Edema Otak

14
EDEMA OTAK A. Konsep Dasar 1. Definisi Edema otak adalah peningkatan kadar air di dalam jaringan otak baik intra maupun ekstraselular sebagai reaksi terhadap proses-proses patologis lokal ataupun pengaruh-pengaruh umum yang merusak (Harsono, 2005) Cerebral Edema adalah peningkatan volume otak yang disebabkan oleh peningkatan kadar air mutlak dalam jaringan otak. (Raslan A, Bhardwaj A, 2007). Cerebral edema merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya sejumlah besar air dalam otak. Jika tidak diobati, dapat berakibat fatal, atau menyebabkan kerusakan otak parah, dan pasien lebih cepat diperlakukan, semakin baiknya atau peluangnya akan pemulihan. (Penerbit Salemba Medika 2001). Cerebral edema atau edema serebral merupakan akumulasi kelebihan air di intraseluler atau ruang ekstraselular dari otak. (American Stroke Association. Stroke, 2000). 2. Etiologi

description

edema otak

Transcript of Edema Otak

EDEMA OTAK

A. Konsep Dasar1. DefinisiEdema otak adalah peningkatan kadar air di dalam jaringan otak baik intra maupun ekstraselular sebagai reaksi terhadap proses-proses patologis lokal ataupun pengaruh-pengaruh umum yang merusak (Harsono, 2005) Cerebral Edema adalah peningkatan volume otak yang disebabkan oleh peningkatan kadar air mutlak dalam jaringan otak. (Raslan A, Bhardwaj A, 2007).Cerebral edema merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya sejumlah besar air dalam otak. Jika tidak diobati, dapat berakibat fatal, atau menyebabkan kerusakan otak parah, dan pasien lebih cepat diperlakukan, semakin baiknya atau peluangnya akan pemulihan. (Penerbit Salemba Medika 2001). Cerebral edema atau edema serebral merupakan akumulasi kelebihan air di intraseluler atau ruang ekstraselular dari otak. (American Stroke Association. Stroke, 2000).2. EtiologiEdema otak dimanifestasikan dengan adanya tanda-tanda kenaikan tekanan intracranial (Harsono, 1996 : 82-83), yaitu:a. Traumatic Brain Injury (TBI)Disebut juga sebagai Trauma Cedera Otak. Penyebab paling umum dari TBI termasuk jatuh, kecelakaan kendaraan, dipukul dengan obyek atau menabrak obyek, dan serangan. Cedera awal dapat menyebabkan jaringan otak membengkak. Selain itu, bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di bagian kepala. Respon tubuh terhadap cedera juga dapat meningkatkan pembengkakan. Terlalu banyak pembengkakan dapat mencegah cairan meninggalkan otak.

b. Ischemic strokesStroke iskemik adalah jenis yang paling umum dari stroke dan disebabkan oleh gumpalan darah atau penyumbatan di otak atau bagian terdekat dari otak. Otak tidak dapat menerima darah dan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi. Akibatnya, sel-sel otak mulai mati. Karena tubuh merespon, pembengkakan terjadi.c. Brain (intracerebral) hemorrhages and strokesDisebut juga perdarahan otak dan stroke. Perdarahan mengacu pada darah yang keluar (bocor) dari pembuluh darah. Hemorrhagic Stroke adalah jenis yang paling umum dari pendarahan otak. Dapat terjadi ketika pembuluh darah mana saja di otak pecah. Sebagai respon dari tubuh akibat adanya kebocoran darah, tekanan menjadi meningkat di dalam otak. Tekanan darah tinggi diperkirakan menjadi penyebab paling sering dari jenis stroke. Perdarahan di otak bisa karena cedera kepala, obat-obatan tertentu, dan kelainan ini tidak diketahui sejak lahir.d. InfeksiPenyakit yang disebabkan oleh organisme menular seperti virus atau bakteri dapat menyebabkan pembengkakan otak Contoh penyakit ini antara lain:1) MeningitisAdalah terjadinya infeksi di mana selaput otak menjadi meradang. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, organisme lain, dan beberapa obat.2) EnsefalitisAdalah infeksi di mana otak itu sendiri menjadi meradang. Hal ini paling sering disebabkan oleh sekelompok virus dan menyebar biasanya melalui gigitan serangga. Kondisi serupa disebut ensefalopati.3) Toksoplasmosis.Infeksi ini disebabkan oleh parasit. Toksoplasmosis paling sering mempengaruhi janin, bayi muda, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rusak.4) Empyema SubduralEmpiema Subdural mengacu pada area otak menjadi bengkak atau penuh dengan nanah, biasanya setelah penyakit lain seperti meningitis atau infeksi sinus. Infeksi dapat menyebar dengan cepat, menyebabkan pembengkakan dan memblokir cairan lain meninggalkan otak.5) TumorPerkembangan tumor di otak dapat menyebabkan pembengkakan. Sebagai akibat tumor berkembang, dapat menekan area lain dari otak. Tumor di beberapa bagian otak dapat menghalangi cairan cerebrospinal mengalir keluar dari otak. Pembuluh darah baru yang tumbuh di dekat tumor juga bisa menyebabkan bengkak.B. MANIFESTASI KLINISGejala pembengkakan otak bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. (Hudak & Gallo, 1996). Pada umumnya gejala-gejala yang timbul dari adanya edema otak antara lain:1. Sakit kepala2. Nyeri leher atau kekakuan3. Mual atau muntah4. Pusing5. Irregular bernapas (napas tidak teratur)6. Kehilangan memori7. Ketidakmampuan untuk berjalan8. Kesulitan berbicara9. Pingsan10. Kejang11. Kehilangan kesadaran

C. PATOFISIOLOGIAda 3 tipe edema otak , yaitu:1. Edema VasogenikTerjadi karena kenaikan permeabilitas kapiler, sehingga cairan dari pembuluh darah masuk ke ruang ekstraselular terutama terletak dalam white matter. Penyebabnya adalah tumor otak, trauma, abses otak, perdarahan otak dan meningitis bakteri.2. Edema SitotoksikTerjadi karena gangguan permeabilitas membran sel sehingga terjadi penumpukan cairan di ruang intraselular dan penumpukan cairan tersebut terletak di dalam white dan grey matter. Penyebabnya adalah hipoksia, hipoosmolar, iskemia, dan meningitis bakteri.3. Edema HidrostatikTerjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik di sistem ventrikel yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dari cairan serebrospinal, cairan tersebut terletak di interstitial daerah periventrikular. Penyebabnya adalah obstruksi hidrosefalus.D. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS1. Pemeriksaan fisikDapat dilakukan dengan pemeriksaan kepala dan leher2. Pemeriksaan radiologia. CT scan kepala untuk mengidentifikasi cakupan dan lokasi pembengkakanb. MRI kepala untuk mengidentifikasi cakupan dan lokasi pembengkakanc. Tes darah untuk memeriksa penyebab pembengkakanE. PENATALAKSANAANPada dasarnya sesuai dengan penatalaksanaan peningkatan tekanan intracranial:1. Menurunkan volume darah otak.a. Hiperventilasib. Elevasi kepala 30o dengan posisi di tengah dengan tujuan tidak menghambat venous returnc. Menurunkan metabolisme otak dengan pemberian barbiturated. Cegah atau atasi kejange. Cegah hiperpireksiaf. Restriksi cairan 60% kebutuhan, kecuali bila hipotensi2. Menurunkan volume dari cairan serebrospinala. Acetazolamide 25 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3 dosis. Dosis dapat dinaikkan 25 mg/KgBB/hari (Maksimal 100 mg/KgBB/hari)b. VP shunt3. Menurunkan volume otaka. Osmotik diuretik: Mannitol dosis awal 0,5-1 mg/KgBB IV kemudian dilanjutkan 0,25-0,5 mg/KgBB IV setiap 4-6 jamb. Loop diuretik: Furosemide 0,5-1 mg/KgBB/dosis IV tiap 6-12 jamc. Steroid: Dexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IV dilanjutkan dosis rumatan 0,1 mg/KgBB/dosis tiap 6 jam selama 3 hari. Apabila 1, 2, 3 tidak ada kemajuan, dipertimbangkan untuk melakukan temporal dekompresi dengan kraniektomi.F. PENGKAJIAN1. Anamnesisa. Identitas klien: usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,tanggal masuk rumah sakit, dstb. Keluhan utama: nyeri kepala disertai dengan penurunan kesadaranc. Riwayat penyakit sekarang: demam, anoreksi dan malaise, peninggian tekanan intrakranial serta gejala nerologik locald. Riwayat penyakit dahulu2. Pemeriksaan fisik3. Prosedur diagnostic:a. Pemeriksaan laboratoriumb. Pemeriksaan penunjangc. CT Scan: mengidentifikasi dan melokalisasi kemungkinan adanya abses besar dan abses kecil disekitarnyad. Arteriografi: Menunjukkan lokasi edemaG. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan respon penumpukkan cairan didalam jaringan otakTujuan: nyeri teratasi atau dapat terkontrolIntervensi :a. Berikan lingkungan yang tenang dan nyamanb. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang pentingc. Lakukan metode distraksid. Kolaborasi dengan tim medis lainRasional :a. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan meningkatkan relaksasib. Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeric. Mengalihkan klien dari rasa nyerid. Pemberian analgetik seperti asetaminofen, kodein, dsb dapat mengurangi rasa nyeri2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan persepsi atau kognitif, penurunan kekuatan, dan imobilisasiTujuan: klien dapat menunjukkan cara mobilisasi yang optimalIntervensi :a. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsionalb. Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4)Nilai 0 : klien mampu mandiriNilai 1 : memerlukan bantuan/peralatan yang minimalNilai 2 : memerlukan bantuan sedang/dengan pengawasan/pengajaranNilai 3 : memerlukan bantuan/peralatan yang terus menerus dan alat khususNilai 4 : tergantung secara total pada pemberi asuhan.Seseorang dalam semua katagori sama-sama mempunyai risiko kecelakaan namun katagori 2-4 mempunyai resiko terbesar untuk terjadinya bahaya tersebut sehubungan dengan imobilisasic. Letakkan pasien pada posisi tertentu. Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi antar waktud. Berikan bantuan untuk melakukan ROMe. Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab, ganti linen/pakaian yang basah agar tetap bersih dan bebas dari kerutanf. Pantau pengeluaran urine. Catat warna dan bau urineRasional :a. Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukanb. Perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran terhadap berat badan dan menigkatkan sirkulasi seluruh bagian tubuhc. Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal ekstrimitas dan menurunkan terjadinya vena statisd. Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan terjadinya eksekoriasi kulit3. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen dari patogen, statis cairan.Tujuan : penyebaran infeksi tidak terjadiIntervensi :a. Berikan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahanb. Pertahankan tehnik aseptik dan tehnik mencuci tangan yang tepat baik pasien, pengunjung, maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung/staf sesuai kebutuhanc. Teliti adanya keluhan nyeri dada, berkembangnya nadi yang tidak teratur atau demam yang terus menerusd. Kolaborasi, berikan terapi antibiotik sesuai indikasie. Siapkan untuk intervensi pembedahan sesuai indikasi.Rasional :a. Isolasi diperlukan sampai organismenya diketahui/dosis antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan risiko penyebaran pada orang lainb. Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi, mencegah pemajanan pada individu terinfeksc. Infeksi sekunder seperti miokarditis/perikarditis dapat berkembang dan memerlukan intervensi lanjutd. Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individue. Mungkin memerlukan drainase dari adanya abses otak atau penglepasan pirau ventrikel mencegah ruptur/mengontrol penyebaran infeksi4. Kurang pengetahuan tentang kondisi edema otak, prognosis dan perawatan edema otak berhubungan dengan kurangnya informasiTujuan : klien mengetahui tentang kondisi edema otak, prognosis dan perawatan edema otakIntervensi :a. Berikan informasi dalam bentuk dan segmen yang sederhanab. Beri kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahuinyaRasional :a. Menurunnya rentang perhatian pasien dapat menurunkan kemampuan untuk menerima,mengingat,menyimpan informasi yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKABatterden, hausman, ignatacius, dkk, 1992 medikal surgical nursing.EGCCompany, saunder, harcout, dkk,1991 medical surgical nursing javanovich inc.EGCDoeges,marllyne,e,dkk,1996 askep sistem perayarafan. EGC. JakartaDoeges,marllyne,e,dkk1989 rencana askep pedoman umtuk perencanaan dan pendekomentasi keperawatan pasien, edisi 3. Jakarta. EGCHahn JF: Cerebral edema and neuro intensive care. Pediat clins N. Am. 27 : 587-592 (1980).Harsono. Buku Anjar Neurologi Klinis, Yogyakarta; UGM Press,2005Pahria,tuti,et al. 1996. askep pada pasien dg gangguan sistem persarafan. Jakarta: Kedokteran ECGSUMBER: http://cahaya-salim.blogspot.com/2013/04/laporan-askep-edema-otak.html