EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

21
Makalah EFEKTIFITAS GETAH PELEPAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO O L E H Nama: Suyadi Nim: 821412051 Kelas: B_1 Prog. Studi: S1-Farmasi Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan 1 Created By: Suyadi

description

MakalahEFEKTIFITAS GETAH PELEPAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITROO L E HNama: Suyadi Nim: 821412051 Kelas: B_1 Prog. Studi: S1-FarmasiJurusan FarmasiFakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan KeolahragaanUniversitas Negeri Gorontalo 20121 Created By: SuyadiKata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga Kami dapat menyeles

Transcript of EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Page 1: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Makalah

EFEKTIFITAS GETAH PELEPAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas

aeruginosa SECARA IN VITRO

O

L

E

H

Nama: Suyadi

Nim: 821412051

Kelas: B_1

Prog. Studi: S1-Farmasi

Jurusan Farmasi

Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan

Universitas Negeri Gorontalo

2012

1Created By: Suyadi

Page 2: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia,

hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga Kami dapat

menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Efektifitas Getah Pelepah Pisang

(Musa spp) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, masih

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk

memperbaiki dan menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.

Ucapan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.

Akhir kata semoga dengan disusunnya karya ilmiah ini, dapat memberikan

manfaat kepada penulis khususnya, dan pembacapada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Gorontalo, 24 November 2012

Penulis

2Created By: Suyadi

Page 3: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Daftar Isi

Kata Pengantar……………………….…………………… i

Daftar Isi …………………………………….………….. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………… 11.2 Rumusan Masalah ……………………………… 11.3 Tujuan Penulisan ……………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………. 2

2.1 Tanaman Pisang ………………………………. 22.1.1 Klasifikasi Ilmiah ……………………….. 22.1.2 Morfologi Tanaman Pisang …………….. 22.1.3 Kandungan Dalam Getah Pisang ……….. 3

2.2 Luka …………………………………………… 32.2.1 Pengertian Luka ………………………… 32.2.2 Proses Penyembuhan Luka ……………… 4

2.3 Ekstak Getah Pisang ........................................... 42.4 Bakteri Pseudomonas …………………………... 4

BAB III ANALISIS ……………………………………… 5

3.1 Hasil Berdasarkan Penelitian ………………….. 53.2 Pembahasan Hasil Penelitian …………………… 5

BAB IV KESIMPULAN …………………………...…… 8

Daftar Pustaka …………………………………………. 9

3Created By: Suyadi

Page 4: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPermasalahan kesehatan di masyarakat yang tidak pernah dapat diatasi

secara tuntas salah satunya adalah infeksi. Infeksi masih merupakan penyakit

teratas penyebab kesakitan dan kematian di negara berkembang termasuk

Indonesia (Anonymous, 2004). Walaupun infeksi sendiri saat ini diatasi

dengan berbagai antibiotik, namun muncul permasalahan baru yaitu resistensi

bakteri terhadap antibiotik yang ada. Resistensi bakteri terhadap antibiotik

yang ada saat ini disebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat sehingga

menimbulkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang

diperoleh di RS (Rumah Sakit) dan penyebabnya adalah bakteri RS. Bakteri di

RS umumnya sudah resisten terhadap berbagai antibiotik. Pusat penyakit

menular di Atlanta, Amerika Serikat, menyatakan bahwa setiap tahunnya

sampai dengan 2.000.000 pasien mengalami infeksi nosokomial saat dirawat

di RS dan menyebabkan sejumlah 90.000 kematian (Anonymous, 2005).

Bakteri yang paling banyak ditemukan di rumah sakit adalah Klebsiella sp,

E.coli, Pseudomonas sp, Staphylococcus sp, dan Streptococcus sp

(Soebandrio, 2004).

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengaruh kandungan getah pelepah pisang terhadap Pseudomonas

aeruginosa?2. Bagaimana cara mengatasi infeksi bakter Pseudomonas aeruginosa?

1.3 Tujuan1. Mengetahui pengaruh kandungan getah pelepah pisang terhadap

Pseudomonas aeruginosa2. Mengetahui cara mengatasi infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa

4Created By: Suyadi

Page 5: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanaman PisangPisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun

besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalamtandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buahpisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan panganmerupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.

2.1.1 Klasifikasi ilmiahKerajaan : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : ZingiberalesFamili : MusaceaeGenus : Musa.Spesies : Musa sp

2.1.2 Morfologi Tanaman Pisanga. Akar

Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada pada bagian bawah tanah. Akar ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. sedang akar yang ada di bagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau mendatar. Dalam perkembanganya akar samping bias mencapai 4-5 meter.

b. BatangBatang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Di bagian atas umbi batang terdapat. Tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling menelengkup dan meutupi dengan kuat dan kompak sehingga bias berdciri tegak seperti

5Created By: Suyadi

Page 6: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5-7,5 meter tergantung jenisnya.

c. DaunDaun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. daun pisang mudah sekali robek atau terkoyak oleh hembusan angina yang keras karena tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun.

d. BungaBunga berkelamin satu, berumah satu dalam tandan. Daun penumpu bunga berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok dengan panjang 1-25 cm. bunga tersusun dalam 2 baris melintang. Bunga betina berada dibawah bunga jantan (jika ada). lima daun tenda bunga melekat sampai tinggi, panjangnya 6-7 cm. benang sari 5 buah pada betina tidak sempurna, bakal buah persegi, sedang pada bunga jantan tidak ada.

e. BuahSesudah bunga keluar, akan terbantuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentu sisir kedu, ketiga dan seterusnya. Jantungnya perlu di potong sebab sudah tidak menghasilkan sisir lagi.

2.1.3 Kandungan Dalam Getah Pisang

Pada pohon pisang terdapat berbagai kandungan yang dapat member manfaat bagi kita. Di dalam getahnya terdapat kandungan “saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi sebagai antibiotik danpenghilang rasa sakit (Budi, 2008).

Getah batang pohon pisang mengandung beberapa jenis fitokimia yaitu saponindengan kandungan yang paling banyak, kemudian flavonoid dan tanin dan tidak mengandungalkaloid, steroid dan triterpenoid. Polifenol dan flavono merupakan golongan fenol yang telah diketahui memilikiaktivitas antiseptik. Senyawa flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawaflavon golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan C6 - C3 - C6 (cincin benzentersubstitusi) disambung oleh rantai alifatik 3 karbon, senyawa

6Created By: Suyadi

Page 7: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

ini merupakan senyawaflavonoid larut dalam air serta dapat diekskresikan menggunakan etanol 70 %(Harborne, 1987).

 

2.2 Luka 2.2.1 Pengertian Luka

Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997).Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier,1995).Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul:1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ2. Respon stres simpatis3. Perdarahan dan pembekuan darah4. Kontaminasi bakteri5. Kematian sel

2.2.2 Proses Penyembuhan LukaTubuh secara normal akan memberikan respon terhadap cedera

dengan  jalan “proses peradangan”, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling),kemerahan (redness), panas (heat), nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function).

Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase1. Fase Inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yangterjadi pada jaringan lunak.

2. Fase ProliferatifProses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkanluka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikanyaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.3. Fase MaturasiTujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu.

2.3 Ekstrak Getah PisangEkstraksiadalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair

denganbantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat

7Created By: Suyadi

Page 8: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

mengekstrak substansi yangdiinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatubahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksimenggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalamcampuran (Suyitno, 1989).Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut daripadatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karenakomponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalamiperubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkandapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila pada tanhanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larutkarena efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In OrganicChemistry} Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Simplisia yangdiekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larutseperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain (Anonim, 2000).

2.4 Bakteri Pseudomonas Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu spesies dari genus

Pseudomonas yang dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia.

Pseudomonas aeruginosa dalam jumlah kecil seringkali merupakan flora

normal pada intestin (saluran cerna) dan kulit manusia, di samping dapat

ditemukan pada tanah dan air. Infeksi pada manusia biasanya bersifat

oportunistik dan merupakan salah satu penyebab infeksi nosokomial (Dzen

dkk, 2003). Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang multiresisten

terhadap berbagai golongan antibiotik. Luka yang terjadi di kulit jika tidak

ditangani dengan benar sering menimbulkan infeksi. Hal ini terjadi karena di

kulit banyak hidup flora normal diantaranya Pseudomonas aeruginosa (Dzen

dkk, 2003). Sebelum gel penutup luka dan cairan antiseptik dengan berbagai

merek beredar di pasaran, secara tradisional sejumlah tanaman dan hewan

telah digunakan untuk mencegah peradangan dan menyembuhkan luka. Di

antaranya adalah getah pelepah pisang (Anonymous, 2005). Menurut

penelitian dari Laboratorium Patologi Veteriner, Bagian Parasitologi dan

Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor bahwa luka

8Created By: Suyadi

Page 9: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

pada mencit yang diolesi getah pelepah pisang menutup dua kali lebih cepat

daripada luka pada mencit yang tidak diobati dan tidak meninggalkan jaringan

parut. Kemampuan getah pelepah pisang menyembuhkan luka diduga akibat

kandungan saponin, antrakuinon dan kuinon yang berfungsi sebagai antibiotik

dan analgetik. Sementara kandungan lektin berfungsi menstimulasi

pertumbuhan sel kulit (Priosoeryanto, 2003).

Dari uraian di atas diduga bahwa keempat kandungan getah pelepah

pisang memiliki efek antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosa yang

merupakan salah satu penyebab infeksi nosokomial. Oleh karena itu, perlu

dilakukan suatu penelitian ilmiah tentang efek antimikroba getah pelepah

pisang terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa sebagai alternatif

untuk pengobatan terhadap infeksi oleh Pseudomonas aeruginosa mengingat

sifat bakteri tersebut yang multiresisten terhadap banyak antibiotik.

9Created By: Suyadi

Page 10: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

BAB III

ANALISIS

3.1 Hasil Berdasarkan Penelitian

Pengamatan tingkat kekeruhan tabung pada penelitian menunjukkan

bahwa semakin tinggi konsentrasi getah pelepah pisang yang digunakan, maka

campuran di dalam tabung semakin keruh dan terdapat perbadaan warna

antara tabung yang berisi biakan Pseudomonas aeruginosa tanpa getah

pelepah pisang (kelompok perlakuan getah pelepah pisang 0%) dengan

biakan yang dicampur getah pelepah pisang dimana biakan tanpa getah

pelepah pisang berwarna kehijauan dan biakan dengan getah pelepah pisang

berwarna coklat (warna dasa getah pelepah pisang adalah coklat).

Peningkatan kekeruhan getah pelepah pisang ini menyebabkan KHM tidak

dapat ditentukan. Tingkat Kekeruhan pada Tube Dilution Methode

(konsentrasi getah pelepah pisang dari kiri ke kanan 0%, 20%, 40%, 60%,

80%, dan 100%)

3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian, KHM tidak dapat ditentukan karena semakin tinggi

konsentrasi getah pelepah pisang maka semakin keruh pula campuran dalam

tabung. Secara teoritis, KHM adalah konsentrasi terendah obat pada tabung

yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih atau tidak ada

pertumbuhan mikroba (Dzen dkk, 2003). Peningkatan kekeruhan isi tabung

pada penelitian ini mungkin karena wujud dasar getah pelepah pisang adalah

keruh sehingga semakin tinggi konsentrasi getah pelepah pisang maka

semakin tingg pula kekeruhannya. Metode dilusi agar tidak dipilih dalam

penelitian ini karena metode dilusi agar hanya dapat digunakan untuk mencari

KHM sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mencari KHM dan KBM.

Selain itu, metode ini tidak dipilih peneliti karena getah pelepah pisang yang

digunakan sebagai bahan antimikroba berwarna coklat dan keruh sehingga

menyulitkan pengamatan pada metode ini.

10Created By: Suyadi

Page 11: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Selain KHM, KBM getah pelepah pisang terhadap Pseudomonas

aeruginosa juga tidak dapat ditentukan karena dari semua kelompok

perlakuan pada isolat A, B, C, dan D tidak ditemukan jumlah koloni

Pseudomonas aeruginosa yang < 0,1% dari jumlah original inoculate. KBM

adalah kadar agens antimikroba terendah yang menunjukkan pertumbuhan

bakteri < 0,1% dari inokulum asal (Finegold and Baron, 1986). Namun

demikian, secara umum terlihat adanya penurunan jumlah koloni.

Data rata-rata jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa (isolat A, B, C, dan

D) pada tiap kelompok perlakuan konsentrasi menunjukkan bahwa semakin

tinggi konsentrasi getah pelepah pisang maka semakin sedikit jumlah koloni

Pseudomonas aeruginosa pada NAP, kecuali pada konsentrasi 60%. Hasil

perlakuan pada isolat A, B, C, dan D menunjukkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi getah pelepah pisang maka jumlah koloni bakteri relatif semakin

berkurang, tetapi pada konsentrasi 40% (isolat A dan C), 60% (isolat B dan

C), 80% (isolat A), dan 100% (isolat D) terjadi ketidak-konsistenan penurunan

jumlah koloni bakteri. Hal ini mungkin terjadi karena faktor homogenitas

isolat dan resistensi bakteri Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil

pengamatan diameter zona hambatan getah pelepah pisang terhadap

Pseudomonas aeruginosa yang dilakukan dengan menggunakan modifikasi

metode difusi agar. Data rata-rata diameter zona hambatan pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa pada tiap kelompok perlakuan konsentrasi

menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi getah pelepah pisang maka

semakin besar diameter zona hambatan pertumbuhan Pseudomonas

aeruginosa. Hasil analisis data jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa

dengan menggunakan korelasi regresi menunjukkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi getah pelepah pisang maka jumlah koloni Pseudomonas

aeruginosa semakin berkurang dan konsentrasi getah pelepah pisang

mempengaruhi jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa sebesar 34,3%.

Analisis korelasi regresi data diameter zona hambatan pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

getah pelepah pisang maka semakin besar diameter zona hambatan

11Created By: Suyadi

Page 12: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan konsentrasi getah pelepah pisang

mempengaruhi diameter zona hambatan pertumbuhan Pseudomonas

aeruginosa sebesar 85,1%. Hasil analisis data jumlah koloni Pseudomonas

aeruginosa dan diameter zona hambatan pertumbuhan Pseudomonas

aeruginosa menunjukkan bahwa getah pelepah pisang memiliki efek

antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosa. Dari hasil penelitian ini dapat

dikatakan kemungkinan getah pelepah pisang hanya bersifat bakteriostatik

terhadap Pseudomonas aeruginosa.

Efek antimikroba getah pelepah pisang terhadap Pseudomonas aeruginosa

disebabkan kandungan aktifnya yaitu saponin, kuinon, antrakuinon, dan lektin

(Priosoeryanto, 2005). Keempat bahan aktif tersebut bekerja pada permukaan

membran sitoplasma. Kerja saponin, kuinon, antrakuinon, dan lektin yang

terdapat dalam getah pelepah pisang menyebabkan rusaknya membran

sitoplasma Pseudomonas aeruginosa sehingga menyebabkan gangguan

metabolisme energy dan pertumbuhan bakteri tersebut.

12Created By: Suyadi

Page 13: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

BAB IV

KESIMPULAN

Getah pelepah pisang yang digunakan masyarakat tradisional sebagai obat

luka bakar terbukti memiliki efek menghambat pertumbuhan Pseudomonas

aeruginosa. Peningkatan konsentrasi 60% dan 80%, getah pelepah pisang

cenderung menyebabkan penurunan jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa dan

peningkatan diameter zona hambatan Pseudomonas aeruginosa. Kadar Hambat

Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) getah pelepah pisang

terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa tidak dapat ditentukan dengan

menggunakan metode uji dilusi tabung

13Created By: Suyadi

Page 14: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

DAFTAR PUSTAKA

Albert B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K, Watson JD, 1994. Biologi

Molekuler Sel Edisi II Jilid 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal:

27

Anonymous, 2004. Konsumen. Suara Merdeka, 09 Juni 2004

, 2005. Penyembuh Luka di Sekitar Kita. Kompas, 24 Juli 2003

Dorland, 1996. Kamus Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal:

116, 1002

Dzen SM, Santoso S, Roekistiningsih, Winarsih S, 2003. Bakteriologi Medik.

Edisi I. Bayumedia Publishing. Malang. Hal: 16-22, 122-123, 247-251

Finegold, MS dan Baron J.E. 1986. Bailey and Scott s Diagnostic Microbiology

7th Edition. Mosby Company. Toronto. Hal: 182

Ganishwarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi, 1995.

Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 571

Gunawan, D dan Mulyani, 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar

Swadaya. Jakarta. Hal: 77-82, 87-92

Jawetz, Melnick, and Adelberg, 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal: 249-251

Lukito, H. 1998. Rancangan Penelitian Suatu Pengantar. FKIP. Malang. Hal: 25-

27

Mashuri. 2004. Tannin: The Antimicrobial Coumpounds of Plants. Biology

Laboratory of UMM. Malang

Murray, PR; Patrick Ellien JO Baron; Fred C Tenover; and Robert H Yolken.

1999. Manual of Clinical Microbiology 7th Edition. American Society for

Microbiology, ASM Press. Washington DC. Hal: 1527-1536

Pelczar, MJ and E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Penerbit

Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 452

Prabu, BDR. 1996. Penyakit-penyakit Infeksi Umum Jilid 1. Penerbit Widya

14Created By: Suyadi

Page 15: EFEKTIFITAS GETAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Medika. Jakarta. Hal: 1-2

15Created By: Suyadi