Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

12
Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

description

PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Transcript of Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Page 1: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

�Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Page 2: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

IVAA menanggulangi kebutuhan sehari-hari dengan

buka warung

5

Perpustakaan Kota Yogyakarta; banyaknya kegiatan bukti dinamika4

Rendah Hati dan Ikhlas Adalah Kekuatan Kami6

Kasur Empuk dari Suwayuwo8

Kerajinan Kain Flanel di TBM Mandala Bangsa7

Penanggung Jawab : YPPIPimpinan Redaksi : Hizbulloh Huda (YPPI)Sekretaris Redaksi : Rofi’i (STO Kebo Ireng)KontributorSurabaya : A.Rahman (STO Gunung Anyar)Pasuruan : Lailil (TBM Intan Pustaka)Distributor Surabaya : Arifin (TBM Wahana Baca)Pasuruan : Agus (TBM Lingkar Pustaka)

Jendela Pustaka adalah wahana komunikasi antar TBM dan STO Program Pustaka Sampoerna bermitra dengan Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indo-nesia. Berusaha meningkatkan kemampuan menulis dan memajukan kualitas komunitas masyarakat.

TBM Cahaya Ilmu berusaha mengambil hati masyarakat9

“PERANAN PENTING TBM” DI AREA PEDESAAN�0

MadagascarMenjadi Pemimpin Tanpa Kekerasan

�2

5 Januari 2009 Soft Launching Buletin TBM7-8 Januari 2009 Studi Banding TBM ke yogyakarta Kegiatan pembelajaran di setiap

TBM dan STO25 Januari 2009 Pertemuan pengurus TBM dan STO

Pasuruan di TBM Intan Pustaka25 Januari 2009 Pelayanan di tempat uum Surabaya

di Taman Bungkul Pelayanan di tempat umum Pasuru-

an di Purwodadi Pasuruan26 Januari 2009 Pertemuan TBM dan STO Pasuruan

di TBM Kasih Bunda

2Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Daftar Isi

Page 3: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Untuk memberikan view baru bagi TBM dan STO di Jawa Timur, pada tanggal 7 s/d 8 Januari 2009 YPPI

mengadakan kegiatan studi banding ke beberapa TBM dan layanan perpustakaan keliling di Yogyakarta. Kegiatan Studi Banding ini diikuti oleh para relawan dan pengurus TBM STO di Jawa Timur dan di-harapkan dapat memberikan sumbangan yang baik demi pengembangan program-program TBM dan STO di jawa Timur.

Hari pertama kegiatan ini peserta akan melakukan studi di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Mobil Layanan Satu Nama dan Galang Press. Selama beberada di perpustakaan dan Mobil Layanan tersebut peserta selain mendapatkan pemaparan program dan kegiatan, juga terlibat ak-tif dalam diskusi dengan pengelola per-pustakaan setempat. Selanjutnya peserta akan mengunjungi IVAA (indonesian Vi-sual Art Archieve) dan Koperasi SETARA Klaten, peserta akan mendapatkan materi tambahan yang sangat bermanfaat dan me-narik mengenai pengelolaan Perpustakaan dan Koperasi. Sebagai penambah bekal pengetahuan yang lebih banyak, peserta juga akan mengunjungi Perpustakaan di Mitra Tema dan PKBM Rumpun, dimana dua or-ganisasi ini mempunyai succsess story dan sustain-ability yang kuat dan dapat diambil manfaatnya.

Pada hari kedua acara berpusat di Hall Room Ho-tel UIN Yogyakarta. Akan diadakan Seminar bersama antara peserta dari TBM dan STO di Jawa Timur dan peserta dari Perpustakaan

Kota Yogyakarta. Dengan menghadirkan tokoh pustaka Yogyakarta Tri Suharti dari Komunitas Biblio Yogyakarta dan Dr. Ida Fajar Kepala Perpustakaan UGM, diharap-kan para peserta mendapatkan materi-materi yang bermanfaat dan menunjang pengembangan perpustakaan dan ma-syarakat.

Pada kegiatan ini, selain melakukan studi banding di beberapa Perpustakaan dan TBM di Yogyakarta, juga akan dilak-sanakan Launching Buletin Jendela Pusta-ka. Buletin akan dijadikan sebagai media komunikasi antar TBM dan STO di Jawa Timur. Hadir pula Musmin Nuryandi dari CSR PT. HM. Sampoerna Tbk. pada keg-iatan ini, dan mengikuti proses acara sam-pai selesai.

Studi banding ini diharapkan dapat membuka jejaring antar perpustakaan baik yang dikelola oleh pemerintah mau-pun masyarakat secara mandiri. Peserta akan mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan pengelolaan TBM serta mempunyai strategi dalam memperkokoh sustainability.

STUDI BANDING YOGYAKARTA

Lintasan Kegiatan Studi Bandig di Yogyakarta

�Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Salam Redaksi

Page 4: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Kunjungan pertama yang dilaksanakan pada program Studi Banding adalah ke Perpustakaan Kota Yogyakartan

yang terletak di Jl. Suroto No. 9 Kotabaru Yogyakarta. Perpustakaan ini cukup luas terdiri dari dua lantai, lantai bawah berisi koleksi buku dan administrasi, sedangkan untuk lantai atas digunakan sebagai ruang pertemuan. Mempunyai 8 Rak besar dan 3 rak kecil, terdapat ruang baca cukup luas dengan 12 meja dan 24 kursi, leng-kap dengan toiletnya. Kelompok A yang mempunyai tugas untuk melakukan studi di perpustakaan kota Yogyakarta ditemui oleh pengurus perpustakaan setempat dan diarahkan ke lantai dua, tempat dimana akan dilaksanakan diskusi dengan pengu-rus perpustakaan kota Yogyakarta.

Ibu Sri Sulastri yang menjadi kepala per-pustakaan menguraikan panjang lebar men-genai keadaan dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Perpustakaan Kota Yogya-karta. Meski baru menjabat, ibu ketua dapat menjelaskan dengan detail rangkaian kerja baik yang sudah dilaksanakan maupun yang masih diagendakan. Di bantu oleh Ibu Wu-landari yang menjabat kepala perpustakaan pereode sebelunya, peserta mendapatkan informasi yan luarbiasa, karena pada saat Ibu Wulandari menjabat ke-

pala, Perpustakaan Kota Yogyakarta pernah mendapatkan Juara II lomba story telling SD tingkat Nasional.

Peserta studi banding TBM dan STO Jawa Timur, juga mempunyai bahan-ba-han pertanyaan yang lugas dan dalam, sehingga dapat mengorek banyak keteran-gan dari pemaparan kedua narasumber tersebut. Rofi’I dari STO Pasuruan melon-tarkan pertanyaan yang sejak awal sudah menjadi buah bibir bagi para peserta, “ber-mitra dengan siapa saja ya Perpustakaan Kota Yogyakarta, kok beberapa kegiatan dapat terlaksana dengan baik, dan bah-kan sampai mendapat Juara II tingkat Nasional ?”, katanya. Ibu Wulandari men-gatakan bahwa semua itu terapai karena Perpustakaan Kota Yogyakarta tidak sung-kan-sungkan untuk melakukan kerjasama dengan LKMM, dan mengadakan banyak kegiatan seperti diskusi-diskusi , bedah buku, membuat news letter dll.

Pada kunjungan pertama ini, peserta cukup mendapatkan banyak informasi yang sangat bermanfaat, demi pengem-bangan TBM dan STO ketika kembali ke Jawa Timur. Dan semoga kunjungan di Perpustakaan Kota Yogyakarta ini menjadi awalan yang baik dan menggugah seman-

gat bapak-bapak dan ibu-ibu

peserta.

Perpustakaan Kota Yogyakarta; banyaknya kegiatan bukti dinamikaOleh-oleh dari kunjungan ke Perpustakaan Kota Yogyakarta

Eksklusif YPPI

4Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Terkini

Page 5: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

“Warung Mbak Ivaa, lho katanya ke perpustakaan

IVAA kok dibawa ke warung Mbak Ivaa.” Begitulah cel-etuk salah satu peserta ketika bus Studi Banding membe-lok di tikungan rumah warga pas di sebuh warung bertulis “Warung Mbak Ivaa.” Setelah turun ternyata baru diketahui bahwa Perpustakaan IVAA ada disebelah warung itu. Perpustakaan IVAA atau te-patnya pusat dokumentasi seni visual ternyata mempunyai gedung yang lumayan besar dan dokumentasi luar biasa. Dokumentsi yang telah dikoleksi memang hanya yang berhubungan den-gan dokumentasi seni, akan tetapi sangat banyak dan terdokumentasi dengan baik.

IVAA yang terletak di Jl. Patehan Ten-gah No. 37 Yogyakarta seakan melengkapi keunikan aktivitas Yogyakarta yang lebih dekat dengan nuansa seni, sampai-sam-pai, garasi di sebelah rumah yang telah tidak terpakai lagi disulap menjadi ruang galleri seni macam-macam. Ada koleksi surat-surat kuno tahun 60-an, poster dan pamflet kesenian yang masih berupa tu-lisan tangan dan ketik manual. Semuanya tersusun rapi dan kesan artistiknya sangat mengesankan. Ibu-ibu peserta sampai ge-leng-geleng kepala ketika melihat seni in-stalasi dari bahan kabel-kabel bekas yang tersusun sedemikian rupa dan menjadi bentuk seni yang unik dan menarik.

Selain bermacam keunikan yang diek-spose IVAA, sebagaimana kebutuhan awal mengenai penyerapan ilmu yang dapat diperoleh dari IVAA, para peserta Studi Banding tidak menjadi terlena dengan ke-asyikan penampilan IVAA. Mereka antu-

sias sekali melontarkan banyak pertanyaan kepada Tovic D. Raharja salah satu librar-ian yang menjadi pemandu para tamu saat itu. Dasar memang pemandunya ganteng, peserta menjadi semakin antusias menan-yakan ini itu sampai Tovic kewalahan. Ibu-ibu dengan lugas menanyakan darimana saja sumber dana IVAA sehingga dapat melakukan dokumentasi dengan baik dan dengan siapa saja bermitra. Dalam hal dokumentasi IVAA ternyat mendapatkan fund dari HIVOS Belanda, selebihnya ke-butuhan operasional lebih banyak dihasil-kan dari hasil pameran karya seni, dan ti-dak hanya itu, warung Mbak Ivaa ternyata adalah salah satu fund rising juga yang memberikan pendanaan operasional se-tiap hari. Kunjungan ke IVAA menjadi se-makin menarik karena makan siang yang disediakan panitia langsung bersantap di Warung Mbak Ivaa. Semoga niat baik ini menjadikan IVAA semakin sukses dan Peserta studi banding mendapatkan man-faat yang banyak, bahkan kalau bisa ide pembuatan warung akan sangat menarik untuk membantu penguatan pendanaan TBM dan STO.

IVAA menanggulangi kebutuhan kebutuhan sehari-hari dengan buka warung

Oleh-oleh dari kunjungan di Indonesia Visual Art Archieve

Eksklusif YPPI

5Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Terkini

Page 6: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Rendah Hati dan Ikhlas Adalah Kekuatan Kami

Oleh-oleh dari kunjungan di Mitra Tema

Eksklusif YPPI

6Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Ru m a h n y a sederhana, berada

d i a n t a r a r u m a h -r u m a h penduduk desa Demen yang juga sederhana, beralamat di RT 04 Jati Sriharjo Imogiri Bantul. Memakai baju putih lengkap dengan kopyahnya, Pak Sumanto me-nyapa peserta studi banding dengan senyum ramah tamah. Peserta studi banding pun turun seak-an menatap dunia baru, suasana pedesaan yang khas dengan persawahan dan pegu-nungan yang membatasi cakrawala.

Pak Sumanto adalah ketua dan pendiri Perpustakaan Keliling Mitra Tema. Per-pustakaan keliling ini sebelumnya diangkut dengan sepeda onthel, setelah mendapat-kan sumbangan dari pemerintah daerah Yogyakarta, saat ini perpustakaan keliling-nya mempunyai box yang lebih besar dan ditarik memakai sepeda motor. Sepeda onthel yang bersejarah sekarang menjadi pajangan didepan rumah, digantung untuk member kesan betapa perjuangan untuk memberikan pelayanan kepada masyara-kat dapat dimulai dengan kondisi apapun juga.

Sebelum peserta studi banding seperti biasanya langsung melontarkan pertan-yaan, Pak Sumanto sudah terlebih dahulu

memberi-kan keterangan

yang mengesankan mengenai perpustakaan

keliling yang dimilikinya. Peserta malah hanya bisa “manthuk-manthuk” mengiyakan keterangan Pak Sumanto. Pertanyaan yang sudah disiapkan, tanpa diutarakan sudah terjawab langsung den-gan keterangan-keterangan Pak Sumanto.

Perpustakaan keliling ini menurut Pak Sumanto berawal dari kesadaran akan hadirnya globalisasi yang mau tidak mau harus dihadapi karena akan masuk ke se-genap bagian masyarkat Indonesia, sedan-gkan kebanyakan masyarakat di sekita Pak Sumanto belum siap menghadapi era yang membutuhkan kualitas pendidikan dan pengetahuan lebih. Sadar akan hal itu Pak Sumanto segera meninggalkan pekerjaan sebelumnya yang sebenarnya cukup ma-pan. Pak Sumanto merasa perlu sekali un-tuk membantu meningkatkan kualitas ma-syarakat sejak dini, mulailah dia membuat gerobak yang sedianya akan digunakan untuk mengangkut buku-buku yang telah dikumpulkannya. (bersambung ke hal 7...)

Terkini

Page 7: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Membuat Kerajinan dari kain flannel ini sangat di gandrungi dan bahkan lagi bom-ing di TBM – TBM dan STO Pasuruan,ini terbukti dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan di beberapa TBM selalu tidak ketinggalan pembuatan kerajinan dari kain flannel. Memang hasil dari kain flannel ini bisa digunakan untuk berbisnis.misalnya saja di TBM Mandala Bangsa, dari keraji-nan yang telah di buat oleh pengurus dan beberapa pengunjung disana telah mampu menjual lebih dari 15 biji kerajinan yang telah di buat dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, selain kerapian dan kekontrasan war-na juga kemasan sangat menjual sekali. Kemasan yang diberi la-bel TBM Mandala Bangsa yang membuat kerajinan dari pemuda – pemudi disana bisa dipasarkan di luar wilayah TBM Mandala Bangsa yang sekaligus sebagai media promosi TBM tersebut. Zila, pembuat ide kreatif bentuk dan sekaligus pengurus TBM Mandala Bangsa sangat berse-

(... Sambungan hal 6) Pak Sumanto berkeliling dengan sepenuh hati untuk dapat memberikan pelayanan kepada ma-syarakat. Dihampirinya pusat-pusat kera-maian, seperti musholla, sekolah, pasar, pesantren. Awalnya masyarakat mengang-gap aneh kegiatan Pak Sumanto berkelil-ing sepeda onthel sambil mengangkut per-pustakaan keliling. Sambil tersenyum Pak Sumanto malah berkelakar, “nggeh ngaten niki mung tiyang edang kang gelem nglam-pahi (ya cuma orang gila yang mau seperti ini),” disambut ketawa cekikikan peserta studi banding.

Keihlasan yang menjadi titik pijak pak Sumanto ternyata membuahkan hasil yang luar biasa, masyarakat sekitar ibu-ibu dan anak-anak banyak yang merespon dan

Kerajinan Kain Flanel di TBM Mandala Bangsa

mangat sekali mengajak rekan – rekan-nya untuk membuat kerajinan dari kain flannel ini. Ide kreatif bentuk yang sudah di tuangkan dan di buat antara lain tem-pat Hp, gantungan kunci, bros, dan pita rambut. Muhaimin, penanggung jawab TBM Mandala Bangsa sangat berharap sekali bahwa awal kegiatan dari TBM ini akan membawa dampak kemajuan untuk kedepannya, khususnya bagi warga sekitar Bulu Kandang.

menyambut baik perpustakaan keliling pak Sumanto. Yang tidak kalah penting adalah datangnya para donatur. Setelah bencana Gempa tahun 2006, banyak sekali dona-tur yang memberikan sumbangan kepada perpustakaan keliling Pak Sumanto. Dian-taranya adalah dari Pemda Bantul , para wartawan koran dan televisi yang meliput, dan lain-lain.

Figur luar biasa seperti Pak Sumanto ini dapat menjadi teladan yang sangat baik dalam mengelola perpustakaan, sehingga dalam pengembangannya, TBM dan STO dapat mencontoh kerelaan diri dalam mengemban amanat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena dengan kerelaan ternyata membuahkan hasil yang luarbiasa.

Eksklusif YPPI

7Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Terkini

Page 8: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

bungkus dengan plastic dan disimpan dalam gudang” kata supir salah satu pega-wai. Setelah semua selesai disimpan dan dihitung, maka proses selanjutnya adalah pendistribusian menggunakan mobil truk. “kasur-kasur ini akan kami kiri ke bebera-pa daerah di Indonesia, diantaranya bali, batam, sampit, tuban dan daerah lainnya” seru Munir supir truk Truk-truk ini akan dibawa ke tanjung perak di Surabaya, ke-mudian pendistribusian dilakukan lewat jalur laut. Jika kasur-kasur ini didistribusi-kan keluar pulau jawa.

Proses pembuatan kasur ini mulai membutuhkan kurang lebih 3 hari. Serta di lakoni oleh kurang lebih dari 150 pegawai H. Muna’I. Mayoritas pegawainya berasal dari desa suwayuwo sendiri, tapi sebagian berasal dari tetangga desa. Para pegawai mulai melakukan bekerja mulai pukul 07.00 wib dan selesai pukul 15.00 wib. Tapi ini tergantung sesuai pesanan barang. Jika pesanan barang mulai ramai-ramain-ya, maka pegawai bias bekerja lebih lama. Sebaliknya kalau pesanan baraang dalam keadaan sepi, mereka bias saja di liburkan beberapa hari.

Di samping itu menjadi seorang pega-wai kasur harus sabar, tekun dan ulet. Karena pekerjaan ini sangat memakan waktu proses sehingga di butuhkan kes-abaran. Begitulah proses pembuataan ka-sur serta benda yang lainnya yang berbau dengan kapuk.

Kasur Empuk dari SuwayuwoSuwayuwo adalah salah satu desa di Kabu-paten Pasuruan yang mempunyai TBM se-bagai pusat kegiatan masyarakat. Desa ini ternyata mempunyai potesi di wilayah home industri, yakni produksi kasur.-oooO()Oooo-

8Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Yach……… siapa yang tak kenal dengan yang namanya kasur? Tiap hari benda ini yang menjadi teman kita tidur. Tapi

tahukah anda di mana dan bagaimana pros-es pembuatan kasur itu?

Di desa Suwayuwo terdapat sebuah perusahaan yang cukup besar milik keluar-ga besar H. Muna’i. Perusahaan ini mem-produksi kasur, bantal, guling dan bebera-pa benda yang terbuat dari kapuk lainnya. Ada beberapa acam kasur yang diproduksi di desa Suwayuwo. Diantaranya adalah kasur santai atau yang biasa disebut kasur Palembang. Jenis kasur ini palig digemari oleh konsumen karena bentuknya yang unik dan ringan. Selain itu harganya juga relative murah.

“Bisnis ini sudah saya rintis kira-kira 12 tahun yang dengan modal kurang lebih Rp 750.000,00!” tutur H. Muna’I pimpinan perusahaan ini. Bisnis kasurnya ini juga di-wariskan kepada anak dan cucunya.

Untuk pembuatan kasur santai ini dibu-tuhkan kain palembang, kapuk, benang, pipa dan rotan. Awalnya kain palembang ini dijahit sesuai dengan polanya oleh pegawai bagian penjahit. Lalu kain di-beri garis-garis kotak dengan kaput lain. Agar mudah dalam proses penokalannya (penjahitan menyeluruh). Setelah kain se-lesai penggarisannya, barulah kain ditokal dengan benang sampai selesai. Proses se-lanjutnya adalaah mengisi kasur dengan kapuk kapas ataau dekron sampai kasur padat. Proses pengisian selesai, tinggal proses penjahitan bibir kasur.

“Setelah ini kasur akan di-

Terkini

Page 9: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Perjalanan taman belajar masyarakat (TBM) Gunting masih sangatlah pan-jang. TBM yang resmi dibuka tang-

gal 15 juli 2008 dan launching perdana 29 agustus 2008 yang diprakarsai oleh Yayas-an Pengembangan Perpustakaan Indonesia yang bermitra Sampoerna telah berjalan kurang lebih 6 bulan ini masih perlu per-baikan dalam pengebangannya di masa yang akan datang. Meski awalnya cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran namun dengan perjalanan waktu mulai terlihat hasilnya salah satunya adalah terprogram-nya kegiatan-kegiatan yang diperuntukkan bagi masyarakat. Dan dengan komunikasi serta sosialaisasi yang baik sehingga setiap permasalahan yang dihadapi dapat diatasi bersama-sama.

Dala kenyataannya, komunikasi dan sosialisasi yang gencar di lakukan terben-tur dengan minat masyarakat itu sendiri yang mungkin enggan meluangkan wak-tu atau bahkan tidak sama sekali untuk membaca atau sekedar berkunjung ke taman belajar masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat dengan minimnya pen-gunjung dewasa dan berbanding terbalik dimana anak-anak remaja yang menjadi mayoritas pengunjung, pa-dahal langkah awal tbm ini diperuntukkan bagi masyarakat dewasa guna membantu pen-ingkatan sumber daya manusia yang berkualitas sehngga mam-pu memperbaiki perkonomian baik secara individu bahkan masyaraakat luas.

Di kalangan masyara-

kat luas kebiasaan membaca sebenarnya sudah sejak dulu diman masing-masing individu ingin memperbaiki kehidupan-nya menjadi lebih baik, namun sekali lagi semua itu terbentur dengan padatnya ru-tinitas kehidupan super sibuk sehingga mengurangi waktu membaca bahkan tidak sama sekali, entah sibuk dengan peker-jaan, sibuk sebagai ibu rumah tangga dan masih banyak lagi. Namun dengan adanya tbm dapat menarik minat baca setiap in-dividu dan masyarakat luas untuk kembali membaca.

TBM Cahaya ini adalah salah satu tbm yang berada di kabupaten Pasuruan seb-agai buktinya kepedulian Sampoerna yang bermitrakan YPPI dalam bidang pendidi-kan guna meningkatkan sdm melalui pro-gram pustaka Sampoerna. Namun semua itu tidak lepas dari peran serta masyarakt sebagai konsumen yang akan mengem-bangkan potensinya demi keberlangsun-

gan kehidupan bermasyarakat.

TBM Cahaya Ilmu berusaha mengambil hati masyarakat TBM Cahaya Ilmu di desa Gunting baru berdiri selama 6

bulan, proses berbenah dan pendekatan dengan masyara-kat terus dilakukan.

---oooO()Oooo---

9Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Potret

Page 10: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

Taman belajar masyarakat yang biasa di kenal dengan tbm adalah wadah atau tempat di man kita bisa meng-

gali potensi dan minat bakat yang mungkin terpendam dalam diri kita, karena taman belajar masyarakaat (tbm) itu sendiri me-miliki beberapa fasilitas yang mungkin bisa membantu masyarakat luas untuk meneu-kan potensi mereka. Misalnya, tersedianya buku-buku yang banyak mengandung un-sure pekerjaan yang nantinya bisa di kem-bangkan menjadi sebuah usaha di tempat tinggal mereka ataupun masyarakat setem-pat. Di situ kita tidak hanya membaca saja tapi juga mencermati isi dari buku yang su-daah kita bacaa dan daari situ kita nantinya kita bisa mengembangkan potensi diri kita. Buku-buku yang di sediakan juga sudah di sesuaikan dengan kebutuhan konsumen atau masyarakat yang tinggal di wilayah

setempat karena taman beljar masyarakat (tbm) ini di dirikan di ruang lingkup yang kecil misalnya, di bali desa, di balai dusun atau rumah-rumah yang mungkin banyak mengkoleksi buku-buku yang mereka pu-nya. Bisaanya taman belajar masyarakat (tbm) ini lebih di kenal dengan nama per-pustakaan desa, karena istilah tbm sendiri masih terdengar asing bagi orang yang be-lum mengetahui apa sebenarnya tbm itu, namun meski demikian tbm juga mem-punyai perbedaan dengan kebanyakan perpustakaan di Indonesia. Taman belajar masyarakat (tbm) cenderung di dirikan di ruang lingkup yang kecil, jumlah koleksi buku yang da juga tidak sebanding den-gan jumlah koleksi buku yang ada di per-pustakaan sehingga kebanyakan pengun-jung pun kebanyakan adalah masyarakat setempat, sedangkan perpustakaan sendiri

kebanyakan di alokasi-kan di daerah perkotaan yang bisa di kunjungi dari berbagaai wilayah dengan ruang dan fasili-tas yang cukup mema-dai serta koleksi buku yang cukup banyak se-hingga ribuan judul bisa di temukan di dalam-nya, namun meskipun demikian antara taan belajar masyarakat (tbm) dan perpustakaan juga meiliki fungsi yang ham-per sama yakni sebagai pusat informasi, layan-

“PERANAN PENTING TBM”DI AREA PEDESAANkemajuan dan peningkatan pengetahuan di pedesaan menjadi lebih opti-mal dengan keberadaan perpustakaan sebagai pusat kegiatan dan pen-jawab persoalan warga.

Nazilatur RachmaTBM Bulukandang

�0Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Suara Pustaka

Page 11: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

an masyarakat, pendidikan atau bahkan sumber inspirasi bagi orang-orang yang hobi mengarang dan tidak lain juga ber-peran sebagai jembatan untuk memajukan SDM(sumber daya manusia) masyarakat sekitar serta meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) serta turut serta mencerdaaskan bangsa.

Keberadaan taman belajar masyarakat (tbm) itu sendiri juga mempunyai penga-ruh yang kuat terhadap para pelajar yang tinggal di wilayah sekitar itu, karena pela-jar yang bisaanya hobi pergi mengunjungi perpustakaan kota yang jaraknya juga bisa di bilang jauh mungkin lama kelamaan mereka akan mendapati kendala-kendala misalnya malas, atau tansportasi yang su-lit, namun sekarang dengan adanya taman belajar masyarakat (tbm) di desa mereka tidak lagi kesulitan mencari transportasi karena jaraknya yang sangat mudah un-tuk di jangkau, dan bisa di kunjungi setiap waktu. Selain membaca dan meminjam buku-buku yang ada di dalam tbm mer-eka juga bisa melakukan kegiatan bela-jar bersama ataupun bimbingan belajar untuk siswa siswi sekolah dasar di dalam tbm itu sendiri, dan kegiatan semacam itu sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat

desa yang mungkin ingin mengkursuskan anak-anaknya namun karena jaraknya yang jauh di kota dan biaya yang mahal sehingga mereka tidak mampu membiayai, maka di lakukan di tbm pun adalah salah satu jalan alternative yang bisa di jalankan dan cukup memadai pula.

Adanya taman be-lajar masyarakat (tbm) di balai desa, di balai dusun juga telah di setujui oleh beberapa pihak pemerintah yang terkait, misalnya kan-tor dinas, arsip kabu-paten setempat, per-pustakaan provinsi dan

perpustakaan nasional, ini menunjukkan bahwasannya taman belajar masyara-kat (tbm) sekarang sudah menjadi ba-gian penting dari dari pendidikan bahkan dari pihak-pihak yang terkait di atas telah memberikan sejumlah buku-buku yang telah di sumbangkan ke tbm-tbm yang ada serta mendukung beberapa program yang di jalankan. Namun meski demikian masyarakat masih kurang antusias dalam menanggapi keberadaan tbm di lingkun-gan mereka, padahal itu adalah salah satu bagian penting dari kehidupan mereka apalagi yang tidak bisa melanjutkan pendi-dikan ke tingkat tinggi. Dengan membaca, mengamati, mencermati memperhatikan teori dari buku yang telah di baca, itu su-dah dapat membantu menambah pengeta-huan yang mungkin belum mereka dapat-kan sebelumnya dan dengan pengetahuan yang mereka dapat itulah mereka juga bisa mengembangkannya sebagai awal usaha mereka misalnya, beternak itik, beternak lele, budidaya tanaman obat desa dsb. sehingga bisa tercipta sdm yang bermutu dam berkualitas serta bisa di jadikan panu-tan bagi masyarakat maupun masyarakat dari desa-desa yang lain.

��Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Suara Pustaka

Page 12: Edisi II: PERANAN PENTING TBM DI AREA PEDESAAN

kan air kembali. singa muda membagi kawannya menjadi dua kelompok, satu berusaha mengalihkan perhatian dengan menari, dan yang lain mengayunkan batu besar untuk menjebol bendungan, taktik ini berhasil dan air pun mengalir kembali, hewan-hewan senang dan mengakui ke-daulatan singa muda sebagai pimpinan-nya.

Film ini penuh dengan nuansa khas be-lantara afrika. Singa, jerapah, zebra, dan kuda nil menjadi sentra utama film ini. Ti-dak jauh berbeda dengan Madagaskar 2, film ini menguatkan hiburannya pada ke-lucuan tingkah laku hewan sesuai dengan karakteristiknya.

Selain memberikan hiburan dengan menampilkan view Afrika yang asyik dili-hat, film ini juga memberikan banyak sisi edukatifnya. Anak-anak dapat mengambil pelajaran dari film ini bagaimana menjadi sosok pemimpin yang ideal. Pemimpin ti-dak harus direbut dengan jalan kekerasan. Dengan kecerdasan dan niat yang tu-lus untuk membangun negeri, seseorang dapat menjadi pemimpin yang disegani dan adil.

MadagascarMenjadi Pemimpin Tanpa Kekerasan

�2Jendela Pustaka Edisi II Februari 2009

Film animasi anak-anak produksi Drem-Works yang berdurasi sekitar 1:26 menit ini menyiratkan kisah seekor anak singa yang terdampar di New York. Akibat ter-goda dengan mainan, dia tertangkap oleh pemburu dan dimasukkan dalam box. Se-belum box jauh meninggalkan kerumunan hewan di padang afrika, ayah singa kecil itu berusaha menolngnya, dikejar sampai jauh dan hampir bisa menyelamatkan sin-ga kecil. Namun cerita berubah karena box yang diselamatkan ternyata jatuh kedalam sungai dan terapung berhari-hari sampai terdampar di New York.

Konflik terjadi ketika singa muda menggantikan ayahnya menjadi pimpi-nan di lembah afrika. Kepemimpinannya ditentang oleh pamannya sendiri yang memang dari dulu selalu sirik dan ingin menjadi pimpinan. dengan trik yang ko-tor, yakni memaksa singa muda yang tidak pandai bertempur untuk bertnding dengan anak buah si paman yang jago berkelahi. Karena kalah, pimpinan pun diserahkan kepada pamannya, dan singa muda diusir dari kawanan hewan di lembah.

Belum lama berselang setelah pimpi-nan pamannya, danau tempat minum kawanan hewan di lembah tiba-tiba men-gering. Si paman bingung dan berusaha mencari jalan keluar dengan melakukan ritual pengorbanan di puncak gunung atas inisiatif tupai yang licik.

Merasa tidak masuk akal dengan kepu-tusan si Paman, singa muda membera-nikan diri masuk ke zona larangan, un-tuk mencari penyebab keringnya danau. Setelah menyusuri anak sungai yang telah mengering, sampailah dia pada bendun-gan kayu yang baru dibangun oleh manu-sia di tengah hutan. Dengan cerdik dia dan beberapa kawannya yang ikut, berusaha membongkar bendungan untuk mengalir-

Resensi