EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan...

10
Efektivitas Lilin Dari Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Nilam 1 J.Pascapanen 2(1) 2005: 1-10 EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) DENGAN BAHAN AKTIF LIMBAH PENYULINGAN MINYAK NILAM Sri Yuliani, Sri Usmiati, dan Nanan Nurdjannah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Telah dilakukan uji efektivitas lilin dari ekstrak limbah penyulingan minyak nilam di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor dan di Laboratorium Entomologi FKH-IPB, Bogor. Penelitian menggunakan limbah penyulingan minyak nilam yang kemudian diekstrak menggunakan pelarut metanol 1:4. Ekstrak limbah tersebut diformulasikan menjadi 9 formula lilin dengan kombinasi bahan aktif sebagai berikut; a) ekstrak limbah penyulingan minyak nilam dan minyak sereh wangi (1:1) dengan konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50%. b) ekstrak limbah penyulingan minyak nilam dan minyak cengkeh (1:1) dengan konsentrasi 12,5, 25%, dan 50%. c) minyak sereh wangi (25%). d) minyak cengkeh (25%). e) Lilin tanpa bahan aktif (kontrol). Selanjutnya dilakukan uji efektivitas terhadap daya tolak (repelen) lalat menggunakan udang busuk 12 jam, pengujian menggunakan 25 ekor lalat umur 2-5 hari kenyang air gula. Pengamatan dilakukan setiap menit dengan menghitung jumlah hinggapan lalat ke udang tiap menitnya sampai menit ke- 60, pengamatan dilakukan dengan menggunakan glass chamber. Hasil pengujian efektivitas lilin terhadap lalat rumah menunjukkan bahwa formula II 3 dengan kombinasi bahan aktif ekstrak limbah penyulingan minyak nilam dengan minyak cengkeh (konsentrasi 50%), merupakan formula paling optimal dibandingkan dengan formula lainnya dengan daya tolak sebesar 87,6% pada menit ke 10 dan 100% pada menit ke 60. Kata kunci : efektivitas, lilin, ekstrak limbah nilam, penolak serangga, lalat ABSTRACT. Sri Yuliani, Sri Usmiati and Nanan Nurdjannah. 2005. The Effectiveness of repellent candle with the extract solution of patchouly distillation waste as the active component. The effectiveness of repellent candle was examined at laboratory of Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development and Entomology Laboratory of Veterinary Faculty of Bogor Agricultural University. Patchouly distillation waste was extracted using methanol with ratio of 1:4 and then formulated into 9 formulas of candle. The combination of active compound in the formula were: (a) mixing of patchouly distillation waste and citronella oil (1:1) with of 12.5%; 25% and 50% concentration; (b) mixing of patchouly distillation waste and clove oil (1:1) with 12.5%; 25% and 50% concentration ; (c) citronella oil (25%); (d) clove oil (25%) and (e) without active compound as control. The effectiveness determination of repellent activity on flies was conducted using 12 hours decayed shrimp. The trial was using 25 flies 2-5 days age which already fully fed with sugar solution. The observation was conducted every minute in glass chamber by counting flies which lied on the decayed shrimps, for the period of 60 minutes. The results showed that the optimum formula was combination of active compound of distillation waste from patchouly and clove oil (concentration 50%) with 87.6% repellent activity at the tenth minutes and 100% at the sixtieth minutes. Keywords: effectiveness, candle, patchouly distillation waste, insect repellent, flies PENDAHULUAN Minyak atsiri merupakan komoditas ekspor Indonesia sejak sebelum perang dunia ke-2, tetapi dengan berkembangnya berbagai industri di dalam negeri seperti industri kosmetika dan parfum, maka Indonesia mulai mengimpor beberapa jenis minyak asiri dalam jumlah cukup besar diantaranya minyak permen, lemon, eucalyptus, lavender dan lain-lain. Impor minyak atsiri pada tahun 1998 mencapai 54.320 ton dengan nilai US$ 200,13 juta. Nilam, akar wangi, serai wangi dan kayu putih merupakan hasil utama dari tanaman minyak atsiri, sedangkan minyak atsiri lainnya seperti minyak pala, lada, jahe dan bunga cengkeh merupakan produk alternatif dari tanaman tersebut. Selain itu, minyak atsiri lain yang merupakan hasil samping adalah minyak daun dan gagang cengkeh, daun kayu manis, kruing dan sebagainya. Kandungan minyak atsiri pada tanaman nilam + 3% dan serai wangi 0,5-1,5%. Dengan demikian sisanya ±97% merupakan limbah padat yang belum termanfaatkan. Selama ini limbah padat penyulingan hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar penyulingan atau sebagai pupuk organik. Dalam limbah tersebut diperkirakan masih mengandung senyawa non volatil seperti terpen-terpen yang dapat dipergunakan sebagai pestisida, pupuk, pewangi ruangan dan lain-lain.

Transcript of EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan...

Page 1: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

Efektivitas Lilin Dari Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Nilam 1J.Pascapanen 2(1) 2005: 1-10

EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) DENGAN BAHAN

AKTIF LIMBAH PENYULINGAN MINYAK NILAM

Sri Yuliani, Sri Usmiati, dan Nanan Nurdjannah

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Telah dilakukan uji efektivitas lilin dari ekstrak limbah penyulingan minyak nilam di Laboratorium Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor dan di Laboratorium Entomologi FKH-IPB, Bogor. Penelitian menggunakan

limbah penyulingan minyak nilam yang kemudian diekstrak menggunakan pelarut metanol 1:4. Ekstrak limbah tersebut

diformulasikan menjadi 9 formula lilin dengan kombinasi bahan aktif sebagai berikut; a) ekstrak limbah penyulingan

minyak nilam dan minyak sereh wangi (1:1) dengan konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50%. b) ekstrak limbah penyulingan

minyak nilam dan minyak cengkeh (1:1) dengan konsentrasi 12,5, 25%, dan 50%. c) minyak sereh wangi (25%). d)

minyak cengkeh (25%). e) Lilin tanpa bahan aktif (kontrol). Selanjutnya dilakukan uji efektivitas terhadap daya tolak

(repelen) lalat menggunakan udang busuk 12 jam, pengujian menggunakan 25 ekor lalat umur 2-5 hari kenyang air gula.

Pengamatan dilakukan setiap menit dengan menghitung jumlah hinggapan lalat ke udang tiap menitnya sampai menit ke-

60, pengamatan dilakukan dengan menggunakan glass chamber. Hasil pengujian efektivitas lilin terhadap lalat rumah

menunjukkan bahwa formula II3 dengan kombinasi bahan aktif ekstrak limbah penyulingan minyak nilam dengan minyak

cengkeh (konsentrasi 50%), merupakan formula paling optimal dibandingkan dengan formula lainnya dengan daya tolak

sebesar 87,6% pada menit ke 10 dan 100% pada menit ke 60.

Kata kunci: efektivitas, lilin, ekstrak limbah nilam, penolak serangga, lalat

ABSTRACT. Sri Yuliani, Sri Usmiati and Nanan Nurdjannah. 2005. The Effectiveness of repellent candle with

the extract solution of patchouly distillation waste as the active component. The effectiveness of repellent candle

was examined at laboratory of Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development and Entomology

Laboratory of Veterinary Faculty of Bogor Agricultural University. Patchouly distillation waste was extracted using

methanol with ratio of 1:4 and then formulated into 9 formulas of candle. The combination of active compound in the

formula were: (a) mixing of patchouly distillation waste and citronella oil (1:1) with of 12.5%; 25% and 50% concentration;

(b) mixing of patchouly distillation waste and clove oil (1:1) with 12.5%; 25% and 50% concentration ; (c) citronella oil

(25%); (d) clove oil (25%) and (e) without active compound as control. The effectiveness determination of repellent

activity on flies was conducted using 12 hours decayed shrimp. The trial was using 25 flies 2-5 days age which already fully

fed with sugar solution. The observation was conducted every minute in glass chamber by counting flies which lied on the

decayed shrimps, for the period of 60 minutes. The results showed that the optimum formula was combination of active

compound of distillation waste from patchouly and clove oil (concentration 50%) with 87.6% repellent activity at the

tenth minutes and 100% at the sixtieth minutes.

Keywords: effectiveness, candle, patchouly distillation waste, insect repellent, flies

PENDAHULUAN

Minyak atsiri merupakan komoditas ekspor Indonesia

sejak sebelum perang dunia ke-2, tetapi dengan

berkembangnya berbagai industri di dalam negeri seperti

industri kosmetika dan parfum, maka Indonesia mulai

mengimpor beberapa jenis minyak asiri dalam jumlah cukup

besar diantaranya minyak permen, lemon, eucalyptus,

lavender dan lain-lain. Impor minyak atsiri pada tahun

1998 mencapai 54.320 ton dengan nilai US$ 200,13 juta.

Nilam, akar wangi, serai wangi dan kayu putih

merupakan hasil utama dari tanaman minyak atsiri,

sedangkan minyak atsiri lainnya seperti minyak pala, lada,

jahe dan bunga cengkeh merupakan produk alternatif dari

tanaman tersebut. Selain itu, minyak atsiri lain yang

merupakan hasil samping adalah minyak daun dan gagang

cengkeh, daun kayu manis, kruing dan sebagainya.

Kandungan minyak atsiri pada tanaman nilam + 3%

dan serai wangi 0,5-1,5%. Dengan demikian sisanya ±97%

merupakan limbah padat yang belum termanfaatkan.

Selama ini limbah padat penyulingan hanya dimanfaatkan

sebagai bahan bakar penyulingan atau sebagai pupuk

organik. Dalam limbah tersebut diperkirakan masih

mengandung senyawa non volatil seperti terpen-terpen

yang dapat dipergunakan sebagai pestisida, pupuk,

pewangi ruangan dan lain-lain.

Page 2: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

2 Sri Yuliani1 et al.,

Terdapatnya bahan aktif dalam tanaman nilam

menyebabkan tanaman nilam tahan terhadap P.

brachyurus dengan mekanisme ketahanan terjadi sebelum

tanaman terinfeksi. Ketahanan kultivar Sidikalang terjadi

karena kandungan fenol yang relatif tinggi (Mustika et

al., 2002.). Ketaren (1985) menyatakan bahwa komponen

penyusun nilam adalah sesquiterpen dan patchouli

alcohol (oxygenated terpen) yang terdiri atas benzaldehid,

eugenol benzoat, sinamaldehid, alkohol dan

semikarbazom. Sesquiterpen tersebut diduga

mempengaruhi perkembangan serangga. Diantara sifat-

sifat therapeutic minyak nilam adalah digunakan sebagai

insektisida dan fungisida (Anonymous, 2005).

Penggunaan minyak nilam sebagai bahan baku insektisida

disebabkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat

merangsang khemoreseptor sehingga tidak disukai oleh

serangga.

Mardiningsih dan Wiratno (1996) telah melakukan

penelitian di laboratorium menggunakan minyak nilam

terhadap perkembangan serangga Stegobium paniceum

yang menunjukkan hasil bahwa pada 9 hari setelah

diberikan perlakuan menggunakan 60 ml minyak nilam

memberikan nilai mortalitas serangga sebesar 100%.

Penggunaan limbah nilam sebagai mulsa pada pertanaman

lada dapat menekan populasi kumbang Lophobaris piperis

(Wiratno et al., 1991). Tepung daun nilam dan campuran

minyak nilam, serbuk gergaji dan dekstrin dalam bentuk

pellet ternyata dapat mengusir kumbang jagung,

Sithopilus zeamais, sedangkan minyak nilam dengan

naftalen bersifat repellent terhadap hama gudang kemiri

Carpophilus sp (Mardiningsih et al., 1994). Selain itu

dari hasil penelitian Grainge and Ahmed (1987)

menunjukkan bahwa minyak nilam merupakan anti

serangga terhadap semut, kecoa, Crocidolomia binotalis

dan Spodoptera litura.

Dari hasil penelitian Laksmanahardja (2002)

dikemukakan bahwa penyulingan daun nilam mengandung

senyawa kimia lain seperti alkaloid, saponin dan glikosida

yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi

pestisida dan pewangi ruangan. Hasil uji efektivitas

minyak nilam terhadap serangga pertanian menunjukkan

bahwa 20% ekstrak limbah penyulingan nilam memberikan

mortalitas terhadap Heliopeltis dan Ostremia purnacalis

sebesar 40% dan 30%.

Menurut Ketaren (1985), minyak serai wangi

diketahui mengandung citronelal, geraniol dan

citronelol, sedangkan minyak nilam tersusun atas

komponen sesquiterpen dan patchouly alcohol. Senyawa

citronelal berperan sebagai bahan insektisida yang

bekerja sebagai antifeedant dan repellent (pengusir dan

penolak serangga), demikian halnya dengan sesquiterpen

diduga dapat mempengaruhi perkembangan serangga.

Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, gagang dan

bunganya mengandung minyak atsiri golongan fenol yaitu

eugenol dan eugenol asetat yang mempunyai aktivitas

antifungal dan bakteriostatik juga sebagai insect atractant

untuk hama penghisap daun (Ueda et al., 1992 dalam

Kemala dan Asman, 1994).

Hasil penelitian Wiratno (1994) penggunaan eugenol

1% ternyata efektif membunuh serangga uji Stegobium

paniceum dan berbeda nyata dengan tanpa eugenol

(kontrol). Eugenol 10% selain membunuh semua serangga

Araecerus falciculatus juga menyebabkan serangga tidak

menghasilkan keturunan (Wiratno et al., 1994). Minyak

selasih dengan kandungan metil eugenol dengan

konsentrasi mulai dari 8-64% mampu memerangkap lalat

buah dengan kisaran tangkap antara 22-30 ekor setiap

minggu (Kardinan, 2000). Produk yang mengandung

cengkeh ASP 10EG dan TBC dapat menekan serangan

Fusarium oxysporum pada tanaman panili (Tombe et al.,

2000). Selanjutnya hasil penelitian Hartati et al., (1993)

menunjukkan minyak cengkeh dan minyak sereh wangi

dapat menghambat pertumbuhan Pseudomonas

solanacearum, minyak cengkeh lebih efektif terhadap P.

solanacearum dibandingkan minyak serai wangi.

Pengujian terhadap potensi akar wangi sebagai

insektisida telah dilakukan oleh Kardinan dan iskandar

(1994) ternyata minyak akar wangi mempunyai daya

sebagai antifeedant (penolak makanan) sampai dengan

80%.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh teknologi

pembuatan produk lilin dari ekstrak limbah penyulingan

minyak nilam sebagai pewangi ruangan serta untuk

mengetahui efektivitas lilin tersebut sebagai pengusir lalat

M. domestica.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Bogor dan di Laboratorium Entomologi FKH-IPB Bogor

pada bulan Juni 2003-Juni 2004.

Bahan aktif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah ekstrak limbah dari penyulingan minyak nilam,

minyak serai wangi dan minyak cengkeh. Sebagai basis

lilin digunakan parafin, stearin, cera alba (lilin lebah), dan

pelarut ekstrak digunakan metanol. Bahan lainnya yaitu

malam, benang dan bahan penjepit benang (aluminium).

Untuk uji efektivitas dipergunakan lalat Musca

domestica dewasa berumur 2-5 hari, yang diperoleh dari

Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran Hewan

IPB Bogor, udang busuk 12 jam dan air gula.

Alat yang digunakan adalah rotavapor, oven,

peggiling/penepung, pisau, sendok, alat cetak, timbangan,

alat-alat gelas untuk analisis kimia dan glass chamber.

Page 3: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

Efektivitas Lilin Dari Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Nilam 3

Metode Penelitian

Penelitian terdiri atas 5 (lima) tahap, yaitu:

1. Proses pembuatan ekstrak limbah nilam

a. Serbuk limbah nilam ditimbang sesuai kebutuhan

b. Penambahan pelarut metanol sebanyak 4 bagian berat

serbuk nilam (4:1)

c. Ekstraksi serbuk limbah nilam dengan pelarut metanol,

ekstraksi dilakukan secara maserasi selama 24 jam

dibantu dengan pengadukan selama 2 jam pertama.

d. Penyaringan larutan ekstrak, selanjutnya pelarut

diuapkan dengan rotavapor sampai diperoleh ekstrak

kental seperti kecap.

2. Karakteristik limbah nilam berdasarkan skrining

fitokimia (MMI)

Analisis dlakukan terhadap senyawa aktif, meliputi

:alkaloid, saponin, glikosida, tanin, flavonoid dan

triterpenoid.

3. Pembuatan produk lilin (Murhananto dan

Aryantasari, 2000)

Lilin dibuat dengan teknik cetak menggunakan basis

parafin padat, asam stearat dan cera flava. Selanjutnya

dibuat lilin dengan kombinasi bahan aktif (Tabel 1) sebagai

berikut:

a. Lilin dengan bahan aktif ekstrak limbah penyulingan

minyak nilam dan minyak sereh wangi (1:1) dengan

konsentrasi 12,5%, 25% dan 50%.

b. Lilin dengan bahan aktif ekstrak limbah penyulingan

minyak nilam dan minyak cengkeh (1:1) dengan

konsentrasi 12,5%; 25% dan 50%.

c. Lilin dengan bahan aktif minyak sereh wangi (25%)

d. Lilin dengan bahan aktif minyak cengkeh (25%).

e. Lilin tanpa bahan aktif (kontrol)

Proses Pembuatan Lilin :

a. Basis lilin

Basis yang digunakan adalah campuran Parafin padat,

asam stearat dan cera flava dengan perbandingan 8,5:1:0,5

untuk lilin dengan konsentrasi bahan aktif 12,5%, 25%,

sedangkan untuk lilin dengan konsentrasi bahan aktif 50%

perbandingannya adalah 80:1:1.

b. Sumbu lilin

Boraks dan garam dapur (1:1) dilarutkan dalam air,

kemudian sumbu direndam kurang lebih 5 menit, angkat

dan keringkan. Parafin padat dicairkan secukupnya,

kemudian sumbu dilapisi dengan lilin dengan cara

mencelupkannya ke dalam lilin cair. Angkat dan biarkan

sumbu mengering dengan cara direnggangkan.

c. Pembuatan lilin

Panaskan asam stearat, cera flava dan parafin dalam beaker

gelas pada tangas air (t > 80oC) sampai seluruh bahan

mencair dengan tercampur rata. Angkat, sambil diaduk

masukkan esktrak limbah penyulingan minyak nilam

dengan minyak sereh wangi. Tuang lilin cair ke dalam

cetakan yang sudah diberi sumbu. Biarkan mengeras.

4. Pengujian karakteristik lilin. (SII. 0348-80)

Pengujian karakteristik dilakukan terhadap letak sumbu,

lama bakar, organoleptik, keadaan fisik dan keadaan waktu

dinyalakan.

5. Pengujian efektivitas lilin terhadap lalat M.

domestica. (Prosedur Laboratorium Entomologi

Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang dimodifikasi).

Pengujian yang dilakukan adalah uji daya tolak (repelen)

lalat terhadap udang busuk 12 jam. Pengujian

menggunakan 25 ekor lalat umur 2-5 hari kenyang air gula

sebagai sumber energi dalam glass chamber berukuran

90x90 cm. Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu

dilakukan uji ruangan yang bertujuan bahwa dalam

ruangan tersedia cukup udara untuk dapat hidup yaitu

dengan cara memasukkan lalat ke dalam glass chamber

selama ± 5 menit. Jika tidak ada lalat yang mati, maka

pengujian dapat dilanjutkan. Ke dalam glass chamber

berisi lalat dimasukkan udang busuk 12 jam berjumlah ±7

ekor yang diletakkan di piring kertas (diameter = 18 cm).

Basis lilin (%)Candle base (%)

FormulaFormula

Bahan Aktif (%)Active conpound (%)

Ekstrak metanol

limbah

penyulingan

minyak nilamMethanol extract of

patchouli distillation

waste

Minyak sereh

wangicitronella oil

Minyak

CengkehClove oil

Asam

stearatStearic acid

Parafin

padatParafine

Cera

flavaCera flava

I1

I2

I3

II1

II2

II3

III

IV

V

6,25

12,5

25

6,25

12,5

25

-

-

-

6,25

12,5

25

-

-

-

25

-

-

-

-

-

6,25

12,5

25

-

25

-

74,375

63,75

40

74,375

63,75

40

63,75

63,75

85

8,75

7,5

5

8,75

7,5

5

7,5

7,5

10

4,375

3,75

5

4,375

3,75

5

3,75

3,75

5

Tabel 1. Formula lilin dengan berbagai macam komposisi

bahan aktif

Table 1. Candle formula on various composition of active

compound

Page 4: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

4 Sri Yuliani1 et al.,

Gambar 1.Diagram alir pengolahan limbah nilam dan pengujian aktivitas lilin dari ekstrak limbah penyulingan minyak nilam.

Figure 1. Diagram of patchouly waste processing and the candle activity test.

Pengumpulan bahan Nilam segar

(limbah penyulingan Fresh Patchouly

minyak nilam)

Collecting material

(patchouly Pengolahan (dikeringkan

Distillation waste) diserbuk)

Pengeringan Processing (drying, grinding),

drying

Serbuk limbah penyulingan Serbuk nilam

minyak nilam Patchouly Powder

Patchouly distillation

waste powder

Skrining fitokimia

Ekstraksi dengan (alkaloids, saponin, tannin,

Methanol (1:4) 24 jam flavonoid, triterpenoid)

Extraction by Phytochemical screening

Methanol (1:4) 24 hours (alcaloids, saponine, tanine

flavonoids, triterpenoids)

Ekstrak limbah penyulingan

Minyak nilam

Extract of patchouly Penetapan kadar air

distillation waste Water content analysis

+ basis lilin (parafin Penetapan kadar sisa pelarut

Padat , asam stearat, Measurement of solvent residue

Cera flava

Candle base (parafine

Stearic acid , cera flava Penetapan kadar minyak

+ Minyak serai wangi/ Oil content analysis

Minyak cengkeh

Citronella oil/

Clove oil Lilin B.A ekstrak limbah nilam+minyak serai wangi (12,5%;25%;50%)

Candle of A .C patchouly distillation waste+citronella oil (12,5%;25%;50%)

Pembuatan lilin, Lilin B.A ekstrak limbah nilam+minyak cengkeh (12,5%;25%;50%)

(teknik cetak) Candle of A.C patchouly distillation waste+clove oil (12,5%;25%;50%)

Candle making Lilin B.A minyak cengkeh (25%)

(moulding technique) Candle A.C clove oil (25%)

Lilin B.A minyak serai wangi (25%)

Candle A.C. citronella oil (25%)

Lilin (Candle) Pengujian mutu

Quality control

Pengujian efektivitas sebagai repelen

Repellent effectivity test

Di dalam piring kertas dibuat dua lingkaran masing-masing

berjari-jari 5,5 cm dengan 5 cm dihitung dari titik pusat.

Udang diletakkan pada lingkaran dengan jari-jari 5 cm.

Setelah 1 menit, lilin yang sudah dinyalakan dimasukkan

dan diletakkan di tengah-tengah piring kertas. Pengamatan

dilakukan setiap menit dimulai setelah 1 menit lilin

dimasukkan dengan menghitung jumlah hinggapan lalat

ke udang busuk tiap menit sampai menit ke 15, selanjutnya

mulai menit ke-20 lilin dimatikan, pengamatan dilanjutkan

kembali sampai dengan menit ke-60. Percobaan dilakukan

dengan 3 ulangan pada setiap formula lilin yang diteliti.

Untuk menghitung persentase daya tolak lalat

dilakukan dengan pendekatan terhadap: (1) rata-rata daya

tolak 10 menit pertama dengan asumsi bahan aktif berasal

dari ekstrak limbah nilam yang memiliki konsentrasi tidak

tinggi, sehingga efek bahan aktif mulai terakumulasi dalam

glass chamber dihitung pada 10 menit pertama

pengamatan; dan (2) persentase tertinggi daya tolak pada

menit ke 60. Perhitungan persen daya tolak lilin terhadap

lalat:

Jumlah lalat awal – jumlah lalat yang

hinggap pada umpan

% Daya tolak = x100%

Jumlah lalat awal

Page 5: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

Efektivitas Lilin Dari Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Nilam 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis skrining fitokimia terhadap serbuk nilam

segar, serbuk limbah penyulingan minyak nilam dan

ekstrak limbah penyulingan minyak nilam diperoleh

karakteristik bahan sebagai berikut:

Dari Tabel 2 terlihat bahwa di dalam limbah penyulingan

serta ekstrak limbahnya, masih banyak mengandung

senyawa kimia seperti alkaloid, saponin, glikosida,

triterperoid dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini ternyata

cukup tahan pemanasan karena selama proses

penyulingan masih dapat bertahan (tidak rusak), hal ini

berarti bahwa limbah penyulingan minyak nilam masih

memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan untuk berbagai

macam produk sesuai dengan kegunaan senyawa-

senyawa tersebut.

Alkaloid, saponin, glikosida, flavonoid dan

triterpenoid adalah golongan senyawa kimia yang sering

digunakan di industri farmasi dan sekarang berkembang

ke industri lainnya seperti kosmetik, makanan dan minuman

sehat dan untuk pestisida. Menurut Grainge and Ahmed

(1987), senyawa tanin dan triterperoid dapat berguna

sebagai pestisida, senyawa lainnya yaitu alkaloid piperin

yang terdapat dalam lada berfungsi sebagai antibakteri

dengan pestisida, sedangkan saponin dan flavonoid dapat

digunakan sebagai antibakteri dan anti kanker. Pada

ekstrak limbah ini diperkirakan senyawa yang berfungsi

sebagai pestisida adalah senyawa alkaloid dan

triterpenoidnya.

Dari hasil analisis kadar air ekstrak terlihat kadar air

masih cukup tinggi yaitu 26,1%, tingginya nilai tersebut

dapat disebabkan karena terjadinya proses degradasi

pelarut metanol, namun demikian untuk ekstrak masih

aman karena pelarut etanol adalah senyawa organik yang

bersifat sebagai antiseptik.

Dari hasil pengamatan diperoleh sisa metanol dari

ekstrak limbah penyulingan minyak nilam adalah 0,008%.

Menurut SNI 01-3550-1994, batas maksimum metanol dalam

minuman ringan beralkohol 0,1% (v/v). Kadar metanol

dalam ekstrak cukup rendah, apalagi sediaan (produk) ini

tidak untuk diminum (oral), tetapi untuk pengujian

efektivitas sebagai repelen, maka kandungan metanol

tersebut cukup aman bagi kesehatan manusia.

Formula umum untuk lilin adalah parafin saja (Depkes,

1989), sedangkan menurut Murhananto dan Aryantasari

(2000), lilin dapat dibuat dari campuran parafin dengan

asam stearat (9:1). Lilin dengan mutu baik biasanya

ditambahkan cera flava tidak lebih dari 20% karena jika

lebih akan menyebabkan lilin menjadi lunak. Penambahan

cera flava ke dalam lilin dimaksudkan untuk meningkatkan

kekentalan dari lilin, hal ini sangat dibutuhkan untuk lilin

dengan bahan aktif ekstrak dengan konsentrasi yang

cukup tinggi selain itu dengan adanya cera memudahkan

pengeluaran lilin dari cetakan.

Semakin tinggi kadar bahan aktif, biasanya

konsistensi lilin menjadi lebih encer terutama lilin dengan

konsentrasi bahan aktif 50%. Untuk mendapatkan lilin

yang baik maka konsistensi cera perlu ditingkatkan. Untuk

lilin dengan konsentrasi bahan aktif 12,5% dan 25%

digunakan campuran parafin padat (8,5): asam stearat (1)

: cera flava (0,5), sedangkan untuk lilin dengan konsentrasi

bahan aktif 50% digunakan campuran basis parafin padat

(8): asam stearat (1): cera flava (1).

Karakter lilin yang dihasilkan (tabel 3) adalah lilin

yang mempunyai panjang 10 cm sampai dengan 15 cm,

warna sangat tergantung dari konsentrasi bahan aktif dan

aroma pembakaran sesuai dengan aroma minyak atsiri

yang dicampurkan. Lilin dengan konsentrasi bahan aktif

12,5% dan 25% lama bakarnya adalah > 20 menit

sedangkan untuk konsentrasi bahan aktif 50% dengan

ukuran yang sama (10 cm) lama bakarnya adalah < 15 menit.

Perbedaan lama bakar ini disebabkan karena sifat minyak

atsiri yang mudah menguap dengan demikian semakin

tinggi kadar minyak atsiri semakin cepat lilin terbakar.

Untuk kebutuhan uji efektivitas dengan lama bakar yang

sama maka lilin dengan konsentrasi 50% dibuat lebih

panjang (15 cm).

Menurut Murhananto dan Aryantasari (2000), lama

bakar dari lilin selain ditentukan oleh panjang lilin dan

konsentrasi bahan aktif juga sangat ditentukan oleh

ukuran dan letak sumbu. Makin besar ukuran sumbu atau

makin ke pinggir letak sumbu lilin makin cepat habis. Dari

hasil pengamatan diketahui bahwa letak sumbu tidak pas

ditengah lilin akibatnya lilin semakin mudah meleleh.

No

No Karakteristik

Characteristic

Serbuk nilam

Patchouly

powder

Limbah

penyulingan

Patchouly

distillation waste

Ekstrak limbah

penyulingan nilam

Extract of patchouly

distillation waste

I

1

2

3

4

5

6

II

III

IV

Skrining Fitokimia :

Alkoloid (Alcoloids)

Saponin (Saponine)

Tanin (Tanine)

Flavonoid (Falvonoids)

Triterpenoid (Triterpenoids)

Glikosida (Glicosides)

Kadar air (%)

Moisture content (%)

Kadar metanol (%)

Methanol concentration (%)

Kadar m. atsiri (%)

patchouli concentration (%)

+

+

-

+

+

+

12

-

3

+

+

-

+

+

+

12

-

0,35

+

+

-

-

+

+

26,1

0,008

-

Tabel 2. Karakteristik serbuk segar, serbuk limbah dan ekstrak

limbah penyulingan

Table 2. The Characteristic of raw material powder, waste and

extract of distillationwaste

Keterangan: + = menunjukkan adanya senyawa yang diuji

Remark : + = indicates the presence of test component

Page 6: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

6 Sri Yuliani1 et al.,

Formulasi di atas tidak banyak menimbulkan masalah

manakala lilin dibuat dengan teknik tuang, sehingga ke

depannya setelah diketahui efektifitas dari lilin, maka lilin

dapat dibuat dengan teknik tuang dengan menggunakan

wadah yang menarik karena teknik tuang merupakan teknik

pembuatan lilin yang paling mudah.

Selanjutnya hasil pengamatan uji efektivitas ke 9

formula lilin dari berbagai macam bahan aktif tersaji dalam

Tabel 4 dan 5, hasilnya sebagaimana tampak dalam tabel.

Dengan membandingkan efektivitas lilin pada rata-

rata daya tolak setelah 10 menit pertama dan setelah 60

menit pengamatan tampak bahwa formula II3 (FII3) dengan

kombinasi bahan aktif ekstrak limbah nilam dan minyak

cengkeh (konsentrasi 50%) dianggap paling optimal

dengan memberikan daya tolak sebesar 87,6% pada menit

ke 10 dan 100% pada menit ke 60 bahkan pada menit ke 30

sudah memberikan daya tolak sebesar 100%, selanjutnya

diikuti oleh formula I3 (FI3) dengan kombinasi bahan aktif

ekstrak limbah nilam dan minyak serai wangi (konsentrasi

50%) yaitu 85,4% untuk daya tolak menit ke 10 dan 100%

pada menit ke 60 dan berturut turut diikuti oleh formula II2

(75,0%; 96%), formula I2 (78,0%; 94,8%), formula I1

(69,11%; 94,7%) dan formula II1 (60,7%; 92%). Sebagai

kontrol digunakan lilin biasa, lilin minyak serai wangi

(konsentrasi 25%) dan lilin minyak cengkeh (konsentrasi

25%) yang ternyata memberikan daya tolak pada menit ke

Keterangan: sw = serai wangi; c = cengkeh; * = permukaan lilin retak; V = sesuai dengan pernyataan; - = tidak sesuai dengan pernyataan

Remark: Lg = citronella; c = clove; * = surface of candle crack; V =same with statement; - = not the same with statement

10 masing-masing sebesar 57,1%; 62,6% dan 67,9%,

sedangkan pada menit ke 60 masing-masing sebesar

90,7%; 100% dan 94,7%.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lilin kontrol

dari minyak serai wangi maupun minyak cengkeh yang

juga memberikan daya tolak terhadap lalat yang cukup

efektif berarti kemampuan ekstrak limbah nilam itu tidak

terlalu efektif karena untuk lilin FII3 (konsentrasi 50%

dimana konsentrasi ekstrak limbah nilamnya 25% dan

minyak cengkeh konsentrasi 25%) hanya memberikan daya

tolak pada menit ke 10 sebesar 87,6% dibantu oleh

pengaruh minyak cengkeh sebesar 67,9%. Sedangkan

untuk FI3 (limbah nilam 25% dan minyak serai wangi

konsentrasi 25%) memberikan daya tolak sebesar 85,4%

dibantu oleh pengaruh minyak serai wangi sebesar 62,6%.

Dengan demikian produk dengan bahan aktif gabungan

beberapa minyak atsiri juga memiliki efektivitas yang

tinggi. Kombinasi minyak meglaleuca dengan nenas dapat

memerangkap lalat buah dengan kisaran antara 27,00-

83,18% (Trisawa et al., 2000).

Melihat kondisi tersebut berarti kemampuan ekstrak

limbah nilam dengan konsentrasi 25% sekitar 20%,

sedangkan untuk kontrol tanpa bahan aktif pada 10 menit

pertama maupun menit ke 60 disebabkan oleh bahan dasar

lilin yaitu parafin yang merupakan campuran hidrokarbon

yang diperoleh dari minyak mineral yang bersifat sebagai

Tabel 3. Hasil pengujian karakteristik lilin

Table 3. Result of candle characteristic test

No.

No.

Karakteristik

Characteristics

Form ula lilin

Candle form ulas

I1 I2 I3 II1 II2 II3 III IV V

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Letak sum bu (ditengah)

W ick position (center)

Panjang lilin (cm )

Candle length (cm )

D iam eter lilin (cm )

Candle diam eter (cm )

W arna

Colour

A rom a pem bakaran

Burning aroma

Lam a bakar (m enit)

Length of burning (minutes)

K eadaan fisik:

Physical condition :

- T idak retak (un-cracked)

- T idak patah (un-broken)

- T idak bergaris putih horisontal

(no horizontal white lines)

- T idak ada gelem bung udara

(no air bubble)2

K eadaan w aktu dinyalakan :

Burning condition :

- N yala kuning terang

Bright yellow

- L ilin terserap & terbakar habis

Candle com pletely burned

- T idak terjadi percikan

Not spattered

Tengah agak ke pinggir

Center approxim ately to side

Hijau sam pai hijau kehitam an

Green to green-blackish

Putih kekuningan

W hite-yellowish

W angi serai

Sm ell of citronellaW angi cengkeh

Smell of clove

Sw

Lg

c

c -

I0 I0 I5 10 10 15 10 10 10

1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

45 30 30 45 30 30 30 30 50

v v * v v v v v v

v v v v v v v vv

- - - - - v v v-

v v - v v v v v v

v v v v v v v vv

- - - - - - - --

v v v v v v v vv

Page 7: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

Efektivitas Lilin Dari Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Nilam 7

3a

2,33a

4,66a

4a

4,33ab

4a

2,66a

2,33ab

5,66a

2a

2,66a

2a

1a

1,33a

1,33a

1a

0

0

Waktu

Pengamatan

setelah kontak

Observation time

after contactFI1 FI2

Minyak sereh

wangi

citronella oil

FII2

FIV

Minyak

cengkeh

Clove oil

FI3 FII1

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit

6 menit

7 menit

8 menit

9 menit

10 menit

11 menit

12 menit

13 menit

14 menit

15 menit

20 menit

30 menit

60 menit

14g

12,3fg

12,3d

12,3cd

10,66fg

11e

9,33def

9,33cdef

9,33a

6,66a

6,3a

7,3b

5,3a

4,66a

5a

3a

2,33a

2,33a

11,3defg

11efg

9abcd

8,66abcd

8,66defg

6,33abc

5,66bcd

6bcdef

5a

5,66a

4a

3,33a

3,33a

4a

4,33a

3a

2a

1,33a

5,66abc

7,3efg

5,3ab

6ab

5,3abc

4,66ab

4,3ab

5,3abcd

5a

6a

4,66a

3,3a

3,66a

4,66a

3a

2,3a

1,66a

1,3a

6,3abcde

5,66abcde

4,3a

4,3a

3,66a

3,66a

3,33ab

1,66a

2,3a

1,3

1,66

1,3a

1,66a

1a

1a

1,3a

1a

0

10,66bcdefg

10,66defg

10,66bcd

10,66bcd

10efg

9cde

9ef

8,66ef

8a

6,3a

5,3a

3a

4a

4,66a

3a

2,3a

2a

0

6,3fg

6,3g

6cd

6,3d

5g

5de

5,3f

5def

4a

3,3a

3a

3,3a

3a

3,7a

4a

1,7a

1,7a

1,7a

10,66bcdefg

10bcdefg

7,33abcd

6,33ab

6,66bcde

5,66ab

4,66ab

4,33abcd

3,3a

3,66a

3a

1,66a

1,66a

1a

1a

1,33a

1,33a

1a

11,66efg

10,33cdefg

6,66abc

8,33abcd

8,66cdefg

7,33bc

8,33cde

7cdef

6a

6a

3,66a

2,66a

3,66a

2,66a

2,3a

1a

0

1,33a

Kontrol

FV

Control

FII3

Perlakuan

Treatment

Tabel 4. Jumlah hinggapan lalat M. domestica pada umpan setelah lilin (kontrol) dibakar selama 20 menit dalam glass chamber

Table 4. Alight count of flies M. domestica on bait after the candle (control) has burned for 20 minutes in glass chamber

Keterangan:

(1) Data pada tabel adalah rataan representatif dari 25 ekor lalat dengan 3 ulangan; (2) Huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan tidak

berbeda nyata (5%); (3). Formula yang memiliki nilai a terbanyak adalah formula terbaik.

Remark:

(1) Data on the table are representative average from 25 head flies by 3 replication; (2) The same alphabet in the same column showed

no significant effect (5%);(3) Formula with highest amount of value is the best formula.

desinfektan ringan. Hasil penelitian Yuliani et al. (2003)

menunjukkan bahwa formula 1 dan 3 piretrum merupakan

formula yang paling efektif terhadap lalat M. domestica

dengan waktu kurang dari 1 menit lebih dari 90% lalat

jatuh. Formula piretrum F1 sampai F3 yang dicobakan

terhadap Spodoptera litura menyebabkan mortalitas

sebesar 50,0-92,5% pada konsentrasi 102-408 ppm piretrin

dan motalitas Sitophillus sp mencapai 20-90% pada

konsentrasi sampai dengan 204 ppm piretrin (Yuiani et al.,

1999). Proses pembakaran di ruangan tertutup selama 60

menit dapat mengakibatkan konsentrasi karbondioksida

meningkat sehingga lalat menjadi tidak berdaya karena

ruangan kekurangan oksigen untuk bernafas serta udara

dalam glass chamber menjadi panas (Anonymous dalam

Lindsay et al., 1996).

Dari hasil pengujian efektivitas lilin diketahui bahwa

formula II3 dengan kombinasi bahan aktif ekstrak limbah

penyulingan minyak nilam dengan minyak cengkeh

(konsentrasi 50%) dianggap paling optimal dibandingkan

dengan formula lainnya. Kemampuan ekstrak limbah nilam

Page 8: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

8 Sri Yuliani1 et al.,

Ekstrak metanol limbah penyulingan

minyak nilam + minyak cengkeh

Methanol extract of patchouly waste +

Clove oil

Waktu

Pengamatan

Time of

observation

Ekstrak metanol limbah penyulingan

minyak nilam + minyak sereh wangi

Methanol extract of patchouly waste +

Citronella oil

FI1 FI2 FI3

Minyak sereh

wangi

Citronella oil

FIII 25%

Minyak

Cengkeh

Clove oil

FIV 25%

Lilin kontrol

Control candle

FV FII1 FII2 FII3

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit

6 menit

7 menit

8 menit

9 menit

10 menit

11 menit

12 menit

13 menit

14 menit

15 menit

20 menit

30 menit

60 menit

Rata-rata daya

tolak setelah 10

menit

Average of

repellent activity

after 10 minutes

54,8defg

56efg

64abcd

65,4abcd

65,4defg

74,7abc

77,4bcd

76bcdef

80a

77,4a

84a

86,7b

86,7a

84a

82,7a

88a

92a

94,7a

69,11

77,4abc

70,7abcdefg

78,8ab

76abcd

78,8abc

81,4ab

82,3ab

78,8abcd

80a

76a

81,4a

86,7a

85,7a

81,4a

88a

90,8a

93,4a

94,8a

78,0

74,8abcde

77,4abcde

82,8a

82,8a

85,4a

85,4a

86,7ab

93,4a

90,8a

94,8a

93,4a

94,8a

93,4a

96a

96a

94,8a

96a

100a

85,4

48fg

49,4g

54,8cd

49,4d

57,4g

57,4de

64f

96,4def

78,7a

78,7a

82,7a

84a

84a

84a

89,4a

86,7a

93,4a

92a

60,7

57,4bcdefg

60bcdefg

70,7abcd

74,7ab

73,4bcde

77,4ab

81,4ab

82,7abcd

86,8a

85,4a

88a

93,4a

93,4

96a

96a

94,7a

94,7a

96a

75,0

88a

90,7a

81,4a

84a

82,7ab

84a

89,4a

90,7ab

93,4a

92a

89,4a

92a

96a

94,7a

94,7a

96a

100a

100a

87,6

57,4bcdefg

57,4defg

57,4bcd

57,4bcd

60efg

64cde

64ef

65,4ef

68a

74,8a

78,8a

88a

84a

81,4a

88a

90,8a

92a

100a

62,6

53,4efg

58,7cdefg

73,4abc

66,7abcd

65,4cdefg

70,7bc

66,7cde

72cdef

76a

76a

85,4a

89,4a

85,4a

89,4a

90,8a

96a

100a

94,7a

67,9

44g

50,8fg

50,8d

50,8cd

57,4fg

56e

62,7def

62,7f

62,7a

73,4a

74,8a

70,8a

78,8a

81,4a

80a

88a

90,7a

90,7a

57,1

Keterangan:

(1) Data pada tabel adalah representatif rataan dari 25 ekor lalat dengan 3 ulangan; (2) Huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan

tidak berbeda nyata (5%); (3). Formula yang memiliki nilai a terbanyak adalah formula terbaik.

Remark:

(1) Data on the table are representative with average from 25 flies by 3 replication; (2) The same alphabet in the same column

showed no significant effect (5%);(3) Formula with highest amount of a value is the best formula

Tabel 5. Persentase daya tolak beberapa formula lilin ekstrak metanol limbah penyulingan minyak nilam terhadap lalat M. domestica

Table 5. The precentage of repellent activity of candle formula on M. domestica flies

Page 9: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

Efektivitas Lilin Dari Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Nilam 9

pada produk lilin sangat dipengaruhi oleh daya kerja

sinergis dari minyak atsiri yang ditambahkan yaitu minyak

serai wangi ataupun minyak cengkeh. Menurut Guenther

(1948), minyak serai wangi mengandung bahan aktif

citronellal yang mempunyai daya aktif sebagai insektisida

yang kuat sedangkan minyak cengkeh mengandung

senyawa eugenol tinggi (±80%) yang bersifat sebagai

insektisida (Asman et al., 1997). Berdasarkan hasil

penelitian Mustika dan Rachmat (1994) diketahui bahwa

tepung dan daun cengkeh serta eugenol sangat nyata

dapat menekan populasi Meloidogyna incognita. Hasil

penelitian Asman et al. (2000) menunjukkan bahwa formula

10EC, 20EC, 10WP dan 20WP yang berbahan baku dari

cengkeh efektif menekan beberapa jenis pathogen jamur

dan bakteri penyebab penyakit tanaman.

Daya kerja lilin bersifat sebagai repelen (daya tolak)

dan tidak mematikan seperti insektisida yang mempunyai

daya kerja racun kontak. Dengan demikian serangga yang

tidak menyenangi racun yang bersifat repelen ini dapat

secepatnya menghindari sasaran walaupun sudah diberi

umpan. Dari hasil uji repelensi produk minyak nilam

terhadap hama gudang (Sitophilus zeamais dan

Carpophilus sp) oleh Mardiningsih et al. (1995) yaitu

percobaan menggunakan kotak plastik kecil berukuran

(7x5,5x3) cm3 untuk serangga dan bahan uji yang

dihubungkan dengan kotak berukuran (14x9x4,5) cm3

untuk tempat masuk serangga dan sebagai bahan uji

adalah campuran minyak nilam dengan naftalen dan

kamfer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

optimum minyak nilam dalam campuran dengan bahan-

bahan tersebut adalah sebesar setengah gram untuk

memberikan efek sebagai repelen terhadap S. zeamais

selama 1, 5 dan 8 hari setelah perlakuan.

Menurut Mardiningsih dalam Mardiningsih et al.

(1994), daun nilam selain dapat mengusir ngengat kain,

juga merupakan anti serangga terhadap semut, kecoa,

Crocidolamia binotalis dan Spodoptera litura.

Sedangkan limbah penyulingan minyak nilam belum

banyak diketahui manfaatnya, penelitian hanya terbatas

pada hama gudang kemiri, kumbang jagung dan ngengat

kain.

KESIMPULAN

Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa lilin dengan

formula II3 dengan kombinasi bahan aktif ekstrak limbah

penyulingan minyak nilam dengan penambahan sinergi

minyak cengkeh (konsentrasi 50%), merupakan formula

paling optimal dibandingkan dengan formula lainnya

dengan daya tolak sebesar 87,6% pada menit ke 10 dan

100% pada menit ke 30 dan 60.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Hartila Rauf, alumni Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Sains dan Teknologi Nasional

Jakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan

penelitian Teknologi Pemanfaatan Limbah Penyulingan

Minyak Atsiri tahun anggaran 2003.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2005. Patchouli essential oil information. http://

www.essentialoils.co.za/essential_oils/patchouli.htm. jam

12.04 tanggal 16 Maret 2005.

Asman, A., M. Tombe dan D. Manohara. 1997. Peluang

Penggunaan Produk Cengkeh Sebagai Pestisida Nabati.

Monograf Tanaman Cengkeh No. 2, Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat, Bogor. Hal: 90-100.

Grainge, M. and S. Ahmed. 1987. Handbook of Plants with Pest

Control Properties. Willey-Interscience Publication, New

York. 470 pp.

Guenther, F. 1948. The Essential Oil. Vol. I. Vand Nostrad

Company Inc., New York.

Hartati, S.Y., E.M. Hadi, A. Asman dan N. Karyani. 1993. Uji

efikasi minyak cengkeh dan serai wangi terhadap Pseudomonas

solanacearum. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam

rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor 1-2 Desember

1993. Hal: 37-42.

Kardinan. 2000. Daya tangkap dan daya tahan metil eugenol dari

daun selasih Ocimum sanctum (Labiate) sebagai atraktan nabati

hama lalat buah Bactrocera. Prosiding Forum Komunikasi

Ilmiah Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor 9-10 Nopember

1999. Hal : 187-191.

Kardinan, A. dan M. Iskandar. 1994. Uji potensi akar wangi

(Vetiveria zizonoides) sebagai insektisida nabati. Dalam

Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida

Nabati. D. Soetopo (Eds). Puslitbang Tanaman Perkebunan,

Bogor Hal: 303-307.

Kemala, S dan A. Asman. 1994. Peningkatan peluang pemanfaatan

hasil cengkeh. Prosiding Simposium II Hasil Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Industri. Bogor 21-23 Nopember

1994. Hal: 107-119.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Penerbit

Balai Pustaka, Jakarta.

Laksmanahardja, Panji. 2002. Perbaikan Sistem Penyulingan

Minyak Atsiri dan Pengembangannya. Laporan Akhir 2002.

Balai Penelitian Pascapanen Pertanian.

Lindsay, L.R., G.A Surgeorner and J.D Heal. 1996. Field Evaluation

of the Efficacy of Three DruideReg . Citronella-Based to Protect

Against Aedes Species Mosquitoes in Ontario: Final Report.

Unpublished, 8 pp.

http://extension.usu.edu/coop/ag/environ/upep/index.htm.

tahun 2004.

Mardiningsih, T.L dan Wiratno. 1996. Pengaruh minyak nilam

terhadap perkembangan Stegobium paniceum L pada biji

ketumbar. Prosiding Simposium Nasional 1 Tumbuhan Obat

dan Aromatik APINMAP, Bogor 10-12 Oktober 1995. Hal:

734-737.

Page 10: EFEKTIVITAS LILIN PENOLAK LALAT (REPELEN) · PDF fileyang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produksi ... Sedangkan tanaman cengkeh baik daun, ... Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

10 Sri Yuliani1 et al.,

Mardiningsih, T.L., Triantoro, S. L. Tobing and S. Rusli. 1995.

Patchouli oil products as insects repellent. J. Littri. 1 (3):

152-158.

Mardiningsih, T.L., S. Rusli, E.A. Wikardi dan S.L. Tobing. 1994.

Kemungkinan produk nilam sebagai bahan penolak serangga.

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka

Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor 1-2 Desember 1993.

Hal: 113-117.

Murhananto dan R. Aryatasari. 2000. Membuat dan Mendekorasi

Lilin. Penerbit Puspa Swara, Jakarta.

Mustika, I., Y. Nuryani dan R. Harni. 2002. Pengaruh suhu terhadap

pertumbuhan nilam (Pogostemon spp.) dan kemungkinan

ketahanannya terhadap Pratylenchus brachyurus. Buletin

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Vol. XIII No. 1. Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Hal 1-10.

Mustika, I dan A. Rachmat. 1994. Efikasi beberapa macam produk

cengkeh dan tanaman lain terhadap nematoda lada. Prosiding

Seminar Hasil Penelitian dalam rangka Pemanfaatan Pestisida

Nabati, Bogor 1-2 Desember 1993. Hal: 49-55.

Tombe, M., Sukamto, Zulhisnain, dan E. Taufik. 2000. Pengaruh

produk cengkeh terhadap populasi mikroba tanah dan

intensitas serangan Fusarium oxysporum f. sp. Vanillae.

Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida

Nabati. Bogor 9-10 Nopember 1999. Hal : 452-459.

Trisawa, I. M., Wiratno dan Siswanto. 2000. Daya pemerangkap

kombinasi minyak Meulaleuca bracteata dengan sari buah

terhadap lalat buah Bactrocera dorsalis Hendel. Dalam

Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida

Nabati. D. Soetopo (Eds). Puslitbang Tanaman Perkebunan,

Bogor. Hal: 199-208.

Wiratno, E.A. Wikardi dan M. Iskandar, 1991. Prospek

Pemanfaatan Limbah Tanaman Atsiri sebagai Repelen Hama.

Seminar Ilmiah dan Kongres Nasional Biologi X. 24-26

September 1991. Bogor.

Wiratno. 1994. Penelitian pendahuluan pengaruh beberapa

konsentrasi eugenol terhadap mortalitas Stegobium paniceum.

Proseding Seminar Hasil Penelitian Pestisida Nabati. Hal: 56-

59.

Wiratno, Siswanto, dan E.A. Wikardi. 1994. Penelitian

pendahuluan pengaruh eugenol terhadap serangga dewasa

Araecerus fasciculatus. Proseding Seminar Hasil Penelitian

Pestisida Nabati. Hal: 293-297.

Yuliani, S., Tritraningsih dan S. Rusli. 2003. Formulasi flu spray

dari ekstrak piretrum dan efektivitasnya terhadap serangga

rumah tangga (lalat, nyamuk, kecoa). Jurnal Penelitian

Tanaman Industri, Vol. 9 No. 3. Hal: 116-120.