo» Kepala Biro Umum & Humas » Staf Ahli Gubernur
Continue..
Apabila Kepala Bidang Pengembangan dan Standarisasi di atas dipromosikan sebagai Kepala BKPAD Prov. Gorontalo maka pengembangan kariernya dapat digambarkan sebagai berikut.
• Mutasi Horizontal :– Internal :
» Asisten I» Kepala BAPPEDA Prov. Gorontalo» Kepala Dinas Sosial Prov. Gorontalo» Kepala BPMD & PK Prov. Gorontalo» Kepala Inspektorat Prov. Gorontalo
– Eksternal :» Sekda Kab/ Kota» Institusi lain di luar Pemerintah Provinsi
• Mutasi Vertikal (Promosi) :– Internal :
» Sekda Provinsi– Eksternal :
» Institusi lain di luar Pemerintah Provinsi
Continue..
Saran dan/atau RekomendasiBagi Baperjakat, bisa menggunakan pedoman dalam penempatan aparatur dengan memperhatikan 6 tahap pengembangan karir pegawai dari kantor Menpan (2003):
Tahap Kegiatan Tujuan
Preparing 1. Meramalkan perubahan yang terjadi dalam organisasi.
2. pengembangan pegawai yang berbeda keahlian dan kemampuannya.
3. pelatihan kepemimpinan.
Memberikan gambaran yang jelas kepada pimpinan dan pegawai tentang:
kebutuhan organisasi saat ini. peluang dan aktivitas terkait dengan
pengembangan karier.
Profiling 1. Penilaian kinerja.2. melakukan evaluasi jabatan
Mengetahui kekuatan atau keberhasilan dan kelemahan pegawai.
Mengetahui aspirasi dan pengembangan karier yang diperlukan
Targeting 1. Memberikan informasi tentang perencanaan suksesi yang telah disusun.
2. Memberikan informasi melalui system job posting tentang jabatan yang tersedia.
Memberikan kesempatan kepada kandidat untuk memperlajari berbagai posisi yang bisa diraih, sesuai dengan aspirasi dan kualifikasi-nya
Strategizing 1. Menginformasikan jalur dan jenjang karier (career pathing) yang bisa dilalui oleh pegawai.
2. Memberikan jasa konsultasi pada pegawai atas berbagai problem yang dihadapi untuk meniti karier yang diinginkan.
Memberikan bantuan yang berguna bagi pegawai dalam pe-ngembangan rencana aksi yang realistik dalam meraih yang diinginkan
Implementing Melakukan pelatihan dan pengembangan, melalui in the job training, sistem mentoring dan pembinaan (coaching).
Mempersiapkan keahlian dan kemampuan pegawai agar bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Sustaining 1. Menyediakan kompensasi yang adil dan penghargaan yang akan diterima.
2. Melakukan evaluasi atas mekanisme yang dijalankan.
Meningkatkan motivasi dan kepuasan pegawai sesuai dengan jabatannya.
Saran dan/atau Rekomendasi• itikad baik dari pejabat yang berwenang dalam kepegawaian untuk taat asas.
Artinya setelah adanya parameter dalam menemukan aparatur yang terbaik untuk menduduki jabatan dan parameter kondisi terbaik yang harus disiapkan pemerintah daerah, maka satu hal lagi adalah komitmen untuk melaksanakan aspek-aspek tersebut.
Komitmen Pejabat Berwenang
Menempatkan Pejabat pada Dinas dan Badan
secara Kredibel dan Akuntabel
Mengakomodir perpaduan data dan
informasi serta intuisi agar semakin terarah
1.Dilakukan Pengumuman secara terbuka adanya lowongan jabatan, melalui mekanisme saluran tertentu (koran, internet, TV, Radio, dll), sehingga memacu dan memotivasi para calon pejabat yang telah mencapai syarat untuk menduduki jabatan tertentu;2.Dilakukan fit and proper test dalam rangka menggali konsep dan strategi calon pejabat dalam rangka mencapai visi dan misi secara lebih efektif dan efisien;3.untuk lebih meyakinkan pengambil keputusan, maka perlu dibuat pakta integritas dan loyalitas serta kesediaan untuk mundur dari jabatan apabila dinilai gagal, sesuai mekanisme dan tolok ukur tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan.
(Sumber: Mengadopsi mekanisme pemilihan menteri KIB II oleh Presiden RI)
Sekian,terima kasih dan semoga
bermanfaat!
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara
Jl. MT. Haryono No. 36 Samarinda-75124
Telp. 0541-768231, Fax. 0541-768230
BALITBANGDAProv. Kalimantan Timur PKP2A III LAN Samarinda