Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi...

90
EFEKTIFITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW DALAM MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DI MTs NU UNGARAN SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Yuli Purwanti Hasanah NIM : 4401401024 Program Studi : Pendidikan Biologi JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Transcript of Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi...

Page 1: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

EFEKTIFITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD DAN JIGSAW DALAM MATERI POKOK KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP DI MTs NU UNGARAN

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Yuli Purwanti Hasanah

NIM : 4401401024

Program Studi : Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

RANCANGAN SKRIPSI

EFEKTIFITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD DAN JIGSAW DALAM MATERI POKOK KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS VII MTs NU UNGARAN

Oleh:

Yuli Purwanti Hasanah

4401401024

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 3: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

INSTRUMEN PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD DAN JIGSAW DALAM MATERI POKOK KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS VII MTs NU UNGARAN

Disusun oleh :

Yuli Purwanti Hasanah

4401401024

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 4: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran
Page 5: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dan JIGSAW dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk

Hidup Di MTs NU Ungaran.

Telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 10 September 2007

PANITIA UJIAN

Ketua Sekreteris Drs. Kasmadi I. S., M.S. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781011 NIP. 130781009 Pembimbing I Penguji Utama Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. 1. Dr. Lisdiana, M.Si.NIP. 130781009 NIP. 131636150 Pembimbing II 2. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781009 Drs. Sigit Saptono, M.Pd. NIP. 131931631

3. Drs. Sigit Saptono, M.Pd. NIP. 131931631

ii

Page 6: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

ABSTRAK

Strategi belajar mengajar yang tepat diperlukan untuk meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dalam pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Salah satu upayanya dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaaan efektifitas penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup pada siswa kelas VII MTs NU Ungaran. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII semester 2 MTs NU Ungaran. Sampel yang digunakan adalah kelas VIIA sebagai kelompok A yang diberi pembelajaran kooperatif STAD dan kelas VIIB sebagai kelompok B yang diberi pembelajaran kooperatif JIGSAW. Variabel bebas dalam penelitian ini penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW dan variabel terikatnya yaitu hasil penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil pre-test kelompok A sebesar 45,714 dan kelompok B sebesar 44,315. Hasil uji-t diperoleh t hitung = - 0,85 < t tabel = 1,99. Hal ini berarti bahwa antara kelompok A dan kelompok B mempunyai kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok klasifikasi makhluk hidup sebelum mengikuti pembelajaran. Rata-rata hasil post-test kelompok A sebesar 69,01 dan kelompok B sebesar 64,14. Hasil uji-t data post-test diperoleh t hitung = 3,31 > t tabel = 2,88. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar biologi materi pokok klasifikasi makhluk hidup antara penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW karena rata-rata hasil belajar kelompok A lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok B. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif diterapkan pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup dibandingkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW. Saran yang dapat penulis ajukan yaitu guru hendaknya mempertimbangkan penerapan metode pembelajaran kooperatif karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan perlu adanya dukungan dari pihak sekolah dalam pengenalan model pembelajaran kooperatif lebih dini agar penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Kata kunci : efektifitas, pembelajaran kooperatif, STAD, JIGSAW.

iii

Page 7: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Cukuplah Alloh sebagai penolong kami dan Alloh adalah sebaik-baik pelindung.

(QS. Ali ‘Imran : 173)

2. Dasar-dasar kesuksesan adalah bahwa Alloh ridha kepadamu, ridha kepada orang-orang

di sekitarmu, dan jiwamu ridha serta melakukan amalan yang membuahkan hasil.

(DR. ‘ Aidh Al-Qarni)

3. Bila kamu ingin tahu posisimu di sisi Alloh, lihatlah di mana posisi Alloh di hatimu.

Persembahan :

1. Bapak (Alm) dan Ibu tercinta, terima kasih atas

segala pengorbanan, doa dan kasih sayang yang tak

pernah pudar.

2. Kakak-kakakku: Mba Tuti, Mba Wied, Mba Ugi,

Mas Har, Mas Sofyan, dan Mas Drajat terima kasih

atas pengalaman hidup dan kasih sayang yang kalian

berikan.

3. Keponakanku: Danang, Daning, Fahmi, Alfin, Lia,

dan Akmal yang kusayangi.

4. Sahabatku Aning, Ulist, March, dan Heni, terima

kasih telah menemani perjuanganku, semoga

persahabatan kita untuk selamanya.

5. Keluarga Besar Kost Khasanah

6. Keluarga Besar KSR-PMI UNNES

7. Semua yang telah mendoakan dan memotivasiku.

Page 8: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “ Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe

JIGSAW dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs NU Ungaran”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Biologi di FMIPA UNNES.

Sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari

berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu, tenaga, dan

materi yang tersita demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh

karena itu, pada kesesmpatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus hati

kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

menyelesaikan studi strata 1 Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin

untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

membantu dalam hal administrasi.

4. Ir. Hj. Tuti Widianti, M. Biomed., Dosen pembimbing I yang telah dengan

sabar memberikan bimbingan dan arahan penulis dalam menyusun skripsi.

5. Drs. Sigit Saptono, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan dan arahan penulis dalam menyusun skripsi.

v

Page 9: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

6. Dr. Lisdiana, M.Si., Dosen Penguji yang telah dengan sabar memberikan

bimbingan dan arahan penulis dalam menyusun skripsi.

7. Masjhudi, A.Md., Kepala MTs NU Ungaran yang telah berkenan

membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan

penelitian.

8. Dyah Sulistiyawati, S.Pd., Guru Biologi MTs NU Ungaran yang telah

berkenan membantu dan bekerjasama dengan peneliti selama penelitian.

9. Guru dan staf karyawan MTs NU Ungaran yang telah membantu peneliti

selama penelitian.

10. Seluruh siswa kelas VII MTs NU Ungaran yang telah berkenan menjadi

sampel dalam penelitian ini.

11. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian

dan penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan kecuali

untaian doa, ” Semoga amal baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak

kepada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT”.

Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, Juli 2007

Penulis

vi

Page 10: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... . iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah. ............................................................................ 4

C. Penegasan Istilah.................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian. .............................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 8

A. Landasan Teori..................................................................................... 8

B. Pembelajaran Kooperatif1.................................................................... 5

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. ..................................... 23

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. ................................. 27

vii

Page 11: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

E. Mata Pelajaran Biologi ........................................................................ 30

F. Hipotesis............................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN. ................................................................. 34

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian ................................................... 34

1. Populasi penelitian ......................................................................... 34

2. Sampel penelitian........................................................................... 34

3. Variabel penelitian ......................................................................... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian. ............................................................. 36

C. Metode Penelitian. ............................................................................... 36

D. Rancangan Penelitian ........................................................................... 36

E. Prosedur Penelitian. ............................................................................. 37

F. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 41

G. Instrumen Penelitian ............................................................................ 42

H. Metode Analisis Data........................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 53

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 53

1. Analisis hasil uji coba. ..................................................................... 55

2. Analisis hasil penelitian ................................................................... 60

B. Pembahasan.......................................................................................... 60

1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD............................... 60

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD............................... 64

viii

Page 12: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. ............................................................... 70

A. Simpulan .............................................................................................. 70

B. Saran..................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA. ..................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

Page 13: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SILABUS. .............................................................................................. 74

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran STAD............................................ 76

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran JIGSAW. ...................................... 80

4. Soal Uji Coba.......................................................................................... 84

5. Kunci Jawaban Soal Uji Coba.. .............................................................. 92

6. Kisi-Kisi Soal Tes................................................................................... 93

7. Soal Tes. ................................................................................................. 94

8. Kunci Jawaban Soal Tes......................................................................... 100

9. Daftar Nama Siswa Kelompok STAD (Kelompok A) ........................... 101

10. Daftar Nama Siswa Kelompok JIGSAW (Kelompok B) ....................... 102

11. Lembar Diskusi Siswa I.......................................................................... 103

12. Lembar Diskusi Siswa II ........................................................................ 104

13. Kunci Lembar Diskusi Siswa. ................................................................ 105

14. Soal Mandiri.. ......................................................................................... 110

15. Kunci Soal Mandiri ................................................................................ 111

16. Lembar Penugasan I . ............................................................................. 113

17. Lembar Penugasan II. ............................................................................. 116

18. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.. ........................................................................................... 123

19. Cuplikan Hasil Wawancara Guru pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...................................................................................................... 124

20. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.. ........................................................................................... 125

21. Cuplikan Hasil Wawancara Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...................................................................................................... 126

vii

Page 14: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

22. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru pada Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. ........................................................................................ 127

23. Cuplikan Hasil Wawancara Guru pada Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW.................................................................................................. 128

24. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW.. ....................................................................................... 129

25. Cuplikan Hasil Wawancara Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW.................................................................................................. 130

26. Lembar Skor dan Penghargaan Kelompok STAD.................................. 131

27. Lembar Skor dan Penghargaan Kelompok JIGSAW. ............................ 133

28. Contoh Penghargaan............................................................................... 135

29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................................ 137

30. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan STAD..................................... 138

31. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan JIGSAW.. .............................. 141

32. Rekap Hasil Observasi Tingkat Aktivitas Siswa.................................... 144

33. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya beda, dan Tingkat kesukaran Soal Uji Coba.......................................................................................... 145

34. Perhitungan Validitas Butir Soal. ........................................................... 149

35. Perhitungan Reliabilitas Instrumen. ....................................................... 150

36. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal.. ................................................... 151

37. Perhitungan Daya Pembeda Soal............................................................ 152

38. Data Hasil Pre-test Kelompok A............................................................ 153

39. Data Hasil Pre-test Kelompok B ............................................................ 154

40. Rekapitulasi Data Hasil Pre-test Kelompok A dan B.. ......................... 155

41. Mean matching, Varians matching, dan t matching kelompok A dan kelompok B............................................................................................. 156

42. Data Hasil Post-test Kelompok A .......................................................... 158

43. Data Hasil Post-test Kelompok B........................................................... 159

44. Rekapitulasi Data Hasil Post-test Kelompok A dan kelompok B ......... 160

viii

Page 15: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

45. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelompok A. ................................... 161

46. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelompok B. ................................... 162

47. Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Belajar Biologi Materi

Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelompok A dan B............... 163

48. Uji Perbedaan Rata-rata Data Hasil Belajar Biologi Materi Pokok

Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelompok A dan B.......................... 164

49. Data Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelompok A dan B. ........................................... 165

50. Dokumentasi penelitian .......................................................................... 166

51. Surat Ijin Penelitian. ............................................................................... 168

ix

Page 16: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif................................................ 19

2. Hasil uji validitas soal uji coba .................................................................. 53

3. Daya pembeda soal uji coba....................................................................... 54

4. Tingkat kesukaran soal uji coba................................................................. 54

5. Hasil mean matching.................................................................................. 55

6. Hasil uji varians matching.......................................................................... 55

7. Hasil t-matching......................................................................................... 56

8. Hasil uji normalitas data hasil belajar ........................................................ 57

9. Hasil uji kesamaan dua varians nilai hasil belajar .................................... 57

10. Hasil uji rata-rata hasil belajar siswa ......................................................... 58

x

Page 17: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar.................. 15

2. Skema model pembelajaran STAD .. ......................................................... 25

3. Skema kerja kelompok pada model JIGSAW............................................ 28

4. Skema prosedur penelitian ......................................................................... 41

xi

Page 18: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu memperbaiki sistem

pendidikan yang telah berlangsung selama ini. Salah satu tolok ukur

keberhasilan guru adalah bila dalam pembelajaran mencapai hasil yang

optimal. Keberhasilan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk

mengelola proses belajar mengajar.

Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam

proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, yang

pada akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang

maksimal. Untuk mencapai kondisi yang demikian maka perlu adanya

fasilitator yaitu guru, yang memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi

belajar yang melibatkan siswa secara aktif sekaligus membangun motivasi

siswa. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan

pembelajaran dengan berbagai metode.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan guru Biologi kelas VII

MTs NU Ungaran, diperoleh keterangan bahwa metode yang sering digunakan

dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah metode ceramah. Guru

pernah mencoba menggunakan metode diskusi dan eksperimen untuk

meningkatkan pemahaman, akan tetapi usaha tersebut belum dapat mencapai

hasil yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya keaktifan serta motivasi

Page 19: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

2

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu materi yang tersampaikan

belum dapat dipahami siswa dengan baik. Hal ini menyebabkan hasil belajar

siswa masih kurang. Hasil belajar siswa dikatakan baik, apabila nilai siswa

pada pokok bahasan tertentu adalah 65 atau lebih. Sedangkan hasil belajar

yang kurang baik apabila nilai siswa kurang dari 65. Ketentuan ini

berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal pada sekolah yang

bersangkutan.

Pada penelitian ini, peneliti memberikan solusi kepada guru Biologi

untuk menggunakan pembelajaran kooperatif karena dari beberapa penelitian

sebelumnya tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar

menunjukkan bahwa hasil belajar akademik pada kelas kooperatif lebih tinggi

dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau

kompetitif (Wulandari, 2005). Sehingga dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif pada penelitian ini diharapkan tujuan IPA dapat tercapai yang

antara lain berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja

sama, berpikir kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi

akademiknya.

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang

rendah hasil belajarnya, karena pembelajaran ini dapat meningkatkan

motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama

(Nur dkk, 2000). Peran guru lebih ditekankan sebagai organisator kegiatan

belajar-mengajar, sumber informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk

belajar, serta penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa. Guru harus

Page 20: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

3

dapat mendiagnosa kesulitan siswa dalam belajar dan dapat memberikan

bantuan kepadanya sesuai dengan kebutuhannya.

Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi pokok

klasifikasi makhluk hidup. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan materi ini

dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa. Selain itu, dalam materi ini banyak

terdapat nama-nama ilmiah sehingga siswa cukup kesulitan untuk

memahaminya. Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW, dengan

pertimbangan tipe STAD dan tipe JIGSAW adalah pendekatan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dan melibatkan banyak siswa sehingga

dimungkinkan bagi siswa yang kesulitan akan tertolong dan materi yang sulit

akan lebih mudah untuk dipahami. Selain itu dengan pembelajaran ini akan

lebih menarik perhatian siswa dikarenakan pembelajaran semacam ini belum

pernah digunakan di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi

dalam memahami konsep-konsep Biologi dan meminimalisasi tingkat

kesulitan belajar biologi khususnya pada materi pokok klasifikasi makhluk

hidup. Materi ini terdiri dari banyak subtopik sehingga diharapkan cocok

digunakan untuk penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW

yang melibatkan banyak siswa yang dikelompok-kelompokkan, maka materi

yang cukup luas dan dikatakan siswa cukup sukar ini akan dapat terselesaikan

dengan baik dengan memanfaatkan teman satu kelompok.

Pada penelitian sebelumnya (Setiyawati, 2005), dijelaskan bahwa

dengan pembelajaran kooperatif yang berorientasi pada pembelajaran berpusat

pada siswa di mana peran aktif siswa dan guru dalam menciptakan suatu

lingkungan belajar yang kondusif yang sangat berpengaruh pada hasil belajar

Page 21: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

4

siswa. Hasil–hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik–teknik

pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar

dibandingkan dengan pengalaman–pengalaman belajar individual atau

kompetitif. Kompetensi dasar siswa yang mencapai hasil belajar sebesar 75%

atau lebih sebesar 82,60% dengan penilaian mencakup segi kognitif, afektif

maupun psikomotorik.

Berdasarkan uraian di atas dan dari hasil penelitian-penelitian

sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran

kooperatif efektif untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa maka

peneliti akan melakukan penelitian yang bekerja sama dengan guru bidang

studi Biologi untuk mencoba memberikan pengalaman belajar kepada siswa

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW pada

materi pokok klasifikasi makhluk hidup. Diharapkan pembelajaran melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW ini dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi pada umumnya dan pada

materi pokok klasifikasi makhluk hidup pada khususnya. Sehingga hasil dari

penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pemilihan metode

pembelajaran yang tepat pada materi klasifikasi makhluk hidup maupun untuk

materi lainnya.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan

permasalahannya yaitu adakah perbedaan efektifitas model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan JIGSAW dalam materi pokok klasifikasi

makhluk hidup di MTs NU Ungaran?

Page 22: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

5

C. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul

“Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan JIGSAW

dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs NU Ungaran”,

maka diperlukan adanya penjelasan yang terperinci, yaitu:

1. Efektifitas

Efektifitas adalah dapat membawa hasil atau berhasil guna, atau ada

efeknya (akibat, pengaruh). Dalam hal ini yang dimaksud efektifitas

adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW dapat

berhasil meningkatkan pemahaman siswa sehingga mempengaruhi

hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok klasifikasi makhluk

hidup.

2. Penerapan

Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal mempraktikan

(KBBI, 1992). Yang dimaksud dengan penerapan di sini adalah

mempraktikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW

dalam kegiatan belajar mengajar biologi pada materi pokok klasifikasi

makhluk hidup.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement

Division) adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan

belajar kelompok, di mana siswa secara aktif melakukan diskusi, kerja

Page 23: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

6

sama, saling membantu, dan semua anggota kelompok mempunyai

peran dan tanggung jawab yang sama.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW merupakan

pembelajaran dengan menekankan kegiatan belajar kelompok. Pada

model ini terdapat dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan

kelompok ahli.

5. Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup

Dalam kurikulum 2006 mata pelajaran Sains untuk SMP dan MTs,

yang dipelajari pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup adalah

mengklasifikasikan atau mengelompokan makhluk hidup berdasarkan

ciri yang dimiliki.

Dengan demikian maksud judul di atas adalah untuk mengetahui

efektifitas model pembelajaran kooperatif STAD dan JIGSAW dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok klasifikasi makhluk

hidup.

D. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah untuk

mengetahui perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif STAD

dan JIGSAW dalam materi pokok klasifikasi makhluk hidup di MTs NU

Ungaran.

Page 24: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

7

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat yang berarti

yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi

masukan tentang cara belajar dengan model pembelajaran yang baru

dengan memanfaatkan teman satu kelompok sehingga siswa dapat

saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok, saling

mendengarkan, saling menghargai pendapat orang lain, serta yang

terpenting dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi pada materi

pokok klasifikasi makhluk hidup.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran Biologi materi pokok

klasifikasi makhluk hidup, mengenai model pembelajaran yang

digunakan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai alternatif

pembelajaran dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan

peneliti mengenai metode pembelajaran kooperatif (Cooperatif

Learning).

Page 25: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

itu akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat

didefinisikan sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

melakukan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun

jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang

merupakan perubahan dalam arti belajar (Slameto, 2003). Ciri-ciri perubahan

tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:

a. Perubahan terjadi secara sadar.

Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu

atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu

perubahan pada dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya

bertambah, kecakapannya bertambah, dan kebiasaannya bertambah.

Page 26: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

9

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak

belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat

menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga

kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan

tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan makin

banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang

bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya

melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku

yang benar-benar disadari.

Page 27: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

10

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar

sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku

secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan

sebagainya.

Untuk dapat belajar dengan baik maka diperlukan untuk menyusun

prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam

situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual.

1). Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a). Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional;

b). Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;

c). Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif;

d). Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2). Sesuai hakikat belajar

a). Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya;

b). Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;

Page 28: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

11

c). Belajar adalah proses kontinuitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian

yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang

diharapkan.

3). Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

a). Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa dapat mudah menangkap

pengertiannya;

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4). Syarat keberhasilan belajar

a). Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang;

b). Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, karena

keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi antara lain faktor fisiologis, psikologis, lingkungan belajar dan

sistem instruksional (Slameto, 2003). Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor Fisiologis

Kondisi fisiologis seperti pendengaran dan penglihatan sangat

mempengaruhi segala kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini yang

Page 29: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

12

termasuk kondisi fisiologis diantaranya yaitu kesegaran jasmani, keletihan,

kekurangan gizi, kurang tidur dan kesakitan yang diderita.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa

diantaranya adalah aspek intelegensi atau kecerdasan dan bakat, minat,

motivasi, perhatian, berpikir, ingatan atau lupa.

a. Intelegensi

Faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor

endogen yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar

siswa. Siswa yang intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai

prestasi yang baik.

b. Bakat

Mengarahkan pendidikan dan pelajaran yang sesuai dengan bakat

siswa, jika sangat perlu. Karena pelajaran yang dipaksakan tanpa

memperhatikan bakat-bakat yang ada akan menjauhkan siswa dari

kemungkinan tercapainya tujuan yang diharapkan. Intelegensi,

perhatian, minat dan bakat satu sama lain saling melengkapi, karena

belum tentu siswa yang intelegensinya tinggi, prestasi belajarnya

baik, kalau tidak mempunyai dorongan dan kemauan yang kuat.

c. Minat

Apabila bahan pelajaran sesuai dengan keinginan siswa, maka siswa

akan belajar dengan sungguh-sungguh, sebaliknya jika pelajaran

tidak menarik maka akan menimbulkan kelesuan pada minat belajar

Page 30: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

13

siswa. Dalam hal ini membutuhkan peran penting guru dalam dengan

usaha dan bantuannya untuk meningkatkan minat belajar siswa pada

pelajaran yang diajarkan. Secara psikologis, minat dimasukkan

dalam kategori faktor yang mempengaruhi proses belajar hingga

hasil belajar pada diri siswa. Minat merupakan kekuatan potensial

yang dapat membangkitkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Minat dan konsentrasi belajar merupakan faktor yang berkaitan.

Konsentrasi sering ditimbulkan oleh adanya minat terhadap sesuatu

bahan pelajaran yang dipelajari. Konsentrasi yang baik apabila ada

perhatian terhadap bahan yang dipelajari. Perhatian itu muncul jika

ada minat, oleh karena itu siswa harus mempunyai minat yang besar

terhadap bahan yang dipelajari.

d. Motivasi

Motivasi adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi dibedakan

menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi Intrinsik adalah keinginan bertindak atau keinginan

bertindak atau keinginan belajar yang disebabkan faktor pendorong

dari dalam diri individu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah

motivasi belajar yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan

dari luar dalam hal ini adalah motivasi dari orang tua, guru, dan

teman sekolah.

Page 31: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

14

e. Perhatian

Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi, sangat

penting untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan belajar

yang tidak menarik perhatian siswa, akan membosankan. Karena

bosan siswa tidak mau belajar dan sebagai hasilnya, prestasi menjadi

rendah atau menurun. Untuk menimbulkan perhatian diperlukan

motivasi. Dalam hal ini orang tua di rumah sangat diharapkan

peranannya. Kalau kebosanan terjadi di sekolah maka guru dapat

mengarahkan agar perhatian siswa terhadap pelajaran ada.

f. Berpikir

Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru

secara mandiri, sehingga siswa diminta untuk memikirkan jawaban

pertanyaan tersebut untuk beberapa saat.

3. Faktor Lingkungan Belajar

Faktor lingkungan belajar menurut Slameto (2003) dapat

dibedakan menjadi beberapa faktor, diantaranya lingkungan dalam sekolah

dan lingkungan luar sekolah yang masing-masing dapat dibedakan lagi

atas lingkungan alam, lingkungan fisik dan sosial. Faktor lingkungan

belajar di dalam sekolah mencakup keadaan suhu, kelembaban dan

pertukaran udara serta cahaya dalam ruangan yang semuanya mencakup

sistem ventilasi dan penerangan ruangan.

Faktor lingkungan belajar di luar sekolah mencakup topografi,

flora, fauna, dan jenis mata pencaharian penduduk sekitar yang dapat

Page 32: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

15

dijadikan sumber bahan belajar dan sumber inspirasi bagi warga sekolah

dalam menunjang proses belajar mengajar yang baik.

4. Faktor Sistem Instruksional

Aspek sistem instruksional yang dapat memepengaruhi proses belajar

mengajar adalah kurikulum, bahan belajar yang mempengaruhi strategi

belajar yang akan digunakan dan metode penyajian.

Secara umum faktor–faktor yang mempengaruhi proses dan

prestasi belajar dapat dilihat pada gambar berikut ini,

Gambar 1. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar.

B. PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran

kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat

saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya (Slavin, 1995

dalam Nur dkk, 2000).

Page 33: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

16

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

menitikberatkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan

akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kepada siswa

diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan

baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya,

menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai

membantu yang lebih lemah, dst.

Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS yang

berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama bekerja

dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap pendapat

temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing kelompok

menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk didiskusikan dengan

seluruh siswa.

Ada empat prinsip pembelajaran kooperatif jika kita ingin

menerapkannya, yaitu:

1. Terjadinya saling ketergantungan secara positif (positive interdependence).

Siswa berkelompok, saling bekerja sama dan mereka menyadari bahwa

meraka saling membutuhkan satu sama lain.

2. Terbentuknya tanggung jawab personal (individual accountability). Setiap

anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk belajar dan

mengemukakan pendapatnya sebagai sumbang saran dalam kelompok.

Page 34: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

17

3. Terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok (equal

participation). Dalam kelompok tidak hanya seorang atau orang tertentu

saja yang berperan, melainkan ada keseimbangan antarpersonal dalam

kelompok.

4. Interaksi menyeluruh (simultaneous interaction). Setiap anggota kelompok

memiliki tugas masing-masing secara proporsional dan secara simultan

mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan.

Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial

pada pembelajaran IPA. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar

bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain.

Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 siswa, dengan

kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari

campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat

untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman

yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan

kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang

berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

Perlu ditekankan kepada siswa bahwa mereka belum boleh mengakhiri

diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggota timnya

menyelesaikan seluruh tugas. Siswa diminta menjelaskan jawabannya di

Page 35: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

18

lembar diskusi siswa (LDS). Apabila seorang siswa memiliki pertanyaan,

teman satu kelompok diminta untuk menjelaskan, sebelum menanyakan

jawabannya kepada guru. Pada saat siswa sedang bekerja dalam kelompok,

guru berkeliling di antara anggota kelompok, memberikan pujian dan

mengamati bagaimana kelompok bekerja. Pembelajaran kooperatif dapat

membuat siswa menverbalisasi gagasan-gagasan dan dapat mendorong

munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif.

Pada saatnya, kepada siswa diberikan evaluasi dengan waktu yang

cukup untuk menyelesaikan tes yang diberikan. Diusahakan agar siswa tidak

bekerjasama pada saat mengikuti evaluasi, pada saat ini mereka harus

menunjukkan apa yang mereka pelajari sebagai individu.

1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat 6 fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

motivasi siswa untu belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian

informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya siswa

dikelompokan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru

pada saat siswa bekerjasama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir dari

pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok, dan

mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap

usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran

kooperatif dirangkum pada tabel berikut ini.

Page 36: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

19

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

FASE KEGIATAN GURU Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks.

Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien.

Fase 4 Membantu kerja kelompok dalam belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

Fase 5 Mengetes materi

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasi-hasil pekerjaan mereka.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(Sumber : Nur dkk, 2000)

2. Keterampilan-keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi

saja, tetapi siswa juga diajarkan keterampilan khusus yang disebut

keterampilan kooperatif (Nur dkk, 2000). Keterampilan kooperatif ini

berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan

hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok

Page 37: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

20

selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara

lain sebagai sebagai berikut:

a. Keterampilan tingkat awal

1. Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang

berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok.

2. Menghargai kontribusi

Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang

dikatakan atau dikerjakan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap anggota kelompok tidak harus selalu setuju dengan anggota

lain, dapat saja dikritik oleh anggota lain dan kritikan ini ditujukan

terhadap ide dan tidak individu.

3. Mengambil giliran dan berbagi tugas.

Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok

bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung

jawab tertentu dalam kelompok.

4. Berada dalam kelompok.

Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja

selama kegiatan berlangsung

5. Berada dalam tugas.

Artinya bahwa meneruskan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang

dibutuhkan.

Page 38: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

21

6. Mendorong partisipasi.

Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota

kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.

7. Mengundang orang lain

Mengundang orang lain dalam hal ini adalah mengajak orang lain

untuk dapat bekerja sama, berpikir, dan bertukar pendapat serta

menyelesaikan tugas dalam kerja kelompok

8. Menyelesaikan tugas pada waktunya.

Tugas yang diberikan untuk didiskusikan dalam kelompok dapat

terselesaikan secara baik sesuai waktu yang ditentukan.

9. Menghormati perbedaan individu

Setiap individu dalam kelompok kemungkinan mempunyai

pendapat yang berbeda-beda, sehingga diharapkan individu lain

dalam keompok dapat menerima dan menghormati pendapat yang

berbeda tersebut.

b. Keterampilan tingkat menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan

simpati. Hal ini tergantung dari kreatifitas guru, bisa dengan

memberikan ucapan selamat atau memberikan hadiah, dan lain-lain.

Selain itu yang termasuk keterampilan tingkat menengah yaitu

mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara dapat diterima,

mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman,

menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi situasi

tegang.

Page 39: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

22

c. Keterampilan tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan

cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

3. Lingkungan belajar dan sistem manajemen.

Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh

proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus

dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu

struktur tingkat tinggi dalam pembetukan kelompok dan mendefinisikan

semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari

waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Agar pelajaran dengan

pembelajaran kooperatif menjadi sukses, materi pelajaran yang lengkap

harus tersedia di ruang guru atau di perpustakaan atau di pusat media.

Keberhasilan juga menghendaki syarat dari menjauhkan kecenderungan

dalam kerja kelompok dimana terdapat siswa yang mendominasi dan siswa

yang hanya menggantungkan siswa lain dalam kerja kelompok tersebut.

4. Pendekatan dalam pembelajaran kooperatif

Ada empat metode pendekatan dalam pembelajaran kooperatif

yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran, yaitu:

a. Student Teams Achievement Division (STAD).

Pembelajaran kooperatif ini terdapat tim-tim heterogen dimana siswa

saling membantu satu sama lain, belajar dengan menggunakan

berbagai metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis.

Page 40: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

23

b. JIGSAW

Di dalam JIGSAW, setiap anggota tim bertanggung jawab untuk

menentukan materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya,

kemudian mengajarkan materi tersebut kepada teman sekelompoknya

yang lain.

c. Investigasi Kelompok (IK)

Dalam model IK, siswa tidak hanya bekerja sama namun terlibat

merencanakan baik topik untuk dipelajari maupun prosedur

penyelidikan yang digunakan.

d. Pendekatan Struktural

Dalam pendekatan struktural, tim mungkin bervariasi dari 2 - 6

anggota dan struktur tugas mungkin ditekankan pada tujuan-tujuan

sosial atau akademik.

C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

STAD (Student Team Achievement Division) merupakan model

pembelajaran kooperatif yang sederhana dan mudah diterapkan dalam

pembelajaran pada umumnya. Secara garis besar model ini terdiri dari 4

langkah, yaitu:

1. Pembentukan kelompok heterogen

Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru lebih tahu siswa mana

yang pandai dan yang lemah. Secara heterogen (memperhatikan gender,

pandai-lemah, leader-anggota) guru membuat kelompok-kelompok kecil,

3-5 siswa untuk setiap kelompok.

Page 41: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

24

2. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok

Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan

yang akan dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi

pelajaran. Pada saat penjelasan siswa sudah duduk dalam kelompoknya.

Selanjutnya, siswa melakukan diskusi sesuai arahan guru berdasarkan LKS

atau bentuk tugas yang lain. Jika terdapat kesulitan dalam hal interpretasi

petunjuk, siswa biasa minta bantuan guru.

3. Pelaksanaan kuis atau evaluasi

Setelah diskusi, guru memberikan tes/kuis yang harus dikerjakan oleh

siswa secara individu.

4. Pemberian penghargaan

Kelompok yang rata-rata nilai setiap anggotanya paling bagus pantas

diberi penghargaan. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar

pembentukan kelompok baru untuk topik selanjutnya.

Page 42: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

25

Secara skematis, model STAD dapat dilihat pada gambar berikut.

Setiap kelompok tediri dari 4 orang siswa yang mempunyai nama kelompok tersendiri, tiap siswa mempunyai fungsi:

- siswa 1 menulis dan mambaca soal - Siswa 2 menerjemahkan dan

menggali maksud soal - Siswa 3 menjawab dan menulis

jawaban - Siswa 4 mengoreksi ulang soal dan

jawaban

PEMBENTUKAN KELOMPOK HETEROGEN

PEMBERIAN MATERI PELAJARAN DAN

KEGIATAN KELOMPOK

Guru memberikan penyajian suatu materi pelajaran melalui metode ceramah, pengamatan atau membahas buku teks, siswa sudah berada dalam kelompoknya

PELAKSANAAN KUIS DAN EVALUASI

Skor tes Sumbangan skor kelompok

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10 Skor sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna (betul semua) 40

PEMBERIAN PENGHARGAAN

KELOMPOK

Jumlah skor masing-masing individu dijumlahkan dibagi dengan jumlah individu, sehingga didapat rata-rata nilai, dengan criteria penilaian: - Kelompok dengan skor rata-rata 15,

sebagai GOOD TEAMS - Kelompok dengan skor rata-rata 20,

sebagai GREAT TEAMS - Kelompok dengan skor rata-rata 25,

sebagai SUPER TEAMS Great Teams dan Super Teams diberikan penghargaan berupa semacam kartu ucapanatau yang lainnya bergantung kreativitas guru.

Gambar 2. Skema model Pembelajaran STAD (Saptono, 2003)

Page 43: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

26

Sampai saat ini model pembelajaran kooperatif belum banyak

diterapkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dikarenakan kebanyakan

pelajar atau guru enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan

yakni, menurut Slavin dalam Soewarso (1998) mengatakan adanya beberapa

masalah dalam menerapkan strategi belajar bersama di kelas yaitu ramai,

gagal untuk saling mengenal, perilaku yang salah dan penggunaan waktu yang

kurang efektif. Selain itu kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada

pembelajaran STAD adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab

untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil

b. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berpikir tidak dapat

berlatih belajar mandiri

c. Memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak

dapat dipenuhi

d. Tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat

e. Penilaian terhadap individu dan kelompok serta pemberian hadiah

menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

Meskipun ada banyak kelemahan yang timbul, menurut Soewarso

(1998) pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki keuntungan yakni:

a. Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa

mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu

oleh anggota kelompoknya.

Page 44: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

27

c. Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan

pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk

kepentingan bersama.

d. Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi serta menambah harga

diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi

siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu

pengetahuannya.

g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk

memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

D. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Model pembelajaran JIGSAW dapat diterapkan pada pembelajaran

Biologi. Pada dasarnya, jika guru akan menerapkan model pembelajaran ini

yang perlu diperhatikan adalah topik yang memuat sub-sub topik. Pada model

JIGSAW ini terdapat 2 macam kelompok, yaitu kelompok asal/dasar dan

kelompok ahli.

Page 45: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

28

Secara skematis langkah-langkah pembelajarannya dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Kelompok as

χ & β

δ γ

χ & β

δ γ

χ & β

δ γ

χ & β

δ γ

χ & β

δ γ

χ χ χ

χ χ

Kelompok ahli

Gambar 3. Skema kerja kelompok pada model JIGSAW (Nur dkk, 2000)

Keterangan:

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor.

2. Guru memberikan suatu permasalahan, pertanyaan atau dalam bentuk LKS.

3. Masing-masing siswa dalam kelompok asal yang sama mempelajari materi yang berbeda satu sama lain.

4. Siswa dari kelompok asal yang mempelajari materi yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli). Dalam kelompok ahli, mereka membahas materi yang sama.

5. Setelah selesai berdiskusi, setiap anggota dari kelompok ahli harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan masing-masing materi yang dikuasai memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya.

6. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada siswa dengan menyebutkan nomornya.

7. Selanjutnya diadakan tes individual. Seperti pada STAD, model JIGSAW juga memberi penghargaan kepada kelompok yang anggotanya memperoleh nilai tinggi.

Page 46: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

29

Adapun kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi positif di antara

siswa yang memiliki kemampuan belajar yang berbeda

b. Menerapkan bimbingan sesama teman

c. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi

d. Memperbaiki kehadiran

e. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar

f. Sikap apatis berkurang

g. Pemahaman materi lebih mendalam

h. Meningkatkan motivasi belajar

2. Kelemahan

a. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-

masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam

pelaksanaan diskusi.

b. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,

misal jika ada anggota yang hanya membonceng dan

menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi

c. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang

belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah

posisi yang dapat menimbulkan gaduh.

Page 47: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

30

E. MATA PELAJARAN BIOLOGI

1. Pengertian mata pelajaran biologi

Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga

negara yang bertanggungjawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa,

negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biologi

berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang pendidikan

Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Oleh

karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan

proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh

indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar

dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,

mengolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan

secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk

menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.

Pada dasarnya, pelajaran Biologi berupaya untuk membekali siswa

dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan

yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam.

2. Fungsi dan tujuan mata pelajaran Biologi

Mata pelajaran Biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran

terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga siswa dapat meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai warga negara yang

menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan

melanjutkan pendidikan (Depdiknas, 2003).

Page 48: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

31

Depdiknas (2003) menyatakan bahwa mata pelajaran biologi bertujuan

untuk:

a. Memahami konsep-konsep Biologi dan saling keterkaitannya.

b. Mengembangkan keterampilan dasar Biologi untuk menumbuhkan nilai

serta sikap ilmiah.

c. Menerapkan konsep dan prinsip Biologi untuk menghasilkan karya

teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

d. Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang

berkaitan dengan proses kehidupan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.

f. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan.

3. Standar kompetensi mata pelajaran biologi di SMP

Standar kompetensi menggambarkan kemampuan siswa yang sifatnya

terukur, yang harus dikembangkan selama proses pembelajaran. Standar

kompetensi yang digunakan pada materi pokok keanekaragaman makhluk

hidup adalah standar kompetensi 6 yaitu siswa mampu memahami

keanekaragaman makhluk hidup khususnya pada kompetensi dasar 6.2 yaitu

siswa mampu mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang

dimiliki dengan indikator yang akan dicapai adalah:

a. Siswa mampu membuat perbandingan ciri-ciri khusus tiap kingdom

b. Siswa mampu membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya

berdasarkan ciri khusus kehidupan yang dimilikinya.

Page 49: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

32

c. Siswa mampu mendeskripsikan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk

hidup.

d. Siswa mampu mengklasifikasi beberapa makhluk hidup di sekitar berdasar

ciri yang diamati.

4. Materi pokok klasifikasi makhluk hidup

Klasifikasi makhluk hidup dibagi menjadi 5 kingdom, sudah terjadi

perkembangan klasifikasi mulai dari 2 kingdom (hewan dan tumbuhan)

menjadi 2 kerajaan / kingdom yaitu hewan, tumbuhan dan protista, lalu

menjadi 4 kerajaan yakni tumbuhan, hewan, protista dan monera.

Klasifikasi 5 kingdom dikemukakan oleh Robert H. Whittaher

(1969). Yang mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 kingdom sebagai

berikut yaitu kingdom monera, kingdom protista, kingdom fungi, kingdom

plantae (bryophyta/lumut, Pteridophyta/paku, Gymnospermae/biji terbuka,

Angiospermae/biji tertutup yaitu dicotyl dan monocotyl serta kingdom

animalia yang terdiri dari invertebrata (porifera, coelenterata, platyhelminthes,

nematelminthes, annelida, mollusca, arthropoda, echinodermata) dan

vertebrata ( pisces, amphibia, reptilia, aves, mamalia).

Materi pokok klasifikasi makhluk hidup diberikan dalam 2 kali

pertemuan/ tatap muka. Setiap kali pertemuan waktunya adalah 2 x 40 menit.

a. Pada pertemuan I, materi yang diberikan adalah membedakan makhluk

hidup berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya baik pada tumbuhan

maupun hewan

Page 50: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

33

b. Pada pertemuan II, siswa dapat mengelompokkan mahluk hidup

berdasarkan kingdomnya

F. HIPOTESIS

Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan efektifitas model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW dalam materi pokok

klasifikasi makhluk hidup di MTs NU Ungaran Tahun Ajaran 2006/2007.

Page 51: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs

NU Ungaran tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 141 siswa yang

tersebar dalam 3 kelas dari kelas VIIA sampai dengan kelas VIIC.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak dua

kelas, yaitu kelas VIIA sebagai kelompok yang diberi perlakuan

pembelajaran kooperatif tipe STAD (kelompok A) yang terdiri dari 46

siswa, dan kelas VIIB sebagai kelompok yang diberi perlakuan

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (kelompok B) yang terdiri dari 49

siswa.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

dua cara, yang pertama pengambilan sampel dari populasi menggunakan

sampling bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik sampling yang

digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-

pertimbangan tertentu dengan pengambilan sampelnya. Pengambilan

sampel dari populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengambil subjek-subjek yang memiliki tingkat prestasi belajar yang

sama atau hampir sama, hal ini ditentukan berdasarkan hasil prestasi

Page 52: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

35

akademik yang telah diperoleh pada materi-materi sebelumnya. Pihak

sekolah telah mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan lebih

ke dalam satu kelas yang disebut kelas unggulan yaitu kelas VIIC, dalam

hal ini kelas VIIC hanya digunakan sebagai kelas untuk uji coba

instrumen. Sedangkan Teknik pengambilan sampel untuk pemberian

perlakuan dengan pembelajaran STAD dan JIGSAW pada kelas VIIA dan

VIIB menggunakan sampel acak (random sampling) karena kedua kelas

ini mempunyai kemampuan yang berbeda antara siswa yang satu dengan

siswa yang lain dan mempunyai rata – rata kelas yang hampir sama. Selain

itu pertimbangan pemilihan sampel juga terkait dengan guru pengampu

mata pelajaran biologi, jadi guru yang mengampu di dalam kelas sampel

harus sama. Pemasangan subjek penelitian tersebut bertujuan agar apabila

terjadi perbedaan mean pada kelompok A dan kelompok B tidak lain

disebabkan oleh perbedaan metode yang dicobakan.

3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas, yaitu:

1). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam materi pokok

klasifikasi makhluk hidup.

2). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dalam materi

pokok klasifikasi makhluk hidup.

b. Variabel terikat, yaitu hasil penerapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan JIGSAW pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup.

Page 53: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

36

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester dua tahun ajaran

2006/2007 yaitu pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2007

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NU Ungaran.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen atau

eksperimen pura-pura karena dilaksanakan pada dua kelompok tanpa

kelompok pembanding. Eksperimen ini merupakan penelitian atau

penyelidikan ilmiah di mana peneliti memanipulasikan dan mengendalikan

satu variabel bebas atau lebih, dan melakukan observasi terhadap variabel-

variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul seiring dengan

manipulasi variabel bebas tersebut. (Kerlinger, 2000).

D. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dua

macam perlakuan pada dua kelompok eksperimen (Arikunto, 1989).

Adapun skema model tersebut sebagai berikut:

Keterangan :

E1 = Kelompok A dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

E2 = Kelompok B dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

O1 = Observasi 1 (pre-test)

O2 = Observasi 2 (post-test)

E1 : O1 X O2 E2 : O1 X O2

Page 54: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

37

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu

sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Observasi yang dilakukan

sebelumnya disebut pre-test (O1), dan observasi yang dilakukan sesudah

perlakuan disebut post-test (O2). Pada pre-test (O1) dan post-test (O2)

menggunakan soal yang sama, karena dengan soal yang sama maka

perbedaan hasil belajar dapat terlihat antara hasil belajar sebelum

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW

dengan hasil belajar sesudah dilakukan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW.

Pada pelaksanaan pembelajaran, mula-mula siswa diberi pretes,

kemudian hasilnya dianalisis. Pre-test dilakukan sebelum siswa diberi

materi klasifikasi makhluk hidup dengan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan JIGSAW. Langkah selanjutnya siswa diberi perlakuan yaitu

dengan pemberian materi pengelompokan makhluk hidup dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW. Setelah diberi

perlakuan yang cukup, siswa diberi post-test dengan soal yang sama

dengan soal pre-test. Hasil post-test dianalisis untuk melihat efektifitas

perlakuan pembelajaran yang telah diberikan.

E. Prosedur penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok dan masing-masing

kelompok diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif dalam dua kali

pertemuan/tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 40 menit setiap kali

pertemuan.

Page 55: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

38

Dua kelompok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kelompok A (kelas VIIA), yaitu kelompok yang mendapat perlakuan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2. Kelompok B (kelas VIIB), yaitu kelompok yang mendapat perlakuan

Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW.

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebelum materi

diberikan siswa diberi pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Langkah selanjutnya sebelum memasuki pembelajaran, terlebih dahulu

guru menjelaskan tujuan dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

kemudian guru memberikan apersepsi untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa tentang materi pokok klasifikasi makhluk hidup dengan

memberikan tanya jawab dan penjelasan materi secara terbatas. Dengan

STAD, guru membentuk kelompok heterogen yaitu dengan membagi

siswa ke dalam kelompok-kelompok dengan nama kelompok yang

berbeda-beda dengan jumlah anggota 5-6 siswa. Masing-masing anggota

mempunyai tugas yang berbeda. Ketika siswa sudah berada dalam

kelompoknya, guru memberikan penyajian materi pelajaran melalui

metode ceramah, pengamatan atau membahas buku teks. Selain itu siswa

juga diberikan Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang berisi materi yang akan

dibahas dalam diskusi kelompok, semua kelompok membahas materi yang

sama. Hasil dari diskusi kelompok akan dipresentasikan di depan kelas

oleh masing-masing kelompok. Pada saat presentasi, semua siswa

diberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif seperti mengungkapkan

Page 56: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

39

pendapatnya, mengkritik maupun memberi saran kepada kelompok yang

sedang melakukan presentasi. Setelah presentasi berakhir, dilaksanakan

kuis dan evaluasi yang menentukan skor individu, skor kelompok, dan

penghargaan kelompok.

Pada pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, awal pembelajaran

terlebih dahulu guru menjelaskan tujuan dan model pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW, kemudian guru memberikan apersepsi untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi pokok

klasifikasi makhluk hidup dengan memberikan tanya jawab dan penjelasan

materi secara terbatas. Pada dasarnya pelaksanaannya sama dengan

kelompok STAD, yang membedakan adalah pada pembelajaran ini

terdapat dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Pada pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, guru membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok dengan jumlah anggota kelompok asal adalah

8-9 siswa dan jumlah anggota kelompok ahli adalah 6-7 siswa. Pembagian

jumlah kelompok ini berdasarkan besarnya jumlah siswa dalam satu kelas.

Pada tahap selanjutnya, anggota dari tim-tim JIGSAW yang mendapat

tugas dengan topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik

tersebut, perwakilan anggota tim-tim JIGSAW ini selanjutnya dinamakan

tim ahli. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asalnya

dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam

kelompok ahli sehingga masing-masing anggota kelompok asal dapat

memahami materi secara keseluruhan yang telah disampaikan oleh tiap

Page 57: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

40

anggota kelompok asal yang menjelaskan topik yang berbeda-beda.

Setelah setiap semua anggota kelompok memahami semua topik yang

telah didiskusikan, setiap kelompok diberi kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan untuk

kelompok yang lain diberkan kesempatan untuk mengajukan pendapat,

mengkritik, maupun memberi saran terhadap kelompok yang melakukan

presentasi. Presentasi ini dilakukan secara bergantian dengan kelompok

yang lain dalam satu kelas. Kemudian dilanjutkan penegasan materi oleh

guru dan menentukan kesimpulan oleh guru dan siswa, setelahnya

diberikan soal mandiri untuk mengetahui kemampuan siswa. Pada akhir

pertemuan diberikan penugasan yang dikerjakan secara berkelompok,

penugasan ini berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada

pertemuan selanjutnya. Langkah-langkah yang sama juga diberikan pada

pertemuan berikutnya, hanya saja pada pertemuan akhir materi diberikan

post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil post-test dapat

dilihat adanya penurunan ataupun peningkatan kemampuan pada masing-

masing siswa yang berbeda satu dengan lainnya. Dan hal ini juga

menentukan skor kelompok dan penghargaaan kelompok.

Data pada penelitian tersebut berupa skor hasil tes awal (pre-test)

dan tes akhir (post-test). Data tersebut kemudian dianalisis, dan digunakan

untuk mengukur tingkat efektivitas pembelajaran kooperatif dalam

meningkatkan hasil belajar.

Page 58: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

41

Prosedur penelitian dapat dilihat pada skema di bawah ini,

Data tes awal siswa kelas VII smt 2 MTs NU Ungaran

Dipilih 2 kelas dengan kemampuan seimbang

Kelas STAD (kelompok A) Kelas JIGSAW(kelompok B)

Perangkat tes (tes hasil belajar)

Menganalisis hasil belajar dari tes hasil belajar

Gambar 4. Skema prosedur penelitian

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 1998). Metode

yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah

metode tes. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 1998).

Dalam penelitian ini, tes dilakukan 2 kali yaitu tes awal untuk

mengukur kondisi awal sebelum diberi perlakuan (O1) dan tes akhir untuk

mengukur kondisi akhir setelah diberi perlakuan (O2) dengan

menggunakan soal tes yang sama tentang materi yang akan diberikan yaitu

materi klasifikasi makhluk hidup. Tes ini diberikan kepada kedua

Page 59: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

42

kelompok. Butir-butir soal tes dibuat berdasarkan materi pokok klasifikasi

makhluk hidup kelas VII semester 2 Tahun Pelajaran 2006/2007.

G. Instrumen Penelitian

1. Penyusunan instrumen penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan

data (Arikunto, 1998). Ada juga yang menyebutkan bahwa instrumen

adalah alat yang dipakai untuk mendeteksi data, mengukur frekuensi dan

besarnya fenomena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk

mendeteksi data diperlukan suatu alat. Adapun alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes berbentuk obyektif pilihan ganda (multiple choice

test). Instrumen tes tersebut digunakan untuk mengukur tingkat

penguasaan materi responden pada tes awal dan tes akhir pada kedua

kelompok.

Uji coba instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

jenis uji coba terpakai, yakni soal tes yang diujicobakan melalui pre-test

pada salah satu kelas di luar kelompok sampel, yaitu kelompok kelas VIIC

sebanyak 50 siswa. Peneliti memilih kelompok ini dengan pertimbangan

kelas ini mempunyai prestasi yang paling baik diantara kelompok yang

lain.

Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 40 butir soal. Hasil uji

coba tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran dan daya uji beda.

Page 60: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

43

2. Analisis tes

a. Uji validitas

Instrumen yang baik, salah satu syarat yang harus dimiliki adalah

instrumen tersebut harus valid. Arikunto (1998) menyatakan bahwa

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika

mampu mengukur apa yang diinginkan.

Untuk mencari validitas butir soal tes digunakan kriteria

pembanding yang berasal dari alat ukur itu sendiri. Caranya adalah dengan

jalan mengkorelasikan skor jawaban dari tiap-tiap butir dengan skor total

butir. Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas alat

pengumpul data adalah teknik korelasi product moment dengan angka

kasar dari Pearson (Arikunto, 1998).

Adapun rumusnya adalah:

N Σxy - (Σx)(Σy) rxy =

√{NΣx²-(Σx)²}{NΣy²-(Σy)²} Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

N : Jumlah subjek

x : skor butir

y : skor total butir.

(Arikunto, 1998)

Page 61: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

44

Setelah diperoleh harga rxy berikutnya dikonsultasikan dengan

harga korelasi product moment (r tab ) dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy

> rtab maka dikatakan butir tersebut valid, dan tidak valid jika berlaku

kebalikan (Arikunto, 1998).

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,

karena instrumen tersebut sudah baik.

Untuk menghitung reliabilitas suatu instrumen digunakan rumus

K-R 20 yaitu:

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ Σ−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= 211 1

1 Spq

kkr

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

S² = Varians total

p = Proporsi subjek yang menjawab benar pada suatu butir (proporsi

subjek yang mendapat skor 1)

p = Banyaknya subjek yang skornya 1

N

q = Proporsi subjek yang mendapat skor 0

q = 1-p

Harga r11 selanjutnya dikonsultasikan dengan table r product

moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r11 >r tab maka instrumen

tersebut reliabel, dan tidak reliabel jika berlaku sebaliknya (Arikunto,

1998).

Page 62: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

45

c. Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal test dihitung dengan cara membandingkan

siswa yang menjawab soal dengan benar terhadap jumlah subjek

seluruhnya.

Rumus untuk menghitung taraf kesukaran soal adalah sebagai

berikut,

JSBP =

Keterangan:

P = taraf kesukaran soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi taraf kesukaran soal sebagai berikut:

P = 0,00 – 0,10 termasuk kategori soal sangat sukar

P = 0,11 – 0,30 termasuk kategori soal sukar

P = 0,31 – 1,70 termasuk kategori soal sedang

P = 0,71 – 0,9 termasuk kategori soal mudah

Soal dengan P > 0,9 termasuk kategori sangat mudah

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang

(Arikunto, 1998).

d. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan

siswa yang kurang pandai atau berkemampuan rendah (Arikunto, 1998).

Page 63: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

46

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat D.

Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda adalah sebagai

berikut,

B

B

A

A

JB

JBD −=

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

Indeks daya pembeda berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Arikunto

(1998) menjelaskan bahwa butir-butir soal yang baik adalah butir-butir

soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7. Adapun

klasifikasi daya pembeda adalah:

D = 0,00 – 0,20 termasuk kategori jelek

D = 0,21 – 0,40 termasuk kategori cukup

D = 0,41 – 0,70 termasuk kategori baik

D = 0,71 – 1,00 termasuk kategori baik sekali (Arikunto,1998).

Dalam penelitian ini butir-butir soal yang digunakan adalah butir-butir

soal yang memiliki kriteria daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali.

Page 64: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

47

H. Metode Analisis data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dimaksudkan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar dan teknik pembelajaran yang

digunakan yang lebih efektif antara pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada materi klasifikasi

makhluk hidup. Oleh karena itu, yang dilakukan dalam analisis data ini

adalah mencari rerata skor pre-test dan post-test pada kelompok A, rerata

skor pre-test dan post-test pada kelompok B, jumlah deviasi kuadrat dari

mean perbedaan, dan uji T (T-test) untuk mencari efektifitas penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW dalam pembelajaran

tentang klasifikasi makhluk hidup. Pada penelitian ini dilakukan pengujian

data pra-penelitian yaitu pengujian terhadap data yang diperoleh sebelum

perlakuan dan pengujian data penelitian yaitu pengujian terhadap data

yang diperoleh sesudah perlakuan.

1. Pengujian data pra-penelitian

Sebelum suatu penelitian dilakukan terlebih dahulu diadakan

matching antara kelompok A dan kelompok B “diseimbangkan” lebih

dahulu sehingga keduanya berangkat dari titik yang sama (Hadi, 1992).

Penyepadanan ini dapat dilakukan dengan Matched Group Design atau

M-G.

Dalam penelitian ini, matching dilakukan terhadap nilai hasil

belajar siswa yang diambil dari nilai pre-test.

Page 65: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

48

Pola M-G terdiri dari tiga langkah yaitu:

a. Mean Matching

Mean matching adalah persamaan dari kelompok yang turut dalam

eksperimen yaitu kelompok A dan kelompok B. Apabila mean kedua

kelompok itu sama atau hampir sama, maka dikatakan data telah

dimatching. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

1

11 ne

XeMe ∑=

2

22 ne

XeMe ∑=

Keterangan:

Me1 = Mean kelompok A (STAD)

Me2 = Mean kelompok B (JIGSAW)

∑ 1Xe = Jumlah skor kelompok A

∑ 2Xe = Jumlah skor kelompok B

ne1 = Banyaknya anggota kelompok A

ne2 = Banyaknya anggota kelompok B

b. Varian Matching

Varian matching digunakan untuk mempersamakan antara varian dari

kedua kelompok. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

( )k

bkb V

Vnnf =−− 1,1

Keterangan:

Vb : varians yang lebih besar

Vk : varians yang lebih kecil

(Hadi, 1992).

Page 66: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

49

Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap data yang ada

dibandingkan dengan nilai F tabel distribusi F dengan taraf signifikansi

5% sehingga dapat diketahui apakah varian-varian tersebut berbeda

atau tidak. Jika Fdata < Ftabel maka dikatakan kedua kelompok berasal

dari populasi yang sama.

c. t- Matching

t- Matching merupakan perpaduan antara mean matching dan varian

matching. Rumus yang digunakan dalam t- matching adalah sebagai

berikut:

22

12

21

MeSDMeSDMeMet+

−=

Derajat kebebasaan dalam rumus ini adalah 221 −+ nn dengan:

1,

1 2

22

22

1

12

12

−=

−=

nMeSDMeSD

nMeSDMeSD

Keterangan:

1Me : mean kelompok A

2Me : mean kelompok B

12MeSD : varian matching kelompok A

22MeSD : varian matching kelompok B

1n : banyaknya anggota kelompok A

2n : banyaknya anggota kelompok B

(Hadi, 1992).

Page 67: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

50

Nilai data ini dikonsultasikan dengan t tabel dengan derajat

kebebasan dk = 221 −+ nn . Jika t data lebih besar daripada t tabel maka

kedua kelompok telah sepadan.

2. Pengujian data penelitian

a. Uji normalitas

Untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak.

Digunakan rumus Chi-Kuadrat.

( )2

1

2

i

ii

iE

EOkx −=∑=

Keterangan:

X² : Chi Kuadrat

iE : frekuensi yang diharapkan

iO : frekuensi pengamatan

Jika X² hitung < X² tabel dengan derajat kebebasan dk = k – 3

maka data berdistribusi normal (Sudjana, 1996).

b. Uji homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji

kesamaan dua varians data dari kedua kelompok rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

terkecilianterbesarianF

varvar

=

(Hadi, 1992).

Page 68: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

51

Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F

tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika

Fhitung < Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel.

c. Uji hipotesis

Untuk menguji perbedaan rata-rata maka pasangan hipotesis yang

akan diuji yaitu:

Ho : μ1 = μ2

Ho : μ1 ≠ μ2

Maka digunakan rumus:

21

21

11nn

xxts +

−=

dengan:

( ) ( )2

21

21

2

112

2)11

−+−+−

=nn

snsns

Terima Ho jika )21(2/11)21(2/11 nnnn ttt +−+− ≤≤− αα

(Sudjana, 1996)

Uji t ini digunakan apabila kedua kelompok mempunyai varians

yang sama, apabila secara signifikan terjadi perbedaan varians

maka uji t yang digunakan adalah:

2

22

1

21

2211'

ns

ns

twtwt

+

=≥

Page 69: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

52

Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika diperoleh:

21

2211'ww

twtwt++

dengan:

2

2

22

2

1

11 ,

nsw

nsw ==

)11)(1(1 −−= ntt α )12)(1(2 −−= ntt α

Keterangan:

1x : nilai rata-rata kelompok A

2x : nilai rata-rata kelompok B

: varians data pada kelompok A 21s

22s : varians data pada kelompok B

1n : banyaknya subjek pada kelompok A

2n : banyaknya subjek pada kelompok B

d. Uji ketuntasan hasil belajar

Setelah melalui pengujian data pra-penelitian dan data penelitian,

maka dilanjutkan dengan uji ketuntasan belajar yaitu untuk

mengetahui sejauh mana suatu metode pengajaran berperan dalam

meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran

secara tuntas, sehingga metode tersebut dikatakan efektif. Seorang

siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut telah

mencapai nilai standar yaitu telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65. Jika siswa tersebut tidak mencapai nilai 65

maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas belajar sehingga perlu

perbaikan dan pengayaan.

Page 70: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Hasil Uji Coba

a. Validitas soal

Berdasarkan perhitungan diperoleh r hitung, kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel = 0,291. Item soal dikatakan valid jika r

hitung > r tabel. Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 34

tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba

Uji Validitas Nomor soal Jumlah soal

Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39

35

Tidak valid 5, 13, 23, 28, dan 40 5 Jumlah 40

Sumber: Data penelitian 2007, diolah.

b. Reliabilitas soal

Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,841 (lampiran 33) dengan

taraf signifikan 0,05 dan n = 46 didapat r tabel = 0,291. karena r 11 > r

tabel maka tes tersebut reliabel.

Page 71: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

54

c. Daya Pembeda soal

Empat puluh soal yang diujicoba, ada soal yang termasuk

kategori jelek, cukup, dan baik. Daya pembeda pada soal uji coba

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Daya Pembeda Soal Uji Coba.

Daya Pembeda Nomor soal Jumlah soal

Jelek 13, 23, 28, 40 4 Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39

31

Baik 14, 15, 19, 32, 33 5 Jumlah 40

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

d. Tingkat kesukaran

Empat puluh soal yang diujicoba, ada soal yang termasuk dalam

kategori sukar, sedang dan mudah. Tingkat kesukaran dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba.

Tingkat kesukaran

Nomor soal Jumlah soal

Mudah 1, 4, 7, 30, 34, 37 6 Sedang 2, 3, 5, 6, 8, 10, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33, 36, 39 23

Sukar 9, 11, 12, 13, 16, 23, 24, 28, 35, 38, 40 11 Jumlah 40

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

Page 72: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

55

2. Analisis Hasil Penelitian

a. Analisis Data Pra-penelitian

1. Mean Matching

Dalam mencari mean dimaksudkan untuk mencari persamaan

rata-rata kedua kelompok. Rata-rata kedua kelompok dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Mean Matching Kelompok Eksperimen.

Kelompok Mean Keterangan Kelompok A 45,714 Kelompok B 44,315

Kemampuan awal siswa hampir sama

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

Dari perhitungan diperoleh mean pada kelompok A yaitu 45,714

dan mean pada kelompok B yaitu 44,315 (lampiran 41). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa hampir ada kesepadanan rata-rata nilai pre-test

dari kedua kelompok.

2. Varians Matching

Varians matching ini dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan

varians kedua kelompok. Hasil uji kesamaan dua varians nilai pre-test

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Hasil Varians Matching Kelompok Eksperimen.

Kelompok Varians dk F hitung F tabel Kelompok A 47,528 45 Kelompok B 79,633 48

1,675 1,795

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

Page 73: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

56

Hasil perhitungan uji kesamaan varians diperoleh F hitung = 1,675 < F

0,05(45,48) = 1,795 (lampiran 41). Karena F hitung < F tabel dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok tidak berbeda variannya.

3. t-Matching

Perhitungan t-matching ini dimaksudkan untuk mengetahui

kesamaan rata-rata nilai pre-test dari kedua kelompok. Hasil dari

perhitungan t-matching dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji t-matching

Kelompok Mean Varians dk t hitung t tabel Kelompok A 45,714 47,528 Kelompok B 44,315 79,633

93 - 0,85 1,99

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah

Dari perhitungan diperoleh hasil t hitung = - 0,85 (lampiran 41). Pada

taraf signifikasi 5% dengan dk = 46 + 49 - 2 = 93 diperoleh F (0,05)(93)

= 1,99. Dengan demikian t hitung < t tabel dan terletak pada daerah

penerimaan -1,99 < t < 1,99. Hal ini menunjukkan bahwa kedua

kelompok homogen yaitu tidak berbeda nilai rata-rata pre-testnya atau

dapat dikatakan bahwa kedua kelompok memiliki kesepadanan dalam

kemampuan awal. Kemampuan awal yang homogen ini

memungkinkan kedua kelompok dapat dibandingkan secara langsung.

b. Analisis Data Penelitian

1. Uji normalitas data hasil belajar siswa

Hasil uji normalitas data post-test dari kedua kelompok dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 74: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

57

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Sumber variasi Kelompok A Kelompok B x² hitung 2,4584 1,7331

dk 3 3 x² tabel 11,34 11,34 Kriteria Normal Normal

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh x² hitung untuk

kelompok A sebesar 2,4584 (lampiran 45) dan kelompok B sebesar

4,7331 (lampiran 46). Kedua nilai tersebut lebih kecil dari x² tabel pada

taraf kesalahan 5% dengan dk = 3 yaitu 11,34 yang berarti bahwa

kedua data tersebut berdistribusi normal. Hasil analisis ini dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu

menggunakan statistika parametrik (uji t) atau t-test karena uji

normalitas merupakan uji pra syarat analisis t-test. Apabila data yang

diperoleh berdistribusi normal, maka menggunakan uji t dapat

dipertanggungjawabkan dan kemudian dapat digunakan statistik

parametrik untuk pengujian hipotesisnya.

2. Uji kesamaan dua varians nilai hasil belajar

Hasil uji kesamaan dua varians data post-test atau hasil belajar

antara kelompok A dan kelompok B dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Hasil Belajar

Kelompok Varians dk F hitung F tabel Kelompok A 31,9257 45 Kelompok B 69,4113 48

2,1741 2,1489

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

Page 75: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

58

Hasil uji kesamaan dua varians data nilai hasil belajar Biologi

pada siswa kelas VII MTs NU Ungaran yang menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dalam materi pokok klasifikasi

makhluk hidup memperoleh F hitung = 2,1741 sedangkan

F(0,005)(45:48) = 2,1489 (lampiran 47). Karena F hitung ≤ F

(0,005)(45:48) berarti tidak ada perbedaan atau ada kesamaan dua varians

data hasil belajar Biologi antara kelompok A dengan B. Dengan

adanya kesamaan antara dua varians dari dua kelompok tersebut, maka

uji t dapat dilakukan untuk uji hipotesis. Rumus uji t yang digunakan

ketika kedua kelompok mempunyai varian yang sama adalah uji dua

pihak.

3. Uji perbedaan rata-rata hasil belajar siswa

Hasil uji perbedaan rata-rata data post-test antara kelompok A

dan kelompok B dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Hasil Belajar.

Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria Kelompok A 69,01 Kelompok B 64,14

93 3,31 2,88 Berbeda

Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh t hitung = 3,31 lebih besar

dari t tabel = 2,88 untuk α = 5% dengan dk = 93 (lampiran 48), berarti

ada perbedaan hasil belajar Biologi pada materi pokok klasifikasi

makhluk hidup antara penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan tipe JIGSAW pada siswa kelas VII MTs NU Ungaran

Page 76: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

59

tahun ajaran 2006/2007. Ditinjau dari rata-rata hasil belajar yang

diperoleh terlihat bahwa hasil belajar kelompok A yang mendapatkan

pengajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (69,01)

lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang mendapat pengajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (64,14).

4. Uji ketuntasan hasil belajar siswa

Berdasarkan hasil uji ketuntasan hasil belajar siswa yang

mendapatkan pengajaran dengan metode kooperatif tipe STAD telah

mampu mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar siswa

ditunjukkan dari persentase siswa yang mencapai nilai 65 atau lebih

sebesar 86,96% sedangkan pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW juga mampu mencapai ketuntasan hasil

belajar siswa yang ditunjukkan dari persentase siswa yang mencapai

nilai 65 atau lebih sebesar 71,74% (lampiran 49).

Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih efektif untuk diterapkan dalam

pembelajaran Biologi khususnya pada materi pokok klasifikasi

makhluk hidup karena dapat atau mampu meningkatkan hasil belajar

lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar dari penerapan metode

kooperatif tipe JIGSAW. Pada dasarnya kedua metode pembelajaran

Page 77: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

60

kooperatif ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu

mengantarkan siswa untuk mencapai ketuntasan hasil belajar Biologi.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data pra-penelitian yang berupa analisis

nilai pre-test dapat diketahui bahwa kedua kelompok mempunyai

kesamaan kemampuan rata-rata dan tidak mempunyai perbedaan varian

yang signifikan dengan mean matching kelompok A sebesar 45,714 dan

mean matching kelompok B sebesar 44,315 (lampiran 41), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai keadaan awal yang sama.

Setelah kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda yaitu

kelompok A diberikan pengajaran dengan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan kelompok B diberikan pengajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, maka pada akhirnya ditemukan

adanya perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi

dalam materi pokok klasifikasi makhluk hidup di MTs NU Ungaran. Hal

ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar yang diperoleh kelompok A

(69,01) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang mendapat pengajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (64,14) dengan t

hitung = 3,31 lebih besar dari t tabel = 2,88 (lampiran 48).

1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD

Strategi ini dinilai lebih efektif meningkatkan keberhasilan dalam

mempelajari mata pelajaran Biologi materi pokok klasifikasi makhluk

hidup. Informasi hasil pengajaran kooperatif tipe STAD telah mampu

Page 78: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

61

memberikan gambaran yang jelas kepada siswa sehingga siswa dapat

memahami materi pelajaran yang diajarkan melalui diskusi dalam

kelompok-kelompok kecil.

Secara umum penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD

hampir sama dengan belajar kelompok biasa yang selama ini sering

digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal yang membedakan adalah

adanya skor perkembangan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD yang

perhitungannya berdasarkan skor dasar yang diperoleh siswa saat tes

mandiri. Skor perkembangan yang diperoleh tiap siswa bisa saja

mengalami kenaikan ataupun penurunan tergantung kemampuan siswa

dalam memahami materi yang sedang diajarkan. Besarnya skor rata-rata

tiap kelompok akan menentukan tim mana yang terbaik dan untuk

menentukan besarnya tingkat penghargaan setiap kemajuan masing-

masing kelompok STAD. Tujuan penghitungan skor perkembangan ini

adalah untuk meningkatkan motivasi setiap anggota kelompok untuk

menyumbangkan kemampuannya guna kemajuan prestasi kelompoknya.

STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya memberi

semangat dan saling tolong-menolong untuk mengembangkan

keterampilan yang diajarkan oleh guru. Siswa harus dapat menyemangati

anggota timnya untuk mengerjakan yang terbaik. Siswa yang

berkemampuan rendah akan merasa rendah diri.

Berdasarkan pertemuan I masih terdapat kekurangan selama proses

pembelajaran sebagai berikut, kelas belum terkondisikan dengan baik

Page 79: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

62

karena model ini merupakan hal yang jarang dilaksanakan oleh guru.

Peran guru dalam membimbing siswa perlu ditingkatkan karena masih ada

beberapa kelompok yang belum memahami tugas yang harus diselesaikan

sehingga banyak siswa yang bertanya, bercerita sendiri, dan tidak aktif

dalam kelompoknya dan menimbulkan kegaduhan.

Dalam penyajian hasil diskusi kelompok oleh wakil dari setiap

kelompok belum disajikan dengan baik, suara yang dikeluarkan masih

pelan dan belum bisa dimengerti oleh teman sekelasnya dengan baik

sehingga terkesan menerangkan untuk dirinya sendiri. Reaksi dari siswa

atau kelompok lain juga belum ada karena masih belum ada siswa yang

bertanya atau menanggapi tentang penyajian dari kelompok yang

presentasi. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa malu, takut salah,

ataupun tidak mampu untuk bertanya, mengajukan pendapat ataupun

kritik.

Pada Pertemuan I, kerjasama siswa dalam diskusi kelompok belum

terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang pasif dalam

kelompoknya. Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I

belum dapat terlaksana dengan baik, sehingga masih perlu diperbaiki agar

kemampuan dalam memecahkan masalah dan bekerja sama dapat

ditingkatkan sehingga hasil belajar yang diperoleh pun dapat meningkat.

Selain itu keaktifan siswa pada pertemuan I hanya mencapai skor 47

(lampiran 32), walaupun sudah masuk dalam kategori baik tetapi masih

perlu ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya.

Page 80: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

63

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II sudah lebih baik dari

pertemuan sebelumnya. Bimbingan guru secara individual ataupun

kelompok sudah ditingkatkan, karena siswa sudah banyak yang

memahami pembelajaran daripada pertemuan sebelumnya jadi pada

pertemuan II ini guru hanya memberikan bantuan pada kelompok yang

mengalami kesulitan. Siswa juga sudah mulai aktif dalam pelaksanaan

diskusi, kerjasama siswa sudah semakin baik karena siswa sudah

mengenal model pembelajaran yang dilaksanakan, partisipasi siswa sudah

baik dalam diskusi maupun dalam presentasi kelas, siswa sudah tidak

merasa canggung lagi untuk bertanya, mengajukan pendapat ataupun kritik

(lampiran 30). Hal ini ditunjukkan dari hasil keaktifan siswa pada

pertemuan II ini yaitu skor sebesar 57 yang dikategorikan sangat baik

(lampiran 32). Hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan sesama

siswa dalam kelompok telah meningkatkan kerjasama yang baik sehingga

jumlah siswa yang mengalami kesulitan sudah berkurang.

Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II sudah

seperti yang diharapkan, kemampuan atau hasil belajar siswa juga

meningkat. Selain itu dengan adanya penghargaan yang diberikan kepada

kelompok, siswa menjadi lebih termotivasi untuk lebih memahami materi

dan meningkatkan skor individu maupun skor kelompoknya. Hanya ada

sedikit hambatan pada pembelajaran ini yaitu adanya alokasi waktu yang

singkat menyebabkan waktu untuk pelaksanaan diskusi kelompok juga

Page 81: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

64

singkat, sehingga hasil diskusi kurang maksimal walaupun pelaksanaannya

sudah baik.

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW menganut sistem

kegotongroyongan selain itu juga mengandung sistem kemandirian siswa,

serta menuntut peran aktif siswa agar dapat bertanggung jawab terhadap

bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Ditinjau dari motivasi belajar,

dengan metode kooperatif JIGSAW yang diharapkan memberikan

motivasi lebih pada siswa dengan variasi belajar dimana adanya sistem

kegotongroyongan bagi siswa yang dapat mencegah timbulnya agresivitas

siswa dalam situasi kompetisi dan keterasingan individu tanpa

mengorbankan aspek kognitif (Lie, 2005) hal ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Kondisi yang berbeda ini diharapkan

mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena antar siswa saling

mendukung, saling membantu dan dengan mengembangkan keterampilan

berpikir kritis, menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif dari latar

belakang yang berbeda, menerapkan bimbingan antar teman sehingga

tercipta lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah yang dapat

membangun motivasi belajar pada siswa, serta akhirnya berdampak pada

hasil belajar.

Metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dapat membawa

siswa ke dalam suasana belajar yang baik karena siswa dapat secara aktif

bekerjasama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dalam

Page 82: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

65

upaya menggali informasi dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi

untuk meningkatkan pemahaman pada materi pokok yang sedang

dipelajari. Menurut pendapat Johson & Johnson (1989) dalam Lie (2005)

yang menyatakan bahwa suasana belajar kooperatif tipe JIGSAW

menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih

positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana

belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.

Dalam pembelajaran kooperatif kerja sama dalam kelompok

memegang kunci keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW diperlukan rasa tanggung

jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri maupun pembelajaran

siswa lain dalam kelompok maupun di luar kelompoknya. Siswa tidak

hanya dituntut untuk dapat menguasai materi untuk dirinya sendiri tetapi

juga dituntut untuk dapat menjelaskan pada siswa lain dalam

kelompoknya, sebab secara umum siswa akan lebih mudah menemukan

dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling

mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya.

Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, guru

dapat secara langsung membimbing setiap individu yang mengalami

kesulitan belajar. Guru akan lebih mudah memberikan bantuan secara

individu ketika mengajar atau membimbing siswa pada kelompok kecil.

Pembelajaran ini mampu mengarahkan siswa untuk aktif dalam

memahami materi yang diajarkan yang pada akhirnya berdampak pada

Page 83: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

66

tingginya penguasaan siswa pada materi yang sedang dipelajari dan

meningkatkan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil keaktifan siswa

pada pertemuan I ini yaitu sebesar 42 yang dikategorikan baik (lampiran

32).

Pada awal penelitian, siswa yang menjadi sampel merasa

kebingungan dengan adanya suatu metode tidak biasa mereka dapatkan,

namun dengan bimbingan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat

menyesuaikan diri dengan metode ini. Setelah dibentuk kelompok pada

pertemuan pertama, siswa langsung menempatkan diri pada kelompoknya

dan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Bersama dengan teman

sekelompok mereka bekerjasama menyelesaikan tugas dan mengerjakan

LDS yang sudah dibuat guru sebagai bahan kontrol atas kemajuan yang

diperoleh siswa. Dengan adanya kebebasan yang lebih untuk beraktivitas,

proses pembelajaran terkadang mengalami gangguan dengan adanya siswa

yang saling mengganggu antar kelompok, namun hal ini dapat

dikendalikan dengan ketatnya pengawasan dari guru sehingga pada

pertemuan selanjutnya hal ini tidak terjadi lagi.

Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri, dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompok asal.

Dalam hal ini siswa yang berkemampuan rendah saat menjelaskan materi

Page 84: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

67

mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi yang dia pelajari

kepada anggota kelompok yang lain sehingga mengakibatkan tidak semua

materi dapat tersampaikan dengan baik. Walaupun tidak dapat

menjelaskan materi secara sempurna, teman lain dalam satu kelompok

tetap menghargai informasi yang diberikan bahkan jika perlu membantu

menambahkan. Semua siswa dalam satu kelompok telah menyadari bahwa

hasil diskusi kelompok tergantung dari kerjasama tiap anggotanya, jadi

mereka saling membantu karena semua itu akan sangat berpengaruh dalam

kemajuan kelompok. Adapun kesulitan yang lain adalah masih terdapat

adanya anggota kelompok yang tidak melaksanakan tugasnya sehingga

anggota kelompok yang lain agak merasa terganggu. Hal ini tidak

berlangsung secara berlarut-larut, karena guru langsung menegur secara

individu kepada siswa yang bersangkutan jadi siswa tersebut tidak merasa

dipermalukan di depan kelas dan siswa pun langsung menjadi sadar atas

kesalahannya. Dengan ketatnya pengawasan dari guru dan observer, siswa

menjadi lebih berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang sama

dan diskusi kelompok berjalan sebagaimana mestinya.

Kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran ini

adalah alokasi waktu yang singkat sedangkan waktu yang dibutuhkan

dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW ini cukup banyak karena

adanya perpindahan kelompok hingga dua kali yaitu pada saat perpindahan

dari kelompok asal ke kelompok ahli dan perpindahan dari kelompok ahli

ke kelompok asal yang menyita waktu yang cukup lama sehingga waktu

Page 85: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

68

yang tersisa untuk memahami materi berkurang. Selain waktu yang tersita

banyak, pada saat perpindahan kelompok kelas menjadi kurang terkendali

karena hampir semua siswa ramai dan ada yang berebut tempat duduk

sehingga kelas menjadi gaduh.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, kita ketahui bahwa hasil belajar

kelompok A lebih baik dari hasil belajar kelompok B. Hal ini disebabkan

karena kedua kelompok ini diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelompok

A dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

kelompok B dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW. Pada dasarnya kedua model pembelajaran ini sangat baik untuk

diterapkan pada pembelajaran Biologi maupun mata pelajaran lainnya,

hanya kemungkinan materi yang digunakan dalam hal ini hanya cocok

digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kurang cocok

dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, dan waktu yang dibutuhkan

pada kelompok B lebih lama dibandingkan pada kelompok A karena

adanya perpindahan kelompok hingga dua kali sehingga waktu yang

tersisa untuk memahami materi kurang dan hasil belajar yang diperoleh

pada kelompok B menjadi kurang maksimal.

Indikator dari keefektifan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil

tes secara individual yang mampu memperoleh nilai di atas atau sama

dengan standar ketuntasan belajar minimal yaitu 65 tetapi juga ketuntasan

belajar secara klasikal yang mencapai sekurang-kurangnya 85% dari

jumlah peserta didik yang ada di kelas telah tuntas belajar sehingga dalam

penelitian ini dapat dikatakan kelompok A lebih efektif dibandingkan

Page 86: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

69

dengan kelompok B karena kelompok A mencapai ketuntasan belajar

klasikal sebesar 86,96% sedangkan kelompok B hanya mencapai 71,74%

(lampiran 49). Selain itu, suatu proses pembelajaran dikatakan efektif

apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik,

maupun sosialnya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan

siswa dalam memecahkan masalah dan kerjasama siswa dalam

kelompoknya. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pun

semakin meningkat pada setiap pertemuan.

Pada penelitian ini hipotesis penelitian sudah tercapai pada

pertemuan II. Walaupun demikian guru masih perlu memberikan

penguatan materi dan beberapa soal latihan yang harus dikerjakan secara

individual karena siswa harus dilatih untuk berpikir mandiri. Tidak

selamanya siswa harus menyelesaikan masalah secara bersama-sama atau

kelompok. Selain itu dengan pemberian masalah yang berbeda dari tiap

kelompok juga menyebabkan pemahaman yang berbeda, siswa lebih

menguasai masalah yang dihadapi dalam kelompoknya sedangkan masalah

yang terdapat dalam kelompok lain siswa perlu pemahaman khusus. Selain

itu, tingkat aktifitas siswa pada pertemuan II ini juga sudah meningkat

dibandingkan dengan pertemuan I yaitu skor sebesar 55 yang

dikategorikan sangat baik (lampiran 32). Pada akhirnya, pembelajaran

kooperatif masih perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

Page 87: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

70

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan efektifitas secara signifikan dan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif untuk diterapkan pada

materi pokok klasifikasi makhluk hidup daripada metode pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW karena hasil belajarnya lebih tinggi di MTs NU

Ungaran tahun ajaran 2006/2007.

B. Saran

Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan

hasil penelitian ini antara lain :

1. Guru hendaknya mempertimbangkan penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan JIGSAW saat akan melaksanakan

pembelajaran Biologi khususnya materi pokok klasifikasi makhluk

hidup karena pembelajaran ini terbukti mampu meningkatkan hasil

belajar dalam materi pokok klasifikasi makhluk hidup di MTs NU

Ungaran.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW

agar mencapai hasil yang optimal, guru perlu melakukan penataan

ruang secara efektif untuk menghindari suasana gaduh saat

pembentukan kelompok, guru perlu meningkatkan keterampilan

Page 88: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

71

kooperatif masing-masing kelompok agar kerja sama dalam kelompok

tidak macet, guru perlu mengembangkan keaktifan seluruh anggota

dalam kelompok.

3. Pihak sekolah hendaknya selalu memberikan dukungan kepada guru

dalam pengenalan model pembelajaran kooperatif secara dini pada

siswa.

4. Peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa pada materi pokok

klasifikasi makhluk hidup, sehingga diperoleh informasi yang lebih

luas tentang keaktifan atau efektifitas penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan JIGSAW dalam pembelajaran Biologi pada

siswa.

C. Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan sampel satu kelas untuk

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan satu kelas untuk pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW. Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal

perlu dilakukan kajian secara ilmiah pada sampel yang lebih banyak.

Page 89: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

72

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

________ . 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud.

Darsono, M; Sugandhi, A; Dj. Martensi; R.K. Sutadi & Nugroho. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Anonim. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

. 2002. Ringkasan Kurikulum dan Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

. 2003. Kompetensi Dasar mata Pelajaran Sains SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Ibrahim & Syaodih, N. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kerlinger, F.N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Terjemahan. Yogyakarta: UGM Press.

Lie, Anita. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya Offset.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.

Nurjanah, Sumartini, Kusmayadi. 2004. Sains BIOLOGI untuk SMP Kelas 1. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.

Nur, Ibrahim, Rachmadiarti, Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNNESA University Press.

Page 90: Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di Mts Nu Ungaran

73

Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Setiyawati, A. 2005. Peningkatan kualitas proses pembelajaran konsep klasifikasi dan keanekaragaman tumbuhan biji dengan strategi STAD pada siswa SMP Negeri 1 Semarang. Skripsi. Semarang: UNNES.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Soewarso. 1998. ”Menggunakan strategi komparatif learning di dalam pendidikan ilmu pengetahuan sosial : Edukasi”. No. 01 hal. 16-25.

Wulandari, R. 2005. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Pada Siswa Kelas II Semester I SMPN 13 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: UNNES.

Yamin, M. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.