Getah Pinus.docx

26
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan. Selain itu juga hutan dapat diartikan sebagai sumber daya alam yang banyak berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Manusia melakukan interaksi dengan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hutan memiliki berbagai aspek manfaat bagi kehidupan manusia baik manfaat langsung yang dirasakan maupun yang tidak langsung. Hutan menghasilkan tanaman yang bermanfaat bagi manusia, contohnya yaitu tanaman pinus. Pinus mekusii merupakan satu-satunya jenis pinus yang tumbuh asli di Indonesia. Pinus termasuk dalam jenis pohon serba guna yang terus menerus dikembangkan dan diperluas penanamannya pada masa mendatang untuk penghasil kayu, produksi getah, dan konservasi lahan. Di Pulau Jawa, pinus atau tusam dikenal sebagai penghasil kayu, resin dan gondorukem yang dapat diolah lanjut sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Tanaman pinus ini memiliki peranan yang penting, sebab selain sebagai tanaman pioner, bagian kulit pinus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan abunya

description

hhbk

Transcript of Getah Pinus.docx

Page 1: Getah Pinus.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang

berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan. Selain itu juga

hutan dapat diartikan sebagai sumber daya alam yang banyak berpengaruh

terhadap kehidupan manusia. Manusia melakukan interaksi dengan hutan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hutan memiliki berbagai aspek manfaat bagi

kehidupan manusia baik manfaat langsung yang dirasakan maupun yang tidak

langsung. Hutan menghasilkan tanaman yang bermanfaat bagi manusia,

contohnya yaitu tanaman pinus. Pinus mekusii merupakan satu-satunya jenis

pinus yang tumbuh asli di Indonesia. Pinus termasuk dalam jenis pohon serba

guna yang terus menerus dikembangkan dan diperluas penanamannya pada masa

mendatang untuk penghasil kayu, produksi getah, dan konservasi lahan. Di Pulau

Jawa, pinus atau tusam dikenal sebagai penghasil kayu, resin dan gondorukem

yang dapat diolah lanjut sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Tanaman pinus ini memiliki peranan yang penting, sebab selain sebagai

tanaman pioner, bagian kulit pinus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan

abunya digunakan untuk bahan campuran pupuk, karena mengandung kalium,

ekstrak daun pinus mempunyai potensi sebagai bioherbisida untuk mengontrol

pertumbuhan gulma pada tanaman. Selain itu, keistimewaan dari pohon pinus

yaitu menghasilkan getah yang diolah lebih lanjut akan mempunyai nilai ekonomi

yang tinggi. Getah yang dihasilkan oleh pinus yaitu gondorukem dan terpentin

yang dipergunakan dalam industri batik, plastik, sabun, tinta cetak, bahan plitur,

dan sebagainya, sedangkan terpenting digunakan sebagai bahan pelarut cat.

Semakin pesatnya perkembangan menimbulkan semakin meningkatnya

kebutuhan manusia, maka prospek gondorukem dan terpentin untuk industri

sangat cerah, sehingga peranan hutan pinus sebagai penyuplai industri

gondorukem dan terpentin harus tetap lestari.

Page 2: Getah Pinus.docx

2

Namun produksi gondorukem untuk keperluan industri di Indonesia masih

kurang, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu diadakan peningkatan

produksi getah pinus.

I.2. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang ciri getah yang dihasilkan oleh

pohon pinus

2. Mampu menjelaskan macam-macam sistem penyedapan getah pinus

3. Mengetahui proses pengolahan getah pinus serta

4. Mengetahui cara untuk meningkatkan produksi getah pinus khusunya di

Indonesia

Page 3: Getah Pinus.docx

3

BAB II

PEMBAHASAN

II. Ciri Getah yang dihasilkan oleh Pohon Pinus

Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai

oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes

keluar apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis jarum tersayat atau

pecah. Penamaan oleoresin ini dipakai untuk membedakan getah pinus dari getah

alamiah (natural resin) yang muncul kulit atau terdapat dalam rongga-rongga

jaringan kayu sebagai genus dari anggota famili Dipterocarpaceae, Leguminoceae,

dan Caesalpiniaceae.

Getah yang berasal dari pohon Pinus berwarna kuning pekat dan lengket, yang

terdii dari campuran bahan kimia yang kompleks. Unsur-unsur terpenting yang

menyusun getah pinus adalah asam terpen dan asam abietic. Campuran bahan

tersebut larut dalam alcohol, bensin, ether, dan sejumlah pelarut organic lainnya,

tetapi tidak larut dalam air. Selain itu dari hasil penyulingan getah Pinus merkusii

rata-rata dihasilkan 64% gondorukem, 22,5% terpentin, dan 12,5% kotoran.

Saluran getah resin bukan merupakan bagian dari kayu, tetapi berupa rongga yang

dikelilingi oleh sel-sel parenkimatis atau sel epitel. Seluruh lapisan yang

mengelilingi saluran resin disebut epitellium.

II.2. Mekanisme Pembentukan Getah Pada Pohon Pinus

Prinsip keluarnya getah dari luka adalah saluran getah pada semua sisi dikelilingi

oleh jaringan parenkim diantara saluran getah dan sel-sel parenkim terdapat

keseimbangan osmotik. Jika dibuat luka pada batang pinus sehingga saluran

getahnya terbuka, maka tekanan dinding berkurang akibatnya getah keluar.

Page 4: Getah Pinus.docx

4

Adapun beberapa cara dalam pembentukan saluran getah, diantaranya yaitu :

a. Lysegeneous

Lysegeneous yaitu beberapa sel parenkim yang berdekatan hancur sehingga isinya

tercampur, maka terbentuk rongga yang kemudian terisi cairan. Rongga ini

dibtasi oleh sel-sel yang tidak hancur, dimana sel-sel yang tidak hancur ini dapat

menjadi sel epitel. Proses semacam ini disebut gummosis.

Page 5: Getah Pinus.docx

5

b. Schizogeneous

Schizogeneous yaitu beberapa sel parenkim memisahkan diri melalui lamella tengah

sehingga terjadi suatu saluran yang dikelilingi oleh belahan sel-sel parenkim yang menjadi

sel epitel.

II.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Produksi Getah Pinus

Hasil sadapan yang diperoleh dipengaruhi oleh :

1) Faktor internal pohon :

Jenis pohon Pinus yaitu pinus yang berbeda hasil getahnya misalnya :

No. Jenis Pinus Hasil getah

(kg/phn/thn)

Letak Persentase

(%)1 Pinus merkusii 6 gubal2 Pinus palustris 4.2 pangkal3 Pinus maritim 3 10m dpl4 Pinus khasya 7 akar

Persen kayu gubal,yaitu batang kayu Pinus dengan jumlah kayu gubal

terbanyak dapat menghasilkan getah maksimum sebab kayu gubal adalah tempat

akumulasi getah tertinggi (36 %). Kesehatan pohon,yaitu jika pohon sehat mungkin

menghasilkan getah lebih banyak.

Sistem perakaran,yaitu Pinus dengan perakaran yang luas berarti mampun menyerap lebih

banyak zat makanan dari tanah,sehingga getah lebih banyak.

Persen tajuk (lebar dan tinggi tajuk pohon) yaitu Pinus dengan tajuk lebih banyak

memungkinkan proses fotosintesis lebih optimal dan menghasilkan banyak getah.

2) Faktor Eksternal (Lingkungan luar pohon)

Faktor Eksternal (Lingkungan luar pohon), yaitu pada jarak tanam. Hutan pinus dengan

jarak tanam yang jarang iklim mikronya tidak lembab dan bersuhu tinggi sehingga

menghasilkan getah pinus lebih banyak,demikian sebaliknya.

Page 6: Getah Pinus.docx

6

Iklim dan tempat tumbuh yaitu pohon pinus yang tumbuh didaerah dengan curah hujan

tinggi,dingin atau di daerah dengan tinggi > 700 m dpl menghasilkan getah sedikit.curah

hujan rata-rata < 2000mm/th,suhu antara

22-28’ C dan tinggi tempat 400-700m dari permukaan laut menghasilkan getah optimal.

Bonita yaitu pada tanah yang subur memungkinkan menghasilkan getah pinus yang lebih

banyak ( ada 7 kelas bonita)

Page 7: Getah Pinus.docx

7

Asal (umur pohon) getah yang diperoleh makin tua semakin banyak dan bagus kualitas

getah yang tersedia

3) Faktor perlakuan oleh manusia

Bentuk sadapan yaitu hasil sadapan dari bentuk koakan lebih banyak dari rill dan bor.

Arah sadapan yaitu arah menghadapnya luka sadapan menghadap timur paling banyak

menghasilkan getah kemudian disusul arah utara,selatan dan barat.

Arah pembaruan, yaitu kea rah atas atau bawah.pembaruan ke atas menghasilkan lebih

banyak getah. Lama menuggu terasuk penyimpanan, makin lama disimpan makin tidak

baik. Penyimpanan dalam proses pencampuran dengan bahan penolong , bila tepat maka

optimal rendemen dan kualitas.

Upaya stimulansia, yaitu upaya perangsangan pada luka sadapan dengan bahan kimia

asam.upaya stimulansia harus menggunakan pedoman yang teliti agar tidak

merugikan.bahan stimulansia yang dapat dipakai misalnya asam sulfat,asam

oksalat,CuSO4,bolus alba,Ethrel dengan jumlah tertentu yang ditentukan.

II.4. Manfaat Hasil Pengolahan Getah Pinus

Manfaat hasil pengolahan getah pinus antara lain :

1.Gondorukem

Rosin atau yang lebih dikenal dalam perdagangannya sebagai gondorukem merupakan

produk olahan dari pinus yang saat ini merupakan komoditi andalan non migas yang

bukan berasal dari non kayu atau rotan. Pengolahan gondorukem di Indonesia hanya

dilakukan dengan cara penyulingan getah pohon tusam ( Pinus merkusii ), tetapi juga ada

yang langsung dengan uap. Gondorukem didapat dari hasil pengolahan getah pinus,

bersifat rapuh,bening,mempunyai titik leleh rendah dan bau khas terpentin serta tidak

larut dalam air.

Manfaat gondorukem adalah pada industri batik yakni bahan penyampur lilin batik

sehingga diperoleh malam.kebutuhn kira-kira 2.500 ton/thn. Pada industri kertas bahan

pengisi dalam pembuatan kertas.kebutuhan kira-kira 0,5 % dari produksi kertas atau

2.000 ton/thn. Pada industri sabun dijadikan sebagai campuran kira-kira 5-10% dari berat

sabun. Pembuatan Vernish, tinta,bahan isolasi listrik, korek api, lem, industri kulit dan

lalin-lain.

Page 8: Getah Pinus.docx

8

Di luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk membuat resin

sintetis, plastic, lem, aspal, bahan pliitur, lak sintetis, industry sepatu, galangan kapal, dll.

Page 9: Getah Pinus.docx

9

2.Terpentin

Terpentin adalah minyak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari pembuatan

gondorukem. Oleh karena sifatnya yang khusus maka minyak terpentin banyak

digunakan baik sebagai bahan pelarut ataupun sebagai minyak mengering. Terpentin

merupakan bagian hidrokarbon yang mudah menguap dari getah pinus. Hidrokarbon ini

dipisahkan dari bagian yang tidak menguap (gondorukem) melalui cara penyulingan.

Berdasarkan sumber bahan bakunya ada 3 jenis terpentin, yaitu terpentin getah (gum

turpentin), terpentin kayu (wood turpentin), terpentin sulfat (sulphat turpentin).

Silitonga et al, 1973 menyatakan jumlah terpentin yang terkandung dalam getah

pinus berkisar antara 10 – 17,5 %. Getah yang segar akan menghasilkan prsentase

terpentin yang lebih tinggi. Terpentin hasil penyulingan bersifat korosi, oleh sebab itu

perlu disimpan pada tempat (drum) yang digalvanisasi. Harga drum ini cukup mahal jika

dibandingkan dengan harga terpentin itu sendiri. Terpentin juga dapat disimpan dalam

tempat yang terbuat dari aluminium atau plastik dan hendaknya agar terhindar dari

cahaya. Minyak terpentin dapat digunakan untuk ramuan semir (sepatu, logam, kayu),

sebagi bahan substitusi kamper dalam pembuatan seluloid (film), bahan pelarut organik.

Hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin yang mengandung

senyawa terpene yaitu salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari C10 H163

terutama monoterpene alfa-pinene dan beta- pinene, yang dapat digukana secara

langsung dan murni melalui upaya distilasi ulang serta melalui pengolahan lanjutan.

Terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak,

pelarut resin, bahan semir sepatu, bahan kamfer sintetis bahan campuran vernis yang

biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku

kimia lainnya.

II.5. Macam-macam Sistem Penyadapan Getah

Kegiatan pemanenan getah pinus yang dilakukan yaitu dengan cara penyadapan.

Beberapa cara teknik penyadapan :

1. Bentuk koakan

Page 10: Getah Pinus.docx

10

Teknik ini dilakukan denagn cara mengerok kulot batang lebih dulu, kemudian kayunya

dilukai sedalam 1-2 cm, sedang lebarnya 10 cm. Pelukaan dengan cara ini membentuk

huruf U terbalik dengan jarak dari permukaan tanah sekitar 15-20 cm. Pelukaan yang

baru diatas luka lama dengan tebal jarak 5 mm.

Page 11: Getah Pinus.docx

11

2. Bentuk V

Teknik ini hampir sama dengan teknik diatas tetapi berbentuk huruf V. dapat juga

dimodifikasi menjadi V ganda atau seri arah ke atas (rill) yang bentuknya seperti sirip

ikan.

3. Goresan atau guratana

Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan pada agathis

(kopal). Hal ini mengingat kulit pinus yang tebal. Goresan dilakukan dengan kemiringan

45° atau melingkar.

4.Dengan bor

Dengan syarat diameter 3 cm, 3-12 cm ke atas atau ke dalam. Dari keempat teknik

tersebut yang paling efektif atau paling banyak menghasilkan getah pinus adalah dengan

menggunakan metode koakan, kemuidian teknik bentuk V dan teknik bor.

Ada dua macam sistem penyadapan getah pinus yang diterapkan di Perum Perhutani

yakni sistem Rill dan sistem Kuare. Sistem ini lebih cocok bila diterapkan di areal hutan

lindung sebab tidak banyak merusak pohon pinus sehingga kelestarian pohon pinus bisa

terjaga. Sedangkan kelemahannya adalah getah yang dihasilkan lebih sedikit bila

dibandingkan dengan sistem kuare.

1) Penyadapan Metode Riil Kegiatan penyadapan getah pinus dengan sistem rill adalah

sebagai berikut :

a) Alat - alat yang digunakan

Alat - alat yang dipergunakan terdiri dari : Pembersih kulit (bark shaver), Mal sadap

(blaze frame), Alat pemberi tanda sadapan (marking gauge), alat pembuat saluran

tengah (groove cutter), pisau sadap (freshening knife), talang sadap (lips), Mangkuk

penampung getah (pats), pengeruk getah, dan bor serta alat penunjang lainnya seperti

palu, paku, alat semprot (sprayer) dan ember plastik.

b) Persiapan penyadapan

Pembersihan lapangan sadapan sebelum melakukan penyadapan, lapangan atau areal

sadapan harus dibersihkan dari perdu dan semak, agar memudahkan para pekerja dan

Page 12: Getah Pinus.docx

12

petugas untuk mengadakan pengawasan. Penomoran pohon ditentukan pada ketinggian

200 cm.

Pembersihan kulit pohon yang akan disadap harus dibersihkan kulitnya terlebih dahulu

dengan alat pembersih kulit (bark shaver) tanpa melukai kayu. Permukaan kulit yang

dibersihkan berukuran 30 x 70 cm pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah dan

harus benar – benar rata dan halus tanpa adanya alur kulit.

Pembuatan pola sadap, Pola sadap dibuat dengan menggunakan mal sadap

(blaze frame) pada kulit yang sudah dibersihkan. Selajutnya memberikan

Page 13: Getah Pinus.docx

13

tanda sadap dengan alat pemberi tanda sadap (marking gauge). Pola sadap dibuat untuk

menetapkan letak saluran tengah dan letak dimana luka sadapan harus dibuat. Sudut

antara garis vertical dan garis miring sebesar

40°.c.

c) Pelaksanaan Penyadapan

Pembuatan saluran tengah (central grove). Dalam tahun pertama sadapan, pembuatan

saluran tengah dimulai dari bawah menuju keatas. Sedangkan untuk tahun berikutnya

pembuatan dimulai dari atas dan ditarik kebawah. Saluran tengah dibuat dengan

menggunakan Groove cutter pada bagian tengah pola sadapan. Lebar saluran tengah 10

mm, kedalaman 3 mm dan tinggi 60 cm.

Pembuatan saluran sadap. Saluran sadap dibuat menggunakan pisau sadap (freshening

knife) dimulai dari ujung terbawah saluran tengah mengikuti tanda saluran sadap yang

telah dibuat. Kedalaman saluran sadap ± 2 mm dan jarak antar saluran 5 cm.

Pemasangan talang sadap, Talang sadap dipasang pada pohon dengan paku,

kemudian ditekuk keatas dan bagian tengahnya ditekan dengan menggunakan palu agar

masuk kedalam saluran tengah, dengan demikian getah dapat tertampung melalui talang.

Pemasangan batok penampung, Dibawah talang sadap dipakukan dua buah pasak dari

bambu atau kayu untuk dudukan batok penampung getah. Secara berkala batok

penampung getah ini harus dinaikkan letaknya supaya tidak terlalu jauh dengan luka

sadap yang baru.

Perlakuan saluran sadap dengan stimulansia. Untuk meningkatkan produksi getah

pinus maka setelah saluran sadap dibuat, stimulansia harus disemprotkan pada saluran

sadap. Untuk mendapatkan semprotan yang baik, botol plastik harus dipegang dengan

sudut 45° terhadap pohon dan jarak antara ujung penyemprot dengan pohon / saluran

sadap ± 15 cm. Dan penyemprotan stimulansia pada setiap luka sadap baru sebanyak ± 1

cc. Peludangan getah dan pembersihan dari saluran getah,

Mangkok/tempurung diambil dan getah dituangkan dalam ember plastik. Getah yang

masih melekat pada mangkok atau tempurung harus dibersihkan dengan bantuan

pengeruk getah (pat scraper). Pada setiap perludangan getah, saluran tengah harus

dibersihkan dengan pembersihan saluran tengah (groove cleaner), untuk mencegah

Page 14: Getah Pinus.docx

14

penumpukan getah pada saluran. Frekuensi pembaharuan sadapan, pembaharuan

sadapan dilaksanakan 6 hari sekali.

d) Pelaksanaan Penyadapan Tahun berikutnya

Untuk penyadapan sadapan tahun berikutnya dimulai dari ujung atas saluran tengah tahun

sebelumnya dan semua langkah yang yang dikerjakan

Page 15: Getah Pinus.docx

15

pada tahun sebelumnya diulangi lagi, dengan mal sadap 20 x 65 cm. Apabila

sadapan telah mencapai pada ketinggian 180 cm, maka sadapan selanjutnya harus

dialihkan mulai dari bawah lagi dengan jarak 5 cm (dari bidang sadap) disamping

sadapan pertama dan seterusnya.

2) Penyadapan Pinus Metode Kuare

Kegiatan penyadapan getah pinus dengan sistem rill adalah sebagai berikut :

a) Alat - alat yang digunakan

Alat - alat yang digunakan adalah : petel sadap/kadukul, keruk setal, parang, talang

seng, tempurung, kaleng/drum pengutan getah, batu pengasah, minyak tanah, penutup

tempurung, paku.

b) Persiapan Penyadapan

Pembersihan Lapangan sadapan. Sebelum dilakukan penyadapan lapangan

/ areal sadapan harus dibersihkan dari perdu dan semak-semak, agar sinar matahari dapat

langsung menyinari pohon pinus dan memudahkan para pekerja dan petugas untuk

melaksanakan pengawasan.

Pembersihan Kulit Pohon Pinus. Pada bagian batang yang akan di sadap kulitnya harus

dibersihkan / dikerok setebal 3 mm, lebar 15 cm dan tinggi

60 cm.

c) Pembuatan Rencana Kuare / Mal Sadap

Bagan kuare (mal sadap) dibuat tepat di tengah-tengah pohon dengan ukuran lebar 6 cm,

tinggi 60 cm dan kedalaman 1,5 cm dengan alat berbentuk garpu melengkung dengan

dua dua sisi tajam dengan permukaan permulaan setinggi 20 cm dari tanah,

kemudian baru disemprot CAS.

d) Pemasangan talang dan tempurung.

Talang dipasang menempel pada bagian batas bawah kuare dengan menggunakan paku

dan kayu sebagai talamgnya

e) Sadapan lanjutan

Sadapan lanjutan harus dilakukan tepat waktu denganketentuan yaitu 3 hari sekali bila

tidak menggunakan CAS dan 5 hari sekali bila menggunakan CAS.

II.6. Proses Pengolahan Getah Pinus

Page 16: Getah Pinus.docx

16

Dalam proses pengolahan Getah Pinus di Pabrik Gondorukem & Terpentin (PGT) Perum

Perhutani, bahan baku industri berupa Getah Pinus (Pinus Merkusii) diproses

melalui beberapa tahapan :

1) Penerimaan & Pengujian Bahan Baku

Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan

dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah Pinus yang dikumpulkan dan

diterima di PGT berupa : cairan kental yang bercampur

Page 17: Getah Pinus.docx

17

dengan kristal,air,serpihan kayu, daun pinus,kembang pinus,dan kotoran- kotoran lain

yang sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).

Getah pinus yang telah diterima di PGT Kemudian dilakukan pengujian berupa berat,

kadar air dan kotoran. Setelah lulus tes tersebut, getah pinus kemudian masuk dan

ditumpahkan ke Bak Getah. Jaring-jaring yang terdapat dipermukaan Bak Getah

diatas berfungsi sebagai penyaring awal kotoran terutama kotoran –kotoran yang

berukuran besar yang terdapat pada getah pinus.

2) Pengenceran

Getah yang telah masuk di Bak Getah kemudian dialirkan ke Melter. Pada bagian ini,

getah pinus diencerkan dengan mencampur getah pinus dengan terpentin sebanyak 1000

liter dan dipanaskan dengan suhu 180 oc. Getah pinus yang telah cair kemudian dialirkan

menuju Settler yang berfungsi untuk menampung getah pinus yang telah encer hasil

pemrosesan getah pinus yang terjadi di Melter.

3) Pencucian & Penyaringan

Kegiatan selanjutnya adalah pencucian getah pinus yang dilakukan di Tangki Pencuci

(Washer). Di tangki pencuci ini getah pinus dicuci untuk memisahkan getah pinus dengan

kotoran yang berukuran kecil yang masih terdapat pada getah pinus. Setelah kegiatan

pencucian selesai, kemudian getah pinus ditampung kedalam tangki-tangki penampung.

4) Pemanasan/pemasakan

Dari tangki penampung, getah dialirkan ke tangki pemasak untuk dimasak selama 24

jam untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Terpentin terbentuk dari hasil

penguapan yang terjadi selama proses memasak getah pinus. Uap yang dihasilkan

tersebut dialirkan ke tangki pendingin (Condensor) dan berubah menjadi cairan yang

kemudian dipisahkan antara cairan terpentin dan air yang dilakukan di tangki Separator.

Setelah itu, terpentin yang telah terpisah dari air ditampung kedalam tangki-tangki

persediaan terpentin.

Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Pemanasan harus bertahap b. Tekanan vakum

c. Tekanan uap dari uap penekan (Open steam) tidak terlalu besar (golakan

tidak terlalu besar)

d. Suhu pemanasan

Page 18: Getah Pinus.docx

18

e. Suhu peludangan (canning)

Page 19: Getah Pinus.docx

19

5) Pengujian & Pengemasan

Untuk proses Gondorukem sendiri langsung dialirkan kedalam kemasan- kemasan khusus

gondorukem yang telah disiapkan sambil dilakukan pengujian untuk menentukan mutu

gondorukem yang dihasilkan.

Proses pengolahan getah menjadi gondorukem pada umumnya meliputi 2 tahapan :

a. Pemurnian getah dari kotoran-kotaran

b. Pemisahan terpentin dari gondorukem dengan cara distilasi/penguapan. c. Proses

pemurnian getah :

1. Pengenceran getah dengan terpentin

2. Pengambilan/penyaringan kotoran kasar

3. Pencucian & pemisahan kotoran halus dengan penyaringan maupun

Pengendapan.

d. Proses pemisahan gondorukem dari terpentinnya:

1. Dilakukan dengan pemanasan langsung

2. Dilakukan dengan pemanasan tidak langsung (menggunakan uap).

II.7. Hal-hal yang harus dilakukan untuk Meningkatkan dan Melancarkan

Produksi Getah Pinus khusunya di Indonesia

Permintaan getah pinus di Indonesia maupun di dunia semakin meningkat. Oleh karena

itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas getah pinus di Indonesia.

Meningkatkan produktivitas getah pinus dapat dilakukan dengan cara pemberian

stimulansia. Namun, stimulansia yang sering dikenal adalah stimulansia anorganik

berupa cairan asam sulfat yang dapat menyebabkan kerusakan pada pohon pinus,

lingkungan, dan mengganggu kesehatan getah serta olahannya tidak dapat dijadikan food

grade. Menurut LIPI (2004), uap asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan

tenggorokan serta mengganggu paru- paru. Selain itu, cairan asam sulfat juga dapat

merusak kulit dan menimbulkan kebutaan jika terkena mata.

Page 20: Getah Pinus.docx

20

Pengelolaan hutan pinus lestari memerlukan stimulansia yang tidak hanya dapat

meningkatkan produktivitas getah pinus, tetapi juga harus aman bagi penyadap getah

serta tidak merusak pohon dan lingkungan. getah serta olahannya tidak dapat dijadikan

food grade. Menurut LIPI (2004), uap asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung

dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru. Selain itu, cairan asam sulfat juga dapat

merusak kulit dan menimbulkan kebutaan jika terkena mata.

Page 21: Getah Pinus.docx

21

Pengelolaan hutan pinus lestari memerlukan stimulansia yang tidak hanya dapat

meningkatkan produktivitas getah pinus, tetapi juga harus aman bagi penyadap getah

serta tidak merusak pohon dan lingkungan.

Salah satu aspek yang berperan dalam usaha meningkatkan dan melancarkan produksi

getah pinus adalah tenaga penyadap. Tenaga penyadap tidak sepenuhnya bekerja

pada penyadapan dalam arti menyadap hanya merupakan pekerjaan sampingan,

sehingga akan mempengaruhi tingkat produksi getah pinus. Hal tersebut akan

mengakibatkan potensi getah pinus tidak tergarap dengan maksimal.

Akan tetapi, pada saat ini pihak Perhutani memberikan kebijakan kepada penyadap

dengan memberi areal sadapan yang disesuaikan dengan kemampuan penyadap yaitu

berkisar antara dua sampai lima hektar. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui berapa jumlah pohon yang optimal yang sebaiknya diberikan kepada

penyadap berdasarkan kemampuan masing-masing penyadap.

Page 22: Getah Pinus.docx

22

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai

oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes keluar

apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis jarum tersayat atau pecah.

Pembentukan saluran getah terdiri dari dua cara yaitu lysegenius dan schizogeneous.

Faktor dalam memproduksi getah pinus yaitu faktor internal pohon, faktor eksternal

pohon dan faktor perlakuan manusia.

Manfaat hasil pengolahan getah pinus, gondorekum bermanfaat untuk indusrtri

batik, kertas dan sabun sedangkan untuk terpentin digunakan sebagai pelarut untuk

mengencerkan cat minyak, pelarut resin, bahan semir sepatu, bahan kamfer sintetis bahan

campuran vernis yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa

untuk bahan baku kimia lainnya. Sistem penyadapan getah pinus terdiri dari metode rill

dan metode kuare. Peningkatan produktivitas getah pinus dapat dilakukan stimulansia dan

perlu adanya peningkatan tenaga kerja penyadap.

III.2. Saran

Pohon pinus menghsasilkan getah yang memiliki manfaat yang cukup penting

bagi kehidupan manusia maka dari itu hutan khususnya pohon pinus patut untuk dijaga.

Page 23: Getah Pinus.docx

23

DAFTAR PUSTAKA

Ardinsya,Herman. 2012. Getah Pinus.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11827/E08yaa.pdf. Diakses pada

tanggal 19 September 2014 pukul 20.22 WITA.

Adhisuryaperdana. 2011. Pengenalan Hutan.

http://adhisuryaperdana.wordpress.com/pengenalan-hutan. Diakses pada tanggal 19

September 2014 pukul 21.24 WITA.

Bagaskara. 2013. Penyadapan Getah Pinus.

http://bagaskara90.wordpree.com/2011/10/07/penyadapan-getah-pinus. Diakses pada

tanggal 19 September 2014 pukul 22.00 WITA.

Prawira. 2013. Gonderukem. http://prawira.wordpress.com/gondorukem. Diakses pada

tanggal 20 September 2014 pukul 21.12 WITA

Saputri, Ririn. 2011. Botani Pinus merkusii. http://komunitas-

kompak.blogspot.com/2011/Botani-pinus-merkusi.html.Diakses pada tanggal 20

September 2014 pukul 21.30 WITA.

Triningsih. 2012. Produk Getah-getahan. http;//trubusan.blogspot.com/2010/01/produk-

Getah-getahan.html. Diakses pada tanggal 22 september 2013 pukul 22.03 WITA