Edema on Child

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edema merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh. Pada sebagian besar keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstrasel, tapi dapat juga melibatkan kompartemen cairan intrasel. (1) Pada anak, cairan tersebut dapat terlihat sebagai pembengkakan generalisata maupun pembengkakan lokal. Ketika edema yang signifikan terjadi, kumpulan cairan tersebut dapat bermanifestasi sebagai efusi pleura atau efusi pericardial, atau sebagai asites. Edema yang terlihat sangat besar dan general dapat disebut sebagai anasarka. (2) Kondisi yang memudahkan terjadinya pembengkakan intrasel diantaranya adalah adanya depresi sistem metabolisme jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat misalnya pada tungkai yang iskemik. Sedangkan edema ekstreasel dapat terjadi akibat peningkatan tekanan kapiler 1

Transcript of Edema on Child

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Edema merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh. Pada sebagian besar keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstrasel, tapi dapat juga melibatkan kompartemen cairan intrasel. (1)Pada anak, cairan tersebut dapat terlihat sebagai pembengkakan generalisata maupun pembengkakan lokal. Ketika edema yang signifikan terjadi, kumpulan cairan tersebut dapat bermanifestasi sebagai efusi pleura atau efusi pericardial, atau sebagai asites. Edema yang terlihat sangat besar dan general dapat disebut sebagai anasarka. (2)Kondisi yang memudahkan terjadinya pembengkakan intrasel diantaranya adalah adanya depresi sistem metabolisme jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat misalnya pada tungkai yang iskemik. Sedangkan edema ekstreasel dapat terjadi akibat peningkatan tekanan kapiler misalnya pada gagal jantung, penurunan protein plasma misalnya pada sindrom nefrotik dan malnutrisi, peningkatan permeabilitas kapiler serta karena adanya hambatan aliran balik limfe. (1)Edema generalisata dapat terjadi melalui dua proses yang berbeda, yang pertama adalah adanya penurunan volume intravaskuler yang menyebabkan retensi Na dan air dan dinamakan sebagai edema underfill. Yang kedua adalah adanya retensi natrium dan air sekunder untuk mengisi plasma dan volume cairan jaringan intraseluler disertai dengan berkurangnya pengeluaran natrium yang dinamakan dengan edema overfill. (3)BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Edema menunjukkan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh. Pada sebagian besar keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstrasel, tapi dapat juga melibatkan kompartemen cairan intrasel. (1)

Dua kondisi yang memudahkan terjadinya pembengkakan intrasel diantaranya adalah depresi sistem metabolisme jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat. Contohnya, bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrient berkurang. Jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolism jaringan normal, maka pompa ion membrane sel menjadi tertekan. Bila hal ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi dipompa keluar dari sel, dan kelebihan ion natrium dalam sel menimbulkan osmosis air ke dalam sel. Kadang-kadang hal ini dapat meningkatkan volume intrasel suatu jaringan bahkan pada seluruh tungkai yang iskemik, contohnya sampai dua atau tiga kali volume normal. Edema intrasel juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang. (1)

Edema ekstrasel terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang ekstrasel. Ada dua penyebab edema ekstrasel yang umum dijumpai, yaitu kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstitial dengan melintasi kapiler, dan kegagalan sistem limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstitium ke dalam darah. Penyebab klinis akumulasi cairan interstitial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan. (1)

Berikut ini adalah sebagian daftar berbagai kondisi yang dapat menyebabkan edema ekstrasel berdasarkan dua jenis abnormalitas tersebut : (1)I. Peningkatan tekanan kapiler

A. Retensi garam dan air yang berlebihan di ginjal

1. Gagal ginjal akut atau kronik

2. Kelebihan mineralokortikoid

B. Tekanan vena yang tinggi dan konstriksi vena

1. Gagal jantung

2. Obstruksi vena

3. Kegagalan pompa vena

(a) Paralisis otot

(b) Imobilisasi bagian-bagian tubuh

(c) Kegagalan katub vena

C. Penurunan resistensi arteriol

1. Panas tubuh yang berlebihan

2. Insufisiensi sistem saraf limfatik

3. Obat-obat vasodilator

II. Penurunan protein plasma

A. Kehilangan protein dalam urin (sindrom nefrotik)

B. Kehilangan protein dari kulit yang terkelupas (luka bakar, luka)

C. Kegagalan menghasilkan protein (penyakit hati contohnya sirosis dan malnutrisi protein atau kalori yang berat.

III. Peningkatan permeabilitas kapiler

A. Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamine dan produk imun lainnya

B. Toksin

C. Infeksi bakteri

D. Defisiensi vitamin, khususnya vitamin C

E. Iskemia yang lama

F. Luka bakar

IV. Hambatan aliran balik limfe

A. Kanker

B. Infeksi (misalnya nematode jenis filarial)

C. Kelainan atau tidak adanya pembulih limfatik secara kongenital.Edema yang Disebabkan oleh Gagal Jantung

Salah satu penyebab edema paling sering dan paling serius adalah gagal jantung. Pada gagal jantung, jantung gagal memompa darah secara normal dari vena ke dalam arteri; hal ini meningkatkan tekanan vena dan tekanan kapiler, yang menyebabkan peningkatan filtrasi kapiler. Selain itu, tekanan arteri cenderung terum, menyebabkan penurunan ekskresi garam dan air oleh ginjal, yang meningkatkan volume darah dan lebih lanjut meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler sehingga edema makin bertambah. Penurunan aliran darah ke ginjal juga merangsang sekresi rennin, menyebabkan peningkatan pembentukan angiotensin II dan peningkatan sekresi aldosteron, yang menambah beratnya retensi garam dan air oleh ginjal. Jadi pada gagal jantung yang tidak diobati, semua faktor bekerja sama membentuk edema generalisata yang hebat. (1)Edema yang Disebabkan oleh Penurunan Ekskresi Garam dan Air oleh Ginjal

Sebagian besar natrium klorida yang ditambahkan ke dalam darah tetap di dalam kompartemen ekstrasel, dan hanya sejumlah kecil saja yang memasuki sel. Karenanya pada penyakit ginjal yang menurunkan ekskresi natrium klorida dan air dalam urin, sejumlah besar natrium klorida dan air akan ditambahkan ke cairan ekstrasel. Sebagian besar garam dan air ini bocor dari darah masuk ke dalam rongga interstitial, tapi sebgian masih tetap berada dalam darah. Efek utama kejadian ini ialah menyebabkan peningkatan volum interstitial yang besar (edema ekstrasel) dan hipertensi akibat peningkatan volume darah. Misalnya pada anak yang yang menderita glomerulonefritis akut, dengan cedera glomerulus ginjal akibat inflamasi yang berakibat gagalnya penyaringan cairan dalam jumlah cukup, juga akan mengalami edema cairan ekstrasel yang serius di seluruh tubuh; bersama dengan edema, anak-anak ini biasanya menderita hipertensi berat. (1)Edema yang Disebabkan oleh Penurunan Protein Plasma

Penurunan konsentrasi protein plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein dari plasma, akan menimbulkan penurunan tekanan osmotic koloid plasma . Hal ini akan mengakibatkan peningkatan filtrasi di seluruh tubuh dan edema ekstrasel.

Salah satu penyebab terpenting dari penurunan konsentrasi protein plasma adalah hilangnya protein dalam urin yang dijumpai pada penyakit ginjal tertentum yaitu suatu keadaan yang disebut sindrom nefrotik. Berbagai jenis penyakit ginjal dapat merusak membrane glomerulus ginjal, sehingga membrane menjadi bocor dan protein plasma dapat melewatinya, dan seringkali memungkinkan sejumlah besar protein lewat memasuki urin. (1)Pendekatan Klinis Anak dengan Edema

Ketika mengevaluasi anak dengan edema, akan sangat membantu apabila kita mengklasifikasikan pembengkakan sebagai lokal atau umum. Pada pasien edema yang datang dengan keluhan apapun, sangat penting untuk dilakukan anamnesis serta pemeriksaan fisik yang lengkap. Hal yang penting juga diantaranya adanya memasukkan informasi mengenai lokasi edema (wajah atau ekstremitas), dan lama dari munculnya gejala tersebut (jam atau minggu), serta terkait gejala-gejala yang lain termasuk demam, sesak dan gejala lainnya yang sedang dialami. Riwayat medis terdahulu termasuk riwayat diet dan riwayat keluarga sangat membantu untuk mengidentifikasi pasien dengan kondisi kronik atau kelainan bawaan seperti angiodema bawaan. Riwayat pengobatan sekarang maupun yang lalu atau riwayat alergi dapat juga membantu dalam menjelaskan diagnosis. Secara keseluruhan, durasi gejala dan umur pasien dapat membantu untuk mempersempit diagnosis diferensial. (2)

Sebagian gangguan tertentu akan muncul pada masa neonates (lymphedema congenital, sindrom Turner), sementara yang lain lebih banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah atau remaja (sindrom nefrotik, vaskulitis). Sangat penting pula untuk memeriksa edema sekitar mata, skrotum, atau labia, serta ekstremitas distal, karena daerah ini mungkin satu-satunya lokasi dimana pembengkakan dapat terlihat dengan jelas. (2)

Analisa urin untuk menyingkirkan adanya proteinuria harus dilakukan dalam evaluasi awal pada pasien dengan edema general. Penting untuk disaadari bahwa edema ini mungkin satu-satunya temuan fisik penyakit ginjal, temuan paling umum akibat dari hipoalbuminemia. Hpoproteinemia didapat dari hati atau penyakit usus memang tidak tidak biasa tetapi juga harus dipertimbangkan, terutama setelah etiologi ginjal dikesampingkan. Edema umum mungkin juga hasil dari gagal jantung kongestif. Namun, anak-anak biasanya akan hadir dengan keluhan lain seperti sesak, gallop dan hepatomegali.DAFTAR PUSTAKA1. Zubir N. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam FKUI Edisi IV. Jakarta: FKUI, 2006. Hal 449-4512. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC, 2005. Hal. 472-5133. Setiawan PB et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK Unair. Surabaya: Airlangga University Press, 2007. hal 129-1384. Amirudin R. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam FKUI Edisi IV. Jakarta: FKUI, 2006. Hal 415-4195. Konthen PG et al. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Surabaya : RSU Dr. Soetomo, 2008. Hal 218-220.6. Mubin AH. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan terapi. Jakarta : EGC, 2012. Hal : 773-776Edema

Lokal

General

Congenital ?

yes

No

Limphatic Anomaly

Fever ?

yes

no

Abcess, Cellulitis, Urtikaria

Recurrent ? Severe ? Family History ?

yes

no

Angiodema

Environmental Exposure ?

yes

no

Sunburn, Frostbite, Insects bite/stings, Plant-induced dermatitis

Trauma, Trombophlebitis, sicle cell anemia ( vasooclusive crisis)

Evidence of cardiac disease ?

Yes

No

CHF, Pericardial effusion

Abnormal urinalysis ?

Yes

No

Renal Disease

Abnormal liver function test ? abnormal electrolytes ? Hypoalbuminemia

Yes

No

Hepatic Disease, GI disease/vasculitis, drug toxicity, excessive salt intake

Vasculitis, allergic reaction, premenstrual syndrome, pregnancy

PAGE 10