EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN...

94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian Disusun Oleh: Farid Adi Widiyanto H0406032 Disusun Oleh: Farid Adi Widiyanto H0406032 JURUSAN PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN...

Page 1: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian

Disusun Oleh: Farid Adi Widiyanto

H0406032

Disusun Oleh:

Farid Adi Widiyanto

H0406032

JURUSAN PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK

DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Farid Adi Widiyanto

H0406032

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : Maret 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Sugihardjo, MS

NIP. 19590305 198503 1 004

Anggota I

Widiyanto, SP, MSi

NIP. 19810221 200501 1 003

Anggota II

Dr. Ir. Suwarto, MSi

NIP. 19561119 198303 1 002

Surakarta, Maret 2011

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Ir. Suntoro, MS NIP. 19551217 198203 1 003

Page 3: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Organisasi KUD Musuk di

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali” dengan baik. Penyusunan skripsi ini

merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh guna memperoleh gelar

sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karenanya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Ir. Kusnandar, MSi selaku Ketua Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian Fakultas Pertanian Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai

pembimbing utama yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan

penjelasan.

3. Ir. Sugihardjo, MS selaku pembimbing akademis sekaligus pembimbing

utama yang telah membimbing serta memberikan arahan, masukan dan

penjelasan.

4. Widiyanto, SP, MSi selaku pembimbing II yang telah membimbing serta

memberikan arahan, masukan dan penjelasan.

5. Bapak Ketut dan seluruh karyawan Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas kemudahan dalam menyelesaikan administrasi penulisan skripsi.

6. Kepala Bappeda dan Kesbanglinmas Kabupaten Boyolali yang telah

mempermudah perizinan pengumpulan data.

7. Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk beserta seluruh pengurus ataupun anggota

koperasi yang telah memberikan semua keperluan informasi ataupun bantuan

dalam proses penyelesaian penulisan skripsi.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan do’a serta dukungan kepada penulis.

Page 4: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Rekan-rekan PKP angkatan 2006, atas jalinan persaudaraan dan persahabatan

yang menjadi dukungan bagi penulis.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna

bagi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,

pembaca, dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 5: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

RINGKASAN .............................................................................................. x

SUMMARY ................................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 6

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 26

C. Hipotesis........................................................................................... 28

D. Pembatasan Masalah ........................................................................ 28

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................... 28

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian .................................................................. 36

B. Teknik Penentuan Lokasi Penelitian ................................................ 36

C. Populasi dan Teknik Sampling ........................................................ 37

D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 40

E. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 41

F. Metode Analisis Data ....................................................................... 41

v

Page 6: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis ........................................................................... 43

B. Keadaan Penduduk ........................................................................... 44

C. Keadaan Pertanian ............................................................................ 48

D. Keadaan Sarana Perekonomian ........................................................ 51

V. SEKILAS TENTANG KUD MUSUK

A. .Sejarah berdirinya koperasi……………………………………….. 52

B. .Keterkaitan susu sapi dengan koperasi……………………………. 53

C. .Kelembagaan yang dibangun............................................................. 55

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ......................................................................... 61

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi ................ 64

C. Tingkat Efektivitas Organisasi KUD Musuk ................................... 70

D. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dengan

tingkat Efektivitas KUD Musuk ..................................................... 75

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

E. Kesimpulan ...................................................................................... 80

F. Saran .............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

LAMPIRAN .................................................................................................

Page 7: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Variabel yang mempengaruhi efektivitas organisasi koperasi ........... 30

Tabel 2.2. Sub variabel efektivitas organisasi koperasi ...................................... 33

Tabel 3.1. Jumlah anggota dan pengurus KUD Musuk ...................................... 38

Tabel 3.2. Sampel anggota dan pengurus KUD Musuk ...................................... 39

Tabel 3.3. Jenis dan sumber data ........................................................................ 40

Tabel 4.1. Penggunaan lahan di Kecamatan Musuk .......................................... 44

Tabel 4.2. Penduduk kecamatan Musuk menurut kelompok umur ..................... 45

Tabel 4.3. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan musuk ................................................................................................ 46

Tabel 4.4. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Musuk ............................................................................................... 47

Tabel 4.5. Luas dan produksi tanaman utama di Kecamatan Musuk ................ 48

Tabel 4.6. Jenis komoditi di Kecamatan Musuk ............................................... 49

Tabel 4.7. Kondisi ternak di Kecamatan Musuk ................................................ 50

Tabel 4.8. Sarana perekonomian di Kecamatan Musuk ..................................... 51

Tabel 5.1. Perkembangan hasil dari enam bidang usaha di KUD Musuk ......... 59

Tabel 6.1. Identitas responden penelitian ........................................................... 61

Tabel 6.2. Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk ..................................................................... 65

Tabel 6.3. Variabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk ......................... 70

Tabel 6.4. Distribusi sub variabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk ................................................................................................ 72

Tabel 6.5. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

efektivitas organisasi dengan tingkat efektivitas organisasi

KUD Musuk ...................................................................................... 76

Page 8: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema kerangka berpikir hubungan antara factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi dengan tingkat efektivitas organisasi koperasi .................................................... 27

Page 9: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian.................................................................................... 84

2. Kuesioner Penelitian................................................................................... 85

3. Data Identitas Responden........................................................................... 94

4. Tabulasi data variabel faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

organisasi.................................................................................................... 96

5. Tabulasi data variabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk…….. 99

6. Perhitungan selang interval dan T hitung.................................................. 102

7. Tabel frekuensi mean untuk faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

organisasi koperasi..................................................................................... 104

8. Tabel frekuensi mean untuk tingkat efektivitas organisasi koperasi........ 105

9. Tabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk (y total)…………….. 106

10. Hasil pengujian korelasi Rank Spearman................................................... 107

11. Peta Kecamatan Musuk.............................................................................. 108

Page 10: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

RINGKASAN

FARID ADI WIDIYANTO, H0406032. “EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI”. Di bawah bimbingan Ir. Sugihardjo, MS selaku Pembimbing Utama dan Widiyanto, SP, MSi selaku Pembimbing Pendamping. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembangunan sektor pertanian menjadi sangat penting dalam menentukan kebijakan pembangunan yang beorientasi jangka panjang. Pembangunan diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum, salah satu solusi pemerintah dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan secara merata melalui sebuah organisasi sosial yang menitikberatkan pada kesejahteraan anggota. Organisasi yang dimaksud ialah koperasi yang berazaskan kekeluargaan bukan keuntungan. Untuk mengetahui sebuah organisasi mampu bertahan dengan perkembangan lingkungan perlu adanya alat ukur yaitu berupa tingkat efektivitas organisasi itu sendiri. Tingkat efektivitas organisasi akan dapat menggambarkan kemajuan sebuah organisasi dilihat dari produktivitas, tingkat kepuasan anggota, serta partisipasi anggota dalam organisasi tersebut.

Penelitian ini bertujuan mengkaji tingkat efektivitas organisasi di KUD Musuk, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi koperasi di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, dan mengkaji hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi terhadap tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik survei. Lokasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Musuk, dengan mengambil 3 desa berdasarkan hasil produksi susu mulai dari tertinggi, sedang, dan terendah yaitu: Desa Sruni, Desa Karangkendal, dan Desa Kebongulo. Sampel ditentukan dengan teknik proporsional random sampling, sebanyak 60 responden. Pengkategorian faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas dan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk menggunakan analisis mean. Analisis hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk menggunakan korelasi Rank Spearman (rs).

Hasil penelitian pada tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kualitas kepemimpinan, jaringan komunikasi organisasi, tingkat kebutuhan interpersonal dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat kesatuan kelompok, tingkat kesadaran berkelompok dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk.

Page 11: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

SUMMARY

Farid Adi Widiyanto, H0406032. “THE EFFECTIVENESS OF MUSUK VILLAGE UNIT COOPERATIVE (KUD) ORGANIZATION IN MUSUK SUB DISTRICT OF BOYOLALI REGENCY. Under guidance of Ir. Sugihardjo, MS as the Main Consultant and Widiyanto SP, MSi as the Assistant Consultant, Agricultural Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.

Agricultural sector development becomes very important in determining the long term-oriented development policy. The development is directed to the improvement of society welfare generally, one of government’s solution in realizing the improvement of welfare evenly through a social organization emphasizing on the member welfare. That organization is the one based on the kinship not profit principle. In order to find out whether or not an organization can survive with the environment development, a measurement instrument is required, namely the organization effectiveness level. The organization effectiveness level will be able to describe an organization’s progress, viewed from productivity, member’s satisfaction level, as well as member participation in the organization.

This research aims to study the organization effectiveness in Musuk KUD, Musuk Sub District, Boyolali Regency, to study several factors affecting the organization effectiveness level of cooperative in Musuk Sub District, Boyolaly Regency, and to study the relationship between the factors affecting the organization effectiveness level and the organization effectiveness level of Musuk Sub District, Boyolaly Regency.

The basic method employed in this research was descriptive one with survey technique. The research was taken place in Musuk Sub District taking 3 villages based ob the milk production result from the highest, medium and lowest: Sruni, Karangkendal, and Kebongulo villages. The sample was taken using proportional random sampling, consisting of 60 respondents. The categorization of the factors affecting the effectiveness level and organization effectiveness level of Musuk KUD was done using mean analysis. The analysis on the relationship between the factors affecting the organization effectiveness level and the organization effectiveness level of Musuk KUD was done using Rank Spearman (rs) correlation.

The result of research at significance level of 95% shows that there is a very significant relationship between leadership quality, organization’s communication network, interpersonal requirement level, and organization effectiveness level of Musuk KUD in Musuk Sub District. There is insignificant relationship between the group unit level, group awareness level and the organization effectiveness level of Musuk KUD in Musuk Sub District.

Page 12: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang penting baik dalam ekonomi

jangka panjang maupun ekonomi jangka pendek. Kondisi seperti itu

merupakan momen yang tepat untuk menggali pemikiran mengenai reoreintasi

kebijakan pembangunan pertanian. Kebijakan pembangunan tersebut diarahkan

agar pertanian menjadi sektor yang tangguh untuk menghadapi krisis ekonomi

dan mampu menghadapi globalisasi dengan sistem pertanian berkelanjutan,

dalam sistem ekonomi yang demokratis dan dalam pemerintahan yang

terdesentralisasi (Masyuri, 2001).

Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

hidup masyarakat khususnya petani, sebagai pelaku utama dalam

pembangunan pertanian. Kesejahteraan sosial dapat mencakup semua bentuk

intervensi sosial yang mempunyai suatu perhatian utama dan langsung pada

usaha peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat sebagai keseluruhan.

Kesejahteraan sosial merupakan kondisi sejahtera dari suatu masyarakat, yang

meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat.

Sehingga, kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani dapat terpenuhi secara

seimbang. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah memperbaiki kinerjanya

untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, sehingga semua rakyat dapat

merasakan kesejahteraan, dan tidak akan ada lagi rakyat yang hidup dibawah

garis kemiskinan.

Kesejahteraan masyarakat telah diupayakan melalui sebuah organisasi

sosial yang menitikberatkan pada kerjasama anggota, tanpa mengejar

keuntungan semata. Organisasi yang dimaksud ialah koperasi, yang menurut

Baswir (1993), gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan,

bukan perkumpulan modal. Koperasi berusaha mengembangkan dirinya untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya, serta kesejahteraan masyarakat pada

umumnya melalui pelayanan kebutuhan mereka. Perwujudan pemenuhan

kebutuhan terbukti dengan adanya berbagai jenis koperasi yang di usahakan.

1

Page 13: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Koperasi dapat dibagi menurut berbagai jenis usahanya, menurut

penjelasan Baswir (1993) terdapat empat jenis koperasi yaitu: koperasi

berdasarkan bidang usaha, koperasi berdasarkan jenis komoditi, koperasi

berdasarkan profesi anggotanya, serta koperasi berdasarkan daaerah kerja.

Pertama, koperasi berdasarkan bidang usaha terdiri dari: koperasi konsumsi,

koperasi produksi, koperasi pemasaran, koperasi kredit. Kedua, koperasi

berdasarkan jenis komoditi terdiri dari: koperasi ekstraktif, koperasi pertanian

dan peternakan, koperasi industri dan kerajinan, koperasi jasa-jasa. Ketiga,

koperasi berdasarkan profesi anggotanya terdiri dari: koperasi karyawan,

koperasi pegawai, koperasi angkatan darat, koperasi mahasiswa, koperasi

pedagang pasar, koperasi veteran republik indonesia, koperasi nelayan.

Keempat, koperasi berdasarkan daerah kerja (koperasi primer, koperasi pusat,

koperasi gabungan, koperasi induk). Koperasi sebagai organisasi harus bisa

mengatur semua kinerja anggotanya melalui keterikatan peraturan yang sudah

di jamin dalam undang- undang dan mendapat persetujuan oleh seluruh

anggotanya, baik mengenai hak dan kewajibannya. Sehingga diharapkan

koperasi akan berjalan seefektif mungkin dalam setiap usahanya.

Efektivitas organisasi diperlukan untuk membuktikan bahwa organisasi

mampu bertahan dan hidup di lingkungannya itu sendiri. Kriteria efektivitas

tersebut dapat di bagi menjadi jangka pendek, jangka menengah, jangka

panjang. Efektivitas jangka pendek terdiri dari: produksi, efisiensi, kepuasan,

yang memiliki pengertian kriteria untuk menunjukkan hasil tindakan yang

mencakup waktu satu tahun atau kurang. Kriteria efektivitas jangka menengah

yang terdiri dari: adaptasi, perkembangan, yang memiliki arti kriteria yang

diterapkan jika menilai kefektifan seseorang, kelompok, atau organisasi dalam

jangka waktu yang lebih lama, umpamanya lima tahun. Kriteria efektivitas

jangka panjang (hidup terus), memiliki arti kriteria yang dipakai untuk menilai

waktu yang akan datang yang tidak terbatas.

Efektivitas organisasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : kualitas

kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang efektif untuk memperoleh prestasi

individu, kelompok, dan organisasi. Kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat

Page 14: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

penting, sehingga untuk itu perlu dikerahkan sejumlah usaha yang besar untuk

menjamin adanya kepemimpinan yang semacam itu atau efektif. Tingkat

kohesivitas (persatuan) kelompok dapat diartikan sebagai kesatuan pandangan

ataupun tujuan yang dapat dilakukan secara bekerjasama antar anggota

kelompok. Jaringan komunikasi yang dapat diartikan sebagai proses

komunikasi didalam organisasi yang dapat menghubungkan organisasi dengan

lingkungannya termasuk bagian-bagiannya, informasi mengalir ke dan dari

organisasi itu, termasuk didalam organisasi itu sendiri. Informasi juga

mengintegrasikan kegiatan intern organisasi, tingkat kebutuhan interpersonal

yang dimaksudkan ialah seberapa besar rasa keakraban yang akan dibangun

dalam sebuah kelompok kecil serta kebutuhan rasa memiliki kelompok

tersebut, dan tingkat kesadaran berkelompok anggota dapat menjadi ukuran

seberapa jauh individu mampu memanfaatkan keberadaan kelompok yang

dibangun (Gibson et al, 1992).

B. Perumusan Masalah

Kesejahteraan masyarakat sering menjadi permasalahan yang umum,

tetapi dalam penyelesaiannya sering menghadapi berbagai kendala. Hal ini

disebabkan perbedaan karakteristik masing- masing individu dalam menyikapi

setiap kebijakan dari pemerintah. Untuk menyatukan beberapa pandangan yang

sama diantara berbagai individu, pemerintah telah menyediakan wadah yaitu

koperasi. Menurut UU RI No.25 Tahun 1992 mendefinisikan koperasi sebagai

wadah "Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan-badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan".Salah satu faktor penting untuk mewujudkan kinerja koperasi

yang baik adalah adanya peran Pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-

undangan yang diatur dan dikeluarkan sedemikian rupa sehingga sistem dapat

berjalan dengan baik.

Permasalahan yang ada dalam koperasi menurut Arief (1997) dapat

dilihat secara makro dan mikro. Permasalahan makro ialah pada dasarnya

Page 15: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

koperasi adalah gerakan rakyat untuk memberdayakan dirinya sebagai gerakan

rakyat, maka koperasi tumbuh dari bawah (bottom-up) sesuai dengan

kebutuhan anggotanya. Hal itu sangat kontradiktif dengan eksistensi Depkop

(departemen koperasi) sebagai departemen, karena Depkop tidak tumbuh dari

bawah, melainkan datang “dari atas” (top-down). Oleh karena itu dalam

menjalankan operasinya, Depkop tetap dalam kerangka berpikir top-down.

Misalnya dalam pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD) oleh

pemerintah, yang pada dasarnya rakyat sendiri belum paham akan gunanya

KUD bagi mereka, sehingga akhirnya KUD itu tidak berkembang dan hanya

menjadi justifikasi politik dari pemerintah agar timbul kesan bahwa pemerintah

telah peduli pada perekonomian rakyat, atau dalam hal ini khususnya koperasi.

Permasalahan secara mikro ialah koperasi dalam menjalankan kegiatan

usahanya sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah

satu bahan baku pokok tersebut adalah modal (uang dan SDM). Upaya

pemerintah untuk mengatasi masalah permodalan ini adalah dengan

memberikan keleluasaan bagi koperasi dalam akses memperoleh modal. Tetapi

dalam pelaksanaannya masih dipersulit dengan bermacam regulasi. Sehingga

koperasi belum bisa tumbuh dengan alami (bukan direkayasa), belajar menjadi

efisien dan selanjutnya dapat bertahan dalam kompetisi. Koperasi juga

mengalami kesulitan dalam sumber daya manusia yaitu dalam memperoleh

kualitas manajer yang baik. Karena manajer yang baik adalah yang dapat

membantu koperasi memperoleh modal dan dapat mengembangkan koperasi

tersebut tanpa halangan permasalahan pada modal. Hal seperti ini diperlukan

bantuan pemerintah dalam memberikan mutu modal yang baik bagi koperasi.

Permasalahan yang dihadapi KUD Musuk ialah dengan adanya otonomi

daerah membawa dampak bergesernya fungsi utama koperasi sebagai wadah

hasil produksi susu dari para anggota koperasi tersebut. Hal ini terjadi karena

masyarakat beranggapan akan memperoleh keuntungan yang lebih apabila di

jual di luar koperasi. Kejadian seperti ini sangat merugikan koperasi, karena

mereka semua masih dapat SHU, karena masih terdaftar sebagai anggota

koperasi.

Page 16: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Aktivitas yang terjadi di KUD Musuk ialah pelayanan terhadap anggota

koperasi meliputi : unit listrik, unit waserda, unit ternak, unit angkutan, unit

persusuan, unit simpan pinjam, unit produksi makanan ternak. Aktifitas dari

ketujuh unit dikoperasi ini dibutuhkan untuk pembiayaan operasional koperasi

ataupun peningkatan kesejahteraan anggota. Unit susu membawa peran sangat

penting, karena hasil susu mejadi komoditas koperasi dalam memperoleh

penghasilan untuk menyokong semua unit yang ada. Hasil susu diserahkan

kepada koperasi dalam setiap harinya baik pagi atau sore melalui tempat

pengambilan hasil susu disetiap kelompok yang tersebar di seluruh wilayah

kerja KUD Musuk oleh petugas dari koperasi dengan angkutan berupa truk dari

unit angkutan.

Berdasarkan kajian diatas akan di adakan penelitian mengenai Efektivitas

Organisasi Koperasi Susu di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Lingkup

atau kriteria efektivitas yang akan di uji ialah kualitas kepemimpinan, tingkat

kohesivitas, jaringan komunikasi, tingkat kebutuhan interpersonal, tingkat

kesadaran berkelompok. Dari uraian diatas dapat diambil beberapa rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat efektivitas organisasi di KUD Musuk, Kecamatan

Musuk, Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas Organisasi

Koperasi di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali?

3. Bagimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

Organisasi terhadap tingkat efektivitas Organisasi Koperasi di KUD Musuk,

Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali?

Page 17: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengkaji tingkat efektivitas organisasi di KUD Musuk, Kecamatan

Musuk, Kabupaten Boyolali.

2. Untuk mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

Organisasi Koperasi di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

3. Mengkaji hubungan faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

Organisasi terhadap tingkat efektivitas Organisasi Koperasi di KUD Musuk,

Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, sebagai sarana mempelajari efektivitas sebuah organisasi serta

merupakan syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah dan instansi yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan di bidang pertanian terutama

koperasi susu.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi koperasi, dapat memberikan pandangan mengenai kemajuan sebuah

koperasi dilihat dari tingkat efektivitasnya.

Page 18: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

I. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Pertanian

Pembangunan adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh

pemerintah bersama masyarakat untuk memperbaiki mutu hidup dan

kesejahteraannya. Pengertian ini, sejahtera bukanlah sekedar tercukupinya

kebutuhan dasar (basic needs) untuk memenuhi kebutuhannya, akan tetapi

juga mencakup kemandirian untuk melepaskan diri dari ketergantungan

dan kemiskinan lahir dan batin (Kusnandar et al, 2010). Pembangunan

dapat dilakukan secara nasional ataupun dimulai dari masyarakat, karena

dari masyarakat penilaian pembangunan akan dimulai.

Istilah pembangunan masyarakat telah masuk kedalam pemakaian

kata- kata internasional yang mengandung arti proses- proses dimana

usaha- usaha dari orang- orang itu sendiri disatukan dengan usaha- usaha

pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi, sosial dan kultural

masyarakat, menyatukan masyarakat- masyarakat itu menyumbangkan

secara penuh bagi kemajuan nasional (Slamet, 1994). Pembangunan salah

satunya bisa dilakukan melalui sektor pertanian, hal ini didukung dengan

sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani.

Menurut Masyuhri yang dikutip Usman (2001) menyatakan bahwa

sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting baik dalam jangka

panjang pembangunan ekonomi maupun jangka pendek dan selebihnya

untuk pemulihan ekonomi jangka pendek. Oleh sebab itu, sekarang

merupakan momen yang tepat untuk menggali pemikiran-pemikiran

mengenai reorientasi kebijakan pembangunan pertanian. Kebijakan

pembangunan pertanian tersebut diarahkan agar pertanian menjadi sektor

yang tangguh, dalam jangka pendek mampu mengkadapi krisis ekonomi,

dan dalam jangka panjang mampu menghadapi globalisasi dengan sistem

pertanian yang berkelanjutan, dalam sistem ekonomi yang demokrasi dan

dalam pemerintahan yang terdesentralisasi.

7

Page 19: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Koperasi

a. Pengertian dan jenis koperasi

Koperasi bermakna sebagai suatu perkumpulan kerjasama yang

beranggotakan orang-orang maupun badan-badan dimana ia

memberikan kebebasan untuk keluar dan masuk sebagai anggotanya.

Dalam perkumpulan tersebut, kesejahteraan para anggota harus benar-

benar diperjuangkan (Anoraga dan Sudantoko, 2002).

Koperasi adalah Suatu kerjasama antara orang- orang yang tidak

bermodal untuk mencapai suatu tujuan kemakmuran secara bersama,

bukan untuk mencari keuntungan (Sulistyo et al, 2005).

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002) Bentuk koperasi di

Indonesia terdiri dari 2 bentuk, yaitu koperasi primer dan sekunder.

Penjelasan masing-masing bentuk koperasi sebagai berikut:

1) Koperasi Primer adalah koperasi yang anggotanya adalah orang-

orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan ia

melaksanakan kegiatan usahanya dengan langsung melayani para

anggotanya. Contoh : Koperasi Unit Desa (KUD).

2) Koperasi Sekunder adalah semua koperasi yang didirikan dan

beranggotakan Koperasi Primer dan/atau Koperasi Sekunder.

Sedangkan tingkatan dalam Koperasi Sekunder ialah koperasi pusat,

koperasi gabungan, dan koperasi induk. Koperasi Pusat, bertujuan

untuk menghimpun kekuatan dari koperasi maka sekurang-kurangya

5 Koperasi Primer dapat pula menggabungkan diri dalam suatu

tingkatan organisasi yang lebih tinggi, yaitu Koperasi Pusat.

Koperasi Gabungan, dengan maksud yang sama seperti diatas, maka

3 Koperasi Pusat yang telah diakui sebagai badan hukum juga dapat

membentuk tingkat organisasi lebih atas lagi, yang disebut Koperasi

Gabungan. Koperasi Induk, tiga Koperasi Gabungan yang telah

berbadan hukum dapat pula membentuk Koperasi Induk.

Page 20: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Jenis Koperasi dalam pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan

bahwa : (1) jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan, dan (2)

kepentingan ekonomi anggotanya. Dalam penjelasan pasal 16 UU No.

25 Tahun 1992 disebutkan bahwa dasar untuk menentukan jenis

koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan, dan kebutuhan

ekonomi anggotanya, seperti koperasi simpan pinjam, koperasi

konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa.

Berdasarkan kesamaan aktivitas, kepentingan, dan kebutuhan ekonomi

anggotanya, dapat ditetapkan fungsi-fungsi koperasi secara tepat sesuai

dengan keinginan anggota. Uraian tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa jenis koperasi menurut fungsinya/ kegiatannya sebagai berikut :

(a) koperasi pembelian/ pengadaan/ konsumsi adalah koperasi yang

menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir, (b)

koperasi pejualan/ pemasaraan adalah koperasi yang menyelenggarakan

fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar

sampai di tangan konsumen, (c) koperasi produksi adalah koperasi yang

menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai

pegawai atau karyawan koperasi, (d) koperasi jasa adalah koperasi yang

menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota.

Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi

tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang

menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha

(multy purpose cooperative).

Jenis koperasi yang kedua menurut status keanggotaan terdiri

atas, (a) koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para

produsen barang/jasa dan memilikirumah tangga usaha, (b) koperasi

konsumen. adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau

pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.

Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu

status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi

Page 21: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan

koperasi menurut fungsinya (Hendar dan Kusnadi, 1999).

Pasal 32 UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian

menyebutkan bahwa:

i. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi

wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha.

ii. Dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat

pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan kepada

rapat anggota untuk mendapat persetujuan.

iii. Pengelola bertanggung jawab kepada pengurus

Iv. Pengelolaan usaha oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab

pengurus sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Ketentuan pasal 32 tersebut mengandung arti bahwa pengurus

dapat mengangkat atau tidak mengangkat pengelola, tergantung pada

kemampuan pengurus dan usaha yang dijalankan. Dengan demikian,

unsur yang ada dalam manajemen koperasi adalah rapat anggota,

pengurus, pengelola usaha, dan pengawas. Hal ini berbeda dengan

organisasi selain koperasi seperti perseroan terbatas yang mana

manajemen dilakukan oleh direksi dan dewan komisaris. Pengurus dan

pengelola seolah-olah dua lembaga yang berdiri sendiri, padahal tidak

demikian karena pengelola diangkat oleh pengurus, sehingga

kedudukannya hanya sebagai pegawai yang diberi kuasa dan wewenang

oleh pengurus untuk mengelola usaha koperasi.

b. KUD dan permasalahan- permasalahannya

Koperasi Unit Desa merupakan badan usaha yang vital bagi

masyarakat pedesaan yang dapat menggairahkan dan meningkatkan

kerja penduduk pedesaan sehingga produk yang dihasilkannya

(kuantitas dan kualitas) juga akan meningkat, pendapatan per kapita

pedesaan makin tinggi dan kesemuanya ini berarti peningkatan

kesejahteraan hidupnya (Kartasapoetra, 1989).

Page 22: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Edilius dan Sudarsono (1996) Koperasi Unit Desa

adalah koperasi aneka usaha, baik dari segi fungsi ekonomi yang

dilakukan maupun dari komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu

KUD adalah aneka usaha dalam pengertian aneka fungsi dan aneka

komoditi atau dapat disebut sebagai koperasi serba usaha (all purpose

cooperative).

Koperasi Unit Desa merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi

pertanian yang kecil dan banyak jumlahnya di pedesaan. Disamping itu,

dalam periode ini, pengembangan koperasi juga diintegrasikan dengan

pembangunan dibidang lainnya (Baswir, 1993).

Menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 tentang Koperasi,

hambatan dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi

sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang tersebut antara lain :

i. Rendahnya kualitas SDM yang berdampak pada kurangnya jiwa

kewirausahaan, lemahnya daya inovasi, kreativitas, disiplin, etos

kerja dan profesionalisme terutama dalam mengembangkan UKM

dan Koperasi. Kesemuanya itu berpengaruh pada efisiensi dan

produktivitas usaha. Lebih jauh hal tersebut akan membatasi daya

saing dan kemampuan dalam menciptakan dan memanfaatkan

peluang usaha.

ii. Rendahnya kinerja UKM dan Koperasi juga dipengaruhi oleh

ketersediaan pendukung faktor produksi dan tersedianya pra-sarana

penunjang sector transportasi, informasi, telekomunikasi, listrik,

pelayanan jasa pembiayaan yang belum proporsional dan masih

bias.

iii. Terbatasnya akses terhadap bahan baku, permodalan, teknologi,

informasi pasar, produk dan lokasi usaha serta jaringan kerjasama

dan kemitraan.

iv. Kurangnya antisipasi anggota dalam kegiatan usaha koperasi

Page 23: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

v. Tingkat kepedulian pembina dan instansi terkait terhadap

pemberdayaan UKM dan Koperasi di masing-masing unit kerja

belum optimal.

3. Organisasi

Organisasi dicirikan oleh perilakunya yang terarah pada tujuan.

Tujuan dan sasaran organisasi dapat di capai lebih efisien dan efektif

melalui tindakan-tindakan individu dan kelompok yang diselenggarakan

dengan persetujuan bersama, serta variabel efektivitas ialah produksi,

efisiensi, kepuasan, adaptasi, perkembangan (Gibson, et al, 1992).

Organisasi dapat dirumuskan sebagai kolektivitas orang- orang yang

bekerjasama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu.

Kolektivitas tersebut berstruktur, berbatas, dan beridentitas yang dapat

dibedakan dengan kolektivitas- kolektivitas lainnya (Thoha, 2009).

Menurut Barnard (1978) dalam bukunya “The Functions of the

Executive ” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah sistem kerjasama

antara dua orang atau lebih. Pernyataan ini membuktikan bahwa dalam

organisasi perlu adanya pengatur organisasi atau sering disebut

pengorganisasian. Sehingga tujuan organisasi akan cepat dan tepat tercapai

oleh seluruh angotanya.

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan

dan pengaturan bermacam- macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang- orang pada aktivitas ini,

menyediakan alat- alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang

secara relatiif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan

aktivitas-aktivitas tersebut (Hasibuan, 1996).

Menurut Terry (1978)Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons so that they may work together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected task under given environmental conditions for the purpose of achieving some goal or objective.

Page 24: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Hasibuan (1996) tanda-tanda (ciri-ciri) organisasi yang baik

dan efektif, antara lain:

a. Tujuan organisasi itu jelas dan realistis.

b. Pembagian kerja dan hubungan pekerjaan antara unit-unit, subsistem-

subsistem atau bagian-bagian harus baik dan jelas.

c. Organisasi itu harus menjadi alat dan wadah yang efektif dalam

mencapai tujuan.

d. Tipe organisasi dan strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan.

e. Unit-unit kerja(departemen-bagian) nya ditetapkan berdasarkan atas

eratnya hubungan pekerjaan.

f. Job description setiap jabatan haarus jelas dan tidak ada tumpang tindih

pekerjaan.

g. Rentang kendali setiap bagian harus berdasarkan volume pekerjaan dan

tidak boleh terlalu banyak.

h. Sumber perintah dan tanggung jawab harus jelas, melalui jarak yang

terpendek.

i. Jenis wewenang (authority) yang dimilki setiap pejabat harus jelas.

j. Mismanajemen penempatan karyawan tidak ada.

k. Hubungan antara bagian dengan bagian lainnya jelas dan serasi.

l. Pendelegasian wewenang harus berdasarkan job description karyawan.

m. Deferensiasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi harus baik.

n. Organisasi harus luwes dan fleksibel.

o. Organisasi harus mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga.

Organisasi dengan lembaga memiliki perbedaan yang jelas, menurut

Mardikanto (2009) kelembagaan dapat diartikan dalam arti sempit dan

luas. Dalam arti sempit, kelembagaan sering diartikan sebatas entitas

(kelompok, organisasi) yaitu himpunan individu yang sepakat untuk

menetapkan dan mencapai tujuan bersama. Tetapi dalam arti luas,

kelembagaan mencakup: nilai-nilai, aturan,budaya,dll.

Page 25: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4. Efektivitas koperasi

a. Koperasi sebagai organisasi

Menurut Hanel yang dikutip Baswir (1993) organisasi koperasi

diartikan sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik, yang

terbuka dan berorientasi pada tujuan. Organisasi koperasi dapat ditinjau

dari beberapa kriteria yaitu :

i. Substansi (suatu sistem sosial)

ii. Hubungan terhadap lingkungan (suatu sistem terbuka)

iii. Cara kerja (suatu sisem yang berorientasi pada tujuan)

iv. Pemanfaatan sumber daya (suatu sistem ekonomi)

Koperasi merupakan organisasi swadaya atau organisasi atas

bantuan eksternal, atau campuran dari keduanya, tergantung pada apa

mereka menggunakan sumber-sumber daya (persatuan)nya sendiri yang

lebih utama (priminarily) atau perolehan dana eksternal yang didapat

melalui saluran non-pasar. Sangat sering, ketersediaan dana-dana

eksternal itu justru mengubah jenis organisasi swadaya tersebut (Ropke,

2000).

b. Efektivitas Koperasi

i. Tingkat Produktivitas

Faktor-faktor lain yang sebagian besar dapat dikendalikan oleh

manajemen dan dapat mempengaruhi produktivitas dalam organisasi

adalah tugas. Pelaksanaan tugas yang relevan dengan karakteristik

kerja bisa mencakup tugas-tugas yang bervariasi dilihat dari segi

kepentingannya, arti, (identitas, otonomi, umpan balik pelaksanaan

tugas itu sendiri). Begitupun pelaksaan tugas yang berkaitan dengan

profesi keteknikan, sangat relevan dengan karakteristik kerja,

terutama yang menyangkut masalah keterbatasan waktu, tatanan

kerja, intensitas perubahan dalam penguasaan teknik (Moelyono,

2004).

Page 26: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kast dan Rosenzweigh (1991), berpendapat produktivitas ialah

suatu ukuran efisiensi dari proses transformasi organisasi yang

mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Peningkata

produktivitas dihasilkan oleh 3 sumber primer: teknogi, keahlian

manajerial, dan usaha manusia.

ii. Tingkat Kepuasan kerja anggota

Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah keadaan emosional

yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan memandang

pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak dalam sikap positif

karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di

lingkungan kerjanya (Handoko, 2001).

Kepuasan kerja (Job Satisfaction) mengacu pada sikap

individu secara umum terhadap pekerjaanya. Seorang dengan tingkat

kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap

pekerjaannya. Seorang yang tidak puas dengan pekerjaannya

mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaannya tersebut. Fakta

menunjukkan bahwa faktor penting yang lebih banyak

mendatangkan kepuasan kerja adalah pekerjaan yang secara

mentalitas memberi tantangan, penghargaan yang layak, kondisi

kerja yang menunjang, dan rekan kerja yang mendukung (Robbins,

2002).

iii. Tingkat Partisipasi Anggota

Menurut Sastropoetra (1986) dikemukakan bahwa partisipasi

masyarakat dalam bentuk swadaya gotong-royong merupakan modal

utama dalam potensi yang esensial dalam pelaksanaan pembangunan

desa yang selanjutnya telah tumbuh dan berkembang menjadi dasar

bagi kelangsungan pembangunan nasional.

Setiap organisasi apakah organisasi formal, informal,

organisasi sukarela maupun bukan sukarela memandang penting

peranan anggotanya. Partisipasi anggota mempunyai peranan penting

Page 27: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

bagi pengembangan organisasi/asosiasi. Setiap organisasi/asosiasi

mempunyai titik berat tujuan sendiri-sendiri. Dengan aktifnya

anggota dalam asosiasi maka akan terjadi pertukaran pendapat,

komunikasi yang lebih erat, dan ”konflik” argumentasi yang lebih

menonjol yang pada gilirannya akan membawa pengembangan

organisasi itu sendiri (Slamet, 1994).

Menurut Gibson, et al (1994), efektivitas organisasi adalah

lebih banyak dari jumlah efektivitas individu dan kelompok, lewat

pengaruh sinergistis (kerjasama), organisasi mampu mendapatkan

hasil karya yang lebih tinggi tingkatnya daripada jumlah hasil karya

tiap- tiap bagiannya.

Menurut Robbins (1990) tidak ada kesepakatan secara umum

mengenai arti dari keefektifan organisasi. Pendekatan nilai-nilai

bersaing, pendekatan nilai-nilai bersaing menawarkan kerangka kerja

yang integratif dengan mengidentifikasi variabel utama yang

terdapat dalam bidang keefektivan dan lalu menentukan bagaimana

variabel-variabel tersebut saling berhubungan. Dasar dari pendekatan

nilai-nilai bersaing (competing-values approach) adalah bahwa

kriteria keefektivan organisasi bergantung pada siapa yang menilai

dan mewakili siapa.

Sementara menurut Sterss (1985) efektivitas dipandang

sebagai kemampuan mengorganisasi dan memanfaatkan sumber

daya yang tersedia untuk mencapai dan memelihara suatu tingkat

operasi yang efektif. Kata kunci pengertian ini adalah efektif, karena

pada akhirnya keberhasilan kepemimpinan dan organisasi atau

kelompok diukur dengan konsep efektivitas ini.

Page 28: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Organisasi.

a. Kualitas Kepemimpinan

Pemimpin yang efektif harus berurusan dengan tujuan individu,

kelompok, dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang

dengan ukuran tingkat pencapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut.

Individu mungkin memandang seorang pemimpin sebagai efektif atau

tidak efektif dari sudut kepuasan yang mereka peroleh selama

pengalaman kerja secara menyeluruh. Penerimaan atau permintaan

seorang pemimpin sebagian besar terletak pada pengikut dimana

tanggapan yang menyenangkan akan menimbulkan hasil yang menarik

(Gibson et al, 1996).

Kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otorita dan

pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk

bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka

mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama (Thoha, 1993).

Kepemimpinan sangat diperlukan dalam membina anggota organisasi

ataupun kelompok, hal ini diperkuat dengan pendapatnya Yulk

mengenai kepemimpinan.

“Leadership is defined broadly as influence processes affecting the interpretation of event for followers, the choice of objectives for the group or organization, the organization of work activities to accomplish the objectives, the motivation of followers to achieve the objective, the maintenance of cooperative relationships and teamwork, and the enlistment of support and cooperation from people outside the group or organization” (Yulk, 1994).

Pergiliran kepemimpinan berarti adanya pemindahan kekuasaan

untuk pengendalian dan pengawasan terhadap kelompoknya. Dengan

demikian tiap anggota yang diberi kekuasaan akan dapat mengetahui

kemampuan mereka masing-masing dan dapat menanamkan rasa

tanggung jawab besar terhadap kelompoknya secara keseluruhan

(Santoso, 1999).

Page 29: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Mengenai kepemimpinan, Smith (1991) menyatakan “The

core of leadership is influencing other people. A leader is

someone who influences other people to do things they otherwise

would not. In other words, a leader is someone who influences

the direction of other people’s behavior. This definition presents

quite a lot of problems since in any social interaction, influence

is mutual.”

Inti dari kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain. Seorang

pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi orang lain untuk

melakukan berbagai hal. Dengan kata lain, seorang pemimpin adalah

seseorang yang mempengaruhi arah dari perilaku orang lain. Definisi

ini menyajikan cukup banyak masalah karena dalam setiap interaksi

sosial saling mempengaruhi (Smith, 1991).

Kepemimpinan juga tidak lepas dari sifat kepemimpinan itu

sendiri. Menurut Sulistyo, et al (2005), secara umum pemimpin perlu

memiliki sifat- sifat yang dapat mendukung keberhasilan memimpin

dalam mengantisipasi macam- macam kondisi yaitu:

1. Sosial sensivity, artinya dengan tepat dapat merasakan dan mengerti

tingkah laku anggota kelompok dan peka terhadap kebutuhannya.

2. Behaviour flexibility, artinya dapat menyesuaikan tingkah lakunya

untuk mengadakan perubahan sesuai dengan kebutuhan dan situasi

kelompoknya.

Menurut Thoha (1983) mengungkapkan teori Path- goal (teori

jalan kecil-tujuan) versi house, memasukkan empat tipe atau gaya

utama kepemimpinan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan direktif.

Tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokratis (adanya

pola perilaku yang agresif ataupun apatis dianggap sebagai reaksi-

reaksi atas frustasi yang disebabkan kepemimpinan yang otokratis)

dari lippit dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan

Page 30: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin.

Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan yang mendukung (Suppotive Leadership).

Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan

sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian

kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.

3. Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin

berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari

bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada

padanya.

4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan

ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para

bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin

memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu

melaksanakan tugs pekerjaan mencapai tujuan secara baik.

b. Tingkat Kohesivitas (kesatuan/ketertarikan) kelompok

Secara definitif, kelompok adalah dua orang atau lebih yang

mempunyai tujuan yang sama, saling berinteraksi, saling adanya

ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama, adanya rasa

kebersamaan dan memiliki, mempunyai norma-norma dan nilai-nilai

tertentu. Manusia telah membentuk kelompok yang kemudian menjadi

dasar bagi kehidupan keluarga, perlindungan, pemerintahan, kerja dan

lain-lain (Maas, 2004).

“Highly cohesive groups are those where group members are attracted towards each other, where they accept group norms and help the group to attain group goal. Many factor contribute towards group cohesion, such as, homogeneous composition (that is, group members being similar to each other), a relatively small size of group, goals and successful group performance (Martin, R. 1991).” Kelompok yang sangat kohesif adalah dimana anggota kelompok

yang tertarik terhadap satu sama lain, dimana mereka menerima norma-

norma kelompok dan membantu kelompok untuk mencapai tujuan

Page 31: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kelompok. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kohesi kelompok,

seperti, komposisi homogen (anggota kelompok yang mempunyai

kemiripan), ukuran kelompok relatif kecil, tujuan dan kinerja kelompok

tercapai (Martin, R. 1991).

Menurut Mc David dan Harari yang dikutip Rakhmad (2001)

kohesivitas kelompok diukur dari: (a) Ketertarikan anggota secara

interpersonal satu sama lain, (b) Ketertarikan anggota terhadap kegiatan

fungsi kelompok, (c) Sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan

personalnya.

c. Jaringan komunikasi

Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam

suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung

dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok

(Mulyana, 2005)

Komunikasi organisasi menujuk kepada pola dan bentuk

komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi.

Komunikasi organisasi melibatkan bentuk- bentuk komunikasi formal

dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antar pribadidan

komunikasi kelompok. Pembahasan teori-teori komunikasi organisasi

antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar

manusia, komunikasi an proses pengorganisasian, serta budaya

organisasi (Bungin, 2007).

“It is usual to devide communication into three kinds, each of which is used for different purposes and has different reasons for its importance: 1) Downward communication, consisting of the giving of orders for work performance; training instructions; praising employees; telling subordinates about policy; giving reprimands etc; 2) Upwards communication, where subordinates give information, give advice; ask questions and make suggestions to their superiors; 3) Horizontal communication is where there is passing of advice, information etc. Between officers on the same management level but in different sections or department of the concern (Denyer. 1972).”

Page 32: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut Denyer (1972), Komunikasi dibagi menjadi tiga jenis,

masing-masing digunakan untuk tujuan dan kepentingan yang

berbeda:1) komunikasi ke bawah, berupa pemberian perintah kerja;

petunjuk pelatihan; memuji karyawan; memberitahu bawahan kebijakan

kepada bawahan; memberikan teguran dll. 2) komunikasi ke atas,

dimana bawahan memberikan informasi, mengajukan pertanyaan dan

memberikan saran kepada atasan mereka. 3) komunikasi horisontal

adalah suatu nasihat, informasi dll. informasi antara pegawai yang satu

management dari suatu perusahaan.

Menurut Robbins, (2002) komunikasi dapat berjalan secara

vertikal maupun horisontal. Dimensi vertikal dibagi menjadi dua arah

yaitu ke bawah dan ke atas.

1). Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang berlangsung

dari tingkatan tertentu dalam suatu kelompok atau organisasi ke

tingkatan yang lebih rendah. Pola tersebut digunakan oleh para

pemimpin untuk mencapai tujuannya, seperti memberikan instruksi

kerja, menginformasikan suatu peraturan dan prosedur-prosedur

yang berlaku kepada anak buahnya, menentukan masalah-masalah

yang perlu perhatian, dan memberikan umpan balik terhadap

kinerja.

2). Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang mengalir ke

tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau organisasi.

Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada

pimpinan, menginformasikan tentang kemajuan dalam menuju

sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi. Para

pemimpin bergantung kepada komunikasi ini untuk mendapatkan

gagasan berhubungan dengan ide-ide meningkatkan kinerja.

3). Komunikasi horisontal merupakan komunikasi yang terjadi

diantara anggota dari kelompok kerja yang sama, antar anggota

kelompok, antar manajer pada tingkat yang sama, atau sesama staf

Page 33: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

yang sederajad. Komunikasi horisontal diperlukan karena dapat

menghemat waktu dan dapat mempermudah koordinasi.

Rakhmat (2001), menyatakan ada lima jaringan komunikasi,

yakni sebagai berikut:

Roda Rantai Y Lingkaran Semua saluran

Gambar 2.1. Macam-macam jaringan komunikasi

Jaringan komunikasi roda, seseorang (biasanya pemimpin)

menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota

kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan

dengan pemimpinnya. Jaringan rantai, A dapat berkomunikasi dengan

B, B dengan C, C dengan D, dan begitu seterunsnya. Jaringan ’Y’, tiga

orang anggota dapat berhubungan dengan orang- orang disampingnya

seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapar

berkomunikasi dengan seseorang disampingnya saja. Pada lingkaran,

setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang (samping

kiri dan kanan), karena tidak ada seorang pemimpin. Pada bintang atau

semua saluran (all chanels), setiap anggota dapat berkomunikasi

dengan semua anggota kelompok lainnya, disebut juga dengan istilah

comcon(semua saluran komunikasi terbuka). Untuk memecahkan

masalah yang komplek pola lingkaran lebih cepat daripada pola roda.

Pola yang paling efektif adalah pola semua saluran, karena pola saluran

tidak terpusat pada satu orang pemimpin, pola ini memberikan

kepuasan kepada anggotanya, dan paling cepat menyelesaikan tugas

yang berkenaan dengan masalah yang sukar.

E

C

B

A

D A

B

C

D

E

D

A

B

C

E

D

C

B

EA

B

A E

D

C

Page 34: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Krech (1962), “Various studies have consistently found “all-channel” net to require less time and to yield fewer errors than nets of lower connectivity. Studied the relative effectiveness of three communication nets in solving two complex human relations problems. Again the “all-channel” net was more effective, as measured by mean time to reach a decision, than nets of a lower degree of connectivity.

Berbagai studi sudah menemukan bahwa jaringan semua saluran

memerlukan lebih sedikit waktu dan menghasilkan kesalahan yang

lebih rendah dibanding jaringan lainnya. Efektivitas tiga jaring

komunikasi lebih kompleks dalam memecahkan permasalahan

mengenai dua hubungan antar manusia. Pola semua saluran lebih efektif

ketika diukur oleh waktu untuk menjangkau suatu keputusan, dibanding

dengan jaringan derajat tingkat konektivitas yang lebih rendah (Krech,

1962).

d. Tingkat Kebutuhan Interpersonal

Manusia pada masa bayi mulai didorong terutama oleh

kebutuhan-kebutuhan fisik mereka. Pada titik selanjutnya kebanyakan

dari kita mulai agak terjamin tentang kemampuan kita untuk

memperoleh makanan, dan dari titik tersebut kita mulai memperluas

perhatian kita ke arah keselamatan (safety). Dengan adanya kepastian

pada taraf tersebut, masih muncul lagi motif sosial, cinta kasih,

menggabungkan diri. Kemudian motif egoistis sampai akhirnya dengan

adanya rasa kepastian tentang kebutuhan-kebutuhan fisik, kebutuhan-

kebutuhan keselamatan, kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan-

kebutuhan ”ego”, maka kita akan meneruskan perjalanan kebutuhan-

kebutuhan untuk aktualisasi diri (self actualization). kebutuhan-

aktualisasi diri adalah motif yang bertujuan ke arah memenuhi

kebutuhan diri sendiri menurut cara kita sendiri (Leavitt, 1986).

Page 35: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sarwoto (1981), mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi

dua kategori yaitu:

1). Kebutuhan material, yaitu kebutuhan yang langsung berhubungan

dengan eksistensi manusia. Kebutuhan ini masih dapat digolongkan

menjadi dua yaitu:

a). Kebutuhan yang sifatnya ekonomis, meliputi kebutuhan-

kebutuhan akan makanan, pakaian dan rumah.

b). Kebutuhan yang sifatnya biologis, meliputi kebutuhan yang

akan kelangsungan hidup, perkembangan dan pertumbuhan

jasmani.

2). Kebutuhan non material yaitu kebutuhan yang secara tidak

langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup seseorang.

Kebutuhan non material dapat diklasifikasikan dalam dua golongan

yaitu:

a). Kebutuhan yang sifatnya psikologis, meliputi berbagai macam

kebutuhan kejiwaan, antara lain, hubungan akan kasih sayang,

perhatian, kekuasaan, kedudukan sosial, kebebasan pribadi,

keadilan, kemajuan, dan sebagainya.

b). Kebutuhan yang sifatnya sosiologis, meliputi berbagai macam

kebutuhan, antara lain kebutuhan akan jaminan keamanan,

persahabatan, kerjasama, rasa menjadi bagian dari suatu

kelompok lainnya.

Seseorang memasuki kelompok karena didorong oleh tiga

kebutuhan interpersonal : inklusion (ingin masuk, menjadi bagian dari

kelompok); control (ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatana

hierarkis; dan affection (ingin memperoleh keakraban emosional dari

anggota kelompok yang lain (Rakhmad, 2005).

e. Tingkat Kesadaran berkelompok

Menurut Santoso (1999) menyatakan adanya peranan, fungsi dan

kegiatan masing-masing dalam kehidupan berkelompok maka tiap-tiap

anggota pasti timbul rasa kesadarannya terhadap kelompoknya,

Page 36: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

terhadap sesama anggota kelompok dan pentingnya untuk berorientasi

satu sama lain.

Menurut Feldman (1998) according to many social psychologist, though, the most useful view of groups involves the consideration of several basic criteria that all groups seem to share. In this view, a groups consists of two or more people who (1) interact with one another, (2) perceive themselves as a group, and (3) they are interdependent(Feldman, 1998).

Feldman(1998) mengungkapkan, menurut para psikolog sosial,

pandangan mengenai kelompok memiliki beberapa ukuran-ukuran dasar

bahwa semua anggota kelompok saling berbagi. Dalam pandangan ini,

suatu kelompok terdiri dari dua orang atau lebih, saling berhubungan

satu sama lain, merasa diri mereka sebagai kelompok, dan saling

tergantung.

The effectiveness of a work group is determined by the ability, knowledge, experience, and communication skills of facilitator, as mediated by the personal characteristics which includes appearance, gender, and race. The model suggests that a work group is likely to perform well if its facilitator is very knowledgeable and skillful with regard to the task at hand, make a great effort in guiding the group members, is a good listener and have good communication skills to convey the necessary notions and prerequisites for successfully completing the task.

Efektivitas kelompok kerja ditentukan oleh kemampuan,

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan komunikasi fasilitator,

seperti yang ditengahi oleh karakteristik pribadi yang mencakup

penampilan, jenis kelamin, dan ras. Model ini menunjukkan sebuah

kelompok kerja cenderung berperforma baik jika fasilitator

berpengetahuan luas dan terampil dengan tugasnya, membuat usaha

besar dalam membimbing para anggota kelompok, pendengar yang baik

dan mempunyai keterampilan berkomunikasi untuk menyampaikan

gagasan dan prasyarat yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan

tugas. (Baninajarian dan Zulhamri, 2009).

Page 37: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Kerangka Berpikir

Masyarakat pada dasarnya memiliki daya kreasi, daya cipta, dan daya

usaha baik yang dikuasainya secara pewarisan dari orang tua ataupun

lingkungan, meskipun masih dalam tingkatan sederhana. Hanya karena pada

umumnya mereka hidup dalam serba kesederhanaan (baik materi maupun

skill), dan kurangnya pembinaan dari masyarakat yang telah maju, maka

daya-daya tersebut tidak dapat berkembang. Tetapi setelah adanya wadah

koperasi daya-daya masyarakat yang mereka anggap kurang bisa berkembang

dengan turun tangannya (memberikan kemudahan) dari pemerintah dalam hal

pembinaan dan permodalan usaha (Kartasapoetra, 1989).

Koperasi bisa menjadi sebuah organisasi yang melandaskan pada azas

kekeluargaan. Hal inilah yang membedakan koperasi dengan organisasi lain

yang tujuan utamanya mengejar profit atau keuntungan. Koperasi

mengutamakan kesejahteraan anggotanya melalui peran aktif anggota dalam

setiap kegiatan koperasi serta pembagian SHU.

Kualitas kepemimpinan akan membawa dampak yang sangat berarti

bagi tingkat efektivitas sebuah organisasi, karena kewibawaan pemimpin,

motivasi seorang pemimpin, kebijakan pemimpin, serta kepedulian pemimpin

terhadap anggota mempengaruhi kinerja anggota dalam melaksanakan semua

kegiatan dalam sebuah organisasi. Tingkat kesatuan kelompok yang meliputi

kerjasama antar anggota kelompok serta ketertarikan terhadap semua kegiatan

organisasi koperasi akan berpengaruh terhadap tingkat efektivitas koperasi,

semakin tinggi kesatuan kelompok maka tingkat efektivitas juga semakin

tinggi. Jaringan komunikasi kelompok sebagai cara penyampaian keluhan

ataupun kebijakan serta penyebaran informasi menjadi salah satu faktor yang

penting untuk mengetahui tingkat efektivitas sebuah organisasi koperasi.

Tingkat kebutuhan interpersonal menjadi landasan terbentuknya sebuah

kelompok dalam sebuah organisasi koperasi, hal ini mempermudah

pengawasan serta pengambilan keputusan dalam setiap permasalahan yang

dihadapi kelompok. Apabila tingkat kebutuhan interpersonal semakin baik

maka tingkat efektivitas juga semakin meningkat. Kesadaran berkelompok

Page 38: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

melatih kerjasama dalam memecahkan sebuah permasalahan ataupun wadah

untuk saling bertukar informasi oleh setiap anggotanya. Kesadaran

berkelompok sebagai jembatan dalam sebuah organisasi untuk mengontrol

kebutuhan serta keinginan anggota terhadap organisasi yang mereka ikuti.

Sehingga efektivitas organisasi akan terwujud dengan baik. Untuk mengetahui

lebih jelasnya antara hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

dengan tingkat efektivitas organisasi koperasi dapat dilihat melalui gambar 2.1

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Dengan Tingkat Efektivitas Organisasi Koperasi.

Tingkat Efektivitas Organisasi

Koperasi (Y):

1. Tingkat Produktivitas · Pemahaman tujuan

Koperasi · Realisasi tujuan

Koperasi 2. Tingkat Kepuasan kerja

anggota · Kepuasan secara

individu · Kepuasan anggota

berdasarkan pencapaian tujuan organisasi koperasi

3. Tingkat partisipasi anggota · Keikutsertaan anggota

pada tahap partisipasi · Intensitas anggota

mengemukakan pendapat

Tingkat kesatuan kelompok (X2)

Jaringan komunikasi kelompok (X3)

Tingkat kebutuhan interpersonal (X4)

Tingkat kesadaran berkelompok (X5)

Kualitas kepemimpinan (X1)

Page 39: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka

berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas organisasi koperasi dengan tingkat efektivitas

KUD Musuk di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

D. Pembatasan Masalah

1. Peternak yang diambil sebagai sampel adalah peternak yang menjadi

anggota koperasi yang masih aktif di KUD Musuk, di Kecamatan Musuk,

Kabupaten Boyolali.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi dibatasi kualitas

kepemimpinan, tingkat kesatuan kelompok, jaringan komunikasi, tingkat

kebutuhan interpersonal, dan tingkat kesadaran berkelompok.

3. Tingkat efektivitas organisasi dibatasi tingkat produktivitas, tingkat

kepuasan anggota dan tingkat partisipasi anggota.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi operasional

a. Variabel yang mempengaruhi efektivitas Organisasi Koperasi (X)

1). Kualitas kepemimpinan (X1) adalah cara yang dipilih dan

digunakan pemimpin dalam mempengaruhi anggota untuk

mencapai tujuan. Dengan indikator: pergiliran kepemimpinan, gaya

kepemimpinan, kepatuhan anggota. Sedangkan pengukuran

menggunakan skala ordinal.

2). Tingkat kesatuan kelompok (X2) adalah keterikatan anggota untuk

tetap bergabung dalam kelompok. Dengan indikator: Ketertarikan

antar anggota, Ketertarikan anggota terhadap kegiatan kelompok.

Sedangkan pengukuran menggunakan skala ordinal.

3). Jaringan komunikasi organisasi (X3) adalah proses penyampaian

pesan, informasi, ide diantara anggota dalam organisasi. Dengan

Page 40: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

indikator: pola komunikasi, pemanfaatan sumber informasi,

gangguan komunikasi. Sedangkan untuk pengukuran menggunakan

skala ordinal.

4). Tingkat kebutuhan interpersonal (X4) adalah kebutuhan pribadi

yang mendorong anggota untuk memasuki dalam sebuah

kelompok. Dengan indikator: ingin menjadi bagian dari kelompok,

ingin mengendalikan orang lain, dan ingin memperoleh keakraban.

Sedangkan pengukurannya menggunakan skala ordinal.

5). Tingkat kesadaran berkelompok (X5) adalah kesadaran anggota

kelompok dalam mengikuti kegiatan kelompok baik yang berasal

dari dorongan pribadi maupun orang lain. Dengan indikator:

kesadaran anggota mengikuti kegiatan. Sedangkan pengukurannya

menggunakan skala ordinal

b. Tingkat Efektivitas Organisasi (Y) adalah tingkat keberhasilan suatu

kelompok dalam mencapai tujuannya. Tingkat efektivitas Organisasi

Koperasi (Y) dalam penelitian ini adalah:

1). Tingkat produktivitas (Y1) adalah tingkat pencapaian tujuan yang

telah dicapai oleh koperasi, dengan indikator: tingkat pemahaman

petani terhadap tujuan program dan sejauh mana tujuan tersebut

dapat tercapai. Sedangkan pengukurannya dengan skala ordinal.

2). Tingkat kepuasan kerja (Y2) anggota adalah tingkat atau derajat

kepuasan anggota yang dirasakan anggota sebagai akibat

pencapaian tujuan, dengan indikator: kepuasan secara individu,

kepuasan anggota terhadap pencapaian tujuan koperasi. Sedangkan

pengukurannya menggunakan skala ordinal.

3). Tingkat partisipasi anggota (Y3) adalah keikutsertaan anggota

kelompok dalam setiap kegiatan kelompok, dengan indikator:

keikutsertaan anggota pada tahap partisipasi dan intensitas anggota

mengemukakan pendapat. Sedangkan pengukuran menggunakan

skala ordinal.

Page 41: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Indikator variabel X (kualitas kepemimpinan, tingkat kesatuan

kelompok, jaringan komunikasi organisasi koperasi, tingkat kebutuhan

interpersonal dan tingkat kesadaran berkelompok) dan variabel Y

(tingkat produktivitas, tingkat kepuasan kerja anggota dan tingkat

partisipasi anggota) diukur menggunakan skala ordinal, dimana

responden dalam memberikan jawaban dibedakan dalam tiga kategori

yaitu tinggi (3), sedang (2), dan rendah (1).

c. Keanggotaan KUD musuk terdiri dari anggota aktif dan tidak aktif yang

tersebar diseluruh desa yang ikut dalam anggota koperasi. Penelitian ini

menggunakan responden dari anggota yang masih aktif, karena mereka

masih berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan

koperasi, sehingga tingkat efektivitas KUD akan bisa dinilai sesuai

dengan tujuan penelitian ini. Sedangkan anggota yang tidak aktif hanya

menginginkan SHU dalam setiap tahunnya tanpa ikut berpartisipasi

dalam KUD.

2. Pengukuran Variabel

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi koperasi dapat

diukur melalui beberapa indikator, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1. Variabel Yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Koperasi

No Variabel Indikator Kriteria Skor 1. Kualitas

kepemimpinan (X1)

Adanya pergiliran kepemimpinan

Dalam koperasi ada AD/ART termasuk dalam pemilihan ketua koperasi Gaya kepemimpinan

Pemimpin memberi kebebasan kepada anggota

a. Ada dan tepat waktu b. Ada tetapi tidak tepat

waktu c. tidak ada pergiliran

kepemimpinan

a. selalu sesuai AD/ ART b. kadang sesuai AD/ART c. Selau tidak sesuai

AD/ART a. Selalu (memberi dan

mengontrol ) b. Jarang (memberi tanpa

kontrol) c. Tidak pernah

3 2

1

3 2 1

3

2

1

Page 42: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

§ Pemimpin mampu menyesuaikan dengan kesiapan anggota

§ Kewibawaan pemimpin

§ Kemampuan memberikan motivasi kepada anggota

Kepatuhan anggota tehadap pemimpin Dukungan anggota terhadap tindakan dan keputusan yang diambil pimpinan

a. Selalu (memberikan pengarahan)

b. Jarang (sekedar tahu) c. Tidak pernah

a. Sangat berwibawa b. berwibawa c. tidak berwibawa

a. Selalu (setiap ada

kegiatan) b. Jarang (hanya saat rapat) c. Tidak pernah

a. Selalu (mendengar dan

melaksanakan) b. Jarang (mendengar saja) c. Tidak pernah

a. Selalu (menyetujui dan

ikut melaksanakan) b. Jarang (hanya menyetujui

saja) c. Tidak pernah

3

2 1

3 2 1

3

2 1

3

2 1

3

2

1

2. Tingkat kesatuan / ketertarikan kelompok (X2)

Kerjasama antar anggota dalam melaksanakan kegiatan Ketertarikan anggota terhadap kegiatan Koperasi

a. Selalu (setiap ada kegiatan)

b. Jarang (kegiatan tertentu saja)

c. Tidak pernah a. Tertarik(mudah

dilakukan) b. Kurang tertarik(sulit

dilakukan) c. Tidak tertarik

3

2

1

3

2

1

3. Jaringan komunikasi organisasi (X3)

Pola komunikasi yang terjadi dalam kelompok Pemanfaatan sumber informasi § Pemanfaatan

sumber informasi dari PPL atau fasilitator

a. ³4 pola saluran b. 2-3 pola saluran c. £1 pola saluran a. Selalu(melakukan

semua yang diinformasikan)

b. Jarang(memilih yang sekiranya mampu dilakukan)

c. Tidak pernah

3 2 1

3

2

1

Page 43: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

§ Pemanfaatan sumber informasi dari ketua

§ Pemanfaatan sumber informasi dari pengurus

§ Pemanfaatan sumber informasi dari anggota lain

§ Pemanfaatan sumber informasi dari pihak lain

Gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi

a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah

a. Selalu b. jarang c. Tidak pernah

a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah

a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah

a. Tidak pernah b. Jarang c. Sering

3 2 1

3 2 1

3 2 1

3 2 1

3 2 1

4. Tingkat kebutuhan interpersonal (X4)

Dorongan menjadi anggota koperasi Seberapa besar Kecenderungan untuk mengendalikan anggota lain demi manfaat bersama Keakraban anggota dalam dalam koperasi

a. Kemauan pribadi b. Keluarga c. Paksaan orang lain

a. Besar(setiap ada kegiatan) b. Sedang(kegiatan tertentu

saja) c. Kecil a. Akrab(sering

berkomunikasi) b. Kurang akrab(hanya saat

tertentu saja) c. Tidak akrab

3 2 1

3 2

1

3

2

1

5. Tingkat kesadaran berkelompok (X5)

Kesadaran anggota dalam mengikuti kegiatan kelompok Kesanggupan melaksanakan kegiatan

a. Kesadaran pribadi b. Karena ikut-ikutan c. paksaan orang lain

a. Kesanggupan karena kesadaran pribadi

b. Kesanggupan karena paksaan

c. Tidak sanggup melaksanakan kegiatan

3 2 1

3

2

1

Page 44: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 2.2. Sub Variabel Efektivitas Organisasi Koperasi

No Variabel Indikator Kriteria Skor 1.

Tingkat Produktivitas (Y1)

Pemahaman petani terhadap tujuan Koperasi Pencapaian hasil § Pencapaian tujuan

dari Koperasi § Terpenuhinya

kebutuhan primer anggota

(kesejahteraan anggota) § Terpenuhinya

kebutuhan sekunder anggota (masyarakat sekitar)

§ Terpenuhinya kebutuhan tersier anggota (tercukupinya fasilitas seperti waserda)

a. Sangat memahami (dapat menyebutkan > 3 tujuan)

b. Memahami (dapat menyebutkan £3 tujuan)

c. Tidak memahami (tidak dapat menyebutkan tujuan)

a. > 3 tujuan tercapai b. £3 tujuan tercapai c. £1 tujuan yang tercapai

a. Semua terpenuhi b. Cukup terpenuhi c. Sebagian kecil terpenuhi

a. Semua terpenuhi b. Cukup terpenuhi c. Sebagian kecil terpenuhi

a. Semua terpenuhi b. Cukup terpenuhi c. Sebagian kecil terpenuhi

3

2

1

3 2 1

3 2 1

3 2 1

3 2 1

Page 45: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Tingkat kepuasan anggota (Y2)

Kepuasaan anggota berdasarkan tujuan individu § Perubahan

pengetahuan dan keterampilan

§ Ketersediaan

media informasi (leaflet, majalah, koran, TV).

Kepuasan anggota berdasarkan pencapaian tujuan Koperasi

a. Sangat puas

(pengetahuan dan keterampilan bertambah)

b. Cukup puas (pengetahuan bertambah akan tetapi belum terampil)

c. Tidak puas (pengetahuan dan keterampilan tidak bertambah)

a. Sangat puas (Selalu

tersedia sarana informasi)

b. Cukup puas (Kadang tersedia sarana informasi)

c. Tidak puas (Tersedia £1 sarana informasi)

a. Sangat puas jika semua

(4) tujuan tercapai b. Cukup puas jika 2-3

tujuan yang tercapai c. tidak puas jika £1

tujuan yang tercapai

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3. Tingkat partisipasi anggota (Y3)

Partisipasi anggota pada tahap partisipasi § Partisipasi anggota

dalam perencanaan program Koperasi

§ Partisipasi anggota dalam pelaksanaan program Koperasi

§ Partisipasi anggota dalam pemantauan program Koperasi

§ Partisipasi anggota

dalam pemanfaatan hasil program Koperasi

a. Selalu terlibat b. Jarang terlibat c. Tidak pernah terlibat a. Selalu terlibat b. Jarang terlibat c. Tidak pernah terlibat

a. Selalu terlibat b. Jarang terlibat c. Tidak pernah terlibat

a. Selalu terlibat b. Jarang terlibat c. Tidak pernah terlibat

3 2 1

3 2 1

3 2 1

3 2 1

Page 46: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Intensitas mengajukan ide atau gagasan ketika rapat Keikutsertaan masyarakat dalam mengikuti pelatihan pelaksanaan program

a. Selalu mengajukan ide atau gagasan

b. Kadang-kadang mengajukan ide atau gagasan

c. Tidak pernah mengajukan ide atau gagasan

a. Selalu mengikuti b. Jarang mengikuti c. Tidakpernah mengikuti

3

2

1

3 2 1

Page 47: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

I. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu

metode yang memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa

sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis

dan disimpulkan dalam konteks teori-teori hasil penelitian terdahulu

(Surakhmad,1994). Penelitian dilakukan dengan teknik survei, menurut

Singarimbun dan Effendi (1995), penelitian survei dilakukan dengan cara

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai

alat pengumpul data.

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan

penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Lokasi yang diambil adalah

KUD di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali dengan pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut :

1. Koperasi Unit Desa di Kecamatan Musuk merupakan koperasi yang telah

maju dalam sistem kerja ataupun kemampuan bertahan terhadap

perkembangan lingkungannya, sehingga dapat menarik banyak anggota

untuk ikut berpartisipasi dalam KUD. Hal ini dibuktikan dengan adanya

beberapa penghargaan sebagai berikut:

a. Tahun 1990 dinyatakan sebagai KUD mandiri

b. Tahun 1991 dinyatakan sebagai KUD mandiri terbaik tingkat nasional

c. Tahun 1991 sampai dengan sekarang dinyatakan sebagai KUD Mandiri

Teladan Tingkat Nasional

2. Keberadaan koperasi berpengaruh positif pada lingkungan, terutama

masyarakat sekitar. Dampak positif itu ialah para peternak sapi dapat

mencukupi kebutuhan perekonomiannya dengan penjualan susu kepada

koperasi, adanya pinjaman modal usaha bagi anggota koperasi, serta

36

Page 48: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

penyediaan pakan ternak bagi para peternak sapi perah. Sedangkan data

untuk perolehan hasil susu di KUD musuk dari tahun 2004-2008 sebagai

berikut:

a. Tahun 2004 sebesar Rp 14.681.975.000,-

b. Tahun 2005 sebasar Rp 14.765.265.000,-

c. Tahun 2006 sebesar Rp 13.239.915.000,-

d. Tahun 2007 sebesar Rp 14.949.395.822,-

e. Tahun2008 sebesar Rp 23.047.721.554,-

C. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota aktif KUD Musuk di

Desa Musuk, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Pengambilan

responden dilakukan pada anggota yang masih aktif, yaitu anggota yang

masih ikut berpartisipasi dan melaksanakan setiap kewajiban ataupun

menuntut hak mereka sesuai AD/ART koperasi. Penelitian ini

menggunakan responden dari 3 Desa yang memiliki anggota aktif paling

banyak, terutama produksi susu yang tinggi. Sedangkan anggota tidak aktif

tidak termasuk dalam populasi, karena mereka hanya mendapatkan SHU

dari simpanan pokok dan wajib, tetapi tidak berpartisipasi dalam kegiatan

KUD. Karena sebagian besar bekerja sebagai peternak sapi, maka hanya

diambil sampel sejumlah 60 orang yang tersebar diberbagai desa yang

masih dalam keanggotaan koperasi baik pengurus ataupun anggotanya.

Untuk lebih mengetahui secara jelas dapat dilihat dalam table 3.1

mengenai jumlah anggota koperasi dibawah ini:

Page 49: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 3.1 Jumlah Anggota dan pengurus KUD Musuk

NO DESA JUMLAH (orang) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Desa Musuk Desa Sukorame Desa Pusporenggo Desa Ringin larik Desa Sukorejo Desa Pangerjurang Desa Keposong Desa Sruni Desa Karang Kendal Desa Karang Anyar Desa Sumur Desa Cluntang (*) Desa Lanjaran Desa Jemowo Desa Sangup (*) Desa Dracan (*) Desa Lampar (*) Desa kembang sari Desa Mriyan (*) DesaKebon Gulo

572 310 320 638 892 505 651

1141 430 848 665 311 438 454 112 362 563 562 848 376

Jumlah 10365

Sumber : Data sekunder

Keterangan : (*) : desa yang sudah tidak aktif dalam partisipasi/ keanggotaan koperasi,tetapi mendapat SHU dari simpanan pokok dan wajib.

2. Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sample

acak distratifikasi (Stratified Random Sampling) yaitu suatu teknik untuk

menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen,

maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan

(strata) yang seragam, dan dari setiap lapisan diambil sampel secara acak

(Singarimbun dan Effendi, 1995). Sedangkan untuk sampel dari pengurus

berjumlah 10 orang dengan cara purposive (sengaja). Tahap-tahap yang

dilakukan sebagai berikut :

1. Tahap pertama, populasi koperasi diambil dari anggota aktif dan semua

pengurus KUD Musuk.

Page 50: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Tahap kedua, setelah menentukan populasi koperasi diambil 60 orang

yang terdiri dari 10 orang sebagai pengurus dan 50 orang dari anggota

yang masih aktif.

3. Tahap ketiga, pengambilan 50 responden berdasarkan 3 desa yang

memiliki produksi susu tertinggi, sedang, dan rendah.

4. Tahap keempat, masing-masing responden pada 3 desa tersebut diambil

secara proportional random sampling.

Pengambilan keseluruhan responden menggunakan rumus sebagai

berikut :

xnNNk

ni =

Dimana :

ni = jumlah sampel anggota dan pengurus KUD Musuk

Nk = jumlah peternak setiap desa

N = jumlah total populasi

n = jumlah sampel yang diambil 60 terdiri dari anggota dan pengurus

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh sampel dari ketiga desa

yangmemiliki produksi susu tinggi (desa sruni), produksi susu sedang

(desa karangkendal), dan produksi susu terendah (desa kebongulo)

untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2. Sampel Anggota dan pengurus KUD Musuk

NO DESA Responden (Petani) 1 2 3

Sruni Karangkendal Kebongulo

29 11 10

Jumlah 50

Sumber : Analisis Data Sekunder

Responden ditentukan dengan memilih secara acak pada

masing-masing desa yang termasuk dalam keanggotaan koperasi. Dari

60 sampel tersebut yang di ambil dari KUD Musuk yang terdiri 50

petani yang sebagian besar bekerja sebagai peternak sapi dan 10 orang

Page 51: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pengurus koperasi secara sengaja, tetapi tidak membedakan antara

anggota dengan pengurus dalam analisis selanjutnya.

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

obyek penelitian yaitu anggota koperasi yang masih aktif sebagai responden

dan pengamatan langsung di lapang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau

lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Jenis dan sumber data

yang diperlukan dijelaskan dalam tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data Sifat data Sumber

Pr Sk Kn Kl Data Pokok: 1. Identitas responden 2. Variabel yang Mempengaruhi Efektivitas Koperasi

(X) a. Kualitas kepemimpinan (X1) b. Tingkat kesatuan kelompok(X2) c. Jaringan komunikasi organisasi (X3) d. Tingkat kebutuhan interpersonal (X4) e. Tingkat kesadaran berkelompok (X5)

3. Variable Tingkat Efektivitas Koperasi (Y) a. Tingkat produktivitas (Y1) b. Tingkat kepuasan kerja anggota (Y2) c. Tingkat partisipasi anggota (Y3)

X

X X X X X

X X X

X

X X

X

X X X X X X X X

Responden

Responden Responden Responden Responden Responden

Responden Responden Responden

Data Pendukung: 1. Monografi Kecamatan Musuk 2. Pedoman umum koperasi

X

X

X

X

X

Kecamatan

Musuk KUD

Keterangan :

Pr = Primer Kl = Kualitatif Sk = Sekunder Kn = Kuantitatif

Page 52: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara; pengumpulan data primer dengan mengajukan pertanyaan

yang sistematis dan langsung kepada responden dengan menggunakan alat

bantu kuisioner.

2. Observasi; pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung kepada obyek yang akan diteliti.

3. Pencatatan; pengumpulan data dengan mengutip dan mencatat sumber-

sumber informasi dari pustaka-pustaka maupun instansi-instansi yang

terkit dengan penelitian ini.

F. Metode Analisis Data

Untuk mengkaji tingkat efektivitas dan tingkat faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas KUD Musuk, di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Boyolali, dilakukan dengan cara mengukur besarnya nilai dari jawaban

variabel X (kualitas kepemimpinan, tingkat kesatuan kelompok, jaringan

komunikasi gapoktan, tingkat kebutuhan interpersonal dan tingkat kesadaran

berkelompok) dan variabel Y (tingkat produktivitas, tingkat kepuasan kerja

anggota dan tingkat partisipasi anggota). Data yang dikumpulkan akan

dianalisis dengan menggunakan skala ordinal dan dikategorikan dalam taraf

tinggi, sedang dan rendah dihitung dengan menggunakan rumus lebar interval

sebagai berikut :

Lebar interval kelas (i) = kelasJumlah

dahskor terenJumlah -nggiskor tertiJumlah

Penentuan pengkategorian (tinggi, sedang, rendah) untuk masing-

masing sub variabel faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas dan

tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk menggunakan analisis mean dari

data sebelum dikelompokkan melalui SPSS Statistic 17.0.

Untuk mengkaji hubungan antara variabel X (kualitas kepemimpinan,

tingkat kohesivitas kelompok, jaringan komunikasi, tingkat kebutuhan

Page 53: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

interpersonal, tingkat kesadaran berkelompok) dengan variabel Y (tingkat

efektivitas organisasi koperasi) di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali

digunakan analisis korelasi Rank Spearman (rs) (Siegel, 1997) dengan

rumus:

rs = NN

din

i

--å=31

261

Dimana:

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

N = Jumlah sampel

di = Selisih ranking

Untuk menguji signifikansi rs digunakan uji t pada taraf kepercayaan

95% dengan rumus sebagai berikut:

21

2

rs

Nrst

--

=

Dimana :

N = Jumlah sampel

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

Kriteria pengambilan keputusan :

1. Apabila t hitung ³ t tabel (µ =0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada

hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas terhadap tingkat efektivitas Organisasi Koperasi.

2. Tetapi apabila t hitung < t tabel (µ =0,05), maka Ho diterima yang berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas dengan tingkat efektifitas Organisasi Koperasi.

Page 54: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kecamatan Musuk merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Boyolali. Kecamatan Musuk terdiri dari duapuluh desa/kelurahan dengan

pusat pemerintahan berada di Desa Musuk. Luas Kecamatan Musuk 7.195,39

ha, yang terdiri dari tanah kering 5.924,3 ha, tanah hutan 1.159,4 ha, tanah

keperluan fasilitas umum 100 ha, dan tanah keperluan fasilitas sosial 11,69

ha. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

a. sebelah Utara : Kecamatan Cepogo

b. sebelah Timur : Kecamatan Boyolali Dan Kecamatan Mojosongo

c. sebelah Selatan : Kabupaten Klaten

d. sebelah Barat : Wilayah KUD Cepogo

Wilayah Kecamatan Musuk berada pada ketinggian 700 meter di atas

permukaan air laut dan suhu maksimum 320C, sedangkan minimum suhu

berada pada 180C. Sebagian besar lahan di Kecamatan Musuk dimanfaatkan

untuk tegal/kebun sebesar 53,2 persen, untuk pekarangan sebesar 27,6 persen,

ladang penggembalaan sebesar 1,3 persen, untuk tanah hutan sebesar 8,1

persen, untuk lain-lain sebesar 9,8 persen. Curah hujan yang terjadi 113 hari

dengan banyak curah hujan 2070 mm/th. Bentuk wilayah di Kecamatan

Musuk berombak sampai berbukit 60% dan berbukit sampai bergunung 40%.

Berdasarkan keadaan alam tersebut Kecamatan Musuk mempunyai

potensi untuk pengembangan tanaman padi, jagung, ketela pohon, ketela

rambat, ketela tanah. Sedangkan untuk tanaman perdagangan berupa cengkeh,

pala, tembakau, kelapa, kopi. Potensi lain yang juga sedang dikembangkan

adalah peternakan sapi potong dan sapi perah di hampir sebagian wilayah

Kecamatan Musuk. Pembagian luas lahan menurut penggunaannya adalah

sebagai berikut:

43

Page 55: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di Kecamatan Musuk

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Jarak dengan pusat administratif adalah sebagai berikut:

a. Dengan Ibukota Kabupaten Boyolali : 18 km

b. Dengan Ibukota Provinsi : 75 km

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di suatu daerah erat hubungannya dengan kondisi

sosial ekonomi penduduk di daerah tersebut. Berikut adalah data keadaan

penduduk di Kecamatan Musuk pada tahun 2010 semester pertama.

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Kecamatan Musuk berjumlah 61.665 jiwa, yang terdiri

dari 29.971 penduduk laki-laki dan 31.694 penduduk perempuan.

Berdasarkan angka tersbut maka dapat dihitung sex ratio di Kecamatan

Musuk adalah:

6,94100694.31971.29

100 ==-

= xxuanudukPerempJumlahPendlakiudukLakiJumlahPend

SexRatio

Hal ini berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 95

orang penduduk laki-laki. Dalam hal ini maka jumlah perempuan memang

lebih banyak dibandingkan laki-laki. Pembagian pekerjaan dalam bidang

pertanian lebih banyak dikerjakan oleh laki-laki karena dianggap memiliki

tenaga lebih besar. Peran perempuan juga penting karena perempuan

diidentikkan dengan ketelitian yang lebih baik dibanding laki-laki.

Sedangkan untuk kepadatan penduduk di Kecamatan Musuk dibedakan

menjadi dua macam yaitu, Kepadatan Penduduk Agraris dan Kepadatan

No Jenis Tanah Luas (ha) % 1. Pekarangan 1.992,9 53,2 2. Tegal/kebun 3.830,8 27,6 3. Ladang penggembalaan 100,6 1,3 4. Tanah hutan 579,7 8,1 5. Lain-lain 691,39 9,8

JUMLAH 7.195,39 100

Page 56: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Penduduk Goegrafis. Luas Kecamatan Musuk kurang lebih 71,95 km2

sedangkan luas lahan pertaniannya 7.083,7 ha. Perhitungannya adalah

sebagai berikut:

1,85795,71665.61

tan ==ografisPendudukGeKepada

7,87,083.7

665.61tan ==rarisPendudukAgKepada

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa

jumlah penduduk yang mendiami luasan satu km2 adalah sebanyak 857

jiwa. Demikian pula bahwa dalam satu hektar lahan pertanian jumlah

penduduk yang bertani sebanyak 9 jiwa. Tempat tinggal penduduk di

Kecamtan Musuk tidak terlalu padat. Masih banyak terdapat lahan kosong

seperti kebun dan pekarangan di sekitar rumah.

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Menurut Triyono (2009), penduduk diklasifikasikan sebagai usia

belum produktif (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia tidak

produktif (lebih dari 65 tahun). Penduduk Kecamatan Musuk berjumlah

61.665 jiwa, yang terdiri dari 29.971 penduduk laki-laki dan 31.694

penduduk perempuan.

Tabel 4.2 Penduduk Kecamatan Musuk Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur Jiwa 0-6 6.645 7-12 11.370 13-18 6.828 19-24 6.507 25-55 19.789 56-79 8.000

80-keatas 2.526 jumlah 61.665

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok

umur tertinggi berada pada usia 25-55, artinya sebagian besar penduduk di

Kecamatan Musuk tergolong usia produktif. Hal ini akan berpengaruh

Page 57: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

terhadap kualitas masing-masing individu dalam menerima berbagai

kemajuan teknologi serta pola pikir dalam menghadapi berbagai macam

permasalahan yang mereka hadapi. Usia produktif akan mempengaruhi

juga dengan tingkat kinerja individu apabila mengikuti sebuah organisasi

baik lingkup kecil ataupun besar. Karena dalam usia produktif tingkat rasa

keingintahuan masing-masing individu mengenai hal-hal baru masih

sangat tinggi.

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk di Kecamatan Musuk menurut mata pencaharian

terbagi dalam berbagai sektor, tetapi yang paling dominan pada mata

pencaharian peternak. Berikut adalah gambaran penduduk menurut mata

pencaharian:

Tabel 4.3 Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Musuk

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase 1. Pertanian 27.801 14,23 2. Pengusaha besar 357 0,18 3. Pengrajin/industri kecil 405 0,20 4. Buruh 3.584 1,83 5. Pedagang 2.051 1,04 6. Pengangkutan 448 0,22 7. PNS 1.020 0,52 8. Pensiunan (PNS) 187 0,09 9. Peternak 159.513 81,64 Jumlah 195.366 100,00

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar (81,64

persen) penduduk Kecamatan Musuk menggantungkan hidup pada sektor

peternakan. Jenis pekerjaan lain memiliki persentase yang jauh lebih kecil

berturut-turut yaitu; pertanian (14,23%), buruh (1,83%), pedagang

(1,04%), PNS (0,52%), pengangkutan (0,22%), pengrajin/industri kecil

(0,20%), pengusaha besar (0,18%), pensiunan (0,09%).

Page 58: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk menunjukkan kualitas seseorang.

Apabila diketahui tingkat pendidikan penduduk maka dapat diketahui

kemampuan penduduk dalam menyerap berbagai pengetahuan. Hal ini

dapat juga dugunakan untuk mengetahui potensi penduduk secara umum.

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Musuk

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Musuk

No. Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase 1. Belum sekolah 3.818 6,81 2. Tidak tamat SD 4.546 8,11 3. Tamat SD 19.144 34,17 4. Tamat SLTP 5.818 10,38 5. Tamat SLTA 4.443 7,93 6. Tamat Akademi 1.000 1,78 7. Tamat Perguruan

tinggi 789 1,40

8. Buta huruf 16.462 29,38 Jumlah 56.020 100,00

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa dalam Cahyadi

(2002), membuat kriteria sebagai indikator kemajuan suatu desa

khususnya dari aspek pendidikan. Kriteria pendidikan rendah, jika

penduduk yang tamat SD ke atas kurang dari 30 persen. Kriteria

pendidikan sedang, jika penduduk yang tamat SD ke atas antara 30 sampai

dengan 60 persen, dan pendidikan tinggi jika penduduk yang tamat SD ke

atas lebih dari 60 persen.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan

Musuk sebagian besar (34,17%) tamat SD, sedangkan yang lain berturut-

turut adalah buta huruf (29,38%), tamat SLTP (10,38%), tidak tamat SD

(8,11%), tamat SLTA (7,93%), belum sekolah (6,81%), tamat akademi

(1,78%), tamat perguruan tinggi (1,40%). Hal ini dapat dikatakan bahwa

tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Musuk tergolong sedang.

Page 59: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Keadaan Pertanian

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam penyediaan bahan

pangan. Selain itu bahwa keadaan pertanian di suatu wilayah akan berjalan

lebih baik apabila didukung dengan teknologi yang mendukung, lahan

potensial dan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing.

Kecamatan Musuk memiliki potensi yang besar dalam sektor pertanian,

diantaranya perkebunan, peternakan, kebutuhan pangan, karena sebagian

besar penduduknya berkonsentrasi pada sektor ini. Hal ini akan berjalan lebih

baik lagi jika masyarakat petani di Kecamatan Musuk mampu meningkatkan

kemampuan yang dimiliki dalam berusahatani.

1. Luas dan produksi tanaman utama

Tanaman pangan merupakan tanaman utama yang kebanyakan

dibudidayakan oleh petani di suatu wilayah dan berfungsi sebagai sumber

makanan pokok bagi penduduk di wilayah tersebut. Luas areal panen dan

produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi

yang dimiliki oleh wilayah tersebut serta kemampuannya dalam

menghasilkan makanan pokok bagi penduduk di wilayah tersebut. Berikut

adalah gambaran luas areal panen dan produksi tanaman pangan di

Kecamatan Musuk :

Tabel 4.5 Luas dan produksi tanaman utama di Kecamatan Musuk

No. Jenis Komoditi

Luas Panen (/ha) Rata-rata Produksi (/ton)

1. Padi 750 40,93 2. Jagung 3.207 42,12 3. Ketela pohon 345 130,17 4. Ketela rambat 710 157,10 5. Kacang tanah 710 15,60

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat diketahui bahwa potensi paling

besar adalah ketela rambat. Dalam waktu satu tahun dapat dihasilkan rata-

rata 40,93 ton untuk tiap satu hektar luas panen. Komoditas ini masih

populer karena di Kecamatan Musuk termasuk daerah yang sulit akan

Page 60: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kebutuhan air, sehingga tanaman padi tidak menjadi komoditas utama.

Komoditas yang paling banyak kedua adalah ketela pohon yang mampu

menghasilkan 130,17 ton. Berturut-turut yang menduduki produktivitas

rata-rata tertinggi berikutnya adalah jagung (42,12 ton), padi (40,93 ton),

kacangtanah (15,60 ton). Prioritas komoditi yang dibudidayakan oleh

penduduk di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh kebiasaan penduduk,

tingkat kebutuhan penduduk serta keadaan wilayah terutama kebutuhan

akan faktor-faktor produksi seperti tersedianya air.

2. Tanaman perdagangan/komoditi

Tanaman perdagangan/komoditi diusahakan oleh sebagian besar

penduduk untuk menambah pendapatan selain dari tanaman pangan atau

utama, hal ini juga terpengaruh dengan kondisi wilayah di Kecamatan

Musuk yang mengalami masalah serius dengan kurang tersedianya

kebutuhan air yang cukup untuk mengusahakan tanaman buah dan sayur.

Sehingga yang bisa di tanam berupa tanaman yang berada di tanah tegalan

atau kebun. Tanaman yang diusahakan di Kecamatan Musuk sebagai

berikut :

Tabel 4.6 Jenis Tanaman perdagangan/komoditi di Kecamatan musuk

No Jenis Komoditi

Banyaknya pohon/batang Belum

produksi Berproduksi

(kg) Tidak

berproduksi

1. Cengkeh 639 1532,2 0,36 2. Tembakau 69 71,760 - 3. Kelapa 169.54 169,54 - 4. Kopi 569 3790 -

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kopi memiliki tingkat

produksi tertinggi yang mencapai 3790/kg, hal ini terjadi karena di

Kecamatan Musuk hampir sebagian besar berupa tegalan sehingga sangat

cocok untuk tanaman kopi yang tidak memerlukan terlalu banyak air, serta

suhu yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman kopi, selain itu untuk

produksi yang selanjutnya cengkeh memiliki tingkat produksi 1532,2/kg,

Page 61: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tanaman cengkeh sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan pembuat

minyak atsiri selain dari tanaman mawar. Urutan tingkat produksi

selanjutnya adalah kelapa dengan jumlah produksi 169,54/kg, dan yang

terakhir produksi tembakau yaitu 71,760/kg.

3. Kondisi peternakan

Kondisi peternakan di wilayah Kecamatan Musuk menjadi salah

satu pendukung dalam kegiatan bertani, ternak menjadi salah satu aset

tabungan bagi sebagian penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7. Kondisi ternak di Kecamatan Musuk

No Jenis ternak Jumlah orang Jumlah ternak (ekor) 1 Sapi perah 34.886 16.000 2 Sapi biasa 6.841 7.000 3 Kambing 24.256 27.000 4 Domba 591 502.000 5 Kuda, Babi 28 25.000 6 Ayam 92.699 166.000 7 Itik 109 1.000 8 Lainnya 103 31.000

Sumber: Musuk dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ternak terbanyak yang

dimiliki masyarakat di wilayah Kecamatan Musuk ialah domba sebesar

502.000 ekor, hal ini dikarenakan perawatan serta harga masih terjangkau.

Tetapi untuk jumlah orang yang mengusahakan ternak, tertinggi pada

ternak ayam, hal ini dikarenakan ternak ayam membawa keuntungan yang

banyak, diantaranya sebagai binatang peliharaan serta persediaan gizi

melalui dagingnya. Ternak sapi perah berjumlah 16.000 ekor dengan

34.886 orang yang mengusahakannya, hal ini mendukung berdirinya

koperasi susu untuk membantu warga dalam menambah pendapatan

melalui susu yang dihasilkan dari sapi perah yang mereka rawat.

Page 62: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

D. Keadaan Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian yang terdapat dalam suatu wilayah akan

mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan jual beli misalnya,

akan semakin mudah jika tersedia pasar yang mampu mengakomodasi

penjual dan pembeli dalam satu tempat. Demikian juga yang terdapat di

Kecamatan Musuk terdapat sarana perekonomian yang memudahkan

masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Sarana tersebut adalah

koperasi (simpan pinjam, KUD, BKK, BPKD), pasar umum (pasar umum,

pasar kembang), pasar bangunan permanen, toko, bank, lumbung desa.

Berikut adalah gambaran sarana perekonomian di Kecamatan Musuk :

Tabel 4.8 Sarana Perekonomian di Kecamatan Musuk

No. Sarana Perekonomian Jumlah 1. Koperasi 22 2. Pasar umum 7 3. Pasar bangunan permanen 7 4. Toko/kios/warung 40 5. Bank 2 6. Lumbung desa 42

Sumber : Musuk dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian

yang terdapat di Kecamatan Musuk cukup lengkap mulai dari koperasi hingga

terdapatnya lumbung desa. Adapun pasar umum berjumlah 7, yang terdiri dari

dua jenis yaitu pasar umum 6 buah, serta pasar kembang 1 buah. Pasar dengan

bangunan permanen juga sudah dibangun dengan tujuan memberikan

kenyamanan bagi masyarakat dalam bertransaksi jual beli sebanyak 7 buah,

selanjutnya sarana perekonomian yang lain terbanyak adalah toko/kios/warung

40 buah yang tersebar di seluruh desa di Kecamatan Musuk. Lembaga-

lembaga perekonomian yang ada adalah koperasi sebanyak 22, yang terdiri

dari koperasi simpan pinjam (18 buah), KUD (1 buah), BKK (1 buah), BPKD

(2 buah). Lembaga lain berupa Bank terdapat 2 buah untuk memudahkan

dalam peminjaman modal usaha selain dari koperasi simpan pinjam. Lumbung

desa sebanyak 42 untuk menampung hasil dari pertanian sebagian besar

penduduk di Kecamatan Musuk yang sudah tersebar secara merata.

Page 63: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

V. SEKILAS TENTANG KUD MUSUK

A. Sejarah Berdirinya Koperasi

KUD Musuk berdiri berdasarkan Inpres No : 4 tahun 1973

tentang BUUD/KUD di desa kembangsari kecamatan musuk oleh para

petani peternak lembu potong yang berjumlah 30 orang. Sebagai modal

awal sebesar Rp.88.500,-, terdiri dari Simpanan pokok dan simpanan

wajib anggota. Usaha yang dilakukan adalah pelayanan Saprodi untuk

tanaman jagung, dengan adanya proyek Banpres ternak sapi potong,

KUD dapat memperbesar jumlah anggota sampai di desa Musuk,

Sukorame, Ringinlarik, Sruni.

Kantor KUD Musuk pertama kali di Desa Kembangsari, dengan

tambahnya usaha sapi potong dari Banpres, maka kantor pindah ke

dukuh Karanglo, Desa Musuk, Kecamatan Musuk (tepatnya dirumah

bapak Wiro). Setelah adanya reformasi pengurus dan penambahan

proyek usaha KCK, ternak sapi perah, kantor pindah ditempat yang

strategis dirumahnya bapak Tarijoen di dukuh Tirtohardi, Desa Musuk,

Kecamatan Musuk.

Kemajuan usaha koperasi yang meningkat untuk sementara kantor

pindah dikios pupuk (GLK) dan tahun 1984 KUD Musuk telah mampu

mendirikan sebuah gedung kantor sampai sekarang. Sejak awal KUD

Musuk sudah memperoleh Hak Badan Hukum Koperasi Nomor :

8473/BH/73. Hal ini terjadi, karena didorong adanya partisipasi

anggota/masyarakat serta semangat kerja bagi pelaksana sampai

sekarang. KUD Musuk memiliki status sebagai KUD yang Mandiri

dengan SK. Menteri Koperasi No: 473/M/KPTS/1990.tanggal 22 Mei

1990. Jumlah anggota akhir tahun 1992 : 6.508 orang.

Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk termasuk koperasi yang

memiliki prestasi yang sangat membanggakan, diantara banyak

prestasi-prestasi tersebut sebagian diantaranya dapat dilihat sebagai

berikut:

52

Page 64: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1. Th. 1990 : KUD.Musuk dinyatakan sebagai KUD Mandiri

2. Th. 1991 : KUD.Musuk dinyatakan sebagai Juara I KUD

Mandiri Tingkat Nasional

3. Th. 1992 : KUD.Musuk dinyatakan sebagai KUD Teladan

Tingkat Nasional

B. Keterkaitan Susu Sapi dengan Koperasi

Keterkaitan susu dalam koperasi diwujudkan dalam pembentukan

unit usaha persusuan yang dikelola oleh orang-orang yang sudah ahli

dalam bidangnya. Perkembangan koperasi melalui unit persusuan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kredit Sapi Perah tahap I-V berjumlah Rp.366.155.000,- lunas

sebelum jatuh tempo.

2. Jumlah sapi kredit sebanyak 1.121 ekor berkembang menjadi 3.092

ekor, jumlah sapi non KUD/ lokal 9.782 ekor.

3. Jumlah petani peternak dari 400 orang sampai sekarang ini

meningkat menjadi 3.750 orang.

Usaha penampungan susu sapi juga sudah dilaksanakan oleh

koperasi, data pada tahun 1992 sebanyak 6.772.055 ltr/ rata-rata 19.000

ltr per hari. Harga susu yang meningkat dan memadai, mendorong

warga masyarakat untuk memelihara sapi perah, sehingga baik kualitas

maupun kuantitas produksi susu meningkat akhirnya pendapatan petani

meningkat secara perlahan. Usaha peternak dan persusuan ini memiliki

manfaat ganda didalam upaya peningkatan produksi dan

pemerataan,antara lain sebagai berikut:

1. Limbah/ kotoran sapi: memupuk kesuburan tanah pertanian

2. Kesempatan berusaha/ kerja bagi warga masyarakat meningkat

jumlah tenaga kerja yang tertampung mulai dari memproduksi

sampai dengan pemasaran.

Page 65: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. KUD Musuk memiliki kemampuan pelayanan kebutuhan anggota

dan masyarakat yang dilengkapi dengan saran-sarannya, yang merata

diwilayah kerja.

Kemajuan KUD Musuk tidak terlepas dari partisipasi seluruh

anggota koperasi baik yang menjadi pengurus ataupun non pengurus.

Keberlangsungan KUD juga tidak terlepas dari keaktifan para anggota

yang sebagian besar sebagai peternak sapi perah, karena kebutuhan dari

segi manajerial diperoleh dari hasil penjualan susu dari para anggota

yang tersebar diseluruh wilayah kerja koperasi yaitu Kecamatan Musuk

yang terdiri dari 20 desa. Sehingga dari latar belakang koperasi yang

salah satunya bergerak dalam bidang persusuan, maka tidak menutup

kemungkinan koperasi harus teliti memperhatikan kualitas dan

kuantitas susu yang akan dijadikan komoditi dalam memperoleh

penghasilan koperasi dalam proses menyejahterakan seluruh

anggotanya.

Koperasi Unit Desa dalam kinerjanya sudah membangun

beberapa kerjasama dengan pihak luar (swasta), diantaranya dengan

perusahaan yang bergerak dalam bidang persusuan yaitu SARI

HUSADA di Jogjakarta. Untuk menjaga kerjasama yang solid dan

berkesinambungan koperasi akan terus memerlukan hasil susu dari para

anggota koperasi dengan kualitas dan kuantitas yang sudah disepakati

bersama antara perusahaan dengan koperasi. Langkah nyata yang sudah

ditempuh koperasi dalam menjaga kualitas dan kuantitas susu ditempuh

melalui beberapa pembinaan tentang perawatan sapi, kebersihan

kandang, pelatihan pembuatan pakan ternak (konsentrat) yang

berkualitas kepada seluruh anggota koperasi. Hal ini terus dilakukan

oleh Koperasi sampai saat ini untuk bisa memperoleh kepercayaan dari

pihak luar atau perusahaan yang sudah menjadi mitra usaha dalam

bidang persusuan.

Page 66: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

C. Kelembagaan yang dibangun

1. Kelembagaan yang ada di KUD Musuk

Kelembagaan yang terdapat di KUD Musuk sangat

diperlukan untuk mendukung kinerja koperasi itu sendiri, sedangkan

lembaga itu terdiri dari :

a. Anggota yang tesebar di 20 desa, dan yang masih aktif sampai

kepengurusan akhir tahun 2009 sekitar 3.000 orang.

b. Pengurus dengan masa periode terakhir yaitu masa bakti 2005-

2009 yang terdiri dari :

Ketua Umum : H.Sri Kuncoro

Sekretaris : Tukino, SPd

Bendahara : Sardjono

Pengurus bidang usaha : Sumadi

Pengurus bidang organisasi : Siswo Suwandi

c. Badan Pengawas masa bakti 2005-2009 yang terdiri dari :

Ketua : Subitar

Anggota : Sukoyo, SE

Anggota : Sutiyono, SPd

d. Manajemen KUD Musuk dalam menjalankan usaha dan

operasional sehari-hari dilaksanakan oleh seorang manajer dan 7

Kabag unit dibantu oleh 63 karyawan, dengan pembagian tugas

sebagai berikut :

Manajer : Dalinu

Juru buku : Bandi, SE

Kasir : Triyono

Kabag Unit Susu : Sumanto

Kabag Unit Simpan Pinjam : Suswati

Kabag Angkutan : Wijiyanto

Kabag Unit Ternak : H.Lasim

Kabag Unit Waserda : Harjono

Kabag Unit Saprotan : Juari

Page 67: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kabag Listrik : Giatni

e. Tata Usaha selama tahun 2009 terdapat kegiatan sebagai berikut:

Jumlah surat masuk : 83 surat

Jumlah surat keluar : 97 surat

f. Karyawan di KUD Musuk di Kecamatan Musuk sebagai berikut:

Karyawan tetap : 59 orang

Karyawan tidak tetap : 10 orang

Kelembagaan tidak akan berjalan tanpa adanya partisipasi

seluruh anggota Koperasi. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh

anggota koperasi diantaranya sebagai berikut:

1) Cara jual beli susu yang dilakukan anggota terhadap koperasi

melalui proses yang panjang tetapi saling menguntungkan.

Sebagai anggota baru harus menyetor hasil susu selama satu

bulan penuh dengan pembayaran diakhir bulan, setelah satu

bulan berakhir anggota akan mendapat pembayaran setoran susu

setiap 10 hari sekali dengan harga perliter sebesar Rp 2.850,-.

Pengambilan susu akan dilakukan koperasi ditempat

pengambilan susu yang sudah ditentukan sebelumnya dalam

setiap wilayah kerja koperasi secara bersamaan setiap pagi dan

sore hari. Anggota akan dapat kemudahan dalam peminjaman

uang terhadap koperasi berdasarkan jumlah liter susu yang

disetor setiap harinya. Angsuran pengembalian pinjaman secara

otomatis sudah dipotong saat terjadi pembayaran dari koperasi

setiap 10 hari sekali.

2) Keterkaitan pemerah susu dengan lembaga ialah sebagai pelaku

ekonomi dalam kinerja koperasi dalam keseharian, karena

produksi susu diperlukan setiap hari dengan standar yang sudah

disetujui sebelumnya, baik mengenai kualitas maupun

kuantitasnya. Sehingga pemerah susu sangat erat kaitannya

dengan kemajuan kelembagaan koperasi yang sudah disetujui

melalui bidang usaha persusuan.

Page 68: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2. Hubungan Pengurus dengan Anggota

Hubungan pengurus dengan anggota bisa dikatakan saling

membutuhkan dalam kinerja koperasi itu sendiri. Karena yang

menjadi pengurus juga berperan sebagai anggota yang aktif dalam

memajukan koperasi sesuai bidang usaha masing-masing. Setiap

anggota memiliki kesempatan yang sama apabila berkeinginan

menjadi pengurus melalui pemilihan pada saat RA (Rapat Anggota)

berlangsung setiap tahunnya. Masa periode kepengurusan

dipengaruhi oleh usia produktif yaitu 65 tahun untuk jabatan ketua

koperasi serta 56 tahun untuk karyawan biasa.

Alasan paling mendasar untuk menjadi seorang pengurus

adalah semangat kebersamaan dalam mewujudkan kesejahteraan

seluruh anggota koperasi melalui dedikasi dan tanggung jawab yang

tinggi terhadap tugas masing-masing pengurus bersama bawahan

atau staf yang dipimpin setiap pengurus. Jiwa kreatif dan inovatif

juga sangat diperlukan oleh pengurus terutama saat menghadapi

sebuah permasalahan yang ada dalam koperasi, sehingga akan

memunculkan solusi atau gagasan yang baik dan berkualitas.

Tanggung jawab pengurus terhadap kesejahteraan anggota juga

sudah diwujudkan dalam berbagai kegiatan serta pelatihan untuk

menambah keterampilan dan pengalaman terutama dalam masalah

perawatan ternak sapi perah.

a. Kegiatan koperasi (usaha koperasi) dan perkembangannya

Kegitan koperasi oleh pengurus tergambar jelas dalam

enam bidang usaha, penjelasan masing-masing bidang usaha

serta perkembangannya sebagai berikut:

1) Unit susu, harga susu yang meningkat dan memadai,

mendorong warga masyarakat untuk memelihara sapi

perah, sehingga baik kualitas maupun kuantitas produksi

susu meningkat, dan pada akhirnya pendapatan seluruh

anggota koperasi secara perlahan juga semakin meningkat.

Page 69: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2) Unit ternak, koperasi menyediakan kredit untuk sapi perah

dengan kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya,

yaitu pengembalian uang melalui pemotongan secara

langsung saat pembayaran hasil susu yang sudah

dikumpulkan oleh peternak

3) Unit listrik, usaha pelistrikan sangat potensial dalam rangka

peningkatan jumlah keanggotaan koperasi, disamping

adanya peningkatan pendapatan KUD.

4) Unit simpan pinjam, usaha perkreditan dilaksanakan untuk

membantu permodalan bagi para anggota yang mempunyai

mata pencaharian: peternak sapi perah, bakul, dan

pedagang dengan cara yang sangat mudah untuk

mendapatkan kredit atau pinjaman.

5) Unit waserda, pelayanan barang konsumsi disediakan pada

toko KUD, meliputi: beras, gula, barang kelontong, dan

sandang dll. Sebagian besar sistem pembayaran melalui

pemotongan pembayaran susu pada petani/ peternak

6) Unit produksi makanan ternak, dalam upaya

mengembangkan usaha peternakan produksi dan kualitas

susu, KUD telah melayani kesehatan ternak antara lain: IB

secara gratis pada petani peternak, subsidi makanan ternak

(konsentrat).

Page 70: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Perkembangan dan penurunan hasil dari keenam bidang usah

diatas dapat dijelaskan pada tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1. Perkembangan hasil dari enam bidang usaha di KUD Musuk

No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 1 Unit

susu 14.681.975.000 14.765.265.000 13.239.915.000 14.949.395.822 23.047.721.554

2 Unit ternak

780.000.000 885.434.242 449.668.000 102.085.090 76.397.764

3 Unit listrik

67.082.000 66.777.000 77.063.000 - -

4 Unit SP 96.508.000 94.757.000 59.556.000 64.180.400 142.924.100 5 Unit

Waserda 87.212.000 66.590.000 13.543.000 126.823.000 342.640.550

6 Unit PMT

714.854.000 885.434.000 449.668.000 - -

Sumber: Analisis Data Sekunder 2009

b. Pelatihan yang dilakukan KUD Musuk

Pelatihan yang diselenggarakn koperasi diperuntukkan

kepada seluruh anggota koperasi baik pengurus maupun non

pengurus, tenaga-tenaga pelaksana yang sudah mendapatkan

latihan perkoperasian adalah sebagai berikut:

1) Pengurus : 5 orang

2) Badan pemeriksa : 3 orang

3) Manager : 1 orang

4) Karyawan : 26 orang

5) Pengurus kelompok : 20 orang

6) Anggota : 220 orang

Penyuluhan perkoperasian pada anggota dilaksankan

secara terpadu dengan dinas terkait:

1) Kepada anggota kelompok tani/ ternak lapangan

2) Ketua kelompok setiap bulan

3) Masyarakat setiap ada trip desa maupun Rapat Desa

Page 71: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pembagian dana dari SHU dibayarkan kepada anggota

dengan rincian sebagian untuk simpanan anggota dan sebagian

lagi untuk modal kelompok. Anggota juga mendapatkan jaminan

kesejahteraan oleh pengurus koperasi sebagai berikut:

1) Setiap akhir tahun memberikan bonus kepada seluruh anggota

berupa gula pasir dan uang.

2) Setiap akhir tahun diadakan undian berhadiah bagi nasabah

Simpan Pinjam.

3) Adanya Subsidi kepada anggota peternak sapi perah.

4) Santunan kepada anggota KUD yang meninggal dunia sebesar

Rp.15.000,-

5) Anggota peternak sapi perah diikut sertakan dalam KAI

6) Memberikan bantuan sosial selagi ada bencana alam

Page 72: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi usia, jenis

kelamin, status keanggotaan dalam koperasi, tingkat pendidikan, pekerjaan

utama, serta pekerjaan sampingan. Adapun identitas responden dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 6.1 Identitas Responden Penelitian

No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1. Umur Responden

a. Produktif (15-64 th) b. Non Produktif (≥65 th)

55

5

91,6 8,4

2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

57

3

95,0 5,0

3.

Status keanggotan dalam koperasi a. Anggota b. pengurus

50 10

83,4 16,6

4. Tingkat pendidikan a. SD b. SLTP c. SLTA d. Diploma e. Sarjana (S1)

34 11 12

1 2

56,7 18,4 20,0 1,6 3,3

5. Jenis pekerjaan a. Pekerjaan utama: peternak sapi b. Pekerjaan sampingan: petani

60 60

100,0 100,0

Jumlah 60 100

Sumber : Analisis Data Primer

1. Umur Responden

Berdasarkan tabel 6.1 diketahui bahwa sebagian besar (91,6

persen) responden tergolong dalam usia produktif, sedangkan sisanya

sebesar 8,4 persen tergolong usia non produktif. Usia mempengaruhi

seseorang dalam merespon sesuatu yang baru, selain itu usia juga

mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Petani atau peternak yang

tergolong usia non produktif cenderung sulit menerima inovasi baru dan

lebih kolot, begitu juga sebaliknya petani yang berusia produktif

cenderung lebih mudah apabila diberikan pengetahuan baru, terkait dengan

61

Page 73: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

perawatan sapi, sehingga menghasilkan susu yang berkualitas baik.

Golongan usia produktif lebih terbuka akan kemajuan. Pada umumnya

responden yang memiliki usia produktif memiliki semangat yang lebih

tinggi.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki. Anggota

koperasi sebagian besar memang kaum laki-laki, sedangkan perempuan

jumlahnya sangat kecil. Jabatan dalam koperasi pun seluruhnya diduduki

oleh laki-laki. Keaktifan laki-laki juga lebih baik daripada perempuan

dalam hal perawatan sapi dari masalah pakan sampai hasil susu yang

berkualitas. Hal ini karena kaum laki-laki yang dianggap lebih cekatan dan

terampil dalam urusan beternak sapi. Seperti pada tabel 6.1 terlihat bahwa

95 persen responden adalah berjenis kelamin laki-laki dan 5 persen

berjenis kelamin perempuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam

kegiatan usahatani, laki-laki lebih banyak berperan. Laki-laki juga

dianggap sebagai pemimpin sehingga dalam keputusan usahatani pun lebih

dominan daripada perempuan.

3. Status keanggotaan dalam koperasi

Jabatan dalam koperasi mempengaruhi keaktifan dalam koperasi.

Responden yang memiliki jabatan dalam koperasi memiliki

tanggungjawab sesuai dengan posisi yang diambil/diduduki. Penelitian ini

mengambil responden yang terdiri dari 16,6 persen pengurus koperasi dan

83,4 persen merupakan anggota yang aktif didalam koperasi. Responden

pengurus cenderung lebih memahami keadaan anggota daripada responden

anggota biasa. Responden yang memiliki jabatan dalam koperasi memiliki

keaktifan dan kesungguhan yang lebih baik daripada yang bukan

pengurus. Pada umumnya semakin tinggi jabatan dalam koperasi

(organisasi), maka akan cenderung bertanggungjawab dan sungguh-

sungguh memelihara organisasi tersebut. Sistem kerja koperasi ini

dituangkan dalam hak dan kewajiban anggota yang diatur dalam AD/ART.

Misalnya, seorang ketua kelompok akan lebih sungguh-sungguh

Page 74: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

memahami dan mentaati peraturan yang berlaku supaya menjadi tauladan

bagi anggotanya.

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap tingkat

adopsi inovasi. Pendidikan responden dalam penelitian ini beragam mulai

dari SD hingga perguruan tinggi baik tingkat diploma ataupun sarjana.

Sebagian besar (56,7 persen) responden menempuh pendidikan hingga SD.

Sebesar 18,4 persen responden lulusan SLTP, sebesar 20 persen lulusan

SLTA, sebesar 1,6 persen adalah lulusan diploma, dan yang terakhir

sebesar 3,3 persen responden lulusan sarjana. Tingkat pendidikan

responden tergolong sedang dan meskipun sebagian besar hanya lulusan

SD namun responden aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh

KUD. Meski sebagian besar responden hanya sampai pada pendidikan

dasar namun memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis yang

baik. Setidaknya hal ini dapat menunjang kelancaran aktivitas kelompok,

misalnya dalam hal memperhatikan kondisi ternak sapi untuk

menghasilkan susu yang baik.

5. Jenis pekerjaan

Responden dalam penelitian seluruhnya mempunyai pekerjaan

utama sebagai peternak sapi perah. Pekerjaan sampingan yang dilakukan

biasanya petani di ladang atau tegalan. Kedua jenis pekerjaan itu dilakukan

oleh seluruh responden, hal ini berdasarkan tabel 6.1 yaitu 100 persen

responden memiliki pekerjaan sebagai peternak sapi perah sekaligus

sebagai petani. Responden sangat menggantungkan dari hasil beternak

terutama dari hasil perahan susu, karena bisa membantu dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari dari penjualan susu kepada koperasi. Bertani

menjadi pekerjaan sampingan, karena hasil dari usaha tani kurang

memuaskan. Hal ini dikarenakan sistem pengairan masih menjadi kendala,

yaitu belum lancarnya pembagian air melalui saluran irigasi ke semua

lahan pertanian. Sehingga mereka lebih memilih mengandalkan

pendapatan dari beternak sapi perah.

Page 75: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kelas Kategori : kelasjumlah

terendahnilaitertingginilai -

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas di KUD Musuk

Efektivitas organisasi akan bisa dinilai baik ataupun buruknya, apabila

ada alat pengukurnya. Alat pengukur yang digunakan diantaranya faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas itu sendiri. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat efektivitas ini akan bisa menggambarkan sejauh mana

organisasi bisa mengatur kinerja seluruh anggotanya. Organisasi seperti

koperasi akan bertahan apabila tingkat efektivitasnya semakin baik atau

tinggi, karena sebuah organisasi akan bertahan dengan segala ancaman dari

pihak luar, apabila efketivitasnya juga baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas sebuah organisasi

terdiri dari kualitas kepemimpinan, kesatuan kelompok, pemanfaatan

komunikasi didalam organisasi (koperasi), kebutuhan interpersonal, kesadaran

berkelompok. Rumus yang digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di

Kecamatan Musuk adalah :

Dengan mempergunakan rumus tersebut di atas menunjukkan faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.2 sebagai berikut:

Page 76: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 6.2.Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

No Sub Variabel Kategori Skor Jumlah Prosentase Mean 1 Kualitas

kepemimpinan Tinggi Sedang Rendah

17-21 12-16 7-11

19 33 8

31,7 55,0 13,3

2,18 (sedang)

2 Kesatuan Kelompok

Tinggi Sedang Rendah

6-7 4-5 2-3

25 29 6

41,7 48,3 10,0

2,32 (sedang)

3 Jaringan komunikasi organisasi

Tinggi Sedang Rendah

9-11 6-8 3-5

- 31 29

- 51,7 48,3

1,52 (sedang)

4 Tingkat

kebutuhan interpersonal

Tinggi Sedang Rendah

20-27 12-19 4-11

- 10 50

- 16,7 83,3

1,17 (rendah)

5 Tingkat kesadaran berkelompok

Tinggi Sedang Rendah

9-11 6-8 3-5

4 46 10

6,7 76,7 16,7

1,90 (sedang)

Sumber: Analisis Data Primer

Penjelasan mengenai masing-masing sub variabel faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Kualitas kepemimpinan

Pemimpin yang efektif harus berurusan dengan tujuan individu,

kelompok, dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang

dengan ukuran tingkat pancapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut.

Seorang individu mungkin memandang pemimpin yang efektif dari sudut

kepuasan yang mereka peroleh selama pengalaman bekerjasama. Sehingga

kualitas kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari penilaian anggota.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui bahwa kualitas kepemimpinan

di KUD Musuk, Kecamatan Musuk tergolong sedang berdasarkan nilai

mean yang diperoleh yaitu 2,18 (sedang). Sebanyak 33 responden atau

sebesar 55 persen menilai sedang mengenai kualitas kepemimpinan di

KUD Musuk, 19 responden atau sebesar 31,7 persen menilai tinggi

mengenai kualitas kepemimpinan di KUD Musuk, sedangkan sebanyak 8

responden atau sebesar 13,3 persen menilai rendah mengenai kualitas

kepemimpinan di KUD Musuk. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa

Page 77: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sebagian besar anggota koperasi dapat menilai kualitas pemimpin yang

mereka pilih sendiri. Kualitas kepemimpinan mencakup ada tidaknya

pergiliran kepemimpinan, pemilihan pemimpin sesuai AD/ART atau tidak,

kebebasan yang diberikan pemimpin dalam menjalankan tugas kepada

anggota koperasi, kebebasan anggota dalam mengemukakan pendapat,

motivasi pemimpin kepada anggota, kepatuhan anggota ketika pemimpin

memutuskan sebuah kebijakan dalam mendukung kemajuan koperasi

tanpa melupakan kepentingan dari seluruh anggota koperasi.

Pemimpin atau ketua koperasi dipilih berdasarkan AD/ART yang

diselenggarakan setiap 1 tahun sekali. Pemilihan dihadiri aleh 2,5 persen

dari seluruh anggota koperasi, biasanya pada saat dilakukan RA (Rapat

Anggota). Berakhirnya masa jabatan ketua koperasi dibatasi dengan usia

produktif yaitu 65 tahun, sehingga ada kemungkinan ketua bisa menjabat

lebih dari dua periode masa kepengurusan. Seorang pemimpin harus bisa

mewujudkan seluruh aspirasi anggota koperasi yang beranggapan bahwa

idealnya pemimpin ialah seseorang yang memiliki sifat jujur, cerdas, dan

berpihak pada kebutuhan anggotanya. Kebutuhan mendasar dari anggota

koperasi ialah perhatian, motivasi serta kepedulian dari seorang

pemimpinnya, sehingga anggota akan bisa merasakan kebersamaan yang

sejalan dengan tujuan koperasi yaitu menyejahterakan anggota dalam

berbagai bidang terutama masalah ekonomi. Apabila kesejahteraan

anggota sudah terpenuhi, maka keutuhan organisasi akan terwujud serta

tingkat efektivitas organisasi akan baik.

2. Tingkat kesatuan kelompok (kohesivitas)

Kelompok yang sangat kohesif adalah dimana anggota kelompok

yang tertarik terhadap satu sama lain, dimana mereka menerima norma-

norma kelompok dan membantu kelompok untuk mencapai tujuan

kelompok. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kohesi kelompok

seperti: komposisi homogen (anggota kelompok yang mempunyai

kemiripan), ukuran kelompok relatif kecil, tujuan dan kinerja kelompok

tercapai.

Page 78: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan tabel 6.2 maka dapat diketahui bahwa nilai mean yang

diperoleh yaitu 2,32, artinya kesatuan kelompok di KUD Musuk,

Kecamatan Musuk tergolong sedang. Sebanyak 29 responden atau 48,3

persen menilai sedang terhadap kesatuan kelompok yang berada di KUD

Musuk, 25 responden atau sebesar 41,7 persen menilai tinggi terhadap

kesatuan kelompok di KUD Musuk, sedangkan 6 responden atau sebesar

10 persen menilai rendah terhadap kesatuan kelompok di KUD Musuk.

Kesatuan kelompok dalam KUD Musuk, Kecamatan Musuk meliputi

kerjasama anggota dalam kelompok dan seberapa jauh ketertarikan

anggota dengan kegiatan-kegiatan koperasi itu sendiri. Kesatuan kelompok

dapat dipertahankan oleh seluruh anggota kelompok melalui berbagai

kegiatan dengan tujuan agar antar anggota dapat saling mengerti dan

memahami. Kegiatan yang biasa dilakukan yaitu pembinaan dan

pengelolaan hasil ternak sapi berupa susu. Ketua kelompok juga

mengambil peran penting untuk menjaga kesatuan kelompok dengan cara

memberikan informasi-informasi penting tentang koperasi.

3. Jaringan komunikasi organisasi

Pemanfaatan jaringan komunikasi koperasi dapat diartikan sebagai

proses penyampaian pesan, informasi, ide diantara anggota dalam

organisasi. Jaringan komunikasi organisasi terdiri dari beberapa indikator

yaitu: pola komunikasi, pemanfaatan sumber informasi, gangguan

komunikasi.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui nilai mean yaitu 1,52 (sedang),

artinya tingkat pemanfaatan komunikasi KUD Musuk di Kecamatan

Musuk tergolong sedang. Sebanyak 31 responden yaitu sebesar 51,7

persen menilai sedang terhadap tingkat pemanfaatan jaringan komunikasi

di KUD Musuk, sedangkan 29 responden atau sebesar 48,13 persen

memberikan penilaian rendah terhadap tingkat pemanfaatan jaringan

komunikasi di KUD Musuk. Hal ini dapat diartikan penerimaan informasi

dari ketua koperasi ataupun pihak lain seperti pihak swasta (mitra

koperasi), penyuluh peternakan sudah cukup bagus dari beberapa

Page 79: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

responden, tetapi ketersediaan media massa (majalah) masih kurang

maksimal.

Pola komunikasi yang terjadi di koperasi yaitu pola rantai, dan pola

semua saluran. Pola komunikasi digunakan dalam setiap melaksanakan

kegiatan koperasi ataupun penyampaian permasalahan yang dihadapai

anggota kepada pengurus koperasi. Suasana komunikasi yang diharapkan

oleh seluruh anggota koperasi yaitu kondusif, terarah, dan efektif dalam

penanganan apabila terjadi masalah. Komunikasi yang bertujuan saling

menambah informasi, baik antar sesama anggota dan anggota dengan

pengurus juga sudah berjalan dengan baik, karena pengurus siap menerima

keluhan permasalahan terutama tentang pengolahan hasil ternak sapi

berupa susu. Anggota koperasi juga mempunyai harapan untuk seorang

ketua koperasi dalam penyampaian perintah ataupun informasi sesuai

dengan usaha yang dilakukan atau keadaan anggota koperasi.

4. Tingkat kebutuhan interpersonal

Tingkat kebutuhan interpersonal dapat diartikan sebagai kebutuhan

pribadi yang mendorong anggota untuk memasuki dalam sebuah

kelompok. Indikator-indikator yang digunakan sebagai berikut: ingin

menjadi bagian dari kelompok, ingin mengendalikan orang lain, dan ingin

memperoleh keakraban.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui nilai mean 1,17 (rendah),

artinya tingkat kebutuhan interpersonal anggota KUD Musuk, di

Kecamatan Musuk tergolong rendah. Sebanyak 50 responden yaitu sebesar

83,3 persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat kebutuhan

interpersonal di KUD Musuk, sedangkan 10 responden atau sebesar 16,7

persen memberikan penilaian sedang terhadap tingkat kebutuhan

interpersonal anggota di KUD Musuk. Hal ini berarti tingkat kebutuhan

interpersonal anggota KUD Musuk yang meliputi faktor yang mendorong

menjadi anggota koperasi, kecenderungan mengendalikan anggota lain

untuk manfaat bersama, keakraban yang terjalin di koperasi, serta

Page 80: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

penyelesaian permasalahan yang terjadi masih rendah atau belum sesuai

dengan kebijakan ataupun AD/ART koperasi.

Permasalahan-permasalahan yang muncul diantaranya: suasana yang

kondusif dengan peningkatan pendapatan anggota belum tercapai secara

maksimal. Kemudian banyaknya anggota kelompok yang tersebar di

wilayah kerja koperasi. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan

interpersonal masing-masing kelompok mengalami berbagai macam

kendala baik waktu, dana, serta tenaga dari KUD Musuk itu sendiri.

5. Tingkat kesadaran berkelompok

Tingkat kesadaran berkelompok adalah kesadaran anggota kelompok

dalam mengikuti kegiatan kelompok baik yang berasal dari dorongan

pribadi maupun orang lain. Indikator-indikator yang digunakan ialah:

kesadaran anggota mengikuti kegiatan.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui nilai mean 1,90 (sedang),

artinya tingkat kesadaran berkelompok anggota KUD Musuk, di

Kecamatan Musuk tergolong sedang. Sebanyak 46 responden atau sebesar

76,7 persen memberikan penilaian sedang terhadap tingkat kesadaran

berkelompok di KUD Musuk, 10 responden atau sebesar 16,7 persen

memberikan penilaian rendah terhadap tingkat kesadaran berkelompok di

KUD Musuk, sedangkan sebanyak 4 responden memberikan penilaian

tinggi terhadap tingkat kesadaran berkelompok di KUD Musuk. Hal ini

berarti bahwa sebagian besar anggota KUD Musuk sudah menyadari akan

pentingnya kehidupan berkelompok serta kesanggupan melaksanakan

kegiatan-kegiatan koperasi untuk kemajuan koperasi dan peningkatan

kesejahteraan masing-masing anggota.

Anggota koperasi bersedia masuk kelompok karena dorongan

kebutuhan serta keinginan untuk menambah pengetahuan tentang

pemeliharaan ternak sapi perah. Pemeliharaan dimulai dari perawatan

sampai proses pemerahan yang baik sesuai anjuran dari KUD Musuk.

Anggota koperasi juga mendapat manfaat setelah berkelompok yaitu bisa

Page 81: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kelas kategori : kelasjumlah

terendahnilaitertingginilai -

saling mendukung sehingga beban yang berat mudah teratasi dengan

bantuan dari anggota yang lebih tahu dan mampu.

C. Tingkat Efektivitas Organisai KUD Musuk, di Kecamatan Musuk

Menurut Sterss (1985) Efektivitas dipandang sebagai kemampuan

mengorganisasi dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk

mencapai dan memelihara suatu tingkat operasi yang efektif. Kata kunci

pengertian ini adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan

kepemimpinan dan organisasi atau kelompok diukur dengan konsep

efektivitas ini. Rumus yang digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi

KUD Musuk adalah:

Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, di Kecamatan Musuk

berdasarkan analisis dalam kategori sedang berdasarkan analisis lebar kelas

atau interval dengan menggunakan analisis mean. Penjelasan pengkategorian

tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk dengan sub-sub variabelnya bisa

disimpulkan dalam tabel 6.3 dan 6.4 sebagai berikut:

a. Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Tingkat efektivitas berguna dalam penilaian pada sebuah organisasi

tentang kemajuan dan kemampuan bertahan terhadapa lingkungan didalam

organisasi ataupun diluar organisasi itu sendiri. Tingkat efektivitas

organisasi KUD Musuk dapat dijelaskan pada tabel 6.3 sebagai berikut:

Tabel 6.3 Variabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk (y total)

No Variabel Kategori Skor Jumlah Prosentase (%)

Mean

1 Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Tinggi sedang Rendah

14-23 24-33 34-43

11 38 11

18,3 63,88 18,3

2,00 (sedang)

Sumber: Analisis Data Primer

Page 82: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan tabel 6.3 dapat diketahui nilai mean 2,00, artinya tingkat

efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk tergolong

sedang. Sebanyak 38 responden atau sebesar 63,8 persen memberikan

penilaian sedang terhadap tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, 11

responden atau sebesar 18,3 persen memberikan penilaian tinggi terhadap

tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, serta 11 responden atau sebesar

18,3 persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat efektivitas

organisasi KUD Musuk. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dapat menilai dengan baik mengenai tingkat efektivitas

organisasi melalui tingkat produktivitas, tingkat kepuasan anggota

terhadap koperasi, serta tingkat partisipasi anggota koperasi.

Anggota koperasi sebagian besar sudah merasakan dan menikmati

hasil pencapaian tujuan koperasi baik dari segi kebutuhan primer,

sekunder ataupun tersier. Sebagian besar anggota KUD Musuk sudah

memahami akan partisipasi mereka dalam organisasi koperasi yaitu

mengikuti dan meyumbangkan saran mereka dalam tahap perencanaan,

pelaksanaan, serta pemanfaatan hasil dari program kegiatan-kegitan

koperasi yang akan dilaksanakan oleh seluruh anggota koperasi. Pelatihan

juga sudah terlaksana dengan baik yaitu: pelatihan persusuan, pelatihan

akuntansi dan management, pelatihan peternakan, pelatihan perpajakan,

serta study banding. Pelatihan-pelatihan yang sudah terlaksana itu

diharapkan mendorong kerjasama anggota dalam berorganisasi.

Page 83: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Sub-sub variabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk melalui sub-sub

variabelnya dapat dijelaskan melalui tabel 6.4 sebgai berikut:

Tabel 6.4. Distribusi sub variabel tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

No Sub Variabel Kategori Skor Jumlah Prosentase Mean 1 Tingkat

produktivitas Tinggi Sedang Rendah

15-19 10-14 5-9

4 41 15

6,7 68,3 25,0

1,82 (sedang)

2 Tingkat kepuasan kerja anggota

Tinggi Sedang Rendah

9-11 6-8 3-5

1 20 39

1,7 33,3 65,0

1,37 (rendah)

3 Tingkat partisipasi anggota

Tinggi sedang Rendah

16-20 11-15 6-10

14 32 14

23,3 53,3 23,3

2,00 (sedang)

Sumber: Analisis Data Primer

Penjelasan dari masing-masing sub variabel tingkat efektivitas

organisasi KUD Musuk sebgai berikut:

1) Tingkat produktivitas KUD Musuk

Tingkat produktivitas ialah tingkat pencapaian tujuan yang telah

dicapai oleh koperasi, dengan indikator: tingkat pemahaman petani

terhadap tujuan program dan sejauh mana tujuan tersebut dapat

tercapai. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6.4 dapat diketahui nilai

mean 1,82 (sedang), artinya tingkat produktivitas di KUD Musuk

tergolong sedang. Sebanyak 41 responden atau sebesar 68,3 persen

memberikan penilaian sedang terhadap tingkat produktivitas di KUD

Musuk, 15 responden atau sebesar 25 persen memberikan penilaian

rendah terhadap tingkat produktivitas di KUD Musuk, sedangkan 4

responden atau sebesar 6,7 persen memberikan penilaian tinggi

terhadap tingkat produktivitas di KUD Musuk. Hal ini menunjukkan

bahwa anggota koperasi sudah cukup memahami tujuan koperasi serta

berbagai pecapaian pemenuhan kebutuhan-kebutuhan anggota yaitu

kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, serta kebutuhan tersier.

Kebutuhan primer anggota koperasi sudah cukup terpenuhi,

diantaranya mendapat SHU (Sisa Hasil Usaha) pertahunnya. Anggota

Page 84: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

koperasi juga mendapat santunan ketika salah satu anggota keluarga ada

yang meninggal dunia. Koperasi memberikan bantuan sebesar 10

persen kepada anggota ketika masuk rumah sakit negeri dari biaya total

yang dibebankan kepada anggota yang bersangkutan. Anggota koperasi

mendapat bonus gula pada akhir tahun, serta mendapatkan undian pada

akhir tahun bagi yang mengikuti kegiatan koperasi pada unit simpan

pinjam.

Kebutuhan sekunder juga sudah cukup terpenuhi yaitu berupa

peningkatan pendapatan serta bertambahnya pengetahuan setelah ikut

dalam keanggotaan koperasi. Pengetahuan yang sudah benar-benar

dirasakan perubahannya ialah bertambahnya pengalaman tentang

perawatan sapi perah. Perawatan itu dimulai dari pemilihan pakan yang

baik dan pemilihan jenis-jenis sapi yang berkualitas yang pada akhirnya

akan mempengaruhi produk susu dari segi kualitas ataupun

kuantitasnya. Kebutuhan tersier juga sudah cukup terpenuhi yaitu

berupa penyediaan fasilitas oleh koperasi untuk anggota, diantaranya

tempat-tempat pengumpulan hasil susu, waserda, serta pakan ternak

yang sehat.

2) Tingkat kepuasan kerja anggota KUD Musuk

Tingkat kepuasan kerja anggota KUD dapat diartikan sebagai

tingkat atau derajat kepuasan anggota yang dirasakan anggota sebagai

akibat pencapaian tujuan, dengan indikator: kepuasan secara individu,

kepuasan anggota terhadap pencapaian tujuan koperasi. Berdasarkan

hasil analisis pada tabel 6.4 dapat diketahui nilai mean yaitu 1,37

(rendah), artinya tingkat kepuasan kerja anggota koperasi di KUD

Musuk tergolong rendah. Sebanyak 39 responden atau sebesar 65

persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat kepuasan kerja di

KUD Musuk, 20 responden atau sebesar 33,3 persen memberikan

penilaian sedang terhadap tingkat kepuasan kerja anggota di KUD

Musuk, sedangkan 1 responden atau sebesar 1,7 persen memberikan

penilaian tinggi terhadap tingkat kepuasan kerja anggota koperasi di

Page 85: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

KUD Musuk. Hal ini menunjukkan bahwa anggota koperasi belum

merasa puas terhadap pencapaian keseluruhan tujuan koperasi,

ketersediaan media informasi, serta perubahan pengetahuan dan

kerampilan dalam berorganisasi di KUD Musuk.

Kepuasan anggota hanya terjadi pada peningkatan keterampilan

dalam pemeliharaan ternak saja, untuk pencapaian tujuan koperasi yang

sudah dirasakan anggota hanya dalam pemenuhan kebutuhan primer,

sekunder, dan tersier. Untuk menciptakan sehat berorganisasi serta

peningkatan kesejahteraan secara merata pada seluruh anggota koperasi

masih belum tercapai dengan maksimal. Selain itu untuk media

informasi tentang KUD juga belum terpenuhi secara maksimal, baik

lewat majalah ataupun leaflet. Penyebab terbesar muncul

kekurangpuasan kerja anggota ialah terlalu banyak anggota yang

tersebar di berbagai wilayah dalam lingkup kecamatan, sehingga

pelaksanaan kegiatan juga berjalan kurang maksimal.

3) Tingkat partisipasi anggota KUD Musuk

Tingkat partisipasi anggota ialah keikutsertaan anggota kelompok

dalam setiap kegiatan kelompok, dengan indikator: keikutsertaan

anggota pada tahap partisipasi dan intensitas anggota mengemukakan

pendapat. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6.4 dapat diketahui nilai

mean 2,00 (sedang), artinya tingkat partisipasi anggota koperasi di

KUD Musuk tergolong sedang. Sebanyak 32 responden atau sebesar

53,3 persen memberikan penilaian sedang terhadap tingkat partisipasi

anggota koperasi di KUD Musuk, 14 responden atau sebesar 23,3

persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat partisipasi

anggota koperasi di KUD Musuk, sedangkan 14 responden atau sebesar

23,3 persen memberikan penilaian tinggi terhadap tingkat partisipasi

anggota koperasi di KUD Musuk. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

partisipasi anggota pada KUD Musuk sudah cukup baik yaitu

partisipasi dalam perencanaan program koperasi, pelaksanaan program

Page 86: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

koperasi, pemantauan pelaksanaan program, pemanfaatan program

koperasi, serta intensitas mengajukan ide atau gagasan.

Anggota koperasi juga mengikuti beberapa pelatihan yang

diadakan koperasi, biasanya mengenai pelatihan pembuatan pakan

ternak untuk mendukung hasil susu yang berkualitas dan memiliki nilai

jual tinggi. Partisipasi anggota diperlukan untuk menilai keberhasilan

organisasi bukan hanya berupa hasil, tetapi mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan pelaksanaan program, pemanfaatan program

koperasi, serta intensitas mengajukan gagasan atau ide. Anggota akan

merasa lebih memiliki sebuah organisasi, apabila mereka tahu persis

perkembangan organisasi yang mereka ikuti.

Partisipasi anggota diperlukan koperasi untuk melaksanakan

semua kegiatan koperasi, sehingga proses evaluasi pada akhir tahun

dapat dilaksanakan sesuai dengan hasil yang sudah tercapai oleh

seluruh anggota koperasi. Hal ini dilakukan untuk menjamin

keberlangsungan koperasi yang tujuan utamanya meningkatkan

pendapatan anggota serta menjamin kesejahteraan seluruh anggota

secara merata.

D. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

organisasi terhadap tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di

Kecamatan Musuk

Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

organisasi dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk adalah variabel

yang dikaji dalam penelitian ini. Analisis hubungan dengan menggunakan

program SPSS versi 17 for windows, dengan tingkat kepercayaan 95 persen

atau α sebesar 0,05. Berikut ini adalah hasil analisis hubungan antara faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi dengan tingkat

efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Penjelasan lebih lanjut pada tabel 6.5 sebagai berikut:

Page 87: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 6.5. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk

No Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi

Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

(Y Total) Ket

Rs t hitung 1. Kualitas kepemimpinan (X1) 0,521** 4,64 SS 2. Kesatuan kelompok (X2) 0,098 0,75 NS 3. Tingkat pemanfaatan komunikasi

(X3) 0,339** 2,75 SS

4. Tingkat kebutuhan interpersonal (X4)

0,333** 2,68 SS

5. Tingkat kesadaran berkelompok (X5)

-0,055 -0,42 NS

Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan :

X : Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi Ytotal : Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk t 0,05 : 2,002 t 0,01 : 2,663 rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman S : Signifikan (α = 0,05) SS : Sangat Signifikan (α = 0,01) NS : Non Signifikan

Penjelasan mengenai adanya keterkaitan atau hubungan antara faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi dengan tingkat

efektivitas organisasi KUD Musuk sebagai berikut:

1. Hubungan antara kualitas kepemimpinan dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diketahui bahwa hubungan antara

kualitas kepemimpinan dan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

terdapat hubungan yang sangat signifikan. Pada tingkat kepercayaan 99%

nilai rs adalah 0,521 dan nilai t hitung (4,64) > t tabel (2,663). Hal ini

menunjukkan bahwa semakin baik dan berkualitas seorang pemimpin

dalam sebuah organisasi, maka tingkat efektivitas organisasi juga semakin

baik dan tinggi. Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk yang baik,

tidak lepas dari peran serta anggota dalam memilih seorang pemimpin

Page 88: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

untuk bisa menjalankan sebuah organisasi dengan bijak, memihak anggota,

serta mengetahui keadaan anggotanya.

Kualitas kepemimpinan yang baik akan membawa dampak yang

baik juga untuk bawahan ataupun anggota dalam sebuah organisasi seperti

koperasi. Karena pemimpin juga sebagai penggerak, pemberi motivasi

dalam pelaksanaan semua kegiatan organisasi agar tercapai hasil yang

sesuai dengan rencana yang sudah disepakati sebelumnya oleh para

pengurus atas partisipasi anggota juga. Apabila semua kegiatan organisasi

dalam hal ini koperasi dapat terlaksana sesuai target, maka efektivitas

koperasi akan terwujud dengan baik.

2. Hubungan antara kesatuan kelompok (kohesivitas) dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diketahui bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kesatuan kelompok (kohesivitas) dengan

tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, pada tingkat kepercayaan 95

%, nilai rs adalah 0,098, sedangkan nilai t hitung (0,75) < t tabel (2,002).

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan ataupun penurunan kesatuan

kelompok tidak membawa dampak yang serius terhadap tingkat efektivitas

organisasi KUD Musuk.

Kesatuan kelompok di KUD Musuk belum terjalin dengan baik,

karena sebagian besar anggota kelompok hanya ikut-ikutan dalam menjaga

keutuhan kelompok. Anggota kelompok masih menganggap semua yang

menyangkut permasalahan kelompok menjadi tanggung jawab ketua

kelompok, sehingga mereka masih kurang peduli dengan tujuan

diadakannya kelompok.

Kerjasama anggota juga masih kurang, hal ini disebabkan kurang

adanya kegiatan-kegiatan kelompok yang mampu melatih serta

menyadarkan mereka tentang arti pentingnya hidup berkelompok.

Kegiatan kelompok yang mereka tahu hanya sebatas untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi masing-masing anggota, sebagai contoh kerjasama

Page 89: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dalam pengumpulan susu di tempat yang sudah disediakan koperasi secara

tepat waktu.

3. Hubungan antara jaringan komunikasi organisasi koperasi dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan

yang sangat signifikan antara jaringan komunikasi organisasi koperasi

dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, pada tingkat

kepercayaan 99% nilai rs adalah 0,339, dan nilai t hitung (2,75) > t tabel

(2,663). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya jaringan

komunikasi organisasi koperasi, akan berhubungan dengan tingkat

efektivitas organisasi KUD Musuk. Pemanfaatan jaringan komunikasi

KUD Musuk sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan

seluruh anggota koperasi.

Komunikasi sangat penting untuk menjaga kekompakan dalam

kelompok ataupun penyampaian kebijakan, solusi permasalahan, serta

motivasi dari ketua dalam mendukung kesuksesan pencapaian tujuan

sebuah organisasi. Efektivitas organisasi akan terwujud, apabila

komunikasi yang terjadi bisa mewakili aspirasi seluruh anggota organisasi,

sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau kesalahpengertian mengenai

suatu hal yang menyangkut urusan organisasi.

Koperasi memanfaatkan dua pola komunikasi (pola rantai,dan pola

semua saluran) untuk menampung semua keluh kesah ataupun saran dari

seluruh anggota koperasi. Karena kemajuan koperasi menjadi tanggung

jawab seluruh anggota koperasi itu sendiri. Pemanfaatan sumber informasi

juga sangat penting baik dari ketua, pengurus, anggota lain, ataupun pihak

swasta untuk kemajuan organisasi koperasi.

4. Hubungan antara tingkat kebutuhan interpersonal dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan

yang sangat signifikan antara tingkat kebutuhan interpersonal dengan

tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, pada tingkat kepercayaan 99%,

Page 90: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dan nilai rs adalah 0,333, sedangkan t hitung (2,68) > t tabel (2,663). Hal

ini menunjukkkan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan

interpersonal, akan berhubungan dengan tingkat efektivitas organisasi

KUD Musuk.

Kebutuhan interpersonal dalam organisasi biasanya menyangkut

urusan pribadi masing-masing anggota, seperti faktor penyebab anggota

bersedia ikut dalam sebuah orgnanisasi, suasana yang terjadi dikelompok,

keinginan untuk mengendalikan anggota kelompok lain secara bersama-

sama, membangun keakraban antar anggota, serta penyelesaian masalah

dikelompok. Efektivitas organisasi akan berjalan dengan baik, ketika

kebutuhan interpersonal anggota sudah terpenuhi. Sehingga rasa

kepemilikan anggota terhadap organisasi juga semakin meningkat.

5. Hubungan antara tingkat kesadaran berkelompok dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diketahui bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat kesadaran berkelompok dengan

tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, pada tingkat kepercayaan

95%, dan nilai rs adalah -0,055 dengan t hitung (-0,42) < t tabel (2,002).

Kesadaran berkelompok dalam keanggotaan koperasi sebenarnya sudah

cukup bagus, baik mengenai kesadaran menjalankan kegiatan ataupun

manfaat bertambahnya pengalaman tentang perawatan sapi perah dari

berkelompok, akan tetapi untuk ikut aktif dalam menjaga keberlangsungan

KUD Musuk masih mengandalkan ketua kelompok. Anggota beranggapan

ketua lebih layak ataupun mampu dalam memajukan koperasi melalui

penyampaian aspirasi dari anggota kelompok, meskipun tidak semua ikut

andil. Sehingga tinggi rendahnya kesadaran berkelompok tidak

mempengaruhi tingkat efektivitas sebuah organisasi koperasi atau KUD

Musuk.

Page 91: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji hubungan

antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas dengan tingkat

efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk

tergolong sedang berdasarkan perhitungan menggunakan analisis mean.

Adapun sub variabelnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Tingkat produktivitas dalam KUD Musuk di Kecamatan Musuk

tergolong sedang, artinya sebagian anggota koperasi sudah memahami

dan melaksanakan sebagian dari tujuan koperasi, serta sudah terpenuhi

akan kebutuhan primer (kesejahteraan anggota), sekunder

(bertambahnya pengalaman dan keterampilan), tersier (fasilitas dari

koperasi).

b. Tingkat kepuasan anggota koperasi terhadap kinerja KUD Musuk di

Kecamatan Musuk tergolong rendah, artinya anggota belum mampu

melaksanakan secara penuh dan merasa puas terhadap pencapaian

tujuan koperasi, serta belum menikmati media informasi yang

disediakan oleh koperasi. Pengalaman dan keterampilan anggota

koperasi hanya dalam satu bidang saja yaitu masalah perawatan sapi

perah, sehingga belum memaksimalkan kepuasan mereka terhadap

kinerja KUD Musuk.

c. Tingkat partisipasi anggota KUD Musuk di Kecamatan Musuk

tergolong sedang, artinya sebagian anggota koperasi sudah ikut

berpartisipasi dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,

pemanfaatan hasil dari program-program koperasi, serta mengikuti

pelatihan yang diadakan oleh KUD Musuk.

80

Page 92: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD

Musuk di Kecamatan Musuk terdiri dari beberapa sub variabel,yaitu:

a. Kualitas kepemimpinan pada KUD Musuk di Kecamatan Musuk

tergolong sedang, artinya sebagian besar anggota koperasi sudah

mampu melaksanakan aturan-aturan tentang pemilihan pemimpin

ataupun ketua koperasi berdasarkan AD/ART, penilaian anggota

terhadap pemimpin mengenai kewibawaan pemimpin, kebebasan yang

bertanggungjawab yang diberikan ketua koperasi, kepedulian ketua

terhadap keadaan anggota, kepatuhan anggota, motivasi pemimpin,

serta dukungan anggota terhadap kebijkan ataupun keputusan

pemimpin.

b. Tingkat kesatuan kelompok pada KUD musuk di Kecamatan Musuk

tergolong sedang, artinya sebagian besar anggota koperasi sudah

mengikuti serta melaksanakan berbagai macam kegiatan koperasi yang

dilakukan secara berkelompok dan bekerjasama dengan baik.

c. Jaringan komunikasi organisasi didalam KUD Musuk di Kecamatan

Musuk tergolong sedang, artinya sebagian besar anggota koperasi

cukup baik dalam pemanfaatan sumber informasi baik dari ketua,

sesama anggota, anggota dengan pengurus, pihak swasta, penyuluh,

serta penerapan pola komunikasi yang cukup baik yaitu semua saluran

dan pola rantai dalam penyampaian informasi. Gangguan yang terjadi

dalam komunikasi juga dapat teratasi dengan cukup baik oleh KUD

Musuk.

d. Tingkat kebutuhan interpersonal pada KUD Musuk di Kecamatan

Musuk tergolong rendah, artinya anggota koperasi belum merasakan

arti keakraban dalam berkelompok, mengendalikan anggota kelompok

lain untuk manfaat bersama, serta dorongan menjadi anggota koperasi

hanya semata-mata untuk mempermudah peminjaman uang, bukan

mengenai manfaat koperasi.

e. Tingkat kesadaran berkelompok dalam KUD Musuk di Kecamatan

Musuk tergolong sedang, artinya sebagian besar anggota koperasi

Page 93: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tertarik melaksanakan berbagai macam kegiatan koperasi dan

merasakan manfaat melakukan kegiatan secara berkelompok untuk

kepentingan anggota, diantaranya bertambahnya pengalaman dan

keterampilan dalam perawatan sapi perah.

3. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas

dengan tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk

adalah sebagai berikut:

a. Hubungan yang menyatakan sangat signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat efektivitas dengan tingkat efektivitas organisasi

KUD Musuk terdiri dari: kualitas kepemimpinan, jaringan komunikasi

dalam organisasi, tingkat kebutuhan interpersonal.

b. Hubungan yang menyatakan tidak signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas dengan tingkat efektivitas organisasi KUD

Musuk terdiri dari: tingkat kesatuan kelompok, kesadaran berkelompok.

Artinya semakin tinggi ataupun rendah tingkat kesatuan kelompok dan

kesadaran berkelompok tidak mempengaruhi tingkat efektivitas

organisasi KUD Musuk.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat disampaikan

adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya ketaatan dalam menjalalankan AD/ART lebih ditingkatkan,

terutama dalam proses pemilihan ketua organisasi KUD Musuk.

2. Perlunya pemahaman dan peningkatan komunikasi yang efektif yaitu

kejujuran dan keterusterangan antar seluruh anggota koperasi, sehingga

tidak terjadi kesalahan penyampaian informasi dari pengurus sampai ke

seluruh anggota koperasi mengenai kebijakan ataupun informasi yang

penting untuk seluruh anggota koperasi.

Page 94: EFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN …eprints.uns.ac.id/6064/1/210171011201110361.pdfEFEKTIVITAS ORGANISASI KUD MUSUK DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3. Kebutuhan interpersonal anggota koperasi perlu ditingkatkan melalui

pengadaan kegiatan-kegiatan kelompok, agar kekompakan dalam kelompok

serta rasa memiliki antar masing-masing individu dalam kelompok tinggi.

Sehingga kerjasama anggota akan tercapai dengan baik dan memberikan

manfaat yang menguntungkan baik bagi kelompok ataupun individu.