EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB...

61
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL (ATM) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN (Studi pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) Oleh : Awit Febriansari FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL (ATM)

DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN

(Studi pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA IT Ar-Raihan Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

(Skripsi)

Oleh :

Awit Febriansari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL (ATM)

DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN

(Studi pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA IT Ar-Raihan Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh:

Awit Febriansari

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk

mengetahui efektivitas pembelajaran Alqurun Teaching Model (ATM) ditinjau

dari pemahaman konsep pertidaksamaan siswa. Penelitian ini menggunakan

design post test only control group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 yang

diambil dengan teknik sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh melalui tes

pemahaman konsep pada materi pertidaksamaan setelah siswa mengikuti

pembelajaran ATM. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa

pemahaman konsep matematis siswa pada materi pertidaksamaan yang mengikuti

pembelajaran ATM lebih tinggi dari pada pemahaman konsep matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian pembelajaran

ATM efektif ditinjau dari pemahaman konsep pertidaksamaan siswa.

Kata kunci: alqurun teaching model, efektifitas, pemahaman konsep matematis,

pertidaksamaan.

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL (ATM)

DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN

(Studi pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA IT Ar-Raihan Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh:

Awit Febriansari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 15

Febuari 1995. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari

Bapak Mulyono dan Ibu Eli Nurwangsih, memiliki dua orang adik bernama Kiki

Nur’aini dan Denta Bayu Pamungkas.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 3 Simpangsari pada tahun

2007, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Sumberjaya pada tahun

2010, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Kotabumi pada tahun

2013.

Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada

tahun 2013, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai mahasiswa Program

Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Datarajan, Kecamatan Ulu

Belu, Kabupaten Tanggamus. Selain itu, penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA S Bima Sakti Ulubelu, Kabupaten

Tanggamus yang terintegrasi dengan program KKN tersebut/(KKN-KT).

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

MOTTO

“Do not put off what you Should do today. Delaying only makes your behind.”

(“Jangan menunda apa yang harus anda kerjakan saat ini. Penundaan hanya

membuat anda tertinggal”)

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

i

Persembahan

Alhamdulillahirobbil’aalamiin.

Segala Puji Bagi Allah SWT, Sholawat serta Salam selalu tercurah kepada

Uswatun Hasanah Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tiada henti,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta, kasih sayang,

dan terimakasihku kepada:

Bapak (Mulyono) & Mamah (Eli Nurwangsih) tercinta, yang tiada pernah

hentinya selama ini memberikan semangat, doa, dorongan, nasehat, dan

kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu

kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.

Kedua adikku tercinta (Kiki Nur’aini dan Denta Bayu Pamungkas) yang

selalu mendoakan, memberikan dukungan, dan semangat padaku.

Seluruh keluarga besar yang terus memberikan do’anya untukku, terima

kasih.

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat-sahabatku yang begitu tulus menyayangiku dengan segala

kekuranganku, dan ikut mewarnai kehidupanku.

Almamater Universitas Lampung.

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

ii

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil‟alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Alquran Teaching Model (ATM)

Ditinjau dari Pemahaman Konsep Pertidaksamaan Siswa. (Studi pada Siswa Kelas

X SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2016/2017)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus ikhlas kepada:

1. Kedua Orang tuaku dan kedua adikku, serta seluruh keluarga besarku yang

selalu mendoakan, memberikan motivasi, dukungan, dan semangat kepadaku.

2. Alm. Nenek (Mesih) dan Alm. Engki (Sunardi) yang selalu menyayangiku,

mendoakanku, memberikan nasihat, serta membimbingku agar menjadi anak

yang solehah dan berbakti kepada orangtuaku.

3. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku pembimbing akademik dan Dosen

Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang

membangun kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

iii

perguruan tinggi dan dalam penyusunan skripsi sehingga skripsi ini selesai

dan menjadi lebih baik.

4. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II dan Ketua

Prodi Pendidikan Matematika yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, perhatian, motivasi,

semangat, serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis selama

penyusunan skripsi sehingga skripsi ini selesai dan menjadi lebih baik.

5. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran yang membangun kepada penulis sehingga skripsi

ini selesai dan menjadi lebih baik.

6. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Ibu Dila Saktika Negara, M.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak

membantu dalam penelitian.

10. Sahabat seperjuanganku Adi Waluyo, Revy Silviana P, Resi Fellia, Jesy

Nurzain, Rizki Asri Dianita, yang selalu memberikan dukungan, semangat,

nasehat, motivasi, dan selalu ada kapanpun itu dalam suka maupun duka.

11. Teman-temanku tercinta: Ni Wayan Septi Sadevi, Rifki Amalia, Ariesta

Yanada putri, Anisa Vibra Lestari, Diah Nur Hafifa, Dessy Puspitasari R,

Ficha, Ajeng, Ama, Arum, Dini, Elvita, Era, Fransisko, Hunai, Wayan, Linda,

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

iv

Udin, Dinda, Mayang, Amoy, Monice, Nia, Nindya, Nonik, Putu, Rafi, Rais,

Risda, Riska, Kiki, Selly, Siti, Surono, Ve, Putra, Wina, Ishma, Eli Purwati,

Sartika, Yuni Hiyah, Lala Mutiara Wati, Fitria Handayani, Niddia Raisa

Marta, Sarah Dibha, Hani, Vika, Debby, Depy Romdi, Reni, Jeybi, Kartika,

Ira, yang selama ini memberiku semangat dan selalu menemani saat suka dan

duka.

12. Teman-teman seperjuangan, seluruh angkatan 2013 Pendidikan Matematika.

13. Kakak-kakakku angkatan 2009, 2010, 2011, 2012 serta adik-adikku angkatan

2014, 2015, 2016 terima kasih atas kebersamaanya.

14. Keluarga KKN Desa Datarajan, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus

dan PPL di SMA S Bima Sakti: Catur Yuli Untari, Dian Permata S, Vini

Agustina, Umi Ma‟rifah, Suci Mardela, Mareza Salisfitri, Pipin Arianti,

Endah Sulistio Rini, atas kebersamaan selama kurang lebih dua bulan yang

penuh makna dan kenangan.

15. Pak Yaman, serta Pak Mariman dan Pak Liyanto, terima kasih atas bantuan

dan perhatiannya selama ini.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini

bermanfaat. Aamiin ya Robbal „Aalamiin.

Bandar Lampung, 8 Februari 2017

Penulis

Awit Febriansari

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. .. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ...vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. ...1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... ...5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ ...5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... ...6 E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. ...6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ ...8

1. Efektivitas Pembelajaran .......................................................... ...8

2. Pembelajaran ATM .................................................................. ...9

3. Pembelajaran Konvensional ..................................................... ...17

4. Pemahaman Konsep Matematis ............................................... ...18

5. Pertidaksamaan ........................................................................ ...20 B. Kerangka Pikir ................................................................................ ...20 C. Anggapan Dasar ............................................................................. ...25 D. Hipotesis ......................................................................................... ...25

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ........................................................................ ...26

B. Desain Penelitian ............................................................................. ...26

C. Data Penelitian ................................................................................. ...27

D. Prosedur Penelitian .......................................................................... ...27

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. ...29

F. Instrumen Penelitian ....................................................................... ...29

G. Teknik Analisis Data ....................................................................... ...36 1. Uji Normalitas ......................................................................... ...36 2. Uji Hipotesis ............................................................................ ...38

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

vi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................ ...43

1. Data Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ..................................................................... ...43

2. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ..................................................................... ...46

a. Hasil Uji Hipotesis Pertama ............................................. ...46

b. Hasil Uji Hipotesis Kedua ................................................ ...46

B. Pembahasan .................................................................................... ...47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... ...52

B. Saran ............................................................................................... ...52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 27 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ................................................................................... 30 Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas .................................................................... 33 Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda .............................................................. 34 Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ......................................... 35 Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ................................................ 35 Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep ........................................................................................ 37 Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Mann-Whitney U Kemampuan Pemahaman Konsep ....................................................................................... 39 Tabel 4.1 Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ......... 43 Tabel 4.2 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ........................................................................ 44 Tabel 4.3 Hasil Uji Mann-Whitney U Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................ 46 Tabel 4.4 Hasil Uji Proporsi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ........................................................................ 47

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Silabus ATM ................................................................................ 56

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ATM ........................ 61

A.3 Silabus Konvensional ................................................................... 81

A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ........... 85

A.5 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ................................................. 100

B. PERANGKAT TES

B.1 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................... 120

B.2 Soal Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ...................... 121

B.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................... 122

B.4 Form Penilaian Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................... 125

C. ANALISIS DATA

C.1 Analisis Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................... 126

C.2 Analisis Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran Tes Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Siswa ......................................... 127

C.3 Rekapitulasi Data Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................... 128

C.4 Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa .......................................................................... 130

C.5 Peringkat Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa .......................................................................... 136

C.6 Uji Mann-Whitney U Data Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa .......................................................................... 137

C.7 Uji Proporsi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa ............................................................................................ 140

C.8 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................... 143

D. LAIN-LAIN

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi,

menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia

yang berkualitas merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan

pembangunan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif dan memiliki

kepercayaan diri yang kuat. Dengan demikian bangsa Indonesia mampu bersaing

dengan bangsa-bangsa lain. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan

pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting,

sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang. Maka pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan

manusia yang tidak hanya berkualitas dan mampu bersaing, tetapi juga harus

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2013 dalam

rangka peningkatan mutu pendidikan telah melakukan pengembangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2004 menjadi

Kurikulum 2013. Pengembangan Kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

2

terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum sebelumnya, juga

bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, agar mampu lebih baik

dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa mempelajari

materi pembelajaran. Sutiarso (2016) menyampaikan tema pengembangan

Kurikulum 2013 adalah untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa),

keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi

dengan begitu tujuan pendidikan nasional bisa tercapai.

Guna mencapai tujuan pendidikan nasional, diperlukan suatu pembelajaran yang

dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Permendiknas nomor 22 tahun

2006 tentang Standar Isi dinyatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan:

”1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien, dan tepat

dalam memecahkan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika, dalam membuat generaalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pertanyaan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta ulet dan percaya diri dalam memecahkan matematika.”

Berdasarkan tujuan tersebut, salah satu dari kemampuan dalam tujuan

pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

3

terhadap suatu konsep matematika sangat penting karena apabila siswa menguasai

konsep materi maka siswa akan mudah untuk memahami konsep selanjutnya dan

mengembangkan kemampuan berpikir. Carpenter (Bennu, 2010) menyatakan

bahwa salah satu ide yang diterima secara luas dalam pendidikan matematika

adalah siswa harus memahami matematika dan matematika tidak akan ada artinya

jika hanya dihafalkan. Sehingga pemahaman konsep matematis menjadi salah satu

tujuan pembelajaran matematika.

Pada kenyataannya, sebagian besar siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam

memahami konsep-konsep matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei

Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011

(Mullis et al., 2012), bahwa Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 42 negara

dengan skor 386. Skor Indonesia pada tahun 2011 turun 11 poin dari tahun 2007.

Sedangkan persentase kelulusan kemampuan matematis siswa di Indonesia untuk

pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning)

berturut-turut sebesar 31%, 23%, dan 17%. Persentase ini menunjukkan bahwa

kemampuan pengetahuan matematis siswa masih rendah.

Kondisi ini juga terjadi pada siswa di SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung.

Berdasarkan data nilai ulangan harian siswa SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung

pada siswa kelas X tahun pelajaran 2015/2016 dengan pokok bahasan

pertidaksamaan menunjukkan tingkat pemahaman konsep yang masih rendah, dari

20 siswa hanya 5 siswa yang mendapat nilai lebih dari 75. Hal ini dikarenakan

dalam pembelajaran, siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan konsep

secara mandiri tetapi diperoleh melalui penjelasan guru, dan dalam pembelajaran

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

4

di kelas kegiatan siswa hanya menyimak dan mencatat, kemudian siswa

mengerjakan tugas yang diberikan guru. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas,

guru membahas jawabannya dan diakhir pembelajaran guru memberikan

pekerjaan rumah kepada siswa sehingga membuat siswa-siswa kurang maksimal

dalam menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru dan pemahaman konsep

siswa menjadi rendah. Dengan demikian, siswa kurang memahami dan mudah

melupakan konsep-konsep tersebut. Siswa yang dapat menemukan konsep secara

mandiri biasanya akan lebih mudah mengingat dan memahami karena konsep

yang ditemukan akan menjadi lebih bermakna.

Menanggapi permasalahan kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa di atas, perlu dilakukan perubahan cara mengajar guru. Dengan

dilakukannya perubahan ini, diharapkan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa dapat ditingkatkan. Maka salah satu model pembelajaran yang

dapat digunakan adalah pembelajaran Alqurun Teaching Model (ATM). Sutiarso

(2016) menyatakan pembelajaran ATM merupakan suatu model pembelajaran

yang menggabungkan antara kompetensi inti kurikulum 2013 dan taksonomi

Bloom. Pembelajaran ATM memiliki langkah-langkah kegiatan yang sesuai

dengan urutan hurufnya, yaitu: A, L Q, U, R, A, N dimana A berarti Acknowledge

(pengakuan), L berarti Literature (penelusuran pustaka), Q berarti Quest

(menyelidiki/menganalisis), U berarti Unite (menyatukan/mensintesis), R berarti

Refine (menyaring), U berarti Use (penggunaan/penerapan), dan N berarti Name

(penamaan). Pembelajaran ATM memberikan suatu lingkungan pembelajaran

dimana objek yang sangat aktif adalah siswa. Siswa dituntut untuk mampu

menggali berbagai informasi yang nantinya akan mereka komunikasikan sebagai

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

5

bentuk nyata sejauh mana siswa memahami suatu konsep matematika. Siswa juga

dituntut untuk memiliki rasa yakin dan mampu meyakinkan teman-temannya

mengenai kebenaran konsep yang mereka pahami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah pembelajaran ATM efektif ditinjau dari pemahaman konsep

pertidaksamaan”

Dari rumusan masalah di atas dapat dijabarkan pertanyaan penelitian:

1. Apakah pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran ATM lebih tinggi dari pada pemahaman konsep matematis

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

2. Apakah persentase tuntas belajar siswa dengan nilai yang mengikuti

pembelajaran ATM lebih dari 60% ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas pembelajaran ATM ditinjau dari pemahaman konsep pertidaksamaan

matematis siswa kelas X semester ganjil SMA IT Ar-Raihan Bandarlampung

tahun pelajaran 2016/2017.

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi tentang pembelajaran matematika dengan mengunakan model

pembelajaran ATM serta pengaruhnya terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa

2. Manfaat Praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi guru, model ATM ini dapat dijadikan sebagai model pembelajaran

alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa.

b. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih mendalam

mengenai model pembelajaran ATM.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dengan memperhatikan batasan masalah, ada beberapa istilah yang perlu

dijelaskan agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dengan pembaca

yaitu sebagai berikut:

1. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan dari

usaha atau tindakan pemberian model pembelajaran ATM dalam

pembelajaran matematika yang ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

7

matematis. Dalam penelitian ini peneliti membatasi penggunaan model

pembelajaran ATM dikatakan efektif apabila persentase banyaknya siswa

yang tuntas belajar dengan mendapatkan nilai yang mengikuti

pembelajaran ATM lebih dari 60%.

2. Pembelajaran ATM merupakan pembelajaran berkelompok yang dilakukan

dengan cara menganalisis suatu informasi terkait materi, memproses

informasi dengan mengembangkan cara berpikir dan komunikasi siswa.

Pembelajaran ATM didalamnya memuat langkah-langkah pembelajaran,

dimana A berarti Acknowledge (pengakuan), L berarti Literature (penelusuran

pustaka), Q berarti Quest (menyelidiki/menganalisis), U berarti Unite

(menyatukan/mensintesis), R berarti Refine (menyaring), U berarti Use

(penggunaan/penerapan), dan N berarti Name (penamaan).

3. Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa dalam memahami,

menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika

berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghafal

dan sesuai dengan indikator-indikator pemahaman konsep.

4. Model pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran

yang diawali dengan penyampaian materi oleh guru, pemberian contoh soal,

dan dilanjutkan dengan pemberian soal melalui metode diskusi.

5. Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh notasi

ketidaksamaan, yang didalamnya memuat beberapa sub materi yaitu

pertidaksamaan dan sifat-sifatnya, pertidaksamaan linear, pertidaksamaan

berbentuk- pecahan, pertidaksamaan bentuk akar dan harga mutlak, serta

penerapan pertidaksamaan satu variabel dalam menyelesaikan masalah.

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Efektifitas Pembelajaran

Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti

mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

dengan memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas adalah bagaimana

seseorang berhasil mendapatkan dan memanfaatkan metode belajar untuk

memperoleh hasil yang baik. Efektivitas merupakan faktor penting dalam

pembelajaran. Pembelajaran yang efektif merupakan kesesuaian antara siswa yang

melaksanakan pembelajaran dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Seperti yang dikemukakan Sutikno (2005: 29) bahwa pembelajaran

efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat

belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran

sesuai dengan yang diharapkan.

Mulyasa (2005: 193) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika

mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta

didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.

Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik secara penuh agar aktif

dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif, dan

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

9

terarah pada tujuan serta pembentukan kompetensi peserta didik. Sedangkan

Kauchak (Fauzi, 2002: 2) mengemukakan bahwa pembelajaran yang efektif

apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penentuan

informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang

diberikan guru. Selanjutnya Muhli (2012: 10) menyatakan efektifitas

pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria keefektivan ini mengacu

pada ketuntasan belajar, pembelajaran dikatakan tuntas apabila persentase tuntas

belajar siswa mendapat nilai yang mengikuti pembelajaran ATM lebih dari

60%.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan

efektif apabila tercapainya tujuan pembelajaran yang diwujudkan pada hasil

belajar. Dalam penelitian ini efektivitas yang dimaksud adalah aktivitas dalam

pembelajaran yang menggunakan model ATM. Pembelajaran dikatakan efektif

apabila persentase tuntas belajar siswa mendapat nilai yang mengikuti

pembelajaran ATM lebih dari 60%.

2. Pembelajaran Alqurun Teaching Model (ATM)

Model pembelajaran ATM adalah model pembelajaran yang memiliki langkah-

langkah kegiatan dengan memadukan antara modifikasi urutan taksonomi Bloom

dan kompetensi inti 2013. Model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi

alternatif model pembelajaran dalam matematika serta mencapai kompetensi

sesuai kurikuum 2013. Model pembelajaran ATM memiliki langkah-langkah

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan urutan hurufnya, yaitu : A, L, Q, U, R,

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

10

U, N. Dimana huruf A berarti acknowledge (pengakuan), L berarti literature

(penelusuran pustaka), Q berarti quest (menyelidiki/menganalisis), U berarti unite

(menyatukan/mensintesis), R berarti refine (menyaring), U berarti Use

(penggunaan/penerapan), dan N berarti name (menamakan). Untuk lebih jelasnya

berikut adalah uraian penjelasan dari masing-masing langkah dalam kegiatan

menurut Sutiarso (2016):

1. Acknowledge (pengakuan)

Acknowledge atau pengakuan merupakan kegiatan pendahuluan dalam

pembelajaran. Pengakuan itu terdiri dari 2 bagian, yaitu (1) pengakuan

terhadap kebesaran Tuhan yang telah memberikan ilmu, dan (2) pengakuan

terhadap kemampuan awal siswa. Tujuan pengakuan pada point 1 adalah

untuk mencapai kompetensi inti 1 (sikap spiritual), yaitu pengakuan dan

kesadaran siswa akan kebesaran Tuhan hal tersebut jika dalam ajaran agama

islam dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 152 (Departemen

Agama: 1996) yang artinya “Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan

ingat kepadamu, Bersyukurlah Kepada-Ku, dan janganlah engkau ingkar

kepada-Ku”, dari kutipan ayat tersebut, jika kita senantiasa mengingat Allah

maka Allah akan menambahkan iman taqwa kita kepada-Nya dan selain dari

pada itu dengan senantiasa mengingat Allah maka akan berikan kita

kemudahan, ketenangan/ketentraman dalam menjalankan hidup. Untuk point

ke-2 adalah apersepsi tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa

yang beragam. Selanjutnya guru juga harus mengakui keterbatasan

kemampuan awal siswa, sehingga guru perlu melakukan berbagai apersepsi

yang disesuaikan dengan kemampuan awal siswa yang beragam.

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

11

Teori belajar terkini menyebutkan bahwa guru perlu memberikan pengakuan

(Acknowlegmen) dari apa yang siswa lakukan atau miliki. Ghazali (Zainudin,

1991: 86) dalam kitab Ihya’ Ulum ad-din menuliskan “ Jika pada seseorang

menonjol akhlak baik dan perbuatan terpujinya, maka ia patut dimuliakan,

digembirakan, dan dipuji didepan orang banyak untuk memberikan semangat

berakhlak mulia dan berbuat terpuji”. Hal yang sama pula di ungkapkan

dalam Studi pada teori motivasi Herzberg (Cellilo: 2016) menyatakan

“.....strongly suggest that giving praise or recognition for someone’s

perceived good work is the primary motivarion for continued good work. It is

a beter motivator than money!”; artinya: kajian pada teori motivasi Frederick

Herberg sangat menyarankan untuk memberikan pujian atau pengakuan

seseorang yang dirasakan pekerjaan yang baik. Ini adalah motivator yang

lebih baik dari pada uang. Saat ini teori motivasi Frederick Herzberg telah

banyak diterapkan pada sekolah/akademi dan universitas di negara maju.

2. Literature (penelusuran pustaka)

Literature atau penelusuran pustaka. Menurut Nazir (2003: 63) penelusuran

pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang

ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Selanjutnya menurut

Nazir penelusuran pustaka merupakan langkah yang penting dimana setelah

seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah

melakukan kajian yang berkaitan dengan teori dalam topik penelitian. Dalam

mencari teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

dari kepustakaan yang berhubungan. Dalam pembelajaran, kegiatan ini

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

12

dilakukan oleh siswa, dan guru menyediakan atau memfasilitasi berbagai

sumber belajar dari materi yang akan dipelajari siswa. Guru dapat

menyediakan bahan ajar dalam berbagai bentuk seperti buku, majalah,

kliping, video, atau sumber belajar dari internet. Selain itu guru juga dapat

memfasilitasi literature tersebut dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mencari literature pada sumber yang telah ditentukan. Menurut

Nursalam (2000) tujuan dari literature adalah (1) menentukan apa yang sudah

diketahui dan belum diketahui, (2) menetukan perbedaan, konsistensi dalam

literature tentang ilmu, konsep, dan masalah, (3) menemukan pertanyaan

yang tidak terjawab dalam konsep masalah, (4) menemukan suatu konsep

yang sederhana dan dapat dipergunakan untuk menjawab permasalahan, dan

(5) menentukan suatu dukungan untuk perubahan tindakan praktek.

3. Quest (menyelidiki/menganalisis)

Quest atau menyelidiki adalah kegiatan penyelidikan siswa terhadap beberapa

objek, fakta, atau data dari materi yang dipelajari. Bloom (Erman, 2003: 224)

analisis adalah kemampuan untuk memilah sebuah struktur informasi

kedalam komponen-komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan

antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Sedangkan

menurut Usman (2008: 109) analisis data adalah kegiatan penyusunan data

agar dapat ditafsirkan dengan mengategorikan data untuk mendapatkan pola

hubungan, tema, serta mencari hubungan antara berbagai konsep. Analisis

berkaitan dengan pemilahan materi kedalam bagian-bagian, menemukan

hubungan antar bagian, dan mengamati pengorganisasian bagian-bagian.

Analisi/Penyelidikan oleh siswa harus didasarkan oleh literature yang

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

13

ditelusuri sebelumnya. Penyelidikan siswa harus dapat memilah suatu objek,

fakta, atau data menjadi beberapa bagian yang lebih kecil/sederhana.

4. Unite (menyatukan/mensintesis)

Unite atau menyatukan/mensintesi adalah kegiatan menggabungkan berbagai

unsur yang memiliki kesamaan sifat atau karakteristik dari berbagai objek,

fakta, atau data dari materi yang dipelajari. Bloom (Erman, 2003: 225)

sintesis adalah kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen dan

pengorganisasian konsep-konsep untuk membentuk sebuah struktur yang

unik dan sistem. Sedangkan menurut Soemargo (2004: 95) sintesis adalah

kegiatan berfikir logis denga melakukan penggabungan semua pengetahuan

yang diperoleh untuk menyusun suatu pandangan atau konsep. Pada tahap

unite atau sintesis ini, peranan guru memberikan pengarahan dan klarifikasi

terhadap hasil sintesis yang dilakukan siswa.

5. Refine (menyaring)

Refine atau menyaring adalah kegiatan siswa menyaring atau memilih

gabungan unsur dari hasil kegiatan unite. Kegiata refine bertujuan untuk

mengendapkan unsur-unsur yang penting dari hasil kegiatan unite. Pada tahan

refine, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menginternalisasi

(memasukan) materi tersebut dalam pikirannya.

6. Use (penggunaan/penerapan)

Use atau penerapan adalah kegiatan mengimplementasikan pengetahuan yang

diterima siswa dari hasil kegiatan inti sebelumnya. Bloom (Erman, 2003:

224) penerapan adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa

mampu mendemostrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

14

abstraksi matematika melalui penggunaanya secara tepat ketika mereka

diminta untuk itu. Seorang siswa harus bisa memilih dan menggunakan apa

yang telah mereka miliki secara tepat sesuai dengan situasi yang ada

dihadapannya. Menurut Ali (1995: 614) penerapan adalah mempraktekan atau

memasangkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerapan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara individu atau

kelompok dengan maksud mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Penerapan dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah atau soal yang

berkaitan dengan materi tersebut. Peranan guru adalah memberikan

keleluasaan siswa untuk menyelesaikan masalah atau soal dengan caranya

sendiri.

7. Name (menamakan)

Name atau menamakan adalah kegiatan memberikan nama pada cara

penyelesaian masalah/soal yang paling efektif. Guru berperan mengarahkan

dan menguji efektivitas cara yang dinamakan siswa.

Model pembelajaran ATM memiliki beberapa tujuan dan keunggulan. 4 tujuan

yang hendak dicapai dalam pembelajaran ATM, berdasarkan kurikulum 2013

(Sutiarso : 2016) untuk mencapai 4 kompetensi inti yang meliputi 4 ranah yaitu

spiritual, afektif, kognitif, dan psikomotor.

1. Spiritual merupakan ranah kemampuan untuk memberikan makna pada

kegiatan kognitif, afektif, dan pikomotor, serta mampu mensinergikan

ketiga kegiatan tersebut.

2. Afektif merupakan ranah perilaku yang menenkankan pada aspek perasaan

dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

15

3. Kognitif merupakan ranah perilaku yang menekankan pada aspek

intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir.

4. Psikomotor merupakan ranah perilaku yang menekankan pada aspek

keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

mengoperasikan mesin.

Keempat ranah tersebut saat ini menjadi standar kompetensi inti dalam kurikulum

2013. Hal ini berdasarkan permendikbud No. 67 s.d. 69 tahun 2013 yang

menyatakan bahwa 4 kompetensi inti yang hendak dicapai dalam pendidikan

adalah kopetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Adapun urutan kegiatan pembelajaran model ATM yang dikembangkan oleh

Sutiarso (2016: 29) antara lain:

1. Kegiatan pendahuluan

Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat skenario

pembelajaran, menyediakan literature, dan Lembar Kerja Kelompok

(LKK) yang sesuai dengan model pembelajaran ATM selanjutnya untuk

kegiatan pertama adalah pengakuan (acknowledge). Pengakuan itu terdiri

dari 2 bagian yaitu pengakuan terhadap kebesaran Tuhan yang telah

memberikan ilmu, tujuannya adalah untuk mencapai kopetensi inti 1

(sikap spiritual), dan yang ke-2 adalah apersepsi yang tujuannya untuk

mengetahui kemampuan awal siswa yang beragam. Pada kegiatan

pendahuluan ini guru akan memberikan informasi, ilustrasi, contoh, dan

aktivitas yang dapat membangkitkan pengakuan dan kesedaran siswa akan

kebesaran Tuhan dan perlunya mendekatkan diri kepadanya. Selanjutnya

guru juga harus mengakui keterbatasan kemampuan awal siswa, sehingga

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

16

guru perlu melakukan berbagai apersepsi yang disesuaikan dengan

kemampuan awal siswa.

2. Kegiatan inti

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5

orang siswa. Selanjutnya tahap literature atau penelusuran pustaka, guru

memberikan LKK dan bahan ajar bisa berupa buku, kliping, video,

majalah, yang sesuai dengan materi yang akan di bahas kepada masing-

masing kelompok. Selanjutnya siswa menganalisis/menyelidiki (quest)

terhadap beberapa objek atau materi yang dipelajari sesuai dengan

literature yang ditelusuri sebelumnya. Penyelidikan siswa harus dapat

memilih suatu objek, fakta, atau data menjadi beberapa bagian yang lebih

sederhana. Setelah menganilisis, siswa menyatukan/mensintesis (unite)

objek, fakta, atau data, yang memiliki kesamaan sifat atau karakteristik.

Siswa menyaring (refine) dari hasil kegiatan unite, hal ini bertujuan untuk

mengendapkan unsur-unsur penting dalam kegiatan unite. Pada tahap

refine, guru memberikan kesempatan siswa untuk memasukan materi

kedalam pikirannya dan perwakilan kelompok bisa menjelaskan hasil dari

diskusi kelompok.

Tahapan akhir dalam pembelajaran ATM adalah use atau penerapan dan

name atau menamakan, dimana kegiatan ini mengimplementaskan

pengetahuan yang diterima siswa dari hasil kegiatan inti sebelumnya.

Penerapan dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah atau soal yang

berkaitan dengan materi tersebut. Selanjutnya tahap penamaan (name),

siswa mampu menyelesaikan permasalahan atau soal dengan cara yang

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

17

paling efektif dan siswa menamakan caranya tersebut. Guru berperan

mengarahkan dan menguji efektivitas cara yang dinamakan siswa.

3. Kegiatan penutup

Setelah tahapan-tahapan dari model pembelajaran ATM selesai

dilaksanakan, siswa bersama guru menyimpulkan materi yang sudah

dibahas dan guru mengarahkan siswa untuk mempelajari materi pada

pertemuan selanjutnya.

3. Pembelajaran Konvensional

Pendidikan yang berorientasi pada guru adalah pendidikan yang konvensional

yang hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru.

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang ditandai dengan guru

lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya

adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan

pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan.

Sukandi (Sesmita, 2012: 14) mengatakan pembelajaran konvensional adalah

proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai

“pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.

Burrowes (Destanto, 2011: 18) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional

menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada

siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, dan menghubungkan

dengan pengetahuan sebelumnya.

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

18

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran dengan pendekatan

konvensional sama dengan pembelajaran tradisional yaitu pembelajaran secara

klasikal yang menggunakan metode ajar yang biasanya digunakan guru-guru di

sekolah. Dimana guru menjadi sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

menjadi pilihan utama metode mengajar sehingga siswa akan pasif dan hanya

menerima.

4. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Sadiman (2008: 42) menyatakan bahwa Pemahaman atau comprehension dapat

diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Oleh sebab itu, belajar harus

mengerti secara makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-

aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Rusman

(2010: 139) menyatakan bahwa pemahaman merupakan proses individu yang

menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang

didapat melalui perhatian.

Winkel (2000: 44) menyatakan bahwa konsep dapat diartikan sebagai suatu sistem

satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan

dijadikan dasar untuk mempelajari konsep selanjutnya. Konsep diartikan sebagai

ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan

sekumpulan obyek. Soedjadi (2000: 14). Sebagai contoh, segitiga adalah nama

dari suatu konsep abstrak dan bilangan asli adalah nama suatu konsep yang lebih

kompleks karena terdiri dari beberapa konsep yang sederhana, yaitu bilangan satu,

bilangan dua, dan seterusnya. Konsep berhubungan erat dengan definisi. Definisi

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

19

adalah ungkapan yang membatasi konsep. Dengan adanya definisi, orang dapat

membuat ilustrasi atau gambaran atau lambang dari konsep yang didefinisikan,

sehingga menjadi jelas apa yang dimaksud konsep tertentu.

Menurut Nasution (2005: 164) siswa yang menguasai konsep dapat

mengidentifikasi dan mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi. Selain itu,

apabila anak memahami suatu konsep maka ia akan dapat menggeneralisasikan

suatu obyek dalam berbagai situasi lain yang tidak digunakan dalam situasi

belajar. Selanjutnya, penilaian perkembangan siswa terhadap pemahaman konsep

matematis dicantumkan dalam beberapa indikator sebagai hasil belajar

matematika. Depdiknas (Wardhani, 2006: 4) menyatakan bahwa ada beberapa

indikator yang menunjukkan suatu pemahaman konsep adalah:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya).

3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep matematis adalah proses individu menguasai dengan cara menerima dan

memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang dilihat melalui

kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam

memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti/isi dari materi

matematika dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara

efisien dan tepat.

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

20

5. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

Marwata (2009: 92) menyatakan pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang

dihubungkan oleh notasi ketidaksamaan ( ). Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Nuh (2014: 47) pertidaksamaan adalah kalimat terbuka dalam

matematika yang terdiri dari variabel berderajat satu dan dihubungkan dengan

tanda pertidaksamaan. Masalah nyata yang berhubungan dengan konsep

pertidaksamaan adalah seperti pada kasus banyaknya pengangguran adalah jumlah

lapangan kerja yang tersedia kurang dari banyaknya angkatan kerja. Adapun

indikator yang dicapai dalam materi pertidaksamaan adalah:

1. Menemukan konsep pertidaksamaan dan konsep nilai mutlak.

2. Menentukan penyelesaian pertidaksamaan yang memuat bentuk pecahan,

bentuk akar, dan nilai mutlak.

3. Menyelesaiakan masalah/soal yang berkaitan dengan penerapan

pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak.

B. Kerangka Pikir

Prinsip dasar proses pembelajaran adalah berpusat pada siswa, mengembangkan

kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan, dan menyediakan

pengalaman belajar yang beragam bagi siswa sehingga memudahkan siswa dalam

menemukan konsep-konsep pelajaran yang akan dicapai, sedangkan guru berperan

sebagai fasilitator dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta

memberikan bimbingan agar siswa dapat belajar dengan mudah, aktif, dan

menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

21

Pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar matematika

berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Oleh sebab itu, guru diharapkan

mampu menciptakan kondisi pembelajaran matematika yang dapat mengaktifkan

siswa dalam belajar matematika. Salah satu faktor yang menyebabkan kurang

berkembangnya aktivitas siswa dalam belajar adalah penggunaan strategi

mengajar yang kurang bervariasi dan pembelajaran yang masih didominasi oleh

guru. Salah satunya dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran yang

tepat dan efektif.

Dalam kurikulum 2013 kompetensi inti yang hendak dicapai adalah perubahan

perilaku yang meliputi empat ranah yaitu spiritual, afektif, kognitif, dan

psikomotor. Salah satu model yang dapat diterapkan untuk mencapai 4

kompetensi inti dalam kurikulum 2013 dan meningkakan pemahaman konsep

matematis siswa adalah pembelajaran model ATM.

Pembelajaran model ATM ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan

diskusi kelompok dimana dapat menumbuhkan kegiatan pembelajaran yang aktif

dan mengharuskan semua anggota kelompok untuk ikut berdiskusi. Langkah-

langkah model pembelajaran ini adalah acknowledge atau pengakuan, baik

pengakuan pada kebesaran Tuhan maupun pengakuan terhadap kemampuan awal

siswa. Tujuan dari pengakuan awal ini adalah agar siswa senantiasa ingat dan

selalu bersyukur kepada sang pencipta, pada kegiatan pendahuluan ini guru akan

memberikan informasi, ilustrasi, contoh, dan aktivitas yang dapat membangkitkan

pengakuan dan kesadaran siswa akan kebesaran Tuhan dan perlunya mendekatkan

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

22

diri kepadanya, guru juga melakukan apersepsi terhadap kemampuan awal siswa

dengan mengingatkan kembali materi yang sebelumnya telah dipelajari.

Selanjutnya guru membentuk kelompok dalam kelas yang terdiri dari 3 sampai 5

orang. Pembagian kelompok dibagi berdasarkan hasil belajar akademik siswa,

kemudian setiap kelompok dibagi secara acak. Didalam setiap kelompok terdapat

siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian kelompok

dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Tujuan dari pembentukan kelompok ini

agar siswa bisa bekerjasama, bertukar pikiran, bertukar pengetahuan, dan

pendapat dengan anggota kelompok yang lain

Setelah dilakukan pembagian kelompok, guru membagikan LKK kepada masing-

masing kelompok dan guru membagikan literature berupa buku, majalah, video,

atau sumber belajar dari internet. Didalam LKK tersebut terdapat permasalahan

terkait materi yang dibahas dan siswa ditugaskan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut bersama kelompoknya. Siswa mulai menelusuri isi dari

buku atau literature yang sudah disediakan sesuai dengan materi yang dipelajari

saat itu. Pada tahap literature ini siswa mencari informasi selengkap-lengkapnya

pada buku yang disediakan terkait konsep, pengertian, macam-macam, aturan dan

perbedaan terkait dengan materi yang di pelajari. Tujuan dari literature ini adalah

agar siswa menemukan suatu konsep yang sederhana dan dapat dipergunakan

untuk menjawab permasalahan, tujuan lainnya agar siswa aktif mencari berbagai

informasi terkait materi, bukan hanya dari satu sumber saja namun juga bisa dari

beragai sumber.

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

23

Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis/menyelidiki (quest) terhadap beberapa

objek atau materi yang dipelajari sesuai dengan literature yang ditelusuri

sebelumnya. Pada tahap quest ini akan muncul banyak pertanyaan dalam pikiran

siswa terkait penelusuran yang dilakukan sebelumnya, disini siswa bisa

menanyakan permasalahan yang muncul kepada anggota kelompoknya atau

langsung kepada guru. Penyelidikan siswa harus dapat memilih suatu objek, fakta,

atau data menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana. Tujuan dari analisis

adalah agar siswa dapat memilah materi atau konsep kedalam bagian-bagian yang

lebih sederhana, dan mengorganisasi materi kedalam bagian-bagian yang sejenis.

Setelah menganalisis, siswa menyatukan/mensintesis (unite) berbagai unsur

terkait materi berdasarkan kesamaan sifat, karakteristik dari berbagai objek dan

fakta kedalam kelompok yang sama. Pada kegiatan unite ini guru memberikan

pengarahan terhadap hasil sintesis yang dilakukan siswa. Tujuan dari kegiatan

unite ini adalah melatih siswa untuk menyatukan konsep suatu materi berdasarkan

kesamaan sifat, karakteristik dan fakta. Tahapan selanjutnya adalah refine atau

menyaring materi dari hasil sintesis menjadi lebih sederhana dan mengendapkan

unsur-unsur yang penting dari hasil unite. Pada kegiatan refine ini siswa sudah

bisa memasukan materi atau konsep tersebut kedalam pikirannya.

Setelah kegiatan refine adalah Use atau penerapan dimana kegiatan ini

mengimplementaskan pengetahuan yang diterima siswa dari hasil kegiatan inti

sebelumnya. Penerapan dapat dilakukan dengan guru memberikan soal atau

mengajukan pertanyaan kepada masing-masing kelompok. Pengajuan pertanyaan

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah paham dengan materi yang telah

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

24

dipelajari. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

berpotensi untuk mampu mengembangkan keyakinan dirinya terhadap

pembelajaran matematika yang akan berlangsung. Diakhir pembelajaran guru

memilih perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil dari pengerjaan soal yang

diberikan, pada saat siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan

memberi nama cara terkait hasil pengerjaan soal tersebut maka itulah tahapan

name atau penamaan dalam pembelajaraan ATM. Kegiatan ini bertujuan agar

siswa mampu mempertanggungjawabkan hasil pemikiran bersama dan

mengkomunikasikannya secara lugas. Selain itu, siswa diharuskan memiliki

keyakinan penuh terhadap kebenaran jawaban yang mereka peroleh.

Berbeda dengan pembelajaran matematika yang menggunakan model

pembelajaran ATM, pembelajaran matematika yang menggunakan model

pembelajaran konvensional tidak menuntut siswa belajar lebih aktif. Pembelajaran

ini berpusat pada guru sebagai pemberi informasi, sehingga siswa hanya pasif

mendengarkan semua materi pembelajaran yang guru sampaikan. Padahal dalam

pembelajaran yang baik siswa tidak hanya dituntut untuk menerima fakta-fakta

yang diberikan, namun siswa juga dituntut untuk berfikir mandiri. Dalam

pembelajaran konvensional, guru masih menggunakan metode ceramah sebagai

cara penyampaian materi yang masih sangat dominan di dalam kelas. Melalui

metode ceramah, guru menjelaskan pokok-pokok materi pembelajaran, sehingga

dalam waktu singkat materi dapat selesai diajarkan. Situasi ini tentu saja membuat

siswa tidak memiliki kesempatan untuk aktif dan kurangnya pemahaman konsep

matematis siswa.

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

25

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran ATM

diharapkan dapat menghasilkan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran konvensional

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas X semester ganjil SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung

tahun pelajaran 2016/2017 memperoleh materi yang sama.

2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa selain model pembelajaran dikendalikan sehingga memberikan

pengaruh yang sangat kecil dan dapat diabaikan.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pertanyaan dalam rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Umum

Model pembelajaran ATM efektif ditinjau dari pemahaman konsep

pertidaksamaan.

2. Hipotesis Khusus

a. Pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran ATM

lebih tinggi dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

b. Persentase siswa tuntas belajar lebih dari 60% dari jumlah siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model ATM.

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung. Populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA IT Ar-raihan Bandar Lampung

tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 47 siswa dan terdiri dari 2 kelas yang

memiliki kemampuan yang relatif sama. Pada penelitian ini pengambilan sampel

diambil dengan teknik sampling jenuh, Sugiyono (2015: 124) menyatakan bahwa

sampling jenuh yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Kesetaraan kemampuan matematis siswa dilihat dari

nilai mid semester ganjil.

Nilai Rata-rata Ulangan Mid Semester Ganjil

Kelas Rata-rata Nilai Mid Semester

X.1 58,2

X.2 56,6

Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol di lakukan dengan cara pengundian.

Terpilihlah kelas X.1 dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas

X.2 dengan jumlah 22 siswa sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah post-test only

control group design yang merupakan bentuk desain penelitian eksperimen semu.

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

27

Pada desain ini dilibatkan dua kelompok subjek, yang nantinya di akhir

pembelajaran siswa diberikan postes untuk mengetahui pemahaman konsep

matematis siswa. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Setiyadi (2006: 142)

desain pelaksanaan penelitian digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Posttest

K1 X T1

K2 O T2

Keterangan:

K1 = Eksperimen

K2 = Kontrol

X = Pembelajaran dengan model ATM

O = Pembelajaran konvensional

T1 = Skor posttest pada kelas eksperimen

T2 = Skor posttest pada kelas kontrol

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari data

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh melalui tes

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan ATM.

D. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah dalam penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tahapan

yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan Penelitian

Tahap-tahap persiapan penelitian ini adalah :

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

28

a. Observasi awal, melihat kondisi sekolah seperti jumlah kelas, jumlah

siswa, karakteristik siswa, dan cara guru mengajar di kelas X SMA IT

Ar-Raihan Bandar Lampung.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian dan

instrumen penelitian. RPP dibuat sesuai dengan model yang akan

digunakan selama penelitian, yaitu RPP dengan model pembelajaran

ATM dan RPP dengan model pembelajaran konvensional.

c. Melakukan validasi instrumen dan uji coba soal tes

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini adalah :

a. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, yaitu RPP dengan model

pembelajaran ATM dan RPP dengan model pembelajaran konvensional.

b. Mengadakan postes pada kelas sampel.

3) Tahap Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data penelitian ini adalah :

a. Mengolah dan menganilisis data hasil penelitian.

b. Mengambil kesimpulan

4) Tahap Laporan

Tahap-tahap penyusunan laporan penelitian ini adalah :

a. Melaporkan hasil penelitian pada dosen pembimbing

b. Menyusun laporan akhir.

E. Teknik Pengumpulan Data

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

29

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes. Tes diberikan kepada

kedua kelas sesudah diberikan perlakuan. Tes ini digunakan untuk mengetahui

efektivitas pemahaman konsep matematis siswa pada kelas yang menggunakan

pembelajaran ATM dan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional

sesudah pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal

yang mengukur pemahaman konsep matematis. Instrumen tes berupa tes tertulis

berbentuk uraian. Setiap soal mengukur satu atau lebih indikator pemahaman

konsep matematis. Tes yang diberikan pada setiap kelas adalah posttest dengan

soal yang sama. Sebelum penyusunan tes pemahaman konsep matematis, terlebih

dahulu dibuat kisi-kisi soal tes pemahaman konsep matematis berdasarkan

indikator pemahaman konsep dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

Adapun pedoman pemberian skor pemahaman konsep matematis disajikan pada

Tabel 3.2.

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

30

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis

No. Indikator Ketentuan Skor

1. Menyatakan ulang

suatu konsep

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit dari menyatakan ulang suatu

konsep yang benar

1

Menyatakan ulang suatu konsep dengan

benar, tetapi salah ketika mendapatkan

solusi

2

Menyatakan ulang suatu konsep dengan

benar dan mendapatkan solusi dengan benar.

3

2. Mengklasifikasi

objek menurut sifat

tertentu sesuai

dengan konsepnya

Tidak menjawab 0

Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

tapi tidak sesuai dengan konsepnya

1

Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

sesuai dengan konsepnya

2

3. Memberikan

contoh dan non

contoh

Tidak menjawab 0

Memberikan contoh dan non contoh tapi

tidak sesuai dengan konsepnya

1

Memberikan contoh dan non contoh sesuai

dengan konsepnya

2

4. Menyatakan

konsep dalam

berbagai bentuk

representasi

matematika

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit darimenyatakan konsep dalam

bentuk representasi matematika yang benar.

1

Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar, tetapi

salah dalam mendapatkan solusi.

2

Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar dan

mendapatkan solusi dengan benar.

3

5. Menggunakan,

memanfaatkan dan

memilih prosedur

atau operasi

tertentu

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit dari menggunakan,

memanfatkan, dan memilih prosedur yang

benar.

1

Menggunakan, memanfatkan, dan memilih

prosedur, tetapi salah dalam mendapatkan

solusi.

2

Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih

prosedur dengan benar dan mendapatkan

solusi dengan benar.

3

6. Mengaplikasikan

konsep

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit dari mengaplikasikan konsep

yang benar.

1

Mengaplikasikan konsep tapi tidak tepat 2

Mengaplikasikan konsep dengan tepat 3

Diadaptasi dari Wardhani, 2006: 4

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

31

Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes tersebut akan dikonsultasikan

terlebih dahulu kepada pembimbing selanjutnya dikonsultasikan kepada guru

mitra. Selanjutnya soal tes tersebut akan diujicobakan pada siswa kelas XI

IPA 1 SMA IT Ar-Raihan Bandar Lampung yang pernah mempelajari materi

tes tersebut dengan guru yang juga mengajar matematika di kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian akan diolah dengan meng-

gunakan software Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas tes, indeks daya

pembeda, dan indeks kesukaran butir soal.

a) Validitas Isi

Dalam penelitian ini, validitas didasarkan pada validitas isi. Validitas isi dari

instrumen tes ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang

terkandung dalam instrumen tes dengan indikator pembelajaran yang telah

ditentukan.

Dalam penelitian ini soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran

matematika kelas X. Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika

kelas X SMA IT Ar-Raihan Bandarlampung mengetahui dengan benar kurikulum

tingkat SMA/MA, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru

mata pelajaran matematika. Suatu tes dikategorikan valid jika butir-butir soal tes

sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

yang diukur. Penelitian terhadap kesesuaian isi tes dengan kisi-kisi tes yang

diukur dan penilaian terhadap kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

32

dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar checklist

oleh guru mitra. Hasil konsultasi dengan guru menunjukkan bahwa tes yang

digunakan untuk mengambil data kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa telah memenuhi validitas isi (Lampiran B.4 halaman 125). Selanjutnya

instrumen dapat diujicobakan untuk mengetahui kriteria reliabilitas tes.

b) Reliabilitas

Bentuk soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes tertulis

berbentuk uraian. Menurut Arikunto (2005: 109) untuk mencari koefisien

reliabilitas (r11) soal tipe uraian menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan

sebagai berikut:

2

2

11 11

t

i

n

nr

22

2

N

X

N

X ii

t

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen (tes) n = banyaknya butir soal (item)

= jumlah varians dari tiap-tiap item tes

= varians data total

N = banyaknya data

= jumlah data total

= jumlah kuadrat data total

Menurut Guilford (Suherman, 1990: 177) koefisien reliabilitas diinterpretasikan

seperti yang terlihat pada tabel 3.3 berikut:

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

33

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Interpretasi

r11≤ 0,20 sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

0,40 < r11≤ 0,60 Sedang

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,80 < r11≤ 1,00 sangat tinggi

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas instrumen tes kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,86 hal tersebut

menunjukan bahwa tes yang digunakan memiliki kriteria reliabilitas yang tinggi.

Selanjutnya karena semua soal telah dinyatakan valid dan memenuhi kriteria

reliabilitas yang ditentukan maka soal tes dapat digunakan untuk mengumpulkan

data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

c) Daya Pembeda

Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari siswa yang

memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.

Kemudian diambil 50% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok

atas) dan 50% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Sudijono (2008: 120) mengungkapkan bahwa cara menghitung daya pembeda

ditentukan dengan rumus yaitu:

Keterangan:

DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA : jumlah skor ideal butir soal.

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

34

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang

tertera dalam Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda (DP) Interpretasi

0,70 < DP 1,00 Sangat Baik

0,40 < DP 0,70 Baik

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,00 < DP < 0,20 Buruk

DP 0,00 Sangat Buruk

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai daya

pembeda tes adalah 0,15 sampai dengan 0,67. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen tes yang diujicobakan memiliki daya pembeda yang baik, cukup dan

buruk. Hasil perhitungan daya pembeda uji coba soal dapat dilihat pada

(Lampiran C.2 halaman 127).

d) Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) menyatakan bahwa untuk menghitung tingkat kesukaran

suatu butir soal digunakan rumus berikut:

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

: jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

: jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria

indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut:

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

35

Tabel 3.5. Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

Sangat sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai

tingkat kesukaran tes adalah 0,44 sampai dengan 0,92. Hal ini menunjukkan

bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki tingkat kesukaran yang sangat

mudah dan sedang. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal dapat dilihat

pada (Lampiran C.2 halaman 127).

Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal

tes kemampuan pemahaman konsep matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji

coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

No

Soal Reliabilitas Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran

Kesimpulan

1a

0,86

(Reliabilitas

sangat tinggi)

0,64 (baik) 0,44 (sedang) Dipakai

1b 0,62 (baik) 0,53 (sedang)) Dipakai

1c 0,39 (cukup) 0,54 (sedang) Dipakai

1d 0,67 (baik) 0,44 (sedang) Dipakai

1e 0,15 (buruk) 0,92 (mudah) Dipakai

2 0,38 (cukup) 0,50 (sedang) Dipakai

Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,86 yang berarti

soal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Daya pembeda untuk soal

dikategorikan baik, cukup dan buruk, serta tingkat kesukaran untuk soal

dikategorikan sedang dan mudah. Pada soal nomor 1e daya pembeda serta tingkat

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

36

kesukaran pada soal terkategori buruk dan sangat mudah, namun soal tersebut

tetap dipakai karena keterbatasan waktu dalam penelitian yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan perubahan soal. Karena semua soal sudah valid

dan sudah memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran

yang sudah ditentukan maka soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis

yang disusun layak digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan

pemahaman konsep matematis.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Dalam

penelitian ini, data yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran Alquran

Teaching Model di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas

kontrol adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis dicerminkan oleh

nilai posttest. Data ini berupa data kuantitatif.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas yang digunakan adalah

dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Menurut Sudjana (2005: 273) uji Chi-

Kuadrat adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis Uji :

: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Taraf Signifikansi : α = 5%

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

37

c. Statistik Uji :

Keterangan:

= Frekuensi pengamatan

= Frekuensi yang diharapkan

d. Keputusan Uji

Tolak jika dengan taraf α = taraf nyata untuk pengujian.

Dalam hal lainnya diterima.

Rekapitulasi uji normalitas data pemahaman konsep matematis disajikan pada

Tabel 3.7. Perhitungan selengkapnya dilihat pada (Lampiran C.4 halaman 130).

Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematis

Kelas Keputusan Uji Keterangan

Eksperimen 17,10 7,81 ditolak Tidak Normal

Kontrol 5,87 7,81 diterima Normal

Berdasarkan uji normalitas terlihat bahwa pada kelas eksperimen

> yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti data nilai pada

kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Dan pada kelas kontrol

< maka H0 diterima, yang berarti data kelas kontrol berdistribusi

normal. Berdasarkan analisis tersebut, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah

uji non parametrik.

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

38

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama berbunyi: “Pemahaman konsep matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran ATM lebih tinggi dari pada pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional”.

Setelah melakukan uji normalitas data, diketahui bahwa data dari kedua sampel

yang mewakili populasi tidak berdistribusi normal. Menurut Sudjana (2005: 239),

apabila data dari kedua sampel tidak berdistribusi normal maka analisis data

dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis

: Pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran ATM

tidak berbeda secara signifikan dengan pembelajaran konvensional.

Pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran ATM

lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.

b. Menjumlahkan peringkat masing-masing sampel, hasil perhitungan bisa

dilihat pada (Lampiran C.5 halaman 136).

c. Menghitung statistik U

U = 111

212

)1(R

nnnn

U =

Keterangan:

n1 = banyaknya siswa dari kelas pembelajaran ATM.

n2 = banyaknya siswa dari kelas pembelajaran konvensional.

R1 = jumlah peringkat yang diberikan pada sampel dengan jumlah n1.

R2 = jumlah peringkat yang diberikan pada sampel dengan jumlah n2.

2 21 2 2

( 1)

2

n nn n R

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

39

Dari kedua nilai U tersebut yang digunakan adalah nilai U yang kecil, karena

sampel lebih dari 20, maka digunakan pendekatan kurva normal dengan mean:

2

.)( 21 nn

UE

Standar deviasi dalam bentuk:

Standar Deviasi (σU) =

Nilai standar dihitung dengan:

Rekapitulasi uji Mann-Whitney U data kemampuan pemahaman konsep matematis

disajikan pada Tabel 3.8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran

C.6 halaman 137).

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Mann-Whitney U Data Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis

Zhitung Ztabel Keputusan Uji Keterangan

6,05

1,96

ditolak

Pemahaman konsep pembelajaran

ATM lebih tinggi dari pembelajaran

konvensional

Berdasarkan uji Mann-Whitney U terlihat bahwa Z hitung Z tabel yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti pemahaman konsep matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran ATM lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

40

b. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua berbunyi: “Persentase siswa tuntas belajar lebih dari 60% dari

jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran model ATM.”. Karena data tidak

berdistribusi normal maka digunakan uji non-parametrik yaitu dengan

menggunakan uji Tanda Binomial (Binomial Sign Test). Adapun langkah-langkah

yang dilakukan dalam uji Tanda Binomial adalah sebagai berikut :

1. Memberikan lambang untuk tes kemampuan akhir dan nilai kriteria ketuntasan

minimum (KKM). Tes kemampuan akhir dilambangkan dengan (X1) dan nilai

KKM dilambangkan dengan (X2). Selanjutnya, menentukan selisih antara nilai

tes kemampuan akhir dan nilai KKM (D = X1 – X2).

2. Menentukan tanda (+) dan tanda (-) untuk hasil selisih nilai tes kemampuan

akhir dan nilai KKM. Jika D bernilai positif maka berikan tanda (+). Jika D

bernilai negatif maka berikan tanda (-) dan jika D bernilai nol maka berikan

tanda (0). Dalam uji Tanda Binomial, tanda (0) tidak digunakan dalam

perhitungan.

3. Menghitung jumlah tanda (+) dan tanda (-) pada nilai D.

4. Menentukan proporsi untuk jumlah tanda (+) dan tanda (-). Karena dalam

penelitian ini akan dilihat apakah proporsi siswa yang mengalami peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis setelah mengikuti Pembelajaran

ATM adalah lebih dari 60% maka proporsi jumlah data yang mendapat tanda

positif ( π+) adalah sebesar 60% atau 0,6.

Adapun hipotesis yang digunakan dalam uji Tanda Binomial (Binomial Sign Test)

adalah sebagai berikut.

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

41

H0 : (π +) = 0,6 atau proporsi siswa yang mengalami peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis setelah mengikuti Pembelajaran ATM adalah

sama dengan 60%.

H1 : ( π+) > 0,6 atau proporsi siswa yang mengalami peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis setelah mengikuti Pembelajaran ATM adalah

lebih dari 60%.

Taraf signifikan yang digunakan := 5 %

Uji proporsi yang digunakan adalah uji satu pihak.

Rumus uji Tanda Binomial (Binomial Sign Test) menurut Sheskin (Waisnawa,

2016: 52) adalah sebagai berikut.

Keterangan :

n : Banyaknya tanda (+) dan tanda (-) yang digunakan dalam perhitungan

π( +) : Nilai hipotesis untuk proporsi tanda (+) (dalam penelitian ini digunakan

nilai (π+) = 0,6)

π( −) : Nilai hipotesis untuk proporsi tanda (-) ((π −) = 1 − (π +)) x : Jumlah tanda (+) yang diperoleh dari selisih nilai tes kemampuan awal

dan tes kemampuan akhir

Pedoman dalam mengambil keputusan dalam uji Tanda Binomial adalah tolak H0

jika nilai zhitung > z tabel dan terima H0 jika nilai zhitung ≤ z tabel.

Dari hasil perhitungan uji proporsi diperoleh zhitung = 0,409 dan ztabel = 0,1736

dengan α = 0,05. Karena nilai zhitung ≥ ztabel, maka H0 ditolak yang berarti bahwa

persentase siswa yang memperoleh nilai serendah-rendahnya 75 (skala 100) pada

siswa yang mengikuti pembelajaran ATM lebih dari 60% dari jumlah siswa..

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran C.7 halaman 140).

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa

pembelajaran ATM efektif ditinjau dari pemahaman konsep pertidaksamaan pada

siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata siswa pada kelas yang mengikuti

pembelajaran ATM lebih tinggi dari pada pemahaman konsep matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan yaitu:

1. Pembelajaran ATM dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk

membantu siswa dalam memahami konsep matematika dan juga mencapai

kompetensi yang diharapkan pada kurikulum 2013, dalam penerapannya

harus diimbangi dengan perencanaan yang matang, sehingga memperoleh

hasil yang optimal.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai

efektivitas pembelajaran ATM terhadap pemahaman konsep matematika

siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa dikondisikan

terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga dalam kegiatan

pembelajaran siswa bisa mengikuti dengan aktif dan antusias.

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bennu, Sudarman. 2010. Pemahaman Konsep. [Online]. http://sudarman

bennu.blogspot. com). [25 September 2016].

Cellilo, Jerry. 2016. Acknowledgement in the Classroom. [Online].

http://oncourseworkshop.com/self-motivation/acknowledgement-

classroom/. [25 September 2016].

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Agama. 1996. Al Quran dan Terjemah. Bandung: CV.Dipenogoro.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Depdiknas.

Destanto, Aswin. 2011. Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual

Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau dari Kemampuan Awal

Siswa. Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNILA. Tidak diterbitkan.

Fauzi. 2002. Pemebelajaran Matematika Realistik pada Pokok Bahasan

pembagian di SD. Tesis. Universitas Negeri Surabaya.

Firmansyah, M. 2010. Pengaruh Iringan Musik dalam Penyelesaian Soal

Matematika terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP

Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Marwata 2009. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1. Jakarta:

Yudhistira.

Muhli. 2012. Efektivitas Pembelajaran. Jakarta: Wordpress.

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

54

Mullis., Martin, M. O., Foy, Pierre, and Arora, Alka. 2012. Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 Inter-national

Result in Mathe-matics. Boston: TIMSS and PIRLS International Study

Center.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nuh, Muhammad. 2014. Buku Pegangan Siswa Matematika SMA Kelas X

Semester 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Nursalam. 2000. Metodologi Riset Keperawatan. [Online] http://dokumen.

tips/documents/tujuan-dan-manfaat-literaturdoc.html. [25 September 2016].

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioanalisme

Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sadiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo

Persada.

Sesmita, Yulva. 2012. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share Ditinjau Dari Aktivitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNILA. Tidak

diterbitkan.

Setiyadi, Bambang. 2006. Metode penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soemargo, Soejono. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.

[Online] http://www.scribd.com/mobile/doc/310746627/Buku-Filsafat-Ilmu -Bab-

1-Double-Relationship-Acebg-Rahmat-1-pdf. [25 September 2016].

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suherman, E dan Kusumah, Y. S. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALQURUN TEACHING MODEL …digilib.unila.ac.id/25623/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pertidaksamaan ... Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

55

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Jica.

Sutiarso, Sugeng. 2016. Model Pembelajaran ALQURAN ( Alquran Teaching

Model). Dalam Prosiding Seminar Nasional Mathematics, Science, &

Education National Conference (MSENCo). Bandarlampung: IAIN Raden

Intan Bandarlampung.

Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Pres.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial (edisi2). Jakarta: Bumi

Aksara.

Wardhani, Sri. 2006. Pembelajaran dan Penilaian Kecakapan Matematika di

SMP. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP

Tingkat Nasional di PPPG Matematika Yogyakarta.

Winkel, I.R. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.

Gramedia.

Zainudin. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.