ecase Jiwa

3
Penggunaan Antipsikotik Tipikal dan Atipikal pada Pasien Skizofrenia Abstract Skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas. Distorsi persepsi dapat mempengaruhi semua lima indera, termasuk penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan, tapi paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau pidato teratur dan berpikir dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Bila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat anti psikotik atipikal (golongan generasi kedua), sebaliknya jika gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal (golongan generasi pertama). Pada pasien ini diberikan antipsikosis generasi pertama dan kedua yaitu clozapine 25 mg dan stelazine 5 mg. Keywords : Skizophrenia tak terinci, obat antipsikosis generasi pertama,obat antipsikosis generasi kedua. History Pasien wanita usia 43 tahun, dibawa ke RS Grhasia diantar oleh ibu kandungnya. Pasien diantar dengan alasan mengamuk di rumah dan memukul ibunya. Selama 1 bulan, pasien sering mengamuk, marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien sering bicara dan tertawa sendiri. Pada malam hari pasien tidak tdur dan berbicara sendiri. Pasien juga sering keluyuran. Sebelumnya tidak ada kejadian berat yang mengganggu psikologis pasien. Pasien pernah opname 2x di RSG. Pasien tidak kontrol rutin dan tidak minum obat rutin dikarenakan pasien tidak merasa sakit. Pasien mengatakan bahwa dahulu sering mendengar bisikan- bisikan yang wujudnya tidak tampak menyuruhnya marah-marah. Pasien merupakan anak tunggal dan belum menikah. Pemeriksaan : orientasi tempat, waktu, situasi, orang baik. Sikap dan tingkah laku adalah kooperatif dan normoaktif. Roman muka tampak hipomimik. Afek pasien inapropiate. Bentuk pikir nonrealistik, progresi pikir kualitatif adalah irelevan dan negativistik, progresi pikir kuantitaif adalah bicara sedikit.

description

jiwa

Transcript of ecase Jiwa

Page 1: ecase Jiwa

Penggunaan Antipsikotik Tipikal dan Atipikal pada Pasien Skizofrenia

Abstract

Skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas. Distorsi persepsi dapat mempengaruhi semua lima indera, termasuk penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan, tapi paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau pidato teratur dan berpikir dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Bila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat anti psikotik atipikal (golongan generasi kedua), sebaliknya jika gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal (golongan generasi pertama). Pada pasien ini diberikan antipsikosis generasi pertama dan kedua yaitu clozapine 25 mg dan stelazine 5 mg.Keywords : Skizophrenia tak terinci, obat antipsikosis generasi pertama,obat antipsikosis generasi kedua.

History

Pasien wanita usia 43 tahun, dibawa ke RS Grhasia diantar oleh ibu kandungnya. Pasien diantar dengan alasan mengamuk di rumah dan memukul ibunya. Selama 1 bulan, pasien sering mengamuk, marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien sering bicara dan tertawa sendiri. Pada malam hari pasien tidak tdur dan berbicara sendiri. Pasien juga sering keluyuran. Sebelumnya tidak ada kejadian berat yang mengganggu psikologis pasien. Pasien pernah opname 2x di RSG. Pasien tidak kontrol rutin dan tidak minum obat rutin dikarenakan pasien tidak merasa sakit. Pasien mengatakan bahwa dahulu sering mendengar bisikan-bisikan yang wujudnya tidak tampak menyuruhnya marah-marah. Pasien merupakan anak tunggal dan belum menikah. Pemeriksaan : orientasi tempat, waktu, situasi, orang baik. Sikap dan tingkah laku adalah kooperatif dan normoaktif. Roman muka tampak hipomimik. Afek pasien inapropiate. Bentuk pikir nonrealistik, progresi pikir kualitatif adalah irelevan dan negativistik, progresi pikir kuantitaif adalah bicara sedikit. Isi pikir adalah riwayat halusinasi auditorik. Hubungan jiwa mudah. Perhatian MDMC. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.

Diagnosis

Axis I : Skizofrenia tak terinci (F 20.3)

Axis II : Cenderung skizoid

Axis III : tidak ada diagnosis

Axis IV : tidak begitu jelas

Axis V : GAF 60 – 51

Page 2: ecase Jiwa

Terapi

Pasien menjalani rawat inap selama 10 hari. Terapi yang diberikan stelazin 5 mg (1-0-1), clozapin 25 mg (1/2 - 0 -1/2), THP 2mg (1-0-1).

Diskusi

Clozapin merupakan antipsikotik generasi kedua yang merupakan gold standard pada pasien yang telah resisten dengan obat antipsikotik lainnya. Clozapine menunjukkan efek dopaminergik rendah, tetapi dapat mempengaruhi fungsi saraf dopamin pada sistem mesolimbik-mesokortikal otak. Clozapine efektif untuk mengontrol gejala psikosis dan skizofrenia positif maupun negatif. Umumnya afinitas clozapine rendah pada reseptor D2 dan tinggi pada reseptor 5HT, sehingga cenderung rendah untuk menyebabkan terjadinya efek samping ekstrapiramidal. Stelazine merupakan antipsikotik generasi pertama. Memiliki efek antipsikotik yang tinggi sehingga memiliki kecenderungan tingginya efek samping ekstrapiramidal. Pada kasus ini digunakan dua kombinasi obat yaitu clozapine dari APG I dan stelazine dari APG II. Antipsikotik generasi pertama lebih besar menurunkan gejala postif skizofrenia yaitu delusi, halusinasi, afek yang meningkat, dan gaduh. Sedangkan antipsikotik generasi kedua lebih besar menurunkan gejala negatif yaitu afek menyempit, apatis, penarikan diri, bicara minimal. Pada pasien ini cenderung lebih dominan pada gejala negatif dibandingkan gejala postif, sehingga pemberian intervensi terfokus pada gejala negatif. Pemberian antipsikotik generasi kedua saja dirasa cukup untuk meredakan gejala negatif yang dominan sekaligus mengurangi gejala positif yang muncul, sehingga tidak diperlukan kombinasi dengan APG I.

Kesimpulan

Pasien didiagnosa dengan Axis I : skizofrenia tak terinci, Axis II : cenderung skizoid, Axis III : tidak ada diagnosis, Axis IV : tidak begitu jelas, Axis V : GAF 60-51 dengan adanya gejala negatif yang lebih dominan pada pasien yaitu munculnya penarikan diri dari lingkungan, bicara minimal, kemudian diikuti tanda-tanda riwayat halusinasi auditorik dan tilik diri yang buruk. Pasien diberikan terapi clozapin 25 mg dan stelazin 5 mg.

Referensi

Sirgam . A., Mamarde . A., Behere . B., et all. 2011 July- December. A single Blind Comparative Clinical Study of The Effects of Chlorpromazine and Risperidone on Positive and Negative Symptomps in Patient of Schizophrenia. Indian Journal Phsyco Medicine.Ed 33 (2) : 134-140.

Sherly. 2006. Efektivitas Penggunaan Antipsikotik pada Pengobatan Pasien Skizofrenia yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta pada Tahun 2005. Yogyakarta.

PenulisHilma Nadhifa Mujahidah. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. RS PKU Muhammadiyah Yoyakarta.