Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

10
Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabaya ABSTRAK Di saat perkembangan teknologi saat ini, membuat daya konsumtif manusia menjadi besar. Barang yang sebelumnya menjadi barang mewah sekarang menjadi barang biasa. Kendaraan bermotor menjadi salah satu barang dengan tingkat pembelian yang tinggi. Pembengkakan kendaraan bermotor pada ruas jalan dapat mengeluarkan gas buang yang menimbulkan kerusakan kualitas udara di Surabaya. Kualitas udara yang buruk memicu timbulnya efek gas rumah kaca, yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global (global warming). Car free day muncul sebagai upaya peningkatan kualitas udara yang diajukan oleh pemerintah Surabaya. Hari Bebas Kendaraan Bermotor ini dianggap upaya yang paling tepat dan banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat Surabaya. Di samping itu, dapat terjadi pengalihan polusi ke tempat lain jika tak ada penanganan yang baik. Pemerintah dan masyarakat menjadi stakeholder yang paling berperan dalam kelancaran program ini. Keyword: kendaraan bermotor, kualitas udara, Surabaya, car free day, global warming, stakeholder. A. PENDAHULUAN Saat ini pembelajaran tentang analisis sumber daya lingkungan menjadi sangat penting dalam hal pembangunan. Hal itu dikarenakan, sekarang ini pembangunan tidak memperhatikan kemampuan dari lingkungan. Perkembangan zaman menuntut kebutuhan manusia meningkat, padahal untuk sumber daya sendiri terjadi kelangkaan. Akibatnya, banyak timbul penebangan hutan secara liar, pembangunan tanpa mementingkan lingkungan, pemakaian alat-alat yang dapat merusak lingkungan. Akhirnya, alamlah yang menanggungnya, semakin besarnya kerusakan alam memperparah pemanasan global. Kota Surabaya terletak di 07° 21' Lintang Selatan dan 112° 36' - 112° 54' Bujur Timur dan memiliki batas-batas: Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Timur : Selat Madura Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo [Nela Agustin K.] | L2D 008 052 1

description

berisi tentang reporting efektivitas CFD untuk upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup di Kota Surabaya.

Transcript of Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Page 1: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabaya

ABSTRAK

Di saat perkembangan teknologi saat ini, membuat daya konsumtif manusia menjadi besar. Barang yang sebelumnya menjadi barang mewah sekarang menjadi barang biasa. Kendaraan bermotor menjadi salah satu barang dengan tingkat pembelian yang tinggi. Pembengkakan kendaraan bermotor pada ruas jalan dapat mengeluarkan gas buang yang menimbulkan kerusakan kualitas udara di Surabaya. Kualitas udara yang buruk memicu timbulnya efek gas rumah kaca, yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global (global warming).

Car free day muncul sebagai upaya peningkatan kualitas udara yang diajukan oleh pemerintah Surabaya. Hari Bebas Kendaraan Bermotor ini dianggap upaya yang paling tepat dan banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat Surabaya. Di samping itu, dapat terjadi pengalihan polusi ke tempat lain jika tak ada penanganan yang baik. Pemerintah dan masyarakat menjadi stakeholder yang paling berperan dalam kelancaran program ini.Keyword: kendaraan bermotor, kualitas udara, Surabaya, car free day, global warming, stakeholder.

A. PENDAHULUANSaat ini pembelajaran tentang

analisis sumber daya lingkungan menjadi sangat penting dalam hal pembangunan. Hal itu dikarenakan, sekarang ini pembangunan tidak memperhatikan kemampuan dari lingkungan. Perkembangan zaman menuntut kebutuhan manusia meningkat, padahal untuk sumber daya sendiri terjadi kelangkaan. Akibatnya, banyak timbul penebangan hutan secara liar, pembangunan tanpa mementingkan lingkungan, pemakaian alat-alat yang dapat merusak lingkungan. Akhirnya, alamlah yang menanggungnya, semakin besarnya kerusakan alam memperparah pemanasan global.

Kota Surabaya terletak di 07° 21' Lintang Selatan dan 112° 36' - 112° 54' Bujur Timur dan memiliki batas-batas:

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

Sebelah Barat : Kabupaten GresikDengan pertumbuhan penduduk

1,2 % per tahun, selain dikenal sebagai ibukota dari Provinsi Jawa Timur, juga merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Selain itu, juga menjadi salah satu kota dengan kualitas udara yang buruk. Kualitas udara yang semakin buruk di Kota Surabaya, menuntut masyarakat Surabaya untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Car free day menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi kerusakan udara. Dengan pengurangan kapasitas kendaraan yang melaju di jalan raya pada hari tertentu di ruas jalan tertentu dianggap dapat mengembalikan kualitas udara ke keadaan normal.

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 1

Page 2: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabaya

Oleh karena itu, diharapkan kesadaran manusia untuk menjaga lingkungannya agar semakin baik. Tidak hanya dengan Car free day saja atau di Surabaya saja, tetapi dengan cara-cara yang lain di seluruh dunia.

B. ISIAktivitas Lalu Lintas yang Padat di Surabaya

Surabaya dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. Hampir setiap harinya, jalan-jalan raya yang ada di Surabaya dilalui oleh kendaraan bermotor sebanyak yang semakin bertambah.

Hal tersebut dipicu karena Surabaya merupakan kawasan perkotaan dengan aktivitas manusia yang padat. Seperti yang kita ketahui dalam penganalisisan lokasi dan pola ruang dikatakan bahwa kawasan perkotaan akan menjadi pusat aktivitas semua kegiatan manusia yang ada dengan segala kelengkapan sarana dan prasarananya.

Aktivitas manusia yang padat di kawasan perkotaan dapat dibedakan menjadi aktivitas pusat pemerintahan dan aktivitas dalam aspek kehidupan. Karena sebagai ibukota provinsi, di Surabaya menjadi pusat pemerintahan yang terdapat beberapa perkantoran dinas pemerintahan yang pastinya akan didatangi oleh seluruh warga Jawa Timur. Sedangkan untuk aktivitas manusia di segala aspek kehidupan, yaitu: Ekonomi

Tidak hanya sebagai pusat perekonomian untuk provinsi Jawa Timur melainkan juga untuk kawasan

Indonesia Timur. Untuk itu, kota ini telah mempersiapkan diri untuk menjadi kota dagang internasional.

PendidikanKota ini memiliki beberapa tingkatan pendidikan yang tertinggi lebih banyak dibanding daerah sekitarnya, yaitu tingkat perguruan tinggi, seperti ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) yang dikenal di seluruh Indonesia yang nantinya akan menarik pelajar dari luar daerah.

SosialBanyak aktivitas sosial yang diwujudkan dalam kegiatan LSM, panti asuhan, dan lain-lain.

Pertahanan dan keamananTingkatan kedinasan tentang pertahanan dan keamanan berada di sini. Oleh karena itu, jumlah pegawai bidang ketahanan semakin besar.

Karena biasanya di kawasan perkotaan bersifat aglomerasi (memusat pada wilayah tertentu), maka kemungkinan pemakai jalan raya akan semakin besar.

Terlebih lagi ditambah dengan kepadatan penduduk yang cukup besar di kota ini, sekitar 1,2 % per tahun akan memperbesar kemungkinan kepadatan lalu lintas yang terjadi.

Selain karena hal-hal tersebut di atas, padatnya aktivitas lalu lintas juga disebabkan oleh besarnya kapasitas kendaraan bermotor yang melaju di kota ini. Diketahui bahwa kepemilikan kendaraan bermotor di Kota Surabaya semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat dari penuturan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) yang menyatakan bahwa untuk pembelian mobil terdapat kenaikan 7,5% pada tahun 2003 dibanding tahun sebelumnya, yang

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 2

Page 3: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabayadiperkirakan rata-rata pembelian mobil sekitar 33.000 unit per bulan, dan kenaikan itu juga terjadi di Kota Surabaya.. Peningkatan jumlah kendaraan yang semakin tinggi dipicu oleh keinginan manusia yang tinggi yang menjadikan kendaraan bermotor bukan lagi sebagai barang mewah, tetapi menjadi paradigma baru bahwa kendaraan bermotor menjadi barang pokok yang wajib dimiliki oleh setiap orang.

Kualitas Udara Buruk Penyebab Global Warming

Kualitas udara yang buruk di Kota Surabaya dilihat sebagai dampak dari banyak kapasitas kendaraan yang melaju di jalan-jalan Surabaya yang mengeluarkan gas CO (karbon monoksida). Selain itu, izin kelayakan kendaraan yang tidak sesuai, yang meloloskan kendaraan dengan pengeluaran tingkat emisi yang tinggidapat mengakibatkan jumlah kandungan gas CO di udara meningkat dan membuat kualitas udara yang buruk. Data kualitas udara pada tahun 2004 menyebutkan bahwa kandungan timbale (Pb) pada kota-kota besar di Pulau Jawa, termasuk Surabaya sebesar 0,034-1,57 um3/g masih di bawah mutu baku PP No 41 Tahun 1999 yang sebesar 2um3/g.

Sumber: KLH, 2004 dalam www.docstoc.com

Kualitas udara yang buruk tersebut dapat dilihat dari sistem Indeks Kualitas Udara (IKU), dimana system ini mengukur 5 (lima) parameter kadar kualitas udara yaitu Ozon, Partikulat (PM), Karbon Monoksida, Nitrogen Oksida dan Sulfur dioksida yang terdapat di udara yang dilakukan selama 7 hari.

Hasil dari sistem ini akan memberikan angka dari 0-500, dengan ketentuannya, yaitu:a. 0-50, dalam kategori baik, udara belum

tercemar oleh kelima materi tersebut.b. 51-100, level sedang, masih dapat

ditolerir, tapi bersifat sensitif pada bagian tertentu.

c. 101-199, dalam keadaan tidak sehat dan akan berpengaruh buruk pada penderita gangguan pernafasan.

d. 201-300, dalam keadaan ini sudah tidak sangat sehat dan harus secepatnya ada perlindungan pemerintah.

e. 300-500, keadaan berbahaya dan harus segera ada langkah perlindungan bagi masyarakat dan sumber pencemar secepatnya.

Seperti yang disebutkan pada PP No 41 Tahun 1999 Pasal 26, menyebutkan Mentri dan Gubernur mengumumkan keadaan darurat pada masyarakatnya.

Berdasarkan evaluasi kualitas udara perkotaan yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) pada tahun 2007, Surabaya menempati urutan teratas dalam kualitas udara perkotaan untuk kota metropolitan. Padahal, kualitas udara yang buruk dapat menimbulkan keadaan “emisi gas rumah kaca”. Keadaan ini menjadikan gas CO2

bertindak seperti kaca rumah kaca, dimana gas ini membiarkan radiasi sinar

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 3

Page 4: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabayamatahari yang tinggi menembus gas-gas ini dan menyebabkan bumi panas. Tetapi, di samping itu, gas-gas ini malah menyerap energy sinar matahari yang ingin keluar dari bumi, sehingga energi panas matahari yang harusnya keluar malah terkurung dalam rumah kaca yang besar, yang akahirnya membuat pemanasan global (global warming) pada bumi.

Padahal diketahui bahwa pada tahun 2008 kemarin, angka kandungan gas CO2 mengalami peningkatan 2 %.

Jika keadaan udara di Surabaya selalu mengalami peningkatan, maka dampak global warming akan semakin parah. Padahal, diketahui bahwa bencana alam yang saat ini terjadi merupakan dampak dari global warming. Kejadian ini membuat bumi mengalami ketidakstabilan iklim dan cuaca. Bencana-bencana tersebut seperti:a. Banjir dan tanah longsor

Global warming mengakibatkan cuaca tidak beraturan. Pemanasan tersebut membuat daerah dengan hujan lebat akan semakin lebat dan kapasitas hujan akan bertambah besar. Dan di daerah dengan tanah yang memiliki tingkat kegemburan tinggi dapat menimbulkan longsor.

b. KekeringanPrespitasi pada keadaan kering berkisar 0,2 mm/100 inchi. Pemanasan yang terjadi dapat memperbesar kemungkinan terhalangnya jalur udara bertekanan rendah yang membawa hujan melintasi suatu daerah.

c. Gunung meletusPemanasan membuat aktivitas magma mengalami peningkatan,

sehingg kemungkinan gunung meletus akan lebih banyak.

d. Es kutub mencair, dll.Pemanasan global dapat membuat es di kutub mencair. Hal tersebut akan menjadikan penaikan permukaan air laut dan kemungkinan terburuknya adalah tenggelamnya beberapa daratan dengan ketinggian yang rendah.

Untuk itu, jika tak ada penanggulangan secepatnya, meskipun Kota Surabaya tidak akan terkena dampak tersebut, tetapi kota ini sama saj menyumbang kerusakan bumi. Selai itu, kualitas udara yang buruk akan menghantui seluruh kesehatan pernapasan masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

Car Free Day sebagai Upaya Penanggulangan

Kerusakan udara dan alam yang tealh cukup parah di Kota Surabaya, membuat pemerintah dan masyrakat kota tersebut untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Car free day dianggap sebagai salah satu upaya yang cukup baik mengurangi kualitas udara yang buruk di Kota Surabaya. Car free day sendiri merupakan hari dimana pada ruas jalan tertentu dilakukan pembebasan atau penutupan ruas jalan terhadap kendaraan bermotor dan juga bisa disebut Hari Bebas Kendaraan Bermotor.

Car free day ini dilakukan sebagai salah asattu upaya pemerintahan Surabaya meningkatkan kualitas udara atu mengembalikan udara ke keadaan yang lebih baik.

Untuk Kota Surabaya, car free day dilakukan selam 6 jam dengan panjang

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 4

Page 5: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabayaruas jalan 2 km di sepanjang ruas Jl. Raya Darmo, dimulai dari pertigaan Jl. Dr. Soetomo sampai dengan pertigaan Jl. Diponegoro - Jl. Marmoyo. Meskipun jalan ini berada di pusat kota, pemerintah tetap memilih tempat ini karena ruas jalan ini merupakan penyumbang emisi gas berbahaya dari kendaraan bermotor yang paling banyak di kota ini. Dan pemerintah juga telah menyediakan jalan alternatif lain, yaitu Jl. Raya Diponegoro menjadi jalan alternatif dari arah selatan danJl. Dinoyo - Jl. Darmokali menjadi jalan alternatif dari arah utara. Meskipun untuk beberapa saat terjadi kemacetan karena kurangnya informasi para pengguna jalan raya.

Pada pelaksanaan car free day ini ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada ruas jalan yang ditutup. Dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, kesemuanya merupakan aktivitas ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan jasmani dan rohani, aktivitas tersebut, seperti:

a. Kegiatan bersepeda bersama,b. Untuk para remaja, disediakan tempat

untuk ber-skateboard ria.c. Kegiatan jalan bersama,d. Ada juga kegiatan senam ria,e. Kegiatan karnaval yang dilakukan

pada jangka waktu tertentu,f. Dan ada juga pertunjukan reog, yang

selain menyehatkan jasmani dan rohani juga memperkenalkan pada semua masyarakat pada budaya asli Ponorogo tersebut.

Kegiatan ini berpusat di bagian Taman Bungkul.1. Dampak Positif

Manfaat dari car free day sendiri sendiri sangat banyak dan itu untuk perbaikan alam yang ada di bumi ini, seperti:a. Pengurangan polusi udara.

Dengan penutupun ruas jalan yang menjadi penyumbang emisi gas berbahaya terbanyak akan dapat mengurangi emisi gas tersebut. Hal tersebut dikarenakan, emisi gas berbahaya paling besar sebagai bentuk akibat dari gas buang oleh kendaraan bermotor, dimana pada setiap gas buangan kendaraan bermotor, terutama dengan bahan bakar solar mengandung gas berbahaya, di antaranya yaitu: CO2

(karbon dioksida), gas hidrokarbon (HC), dan gas karbon monoksida (CO). Padahal seperti yang kita ketahui, gas CO2 merupakan penyebab timbulnya efek rumah kaca yang menyebabkan global warming. Oleh karena itu, car free day dirasa paling baik untuk

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 5

Gambar ruas Jalan DarmoSumber: http://www.surabaya.go.id

Page 6: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabaya

mengurangi kandungan gas tersebut pada udara di Surabaya.

b. Penghematan energiUntuk masalah penghematan energi sendiri, dimaksudkan dengan penutupan ruas jalan pada ruang tertentu akan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pada hari itu, dan secara tidak langsung akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Penghematan dalam hal ini, seperti: Penghematan biaya sehari-hari

Dengan penghematan pemakaian BBM, secara tidak langsung juga akan menhemat biaya yang biasa dipakai untuk membeli bahan bakar pengisi kendaraan bermotor.

Penghindaran kelangkaan energiBBM bukan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, yang selalu tersedia di bumi ini, melainkan SDA yang dalam keadaan terbatas. Pemakaian BBM yang semakin besar pada saat ini tidak diimbangi dengan ketersediaan minyak bumi yang malah semakin berkurang. Dengan car free day akan mengurangi jumlah pemakaian BBM oleh kendaraan bermotor. Karena dengan penutupan beberapa ruas jalan akan memnuntut seorang pengguna kendaraan bermotor lebih memilih mengistirahatkan motornya ketimbang bersusah payah menggunakan jalan alternatif. Dan secara tidak langsung pemakaian BBM yang seharusnya untuk hari tersebut akan tetap utuh dan dapat dipakai untuk hari besoknya. Hal

tersebut akan lebih menghemat pemakaian BBM.

2. Dampak NegatifDi samping banyaknya manfaat

yang ditawarkan oleh kegiatan car free day, ada dampak negatif dari kegiatan ini, yaitu pengalihan polusi udara ke wilayah lain. Hal itu dikarenakan, pada masa pertama-tama pencanangan program ini banyak para pengguna yang belum mengetahui program ini, yang akhirnya mereka memilih mencari jalan alternatif agar tetap bisa ke tempat tujuan. Dalam mencari jalan alternatif tersebut terjadi kemacetan yang menyebabkan gas buang kendaraan bermotor pada lokasi tersebut meningkat. Tempat atau lokasi yang biasanya memiliki kualitas udara yang normal akibat program ini menjadi meningkat. Pada Koran Gatra, menurut Darmaningtyas, pelaksanaan program car free day harus juga menjamin ketersediaan angkutan masal yang memadai sebelum menjalankan program tersebut agar para pengguna beralih ke angkutan masal.

Oleh karena itu, pelaksanaan program car free day harus benar-benar diperhatikan dan diperbaiki sebaik mungkin. Tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi masyarakat juga harus ikut berperan aktif. Karena banyak keuntungan yang akan didapat, terutama pengurangan parahnya global warming.

C. KesimpulanKualitas udara yang cukup buruk

pada Kota Surabaya menuntut untuk dilakukan upaya penanggulangan secepatnya. Kendaraan bermotor dianggap sebagai penyebab utama dari kualitas udara yang buruk di kota ini. Hal

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 6

Page 7: Efektivitas Car Free Day dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Di Surabaya

Car Free Day: Peningkatan Kualitas Lngkungan Hidup Di Surabayatersebut dikarenakan gas buang dari kendaraan bermotor mengandung unsure-unsur gas yang berbahaya.

Car free day muncul sebagai salah satu tindakan yang dianggap paling tetap untuk mengembalikan kualitas udara di Surabaya menjadi lebih baik. Car free day merupakan upaya pengisolasian jalan dari kendaraan bermotor yang menyumbang gas berbahaya pada alam. Dengan kegiatan yang ramah lingkungan yang bermanfaat juga bagi jasmani dan rohani kita pada ruas jalan yang ditutup, car free day memberikan jaminan keuntungan yang baik. Namun, jika tidak dilakukan dengan baik dan sesuai akan memberikan dampak negatif bagi wilayah lain yang menjadi lokasi alternatif. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mendukung dan membuat program ini berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2009. “Car Free Day: Geser

Polusi Ke Tempat Lain”, dalam Gatra. www.gatra.com

Anonim. 2009. “Penataan Lingkungan: Kualitas Udara di Kawasan Lain Makin Buruk,”dalam Koran Jakarta. 29 Februari. www.koranjakarta.com

Anonim. 2009. “Bab 2: Udara dan Atmosfer”, dalam Docstoc. www.docstoc.com

Anonim. 2009. “Pelaksanaan Car Free Day.” www.surabaya.go.id

Ir. Artinigsih, MSi. 2009. “Materi Perkuliahan Analisis Sumber Daya dan Lingkungan: Pembangunan vs Keberlajutan.” Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota,

Universitas Diponegoro: Semarang.

Silaban, Togar. 2009. “Global Warming dan Car Free Day.” www.togarsilaban.com.2009. “Indeks Kualitas Udara (IKU)”. www.togarsilaban.com. 2009. “Hindarkan Pemborosan Energi! Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca”. www.togarsilaban.com. 2009. “Car Free day: Gerakan Moral Kepedulian Lingkungan”. www.togarsilaban.com

Watt, Fiona dan Francis Wilson. 2004. Cuaca dan Iklim. (Terj.) Endang Naskah Alimah, SS. PT. Intan Sejati: Bandung.

[Nela Agustin K.] | L2D 008 052 7