EEdisi 10, disi 10, MMei - Juni 2015ei - Juni 2015 Laporan ... 5.pdf · rata menilai prospek...

1
Edisi 10, Edisi 10, Mei - Juni 2015 Mei - Juni 2015 Laporan Utama 05-buletin ptpn12 dapat menangguk untung berkisar Rp6 – Rp7 juta/ha melalui hasil panen 4 – 5 ton/ha dengan masa tanam 110 hari. Biaya tanam Rp9 juta/ha, sedangkan harga jual jagung ditetapkan Rp4.000 – Rp4.500/kg. Mansyur mengatakan penanaman jagung berdampak positif bagi kebun yakni bisa memperoleh pendapatan pasti dengan kegiatan panen dua kali per tahun, sekaligus bisa menyerap tenaga kerja. Kerja sama dengan PT BISI itu merupakan yang pertama kali. “Bila kerja sama penanaman jagung itu sukses, maka kami akan mengusul- kan kepada Direksi PTPN XII agar tahun depan diperluas ke Afdeling Antokan memanfaatkan lahan eks kakao bulk. Kebutuhan BISI atas bahan baku benih jagung cukup besar,” paparnya. Guna menghimpun pendapatan ru- tin, Kebun Pancursari yang mengusaha- kan tanaman karet dan aneka kayu di Kab. Malang bagian selatan juga melakukan diversikasi tanaman pisang mas yang telah dapat dipanen setiap minggu. Kebun yang memiliki areal konsesi 3.031 ha dan masuk PTPN XII Wilayah III itu bahkan bisa menghimpun pendapatan lebih besar dari tanaman cengkeh. Manajer Kebun Pancursari, Hendri- anto, menyebutkan, total areal cengkeh di kebun tersebut 990,96 ha, diantara- nya berupa tanaman belum menghasil- kan (TBM) seluas 346,35 ha dan tana- man tahun ini (TTI) 45,28 ha. “Realisasi pendapatan cengkeh ta- hun 2014 sebesar Rp10,7 miliar dari total pendapatan kebun kami yang mencapai Rp27,8 miliar, kontribusinya lebih besar dibandingkan aneka kayu yang hanya Rp6,2 miliar,” ujarnya, be- lum lama ini. Adapun pisang mas tahun lalu memasukkan pendapa- tan Rp975 juta ke kas Kebun Pancursari, dan ditargetkan lebih besar lagi tahun ini. Pemasaran perlu digencarkan Para pengelola kebun rata- rata menilai prospek penana- man hortikultura cukup cerah, seiring besarnya kebutuhan produk buah-buahan di pasar lokal maupun peluang pasar ekspor. Dari segi kecocokan lahannya pun diketahui areal yang sesuai untuk penanaman komoditas horti tertentu masih cukup luas. Kenyataannya, aneka tanaman diversikasi di se- jumlah kebun menunjukkan pertumbuhan dan pembu- ahan yang cukup lebat antara lain pepohonan jeruk keprok di Afdeling Klatakan yang tampak dipenuhi buah siap panen. Benny berpendapat penanaman hortikultura memang cukup prospektif. Namun, dia merasa kesulitan di bidang pemasarannya. Dengan lain perkataan, volume panen buah-buahan cukup me- limpah, tapi kurang diimbangi dengan peningkatan pemasarannya. “Tahun lalu kami terpaksa membuka lapak di pinggir jalan agar produksi jeruk dapat dijual karena kami belum mampu mengakses pasar secara luas.Tentunya pola pemasaran semacam ini kurang te- pat,” ungkapnya. Benny berpendapat pihak Kantor Di- reksi PTPN XII atau PT Rolas Nusantara Mandiri (anak perusahaan PTPN XII) selayaknya lebih aktif memasarkan hasil panen hortikultura yang dikembangkan kebun-kebun. “Idealnya, kami hanya berkonsen- trasi di bidang penanaman, pemelihara- an tanaman dan penanganan pasca panennya agar menghasilkan produk berkualitas bagus, tanpa dibebani lagi dengan pemasarannya,” tambahnya. Menurut Budi Kaloka, penjualan produk hortikultura oleh kebun didasar- kan SE No. 12/SE/175/2013 tanggal 23 Juli 2013 perihal Pelimpahan We- wenang Penjualan. “Selama ini pemasaran sebagian dari produk buah-buahan seperti pisang telah dibantu oleh PT Rolas Nusantara Mandiri dan juga dilakukan oleh kebun sendiri,” pungkasnya. Foto-foto dok. Humas (hil/ fm/yos) Kayu Sengon Kebun Mumbul Pisang Mas Kirana Kebun Zeelandia

Transcript of EEdisi 10, disi 10, MMei - Juni 2015ei - Juni 2015 Laporan ... 5.pdf · rata menilai prospek...

Page 1: EEdisi 10, disi 10, MMei - Juni 2015ei - Juni 2015 Laporan ... 5.pdf · rata menilai prospek penana-man hortikultura cukup cerah, seiring besarnya kebutuhan ... Kayu Sengon Kebun

Edisi 10, Edisi 10, Mei - Juni 2015Mei - Juni 2015 Laporan Utama

05-buletin ptpn12

dapat menangguk untung berkisar Rp6 – Rp7 juta/ha melalui hasil panen 4 – 5 ton/ha dengan masa tanam 110 hari. Biaya tanam Rp9 juta/ha, sedangkan harga jual jagung ditetapkan Rp4.000 – Rp4.500/kg.

Mansyur mengatakan penanaman jagung berdampak positif bagi kebun yakni bisa memperoleh pendapatan pasti de ngan kegiatan panen dua kali per tahun, sekaligus bisa menyerap tenaga kerja. Kerja sama dengan PT BISI itu merupakan yang pertama kali.

“Bila kerja sama penanaman jagung itu sukses, maka kami akan mengusul-kan kepada Direksi PTPN XII agar tahun depan diperluas ke Afdeling Antokan memanfaatkan lahan eks kakao bulk. Kebutuhan BISI atas bahan baku benih jagung cukup besar,” paparnya.

Guna menghimpun pendapatan ru-tin, Kebun Pancursari yang mengusaha-kan tanaman karet dan aneka kayu di Kab. Malang bagian selatan juga melakukan diversifi kasi tanaman pisang mas yang telah dapat dipanen setiap minggu. Kebun yang memiliki areal konsesi 3.031 ha dan masuk PTPN XII Wilayah III itu bahkan bisa menghimpun pendapatan lebih besar dari tanaman cengkeh.

Manajer Kebun Pancursari, Hendri-anto, menyebutkan, total areal cengkeh

di kebun tersebut 990,96 ha, diantara-nya berupa tanaman belum menghasil-kan (TBM) seluas 346,35 ha dan tana-man tahun ini (TTI) 45,28 ha.

“Realisasi pendapatan cengkeh ta-hun 2014 sebesar Rp10,7 miliar dari total pendapatan kebun kami yang mencapai Rp27,8 miliar, kontribusinya lebih besar dibandingkan aneka kayu yang hanya Rp6,2 miliar,” ujarnya, be-lum lama ini. Adapun pisang mas tahun

lalu memasukkan pendapa-tan Rp975 juta ke kas Kebun Pancursari, dan ditargetkan lebih besar lagi tahun ini.

Pemasaran perlu digencarkan

Para pengelola kebun rata-rata menilai prospek penana-man hortikultura cukup cerah, seiring besarnya kebutuhan produk buah-buahan di pasar lokal maupun peluang pasar ekspor. Dari segi kecocokan lahannya pun diketahui areal yang sesuai untuk penanaman komoditas horti tertentu masih cukup luas.

Kenyataannya, aneka ta naman diversifi kasi di se-jumlah kebun menunjukkan pertumbuhan dan pembu-ahan yang cukup lebat antara lain pepohonan jeruk keprok di Afdeling Klatakan yang tampak dipenuhi buah siap

panen.Benny berpendapat penanaman

hortikultura memang cukup prospektif.Namun, dia merasa kesulitan di bidang pemasarannya. Dengan lain perkataan, volume panen buah-buahan cukup me-limpah, tapi kurang diimbangi dengan peningkat an pemasarannya.

“Tahun lalu kami terpaksa membuka lapak di pinggir jalan agar produksi jeruk dapat dijual karena kami belum mampu mengakses pasar secara luas.Tentunya pola pemasaran semacam ini kurang te-pat,” ungkapnya.

Benny berpendapat pihak Kantor Di-reksi PTPN XII atau PT Rolas Nusantara Mandiri (anak perusahaan PTPN XII) selayaknya lebih aktif memasarkan hasil panen hortikultura yang dikembangkan kebun-kebun.

“Idealnya, kami hanya berkonsen-trasi di bidang penanaman, pemelihara-an tanaman dan penanganan pasca panennya agar menghasilkan produk berkualitas bagus, tanpa dibebani lagi dengan pemasarannya,” tambahnya.

Menurut Budi Kaloka, penjualan produk hortikultura oleh kebun didasar-kan SE No. 12/SE/175/2013 tanggal 23 Juli 2013 perihal Pelimpahan We-wenang Penjualan.

“Selama ini pemasaran sebagian dari produk buah-buahan seperti pisang telah dibantu oleh PT Rolas Nusantara Mandiri dan juga dilakukan oleh kebun sendiri,” pungkasnya. Foto-foto dok. Humas (hil/fm/yos)

Kayu Sengon Kebun Mumbul

Pisang Mas Kirana Kebun Zeelandia