Edy

73
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses- proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga

description

eddy

Transcript of Edy

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGBatuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu.Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 PantaiA. Definisi PantaiMenurut Triatmodjo (1999) terdapat dua istilah tentang kepantaian di Indonesia yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, arus laut, dan perembesan air laut. Sedang pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan air surut terendah.

Gambar 2.1. Definisi dan batasan pantai (Triatmodjo, 1999).Definisi daerah pantai menurut Nuryuwono (1986) dalam Pratikto, dkk (1997)1. Pantai adalah daerah ditepi perairan (laut atau danau) sebatas antara surut terendah dengan pasang tertinggi.2. Daerah pantai adalah suatu pesisir beserta perairannya dimana pada daerah tersebut masih dipengaruhi oleh aktivitas darat maupun laut.3. Pesisir adalah daerah tepi laut yang masih terpengaruh oleh aktivitas daratan.4. Sempadan pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan kelestarian pantai.Definisi daerah pantai selengkapnya seperti yang disajikan dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Definisi Daerah Pantai2.1.3. Klasifikasi PantaiTriatmodjo (1999) secara garis besar membagi pantai menjadi dua, yaitu:1. Pantai berpasirPantai jenis ini mempunyai karakteristik berupa kemiringan 1: 20 sampai dengan 1: 50, pada umumnya menghadap ke samudra Indonesia seperti pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan pantai barat Sumatra. Pada kondisi gelombang biasa (tidak ada badai), pantai ada dalam keadaan kesimbangan dinamis dimana sejumlah besar pasir bergerak pada profil pantai tetapi angkutan netto pada lokasi yang ditinjau sangat kecil. Sebaliknya, pantai dapat mengalami erosi pada kondisi badai dimana gelombang besar dan elevasi muka air diam lebih tinggi karena adanya set-up gelombang dan angin.2. Pantai berlumpurPantai jenis ini mempunyai karakteristik berupa sebagian besar berada didaerah pantai dengan banyak sungai yang mengangkut sedimen suspense bermuara di daerah tersebut dan gelombang yang relatif kecil, seperti pantai utara pulau Jawa dan timur pulau Sumatra. Pantai ini mempunyai kemiringan yang sangat kecil sampai dengan 1: 5000. Sedimen suspensi menyebar pada daerah perairan yang luas sehingga membentuk pantai yang luas, datar dan dangkal yang merupakan daerah rawa terendam air saat pasang. Kondisi gelombang yang kecil menyebabkan sedimen suspensi tidak terbawa ke laut lepas.

2.3. Sedimen2.3.1. Pengertian SedimenMenurut Pipkin, et al. (1977) Sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau material organik yang ditransportasikan dari berbagai sumber dan dideposisikan oleh udara, angin, es dan air. Pethic (1984) mendefinisikan sedimen secara umum sebagai sekumpulan rombakan material (batuan, mineral dan bahan organik) yang mempunyai ukuran butir tertentu.2.3.2. Klasifikasi sedimenMenurut Wibisono (2005) klasifikasi sedimen berdasarkan asal usulnya sedimen dasar laut dapat dibedakan/ digolongkan sebagai berikut: (1)Lithogenous; (2) Biogenous; (3) Hidrogenous dan (4) Cosmogenous.(1) Lithogenous Jenis sedimen ini berasal dari pelapukan (weathering) batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik. Sedimen ini memasuki kawasan laut melalui drainase air sungai.(2) BiogenousSedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati yang terdiri dari remah remah tulang, gigi-geligi dan cangkang cangkang tanaman maupun hewan mikro. Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sedimen ini adalah CaCO3 dan SiO2.(3) HidrogenousSedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi) di dasar laut. Contohnya endapan Mangan (Mn) yang berbentuk nodul, endapan fosforite (P2O5), dan endapan glauconite (hydro silikat yang berarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion ion K, Mg, Fe dan Si).(4) CosmogenousSedimen ini berasal dari luar angkasa dimana partikel dari benda benda angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga mempunyai respons magnetik dan berukuran antara 10 640m. Menurut Nybakken (1988) arus dan ukuran partikel merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi pengendapan sedimen. Oleh karena itu pada daerah yang arusnya kuat akan diendapkan material kasar (pasir atau kerikil) sebaliknya jika perairan tenang dan arusnya lemah, akan mengendapkan material halus.Klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran/ besar butir menurut skala Wenworth dalam Wibisono (2005)Tabel 2.1. Ukuran besar butir untuk sedimen menurut Skala WentworthNamaPartikelUkuran (mm)

Batu (Stone) Bongkah (Boulder)> 256

Krakal (Coble)64 - 256

Kerikil (Peble)4 - 64

Butiran (Granule)2 4

Pasir (Sand) Pasir sangat kasar (v. Coarse sand) 1 - 2

Pasir kasar (coarse sand)1/2 1

Pasir sedang (medium sand)1/4 - 1/2

Pasir halus (fine sanf)1/8 1/4

Pasir sangat halus (very fine sand) 1/16 1/8

Lumpur (Silt)Lumpur kasar (coarse silt)1/32 1/16

Lumpur sedang (medium silt)1/64 1/32

Lumpur halus (fine silt)1/128 1/64

Lumpur sangat halus (v. Fine silt)1/256 1/128

Lempung (Clay) Lempung kasar (coarse clay)1/640 1/256

Lempung sedang (medium clay)1/1024 1/640

Lempung halus (fine clay)1/2360 1/1024

Lempung sangat halus (v. Fine clay)1/5096 1/2360

Sumber: Wibisono, 2005Sheprad (1954) dalam Sunoto (2001) menyatakan bahwa ukuran partikel terbagi atas tiga jenis yaitu : sand, silt dan clay. Pengklasifikasian digambarkan dalam segi tiga sama sisi yang masing masimg sisinya terisi persentase ukuran butir dalam hal ini meletakan angka 75 pada daerah dekat masing masing sisi dan didapatkan jenis campuran antar dua jenis sedimen atau pertemuan ketiga titik yang mencerminkan pencampurannya seperti gambar berikut ini:

Gambar 2.6. Segitiga Sedimen (Sumber: Shepard 1954, dalam Sunoto 2001)2.3.3. SedimentasiPettijohn (1975) mengatakan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentukannya atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapannya yaitu delta, danau, pantai, estuari, laut dangkal sampai laut dalam. Sedimentasi menurut Krumbein dan Sloss (1971) adalah pembentukan sedimen/ endapan atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan atau akumulasi dari material pembentuk asalnya pada lingkungan pengendapan (delta, danau, pantai, laut dangkal sampai laut dalam). Ada 4 proses sedimentasi yaitu kerusakan oleh cuaca (pelapukan), transportasi, deposisi dan lithifikasi. Deposisi inilah yang kita kenal dengan sedimentasi.Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus Supangat dan Umi muawanah)2.2. Macam-macam Sedimen LautEra oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.1. Sedimen Biogenik PelagisDengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk hujan sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.2. Sedimen Terigen PelagisHampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T tertentu.2.3 Struktur SedimenStruktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setelah pengendapan. Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di lapangan misal pada perlap[isan batuan.(Sugeng Widada : 2002)Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :1. Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.2. Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring3. Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan dengan sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.2.4 Transfor SedimenDengan melihat cara transfor sedimen dapat dilihat melalui :1. Transfor Sedimen pada PantaiPettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :1. Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.2. Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.3. Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-layang dalam air.2. Transfor Sedimen Sepanjang PantaiTransfor sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono, 1994). Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain adalah :a. Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.

BAB IIIMETODE PRAKTEK

A. Waktu dan tempat Praktek LapangPraktek lapang mata kuliah Geologi Tata Lingkungan ini di laksanakan pada:1.Waktu praktek Lapang Geologi Tata LingkunganPraktek lapangan ini dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada hari Minggu/tanggal 7 April 2013.2.Tempat Pelaksanaan Praktek Lapang Geologi Tata Lingkungan Praktek lapang ini di laksanakan pada 7 titik kawasan pantai di Kab. Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.untuk analisis sampel sedimen dan data yang diperoleh di lapangan dilakukan di Laboratorium Jurusan Geografi ,Universitas Negeri Makassar.B. Instrumen Praktikum alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini dapat dilihat pada table Dibawah ini :Tabel 1 : Alat dan Bahan dalam Praktek Lapang Geologi Tata LingkunganNo.Nama Alat/BahanJumlahKegunaan

1Peta Rupa Bumi danLingkungan PantaiIndonesia lokasi praktekskala1 : 50.0002 lembarSebagai data acuan (petadasar)

2Global Positioning System(GPS)2 buahAlat penentuan posisi

3Layang-layang Arus(modifikasi)1 paketMengukur kecepatan danmenentukan arah arus

4Layang-layang Angin(modifikasi)1 paketMenentukan arah angin

5Hand Anemometer1 paketMengukur kecepatan angin

6Grab Sampler Sedimen1 buahPengambil sampel sedimen

7Stop watch1 buahPengukur waktu

8Tali Rapiah/Nylon1 rollPengikat

9Rot Meter1 rollMengukur jarak

10Alat tulis menulis1 paketMencatat hasil pengamatan

11Kamera/Handycame1 paketPeliputan obyek

12Kantong Sampel Sedimendan label(plastik gula)

SecaukupnyaTempat penyimpanansampel sedimen dan untukmemberi kode dari sampeltersebut

Tabel 2: Alat dan Bahan Analisis Sampel Sedimen di Laboratorium NoNama Alat/BahanJumlahKegunaan

3Timbangan digital1 BuahMenimbang berat sample sediment

4Sive Net (ayakan sediment)1 PaketMengayat sediment untuk ukuran butiran sediment

6Cawan Petri (diameter 14 cm)6 BuahSebagai wadah sediment pada saat akan ditimbang

8Kertas pembungkus warna coklat (pembungkus Nasi)secukupnyaSebagai wadah sediment pada waktu diayak

9Sikat bulu2 BuahMenyikat sediment pada waktu diayak

10Sendok1 BuahMengambil sediment pada analisis laboratorium

11Kertas grafik semilog1 PaketMenggambar grafik nilai kuartil (Q1, Q2, Q3) untuk nilai sortasi sediment.

C.Tehnik Pengambilan DataTeknik pengambilan data untuk masing-masing parameter dijelaskan sebagai berikut:1. Gelombanga. Melakukan pengukuran gelombang pada setiap lokasi yang telah ditentukan (gelombang sebelum pecah), meliputi : tinggi gelombang, waktu pengukuran, lama pengukuran, arah datang gelombang dan arah garis pantai dari gelombang.b. Untuk pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara mengukur tinggi muka air saat puncak dan saat lembah dengan menggunakan tiang skala. Selisih puncak dan lembah, itulah tinggi gelombang. Jumlah pengukuran puncak dan lembah disesuaikan dengan lama waktu pengamatan yang telah ditentukan (3-5 menit).

Gambar 3.2. Pengukuran gelombang

2. Arusa. Untuk pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan layang-layang arus, yakni dengan menetapkan jarak tempuh layang-layng arus (5 meter), kemudian mengukur waktu tempuhlayang-layang arus tersebut. Arah arus ditentukan dengan menggunakan kompas, dengan men-shoot arah pergerakan layang-layang arus.3. Angina. Pengukuran angin menggunaka alat Hand Anemometer, dilakukan di beberapa stasiun. Mencatat posisi dan waktu pengukuran.b. Pembacaan kecepatan angin dilakukan pada tampilan yang tertera pada alat tersebut.c. Untuk arah angin, digunakan layang-layang angin modifikasi.4. Sedimen a. Pengambilan sampel sedimen, dilakukan pada laut dangkal diambil secara manual. Catat posisi dan waktu pengamatan.b. Sampel sedimen yang di dapatkan dimasukkan ke dalam kantong sedimen dan di beri label.c. Dilakukan analisa laboratorium guna mengetahui jenis dan ukuran sedimen dasar perairan

Analisis Laboratorium Sampel SedimenSampel sedimen dianalisis di laboratorium dengan metode ASTM (American Society for Testing and Materials), yakni ayakan kering dengan mengunakan sieve net ( ayakan sedimen). Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :a. Mengumpulkan sampel sedimen yang diperoleh dilapangan sesuai dengan lokasi masing-masing sampel, kemudia mencucuinya degan air tawar setelah itu dimasukkan ke dalam Beaker Glass.b. Memasukkan sampel yang telah dicuci ke dalam oven pengering pada suhu sekitar 120oC selama kurang lebih 12 jam atau di jemur hingga kering di bawah terik matahari hingga sampel benar-benar kering.c. Setelah kering , sampel tiap-tiap stasiun diambil sebanyak 100 gr dan diukur dengan timbangan digital sebagai berat awal.d. Mengayak sampel yang telah ditimbang dengan menggunakan sieve net bersusun berurutan dengan ukuran 2 mm, 1 mm, 0,5 mm, 0,25 mm, 0,125 mm, 0,063 mm, dan < 0,063 mm, kemudian digerakkan secaa konstan selama kurang lebih 15 menit.e. Memisahkan sampel dari ayakan (untuk antisipasi tertinggalnya butiran pada sieve net, maka disikat dengan sikat bulu secara perlahan) kemudian masing-masing kategori ukuran ditimbang.f. Selanjutnya memisahkan sampel hasil timbangan pada wadah masing-masing berdasarkan ukuran, lalu wadah tersebut diberi label sesuai dengan ukuran partikel sedimen.g. Prosedur tersebut dilakukan untuk masing-masing stasiun pengamatan.b. Sedangkan sampel sedimen yang lolos dari ayakan 0,063 mm tidak di ambil untuk dianalisis dengan menggunakan metode pipet. Setelah hasil analisis butir sampel sedimen dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah pengelompokan klasifikasi yang disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan skala Wenworth dari masing-masing ukuran butir sedimen..

D.Pengolahan dan Analisis Data1. Gelombanga) Tinggi gelombang: H = puncak lembahb) Tinggi gelombang rata-rata: c) Periode gelombang: T = t / Nd) Panjang gelombang: L = 1,56 x T2e) Tinggi gelombang signifikan: f) Tinggi gelombang pecah:

2. ArusKecepatan Arus terukur (V): Keterangan : S = Jarak tempuh layang-layang arus (meter)t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)3. Butiran sedimena. Menghitung % berat sediment pada metode ayakan : b. Menghitung % berat kumulatif : % Kumulatif = % Berat 1 + % Berat 2c. Menetukan Nilai sortasi (So) :Dimana, So= Nilai SortasiQ1= Kwartir pertamaQ3= Kwartir ketigaUntuk mengetahui nilai Q1, Q2, dan Q3 digunakan kertas semilog. Klasifikasi Tingkat Nilai Sortasi :Tabel 3 : Klasifikasi Tingkat Nilai Sortasi Sedimen No.KeteranganSkala

1Sangat Baik1,0 < So < 1,17

2Baik1,17 < So < 1,20

3Cukup Baik1,20 < So < 1,35

4Sedang1,35 < So < 1,875

5Jelek1,875 < So < 2,75

6Sangat JelekSo > 2,75

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil1. Hasil di lapanganLokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

1( WITA)5o3626,58LS119o2859BT280o200o3o40Waktu: Jarak : Arah arus: PL

5549

5449

5548

5350

5450

5550

5350

5451

5752

5651

5651

5649

5751

5551

5750

5852

5753

5753

5752

5652

5653

5852

5551

5753

5653

5952

5752

5853

5853

6054

5955

5753

6054

5855

5952

5853

5753

5956

6155

6053

6055

5952

5954

5854

5552

5754

6251

5553

B. Lokasi 2Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

2

(11.10 WITA)5o3625,8LS119o288,0BT320o186o12oWaktu: 411Jarak : 5 mArah arus: 337oPL0,7 m/so

117115

119112

117109

119109

120109

120111

118112

120108

119109

118109

118111

119109

119109

118111

118111

117112

119111

119110

119110

119110

119110

118110

118111

C. D. Lokasi 3Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

3( WITA)5o3500,7LS119o2555,5BT350o241o7oWaktu: 27Jarak : 5 mArah arus: 44oPL21 m/s250oMarineSemak Belukar

8779

7867

7670

8680

9068

8069

8071

8187

8072

8172

8068

7969

8767

8069

8070

7768

8970

7767

7971

8070

8470

8268

7969

8369

E. Lokasi 4Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

4(13.30 WITA)5o2526LS119o2155,9BT168o220o10o40Waktu: 2Jarak : 5 mArah arus: 15oPL2,2 m/s180oMarinePermukiman

10298

10297

10497

10599

10598

10396

10598

10596

10292

10392

10198

10498

10798

10299

10397

9891

10391

10498

10394

10496

10599

10597

10194

10399

10695

10297

10197

10499

10297

10699

10593

F. G. Lokasi 5Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

5(14.30 WITA)5o2024,3LS119o2135,2BT338o220o15o30Waktu: 15Jarak : 5 mArah arus: 20oPLm/s210oSemak

119116

120109

118108

123106

122106

123108

127112

123108

127112

123108

123106

122108

120109

121110

123106

130109

132112

125108

121109

124110

121110

126114

124111

133112

123111

128112

131111

120111

H. I. Lokasi 6Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

6(15.23 WITA)5o1932,4LS119o2114,2BT180o230o5o10Waktu: 2Jarak : 5 mArah arus: 15oPL1,4 m/s240o

7758

8071

7857

7559

7555

7765

7564

7767

7566

8069

7758

7771

7568

7559

7868

8069

7868

7558

7059

7771

7969

7753

7970

8071

7958

7955

7759

7971

7957

8067

8067

J. K. Lokasi 7Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin &Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

7(15.47 WITA)5o1613,6LS119o2234,6BT0o245o13o30Waktu: 243Jarak : Arah arus: PL3,1 m/s240oMarinePermukiman

11797

10196

11398

112100

11297

11498

11298

11897

11298

115102

114105

113102

112100

110100

113103

11398

113100

113108

11297

11398

11399

112100

11297

116106

117105

113102

113106

11297

112101

11597

L. M. Lokasi 8Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan

8( WITA)5o1400,90LS119o2257,2BT290o7o30Waktu: 55Jarak : 5 mArah arus: 140oPL2,1 m/s210oMarinePermukiman, semak belukar

9487

9784

9281

9588

9482

9787

9485

9584

10185

9888

9990

9584

9183

9587

9881

9687

9684

8886

9784

9280

9585

9887

9885

9885

9885

9588

9787

9588

9686

9486

9790

9690

9784

9788

9685

10386

9782

9782

2. Hasil di laboratoriumUkuran Cawan (mm)Berat Cawan KosongBerat Cawan + Sampel

Lokasi 1Lokasi 2Lokasi 3Lokasi 4Lokasi 5Lokasi 6Lokasi 7Lokasi 8

Cawan Besar101,1399201,1399201,1471201,1385201,1395201,1384201,1384201,1394201,1399

240,448341,222343,742340,536840,891340,483940,518340,969340,4870

140,796241,305849,200341,073840,990240,878740,861441,063841,3448

0,539,525442,1786101,530340,875245,955341,176641,677051,207854,9214

0,2535,688981,595961,745774,8068116,745784,8768107,4382119,5695111,1528

0,12537,361076,321637,405790,278845,537974,891459,225939,964444,5481

0,06337,977752,930837,991547,382744,724852,479245,528642,461343,0963

< 0,06341,623737,996141,623738,021437,999338,039337,972837,982137,9789

3. Hasil analisis dan pengolahan data LapanganGelombangLokasi 1NoPuncakLembahTinggiHu

15549611

2544957

3554877

4535037

5545047

6555057

7535037

8545137

9575256

10565156

11565156

12564976

13575166

14555146

15575076

16585265

1757534

1857534

1957525

2056524

2156533

2258526

2355514

2457534

2556533

2659527

2757525

2858535

2958535

3060546

3159554

3257534

3360546

3458553

3559527

3658535

3757534

3859563

3961556

4060537

4160555

4259527

4359545

4458544

4555523

4657543

47625111

4855532

Jumlah235107

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: = 4,89c. Periode gelombang: T = = 12,5d. Panjang gelombang: L = 1,56 x 12,52 = 1,56 x 156,25 = 243,75

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah: Lokasi 2NoPuncakLembahTinggiHu

1117115212

2119112711

3117109810

41191091010

51201091110

6120111910

711811269

8120108129

911910910

101181099

111181117

1211910910

1311910910

141181117

151181117

161171125

171191118

181191109

191191109

201191109

211191109

221181108

231181117

Jumlah18981

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =8, 21c. Periode gelombang: T = = 26,08d. Panjang gelombang: L = 1,56 x 26,082 = 1,56 x 711,82 = 1110,43

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

Lokasi 3NoPuncakLembahTinggiHu

18779822

278671120

37670619

48680614

590682214

680691114

78071912

88781611

980728

1081729

11806812

12796910

13876720

14806911

15807010

1677689

17897019

18776710

1979718

20807010

21847014

22826814

23796910

24836914

Jumlah267126

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =11,12c. Periode gelombang: T = = 25d. Panjang gelombang: L = 1,56 x 252 = 1,56 x 625 = 975

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

Lokasi 4NoPuncakLembahTinggiHu

110298412

210297512

310497711

410599611

510598710

61039679

71059879

81059699

910292108

1010392118

111019837

12104986

13107989

14102993

15103976

1698917

171039112

18104986

19103949

20104968

21105996

22105978

23101947

24103994

251069511

26102975

27101974

28104995

29102975

30106997

311059312

Jumlah216106

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =6,97 cmc. Periode gelombang: T = = 19,35 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 19,352 = 1,56 x 374,4225 = 584,0991

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

Lokasi 5NoPuncakLembahTinggiHu

1119116321

21201091121

31181081020

41231061720

51221061617

61231081517

71271121517

81231081517

91271121516

101231081516

1112310617

1212210814

1312010911

1412111011

1512310617

1613010921

1713211220

1812510817

1912110912

2012411014

2112111011

2212611412

2312411113

2413311221

2512311112

2612811216

2713111120

281201119

Jumlah400182

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =14,29 cmc. Periode gelombang: T = = 21,43 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 21,432 = 1,56 x 459,2449 = 716,422

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

Lokasi 6NoPuncakLembahTinggiHu

177581924

28071924

378572122

475591621

575552021

677651220

775641119

877671019

97566918

1080691117

1177581916

1277716

1375687

14755916

15786810

16806911

17786810

18755817

19705911

2077716

21796910

22775324

2379709

2480719

25795821

26795524

27775918

2879718

29795722

30806713

31806713

Jumlah422221

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =13,61 cmc. Periode gelombang: T = = 19,35 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 19,352 = 1,56 x 374,4225 = 584,0991

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

Lokasi 7NoPuncakLembahTinggiHu

1117972021

210196520

3113981518

41121001216

5112971515

6114981615

7112981415

8118972115

9112981415

101151021315

111141059

1211310211

1311210012

1411010010

1511310310

161139815

1711310013

181131085

191129715

201139815

211139914

2211210012

231129715

2411610610

2511710512

2611310211

271131067

281129715

2911210111

301159718

Jumlah385165

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =12,83 cmc. Periode gelombang: T = = 20 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 202 = 1,56 x 400 = 624

e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

Lokasi 8NoPuncakLembahTinggiHu

19487717

297841317

392811116

49588715

594821215

697871013

79485913

895841113

9101851613

1098881013

119990913

1295841112

139183812

1495878

15988117

1696879

17968412

1888862

19978413

20928012

21958510

22988711

23988513

24988513

25988513

2695887

27978710

2895887

29968610

3094868

3197907

3296906

33978413

3497889

35968511

361038617

37978215

38978215

Jumlah402182

Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =10,58 cmc. Periode gelombang: T = = 15,79 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 15,792 = 1,56 x 249,3241 = 388,95e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:

ArusKecepatan Arus terukur (V): Keterangan : S = Jarak tempuh layang-layang arus (meter)t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)Lokasi 1

Lokasi 2

Lokasi 3

Lokasi 4

Lokasi 5

Lokasi 6

Lokasi 7

Lokasi 8

4. Hasil analisis dan pengolahan data LaboratoriumUkuran Cawan (mm)Berat Cawan KosongBerat Cawan + Sampel

Lokasi 1Lokasi 2Lokasi 3Lokasi 4Lokasi 5Lokasi 6Lokasi 7Lokasi 8

Cawan Besar101,1399201,1399201,1471201,1385201,1395201,1384201,1384201,1394201,1399

240,448341,222343,742340,536840,891340,483940,518340,969340,4870

140,796241,305849,200341,073840,990240,878740,861441,063841,3448

0,539,525442,1786101,530340,875245,955341,176641,677051,207854,9214

0,2535,688981,595961,745774,8068116,745784,8768107,4382119,5695111,1528

0,12537,361076,321637,405790,278845,537974,891459,225939,964444,5481

0,06341,623752,930841,623747,382744,724852,479245,528642,461343,0963

< 0,06337,977737,996137,991538,021437,999338,039337,977737,982137,9789

B. PEMBAHASAN1. Karakteristik Pantai Pantai pada daerah penelitian disepanjang wailayah kab.takalar merupakan pantai dengan endapan pasir. dibeberapa bagian pantai terdapat pembangunan teknik berupa breakwater, jetties, seawall maupun tanggul, selain pengaruh oleh aktifitas manusia proses alami pantai juga terjadi dibeberapa bagian pantai sperti abrasi dan sedimentasi dimana abrasi dicirikan dengan rusak beberapa prasarana bermain disekitar pantai dan sedimentasi dicirikan dengan endapan di muara sungai. Perubahan morfologi pantai saat ini diakibatkan oleh faktor alam namun sebagian besar dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang terlihat langsung pada garis pantai2. Analisis Penyebab Perubahan Garis PantaiPada daerah penelitian merupakan pantai yang tersusun dari endapan pasir. Pantai pada daerah penelitian secara umum sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Suplai sedimen dari daratan dipengaruhi dari kondisi darat maupun debit aliran sungai, sedangkan transportasi sedimen dari laut dipengaruhi oleh arah arus disepanjang pantai. Perubahan garis pantai pada daerah penelitian dipengaruhi dari kekuatan pengaruh dari laut dan dari darat yang terlihat pada pantai. Pada daerah penelitian pengaruh dari laut bekerja pada daerah tertentu yang mengakibatkan terjadinya abrasi dan pada tempat lain terjadi sedimentasi khususnya pada muara sungai.

3. GelombangDari data pengukuran gelombang yang diperoleh di lapangan, dapat dinyataan bahwa, kondisi gelombang disetiap stasiun tergolong lemah, yang disebabkan karena rendahnya kecepatan angin pada saat itu serta kondisi permukaan air laut yang sedang mengalami surut. Pada siang hari kondisi gelombang menjadi agak tinggi dibandingkan dengan pagi hari. Pada lokasi 1, tinggi gelombang signifikannya adalah 6,68 cm dan tinggi gelombang pecah sebesar 8,21 cm. Pada lokasi 2, tinggi gelombang signifikan pada pagi hari sebesar 10,12 cm, dengan tinggi gelombang pecah sebesar 14,97 cm. Selanjutnya pada lokasi pengamatan gelombang 3, tinggi gelombang signifikannya adalah sebesar 15,75 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 20,47 cm.Pada lokasi pengamatan 4, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 9,64 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 13,24. Selanjutnya Pada Lokasi pengamatan 5, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 18,2 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 21,43Pada lokasi pengamatan 6, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 20,09 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 22,18. Selanjutnya Pada Lokasi pengamatan 7, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 16,5 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 19,27 dan lokasi pengamatan terakhir 8 tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 14 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 15,33Dari kedelapan stasiun pengamatan gelombang, didapatkan bahwa tinggi gelombang signifikan dan tinggi gelombang pecah yang paling tinggi, rata-rata terjadi pada lokasi pengamatan 5-8 karena pada saat pengambilan sampel dilakukan pada waktu siang hari. Hal ini disebabkan oleh faktor angin yang menjadi pembangkit gelombang, serta adanya pasang surut air laut. Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan laut menuju pasang naik pada malam hari. Selain itu, bentuk topografi dasar perairan sekitar lokasi pengamatan yang landai juga sangat menentukan tinggi gelombang air laut yang terbentuk.4. ArusArus merupakan gerak massa air laut yang terjadi secara horizontal maupun vertikal yang umumnya dibangkitkan oleh tenaga angin dan perbedaan densitas massa air laut. Jika dihubungkan dengan data hasil pengamatan di lapangan, maka didapatkan bahwa arus yang terjadi di perairan lokasi pengamatan adalah arus yang yang dibangkitkan oleh adanya kecepatan angin yang bertiup di atas permukaan air laut serta adanya pengaruh pasang surut air laut.Kecepatan arus di semua titik pengamatan rata-rata berkisar mulai dari terendah 0,019 m/s hingga titik teringgi dari 8 lokasi pengamatan 0,090 m/s. Hal ini disebabkan karena kecepatan angin yang berbeda-beda saat proses pengamatan, serta adanya pengaruh arus pasang dan surut air laut. Selain faktor tersebut, adanya perbedaan densitas air laut juga dapat menyebabkan adanya sirkulasi masa air laut di dalam kolom perairan yang mampu membangkitkan arus perairan. Dari data hasil pengamatan ini pula didapatkan bahwa rata-rata kecepatan arus laut berbanding lurus dengan kecepatan angin yang bertiup saat itu.5. Angin Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang sangat penting diperhatikan dalam masalah kelautan. Angin sangat menentukan proses dan intensitas gelombang dan arus laut.Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang terdapat dilokasi tersebut, maka didapatkan hasil bahwa kecepatan angin di lokasi pengamatan berkisar antara 0,7 m/s hingga yang paling tinggi yaitu 21 m/s. Selain itu, kecepatan angin yang berbeda ini diakibatkan oleh adanya pengaruh angin musim yang datang dari arah barat yang terjadi pada bulan penghujan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari lokasi pengambilan data yang terletak di sebelah barat Kab.Takalar. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan angin dipengaruhi oleh adanya pengaruh angin lokal dan angin musim yang bertiup secara berkala saat itu.6. SedimenSedimen yang ditemukan di lokasi pengamatan untuk setiap titiknya berbeda-beda. Ada yang berupa hardcoral maupun softcoral. Sedimen yang berupa hardcoral ini memiliki ukuran butiran yang besar sehingga pada percobaan dilaboratorium hanya diamati saja dan tidak digunakan ketika melakukan kegiatan pengayakan butiran sedimen.Sedimen yang berupa hardcoral ini umumnya ditemukan pada daerah yang kuat arusnya besar sehingga butiran yang ikut terbawa pun biasanya berupa butiran-butiran yang berukuran lebih besar dibanding dengan didaerah yang kuat arusnya kecil.Dari hasil pengolahan dan analisis data sedimen seberat 100 gram pada masing-masing lokasi diperoleh sebagai berikut: pada lokasi pertama sedimen dengan ukuran 2 mm (dengan kategori pasir sangat kasar) memiliki berat 0,774 gram, sedimen dengan ukuran 1 mm (dengan kategori pasir kasar) memiliki berat 0,5096 gram, sedimen dengan ukuran 0,5 mm (dengan kategori setengah kasar) memiliki berat 2,6532 gram, sedimen dengan ukuran 0,25 mm (dengan kategori pasir halus) memiliki berat 45,907 gram, sedimen dengan ukuran 0,125 mm (dengan kategori pasir sangat halus) memiliki berat 38,9606 gram, sedimen dengan ukuran 0,063 mm (dengan kategori lanau, lumpur) memiliki berat 11.3071 gram, sedimen dengan ukuran < 0,063 mm (dengan kategori lempung) memiliki berat 0.0184 gram. Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa pada lokasi pertama didominasi oleh sedimen dengan ukuran 0,25 mm (dengan kategori pasir halus) yakni seberat 45,907 gram.