Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang makin pesat sekarang ini telah membawa dampak yang cukup luas dalam berbagai segi kehidupan manusia. Pertambahan penduduk tidak hanya menuntut penyediaan bahan pangan tetapi juga peningkatan kandungan gizi. Berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan produk pangan, dan upaya peningkatan gizipun mulai diperhatikan. Akhir–akhir ini permintaan untuk produk perikanan yang memenuhi kebutuhan gizi semakin bertambah. Salah satu cara yang bisa memenuhi tuntutan kebutuhan gizi itu adalah dengan mengembangkan usaha budidaya ikan (Gustina 2005). Kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, perlu adanya peningkatan produksi disemua sektor pertanian termasuk didalamnya adalah sektor perikanan mutlak dilakukan. Akan tetapi lahan yang diperlukan untuk 1

description

TUTORIAL PHOTOSHOP | KUMPULAN SKRIPSI | E-BOOK | KTSP | PNPM | PEMERINTAHAN | DOWNLOAD | TUTORIAL PLAYSTATION | HADWARE | SOFTWARE | SEO | ADSENSE | MAKALAH |

Transcript of Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Page 1: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk yang makin pesat sekarang ini telah

membawa dampak yang cukup luas dalam berbagai segi kehidupan manusia.

Pertambahan penduduk tidak hanya menuntut penyediaan bahan pangan tetapi

juga peningkatan kandungan gizi. Berbagai upaya telah ditempuh untuk

meningkatkan produk pangan, dan upaya peningkatan gizipun mulai

diperhatikan. Akhir–akhir ini permintaan untuk produk perikanan yang

memenuhi kebutuhan gizi semakin bertambah. Salah satu cara yang bisa

memenuhi tuntutan kebutuhan gizi itu adalah dengan mengembangkan usaha

budidaya ikan (Gustina 2005).

Kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, perlu adanya peningkatan

produksi disemua sektor pertanian termasuk didalamnya adalah sektor

perikanan mutlak dilakukan. Akan tetapi lahan yang diperlukan untuk

meningkatkan produksi perikanan semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh

adanya pengalihan fungsi dari lahan tersebut. Sebagai akibat dari

pembangunan dibidang olah raga ataupun prasarana sosial lainnya yang telah

menyita sebagaian lahan pertanian dan perikanan. Usaha pencarian lahan baru

(Ekstensifikasi) dan pemamfaatan lahan yang telah ada (Intensifikasi)

semaksimal mungkin harus dilakuakn.

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah tergolong ikan yang paling

mudah berkembang biak. Pertumbuhan ikan nila relatif lebih cepat bila

1

Page 2: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya . selain itu ikan nila

memiliki nilai gizi yang tinggi (Yuliadi Soekard 1996).

Usaha pembudidayaan ikan nila tentu tidak lepas juga dari tingkat

kualitas bibit ikan tersebut. Sekarang ini para petani kebanyakan mendapatkan

benih ikan secara alami, yakni mereka membiarkan induk ikan nila

berkembang biak di kolam tanpa pemeliharaan yang semestinya.

Beberapa hal yang sangat perlu untuk dipelajari dan dilakukan

supaya benih yang dihasilkan benar–benar baik. Hal–hal tersebut diantaranya

adalah pemilihan induk. Penyeleksian calon induk ikan nila dilakukan

berulang–ulang dengan memilih induk yang terbaik dari calon induk yang

pertama . Induk yang dipilih memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan

memiliki tubuh lebih besar. Umur induk harus berkisar antara 5 – 6 bulan

dengan berat 250 – 500 geram untuk induk betina dan 500 – 800 untuk induk

jantan. Masa produktif induk ikan nila adalah 1,5 – 2 tahun untuk mengetahui

induk yang sudah matang seksual dan siap untuk dipijatkan dapat dilakukan

dengan cara mengurut kearah belakang , bagian perut ikan nila jantan maka

akan keluar sperma berwarna putih.

Upaya pembenihan ikan nila perlu diketahui ciri–ciri dan kebiasaan

ikan itu. Selain itu cara atau teknik pembenihan serta persyaratan lainnya

sangat penting untu diketahui . Dengan demikian dapat memudahkan dalam

pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus ).

Salah satu cara pembenihan ikan nila adalah dengan cara pijatan.

Pembenihan dengan cara ini ialah induk jantan dan betina yang sudah dipilih

2

Page 3: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

ditempatkan pada satu kolam, jika induk ikan tersebut sudah matang kelamin

atau siap untuk memijah, maka dilakukanlah pijatan pada induk ikan tersebut

dengan tujuan untuk mempercepat pengeluaran telur pada induk betina dan

memperbanyak keluarnya sperma pada induk jantan.

Dengan banyaknya pengeluaran sperma oleh induk jantan

diharapkan proses pembuahan telur dapat dilakukan dengan semaksimal

mungkin sehingga tingkat produksi benih ikan nila dapat meningkat. Apabila

tingkat produksi benih meningkat dan kualitas benih ikan baik dan sehat

tentunya sangat menunjang tingka keberhasilan pada pembudidayaan ikan nila

itu sendiri.

Sehubungan dengan maksud dan tujuan yang dipaparkan tersebut ,

maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang “ Efektivitas

Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan cara pijatan Di

Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar ( BPBIAT ) Lenek Lombok

Timur”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini, dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana efektivitas pembenihan ikan

nilai (Oreochromis niloticus) dengan menggunakan cara pijatan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dimaksudkan agar mengetahui apakah

ada efektivitas pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan

menggunakan cara pemijatan.

3

Page 4: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Diharafkan dari hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan, terutama dalam bidang biologi, sehingga dapat

menambah wawasan tentang pokok bahasan ikan dan reproduksi yang

baik.

b. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam

mengembangkan usaha budi daya benih ikan nila yang baik, baik

tingkat produksi maupun tingkat kualitas benih ikan nila

( Oreochromis niloticus )

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sumber informasi bagi para petani ikan dalam upaya

peningkatan hasil produksi yang baik.

b. Sebagai salah satu bahan informasi yang dapat berguna bagi para

peneliti, untuk bahan pemabanding dalam penelitian berikutnya.

E. Asumsi Penelitian

1. Asumsi Teoritis

Dalam penelitian ini secara teoritis diasumsikan bahwa tingkat produksi

benihh akan berbeda bila dilakukan pemijatan terlebih dahulu dan induk

ikan nila di pelihara dengan cara menyiapkan kolom pemijahan.

2. Asumsi penelitian ini sangat mungkin dilaksanakan

karena adanya faktor yang mendukung antara lain :

a. Masalah yang diteliti berada dibawah jangkauan peneliti.

4

Page 5: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

b. Adanya BPBIAT (Balai Pengembangan Benih Ikan Air Tawar)

sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian.

c. Adanya kemudahan dalam mendapatkan induk ikan nila.

d. Cukup tersedianya literatur yang dipakai sebagai buku acuan.

F. Lokasi dan Obyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di BPBIAT (Balai Pengembangan

Benih Ikan Air Tawar) Desa Lenek Kecamtan Aik Mel Kabupaten

Lombok Timur.

2. Obyek Penelitian

Sebagai obyek penelitian terbatas pada efek yang timbul pada

induk ikan nila setela diberikan rangsang pijatan dan kaitannya dengan

tinggkat kualitas bibit ikan nila ( Oreochromis niloticus )

G. Hipotesis Penelitian

Untuk mengarahkan jalannya penelitian ini maka hipotesis yang

diajukan adalah ada efektivitas pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus )

dengan menggunakan cara pemijahan.

H. Penegasan Istilah.

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dari beberapa istilah

dari judul tersebut, maka berikut akan dijelaskan tentang istilah yang penting.

Adapaun istilah yang penting yang dijelaskan dalam hal ini adalah.

5

Page 6: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ketepat gunaan

suatu langkah untuk menunjang keberhasilan sebuah tujuan (Susilo

Riwayadi, 2003 ). Jadi yang dimaksud dengan efektivitas dalam hal ini

adalah keadaan yang akan terjadi pada ikan nila (Oreochromis niloticus)

apabila dilakukan pijatan.

2. Pembenihan

Pembenihan berasal dari kata benih yang berarti bibit. Sedangkan

bibit diartikan sebagai makhluk hidup yang masih kecil yang dipersiapkan

sebagai calon makhluk hidup dewasa (Wahyu Handoko. 1996). Jadi yang

dimaksud dengan pembenihan dalam hal ini adalah upaya memperbanyak

calon individu baru yang dilakukan pada tempat dan cara – cara tertentu.

3. Ikan Nila ( Oreochromisniloticus )

Ikan nila adalah binatang bertulang belakang (Vertebrata) yang

hidup di air tawar dan bernapas dengan ingsang, pemakan segala

(Omnivora) dan makanan pokoknya terdiri dari bahan yang berasal dari

tumbuhan ( Nabati ) maupun berasal dari hewani (Gusrina, 2005 ).

4. Pijatan

Pijatan berasal dari kata pijat yang mendapat akhiran – an, yang

berarti menekan, mengusap bagian tubuh makhluk hidup pada daerah

tertentu (Susilo Riwayadi 2003). Jadi yang dimaksud dengan pijatan dalam

hal ini adalah memberikan rangsang sentuha pada ikan nila dengan tujuan

tertentu.

6

Page 7: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika Ikan Nila ( Oreochromis niloticus )

Sistimatika ikan nila yang dikemukakan oleh sugiarto ( 1989 ) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Sub – Phylum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Sub – Ordo : Percoiden

Family : Ciclidae

Genus : Oreochromis

Species : Oreochromis niloticus

Selanjutnya dikatakan nama sinonimnya adalah tilapia nilotica,

Sarotherodon nilotica, Menurut bahasa Indonesia adalah Nila. Adapun jenis

ikannya adalah nila biasa, nila merah, dan nila albino.Ikan nila (Oreochromis

niloticus) dan familinya adalah merupakan ikan sungai atau danau yang cocok

dipelihara diperairan yang tenang. Makanan utama ikan nila yaitu berupa

plankton, perifitom dan tumbuhan air yang lunak (Wahyu Handoko, 1996).

Selanjutnya dijelaskan bahwa pertumbuhan ikan nila relatif lebih

cepat, mudah dikembangkan, daya kelangsungan hidupnya tinggi, toleransi

terhadap perubahan lingkungan yang cukup tinggi dan rakus terhadap

makanan sisa, sehingga tidak sulit untuk membudidayakannya. Dari perairan

7

Page 8: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

umum ikan nila yang kecil sering terlihat mencari makanan dibagian yang

dangkal. Sedang ikan nila yang besar mencari makan di tempat yang lebih

dalam. Pada ikan nila dewasa panjang ususnya dapat mencapai 4,13 kali

panjang badan, sedang pada ikan nila kecil biasanya lebih pendek yaitu sekitar

2, 35 kali panjang badan (Susanto, 1986 ).

B. Pemilihan Induk Ikan Nila

Calon induk ikan nila diperoleh dengan cara menyeleksi sejumlah

induk–induk ikan nila yang ada. penyeleksian calon induk ikan nila dilakukan

belulang–ulang. Seleksi calon induk pertama. Induk yang dipilih memiliki

pertumbuhan lebih cepat dan memiliki tubuh yang lebih besar dari pada induk

–induk ikan nila yang lain.

Calon induk ikan nila dapat dipijahkan setelah berumur 5 – 6 bulan.

Pada saat umur tersebut induk ikan nila betina memiliki berat 250 – 300 gram

dan panjang 8,5 cm dapat menghasilkan telur sebanyak 78 butir, dan kalau

induk itu memiliki berat 400 – 500 gram dan panjang 12 cm dapat

menghasilkan telur sebanyak 700 butir.Dan masa produktif induk ikan nila

adalah 1,5 – 2 tahun.

Dalam menyeleksi calon induk ikan nila yang perlu diketahui adalah

ciri–ciri induk yang baik dan sehat. Adapun ciri–ciri induk yang baik dan

sehat adalah sebagai berikut :

1. Tubuhnya tidak cacat, baik sirip maupun bagian–bagian yang

lainnya.

2. Tubuh relatif lebih besar dibandingkan umur.

8

Page 9: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

3. Sisik tersusun rapi.

4. Gerakan lincah

Dalam pemeliharaan induk ikan nila tidaklah terlalu sulit. Ada

tiga hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam merawat induk–

induk ikan nila ( Eka Warisdiyono. 10. 1996). Yaitu :

a. Kolam induk

b. Jumlah induk yang dipelihara dikolam (Padat Penebaran).

c. Makanan induk

C. Ciri – Ciri Ikan Yang Siap Memijah ( Matang Kelamin ).

Indik ikan nila yang siap memijah (matang kelamin) dapat kita

ketahui dengan mengamati tingkah laku maupun perubahan fisik yang terjadi

pada induk ikan tersebut. Adapun ciri–ciri yang dapat kita amati antara lain :

1. Induk jantan aktif meengejar induk betina.

2. Pada induk jantan rusuk bagfian perut membentuk sudut tumpul.

3. Pada induk betina bagian belakang sirip dada kelihatan

menggelembung.

4. Sisik induk betina kelihatan lebih terbuka.

5. Induk jantan dan betrina aktif didasar kolam untuk membuat

lubang pemijahan berupa lekukan dengan diameter 15 – 20 cm.

D. Pemijahan Induk Ikan Nila

Pemijahan induk ikan nila dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Cara Tradisional.

9

Page 10: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Pemijahan dengan cara ini dilakukan pada satu kolam tanpa sekat

pemisah antara induk jantan dan betina. Pemijahan dengan cara ini padat

penebaran induk adalah 1 : 1. Dengan demikian jika dalam satu kolam

pemijahan induk ikan nila sebnyak 40 ekor maka induk nila jantan yang

ditukar adalah 20 ekor dan induk betina 20 ekor (Karyawan P, 2005 ).

2. Cara Semi Intensip Cara Pertama.

Pembenihan dengan cara ini ialah induk jantan dan betina

ditempatkan m enjadi satu pemijahan induk akan terjadi di dalam kolam

sekatan. Dengan cara ini, kolam pemijahan induk terpisah dengan kolam

benih, pemisahan di lakukan dengan menggunakan sekat bumbu atau dari

jaring tebal bermata 1 cm. Perbandingan luas kolam pemijahan dan kolam

pendederan benih adalah 1 : 4. dengan demikian jika luas kolam 25 m2

maka kolam pemijahan yang disekat adalah 5 m2 dan kolam pendederan

benih adalah 20 m2.

Adapun perbandingan induk ikan nila jantan dan betina adalah

1 : 2. Jika induk ikan nila yang akan dilepas sebanyak 30 ekor maka induk

jantan sebanyak 10 ekor dan induk betina sebanyak 20 ekor. Padat

penebaran induk adalah 2 ekor / m2 ( Karyawan P, 2005 ).

3. Cara semi intensif cara kedua.

Pembenihan cara ini pada kolam pemijahan, induk jantan dan

betina dipisahkan dengan menggunakan sekat bambu atau pemisah induk

jantan dan betina agak renggang hingga induk betina dapat masuk ke

dalam tempat induk jantan untuk melakukan pemijahan. Sedangkan induk

10

Page 11: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

jantan tidak dapat masuk ketempat induk betina. Perbandingan luas kolam

induk jantan dan betina serta kolam pendederan adalah 1 : 1 : 5 . dengan

demikian, jika luas kolam pemijahan 35 m2 maka kolam induk jantan 5 m2,

kolam induk betina 5 m2 dan kolam pendederan 25 m2. ( Karyawan P, 35.

2005 )

Pemijahan dengan cara ini dilakukan dengan cara memilih induk

jantan yang memiliki tumbuh lebih besar dari induk betina pada kolam

pemijahan. Induk jantan di tempatkan pada kolam paling hilir, sedangkan

induk ikan betina pada kolam bagian hulu agar induk ikan betina tidak

dapat masuk ke kolam pendederan.

4. Pembenihan dengan cara pijatan

Pembenihan dengan cara pijatan ini dilakukan dengan

menempatkan induk jantan dan induk betina pada satu kolam dengan padat

penebaran 1:1 atau pada satu kolam di tempatkan induk jantan satu ekor

dan induk betina satu ekor dengan pada penebaran 2 ekor permeter

persegi. Pemijahan dengan cara ini dilakukan dengan memilih induk ikan

yang sudah matang kelamin atau sudah siap memijah. Kemudian induk

ikan yang sudah siap memijah tersebut ditangkap dan dilakukan pemijatan

dengan menekan secara perlahan pada bagian perut induk ikan nila

tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pengeluaran telur pada

induk betina dan memperbanyak pengeluaran sperma pada induk jantan ,

sehingga pembuahan telur dapat berlangsung dengan sebaik mungkin.

E. Usaha Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus T)

11

Page 12: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya

ikan nila tergantung dengan sistem pemeliharaannya ( perlakuan dalam

pemeliharaan yang dilakukan).

Pembenihan merupakan suatu kegiatan mata rantai dalam usaha

budidaya ikan nila. Pembenihan dimaksudkan dengan kegiatan yang bertujuan

untuk menghasilkan benih yang banyak. Sedangkan pembesaran dimaksudkan

untuk memproleh ikan yang berukuran konsumsi dan bisa dijadikan induk

kembali (Susanto, 1986).

12

Page 13: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model True Experimental Design yaitu

jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah memenuhi persyaratan. Yang

dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain

yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan

adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok

kontrol ini akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahu secara pasti

karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan.

Dengan demikian model desain yang digunakan dalam penelitian

ini adalah model random terhadap subyek.

Dimana E adalah Sampel yang diberikan perlakuan dan kontrol , K

adalah sampel yang tidak diberikan perkuan tetapi kontrol, 01 adalah akibat

atau hasil dari sampel pertama yang diberikan perlakuan, sedangkan 02 adalah

akibat atau hasil dari sampel kedua yang tidak deberikan perlakukan.

(Arikunto, 2006 ).

13

E : 01

K : 02

Page 14: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

B. Populasi dan Sampel Penelitian.

Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan

sampel (Mardalis, 1989). Pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah

keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan,

tumbuh–tumbuhan, gejala–gejala nilai tes atau pristiwa–peristiwa sebagai

sunber data yang memiliki karaktristik tertentu dalam suatu penelitian

(Arikunto, 2006).

Berdasarkan kedua pendapat diatas maka yang dimaksud dengan

populasi adalaha keseluruhan individu yang memiliki satu atau lebih

karaktristik umum yang sama serta dapat diukur secara kuantitatif maupun

kualitatif. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah keseluruhan

ikan nila yang menjadi subyek penelitian.

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap

dapat mewakili populasi (sumadi dkk, 1996). Pendapat lain mengatakan

bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Dari kedua pendapat tersebut maka yang dijadikan sebagai sampel

dalam penelitian ini adalah bagian dari seluruh ikan nila yang dapat mewakili

seluruh ikan nila.. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara hati-hati

yaitu dengan memperhatikan berbagai keriteria yang akan dijadikan obyek

pengamatan.

Adapun keriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan induk

ikan nila yang akan dijadikan sampel antara lain :

1. Induk ikan yang memiliki berat badan ± 500 geram.

14

Page 15: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

2. Tidak memiliki cacat pada bagian tubuhnya baik sisik maupun siripnya.

3. Memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan

umurnya.

4. Memiliki gerakan yang lincah.

5. Memiliki susunan sisik yang rapi.

C. Instrumen Penelitian

1. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini antara lain :

1. Plastik mulsa

2. Timbangan

3. Bak

4. Meteran / Mistar

5. Kalkulator

6. Seser halus

7. Seser bermata 1 cm

8. Bambu

9. Kawat tali

10. Kubal atau rapia

11. Handuk

12. Termometer

13. Alat pengukur kecerahan air

14. Alat Pengukur Oksigen terlarut ( Oksimeter )

15

Page 16: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

15. Kertas pH universal

16. Dan Lain-lain

b. Bahan

Adapun bahan-bahan yang diperlukan ini antara lain :

1. Induk ikan nila yang matang kelamin dengan

berat ± 500 geram.

2. Makanan ikan (pellet) untuk induk dengan

kadar protein 20-30%.

3. Makanan ikan (pellet) untuk benih.

B. Langkah kerja

Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain :

1. Membersihkan kolam yang akan disekat dari kotoran atau rumput-

rumput liar .

2. Happa disiapkan senyak 20 unit dengan ukuran 1x1x1 m

3. Rangkaian happa ditempatkan diperairan secara acak.

4. Melakukan penyekatan pada kolam yang terdiri dari dua baris masing-

masing baris terdiri dari 10 kolam sekatan dengan ukuran 1 x 1 x1 m.

5. Merakit jembatan bambu ditepi kolam memudahkan pengontrolan dan

pemeliharaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yakni variabel bebas

dan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah Pembenihan ikan

16

Page 17: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

nila dengan melakukan pemijatan dan tanpa pemijatan, sedangkan variabel

terikatnya adalah Benih ikan nila yang dihasilkan. Dari hasil penelitian untuk

salah satu parameter disajikan seperti tabel berikut.

Tabel. 1. Model Rancangan dalam Penelitian.

SubyekHasil benih masing – masing kelompok

Kelompok Ekeperimen ( X ) Kelompok Pembanding ( Y )123.....n

X1

X2

X3

.

.

.

.

.Xn

Y1

Y2

Y3

.

.

.

.

.yn

∑ X ∑ Y

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam rangka uji hipotesis dalam penelitian

ini adalah teknik Uji – t untuk dua sampel yang terpisah. Penggunaan

teknik uji tersebut harus diimbangi uji persyaratan yang harus dipenuhi.

Untuk pengujian uji – t untuk dua sampel yang terpisah uji persyaratan

yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah persyaratan normalitas

data yang bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data

pada sampel yang digunakan dan homoginitas data varians yaitu kesamaan

beberapa bagian sampel antar masing–masing kelompok sampel.

17

Page 18: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Untuk keperluan uji hipotesis yang telah diajukan dalam

penelitian ini data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan

menggunakan teknik uji – t. pemilihan teknik uji – t tersebut didasarkan

pada tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I sebelumnya .

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Mx - My

t =

SD2x SD2y

( N1 – 1 ) ( N2 – 1 )

Dimana Mx = Mean atau rata–rata hasil benih kelompok

Eksperimen, My = Mean atau rata–rata benih kelompok pembanding, SD

adalah Standar Deviasi atau Simpangan Baku ( Arikunto, 2006 ).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan ketentuan : Tolak H0 jika

t hitung lebih kecil dari ttabel pada taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan

tertentu ( N1 + N2 – 2 ) . Dan sebaliknya H0 tidak ditolak jika t hitung lebih

besar dari ttabel pada tarap signifikan 5% dan derajat kebebasan tertentu

( N1 + N2 – 2 ).

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis

data pada penelitian ini adalah Merumuskan hipotesis, Membuat tabel

kerja, Memasukkan data kedalam rumus, Menguji nilai T-hitung, Menarik

kesimpula.

18

Page 19: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal yaitu (A) Deskripsi Lokasi

Penelitian, (B) Penyajian Hipotesis, (C) Pembahasan.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.

Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawa (BPBIAT)

merupakan lembaga pemerintah yang melaksanakan sebagian fungsi tekbis

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya

bidang teknis pengembangan budidaya perikanan air tawar. Berdasarkan perda

No 13 tahun 2001 tanggal 20 September 2001.

Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawa (BPBIAT)

terletak didesa lenek kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, dengan

luas lahan yang dimiliki ± 5,5 Ha yang terdiri dari kolam seluas ± 3,3 Ha dan

persawahan ± 0,8 Ha serta halam gedung dan jalan ± 1,4 Ha. Sedangkan Debit

air pertahun 50 – 100 liter / detik.

a. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki

19

Page 20: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Adapun fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Balai Pengembangan

Budidaya Ikan Air Tawa (BPBIAT) antara lain sebagai berikut :

1. Kolam pendenderan dan pemeliharaan induk.

2. Indoor hatchery

3. Bangsal Pemijahan

4. Gedung Kantor

5. Aula

6. Perumahan Pegawai atau karyawan

7. Ruang pengepakan ikan

8. Ruang genset

9. Gedung pakan

10. Gedung perpustakaan

11. Gedung laboratorium

b. Visi dan Misi

Adapun Visi Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawa

(BPBIAT) adalah : Mewujudkan Balai Sebagai Pusat Pengembangan

Benih Unggul dan Pusat Informasi Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar

Yang Berdaya Saing di Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Sedangkan Misi yang dikemukakan oleh Balai Pengembangan

Budidaya Ikan Air Tawa (BPBIAT) adalah :

1. Menyediakan benih yang berkualitas

2. Menyiapkan bahan informasi budidaya ikan air tawar

20

Page 21: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

3. Mengembangkan teknologi budidaya ikan air tawar,

pengkajian dan analisis serta pengujian dan penerapan teknologi

budidaya ikan air tawar

4. Melakukan bimbingan teknis budidaya ikan air tawar

dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profosionalisme sumber

daya manusia

5. Mengembangkan jaringan kerjasama pengembangan

budidaya ikan air tawar

6. Mengembangkan jaringan sistem informasi teknologi

budidaya ikan air tawar.

B. Penyajian Hipotesis

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka kegiatan yang

dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1) Penentuan Subyek Penelitian, (2)

Pelaksanaan Pengumpulan Data.

1. Penentuan Subyek Penelitian.

Dalam Bab III telah diuraikan bahwa yang menjadi subyek dalam

penelitian ini adalah Bagian dari seluruh ikan nilai yang dapat mewakili

seluruh ikan nila. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan

memperhatikan berat badan dan ukuran tubuh.

Adapun berat badan ikan nila yang digunakan dalam penelitian

ini terlihat pada tabel berikut

Tabel 02. Data tentang berat badan dan panjang ikan nila kelompok kontrol yang digunakan sebagai sampel penelitian.

NO KOLAM UKURAN

BERAT BADAN (GRAM) PANJANG (CM)

21

Page 22: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

450

500

400

430

440

500

470

490

560

500

11

12

11

10

12

13

12

13

13

12

Tabel 03. Data tentang berat badan dan panjang ikan nila kelompok Eksperimen yang digunakan sebagai sampel penelitian.

NO KOLAMUKURAN

BERAT BADAN (GRAM) PANJANG (CM)

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

470

500

420

500

440

500

470

490

560

500

11

12

12

13

11

12

11

13

11

12

Sumber: Hasil Pengukuran data primer

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Sebelum melakukan eksperimen pada penilitian yang akan

dilakukan peneliti lebih dahulu memberikan perlakuan melalui tahapan-

tahapan sebagai berikut :

22

Page 23: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

a. Membagi induk ikan nila menjadi dua menurut kolam masing-

masing, yakni kolam pertama sebagai kelompok eksperimen dan

kolam kedua sebagai kelompok pembanding.

b. Masing-masing kolam dilakukan penyekatan yang terdiri dari dua

baris masing-masing terdiri dari 10 kolam sekatan dengan ukuran

1x1x1m.

c. Memberikan pengamatan dan pengontrolan kemasing-masing

kelompok ( kelompok eksperimen dan kelompok pembanding )

tanpa memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan

menghitung benih yang dihasilkan masing-masing kelompok

sebagai data awal. Skor hasil benih tertera pada tabel 04 dan 05.

d. Setelah enam minggu kemudian kelompok ekperimen diberikan

perlakukan dengan memijat induk ikan nila dan sebaliknya

kelompok pembanding tanpa dilakukan pemijatan.

e. Setelah melakukan pemijahan dua minggu kemudian peniliti

melakukan perhitungan benih yang dihasilkan oleh masing-masing

kelompok. Hasil perhitungan terlihat pada tabel 04 dan 05.

Tabel 04 Data hasil perhitungan awal dan perhitungan akhir benih yang dihasilkan oleh kelompok Eksperimen.

NO KOLAMJUMLAH BBENIH YANG

DIHASILKAN SELISIHKontrol (X1) Eksperimen(X2)

1 01 488 505 17

2 02 509 566 57

3 03 507 496 -11

4 04 509 501 -8

5 05 432 473 41

23

Page 24: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

6 06 483 525 42

7 07 507 511 4

8 08 421 478 57

9 09 497 527 30

10 10 571 543 -28

Sumber: Hasil perhitungan benih yang dihasilkan.

Tabel 04 Data hasil perhitungan awal dan perhitungan akhir benih yang dihasilkan oleh kelompok Pembanding.

NO KOLAMJUMLAH BENIH YANG

DIHASILKAN SELISIHKontrol (Y1) Kontrol(Y2)

1 01 505 508 3

2 02 566 563 -3

3 03 496 547 51

4 04 509 528 19

5 05 432 411 -21

6 06 483 553 70

7 07 507 491 -16

8 08 478 482 4

9 09 527 539 12

10 10 543 567 24

Sumber: Hasil perhitungan benih yang dihasilkan.

C. Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan

yaitu data hasil benih yang dihasilkan induk ikan nila pada kelompok yang

24

Page 25: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

deberikan perlakuan dengan cara pemijatan dan kelompok yang tanpa

diberikan perlakuan pemijatan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data

ini telah dicantumkan pada Bab III sebagai berikut : (a) Merumuskan

Hipotesis Nol (Ho), (b) Menyusun tabel kerja, (c) Memasukkan data kedalam

rumus, (d) Menguji nilai T- hitung, (e) Menarik kesimpulan.

a. Merumuskan Hipotesis Nol(Ho)

Sehubungan dengan analisa data dengan menggunakan metode

statistik, maka hipotesis alternatif yang peneliti ajukan terlebih dahulu

diubah menjadi hipotesis nol sebagai berikut : tidak ada efektivitas

pembenihan ikan nila dengan cara pijatan di Balai Pengembangan

Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Lenek Lombok Timur.

b. Menyusun Tabel Kerja

Tabel kerja ini dimaksudkan untuk pengolahan data yang telah

dikumpulkan guna menguji hipotesis tentang efektivitas pembenihan ikan

nila dengan cara pijatan di Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar

Lenek Lombok Timur.

Tabel 06. Jumlah benih yang dihasilkan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Pembanding .

Kelompok Eksperimen Kelompok Pembanding

Kol

am

Kon

trol

(X1)

Eks

prim

en (

X2 )

Bed

a(X

)

Kol

am

Kon

trol

( Y

1)

Kon

trol

(Y2)

Bed

a(Y

)

01 488 505 17 01 505 508 3

25

Page 26: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

02 509 566 57 02 566 563 -3

03 507 496 -11 03 496 547 51

04 509 501 -8 04 509 528 19

05 432 473 41 05 432 411 -21

06 483 525 42 06 483 553 70

07 507 511 4 07 507 491 -16

08 421 478 57 08 478 482 4

09 497 527 30 09 527 539 12

10 571 543 -28 10 543 567 24

Sumber . Data Perimer diolah

Tabel 07. Tabel Kerja Pengujian Hipotesis dengan rumus T-hitung antara selisih hasil benih ikan nila Kelompok Eksperimen (X) dan hasil benih kelompok pembanding(Y).

Kelompok Eksperimen Kelompok Pembanding

X F FX X2 FX2 Y F FY Y2 FY2

-28 1 -28 784 784 -21 1 -21 441 441

-11 1 -11 121 121 -16 1 -16 256 256

-8 1 -8 64 64 -3 1 -3 9 9

4 1 4 16 16 3 1 3 9 9

17 1 17 289 289 4 1 4 16 16

30 1 30 900 900 12 1 12 144 144

41 1 41 1681 1681 19 1 19 361 361

42 1 42 1764 1764 24 1 24 576 576

57 2 114 3249 6498 51 1 51 2601 2601

70 0 0 0 0 70 1 70 4900 4900∑F= 10

∑FX= 201

∑x2 = 8868

∑FX2= 12117

∑F= 10

∑FY= 143

∑Y2= 9313

∑FY2= 9313

Sumber. Data Perimer diolah

c. Memasukkan Data ke dalam Rumus

26

Page 27: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Berdasarkan tabel 07 diatas, maka data tersebut dimasukkan

kedalam tumus T-hitung sebagai berikut:

Mx - My

t =

SD2x SD2y

( N1 – 1 ) ( N2 – 1 )

Pada tabe 07 diatas terlihat bahwa yang diketahui adalah :

∑FX = 201

∑ FX2 = 12117

∑ FY = 143

∑ FY2 = 9313

NX = NY = 10

Sedangkan parameter yang perlu diselesaikan terlebih dahulu adalah:

Mx = ……………?

My =…………….?

SD2x = …………….?

SD2y =…………….?

SD2x =……………?N – 1

SD2y =……………?N – 1

T-hitung = …………….?

∑ FX ∑ FYMx = My =

27

Page 28: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

N N201 143

= =10 10

= 20,1 = 14,3

∑ FX2

SD2x = - (Mx)2 N 12117

= - ( 21,1)2

10= 1211,7 – 404,01

= 807, 69

∑ FY2

SD2y = - (My)2

N9313

= - ( 14,3 )2

10= 931,3 – 204,49

= 726,81

SD2x 807,69 =

N – 1 10 – 1

807,69 =

9

= 89,74

SD2y 726,81 =

N – 1 10 – 1

726,81

28

Page 29: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

= 9

= 80,76

Setelah menemukan masing-masing parameter maka dapat dimasukkan langsung ke rumus t-hitung.

Mx - My

t =

SDX2 SDY2

( N1 – 1 ) ( N2 – 1 )

20,1 – 14, 3t =

89,74 - 80,76

5 , 8t =

8,98

5 , 8t =

2, 997

t = 1, 94

Db = N1 + N2 – 2 = 10 + 10 – 2 = 18

d. Menguji Nilai T-hitung

Berdasarkan hasil analisa data ternyata harga T-hitung yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah 1,94. Sedangkan nilai T-tabel dengan

taraf signifikan 5% dengan melihat derajat kebebasan (db) = N1 + N2 – 2

= 10 + 10 – 2 = 18 adalah 1,73 .

29

Page 30: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Dengan demikian hasil perhitungan T-hitung dalam penelitian ini

lebih besar dari pada nilai T-tabel atau ( 1, 94 > 1, 73 ), ini berarti hasil

penelitian tersebut signifikan.

e. Menarik Kesimpulan

Karena nilai hasil penelitian signifikan maka Hipotesis Nol (Ho)

yang menyatakan tidak ada efetivitas pembenihan ikan nila (Oreochromis

niloticus T ) dengan cara pijatan di balai pengembangan budidaya ikan air

tawar (BPBIAT) lenek lombok timur diatas ditolak, dan Hipotesis

Alternatif (Ha) yang menyatakan ada efetivitas pembenihan ikan nila

(Oreochromis niloticus T ) dengan cara pijatan di balai pengembangan

budidaya ikan air tawar (BPBIAT) lenek lombok timur diatas diterima.

D. Pembahasan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa hasil untuk mengetahui

evektivitas pembenihan ikan nila(Oreochromis niloticus T ) dengan cara

pijatan selama dua bula masa penelitian , maka diuraikan secara terperinci

mengenai variabel utama ( Efektivitas) serta variabel penunjang ( suhu, pH,

O2, dan Kecerahan).

1. Evektivitas Ikan Nila(Oreochromis niloticus T )

Sesuai dari hasil analisa data yang diperoleh yang menolak

hipotesis nihil(Ho), menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang tidak

begitu mencolok antara pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus T )

yang diberikan perlakuan dengan cara pijatan dengan pembenihan ikan

nila (Oreochromis niloticus T ) yang tidak diberikan perlakuan.

30

Page 31: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Perbedaan hasil benih tersebut terlihat pada hasil uji T-hitung yang

menunjukkan T-hitungnya lebih besar dibandingkan nilai T-tabel yang berada

pada taraf signifikan 5%. Ini berarti bahwa ada efektivitas pembenihan

ikan nila (Oreochromis niloticus T ) yang diberikan perlakuan dengan cara

pijatan yang walaupun tidak begitu nyata.

Adanya efektivitas pembenihan ikan nila (Oreochomis niloticusT

) selain diberikan perlakuan dengan cara pijatan disebabkan juga oleh

umur, keturunan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembenihan ikan

nila(Oreochromis niloticus T ) dengan diberikannya perlakuan dengan cara

pemijatan memberikan perkembangbiakan ikan nila(Oreochromis

niloticus T ) ada peningkatan

Effendi (1979), mengemukakan bahwa selain faktor, umur dan

jenis kelami yang mempengaruhi perkembangbiakan ikan

nila(Oreochromis niloticus T )juga dipengaruhi oleh faktor buatan yaitu

adanya pembenihan dengan cara pijatan.

Sedang menurut Arsyad (1989) dijelaskan bahwa pertumbuhan

ikan nila(Oreochromis niloticus T) relatif lebih cepat, mudah

dikembangbiakkan, daya kelangsungan hidupnya tinggi dan rakus

terhadap sisa makanan sehingga tidak sulit untuk dibudidayakan dalam

pembenihan.

2. Variabel Penunjang

a. Suhu Peraiaran.

31

Page 32: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Suhu suatu perairan berpengaruh langsung terhadap

pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus T). disamping itu juga

akan mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam peraiaran

tersebut. Suhu air selama penelitian berkisar antara 26 – 27oC. keadaan

ini berada pada batas yang oktimal bagi pembenihan ikan nila

(Oreochromis niloticus T). sesuai dengan pendapat sitanggung(1987),

yang mengatakan bahwa suhu yang ideal adalah 24 – 34oC. sedangkan

menurut Anonimous (1989) menyatakan bahwa standar untuk kualitas

air pada pembenihan ikan nila adalah berkisar antara suhu 25 – 30oC.

b. pH Peraiaran.

pH air selama penelitian berkisar antara 6 – 7. pH ini masih

merupakan pH yang optimal untuk kehidupan ikan nila, baik untuk

pembenihan maupun untuk kelangsungan aktivitas kehidupannya

benihnya.

Menurut Sitanggang(1987), menyatakan bahwa untuk

kolam budidaya yang produktif pH yang terbaik adalah 6,5 – 8.

sedangkan menurut Cholok dkk (1986), mengatakan bahwa pH yang

terbaik adalah berkisar antara 7,5 – 8,5. Akan tetapi pH antara 6,5 – 9

masih dikatagorikan baik, tetapi lebih kecil atau lebih besar dari itu

dianggap merugikan. Pernyataan ini diperkuat lagi oleh Afrianto

(1992), bahwa pH ideal dimana ikan mengalami pembenihan yang

oktimal berkisar antara 6,5 – 9.

c. Oksigen(O2) terlarut.

32

Page 33: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Selama penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan

bahwa kadar oksigen terlarut dalam air berkisar antara 5,3 – 5,8 ppm.

Dengan demikian tempat penelitian cukup baik untuk pembenihan ikan

nila(Oreochromis niloticus T). hal ini disebabkan karena keperluan

organisme air terhadap oksigen terlarut tergantung pada jenis dan

aktivitas kehidupannya. Kandungan oksigen yang baik bagi ikan

nila(Oreochromis niloticus T) adalah diatas 3 ppm (Anonymous,1989).

d. Kecerahan

Keadaan air selama penelitian berlangsung tetap dalam

keadaan normal ( tembus pandang ) sehingga kekeruhan tidak menjadi

masalah dalam pembenihan ikan nila(Oreochromis niloticus T) selam

penelitian. Adapun ketinggian air slama penelitian adalah lebih kurang

70 cm dengan kedalaman kolam tempat penelitian 1 m. susanto (1989),

mengatakan bahwa batasan kenampakan alat ukur kecerahan 45 cm

atau lebih cukup baik untuk pembenihan ikan nila (Oreochromis

niloticus T). Sedangkan menurut jangkaru (1984), batas keeruhan yang

masihditolerir oleh ikan secara biologis adalah jika secara visual benda

putih nampak jelas dalam air pada kedalaman 40 cm.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

33

Page 34: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Bab IV tentang efektivitas

pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus T ) dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Dengan melakukan pemijatan terhadap induk ikan nila

(Oreochromis niloticus T) mempunyai pengaruh terhadap efektivitas

pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus T). serta memberikan benih

yang lebih banyak dari pembenihan yang tidak diberikan perlakuan.

2. Efektivitas tersebut tanpak dari adanya perbedaan nilai

antara kolam yang diberikan perlakuan dengan menggunakan cara pijatan

dan kolam ikan nila (Oreochromis niloticus T) yang tidak diberikan

perlakuan sama sekali. Dan dalam perbedaan tersebut nilai rata-rata yang

diberikan perlakuan dengan cara pijatan lebih tinggi dari pada yang tidak

diberikan dengan cara pijatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan terbatasnya variabel-variabel yang diteliti

dalam penelitian ini, maka disarankan :

1. Untuk memproleh benih yang lebih banyak pada

pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus T) dapat dilakukan dengan

memberikan perlakuan pada induk ikan (Oreochromis niloticus T) dengan

menggunakan cara pijatan.

2. Disarankan kepada pihak yang terkait dalam hal ini

Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) beserta jajaran terkait

34

Page 35: Efektifitas Pembenihan Ikan Nila dengan cara Pijatan

untuk dapat terus memberikan bantuan yang berhubungan dengan alat-alat

pembudidayaan ikan.

3. Kepala Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar

(BPBIAT) Lenek Lombok Timur hendaknya menyarankan dan

memberikan motivasi agar senantiasa dalam pembenihan ikan nila

hendaknya dilakukan pemijatan.

4. Disarankan agar dilakukan penelitian tentang variabel

lainnya ( debit air, kadar garam, CO2 dalam air ) yang menyangkut

pembenihan ikan nila(Oreochromis niloticus T).

5. Kepada peneliti lain yang berminat untuk mengkaji hasil

penelitian ini disarankan untuk menyempurnakan/ mengkajinya secara

lebih mendalam untuk penyempurnaan hasil penelitian.

35