EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC … · EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA...
Transcript of EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC … · EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA...
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT RAHAYU PERDANA TRANS CABANG JAKARTA
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Mohamad Amas Lahat, Rosento Rst, Resti Yulistria Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Administrasi Bisnis Universitas
Bina Sarana Informatika Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Administrasi Perkantoran Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta (Naskah
diterima: 1 Maret 2019, disetujui: 20 April 2019)
Abstract The purpose of this study to determine the effect of job stress on employee performance. This
study uses quantitative methods with SPSS software version 21. The sample used for data
collection amounted to 44 employees using saturated sampling with all the parts in PT Rahayu
Perdana Trans Branch Jakarta. The results showed that based on analysis of correlation
coefficient test has a significant 2-tailed relationship of 0.746 this means that job stress and
employee performance have a strong and direct positive relationship. The coefficient of
determination has influence between work stress and employee performance with the result of
contribution given equal to 55,7% and the rest influenced by other factor outside this research.
And the regression equation shows that every addition of 1 unit of motivation, Y = -26,314 +
1,515X, then there will be addition of 1,515 unit at employee performance. Preferably, PT
Rahayu Perdana Trans Branch Jakarta can maintain and motivate employees so that employee
performance increases. Keywords: Work Stress, Employee’s Performance.
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan software SPSS versi 21. Sampel yang
digunakan untuk pengumpulan data berjumlah 44 karyawan dengan pengambilan sampling
menggunakan sampling jenuh yang dilakukan dengan seluruh bagian yang ada di PT Rahayu
Perdana Trans Cabang Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis uji koefisien
korelasi memiliki hubungan signifikan 2-tailed sebesar 0,746 hal ini berarti stres kerja dan
kinerja karyawan memiliki hubungan positif yang searah dan kuat. Koefisien determinasi
memiliki pengaruh antara stres kerja dan kinerja karyawan dengan hasil kontribusi yang
diberikan sebesar 55,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Dan
persamaan regresi menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan motivasi, Y = -26,314 +
1,515X, maka akan terjadi penambahan sebesar 1,515 satuan pada kinerja karyawan. Sebaiknya,
PT Rahayu Perdana Trans Cabang Jakarta dapat mempertahankan dan memotivasi karyawan
sehingga kinerja karyawan meningkat.
Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Karyawan 142
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
I. PENDAHULUAN pakan perusahaan International Freight For-
eran Sumber Daya Manusia (SDM) warder, spesialis di bidang refeer container
menjadi pusat utama dalam menja- atau container yang bermesin pendingin. Sam-
Plakan roda organisasi. Mengingat pe- pai saat ini pun PT Rahayu Perdana Trans te- ran yang sangat vital tersebut, pandangan or- lah menghandle lebih dari 160 customer dari
ganisasi terhadap sumber daya manusia terus Sabang sampai Merauke, dan memiliki partner
berkembang dan pada awalnya sumber daya agent hampir di seluruh dunia seperti Asia,
manusia hanya diposisikan sama saja dengan Eropa, dan Amerika. Bila karyawan di PT Ra-
sumber daya lainnya tetapi berubah pada awal hayu Perdana Trans mengalami persaingan da-
abad 20 menjadi sumber daya yang teutama. n tuntutan profesionalitas yang tinggi dapat
Hal itu diakibatkan manusia menjadi pelaku menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan dan
utama yang menggerakkan berbagai sumber menyebabkan para karyawannya menjadi stre-
daya yang dimaksud. Oleh sebab itu, dalam ss. Stres kerja adalah perasaan tertekan yang
mengelola berbagai sumber daya tersebut, su- dialami pegawai dalam menghadapi peker-
mber daya manusianya haruslah berkualitas. jaan. Stres kerja ini tampak dari tampilan diri,
Dengan kata lain, berbagai sumber daya yang antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak
melimpah ruah jika tidak diikuti dengan tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok
kompetensi sumber daya manusia akan men- yang berlebihan, tidak bisa relaks, cemas, te-
jadi percuma karena tidak dapat dikelola dan gang, gugup, tekanan darah meningkat, dan
dimanfaatkan dengan baik. Sumber daya mengalami gangguan pencernaan. Stres kerja
manusia yang berkualitas dapat menyusun merupakan aspek yang sangat penting bagi
business plan yang baik. Begitu juga dengan berlangsungnya perkembangan sebuah organi-
PT Rahayu Perdana Trans, sumber daya sasi. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu
manusia yang ada di perusahaan tersebut memperoleh perhatian antara lain dengan jalan
dapat menjadi faktor utama bagi peningkatan melaksanakan kajian berkaitan dengan varia-
produktivitas kinerja. Karena pada zaman bel stres kerja. Jika karyawan pada PT Rahayu
sekarang, bila suatu perusahan ingin berkem- Perdana Trans Cabang Jakarta mengalami
bang maka kinerja karyawannya juga harus stress kerja maka akan berakibat buruk bagi
meningkat. PT Rahayu Perdana Trans meru- perkembangan perusahaan. Karena, bila kar-
143
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
yawan tidak fokus, menjadi tertekan, maka ki- yang penuh tekanan, dan gejala-gejalanya dia-
nerjanya akan berkurang. Kinerja karyawan di lami oleh setiap orang yang tertekan”.
PT Rahayu Perdana Trans Cabang Jakarta sa- Menurut Mangkunegara (2015:157)
ngat berpengaruh signifikan terhadap pertum- Stress Kerja adalah, “perasaan tertekan yang
buhan perusahaannya. dialami karyawan dalam menghadapi pekerja-
II. KAJIAN TEORI an”. Menurut Sinambela (2016:389) Stres ada-
2.1 Stres Kerja lah, “reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan
1. Pengertian Stres Kerja yang diberikan padanya”.
Menurut Zainal, dkk (2015:724) Stres Berdasarkan pendapat para ahli diatas
Kerja adalah, “suatu kondisi ketegangan yang maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja
menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik merupakan ”perasaan yang menekan atau me-
dan psikis, yang memengaruhi emosi, proses rasa tertekan yang dialami karyawan dalam
berpikir, dan kondisi seorang karyawan”. menghadapi pekerjaan ”.
Menurut Gaol (2014:650), “Stres seba- 2. Pendekatan Stres Kerja
gai suatu istilah payung yang merangkumi te- Terdapat dua pendekatan stres kerja
kanan, beban, konflik, keletihan, panik, pera- menurut Zainal, dkk (2015:724), yaitu:
saan gemuruh, anxiety, kemurungan dan hi- 1. Pendekatan individu meliputi:
lang daya”. a. Meningkatkan keimanan.
Menurut Hamali (2018:241) Stres di b. Melakukan meditasi dan pernapasan.
tempat kerja merupakan, “perhatian yang tum- c. Melakukan kegiatan olahraga.
buh pada keadaan ekonomi sekarang, di mana d. Melakukan relaksasi.
para karyawan menemui kondisi-kondisi kele- e. Dukungan sosial dari teman-teman dan
bihan kerja, ketidaknyamanan kerja, tingkat keluarga.
kepuasan kerja yang rendah, ketiadaan otono- f. Menghindari kebiasaan rutin yang
mi”. membosankan.
Menurut Ivanko dalam Hamali (2018: 2. Pendekatan perusahaan meliputi:
241) mengemukakan bahwa “ Stres biasanya a. Melakukan perubahan iklin organisasi.
didefinisikan dengan kondisi-kondisi internal b. Melakukan perbaikan terhadap lingku-
dan eksternal yang menciptakan situasi-situasi ngan fisik.
144
c. Menyediakan sarana olahraga.
d. Melakukan analisis dan kejelasan tugas.
e. Meningkatkan partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan.
f. Melakukan restrukturisasi tugas.
g. Menerapkan konsep Manajemen Berda-
sarkan Sasaran.
3. Sifat Dasar Stres
Menurut Ivanko dalam Hamali (2018:
242), sifat dasar stres dapat dikelompokkan
menjadi 4 (empat) aspek, yaitu:
1. Stres dapat dialami baik yang disebabkan
oleh peluang maupun ancaman. 2. Aspek stres yang berupa ancaman atau
peluang yang dialami dianggap penting
oleh seseorang. 3. Aspek stres yang berupa ketidakpastian. 4. Aspek stres yang berakar dalam persepsi.
4. Penyebab Stres Kerja
Penyebab stres kerja menurut Mangku-
negara (2015:157), antara lain:
1. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat. 2. Waktu kerja yang mendesak. 3. Kualitas pengawasan kerja yang rendah. 4. Iklim kerja yang tidak sehat. 5. Otoristas kerja yang tidak memadain yang
berhubungan dengan tanggung jawab. 6. Konflik kerja.
145
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
7. Perbedaan nilai antara karyawan dengan
pemimpin yang frustasi dalam kerja.
5. Gejala-Gejala Stres Di Tempat Kerja
Menurut Hamali (2018:246), gejala- gejala stres di tempat kerja meliputi:
1. Gejala stres pada tingkat individu, terdiri
dari:
a. Reaksi fisiologis
b. Reaksi emosional
c. Reaksi kognitif
d. Reaksi tingkah laku 2. Gejala stres pada tingkatan organisasi terdi-
ri dari tingkat absensi karyawan, fluktuasi
staf yang tinggi, masalah disiplin, kesala-
han jadwal, gertakan-gertakan, produktivi-
tas rendah, kesalahan dan kecelakaan kerja,
biaya-biaya yang dinaikan dari kompensasi
atau perawatan kesehatan. 6. Cara Mengelola Stres Kerja
Menurut Sinambela (2016:394), ada
sejumlah cara yang bisa dilakukan seseorang
guna mengendalikan stres berlebihan seperti
berikut ini: 1. Olahraga.
Salah satu cara paling efektif mengatasi
stress adalah olahraga fisik. 2. Mengikuti kebiasaan diet yang sehat
Orang yang sedang dalam kondisi stress
membakar energi lebih cepat dibandingkan
dalam kondisi normal. 3. Tahu kapan berhenti sejenak
Relaksasi penting untuk meredakan stress.
2.2 Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut Bernardin dan Russel dalam
Zainal, dkk (2015:406) mengemukakan bah-
wa, “Performance is defined as the record of
outcomes produced on a specified job function
or activity during time period”.
Menurut Payman Simanjuntak dalam
Zainal, dkk (2015:406) kinerja adalah, “ting-
kat pencapaian hal atas pelaksaan tugas terten-
tu”. Menurut Hamali (2018:98) kinerja adalah,
“keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau
suatu profesi dalam waktu tertentu”.
Menurut Suparyadi (2015:300) kinerja
karyawan merupakan, “masalah yang sentral
dalam kehidupan sebuah organisasi atau peru-
sahaan akan mampu mencapai tujuan atau
tidak, sangat tergantung pada sebaik apa ki-
nerja yang ditunjukkan oleh para karyawan-
nya”.
Menurut Mangkunegara (2015:67) ki-
nerja adalah, “hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
146
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Menurut Sinambela (2016:480) kinerja
pegawai didefinisikan sebagai, “kemampuan
pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian
tertentu, dengan kinerja ini akan diketahui
seberapa jauh kemampuan mereka dalam me-
laksanakan tugas yang dibebankan kepada-
nya.”
Menurut (Lestari, 2018) menyatakan
“kinerja merupakan perilaku nyata yang dit-
ampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan”.
Menurut (Rosento, 2018) kinerja
adalah, “suatu fungsi dari motivasi dan kema-
mpuan”.
Menurut (Rosento, 2018) menjelaskan
bahwa kinerja yaitu “sesuatu yang ditampilkan
oleh seseorang atau suatu proses yang berkai-
tan dengan tugas kerja yang ditetapkan. Kiner-
ja bukan ujung terakhir dari serangkaian sebu-
ah proses kerja tetapi tampilan merupakan
bagian akhir dari kegiatan evaluasi yang me-
nghasilkan keputusan dan kesimpulan.”
Menurut (Zaputri, Rahardjo, & Utami,
2013) mengemukakan bahwa “kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut”.
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas terarah untuk mencapai tujuan organisasi /
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja tujuan kerja.
merupakan ”perilaku nyata yang ditampilkan Menurut (Pramularso, 2018) menge-
setiap orang sebagai prestasi kerja yang diha- mukakan bahwa faktor-faktor yang mempe-
silkan oleh karyawan sesuai dengan perannya ngaruhi kinerja yaitu sebagai berikut:
dalam perusahaan”. a. Personal factor, ditunjukan oleh tingkat
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keterampilan, kompetensi yang dimiliki,
Kinerja motivasi, dan komitmen individu.
Menurut (Pramularso, 2018) faktor- b. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas
faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja dorongan, bimbingan, dan dukungan yang
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor dilakukan manajer dan team leader.
motivasi (motivation). c. Team factors, ditunjukan oleh kualitas du-
a. Faktor kemampuan Secara psikologis kungan yang diberikan oleh rekan sekerja.
Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari d. System factors, ditunjukan oleh adanya
kemampuan potensi (IQ) diatas ratarata (IQ sistem kerja dan fasilitas yang diberikan
110-120) dengan pendidikan yang mema- organisasi.
dai untuk jabatannya dan terampil dalam e. Contextual/Situational factors, ditunjukan
menggerakan pekerjaan sehari-hari, maka oleh tingginya tingkat tekanan dan peruba-
ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang han lingkungan internal dan eksternal.
diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu 3. Karakteristik Karyawan yang Memiliki
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai Kinerja yang Tinggi
dengan keahliannya (the right man in the Sebuah studi tentang kinerja menemu-
place, the man on the right job). kan beberapa karakteristik karyawan yang
b. Faktor Motivasi memiliki kinerja yang tinggi. (Herman, 2016)
Motivasi berbentuk dari sikap (attitude) menyebutkan beberapa karakteristik karyawan
seorang pegawai dalam menghadapi situasi yang memiliki kinerja yang tinggi, meliputi:
(situation) motivasi merupakan kondisi a. Berorientasi pada prestasi
yang menggerakan diri pegawai yang Karyawan yang memiliki kinerja yang ting-
gi, keinginan yang kuat membangun sebu-
147
ah mimpi tentang apa yang mereka inginka
untuk dirinya.
b. Percaya diri
Karyawan yang kinerja tinggi memiliki
sikap mental positif yang mengarahkannya
bertindak dengan tingkat percaya diri yang
tinggi. c. Pengendalian diri
Karyawan yang memiliki kinerja yang
tinggi mempunyai rasa percaya diri yang
sangat mendalam. d. Kompetensi
Karyawan yang kinerjanya tinggi telah
mengembangkan kemampuan spesifik atau
kompetensi berprestasi dalam daerah pili-
han mereka. e. Persisten
Karyawan yang kinerjanya tinggi mempu-
nyai piranti kerja, didukung oleh suasana
psikologis, dan pekerja keras terus-mene-
rus. 4. Indikator Kinerja
Sementara itu, dalam kaitannya dengan
indikator kinerja karyawan dalam (Herman,
2016) mengemukakan bahwa kinerja karya-
wan dapat diukur dengan indikator-indikator
sebagai berikut:
a. Kuantitas kerja, yaitu meliputi jumlah
produksi kegiatan yang dihasilkan.
148
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
b. Kualitas kerja, yaitu berlaku sebagai
standar proses pelaksanaan kegiatan
rencana organisasi.
Ketepatan waktu penyelesaian pekerja-
an, yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang
dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaa
kegiatan.. III. METODE PENELITIAN
Metodologi dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kuantita-
tif. Data dikumpulkan dengan metode obser-
vasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan
studi pustaka. A. Model Konseptual dan Hipotesis
Penelitian
Konsep kinerja dan variabel anteseden
yang telah dibahas sebelumnya, memberikan
pengembangan kerangka berpikir yang terang-
kum dalam model penelitian berikut ini.
Stres Kerja Kinerja
karyawan (Variabel X) H1 (Variabel Y)
Gambar 1. Pengaruh stress Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel(x)
Stres Kerja dengan indikator : beban kerja,
waktu kerja, kualitas, pengawasan kerja, iklim
kerja, otoritas kerja, konflik kerja, perbedaan
nilai.(Mangkunegara 2015:157) sedangkan
variabel(y) Kinerja Karyawan dengan indi-
kator : Team
Factors, System Factors, Contetual/Situation
Factors. (Pramularso 2018 : 43) C. Teknik
Pengambilan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015:117), Popu-
lasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik
/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 44
orang Karyawan. 2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015:118) adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semu yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
149
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Penulis meng-
gunakan sampling jenuh dengan tingkat kesa-
lahan 5 %. D. Teknik Pengambilan Data
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan menyebar kuesioner kepada 44 karya-
wan tetap PT Rahayu Perdana Trans Cabang
Jakarta. Kuesioner diberikan langsung sehing-
ga peneliti dapat memberikan penjelasan me-
ngenai tujuan penelitian dan cara pengisian
kuesioner kepada responden. Pertanyaan-per-
tanyaan pada kuesioner menggunakan skala
likert.
Menurut Sugiyono (2015:134) Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau seke-
lompok orang tentang fenomena sosial. Pada
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetap-
kan secara spesifik oleh peneliti, yang selan-
jutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Melalui skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Selajutnya indikator-indikator tersebut diper-
gunakan untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau perta-
nyaan. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif.
Tingkatan jawaban dari masing masing skor
untuk tiap item adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2015:135)
E. Metode Analisa Data
Metode analisa data dalam penelitian
ini dengan menggunakan bantuan perangkat
lunak statistik SPSS. Perhitungan sebagai
dasar dalam analisa data meliputi: 1 Uji Koefisien Korelasi
Teknik korelasi ini digunakan untuk
mencari hubungan dan memberi intepres-
tasi terhadap kuatnya hubungan dua varia-
bel itu yaitu hubungan antara stress kerja
terhadap kinerja. Berikut ini adalah rumus
yang digunakan untuk mencari koefisien
korelasi (r):
r = nΣxy-(Σx)(Σy)
√ {nΣx²-(Σx)²}{nΣy²-(Σy)²}
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
x = Variabel Bebas (Penilaian Kinerja)
150
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
y = Variabel Tetap (Promosi Jabatan)
Untuk memberikan interpretasi
terhadap kuatnya hubungan itu. Maka
dapat digunakan pedoman seperti yang
tertera pada tabel
Tabel 2. Pedoman untuk Memberikan
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Tingkat
Koefisien Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2015:257)
2 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan satuan
yang menyatakan besar kecilnya sumba-
ngan variabel X terhadap Y dapat diten-
tukan dengan rumus koefisien determinan
sebagai berikut:
KP = r²×100%
Keterangan:
KP = BesarnyaKoefisien Penentu
(determinan)
r= Koefisien Korelasi 3 Persamaan Regresi
Hasil dari perhitungan persamaan regresi
digunakan untuk membuat keputusan apa-
kah naik atau menurunnya variabel depen-
den dapat dilakukan melalui peningkatan
variabel independen atau tidak (Sugiyono,
2015:153) persamaan regresi dirumuskan
sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana untuk melihat hubungan antar
variabel dengan menggunkan persamaan
regresi tersebut, maka nilai a dan b harus
dicari terlebih dahulu dengan rumus
sebagai berikut:
b = n(ΣXY) – (ΣX)(ΣY)
n(ΣX²) – (ΣX)²
a = (ΣY) – b(ΣX)
n
keterangan:
Y = Variabel terikat/Nilai yang
diramalkan a = nilai konstanta jika X = 0 b
= koefisien regresi
X = variabel bebas
IV. HASIL PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah 44
orang karyawan, sampel yang diambil dari
populasi sebanyak 44 orang karyawan di PT
Rahayu Perdana Trans Cabang Jakarta Penga-
mbilan sampel dengan menggunakan Sampel
Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila se-
mua anggota populasi digunakan sebagai sam-
pel, tim penulis menggunakan Sampel Jenuh
dengan tingkat kesalahan 5 %.
151
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
Berdasarkan kuesioner yang telah pe-
nulis sebar kepada 44 responden mengenai
stress kerja dan kinerja pada PT Rahayu Per-
dana Trans Cabang Jakarta Maka karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan terakhir responden. Berikut
adalah karakteristik responden tersebut:
Tabel. 3 Karateristik Responden
No. Karateristik Jumlah Presentas
e (%)
1. Jenis
Kelamin
Pria 31 70,5 %
Wanita 13 29,5 %
Total 44 100 %
2. Usia
19 - 25 tahun 13 29,5 %
26 - 35 tahun 25 57 %
36 – 45 6 13,5 %
tahun
>45 tahun - -
3. Pendidikan
SMA / 15 34 %
SMK
Diploma 3 19 43 %
Starata 1 10 23 % Sumber: Hasil pengolahan data koesioner,
2018
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa responden
yang ada sebagai berkut: 1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bah-
wa yang dijadikan objek penelitian lebih
banyak Pria dibandingkan wanita. Pria se-
banyak 31 orang dengan presentase 70,5%
dan wanita sebanyak 13 orang dengan pre-
sentase 29,5% 2. Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat res-
ponden yang berusia 26 - 35 tahun lebih
banyak 25 dengan presentase 57%, 19 - 25
tahun sebanyak 13 orang dengan presentase
29,5%, 36 - 45 tahun sebanyak 6 orang de-
ngan presentase 13,5 %, dan >46 tahun
sebanyak 0 orang dengan presentase 0 %. 3. Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bah-
wa responden yang paling banyak adalah
responden yang berpindidikan D3 sebanyak
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
19 orang dengan presentase 43%, SMU /
SMK sebanyak 15 orang dengan presentase
34%, dan S-1 sebanyak 10 0rang dengan
presentase 23%. C. Tabel Penolong
Dari hasil yang telah diterima atas
jawaban responden berdasarkan indikator dari
variabel x dan variabel y, maka penulis akan
menghitung Penilaian Kinerja Karyawan dan
Promosi Jabatan dengan menggunakan teknik
penulisan korelasi product moment.
Tabel 4. Tabel Penolong Untuk Menghitung Koefisien Korelasi
RESPONDEN ∑X ∑Y ∑Xy ∑x2 ∑y2
1 50 50
2500 2500 2500
2 43 45
1935 1849 2025
3 46 50
2300 2116 2500
4 46 41
1886 2116 1681
5 50 49
2450 2500 2401
6 50 50
2500 2500 2500
7 32 32
1024 1024 1024
8 40 40
1600 1600 1600
9 50 50
2500 2500 2500
10 44 44
1936 1936 1936
11 50 50
2500 2500 2500
12 37 37
1369 1369 1369
13 49 49
2401 2401 2401
14 50 50
2500 2500 2500
15 33 33
1089 1089 1089
16 50 50
2500 2500 2500
17 37 37
1369 1369 1369
152
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
18 50 50
2500 2500 2500
19 48 48
2304 2304 2304
20 44 44
1936 1936 1936
21 44 44
1936 1936 1936
22 48 48
2304 2304 2304
23 50 50
2500 2500 2500
24 49 49
2401 2401 2401
25 40 40
1600 1600 1600
26 50 50
2500 2500 2500
27 40 40
1600 1600 1600
28 50 50
2500 2500 2500
29 50 50
2500 2500 2500
30 49 49
2401 2401 2401
31 48 48
2304 2304 2304
32 50 50
2500 2500 2500
33 50 50
2500 2500 2500
34 49 49
2401 2401 2401
35 30 30
900 900 900
36 49 49
2401 2401 2401
37 50 50
2500 2500 2500
38 48 48
2304 2304 2304
39 41 41
1681 1681 1681
40 50 50
2500 2500 2500
41 49 49
2401 2401 2401
42 38 38
1444 1444 1444
43 36 36
1296 1296 1296
44 49 49
2401 2401 2401
Jumlah 2089 2006 99533 92910 95774 Sumber: Hasil Pengolahan data Kuesioner, 2018
Berdasarkan tabel penolong perhitu- ∑XY = 95774
ngan diatas, maka analisis antara penilaian ∑X2
= 99533
kinerja terhadap Promosi Jabatan dapat ∑Y2
= 92910
diketahui sebagai berikut:
N = 44
∑X = 2089
∑Y = 2006
153
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
D. Analisis Pengaruh Variabel Stres Kerja
terhadap Variabel Kinerja Karyawan
Uji Koefisien Korelasi Keterangan:
Pada pengujian ini penulis akan me-
r = Koefision Korelasi
nganalisis pengaruh kompensasi terhadap ki-
n = Jumlah Responden
nerja di Koperasi Pegawai Maritim Tanjung
X = Variabel Penilaian Kinerja
Priok menggunakan pedoman untuk memberi-
Y = Variabel Promosi Jabatan
kan interprestasi terhadap uji koefisien kore-
Uji Koefisien Korelasi
lasi:
Uji Koefisien Korelasi dipakai untuk Tabel 5. Pedoman untuk Memberikan
mengetahui ada tidaknya hubungan antara va-
Interpretasi Koefisien Korelasi riabel stres kerja dan kinerja karyawan serta
Interval Tingkat untuk mengetahui seberapa besar hubungan Koefisien Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah dan interprestasi kedua variabel tersebut. Ber- 0,20 – 0,399 Rendah
dasarkan perhitungan koefisien korelasi meng- 0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat gunakan IBM SPSS 21 sebagai berikut: 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2015:257) Tabel 6 Uji Koefisien Korelasi
Teknik korelasi menurut Sugiyono
Correlations
Stres
Kinerja
(2015:257) merupakan angka yang menujuk- Pearson 1 ,746**
kan arah dan kuatnya hubungan antara dua Stres Correlation
Sig. (2-tailed)
,000
variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam N 44 44
bentuk hubungan positif atau negativ, sedang- Pearson ,746
** 1 Correlation
Kinerja
kan kuatnya hubungan dinyatakan dalam be- Sig. (2-tailed) ,000
sarnya koefisien kolerasi. Teknik kolerasi di- N 44 44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2- gunakan untuk mencari hubungan dan mem- tailed).
buktikan hipotesis hubungan dua variabel bila Sumber: Hasil SPSS,2018
data kedua variabel berbentuk interval atau Dari tabel 6 maka dapat disimpulkan
ratio, dan sumber data dari variabel atau lebih bahwa nilai korelasi (hubungan) antara stres
tersebut adalah sama. kerja dengan kinerja karyawan sebesar 0,746.
Berdasarkan tabel pedoman Interpretasi Koe-
154
fisien Korelasi, nilai tersebut termasuk dalam
kategori kuat dan searah karena bernilai posi-
tif dan mendekati angka 1, sehingga bisa di-
simpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif sebesar 0,746 antara stres kerja terha-
dap kinerja karyawan signifikan apabila dili-
hat dari angka signifikansi (Sig.) sebesar
0,000 < 0,05. Berdasarkan ketentuan jika ang-
ka signifikan < 0,05 hubungan antara kedua
variabel tersebut signifikan. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Supardi (2013:188) Koefisien
Determinasi dilambangkan dengan r2. Nilai
ini menyatakan proporsi variasi keseluruhan
da-lam nilai variabel dependent yang dapat
dite-rangkan atau diakibatkan oleh hubungan
linier dengan variabel Independent, selain itu
sisa-nya diterangkan oleh variabel yang lain
(galat atau perubah lainnya). Biasanya untuk
analisa korelasi determinasi penyesuaian
(koefisien determinasi sederhana tidak
memperhatikan jumlah variabel independent).
Hasil perhitungan koefisien korelasi
telah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya
adalah mencari koefisien daterminasi. Koefisi-
en determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel indepen-
dent (stres kerja) menjelaskan variabel depen-
dent (kinerja) yang dilihat melalui R Square
155
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
dari perhitungan melalui IBM SPSS 21 yang
hasilnya sebagai berikut.
Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Adjusted Std. Error
Square R Square of the
Estimate
1 ,746a
,557 ,546 3,919
a. Predictors: (Constant), Stres
Sumber: Hasil SPSS,2018
Berdasarkan perhitungan IBM SPSS
21 tabel 7 Model Summary dapat diketahui
bahwa R Square sebesar 0,557 atau 55,7%
artinya stres kerja mempengaruhi kinerja
karyawan, sisanya 44,3% dipengaruhi faktor
lain. Uji Persamaan Regresi
Menurut Supardi (2013:229) analisis
regresi digunakan untuk mengetahui bagaima-
na pola variabel dependen (kriteria) dapat
diprediksikan melalui variabel independen
(prediktor). Maka berdasarkan perhitungan
koefisien korelasi menggunakan IBM SPSS
21 adalah sebagai berikut:
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
Tabel 8 Uji Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -26,314 9,921 -2,653 ,011
Stres 1,515 ,209 ,746 7,261 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil SPSS,2018
Berdasarkan tabel 8 Coefficients pada
hasil persamaan regresi untuk mengetahui
angka konstan dan uji hipotesis signifikansi
uji koefisien regresi. Persamaan regresinya,
sebagai berikut:
Y = a + bx
Dimana:
Y = Kinerja Karyawan
X = Stres Kerja
A = angka konstan dari unstandardized coef-
ficient sebesar -26,314. Angka ini berupa ang-
ka konstan yang bermakna bahwa besarnya
kinerja karyawan saat nilai X (stres kerja)
akan sebesar -26,314. Angka tersebut mempu-
nyai arti bahwa setiap penambahan 1 (satu)
stres kerja, kinerja karyawan akan menurun
sebesar 1,515X. Sebaiknya jika ini negatif (-),
belaku peningkatan pada kinerja karyawan.
Oleh karena itu, persamaannya menjadi Y = -
26,314 + 1,515X. V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan
koefisien korelasi yaitu r = 0,746 berarti nilai
156
terse-but termasuk dalam kategori kuat yang
me-nunjukkan terdapat adanya hubungan
posi-tif dan searah antara stres kerja terhadap
kinerja karyawan.
1. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
determinasi diperoleh hasil KD = 55,7%
menunjukkan bahwa peningkatan kinerja
yang disebabkan oleh stres kerja sebesar
55,7% dan sisanya sebesar 44,3% dipenga-
ruhi oleh faktor lain diluar dari penelitian
ini. 2. Perhitungan koefisien regresi linier
sederhana diperoleh persamaan Y = -
26,314 + 1,515X yang menunjukkan bahwa
tanpa adanya stres kerja, maka hasil kinerja
karyawan sebesar -26,314 dan jika X
bertambah 1 satuan atau jika stres kerja
dinaikkan atau diturunkan 1% maka akan
menaikkan atau menurunkan kinerja
sebesar 1,515%.
DAFTAR PUSTAKA
Gaol, Chr. Jimmy L. 2014. A to Z Human
Capital Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Grasindo
Anggota Ikapi.
Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:CAPS (Center for Academic Publishing Service)
Herman. 2016. Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Out Soursing Pada
Bengkel Mesin PT Semen Tonasa 2
dan 3 Kabupaten Pangkep. Riset,
3(11),125137.
economicsbosowa.unibos.id/index.php
/eb/article/download/ 42/38
Lestari, N. E. P. 2018. Pengaruh Motivasi,
Kompetensi, Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Geotech Sistem
Indonesia. Moneter, 5(1), 99-104.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.
php/moneter/article/download/3456/22
32
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2015.
Manajemen Sumber Daya Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pramularso, E. Y. 2018. Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan CV Inaura Anugerah Jakarta. Widya Cipta
- Jurnal Sekretari Dan Manajemen, 2(1), 40-46. https://-ejournal. bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta/ article/view/2803
157
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (142-157)
Rosento. 2018. Efektivitas Rekrutmen Dalam
Kinerja Karyawan Pada Bagian Pemasaran Di CV Ikra Cendana Lintang Jakarta. Jurnal Cakra-wala,
XVIII(1), 81-88, https://-ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ca krawala/article/view/3615
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Edisi Revisi. Jakarta:
CHANGE PUBLICATION.
Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET.
Zainal, Veithzal Rivai, Mansyur Ramly, Thoby Mutis, dan Willy Arafah. 2015.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT RAJA-
GRAFINDO PERSADA.