EFEK PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH.docx
-
Upload
agathaaveonita -
Category
Documents
-
view
34 -
download
4
Transcript of EFEK PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH.docx
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) merupakan
penyakit kronis yang masih menjadi
masalah utama dalam dunia kesehatan di
Indonesia. Menurut American Diabetes
Association (ADA), diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. 1
Menurut WHO, Diabetes Melitus
(DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid
dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan produksi insulin
oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin.2
Diabetes Mellitus telah menjadi
penyebab kematian terbesar keempat di
dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian
yang disebabkan langsung oleh diabetes.
Berarti ada 1 orang per 10 detik atau 6
orang per menit yang meninggal akibat
penyakit yang berkaitan dengan diabetes.
Penderita DM di Indonesia sebanyak 4,5
juta pada tahun 1995, terbanyak ketujuh di
dunia. Sekarang angka ini meningkat
menjadi 8,4 juta dan diperkirakan akan
menjadi 12,4 juta pada tahun 2025 atau
urutan kelima di dunia. 3
Menurut laporan WHO, Indonesia
menempati urutan ke empat terbesar dari
jumlah penderita diabetes mellitus dengan
prevalensi 8,6% dari total penduduk
sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu
India, China, dan Amerika Serikat dan
WHO memprediksikan kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia akan
meningkat menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. 4
Penderita diabetes mellitus sebaiknya
melaksanakan 4 pilar pengelolaan diabetes
mellitus yaitu edukasi, terapi gizi medis,
latihan jasmani, dan intervensi
farmakologis. Dalam terapi gizi medis
dapat diberikan buah-buahan atau sari
buah yang tidak meningkatkan kadar
glukosa bahkan dapat menurunkan kadar
glukosa darah. 1
Patofisiologi Diabetes Melitus
Insulin yang dihasilkan oleh sel
beta pankreas sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa
ke dalam sel. Dengan bantuan GLUT 4
yang ada pada membran sel, insulin dapat
menghantarkan glukosa masuk ke dalam
sel. Kemudian di dalam sel tersebut
glukosa di metabolisasikan menjadi ATP
atau tenaga. Jika insulin tidak ada atau
berjumlah sedikit, maka glukosa tidak
akan masuk ke dalam sel dan akan terus
berada di aliran darah yang akan
mengakibatkan keadaan hiperglikemia.5
Meskipun anak kuncinya (insulin)
cukup banyak, namun karena jumlah
lubangnya (reseptornya) berkurang maka
jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel
akan berkurang juga (resistensi insulin).
Sementara produksi glukosa oleh hati terus
meningkat, kondisi ini menyebabkan kadar
glukosa meningkat. 6
Lidah Buaya (Aloe vera)
Gambar 1. Lidah buaya (Aloe vera)
Tanaman obat terbukti merupakan
salah satu sumber bagi bahan baku obat
hiperglikemik, karena tumbuhan-
tumbuhan tersebut mempunyai senyawa-
senyawa yang berkhasiat sebagai
antihiperglikemik. Diantara 250.000
spesies tanaman obat di seluruh dunia
diperkirakan banyak yang mengandung
senyawa antihiperglikemik yang belum
ditemukan.7
Salah satu tanaman yang dipercaya
memiliki efek antihiperglikemik adalah
lidah buaya (Aloe vera). Diasumsikan
pemberian Aloe vera dapat melindungi dan
mengembalikan fungsi sel β pankreas yang
sudah rusak. Kemudian kandungan Aloe
vera dapat bekerja menyerupai insulin dan
menurunkan kadar glukosa darah
sekalipun seluruh sel β pankreas telah
mengalami degenerasi. 7
Lidah Buaya sebagai antidiabetes
Lidah buaya memiliki kandungan
kimia yang berkhasiat hipoglikemik
diantaranya kromium dan alprogen. Hasil
penelitian Wuliyani, diduga bahwa lidah
buaya mengandung kromium yang
berperan dalam merangsang sekresi insulin
oleh sel-sel beta pankreas.8
Sedangkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Fauziah (2005)
diduga bahwa kandungan alprogen dalam
lidah buaya mampu menurunkan kadar
glukosa darah tikus. Berdasarkan hal
tersebut, maka jus lidah buaya yang
digunakan untuk tikus diduga dapat
menurunkan kadar glukosa darah tikus.9
Menurut sumber pustaka lain,
kandungan dari lidah buaya yang dianggap
mampu menurunkan kadar gula darah
adalah kromium dan getah kering lidah
buaya yang mengandung hypoglycemic.
Jumlah asam amino, vitamin, enzim,
anthraquinone, dan unsur lainnya tidak
terdapat dalam jumlah besar, tetapi karena
digabungkan menjadi satu, membuahkan
hasil yang menakjubkan.10
Berdasarkan kajian pustaka yang
telah dilakukan, tumbuhan ini
mengandung zat aloe emodin, sebuah
senyawa organik dari golongan
antrakuinon yang mengaktivasi jenjang
sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta
dan substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase
dan meningkatkan laju sintesis glikogen
dengan menghambat glikogen sintase 3
beta, sehingga sangat berguna untuk
mengurangi rasio gula darah.11
Aloe vera mengandung senyawa
organik aloe emodin yang tergolong dalam
senyawa antraquinone yang mempunyai
kemampuan menurunkan kadar gula
darah.12
Salah satu zat yang terkandung
dalam lidah buaya adalah aloe emodin
sebuah senyawa organik dari golongan
antrakuinon yang meningkatkan laju
sintesis glikogen dengan menghambat
glikogen sintase kinase-3 beta, sehingga
sangat berguna dalam mengurangi rasio
kandungan gula dalam darah.11
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Mustofa tahun 2012,
diperoleh kesimpulan bahwa pemberian
jus lidah buaya berpengaruh menurunkan
kadar glukosa darah tikus putih yang diberi
pembebanan glukosa.13
Menurut hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Nurul, terdapat pengaruh
pemberian sari lidah buaya terhadap
penurunan kadar gula darah acak di
Wilayah Kerja Puskesmas Karangan
Kabupaten Trenggalek Tahun 2013. Dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari
10 responden yang diberikan sari lidah
buaya sebanyak 7 responden (70%) yang
kadar gula darah acaknya turun dan 3
responden (30%) kadar gula darah acaknya
naik. Sedangkan dari 10 responden yang
tidak diberikan sari lidah buaya sebanyak 9
responden (90%) yang kadar gula darah
acaknya naik dan 1 responden (10%) kadar
gula darah acaknya turun. Dengan uji
Independent t-test didapatkan bahwa nilai
Sig (2-tailed) 0,001 lebih dari taraf
signifikan α 0,05. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah H0 ditolak. 14
Tabel 1. Hasil kadar glukosa darah setelah diberikan sari lidah buaya
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pradono terlihat bahwa daun lidah buaya
bermanfaat terhadap penurunan kadar
gluksoa darah. Decocta daun lidah buaya
dengan dosis 2,5 ml/200grBB, 5 ml
/200grBB,dan 10 ml/200grBB mampu
menurunkan kadar glukosa darah tikus
wistar yang diberi beban glukosa. Dengan
kenaikan dosis decocta daun lidah buaya
juga meningkatkan efek penurunan kadar
glukosa darah dan durasi kerja decocta,
namun juga menyebabkan onset menjadi
lebih lambat. 15
KESIMPULAN
1. Lidah buaya dapat digunakan
sebagai antidiabetes untuk
menurunkan kadar gula darah.
2. Lidah buaya mengandung senyawa
kromium yang dapat merangsang
sel beta pankreas untuk
mengeluarkan insulin.
3. Selain kromium, lidah buaya juga
mengandung zat aloe emodin yaitu,
golongan antrakuinon yang dapat
meningkatkan laju sintesis
glikogen dengan menghambat
glikogen sintase kinase-3 beta,
sehingga sangat berguna dalam
mengurangi rasio kandungan gula
dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association Clinical Practice Recommendations: Report of the Expert Commite on the Diagnosis and Classifications of Diabetes Mellitus Diabetes Care. USA: American Diabetes Association. 2011.
2. Depkes. Metode Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko Diabetes Melitus. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
3. Tandra H. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta: Gramedia. 2008.
4. Perkeni. Konsensus Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011.
5. Sugondo S, Soewondo P, Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi: 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi: 6. Jakarta: EGC. 2005
7. Akinmoladun C.A, Akinloye O. Prevention of the onset of hyperglycaemia by extracts of Aloe barbadensis in rabbits treated with alloxan. African Journal of Biotechnology. 6 (8):1028-1030. 2007.
8. Wuliyani T. Pengaruh jus lidah buaya (Aloe vera) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih (Rattus
novergicus) strain wistar. [skripsi]. Malang: Universitas Muhammadyah Malang. 2007.
9. Fauziah. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2005.
10. Jatnika A, Saptoningsih. Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka. 2009.
11. Rina, Bandung. Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda. Jakarta: PT. Eleks Media Komputindo. 2012.
12. Sudjono T.A, Wahyuni A.S. Pengaruh decocta daun lidah buaya (Aloe vera) terhadap kadar glukosa darah kelinci yang dibebani glukosa. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. 6(1): 26-34. 2005
13. Mustofa, Yuniastuti A, Marianti A. Efek pemberian jus lidah buaya terhadap kadar glukosa darah tikus putih. Unnes Journal of Life Science. 1(1): 35-40. 2012.
14. Nurul, Siyoto S. Pengaruh pemberian sari lidah buaya (Aloe vera) terhadap penurunan kadar gula darah acak pada penderita diabetes melitus tipe II di wilayah kerja puskesmas karangan kabupaten Trenggalek. Kediri: Stikes Surya Mitra Husada Kediri. 2013.
15. Pradono A.S. Pengaruh pemberian decocta daun lidah buaya (Aloe vera) terhadpa penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa. [skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro. 2011