Edisi 6

28
Perolehan Suara Pemilihan Umum 2009 Indonesia 20,85% 14,45% 14,03% 7,88% 6,01% 5,32% 4,94 4,46% 3,77% Kursi Parlemen Perhitungan I TOTAL: 560 TOTAL: 560 Revisi Hanura Gerindra PKB PPP PAN PKS PDIP Golkar Demokrat 148 108 59 42 26 30 15 39 93 Hanura Gerindra PKB PPP PAN PKS PDIP Golkar Demokrat 150 107 57 43 27 26 18 37 95 Laporan Utama: Halaman 3 - 5 Tarik Ulur Parliamentary Threshold AGUSTUS 2011 EDISI 6 SUARA KEADILAN Terdepan dalam Reformasi Parlemen FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS www.fpks.or.id Fraksi PKS DPR RI @FPKSDPRRI Ikuti Kami Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fahri Hamzah menyesalkan tindakan polisi yang mengacak-acak Pondok Pesantren Umar bin Khatab (UBK) di Bima, Nusa Tenggara Barat. Polisi menggeledah ponpes setelah sebuah ledakan bikin heboh beberapa waktu silam. Penyelidikan Pesantren UBK Jangan Sisakan Trauma Pencapaian Kinerja Kementerian Perhubungan Memprihatinkan Universitas Trisakti Harus Dikembalikan Ke Negara Kinerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di tahun 2010 sangat memprihatinkan. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dari 82 indikator kinerja yang ditetapkan Ke- menterian Perhubungan ditahun 2010, sebanyak 59 indikator kinerja (71,59%) tidak mencapat target. Perseteruan antara pimpinan Universi- tas Trisakti dengan pihak yayasan harus segera diselesaikan. Menurut Rohmani, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Ra- kyat (DPR), pemerintah harus mengam- bil sikap yang tepat agar persoalan ini cepat tuntas. Halaman 9 Halaman 11 Halaman 22

description

Tabloid Suara Keadilan Edisi 6

Transcript of Edisi 6

Perolehan SuaraPemilihan Umum 2009 Indonesia

20,85%

14,45%

14,03%

7,88%

6,01%

5,32%4,94

4,46%3,77%

Kursi ParlemenPerhitungan I

TOTAL: 560

TOTAL: 560

Revisi

Hanura

Gerindra

PKB

PPP

PAN

PKS

PDIP

Golkar

Demokrat

148

10859

42

26

3015

39

93

Hanura

Gerindra

PKB

PPP

PAN

PKS

PDIP

Golkar

Demokrat

150

10757

43

27

26

18

37

95

Laporan Utama: Halaman 3 - 5

Tarik Ulur Parliamentary Threshold

AGUSTUS

2011

EDISI 6

SUKA | Edisi 1 / I / 2010

JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI lantang memilih opsi C hasil rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century. Artinya, proses penyelamatan Bank Century melalui bail-out dinilai sarat pealanggaran.

“Opsi C adalah relevan dan terbaik untuk perbaikan sektor keuangan dan perbankan dalam upaya penegakan hukum,” kata juru bicara FPKS Ecky Awal Mucharam yang membacakan sikap fraksi Rabu, 3 Maret 2010.

Sontak, teriakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar” bergemuruh di tengah arena ruang sidang yang dihadiri hampir seluruh anggota DPR.

Pandangan ini merupakan penegasan dan penguatan fraksi PKS yang telah disampaikan

Allahu Akbar! Bergemuruh di Paripurna

DPR

sidang-sidang Pansus terdahulu. Sikap tersebut tak berubah sampai mendekati penghujung paripurna yang hingga larut malam. Meski sempat diselingi insiden dan tarik ulur lobi, paripurna DPR akhirnya mengakhiri sidangnya lewat voting terbuka.

Opsi C, yang menyatakan proses “bail out” bank Century bermasalah dipilih oleh 325 anggota dari 537 anggota yang hadir. Sedangkan opsi A, yang menyatakan proses prosedur bailout tidak bermasalah, dipilih oleh 212 anggota DPR. Marzuki Ali sebagai pimpinan sidang paripurna akhirnya mengetuk palu sebagai tanda paripurna DPR secara bulat memilih opsi C.

Opsi C lainnya adalah, patut diduga telah terjadi berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan oleh otoritas

Fraksi PKS Lantang Pilih Opsi ‘C’

SUARA KEADILAN

moneter dan fiskal, mulai dari (a) operasional Bank CIC (b) proses akuisisi Bank Danpac dan Bank Pikko oleh Chinkara Capital, merger Bank CIC, Bank Danpac, dan Bank Pikko menjadi Bank Century, operasional Bank Century (c) pemberian FPJP, dan (d) PMS sampai kepada (e) mengucurnya aliran dana.

Opsi C juga menyebut, diduga telah terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemegang saham pengendali, pengurus, dan manajemen Bank CIC, dan Bank Century, debitur dan nasabah terkait, sehingga terindikasi merugikan keuangan negara.

--- Pandangan Fraksi PKS dapat dilihat selengkapnya di : www.fpks-dpr.or.id

Terdepan dalam Reformasi Parlemen

Dalam pandangan akhirnya soal Century, semua fraksi di DPR kompak berucap bahwa ke-benaran itu benar dan kesalahan itu tetap harus salah. Bila kita tengok perspektif agama, bahwa kebenaran yang hakiki hanya satu yaitu yang ses-uai dengan “ma ‘indallah”, kebenaran yang ada

di sisi Allah. Tentu hanya Dia yang tahu. Adapun masing-masing fraksi dan opsi hanya berikhtiar mencapai kebenaran. Agama memuji ikhtiar yang berkualitas, yaitu yang secara spiritual mengede-pankan kejujuran dan memosisikannya sebagai imam. Kejujuran yang menggariskan konsistensi antara tujuan (ghayah) mencari kebenaran, mo-tif (niat) meraih reward dari Allah, dengan proses (kaifiat) yang ditempuh juga harus benar, baik prosedur formil maupun metodologis.

Di atas garis lurus konsistensi tersebut, integri-tas dapat dihadirkan, ketaqwaan dipertahankan, kredibilitas dihasilkan, kemudian insya Allah pa-hala dariNya telah dijanjikan. Masing-masing opsi memenangkan pahala itu antara satu atau dua. Jika opsi yang dipilih sesuai dengan yang benar di sisi Allah maka mendapat dua pahala, sebagai

imbalan kebenaran dalam berikhtiar dan imbalan akurasi/persisi; sedang jika opsinya tidak sesuai dengan yang benar menurut Allah tetap mem-peroleh satu pahala sebagai imbalan atas ikhtiar yang benar, sebab ikhtiar yang benar bagian dari amal saleh.

Sesungguhnya yang lebih penting, bukan apa opsinya tapi bagaimana prosesnya. Dari perspektif kualitas proses atau ‘mujahadah’ menuju kebena-ran maka posisi orang akan beragam.

Ada yang menempuh prosedur dengan benar, menggunakan metodologi yang benar kemudian berpenampilan ekspresif dan komunikatif yang baik. Hasilnya insya Allah baik disertai reward ilahi dan out comenya adalah kemaslahatan bagi masyarakat. Ada pula yang melakukan kesalahan di aspek formil sehingga melukai komunikasi in-

ter personal atau inter institusional, merusak mu’amalah yang menimbulkan dosa. Terlebih jika ditambah kesalahan dalam metodologi yang men-gakibatkan misleading. Misalnya, untuk mencari suatu kebenaran objektif-faktual metode yang ha-rus digunakan adalah induktif. Mendasarkan pada data dan fakta yang relevan serta komprehensif, tidak boleh ada kesimpulan yang mendahului, sebab mozaik data dan faktalah yang akan mem-buat kesimpulan. Kejujuran sebagai basis integritas penyelidik kebenaran mewajibkannya menempuh proses induksi secara utuh dan tidak memberi celah bagi suatu pesan deduktif untuk menyusup (masuk angin).

“Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah men-getahui apa yang ada dalam dirimu, maka waspadalah”. (AlBaqarah:235 )

KebenaranOleh : Dr. K.H. Surahman Hidayat

Refleksi

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS

www.fpks.or.id

Fraksi PKS DPr ri

@FPKSDPrri

Ikuti Kami

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fahri Hamzah menyesalkan tindakan polisi yang mengacak-acak Pondok Pesantren Umar bin Khatab (UBK) di Bima, Nusa Tenggara Barat. Polisi menggeledah ponpes setelah sebuah ledakan bikin heboh beberapa waktu silam.

Penyelidikan Pesantren UBK Jangan Sisakan Trauma

Pencapaian Kinerja Kementerian Perhubungan Memprihatinkan

Universitas Trisakti Harus Dikembalikan Ke Negara

Kinerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di tahun 2010 sangat mempriha tinkan. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dari 82 indikator kinerja yang ditetapkan Ke-menterian Perhubungan ditahun 2010, sebanyak 59 indikator kinerja (71,59%) tidak mencapat target.

Perseteruan antara pimpinan Universi-tas Trisakti dengan pihak yayasan harus segera diselesaikan. Menurut Rohmani, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Ra-kyat (DPR), pemerintah harus mengam-bil sikap yang tepat agar persoalan ini cepat tuntas.

Halaman 9 Halaman 11 Halaman 22

Edisi AGUsTUs 2011Editorial

PenanggungJawab: H. Mustafa Kamal, SS | Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Dedi Supriadi | Redaktur Pelaksana: Tourmalina | Redaktur: Khairurrizqo, Santi Susanti Design/Layout: Farid-Barragraphia | Kartunis: Fauzi | Sekretaris Redaksi: Zakaria M. Alif

Alamat: Komplek Gedung MPR/DPR/DPD - RI, Nusantara I Lantai 3, Jakarta Email: [email protected] | Telepon: 021-5785 7024 - 23

Diterbitkan dua bulan sekali oleh Humas Fraksi PKS DPR - RI dan dibagikan secara gratis Bahan-bahan: 1. Liputan; 2. Kutipan media personal atau media massa

TABLOID SUARA KEADILAN

Edisi ke 6 Bulan Agustus 2011

Dari Redaksi Surat Pembaca

Editorial

INFO GRAFIK: FARID/BARRA GRAPHIA - FOtO cOveR: HUMAS FRAKSI PKS

Dari Redaksi

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pertama tentunya seluruh jajaran Redaksi mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan tahun 1432 Hijriyah, dan semoga sebulan ini kita sukses menjalaninya hingga menjadi hamba yang kembali fitri di 1 Syawal nanti hingga setahun berikutnya.

Tabloid Suara Keadilan telah memasuki edisi ke-6 dan kini kami berusaha menyebarkannya secara lebih massif kepada pengurus struktur dan kader. Selain selalu menjadi ‘oleh-oleh’ anggota Fraksi PKS DPR ke Daerah Pemilihan masing-masing. Suara Keadilan juga mulai kami kirimkan ke Pengurus DPW yang belum memiliki wakil di tingkat pusat, seperti: Provinsi Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Bali, Maluku dan Maluku Utara serta Papua dan Papua Barat.

Selain itu, Suara Keadilan juga disediakan dalam format pdf dan dikirimkan ke pengurus Humas di tingkat Wilayah dan Daerah (Kota-Kabupaten) yang alamat emailnya ada pada redaksi. Bagi rekan-rekan yang kebetulan membaca tabloid ini dan ingin mendapatkan seluruh edisi dalam bentuk soft-copy, silakan kirimkan permintaan ke [email protected]. Kami berharap dengan makin tersebarnya berita tentang kerja-kerja anggota DPR dari PKS di Senayan ini, semangat kader makin kuat mewujudkan jargon ‘Bekerja untuk Indonesia’.

Tim Humas FPKS sebagai redaksi tabloid ini juga merasa gembira bahwa makin banyak anggota dewan yang berkenan mampir ke ruang Humas untuk berdiskusi tentang banyak hal dengan Tim Humas FPKS. Hal ini tentu makin memperkaya pengetahuan dan wawasan para staf humas karena mendapatkan informasi tentang banyak hal langsung dari narasumber yang terlibat dalam proses-proses pengambilan keputusan.

Selamat menikmati Tabloid Suara Keadilan! Masukan, saran perbaikan, bahkan kritikan akan selalu menjadi penyemangat tim redaksi untuk memperbaiki isi dan tampilan tabloid ini.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

REDAKSI

Assalamu’alaikum....

Akhir-akhir ini nama salah satu Anggota DPR RI dari FPKS sedang hangat dalam forum mahasiswa keperawatan se-Indonesia ter-kait dengan dukungan beliau ter-hadap RUU Keperawatan di komisi IX. Dan akhir-akhir ini pula, tiap mahasiswa keperawatan di setiap provinsi sedang mencari anggota DPR RI untuk diajak beraudiensi (terutama komisi IX) (terkait RUU Keperawatan –red). Alangkah baiknya jika setiap provinsi ber-sedia menemui mahasiswa kepe-rawatan, setidaknya disitulah kita (PKS –red) bisa menjadi tokoh me-reka. Sekarang setiap mahasiswa yang tergabung di kepenguru-san pusat keperawatan sedang mengarah untuk bertemu ang-gota dewan dari PKS, dan alang-kah lebih baiknya jika dari PKS nya

sendiri yang menyambutnya.Salam Tiga Besar.

Hermawan Al Fatih, Surabaya

Redaksi :

Waalaikumsalam wr wb.

Terima kasih atas suratnya, se-moga melalui surat di Tabloid Suara Keadilan, aspirasi ini tersampaikan dengan baik.Wassalamu’alaikum wr wb.

Assalamu’alaikum ..

Setelah membaca, menga-nalisa, dan memimpikan suara keadilan, saran saya untuk Suara Keadilan ke depan memasukan berita dan program kerja unggu-lan menteri dari PKS. Tujuannya agar prestasi dan keunggulan program menteri PKS bisa diklaim sebagai hasil kerja PKS, dan Insya

Allah akan berdampak baik bagi PKS.

Di sisi lain kader akan tahu apa saja yang dikerjakan dan efektifitas kader PKS yang jadi menteri saat ini.Pipin Sopian, Jakarta Pusat

Redaksi :

Waalaikumsalam wr wb.

Terima kasih atas masukannya. Untuk saat ini, sebagaimana tujuan penerbitannya, Tabloid Suara Keadi-lan memang hanya berfokus pada kinerja Anggota Dewan dari Fraksi PKS di DPR RI saja, jadi memang ti-dak menyediakan halaman untuk kementerian.

Tetap membaca, menganalisa, dan memimpikan Suara Keadilan ya...

Meski belum bisa disebut di titik nadir, namun keberadaan partai po-

litik kerap menjadi pembahasan yang cenderung negatif. Lihatlah ekspos lembaga-lembaga yang dipersepsikan rawan korupsi; DPR atau parlemen selalu ada di urutan 2 besar di tahun 2009 dan 2010 versi Transparency Interna-tional Indonesia (TII). Partai Politik termasuk lembaga yang indeks persepsi korupsinya tinggi men-urut lembaga tersebut.

Di tahun 2011 pemberitaan tidak menyenangkan (unfavora-ble) tentang parlemen dan partai politik makin menguat. Gantian saja pemberitaan partai politik dengan beragam kasus mewar-nai headline media massa Indo-nesia. Kondisi ini meniscayakan jika TII turun riset persepsi lem-baga terkorup tahun 2011, maka penyematan kepada parlemen sebagai juara hampir pasti ada-nya. Cipratannya, tentu saja ke partai politik.

Hal ini membuat publik tidak merasa perlu lagi mengetahui apa esensi keberadaan partai po-litik di sebuah negara demokratis. Menurut David R. Mac Iver, Mac Iver, partai politik adalah “suatu kumpulan terorganisasi untuk menyokong suatu prinsip atau ke-bijaksanaan (policy) yang oleh per-kumpulan itu diusahakan dengan cara-cara sesuai dengan konstitusi atau Undang-undang agar men-jadi penentu cara melakukan pe-

merintahan”.Sementara itu, dari berbagai

literatur ilmu politik, dapat disim-pulkan bahwa fungsi partai poli-tik dalam sebuah negara demo-kratis adalah: memperjuangkan kepentingan anggota dan rakyat kebanyakan, melakukan sosialisa-si dan pendidikan politik kepada warga negara tentang sistem politik dan pemilihan umum, kekuatan pengimbang dalam sis-tem pemerintahan, memobilisasi warga negara untuk menentukan pilihan politik menjadi sebuah kebijakan, fungsi penyalur aspi-rasi masyarakat kepada pembuat kebijakan serta fungsi rekrutmen dan pelatihan bagi calon pejabat publik dan pemimpin negara.

Fungsi yang dilindungi oleh konstitusi tersebut, saat ini me-mang tercederai dengan perilaku sebagian kecil anggota parlemen -yang juga anggota partai po-litik- yang tidak sesuai dengan etika moral dan hukum. Sorotan utama adalah kasus-kasus ko-rupsi. Dalam kondisi seperti ini, sangat mungkin kepercayaan masyarakat menurun terhadap ’asal’ oknum-oknum tersebut, yaitu partai politik.

Meski demikian partai politik sebenarnya bisa tetap konsisten dengan tugas dan fungsi utama-nya, seperti menyalurkan aspi-rasi masyarakat untuk menjadi kebijakan politik yang mengun-tungkan rakyat, serta mendidik calon-calon pemimpin bangsa.

Untuk mendidik calon-calon pe-mimpin bangsa yang layak, tentu saja butuh parpol yang patut menjadi kawah candradimuka. Bila asalnya tidak baik, maka tidak mungkin mengeluarkan hasil yang baik.

Sepertinya yang dibutuhkan oleh partai politik adalah medium yang kuat untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. Selain itu, tentu saja anggota-anggota partai yang mengerti benar visi dan misi perjuangan partai. PKS memiliki modal utamanya, yaitu anggota dan kader yang punya pema-haman yang kuat akan cita-cita partai. Kader juga memiliki moti-vasi yang besar karena keyakinan bahwa aktivitas berpartai politik di PKS yang memiliki asas Islam, sejauh diniatkan sebagai ibadah, maka akan bernilai pahala.

Potensi ini tentu tidak bo-leh disia-siakan. PKS diharapkan umat untuk selalu meningkatkan kualitas partai melalui pening-katan kualitas SDM-nya, baik dalam aspek wawasan, kekuatan penetrasi dan kekuatan moral. Sehingga suatu saat nanti publik akan lebih percaya pada kinerja sesungguhnya dari partai politik, dalam membuat kebijakan yang berpihak pada kepentingan ke-majuan bangsa dan totalitas da-lam bekerja di lapangan. Semoga PKS bisa menjadi pionir untuk pe-ningkatan kualitas partai politik di Indonesia.p

Fungsi Partai Politik

Edisi AGUsTUs 2011 Laporan Utama

Partai Suara

Kursi%PT 2,5%kursi%

PT 3%kursi%

PT 4%kursi%

PT 5%kursi%

7,5%kursi%

10%kursi%

Demokrat 21.673.389 (20,84%) 148 (26,43%) 148 (26,43%) 152 (27,14%) 173 (30,89%) 206 (36,79%) 238 (42,50%)

Golkar 15.022.561 (14,44%) 106 (18,93%) 106 (18,93%) 109 (19,46%) 123 (21,96%) 145 (25,89%) 168 (30,00%)

PDIP 14.572.223 (14,01%) 94 (16,79%) 94 (16,61%) 98 (17,50%) 110 (19,64%) 133 (23,75%) 154 (27,50%)

PKS 8.198.940 (7,88%) 57 (10,18%) 57 (10,18%) 62 (11,07%) 65 (11,61%) 76 (13,57%) —

PAN 6.289.378 (6,05%) 46 (8,21%) 46 (8,21%) 46 (8,21%) 48 (8,57%) — —

PPP 5.530.119 (5,32%) 38 (6,79%) 38 (6,79%) 38 (6,79%) 41 (7,32%) — —

PKB 5.144.371 (4,95%) 28 (5,00%) 28 (5,00%) 29 (5,18%) — — —

Gerindra 4.664.213 (4,48%) 26 (4,64%) 26 (4,64%) 26 (4,64%) — — —

Hanura 3.918.531 (3,77%) 17 (3,04%) 17 (3,21%) — — — —

lah partai politik juga dinilai tidak merepresentasikan as-pirasi rakyat banyak, namun justru lebih menonjolkan mo-tif politik dan ekonomi indivi-

du atau sekelompok orang. Tentu sudah ada be-

berapa ikhtiar yang dila-kukan. Seperti yang dite-rapkan pada Pemilihan Umum tahun 1999 dan 2004 dengan menerapkan Electoral Threshold (ET),

atau batasan perolehan kursi parlemen yang

menjadi syarat un-tuk dapat mengik-uti pemilu be-rikutnya. Di satu sisi, ET memang efektif untuk m e n g u r a n g i jumlah partai peserta pe-milu, namun tidak cukup efektif untuk mengurangi jumlah par-

Penyederhanaan jum-lah partai politik men-jadi wacana yang terus

mengemuka dalam pelaks-anaan pemilihan umum pasca Orde Baru. Jumlah partai yang terlalu banyak dianggap menjadi biang keladi instabili-tas pemerinta-han. Selain itu, banyaknya jum-

tai di parlemen. Hal ini ka-rena, partai dengan suara 1% pun, dapat mendudukkan wakilnya di dewan. Sehingga komposisi parlemen menjadi beragam dan timpang antara partai-partai besar dengan partai kecil yang tidak menca-pai syarat untuk membentuk 1 fraksi.

Pada Pemilu 2009 sistem ET dirubah dengan penera-pan Parliamentary Threshold (PT) alias ambang batas parle-men. Dalam PT, hanya partai dengan perolehan suara ter-tentu yeng diikutkan dalam pembagian kursi di parlemen. Penerapan PT diharapkan menjadi jalan keluar peny-ederhanaan partai di Indone-sia secara bertahap. Hal ini ka-rena, walaupun PT meniscay-akan pendirian partai-partai baru, namun besaran ambang batasnya menjadi sarana yang efektif menyeleksi partai yang benar-benar kompeten untuk masuk di parlemen.

Kalau ukurannya adalah penyederhanaan jumlah par-tai di parlemen dalam 2 pe-milu terakhir, maka di pemilu 2009-lah terlihat efektiftasnya penerapan PT. Walaupun jumlah partai bertambah, dari 24 partai pada 2004 menjadi 38 pada 2009, namun terjadi penurunan signifikan jumlah partai yang menempatkan wakilnya di Dewan Perwa-kilan Rakyat (DPR) pusat. Dengan PT sebesar 2,5 %, jumlah partai di parlemen pada 2009 menjadi hanya 9 partai dari sebelumnya 16 partai pada Pemilu 2004.

Efektifitas PT yang ter-bukti mampu menyeder-hanakan jumlah partai di Parlemen menjadi titik tolak kesepakatan antarfraksi di Badan Legislasi (Baleg) DPR untuk menggunakan sistem yang sama pada pemilu 2014. Kesepakan ini tertuang dalam draft sementara penyusunan Revisi Undang Undang (UU)

No 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif. Hampir se-mua fraksi sepakat bahwa sis-tem PT harus dipertahankan dan nilainya dinaikkan dari besaran awalnya, yaitu di atas 2,5%.

Permasalahan justru mengemuka dalam penen-tuan besaran PT. Konfigura-sinya terbagi dua; Partai Gol-kar, PDI-P dan Partai Demo-krat menghendaki kenaikan signifikan dari 2,5% menjadi 4-5% pada Pemilu 2014. Di sisi lain PKS, PPP, PAN, PKB dan Gerindra serta Hanura menghendaki kenaikan angka PT yang bertahap dan mode-rat yakni sebesar 3%. Masing-masing memiliki argumen-tasi, namun perlu kesadaran bersama bahwa pemilu yang kontestannya adalah partai politik, sesungguhnya adalah perwujudan aspirasi rakyat. Ini juga soal sejauh mana suara rakyat menentukan pe-rubahan dalam tatanan poli-

Parliamentary Threshold

Simulasi Ambang Batas Terhadap Hasil Pemilu 2009

dan Nasib Demokrasi Indonesia

Sumber: Cetro

Luthfi Hasan Ishaaq

Laporan Utama Edisi AGUsTUs 2011

Fraksi Usulan PT Keterangan

PDIP 5% Sepakat PT DPR menjadi 3%, dan menjadi acuan nasional. Alternatif lain: DPR 5%, DPRD provinsi 4%, kota/kab 3%

Golkar 5% Sepakat PT DPR menjadi 3%, dan menjadi acuan nasional. Alternatif lain: DPR 4%, DPRD provinsi 4%, kota/kab 4%

Demokrat 4%Cenderung menolak PT DPR menjadi 3%. Soal apakah PT DPR menjadi acuan nasional belum jelas, dan belum menyampaikan secara jelas alternatif untuk DPRD.

PKS 3-4% Sepakat PT DPR menjadi 3% atau menang di empat daerah pemilihan anggota DPR, dan menjadi acuan nasional. Belum ada alternatif lain.

PAN 3%Sepakat PT DPR menjadi 3%, dan menjadi acuan nasional. Belum ada alternatif lain.

PKB 3% Sepakat PT DPR menjadi 3%, dan menjadi acuan nasional. Belum ada alternatif lain.

PPP 2,5% Sepakat PT DPR menjadi 3%, dan menjadi acuan nasional. Belum ada alternatif lain.

Gerindra 2,5%Sepakat PT DPR menjadi 3%, dan menjadi acuan nasional. Belum ada alternatif lain.

Hanura 2,5% Menolak PT dinaikkan, dan cenderung menghendaki PT tetap 2,5%.

tik dan pemerintahan di Indonesia.

Demokratis dengan Angka Moderat

Demokrasi me nun-tut pemerintahan yang memiliki kemampuan merumuskan dan mem-buat kebijakan-kebija-kan publik yang cepat. Ini akan sulit dipenuhi, manakala proses pem-buatan kebijakan publik harus melibatkan ter-lalu banyak kelompok. Namun di sisi lain, de-mokrasi juga menuntut keterwakilan yang tinggi. Sema-kin banyak kelompok terwakili semakin

baik.Realitas yang tidak

bisa diabaikan adalah fakta bahwa Indone-sia adalah negara yang plural. Penyederhanaan partai politik seharusnya tidak menghilangkan keterwakilan kelompok-kelompok masyarakat di parlemen. Dengan kata lain, penyederhanaan akan terjadi ketika di-mensi kesadaran mulai bekerja pada pemilih. Pemilih yang kian hari kian cerdas tidak akan lagi mendasarkan pi-

lihannya pada faktor kesamaan emo-

sional/ideologis semata, namun mulai masuk pada kesadaran strategis pada partai yang benar-benar berkual i tas .

Dengan be-g i t u ,

jum-l a h

partai perlahan pun akan mengerucut.

Menghadapi dina-mika perdebatan besa-ran PT ini, PKS terus berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan Wi-layah (DPW) PKS di 33 provinsi di Indonesia. Hal ini dilaksanakan se-bagai sarana mendapat-kan masukan dari kader PKS di daerah menge-nai kesiapan mereka menghadapi Pemilu 2014 terutama berkai-tan dengan besaran PT yang ideal. Dari paparan kader di daerah, PKS sebenarnya sangat siap dengan besaran PT sam-pai 5 persen. Kesiapan ini disampaikan Presi-den PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, di Jakarta, Rabu (13/7). “PKS siap dengan kenaikan 5 persen, tapi kami tetap mengutama-kan stabilitas politik na-sional dengan besaran 3 persen,” jelasnya.

Dalam pandangan PKS, meningkatkan ang-ka ambang batas parle-men tidak hanya perihal membatasi jumlah par-

tai yang duduk di par-lemen dan potensi suara pemilih yang hangus. Kenaikan ambang batas yang terlalu tinggi justru dapat menimbulkan gangguan stabilitas poli-tik dan sosial. Hal ini di-karenakan terputusnya realitas sosial dengan keterwakilan politik di parlemen. “Jika ada rasa ketidakterwakilan justru bisa menimbulkan gang-guan stabilitas politik dan sosial,” ujar Luthfi di kesempatan yang sama.

PKS menyadari ba-hwa realitas politik se-harusnya seiring sejalan dengan realitas sosial. Artinya, keterwakilan politik di parlemen se-harusnya merupakan gambaran struktur dan kultur kelompok sosial yang ada di masyarakat. Karena itu, PKS tetap menginginkan kenai-kan angka threshold yang moderat, yakni 3%.”Untuk Pemilu 2014 kenaikan cukup 3%. Ini adalah angka moderat untuk cita-cita peny-ederhanaan partai yang

kita lakukan secara ber-tahap,” jelas Luthfi.

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mustafa Ka-mal, menyatakan akan mengawal arahan pimpinan partai terse-but. Menurutnya, PKS pada prinsipnya sejalan dengan gagasan peny-ederhanaan partai poli-tik, namun hal tersebut haruslah berlangsung alamiah. ”PKS menga-nut perubahan peny-ederhanaan parpol te-tapi dengan cara yang alamiah dan bertahap dengan PT yang tidak terlalu tinggi. Dalam perjalanannya masy-arakat akan semakin mengerucutkan pilihan politiknya, sehingga kita berharap rakyatlah yang akan menentukan proses penyederhanaan parpol itu,” terang Kamal kepa-da Suara Keadilan dan wartawan lainnya.

Untuk itu Kamal, yang juga Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, meminta kearifan partai politik Golkar, PDIP dan Partai Demo-krat dalam menyikapi besaran PT. Sebaiknya, lanjut Kamal, pembaha-san PT tidak dijadikan ajang kontestasi, tapi sebagai sarana konsen-sus menuju perbaikan sistem demokrasi di In-donesia. Dalam konteks ini, PKS berpikir bukan dalam kapasitas sebagai partai besar atau partai kecil, tapi menyesuaikan dengan realitas masy-arakat. “Kita tidak mera-sa partai yang minimalis lalu berpikir minimalis juga atau menjadi partai maksimalis berpikirnya maksimalis juga. Kita ti-dak berpikir begitu. Kita berdasarkan teori dan

pemahaman terhadap situasi,” jelas Kamal, wakil rakyat dari Dae-rah Pemilihan Sumatera Selatan ini.

Menuju Demokrasi Berkualitas

Perbaikan demi per-baikan wajib terus dila-kukan menuju Sistem Demokrasi yang lebih berkualitas di Indonesia. Dengan usia demokrasi yang relatif masih muda di Indonesia, maka par-tai politik berperan stra-tegis sebagai sarana ke-terwakilan yang utama. Pengalaman pahit kebi-jakan fusi/penyederha-naan partai politik di Era Orde Baru, menjadi buk-ti bahwa menggabung-kan partai politik tanpa memperhatikan kera-gaman golongan justru menciptakan stabilitas semu, yang sewaktu-waktu dapat meledak menjadi konflik sosial.

Banyaknya kritik mengenai kinerja parle-men dan partai politik ti-dak serta merta menjadi alasan penyederhanaan partai yang ekstrem. Bagaimanapun, dian-tara banyak kritik yang mengemuka, terselip juga pesan dan aspirasi masyarakat kepada wa-kilnya di parlemen. Ka-rena itu, penentuan be-saran PT menjadi salah satu pembahasan stra-tegis yang menentukan arah demokrasi Indone-sia ke depan.

Kita meyakini wakil-wakil rakyat cukup arif dan bijaksana untuk menghasilkan keputu-san yang bermanfaat bagi semua, tidak hanya bagi kepentingan politik masing-masing golong-an semata.p

Angka Ambang Batas Parlemen yang Diusulkan Fraksi-Fraksi di DPRRapat pleno Badan Legislasi DPR telah menyepakati angka ambang batas parlemen tiga persen pada 4 April lalu. Namun angka itu belum final.Berikut sikap fraksi-fraksi DPR sebelum rapat pleno digelar, dan sejumlah per-kembangan terakhir setelah rapat pleno:

Perolehan SuaraPemilihan Umum 2009 Indonesia

20,85%

14,45%

14,03%

7,88%

6,01%

5,32%4,94

4,46%3,77%

Kursi ParlemenPerhitungan I

TOTAL: 560

TOTAL: 560

Revisi

Hanura

Gerindra

PKB

PPP

PAN

PKS

PDIP

Golkar

Demokrat

148

10859

42

26

3015

39

93

Hanura

Gerindra

PKB

PPP

PAN

PKS

PDIP

Golkar

Demokrat

150

10757

43

27

26

18

37

95

Sumber: Republika

Mustafa Kamal

Edisi AGUsTUs 2011 Laporan Utama

Besaran PT Suara Hangus Persentase

2,5 persen 19.086.060 18,33

3 persen 19.086.060 18,33

4 persen 23.004.591 22,10

5 persen 32.813.175 31,52

7,5 persen 44.632.672 42,87

10 persen 52.831.612 50,75

Catatan:

● Total suara sah dalam Pemilu 2009 adalah 104.099.785.

Sumber: Cetro

Selain sebagai me-kanisme pemilihan penyelenggara ne-

gara, Pemilihan Umum (Pemilu) juga dapat diar-tikan sebagai mekanisme pendelegasian sebagian kedaulatan dari rakyat kepada peserta Pemilu dan/atau calon anggota DPR, DPRD, DPD, Presi-den/Wakil Presiden, ser-ta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah untuk membuat dan melaks-anakan keputusan politik bagi kesejahteraan masy-arakat umum. Pemilihan umum perlu dirumus-kan sebagai mekanisme pendelegasian sebagian kedaulatan rakyat untuk tiga alasan.

Pertama, yang dide-legasikan oleh rakyat ha-nya sebagian dari kedau-latannya, sehingga begitu selesai memberikan suara dalam pemilihan umum para warga negara ma-sih memiliki kedaulatan dengan hak dan kebeba-san politik yang dijamin konstitusi.

Kedua, pemberian suara dalam pemilihan umum merupakan pen-delegasian, dan bukan penyerahan kedaulatan, sehingga yang diberi delegasi tidak hanya harus b e r t a n g -g u n g j a -wab kepa-da pem-beri dele-gasi tetapi juga perlu berkonsul-tasi dengan p e m b e r i delegasi s e -

belum membuat keputu-san.

Ketiga, rakyat tidak mungkin melaksana-kan kedaulatan itu se-cara langsung melainkan perlu diwakilkan kepada mereka yang dipercaya untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik.

Parliamentary Thres-hold (PT) adalah keten-tuan batas minimal yang harus dipenuhi Partai Politik untuk bisa me-nempatkan calon legisla-tifnya di parlemen. Batas minimal yang diatur dalam Pasal 202 ayat (1) UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif adalah sebesar 2,5 persen dari total jumlah suara dalam pemilu. Dengan ketentuan ini, Parpol yang tidak memperoleh suara minimal 2,5 persen, tidak berhak mempunyai perwakilan di DPR. Se-hingga suara yang telah diperoleh oleh parpol ter-sebut dianggap hangus. Revisi lainnya adalah penetapan Parliamentary Threshold dengan besa-ran flat/merata di daerah (provinsi dan kabupa-ten/kota).

Salah satu kekha-watiran yang saat

ini mengemuka terkait besaran Parliamentary Threshold (PT) yang terlalu tinggi adalah b a n y a k n y a

suara yang ter-buang. Secara

psikologis, hal ini tentu saja sangat tidak sejalan dengan prinsip demo-krasi yang mengagung-kan keterwakilan dan aspirasi. Benar bahwa ti-dak semua aspirasi dapat dilaksanakan dan dija-lankan, namun perbaikan tata politik pemerintahan menjadi sia-sia ketika justru suara rakyat dihi-langkan, hanya dengan dalih penyederhanaan partai politik.

Imbasnya? Kem-bali rakyat akan dirugi-kan. Rakyat akan sulit menuntut pertanggung-jawaban anggota DPR/DPRD karena pada ha-kikatnya para anggota tersebut tidak mewakili para pemilih yang sua-ranya hangus. Sebagian anggota parlemen itu mendapatkan kursi lan-taran perolehan suara sebagian partai peserta pemilu masih lebih kecil daripada ambang batas parlemen. Akibat menda-pat kursi-kursi dari jatah partai yang tidak lolos ambang batas parlemen, maka terjadilah penyim-pangan keterwakilan (mis-representative).

Kekhawatiran sela-njutnya adalah berkaitan dengan besaran PT yang ditetapkan di propinsi dan kabupaten/kota. Pada pemilu sebelum-nya (1999 dan 2004) di provinsi dan kabupaten/kota tidak ditetapkan besaran PT. Kenaikan be-sarannya pun tidak tang-gung-tanggung; Golkar dan PDI-P mencanang-kan besaran 5% untuk provinsi dan kabupaten/kota. Bisa dibayangkan, penyederhanaan partai ini akan berlangsung sedemikian pesat di dae-rah, yang sebelumnya tidak diterapkan Par-liamentary Threshold. Potensi gejolak sosial tentu akan semakin be-sar karena tersumbat-nya aspirasi rakyat.

Mencegah Hilangnya Suara

Dalam pandangan Fraksi PKS DPRRI, peny-ederhanaan partai politik memang menjadi pilihan strategis, apalagi dengan sistem presidensial yang berlaku saat ini. Namun, penyederhanaan yang di-jalankan bukanlah yang bersifat terburu-buru dan melabrak realitas sosial dan politik yang ada saat ini. “Penyederhanaan versi PKS bukanlah yang by-pass, yang terburu-buru. Penting bagi PKS untuk tetap memperha-tikan situasi dan kondisi yang saat ini belum kon-dusif dengan besaran PT yang terlalu tinggi,” demikian disampaikan Anggota Komisi II DPR RI sekaligus Wakil Ke-tua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, Agus Purnomo, kepada Suara Keadilan.

Ada beberapa alasan bagi PKS untuk menolak besaran PT yang terlalu besar, di pusat maupun di daerah. Pertama, ge-jolak sosial yang timbul akibat keterwakilan po-litik yang putus. Gejolak ini, menurut PKS akan sangat terasa terjadi di daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Misal-nya, dalam satu daerah pemilihan dengan PT 5 persen, perwakilan partai politik menurun sampai berkurang 3-4 partai. “Gejolak di level elit pasti akan berdampak pada konflik di masyarakat. Masyarakat pun akan mempersoalkan, kenapa yang dipilih si A tapi ter-nyata yang dapat kursi calon lain?” jelas Agus Purnomo.

Kedua, pelembagaan partai politik yang belum berjalan secara optimal. Harus diakui bahwa, sampai saat ini pengor-ganisasian partai politik belum dijalankan dengan baik. Kaderisasi partai politik mandeg dan efe-knya adalah stok kepe-mimpinan yang terbatas. Dengan kata lain, partai

politik perlu waktu un-tuk berkembang dan mengorganisir diri. “Ka-renanya, dengan pemba-tasan yang terburu-buru, justru akan mematikan potensi partai politik un-tuk berkembang,” ung-kap legislator yang akrab disapa Gus Pur ini.

Ketiga, dan ini yang paling berbahaya, adalah potensi hilangnya suara pemilih dalam pemilu. Bukan suara yang tidak memilih atau tidak ter-daftar sebagai pemilih, tetapi suara sah pemilih. Berdasarkan simulasi dari Center For Electoral Reform (Cetro) terhadap hasil Pemilu 2009 mis-alnya, jika PT dinaikkan menjadi lima persen –seperti yang diusulkan Golkar dan PDI-P- maka jumlah suara hangus akan mencapai 32 juta. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah pada Pemilu 2014 meng-ingat jumlah pemilih pada Pemilu 2014 tentu akan lebih banyak dari Pemilu 2009. “Di dae-rah potensi angkanya akan semakin besar, dan mis-representative atau ketidakterwakilan akan sangat besar. Ini bisa be-rimbas lagi pada konflik sosial. kata Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Daerah Istimewa Yogya-karta ini.

Karena itu PKS me-nyayangkan sikap Gol-kar, PDI-P dan Demokrat yang tetap egois dengan opsi 5 persen di pusat dan daerah, tanpa kalku-lasi potensi suara yang hilang. Padahal jika itu terjadi, maka legitimasi dan kualitas pemilu di-pertanyakan. “Hitung-hitungan kasar kami, jika besaran 5 persen diterap-kan ke daerah, jumlah suara hangus akan men-capai setengah dari pe-milih terdaftar,” ungkap Gus Pur.

Solusi AlternatifFraksi PKS, lanjut

Gus Pur, juga telah me-nyiapkan solusi untuk

menyikapi tarik ulur PT yang berlarut-larut an-tara Golkar, PDI-P dan Demokrat dengan partai menengah. Dalam pan-dangan PKS, Revisi UU Pemilu bukan bertujuan menyelamatkan partai tertentu dan menyingkir-kan yang lain. Lebih jauh dari itu, revisi ini adalah sarana untuk membuat pemilu lebih berkualitas sekaligus juga mempu-nyai legitimasi dengan tidak adanya suara yang hilang.

Untuk itu, PKS meny-iapkan alternatif berupa sistem seleksi campuran antara besaran PT dan peraihan kursi partai di daerah. Penjabarannya, partai yang lolos Thres-hold adalah yang bisa meraih suara 3 persen dan atau menang paling tidak di 3 daerah pemi-lihan. Dengan begitu, maka legitimasi pemilu tidak sekedar dihitung berdasarkan besaran PT, tapi juga bagaimana ke-mampuan partai tersebut meraih suara di daerah. Gagasan ini didukung fakta empiris bahwa di beberapa daerah, partai yang tidak mempunyai kursi di level nasional justru mempunyai basis yang kuat di level pro-pinsi atau kabupaten/kota.

Semua pihak seha-rusnya menyadari bahwa pemaknaan demokrasi bukan sekedar prosedur pemberian suara dan kontestasi politik semata. Penting untuk mengede-pankan substansi demo-krasi; bahwa rakyat ada-lah pemegang mandat tertinggi dan karenanya berhak untuk menuntut keterwakilan yang proporsional.p

Mencegah Suara Hangus, Menuju Pemilu Berkualitas

Potensi Suara Hangus

Agoes Poernomo

Muhibah - Silaturahim Edisi AGUsTUs 2011

Audiensi Sesepuh Anggota Brimob

Jakarta, Suara Keadilan – Anggota Komisi VI DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat III, Ecky Awal Muharram, didampingi Anggota Komisi IV DPR RI, Hb Nabiel Al Musawwa, menerima pengaduan dari para sesepuh Anggota Brigade Mobil (Brimob) yang tinggal di Komplek Brimob Kota Bogor, Jawa Barat. Pertemuan ini dilaksanakan di Ruang Tamu Pimpinan Fraksi PKS DPR RI, Senin (13/6). Dalam pertemuan tersebut, para sesepuh beserta keluarga mereka mengeluhkan rencana pengosongan rumah dinas di Komplek Brimob, tanpa adanya ganti rugi yang jelas. Menanggapi pengaduan tersebut, PKS segera mengadukan permasalahan itu kepada Kapolri dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR dengan Kapolri sesaat setelah pertemuan tersebut.

Audiensi Petani Tambak Udang

Jakarta, Suara Keadilan - Ketua Kelompok Komisi IV, Rofi’

Munawwar, didampingi Anggota Komisi IV lainnya, Hb Nabie Al

Musawwa, menerima pengaduan dari Petani Tambak Udang eks

Dipasena di Ruang Tamu Pimpinan Fraksi PKS DPR RI, Selasa (7/6).

Dalam pertemuan tersebut, petani eks Dipasena mengeluhkan be-

lum adanya tindak lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan

mengenai nasib penambak udang di Dipasena pasca bangkrutnya

perusahaan pengelola tambak tersebut.

Kunjungan Mahasiswa Berprestasi UI

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi II DPR RI dari

Fraksi PKS sekaligus Koordinator Kaukus Parlemen Indonesia

Untuk Palestina, Al Muzzammil Yusuf, memberikan pandangan-

nya terhadap isu-isu internasional dan dukungan Indonesia untuk

Palestina, kepada Delegasi Mahasiswa Berprestasi Universitas

Indonesia di Ruang Konferensi Wartawan DPR RI, Kamis, (23/6).

Pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka prorgam Indonesia

Leadership Development yang diselenggarakan oleh Universitas

Indonesia dengan menjaring mahasiswa-mahasiswa terbaik dari

setiap fakultas untuk berdiskusi dengan tokoh-tokoh nasional

mengenai isu-isu sosial politik terkini.

Audiensi Ikatan Alumni Universitas Trisakti

Jakarta, Suara Keadilan – Jajaran Civitas akademika Uni-versitas Trisakti (USakti), dipimpin Pembantu Rektor I Yuswar Z Basri mengadu ke Fraksi PKS. Kedatangan mereka ditemui Anggota Komi-si X Fraksi PKS DPR RI, Raihan Iskandar dan Rohmani, serta Anggota Komisi VII dari PKS sekaligus Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unversitas Trisakti, Soegihono Karyosuwondo, di Ruang Rapat Pleno Fraksi PKS DPR, Rabu (1/6). Dalam pertemuan itu mereka meminta Fraksi PKS untuk mencari solusi agar konflik antara pihak Yayasan dengan Rektorat bisa dihentikan sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu. Rencana ini sepenuhnya didukung oleh PKS dengan mengusulkan agar Usakti menjadi Universitas Negeri.

Edisi AGUsTUs 2011 Muhibah - Silaturahim

Konferensi Ke II - The International

Forum Islamist Parliamentarians

Langkawi, Suara Keadilan – Sejumlah Pimpinan Fraksi PKS

DPR RI melakukan diskusi, setelah selesai mengikuti Pembukaan

Kongres The International Forum Islamist Parliamentarians ( Forum

Internasional Parlemen Islam ) yang berlangsung di Langkawi, Ke-

dah Malaysia, 11 – 12 Juli 2011 silam. Kehadiran Fraksi PKS ini me-

wakili Parlemen Indonesia dalam Forum Parlemen Negara Islam

tersebut. Terlihat rombongan yang hadir diantaranya Ketua FPKS

DPR RI Mustafa Kamal (paling kanan), Wakil Ketua FPKS Agoes Po-

ernomo (kedua kanan), Anggota Komisi III Bukhori Yusuf (tengah),

Bendahara FPKS Ecky Awal Muharam (kedua kiri) dan Sekretaris

FPKS Abdul Hakim (paling kiri).

Pimpinan Fraksi PKS ke Republika

Jakarta, Suara Keadilan - Harian Umum REPUBLIKA

menjadi Kantor Media Massa nasional pertama yang dikunjungi

oleh Pimpinan Fraksi PKS DPR RI, Jum’at (24/6) di Gedung Harian

Umum Republika, Pejaten Jakarta Selatan. Program Kunjungan Me-

dia oleh Pimpinan FPKS DPR RI dihadiri Ketua Fraksi PKS DPR RI Mus-

tafa Kamal, Sekretaris FPKS Abdul Hakim, Ketua Poksi IX FPKS Ledia

Hanifa Amalia dan Anggota Komisi VII FPKS M. Sohibul Iman bertemu

langsung dengan awak redaksi yang dikomandoi Pemimpin Redaksi

Nasihin Masha, Wakil Pemimpin Redaksi Arys Hilman Nugraha serta

sejumlah jajarannya.

Audiensi Poksi III dengan Ormas Islam SUMUT

Jakarta, Suara Keadilan - Kelompok Komisi (Poksi) III DPR RI menerima Kunjungan dengan Ormas Islam se Sumatera Utara, Selasa (21/7) di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI, Gedung Nusantara I Lantai 3, Komplek Gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta. Rombongan yang dipimpin oleh Munarman menemui Anggota Komisi III DPR RI Aboe Bakar Al Habsyi, dalam pertemuan tersebut Ormas Islam meminta keadilan terkait perobohan Masjid Al Ikhlas di Medan Sumatera Utara, saat itu KODAM I Bukit Barisan menya-takan sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pembong-karan Masjid tersebut.

Audiensi Poksi X dengan DPRD Kota Baru Banjarmasin Kalimantan Selatan

Jakarta, Suara Keadilan – Ketua Kelompok Komisi X FPKS DPR RI Raihan Iskandar menerima sejumlah Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Baru Banjarmasin Kalimantan Selatan, Selasa (21/6) Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI, Gedung Nusantara I Lantai 3, Kom-plek Gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta. Dalam audiensi tersebut DPRD Kota Baru Banjarmasin bertukar pikiran dengan Ang-gota Komisi X dalam Masalah Anggaran Pendidikan di Kabupaten kepulauan tersebut.

Hukum & Pemerintahan Edisi AGUsTUs 2011

Diplomasi Tingkat Tinggi

Perlu Dilakukan Demi TKI DPR Harus Ingatkan MA

Soal Kasus PritaJakarta, Suara Keadilan - Apa yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia guna menyelamatkan nasib para TKI yang te-rancam hukuman mati? Jawabannya hanya satu, kemampuan untuk ber-diplomasi tingkat tinggi secara elegan. Hal ini diusulkan oleh anggota Komisi I DPR RI, Hidayat Nur Wahid, saat ditanya tentang solusi permasa-lahan TKI ke depan. Hi-dayat adalah perwakilan PKS yang ditunjuk untuk membantu permasalah ini.

“Saya kira dengan diplomasi akan men-ghadirkan komitmen ke depan, dan lebih saling menghormati lagi. Kita meghormati hak-hak antarnegara, serta men-ghormati konvensi internasional yang kita se-pakati ber-sama,” kata Hidayat di DPR, Kamis (1/7). “Diplo-

masi tingkat tinggi nanti-nya akan secara elegan menghasilkan kualitas hubungan ketenagaker-jaan,” tambahnya.

Lebih lanjut mantan Ketua MPR ini menjelas-kan, solusi permasalahan TKI tidak harus melulu berasal dari negara tu-juan seperti Arab Saudi. Namun, perbaikan juga harus dilakukan di Tanah Air. Caranya, kata Hidayat, adalah dengan memperbaharui cara perekrutan, pelatihan dan pelayanan terhadap TKI. “Jangan sampai ada pungutan liar, atau ka-

lau pulang ‘dikerjain’. Kalau kita menghormati bangsa kita, maka orang lain pun akan menghor-mati,” imbuhnya.

Diplomasi tingkat tinggi sempat dilakukan oleh Menkum HAM Patrialis Akbar di Arab Saudi. Saat itu, lanjut Hidayat, ada sekitar 300 TKI yang bisa terlepas dari ancaman pidana.

Cerita sukses ten-tang TKI juga pernah ada. Bahkan jumlahnya lebih banyak.” Jangan sampai yang tidak baik

menggusur nilai positif yang sudah baik,” ujar-nya.

Saat ditanya kapan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk men-ghentikan moratorium, Hidayat menjawab lugas. Menurutnya, Indonesia bisa kembali mengirim TKI jika sudah ada per-baikan di bidang perl-indungan hukum yang sesuai dengan konvensi internasional. “Tapi te-tap, di sini (dalam negeri –red) juga harus ada per-baikan,” pesannya.p

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota komisi III DPR, Nasir Djamil, meminta komisi III se-cara resmi mengirim surat kepada Mahka-mah Agung dan Ke-jaksaan Agung untuk mengingatkan dalam kasus pencemaran nama baik RS Omni Internasional, mela-lui teknologi infor-masi yang menimpa Prita Mulyasari. “Saya minta Komisi III DPR mengirim surat resmi kepada MA untuk mengingatkan, tanpa bermaksud mengin-tervensi. Kirim surat juga ke Jaksa Agung bernada protes agar putusan bebas jangan ada kasasi dari Jaksa,” katanya saat rapat dengar pendapat ko-misi III dengan Prita Mulyasari di Senayan Jakarta, Selasa (12/7).

Legislator PKS ini menjelaskan kasus yang menimpa Prita ini membuat orang menjadi tidak berani lagi menyampai kritik ataupun keluhan mel-alui media. Ini menjadi hal penting yang perlu diingatkan agar tidak mematikan kritikan dari masyarakat yang ingin memperbaiki su-atu keadaan. “Komisi

III juga mendukung agar Peninjauan Kem-bali dilakukan sebagai bagian dari sikap tidak takut terhadap kekua-tan uang,” kata Ang-gota DPR dari Daerah Pemilihan Nangroe Aceh Darussalam (NAD) I ini tegas.

Sementara terpi-dana kasus ini, Prita Mulyasari melalui kuasa hukumnya me-minta DPR memanggil Jaksa Agung Basrief Arief dan Hakim Ma-hkamah Agung yang memvonisnya enam bulan penjara dan hukuman percobaan satu tahun. Pasalnya dalam persoalan ini dinilai banyak terjadi sejumlah kejangga-lan. “Kami meminta DPR memanggil Jaksa Agung dan Hakim Ma-hkamah Agung untuk menjelaskan kepastian hukum klien kami,” kata kuasa hukum Prita, Slamet.

Menurut Slamet, terdapat kejanggalan dalam keputusan MA ini. Menurutnya, Jaksa Agung lalai karena membiarkan anak bu-ahnya mengajukan ka-sasi terhadap keputu-san Pengadilan Negeri Tangerang yang me-nyatakan Prita bebas murni. “Dalam Pasal 244 KUHAP disebut-kan bahwa keputusan bebas murni tidak da-pat diajukan kasasi. Tapi, MA ikut menga-mini kasasi ini,” kata-nya. Slamet juga me-nyatakan keputusan

MA bertentangan dengan keputusan MA sebelumnya dalam perkara perdatanya.p

“Jangan sampai ada pungutan liar, atau kalau

pulang dikerjain. Kalau kita menghormati bangsa kita, maka orang lain pun akan

menghormati.”

Hidayat Nur Wahid

Intelijen Harus Diawasi Pihak Eksternal Jakarta, Suara Keadilan - Pembahasan RUU Inte-lijen di Komisi I DPR ja-lan di tempat. Dipastikan RUU ini tidak akan disa-hkan pada masa sidang mendatang.Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Sid-diq mengatakan, pemba-hasan ini memang alot karena pemerintah masih bersikukuh pada penda-patnya.

Menuruf Mahfudz

Siddiq, hingga akhir masa sidang, komisi di level Panitia Kerja (Pan-ja) masih dalam proses mengkonsolidasi sikap bersama terhadap daf-tar inventarisasi masa-lah (DIM) pemerintah. “Berdasarkan jadwal, Komisi I baru akan ber-sama pemerintah mela-kukan pembahasan DIM pada masa sidang depan,”ujarnya di Jakar-

ta, Senin (18/7).Menurut Anggota

DPR dari Daerah Pemi-lihan Jawa Barat VIII ini, ada dua perspektif ber-beda yang penting dan menyebabkan alotnya pembahasan RUU Inte-lijen oleh Komisi I DPR dan pemerintah. Per-tama, soal penyadapan. Komisi I tetap berpegang pada draf usulan DPR, di mana penyadapan diatur dalam undang-undang. Pasalnya, menurut Mah-fuds Siddiq,soal penang-kapan bukanlah bidang-nya intelijen.

Kedua, soal institusi di luar intelijen untuk mengawasi kinerja inte-lijen.Komisi I mengingin-kan dibentuknya institusi tersebut namun pemerin-tah tidak menginginkan-nya. Kalau saja pe-merintah membuka DIM bagi akuntabi-litas internal, lanjut-nya, artinya ada satu in-stitusi di luar intelijen

untuk mengawasi kinerja mereka dan bisa mem-proses jika ada penya-lahgunaan kekuasaan. “Itu akan lebih mudah.Hanya persoalannya, lembaga pengawas se-macam ini tidak disetujui oleh pemerintah. Kami heran,disatu sisi intelijen minta kewenangannya ditambah, tapi di sisi lain mereka tidak mau tugas pengawasan eksternal,” ujar politikus asal PKS ini.p

Hanya,persoalannya lembaga pengawas

semacam ini tidak disetujui oleh pemerintah.

Mahfudz Shiddiq

Jaksa Agung lalai karena membiarkan anak buahnya mengajukan kasasi terhadap keputusan Pengadilan Negeri Tangerang yang menyatakan

Prita bebas murni.

Nasir Jamil

rakyatdemokrasi.wordpress.com

Edisi AGUsTUs 2011

“Jumlah masyarakat Indonesia sangat besar dan

aturannya longgar, maka dijadikan pilihan pasar oleh

para bandar besar.

Hukum & Pemerintahan

“Kepolisian harus bisa meningkatkan performance-

nya, selama ini masih ada kesan menakutkan dari

masyarakat.”

Jakarta, Suara Keadi-lan - Peredaran narkoba di Indonesia dianggap sangat mengkhawatir-kan. Bahkan Indonesia sudah dianggap terma-suk dalam kategori daru-rat narkoba. Hal tersebut disampaikan oleh ang-gota DPR dari Komisi, III Aboe Bakar, Minggu (26/6/). Menurutnya In-donesia sudah dijadikan sebagai pasar potensial. Ini terlihat dari banya-knya orang yang sudah terjerat menjadi pecandu barang haram tersebut. “Jumlah masyarakat In-donesia sangat besar dan aturannya longgar, maka dijadikan pilihan pasar oleh para bandar besar. Bila mau jujur persoalan narkoba pada bangsa ini

sudah kronis, Indonesia sudah darurat narkoba,” kata Aboe Bakar.

Aboe menceritakan hasil kunjungan kerja Ko-misi III DPR RI ke Lapas Nusakambangan pekan kemarin serta ke Lapas Bali pada bulan sebelum-nya. “Bahkan orang yang sudah masuk penjara pun masih bisa menjalan-kan bisnis ini, bayangkan seberapa besar penga-ruhnya,” ujar politisi PKS tersebut.

Aboe merasa bingung dengan sikap pemerintah terhadap narkoba. Dia tidak habis pikir, pe-merintah selama ini getol memberantas narkoba, tapi Mahkamah Agung mengeluarkan SEMA No 04 Tahun 2010, yang

membebaskan pengguna sabu di bawah 1 gram, ekstasi di bawah 2,4 gram, heroin dibawah 1,8 gram, kokain di bawah 1,8 gram, ganja di bawah 5 gram, daun koka di ba-wah 5 gram dan meskalin di bawah 5 gram. “Nah di sisi lain sekarang, Pre-siden SBY memberikan instruksi untuk mening-katkan intensitas dan ekstensitas pemberanta-san pencegahan penya-lahgunaan dan perda-gangan gelap narkoba, serta memberikan hukum yang keras un-tuk para p e l a k u kejaha-t a n

narkoba. Maka sangat wajar kalo instruksi Pre-siden SBY dalam pidato tersebut dapat dianggap sebagai pencitraan se-mata,” tutup Aboe.p

Indonesia Darurat Narkoba,

Instruksi SBY Cuma Pencitraan Polri Harus Berani Tetapkan Aktor IntelektualJakarta, Suara Keadilan - Anggota Panja Mafia Pemilu DPR RI dari Fraksi PKS, Al Muz-zammil Yusuf, meni-lai bahwa keterangan Mashuri Hasan kema-rin (21/7), kepada Pan-ja Mafia Pemilu di DPR RI telah layak bagi Pol-ri untuk menetapkan tersangka lain. Mas-huri telah memberikan keterangan yang jelas tentang bagian kesala-han dirinya dan peran penting pelaku lain da-lam kasus pemalsuan dan penggelapan surat MK terkait Dapil 1 Sul-sel. “Keterangan kema-rin itu sudah jelas siapa saja aktor intelektual dalam kasus pemal-suan dan penggelapan surat MK yang meli-batkan pejabat negara baik di MK maupun KPU, terutama ketika Hasan menjelaskan kronologi pada tanggal 15,16, dan 17 Agustus 2009,” jelas Muzzam-mil di Kantornya, Ge-dung Nusantara 1 DPR RI, Jum’at (22/7).

Menurut Muz-zammil, keterangan Mashuri Hasan belum pernah diungkap sebe-lumnya dalam investi-gasi Mahkamah Kon-stitusi. Mashuri Hasan telah mengakui secara jujur bagian kesala-hannya dalam kasus pemalsuan surat MK dan menjelaskan peran masing-masing aktor penting dalam kasus ini. “Sebagai contoh ia mengungkapkan sekitar Desember 2009 ketika kasus ini mulai ramai dibicarakan di KPU dan MK, ada pe-jabat negara di KPU yang meminta agar ia berbohong bahwa surat palsu itu adalah asli,” ungkap Muz-zammil.

Jadi sebenarnya aktor intelektual di KPU sudah tahu ba-hwa surat MK yang diterimanya adalah bukan surat resmi. “Menurut Hasan, itu baru draft surat, dan salah seorang

komisioner KPU itu se-benarnya sudah tahu,” kata Muzzammil.

Keterangan Mas-huri Hasan, imbuhnya, sangat penting dan Polri harus membe-rikan perlindungan maksimal kepada Ha-san karena sempat ada orang yang mengan-cam keselamatan diri-nya. “ Hasan pernah merasa dirinya teran-cam, untuk itu Polri harus tetap lindungi dia,” ujar Muzzammil.

Kendati demikian, Muzzammil meny-ampaikan apresiasi-nya terhadap Polri yang telah kooperatif dengan DPR untuk menghadirkan Mas-huri Hasan di DPR dan telah memberikan rasa aman kepada Mashuri Hasan, sehingga ia be-rani memberikan kete-rangan yang jelas dan gamblang mengenai kasus ini. “Saya apre-siasi atas Polri yang te-lah kooperatif dengan DPR, dan berharap Polri juga memberikan perlindungan kepada Hasan dan segera me-netapkan tersangka lain yang merupakan aktor intelektual da-lam kasus ini,” tutup Muzzammil.p

Aboe Bakar

Komisi III Desak POLRI Perbaiki KinerjaJakarta, Suara Keadilan - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) masih harus berbenah. Ang-gota Komisi III DPR RI, Bukhori Yusuf, menca-tat empat hal yang perlu diperbaiki oleh personil kepolisian; yakni kinerja, pola pendekatan, prose-dur penangkapan teroris, dan pelayanan terhadap masyarakat. Hal tersebut dikatakan Bukhori terkait Peringatan HUT ke-65 Bhayangkara. “Kepoli-sian harus bisa mening-katkan performance-nya, selama ini masih ada ke-san menakutkan dari ma-syarakat terhadap polisi. Masih ada kesan seram, yang seharusnya bisa dihindari karena mereka –sesuai semboyannya-

bannya selalu meninggal. Dan juga terjadi pada momentum tertentu se-hingga mengesankan tindakan itu setengah hati, dilakukan karena ada deal-deal tertentu,” tutur anggota DPR Dapil Sumatera Selatan II ini.

Dari segi pelayanan

Penyelidikan Pesantren UBK Jangan Sisakan TraumaBima, Suara Keadilan - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fahri Hamzah menyesalkan tindakan polisi yang mengacak-acak Pondok Pesantren Umar bin Khatab (UBK) di Bima, Nusa Tenggara Barat. Polisi menggele-dah ponpes setelah sebu-ah ledakan bikin heboh beberapa waktu silam.

Sebagaimana dike-tahui, telah terjadi leda-kan yang diduga bom rakitan di Ponpes Umar Bin Khatab, pada Senin (11/7) sekitar pukul 15.30 WITA, yang menewas-kan seorang pengurus ponpes yakni Suryanto Abdullah alias Firdaus.

Fahri menyatakan penyesalan tersebut saat berkunjung ke Ponpes UBK. Menurutnya, peng-geledahan itu membuat Ponpes rusak dan me-nimbulkan trauma bagi masyarakat di sekitarnya. Seharusnya, kata Fahri, polisi tak perlu mengge-ledah hingga mengacak-acak Ponpes tersebut. “Kalau sudah trauma begini, masyarakat seki-tar juga yang merugi,” sesalnya.

Dalam kunjungan-nya, Fahri yang juga Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan NTB ini, menyisir dan meneliti se-mua ruangan, termasuk

lokasi ledakan. Ia pun mendatangi rumah se-jumlah pengajar dan us-tadz Ponpes UBK. Fahri juga berdialog dengan se-jumlah warga dan tokoh masyarakat. Ia menanya-kan latar belakang dan berlangsungnya peristi-wa yang menghebohkan seantero Indonesia itu.

Politisi PKS itu be-rencana mendatangi keluarga ustadz dan santri Ponpes UBK. Fahri juga berencana mendatangi dokter yang mem-visum us-tadz Firdaus, kor-ban tewas aki-bat ledakan tersebut.p

adalah pelayan masyara-kat,” ujar Bukhori, Jumat (1/7).

Menurut politisi PKS tersebut, selama ini masih ada kesan polisi bukan masyarakat sipil, tetapi militer. “Ini harus-nya sudah selesai, kesan ini harusnya sudah tidak muncul lagi,” sesalnya.

Kemudian, lanjut Bukhori, proses perburu-an teroris harus dilaku-kan secara proporsional agar masyarakat tidak dipanas-panasi dengan tindakan yang dilakukan oleh Densus 88 dan juga Badan Nasional Penang-gulangan Terorisme (BNPT) yang cenderung represif. “Sepertinya ke-jadian itu menimbulkan multitafsir, karena kor-

“penggeledahan itu membuat Ponpes rusak

dan menimbulkan trauma bagi masyarakat.“

Fahri Hamzah

Bukhori Yusuf“Keterangan kemarin itu

sudah jelas siapa saja aktor intelektual dalam kasus

pemalsuan dan penggelapan surat MK”

Al Muzammil Yusuf

masyarakat, dia menilai belum ada perbaikan yang signifikan terhadap pelayanan bagi masyara-kat. Untuk itu, Komisi III selaku mitra Polri akan terus memberikan pen-dampingan dan super-visi agar kepolisian tidak berhenti berbenah. “Ba-gaimanapun ini semua

untuk kebaikan Polri dan rakyat I n d o n e s i a , ” pungkasnya.p

Hukum & Pemerintahan Edisi AGUsTUs 2011

Telkom Harus Prioritaskan Daerah Perbatasan dan Indonesia Timur Jakarta, Suara Keadilan - Dalam rapat kerja Komisi I DPR RI dengan PT Tel-kom Indonesia, anggota Komisi I DPR RI meng-ingatkan Telkom terkait pembanguan jaringan telekomunikasi di daerah perbatasan, khususnya dalam rangka menjaga kesatuan nusantara. Ga-mari mempertanyakan sejauh mana penetrasi

Telkom di wilayah per-batasan.

Dalam peta yang di-presentasikan oleh Tel-kom, tidak terlihat ren-cana pembangunan infra-struktur telekomunikasi sebagai pulau terdepan perbatasan pulau sebatik Kab. Nunukan, Propinsi Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Ma-laysia. Dan wilayah per- Gamari Sutrisno

Pemerintah Seharusnya Membeli Alutsista

Pada BUMN Dalam Negeri Jakarta, Suara Keadilan - Dalam rapat Badan Ang-garan DPR-RI dengan Menteri Keuangan di Kopo Bogor, 17 Juli 2011 yang membahas APBN-P 2011, ditekankan perlu-nya TNI untuk melaku-kan belanja Alat Utama Sistem Pertahanan (Alut-sista) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan industri strategis dalam negeri.

Hal tersebut disam-paikan oleh Syahfan Badri Sampurno, Ang-gota Komisi I DPR RI dari Daerah Pemilihan Bengkulu. Dorongan ini diperlukan, agar prioritas pengembangan industri strategis dalam negeri dapat optimal dilakukan. Selain itu, hal ini dapat mempercepat kemandiri-an bangsa, khususnya da-lam penyiapan alutsista. “Jangan sampai BUMN Strategis kita malah hidup segan mati tak mau, ka-rena TNI lebih memilih impor daripada memesan ke dalam negeri. Padahal

dari segi kemampuan, BUMN Strategis kita ti-dak kalah dibandingkan impor,” lanjut Anggota Fraksi PKS ini.

Bahkan sebenarnya, menurut Syahfan, BUMN seperti Krakatau Steel, PT PAL dan PTDI cukup sering dipesan oleh luar negeri. Ini menunjukkan kualitas produk BUMN kita cukup baik dan bisa bersaing di pasar international.“Dengan diwajibkannya TNI memprioritaskan penga-daan alutsista sebesar-besarnya dari BUMN Strategis dalam negeri, maka terjadi simbiosis mutualisme antara TNI dan BUMN Strategis,” jelas Syahfan.

Karena di satu sisi TNI dapat mendapatkan alutsista sesuai yang di-harapkan dengan cepat dan lebih murah, disisi lain BUMN Strategis juga dapat survive, bahkan memungkinkan untuk mengembangkan pro-duknya dengan kemam-

Jangan Lelah Berantas KorupsiJakarta, Suara keadilan - Anggota Komisi II DPR RI, TB Soemandjaja, meminta lembaga pe-negak hukum tidak me-rasa lelah memberantas praktik korupsi yang melibatkan pejabat dae-rah. Pasalnya, korupsi yang dilakukan di dae-rah, bisa jadi jumlahnya lebih besar ketimbang praktek korupsi yang dilakukan di kota besar. “Sebenarnya jika mau dihitung secara siste-matis, angka korupsi di daerah lebih besar ke-timbang pusat. Di dae-rah sangat jarang ter-pantau secara langsung oleh lembaga penegak hukum. Kalaupun ada, paling jumlahnya sedi-kit”, kata Soemandjaja di DPR, Rabu (13/7)

Menurut Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat V ini, praktik ko-rupsi yang menjerat pejabat daerah terjadi karena lima hal; Per-tama, pejabat daerah kurang mengerti atu-ran hukum. Kedua, pejabat daerah banyak yang berasal dari ka-

langan non-birokratis, sehingga pengetahuan tentang mekanisme administrasi angga-ran daerah sangat jauh ketinggalan dari anak buahnya atau para staf-nya,” kata Soemandjaja.

Ketiga, menurut politisi PKS ini, tidak adanya lagi Musyawa-rah Pimpinan Daerah (Muspida) paska disa-hkannya Undang-Un-dang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerin-tahan Daerah. Padahal, lanjut Soemandjaja, dengan Muspida para pemimpin daerah da-pat melakukan komu-nikasi dengan pihak lembaga penegak hu-kum.

Keempat, para pe-jabat daerah kurang memahami pengertian korupsi dalam arti luas. Maksudnya, para peja-bat daerah hanya me-mahami korupsi seba-gai tindakan mengam-bil uang rakyat.

Kelima, menurut Anggota Majelis Syuro DPP PKS ini, boleh jadi pejabat daerah mema-hami semua aturan hu-kum dan perundang-undangan, tetapi mere-ka khilaf alias lupa diri, sehingga yang terjadi mereka melakukan ko-rupsi atas dasar hawa nafsu.p

“BPN harus ingat bahwa laporan periode sebelumnya disclaimer. Dengan hasil ini

jangan lantas berbangga diri”

DPR Minta BPN Terus BerbenahJakarta, Suara Keadilan - Komisi II memberikan apresiasi kepada BPN (Badan Pertanahan Na-sional) yang mendapat-kan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK terkait dengan hasil pemeriksaan la-poran keuangan BPN tahun 2010. Apresiasi ini disampaikan Anggota Komisi II DPR RI, Her-manto, di Jakarta, Selasa (6/7). Namun, Hermanto mengingatkan agar BPN tidak lantas berbangga diri dengan hasil terse-but. “BPN harus ingat bahwa laporan periode sebelumnya disclaimer. Dengan hasil ini jangan lantas berbangga lalu diri,” tegasnya.

Di sisi lain, dalam laporannya ,BPK mem-

berikan beberapa catatan diantaranya ada ketidak-sesuaian beberapa peng-elompokan jenis belanja, kemudian adanya ke-terlambatan penyetoran Penerimaan Negara Bu-kan Pajak ke kas Negara, serta adanya indikasi penyimpangan penggu-naan dana kegiatan.

Menurut Legislator PKS ini, ketiga cata-tan BPK tersebut harus mendapat perhatian serius bagi BPN dalam upaya untuk mencapai predikat yang lebih baik. Lebih lanjut Politisi dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbar I ini menegaskan bahwa banyak pekerjaan yang harus dibenahi oleh BPN dan salah satunya adalah dengan

memperbaiki mekanisme kerja serta pelayanan terhadap keluhan-kelu-han yang disampaikan oleh masyarakat terkait dengan urusan pertana-han. “Seharusnya angga-ran BPN yang cukup be-sar dalam upaya pening-katan profesionalisme

dan kinerja pegawai BPN dapat berpengaruh sig-nifikan bagi peningkatan prestasi kerja ke depan,” ujar Hermanto.

Sejalan dengan kese-pakatan anggota Ko-misi II yang belum dapat menerima usulan BPN terkait penambahan ang-garan dalam APBN Peru-bahan, Hermanto dengan tegas mengatakan perlu komitmen yang kuat agar masyarakat dapat per-caya bahwa ada upaya reformasi birokrasi di BPN. “Seharusnya BPN berbenah dalam merea-lisasikan anggaran yang lebih optimal pada tahun sebelumnya, sehingga dapat meyakinkan pu-blik untuk penambahan anggaran tahun selanjut-nya,” kata Hermanto.pHermanto

puan SDM dan pengu-asaan teknologi yang se-makin berkualitas. Hal ini sejalan dengan program restrukturisasi BUMN-BUMN tersebut yang sekarang sedang kolaps. Badan Anggaran DPR-RI telah memutuskan utk memberikan ang-garan pada PT Penata-ran Angkatan Laut (PT PAL) dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan beberapa BUMN lainnya dalam bentuk re-alokasi hutang-hutangnya men-jadi Penyertaan Modal Negara (PNM), juga ban-tuan berupa fresh money khususnya kepada PT DI dan PT PAL.“Saya menyambut baik, ini wu-jud keberpihakan pada pengembangan BUMN Strategis kita,” ungkap Syahfan.

Oleh karenanya, res-trukturisasi ini harus di-sinergikan dengan TNI selaku konsumen utama produk BUMN Strate-gis tersebut.

TNI harus juga membe-rikan order ke mereka agar keberlangsungan hidupnya dapat dilanjut-kan. Selain itu, Syahfan juga mewanti-wanti di-reksi BUMN ini untuk memanfaatkan modal pemerintah tersebut dengan sebaik-baiknya bagi pengembangan in-dustri stategis bangsa. “Ini momentum penting dan kesempatan besar, BUMN jangan sampai malah menjadi manja. Harus dimanfaatkan be-nar untuk kemandirian bangsa. Jangan menyia-nyiapakn kepercayaan yang sudah diberikan,” i n g a t S y a h -fan.p

Syahfan Badri Sampurno

batasan strategis lainnya. “Sejauhmana penetrasi dan rencana pembangu-nan infrastruktur Telkom di wilayah terdepan per-batasan Malaysia?” tanya Legislator PKS ini.

Sementara itu untuk pembangunan wilayah infrastruktur telekomuni-kasi di wilayah Indonesia Timur, Gamari memper-soalkan pembangunan

jalur backbond serat op-tik di wilayah Timur In-donesia yang baru dimu-lai setelah 2014. “Hemat saya, kiranya penyediaan infrastruktur di wilayah timur haruslah mendapat prioritas,” tegas Gamari.

Dengan masukan-masukan yang diberikan, Gamari tetap menga-presiasi kinerja PT Tel-kom Indonesia sebagai

perusahaan yang sehat. “Betapapun saya sangat mengapresiasi kinerja Telkom sebagai perusa-haan yang sangat se-hat, dengan proy-ek-proyek peng-embangan yang ada,” pungkas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah III ini.p

“Sebenarnya jika mau dihitung secara sistematis, angka korupsi di daerah lebih besar ketimbang

pusat.

TB Soemandjaja

Edisi AGUsTUs 2011 Infrastruktur, Agraria & Transportasi

“Kemenhub masih setengah hati menjalankan

paket UU Transportasi.

PT KAI harus meminimalisir keterlambatan KRL dan

mengantisipasi penyebab keterlambatan jadwal.

Pencapaian Kinerja Kementerian Perhubungan

MemprihatinkanJakarta, Suara Keadilan - Kinerja Kementerian Perhubungan (Kemen-hub) di tahun 2010 sang-at memprihatinkan. Ber-dasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dari 82 indikator kinerja yang ditetapkan Kementerian Perhu-bungan di tahun 2010, sebanyak 59 indikator kinerja (71,59%) tidak mencapat target. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi V DPR RI, KH Abdul Hakim, Kamis (14/7), disela-sela Rapat Kerja Komisi

dengan 4 kementerian membahas hasil laporan pemeriksaan BPK dan Laporan Keuangan Pe-merintah tahun 2010.

Menurut Hakim, salah satu indikator ki-nerja Kemenhub yang mendapat nilai merah adalah indikator kinerja di bidang keselama-tan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Dari pengawasan DPR selama 2010, lanjut Ha-kim, angka kecelakaan khususnya untuk moda transportasi kereta api dan kapal laut semakin meningkat dengan ting-kat fatalitas kecelakaan yang tinggi. “Belum lagi kemacetan di penyebe-rangan Merak—Bakau-heni yang semakin akut dan menjadi rutinitas, menunjukkan ketidak-mampuan Kemenhub dalam memperbaiki pe-layanan transportasi,” terang Hakim yang juga

m e r u p a k a n S e k r e t a r i s Fraksi PKS

DPR RI.H a k i m

menambah-

kan, moda transportasi udara juga mendapat rapor merah dari Ko-misi V. Sepanjang 2010 catatan pelayanan transportasi udara yang menjadi sorotan DPR adalah kacaunya sistem penerbangan Garuda dan maskapai nasional lainnya. “Tingkat ke-celakaan transportasi udara juga mengalami peningkatan dari hanya 0,27 injured/ 1 juta pnp dan yang terealisasi 0,6 injured/1 juta pnp,” la-njut Hakim.

Buruknya kinerja Kemenhub yang diper-

kuat dengan hasil peme-riksaan BPK, kata Legis-lator asal Daerah Lam-pung II ini, menunjukan kelalaian pemerintah dalam penyelengga-raan transportasi, khu-susnya transportasi pu-blik. “Kemenhub masih setengah hati menjalan-kan paket UU Transpor-tasi. Program roadmap to zero accident yang digadang-gadang pe-merintah juga masih sebatas rencana, belum sampai pada aksi kon-kret. Kinerja Kemenhub masih jauh dari memu-askan,” sesal Hakim.p

Abdul Hakim

Tarif KRL Naik, PT KAI Harus Perbaiki Kualitas Layanan

layanan lainnya,” papar Chairul.

Chairul juga mene-gaskan jika PT KAI tidak mampu meningkatkan kualitas pelayanan, maka Komisi V DPR akan mengevaluasi kelayakan Direksi PT KAI. “Jika pelayanannya sama aja, atau bahkan lebih buruk maka kami akan meng-evaluasi kelayakan Di-reksi PT KAI,” ingatnya.

Ketua DPP PKS Wi-layah Sumatera ini juga mengingatkan PT KAI agar segera menerapkan sistem tiket elektronik yang bisa tersambung dengan moda angkutan umum lainnya. “PT KAI harus segera menjalan-kan sistem tiket elektro-nik. Kami meninjau di la-pangan, alatnya sdh di-pasang di beberapa sta-siun tapi tidak djalankan alias tidak berfungsi. Jika tidak dijalankan, maka kami minta BPK untuk mengaudit PT KAI karena sistem ini su-

Jakarta, Suara Keadi-lan - Seiring kenaikan harga tiket KRL, DPR mendesak PT KAI untuk memperbaiki layanan kepada masyarakat. Hal ini diungkap oleh anggo-ta Komisi V Fraksi PKS Chairul Anwar, di Jakar-ta, Ahad (26/6).“Kenai-kan Tarif KRL ini harus diikuti dengan perbai-kan kualitas pelayanan kepada konsumen,” ujar Chairul.

Dengan kenaikan tarif ini, PT KAI harus

menjamin tidak ada lagi keterlambatan jadwal KRL dan harus menganti-sipasi penyebab keter-lambatan jadwal KRL. “PT KAI harus memini-malisir keterlambatan KRL dan mengantisipasi penyebab keterlambatan jadwal. Di samping itu kenyamanan gerbong kereta dan stasiun juga perlu ditingkatkan, peng-gunaan gerbong khusus wanita harus tegas da-lam pelaksanaan, serta perbaikan kualitas pe-

dah menggunakan uang negara tapi tidak diterap-kan untuk kenyamanan-nya dapat dinikmati kon-sumen,” tegas Chairul.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Riau I ini juga menghimbau PT KAI sungguh-sungguh dan profesional dalam menangani sistem KRL Jabodetabek, karena moda transportasi ini bisa menjadi solusi kema-cetan di ibukota.p

Chairul Anwar

KRL Jabodetabek Pemerintah Harus Tambah Subsidi Jakarta, Suara Keadi-lan - Commuter Line yang diluncurkan pada 2 Juli 2011, meniadakan KRL AC Ekonomi yang bersubsidi dan KRL Ekspres. Bahkan jumlah perjalanan KRL Ekonomi pun akan dikurangi. Pe-merintah seharusnya me-nambah subsidi, bukan malah menguranginya. Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi V DPR, Sigit Sosiantomo, di DPR, Sabtu (2/7).

Politisi dari Daerah Pemilihan Jawa Timur 1 ini memaparkan, 2 Juli 2011 merupakan batas akhir pengoperasian KRL Ekonomi AC Jabo-detabek (tarif Rp 5.500 Depok/Bogor dan tarif Rp 4.500 Serpong/Beka-si/Tangerang) dan KRL AC Ekspres Jabodetabek (tarif Rp 11.000 Bogor). Pemberhentian seluruh operasi KRL tersebut digantikan dengan KRL AC single operation Ja-bodetabek (tarif Rp 9.000 Depok/Bogor dan Rp 8.000 Serpong/Bekasi/Tangerang).

Anggota DPR dari Fraksi PKS ini menjelas-kan pula bahwa kewaji-ban pemerintah adalah juga memastikan bahwa rakyatnya mendapat pelayanan yang layak. Kereta ekonomi merupa-kan salah satu bentuk pe-layanan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Pemerintah harus me-mastikan kelayakannya, baik dari sisi jumlah per-jalanan maupun kualitas keretanya. Pemerintah harus melakukan penin-jauan bahkan pembatalan rencana pengopera-sian single operation jika ternyata akan menyebabkan ber-kurangnya jumlah perjalanan KRL

ekonomi,” harapnya.Sigit mengingatkan

juga bahwa dengan ber-kurangnya jumlah per-jalanan KRL Ekonomi, akan menyebabkan se-makin padatnya gerbong KRL ekonomi, dan secara kualitas akan semakin memprihatinkan. Sigit memberikan solusi apa-bila alasan pengurangan jumlah jadwal perjalanan KRL Ekonomi dikarena-kan kurangnya subsidi pemerintah terhadap biaya Public Service Obli-gation (PSO) kepada PT KAI, maka pemerintah harus menambah besa-ran subsidi PSO tersebut. Solusi ini menurut Sigit dapat mengatasi kelang-kaan KRL Ekonomi.

Karena itu, ia me-nyarankan agar subsidi BBM yang telah menca-pai angka Rp 42 triliun dan dikhawatirkan te-rus membengkak, agar dialihkan secara gradual untuk menambah subsidi (PSO) transportasi massal (KRL) ini, agar kondisi-nya semakin layak. “Di-harapkan dengan pen-gaturan yang baik akan menyebabkan pengguna kendaraan pribadi yang per harinya bertambah 1200-an motor dan ratu-san mobil yang mayori-tasnya adalah pengguna BBM bersubsidi, mau pindah menggunakan KRL,” ujar Sigit membe-rikan alasan.p

Sigit Sosiantomo

Perubahan Tarif KRL Jabodetabek

Depok Rp 11.000Bogor Rp 11.000Serpong Rp 9.000Bekasi Rp 9.000Tangerang Rp 9.000

AC single operationDepok Rp 5.500Bogor Rp 5.500Serpong Rp 4.500Bekasi Rp 4.500Tangerang Rp 4.500

Ekonomi AC

AC Ekspres

Bogor Rp 11.000

Tarif Lama Tarif Baru

Infrastruktur, Agraria & Transportasi Edisi AGUsTUs 2011

Negara Tidak Boleh Kalah Dari Pasar!!Jakarta, Suara keadilan - Harga-harga sejumlah barang kebutuhan pokok yang sudah merangkak naik sejak beberapa pe-kan ini tentu membuat masyarakat makin ter-bebani. Seusai masa pembayaran sekolah, se-karang menjelang bulan Ramadhan, beban masy-arakat makin ditambah dengan kenaikan harga beras, daging sapi, ayam, dan telur.

“Negara harusnya bisa mengatur pasar. Kondisi ini betul-betul liberal, sementara negara tidak punya kepedulian. Karena sifatnya siklus tahunan, seharusnya antisipasi pemerintah lebih matang dalam menghadapi lonjakan harga pangan menjelang Ramadhan dan tidak mengambil jalan instan semisal dengan impor,” ujar anggota Komisi IV DPR RI dari F-PKS, Rofi Munawar, di Jakarta, Se-lasa (19/7/2011).

Dua pekan menjelang Ra-

madhan, dapat dirasakan harga pangan secara ber-tahap mengalami kenai-kan di berbagai sentra pasar yang ada di Tanah Air. Misalkan telur yang biasanya Rp 13.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg, daging sapi dari Rp 48.000 per kg naik menja-di Rp 60.000 kg, harga da-ging ayam dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 28.000 per kg, harga gula pasir biasanya hanya Rp 8.000 per kg saat ini melesat ta-jam mencapai Rp 16.000 per kg. Bahkan harga be-ras mutu rendah dengan harga di bawah Rp 5.000 per kg sudah sangat sulit ditemukan di pasar.

“Negara harus bisa mengontrol pasar da-lam negeri, bukan ne-gara yang diatur pasar,”

ingat Rofi’ tegas.p

Rofi Munawar

Waspadai Mafia Pupuk yang Merajalela

Jakarta, Suara Keadi-lan - Pangan selain merupakan komoditas strategis, juga erat kai-tannya dengan stabilitas ekonomi dan stabilitas sosial politik nasional. Sebagai negara agraris, sudah sewajarnya ke-tahanan pangan yang juga mengandung arti kemandirian pangan (self-reliance) dapat di-realisasikan di negeri kaya pangan ini. Saat ini alih fungsi lahan perta-nian untuk sektor lain seperti pembangunan perumahan industri dan jalan mencapai 100-110 ribu hektare per tahun. Sementara itu jumlah petani gurem dengan kepemilikan lahan ku-rang dari 0,5 ha/kelu-arga juga semakin me-ningkat.

Menurut Ang-

gota Komisi IV DPR RI, Akbar Zulfakar, angka pertumbuhan PDB sek-tor pertanian terbilang tinggi dan bahkan telah melampaui target. Per-tumbuhan PDB Pertanian 2011 sebesar 3,61% juga lebih baik dari rekor 2010 yang mencapai 2,86%. Dalam Rencana Kegia-tan Pembangunan (RKP) 2012, Departemen Per-tanian mencantumkan target pertumbuhan se-besar 3,69%. Hal tersebut disampaikan Akbar di kantornya di DPR, Selasa (26/7).

Program revitali-sasi selama tiga tahun terakhir, telah berhasil mendorong sektor perta-nian mengalami pertum-buhan tinggi. ‘’Prestasi ini berhasil mengaman-kan ketahanan pangan kita, pada saat dunia

mengalami tekanan har-ga pangan yang sangat tinggi, dan munculnya kecenderungan proteks-ionisme global dalam bentuk larangan ekspor komoditas pangan,’’ ujar legislator muda asal PKS ini.

Menurut Akbar, yang juga penting ada-lah bahwa program ke-tahanan pangan bukan merupakan kepentingan pemerintah tapi berman-faat langsung bagi kese-jahteraan petani, terbukti dengan naiknya indeks nilai tukar petani. “Pada akhirnya permasalahan utama bangsa saat ini yaitu kemiskinan, kera-wanan pangan, ekonomi perdesaan, dan stabilitas nasional dapat diatasi,” tegasnya.

Karena itu, menurut Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara ini, Petani harus dil-indungi dari upaya yang mengancam eksistensinya serta dibantu menghadapi masalahnya seperti kesulitan menda-patkan bibit, pu-puk, dan sarana produksi. Petani

juga harus mendapat-kan jaminan atas ben-cana alam yang merusak lahannya, kegagalan panen, jatuhnya harga komoditi, kepastian pa-sar, dan lain-lain. “Pe-tani juga harus didorong untuk mengembangkan diri, mengembangkan usaha, meningkatkan kapasitas dan wawasan mengenai pertanian, serta mampu mengelola sumber daya yang ada untuk meningkatkan ke-sejahteraannya,” pung-kas Akbar.p

Ketahanan Pangan Harus Berdampak

Terhadap Kesejahteraan Petani

Akbar Zulfakar

“Petani harus dilindungi dari upaya yang mengancam eksistensinya serta dibantu menghadapi masalahnya”

investor-notes.blogspot.com

bab dari ketidakbere-san pengelolaan pupuk adalah satu mata rantai dari hulu ke hilir, serta ketimpangan dalam sis-tem pendistribusiannya. Di Hulu, lanjut Nabiel, sistem produksi pupuk tidak mendapatkan du-kungan pasokan bahan baku yang memadai. Di Tengah, sistem distribusi pupuk sering bermasa-lah, walaupun Indone-sia memiliki satu induk perusahaan yang me-wadahi kerjasama antar produsen pupuk, dan keterkaitan dengan dist-ributor. Sedangkan di Hi-lir, pupuk sering langka dan harganya jauh diatas harga eceran tertinggi ke-tika musim tanam tiba terutama padi, yang mer-

upakan salah satu tum-puan ketahanan pangan di Indonesia.

Ditambahkan ang-gota DPR dari Dapil Kali-mantan Selatan ini, salah satu solusi dalam menga-tasi persoalan pupuk ini adalah dengan mengam-bil kebijakan yang radikal terhadap sektor produksi dan distribusi pupuk secara terintegrasi dan menyeluruh. “Kebijakan pemerintah dalam peny-ediaan pupuk bersubsidi di tingkat petani diusa-hakan memenuhi azas 6 Tepat; tepat tempat, tepat jenis, tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat harga yang layak sehingga petani dapat menggunakan pupuk se-suai kebutuhan,” terang-

nya.Nabiel menekan-

kan, pemerintah harus secara total mendorong digunakannya semaksi-mal mungkin pupuk or-ganik yang telah terbukti mampu meningkatkan produksi pertanian mela-

lui pemulihan kesuburan lahan pertanian. “Seha-rusnya penggunaan pu-puk organik dapat diso-sialisasikan kepada para petani seluruh Indonesia, sehingga produksi per-tanian akan meningkat tajam,” tutup Nabiel.p

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, Nabiel Al Musawwa, menenga-rai kebijakan pemerintah mengenai pupuk tak ter-lepas dari kepentingan mafia pupuk. Pasalnya, produksi pupuk yang melimpah tak menjadi-kan pupuk menjadi mu-rah dan tersedia. Sebagi-an besar pupuk tersebut dipindahtangankan ke-pada mafia-mafia pupuk untuk kemudian dijual kembali kepada petani dengan harga yang tinggi. “Subsidi ratusan triliun yang telah dikelu-arkan selama bertahun-tahun hanya dinikmati para mafia pupuk dan produsen pupuk. Ini harus diantisipasi Pe-

merintah,” ujar Nabiel Al Musawwa dalam rilisnya yang diterima Redaksi, (Jum’at, 1/7).

Dalam catatan Na-biel, pemerintah tahun 2011 ini menganggarkan Rp 16,4 triliun untuk sub-sidi pupuk, sementara tahun 2010 lalu sekitar Rp 18,5 triliun. Anehnya, subsidi yang sangat be-sar tersebut sama sekali tidak mampu mening-katkan kesejahteraan pe-tani. “Fakta di lapangan, pupuk selalu langka dan mahal. Subsidi besar ter-sebut hanya dinikmati oleh produsen pupuk yang 90 % adalah BUMN, para distributor dan pen-jual pupuk,” ungkap Na-biel.

Menurutnya, penye-

“Seharusnya penggunaan pupuk organik dapat

disosialisasikan kepada para petani seluruh Indonesia,

sehingga produksi pertanian akan meningkat tajam,”

Kenaikan Harga Pangan Menjelang Ramadhan

telur daging sapi daging ayam gula pasir

Harga per Kg ( x Rp.1000)60

50

40

30

20

10

0

13 16

48

60

25 28

816

Harga Lama

Harga Baru

Nabiel Al Musawwa

Edisi AGUsTUs 2011 Infrastruktur, Agraria , Transportasi & Ekuintek

Penentuan Dewan Pengawas BPJS Harus Melibatkan PublikJakarta, Suara Keadilan - Kontroversi mengenai pihak yang mempunyai wewenang untuk mela-kukan uji kelayakan De-wan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial masih menjadi kontroversi. Fraksi PKS mengusulkan agar we-wenang fit and proper test dilakukan oleh DPR secara terbuka. Menurut Zuber Syafawi, Anggota Komisi IV DPR RI, fit and proper test adalah se-buah upaya untuk mem-buat publik ikut terlibat dalam penentuan siapa-siapa yang duduk dalam pengelola dan dewan pengawas BPJS. “Karena DPR adalah representasi publik, maka bila DPR yang melakukannya (fit and proper test –red), maka publik dapat mem-beri masukan,” kata Zu-ber.

Sebelumnya Fraksi Partai Demokrat melalui Adinajati H Mohdi yang meminta agar pengelola dan pengawas BPJS dit-unjuk langsung oleh Presiden. Menurut Dina, sangat tidak tepat kon-

disi DPR yang sedang terpuruk untuk melaku-kan fit and proper test ke-pada pengelola dan pengawas BPJS. “Kurang tepat bila fit and proper test dilakukan oleh DPR yang saat ini dalam titik nadir,” kata Dina. Apa-lagi, dengan adanya fit and proper test, akan ada kemungkinan DPR me-masukkan kepentingan politiknya dalam BPJS, ungkap Dina dalam ke-sempatan yang sama.

Mengenai adanya kemungkinan memasuk-kan kepentingan politik melalui fit and proper test, menurut Zuber, hal itu bisa terjadi di mana saja, baik di eksekutif maupun legislatif, terma-suk juga juga soal moral hazard yang bisa juga ada di eksekutif maupun legislative. “Alasan poli-tis bukan alasan menda-sar untuk menolak hal (fit and proper test –red) ini dilaksanakan,” tegas

Zuber. p

Zuber Safawi

Gunakan Kereta Untuk Angkutan Bahan Pangan

“Semua bahan pangan, tidak hanya sapi itu

lebih baik menggunakan angkutan kereta dan tidak lagi menggunakan truk.”

Yudi Widiana Adia

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menyambut baik gagasan menghidupkan kembali angkutan bahan pangan dengan meng-gunakan kereta api. Selain lebih murah dan nyaman, penggunaan angkutan kereta untuk bahan pangan juga bisa menurunkan tingkat ke-macetan di sejumlah ruas jalan menuju kota-kota besar. Demikian disam-paikan Anggota Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia, menanggapi usu-lan Menteri Pertanian Suswono terkait peng-angkutan sapi dengan kereta.

“Saya kira semua ba-han pangan -tidak hanya sapi- lebih baik meng-gunakan angkutan kereta dan tidak lagi

menggunakan truk. Se-lain lebih nyaman dan murah, kereta juga akan meminimalisir kemace-tan serta kerusakan jalan akibat muatan berlebih. Saya yakin pengiriman sapi dan bahan pangan lainnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jakar-ta sudah bisa mengguna-kan kereta,” ujar Yudi di Jakarta, Senin (4/7).

Lebih lanjut, Yudi mengatakan dirinya akan memebicarakan hal terse-but dengan Menteri Per-hubungan, terutama agar diperbolehkannya peng-gunakan BBM bersubsi-di untuk kereta pengang-kut bahan pangan agar harga pangan tetap ter-jangkau. “Jika truk-truk dan angkutan berplat kuning saja boleh meng-

gunakan solar bersubsi-di, mengapa kereta ang-kutan barang, khususnya pangan tidak boleh? saya kira kebijakan itu harus direvisi,” usul Yudi.

Yudi juga menyo-roti buruknya layanan di dermaga penyeberangan Merak yang kembali mengalami antrian pan-jang. Ia menghkawatir-kan kondisi tersebut bak-al berlanjut, mengingat kurang dari sebulan lagi sudah musim Lebaran. “Lonjakan permintaan bahan pangan menje-lang Ramadhan hingga lebaran harus diantisi-pasi dengan kelancaran pasokan agar tidak me-nimbulkan lonjakan harga melewati batas kewajaran,” kata Yudi mengingatkan.p

Pembangunan Pasar Tradisional

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

“Setiap tahun pemerintah atas persetujuan DPR

selalu mengagendakan program revitalisasi pasar”

Depok, Suara Keadi-lan – Keberadaan pasar tradisional tidak bisa dilepaskan dari per-kembangan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan pasar tradisional harus didu-kung dengan bantuan dan pemberdayaan dari pemerintah. Demikian disampaikan Ang-gota Komisi VI DPR RI, Mahfudz Abdur-rahman, saat melaku-kan reses di Kelurahan Curug, Kecamatan Bo-jongsari, Ahad (31/8). “Anggaran untuk pasar tradisional bisa kita alo-kasikan di kesempatan-kesempatan berikut-nya. Tahun 2012 akan bisa diadvokasikan lagi,” ujar Mahfudz.

Menurut politisi PKS ini, setiap tahun pemerintah atas perse-tujuan DPR selalu men-gagendakan program

revitalisasi pasar, baik itu pasar baru mau-pun renovasi. Karena itu Mahfudz sebagai Anggota Komisi VI merasa berkewajiban untuk memberdayakan ekonomi dan potensi yang ada di daerah lokal.”Kalau sektor pertanian kami dorong kepada Kementerian Pertanian, dengan be-gitu proses yang berja-lan akan sinergis,” kata Mahfudz yang juga merupakan Bendahara Umum DPP PKS ini.

Untuk program reses periode ini, Mah-fudz menyempatkan meninjau Kelompok Tani Curug Berdikari dan melaksanakan dia-log dengan masyarakat sekitar. Dalam kesem-patan berdialog dengan para konstituennya di Daerah Pemilihan Depok-Bekasi tersebut,

Mahfudz berjanji akan membantu masyara-kat Sawangan dan Bo-jongsari agar memiliki pasar tradisional. Sebe-lumnya Mahfudz telah mengadvokasi pendiri-an dua pasar di Depok.

“Setiap tahun sel-

alu diagendakan ang-garan untuk program revitalisasi pasar, yang tujuannya adalah agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan lebih baik dengan mengge-rakkan potensi lokal,” tutup Mahfudz.p

“Karena DPR adalah representasi publik, maka bila DPR yang melakukan-

nya, maka publik dapat memberi masukan”Mahfudz Abdurrahman

Galeri Foto Edisi AGUsTUs 2011

Seminar tentang Parliamentary Threshold yang dihelat Fraksi PPP DPR RI bertema Mencari Format Ideal Parliamentary Threshold (PT) pada pemilu 2014, acara berbentuk diskusi ini digelar Senin (18/7), di Ruang Fraksi PPP DPR RI. Hadir dalam diskusi tersebut Sekretaris Fraksi PKS DPR RI Abdul

Hakim (kedua dari kanan), Ketua FPKB Marwan Ja’far (paling kanan), Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar (kedua dari kiri), dan Anggota FPAN Viva Yoga Mauladi (paling kiri). Dari beberapa perwakilan partai politik yang hadir, sebagian besar menginginkan 3 % (persen) untuk PT pada Pemilu yang akan datang.

Kelompok Komisi (Poksi) VIII Fraksi PKS DPR RI menggelar ‘Seminar Mensinergikan Langkah dalam Membela Ummat dengan Ikhtiar di Bidang Legislasi’, Kamis (21/7) di Ruang Rapat Pleno FPKS, Gedung Nusantara I Lantai 3, Komplek gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta.

Dalam kegiatan tersebut diharapkan Komisi VIII dapat memberikan porsi pembelaan terhadap ummat Islam di Indonesia lebih proporsional. Hadir dalam seminar tersebut Ketua Umum Persis, KH.Maman Abdurrahman dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ahmad Zainuddin.

Seminar Perempuan dalam Pusaran Kebijakan Publik sekaligus Launching Buku Langkah Cinta untuk Indonesia, diselenggarakan Fraksi PKS DPR RI, Selasa (13/7) di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta. Acara ini juga mengenang perjuangan Almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh, yang wafat Sabtu (21/5) silam. Hadir dalam acara tersebut Presiden PKS Luthfi

Hasan Ishaaq, Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal beserta jajarannya dan para sahabat yang juga menjadi pembicara diantaranya; Nurul Arifin, DR. Marwah Daud Ibrahim, Anis Byarwati, Aan Rohanah dan Sri Rayahu Purwatiningsih. Selain itu hadir pula perwakilan Keluarga Besar Almarhumah, yang dihadiri oleh suami tercinta Drs. Budi Darmawan dan juga sejumlah putera-puterinya.

Seminar Parliamentary Threshold

Seminar Membela Ummat di Bidang Legislasi

Seminar & Launching Buku Alm. Ustadzah Yoyoh Yusroh

Edisi AGUsTUs 2011 Galeri Foto

Mencari Format Ideal Pengelolaan Sektor Hulu Migas Nasional sesuai Amanat UUD 1945 menjadi Tema Seminar Migas Nasional yang diadakan Kelompok Komisi (Poksi) VII FPKS DPR RI, Kamis (14/7) di Ruang Rapat Pleno FPKS, Gedung Nusantara I Lantai 3, Komplek gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta. Sebagai Keynote

Speaker Kapoksi VII FPKS DPR RI, M. Idris Lutfi. Selain itu juga narasumber yang hadir antara lain, Waluyo (Direktur Umum Pertamina), Elisabeth Proust (Direktur IPA), Lambok Hutasoit (Ketua IAGI), M. Zikrullah (Kadiv. Pertimbangan Hukum BP Migas) dan Edy Hermantoro (Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM).

Fraksi PKS MPR RI menggelar Seminar Nasional 4 Pilar Kebangsaan, Jum’at (8/7) di Ruang GBHN Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta. Kegiatan ini memberikan penjelasan tentang sikap PKS

terhadap nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan dalam kehidupan bernegara. Sebagai pembuka dalam acara tersebut, Untung Wahono

(Ketua MPP PKS) dan juga Zulkieflimansyah (Wakil Ketua FPKS MPR RI). Selain itu beberapa pembicara yang turut hadir diantaranya, Yunus Hussein (Ketua PPATK), Erry Riyana Hardjapamekas (Mantan Pimpinan KPK), Arys Hilman (Wapemred Harian REPUBLIKA), dan M. Sohibul Iman (Anggota DPR RI/ FPKS) dimoderatori Mustafa Fakhri.

Komisi IX DPR RI mengadakan Konferensi Pers terkait Rancangan Undang-Undang Tenaga Kerja Indonesia, Kamis (7/7) di Ruang Wartawan I, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR-DPR-DPD RI, Senayan Jakarta. Hadir pada acara tersebut sejumlah pimpinan dan anggota Komisi IX yang menangani sejumlah

kasus TKI, yakni Arif Minardi/FPKS (paling kanan), Gandung Pardiman/FPG (kedua dari kanan), Wakil Ketua Komisi IX Soepriyatno/FPGerindra (ketiga dari kanan) beserta jajaran lainnya. Dalam diskusi tersebut dibahas pula tentang proses pra pengiriman TKI, saat bekerja dan kembali ke tanah air.

Seminar Nasional 4 Pilar Kebangsaan

Konferensi Pers tentang RUU TKI

Seminar Migas Nasional

Hot Issue Edisi AGUsTUs 2011

Jakarta, Suara Keadi-lan - Pembahasan RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) se-makin memperlihatkan kemajuan yang positif. “Dari produktivitias pembahasan Daftar In-ventarisir Masalah (DIM) sudah sangat produktif walapun ada ketentuan-ketentuan yang belum di-sepakat i ,” kata anggo-ta Pansus BJPS dari Fraksi Par-tai Keadi-lan Sejah-tera (PKS), M a r t r i

Agoeng di gedung DPR, Jakarta (Rabu, 6/7).

Sementara terkait dengan pernyataan man-tan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang menilai RUU BPJS seba-gai anak najis dari UU SJSN, Martri menilai se-bagai sikap yang berlebi-han. “Siti Fadilah itu le-

bih karena pemahaman dia yang tidak tepat terhadap UU SJSN dan pelaksanaan UU dalam pem-bentukan BPJS ini. Dari awal kan dia melakukan judicial review ke MK tapi di

MK tersebut keingi-nannya tidak ter-serap, sehingga

dia sekarang bicara di jala-nan,” sindir

Martri Agoeng. “Dan se-harusnya Siti Fadilah itu bicara kepada stakeholder agar aspirasinya tersalur-kan dan didengar DPR,” tambah Martri yang juga Anggota Komisi IX DPR RI ini.

Terkait dengan pasal 17 UU No. 40/2004 yang merubah hak sosial ra-kyat menjadi kewajiban rakyat dalam membayar iuran jaminan sosial, kata Martri, hal itu tidak akan membebani rakyat yang tidak mampu. Sebab ra-kyat yang tidak mampu akan dibayar negara le-wat APBN. “Ini bukan membebani, tapi justru ini merupakan kewaji-ban untuk melindungi warganya sesuai UUD 1945,” demikian Martri menuturkan.p

Semua Pihak Harus Mendukung RUU BPJS

Jakarta, Suara Keadilan - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap Panja Mafia Pemilu Komisi II DPR tidak gembos di tengah jalan. Sehingga Panja Mafia Pemilu dapat menyelidiki semua ke-curangan dari pemilu le-gislatif hingga pemilihan presiden. “Ini kan masih pemanggi-lan orang, belum di-t e m u k a n fakta. Panja tidak bo-l e h

gembos di tengah jalan. Pintu untuk penyeli-dikan lebih jauh baru saja dibuka, sementara fakta besarnya belum ditemukan,” ujar Sekjen PKS, Anis Matta. Hal ini disampaikan Anis kepa-da wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2011).

Anis menuturkan, Panja Mafia Pemilu harus secara total menuntaskan segala kecurangan pe-milu. Tidak hanya sebatas menyelidiki pemalsuan doku-

men MK yang d i tuduhkan kepada man-

tan ang-gota KPU A n d i N u r -

pati. “Ini kan yang diseli-diki baru Pemilu Legisla-tif, Pilpresnya itu belum. Apakah perlu dikejar kan belum tahu, nanti kalau di sini ditemukan fakta yang lebih besar baru kita pertimbangkan apakah perlu pembobotan lebih besar dari Panja,” tutur Anis.

Panja Mafia Pemilu dibentuk DPR untuk mengungkap pemalsuan dokumen MK dalam sengketa Pemilu Legisla-tif 2009. Namun ditenga-rai ada fraksi yang men-coba melokalisir persoa-lan sebatas pemalsuan dokumen MK. Padahal diharapkan Panja mam-pu mengungkap lebih jauh persoalan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009.p

Panja Mafia Pemilu Harus Bongkar Semua Kecurangan Pileg & Pilpres

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VII DPR RI, Sohibul Iman, menyatakan bahwa seha-rusnya dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia mampu men-ghadapi gejolak harga minyak yang tidak me-nentu sampai saat ini. Permasalahannya, lanjut Sohibul, adalah karena pemerintah terlalu ber-gantung kepada industri minyak. “Data pasokan energi primer Indonesia menunjukkan bahwa hampir separo (48%) dari energi primer nasional masih dipasok dari mi-nyak. Sedangkan sisanya dari batu bara, gas serta energi baru dan terbaru-kan dengan porsi masing masing sekitar 30, 19 dan 3%,” demikian disam-paikan Sohibul Iman di DPR, Selasa (19/7).

K e t e r g a n t u n g a n yang tinggi pada minyak ini menjadi sangat ber-bahaya karena lemahnya industri minyak nasional. Meskipun Indonesia me-miliki cadangan minyak di dalam perut buminya, namun untuk mengambil dan mengolahnya masih tergantung pada negara

lain. Dampaknya, lanjut Politisi PKS ini, adalah terus menurunnya ca-dangan minyak nasio-nal. Data dari BP Migas menunjukkan bahwa se-jak tahun 2001, tidak ada penemuan cadangan minyak baru yang signi-fikan sehingga cadangan terbukti (proven reser-ves) terus mengalami penurunan. “Laju eks-plorasi masih tergantung pada industri luar negeri karena masih relatif le-mahnya industri minyak nasional, baik dari sisi kemampuan investasi maupun kapabilitas tek-nologi,” jelasnya.

Sebagai solusi, Ang-gota DPR dari Dae-rah DKI Jakarta II ini mendesak Pemerin-tah agar lebih keras lagi dalam meman-faatkan keanekara-gaman energi di Indo-nesia. Sohibul merujuk pada upaya dari Dewan Energi Nasional (DEN) yang telah mentarget-kan agar 2030 porsi minyak hanya

sekitar 20% dari pasokan energi primer nasional. Keinginan tersebut, la-njutnya, perlu mendapat apresiasi namun harus diikuti dengan gerakan konkrit dari pemerintah, dalam hal ini salah satu-nya adalah Kementerian ESDM. “Upaya diversifi-kasi sumber energi yang telah digembar-gembor-kan pemerintah belum dapat dikatakan berha-sil dilihat dari realitas komposi pasokan energi nasional saat ini. Karena itu Kementerian terkait harus segera melakukan langkah strategis untuk mencapai target DEN ter-

sebut,” ingat Sohibul.p

Perlu Diversifikasi Energi Untuk Atasi Gejolak Harga Minyak Dunia

Anis Matta Sohibul Iman

Jakarta, Suara Keadilan – Kenaikan harga pangan antara 5% hingga 20% di sejumlah wilayah di Indonesia sangat mere-sahkan masyarakat. Hal ini disampaikan anggota Komisi IV DPR, Ma’mur Hasanuddin. Selain itu, Ma’mur juga mengkritik anggapan pemerintah yang menganggap wajar kenaikan harga pangan tersebut karena diasum-sikan sebagai bagian dari faktor psikologis menje-lang puasa dan lebaran.

Menurut Anggota DPR dari Fraksi PKS ini, jika kenaikan hanya ka-rena faktor psikologis, berarti ini murni ulah distributor. Pemerintah dalam hal ini menteri perdagangan mesti me-netralisir gejolak harga pangan yang sudah me-resahkan masyarakat, meski oleh pemerintah dianggap wajar. “Gejo-lak Harga Pangan yang wajar itu relatif. Menurut pemerintah wajar, belum tentu menurut masy-arakat. Jadi pemerintah jangan seenaknya mem-buat pernyataan wajar padahal masyarakat sudah mulai gelisah ter-hadap kenaikan harga

pangan akhir-akhir ini,” ujar Ma’mur mengingat-kan.

Pada awalnya DPR optimis dengan kese-riusan presiden dalam memperhatikan harga pangan, yang akan di-respon secara serius oleh menteri-menterinya dalam mengendalikan harga pangan secara permanen di tahun 2011. Namun pada kenyataan-nya, harga pangan masih dikendalikan oleh distri-butor. Artinya, 13 men-teri yang diajak sidang presiden ini, masih bisa kalah dengan ulah distri-butor bahan pangan. “Di-mana wibawa pemerin-tah?,” tanya Politisi dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat II ini retoris.

Gejolak psikolo-gis harga pangan menjelang puasa dan lebaran yang dimunculkan oleh pedagang dan distributor pangan, harus dapat di-netralisir oleh pemerintah. Solusi ope-rasi pasar y a n g efek-t i f

di titik-titik rawan pangan dapat saja dila-kukan. Namun itu ha-nya akan menyelesaikan masalah sementara saja. Tindakan terhadap peda-gang nakal ataupun cara pengendaliannya, belum ada sebuah konsep jelas yang ditawarkan oleh pe-merintah untuk mengata-sinya.” Pemerintah harus mampu mengendalikan harga pangan ini secara permanen sampai pada sumber utama penyebab kenaikan harga tersebut. Selain menyelesaikan masalah produksi dan distribusi, faktor psiko-logis juga mesti dapat dihilangkan. Karena ini menyangkut wibawa pemerintah di mata ra-

kyat,” pungkas Ma’mur.p

Faktor Psikologis Harga Pangan Meresahkan

Ma’mur Hasanuddin

Martri Agoeng

Edisi AGUsTUs 2011 Ekonomi, Industri & Teknologi

Kisruh BBM, DPR Tolak Penghapusan Subsidi

Komisi VI Dukung Revitalisasi Pasar Tradisional

Fatwa MUI tentang BBM Bersubsidi Terlalu Jauh Jakarta, Suara Keadilan - Partai Keadilan Sejah-tera (PKS) mengimbau Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak mengeluar-kan fatwa haram untuk orang kaya yang meng-gunakan BBM bersub-sidi. PKS menilai pen-gaturan mengenai BBM bersubsidi menjadi ke-wenangan Kementerian ESDM. “Menurut saya kampanye pemerintah bahwa premium ini un-tuk masyarakat tidak mampu agak berhasil dan ini perlu diapresiasi. Kalau MUI sampai harus mengeluarkan fatwa saya kira terlalu jauh, seakan-akan Kementerian ESDM

tidak punya mekanisme pengaturan BBM bersub-sidi,” imbau anggota Ko-misi VII DPR dari PKS, Zulkieflimansyah.

Hal ini disampaikan Zulkiflimansyah me-nanggapi pernyataan MUI bahwa orang kaya yang mengkonsumsi BBM bersubsidi adalah haram dan berdosa. Hal tersebut disampaikan politisi PKS tersebut kala dihubungi wartawan, Kamis (30/6).

Z u l k i f l i m a n s y a h me mahami pemerin-tah tengah kesulitan mengambil kebijakan pembatasan subsidi BBM. Ia berharap pemerintah

mampu menempatkan pertimbangan paling ma-tang sebelum mengambil kebijakan penting meny-angkut BBM. “Menurut saya menaikkan harga BBM dengan mengurangi subsidi ada rasionalitas ekonominya, dengan asumsi pemerintah telah melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Tetapi realitasnya, banyaknya penganggu-ran menunjukkan bahwa pemerintah belum opti-mal menjalankan tugas-nya, sehingga subsidi memang diperlukan,” jelasnya.

Dan untuk saat ini, menurut Zulkifliman-

syah, mencabut subsidi BBM bukan pilihan ter-baik. Ia menyarankan pemerintah mengum-pulkan dulu uang ne-gara yang berceceran. “Karena bagaimana pun kebocoran uang negara di perbankan seperti ka-sus Century belum jelas, banyak pula tambang Migas yang tidak jelas hasilnya. Kendala ini dikurangi dan dihapus dulu baru rakyat bisa me-nerima dan ada akunta-bilitas pemerintah dalam mengambil kebijakan,” tandasnya.p

Jakarta, Suara Keadilan - Rencana pemberian BLT jika harga BBM dinaik-kan, di tang ga pi dingin anggota Ko misi VII DPR, Achmad Rilyadi. “Ini kan memperlihatkan bu ruk-nya koordinasi antara Ke-men terian Energi Sumber Daya Mi neral (ESDM), BPH Migas dan Perta-mina dalam penyalur an sub sidi sehingga kuota-nya terus me lebihi yang ditentu kan,” ujar Politisi PKS ini Senin (4/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Kebijakan Fiskal Ke-menterian Keuangan Bam bang Soemantri Bro-jonegoro menga takan, ke depan subsidi BBM akan dialihkan men-jadi sub sidi langsung kepada ma syarakat yang membutuhkan. Subsidi itu modelnya semacam BLT. “Semacam itu, tapi bukan BLT dalam pengertian BLT. Itu yang sedang dicarikan formu-lasi yang tepat. Subsidi lang sung, bukan subsidi harga,” kata Bambang.

Menurutnya, ren cana ter-sebut untuk jangka pan-jang, seperti direncana-kan Direk torat Jen deral Minyak dan Gas un tuk mengha puskan subsidi harga pada 2014.

Menurut Rilyadi, pemberian BLT tidak mendidik masyara kat untuk bekerja. Pasalnya, de ngan BLT ma syarakat di ajarkan me minta-minta. Apa lagi, bantuan tersebut hanya diberi-kan bebe rapa bulan saja. “Kami sangat menolak jika pemerintah menaik-kan harga BBM bersub-sidi dan menggan tinya dengan BLT. Sekarang

bu at apa mereka minta tambahan kuota jika mau menaikkan (har ga) juga,” cetusnya.

Badan Pusat Statis-tik (BPS) memprediksi kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdam-pak langsung pada

mening katnya jumlah orang miskin. Setiap ke-naikan BBM ber sub sidi Rp 500 dari Rp 4.500, maka jumlah orang misk-in akan naik 100-200 ribu

orang.p

Jakarta, Suara Keadi-lan - Rencana Kemen-terian Koperasi untuk melakukan revitali-sasi pasar tradisional di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan realokasi penghema-tan anggaran untuk se-mester II TA 2011 didu-kung sepenuhnya oleh anggota DPR. Usulan anggaran sebesar Rp 25 milyar ini disampaikan dalam Rapat Kerja Ko-misi VI dengan Menteri Koperasi dan UMKM di DPR (11/7). “Pasar tradisional merupa-kan entitas ekonomi masyarakat Indonesia yang perlu didukung keberadaan dan per-kembangannya. Perlu dukungan berbagai pi-hak dalam program ini. Apalagi program revi-talisasi sebagian besar adalah perbaikan infra-struktur,” demikian te-rang Refrizal, Anggota Komisi VI DPR RI.

Kementerian Ko-perasi dan UMKM mengusulkan realokasi anggaran semester II tahun 2011 sebesar Rp 25 milyar untuk mere-vitalisasi sebanyak 30 unit pasar tra-disional di seluruh Indonesia. Jum-lah tersebut men-urut anggota DPR dari Fraksi PKS ini, m a s i h relatif kecil. “Jika

di setiap kecamatan ada satu pasar tradisio-nal, maka tak kurang dari 5.000 buah pasar tradisional yang akan direvitalisasi,” lanjut Refizal.

Program revitali-sasi pasar tradisional merupakan program tahunan Kementerian Koperasi dan UMKM. Dengan adanya pro-gram ini, diharapkan dapat menopang per-ekonomian rakyat teru-tama di daerah. “DPR mendukung adanya program ini. Kalau bisa program revitalisasi disesuaikan dengan kondisi di daerah ma-sing-masing; misalnya tanah pasar tidak harus tanah milik pemerintah kabupaten karena ba-nyak pasar tradisional berdiri di atas tanah milik desa atau adat,” kata Refrizal.p

“Kalau MUI sampai harus mengeluarkan fatwa saya

kira terlalu jauh.”

“Pasar tradisional meru-pakan entitas ekonomi masyarakat Indonesia yang perlu didukung

keberadaan dan perkem-bangannya.”

Setiap kenaikan BBM ber sub sidi Rp 500 dari Rp 4.500, maka jumlah orang miskin akan naik 100-200

ribu orang.

Refrizal

Zulkieflimansyah

Achmad Rilyadi

Ekonomi, Industri & Teknologi Edisi AGUsTUs 2011

Pemerintah Jangan Tunda Penyelamatan BUMN

Pentingnya Revisi UU Nomor 18/2002

Perlunya Peningkatan Daya Saing,

Hadapi Open Sky Policy

Selama Disparitas Harga Tinggi,

Penghematan Tidak Efektif

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VII DPR, Muhammad Id-ris Lutfi, menyatakan pentingnya merevisi Undang-undang (UU) Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Na-sional Penelitian, Peng-embangan, dan Penera-pan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 Iptek). Diharapkan, bulan Juli atau Agus-tus 2012 sudah ada UU baru sehingga Badan Pengkajian dan Penera-pan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indone-sia (LIPI) lebih fokus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Menurut Idris, apabila mengacu pada Inpres Tahun 2010, Kementerian Riset dan Teknologi memang mempunyai mandat untuk membuat kebi-jakan dan mengkoor-dinasikan Lembaga Pe-merintah Non Kemen-terian (LPNK) yang ada di bawahnya. Saat ini bentuk koordinasi antara Kementerian Ristek dengan LPNK seperti LIPI dan BPPT dinilai hanya sebatas perencanaan besar.

“Kita tahu selama ini hasil dari LIPI dan BPPT itu tidak fokus, jadi UU itu harus dire-visi agar jelas. Sekarang misalnya BPPT pelaya-nan masyarakatnya saja ada 11, belum lagi balai penelitiannya dan be-gitu juga dengan LIPI. Sampai-sampai LIPI memiliki balai peneliti ekonomi dan politik, sementara para pene-liti politiknya itu bukan menyumbang untuk suatu sistem politik In-donesia secara ketata-negaraan, tapi justru mengomentari politik praktis dan partisan. Ya lalu apa gu-n a n y a itu se-

mua,” papar Idris Lutfi di Kompleks Par-lemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7).

Idris menambah-kan, dalam revisi UU tersebut, nantinya ke-dudukan BPPT dan LIPI termasuk program, anggaran, investasi dan lainnya berada di ba-wah Kementerian Ri-stek. “Kalau sekarang kan cuma planning be-sarnya saja, sedangkan realisasinya seperti itu dan menteri tidak bisa menegur atau men-gurangi anggaran. Di samping itu menteri juga tidak bisa membe-rikan reward atau pu-nishment karena saat ini di bawah presiden,” ujarnya.

Politisi PKS ini meyakini usulan revisi yang menjadi inisiatif F-PKS dan saat ini ma-sih dalam tahap pen-gumpulan bahan dan wacana oleh tenaga ahli fraksinya, dapat segera masuk Proleg-nas 2012. Sebab, saat ini semua pihak baik itu anggota Komisi VII maupun Menteri Ri-stek Suharna Surapra-nata telah menyetujui usulan tersebut. “Saya sudah komunikasikan dengan rekan-rekan di Komisi VII dan banyak yang mendukung, se-perti dari F-PKB atau-pun F-PDIP, termasuk juga menterinya. Saya ingin agar tahun depan masuk Prolegnas 2012 dan bulan Februari atau Maret sudah ma-suk Baleg sehingga Juli atau Agustus 2012 kita sudah ada undang-undang yang baru,” terangnya.

“Kalau untuk nega-ra yang menjadi acuan dan perbandingan nan-ti, kami dengan biaya sendiri akan ke Jerman dan Korea. Jadi biar rekan-rekan di komisi tidak susah-susah. Ini kan inisiatif F-PKS,”

tutup anggota DPR Dapil Sumatera Uta-

ra I ini.p

Jakarta, Suara Keadilan - Industri penerbangan nasional pada tahun 2015 akan menghadapi kompetisi yang semakin tinggi dengan diterap-kannya Open Sky Po-

licy. Anggota Komisi VI DPR RI, Mustafa Kamal mengatakan, dengan di-terapkannya kebijakan Open Sky Policy, maka daya saing nasional ha-rus ditingkatkan. “Daya saing didefinisikan seba-gai kemampuan pereko-nomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan serta ting-kat kompetisi yang sehat dan dinamis, yang meru-pakan kunci utama dari tumbuhnya daya saing yang tinggi,” jelas Mus-

tafa Kamal, di DPR, Selasa (28/6).

Menurut Ke-tua Fraksi PKS

DPR RI ini, kon-

sekuensi dari Open Sky Policy adalah adanya pemberlakuan liberali-sasi penerbangan antar Negara anggota Asean. “Maka semua pihak yang terkait dengan dunia pe-nerbangan harus melaku-kan berbagai pembena-han, di antaranya berupa peningkatan mutu ban-dara, mutu layanan serta profesionalisme seluruh maskapai penerbangan dalam negeri,” ujarnya.

Kamal mencontoh-kan, saat ini terjadi ke-naikan jumlah penum-pang Garuda Indonesia dari tahun 2008 sebe-sar 10.172.000 menjadi 12.534.000 pada tahun 2010. Jumlah pesawat juga mengalami kenai-kan, yaitu pada tahun

2008 sebesar 54 buah,

menjadi 86 buah pada tahun 2010. Dalam hal on time performance, dari tahun 2010 ke 2011.

Menurut Kamal yang merupakan Anggota DPR dari Daerah Pemi-lihan (Dapil) Sumatera Selatan I ini, pemerin-tah perlu memberikan dukungan penuh bagi perkembangan industri penerbangan nasional, sehingga kita bisa ber-saing di dunia internasio-nal. “Hadirnya maskapai penerbangan Low Cost Carrier maupun maska-pai yang menerapkan System Full Service ha-rus senantiasa didukung perkembangannya untuk menciptakan iklim kom-petisi yang dinamis bagi industry penerbangan,” terang Kamal.p

Jakarta, Suara Keadilan - Guna menekan laju sub-sidi, pemerintah kembali menghidupkan gerakan penghematan pengguna-an listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersub-sidi. Namun DPR menilai gerakan tersebut dinilai tidak akan maksimal sela-ma disparitas harga BBM subsidi dan non subsidi masih tinggi. “Jika dis-

paritas harga antara BBM bersubsidi dan non sub-sidi masih berlaku, sulit untuk melakukan peng-hematan, karena pembeli pasti akan membeli yang murah,” demikian disam-paikan Anggota Komisi VII DPR RI, Sugihono, di kantornya, Senayan, Se-nin (18/7).

Menurut Legislator PKS dari Daerah Pemili-

han (Dapil) Jawa Tengah VII ini, disparitas harga menyebabkan terjadinya penyelundupan dan ber-dampak pada pembeng-kakan kota BBM bersub-sidi. “Salah satu cara yang efektif men-ekan dan menjaga kuota BBM adalah mengurangi dis-paritas harga,” sarannya.p

Jakarta, Suara Keadilan - Legislatif memperta-nyakan koordinasi pe-merintah terkait usulan Penyertaan Modal Nega-ra (PMN) kepada BUMN, yang terkesan lambat dan ditunda-tunda. Hal ini disampaikan Ang-gota Komisi VI DPR RI, Ecky Awal Muharram, di Jakarta, Selasa (5/7). Po-litisi PKS ini menekankan pentingnya peran ko-ordinasi agar persoalan BUMN tidak berlarut-larut dan menambah bi-aya. “Kalau sudah sepa-kat untuk penyelamatan, jangan ditunda-tunda. Penundaan waktu berarti akan ada penambahan biaya ; bunga, gaji ka-ryawan, penyusutan dan lain-lain. Belum lagi nasib karyawan yang ter-katung-katung,” papar Ecky.

Ecky sendiri sepakat bahwa BUMN industri

strategis seperti PT DI, PT PAL dan PT Pindad penting bagi kemandi-rian pertahanan nasional dan perlu diselamatkan. Hal ini, lanjut Ecky, juga berlaku untuk BUMN yang memiliki nilai stra-tegis lain. Namun harus jelas perhitungan bisnis dan parameter keberha-silannya, jangan sampai memboroskan uang ne-gara atas nama nasiona-lisme. “Penetapan Ban-tuan Pemerintah Yang Belum Dijelaskan Status-nya (BPYBDS) saja Rp 45 triliun di APBN 2011, ditambah dana segar se-besar Rp 7,79 triliun di APBN 2012. Ini bukan jumlah yang kecil dan bisa diberikan begitu saja hanya dengan argumen nasionalisme. Harus je-las perhitungannya dan parameter keberhasilan-nya,” ungkap Anggota DPR dari Daerah Pemi-

lihan (Dapil) Jawa Barat III ini.

Untuk itu, Ecky menekankan penting-nya koordinasi antar in-stansi pemerintah dalam mengelola BUMN. Men-urutnya koordinasi ini penting, karena persoa-lan BUMN bukan hanya masalah keuangan, tapi

juga terkait dengan be-berapa sektor lain. Kare-nanya Ecky menegaskan bahwa jangan sampai Pemerintah berpikir, ha-nya dengan memberikan PMN maka masalah oto-matis selesai. ”Business plan dan koordinasinya harus jelas. Koordinasi ini bukan hanya ter-kait BUMN yang hampir bangkrut, tapi juga untuk pengembangan BUMN yang sehat”, tutup

Ecky.p

“Kalau sudah sepakat untuk diselamatkan harus segera dilakukan, jangan

ditunda-tunda.

pemerintah perlu mem-berikan dukungan penuh

bagi perkembangan industry penerbangan

nasional

Mustafa Kamal

Sugihono Karyosuwondo

Ecky Awal Muharram Muhammad Idris Lutfi

Edisi AGUsTUs 2011 Reses

Kunjungan Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS, Adang Daradjatun, pada masa reses IV ke daerah pemilihannya, DKI Jakarta III, di salah satu Rumah Makan Jakarta Barat, Jum’at, 5 Agustus 2011. Dalam pertemuan ini, Adang Daradjatun secara gamblang memaparkan kinerja dan pertanggungjawabannya sebagai Legislator kepada konstituen yang terdiri dari Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat se- Jakarta Barat, sekaligus menyerap aspirasi mereka untuk diperjuangkan di Dewan.

Masa Reses Anggota Komisi XI DPR RI/ FPKS, Andi Rahmat, dimanfaatkan untuk melakukan Sosialisasi 4 (Empat) Pilar Bangsa dan Negara, bertempat di Sidrap Sulawesi Selatan, Ahad, 7 Agustus 2011. Empat pilar yang melekat pada setiap Anggota Legislatif berdasarkan UU No. 27 Tahun 2009 tersebut adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka tunggak Ika. Turut hadir sejumlah pejabat di tingkat kabupaten dan juga tokoh masyarakat se-Kabupaten Sidrap. Selain itu Andi Rahmat yang juga insiator Pansus Angket Century ini menyampaikan beberapa tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat di Komisi XI yang meliputi Keuangan, Perbankan dan Perencanaan Pembangunan.

Anggota Komisi II DPR RI, Aus Hidayat Nur, menjumpai konstituennya di Kelurahan Masjid Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda-Kaltim, Sabtu, 30 Juli 2011 pada masa reses Anggota Dewan. Dalam pertemuan tersebut, Aus memaparkan pandangannya mengenai Kontribusi Provinsi Kalimantan Timur sebagai Provinsi dengan pendapatan terbesar kedua di Indonesia. Hadir dalam pertemuan tersebut Prof Agus Santoso, SH. M. Hum., Guru Besar Ilmu Hukum Uwigama Samarinda.

Anggota Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia, mengakrabkan diri dengan konstituennya melalui kegiatan mancing bersama di sela-sela menjalani reses di Sukabumi, Minggu, 7 Agustus 2011. Di akhir kegiatan, Yudi pun membagikan sejumlah doorprize bagi konstituen yang beruntung.

Adang Daradjatun Temui Konstituennya di Jakarta Barat

Andi Rahmat Sosialisasikan 4 Pilar Masa Sidang

Aus Hidayat Paparkan Kontribusi Provinsi Kaltim

Yudi Widiana Mancing Bersama Konstituen

Reses Edisi AGUsTUs 2011

Ketua Komisi I DPR RI/ FPKS Mahfudz Shiddiq (kiri) berbincang sejenak dengan salah satu tokoh Ulama Indramayu di Indramayu – Jawa Barat, pada masa Reses Ketiga 2011 lalu, pada Pertemuan dengan Tokoh Ulama dan Masyarakat se-Indramayu tersebut juga membicarakan seputar tindak terorisme dan sorotan terhadap kinerja anggota dewan.

Anggota DPR RI Fraksi PKS, Tossy Aryanto, bersama Ketua dan Sekretaris DPD PKS Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, dalam pertemuan dengan kader dan simpatisan di Cilacap Tengah, Rabu (3/8). Dalam pertemuan tersebut, Tossy menyampaikan capaian-capaian selama kinerjanya di dewan kepada konstituennya sebagai pertanggungjawaban tugas.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI/ FPKS, KH. Dr. Surahman Hidayat, MA, melaksanakan amanah reses-nya di Kabupaten Kuningan bersama Kader PKS Kuningan pada Selasa, 26 Juli 2011, bertempat di Markaz Dakwah PKS Kuningan Jl. Juanda Cijoho, Kuningan,Jawa Barat. Dalam kesempatan ini, Anggota DPR RI yang berasal dari Daerah Pemilihan Jawa Barat X (Kuningan, Ciamis dan Banjar) ini menyampaikan hal-hal terkait dengan perjuangannya di Parlemen Pusat, diantaranya tentang Pengawasan Perbankan Nasional serta Pengawasan terhadap Keuangan Pemerintah.

Mahfudz Shiddiq Mengunjungi Salah Satu Tokoh Ulama Indramayu

Tossy Aryanto Jumpai Konstituennya di Cilacap

Surahman Paparkan Fungsi Pengawasan Perbankan Nasional

Pengumuman Pemenang Sayembara II

Berdasarkan musyawarah Tim Juri SAYEMBARA II TABLOID SUARA KEADILAN pada Edisi V yang terbit pada Bulan Juni 2011, dengan pertanyaan sebagai berikut :

“Menurut Anda, apakah yang hendaknya menjadi prioritas perjuangan Fraksi PKS di

DPR saat ini?”Maka berikut nama-nama yang berhak menjadi Pemenang berdasarkan Pilihan Dewan Juri :1. Dedi Runanto

Tambakrejo, PurworejoPetikan jawaban : “FPKS hendaknya berfokus

pada pengembangan kualitas SDM Indonesia, untuk mewujudkan bangsa yang produktif”

2. Enny Musfiroh SKaliurang, Sleman, DIYPetikan jawaban : “FPKS harus fokus pada penegakan hukum, agar keadilan dapat ditegak-kan”

3. Syifa Saputra, S.PdDesa Tambon Tunong, Kab. Aceh Utara, Prov . AcehPetikan jawaban : “FPKS hendaknya mampu mendorong pengelolaan sumber daya bangsa,

untuk kemajuan bangsa yang mandiri”

Selamat untuk para pemenang, dan terima kasih atas keikutsertaannya.Hadiah Menarik akan dikirimkan langsung ke ala-mat masing-masing pemenang.

Terima kasih pula kepada pasrtisipan lain, semoga di kesempatan mendatang, Anda lah yang menjadi pemenangnya.

*Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

*Hadiah sudah termasuk pajak

Edisi AGUsTUs 2011 Ekonomi, Industri & Teknologi

Ramadhan baru be-berapa hari berjalan, namun gegap gem-

pita Hari Raya Idul Fitri sudah merayapi sebagian besar umat muslim di Indonesia. Hari raya di Indonesia, selalu identik dengan rutinitas pu-lang kampung alias mudik. Jika di Timur Tengah dan negara-negara lainnya tak kenal kata dan aktivitas mu-dik, maka di Indonesia teru-tama bagi masyarkat urban, mudik merupakan suatu 'kewajiban', karena dengan-nya silaturahim akan tetap terjalin, keterikatan antar kerabat akan semakin erat, dan yang paling penting dapat berkumpul dengan keluarga tercinta di hari ke-menangan.

A n t u s i a s m e awal mudik ini, dapat pula ditilik dari ludesnya tiket-tiket moda transpor-tasi massal ke berba-gai daerah, terutama tiket kereta. Antusiasme ini pula

yang membuat para pemu-dik seolah tak bermasalah dengan beratnya perjalanan menuju kampung halaman di musim lebaran. Terma-suk kemacetan yang luar biasa, hingga menambah waktu tempuh bertambah berkali-kali lipat dibanding biasanya.

Pada edisi kali ini, Suara Keadilan akan berbagi be-berapa tips, yang semoga dapat membantu Anda saat mudik di hari raya nanti.

Aman dan Nyaman

Mudik di Hari Raya1. Pastikan kondisi tubuh Anda dan keluarga

dalam keadaan bugar dan sehat.Sebelum mudik, pastikan bahwa kondisi kese-hatan Anda dan keluarga cukup baik. Sangat tidak nyaman memaksakan mudik, jika salah satu dalam rombongan bermasalah dengan kesehatannya. Sebelum berangkat, pastikan juga bahwa Anda dan keluarga dalam kondisi bugar dan cukup istirahat, agar punya cukup energi dan tak mudah kelelahan selama perjalanan.

2. Inventarisasi barang bawaan yang diperlukan selama perjalanan dan selama di kampung halaman.Sebelum berkemas, susun daftar barang bawaan yang dibutuhkan, termasuk obat-obatan seperti obat sakit kepala, obat masuk angin, obat anti-muntah dan obat-obat lainnya yang dibutuhkan. Dan pastikan pula barang-barang yang dibutu-hkan selama di kampung halaman sudah masuk ke dalam tas barang-barang anda.

3. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi.Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi prima. Periksalah mesin, rem, ban, lampu, dan lain-lain. Pastikan semua berfungsi dengan baik agar per-jalanan Anda nyaman. Sangat direkomendasikan membawa mobil Anda ke bengkel resmi untuk pemeriksaan menyeluruh sebelum dibawa ber-kendara jauh. Selain itu, akan sangat bermanfaat jika Anda mengumpulkan informasi posko-posko bengkel resmi yang sekarang ini banyak disedia-kan di sepanjang jalur mudik. Jangan lupa untuk membawa peralatan pokok mobil Anda seperti dongkrak, obeng, tang, kunci pas, dan lain-lain guna mengamtisipasi kemun-gkinan yang tidak diinginkan selama perjalanan.

4. Jika Anda menggunakan kendaraan umum.Pastikan Anda tiba di tempat pemberangkatan pada waktu yang tepat. Hal ini mengantisipasi situasi jalanan dan padatnya pemudik lain di tempat pemberangkatan, yang memungkinkan urusan Anda lebih terhambat.

5. Pastikan baterai dan pulsa telepon seluler Anda terisi dengan cukup. Jangan sampai ketika dalam keadaan darurat, selular Anda tidak dapat digunakan.

6. Jika Anda menyetir sendiri dan merasa lelah, sebaiknya beristirahat dahulu. Hal ini lebih efektif, daripada memaksakan diri terus menyetir dengan resiko lebih besar. Atau jika ada sopir kedua, mintalah bergantian.

7. Bawalah dana yang cukup selama di perjala-nan. Jika ada kondisi-kondisi darurat. Akan sangat me-repotkan jika Anda harus keluar jalur di tengah kemacetan, hanya untuk berhenti di mesin penarikan uang tunai (ATM). Terkadang ATM yang Anda butuhkan juga tidak selalu tersedia di jalur yang Anda lalui.

8. Perhatikan keselamatan selama perjalanan. Gunakan sabuk pengaman, memakai helm standar (jika Anda mudik dengan kendaraan roda dua), mematuhi rambu lalu lintas, serta mem-perhatikan perhiasan yang Anda kenakan untuk menghindari tindak kejahatan. Pastikan ken-daraan Anda selalu terkunci selama perjalanan, dan ketika Anda tinggalkan saat parkir.

Selamat mudik, semoga selamat hingga kembali ke rumah...

Diolah dari berbagai sumber

Tips Mudik di Hari Raya

Edisi AGUsTUs 2011

Musim PilkadaCerita: Dedi | Gambar: Fauzi

Kesejahteraan Rakyat Edisi AGUsTUs 2011

Universitas Trisakti

Harus Dikembalikan Ke NegaraJakarta, Suara Keadilan -- Perseteruan antara pimpinan Universitas Trisakti dengan pihak yayasan harus segera di-selesaikan. Menurut Roh-mani, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Ra-kyat (DPR), pemerintah harus mengambil sikap yang tepat agar persoalan ini cepat tuntas. Untuk mengatasi persoalan ini pemerintah bisa meng-gunakan wewenangnya, menegaskan kembali bila Universitas Trisakti adalah aset negara. Hal ini sesuai dengan sejarah berdirinya Universitas Trisakti. Sebagaimana diketahui Universitas Trisakti didirikan oleh negara menggantikan Res Publika. Res Publika sendiri berada dibawah Yayasan Baperki yang berafiliasi dengan komu-nis. Sejak peristiwa G30S PKI terjadi maka segala aset komunis dimiliki negara. Oleh pemerintah, Res Publika diganti men-jadi Trisakti.

Menjadikan Uni-versitas Trisakti sebagai

Prioritaskan Percepatan Pembangunan Pendidikan di Daerah

Pengawasan Internal di Kemenbudpar

Dinilai Belum Efektifperguruan tinggi negeri merupakan jalan keluar yang baik. Hal ini bisa menjadi jembatan antar pihak-pihak yang saling mengklaim kepemilikan. Apalagi secara histo-ris Universitas Trisakti di-dirikan oleh pemerintah.

“Menurut saya tidak baik bila sengketa ini harus dibiarkan berlarut-larut. Yang paling diru-gikan adalah mahasiswa dan dosen. Pasti ada su-asana tidak nyaman da-lam proses perkuliahan. Ini ekses yang paling buruk, menghambat atau menciptakan suasana tidak nyaman dalam proses pendidikan. Fakta sejarah sudah jelas, bila Trisakti didirikan oleh negara dan asetnya pun milik negara. Wajar bila Trisakti dikembalikan ke negara,” kata Rohmani.

Rohmani berharap kementerian terkait dan mahkamah agung perlu duduk bersama terkait persoalan ini. Persoalan sengketa Universitas Trisakti ini harus dise-lesaikan oleh beberapa

kementerian terkait. Persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut apalagi keputusan Ma-hkamah Agung tentang perintah eksekusi sudah keluar. “Ini menyangkut ribuan mahasiwa, ri-buan anak bangsa yang mana proses pendidi-kannya akan terganggu. Ini persolan serius. Hal ini tidak baik di tengah upaya kita memajukan dunia pendidikan. Un-tuk itu pemerintah harus bekerja cepat. Jangan ditunda-tunda lagi. Apalagi ini menyangkut aset negara, wajar kalau negara bertindak,” de-sak Rohmani.

Kepada pihak-pihak yang bersengketa, Roh-mani berharap menge-depankan kepentingan mahasiswa di atas ke-pentingan pribadi dan golongan. Kepentingan pendidikan kader-kader bangsa harus didahu-lukan. Jangan sampai perseteruan elit ini men-gorbankan pendidikan kader-kader bangsa.

Untuk itu Rohmani

berharap agar tawaran Universitas Trisakti dija-dikan sebagai perguruan tinggi negeri atau milik negara diterima semua pihak. “Menurut saya pilihan ini yang paling tepat, tidak ada yang di-rugikan. Hanya mengun-tungkan pendidikan na-sional,” imbuh Rohmani. Ia menambahkan, bahwa Kementerian Pendidikan Nasional harus lebih pro-aktif dalam menyelesai-kan persoalan ini.p

Jakarta, Suara Keadilan - Sistem Pengawasan Internal di Kemente-rian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbud-par) dianggap belum berjalan secara efektif. Hal ini dibuktikan pada laporan keuangan Kemenbudpar Tahun 2010, dimana masih ditemukan sejumlah kasus yang jumlah-nya lebih banyak dari Laporan Tahun 2009. Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Raihan Iskan-dar, di Jakarta, Kamis (12/7). “Walaupun mendapat opini Wajar Dengan Pengecua-lian (WDP) dari BPK, namun di tahun 2010 ini masih ditemukan 22 kasus, padahal di 2009 hanya ada 15 kasus,” ungkapnya.

Dalam temuan Raihan, dari beberapa kasus yang muncul tahun 2010 ini sebe-lumnya sudah terjadi pula di tahun 2009. Misalnya, kasus tidak memadainya sistem pencatatan dan pela-poran akun persediaan dan keterlambatan penyetoran PNBP ke kas negara. Khusus mengenai penyetoran PNBP, lanjut Raihan,

jumlahnya juga cen-derung naik. Dari hasil investigasi, Raihan me-nemukan keterlamba-tan penyetoran PNBP pada Tahun 2009 se-besar Rp 98.281.124., sementara pada tahun 2010 jumlahnya mem-bengkak hingga men-capai Rp 238.941.800. “Ini menunjukkan kinerja pengawasan yang lemah. Ironisnya, model perbaikan yang digunakan masih sama yaitu penerbitan Surat Sekjen untuk penyem-purnaan Pedoman Pengelolaan Perse-diaan. Padahal, nyata-nyata cara itu tidak efektif,” jelas Raihan.

Selain itu, Legisla-tor PKS asal Daerah Pe-milihan (Dapil) Nang-groe Aceh Darussalam 2 ini juga mengkritik laporan belanja modal Kemenbudpar yang justru lebih sedikit dibandingkan belanja pegawai dan belanja bantuan sosial. Dalam catatan Raihan, pada laporan keuangan ta-hun 2010 ini tercatat belanja modal hanya mencapai 91,89%, se-dangkan belanja pega-wai mencapai 99,75% dan belanja bantuan sosial mencapai 100%. “Banyaknya temuan tersebut memperlihat-kan Kemenbudpar be-lum sungguh-sungguh menerapkan sistem akuntasi standar se-suai UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pa-sal 32 ayat (1), dimana seharusnya bentuk dan isi laporan pertang-gungjawaban pelaks-anaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar

akuntansi pemerin-tahan,” papar

Raihan.p

Yang paling dirugikan adalah mahasiswa dan

dosen. Pasti ada suasana tidak nyaman dalam proses

perkuliahan.

Rohmani

Jakarta, Suara Keadilan - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengajukan penamba-han dana sebesar 12,7 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belan-ja Negara-Perubahan (APBNP) 2011. Program yang disampaikan dinilai lebih substansif dan jelas dibandingkan rincian dalam nota keuangan. “Program percepatan pembangunan pendidi-kan ini lebih penting daripada pemberian subsidi BBM,” pa-par Anggota Ko-misi X DPR RI,

Tamsil Linrung, di Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Mendiknas ten-tang APBN P 2011 di Se-nayan, Kamis (7/7).

Hal ini, lanjut Tamsil, akan diperjuangkan di

Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. “Sebe-narnya kuncinya adalah akselerasi program yg telah disusun dengan Ko-misi X DPR RI sebelum-nya,” jelas Wakil Pimpi-nan Banggar DPR RI ini.

Politisi PKS ini menam-bahkan, dalam usulan Ke-mendiknas, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi fokus percepatan pembangunan. Hal ini bisa menimbulkan kecemburuan dari daerah yang lain. “Tinjau ulang dan jangan hanya mempri-oritaskan satu daerah saja,” ingatnya.

Untuk itu, pemenu-

han 8 standar pendidi-kan harus menjadi dasar pengambilan kebijakan angggaran dalam per-cepatan pembangunan pendidikan ini. Karena pendidikan menjadi tu-lang punggung kemaju-an bangsa. “Lebih utama lagi, Kemendiknas harus punya target yang jelas kapan pemenuhan pro-gram pendidikan dasar gratis itu bisa terwujud dengan jelas, bukan ha-nya iklan dan ucapan yang bersifat ambigu saja,” tegas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II ini.p

Banyaknya temuan tersebut memperlihatkan

Kemenbudpar belum sungguh-sungguh

menerapkan sistem akuntasi standar

Raihan Iskandar

Tingkatkan Penggunaan Dana Optimalisasi bagi Jemaah Haji

Jazuli Juwaini

Jakarta, Suara keadilan - Meningkatnya jumlah se-toran awal calon jemaah haji yang dari Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta, harus sejalan dengan mening-katnya penggunaan dana hasil optimalisasi setoran awal yang dipergunakan bagi jemaah haji. “Seto-ran awal tahun-tahun sebelumnya kan cuma Rp 20 juta sekarang Rp 25 juta. Otomatis itu akan menghasilkan optima-

lisasi yang lebih tinggi. Bertambahnya hasil op-timalisasi itu harus di-gunakan untuk subsidi,” demikian disampaikan anggota Panja BPIH Ko-misi VIII, Jazuli Juwaini, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/7).

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Ban-ten III ini mengkritisi penggunaan dana hasil

optimalisasi setoran awal yang pertanggungjawa-bannya tidak jelas yakni untuk badal haji (orang pengganti untuk menja-lankan ibadah haji –red). “Komponen indirect cost contohnya badal haji harus dihapuskan. Apa perlu ada badal haji yang dianggarkan karena per-tanggungjawabannya nggak jelas. Saya punya pengalaman. Ibu saya meninggal dunia tahun

lalu, ikut haji reguler, ng-gak pernah ada kejelasan apakah di-badal-in atau tidak, nggak ada penje-lasan dikasih sertifikat badal juga nggak. Jadi bagaimana pertanggung-jawabannya? Jangan-jangan duit itu cuma raib saja,” urai politisi PKS ini.

Jazuli juga menging-atkan agar dana APBN bisa dialokasikan untuk komponen yang nanti-

nya menjadi milik pe-merintah, seperti asrama haji. “Asrama punya pemerintah, mestinya dialokasikan dari APBN, bukan dari uang jemaah haji,” pungkasnya.p

“Program percepatan pembangunan pendidikan ini lebih penting daripada pemberian subsidi BBM”

Tamsil Linrung

Edisi AGUsTUs 2011 Kesejahteraan Rakyat

Skema Pendanaan Pendidikan

Harus DisederhanakanMakanan dan Akses Jamaah Haji Harus Jadi PerhatianJakarta, Suara Keadilan - Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Ko-misi VIII DPR RI telah memantau langsung kesiapan pemondokan jamaah haji tahun 1432 H/2011 M di Madinah pada 5-6 Juli 2011. Pe-mondokan jamaah haji Indonesia itu seluruh-nya berada di wilayah Markaziyah (kawasan hotel) yang berjarak kurang 1.000 meter dari Masjid Nabawi. “Dengan jarak di bawah 1.000 meter itu artinya jamaah lebih mudah aksesnya ke Masjid Na-bawi. Sebetulnya inilah yang kita harapkan karena tujuan haji ini semata-mata untuk iba-dah. Kalau seandainya jauh dari lokasi ibadah seperti Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, akan memberatkan ja-maah,” ujar anggota Panja BPIH Komisi VIII, Rahman Amin, Ahad (10/7).

Dia berharap, de-ngan lokasi yang dekat dengan Masjid Nabawi ini, ja-m a a h haji bisa l e -

bih khusyuk menjalan-kan ibadah shalat arbain (40 waktu), sehingga ti-dak harus terburu-buru baik berangkat atau pu-lang dari masjid.

Tak hanya pemon-dokan jamaah haji, la-njut Rahman, Komisi VIII berharap katering jamaah haji juga men-jadi perhatian dalam pelayanan haji menda-tang. “Komisi VIII mere-komendasikan agar ka-tering jamaah haji ketika berada di Arafah-Minna (Armina) diberikan box,” ujarnya.

Tetapi, politisi PKS ini menyatakan belum ada kepastian dari Ke-menterian Agama ten-tang usulan itu, karena terkait harga. Sebab, apabila katering di Ar-mina menggunakan box tentunya akan menam-bah harga katering.

Rahman menyata-kan, Komisi VIII DPR RI berkeinginan harga BPIH tidak naik, namun tetap memberi pelaya-nan yang nyaman dan terbaik untuk jamaah haji. “Kita sepakat tanpa menaikkan harga BPIH, bahkan kalau memun-gkinkan menurunkan BPIH dengan mencari solusi-solusi lain yang tidak memberatkan ja-maah,” pungkas ang-gota DPR RI Dapil Kali-mantan Barat ini.p

Nurhasan Zaidi

Jakarta, Suara Keadilan – Di tahun 2011 pemerintah menganggarkan 248,9 trili-un untuk pendidikan atau 20,25 persen dari APBN. Sejumlah dana tersebut 36 persen dikelola pemerin-tah pusat dan tersebar di berbagai kementerian dan lembaga. Kemente-rian Pendidikan Nasional mengelola 22 persen (55,5 triliun), Kementerian Aga-ma mengelola 11 persen (27,2 triliun) dan 3 persen tersebar di berbagai ke-menterian.

Sebagian besar ang-garan pendidikan, 64 persen (158,2 triliun) berupa transfer ke daerah yaitu 46 persen dana pe-rimbangan dan 17 persen dana otonomi khusus dan penyesuaian. Belanja ter-besar dana perimbangan habis untuk gaji guru dan tenaga kependidi-kan yaitu sebesar 104,2 triliun (42 persen dari anggaran pendidikan). Bantuan Operasional Se-kolah (BOS) mendapat porsi sebesar 16,8 triliun dan tunjangan profesi guru sebanyak 18,5 tri-liun. Sedangkan belanja infrastruktur pendidikan hanya mendapat porsi 10 triliun atau 4 persen dari anggaran pendidikan da-lam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK).

Nurhasan Zaidi, Anggota Komisi X DPR-RI menilai bahwa saat ini

cara belanja pemerintah tidak efektif dan rawan kebocoran. Contohnya skema bantuan sosial pendidikan dari Kemen-diknas yang tidak trans-paran. Informasi tentang program-program pe-merintah pusat saat ini masih menjadi informasi terbatas. Hal ini miris mengingat Indonesia sudah mempunyai UU Kebebasan Informasi Publik. Idealnya seluruh warga masyarakat ber-hak tahu program apa saja yang akan dibuat pemerintah sehingga ma-syarakat yang membutu-hkan bisa mengakses.

Ranjau kebocoran anggaran yang paling fatal adalah bahwa se-lama ini distribusi ang-garan pendidikan tidak didasarkan pada data kebutuhan daerah. Data Pokok Pendidikan yang sudah menjadi program Kemendiknas sejak 2009 ternyata tidak menjawab kebutuhan data untuk pendistribusian angga-ran. Menurut Nurhasan, Pemerintah tidak punya perencanaan yang jelas untuk setiap daerah, ba-gaimana meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendi-dikan di seluruh Indo-nesia. “Sebagai contoh Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan yang ternyata ba-

nyak ditentukan hanya oleh Menteri Keuangan dengan kriteria fiskal. Padahal selama ini DAK adalah sumber pem-biayaan utama untuk pembangunan infra-struktur pendidikan di daerah. Karena Kemen-diknas tidak memiliki perencanaan yang jelas maka distribusinya sang-at tergantung keaktifan daerah untuk mendapat-kan alokasi anggaran,” papar anggota DPR Dapil Jabar 9 ini.

Di samping itu, ia membenarkan bahwa se-lama ini DPR mengalami kesulitan mengontrol anggaran pendidikan ka-rena peruntukan masing-masing program tidak terfokus pada jenis biaya tertentu. “Umpamanya saja dana Bantuan Ope-rasional Sekolah (BOS) yang menurut panduan diperuntukkan hanya untuk biaya operasional non personalia, ternyata masih juga dipakai un-tuk biaya pelatihan guru yang notabenenya terma-suk biaya investasi perso-nalia. Porsi b e l a n j a

i n i

lumayan besar di setiap sekolah, dan otomatis mengurangi jatah biaya operasional pembelaja-ran siswa,” katanya.

Masih menurut Nur-hasan, dari berbagai skema pendanaan terse-but ada 763 miliar Dana Bagi Hasil (DBH) yang mekanisme penyaluran-nya dan pertanggung-jawabannya tidak jelas. Selain itu ada juga 1,3 triliun Dana Insentif Daerah (DID) dan 1,2 triliun Dana Percepatan Pembangunan Infra-struktur Pendidikan (DP-PIP) dengan persoalan yang sama. “Keduanya dikhususkan untuk in-frastruktur pendidikan atau biaya investasi non personalia. Keduanya juga diperuntukkan untuk daerah yang ter-tinggal. Jika spesifikasi peruntukannya sama, mengapa harus dengan skema yang berbeda?” tukas Nurhasan heran.

Namun, ia menya-rankan untuk mening-katkan akuntabilitas anggaran pendidikan, kuncinya adalah dengan membuat skema penda-naan yang sederhana. “Dengan demikian ma-syarakat mudah mema-hami, mengawasi dan mengakses. Ini yang paling penting,” de-mikian Nurhasan Zaidi menegaskan.p

Rahman Amin

Anggaran Kemenag Harus Prioritaskan Daerah TertinggalJakarta, Suara Keadilan – Anggota Komisi VIII DPR RI menghimbau perlunya prioritas peng-gunaan anggaran dalam Usulan Kementerian Agama terutama untuk daerah tertinggal. Hal ini disampaikan Iskan Qalba dalam Rapat Kerja bersama Kementerian Agama di DPR, Senin (11/7). Dalam rapat tersebut, Kementerian Agama mengajukan tam-bahan anggaran dalam Perubahan APBN Tahun Anggran 2011 sebesar Rp 3.537.847.116.000, se-dangkan pagu anggaran tahun 2011 sebesar Rp 32.109.396.697.000.

Rapat yang berlangs-ung pada Selasa, (12/7) menyimpulkan agar Ke-menterian Agama mela-kukan penajaman ter-hadap rincian program dan kegiatan usulan perubahan APBN Ke-menterian Agama Tahun

Anggaran 2011. Yakni dengan mempertimbang-kan kebutuhan prioritas, perimbangan anggaran bagi Kanwil Kementerian Agama RI di seluruh In-donesia dan satuan kerja lainnya, serta menekan-kan adanya peningkatan anggaran untuk fungsi agama.

Menurut Iskan, se-lanjutnya Komisi VIII akan mengawasi seluruh program yang diusulkan pemerintah terutama ke-giatan prioritas kemen-terian, antara lain untuk pembebasan uang pang-kal dan SPP pada Mad-rasah Aliyah sebesar Rp 921.750.000.000., mem-biayai tambahan unit cost program percepatan sertifikasi untuk 90.000 guru dari Rp 2.000.000,- menjadi Rp 2.500.000,- menjadi total sebesar Rp 45.000.000.000,-.

Biaya tersebut, lanjut politisi PKS ini, juga akan

membiayai kegiatan-ke-giatan yang memerlukan percepatan pembangu-nan antara lain untuk pembangunan di wilayah tertentu (Papua, Papua Barat, NTT) sebesar Rp 30.129.497.000,- dan dae-rah pasca bencana. “Prio-ritas Anggran ini harus kita kawal terutama di bidang pendidikan dan percepatan pembangu-nan , ini menyangkut sesuatu yang akan kita tingalkan kepada anak cucu kita. Bangsa kita ha-rus besar dan salah satu upaya untuk mewujuda-kannya adalah melalui kemudahan akses pen-didikan dan pembangu-nan,“ jelas Iskan.p

Iskan Qolba Lubis

Jakarta, Suara Keadi-lan - Sebanyak sepuluh Anak Buah Kapal korban penyanderaan perompak Somalia akan mengadu ke DPR. Mereka menga-du ke Komisi IX karena perusahaan tempat mere-ka bekerja tidak koopera-tif dengan tuntutan pem-bayaran gaji yang belum dibayarkan. Rombongan ini akan diterima Ketua Kelompok Kerja Kete-nagakerjaan dan Trans-migrasi Komisi I X DPR, Abdul Aziz Su-seno, di

Jakarta, akhir Agustus nanti.

Pengacara Perhim-punan Bantuan Hukum Tenaga Kerja Indonesia (PBHTKI), Benhart Na-baban, mengatakan RDP sebenarnya tidak perlu dilakukan bila PT Surya Mitra Bahari (PT SBM) bersedia membayarkan uang gaji hak pelaut yang sampai saat ini belum juga direalisasikan.

Dari beberapa pem-bicaraan dengan PT SBM, menurut Benhart, terke-san ada upaya mengulur-ulur waktu tanpa ada tenggat yang jelas. Ke-

pada pelaut korban perompak itu, PT

SBM meminta untuk menung-gu sampai kapten kapal d ibebaskan

perompak. Tapi tidak jelas kapan hal itu akan terjadi. Namun justru se-baliknya. Sampai saat ini PT SBM justru cenderung tidak mengakomodir keinginan pelaut,” kata Berhart.

Sementara itu Abdul Aziz Suseno segera akan menindaklanjuti penga-duan ini untuk diterus-kan kepada kementerian terkait dan juga PT SBM selaku pihak yang ber-perkara. Menurut Abdul Aziz, nelayan dari ber-bagai daerah di Indone-sia itu harus terus men-ghidupi keluarga. “Kami akan upayakan mediasi terbaik bagi kedua pihak, agar konflik ini tidak ber-kepanjangan,” demikian janji Legislator PKS asal Daerah Pemilihan Jawa Timur XI ini.p

Perusahaan Tak kunjung Membayar GajiABK Korban Pembajakan Somalia Mengadu Ke DPR

Abdul Aziz Suseno

Kesejahteraan Rakyat Edisi AGUsTUs 2011

yang ditahan sementara proses hukumnya masih berjalan,” imbuh Politisi PKS ini.p

Jakarta, Suara Keadi-lan – Komisi VIII akhir-nya menyepakati Ran-cangan Undang Undang Penanganan Fakir Miskin menjadi Undang Un-dang. Hal tersebut dise-pakati melalui Rapat Ker-ja Komisi VIII dengan Ke-menterian Sosial di Kom-plek DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (18/7). Dalam penyampaian pandangan mini, seluruh fraksi menyatakan perse-tujuannya terhadap RUU yang merupakan amanat UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Dalam pandangan mini, Fraksi Partai Keadi-lan Sejahtera menyetujui pengesahan RUU terse-but sejak awal pembaha-san. Fraksi PKS menya-takan RUU Penanganan Fakir Miskin mempunyai nilai strategis karena merupakan implementa-si dari amanat UUD NRI tahun 1945. Pandangan mini Fraksi PKS DPR RI disampaikan oleh Herlini Amran yang juga meru-pakan anggota panja

RUU tersebut.“UUD sebenarnya

telah memberikan man-dat kepada Pemerintah untuk melindungi dan memelihara fakir miskin. Tetapi selama hampir enam puluh enam tahun Indonesia merdeka, be-lum ada kesungguhan dalam melaksanakan isi dari UUD NRI tersebut. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpan-dangan, potret buram ke-miskinan di Indonesia ini harus segera diakhiri,” kata Herlini Amran saat membacakan pandangan Fraksi PKS.

Penanggulangan ke-miskinan, lanjut Herlini, hingga kini bersifat mak-ro dan dilaksanakan oleh lintas kementerian dan lembaga. Hal ini meny-ebabkan penanganan fa-kir miskin belum efektif. “Dengan RUU Penanga-nan Fakir Miskin ini diharapkan bisa men-jadi payung hukum da-lam upaya penanganan fakir miskin secara lebih fokus dan efektif,” te-

rangnya.Herlini menjelaskan,

proses pembahasan RUU PFM telah melalui jalan panjang. Hingga detik-detik terakhir, masih ada tiga hal krusial yang be-lum disepakati seluruh Anggota Panja. Namun karena itikad dan niat baik dalam menangani fakir miskin, hal tersebut dapat diatasi.

“Hal terakhir yang masih dalam perdeba-tan adalah soal lembaga, pembiayaan dan pen-dataan. Alhamdulillah semuanya sudah kita se-pakati bersama,” ujarnya.

Herlini Amran yang juga Anggota Dewan Sy-ariah Pusat PKS ini men-jelaskan, dalam rangka menangani fakir miskin dengan efektif, pemerin-tah harus memiliki data fakir miskin yang spesi-fik by name by address. Agar aplikasi Undang Undang Penanganan Fakir Miskin berjalan dengan baik, Fraksi PKS m e n e k a n -kan adanya

kelembagaan yang kuat pada pihak pemerin-tah. Kelembagaan yang kuat merupakan persya-ratan pokok untuk dapat melaksanakan program-program penanganan fakir miskin secara opti-mal.

“Setelah mencermati dan mengikuti proses panjang dalam pemba-hasan RUU Penanga-nan Fakir Miskin ini, maka Fraksi PKS sepakat agar RUU Penanganan Fakir Miskin dilanjutkan ke pembahasan tingkat II / Pengambilan ke-putusan dalam sidang Paripurna DPR RI,” tutupnya.p

Tangani Fakir Miskin

Pemerintah Harus Serius Hari Keluarga, Momentum Perbaikan Keluarga Sehat dan SejahteraJakarta, Suara Keadi-lan - Momentum Hari keluarga yang ditetap-kan oleh pemerintah setiap tahunnya yakni tanggal 29 Juni, meru-pakan spirit untuk memperbaiki keluarga nasional. Menyadari bahwa keluarga ada-lah pilar bangsa, yang mengandung makna betapa sentralnya pe-ran keluarga dalam pembentukan karakter bangsa. Semua kepri-badian dan karakter anak-anak negeri ini terbangun dari pola keluarga sebagai pe-letakan pendidikan pertama yang mem-berikan nilai-nilai ke-pribadian seperti ke-dispilinan, kerjasama, kebaikan, kejujuran, solidaritas, berem-pati dan karakter po-sitif lainnya. Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, An-shory Siregar, di Se-nayan, Selasa (28/6).

Ansory memapar-kan bahwa salah satu permasalahan saat ini yang mengancam ke-luarga adalah penggu-naan narkoba dan zat adiktif yang menye-rang anak-anak keluar-ga mereka. Pertumbu-han pengguna narkoba dari tahun ke tahun cukup tinggi. Dalam hasil survei oleh BNN (Badan Narkotika Na-sional) sejak tahun 2009, angka penyalah-gunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2011 telah mencapai 5 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 4,02 juta orang. ”Merujuk janji Presiden SBY yang me-nyatakan bahwa Indo-nesia akan bebas nar-koba pada tahun 2015, bila tidak diimbangi dengan program-pro-gram ketahanan kelu-arga, maka mungkin hasilnya tidak tercapai bahkan meleset jauh,” ungkap Anshory.

Dalam pandangan Anshory, selama ini ini kita terjebak pada seremonial p e r a y a a n n y a saja, namun nilai esensial dari Hari Kelu-arga tidak kita

peroleh. Menurutnya, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) se-bagai salah satu insti-tusi negara kurang bisa menjawab perma-salahan yang terjadi pada setiap keluarga. Apalagi program Ke-luarga Berencana yang digulirkan selama ini terjebak dalam pusa-ran rutinitas, yakni program pengendalian pertumbuhan pendu-duk semata dan bagai-mana memberi pil KB pada masyarakat.

Menurut Anggo-ta DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara III ini, Anggaran BKKBN untuk tahun 2011 mencapai 1,19 T, sedangkan pada tahun 2012 direncanakan mencapai 2,57 T, meru-pakan angka yang fan-tastis, namun sayang lebih kurang 80% nya hanya untuk pengen-dalian penduduk den-gan KB. Seharusnya, lanjut Anshory, ada terobosan besar dari BKKBN dalam meng-hadirkan keluarga di Indonesia menjadi keluarga yang sehat dan sejahtera.”Kiranya peran BKKBN dapat lebih ditingkatkan dalam memberikan perlindungan pada ketahanan keluarga, sehinga hari keluarga pada tahun 2011 lebih bermakna dan bernilai, dan semoga terbentuk keluarga yang sehat dan sejahtera,” harap Anshory.p

Herlini Amran

Komisi VIII Dukung Penambahan Anggaran Kementerian Sosial

Satgas TKI Harus FokusJakarta, Suara Keadilan - Satuan Tugas (Satgas) Tenaga Kerja Indone-sia (TKI) yang dibentuk pemerintah diharapkan tetap fokus dalam me-nangani persoalan hu-kum yang dihadapi oleh TKI. “Satgas akan efektif jika bergerak secara pro-aktif. Anggota Satgas haruslah fokus pada aktifitas ini dan tidak di-bebani tugas-tugas lain,” kata anggota Komisi IX,

Ledia Hanifah Amalia, Ahad (3/6).

Seperti diketahui, pembentukan Satgas penanganan TKI yang terancam hukuman mati ini merupakan salah satu rekomendasi rapat pari-purna DPR dalam mem-benahi masalah TKI.

Menurut Ledia yang merupakan Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I ini, dalam penanganan TKI yang

menghadapi hukuman mati, selain pendekatan formal dengan pemerin-tah setempat, juga harus melakukan pendekatan kultural. Tak hanya itu, lanjut Ledia, Satgas juga harus melakukan penyi-siran ke penjara-penjara di Negara ter- sebut, Arab Saudi m i s -alnya. “Ka-rena bisa jadi ada se-jumlah TKI

Jakarta, Suara Keadi-lan - Munculnya usulan penambahan Anggaran pada Kementerian Sosial (Kemensos) dalam Ang-garan Pendapatan Be-lanja Negara-Perubahan (APBN-P) tahun 2011 ditanggapi positif oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ahmad Zainuddin. Menurutnya penamba-han anggaran itu sesung-guhnya suatu keharusan, mengingat besarnya ma-salah Kesejahteraan Sosi-al. “Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sangat tinggi, sementara du-kungan anggaran untuk penanganannya masih

diimbangi dengan kiner-ja yang meningkat dari Kemensos. Program-pro-gram yang dijalankan, kata Zainuddin, harus mempunyai target yang jelas dan terukur, serta tenggat waktu yang je-las. “Sehingga kita dapat mengukur berapa per-sen pengurangan jumlah PMKS setiap tahunnya,” katanya memeberi ala-san.

Menurut Anggota DPR RI dari Daerah Pe-milihan (Dapil) DKI I ini, peningkatan ang-garan bagi PMKS merupakan bukti bahwa pemerintah berpihak kepada

belum mencukupi,” kata Ahmad Zainuddin di Ja-karta, Jum’at (15/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, Kemen-terian Sosial mengaju-kan penambahan ang-garan sebesar Rp 129. 343.366.000 pada APBN-P tahun 2011 ini. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dalam Ra-pat Kerja dengan Komisi VIII pada tanggal 12 Juli lalu.

Secara khusus, Ah-mad Zainuddin yang merupakan Legislator PKS ini menekankan bahwa penambahan anggaran harus tetap

masyarakat lemah. Apa-lagi, tambah Zainuddin, DPR saat ini juga hampir merampungkan RUU Penanganan Fakir Misk-in yang disahkan dalam masa sidang ini. “Upaya pengesahan RUU ini juga membuktikan bahwa kita bersungguh-sung-guh berpihak kepada

fakir miskin dan PMKS,” p u n g k a s Z a i n u d -din.p

Ledia Hanifah

Ahmad Zainuddin

selama ini ini kita terjebak pada ceremonial perayaannya

saja, namun nilai esensial dari Hari Keluarga kita tidak

peroleh

Anshory Siregar

Keuangan, Perbankan & Perencanaan Pembangunan Edisi AGUsTUs 2011

Jakarta, Suara Keadilan - Usulan format Dewan Ko-misioner 2-5-2 merupakan keputusan Panitia Khusus Rancangan Undang-un-dang Otoritas Jasa Keu-angan (RUU OJK) DPR RI, bukan keputusan fraksi tertentu. Adapun jika ada fraksi yang mengatakan berubah pendapatnya, hal itu belum disampaikan dalam forum rapat Pan-sus. “Format usulan (2-5-2) murni dan bulat menjadi usulan Pansus. Memang kemudian ada perubahan sikap, namun dalam fo-rum keputusan tersebut belum dicabut dan sampai

Jakarta, Suara Keadilan - Wakil Ketua Panja Inflasi dan Suku Bunga Komisi XI DPR RI, Kemal Azis Stamboel mengingatkan agar Tim Pengendali In-flasi Daerah (TPID) be-kerja ekstra dan segera meningkatkan koordi-nasi untuk memastikan stok kebutuhan pokok di masing-masing daerah.

Menurut Kemal, TPID yang terdiri dari Pemda dan BI daerah harus pro aktif untuk berkoordinasi dengan Kemendag dan Bulog untuk memasti-kan stok kebutuhan pokok di daerah masing-masing. BPS telah menyampaikan bahwa harga barang-barang pokok seperti be-ras, daging, telur ayam, gula pasir, dan bawang merah sudah mulai naik

relatif tinggi sejak bulan Juli. Meski laju inflasi Juli diperkirakan masih di ba-wah 1%, tetapi bisa saja perkiraan BPS ini meleset seperti bulan sebelumnya. “Tentu yang lebih mengk-hawatirkan adalah inflasi Agustus karena masuk Ramadhan dan menjelang lebaran, yang harus dianti-sipasi dengan memastikan stok kebutuhan pokok di masing-masing daerah,” ingatnya.

Sebagaimana dike-tahui, dari total 66 kota yang menjadi dasar pen-ghitungan inflasi di In-donesia oleh BPS, TPID telah terbentuk di 55 kota/kabupaten. Peran TPID menurut Kemal sangat strategis mengingat salah satu masalah inflasi nasio-nal yang sangat mendasar

dan khas Indonesia adalah besarnya tekanan inflasi yang berasal dari daerah.

“Masalah pasokan dan distribusi barang antar daerah sangat sig-nifikan memengaruhi inflasi nasional. Oleh ka-renanya, upaya mengen-dalikan kenaikan harga barang tidak cukup apa-bila hanya dilakukan di pusat, namun juga harus dilakukan di daerah-daerah di seluruh Indo-nesia,” imbuh Kemal. Keterlibatan pemerintah daerah dan kepedulian kepala daerah baik Gu-bernur, Bupati atau Wali-kota atas masalah kenai-kan harga yang terjadi pada masing-masing daerah sangat penting untuk itu. Kemal berharap para

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menilai pemerintah lamban dan tidak mem-punyai political will da-lam menyelesaikan Ran-cangan Undang-Undang (RUU) yang strategis. Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI, Memed Sosiawan, di Jakarta, Senin (25/7). Contohnya, menurut Memed, adalah pemba-hasan RUU Mata Uang dan RUU Otoritas Jasa Keuangan di Komisi XI. “Menteri Keuangan sangat lamban dalam memproses 2 RUU ini. Padahal keduanya ada-lah RUU yang urgen un-tuk publik,” ujar Memed.

Dalam pandangan Memed, salah satu penyebab molornya pembahasan beberapa RUU di Komisi XI adalah pembahasan RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS) yang masih alot sampai per-tengahan Juli 2011 ini. Pemerintah, dalam hal ini para Men-teri, enggan me-lanjutkan proses

pembahasan RUU BPJS, sehingga mengakibat-kan tersendatnya proses pembahasan RUU antara Pemerintah dan DPR RI. ”Mestinya semua selesai di masa sidang periode ini, jangan sampai ada berita di media bahwa Dewan tidak produktif dalam produk legislasi sesuai target Prolegnas 2011 karena DPR malas, dan banyak alasan lain-nya. Nyatanya Kemen-terian Pemerintah yang sering menjadi sebab deadlock pembahasan”, ungkap Politisi PKS ini.

Untuk itu Memed meminta agar masa si-dang selanjutnya dapat dimaksimalkan oleh pemerintah untuk da-pat merumuskan ma-sukan-masukan terkait pembahasan beberapa RUU strategis tersebut. “Legislasi yang lamban tidak hanya karena DPR, juga karena pemerintah

yang lalai dan lamban,” pungkas Anggota

DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VIII ini.p

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi XI DPR RI, Ka-mis (16/6), menyetujui rencana kerja dan ang-garan yang diajukan dua lembaga negara, Badan Pusat Statistik dan Ba-dan Pemeriksa Keuangan (BPS dan BPK). Menurut Wakil Ketua Komis XI, Surahman Hidayat, per-setujuan tersebut disertai dengan beberapa catatan kualitatif.

Beberapa catatan ter-sebut, diantaranya ada-lah bahwa lembaga ha-rus melakukan efisiensi, penyerapan anggaran-nya harus di atas standar, memperhatikan kualitas dan kepuasan pengguna data dan melakukan uni-tifikasi data. “Catatan ini mengikat, harus dima-sukkan ke dalam RKA K/L (Rencana Kerja dan Anggaran Ke-menterian/ Lem-

baga -red) dan dilaks-anakan BPS dan BPK ke depan,” kata Anggota DPR Dapil Jawa Barat X ini, Kamis (16/6).

Untuk tahun 2012, BPS mengajukan tamba-han pagu anggaran sebe-sar Rp 207,9 miliar, atau naik sebesar 9,4 persen dibandingkan pagu indi-katif 2012. Pagu indikatif BPS tahun 2012 sebesar Rp2.212.184.500.000. Jadi, pagu BPS tahun 2012 ada-lah Rp 2.240.067.200.000. Sementara untuk BPK, pagu indikatif tahun 2012

m e n j a d i Rp 2,8 triliun.p

Jakarta, Suara Keadilan - Akhir-akhir ini media lokal maupun nasional sedang hangat mem-bicarakan pengelolaan dana APBN dan APBD di beberapa daerah Sa-lah satu penyebabnya karena daerah-daerah tersebut mengalokasikan sekurangnya 50 persen lebih pengeluaran dae-rahnya untuk membayar gaji pegawai negeri sipil di daerah. Besaran terse-but dinilai sangat tidak sehat untuk kelangsung-an pembangunan daerah bersangkutan.

Menanggapi perma-salahan tersebut Anggota DPR RI dari Komisi Ang-garan dan Moneter, Yan Herizal, menyarankan agar pemerintah daerah membuat grand design

terlebih dahulu menge-nai rencana penyera-pan SDM untuk PNS. “Pemda harus memper-hitungkan berapa banyak sebenarnya yang diperlu-kan untuk menjalankan perangkat aparatur di daerah-daerah. Tentu-nya disesuaikan dengan jumlah penduduk dan kepentingan-kepenting-an untuk melakukan ja-lannya pemerintahan,” tegasnya di Jakarta, Senin (4/7) .

Politisi PKS ini juga mengkritik daerah-daerah yang sebenarnya memiliki sumber daya bagus, namun APBD-nya masih rendah. Men-urutnya, APBD itu ber-banding lurus dengan konsep kepemimpinan di daerahnya. Pemerin-

tah dengan APBD (Ang-garan Pendapatan dan Belanja Daerah) rendah berarti kepemimpinan daerah tersebut kurang bagus. Sebab pemimpin yang cerdas, seharus-nya bisa mengelola sumber daya yang di-milikinya untuk peng-embangan daerahnya. “Akibatnya, ruang ang-garan untuk membangun kepentingan publik, se-perti infrastruktur pun semakin kecil,” imbuh-nya.

Dalam pandangan Yan yang juga merupa-kan Anggota Panja Trans-fer Daerah ini, bahwa pemerintah pusat harus tegas terhadap daerah yang masih mengandal-kan APBN untuk membi-ayai operasional daerah-

Pemerintah Harus

Buat Daerah Lebih Mandiri

RUU Otoritas Jasa Keuangan Pansus Tetap Kokoh dengan Format 2-5-2

Pemerintah Lamban Selesaikan RUU Strategis

Tim Pengendali Inflasi Harus Pastikan Stok Kebutuhan Pokok di Daerah

DPR Setujui Anggaran BPS dan BPK dengan Catatan Kualitatif

nya. Menurut Anggota Legislatif dari Daerah Pemilihan Sulawesi Utara II ini, Pemerintah harus menciptakan for-mula dana perimbangan baru yang memberikan insentif bagi daerah yang berhasil meningkatkan pendapatannya dan men-gurangi belanja pegawai-nya. “Dengan cara ini, akan banyak daerah yang melakukan perampingan birokrasi dan lebih fokus kepada pembangunan daerahnya,” ujar Yan yakin.p

ekskutif daerah secara kontinyu memperhati-kan stok kebutuhan po-kok masing-masing dan arus distribusi barang di daerahnya. “Dengan stok yang terjamin dan distri-busi yang baik di masing-masing daerah, kenaikan harga bisa diredam dan kita berharap masyarakat bisa menikmati Ramad-han dan Lebaran dengan tenang,” tandasnya.p

sekarang masih format itu yang kita pakai,” terang anggota Pansus RUU OJK dari Fraksi PKS Andi Rah-mat, Selasa (19/7).

Anggota Komisi XI ini mengatakan, DPR akan tetap mengusulkan for-mat 2-5-2 dan meminta pemerintah mengubah format 2-7. Pemerintah sendiri, menurut Andi, usulannya juga masih belum ajeg. Misalnya soal ketua DK. Pemerintah sebelumnya tidak pernah menyinggung bahwa ke-tua ditunjuk oleh presi-den. Namun, dalam per-temuan terakhir, Menkeu

mengatakan bahwa ketua ditunjuk presiden. Pada-hal sebelumnya DPR me-minta ketua tidak dit-unjuk pemerintah, me-lainkan melalui proses fit and proper test. “Banyak di tingkat pemerintah sendiri masih berubah-ubah. Begitu juga dengan 2-7 yang menurut saya konsepnya sendiri masih belum tuntas,” kata Le-gislator muda dari Dae-rah Pemilihan Sulawesi Selatan ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembaha-san RUU OJK menga-lami deadlock, dimana

pemerintah mengusul-kan format 2-7, sementa-ra DPR mengusulkan for-mat 2-5-2 (melibatkan 2 unsur ex-officio tanpa hak suara, 5 unsur melalui fit and proper test, dan 2 un-sur dari masyarakat um-um).p

Yan Herizal

Memed Sosiawan

Surahman Hidayat Kemal Azis Stamboel

Andi Rahmat

Edisi AGUsTUs 2011 Resensi Buku

Penyusun : Ustz. Herlini Amran, M.A.

Editor : Tim Redaksi Majalah Ummi

Penerbit : PT Insan Media Pratama

Fisik buku : 276 halaman, 20.5 cm

Ukuran : 21 x 15 cm, 243 halaman

Penerbit : Bidang Kebijakan Publik DPP

PKS / Robbani Press

Assalaamu’alaikumIbu Herlini, anak mem-

punyai kewajiban terhadap orangtuanya, baik semasa hidup maupun setelah me-ninggal. Lalu bagaimana kewajiban seorang anak yang orangtuanya mening-gal, tapi karena bunuh diri? Mohon penjelasannya.

Demikian sebuah pertanyaan yang diki-rimkan seorang wanita dari Jatiasih, Bekasi ke-pada Ustazah Herlini Amran, pengasuh rubrik tanya jawab Fikih Wa-nita di Majalah Ummi. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Sang Usta-zah yang juga Anggota Fraksi PKS DPRRI ini, dengan mengedepankan hukum bunuh diri di da-

lam Agama Islam yang sangat tegas mengha-ramkannya. Selanjut-nya ia menyampaikan bahwa selama orangtua sang penanya tidak da-lam keadaan kafir atau murtad, maka sepatut-nya si anak terus mendo-akan orangtuanya agar mendapat ampunan Allah, serta dimintanya penanya tersebut untuk terus berbuat baik ke-pada sesama.

Buku setebal 276 halaman ini memang sebuah kumpulan ta-nya jawab tentang Fikih Wanita. Beragam perta-nyaan yang merupakan persoalan keseharian wanita dan juga manu-sia umumnya, dijawab

dengan lugas dan me-mudahkan. Memudah-kan dalam hal ini seperti yang terkandung dalam sabda Rasul, yassiru wa la tu’assiru. Menggam-barkan Agama Islam bukan saja hadir sebagai pentunjuk hidup yang komplit, tapi juga kom-patibel dengan kehidu-pan di semua jaman.

Dalam buku ini, pembahasan Fikih Wa-nita difokuskan pada persoalan Ibadah dan Munakahat (pernika-han). Banyak problema kekinian yang terjadi pada diri wanita sendiri atau dalam rumah tang-ga dibahas dengan ring-kas namun mengena. Sesuatu yang seringkali

wanita malu memper-tanyakannya di forum-forum, namun di forum tertulis ini diungkap dengan memberikan la-tar hukum Islam dengan nash yang kuat dan prak-tis untuk dilaksanakan.

Tak salah bila Dr. Salim Segaff Al-Juffrie, Menteri Sosial yang juga seorang ulama membe-rikan apresiasi kepada Ustz. Herlini Amran dengan kajian Fikih Wanita-nya. Menurut-nya cara pengambilan hukum yang dilakukan Ustz. Herlini tidak kaku, bahwa modernisasi di-anggap sebagai muatan kebaruan yang harus menjadi pelajaran dalam penetapan hukum.p

Tak mudah untuk sukses mengkolaborasikan 3 pilar; keluarga, dakwah, dan politik. Banyak orang mengakuinya, terutama bagi perempu-an. Namun Yoyoh Yus-roh adalah salah seorang yang mampu memadu-kan ketiganya. Ia sukses membina keluarga, us-tazah yang sibuk, dan anggota parlemen yang aktif.

Politik memang di-anggap sebagai dunia keras, dan penuh intrik. Politik juga dinilai se-

bagai bagian dari pere-butan kekuasaan, yang menjadi domain kaum pria. Padahal perem-puan juga memiliki ke-pentingan-kepentingan tertentu yang belum ten-tu dapat diwakili oleh laki-laki.

Buku ini menjadi ca-tatan kecil, dari jejak be-sar perjalanan Ustadzah Yoyoh. Buku yang me-nuliskan dengan jujur kesaksian orang-orang yang pernah berinteraksi dengan beliau. Maka tak heran, di buku ini kita

bisa temukan kesaksian pejabat setingkat men-teri, koleganya di DPR, sampai khadimah (pem-bantu) yang sehari-hari mendampingi Ustadzah Yoyoh. Dan garis peng-hubung dari kesaksian itu hampir sama; teladan itu ada di rumah, juga ada di gedung Dewan. Teladan itu mengin-spirasi di dunia politik yang hingar bingar, juga di ruang privat seorang ibu dari 13 orang putra.

Akhirnya, buku ini hadir bukan untuk

membangga-banggakan prestasi beliau, tapi untuk menjadi catatan bahwa harus ada Mus-limah-muslimah yang jauh lebih baik di masa mendatang. Seperti kata beliau dalam buku ini “Muslimah masa kini adalah muslimah yang sedang mencetak sejarah, tidak hanya membanggakan sejarah. Prestasi di masa lalu adalah sumber inspi-rasi untuk menciptakan prestasi di masa menda-tang!!” p

Fikih Wanita, Panduan Harian Muslimah

Langkah Cinta untuk Indonesia

Kumpulan Tanya Jawab Fikih Wanita Majalah Ummi

Ekonomi, Industri & Teknologi Edisi AGUsTUs 2011