Hematopoiesis dan sel darah.docx

104
HEMATOPOIESIS Hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan perkembangan sel darah dari sel induk atau asal atau stem sel, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda. Hematopoiesis mulai terjadi di sumsung tulang dengan sel induk pluripotensial. Sel ini secara kontinu memperbarui dirinya dan berdiferensiasi sepanjang hidup. Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia : 1. Embrio dan Fetus a. Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 sataud 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun diganti organ-organ lain. b. Stadium Hepatik, Minggu ke 6 sataud 5-10 bulan kehamilan : Menurun dalam waktu relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe c. Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir, pembentukan di sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit. 2. Bayi sampai dengan dewasa Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi di hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain. a. Hematopoiesis Meduler (N) 1

description

hematopoiesis

Transcript of Hematopoiesis dan sel darah.docx

HEMATOPOIESISHematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan perkembangan sel darah dari sel induk atau asal atau stem sel, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.Hematopoiesis mulai terjadi di sumsung tulang dengan sel induk pluripotensial. Sel ini secara kontinu memperbarui dirinya dan berdiferensiasi sepanjang hidup. Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia : 1. Embrio dan Fetus a. Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 sataud 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun diganti organ-organ lain.b. Stadium Hepatik, Minggu ke 6 sataud 5-10 bulan kehamilan : Menurun dalam waktu relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe c. Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir, pembentukan di sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit. 2. Bayi sampai dengan dewasa Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi di hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain. a. Hematopoiesis Meduler (N) Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah sumsum tulang. Lebih dari 20 tahun: corpus tulang panjang berangsur angsur diganti oleh jaringan lemak karena produksi menurun. b. Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN) Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal: Eritroblastosis foetalis, An.Peniciosa, Thallasemia, An.Sickle sel, Spherositosis herediter, Leukemia. Organ organ Ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar adrenal, tulang rawan, ginjal, dll (Erslev AJ, 2001)Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum tulang.Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan : 1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell. Sel induk pluripotent mempunyai sifat : Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah habis meskipun terus membelah; Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri; Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi-fungsi tertentu.Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi menjadi : Pluripotent (totipotent)stem cell: sel induk yangmempunyai yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte)yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte)hanya mampu berkembang menjadi granulosit. 1. Lingkungan mikro (microenvirontment)sumsum tulang Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi : a. Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang b. Sel-sel stroma : Sel endotel Sel lemak Fibroblast Makrofag Sel reticulum c. Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan. Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk : Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum tulang. Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya adhesion molecule. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis :hematopoietic growth factor, cytokine, dan lain-lain. 2. Bahan-bahan pembentuk darah Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah : Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin. Cobalt, magnesium, Cu, Zn. Asam amino. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain3. Mekanisme regulasi Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit. Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah : Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor): I. Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)II. Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)III. Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)IV. Thrombopoietin V. Burst promoting activity (BPA)VI. Stem cell factor (kit ligand) Sitokon (Cytokine)seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-10. Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti limfosit, monosit, ataumakrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang, seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine),sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal. Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin: merupakan hormon yang dibentuk diginjal khusus merangsang precursor eritroid. Hormon nonspesifik Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti : a. Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis. b. Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis. c. Glukokortikoid. d. Growth hormone. Hormone tiroid.Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism : suatu mekanisme umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika tubuh kekurangan komponen darah (positive loop)atau menekan hemapoesis jika tubuh kelebihan komponen darah tertentu(negative loop).

KOMPONEN DARAH

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata haemo atau hemato yang berasal dari bahasa yunani haima yang berarti darah (Perutz, 1978). Darah memiliki 8 % dari berat badan manusia yang mana volume darah pada wanita 5 liter dan pada pria 5,5 liter. Darah memiliki komponen yaitu elemen seluler dan plasma , yang mana elemen seluler terdiri dari : eritrosit (99 %) ; leukosit; dan trombosit.

A. Plasma DarahPlasma darah adalah cairan yang berwarna kuning bening yang memiliki unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Komponen ini terbesar dalam darah, sekitar 58 % untuk wanita dan 55 % untuk laki-laki . Hampir 90 % bagian plasma adalah air . Plasma itu sendiri memiliki fungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ketempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit. Komponen yang ada dalam plasma yaitu :1. Air ( 90 % ) : yang berfungsi medium transport, dan membawa panas2. Elektrolit : sebagai eksitabilitas membran , distribusi osmotik cairan ECF dan ICF dan sebagai penyangga perubahan PH3. Nutrients, wastes, gas, dan hormon : tidak ada fungsinya dalam darah , hanya diangkut4. Protein Plasma ( 6-8 % ): Fungsinya mempertahankan tekanan osmotik dan sebagai penyangga Albumin : Albumin Berukuran paling kecil dibanding protein plasma lainnya, disintesis dalam hati, mengatur tekanan osmotik koloid darah (koloid : zat yang berdiameter 1 nm -100nm kristaloid : zat yang berdiameter kurang dari 1 nm), tekanan osmotik koloid (tekanan onkotik) ditentukan berdasarkan konsentrasi koloid dalam larutan Globulin: Mencakup 30% protein plasma yang terdiri dari :Alfa globulin dan beta globulin disintesis di hati sebagai molekul pembawa lipid, faktor pembekuan dan hormon serta subtrat penting lainnya ; dan gamma globulin (immunoglobin)atauantibodi ,diproduksi jaringan limfoid , terdapat 5 jenis immunoglobin , berfungsi dalam immunitas (kekebalan) Fibrinogen : Mencakup 4% protein plasma, Disintesis di hati, komponen penting pembekuan darah

B. EritrositSel ini berbentuk diskus bikonkaf( dua sisi ) seperti donat tanpa lubang ditengah. Dengan permukaan sel darah merah yang seperti itu dapt memungkinkan untuk proses disfusi cepat dan karbon dioksida, sementara ukuran yang kecil dan relatif fleksibel dapat memungkinkan SDM untuk menyelinap masuk kedalam pembuluh kapiler tanpa menyebabkan kerusakan. Dalam sampel darah , presentasi darah yang diambil adalah SDM disebut hematokrit, yang memiliki presentase 42 % dari perempuan dan 45 % untuk laki-laki. Pada manusia sel ini berada dalam sirkulasi selama kurang lebih 120 hari. Jumlah normal pada laki-laki 5,4 juta atau l dan pada perempuan 4, 8 juta atau l. Setiap eritroit memiliki diameter sekitar 7,5 m dan tebal 2 m. Setiap sel eritrosit mengandung 300 juta molekul Hb.Fungsi dari sel darah merah adalah oksigenansi jaringan dengan transport hemoglobin; pembuangan karbon dioksida melalui reaksi dengan karbonik anhidrase ; dan hemoglobin sebagai bufer untuk memelihara keseimbangan asam basa.

Perkembangan normal eritrosit tergantung pada banyak macam faktor, termasuk adanya substansi asal ( terutama globin, hem , dan besi ). Faktor-faktor lain seperti B12. Perkembangan eritrosit dimulai dengan penyusutan ukuran ( makin tua makin kecil)perubahan sitoplasma ( dari basofilik makin acidofilik ),perubahan inti nukleoli makin hilang, ukuran sel makin kecil,kromatin makin padat dan tebal, warna inti gelap. Tahapan perkembangan eritrosit yaitu :1. Proeritroblas Proeritroblas merupakan sel yang paling awal dikenal dari eritrosit, yang mana sel ini adalah sel yang terbesar, dengan diameter 15-20 m. Setelah mengalami sejumlah pembelahan mitosis sel ini menjadi basofilik eritroblas2. Basofilik eritoblasBasofilik eritoblas agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan diameter rata-ratanya 10 m. Intinya memiliki heterokromotin padat dalam jala-jala kasr, dan anak intinya biasanya tidak jelas. Sitoplasmanya jarang nampak.3. Polikromatik eritroblas Polikromatik eritroblas adalah basofilik eritroblas yang membelah berkali-kali secara mitotris dan menghasilkan Hb di dalam sitoplasma yang basofil dari eritroblas. Inti polikromatik eritroblas mempunyai jala kromatin lebih padat dari basofilik eritroblas dan selnya lebih kecil.4. Ortokromatik Eritroblas ( Normoblas )Polikromotik eritroblas membelah beberapa kali secara mitosis. Normoblas lebih kecil dari pada polikromatik eritroblas da mengandung inti yang lebih kecil yang terwarnai basofil padat . Intinya secara bertahap menjadi piknotik. Tidak ada lagi aktivitas mitosis . Akhirnya inti dikeluarkan dari sel bersama-sama dengan pingiran tipis sitoplasma. Inti yang sudah dikeluarkan dimakan oleh makrofag-makrofag yang ada didalam stroma tulang.5. RetikulositRetikulosit adalah sel-sel muda yang kehilangan inti selnya , dan mengadung sisa-sisa asam ribonukleat didalam sitoplasma, serta masih dapat mensintesis Hb.Retikulosit dianggap kehilanagn retikular sebelum meninggalkan sumsum tulang , karena jumlah retikulosit dalam darh perifer normal kurang dari satu persen dari jumlah eritrosit. Dalam keadaan normal keempat tahap pertama sebelum menjadi retikulosit terdapat PADA SUMSUM TULANG. Retikulosit terdapat pada sumsumtulang maupun darah tepi . Didalam sumsumtulang memerlukan waktu kurang lebih 2-3 hari untuk menjadi matang, sesudah itu dilepas kedalam darah. ( Bell dan Rodak , 2002)6. EritrositEritrosit merupakan produk akhir dari perkembangan eritropoesis.

Pada sistem eritropoesis dikenal juga istilah eritropoiesis inefektif , yang dimaksud eritropoiesis inefektif adalah suatu proses penghancuran sel induk eritroisit yang prematur di sumsum tulang.

Regulasi produksi sel darah merah yaitu :1. Oksigenasi jaringanPenurunan O2 dalam jaringan dapat menyebabkan peningkatkan produksi SDM. Misalnya anemia oksigen : perdarahan , dan x-ray pada sutul ; kelainan sirkulasi yang menurunkan aliran darah : gagal jantung da penyakit paru.2. ErythropoietinErythropoietin adalah hormon yang diproduksi oleh ginjal yang mana terjadi di sel juxta glomerular dan dinding arteriola affrent. Pada kasus hypoxia eritropoietin dapat meningkat, dan juga penurunan aliran darah pada ginjal atau tumor pada ginjal dapat meningkatkan ertropoietin.Bila ginjal rusak dapat menyebabkan anemia. Eritropoietin dapat merangsang proeritroblast sampai kebutuhan O2 terpenuhi.atau

Sel darah merah yang rusak difagosit oleh makrofag dalam limfa, hati dan sumsum tulang akan terurai menjadi :1. Globin : bagian protein yang akan menjadi asam amino dan akan diperbaharui dalam proses sintesis seluler2. Hem : bagian yang mengandung zat besi diubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) kemudian menjadi bilirubin pigmen kuning) yang dilepas ke dalam plasma. bilirubin diserap oleh hati dan disekresikan ke cairan empedu.3. Fe ( Zat besi)Globin dan Fe dikirim ke Sumsum tulang belakang untuk dibuat darah baru

Hemoglobin adalah protein dengan berat molekul 64.450 yang terdiri dari 4 subunit, dimana tiap unit berisi heme, yang berkonjungasi dengan polipeptida. Heme disintesis dari acetic acid dimana pyrolecompound berikatan dengan protopofirin ( protoporfirin IX + Fe Hem ). Hemoglobin yang mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin yang berwarna merah terang. Jika oksigen dilepas menjadi deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi yang berwarna merah gelap atau merah kebiruan. Hemoglobin berikatan dengan karbondioksida membentuk karbominoglobin. Hemoglobin hanya digunakan sekitar 20% untuk pengangkutan CO2, 80% lagi CO2, terlarut dalam plasma dalam bentuk ion bikarbonat.Abnormal dari struktur eritrosit yaitu :1. Anisositosis adalah SDM dalam ukuran yang bervariasi2. Polikilostosis adalah SDM bentuknya bervariasi ( makrositer jika 0 > 9 m , mikrositer jika 0 < 9 m )3. Cobot ring atau Howell Joll body adalah fragmen intinya lebih dari 1% 4. Crenated adalah bentuknya mengkerut karena suasana hipertonis.

C. LeukositLeukosit adalah sel darah putih yang memiliki nukleus dan tidak berwarna dalam keadaan segar. Bentuknya bulat dalam darah , tetapi berupa sel ameboid pleiomorfik dalam jaringan. Leukosit memiliki karakteristik sebagai berikut :1. Berasal dari undifferenciated stem cells2. Granulocyt dan monocyt diproduksi di sumsum tulang 3. Lymphocyt diproduksi di organ lymphoid (lymphnode & tonsil), sedikit di sumsum tulang 4. Jumlah dalam keadaan normal 6.000 - 10.000ataumm3, dalam keadaan infeksi akan mengalami peningkatan jumlah total5. Fungsi melindungi tubuh dari benda asing seperti virus dan bakteri - sebagian besar aktifitas leukosit berada di jaringan tubuh bukan dalam aliran darah6. Mempunyai kemampuan diapedesis dapat menembus pori-pori kapiler masuk ke jaringan7. Gerak amuboid dapat bergerak seperti gerak amuba, mampu bergerak tiga kali lebih panjang dibanding tubuhnya dalam satu menit8. Kemotaksis pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif) atau menjauhi (kemotaksis negatif)9. Phagosit semua leukosit adalah fagositik, tapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit10. Rentang kehidupan - setelah di produksi pada sumsum tulang leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan.11. Leukosit akan tetap berada di jaringan dengan rentang yang berbeda-beda bergantung kepada leukositnyaAda lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, dibedakan berdasarkan ukuran betuk nukleus dan ada atau tidaknya granula sitoplasma.a. Mononuclear Agranulosit : leukosit yang tidak memiliki granula, sitoplasma , inti tidak berlobi , misalnya monosit 5,3 % dan limfosit 30 %. b. Polymorphonuclear Granulosit ( PMN ) : leukosit yang memiliki granula, sitoplasma, dan inti sel berlobi-lobi atau bersegmentasi ( netrofil 62,0 %, basofil 2,3 %, dan eosinofil 0,4% ). PMN ini tumbuh dan matang didalam sumsum tulang

1. Monosit Monosit merupakan sel darah terbesar, nukleus berbentuk seperti telur atau ginjal dikelilingi sitoplasma berwarna kebiruan atau abu-abu pucat. Monosit itu sendiri memiliki lifespan sangat pendek dalam sirkulasi dan apabila di jaringan dapat besar menjadi makrofag jaringan ( 1 bulan ). Fungsi dari monosit adalah sangat aktif dalam fagosit, siap bermigrasi ke jaringan. Jika telah meninggalkan pembuluh darah maka sel akan berubah menjadi histiosit jaringan atau makrofag . Monosit dapat memfagosit sampai 100 bacteri , memfagosit partikel yang lebih besar , Neutrophyl dan macrophage mempunyai lysosome yg berisi enzym proteolytic untuk mencerna bacteri dan protein asing . Lisosome punya lipase untuk mencerna membran lipid tebal dari bacteri tertentu. Pus adalah capuran dari jaringan mati, bacteri mati, neutrophyl & macrophage mati dan cairan jaringan 2. Limfosit Struktur dari limfosit berupa sel bulat kecil berdiameter 7-12m dengan nukleus berlekuk yang berwarna gelap dan sedikit sitoplasma biru terang. Tidak ada granul spesifik, tetapi mungkin memiliki sedikit granul azurofil. Dibawah mikroskopik elektron terlihat kompleks golgi kecil sekali, sepasang sentriol, dan ada satu atau dua mitokontria. RE dapat dikatakan tidak ada tetapi banyak ribosom bebas dalam plasma. Lifespan limfosit dari lymph node ke jaringan lymphe bisa hidup beberapa jam sedangkan apbila di luar jaringan biasa bisa hidup 100- 300 hari sampai 1 tahun. Limfosit dibagi dua yaitu limfosit B ( berperan dalam imunitas humoral, berdeferensiasi menjadi sel plasma kemudian menghasilkan imunoglobulin )dan limfosit T ( berperan dalam immunitas seluler )3. NeutrofilStruktur dari neutrofil yaitu memiliki granula kecil berwarna merah muda, nukleus 3 - 4 lobus masing-masing lobus dihubungkan oleh benang kromatin halus, bersifat fagositik dan sangat aktif, hingga dapat mencapai jaringan terinfeksi untung menyerang virus dan bakteri. Neutrofil dapat mengfagositosit 5-20 bakteri , dengan caranya membentuk pseudopodia.4. EosinofilStruktur dari eosinofil yaitu memiliki granula besar dan kasar, berwarna orange kemerahan, nukleus berlobus dua . Eosinofil memiliki fungsi :a. Fagositik lemah, jumlah meningkat saat terjadi alergi atau infeksi oleh parasit, berkurang saat stress berkepanjangan.b. Detoksikasi histamin yang dihasilkan sel mast dan jaringan yang luka saat inflamasi berlangsungc. Mengandung peroksidase dan fosfatase yaitu enzim yang menguraikan protein. Enzim ini mungkin terlibat dalam detok- sifikasi bakteri.5. BasofilStruktur dari basofil yaitu bentuk granula besar dan tidak beraturan dengan warna keunguan sampai hitam, nukleus berbentu huruf S. Fungsi dari Basofil adalah menghasilkan histamin untuk memicu aliran darah ke sekitar luka dan menghasilkan heparin yaitu zat antikoagulan untuk mencegah gumpalan darah di pembuluh

D. TrombositStruktur trombosit merupakan fragmen sel tanpa nukleus, yang berasal dari megakariosit multinukleus dalam sumsum tulang. berbentuk cakram dan bicovex, berukuran hampir setengah dari ukuran eritrosit, mengandung berbagai jenis granula, masa hidup : 5 - 10 hari dari proses, Jumlah normal : 200 ribu - 400 ribu butirataumikroliter. Fungsi trombosit adalah hemostatis (penghentian pendarahan) dan perbaikan pembuluh yang robek. Mekanisme Pembekuan darah yaitu :1. VasokontriksiJika pembuluh darah terpotong trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin dan tromboksan A2 (prostaglandin) dan otot polos pada pembuluh darah berkontriksi untuk mengurangi darah yang keluaratauhilang.2. Plug trombositTrombosit membengkak dan menjadi lengket dan menempel pada serabut kolagen dinding pembuluh darah yang rusak membentuk plug trombosit. Kemudian trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain sehingga membentuk agregasi trombosit untuk memperkuat plug. Jika luka yang terjadi hanya sedikit makan plug trombosit dapat mengentikan pendarahan, jika lukanya besar maka plug trombosit dapat mengurangi perdarahan sampai proses pembekuan terbentuk.3. Pembentukan bekuan darah.

HEMOSTASIS

Hemostasis merupakan suatu urutan respon yang dapat menghentikan perdarahan . Ketika pembuluh darah mengalami ruptur , maka hemostasis bekerja dengan cepat untuk menghentikan perdarahan tersebut melalui beberapa mekanisme seperti spasme vascular, pembentukan sumbatan platelet dan koagulasi . Adapun fungsi dari proses hemostasis yaitu :a. Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal in tergantung dari integritas pembuluh darah dan fungsi trombosit yang normal.b. Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka .Hemostasis yaitu pencegahan hilangnya darah , bila pembuluh darah mengalami cedera atau pecah dengan cara spasme , pembentukan platelet plug, koagulasi, dan pembentukan jaringan fibrous.1. Spasme pumbuluh darah Pembuluh darah sangat besar peranannya dalam sistem hemostasis. Dinding pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan morfologis: intima, media, dan adventitia. Intima terdiri dari selapis sel endotel non trombogenik yang berhubungan langsung dengan pembuluh darah dan membran elastik interna. Media dibentuk oleh sel otot polos yang ketebalannya tergantung dari jenis arteri dan vena serta ukuran pembuluh darah. Adventitia terdiri dari suatu membran elastik eksterna dan jaringan penyambung yang menyokong pembuluh darah tersebut. Gangguan pembuluh darah yang terjadi seringkali berupa terkelupasnya sel endotel yang diikuti dengan pemaparan kolagen subendotel dan membran basalis. Gangguan ini terjadi akibat asidosis, endotoksin sirkulasi, dan komplek antigenatauantibodi sirkulas.Spasme pembuluh darah terjadi karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon yang pertama kali adalah respon dari vaskuler atau kapiler yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler disertai dengan extra-vasasi dari pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan memberikan tekanan pada kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler). Akibat dari pembuluh darah yang pecah juga dapat berakibat rasa nyeri karena refleks saraf oleh pembuluh darah yang rusak, spasme miogenik setempat oleh karena kerusakan dinding pembuluh darah, juga faktor humoral setempat dari jaringan yang kena trauma dan trombus dapat menyebabkan vasokonstriktor tromboxan A2. Semakin parah kerusakan dari pembuluh darah dapat menyebabkan spasme yang hebat sehingga aliran darah menurun2. Pembentukan platelet plug atau trombusSetelah pembuluh darah mulai berkonstriksi, secara bersamaan trombosit di sekitar area yang cedera tersebut akan segera melekat menutupi lubang pada pembuluh darah yang robek. Hal ini bisa terjadi karena di membran trombosit terdapat senyawa glikoprotein yang hanya akan melekat pada pembuluh yang mengalami cedera. Setelah itu trombosit akan menempel pada dinding epitel pembuluh darah yang cedera kemudian menjadi lengket pada protein yang berasal dari plasma yang bocor kemudian akan menuju pada bocor jaringan yang cedera. Setelah itu trombosit akan menjadi ireguler dan bengkak. Tonjolan-tonjolan akan mencuat keluar permukaannya dan akhirnya protein kontraktil di membran akan berkontraksi dengan kuat sehingga granula-granula yang mengandung faktor pembekuan aktif akan lepas, diantaranya ADP dan tromboksan A2 , setelah itu ADP dan tromboksan A2 mengaktifkan tromboksan-tromboksan yang lain sehingga akan saling melekat, kemudian tromboksan dan benang-benang fibrin akan membentuk sumbatan yang rapat.3. KoagulasiSetelah terjadi sumbatan trombosit dalam waktu 15 sampai 30 menit bila perdarahannya hebat, atau 1 sampai 2 menit bila perdarahannya kecil, zat-zat aktivator dari pembuluh darah yang rusak dan trombosit tadi akan menyebabkan pembekuan darah setempat. Prosesnya sangat kompleks, yaitu saling mengaktifkan satu sama lain hingga sampai terbentuknya benang fibrin untuk menutup luka.Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan darah ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah. Ada Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pembekuan darah seperti : F.I = FIBRINOGEN, merupakan prekursor fibrin (protein terpolimerasi) F.II = PROTROMBIN, merupakan prekursor enzim proteolitik trombin dan mungkin akselerator lain pada konversi protrombin. F.III = TROMBOPLASTIN JARINGAN, aktifator lipoprotein jaringan pada protrombin F. IV = ION CA, diperlukan untuk aktivasi protombin dan pembentukan Fibrin F.V. = PROAKSELERIN, merupakan akselerator plasma globin : suatu factor plasma yang mempercepat konversi protrombin menjadi thrombin. F.VI. = BENTUK AKTIP F.V. F.VII = PROKONVERTIN, akselator konversi protombin serum : suatu faktor serum yang mempercepat konversi protombin F.VIII = ANTI HEMOFILIK FAKTOR (AHG), suatu faktor plasma yang berkaitan dengan factor III trombosit dan factor Christmas (IX), mengaktivasi protmrombin F.IX = CHRISTMAS FAKTOR, faktor serum yang berkaitan dengan faktor-faktor trombosit III dan VIIIAHG, mengaktifasi protombin. F.X = STUART PROWER FAKTOR, suatu faktor plasma dan serum , akselerator konversi protombin F.XI = PLASMA TROMBOPLASTIN ANTECEDENT, akselator pembentukan thrombin. F.XII = HAGEMEN FAKTOR, suatu faktor plasma, mengaktifasi faktor XI F.XIII = FIBRINASE FAKTOR, mengaktifasi bekuan fibrin yang lebih kuat.

4. Pembentukan jaringan fibrousPembentukan jaringan ikat atau fibrous , dapat terjadi karena 2 proses, yaitu : d. Bekuan diinvasi oleh fibroblast yang kemudian membentuk jaringan ikat pada seluruh bekuane. Penghancuran bekuan oleh aktivasi zat khusus dalam bekuan Pembentukan aktivator protrombin Pembentukan aktivator protrombin berasal dari dua mekanisme kompleks yang melibatkan berbagai faktor pembekuan, yaitu jalur ekstrinsik dan jalur instrinsik.a. Jalur ekstrinsikKetika dinding vaskuler mengalami cedera, ia akan melepaskan berbagai faktor jaringan atau tromboplastin jaringan atau faktor III teraktivasi. Faktor ini terdiri dari kompleks fosfolipid dan lipoprotein yang terutama berfungsi sebagai enzim proteolitik.Kemudian faktor jaringan mengaktifkan faktor VII menjadi faktor VII teraktivasi (VIIa). Bersama-sama, faktor jaringan dan faktor VII teraktivasi serta dengan bantuan ion Kalsium (Ca2+atau faktor IV) akan merubah faktor X menjadi faktor X teraktivasi (Xa). Kemudian, faktor Xa itu akan berikatan dengan fosfolipid pada faktor jaringan tadi (atau dengan fosfolipid tambahan yang dilepas trombosit), dan mereka bergabung dengan faktor V untuk membentuk aktivator protrombin.

b. Jalur instrinsikUntuk jalur instrinsik, dimulai ketika pembuluh darah mengalami trauma atau pembuluh darah itu berkontak dengan jaringan yang mengalami trauma. Hal ini akan menyebabkan faktor XII inaktif berubah menjadi aktif, atau faktor XII teraktivasi (XIIa). Selain itu, trombosit yang hancur juga akan melepaskan fosfolipid yang mengandung lipoprotein yang disebut faktor 3 trombosit. Faktor XIIa akan mengaktifkan faktor XI menjadi faktor XI teraktivasi (XIa) dengan bantuan senyawa bernama kininogen HMW. Faktor XIa ini dengan bantuan Ca2+ akan mengaktifkan faktor IX menjadi faktor IX teraktivasi (IXa).Kemudian faktor IXa ini akan bekerja sama dengan faktor VIII teraktivasi , faktor 3 trombosit tadi serta dengan Ca2+, untuk mengubah faktor X menjadi faktor X teraktivasi (Xa). Sama dengan jalur ekstrinsik, faktor Xa ini akan bergabung dengan fosfolipid dan faktor V untuk membentuk aktivator protrombin.

Pembentukan Benang-Benang Fibrin

Setelah protombin terbentuk. Protombin akan mangaktifkan trombin, yang mana dengan bantuan Ca2+. Kemudian trombin akan menyebabkan polimerisasi dari molekul-molekul fibrinogen menjadi benang-benang fibrin dalam waktu 10 15 detik. Prosesnya, trombin ini akan melepas 4 molekul peptida kecil dari setiap molekul fibrinogen, sehingga membentuk satu fibrin monomer, selanjutnya fibrin monomer ini secara otomatis mampu berpolimerisasi dengan sesamanya membentuk benang fibrin. Selama beberapa detik, akan muncul banyak benang-benang fibrin yang panjang. Tetapi benang-benang ini memiliki ikatannya yang lemah, karena cuma berikatan secara ikatan hidrogen. Oleh karena itu trombin akan mengaktivasi suatu zat yang disebut faktor stabilisasi fibrin. Faktor stabilisasi fibrin inilah yang nantinya akan memperkuat ikatan benang-benang fibrin tadi menjadi lebih kuat, dengan cara menimbulkan ikatan kovalen pada benang-benang tersebut.

Aktifator Plasminogen JaringanPada jaringan dan endotel pembuluh darah yang teluka, akan dilepaskan suatu aktivator aktivator plasminogen jaringan (t-PA). t-PA ini akan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Plasmin ini adalah zat anti-koagulan dalam darah. Plasmin bekerja dengan cara mencerna benang-benang fibrin dan protein koagulan lain seperti fibrinogen, faktor V, faktor VIII, protrombin dan faktor XII. Kemudian t-PA akan membersihkan bekuan sehingga proses pembentukan benang-benang fibrin akan terhenti. Setelah terbentuk benang-benang fibrin secara sempurna, dan darah juga membentuk bekuan. Bekuan tersebut akan diinvasi oleh fibroblas yang kemudian membentuk jaringan ikat atau dapat juga dihancurkan. Keadaan yang dapat menimbulkan perdarahan hebat yaitu :1. Perdarahan akibat defisiensi vitamin KDefisiensi vitamin K bisanya disebabkan oleh penyakit hati yang mana hati mengsekresikan empedu kemudian terjadi gangguan absorbsi lemah ( pada GIT ) sehingga terjadi defisiensi vitamin K sehingga dapat menghambat faktor pembekuan yaitu protrombin , faktor VII,IX,dan X (didalam hati ) kemudian tejadi pendarahan. Untuk penatalaksanaan dapat diberikan vitamin K intravena atau tablet2. HemofiliaHemofilia adalah peyakit yang kecenderungan perdarahan. Penyakit sering dijumpai pada pria. 85 % hemofilia terjadi oleh karena defisiensi faktor VIII ( Hemofilia A atau hemofilia klasik ) dan 15 % karena defisiensi faktor IX . Kedua faktor tersebut diturunkan secara resesif melalui charier (X). Terapi yang digunakan adalah menginjeksikan faktor VIII yang diambil dari hasil rekayasa gen.3. Trombositopeni Trombositopeni adalah jumlah trombosit di sirkulasi sangat sedikit sehingga dapat menyebabkan bintik-bintik perdarahan diseluruh jaringan tubuh yang kemudian menjadi bercak-bercak kecil ungu dikulit ( trombositopeni purpura). Trombositopenia idiopatik bisanya terjadi karena terdapat antibody spesifik yang mana dapat menghancurkan trombosit itu sendiri , bisanya akibat dari efek autoimun terhadap trombosit sendiri.

GOLONGAN DARAH

Golongan darah adalah ciri kusus darah dari suatu individu yang mana setiap orang disebabkan oleh karena adanya antigen (Ag ) aglutinogen pada dinding eritrosit dan adanya antibody spesifik (Ab) aglutinin didalam plasmanya. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus.1. Pengolongan Darah ABOa. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatifc. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

GenotypesBlood typesAgglutinogensAgglutinins

OOO-Anti A and Anti B

OA or AAAAAnti B

OB or BBBBAnti A

ABABA and B-

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.PopulasiOABAB

Suku pribumiAmerika Selatan100%

Orang Vietnam45.0%21.4%29.1%4.5%

Suku Aborigin di Australia44.4%55.6%

Orang Jerman42.8%41.9%11.0%4.2%

Suku Bengalis22.0%24.0%38.2%15.7%

Suku Saami18.2%54.6%4.8%12.4%

2. RhesusJenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh(-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.Ayah rhesus (+)ibu rhesus (-)Bayi pertama Rhesus (+)

eritrosit bayi masuk kedalam sirkulasi ibu terbentuk zat anti rhesus

Bayi kedua dst rhesus (+)

Ikterus atau eritroblastosis fetalis atauHDNKematian Janinan dalam Kandungan

Penatalaksanaan untuk eritroblastosis fetalis yaitu mengganti darah neonatus dengan Rh (-) dengan infus selama periode dari 1,5 jam atau lebih. Sementara itu darah neonatus Rh (+) dihapus (selama beberapa minggu pertama kehidupan).

ALTERATIONS IN CELL FUNCTION AND GROWTH

1. Karakteristik sel a. Sel sangat kompleks dan terorganisir Kompleksitas sel sangat nyata tetapi sulit dijelaskan. Kompleksitas sel dapat dianalogikan dengan keteraturan dan konsistensi sel, dapat dilihat dari organel-organel sel yang mempunyai struktur sendiri-sendiri dan adanya interaksi antara bagian sel ataupun antara organel yang berperan untuk memelihara ataupun operasional sistem sel. Terorganisir merupakan karakteristik sel, dapat dilihat pada proses sintesis protein, proses pembenukan energi kimia, pembentukan membran sel. Pada proses tersebut terdapat kerjasama antar organel sel dan semua proses sangat terorgansirb. Mempunyai program genetik Organisme dibangun berdasarkan informasi yang dikode dalam gen-gen. Gen bukanlah sekedar tempat menyimpan informasi tetapi juga mengandung blueprint (cetakan) untuk membentuk struktur sel, mengatur aktivitas sel dan sebagainya. c. Membentuk sel dan menggunakan energi d. Sel mampu menghasilkan berbagai macam reaksi kimia Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel sering disebut metabolisme. Metabolisme adalah suatu proses pengubahan molekul- molekul kompleks menjadi molekul-molekul kecil atau sebaliknya. e. Sel mampu melakukan aktivitas mekanik Sel adalah tempat aktivitas mekanik, dimana bahan atau molekul diangkut dari satu tempat ketempat lain, baik di dalam sel atau antara sel. f. Sel mampu merespon stimuli Sel mempunyai reseptor hormon ,reseptor tubuh, reseptor matriks ekstraselular atau reseptor lain sehingga dapat menangkap adanya stimulus . g. Sel mampu mengatur diri misalnya siklus selh. Sel mampu membelah diri Individu-individu baru dihasilkan melalui proses reproduksi. Sel dihasilkan melalui proses pembelahan sel dimana satu sel induk akan menghasilkan dua sel anak. Dari proses ini sifat-sifat yang dimliki induk akan diwariskan ke keturunannya.

2. Komponen Sela. NukleusNukleus merupakan tempat pengaturan sel. Dalam nukleus ini terdapat materi genetik sel, asam deoksiribunokleat ( DNA) yang memiliki dua fungsi penting yaitu; DNA memberikan kode atau instruksi untuk mengarahkan berbagai sintesis protein struktural, dan enzimatik spesifik di dalam sel. Dna berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replika sel untuk memastikan bahwa sel berhasil menghasilkan anak yang sama persis seperti induknya sehingga dapat terus dihasilkan sel yang identik dalam tubuh.Dalam nukleus juga terdapat gen. Gen ini yang menentukan karakteristik protein sel, termasuk enzim enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Gen awalnya berproduksi kemudian selnya dipecah dalam proses khusus yang disebut mitosis untuk membentuk 2 sel anak yang masing masing mendapatkan satu dari dua sel gen. Dalam nukleoplasmanya terdapat kromatin yang diidentifikasikan sebagai kromosom. b. NukleoliNukleoli merupakan bagian sel yang tidak mempunyai membran pembatas. Nukleoli juga merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein seperti dalam ribosom. Nukleoli membesar bila sel aktif mensintesa protein.c. Sitoplasma Sitolasma merupakan bagian interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus. Bagian ini mengandung sejumlah struktur tersendiri yang sangat terorganisasi dan terbungkus membran organel yang tersebar dalam massa kompleks mirip gel yang disebut sitosol. Substansi substansi yang yang turut membentuksel secara keseluruhan disebut protoplasma. Terdiri dari lima bahan dasar; air, elektrolit , protein, lipid dan lemak serta karbohidrat.a. AirMedium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 85 %. Bayank zat zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam bentuk partikel partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi berdifusi atau mengalir keberbagai bagian sel.b. ElektrolitElektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat, bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit elektrolit terlarut dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting untuk kerja beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K- berperanan pada membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf dan serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi reaksi yang dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel.c. ProteinSelain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam keadaan normal merupakan 10 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis, protein structural dan enzim. Protein struktural bersama sama membentuk struktur sel, misalnya terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel seperti relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-benang fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya regangan pada struktur sel. Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk globular. Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel. Enzim-enzim berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya dan menggabungkannya dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu nucleoprotein.d. LipidLipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu juga terdapat fosfolipid dan kolesterol.Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi organel-organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat lipid yang tidak larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap terhadap banyak zat yang larut.e. KarbohidratPada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa total. Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel sehingga ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang tidak larut.Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma. Sedangkan sitoplasma yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan dinamakan endoplasma. Partikel-partikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan kompleks golgi.1. RibosomRibosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis protein dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak inti sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian luar retikulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular.2. Mitokondria Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya digunakan untuk melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-beda, tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk globular dan ada pula yang berbentuk filament. Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya melekat enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak mengandung enzim-enzim terlarut yang penting untuk menyaring energy dari nutrian. Enzim-enzim ini bekerja bersama-sama dengan enzim oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk karbondioksida dan air. Energy yang dilepas digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi tinggi yang dinamakan adenosine trifosfat (ATP). ATP kemudian kemdian ditransfor keluar mitokondria, dan berdifusi keseluruh sel untuk melepaskan energinya bila mana diperlukan untuk melakukan fungsi sel.Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria mungkin dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana dibutuhkan dalam sel untuk menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti.3. LisosomLisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau asing, seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut hidrolisis adalah sebagai berikut :R R + H2O R OH + RHLisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik, kemudian melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel vigestis, yang bertugas menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat, dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membrane vesikel kedalam sitoplasma. Badan residual yang tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam sitoplasma. Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel.Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular dan vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic, suatu medium cair yang berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum endoplasma dihubungkan dengan antara membran inti.ruang ini juga berhubungan dengan ruang dalam kompleks golgi. Dalam beberapa hal reticulum endoplasma langsung berhubungan dengan bagian luar sel melalui celah yang sempit. Zat-zat yang dibentuk pada berbagai bagian sel masuk ke dalam ruang system vesicular ini dan kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam sintesis zat dan teransfor zat-zat tersebut ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel.Kompleks golgi mungkin merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular dan biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi kompleks golgi diduga merupakan gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi serta menyiapkan zat-zat ini untuk akhirnya disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis karbohidrat dan menggabungkannya dengan protein membentuk gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang terpenting adalah mukoplosakarida karena merupakan unur utama dari (1) mucus, (2) Zat dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang rawan dan tulang. Selain itu, kompleks golgi juga berperan dalam pembentukan lisosom.d. Membran SelPada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid.Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.3. Siklus Hidup SelSiklus Sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik). Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya. Fase pada siklus sel yaitu sebagai berikut :a. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNAb. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas)c. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis. Fase tersebut berlangsung dengan urutan G0 > G1 > S > G2 > M kembali ke G0. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase. Pembelahan Mitosis Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Profase.Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identik tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer . Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) . Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing . Telofase. Awal dari tahap telofase ini ketika kromosom sampai ke kutubnya masing-masing. Kromosom tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi. Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti. Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan myosin.

4. Karakteristik dan Jenis Jaringana. Jaringan SarafPada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak bekerja secara terpisah,tetapi saling melengkapi. Sistem saraf pusatJaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak maupun sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1) menerima input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor baik internal maujpun eksternal, 2) menghasilkan output berupa parintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf atau hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi otakDari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang belakang beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk batang-batang sarafmenuju alat-alat gerak. Masing-masing saraf membawa impuls isyarat elektokimiawi yang dicetuskan oleh suatu rangsang. Sistem saraf otonomSusunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan pembuluh darah, 2) mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-kelenjar. Bentuk umum sistem kerja sarafSatuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan menurut fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris yang membawa isyarat dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron motorik membawa petunjuk dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak, jantung, usus dan organ tubuh yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan isyarat bolak balik lewat lintasan antara otak, sumsum tumlang belakang dan lain-lain. Mekanisme kerja sarafI. fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya disebut sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal yang penting untuk fungsi perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan mitokondria.II. pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf pada ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan elektrik, apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah sebentar untuk membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan masuknya ion natrium bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan potensial elektrik yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang terkumpul pada ujung saraf sudah cukup banyak, sel berikutnya menembak . setelah itu impuls ini lewat, selaput sel kembali berfungsi sebagai pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang rumit dan sibuk dapat menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga memerlukan bahan bakar (oksigen dan glukosa) yang lebih banyak

NeurotransmitterNeuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain atau bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter adrenaline. Pada ikan hanya sedikit kasus-kasus gabungan seperti itu. Transmitter perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn,serotonim, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting adalah asam gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin.b. Jaringan EndokrinSistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata pada umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon dengan organ target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh .karena itu hormon bisa juga disebut pesuruh kimia.Hubungan di antara sistem endokrin banyak dan kompleks, tetapi biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya dibagi menjadi dua kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali menghambat produksi hormon pituitari proses ini disebut penghambat feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon.c. Jaringan EpitelJaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh. Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi Epitel Pipih Epitel pipih selapisContoh:pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal. Epitel banyak lapisContoh: pada kulit, rongga mulut, vaginaEpitel KubusEpitel kubus selapisContoh:pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium. Epitel kubus banyak lapisContoh:pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.

Epitel Silindris- Epitel silindris selapisContoh:pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.- Epitel silindris banyak lapisContoh: pada saluran kelenjar ludah, uretra.- Epitel silindris banyak lapis semuatauepitel silindris bersiliaContoh:pada trakea, rongga hidung.Epitel TransisionalMerupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah. Contoh: pada kandung kemih.d. Jaringan ototJaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam: Jaringan Otot PolosJaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawahpengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan. Jaringan Otot LurikNama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Jaringan Otot JantungatauMiokardiumJaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung

5. Adaptasi Sela. Atropiadalah pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel. Hal ini bisa disebabkan karena berkurangnya beban kerja, hilangnya persarafan, berkurangnya suplai darah, nutrisi yang tidak adekuat dan penuaan.Harus ditegaskan walaupun menurun fungsinya,sel atrofi tidak mati.b. Hipertrofiadalah penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ, dapat fisiologik ataupun patologik. Penyebabnya antara lain peningkatan kebutuhan fungsional ataupun rangsangan hormonal spesifik.c. Hiperplasiaadalah meningkatnya jumlah sel dalam organ atau jaringan, bisa patologik maupun fisiologik, yang disebabkan karena hormonal dan kompensatorik.d. DysplasiaMerupakan suatu proses adaptasi yaitu terjadi perubahan sifat sel sehingga bervariasi dalam ukuran,bentuk dan susunannya. Contoh : Kankere. Metaplasiaadalah perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis sel dewasa digantikan oleh jenis sel dewasa lain.( Robbins,Kumar,Cotrans.2003.Buku ajar patologi.edisi 7 )

6. Injury dan kematianJejas atau kerusakan sel terjadi ketika sel dalam keadaan stress, sehingga sel tersebut tidak dapat bertahan lama untuk beradaptasi atau sel terkena agen perusakataudamaging agents.Biasanya, sel dikatakan rusak apabila terjadi perubahan fungsi dan morfologi.Mekanisme kerusakan sel yaitu:reversible cell injurydanirreversible injury and cell death.Reversible cell injuryadalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan.Irreversible injury and cell deathadalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati. Ada dua tipe kematian sel, yaitu nekrosis dan apoptosis. Nekrosis dan apoptosis dapat dibedakan dari segi morfologi, mekanisme, dan fisiologi.Ketika kerusakan pada membran sel sudah besar, dan sel membengkakatauswelling, enzim lisosom memasuki sitoplasma dan mencerna sel, ini yang disebut nekrosis. Apoptosis terjadi saat sel mengalami pengecilanataushringkagedan membentuk badan apoptosis yang berfungsi sebagai pagositosis. Nekrosis merupakan titik kulminasi dari kerusakan sel sel, sedangkan apoptosis berguna untuk mengeliminasi atau menghilangkan sel-sel yang tidak diinginkan. Apoptosis akan muncul setelah beberapa bentuk kerusakan sel, khususnya kerusakan DNA.Penyebab kerusakan sel dapat disebabkan oleh hipoksia (kekurangan oksigen) yang mengurangi respirasi aerobik. Jika sel tidak dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut, maka sel akan mati. Adaptasi tubuh tersebut misalnya otot-otot kaki mengalami pengecilan atau artropi untuk menyeimbangkan kebutuhan metabolis dan kecukupan oksigen. Selain itu, kerusakan sel dapat disebabkan agen fisik. Agen fisik menimbulkan traumaatau syok, temperatur yang ekstrim, perubahan yang tiba-tiba pada tekanan atmosfer, kejutan listrik, dan radiasi. Kemudian, kerusakan sel karena agen kimia dan obat-obatan. Misalkan saja racun yang dalam hitungan jam bahkan menit dapat merusak dan mematikan sel. Agen kimia lain dapat berupa polusi udara, insektisida. Zat-zat yang sebenarya tidak membahayakan tubuh, dapat juga bertindak sebagai perusak, ketika mereka berada dalam kondisi hipertonis (kondisi di mana konsentrasi zat terlarut sangat besar). Agen infeksi atau penginfeksi juga bertanggung jawab dalam kerusakan sel. Agen-agen ini meliputi virus, bakteri, jamur, dan parasit. Ternyata, imunitas yang bertanggung jawab dalam melawan agen infeksi dapat merusak sel. Ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein asing. Ketidakteraturan genetikatau mutasi gen memunculkan kerusakan sel. Contohnya pengurangan waktu hidup sel darah merah karena penggantian basa sitosin yang menyebabkansickle cell anemiadan sindrom Down karena ketidaknormalan kromosom (trisomi kromosom nomor 21). Yang terakhir sebagai penyebab kerusakan sell adalah ketidakseimbangan nutrisi. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar (kwasihorkor). Akan tetapi, kelebihan nutrisi juga berperan dalam kerusakan sel. Kelebihan lemak dalam tubuh dapat menyebabkanatherosklerosis.Respon selular pada kerusakan sel bergantung pada tipe kerusakan, lama waktunya, dan tingkat keparahannya. Konsekuensi dari kerusakan sel bergantung pada tipe, keadaan, dan adaptasi sel yang rusak tersebut. Ketidakmampuan sel untuk beradaptasi, sehingga menghadapi keadaan stress dalam waktu yang lama menyebabkan sel tidak dapat kembali ke morfologi dan fungsi yang semula, dan akhirnya kematian sel tidak dapat terelakkan. Kerusakan sel itu adalah hasil dari ketidaknormalan fungsi dan biokimia sel dalam satu atau lebih komponen sel yang esensial.Ketika kita membicarakan kerusakan sel, ada suatu organel sel yang memainkan peranan penting. Organel tersebut adalah mitokondria. Mitokondria adalah organel sel yang bertugas sebagai dapur sel atau penghasil energi sel. Mitokondria dapat rusak jika konsentrasi Ca2+tinggi. Mitokondria yang rusak dapat menyebabkan mitokondria kehilangan potensial dan PH-nya. Sehingga terjadi kesalahan fosforilisasi oksidatif, yang selanjutnya menimbulkan nekrosis. Mitokondria juga mengandung bebarapa protein yang mampu mengaktivasi jalur apoptosis, yaitu sitokrom c (berperan dalam transpor elektron).Sel yang rusak memberikan berbagai macam respon. Seperti yang sudah dibahas di atas, responnya bisa datang dari lisosom. Lisosom mengandung berbagai macam enzim hidrolitik, termasuk asam fospat, glukoronidase, sukfatase, ribunuklease, dan kolagenase. Enzim ini disintesis di retikulum endoplasma kasar dan dibawa ke aparatus golgi dalam bentuk vesikel. Lisosom berperan sebagai heteropagi dan autopagi. Heteropagi dapat berupa endositosis (memasukkan material ke dalam sel). Autopagi berperan saat kerusakan sel terjadi. Sel yang rusak dan tidak dapat beradaptasi dalam waktu yang lama menyebabkan sel itu mati. Sel yang mati dan tidak berguna akan diuraikan oleh tubuh, agar tidak berbahaya dan mengganggu homestasis. Di sinilah peran lisosom. Lisosom akan mencerna sel secara keseluruhan.

7. Mekanisme Injury sela. Respons selular terhadap stimulus yang berbahaya bergantung pada tipe cedera, durasi, dan keparahannya. Toksin berdosis rendah atau iskemia berdurasi singkat bisamenimbulkan jejas sel yg reversibel, sedangkan toksin berdosislebih tinggi atau iskemia dalam waktu yg lebih lama akan menyebabkan jejas sel yg irreversibel dan kematian selb. Akibat suatu stimulus yang berbahaya bergantung pada tipe, status, kemampuan adaptasi, dan susunan genetik sel yang mengalami jejas.c. Empat sistem intraselular yang paling mudah terkena adalah 1) keutuhan membran sel, 2) pembentukan adenosin trifosfat (ATP) paling besar melalui respirasi aerobik mitokondria, 3) sintesis protein, dan 4) keutuhan perlengkapan genetik.d. Komponen struktural dan biokimiawi suatu sel terhubung secara utuh tanpa memandang lokus awal jejas, efek mutipel sekunder yang terjadi sangat cepat.e. Fungsi sel hilang jauh sebelum terjadi kematian sel, dan perubahan morfologi jejas sel.

Injurious Stimulus dapat menimbulkan : a. Penurunan jumlah ATP (Adenosin Tri Phosphat) menurun sehingga organela yang bergantung pada pasokan energi dari ATP terganggu.b. Kerusakan membran dapat mengganggu mitokondria (organel penghasil ATP), merusak lisosom (yang memiliki enzim perncerna, sehingga enzim tsb bocor ke dalam sitoplasma dan melumatkan seluruh sel), merusak protein penyusun membran plasma (seisi sel mengalami kebocoran).c. Peningkatan jumlah ion Ca (Kalsium) dalam sitoplasma yang akan mengganggu kinerja sel terutama DNA.d. Peningkatan bentuk-bentuk OH reaktif, seperti ion Hidroksida (OH-) dan H2O2.Salah satu efek jejas ireversibel adalah perubahan morfologi yang akhirnya menimbulkan kematian sel. Kematian sel ada dua macam, yakni nekrosis dan apoptosis. Meskipun sama-sama kematian sel, tapi keduanya berbeda secara morfologi, mekanisme, dan perannya.

8. NeoplasiaNeoplasia adalah pertumbuhan baru. Menurut Willis (onkolog Inggris): massa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus meskipun stimulus yang menimbulkannya telah hilang tidak mempunyai tujuan, merugikan penderitanya dan tumbuh otonom. Dasar pertumbuhan neoplasma adalah hilangnya kontrol pertumbuhan normal. Sifat neoplasma :a. Parasitb. Autonomic. Clonal: seluruh populasi sel dalam tumor berasal dari sel tunggal (single cell) yang telah mengalami perubahan genetik.Neoplasma dalam medis sering disebut juga sebagai tumor. Tumor adalah semua tonjolan abnormal pada tubuh. Pada awalnya istilah tumor ini diterapkan pada pembengkakan (swelling) akibat inflammasi. Faktor-faktor tertentu telah memberikan implikasi dalam proses karsinogenik, yaitu:a. VirusMisalnya: Herpes simplex virus (HPV) tipe 16,18 Ca servix uteri, Hepatitis B virus , Ca Hepatoseluler, Limfotropik sel-T manusia (HTLV-1) , Leukimia limfositik, Limfoma, Human Immunodeficiency virus , Sarkoma Kaposib. Agen fisikMisalnya : Pajanan sinar matahari, Radiasi, Iritasi kronisatauinflamasi dan Penggunaan tembakauc. Agen kimiaMisalnya :Tembakau merupakan karsinogen kimia poten yang menyebabkan sedikitnya 35% kematian akibat kanker pada paru-paru, kepala, leher, mesofagus, pankreas, serviks dan kandung kemih. Tembakau bekerja sinergis dengan substansi lain seperti alkohol, asbestos, uranium dan virus. Kondisi ini seringkali menyebabkan insidensi Ca cavum oris meningkat. Agen kimia lain seperti zat warna amino aromatik dan anillin, arsenik, jelaga, tar, asbestos, benzen, pinang dan kapur sirih, kadmium, senyawa kromium, nikel, seng, debu kayu, senyawa berilium dan polivinil klorida. Agen-agen kimia ini dalam dosis yang berlebihan membahayakan tubuh karena akan merusak struktur DNA terutama pada bagian-bagian tubuh yang jauh dari pajanan zat kimia seperti hepar, paru, dan ginjal karena organ-organ ini berperan untuk melakukan detoksifikasi zat-zat kimiawi.d. Faktor genetik dan keturunanKerusakan DNA pada sel yang pola kromosomnya abnormal dapat membentuk sel-sel mutan. Pola kromosom yang abnormal dan kanker berhubungan dengan kromosom ekstra, jumlah kromosom yang terlalu sedikit dan adanya translokasi kromosom. Contoh: limfoma burkitt, leukimia mielogenus, meningioma, retinoblastoma, tumor wilm.Faktor predisposisi kanker :- Predisposisi keturunan, pada masa anak-anak dan dewasa dan pada berbapai tempat dalam satu organ atau sepasang organ.- Predisposisi herediter pada saudara dekatatausedarah dengan tipe kanker yang sama.Contoh lain jenis kanker yang berkaitan dengan faktor genetik: retinoblastoma, ca mammae, nefroblastoma, ca prostat, feokromositoma, ca paru, nefrofibromatosis, ca gaster, leukimia, ca kolorektal.e. Faktor makanan40-60% kejadian kanker berhubungan dengan lingkungan. Substansi makanan dapat proaktif atau protektif, dan karsinogenik atau ko-karsinogenik. Resiko kanker meningkat jika terdapat ingesti karsinogenik atau kokarsinogenik dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus, juga dapat terjadi jika makanan yang dikonsumsi tidak mengandung substansi proaktif, misalnya lemak, alkohol, asinan terutama daging, nitratataunitrit dan makanan yang berkalori tinggi.Contoh makanan yang mengurangi resiko kanker adalah sayuran kruriferus (kol, brokoli, kembang kol dan toge), makanan tinggi serat, karotenoid (wortel, tomat, bayam, aprikot, sayur hijau), vitamin E, vitamin C, dan selenium.

f. Agen humoralGangguan dalam keseimbangan hormon disebabkan:a. Endogenus atau pembentukan hormon tubuh snedirib. Eksogenus atau adanya pemberian hormon tambahn masuk kedalam tubuh

Klasifikasi dan Tata NamaSemua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :a. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik TumorAtas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut Intermediate . Tumor Jinak ( Benigna )Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul. Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak. Tumor ganas ( maligna )Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian. IntermediateDiantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.Klasifikasi atas dasar asal sel atau jaringan ( histogenesis )b. Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu : Neoplasma berasal sel totipotenSel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma. Tumor sel embrional pluripotenSel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcomaatau Tumor sel yang berdiferensiasiJenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi dan gambaran deskriptif lain. Tumor epitelTumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon. Jika berasal dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler disebut papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar ( papiloma interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel transisional ).Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel transisional disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.

Tumor jaringan mesenkinTumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya kecil dan tidak begitu penting. Dan diberi nama asal jaringan (nama latin) dengan akhiran oma. Misalnya tumor jinak jaringan ikat (latin fiber) disebut Fibroma. Tumor jinak jaringan lemak (latin adipose) disebut lipoma.Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan kurang dari 1 persendiberi nama asal jaringan (dalam bahasa latin atau yunani ) dengan akhiran sarcoma sebagai contoh tumor ganas jaringan ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak diberi nama Liposarkoma.

Tumor campur (mixed Tumor)Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut tumor campur (mixed tumor). Sebagai contoh tumor campur kelenjar liur (adenoma pleomorfik kelenjar liur) yang terdiri atas epitel kelenjar, jaringan tulang rawan dan matriks berdegenerasi musin. Contoh lain ialah fibroadenoma mammae terdiri atas epitel yang membatasi lumen, atau celah dan jaringan ikat reneging matriks.

Hamartoma dan koristomaHamartoma ialah lesi yang menterupai tumor. Pertumbuhannya ada koordinasi dengan jaringan individu yang bersangkutan. Tidak tumbuh otonom seperti neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya terdiri atas 2 atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan normal terdapat pada alat tubuh dimana terdapat lesi hamartoma.

KistaKista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista belum tentu tumor atau neoplasma tetapi sering menimbulkan efek local seperti yang ditimbulkan oleh tumor atau neoplasma. Beberapa yang sering kita jumpai ialah kista :Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus)Neoplastik ( chystadenoma , cystadenocarcinoma ovarium )Parasitic ( kista hidatid oleh echinococcus granulosus )Implantasi ( kista epidermoid pada kulit setelah operasi )

9. Konsep differensiasiSifat dari sel ganas dan jinak, yaitu :a. Diferensiasi dan AnaplasiaIstilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor.Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor ( parenkim tumor ). Jaringan asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Proliferasi neoplastik menyebabkan penyimpangan bentuk. Susunan dan sel tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran sel primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya. Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai contoh tumor jinak otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya terdiri atas sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak normal. Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai kepada yang tidak berdiferensiasi . Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut anaplastik. Anaplastik berasal tanpa bentuk atau kemunduran ,yaitu kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat diferensiasi rendah. Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia terkandung 2 jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik dan kelainan organisasi posisi.Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka ragam bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor berukuran besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-macam . mengandung banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik ).Anaplasia posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel tumor yang satu dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan hubungan antara sel tumor yang abnormal.

b. Derajat PertumbuhanTumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat . tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,kadang kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas.karena tergantung pada hormone yang mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang memadai.Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak.Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu : Derajat pembelahan sel tumor Derajat kehancuran sel tumor Sifat elemen non-neoplastik pada tumorPada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran aktivitas metabolisme inti yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan anak inti besar berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor.Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat daerah nekrosis atau iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian daerah dari host kepada sel sel tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.c. Invasi LokalHampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran ketempat yang jauh seperti pada tumor ganas.Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan lahan maka biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat diluar tumor, karena sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi tumor. Oleh karena ada simpai maka tumor jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang tidak berkapsul misalnya hemangioma.Tumor ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak jaringan sekitarnya. Pada umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya. Namun demikian ekspansi lambat dari tumor ganas dan terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada pemeriksaan histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan cabang cabang invasi seperti kaki kepiting mencengkeram jaringan sehat sekitarnya.Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan alat tubuh berlumen seperti usus,dinding pembuluh darah,limfe atau ruang perineural. Pertumbuhan invasive demikian menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat sulit.Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor menunjukkan tanda ganas tetapi tidak menembus membrane basal. Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut akan menembus membrane basal.

d. Metastasis atau PenyebaranMetastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa perkecualian semua tumor ganas dapat bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan karsinoma sel basal , keduanya sangat infasif, tetapi jarang bermetastasis.Umumnya tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul dan padanya kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Namun banyak kekecualian. Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadand- kadang metastasisnya luas. Sebaliknya tumor tumbuh cepat ,tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.

10. Karakteristik neoplasma ganas dan jinaka. Neoplasma jinak (yang bukan kanker)Neoplasma jinak adalah peristiwa lokal semata. Proliferasi sel-sel yang merupakan neoplasma cenderung sangat kohesif, sehingga waktu massa sel neuplastik itu tumbuh, terjadi perluasan massa secara sentrifugal dengan batas-batas sangat nyata. Karena sel-sel yang berproliferasi tidak saling meninggalkan, maka tepi neoplasma kurang lebih cenderung bergerak keluar dengan lancar ambil mendesak jaringan yang berdekatan. Dengan demikian, neoplasma jinak mempunyai kapsul jaringan penyambung padat yang memisahkan neoplasma dari sekelilingnya. Neoplasma jinak tidak menyebar ke tempat yang jauh. Laju pertumbuhan neoplasma jinak sering agak lamban, dan beberapa neoplasma tampaknya tidak berubah dan kurang lebih tetap pada ukuran yang stabil selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.b. Neoplasma Ganas Banyak sifat neoplasma ganas yang berlawanan dengan sifat-sifat neoplasma jinak. Neoplasma ganas umumnya tumbuh lebih cepat dan hampir selalu tumbuh secara progresip, jika tidak dibuang. Sel neoplasma ganas tidak sekohesif sel jinak. Akibatnya pola penyebaran neoplasma ganas seringkali sangat tidak teratur. neoplasmaganas cenderung tidak berkapsul dan biasanya mereka tidak mudah dipisahkan dari sekitarnya seperti dengan neoplasmajinak. Kenyataanya neoplasma ganas menyerbu masuk ke sekitar mereka bukan mendesak mereka ke samping.Sel-sel neoplasma ganas yang berproliferasi mampu untuk melepaskan diri dari tumor induk dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain. Jika sel-sel kanker imbolik semacam itu tersangkut, mereka mampu keluar dari pembuluh, melanjutkan proliferasi mereka, dan membentuk tumor sekunder. Sebenarnya satu fokus kanker primer dapat menimbulkan banyak fragmen imbolik yang selanjutnya dapat membentuk lusinan atau bhkan ratusan noduli sekunder di tempat yang sangat jauh dari fokus primer. Proses terputusnya penyebaran neoplasma ganas disebutmetastasis, dan anak fokus atau daerah pertumbuhan sekunder disebut daerah metastasis. Jadi, dua sifat bahaya dari neoplasma ganas yang membedakannnya dari neoplasma dan nonkanker adalah kemampuannya menginfasi jaringan normal dan kemampuannya membentuk metastasis. Neoplasma jinak tidak memiliki satupun kemampuan ini.Metastasis dapat terjadi melalui berbagai cara.invasi pembuluh menimbulkan metastasis hematogen dalam pola yang dapat diramalkan sebelumnya.artinya, misalnya sel kanker berasal dari tempat primer dalam dinding saluran cerna memasuki aliran vena saluran cerna, mereka sangat mungkin tersangkut dalam hati, karena darah vena porta harus mengalir melalui organ tersebut sebelum kembali ke jantung. Sebaliknya sel yang secara hematogen berasal dari neoplasma ganas dalam tungkai akan mengalir vena cava ke jantung kanan dan kemudian ke paru-paru, dimana dapat tumbuh fokus sekunder. Dengan cara yang sama, sel-sel ganas dapat menginfasi pembuluh limfe dan menyebar ke pusat bersama aliran limfe. Pada keadaan ini, metastasis dapat diharapkan timbul pada kelenjar limfe regional yang menyaring limfe yang memancar dari organ tertentu. Jadi, metastasis limfogen dari kanker primer kelenjar mamae dapat didahului pada kelenjar limfa aksila, dan metastasis limfogen kanker primer dalam ronggamulut dapat dicari pada kelenjar limfe servikal. Besamaan dengan tumbuhnya kanker, sel-sel ganas dapat menembus kapiler dan kelenjar limfe regional dan menyebar secara luas. Lokasi metastasis yang tepat tergantung pada kesesuaian antara kebutuhan metabolik sel-sel kanker embolik dengan lingkungan yang diberikan oleh jaringan tertentu.Sebetulnya metastasis dapat menetap pada organ manapun dalam tubuh. Selain terjadinya metastasis melalui pembuluh darah dadan pembuluh limfe, sel kanker dapat bermetastasis langsung melalui rongga tubuh dan mengadakan implantasi pada permukaanyang jauh dari rongga tersebut. Dengan cara ini maka neoplasma ganas yang melakukan invasi ke seluruh tebal dinding dari organ abdomendapat memberi benih pada seluruh rongga peritonium, secara harafiah menimbulkan ratusan metastasis secara langsung. Dengan cara yang serupa, jika sel ganas terambil oleh alat pembedahan selama tindakan pembedahan, maka sel ganas terimplastasi pada tempat insisi, akhirnya tumbuh menjadi fokus metastasis.Mungkin sekali, sebagian besar sel kanker yang memasuki sirkulasi darah atau limfe atau berbagai rongga tubuh gagal untuk dapat membentuk metastasis yang tumbuh progreif. Hal ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa pertumbuhan sel seperti ini dihambat oleh berbagai pertahanan tubuh (misalnya imonologik) dan juga oleh karena di tempat yang baru itu syarat untuk tumbuh tidak didapati, sehingga tidak cocok bagi sel metastasis tersebut. Dengan dasar dugaan ini maka banyak sel-sel kanker memiliki pola karakteristik metastasis yang menjadi penting dalam diagnosis dan pengobatan.

Farmakologi 1. Farmakologi gangguan hematologia. Anemia defisiensi FeAnemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kekosongan cadangan zat besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan Hb berkurang.Pada pasien dengan anemia defisiensi Fe dapat diberikan terapi besi yang mana zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin yang bersama-sama dengan rantai globin membentuk hemoglobin. Besi OralGaram BesiKandungan Besi

Ferro Sulfat20%

Ferro Glukonat12%

Ferro Fumarat33%

Besi Karbonat100%

Kompleks Besi Polisakarida100%

Indikasi : pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi Absorpsi : Garam ferro 3x lebih cepat diabsorpsi daripada Ferri. Makanan menurunkan absorpsi sampai 50%, namun intoleransi gastrik mengharuskan pemberian bersama makanan. Dosis : 200 mg per hari dalam 2 3 dosis terbagi Kontraindikasi : hemokromatosis, anemia hemolitik, hipersensitivitas Peringatan : penggunaan pada kondisi kehamilan (kategori A) Efek samping : noda pada gigi, nyeri abdominal, konstipasi, diare, mual, warna feses gelap Interaksi obat : Antasid : menurunkan absorpsi besi Asam askorbat : meningkatkan absorpsi besi Garam kalsium : menurunkan absorpsi besi Kloramfenikol : meningkatkan konsentrasi plasma besi Antagonis histamin H2 : menurunkan absorpsi besi PPI : menurunkan absorpsi besi Kaptopril : besi dapat menginaktivasi kaptopril Fluoroquinolon : membentuk kompleks dengan besi menurunkan absorpsi fluoroquinolon L-dopa : membentuk khelat dengan besi menurunkan absorpsi L-dopa MMF : besi menurunkan absorpsi MMF Tetrasiklin : membentuk kompleks dengan besi absorpsi besi dan tetrasiklin turun Besi ParenteralNa Besi KarbonatBesi DekstranBesi Sukrosa

Kandungan Besi62,5 mg besi atau 5 mL50 mg besi atau mL20 mg besi atau mL

IndikasiAnemia defisiensi besi pada pasien yang menjalani hemodialisis kronis dan menerima terapi suplemen dan eritropoietinAnemia defisiensi besi pada pasien yang tidak memungkinkan diberikan terapi oralAnemia defisiensi besi pada pasien yang menjalani hemodialisis kronis dan menerima terapi suplemen epoietin alfa

KontraindikasiHipersensitivitas.Hipersensitivitas.Infeksi ginjal akut.Anemia non defisiensi besi.Hipersensitivitas.Kelebihan besi.Anemia non defisiensi besi.

PeringatanReaksi hipersensitivitasBlack box warning.Reaksi hipersensitivitas.Black box warning.Reaksi hipersensitivitas.

Rute ParenteralIntravenaIntramuskularIntravena

Pengobatan8 X 125 mg10 X 100 mg10 X 100 mg

Efek SampingKram, mual, muntah, flushing, hipotensi, pruritus.Rasa sakit, noda coklat pada tempat injeksi, flushing, hipotensi, demam, anafilaksis.Kram kaki, hipotensi.

Interaksi ObatInkompatibilitas dengan benzil alkohol.Kloramfenikol meningkatkan konsentrasi besi plasma.Menurunkan absorpsi besi oral bila diberikan bersamaan.

b. Anemia Defisiensi Asam FolatTerapi yang digunakan adalah pemberian asam folatMekanisme : folat berperan dalam sintesis nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoiesis normal. Indikasi : Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat Peningkatan kebutuhan asam folat pada kondisi kehamilan Profilaksis defisiensi asam folat pada pemakaian antagonis asam folat Absorpsi : Asam folat dari makanan harus mengalami hidrolisis, reduksi, dan metilasi pada saluran pencernaan agar dapat diabsorpsi. Perubahan asam folat menjadi bentuk aktifnya, tetrahidrofolat, membutuhkan vitamin B12 (sianokobalamin). Dosis : folat oral 1 mg setiap hari selama 4 bulanKontraindikasi : pengobatan anemia pernisiosa dimana vitamin B12 tidak efektif Efek Samping : perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, iritabilita, anoreksia, mual, distensi abdominal, flatulensi. Interaksi Obat : Asam aminosalisilat : menurunkan konsentrasi plasma folat Inhibitor dihidrofolat reduktase : menyebabkan defisiensi folat Sulfal