EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO...

109
EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH X Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : ANGGUN RATNA SARI NIM: 1113053000048 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Transcript of EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO...

Page 1: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH X

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

ANGGUN RATNA SARI

NIM: 1113053000048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 3: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 4: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 5: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

i

ABSTRAK

Anggun Ratna Sari, 2017, Skripsi. Judul : Efektivitas Penanganan Risiko

Pembiayaan Murabahah UMKM pada Bank Umum Syariah X.

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah untuk memenuhi kebutuhan. Pembiayaan murabahah di sector UMKM

adalah upaya dalam mendukung perkembangan Bank Syariah. Hal itu pula yang

membuat Bank Syariah seperti Bank Syariah Umum X terus meningkatkan

pelayanan kepada nasabah dengan sebaik-baiknya. Namun dalam proses

pembiayaan murabahah UMKM, Bank Syariah Umum X akan menghadapi

risiko. Untuk itulah dengan adanya penanganan risiko pembiayaan murabahah

UMKM, diharapkan dapat menghindari ancaman yang dapat mempengaruhi

dalam operasional bank serta bisa menemukan keputusan yang baru untuk dapat

mempertahankan dan menyelesaikan masalah yang ada.

Pada Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM serta Efektivitas Penanganan

Risiko Pembiayaan Murabahah UMKM pada Bank Umum Syariah X. Dengan

adanya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan keilmuwan mengenai

Efektivitas penanganan risiko.

Peneltian ini penulis menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif-

kualitatif dan sumber datanya yaitu berasal dari hasil wawancara dan dokumen-

dokumen. Fokusnya mengenai bentuk, fungsi dan makna dalam hal ini mengenai

gambaran Efektivitas atas penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM

pada Bank Umum Syariah X.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh fakta bahwa kegiatan penanganan

risiko pembiayaan murabahah UMKM di Bank Umum Syariah X yang terjadi di

Bank Umum Syariah X yaitu melakukan upaya preventif (pencegahan) dan upaya

kuratif seperti melakukan penagihan, penjadwalan kembali (rescheduling) atau

dengan restrukturisasi. Efektivitas penanganan risiko pembiayaan murabahah

UMKM di Bank Umum Syariah X dinilai efektif, hal tersebut dilihat dari berhasil

guna, dimana kegiatan penanganan risiko murabahah UMKM dilaksanakan

dengan tercapainya tujuan tingkat NPF(Non Performing Financing) yang masih

dalam rentang risk tolerance. Selain itu ekonomis, hal tersebut dilakukan dengan

meningkatkan strategi manajemen risiko yang diambil dan bekerjasama dengan

Dewan Pengas Syariah dalam mewujudkan pelayanan jasa sesuai prinsip syariah.

Kemudian adanya pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab yaitu pelaksanaan

penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM dilakukan secara intensif

dengan pemantauan dari awal hingga akhir pembiayaan. Lalu pembagian kerja

yang nyata yaitu pembagian dalam melakukan monitoring, review, dan evaluasi

pembiayaan. Adapun yang lainnya yaitu rasionalitas wewenang dan tanggung

jawab dimana dalam penetapan kewenangan telah adanya unit yang melakukan

persetujuan, analisis serta administrasi pembiayaan. Kemudian prosedur kerja

yang praktis yaitu kegiatan penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM

dilakukan dengan penagihan, restrukturisasi maupun penjualan asset.

Kata kunci : Efektivitas, Penanganan Risiko, Pembiayaan Murabahah, UMKM.

Page 6: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah

memberikan bermacam-macam kenikmatan baik itu nikmat sehat, nikmat iman

serta nikmat sehat wal’afiat. Sholawat teriring salam senantiasa tercurah

limpahkan kepada baginda besar kita baginda Nabi Muhammad SAW. Sang

pencerah yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman

globalisasi seperti saat ini.

Berkat karunia dan rahmat-Nya, Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”EFEKTIVITAS PENANGANAN

RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH UMKM DI BANK UMUM

SYARIAH X”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak

Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, ibu Dr.

Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,

Alumni, dan Kerja Sama Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

iii

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

beserta Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah.

3. Muammar Aditya, SE, M.Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah

mencurahkan waktu dan tenaganya dalam membimbing dan memberi

motivasi serta masukan.

4. Drs. Sugiharto, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan masukan dan motivasi.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

rela membagi ilmunya kepada penulis.

6. Segenap Staf Akademik dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

Dan Ilmu Komunikasi serta Staf Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Staf Bank Umum Syariah X, terlebih khusus kepada Ibu Evi dan

Bapak Gamma dan Bapak Amin yang telah membantu dan memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ayahanda Alm Ma’mun, Ibunda Almh Rini, dan Keluarga selaku orang

tua dan kerabat penulis yang telah memberi kasih sayang, doa serta

dukungan tiada henti kepada penulis.

9. Para sahabat-sahabat sejati, yang selalu memberikan semangat kepada

penulis, semoga Allah selalu memberikan keberkahan kepada kita

semua, Aamin.

10. Teman-teman Managemen Lembaga Keuangan Islam angkatan 2013,

Keluarga ETOS Syahid, Keluarga Besar Irmafa, Keluarga LDK Syahid,

Page 8: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

iv

Keluarga PMII, Keluarga FKMA dan teman-teman KKN BERKAT 2017

yang telah memberi motivasi, ilmu, pengalaman serta warna dalam

kehidupan ini.

Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak

bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga Allah membalas doa dan dukungan

dari mereka semuanya. Aamiin.

Jakarta, 7 Desember 2017

Penyusun

Anggun Ratna Sari

Page 9: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………… 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………… 12

D. Metodologi Penelitian ………………………………………… 13

E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 17

F. Sistematika Penulisan ………………………………………. 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektivitas …………..………………………………………… 21

B. Penanganan Risiko……………………………………………. 23

C. Pembiayaan Murabahah…….……………………………….. 33

D. UMKM……………………………………………………….. 38

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Singkat Bank Umum Syariah X………………………. 42

B. Visi, Misi, Values……………………………………………. 43

C. Produk dan Jasa Bank Umum Syariah X……………………. 45

D. Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah X……………………… 51

BAB IV EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH X

A. Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah UMKM di Bank

Umum Syariah X……………………………….……………… 53

Page 10: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

vi

B. Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah UMKM

pada Bank Umum Syariah X…………………………………. 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 82

B. Saran…………………………………………………………… 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

vii

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Rasio Pembiayaan Bermasalah.......................................………… 62

4.2 Tabel Profil Risiko Bank Umum Syariah X tahun 2016 ................…… 64

4.3 Tabel Alur Pembiayaan Murabahah ................……………………… 67

Page 12: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada

masa yang akan datang. Penentuan tujuan akan sangat penting dilakukan agar

langkah-langkah yang hendak perusahaan lakukan menjadi lebih terarah dan

akhirnya dapat melakukan efisiensi dalam implementasinya.1

Di Negara maju maupun berkembang kini pertumbuhan perekonomian

terus berkembang di dunia usaha. Seperti halnya Indonesia, yang terus ingin

meningkatkan perekonomian dengan mengerahkan sumber daya yang

dimiliki melalui dunia usaha. Salah satunya yaitu mendirikan perbankan

syariah.

Pertumbuhan perbankan syariah kini telah banyak dikenal oleh

masyarakat. Banyak perusahaan-perusahaan yang kini mendirikan perusahaan

berbasis syariah. Penunjang pertumbuhan tersebut didukung oleh keuntungan

yang didapatkan, maka dari itu didirikanlah perbankan syariah. Selain itu

untuk memberikan kemudahan kepada nasabah di seluruh Indonesia maka

didirikan pula cabang Bank Syariah diberbagai wilayah. Hal tersebut

1 Sri Wahyudi, Agustinus. Manajemen Strategik (Jakarta :Binarupa Aksara,1996), h. 42.

Page 13: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

2

membuat persaingan ketat antara bank-bank lainnya untuk dapat mencari

nasabah.

Dalam rangka membangun industri perbankan syariah masa depan yang

tangguh, maka pengembangan syariah harus mengikuti langkah-langkah

pembangunan kelembagaan dan kegiatan usaha sesuai dengan pilar-pilar

pengembangan yang ditetapkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia

(API).2

Bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa

pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan

yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari

tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW.3

Bank Syariah marupakan lembaga keuangan yang kegiatan usaha

pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat atau nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sementara jasa-jasa

lainnya merupakan kegiatan usaha lain dalam rangka menambah

pendapatannya. Produk dan jasa tersebut memegang peranan yang sangat

starategis dalam kegiatan usaha Bank Syariah, sehingga pengetahuan akan

2 Amin Ma’ruf, Prospek Cerah Perbankan Islam (Jakarta Selatan : LeKAS, 2007), h. 57. 3 Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), h. 18.

Page 14: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

3

produk dan jasa yang dijual merupakan hal yang mutlak yang harus dimiliki

oleh setiap karyawan Bank Syariah.4

Bank Syariah memiliki kemudahan untuk memberikan pinjaman

kepada masyarakat. Baik itu untuk kebutuhan konsumtif maupun modal

usaha. Hal tersebut dapat menguntungkan pihak bank karena merupakan

penghasilan bank. Namun risiko yang dimiliki bank juga termasuk besar.

Untuk itu, meminimalisir risiko tersebut pihak bank menggunakan prinsip

kehati-hatian dalam meminjamkan pinjaman kepada debitur. Selain itu, dalam

melaksanakan kegiatannya berpedoman kepada prosedur kebijakan yang ada

di bank.

Islam merupakan agama fitrah yang komplit dan menyeluruh. Oleh

karena itu tidak ada satu pun urusan fitrah manusia yang luput dari perhatian

syariat Islam. Tidak ada sesuatu pun dalam urusan dunia maupun akhirat,

kecuali Islam telah menjelaskan perkaranya. 5

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al An’am ayat 38:

4 Karnaen Perwaatmadja dan Muhammad Syafi'I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992), h. 1. 5 Imam Wahyudi, Miranti Kartika Dewi, Feny Rosmanita, Muhammad Budi Prasetyo,

Niken Iwani Surya Putrid an Banu Muhammad Haidir, Managemen Risiko Bank Islam (Jakarta

Selatan: Salemba Empat, 2013 ), h. 14.

Page 15: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

4

Artinya : “Dan tiadalah binatang-binatang dan burung-burung yang

terbang dengan kedua sayapnya, melaikan umat (juga) seperti kamu Tiadalah

Kami alpakan sesuatupun dalam Al Kitab (Al Qur’an), kemudian kepada

Tuhanlah mereka dihimpunkan.”6

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah din dan syariat

yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta’ala, hubungan manusia

dengan pribadinya sendiri, keluarganya, dan sesama manusia dalam bentuk

muamalah (sosial) demi kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, Islam

merupakan agama yang lengkap dan sempurna mengatur segala aspek

kehidupan manusia seperti yang Allah firmankan :

Artinya : “..pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu dan

telah Ku-cukupkan nikmat-Ku atasmu dan telah Ku ridhai Islam itu jadi

agama bagimu..”7

Kegiatan perniagaan (bisnis) merupakan salah satu fitrah dari manusia

karena dengan berniaga manusia dapat memenuhi berbagai keperluannya.

Setiap bisnis yang dijalankan manusia pasti akan menimbulkan dua

konsekuensi di masa depan, yaitu keuntungan dan kerugian. Keduanya

merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan bisnis. Tidak ada satu

pun yang menjamin bahwa bisnis yang dijalankan seseorang akan mengalami

keuntungan atau kerugian di masa depan. Dengan demikian, risiko itu sendiri

6 Q.S. al An’am [6] :38

7 Q.S. al Maidah [5] : 2

Page 16: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

5

merupakan fitrah yang senantiasa melekat dalam kehidupan manusia. Oleh

karenanya, Islam tidak mengenal adanya transaksi bisnis yang bebas risiko.8

Prinsip perbankan syariah merupakan bagian dari keseluruhan ajaran

Islam khususnya yang berkaitan dengan ekonomi dan muamalah. Pemenuhan

prinsip syariat Islam meupakan hal utama yang harus dipenuhi dalam

transaksi perbankan syariah. Perbankan syariah secara fungsi sama dengan

perbankan konvensional yaitu sebagai lembaga intermediary (perantara)

antara pihak yang surplus dana kepada pihak yang mengalami kekurangan

dana. Dalam kegiatan operasionalnya sebagai suatu entitas maka akan selalu

menghadapi risiko.9

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan (financial

instution) yang sedang berkembang pesat, khususnya di Indonesia.

Sebagaimana bank yang lain, perbankan syariah adalah perusahaan jasa yang

pendapatannya diperoleh dari interaksi dengan nasabah sehingga risiko tidak

mungkin tidak ada. Ditambah dengan situasi yang tidak menentu, maka

manajemen risiko sangat diperlukan pada pebankan syariah. Selain itu, Bank

Syariah juga menghadapi risiko yang memiliki keunikan tersendiri, karena

harus mengikuti prinsip-prinsip syariah.10

8 Imam Wahyudi, Miranti Kartika Dewi, Feny Rosmanita, Muhammad Budi Prasetyo,

Niken Iwani Surya Putri dan Banu Muhammad Haidir, Managemen Risiko Bank Islam (Jakarta

Selatan: Salemba Empat, 2013 ), h. 14-15. 9 M. Nur. Rianto Al Arif dan Yuke Rahmawati, Managemen Risiko Perbankan Syariah

(Jakarta Selatan: UIN PRESS, 2015), h. 19. 10Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

h. 49.

Page 17: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

6

Bank Syariah sebagai suatu entitas bisnis tidak hanya mampu

menghasilkan keuntungan yang dapat dibagihasilkan kepada nasabahnya,

melainkan dapat pula mengalami kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa

tertentu. Oleh karenanya Bank Syariah harus mampu mengelola risiko ini

agar tidak terjadi kerugian kepada pihak bank selaku entitas bisnis.11

Sebagai lembaga intermediasi, Bank Islam tidak terlepas akan berbagai

risiko. Setiap risiko tersebut harus dihadapi Bank Islam karena risiko tersebut

dapat menghambat kelangsungan usahanya. Berdasarkan POJK No

65/POJK.03/2016, salah satu risiko yang dihadapi Bank Islam adalah Risiko

Kredit/pembiayaan. Risiko Kredit/pembiayaan muncul akibat kegagalan

nasabah atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas kepada Bank Islam sesuai

kontrak. Risiko ini disebut juga risiko gagal bayar (default risk), risiko

pembiayaan. Risiko penurunan rating dan risiko penyelesaian. Termasuk

dalam kelompok Risiko Kredit/pembiayaan yaitu risiko konsentrasi

pembiayaan. Risiko Kredit/pembiayaan yang dihadapi Bank Islam sangat

terkait dengan bentuk akad pembiayaannya. Pada akad murabahah atau

istishna, Risiko Kredit/pembiayaan terjadi saat Bank Islam telah

menyerahkan asset kepada debitur tetapi tidak menerima pembayaran tepat

pada waktunya. 12

11 Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syariah. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), h. 19-20. 12 Imam Wahyudi, Miranti Kartika Dewi, Feny Rosmanita, Muhammad Budi Prasetyo,

Niken Iwani Surya Putri dan Banu Muhammad Haidir, Managemen Risiko Bank Islam (Jakarta

Selatan:Salemba Empat, 2013 ), h. 25-26.

Page 18: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

7

Bank Syariah dalam menyalurkan dananya salah satu caranya yaitu

melalui Lembaga Keuangan Mikro baik itu untuk pelaku UMKM maupun

masyarakat berkebutuhan. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan

lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa

pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman

atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat,

pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan

usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Keuangan mikro sendiri

adalah sektor keuangan berupa himpunan dana dan pemberian pinjaman atau

pembiayaan dalam skala mikro dengan suatu prosedur yang sederhana kepada

masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Di Indonesia, institusi

yang terlibat dalam keuangan mikro dapat di bagi menjadi tiga, yaitu Institusi

bank, koperasi, serta non bank/non koperasi. Institusi bank termasuk di

dalamnya bank umum yang menyalurkan kredit mikro atau mempunyai unit

mikro serta Bank Syariah dan unit syariah.13

Penguatan UMKM bisa menjadi salah satu program yang efektif dalam

mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Hal ini bisa dilakukan

dengan pemberian akses yang luas terhadap sumber-sumber pembiayaan bagi

UMKM yang pada dasarnya mempekerjakan sebagian dari kalangan

masyarakat yang tergolong miskin tetapi mempunyai kemauan dan

13 I Gde Kajeng Baskara, Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia, Jurnal Buletin Studi

Ekonomi, Vol 18, no 2, 2013, h. 115.

Page 19: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

8

kemampuan produktif, dan salah satu sumber pembiayaan UMKM ialah

melalui sektor perbankan.14

Dibanding Bank Konvensional, Bank Syariah mempunyai keunikan

yang secara prinsip dapat mendukung UMKM, antara lain lebih luwes dalam

penyediaan agunan, lebih luwes dalam penetapan imbalan, dan lebih luwes

dalam menyediakan fasilitas (meliputi bidang perbankan dan lembaga

pembiayaan seperti anjak pitang, modal ventura, sewa-beli, dan pegadaian).15

Salah satu penyebab besarnya persentase pembiayaan Bank Syariah

terhadap UMKM di duga karena dibanding Bank Konvensional, lembaga ini

lebih mengutamakan kelayakan usaha, sementara faktor ini (agunan) untuk

sebagian besar merupakan penghambat UMKM akses terhadap perbankan

konvensional, bukan karena UMKM tidak mempunyai asset, melainkan asset

yang ada dinilai tidak bankable. Mereka yang tidak dapat dilayani oleh Bank

Konvensional inilah yang sesungguhnya merupakan calon nasabah yang

potensial bagi Bank Syariah. Dengan demikian, kalau mau menndukung

UMKM dengan keuangan (kredit), salah satu upaya yang dapat ditempuh

adalah dengan mendukung perkembangan Bank Syariah. Dengan kata lain,

penguatan dan perluasan jaringan Bank Syariah kiranya akan dapat

meningkatkan akses UMKM terhadap lembaga pembiayaan.16

14 Tedy L, dkk, Peranan Intermediasi Perbankan dalam Pemberdayaan UMKM di

Propinsi D. I Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Vol .XVI, 2008, h. 53. 15 Amir Machmud, Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia.

(Jakarta : Erlangga, 2010 ), h. 100. 16 Amir Machmud, Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia.

(Jakarta : Erlangga, 2010 ), h. 100.

Page 20: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

9

Upaya Bank Umum Syariah X dalam menjangkau pelaku UMKM yaitu

dengan menyalurkan pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah.

Tercatat bahwa Bank Umum Syariah X sudah membangun perluasan jaringan

di daerah DKI Jakarta agar dapat memudahkan penyaluran kredit/pembiayaan

kepada pedagang Usaha Mikro Kecil Menengah. Selain itu PT Bank Umum

Syariah X Tbk akan meningkatkan porsi pembiayaan di segmen ritel dari

mayoritas pembiayaan berada di segmen komersial. Segmen ritel ini akan

menggarap pembiayaan rumah atau apartemen dan pembiayaan kartu kredit.17

Sebagai salah satu Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Bank

Umum Syariah X terus meningkatkan pelayanan perbankan kepada

masyarakat. Dengan berlandaskan prinsip syariah, kini Bank Umum Syariah

X sudah memiliki jaringan kantor sebanyak 22 kantor cabang agar dapat

memudahkan nasabah dalam bertransaksi di setiap daerahnya. Melihat

daripada perkembangan Bank Syariah semakin pesat di Indonesia, maka

semakin gencar pula persaingan antar bank. Untuk itu, tidak dapat dipungkiri,

bahwa bank terus meningkatkan pelayanan yang sebaik-baiknya. Namun

bank juga harus menghadapi setiap risiko yang terjadi dalam pembiayaan,

seperti halnya risiko pembiayaan murabahah.

Dalam transaksi murabahah, Bank Syariah menghadapi Risiko

Kredit/pembiayaan sewaktu memberikan aset ke klien tetapi tidak menerima

pembayaran tepat waktu. Dalam kasus murabahah tidak mengikat, dimana

klien mempunyai hak untuk mengolah pengiriman produk yang dibeli oleh

17 M.kontan. co.id diakses pada tanggal 27 Maret 2017

Page 21: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

10

bank, bank menghadapi risiko pasar dan risiko harga.18

Sesuai dengan sifat

bisnis (tijarah), transaksi ba’i murabahah memiliki beberapa manfaat,

demikian juga risiko yang harus diantisipasi.19

Kendala yang sering dihadapi Bank Islam seperti Bank Umum Syariah

X salah satunya yaitu risiko pembiayaan pada UMKM. Walaupun sudah

dilakukan analisis pembiayaan kredit, terkadang masih terdapat pembiayaan

macet yang tidak dapat dihindari oleh perbankan. Jika dalam jangka panjang

pembiayaan terus menerus macet, maka hal itu bisa berdampak buruk dan

merugikan bank tersebut dan dapat terjadinya likuidasi atau kebangkrutan.

Adanya penaganan risiko pembiayaan murabahah bermasalah

diharapkan dapat mengurangi dampak buruk di masa depan. Hubungannya

dengan Bank Umum Syariah X yaitu Bank Umum Syariah X mempunyai

cara yang dapat meminimalisir risiko yang terjadi dalam pembiayaan

murabahah UMKM ini. Dimana dalam setiap pembiayaan itu pasti terdapat

risiko yang dapat berdampak pada bank. Untuk itulah dengan adanya

penanganan risiko pembiayaan murabahah pada umkm, diharapkan dapat

menghindari ancaman yang dapat mempengaruhi dalam operasional bank

serta bisa menemukan keputusan yang baru untuk dapat mempertahankan dan

menyelesaikan masalah yang ada. Sehingga perlu adanya penelitian lebih

18 Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah (Jakarta:

Salemba Empat, 2011), h. 121. 19 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktik (Jakarta: Tazkia

Cendikia, 2001), h. 107.

Page 22: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

11

lanjut tentang bagaimana Efektivitas penanganan risiko pembiayaan

murabahah ini.

Atas dasar itu penjelasan tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk

melakukan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam sebuah skripsi

dengan judul “Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah

UMKM pada Bank Umum Syariah X”

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi kajian pada prosedur upaya

penanganan risiko pembiayaaan murabahah pada UMKM di Bank

Umum Syariah X pada periode 2016 saat mengahadapi pembiayaan

bermasalah.

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah di jabarkan di atas maka

perumusan masalah dari penelitian ini yaitu

a. Bagaimana Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah pada

UMKM di Bank Umum Syariah X?

b. Bagaimana Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah

UMKM pada Bank Umum Syariah X?

Page 23: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

12

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah pada

UMKM di Bank Umum Syariah X

b. Untuk mengetahui Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan

Murabahah UMKM pada Bank Umum Syariah X

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat antara lain

sebagai berikut:

a. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan ilmu

pengetahuan bidang manajemen lembaga keuangan Islam, khususnya

dalam bidang studi manajemen dan menjadi referensi bagi jurusan

manajemen lembaga keuangan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi untuk dijadikan bahan acuan dalam menulis karya ilmiah

selanjutnya.

b. Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pengembangan wawasan

khazanah ilmu pengetahuan dan juga gagasan dalam

mengimplementasikan penelitian di lapangan sehingga dapat

Page 24: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

13

bermanfaat untuk penanganan risiko pembiayaan murabahah pada

UMKM.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pendekatan dan Metode penelitian.

Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prisip logis terghadap

penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran atau cara yang ilmiah

untuk mencapai kebenaran ilmu, guna memecahkan masalah.20

Penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang sebagian besar digunakan dalam

metode penelitian ilmu sosial dan hanya beberapa penelitian dalam

keuangan. Menurut Creswell, penelitian kualitatif berarti proses eksplorasi

dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan

masalah sosial atau masalah kemanusiaan.21

Karakteristik menurut Bogdan

dan Biklen adalah seperti berikut :22

a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, sebagai lawannya adalah

eksperimen, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument

kunci

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkupul berupa

kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

20 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 16. 21 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 347. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 40.

Page 25: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

14

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif yaitu dengan menggunakan penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa dengan kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif adalah

prosedur pemecahan masalah dengan cara menggambarkan obyek

penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana

adanya, kemudian dianalisis dan di interprestasikan, bentuknya berupa

survei dan studi perkembangan.23

Untuk memahami istilah kualitatif ini,

perlu kiranya dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor

mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif kata-kata tertulis dari perilaku orang-orang

yang diamati. Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan

dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.24

Ditinjau dari sifat

penyajian datanya, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif, yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang

tidak menguji hipotesis atau prediksi.25

Penelitian kualitatif mengacu pada

apa, bagaimana, kapan dan dimana dari suatu hal yang berfokus pada

esensinya. Oleh karena itu kualitatif merujuk kepada makna, konsep,

definisi, metamorfosis dari suatu hal.

23 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 16. 24Lexy J Mleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.

ke-11, 2000), h. 3. 25Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik,

(Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), h. 24.

Page 26: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

15

2. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu Bank Umum Syariah X, yang dapat

memberikan informasi kepada penulis sedangkan Obyek penelitian ini

adalah penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM.

3. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis melakukan penelitian di Bank Umum Syariah

X, Jakarta Barat 11420. Waktu penelitian yaitu pada bulan Juli 2017

sampai Oktober 2017

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode survei

yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek peneliti.26

Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara kepada subjek

yang berkaitan yaitu Entreprise Risk Management di Bank Umum

Syariah X. Penulis memberikan pertanyaan langsung dengan melakukan

2 cara : melalui tatap muka dan melalui alat elektronik seperti telepon

dan email.

Menurut Black & Champion: “Wawancara adalah teknik

penelitian yang paling sosiologis karena bentuknya yang berasal dari

interaksi verbal antara peneliti dan responden dan juga cara yang paling

26 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen; Pendekatan Praktis Disertai

Himpunan Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2013), h. 171.

Page 27: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

16

baik untuk menentukan kenapa seseorang bertingkah laku, dengan

menanyakan secara langsung. (Black & Champion, 1992: 305).

b. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung

agar data yang di dapatkan lebih akurat dan bebas terhadap objek yaitu

Kantor Bank Umum Syariah X

Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku subjek

(orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya

pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.27

c. Dokumentasi

Merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa : jurnal,

surat-surat atau data dalam bentuk laporan program.28

Dalam hal ini

penulis melakukan pengumpulan data pada periode 2016 yang terdapat di

Kantor Bank Umum Syariah X

5. Teknik Analisa Data.

Teknik analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian

dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan

dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,

dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari

27 Sugiono, Metode penelitian pendidikan, (Jakarta: 2010), h. 171. 28 Sugiono, Metode penelitian pendidikan (Jakarta: 2010), h. 171.

Page 28: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

17

pengamatan, kemudian mengalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-

sumber yang tertulis.29

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesamaan pembahasan dengan penelitian yang

pernah dilakukan oleh orang lain, maka penulis menyajikan beberapa

penelitian yang telah dibuat oleh para penulis lain, yaitu:

1. Qonita Lutfiyah dengan judul “Efektivitas Program Pembiayaan Usaha

Kecil Mikro BMT (Baitul Mal wat Tamwil) Usaha Mulya di Kelurahan

Kota Baru Bekasi Barat”. Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun

2014. Qonita meneliti tentang program pembiayaan Usaha Kecil Mikro di

BMT Usaha Mulya ini, apakah program pembiayaan tersebut telah efektif

dan telah mencapai tujuannya. Berbeda dari penelitian Qonita penulis

meneliti tentang bagaimana Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah

UMKM pada Bank Umum Syariah X.

2. Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah

cabang Fatmawati, oleh Lukmanul Hakim Mahasiswa Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun skripsi

2016M/1438H. Skripsi ini menjelaskan bagaimana manajemen risiko

pada pembiayaan murabahah bermasalah di Bank BNI Syariah cabang

Fatmawati yaitu dengan Peraturan Bank Indonesia no 13/23/PBI/2011

mengenai penerapan manajemen risiko, sedangkan penulis meneliti

29Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Bulan

Bintang, 2003), h. 11.

Page 29: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

18

tentang bagaimana Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah UMKM

pada Bank Umum Syariah X.

3. Rika Fitrianti dengan judul “Manajemen Risiko Pembiayaan Mikro pada

BRI Syariah kantor cabang pembantu Cipulir”. Skripsi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2014. Skripsi ini menjelaskan bagaimana

penerapan manajemen risiko pembiayaan mikro di BRI Syariah kantor

cabang pembantu Cipulir, sedangkan penulis meneliti tentang bagaimana

Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah UMKM pada Bank Umum

Syariah X.

4. Rifki Fajri Sani dengan judul “Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada

BMT Nurul Falah Sawangan Depok”. Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2015.

Skripsi ini menjelaskan bagaimana praktek pembiayaan murabahah di

BMT Nurul Falah dalam pandangan Hukum Islam, sedangkan penulis

meneliti tentang bagaimana Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah

UMKM pada Bank Umum Syariah X.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah, pembatasan masalah dan perumusan

Page 30: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

19

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori pada bab II ini menjelaskan tentang

pengertian Efektivitas, pengertian pembiayaan

murabahah, pengertian penanganan risiko, dan

pengertian UMKM.

BAB III : GAMBARAN UMUM BANK UMUM

SYARIAH X

Pada bab ini menjelaskan sejarah, visi, misi dan

tujuan Bank Umum Syariah X, program-program

pelayanan Bank Umum Syariah X.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Pada bab ini menjelaskan tentang analisis

Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan

Murabahah UMKM pada Bank Umum Syariah X

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini adalah bab terakhir yang memuat

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan penulis dan penulis memberikan saran

Page 31: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

20

yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas

untuk memperoleh informasi, dan memberikan

solusi atas permasalahan tersebut yang kemudian

diakhiri dengan daftar putaka dan lampiran-

lampiran.

Page 32: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata Efektivitas diambil dari kata efek yang artinya

akibat atau pengaruh, dan dari kata efektif yang artinya ada pengaruh atau

akibat dari sesuatu, membawa hasil, dan Efektivitas itu sendiri berarti

keadaan berpengaruh, keberhasilan tentang usaha atau tindakan.1

Beberapa pakar menjelaskan Efektivitas antara lain, Sumant

menjelaskan bahwa Efektivitas adalah seberapa baik tujuan yang dapat

dicapai, dengan tetap mempertahankan mutu. Stoner menjelaskan bahwa

Efektivitas adalah konsep yang luas mencangkup berbagai faktor di dalam

maupun di luar organisasi yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan

organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi.2

Peter Drucker mengemukakan bahwa Efektivitas adalah melakukan

pekerjaan yang benar (doing the right things), sedangkan efisiensi adalah

melakukan pekerjaan dengan benar (doing the things right).3

Selain itu Efektivitas juga dapat dipahami sebagai padanan kata yang

menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain bahwa suatu

1 Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.

284. 2Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21

(Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), h. 196. 3T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1998), h. 7.

Page 33: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

22

usaha dapat dikatakan efektif jika usaha tersebut dapat mencapai

tujuannya.4

Efektivitas juga diartikan derajat pada mana risiko akan dapat

dieliminasi atau dikendalikan oleh tindakan preventif yang diusulkan.5

2. Tolak Ukur Efektivitas

Ada beberapa kriteria tolak ukur Efektivitas, yaitu :6

a. Berhasil guna, untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan

dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang

ditetapkan.

b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha

pencapaian efektif itu, maka biaya, tenaga kerja material, peralatan,

waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-

tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan

tidak adanya pemborosan serta penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan

bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan

dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan bertanggung

jawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi

berdasarkan beban kerja, waktu yang tersedia.

4Ensiklopedi Umum (Yogyakarta: Kanisius, 1973), h. 36. 5 Nadief Kaelani, Managemen Risiko Terapan (Jakarta: PT Prima Pundi Redana, 2010),

h. 124. 6 Sujadi.F.X, O dan M (Organization and Methods) penunjang berhasilnya proses

manajemen (Jakarta : Cv. Masagung, 1989), h. 36-39.

Page 34: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

23

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus

seimbang dengan tanggung jawab. Dan harus dihindari adanya

dominasi oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.

f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu menegaskan bahwa kegiatan kerja

adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis.

Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan

kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan operasional yang

dapat dilaksanakan dengan lancar.

B. Penanganan Risiko

1. Pengertian Penanganan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti penanganan yaitu

proses, cara, perbuatan menangani, penggarapan.7 Penaganan memiliki

satu arti. Penanganan berasal dari kata dasar tangan. Penanganan

memiliki arti dalam kelas nomina atau kata bendasehingga penanganan

dapat menyatakan namadari seseorang, tempat, atau semua benda dan

segala yang dibendakan.8

2. Pengertian Risiko

Definisi risiko yang tepat dilihat dari sudut pandang bank

adalah exposure terhadap ketidakpastian pendapatan. Bank Indonesia

(PBI No 5/8/pbi/2003) mendefinisikan risiko sebagai “potensi

terjadinya peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank”.

Sehingga, risiko bank dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari

7 Kbbi.kata.web.id diakses pada tanggal 13 desember 2017.

8 www.apaarti.com diakses pada tanggal 13 desember 2017.

Page 35: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

24

tingkat kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa serta konsekuensinya

terhadap bank di mana setiap kegiatan mengandung kemungkinan itu

dan memiliki konsekuensi untuk mendatangkan keuntungan atau

kerugian atau mengancam sebuah kesuksesan.9

Ketika Islam memperbolehkan perdagangan dan kegiatan

komersial (yaitu al bay’), itu meletakan prinsip risiko–return yang

didasarkan pada nilai-nilai moral. Dalam perdagangan, perdagangan

mempunyai potensi kerugian, karena dia tidak tahu persis apa yang

telah disiapkan pasar untuknya. Meskipun ia dapat membuat estimasi

dan proyeksi tentang perilaku pasar berdasarkan peristiwa masa lalu.

Dalam ketidakpastian, tidak ada jaminan bahwa ia bisa membuat

keuntungan. Tapi dalam Islam, orang percaya bahwa Allah yang

menentukan hasil dari peristiwa. Manusia tidak mampu menentukan

masa depannya. Karena ketidakpastian mengenai masa depan maka

dia diperintah untuk mengambil tindakan pencegahan untuk

meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.10

3. Penanganan Risiko

Penanganan risiko adalah kegiatan untuk menyusun rencana

penanganan (mitigasi) risiko dan menjalankan rencana tersebut. Salah

satu cara dalam penaganan risiko yaitu dengan memilih opsi

penanganan risiko yang mungkin untuk dijalankan dan menyusun

9Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah (Jakarta:

Salemba Empat, 2011), h. 38. 10Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

h.41.

Page 36: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

25

rencana penanganan risiko yang smart.11

Beberapa opsi Penanganan risiko (risk treatment) dalam

menghadapi risiko terdapat empat penanganan yang dihadapi oleh

organisasi yaitu :12

a. Menghindari risiko (risk avoidance)

Apabila risiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk diambil,

misalnya karena tidak masuk kategori risiko yang diinginkan bank

atau karena kemungkinan jauh lebih besar dibandigkan keuntungan

yang diharapkan.

Untuk menghindari risiko, tidak melakukan aktivitas yang dapat

mendatangkan risiko, tetapi dengan cara merubah rencana proyek

untuk menghilangkan risiko.

b. Mitigasi risiko (risk reduction)

Proses mitigasi risiko merupakan proses penyusunan berbagai

pilihan dan aksi yang dapat digunakan bank untuk menetralisasi,

mengurangi dan menghilangkan kerugian yang mungkin

ditimbulkan dari suatu risiko.

Disini dilakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya

risiko, dengan jalan diantaranya adalah memilih orang yang

kompeten dalam tim proyek.

c. Menerima risiko (risk acceptance).

11

Karya Tulis Ilmiah. 2015. Penanganan Risiko (Risk Response Planning), diunduh

langsung disitus https://karyatulisilmiah.com/penangananrisiko, pada tanggal 15 Juli 2017. 12 Karya Tulis Ilmiah. 2015. Penanganan Risiko (Risk Response Planning), diunduh

langsung disitus https://karyatulisilmiah.com/penangananrisiko, pada tanggal 15 Juli 2017.

Page 37: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

26

Apabila risiko berada pada tingkat yang paling ekonomis. Biasanya

dilakukan bila risiko yang diterima kecil. Mengahadapi risiko

dengan kemampuan sendiri dan sumber daya yang ada tanpa

meminta bantuan yang lain. Contoh menahan risiko adalah risiko

akibat kredit macet oleh debitur kecil dan sedang.13

d. Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing)

Transfer risiko adalah proses pengalihan sebagian, atau seluruh

risiko yang ditanggung pada pihak lain (penanggung) yang biasanya

adalah perusahaan asuransi. Transfer risiko hanya dilakukan hanya

pada jenis risiko murni. Pengalihan risiko dapat dilakukan pada

sebagian kecil risiko sampai pada seluruh risiko tergantung

besarnya retensi besarnya perusahaan asuransi dan tergantung

besarnya premi yang dibayarkan.14

Salah satu contoh untuk menangani risiko yaitu dengan asuransi,

khususnya risiko murni. Asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang

diasuransikan dan perusahaan asuransi(insurer) dimana insurer

mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang

13 Naniek Utami Handayani, Diana Puspita Sari, Dhindi Oxina Irawan, Zihramna Afdi,

“Evaluasi Kesiapan Implementasi ISO 31000:2009 pada Departemen Teknik Industri Universitas

Diponogoro”, Jurnal Fakultas Teknik Industri, Vol. 12, No. 1 (2004), h. 26. 14 Merry Natalia nawatri, Topowijono, Achmad Husaini, “Efektifitas proses Manajemen

Risiko Perbankan dalam mengendalikan Risiko Kredit”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol 25,

No 1 (2015), h. 6.

Page 38: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

27

diasuransikan dan pihak pengansuransi mendapatkan premi asuransi

sebagai balasannya.15

Secara garis besar, penanggulangan pembiayaan bermasalah dapat

dilakukan melalui upaya-upaya yang bersifat preventif dan upaya-upaya

yang bersifat represif/kuratif. Upaya yang bersifat preventif (pencegahan)

dilakukan oleh bank sejak permohonan pembiayaan diajukan nasabah,

pelaksanaan analisa yang akurat terhadap data pembiayaan, pembuatan

perjanjian pembiayaan yang benar, pengikatan agunan yang menjamin

kepentingan bank, sampai dengan pemantauan atau pengawasan terhadap

pembiayaan yang diberikan. Sedangkan upaya kuratif adalah upaya-

upaya penanggulangan yang bersifat penyelamatan atau penyelesaian

terhadap pembiayaan bermasalah (non performing financing).16

Berikut ini adalah upaya kuratif atau penyelamatan pembiayaan

yaitu:17

a. Rescheduling

Rescheduling (penjadwalan kembali) merupakan upaya pertama dari

pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada

debitur. Rescheduling yaitu perubahan persyaratan pembiayaan tidak

terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi

:penambahan dana fasilitas pembiayaan bank, konversi akad

15 Karya Tulis Ilmiah. 2015. Penanganan Risiko (Risk Response Planning), diunduh

langsung disitus https://karyatulisilmiah.com/penangananrisiko, pada tanggal 15 Juli 2017. 16 Fathurrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah (Jakarta

: Sinar Grafika, 2012), h. 82. 17Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), h.83.

Page 39: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

28

pembiayaan, konversi pembiayaan menjadi surat berharga syariah

berjangka waktu menengah dan konversi pembiayaan menjadi

penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah.18

b. Reconditioning

Merupakan usaha pihak bank yang menyelamatkan kredit yang

diberikannya dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi

(persyaratan) yang semula disepakati bersama peihak debitur dengan

dituangkan dalam perjanjian kredit WK)19

c. Restructuring

Restrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus

dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang

mendasari pembiayaan kredit yang diperoleh dari bank.20

d. Eksekusi

Jika usaha penyelamatan seperti yang diuraikan diatas sudah dicoba,

namun nasabah juga tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap

bank, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui

berbagai cara, antara lain:

1) Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Urusan Piutang

Negara)

2) Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (perkara perdata)21

18 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.83. 19 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), h.83. 20

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), h.84. 21 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), h.84.

Page 40: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

29

4. Risiko Pembiayaan Murabahah

Yang dimaksud dengan risiko pembiayaan adalah risiko yang

disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi

kewajibannya.22

Risiko pembiayaan pada umumnya dikaitkan dengan

risiko gagal bayar dari nasabah. Risiko ini mengacu pada potensi

kerugian yang dihadapi bank ketika pembiayaan yang diberikannya

mengalami macet atau gagal bayar, dimana debitur tidak mampu

memenuhi kewajiban dalam mengembalikan dana pembiayan yang telah

diterima kepada pihak bank.23

Kemungkinan risiko yang harus diantisipasi dalam pembiayaan

Murabahah antara lain :24

a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran.

b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang

dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak

bisa mengubah harga jual beli tersebut.

c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh

nasabah karena berbagai sebab antara lain rusak dalam perjalanan.

d. Dijual, karena pembiayaan Murabahah bersifat jual beli dengan

utang, maka ketika kontrak ditanda tangani, barang itu menjadi milik

nasabah.

22Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja

Grafinda Persada, 2013), h. 260. 23 M. Nur Rianto dan Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah (Jakarta:

UIN PRESS, 2015), h. 84. 24Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema

Insani Press, 2001), h. 57

Page 41: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

30

Untuk mengurangi risiko tersebut jaminan pemberian kredit atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau berdasarkan keyakinan

atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasinya

kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor

penting yang harus diperhatikan oleh Bank. Pada dasarnya jaminan

dalam Murabahah diperbolehkan agar nasabah serius dengan

pesanannya. Karena itu Bank dapat meminta nasabah untuk

menyediakan jaminan yang dapat dipegang.25

Untuk memperoleh

keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan

penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan

prospek usaha dari nasabah debitur. 26

Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-undang Perbankan yang

diubah, yang semestinya di nilai oleh bank sebelum memberikan kredit

atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, kemampuan,

modal, agunan dan prospek usaha dari nasabah debitur, yang dikenal

dengan sebutan “The Five C of credit analysis”atau prinsip 5 C’s.27

Bank sebagai Lembaga Keuangan melakukan analisis kelayakan

kredit kepada calon debitur yakni dengan menggunakan kriteria 5 C :28

a. Character (Penilaian watak)

25 Irma Devita Purnamasari dan Suswinarno, Paduan Lengkap Hukum Praktis Populer

Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah (Bandung : Kaifa, 2011),

h. 54. 26 Journal.stainkudus.ac.id, diakses pada tanggal 27 Maret 2017. 27Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan Indonesia (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 246. 28 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan Indonesia (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 246.

Page 42: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

31

Menilai calon debitur dari hasil survai dan dari narasumber lain,

misalnya dengan melakukan pengecekan ke rekan bisnis calon

debitur, ke supplier dan pelanggan atau bahkan ke lingkungan

sekitar dimana debitur tinggal atau melakukan usaha.29

Dalam melakukan analisis melalui watak/karakter berkaitan dengan

integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan

willingness to pay atau kemauan membayar kembali nasabah atas

kredit yang telah dinikmatinya. Informasi dari kalangan perbankan

diperoleh melalui surat-menyurat/korespondensi antarbank yang

dikenal dengan bank information, termasuk permohonan resmi ke

Bank Indonesia untuk memperoleh informasi tentang calon debitur,

baik mengenai pribadinya maupun perusahaan (bisnis) yang

dimilikinya.30

b. Capacity (Kemampuan)

Capacity (Kemampuan) yaitu Bank harus meneliti mengenai

kemampuan atau keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan

kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang

akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga

calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau

mengembalikan pinjamannya.31

Kapasitas keuangan calon debitur

29 Ali Suyanto Herli, Pengelolaan BPR dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro

(Yogyakarta : CV Andi OFFSET, 2013), h. 38 30 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009),

h.89. 31 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan Indonesia (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 246.

Page 43: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

32

dihitung dari hasil wawancara dan pengecekan ulang dari data-data

yang didapat atau dari laporan keuangan (audited atau unaudited

oleh Kantor Akuntan Publik) yang diberikan oleh calon debitur,

sehingga dapat disimpulkan apakah calon debitur akan mampu atau

tidak dalam membayar angsuran sampai periode jatuh tempo

kredit.32

c. Capital (Permodalan)

Bank harus melakuan analisis terhadap posisi keuangan secara

menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga

dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam

menunjang pembiayaan proyek atas usaha calon debitur yang

bersangkutan. Umumnya usaha yang didukung permodalan yang

besar lebih kuat daripada usaha yang dimulai dengan modal pas-

pasan. Usaha yang didukung dengan modal yang kuat dan besar

lebih tahan gangguan atau permasalahan likuiditas. Usaha calon

debitur yang di dukung dengan modal secukupnya tidaklah

demikian.33

d. Condition (Kondisi)

Kondisi ekonomi turut mempengaruhi aspek penilaian bank

terhadap kelayakan usaha calon debitur. Dalam kondisi ekonomi

yang booming, di mana para pelaku usaha mudah untuk

32 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan Indonesia (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 246. 33 Ali Suyanto Herli, Pengelolaan BPR dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro

(Yogyakarta : CV Andi OFFSET, 2013), h. 52

Page 44: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

33

mengembangkan omset usahanya, tentu prospek ke depan akan lebih

baik. Lain lagi bilamana kondisi sebaliknya terjadi, misalnya angka

inflasi dan resesi meningkat tajam, daya beli masyarakat menurut

tajam, keamanan dan ketertiban hukum tidak berjalan dengan baik.

Hal ini harus dicermati dengan hati-hati oleh perbankan.34

e. Collateral (Jaminan)

Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur

umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang

berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal

sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya.35

C. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan

Gita Danupranata menjelaskan bahwa, Pembiayaan merupakan

salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana

untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak

yang mengalami kekurangan dana (deficit unit)”. 36

Selain itu, pembiayaan diartikan penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak

34 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan Indonesia (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 247. 35 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hokum perbankan Indonesia (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 248 36Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat,

2013), h. 103.

Page 45: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

34

yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.37

Adapun pengertian lain yaitu pembiayaan diartikan pendanaan

yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainuntuk mendukung

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

lembaga.38

2. Pengertian Murabahah

Secara bahasa Murabahah diambil dari kata rabiha – yarbahu -

rabhan – warabahan – warabahan yang berarti beruntung atau

memberikan keuntungan. Sedang kata ribh itu sendiri berarti suatu

kelebihan yang diperoleh dari produksi atau modal (profit).

Murabahah berasal dari mashdar yang berarti “keuntungan, laba atau

faedah”. Secara istilah Murabahah ini banyak didefinisikan oleh para

fuqoha. Jual beli Murabahah adalah jual beli dengan harga jualnya

sama dengan harga belinya ditambah dengan keuntungan.39

a. Sumber Hukum Akad Murabahah40

1) Al Qur’an :

Artinya : “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

37 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.82. 38 Muhammad Nur Al Arif, Dasar-dasar dan Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:

Alfabeta, 2010), h.42. 39Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015),

h. 4. 40Sri Nurhayati dan Wasilah, Akutansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,

2012), h. 172.

Page 46: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

35

mengharamkan riba”

2) Hadits :

Dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama

suka”(H.R Al Baihaqi, Ibnu Majah dan shahih menurut Ibnu

Hibban)

b. Rukun dan Syarat Murabahah41

Menurut mayoritas (jumhur) ahli-ahli hukum Islam, rukun yang

membentuk akad murabahah ada empat :

1) Adanya penjual(bai’)

2) Adanya pembeli(musytari)

3) Objek atau barang (mabi) yang diperjualbelikan

4) Harga (tsaman) nilai jual barang berdasarkan mata uang

c. Syarat murabahah yaitu :

1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah

2) Kontrak pertama harus sesuai dengan rukun yang ditetapkan

3) Kontrak harus bebas riba

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat

atas barang sesudah pembelian

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian

3. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan

41 Sutedi, Adrian, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2015), h. 122.

Page 47: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

36

kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi

(inventory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan kredit modal kerja

yang biasa diberikan oleh bank-bank kovensional dan karenanya

pembiayaan Murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun (short run

financing).42

Berikut ini skema Pembiayaan Murabahah.43

Bank Syariah Nasabah

Produsen/Dealer

Pembayaran

1. Akad Perjanjian Murabahah

2. Beli Truk

3. Kirim Truk

beserta

dokumennya

(faktur BPKP,

STNK)

Dalam pembiayaan ini bank bertindak sebagai penyedia dana

dalam kegiatan transaksi Murabahah dengan nasabah. Bank dapat

membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya. Apabila ada kesepakatan antara bank dan

nasabahnaya dan pembiayaan Murabahah telah ditandatangani oleh

bank dan nasabah, maka bank wajib menyediakan dana untuk

merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah.44

Pada

42Karnaen A. Perwaarmadja dan Muhammad Syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta: PT Amanah Bunda Sejahtera, 1992), h. 25. 43 Irma Devita Purnamasari dan Suswinarno, Paduan Lengkap Hukum Praktis Populer

Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah (Bandung : Kaifa, 2011),

h. 39. 44A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012), h. 200.

Page 48: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

37

Murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi,

sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun

dicicil. Pada Murabahah, untuk terbentuknya akad pembiayaan

multiguna di dalam Islam, haruslah memenuhi rukun-rukun dan

syarat-syarat Murabahah.45

Dalam praktek perbankan, adanya uang muka itu diperbolehkan.

Karena permintaan uang muka yang dilakukan oleh pihak bank kepada

nasabah itu merupakan suatu tanda yang bisa menunjukan seriusan

nasabah dalam melakukan suatu transaksi. Sehingga pihak bank bisa

melihat kadar keseriusan nasabah dalam mengadakan perjanjian

dengan pihak bank, khusunya dalam hal ini jual beli Murabahah.46

Dalam Murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam

harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. Murabahah

muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang di awal akad dan

pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam bentuk

angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).47

Dalam transaksi Murabahah, Bank Syariah menghadapi Risiko

Kredit/pembiayaan sewaktu memberikan asset ke klien tetapi tidak

menerima pembayaran tepat waktu. Dalam kasus Murabahah tidak

mengikat, di mana klien mempunyai hak untuk menolak pengiriman

45Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2015), h. 122. 46 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta : Gema

Insani Press, 2001), h. 160. 47Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008), h. 115.

Page 49: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

38

produk yang dibeli oleh bank, bank menghadapi risiko pasar dan risiko

harga.48

D. UMKM

1. Pengertian UMKM

Pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

kecil dan Menengah (UMKM) :49

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang diakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dan usaha menengah atau usaha besar yag memenuhi

kriteria Usaha Kecil.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang diakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

48Sri Nurhayati dan Wasilah, Akutansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,

2012), h. 121. 49 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

Menengah.

Page 50: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

39

2. Tujuan UMKM

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan bahwa tujuan

pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):50

1. Mewujudkan struktur perekonomian yang seimbang dan

berkeadilan

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri

3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,

penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan

ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan

Kita melihat secara jelas fragmentasi sosial masyarakat ekonomi

kedalam kelompok mikro kecil, kelompok ekonomi menengah dan

kelompok usaha besar. Kondisi tersebut berlangsung secara tidak wajar

dan mencolok sehingga menimbulkan ketidakadilan dan jurang antar

kelompok masyarakat. Islam, dalam konteks ini mengajarkan

kebebasan dan keterbukaan akses terhadap sumber daya dalam mencari

rezeki, setiap kerja dihargai dan setiap orang memperoleh penghargaan

atas pekerjaan yang dilakukannya. Allah berfirman dalam surat An

Najm ayat 39 :51

50Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Islam : Titik Temu Hukum Islam dan

Hukum Nasional (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 243. 51 Q.S An Najm : 39

Page 51: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

40

Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada

memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”

Karakteristik yang membedakan lembaga keuangan syariah

dengan lembaga keuangan konvensional terletak pada beberapa

instrumen yang diterapkannya, terutama instrumen bagi hasil (profit

and loss sharing sistem), instrumen jual beli, instrumen, kerjasama

dengan pola bagi hasil. Instrumen-instrumen tersebut memberikan

banyak pilihan yang memungkinkan pelaku usaha ekonomi mikro

mendapatkan kemudahan-kemudahan. Selain itu instrumen-instrumen

tersebut menjadi alternatif sistem bunga (interest rate sistem) yang

diterapkan dalam lembaga keuangan konvensional.52

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Dedi Takari dkk,

yang meneliti faktor yang mempengaruhi pertumbuhan UMKM

menemukan bahwa salah satu kendala yang dihadapi pengusaha kecil

adalah terletak pada kendala modal. Modal yag digunakan pengusaha

kecil seperti modal kerja, uang tunai dan persediaan barang-barang

untuk kegiatan usaha, peralatan dan perlengkapan usaha yang terdiri

dari mesin dan perlengkapannya, kendaraan, tanah dan bangunan untuk

usaha dan barang modal lainnya pada umumnya mengandalkan modal

sendiri.

Untuk mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang

memiliki bakat entrepreneur skill dan kendala modal lembaga ekonomi

52 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.

63.

Page 52: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

41

syariah memiliki stok tertentu, terutama modal yang dihimpun dari

dana zakat, infaq dan sadaqah kemudian dikemas dalam bentuk produk

al Qard al hasan, pinjaman kebaikan yang bisa disalurkan kepada

mereka.53

Fakta tentang keberhasilan usaha kecil untuk eksis ditengah

usaha dan kondisi perekonomian yang tidak menentu ditentukan oleh

banyak faktor. Menurut Ray misalnya mengatakan karena UMKM

dikelola oleh orang-orang yang memiliki kompetensi khusus, mereka

mengenali titik kelemahan yang dihadapi usaha kecil dan menengah,

sehingga praktis mereka secara mudah dapat mengatasinya dan

mencarai keterampilan yang diperlukan untuk memastikan sukses dari

dimulainya usaha mereka. Pengelola UMKM juga memahami

bagaimana bagian dari suatu usaha saling berpasangan (mutually

inclusive) untuk membentuk keseluruhan struktur dan mengetahui jika

ada suatu bagian yang hilang (anything loss) yang mengancam

kegagalan usaha mereka.54

53 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.

63. 54Muhammad, Bank Syariah : Probem dan Prospek Perkembangan di Indonesia

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 110.

Page 53: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

42

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK UMUM SYARIAH X

A. Profil

PT Bank Umum Syariah X Tbk (“Bank Umum Syariah X”),

berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life Center, Jl.

Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Umum Syariah X, ruang

lingkup kegiatan Bank Umum Syariah X adalah menjalankan kegiatan usaha

di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam.

Bank Umum Syariah X mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009

tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan

mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember

2009.

Bank Umum Syariah X hadir untuk melayani dan memenuhi

kebutuhan transaksi syariah seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Perbankan

syariah Indonesia adalah perbankan yang modern, terbuka bagi semua

segmen masyarakat dan melayani seluruh golongan masyarakat Indonesia

tanpa terkecuali, baik muslim maupun non muslim.

Perbankan Syariah dengan logo iB adalah ikon atau singkatan dari

Islamic Banking (di Indonesia dikenal dengan Perbankan Syariah) dengan

menawarkan produk serta jasa bank yang lebih beragam dengan skema

keuangan yang lebih bervariasi.

Page 54: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

43

B. Visi, Misi & Values

1. Visi

Bank Syariah pilihan yang menjadi Role Model berbasiskan Kemitraan

dan Ekonomi Rakyat

2. Misi

a. Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif dan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat

b. Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

rakyat

c. Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional

berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis sistem merit

d. Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem pengendalian yang

terintegrasi sesuai prinsip syariah.

e. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder

3. Values

Nilai-nilai yang diterapkan di Bank Umum Syariah X yaitu I CARE,

singkatan dari integrity, Collaboration, Accountability, Respect, and

Excellence. Berikut ini adalah pemaparan nilai-nilai di Bank Umum

Syariah X :

a. Integrity : Jujur, amanah dan beretika

Setiap insan Bank Umum Syariah X dalam setiap

tindakannya mampu membawa prinsip moral dan

etika yang kuat, mencerminkan konsistensi antara

prinsip-prinsip luhur dan perilakunya, baik dalam

Page 55: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

44

berkata maupun bertindak sesuia kondisi

sebenarnya, menjaga citra baik perusahaan,

mengutamakan kepentingan perusahaan selalu

menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan

benturan kepentingan, serta menjunjung tinggi

kepercayaan yang diberikan perusahaan maupun

nasabah

b. Collaboration : Pro aktif, sinergi dan solusi

Mengutamakan kerja sama tim, bersinergi untuk

mendapatkan hasil terbaik, focus serta terintegrasi

dalam bertindak. Melalui teamwork mampu

menciptakan sebuah dreamteam dari berbagai

macam talenta individu yang sanggup

memberikan solusi atas masalah yang muncul

dengan berbagai macam inovasi dan pendekatan,

agar mampu menciptakan sumber daya yang

handal.

c. Accountability : Terukur, akurat, obyektif dan bertanggung-jawab

Dalam mengemban amanah setiap insan Bank

Umum Syariah X memiliki fungsi yang jelas,

sehingga setiap tindakan dapat dipertanggung

jawabkan akibat dan dapat diukur kinerjanya

melalui pengukuran yang jujur dan obyektif.

d. Respect : Rendah hati, empati dan saling menghargai

Page 56: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

45

Semangat kebersaman adalah hal mutlak yang

harus ada dalam setiap langkah mencapai tujuan.

Communications building diterapkan dengan

prinsip saling menghargai, bahwa sebesar atau

sekecil apapun kontribusi yang akan dan telah

diberikan oleh setiap karyawan adalah

kepentingan perusahaan.

e. Excellence : Cepat, tepat dan ramah

Nilai ini identik dengan pelayanan prima,

demikian halnya dengan setiap tindakan yang

dilakukan oleh insan di perusahaan senantiasa

berorientasi kepada kebutuhan nasabah,

pemberian solusi yang efektif dan profesional,

memberikan pelayanan terbaik, beyond

costumers’expectation dengan tetap

mengedepankan aspek kehati-hatian, dengan tulus

ikhlas serta santun selalu mendahulukan

kebutuhan nasabah.

C. Produk Bank Umum Syariah X Tbk

Ada beberapa produk Bank Umum Syariah X yaitu sebagai berikut :

1. Produk Dana

a. Tabungan SmPel

Tabungan untuk siswa yang diterbitkan secara bersama oleh seluruh

bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur

Page 57: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

46

yang menarik dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk

mendorong budaya menabung sejak usia dini.

b. Tabungan PaS

Tabungan dengan akad Wadiah yang memberikan berbagai fasilitas

serta kemudahan dalam mata uang Rupiah.

c. Tabungan Reksibel

Tabungan transaksional dengan akad Mudharabah dimana nasabah tetap

dapat melakukan transaksi dan mendapatkan bagi hasil dari dana yang

disimpannya sesuai dengan nisbah atau porsi yang telah disepakati.

d. Tabungan Bisnis

Tabungan Bisnis adalah tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad

Mudharabah Mutlaqah yang ditujukan untuk keperluan penampungan

dana usah/bisnis dimana nasabah akan mendapatkan nisbah bertingkat

sesuai kesepakatan.

e. Giro PaS Jb

Prosuk simpanan likuid jangka pendek sampai menengah dengan

mekanisme titipan yang dapat diambil sewaktu-waktu dengan

menggunakan media cek/bg

f. Deposito PaS

Prosuk simpanan tidak likuid jangka pendek sampai menengah dengan

tingkat keuntungan yang optimal dengan masa kontrak yang tertentu

dan nominal penempatan yang juga tertentu.

g. Simpanan Reximax

Page 58: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

47

Simpanandana pihak ketiga pada Bank Umum Syariah X berdasarkan

prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan

hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat yang

dipersamakan dengan itu.

h. Tabungan Haji PaS

Tabungan berakad wadiah yang ditunjukan untuk perencanaan ibadah

Haji, dimana dananya tidak dapat dilakukan penarikan kecuali untuk

biaya ibadah Haji.

i. Tabungan Umrah PaS

Simapanan dana pihak ketiga pada Bank Umum Syariah X yang

berdasarkan prinsip wadiah, dimana dananya tidak dapat dilakukan

penarikan kecuali untuk keperluan keberangkatan Umrah.

j. Tabungan Rencana PaS

Tabungan berakad mudharabah yang ditujukan untuk segala jenis

rencana dan memiliki dua tipe setoran rutin dan setoran bebas dan

dilengkapi dengan perlindungan asuransi jiwa.

2. Produk Jasa

a. ATM Card PaS

ATM Card PaS merupakan sarana untuk melakukan transaksi

penarikan, dan pemindahbukuan dana pada ATM.

b. SDB PaS

Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Untuk Menyimpan Barang dan

Dokumen Berharga Safe Deposit Box PaS iB merupakan layanan

Page 59: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

48

penyewaan safe deposit box Bank Umum Syariah X yang dapat

membantu nasabah merasa aman dan nyaman dalam menyimpan

dokumen ataupun benda berharga. SDB PaS merupakan layanan

penyewaan safe deposit box Bank Umum Syariah X yang dapat

membantu nasabah merasa aman dan nyaman dalam menyimpan surat

ataupun benda berharga.

3. Jasa Operasional

a. PBS Kliring

Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada

dalam satu wilayah kliring.

b. PBS Intercity Cliring

Jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di luar

wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana

hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.

Merupakan jasa yang diberikan Bank Umum Syariah X untuk

mewakili nasabah dalam pertukaran warkat elektronik antar bank dari

wilayah kliring manapun (sepanjang bank telah menjadi anggota

Intercity Clearing).

c. PBS RTGS (Real Time Gross Settlement)

Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota

maupun dalam kota yang berbeda secara real time. Hasil transfer

efektif dalam hitungan menit

d. Transfer Dalam Kota

Jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal.

Page 60: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

49

e. PBS Refrensi Bank

Surat keterangan yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah X atas

dasar permintaan nasabah untuk tujuan tertentu.

f. PBS Standing Order

Fasilitas kemudahan yang diberikan Bank Umum Syariah X kepada

nasabah yang dalam transaksi finansialnya harus memindahkan dari

suatu rekening ke rekening lainnya secara berulang-ulang. Dalam

pelaksanaannya nasabah memberikan instruksi ke bank hanya satu

kali saja.

4. Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) PaS

PPR PaS iB mewujudkan impian anda memiliki rumah idaman,

apartemen dan ruko/rukan dengan cepat dan mudah. Bisa juga untuk

konstruksi dan renovasi rumah serta kebutuhan multiguna anda.

b. Pembiayaan Pemilikan Mobil PaS

Pembiayaan Pemilikan Mobil PaS iB mewujudkan impian anda

memiliki mobil idaman, dengan cepat dan mudah, juga untuk take

over KPM anda.

c. Pembiayaan Investasi (PI) PaS

Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada perorangan, badan usaha

maupun badan hukum untuk kebutuhan investasi.

d. Pembiayaan Modal Kerja (PMK) PaS

Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada perorangan, badan usaha

maupun badan hukum untuk kebutuhan modal kerja.

Page 61: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

50

e. Pembiayaan Multi Jasa (PMJ) PaS

Pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan serbaguna yang bersifat

jasa/manfaat yang dibutuhkan nasabah.

f. Bank Garansi PaS

Produk layanan dari Bank Umum Syariah X dalam penerbitan Bank

Garansi uang menjadi mitra proyek anda dalam transaksi bisnis dalam

dan luar negeri.

5. Produk Tresuri

a. Layanan Tresuri

Tresuri Bank Umum Syariah X memberikan layanan transaksi tresuri

meliputi :

1) Transaksi penempatan dan peminjaman dana melalui pasar uang

antar bank.

2) Perdagangan / investasi sukuk pemerintah, korporasi serta surat

berharga lainnya.

3) Rekening nostro (mata uang Rupiah).

Layanan tersebut khusus diperuntukkan bagi bank, baik Bank

Umum Non Syariah, Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah

maupun Bank Pembangunan Daerah.

Produknya yaitu :

a) Penempatan antar bank dengan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b) Peminjaman antar bank dengan prinsip bagi hasil (mudharabah).

c) Pembelian surat berharga/sukuk (SBSN, SPNS, sukuk corporate

dan surat berharga lainnya).

Page 62: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

51

d) Penjualan surat berharga /sukuk (SBSN, SPNS, sukuk corporate

dan surat berharga lainnya).

e) Penyediaan rekening nostro Rupiah dengan prinsip titipan

(wadiah).

Keunggulan tresuri Bank Umum Syariah X adalah penetapan

harga yang kompetitif serta pelayanan prima.

D. Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah X

Sebagai Bank Umum Syariah, kegiatan usaha utama Bank Umum

Syariah X sesuai Anggaran Dasar adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan pembiayaan

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara

3. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan atau

bentuk lainnya

4. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan

atau bentuk lainnya

5. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil

6. Menyalurkan pembiayaan

7. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada nasabah

8. Melakukan pengambil alihan utang berdasarkan Akad Hawalah.

9. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan

prinsip Syariah

10. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak

ketiga.

Page 63: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

52

Kegiatan usaha penunjang Bank Umum Syariah X sesuai Anggaran

Dasar adalah sebagai berikut:

1. Membeli agunan baik semua maupun sebagian melalui pelelangan dalam

hal nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank Umum Syariah

X dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan

secepatnya;

2. Melakukan kegiatan anjak piutang dan usaha pembiayaan; Melakukan

kegiatan sebagai penyelenggara dana pensiun sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku baik selaku pendiri dana pensiun

pemberi kerja maupun selaku pendiri dan/atau peserta dana pensiun

lembaga keuangan;

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal Mudharabah/Musyarakah pada

bank/perusahaan lain di bidang keuangan sewa guna usaha/Ijarah,

perusahaan modal ventura, lembaga kliring dan penjamin serta lembaga

penyimpanan dan penyelesaian dengan memenuhi ketentuan yang

ditetapkan oleh instansi yang berwenang;

4. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

pembiayaan bermasalah Mudharabah/Musyarakah, termasuk kegagalan

pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah dengan syarat harus menarik

kembali penyertaannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

OJK; dan

5. Mengusahakan usaha-usaha lain yang berhubungan langsung atau tidak

langsung dengan maksud tersebut diatas yang pelaksanaannya tidak

bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia

Page 64: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

53

Page 65: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

53

BAB IV

TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah UMKM pada Bank Umum

Syariah X

Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang ketetuan umum

Murabahah dalam Bank Syariah yaitu Bank dan nasabah harus melakukan

akad murabahah yang bebas riba dan untuk mencegah penyelahgunaan atau

kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus

dengan nasabah.1

Penerapan manajemen risiko pembiayaan Bank Umum Syariah X

dilandasi oleh budaya risiko yang dibangun dan dikembangkan sesuai visi,

misi, nilai-nilai, keyakinan dan sikap para pemangku kepentingan serta

praktek-praktek terbaik yang dijalankan Bank Umum Syariah X. Budaya

Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah X antara lain tercermin dalam

aktivitas pembiayaan, yang antara lain berupa :2

1. Manajemen secara berkala melakukan penilaian terhadap konsistensi

praktek pembiayaan terhadap risk appetite dan kebijakan pembiayaan.

2. Kualitas pembiayaan menjadi prioritas utama harus dikomunikasikan

pada seluruh tingkatan organisasi Bank Umum Syariah X dan

dibuktikan dalam bentuk tindakan yang konsisten.

1 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Bank Indonesia, Himpunan Fatwa

Dewan Syariah Nasional (Edisi 1, 2001), h. 25. 2 Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

Page 66: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

54

3. Manajemen puncak memiliki kemampuan menjalankan fungsi

pembaiayaan yang memadai.

4. Tanggung jawab yang jelas bagi setiap staf yang terlibat dalam

pengelolaan risiko pembiayaan.

5. Praktek pembiayaan yang sehat mulai dari staf pembiayaan hingga

manajemen puncak.

6. Reward and Punistment terhadap prestasi atau kelalaian karyawan.

7. Kebijakan pembiayaan didokumentasikan secara jelas, ringkas dan

dipantau oleh unit kerja yang independen dan bisnis.

8. Komunikasi terhadap kriteria pembiayaan, kebijakan pembiayaan dan

rencana bisnis harus dilakukan konsisten guna menghindari

kebingungan dan konflik kepentingan.

9. Pelatihan pembiayaan yang rutin dan berkesinambungan sebagai bagian

dari pengembangan staf pembiayaan.

10. Selektif dalam pengajuan bisnis baru.

Pembiayaan usaha kecil merupakan bagian dari rencana bisnis Bank

Umum Syariah X yang bertujuan untuk melakukan reprofiling nasabah

dengan memaksimalkan peningkatan nasabah ritel (<10 milyar) dimana usaha

kecil merupakan pembiayaan dengan plafond hingga 2 milyar. Ada 2 jenis

pembiayaan untuk pembiayaan umkm yaitu investasi dan pembiayaan modal

kerja. Dalam kebijakan bank untuk pembiayaan umkm yaitu 10 % s/d 15 %

Page 67: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

55

harus ada dari total asset dan sampai saat ini Bank Umum Syariah X sudah

11% s/d 12 % dari total asset untuk pembiayaan umkm.

Pertumbuhan outstanding pembiayaan usaha kecil selama tahun 2015

mengalami kenaikan sebesar 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari

Rp 175 miliar di tahun 2014 menjadi 186,3 miliar di tahun 2015 dengan

jumlah nasabah 265 orang sehingga average ticket Rp 171 juta dengan

dominasi sektor ekonomi pembiayaan ada pada sektor perdagangan umum

dan jasa. Sedangkan jumlah dana ritel yang berhasil dihimpun telah mencapai

Rp 2.047 miliar.

Menyadari akan pentingnya kontribusi umkm maka Bank Umum

Syariah X terus melakukan peningkatan dalam mencapai tujuannya. Salah

satunya dengan adanya strategi pengembangan umkm yaitu

1. Tetap melakukan ekspansi pembiayaan kepada sektor ekonomi yang

tidak sensitive terhadap gejolak ekonomi,

2. Pembatasan plafond dengan minimal 500 juta hal ini bertujuan untuk

meningkatan pembiayaan dengan nilai yang lebih besar sehingga tujuan

pencapaian target bisa tercapai

3. Melakukan perbaikan proses yang cepat dan tepat. Dalam hal ini

membuat system yang dinamakan dengan FAST (Fiannacing Application

System). Dengan adanya system ini maka bisa dilakukan tracking

terhadap pekerjaan masing-masing

Page 68: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

56

4. Menduplikasi agen-agen pemasaran dengan menerbitkan program mitra

Umkm. Mitra umkm adalah program yang di launching untuk segmen

usaha kecil dengan tujuan mendapatkan nasabah-nasabah baru dengan

referensi dari mitra yang telah bekerjasama dengan Bank Umum Syariah

X

5. Membuat program sms due date. Program ini dibuat untuk control

dengan sebagai early warning untuk nasabah.

Risiko pembiayaan di Bank Umum Syariah X pada pembiayaan

murabahah pada umkm yang timbul pada level transaksional muncul pada

Risiko Pinjaman. Risiko tersebut secara umum disebabkan oleh 2 (dua)

faktor, yaitu:3

1. Faktor Internal Nasabah

Risiko Pembiayaan yang disebabkan karena gagal bayar nasabah akibat

pengelolaan keuangan atau bisnis dan pengelolaan manajemen

perusahaan yang tidak tepat.

2. Faktor Eksternal Nasabah

Risiko Pembiayaan yang disebabkan karena terjadinya kondisi-kondisi

makro ekonomi yang berdampak terhadap kinerja perusahaan, seperti

melemahnya IDR terhadap USD, penurunan harga minyak mentah dunia,

penurunan harga batu bara, penurunan harga komoditas (sawit dan

sejenisnya), penurunan daya beli masyarakat dan sejenis lainnya.

3 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017.

Page 69: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

57

Untuk penyaluran pembiayaan dengan menggunakan akad Murabahah,

Bank Umum Syariah X dapat terekspose pada dua jenis risiko, yaitu Risiko

Kredit/ Pembiayaan dan Risiko Pasar. Risiko Pasar yang dikelola antara lain

melalui pemantauan dan pengendalian terhadap potensi kerugian yang dapat

timbul akibat posisi neraca dan rekening administrative Bank Umum Syariah

X akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari

asset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

Untuk Risiko Pasar, Bank Umum Syariah X menghadapi Risiko Pasar

dalam penggunaan akad Murabahah adalah terkait dengan penetapan besar

pricing/margin Murabahah oleh Bank. Hal ini terjadi apabila pricing/margin

Murabahah yang diberikan oleh Bank berada di bawah pricing/margin yang

berlaku pada industri saat itu (hal ini terjadi apabila tenor/ maturity

pembiayaan > 5 tahun, dimana umumnya adalah untuk pembiayaan yang

bersifat investasi atau KPR).4 Bank dapat terekspose Risiko Pasar ini karena

sifat dari akad Murabahah tersebut yang tidak bersifat reviewable, sehingga

apabila Bank telah menetapkan besar pricing/margin kepada nasabah di awal

pembiayaan, maka hingga jatuh tempo pembiayaan pricing/margin tersebut

tidak dapat dirubah kembali.5

Bank Umum Syariah X sudah memiliki SOP sebagai alat mitigasi Bank

untuk penanganan risiko pembiayaan yang dihadapi oleh Bank. Salah satunya

dengan penaksiran risiko yang berhubungan dengan kredit yaitu kredit

4 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017 5 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017

Page 70: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

58

bermasalah atau kredit macet yang terdapat kemungkinan ada nasabah yang

tidak dapat melunasi kreditnya yang dikarenakan beberapa hal seperti

nasabah meninggal dunia, nasabah yang pindah alamat tanpa memberitahu

pihak bank, maupun bangkrutnya usaha debitur. Untuk mengantisipasi

adanya kredit bermasalah maka dengan adanya penilaian 5C secara periodik,

melakukan penagihan terus-menerus dan melakukan eksekusi agunan debitur

secara selektif. Untuk Risiko Kredit/pembiayaan, bentuk mitigasi yang

dilakukan oleh Bank adalah dengan melakukan analisa kelayakan

pembiayaan dengan menerapkan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital,

Condition of Economics dan Collateral).6

Bank sebagai Lembaga Keuangan melakukan analisis kelayakan kredit

kepada calon debitur yakni dengan menggunakan kriteria 5 C :7

1. Character (Penilaian watak)

Dalam prakteknya di Bank Syariah Umum X yaitu karakter diperlukan

untuk membaca watak, sifat dalam menilai calon debitur dengan cara

menanyakan langsung kepada masyarakat di lingkungan calon debitur

tinggal serta melakukan kunjungan ke calon debitur dengan pimpinan

cabang. Selain itu melihat informasi tentang calon debitur di BI

Checking.

2. Capacity (Kemampuan)

Di Bank Umum Syariah X penilaian capacity terlihat dari kemampuan

6 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017 7 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 71: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

59

dari nasabah tersebut apakah dalam usahanya sering mengalami

kegagalan atau kemajuan. Selain itu mengecek daripada laporan

keuangan nasabah.

3. Capital (Permodalan)

Bank Umum Syariah X sebelum memberikan permodalan kepada calon

debitur maka bank melakukan analisis pada posisi keuangan calon

debitur.

4. Condition (Kondisi)

Kondisi ekonomi calon debitur sangat mempengaruhi dalam usaha calon

debitur. Hal itu menjadi suatu kelayakan bagi Bank Umum Syariah X

dimana calon debitur bisa untuk mengembangkan usahanya yang lebih

baik.

5. Collateral (Jaminan)

Di Bank Umum Syariah X sesuai dengan prosedur persetujuan

pembiayaan maka jaminan/agunan diperlukan agar ketika terjadi sesuatu

yang tidak diinginkan, maka bisa diantisipasi. Dan melihat daripada

laporan penilaian jaminan dengan begitu bisa dianalisa.Tindakan yang

dilakukan Bank Umum Syariah X ketika pembiayaan bermasalah yaitu

1. Penagihan

Ketika kewajiban pembayaran telah jatuh tempo maka AO terus

mengingatkan dan menagih nasabah. Berikut adalah tindakan yang

dilakukan ketika pembayaran telah jatuh tempo :8

8 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 72: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

60

a. H-7 s/d Ho yaitu Account Officer (AO) mengingatkan kepada

nasabah agar nasabah bisa membayar kewajiban.

b. Ho yaitu Account Officer (AO) mengecek system untuk melihat

apakah sudah ada pembayaran atau belum

c. Ho s/d H+7 yaitu Account Officer (AO) tetap melakukan

penagihan kepada nasabah

d. H+14 yaitu Surat Peringatan 1 dan terus melakukan telpon

kepada nasabah

e. H+14 s/d H+30 yaitu Surat Peringatan 2

f. H+30 s/d H+90 yaitu Surat Peringatan 3

g. H+90 diserahkan kepada spesial asset

h. Eksekusi/ lelang agunan(jaminan)

Penagihan Jatuh Tempo

H-7 s/d Ho

Account Officer (AO) mengingatkan

kepada nasabah agar nasabah bisa

membayar kewajiban.

H+14 s/d H+30

Surat Peringatan 2

Ho

Account Officer (AO) mengecek

system untuk melihat apakah sudah

ada pembayaran atau belum

Ho s/d H+7

Account Officer (AO) tetap

melakukan penagihan kepada

nasabah

H+14

Surat Peringatan 1

H+30 s/d H+90

Surat Peringatan 3

H+90

diserahkan kepada spesial

asset untuk penanganan

Diatas 180 hari

Eksekusi/ lelang agunan

(jaminan)

Page 73: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

61

2. Restrukturisasi

Peraturan Bank Indonesia no 10/18/PBI/2008 tentang restrukturisasi

pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yaitu

restrukturisasi bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat

menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui :9

a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu Bank Umum Syariah

X melakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah kewajiban atau

dengan merubah jadwal pembayaran kewajiban agar lebih

meringankan pelaku umkm

b. Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu Bank Umum Syariah

X melakukan kebijakan dengan mengubah jumlah angsuran

pembayaran atau dengan pemotongan kewajiban pembayaran.

3. Penjualan Asset (Lelang)

Bank Umum Syariah X telah mengimplementasikan kebijakan

untuk memitigasi Risiko kredit, termasuk meminta agunan sebagai

jaminan pelunasan piutang dan menjadikannya pilihan kedua jika

kontraktual tidak terpenuhi jenis agunan yang diterima untuk piutang

murabahah dalam rangka memitigasi risiko kredit diantaranya adalah

kas, tanah, dan/atau bangunan mesin, kendaraan bermotor, piutang

usaha dan bahan baku/ bahan dagangan (persediaan).

Untuk menghindari bank dari kerugian maka dalam penilaian

agunan, Bank Umum Syariah X selalu memperhitungkan Margin of

9 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), h.83

Page 74: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

62

Safety. Hal tersebut dikarenkan agunan bukan hanya untuk menutup

jumlah pokok piutang saja tetapi juga harus dapat menutup biaya-biaya

lainnya jika usaha debitur mengalami kesulitan.

Sedangkan untuk mitigasi Risiko Pasar, dalam penetapan

pricing/margin Bank menggunakan pricing/margin modelling dalam

penetapaan besaran pricing/margin untuk dapat meminimalisir potensi

Risiko Pasar bagi Bank.10

Risiko Pasar dikelola antara lain melalui pemantauan dan

pengendalian terhadap potensi kerugian yang dapat timbul akibat posisi

neraca dan rekening administratif Bank Umum Syariah X akibat

perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai aset

yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

B. Analisis Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah

UMKM pada Bank Umum Syariah X

Risiko pembiayaan dikelola Bank Umum Syariah X dengan

memastikan bahwa seluruh kebijakan dan strategi pengendalian risiko yang

ditetapkan telah merefleksikan tingkat risiko yang dapat diterima (risk

tolerance/risk appetite) dan telah dilakukan pengukuran dan pemantauan

sejak tahap awal penerimaan permohonan dari nasabah, proses analisis

pembiayaan sampai dengan proses monitoring pembiayan setelah

dilakukan pencairan.

10 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017

Page 75: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

63

Bank Umum Syariah X adalah bank yang mempunyai focus salah

satunya pada UMKM. Bank Umum Syariah X terus melakukan ekspansi

kepada pembiayaan bisnis mikro. Hal itu diakukan Bank Umum Syariah X

agar mereka yang mengalami kesulitan dalam pembiayaan dapat diberi

kesempatan untuk mengembangkan pembiayaan mikro. Dengan

bertumbuhnya perekonomian di Indonesia membuat masyarakat yang

berpenghasilan rendah memiliki kepercayaan dalam melakukan

pembiayaan kepada lembaga keuangan mikro. Hal itulah yang menjadi

target dan sasaran untuk Bank Umum Syariah X dalam menyalurkan

pembiayaan kepada UMKM.

Jenis usaha yang dikembangkan pada segmen UMKM untuk

pembiayaan murabahah umumnya adalah sektor perdagangan ritel.

Penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh Bank pada segmen UMKM

merupakan bentuk dukungan Bank untuk memberikan akses pembiayaan

pada segmen tersebut, dengan harapan dapat membantu kebutuhan pelaku

usaha di segmen UMKM sehingga suatu saat nanti dapat mendorong para

pelaku usaha tersebut untuk masuk pada segmentasi Komersil.11

Pembiayaan yang disalurkan terdiri dari pembiayaan modal kerja dan

investasi dengan skema langsung ke enduser.12

Berdasarkan analisis Efektivitas Penanganan Risiko Pembiayaan

Murabahah UMKM pada Bank Umum Syariah X adalah sebagai berikut:

11 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017 12 Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

Page 76: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

64

1. Berhasil guna, untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan

dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang

ditetapkan.

Kegiatan penanganan risiko pembiayaan murabahah tepat pada

target yang telah direncanakan. Hal ini terlihat pada tujuan yang telah

dicapai dari tingkat NPF yang masih dalam rentang risk tolerance.

Selain itu, pembiayaan umkm dikembangkan dengan menyasar pada

kantong-kantong ekonomi di setiap daerah di mana terdapat cabang-

cabang bank umum syariah. Pelayanan umkm dalam hal kebutuhan

pembiayaan dilakukan dengan mengedepankan proses yang sesuai

Unique Value Preposition (UVP) bisnis usaha kecil yaitu Speed

Simplicity dan Convinience. Sehingga bisa dilakukan penetrasi lebih

optimal pada kantong-kantong bisnis dan sentra-sentra perdagangan

yang menjadi sasaran sekaligus proses keputusan yang lebih cepat

dengan tetap menjaga kualitas inisiasi untuk memberikan pelayanan

yang terbaik kepada masyarakat. Adapun yang lainnya yaitu telah

disediakan juga media online dari cabang sampai dengan kantor pusat

sehingga dapat mendukung percepatan proses pengambilan keputusan

yang cepat, akurat dan dapat dimonitor rill time harian.13

Salah satu tujuan yang sudah tercapai dalam hal penanganan

Risiko Pembiayaan adalah tingkat NPF (Non Performing Financing)

pada segmentasi UMKM untuk penggunaan akad Murabahah yang

13 Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

Page 77: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

65

masih berada dalam rentang risk appetite dan risk tolerance Bank.14

Hal tersebut terlihat dari Rasio pembiayaan bermasalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Rasio Pembiayaan Bermasalah15

Ditengah-tengah kondisi ekonomi Indonesia, Bank Umum

Syariah X terus melakukan upaya memperkuat kualitas dalam proses

pemberian pembiayaan. Penyaluran pembiayaan tersebut dilakukan

secara hati-hati dengan mengutamakan asas atau prinsip kehati-hatian.

Dalam menjaga kualitas pembiayaan, Bank Umum Syariah X telah

berhasil dalam menurunkan rasio Non Performing Financing (NPF)

sebesar 1,02 % pada tahun 2014 di bawah rata-rata NPF industri

perbankan syariah.

Implementasi penanganan risiko Bank Umum Syariah X terus

dikembangkan agar efektivitas penerapannya semakin meningkat.

Upaya-upaya tersebut diiringi dengan peningkatan kesadaran akan

risiko pada setiap jenjang organisasi. Hal itu terlihat di tahun 2016,

Bank Umum Syariah X dapat menurunkan rasio Non Performing

14 Wawancara pribadi dengan Gamma Mufti Jauhari, Jakarta, 14 juli 2017 15 Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

No NPF Bruto dan Neto 2014 2015 2016

1. NPF Bruto 1,02% 2,63% 2,26%

2. NPF Neto 0,77% 1,94% 1,86%

Page 78: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

66

Financing (NPF) sebesar 2, 2%. NPF Bruto Bank Umum Syariah X

membaik di tahun 2016 sebesar 2,2% bila dibandingkan dengan NPF

Bruto sebesar 2,6% di tahun 2015.

Hal ini sama juga terjadi pada NPF Neto di tahun 2016 sebesar

1,86% bila dibandingkan dengan NPF Neto sebesar 1,94% di tahun

2015. Adapun upaya yang dilakukan Bank Umum Syariah X dalam

menurunkan NPF yaitu :

a. Upaya melakukan pencegahan (preventif)

b. Upaya melakukan kuratif seperti rescheduling dan restructuring

2. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha

pencapaian efektif.

Dalam kegiatan penanganan risiko pembiayaan murabahah pada

umkm di Bank Umum Syariah X pencapaian efektif dilakukan dengan

strategi manajemen risiko yang searah dengan tingkat risiko yang

diambil dan toleransi risiko. Pada penanganan risiko pembiayaan

murabahah mengacu kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no 12

yaitu dalam perumusan tingkat risiko yang diambil masih pada

toleransi risiko (risk tolerance), kemudian strategi manajemen risiko

yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi

risiko serta dalam kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

Page 79: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

67

terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan

wewenang dan tanggung jawab.16

Seperti halnya Pembiayaan Modal Kerja (PMK) yang diberikan

pembiayaan tersebut kepada UMKM, dimana nasabah bisa memenuhi

kebutuhan dalam kebutuhan modal kerja baik itu jangka berulang,

tetap langsung dan tetap angsuran. Kemudian pembiayaan tersebut

bisa digunakan untuk pembelian inventory baik berupa bahan baku

(raw material) maupun barang dagangan(trading goods). Selain itu,

bisa digunakan untuk kebutuhan modal kerja operasional serta untuk

aktifitas produktif lainnya.

Selain itu, Bank Umum Syariah X sebagai bentuk komitmen

daalm mewujudkan Good Corporate Governance bekerjasama dan

berkordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah untuk memastikan

bahwa segala produk dan aktifitas Bank dalam kegiatan penghimpunan

dan penyaluran dana maupun pelayanan jasa telah sesuai norma dan

prinsip syariah. Dengan berpartisipasi dalam menciptakan produk

untuk kebutuhan masyarakat untuk menjangkau semua golongan

masyarakat serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada Bank

Syariah dalam melakukan pembiayaan. 17

16www.ojk.go.id, diakses pada tanggal 25 September 2017 17 Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

Page 80: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

68

Tabel 4.2. Profil Risiko Bank Umum Syariah X tahun 201618

Profil Risiko Peringkat Rsiko

Inheren

Sistem

Pengendalian

Risiko

Risiko Komposit

Risiko Pembiayaan Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Risiko Pasar Low Satisfactory Low

Risiko Likuiditas Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Risiko Operasional Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Risiko Hukum Low Satisfactory Low

Risiko Strategik Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Risiko Kepatuhan Low Satisfactory Low

Risiko Reputasi Low Satisfactory Low

Risiko Investasi Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Risiko Imbal Hasil Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Peringkat Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate

Tabel diatas menunjukkan bahwa profil risiko Bank Umum

Sayriah X hasil penilaian risiko masih relative stabil. Hal tersebut

didukung oleh kebijakan, prosedur dan limit manajemen risiko Bank

Umum Sayriah X yang didesain dan diimplementasikan dengan

memperhatikan kegiatan usaha, risk appetite, risk tolerance pada

peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas/praktek perbankan yang sehat.

18 Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

Page 81: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

69

3. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan

bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan

dengan setepat-tepatnya

Pada pelaksanaan penanganan risiko pembiayaan murabahah pada

umkm di Bank Umum Syariah X telah menjalankan tugasnya dalam

pemberian pembiayaan UMKM yang dilakukan secara intensif dengan

pemantauan dari awal hingga akhir pembiayaan. 19

Tahapan pemberian pembiayaan kepada UMKM berjalan sesuai

standar operasional yang telah ditentukan. Pada proses awal pemberian

pembiayaan sampai kepada penagihan dan pemantauan atas

pembiayaan yang disetujui merupakan tahapan tidakan preventif

(pencegahan) yang dilakukan Bank Umum Syariah X agar dapat

meminimalisir potensi kerugian di kemudian hari.

Setiap pejabat atau jabatan yang memiliki kewenangan limit

memutus pembiayaan, maka Bank Umum Syariah X harus menetapkan

tanggung jawab yang jelas dan terperinci serta pemberian wewenang

memuutus pembiayaan tersebut harus dalam koridor Komite

Pembiayaan. Dalam memberikan pembiayaan kepada umkm mengacu

kepada ketentuan yang telah ditentukan, seperti halnya pada tahapan

proses pembiayaan.

Adapun tahapan prosedur pembiayaan murabahah pada umkm di

Bank Umum Syariah X sebagai berikut :

19 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 82: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

70

Tabel 4.3. Alur Pembiayaan Murabahah pada UMKM20

AKTIVITAS KETERANGAN

OUTPUTINPUT

Ph

ase

DOKUMENTASI

START

1. AO/Cabang

Inisiasi nasabahKunjungan ke nasabah

bersama dengan princa

2. Line of Business

(LoB)KP

Memberikan concern

terhadap LKN

3. Financing

Administration

- BI Checking

- Penilaian agunan

- Analisa Yuridis

4. AO/Cabang

- Trade checking

- DHN Checking

- Penginputan RAC

- Penginputan

Complience

Checklist

- Pembuatan MUP

5. Reviewer

Analisa dan

Reviewer MUP

Page 2

Data calon nasabah LKN Usulan KC : LKN dibuat oleh

AO dan ditandatangani oleh

atasannya dan Princa

selanjutnya dikirim ke LoB

untuk mendapatkan konsen,

Usulan KCP : LKN dibuat

oleh AO dan ditandatangani

oleh Princapem dab Princa

selanjutnya dikirim ke LoB

untuk mendapatkan konsen.

Proses ini dapat

dilakukan secara parallel

dengan proses trade

checking oleh AO

Concern LKN LKN

LoB memberikan concern

terhadap LKN yang diajukan

oleh AO/cabang

Hasil BI Checking

Laporan penilaian

agunan

Analisa yurisdis

dokumen identitas

Perizinan Usaha

Nasabah

Kontrak

Proses ini dapat dilakukan

secara template standar yang

telah disediakan

RAC

Complience

Checklist

MUP

LKN

Lembar Trade Checking

Hasil BI Checking

Hasil DHN Checking

Laporan penilaian agunan

Analisa Yuridis

Hasil analisa & Review dan

Reviewer menghasilkan

rekomendasi atau tidak

rekomendasi terhadap

usulan pembiayaan

Momerandum Reviewer MUP RAC

Complence Checklist

MUP

Dokumen Lampiran

6. Komite

PembiayaanReview

dan Keputusan

LPKP dan berkas

pembiayaan oleh

Reviewer diserahkan

langsung kepada

Finaancing

Administration

Sekertaris Komite

menerbitkan Lembar

Persetujuan Pembiayaan

Komite Pembiayaan

(LPKP)

RAC

Complience Checklist

MUP

Dokumen Lampiab

Momerandum Review

MUP

20 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 83: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

71

AKTIVASI KETERANGAN

OUTPUTINPUT

Ph

ase

7. Reviewer

Menyusun dan

menerbitkan SP3

8. AO/Cabang

Menyerahkan SP3

kapada Nasabah

untuk ditandatangani

9. Legal

Akad pembiayaan

dan pengikatan

agunan

10. Acceptance

Pencairan

11. Custody

Pengelolaan File

Pembiayaan

Page 1

LPKP menjadi dasar

penerbitan SP3 SP3 LPKP

Nasabah menandatangani

SP3 sebagai bukti

persetujuannya atas

persyaratan yang

tercantum dalam SP3

SP3 yang

ditandatangani oleh

nasabah

SP3

Sebelum proses pengikatan

dilakukan terlebih dahulu

dilakukan presigning yang

dilakukan oleh legal,

acceptance dan bisnis untuk

menyamakan persepsi

terhadap persyaratan

pebiayaan disyaratkan oleh

komite Pembiayaan

Dokumen Akad LPKP

SP3

Usulan : Disertai

dokumen LPKP/SKKP

LPKP

SP3

Akad

MPP

Usulan : Pengelolaan file

Pembiayaan agar dilakukan

standarisasi

Seluruh Dokumen

Pembiayaan

disimpan di

Custody

Memastikan bahwa

setiap tahapan proses

pemberian pembiayaan

telah dilakukan sesuai

ketentuan

Monitoring pemenuhan

persyaratan pembiayaan

Tindakan pemantauan/

pengamatan dalam

pengelolaan

pembiayaan, agar dapat

diketahui sendini

mungkin (early

warning)

12. Unit Bisnis

Monitoring dan

pengelolaan

pembiayaan

Selesai

DOKUMENTASI

Page 84: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

72

Tahapan proses atau prosedur pembiayaan murabahah pada umkm di

Bank Umum Syariah X sebagai berikut :

a. Pada prosedur ini, pemberian pembiayaan kepada calon nasabah

dilakukan oleh Cabang/AO dengan kunjungan kepada nasabah

bersama dengan Pimpinan Cabang. Selain itu calon debitur mengisi

data calon nasabah dengan dipenuhi persyaratan-persyaratan yang

sudah ditentukan. Kemudian LKN (laporan kunjungan nasabah) dibuat

oleh AO dan ditandatangani oleh atasannya dan Pimpinan Cabang,

selanjutnya dikirim ke LoB untuk mendapatkan konsen.

b. LoB (Line of Business) memberikan concern terhadap LKN. Proses ini

dapat dilakukan secara parallel dengan proses trade checking oleh AO

c. Langkah selanjutnya Financing Administration dilakukan dengan hasil

BI Checking, laporan penilaian agunan serta analisa yurisdis lalu LoB

memberikan concern terhadap LKN yang diajukan oleh AO/cabang

dengan dilengkapi dokumen identitas, perizinan usaha nasabah dan

kontrak

d. Proses selanjutnya yaitu AO/Cabang melakukan trade checking, DHN

(Daftar Hitam Nasional) checking, penginputan RAC, penginputan

Complience checklist dan pembuatan MUP (Momerandum Usulan

Pembiayaan). Proses ini dapat dilakukan secara template standar yang

telah disediakan

Page 85: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

73

e. Reviewer menganalisa dan mereview MUP. Hasil analisa & review

dan reviewer menghasilkan rekomendasi atau tidak rekomendasi

terhadap usulan pembiayaan

f. Komite pembiayaan mereview dan memberikan keputusan dengan

melihat RAC (Risk Acceptance Criteria), Complience checklist, MUP,

dokumen lampiran dan momerandum review MUP. Setelah itu

Sekertaris Komite menerbitkan Lembar Persetujuan Pembiayaan

Komite Pembiayaan (LPKP). Kemudian LPKP(Lembar Persetujuan

Komite Pembiayaan) dan berkas pembiayaan oleh Reviewer

diserahkan langsung kepada Financing Administration

g. Reviewer menyusun dan menerbitkan SP3 dengan melihat LPKP.

LPKP menjadi dasar penerbitan SP3

h. AO/Cabang menyerahkan SP3 kapada nasabah untuk ditandatangani.

Nasabah menandatangani SP3 sebagai bukti persetujuannya atas

persyaratan yang tercantum dalam SP3

i. Proses selanjutnya yaitu akad pembiayaan dan pengikatan agunan.

Sebelum proses pengikatan dilakukan terlebih dahulu dilakukan

presigning yang dilakukan oleh legal, acceptance dan bisnis untuk

menyamakan persepsi terhadap persyaratan pebiayaan disyaratkan

oleh komite Pembiayaan

j. Setelah itu barulah pencairan dengan usulan disertai dokumen

LPKP/SKKP

Page 86: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

74

k. Proses selanjutnya yaitu Pengelolaan file Pembiayaan agar dilakukan

standarisasi. Seluruh dokumen Pembiayaan disimpan di Custody.

l. Kemudian Unit Bisnis melakukan monitoring dan pengelolaan

pembiayaan, tindakan pemantauan/ pengamatan dalam pengelolaan

pembiayaan, agar dapat diketahui sendini mungkin (early warning).

Selain itu, memastikan bahwa setiap tahapan proses pemberian

pembiayaan telah dilakukan sesuai ketentuan dan monitoring

pemenuhan persyaratan pembiayaan

Setelah melakukan prosedur pembiayaan murabahah, dengan

adanya Unit Kerja Monitoring maka membantu tahapan proses

pemberian pembiayaan agar dilakukan sesuai dengan ketentuan.

Monitoring pembiayaan dilakukan untuk tujuan antara lain :

a. Memastikan bahwa nasabah telah memenuhi persyaratan realisasi

pembiayaan sebelum realisasi pembiayaan dilakukan

b. Memastikan bahwa nasabah telah menerima atau mempergunakan

obyek pembiayaan murabahah yang telah dibeli melalui fasilitas

pembiayaan Bank

c. Memastikan kondisi nasabah dan kelancaran pembayaran

angsuran pembiayaan.

Monitoring Bank Syariah X dapat dilakukan secara off site maupun on

site. monitoring off site antara lain dilakukan dengan sarana

monitoring telepon atau penelitian terhadap rekening simpanan

Page 87: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

75

maupun rekening pembiayaan nasabah. Sementara monitoring on site

dilakukan melalui kunjungan ke domisili, tempat usaha nasabah.

Dalam penanganan risiko pembiayaan murabahah pada umkm,

adanya proses monitoring risiko yang dilakukan setelah

direalisasikannya pembiayaan. Proses monitoring risiko pembiayaan

murabahah pada umkm akan selalu dilakukan oleh Account Officer

dengan cara memantau laporan saldo list piutang nasabah dalam

pembiayaan murabahah secara rutin.21

Laporan tersebut yang menjadi

focus untuk melakukan tindakan pertama dalam menghadapi risiko

yang terjadi. Selain itu Account Officer juga melakukan kunjungan ke

tempat usaha nasabah guna memenuhi memantau perkembangan

usahanya.

4. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi

berdasarkan beban kerja, waktu yang tersedia.

Pembagian kerja pada hal penanganan risiko berkenaan pada

pelaksanaan tugas Unit Kerja Pengendalian Internal pada bidang

pembiayaan yaitu melakukan monitoring pelaksanaan Document

Monitoring Sistem guna memastikan :

a. Pembiayaan yang telah jatuh tempo diperpanjang

b. Dokumen pembiayaan yang dalam status To Be Collected (TBC)

dan TO Be Obtained (TBO) dipenuhi sesuai dengan batas waktu

toleransi yang diberikan

21 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 88: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

76

c. Jaminan yang belum diretaksasi telah dilakukan penilaian sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

d. Jaminan yang belum dilakukan perpanjangan asuransi

e. Jaminan yang belum diserahkan oleh Notaris

Melakukan monitoring, review, dan evaluasi pembiayan baru

maupun pembiayaan yang tergolong dalam Non Performing Financing

(NPF) dalam 12 bulan, melakukan evaluasi permohonan pembiayaan

yang terindikasi fraud, monitoring tindak lanjut temuan audit baik

internal maupun eksternal.

Saat ini Bank Umum Syariah X telah mengembangkan metode risk

tools yang mendukung proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan

pengendalian potensi risiko. Selain itu tools LEDS (Loss Event Data

Base System) berfungs sebagai whistle blower untuk kejadian yang

bersifat fraud.

5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus

seimbang dengan tanggung jawab.

Bank Umum Syariah X berkenaan dengan wewenang dan tanggung

jawab telah menetapkan kebijakan pada setiap pejabat ataupun jabatan.

Setiap pejabat atau jabatan yang memiliki kewenangan limit memutus

pembiayaan, maka Bank Umum Syariah X harus menetapkan tanggung

jawab yang jelas dan terperinsi serta pemberian wewenang memuutus

pembiayaan tersebut harus dalam koridor Komite Pembiayaan.

Page 89: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

77

Pemberian kewenangan memutus pembiyaan berdasarkan penilaian atas

pengalaman, pengetahuan, kemampuan, posisi jabatan serta

mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas exposure pembiayaan.

Bilamana terjadi pelampauan atas kewenangan yang dimiliki oleh

pejabat terkait maka proses eksalasinya harus diatur secara jelas. Review

independen untuk memastikan standar proses dan persetujuan tersebut

telah berpedoman pada prinsip kehati-hatian danproses pebiayaan yang

sehat.

Penetapan kewenangan dalam melakukan keputusan pemberian

pembiayaan berdasarkan keputusan pemberian pembiayaan berdasarkan

suatu mekanisme/prosedur, serta adanya pemisahan fungsi antara unit

yang melakukan persetujuan, analisis dan administrasi pembiayaan, serta

melalui mekanisme “four eyes principles”

Proses persetujuan pembiayaan dimulai dengan melakukan seleksi

awal utamanya terkait dengan pemilihan sektor usaha yang menjadi

target bank, melakukan review komprehensif pembiayaan, filterisasi dan

seleksi dengan menggunakan perangkat Risk Acceptance Criteria

(RAC), serta opini kepatuhan yang diatur oleh regulator. Proses

pengendalian risiko kredit juga dilakukan melalui pra komite dan

mekanisme reviu Komite Pembiayaan yang melibatkan unit kerja

manajemen risiko dan support pembiayaan. Komite pembiayaan secara

independen mengevaluasi proposal pembiayaan guna memastikan

kualitas dan kemampuan calon nasabah, serta upaya mitigasi risikonya.

Page 90: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

78

Bank telah mengimplementasikan kebijakan untuk memitigasi

risiko kredit, termasuk meminta agunan sebagai jaminan pelunasan

piutang dan menjadikannya sebagai pilihan kedua jika kewajiban

kontraktual tidak terpenuhi. Jenis agunan yang dapat diterima untuk

piutang murabahah dalam rangka memitigasi risiko kereit diantaranya

adalah kas, tanah/atau bangunan mesin, kendaraan motor, piutang

dagang dan bahan baku/bahan dagangan (persediaan). Perkiraan nilai

wajar dari agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.

Persyaratan agunan bukanlah merupakan pengganti faktor kemampuan

debitur dalam hal pembayaran kembali piutang, dimana hal ini menjadi

pertimbangan utama dalam setiap keputusan pemberian piutang

murabahah. Dalam menentukan dampak keuangan agunan terhadap

piutang yang belum jatuh tempo dan belum mengalami penurunan nilai,

Bank menilai signifikasi agunan terkait dengan jenis fasilitas piutang

yang diberikan.

6. Prosedur kerja yang praktis, yaitu menegaskan bahwa kegiatan kerja

adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis.

Pada prosedur yang telah ditentukan oleh Bank Umum Syariah X

yaitu ketika pembiayaan murabahah sudah dikatakan bermasalah atau

macet maka penanganan yang dilakukan oleh Bank Syariah Umum X

adalah22

a. Penagihan

22 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 91: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

79

Ketika kewajiban pembayaran telah jatuh tempo maka AO terus

mengingatkan dan menagih nasabah. Berikut adalah tindakan yang

dilakukan ketika pembayaran telah jatuh tempo :23

1) H-7 s/d Ho yaitu Account Officer (AO) mengingatkan kepada

nasabah agar nasabah bisa membayar kewajiban.

2) Ho yaitu Account Officer (AO) mengecek system untuk melihat

apakah sudah ada pembayaran atau belum

3) Ho s/d H+7 yaitu Account Officer (AO) tetap melakukan

penagihan kepada nasabah

4) H+14 yaitu Surat Peringatan 1 dan terus melakukan telpon

kepada nasabah

5) H+14 s/d H+30 yaitu Surat Peringatan 2

6) H+30 s/d H+90 yaitu Surat Peringatan 3

7) H+90 diserahkan kepada spesial asset

8) Eksekusi/ lelang agunan(jaminan)

b. Restrukturisasi

Peraturan Bank Indonesia no 10/18/PBI/2008 tentang

restrukturisasi pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah yaitu restrukturisasi bank dalam rangka membantu nasabah

agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui :

1) Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu Bank Umum

Syariah X melakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah

23 Wawancara pribadi dengan Amin, Jakarta, 25 September 2017

Page 92: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

80

kewajiban atau dengan merubah jadwal pembayaran kewajiban

agar lebih meringankan pelaku umkm

2) Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu Bank Umum

Syariah X melakukan kebijakan dengan mengubah jumlah

angsuran pembayaran atau dengan pemotongan kewajiban

pembayaran.

c. Penjualan Asset (Lelang)

Bank Umum Syariah X telah mengimplementasikan kebijakan

untuk memitigasi Risiko kredit, termasuk meminta agunan sebagai

jaminan pelunasan piutang dan menjadikannya pilihan kedua jika

kontraktual tidak terpenuhi jenis agunan yang diterima untuk

piutang murabahah dalam rangka memitigasi risiko kredit

diantaranya adalah kas, tanah, dan/atau bangunan mesin, kendaraan

bermotor, piutang usaha dan bahan baku/ bahan dagangan

(persediaan). Untuk menghindari bank dari kerugian maka dalam

penilaian agunan, Bank Umum Syariah X selalu memperhitungkan

Margin of Safety. Hal tersebut dikarenkan agunan bukan hanya

untuk menutup jumlah pokok piutang saja tetapi juga harus dapat

menutup biaya-biaya lainnya jika usaha debitur mengalami

kesulitan.

Jadi menurut analisis peneliti dalam penanganan risiko

pembiayaan murabahah pada umkm dapat dikatakan efektif

dikarenakan dalam proses penanganan risiko tersebut mengacu

Page 93: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

81

kepada prosedur yang telah ditetapkan kemudian para pelaku usaha

kecil dan menengah mendapatkan keringanan jangka waktu

pembayaran dan bisa berproses dalam mengangsur melunasi

kewajibannya kepada bank. Namun jika proses tersebut sudah

dilakukan dan masih bermasalah maka jalan terakhir yaitu dengan

melelang agunan/jaminan melalui musyawarah kepada nasabah.

Page 94: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penanganan Risiko Pembiayaan Murabahah pada UMKM di Bank Umum

Syariah X melakukan upaya preventif pencegahan) dan upaya kuratif

seperti melakukan penagihan, penjadwalan kembali (rescheduling) atau

dengan restrukturisasi. Penanganan tersebut dilaksanakan sesuai dengan

prosedur penanganan risiko yang telah ditentukan agar proses

pembiayaan murabahah pada umkm tetap dalam rentang risk tolerance

Bank Umum Syariah X dalam memberikan pembiayaan murabahah

kepada UMKM haruslah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan di

dalam bank tersebut. Adapun ketentuan tersebut yaitu harus memenuhi

kriteria 5C nasabah, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan

Condition. Pemenuhan dalam kebiijakan yang telah ditentukan mengenai

UMKM harus dipenuhi persyaratan tersebut. Kemudian barulah proses

pelaksanaan akad murabahah yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak.

2. Efektivitas penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM di Bank

Umum Syariah X yaitu dilihat dari berhasil guna, dimana kegiatan

penanganan risiko murabahah UMKM dilaksanakan dengan tercapainya

tujuan tingkat NPF yang masih dalam rentang risk tolerance. Selain itu

ekonomis, hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan strategi

Page 95: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

83

83

manajemen risiko yang diambil dan bekerjasama dengan Dewan Pengas

Syariah dalam mewujudkan pelayanan jasa sesuai prinsip syariah.

Kemudian adanya pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab yaitu

pelaksanaan penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM

dilakukan secara intensif dengan pemantauan dari awal hingga akhir

pembiayaan. Lalu pembagian kerja yang nyata yaitu pembagian dalam

melakukan monitoring, review, dan evaluasi pembiayaan. Adapun yang

lainnya yaitu rasionalitas wewenang dan tanggung jawab dimana dalam

penetapan kewenangan telah adanya unit yang melakukan persetujuan,

analisis serta administrasi pembiayaan. Kemudian prosedur kerja yang

praktis yaitu kegiatan penanganan risiko pembiayaan murabahah UMKM

dilakukan dengan penagihan, restrukturisasi maupun penjualan asset.

B. Saran

1. Lebih diperhatikan kembali para pelaku usaha agar dalam pelaksanaan

pembiayaan murabahah tetap pada kelayakan pembiayaan yang telah

diterapkan.

2. Pertahankan kualitas segmentasi UMKM untuk pembiayaan Murabahah

yang masih berada dalam rentang risk appetite dan risk tolerance Bank.

Page 96: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al -Kariim

Al Arif, M. Nur. Rianto dan Rahmawati, Yuke. Managemen Risiko Perbankan

Syariah Jakarta Selatan: UIN PRESS, 2015.

Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah dari Teori dan Praktik. Jakarta:

Tazkia Cendikia, 2001.

Annual_report, diakses pada tanggal 03 agustus 2017.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Bulan Bintang, 2003.

Baskara, I Gde Kajeng. Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia, Jurnal Buletin

Studi Ekonomi, Vol 18, no 2, 2013

Danupranata, Gita. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba

Empat, 2013.

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009.

Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko. Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21.

Jakarta: Nusantara Consulting, 2011.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Bank Indonesia. Himpunan

Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta : MUI, 2001.

Djamil, Fathurrahman. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah.

Jakarta : Sinar Grafika, 2012.

Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: Kanisius, 1973.

Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Perilaku Konsumen; Pendekatan Praktis

Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: C.V. Andi Offset,

2013.

Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hennie Van Greuning dan

Zamir Iqbal. Analisis Risiko Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat,

2011.

Handayani, Naniek Utami. Diana Puspita Sari, Dhindi Oxina Irawan, Zihramna

Afdi. “Evaluasi Kesiapan Implementasi ISO 31000:2009 pada Departemen

Teknik Industri Universitas Diponogoro”, Jurnal Fakultas Teknik

Industri, Vol. 12, No. 1. 2004.

Page 97: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Islam : Titik Temu Hukum Islam dan

Hukum Nasional. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Hidayat, Komaruddin, dkk. Pedoman Akademik Progam Strata 1 Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2014. Jakarta : Biro

Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Syarif

Hidayatullah, 2013.

Janwari, Yadi. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2015.

Kaelani, Nadief. Managemen Risiko Terapan. Jakarta: PT Prima Pundi Redana,

2010.

Karim. Adiwarman Azwar. Bank Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Mleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000.

Machmud, Amir. Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia.

Jakarta : Erlangga, 2010.

Ma’ruf, Amin. Prospek Cerah Perbankan Islam. Jakarta Selatan : LeKAS, 2007.

Muhammad. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Muhammad. Bank Syariah : Probem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Nur, Muhammad. Dasar-dasar dan Pemasaran Bank Syariah. Bandung:

Alfabeta, 2010

Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akutansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat, 2012.

Peter F. Drucker. Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif. Jakarta : Pedoman

Ilmu Jaya, 1986.

Perwaatmadja, Karnaen dan Antonio, Muhammad Syafi'I. Apa dan Bagaimana

Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.

Prasetyoningrum, Ari Kristin. Risiko Bank Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015.

Purnamasari, Irma Devita dan Suswinarno. Paduan Lengkap Hukum Praktis

Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Memahami Masalah Akad

Syariah. Bandung : Kaifa, 2011.

Page 98: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis

Statistik. Bandung: PT. Rosdakarya, 2002.

Rahmawati, Yuke. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Jakarta: UIN JAKARTA

PRESS, 2013.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Sri Wahyudi, Agustinus. Manajemen Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.

Sugiono. Metode penelitian pendidikan, Jakarta, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Peranan Intermediasi Perbankan

dalam Pemberdayaan UMKM di Propinsi D. I Yogyakarta, Jurnal

Ekonomi dan Pembangunan, Vol .XVI. 2008. Bandung: Alfabeta Tedy L,

dkk, 2014.

Sujadi F. X. O dan M (Organization and Methods) penunjang berhasilnya proses

manajemen. Jakarta : Cv. Masagung, 1989.

Suyanto Herli, Ali. Pengelolaan BPR dan Lembaga Keuangan Pembiayaan

Mikro. Yogyakarta : CV Andi OFFSET, 2013.

Sumar’in. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.

Sutedi, Adrian. Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Bogor:

Ghalia Indonesia, 2015.

Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Usman, Rachmadi. Aspek-aspek hukum perbankan Indonesia. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003.

Wahyudi, Imam. Miranti Kartika Dewi, Feny Rosmanita, Muhammad Budi

Prasetyo, Niken Iwani Surya Putri dan Banu Muhammad Haidir.

Managemen Risiko Bank Islam. Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2013.

Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012.

Zarkasyi, Fajar Imam. Perubahan Strategi Politik husni Mubarok dari Eksklusi

Politik ke Inklusi Politik dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Suara IM

pada Pemilu Legislatif 2000 dan 2005, Skripsi, Depok, 2014.

Page 99: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 100: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 101: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 102: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 103: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 104: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 105: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa
Page 106: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

L WAWANCARAHASI

Nama : Amin

Jabatan : Staff

Institusi : Bank Umum Syariah X

Tanggal : 25 September

1. Pertanyaan : Apakah dalam hal penanganan risiko pembiayaan

murabahah pada umkm sudah terealisasi sesuai SOP?

Jawaban : sudah teralisasi dalam SOP karena kebijakan semua

penanganan pembiayaan murabahah merujuk kepada SOP. Dalam

penanganan risiko pembiayaan murabahah pada umkm, adanya proses

monitoring risiko yang dilakukan setelah direalisasikannya pembiayaan.

Proses Monitoring risiko pembiayaan murabahah pada umkm akan selalu

dilakukan oleh Account Officer dengan cara memantau laporan saldo list

piutang nasabah dalam pembiayaan murabahah secara rutin

Sudah teralisasi sesuai SOP terlihat dari proses penanganan risiko setelah

jatuh tempo:

a. H-7 s/d Ho yaitu Account Officer (AO) mengingatkan kepada

nasabah agar nasabah bisa membayar kewajiban.

b. Ho yaitu Account Officer (AO) mengecek system untuk melihat

apakah sudah ada pembayaran atau belum

Page 107: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

c. Ho s/d H+7 yaitu Account Officer (AO) tetap melakukan penagihan

kepada nasabah

d. H+14 yaitu Surat Peringatan 1

e. H+14 s/d H+30 yaitu Surat Peringatan 2

f. H+30 s/d H+90 yaitu Surat Peringatan 3

g. H+90 diserahkan kepada spesial asset

h. Eksekusi/ lelang agunan(jaminan)

Ketika pembiayaan murabahah sudah dikatakan macet maka penanganan

yang dilakukan oleh Bank Syariah Umum X adalah

a) Penagihan

b) Restrukturisasi

c) Penjualan Asset (Lelang)

2. Pertanyaan : Dalam hal penanganan risiko pembiayaan murabahah pada

umkm, apakah telah mencapai target NPF yang diinginkan? Berapakah

NPF tersebut?

Jawaban : Sudah tercapai target dalam hal penanganan risiko pembiayaan

murabahah pada umkm. Karena sudah sesuai dengan peraturan BI bahwa

NPF harus kurang dari 5%. Terlihat dari NPF :

No NPF Bruto dan Neto 2014 2015 2016

1. NPF Bruto 1,02% 2,63% 2,26%

2. NPF Neto 0,77% 1,94% 1,86%

Page 108: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

3. Pertanyaan : bagaimanakah penilaian risiko yang ada di Bank Umum

Syariah X? dan bagaimanakah risiko yang disebut risk appetitte?

Jawaban : penilaian risiko yang disebut risk appetitte adalah risiko yang

bisa diambil atau ditoleransi yaitu moderate. Dan penilaian risiko

pembiayaan itu low to moderate.

4. Pertanyaan : bagaimanakah pelaksanaan kerja pada penanganan risiko

pembiayaan murabahah umkm?

Jawaban : pelaksanaan penanganan risiko pembiayaan murabahah pada

umkm di Bank Umum Syariah X telah menjalankan tugasnya dalam

pemberian pembiayaan UMKM yang dilakukan secara intensif dengan

pemantauan dari awal hingga akhir pembiayaan.

5. Pertanyaan : pada pelaksanaan pemberian pembiayaan umkm itu tersebar

dimana saja pak?

Pertanyaan : kalau ketentuannya itu tersebar 60 km dari kantor

cabang.biar gampang mentoring. Dalam ketentuan BI capaian 10 % s/d 15

% harus ada untuk umkm dari total asset dan sampai saat ini sudah 11 s/d

12 % dari total asset.

6. Pertanyaan : sebelum melakukan penanganan risiko, apakah ada tahap

analisis pembiayaan?

Jawaban : ya ada, seperti penilaian watak, kemampuan, modal, kondisi

dan jaminan. Dengan menanyakan langsung kepada masyarakat di

lingkungan calon debitur tinggal serta melakukan kunjungan ke calon

debitur dengan pimpinan cabang. Selain itu melihat informasi tentang

Page 109: EFEKTIVITAS PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37654/1/ANGGUN... · Setiap perusahaan harus menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa

calon debitur di BI Checking. apakah dalam usahanya sering mengalami

kegagalan atau kemajuan, mengecek daripada laporan keuangan nasabah,

melihat kelayakan calon nasabah, kemudian sesuai dengan prosedur

persetujuan pembiayaan

7. Pertanyaan : apa sajakah kendala yang di hadapi saat penanganan risiko

pembiayaan murabahah umkm?

Jawaban : salah satu kendalanya yaitu nasabah sulit untuk dihubungi. Jadi

dari nasabah itu sendiri dan melakukan terus menerus menelpon nasabah

lalu baru mendatangi rumah nasabah.

Jakarta, 25 September 2017

Staff

(Amin)