Edy
-
Upload
dani-agusto -
Category
Documents
-
view
8 -
download
5
description
Transcript of Edy
BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGBatuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu.Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 PantaiA. Definisi PantaiMenurut Triatmodjo (1999) terdapat dua istilah tentang kepantaian di Indonesia yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, arus laut, dan perembesan air laut. Sedang pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan air surut terendah.
Gambar 2.1. Definisi dan batasan pantai (Triatmodjo, 1999).Definisi daerah pantai menurut Nuryuwono (1986) dalam Pratikto, dkk (1997)1. Pantai adalah daerah ditepi perairan (laut atau danau) sebatas antara surut terendah dengan pasang tertinggi.2. Daerah pantai adalah suatu pesisir beserta perairannya dimana pada daerah tersebut masih dipengaruhi oleh aktivitas darat maupun laut.3. Pesisir adalah daerah tepi laut yang masih terpengaruh oleh aktivitas daratan.4. Sempadan pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan kelestarian pantai.Definisi daerah pantai selengkapnya seperti yang disajikan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Definisi Daerah Pantai2.1.3. Klasifikasi PantaiTriatmodjo (1999) secara garis besar membagi pantai menjadi dua, yaitu:1. Pantai berpasirPantai jenis ini mempunyai karakteristik berupa kemiringan 1: 20 sampai dengan 1: 50, pada umumnya menghadap ke samudra Indonesia seperti pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan pantai barat Sumatra. Pada kondisi gelombang biasa (tidak ada badai), pantai ada dalam keadaan kesimbangan dinamis dimana sejumlah besar pasir bergerak pada profil pantai tetapi angkutan netto pada lokasi yang ditinjau sangat kecil. Sebaliknya, pantai dapat mengalami erosi pada kondisi badai dimana gelombang besar dan elevasi muka air diam lebih tinggi karena adanya set-up gelombang dan angin.2. Pantai berlumpurPantai jenis ini mempunyai karakteristik berupa sebagian besar berada didaerah pantai dengan banyak sungai yang mengangkut sedimen suspense bermuara di daerah tersebut dan gelombang yang relatif kecil, seperti pantai utara pulau Jawa dan timur pulau Sumatra. Pantai ini mempunyai kemiringan yang sangat kecil sampai dengan 1: 5000. Sedimen suspensi menyebar pada daerah perairan yang luas sehingga membentuk pantai yang luas, datar dan dangkal yang merupakan daerah rawa terendam air saat pasang. Kondisi gelombang yang kecil menyebabkan sedimen suspensi tidak terbawa ke laut lepas.
2.3. Sedimen2.3.1. Pengertian SedimenMenurut Pipkin, et al. (1977) Sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau material organik yang ditransportasikan dari berbagai sumber dan dideposisikan oleh udara, angin, es dan air. Pethic (1984) mendefinisikan sedimen secara umum sebagai sekumpulan rombakan material (batuan, mineral dan bahan organik) yang mempunyai ukuran butir tertentu.2.3.2. Klasifikasi sedimenMenurut Wibisono (2005) klasifikasi sedimen berdasarkan asal usulnya sedimen dasar laut dapat dibedakan/ digolongkan sebagai berikut: (1)Lithogenous; (2) Biogenous; (3) Hidrogenous dan (4) Cosmogenous.(1) Lithogenous Jenis sedimen ini berasal dari pelapukan (weathering) batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik. Sedimen ini memasuki kawasan laut melalui drainase air sungai.(2) BiogenousSedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati yang terdiri dari remah remah tulang, gigi-geligi dan cangkang cangkang tanaman maupun hewan mikro. Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sedimen ini adalah CaCO3 dan SiO2.(3) HidrogenousSedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi) di dasar laut. Contohnya endapan Mangan (Mn) yang berbentuk nodul, endapan fosforite (P2O5), dan endapan glauconite (hydro silikat yang berarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion ion K, Mg, Fe dan Si).(4) CosmogenousSedimen ini berasal dari luar angkasa dimana partikel dari benda benda angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga mempunyai respons magnetik dan berukuran antara 10 640m. Menurut Nybakken (1988) arus dan ukuran partikel merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi pengendapan sedimen. Oleh karena itu pada daerah yang arusnya kuat akan diendapkan material kasar (pasir atau kerikil) sebaliknya jika perairan tenang dan arusnya lemah, akan mengendapkan material halus.Klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran/ besar butir menurut skala Wenworth dalam Wibisono (2005)Tabel 2.1. Ukuran besar butir untuk sedimen menurut Skala WentworthNamaPartikelUkuran (mm)
Batu (Stone) Bongkah (Boulder)> 256
Krakal (Coble)64 - 256
Kerikil (Peble)4 - 64
Butiran (Granule)2 4
Pasir (Sand) Pasir sangat kasar (v. Coarse sand) 1 - 2
Pasir kasar (coarse sand)1/2 1
Pasir sedang (medium sand)1/4 - 1/2
Pasir halus (fine sanf)1/8 1/4
Pasir sangat halus (very fine sand) 1/16 1/8
Lumpur (Silt)Lumpur kasar (coarse silt)1/32 1/16
Lumpur sedang (medium silt)1/64 1/32
Lumpur halus (fine silt)1/128 1/64
Lumpur sangat halus (v. Fine silt)1/256 1/128
Lempung (Clay) Lempung kasar (coarse clay)1/640 1/256
Lempung sedang (medium clay)1/1024 1/640
Lempung halus (fine clay)1/2360 1/1024
Lempung sangat halus (v. Fine clay)1/5096 1/2360
Sumber: Wibisono, 2005Sheprad (1954) dalam Sunoto (2001) menyatakan bahwa ukuran partikel terbagi atas tiga jenis yaitu : sand, silt dan clay. Pengklasifikasian digambarkan dalam segi tiga sama sisi yang masing masimg sisinya terisi persentase ukuran butir dalam hal ini meletakan angka 75 pada daerah dekat masing masing sisi dan didapatkan jenis campuran antar dua jenis sedimen atau pertemuan ketiga titik yang mencerminkan pencampurannya seperti gambar berikut ini:
Gambar 2.6. Segitiga Sedimen (Sumber: Shepard 1954, dalam Sunoto 2001)2.3.3. SedimentasiPettijohn (1975) mengatakan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentukannya atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapannya yaitu delta, danau, pantai, estuari, laut dangkal sampai laut dalam. Sedimentasi menurut Krumbein dan Sloss (1971) adalah pembentukan sedimen/ endapan atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan atau akumulasi dari material pembentuk asalnya pada lingkungan pengendapan (delta, danau, pantai, laut dangkal sampai laut dalam). Ada 4 proses sedimentasi yaitu kerusakan oleh cuaca (pelapukan), transportasi, deposisi dan lithifikasi. Deposisi inilah yang kita kenal dengan sedimentasi.Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus Supangat dan Umi muawanah)2.2. Macam-macam Sedimen LautEra oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.1. Sedimen Biogenik PelagisDengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk hujan sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.2. Sedimen Terigen PelagisHampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T tertentu.2.3 Struktur SedimenStruktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setelah pengendapan. Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di lapangan misal pada perlap[isan batuan.(Sugeng Widada : 2002)Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :1. Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.2. Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring3. Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan dengan sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.2.4 Transfor SedimenDengan melihat cara transfor sedimen dapat dilihat melalui :1. Transfor Sedimen pada PantaiPettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :1. Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.2. Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.3. Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-layang dalam air.2. Transfor Sedimen Sepanjang PantaiTransfor sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono, 1994). Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain adalah :a. Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.
BAB IIIMETODE PRAKTEK
A. Waktu dan tempat Praktek LapangPraktek lapang mata kuliah Geologi Tata Lingkungan ini di laksanakan pada:1.Waktu praktek Lapang Geologi Tata LingkunganPraktek lapangan ini dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada hari Minggu/tanggal 7 April 2013.2.Tempat Pelaksanaan Praktek Lapang Geologi Tata Lingkungan Praktek lapang ini di laksanakan pada 7 titik kawasan pantai di Kab. Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.untuk analisis sampel sedimen dan data yang diperoleh di lapangan dilakukan di Laboratorium Jurusan Geografi ,Universitas Negeri Makassar.B. Instrumen Praktikum alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini dapat dilihat pada table Dibawah ini :Tabel 1 : Alat dan Bahan dalam Praktek Lapang Geologi Tata LingkunganNo.Nama Alat/BahanJumlahKegunaan
1Peta Rupa Bumi danLingkungan PantaiIndonesia lokasi praktekskala1 : 50.0002 lembarSebagai data acuan (petadasar)
2Global Positioning System(GPS)2 buahAlat penentuan posisi
3Layang-layang Arus(modifikasi)1 paketMengukur kecepatan danmenentukan arah arus
4Layang-layang Angin(modifikasi)1 paketMenentukan arah angin
5Hand Anemometer1 paketMengukur kecepatan angin
6Grab Sampler Sedimen1 buahPengambil sampel sedimen
7Stop watch1 buahPengukur waktu
8Tali Rapiah/Nylon1 rollPengikat
9Rot Meter1 rollMengukur jarak
10Alat tulis menulis1 paketMencatat hasil pengamatan
11Kamera/Handycame1 paketPeliputan obyek
12Kantong Sampel Sedimendan label(plastik gula)
SecaukupnyaTempat penyimpanansampel sedimen dan untukmemberi kode dari sampeltersebut
Tabel 2: Alat dan Bahan Analisis Sampel Sedimen di Laboratorium NoNama Alat/BahanJumlahKegunaan
3Timbangan digital1 BuahMenimbang berat sample sediment
4Sive Net (ayakan sediment)1 PaketMengayat sediment untuk ukuran butiran sediment
6Cawan Petri (diameter 14 cm)6 BuahSebagai wadah sediment pada saat akan ditimbang
8Kertas pembungkus warna coklat (pembungkus Nasi)secukupnyaSebagai wadah sediment pada waktu diayak
9Sikat bulu2 BuahMenyikat sediment pada waktu diayak
10Sendok1 BuahMengambil sediment pada analisis laboratorium
11Kertas grafik semilog1 PaketMenggambar grafik nilai kuartil (Q1, Q2, Q3) untuk nilai sortasi sediment.
C.Tehnik Pengambilan DataTeknik pengambilan data untuk masing-masing parameter dijelaskan sebagai berikut:1. Gelombanga. Melakukan pengukuran gelombang pada setiap lokasi yang telah ditentukan (gelombang sebelum pecah), meliputi : tinggi gelombang, waktu pengukuran, lama pengukuran, arah datang gelombang dan arah garis pantai dari gelombang.b. Untuk pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara mengukur tinggi muka air saat puncak dan saat lembah dengan menggunakan tiang skala. Selisih puncak dan lembah, itulah tinggi gelombang. Jumlah pengukuran puncak dan lembah disesuaikan dengan lama waktu pengamatan yang telah ditentukan (3-5 menit).
Gambar 3.2. Pengukuran gelombang
2. Arusa. Untuk pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan layang-layang arus, yakni dengan menetapkan jarak tempuh layang-layng arus (5 meter), kemudian mengukur waktu tempuhlayang-layang arus tersebut. Arah arus ditentukan dengan menggunakan kompas, dengan men-shoot arah pergerakan layang-layang arus.3. Angina. Pengukuran angin menggunaka alat Hand Anemometer, dilakukan di beberapa stasiun. Mencatat posisi dan waktu pengukuran.b. Pembacaan kecepatan angin dilakukan pada tampilan yang tertera pada alat tersebut.c. Untuk arah angin, digunakan layang-layang angin modifikasi.4. Sedimen a. Pengambilan sampel sedimen, dilakukan pada laut dangkal diambil secara manual. Catat posisi dan waktu pengamatan.b. Sampel sedimen yang di dapatkan dimasukkan ke dalam kantong sedimen dan di beri label.c. Dilakukan analisa laboratorium guna mengetahui jenis dan ukuran sedimen dasar perairan
Analisis Laboratorium Sampel SedimenSampel sedimen dianalisis di laboratorium dengan metode ASTM (American Society for Testing and Materials), yakni ayakan kering dengan mengunakan sieve net ( ayakan sedimen). Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :a. Mengumpulkan sampel sedimen yang diperoleh dilapangan sesuai dengan lokasi masing-masing sampel, kemudia mencucuinya degan air tawar setelah itu dimasukkan ke dalam Beaker Glass.b. Memasukkan sampel yang telah dicuci ke dalam oven pengering pada suhu sekitar 120oC selama kurang lebih 12 jam atau di jemur hingga kering di bawah terik matahari hingga sampel benar-benar kering.c. Setelah kering , sampel tiap-tiap stasiun diambil sebanyak 100 gr dan diukur dengan timbangan digital sebagai berat awal.d. Mengayak sampel yang telah ditimbang dengan menggunakan sieve net bersusun berurutan dengan ukuran 2 mm, 1 mm, 0,5 mm, 0,25 mm, 0,125 mm, 0,063 mm, dan < 0,063 mm, kemudian digerakkan secaa konstan selama kurang lebih 15 menit.e. Memisahkan sampel dari ayakan (untuk antisipasi tertinggalnya butiran pada sieve net, maka disikat dengan sikat bulu secara perlahan) kemudian masing-masing kategori ukuran ditimbang.f. Selanjutnya memisahkan sampel hasil timbangan pada wadah masing-masing berdasarkan ukuran, lalu wadah tersebut diberi label sesuai dengan ukuran partikel sedimen.g. Prosedur tersebut dilakukan untuk masing-masing stasiun pengamatan.b. Sedangkan sampel sedimen yang lolos dari ayakan 0,063 mm tidak di ambil untuk dianalisis dengan menggunakan metode pipet. Setelah hasil analisis butir sampel sedimen dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah pengelompokan klasifikasi yang disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan skala Wenworth dari masing-masing ukuran butir sedimen..
D.Pengolahan dan Analisis Data1. Gelombanga) Tinggi gelombang: H = puncak lembahb) Tinggi gelombang rata-rata: c) Periode gelombang: T = t / Nd) Panjang gelombang: L = 1,56 x T2e) Tinggi gelombang signifikan: f) Tinggi gelombang pecah:
2. ArusKecepatan Arus terukur (V): Keterangan : S = Jarak tempuh layang-layang arus (meter)t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)3. Butiran sedimena. Menghitung % berat sediment pada metode ayakan : b. Menghitung % berat kumulatif : % Kumulatif = % Berat 1 + % Berat 2c. Menetukan Nilai sortasi (So) :Dimana, So= Nilai SortasiQ1= Kwartir pertamaQ3= Kwartir ketigaUntuk mengetahui nilai Q1, Q2, dan Q3 digunakan kertas semilog. Klasifikasi Tingkat Nilai Sortasi :Tabel 3 : Klasifikasi Tingkat Nilai Sortasi Sedimen No.KeteranganSkala
1Sangat Baik1,0 < So < 1,17
2Baik1,17 < So < 1,20
3Cukup Baik1,20 < So < 1,35
4Sedang1,35 < So < 1,875
5Jelek1,875 < So < 2,75
6Sangat JelekSo > 2,75
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil1. Hasil di lapanganLokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
1( WITA)5o3626,58LS119o2859BT280o200o3o40Waktu: Jarak : Arah arus: PL
5549
5449
5548
5350
5450
5550
5350
5451
5752
5651
5651
5649
5751
5551
5750
5852
5753
5753
5752
5652
5653
5852
5551
5753
5653
5952
5752
5853
5853
6054
5955
5753
6054
5855
5952
5853
5753
5956
6155
6053
6055
5952
5954
5854
5552
5754
6251
5553
B. Lokasi 2Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
2
(11.10 WITA)5o3625,8LS119o288,0BT320o186o12oWaktu: 411Jarak : 5 mArah arus: 337oPL0,7 m/so
117115
119112
117109
119109
120109
120111
118112
120108
119109
118109
118111
119109
119109
118111
118111
117112
119111
119110
119110
119110
119110
118110
118111
C. D. Lokasi 3Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
3( WITA)5o3500,7LS119o2555,5BT350o241o7oWaktu: 27Jarak : 5 mArah arus: 44oPL21 m/s250oMarineSemak Belukar
8779
7867
7670
8680
9068
8069
8071
8187
8072
8172
8068
7969
8767
8069
8070
7768
8970
7767
7971
8070
8470
8268
7969
8369
E. Lokasi 4Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
4(13.30 WITA)5o2526LS119o2155,9BT168o220o10o40Waktu: 2Jarak : 5 mArah arus: 15oPL2,2 m/s180oMarinePermukiman
10298
10297
10497
10599
10598
10396
10598
10596
10292
10392
10198
10498
10798
10299
10397
9891
10391
10498
10394
10496
10599
10597
10194
10399
10695
10297
10197
10499
10297
10699
10593
F. G. Lokasi 5Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
5(14.30 WITA)5o2024,3LS119o2135,2BT338o220o15o30Waktu: 15Jarak : 5 mArah arus: 20oPLm/s210oSemak
119116
120109
118108
123106
122106
123108
127112
123108
127112
123108
123106
122108
120109
121110
123106
130109
132112
125108
121109
124110
121110
126114
124111
133112
123111
128112
131111
120111
H. I. Lokasi 6Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
6(15.23 WITA)5o1932,4LS119o2114,2BT180o230o5o10Waktu: 2Jarak : 5 mArah arus: 15oPL1,4 m/s240o
7758
8071
7857
7559
7555
7765
7564
7767
7566
8069
7758
7771
7568
7559
7868
8069
7868
7558
7059
7771
7969
7753
7970
8071
7958
7955
7759
7971
7957
8067
8067
J. K. Lokasi 7Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin &Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
7(15.47 WITA)5o1613,6LS119o2234,6BT0o245o13o30Waktu: 243Jarak : Arah arus: PL3,1 m/s240oMarinePermukiman
11797
10196
11398
112100
11297
11498
11298
11897
11298
115102
114105
113102
112100
110100
113103
11398
113100
113108
11297
11398
11399
112100
11297
116106
117105
113102
113106
11297
112101
11597
L. M. Lokasi 8Lokasi&WaktuKoordinatArah Garis PantaiArah Datang GelombangKemiringan PantaiKecepatanArusTinngiGelombangKecepatan Angin&Arah AnginBentuk LahanPennggunaanLahan
8( WITA)5o1400,90LS119o2257,2BT290o7o30Waktu: 55Jarak : 5 mArah arus: 140oPL2,1 m/s210oMarinePermukiman, semak belukar
9487
9784
9281
9588
9482
9787
9485
9584
10185
9888
9990
9584
9183
9587
9881
9687
9684
8886
9784
9280
9585
9887
9885
9885
9885
9588
9787
9588
9686
9486
9790
9690
9784
9788
9685
10386
9782
9782
2. Hasil di laboratoriumUkuran Cawan (mm)Berat Cawan KosongBerat Cawan + Sampel
Lokasi 1Lokasi 2Lokasi 3Lokasi 4Lokasi 5Lokasi 6Lokasi 7Lokasi 8
Cawan Besar101,1399201,1399201,1471201,1385201,1395201,1384201,1384201,1394201,1399
240,448341,222343,742340,536840,891340,483940,518340,969340,4870
140,796241,305849,200341,073840,990240,878740,861441,063841,3448
0,539,525442,1786101,530340,875245,955341,176641,677051,207854,9214
0,2535,688981,595961,745774,8068116,745784,8768107,4382119,5695111,1528
0,12537,361076,321637,405790,278845,537974,891459,225939,964444,5481
0,06337,977752,930837,991547,382744,724852,479245,528642,461343,0963
< 0,06341,623737,996141,623738,021437,999338,039337,972837,982137,9789
3. Hasil analisis dan pengolahan data LapanganGelombangLokasi 1NoPuncakLembahTinggiHu
15549611
2544957
3554877
4535037
5545047
6555057
7535037
8545137
9575256
10565156
11565156
12564976
13575166
14555146
15575076
16585265
1757534
1857534
1957525
2056524
2156533
2258526
2355514
2457534
2556533
2659527
2757525
2858535
2958535
3060546
3159554
3257534
3360546
3458553
3559527
3658535
3757534
3859563
3961556
4060537
4160555
4259527
4359545
4458544
4555523
4657543
47625111
4855532
Jumlah235107
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: = 4,89c. Periode gelombang: T = = 12,5d. Panjang gelombang: L = 1,56 x 12,52 = 1,56 x 156,25 = 243,75
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah: Lokasi 2NoPuncakLembahTinggiHu
1117115212
2119112711
3117109810
41191091010
51201091110
6120111910
711811269
8120108129
911910910
101181099
111181117
1211910910
1311910910
141181117
151181117
161171125
171191118
181191109
191191109
201191109
211191109
221181108
231181117
Jumlah18981
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =8, 21c. Periode gelombang: T = = 26,08d. Panjang gelombang: L = 1,56 x 26,082 = 1,56 x 711,82 = 1110,43
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
Lokasi 3NoPuncakLembahTinggiHu
18779822
278671120
37670619
48680614
590682214
680691114
78071912
88781611
980728
1081729
11806812
12796910
13876720
14806911
15807010
1677689
17897019
18776710
1979718
20807010
21847014
22826814
23796910
24836914
Jumlah267126
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =11,12c. Periode gelombang: T = = 25d. Panjang gelombang: L = 1,56 x 252 = 1,56 x 625 = 975
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
Lokasi 4NoPuncakLembahTinggiHu
110298412
210297512
310497711
410599611
510598710
61039679
71059879
81059699
910292108
1010392118
111019837
12104986
13107989
14102993
15103976
1698917
171039112
18104986
19103949
20104968
21105996
22105978
23101947
24103994
251069511
26102975
27101974
28104995
29102975
30106997
311059312
Jumlah216106
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =6,97 cmc. Periode gelombang: T = = 19,35 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 19,352 = 1,56 x 374,4225 = 584,0991
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
Lokasi 5NoPuncakLembahTinggiHu
1119116321
21201091121
31181081020
41231061720
51221061617
61231081517
71271121517
81231081517
91271121516
101231081516
1112310617
1212210814
1312010911
1412111011
1512310617
1613010921
1713211220
1812510817
1912110912
2012411014
2112111011
2212611412
2312411113
2413311221
2512311112
2612811216
2713111120
281201119
Jumlah400182
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =14,29 cmc. Periode gelombang: T = = 21,43 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 21,432 = 1,56 x 459,2449 = 716,422
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
Lokasi 6NoPuncakLembahTinggiHu
177581924
28071924
378572122
475591621
575552021
677651220
775641119
877671019
97566918
1080691117
1177581916
1277716
1375687
14755916
15786810
16806911
17786810
18755817
19705911
2077716
21796910
22775324
2379709
2480719
25795821
26795524
27775918
2879718
29795722
30806713
31806713
Jumlah422221
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =13,61 cmc. Periode gelombang: T = = 19,35 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 19,352 = 1,56 x 374,4225 = 584,0991
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
Lokasi 7NoPuncakLembahTinggiHu
1117972021
210196520
3113981518
41121001216
5112971515
6114981615
7112981415
8118972115
9112981415
101151021315
111141059
1211310211
1311210012
1411010010
1511310310
161139815
1711310013
181131085
191129715
201139815
211139914
2211210012
231129715
2411610610
2511710512
2611310211
271131067
281129715
2911210111
301159718
Jumlah385165
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =12,83 cmc. Periode gelombang: T = = 20 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 202 = 1,56 x 400 = 624
e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
Lokasi 8NoPuncakLembahTinggiHu
19487717
297841317
392811116
49588715
594821215
697871013
79485913
895841113
9101851613
1098881013
119990913
1295841112
139183812
1495878
15988117
1696879
17968412
1888862
19978413
20928012
21958510
22988711
23988513
24988513
25988513
2695887
27978710
2895887
29968610
3094868
3197907
3296906
33978413
3497889
35968511
361038617
37978215
38978215
Jumlah402182
Gelombanga. Tinggi gelombang: H = puncak lembahb. Tinggi gelombang rata-rata: =10,58 cmc. Periode gelombang: T = = 15,79 sd. Panjang gelombang: L = 1,56 x 15,792 = 1,56 x 249,3241 = 388,95e. Tinggi gelombang signifikan: f. Tinggi gelombang pecah:
ArusKecepatan Arus terukur (V): Keterangan : S = Jarak tempuh layang-layang arus (meter)t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
Lokasi 4
Lokasi 5
Lokasi 6
Lokasi 7
Lokasi 8
4. Hasil analisis dan pengolahan data LaboratoriumUkuran Cawan (mm)Berat Cawan KosongBerat Cawan + Sampel
Lokasi 1Lokasi 2Lokasi 3Lokasi 4Lokasi 5Lokasi 6Lokasi 7Lokasi 8
Cawan Besar101,1399201,1399201,1471201,1385201,1395201,1384201,1384201,1394201,1399
240,448341,222343,742340,536840,891340,483940,518340,969340,4870
140,796241,305849,200341,073840,990240,878740,861441,063841,3448
0,539,525442,1786101,530340,875245,955341,176641,677051,207854,9214
0,2535,688981,595961,745774,8068116,745784,8768107,4382119,5695111,1528
0,12537,361076,321637,405790,278845,537974,891459,225939,964444,5481
0,06341,623752,930841,623747,382744,724852,479245,528642,461343,0963
< 0,06337,977737,996137,991538,021437,999338,039337,977737,982137,9789
B. PEMBAHASAN1. Karakteristik Pantai Pantai pada daerah penelitian disepanjang wailayah kab.takalar merupakan pantai dengan endapan pasir. dibeberapa bagian pantai terdapat pembangunan teknik berupa breakwater, jetties, seawall maupun tanggul, selain pengaruh oleh aktifitas manusia proses alami pantai juga terjadi dibeberapa bagian pantai sperti abrasi dan sedimentasi dimana abrasi dicirikan dengan rusak beberapa prasarana bermain disekitar pantai dan sedimentasi dicirikan dengan endapan di muara sungai. Perubahan morfologi pantai saat ini diakibatkan oleh faktor alam namun sebagian besar dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang terlihat langsung pada garis pantai2. Analisis Penyebab Perubahan Garis PantaiPada daerah penelitian merupakan pantai yang tersusun dari endapan pasir. Pantai pada daerah penelitian secara umum sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Suplai sedimen dari daratan dipengaruhi dari kondisi darat maupun debit aliran sungai, sedangkan transportasi sedimen dari laut dipengaruhi oleh arah arus disepanjang pantai. Perubahan garis pantai pada daerah penelitian dipengaruhi dari kekuatan pengaruh dari laut dan dari darat yang terlihat pada pantai. Pada daerah penelitian pengaruh dari laut bekerja pada daerah tertentu yang mengakibatkan terjadinya abrasi dan pada tempat lain terjadi sedimentasi khususnya pada muara sungai.
3. GelombangDari data pengukuran gelombang yang diperoleh di lapangan, dapat dinyataan bahwa, kondisi gelombang disetiap stasiun tergolong lemah, yang disebabkan karena rendahnya kecepatan angin pada saat itu serta kondisi permukaan air laut yang sedang mengalami surut. Pada siang hari kondisi gelombang menjadi agak tinggi dibandingkan dengan pagi hari. Pada lokasi 1, tinggi gelombang signifikannya adalah 6,68 cm dan tinggi gelombang pecah sebesar 8,21 cm. Pada lokasi 2, tinggi gelombang signifikan pada pagi hari sebesar 10,12 cm, dengan tinggi gelombang pecah sebesar 14,97 cm. Selanjutnya pada lokasi pengamatan gelombang 3, tinggi gelombang signifikannya adalah sebesar 15,75 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 20,47 cm.Pada lokasi pengamatan 4, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 9,64 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 13,24. Selanjutnya Pada Lokasi pengamatan 5, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 18,2 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 21,43Pada lokasi pengamatan 6, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 20,09 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 22,18. Selanjutnya Pada Lokasi pengamatan 7, tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 16,5 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 19,27 dan lokasi pengamatan terakhir 8 tinggi gelombang sigifikan adalah sebesar 14 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 15,33Dari kedelapan stasiun pengamatan gelombang, didapatkan bahwa tinggi gelombang signifikan dan tinggi gelombang pecah yang paling tinggi, rata-rata terjadi pada lokasi pengamatan 5-8 karena pada saat pengambilan sampel dilakukan pada waktu siang hari. Hal ini disebabkan oleh faktor angin yang menjadi pembangkit gelombang, serta adanya pasang surut air laut. Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan laut menuju pasang naik pada malam hari. Selain itu, bentuk topografi dasar perairan sekitar lokasi pengamatan yang landai juga sangat menentukan tinggi gelombang air laut yang terbentuk.4. ArusArus merupakan gerak massa air laut yang terjadi secara horizontal maupun vertikal yang umumnya dibangkitkan oleh tenaga angin dan perbedaan densitas massa air laut. Jika dihubungkan dengan data hasil pengamatan di lapangan, maka didapatkan bahwa arus yang terjadi di perairan lokasi pengamatan adalah arus yang yang dibangkitkan oleh adanya kecepatan angin yang bertiup di atas permukaan air laut serta adanya pengaruh pasang surut air laut.Kecepatan arus di semua titik pengamatan rata-rata berkisar mulai dari terendah 0,019 m/s hingga titik teringgi dari 8 lokasi pengamatan 0,090 m/s. Hal ini disebabkan karena kecepatan angin yang berbeda-beda saat proses pengamatan, serta adanya pengaruh arus pasang dan surut air laut. Selain faktor tersebut, adanya perbedaan densitas air laut juga dapat menyebabkan adanya sirkulasi masa air laut di dalam kolom perairan yang mampu membangkitkan arus perairan. Dari data hasil pengamatan ini pula didapatkan bahwa rata-rata kecepatan arus laut berbanding lurus dengan kecepatan angin yang bertiup saat itu.5. Angin Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang sangat penting diperhatikan dalam masalah kelautan. Angin sangat menentukan proses dan intensitas gelombang dan arus laut.Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang terdapat dilokasi tersebut, maka didapatkan hasil bahwa kecepatan angin di lokasi pengamatan berkisar antara 0,7 m/s hingga yang paling tinggi yaitu 21 m/s. Selain itu, kecepatan angin yang berbeda ini diakibatkan oleh adanya pengaruh angin musim yang datang dari arah barat yang terjadi pada bulan penghujan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari lokasi pengambilan data yang terletak di sebelah barat Kab.Takalar. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan angin dipengaruhi oleh adanya pengaruh angin lokal dan angin musim yang bertiup secara berkala saat itu.6. SedimenSedimen yang ditemukan di lokasi pengamatan untuk setiap titiknya berbeda-beda. Ada yang berupa hardcoral maupun softcoral. Sedimen yang berupa hardcoral ini memiliki ukuran butiran yang besar sehingga pada percobaan dilaboratorium hanya diamati saja dan tidak digunakan ketika melakukan kegiatan pengayakan butiran sedimen.Sedimen yang berupa hardcoral ini umumnya ditemukan pada daerah yang kuat arusnya besar sehingga butiran yang ikut terbawa pun biasanya berupa butiran-butiran yang berukuran lebih besar dibanding dengan didaerah yang kuat arusnya kecil.Dari hasil pengolahan dan analisis data sedimen seberat 100 gram pada masing-masing lokasi diperoleh sebagai berikut: pada lokasi pertama sedimen dengan ukuran 2 mm (dengan kategori pasir sangat kasar) memiliki berat 0,774 gram, sedimen dengan ukuran 1 mm (dengan kategori pasir kasar) memiliki berat 0,5096 gram, sedimen dengan ukuran 0,5 mm (dengan kategori setengah kasar) memiliki berat 2,6532 gram, sedimen dengan ukuran 0,25 mm (dengan kategori pasir halus) memiliki berat 45,907 gram, sedimen dengan ukuran 0,125 mm (dengan kategori pasir sangat halus) memiliki berat 38,9606 gram, sedimen dengan ukuran 0,063 mm (dengan kategori lanau, lumpur) memiliki berat 11.3071 gram, sedimen dengan ukuran < 0,063 mm (dengan kategori lempung) memiliki berat 0.0184 gram. Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa pada lokasi pertama didominasi oleh sedimen dengan ukuran 0,25 mm (dengan kategori pasir halus) yakni seberat 45,907 gram.