Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS...

8

Transcript of Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS...

Page 1: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

�Edisi Juli 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 2: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

� Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 3: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

�Edisi Juli 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Praktek budidaya pertanian saat ini seringkali merusak keseimbangan ekosistem. Pola tanam monokultur tiga kali setahun tanpa rotasi, musim tanam tidak se-

rempak, serta tidak adanya pergiliran varietas mengundang ledakan hama. Pola tanam seperti itu seakan menyediakan makanan yang cukup dan sepanjang musim bagi serangga pengganggu tanaman.

Ledakan hama belalang atau wereng cokelat beberapa waktu lalu memusnahkan puluhan bahkan ratusan hektar pertanaman. Pada periode tanam Bulan Oktober 2016 hing-ga Agustus 2017 misalnya, sebagian lahan sawah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sempat terpapar serang-an hama wereng batang cokelat (WBC) yang mengakibatkan sekitar 20 ribu hektar sawah mengalami puso. Kerugian peta-ni pun tak terbilang karena usahatani mereka hancur.

Sementara itu, penggunaan pestisida berlebihan tidak hanya mencemari lingkungan namun sekaligus membunuh serangga yang menjadi musuh alami hama yaitu populasi serangga parasitoid dan serangga predator. Padahal, serang-ga parasitoid sangat penting dalam teknik pengendalian hama secara hayati, teknik yang dirasakan jauh lebih aman, murah, dan ramah lingkungan.

Ada enam ordo serangga yang termasuk dalam go-longan parasitoid seperti Hymenoptera, Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga golongan parasitoid sangat bergantung pada

Olfaktometer Tabung

Cegah Hama dengan Memahami Perilaku Serangga

Olfaktometer Tabung memudahkan mendeteksi perilaku serangga, sehingga memaksimalkan parasitasi atau kemampuan musuh alami hama, mengatur keseimbangan populasi inangnya dan berperan penting mengendalikan serangga hama.

Page 4: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

� Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

inangnya untuk berkembangbiak. Rangsangan bahan kimia dan fisik di lokasi habitat inang, tempat inang, respon inang, kesesuaian dan pengaturan inang, termasuk faktor-faktor esen-sial yang memicu keberhasilan parasitasi.

Masing-masing inang mempunyai aroma yang khas dan spesifik. Setiap serangga parasi-toid memiliki perilaku orientasi terhadap sum-ber aroma yang bervariasi. Perilaku serangga dalam mendeteksi sumber aroma inilah yang menarik untuk dipelajari dan dideteksi.

Inovasi BalitbangtanOlfaktometer merupakan alat yang diran-

cang untuk mengukur intensitas bau dengan cara penciuman serangga, biasa digunakan untuk mempelajari perilaku serangga tersebut. Namun, beberapa model olfaktometer yang tersedia, masih memiliki kelemahan adanya kontaminasi sumber aroma, sehingga hasil pen-deteksian perilaku mungkin saja bias atau tidak optimal.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi, Badan Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian (Balitbangtan), Araz Meilin kemudian memodifikasi olfaktometer, menjadi olfaktometer tabung-Y. Alat yang sudah dimodi-fikasi tersebut sangat bermanfaat untuk meng-evaluasi perilaku orientasi serangga terhadap

senyawa volatil tanaman, ekstrak tanaman, pes-tisida, atau sumber-sumber aroma lainnya.

Olfaktometer tabung-Y mengandalkan ae-rator, tabung arang aktif, tabung udara, flowme-ter, tabung humidifier, tabung gelas silinder, dan kotak kayu dalam pengoperasiannya. Jam peng-gunaannya, agar optimal perlu menyesuaikan dengan jam biologis aktif serangga, yang umum-nya berkisar antara pukul 09.00 – 17.00.

Bila dibandingkan dengan paten alat se-jenis sebelumnya yaitu Multi Channel Olfacto-meter, maka invensi Balitbangtan ini memiliki kelebihan karena menggunakan dua tabung pendeteksi sumber aroma, sehingga kontami-nasi sumber aroma dapat dihindari.

Pada uji perilaku Anagrus nilaparvatae yang hidup setelah perlakuan deltametrin konsen-trasi subletal terhadap senyawa volatil padi dan komplek Nilaparvata lugens dengan alat ini, nilai rata-rata jumlah parasitoid yang tertarik ‘odor’ berbeda nyata dengan yang tidak respon pada perlakukan kontrol.

Sudah DipatenkanKepala Balai PATP, Retno Sri Hartati Mul-

yandari mengatakan bahwa invensi ini telah dilindungi paten dengan nomor IDS 000001629 B. Alat ini memudahkan dalam pendeteksi peri-laku serangga, sehingga hasil parasitasi dapat dimaksimalkan.

Melalui daya parasitasi, lanjut Retno, ke-mampuan musuh alami dalam mengatur kese-imbangan populasi inangnya, juga dapat diukur. Dengan demikian, upaya menjaga keseimbang-an populasi serangga parasitoid di lingkungan alaminya, yang sangat berperan dalam mengen-dalikan serangga hama lebih mudah dilakukan.

Tak hanya itu, diseminasi alat secara luas di-sertai pendampingan perlu dilakukan terutama kepada petani. Semakin paham dan kenalnya petani dengan teknologi dapat berkontribusi pada diterapkannya teknik-teknik usahatani yang lebih baik dan tepat guna. Pada akhirnya, teknik pengendalian hama secara hayati secara simultan diharapkan juga akan terus menjadi pilihan bagi petani, karena ketersediaan kompo-nen penting di dalamnya tersedia secara melim-pah di alam.

Yovita Anggita Dewi

Page 5: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

�Edisi Juli 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Petani bawang merah seringkali jor-joran dalam menggunakan pestisida kimia. Di Brebes Jawa Tengah misalnya, tingkat

penggunaan pestisida oleh petani bawang merah menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Dinas Pertanian Kabupaten Brebes menyebut-kan, dalam semusim tak kurang dari 330 ribu liter pestisida yang disemburkan ke tanaman bawang merah. Daerah sentra bawang merah ini menanam empat kali dalam setahun.

Tak jarang dilaporkan terjadi keracunan dan ancaman kesehatan serius akibat penggunaan pestisida berlebihan. Sudah banyak publikasi il-miah yang menulis kasus keracunan dan bahkan gejala pembengkakan kelenjar tiroid (gondok). Penggunaan pestisida berlebihan dilakukan nyaris tanpa alat pengaman selama penyempro-tan berlangsung.

Ketakutan gagal panen lah yang melatar-belakangi aksi tak wajar petani bawang merah tersebut. Gagal panen adalah mimpi buruk bagi petani karena mahalnya biaya produksi yang ha-rus mereka keluarkan. Selain itu, kesadaran akan dampak buruk pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan juga sangat minim.

Jika dibiarkan, bukan hanya degradasi ling-kungan dan rusaknya lahan pertanian yang bakal terjadi. Namun juga beragam dampak penyakit berat dalam jangka panjang meng-hinggapi kehidupan masyarakat di sentra perta-nian bawang.

Feromon Exi Sejatinya, Badan Penelitian dan Pengem-

bangan Pertanian (Balitbangtan) sudah mencip-takan inovasi teknologi untuk mengendalikan hama ulat bawang Spodoptera exigua, musuh utama yang meresahkan petani. Feromon-exi, yang merupakan senyawa yang dilepas oleh salah satu jenis serangga yang dapat mempe-ngaruhi serangga lain yang sejenis dengan adanya tanggapan fisiologi tertentu.

Feromon Exi adalah mekanisme pembas-mian hama yang lebih tepat sasaran, aman dan

Feromon Exi

Kendalikan HamaUlat Bawang Merah

�Edisi Juli 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 6: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

� Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

relatif lebih murah serta ramah lingkungan. Na-mun sayangnya belum banyak diketahui petani. Padahal Feromon Exi sangat efektif mengenda-likan hama ulat dan bisa diandalkan menggan-tikan penggunaan pestisida.

Kecepatan ulat bawang bekerja memang sangat mengkhawatirkan, hanya dalam hitung-an hari. Sulitnya menangani hama itulah yang mendorong petani kerap menaikkan dosis serta frekuensi penyemprotannya.

Mekanisme perkembangbiakannya dilaku-kan dengan cara serangga betina meletakkan telur dalam kelompok untuk 2-3 hari kemudian menetas menjadi ulat instar pertama. Selanjut-nya, ulat muda ini akan masuk untuk tumbuh dan berkembang pada bagian dalam daun serta menghabiskan sebagian waktunya di sana.

Terdapat beberapa golongan feromon bergantung pada perilaku yang ditimbulkan pada ulat. Salah satunya adalah golongan feromon seks yang digunakan dalam sistem perilaku kawin. Pada ulat bawang, feromon seks diproduksi serangga betina untuk berkomu-nikasi dengan serangga jantan dalam spesies yang sama untuk melakukan perkawinan.

Formula TepatKarena sangat spesifik untuk jenisnya sen-

diri, maka hal ini mendasari bahwa jenis se-nyawa yang digunakan pada Feromon Exi ha-rus sesuai dengan tipe senyawa pada serangga betina spesifik lokasi. Oleh karena itu, untuk me-manfaatkan feromon seks sebagai pengendali Spodoptera exigua, maka I Made Samudra dan tim peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen), telah melakukan riset un-

tuk menemukan formulasi feromon seks yang tepat sesuai jenis serangga penyerang tanaman bawang merah yang spesifik wilayah Indonesia, yang disebut dengan Feromon Exi.

Feromon exi buatan BB Biogen ini menggu-nakan karet septa (karet pembawa) yang diberi bahan kimia sintetis untuk dipasang pada pe-rangkap yang terbuat dari toples dengan dua ventilasi pada sisinya. Penggunaan toples ini menunjukkan aplikasi yang tidak rumit, sehing-ga sangat mudah dilakukan oleh petani.

Senyawa yang digunakan mengandung (Z,E)-9,12-tetradekadienil asetat dan (Z)-9-tet-radesenol. Formula ini membuat kekuatan Feromon Exi memiliki daya tarik yang lebih kuat terhadap serangga jantan dibandingkan dengan feromon seks yang diproduksi oleh serangga betina virgin, sehingga mampu memerangkap serangga jantan lebih banyak. Feromon exi bu-atan BB Biogen ini bahkan menunjukkan perfor-ma lebih baik yaitu mampu memerangkap 148-an ekor serangga jantan dibandingkan buatan Jepang yang hanya memerangkap 18-an ekor serangga jantan dalam waktu dua malam.

Menurut Kepala Balai PATP, Retno Sri Har-tati Mulyandari, invensi yang telah dilindungi paten dengan nomor IDP 000047350 B ini telah dilisensi oleh CV Nusagri, sehingga petani sudah bisa mendapatkan produknya di pasaran.

Astrina Yulianti

Page 7: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

�Edisi Juli 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 8: Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Uniknya, serang-ga-serangga

� Edisi Juli 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia