JAWABAN PEMERINTAH HASIL KERJA PANSUS DPRD KOTA PEKANBARU TENTANG RANPERDA RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2007-2011

A. PERMASALAHAN UMUM.

MENGENAI PENDAPAT PANSUS YANG MENGATAKAN BAHWA RPJM KOTA

PEKANBARU 2007 – 2011 BELUM DIDAHULUI DENGAN EVALUASI DIRI DAN ANALISIS

SWOT SEHINGGA RPJM INI SEAKAN-AKAN PROGRAM YANG SAMA SEKALI BARU DAN

TIDAK TERKAIT DENGAN PROGRAM-PROGRAM SEBELUMNYA, DAPAT KAMI

JELASKAN BAHWA VISI YANG DITUANGKAN MERUPAKAN VISI DARI WALIKOTA DAN

WAKIL WALIKOTA KOTA PEKANBARU YANG TERPILIH UNTUK PERIODE 2007 -2011

YANG DISAMPAIKAN PADA SAAT KAMPANYE. VISI TERSEBUT SAMA DENGAN VISI

KOTA PEKANBARU TAHUN 2021, YAITU : “TERWUJUDNYA KOTA PEKANBARU SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA, PENDIDIKAN, SERTA PUSAT KEBUDAYAAN MELAYU MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”.

TERHADAP VISI TERSEBUT AKAN DILAKSANAKAN MELALUI 9 MISI YANG

DI DALAM RANCANGAN RANPERDA RPJM 2007-2011 INI DIRANGKUM MENJADI 5

MISI.

JIKA DICERMATI SUBTANSI DARI SETIAP MISI YANG DISAMPAIKAN,

AKAN MEMBERIKAN GAMBARAN BAHWA ITU SEMUA MERUPAKAN LANJUTAN

DARI APA YANG PERNAH DILAKUKAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA. NAMUN DI

DALAM PENULISANNYA PADA BAB III, MEMANG TANPA LATAR BELAKANG DAN

NARÁSI. HAL INI SEMATA HANYA KARENA MENGIKUTI PETUNJUK PENYUSUNAN

DOKUMEN RPJP DAERAH DAN RPJM DAERAH YANG TELAH DITENTUKAN

BERDASARKAN SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 050/2020/SJ

TANGGAL 11 AGUSTUS 2005. VISI DAN MISI YANG DIRUMUSKAN TERSEBUT

1

ADALAH MEMILIKI KETERKAITAN DENGAN GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

(BAB II), YANG MENCAKUP KONDISI GEOGRAFIS, PEREKONOMIAN DAERAH,

SOSIAL BUDAYA DAERAH, PRASARANA DAN SARANA DAERAH SERTA

PEMERINTAH UMUM.

SEHUBUNGAN DENGAN ITU, UNTUK MELENGKAPI SESUAI DENGAN

HASIL PEMBAHASAN OLEH PANSUS DPRD KOTA PEKANBARU YANG MEMINTA

ADANYA ANALISA SWOT, MAKA UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN TERSEBUT

DAN SEBAGAI PENGGANTINYA, PADA BAB III AKAN DITAMBAH DENGAN

PENJELASAN AWAL TENTANG ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KOTA

PEKANBARU SEBAGAI BERIKUT :

SECARA KONGKRIT TUJUAN PEMBANGUNAN KOTA PEKANBARU 5 TAHUN

KEDEPAN ADALAH BERUPAYA MELANJUTKAN PEMBANGUNAN YANG SUDAH

DIJALANKAN SERTA MEMPERBAIKI DAN BERUSAHA MENGATASI, MEMECAHKAN

MASALAH STRATEGIS DAERAH YANG SAMPAI SAAT INI TERASA BELUM

MENUNJUKKAN HASIL MAKSIMAL. HAL TERSEBUT DITUANGKAN MENJADI ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KOTA PEKANBARU YANG MELIPUTI :

1. ISU EKONOMI KERAKYATAN 2. ISU KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA3. ISU KETENAGAKERJAAN4. ISU INFRASTRUKTUR PERKOTAAN5. ISU SOSIAL BUDAYA6. ISU KINERJA APARATUR PEMERINTAH7. ISU LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA

1. EKONOMI KERAKYATAN

BERDASARKAN PENDATAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN KOTA PEKANBARU

TAHUN 2004 SEBAGAIMANA TERSEBUT DIATAS, MENUNJUKKAN BAHWA

PENDUDUK MISKIN MERUPAKAN MASALAH YANG HARUS DITANGANI SECARA

SERIUS DAN KONTINYU YANG HARUS DIATASI MELALUI PROGRAM

PEMBANGUNAN BAIK YANG BERSUMBER DARI DANA APBD KOTA PEKANBARU,

2

MAUPUN SUMBER DANA LAINNYA UNTUK PROGRAM PENGENTASAN

KEMISKINAN. DENGAN ASUMSI JUMLAH PENDUDUK MISKIN KOTA PEKANBARU

TIDAK BERUBAH MAKA DENGAN MENGGUNAKAN DANA APBD KOTA

PEKANBARU, SHARING PEMERINTAH PROVINSI DAN DANA PEMERINTAH

PUSAT, JUMLAH RUMAH TANGGA MISKIN DI KOTA PEKANBARU AKAN DAPAT DI

KURANGI SEBANYAK 4.486 RUTA MISKIN ATAU KURANG LEBIH 2,7 PERSEN DARI KONDISI SAAT INI.

DISISI LAIN PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI KERAKYATAN MEMBERIKAN

PERHATIAN KHUSUS KEPADA UPAYA PENINGKATAN EKONOMI DAN

PARTISIPASI RAKYAT, YANG PADA AKHIRNYA MERUPAKAN BAGIAN DARI

UPAYA MEMPERCEPAT PENGENTASAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN.

PERHATIAN KHUSUS DALAM UPAYA INI, DIWUJUDKAN DALAM LANGKAH-

LANGKAH YANG DIARAHKAN SECARA LANGSUNG PADA PERLUASAN AKSES

MASYARAKAT TERHADAP SUMBER DAYA PEMBANGUNAN DENGAN DISERTAI

PENCIPTAAN PELUANG-PELUANG BAGI MASYARAKAT DILAPISAN BAWAH

UNTUK BERPARTISIPASI SECARA AKTIF DALAM PROSES PEMBANGUNAN

SEHINGGA MAMPU MENGATASI KONDISI KETERBELAKANGAN DAN

MEMPERKUAT POSISI DAYA SAING EKONOMI.

PEMBANGUNAN HARUS BERPUSAT PADA UPAYA MENDORONG PERCEPATAN

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI RAKYAT SEHINGGA MEMPERKUAT

KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI RAKYAT. PERUBAHAN STRUKTUR INI

MELIPUTI PROSES PERUBAHAN DARI EKONOMI TRADISIONAL KE EKONOMI

YANG KUAT DAN TANGGUH, DARI EKONOMI KONSERVATIF KEARAH EKONOMI

PASAR YANG TIDAK MEMIHAK HANYA PADA GOLONGAN BERMODAL KUAT.

EKONOMI KERAKYATAN JUGA DIMAKSUDKAN UNTUK DAPAT MERUBAH

KEDUDUKAN STRATEGIS MASYARAKAT DARI YANG SELALU BERSIFAT

KETERGANTUNGAN KEPADA KEDUDUKAN STRATEGIS MASYARAKAT YANG

MANDIRI DENGAN KETERSEDIAN PASAR HASIL PRODUKSI YANG TERJAMIN

KONTINUITASNYA.

3

DI KOTA PEKANBARU, BIDANG DAN SUB BIDANG YANG TERCAKUP EKONOMI

KERAKYATAN MELIPUTI :

a. PERDAGANGAN DAN JASA

b. INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

c. KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL

d. PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

e. PETERNAKAN

f. PERIKANAN

PEMBANGUNAN EKONOMI KERAKYATAN DIARAHKAN PENEKANANNYA PADA

PENGATURAN YANG LEBIH BAIK TERHADAP KEBERADAAN PASAR

TRADISIONAL, AGAR TIDAK BERSAING DENGAN PASAR MODERN (MALL DAN

PUSAT PERBELANJAAN MODERN), TETAPI JUSTRU SALING KOMPLEMENTER

UNTUK MELAHIRKAN KEMITRAAN YANG HAKIKI. SELAIN ITU JUGA MEMBERIKAN

KELELUASAN DAN TEMPAT YANG LAYAK BAGI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

UNTUK BERUSAHA DITEMPAT YANG TELAH DISEDIAKAN, TIDAK MENGGELAR

BARANG DAGANGNYA DI BADAN-BADAN JALAN, TROTOAR, DI ATAS PARIT DAN

SEBAGAINYA, DAN TURUT MENSUKSESKAN PROGRAM PRIORITAS KOTA

PEKANBARU K3 (KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN).

SECARA BERTAHAP PEMBANGUNAN PASAR INDUK DI PINTU-PINTU MASUK

KOTA PEKANBARU MENJADI PRIORITAS UNTUK DIBANGUN BAIK MELALUI

KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA MAUPUN ALOKASI DANA APBD.

KONSISTENSI TERHADAP WILAYAH PEMBANGUNAN (WP) YANG SUDAH

DITETAPKAN, MENJADI BAGIAN DARI UPAYA PENGEMBANGAN DAN

PEMERATAAN WILAYAH. RENCANA INI JUGA DIMAKSUDKAN AGAR DAPAT

MENGHIDARI BERTUMPUKNYA KEGIATAN USAHA PADA SENTRA-SENTRA

EKONOMI, YANG MENGUNDANG KEMACETAN DAN KESEMRAWUTAN DI PUSAT-

PUSAT KOTA. SEMENTARA ITU, PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT

DIWILAYAH PINGGIRAN KOTA DIARAHKAN KEPADA PENGEMBANGAN

KOMODITI-KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN (SAYUR DAN BUAH-BUAHAN)

4

YANG TERDAPAT DIBEBERAPA KECAMATAN, BAIK UNTUK MENGISI PASAR

LOKAL MAUPUN ORIENTASI EKSPOR.

2. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

PERMASALAHAN YANG CUKUP SERIUS YANG DIHADAPI OLEH KOTA

PEKANBARU PADA MASA MENDATANG, ADALAH RENDAHNYA KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI RENDAHNYA

KEMAMPUAN PENDUDUK LOKAL DALAM MEMANFAATKAN PELUANG

KESEMPATAN KERJA DAN KESEMPATAN BERUSAHA YANG CENDERUNG LEBIH

BANYAK DIMANFAATKAN OLEH PENDATANG. RENDAHNYA KUALITAS

TERSEBUT DISEBABKAN OLEH FAKTOR PENDIDIKAN DAN SIKAP MENTAL

DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

FOKUS UTAMA PENINGKATAN KUALITAS SDM ADALAH PEMERATAAN

PEMBANGUNAN FASILITAS PENDIDIKAN DI SELURUH DAERAH, PENINGKATAN

PENDIDIKAN KEJURUAN DAN ENTREPRENEURSHIP (KEWIRAUSAHAAN).

KEMUDAHAN AKSES, TERJANGKAUNYA BIAYA, DAN KUALITAS PENDIDIKAN

YANG DIDAPATKAN ADALAH PERMASALAHAN DUNIA PENDIDIKAN. USAHA

UNTUK MENYEDIAKAN SEKOLAH MURAH BAIK DARI KOMPONEN UANG

SEKOLAH, PAKAIAN, TRANSPORTASI, BUKU, ALAT TULIS, SERTA BIAYA

TAMBAHAN LAINNYA JIKA TIDAK BISA DICARIKAN SOLUSINYA AKAN

MENYEBABKAN SEBAGIAN MASYARAKAT YANG PENGHASILANNYA RENDAH

TIDAK AKAN BISA MENGENYAM PENDIDIKAN. UNTUK ITULAH DALAM 5 TAHUN

KEDEPAN, SECARA BERTAHAP AKAN DIUPAYAKAN UNTUK MEMBEBASKAN

PESERTA DIDIK (SISWA) DARI SELURUH KEWAJIBAN YANG HARUS

DITANGGUNGNYA DALAM MEMPEROLEH PENDIDIKAN YANG LAYAK DAN

BERKUALITAS.

5

TUJUAN PENDIDIKAN YANG HENDAK DICAPAI ADALAH PENDIDIKAN YANG

MENCIPTAKAN PERILAKU PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI AKHLAK BAIK DAN

DIBEKALI DENGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERMANFAAT .

ARTINYA DIMASA DEPAN, DENGAN KEBIJAKAN PEMBANGUN PENDIDIKAN

DIMAKSUD AKAN DIPEROLEH SDM YANG HANDAL, BERPENDIDIKAN TINGGI,

MEMILIKI MORAL DAN SIKAP, PERILAKU DAN INTEGRITAS YANG BAIK SERTA

DILENGKAPI DENGAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN.

SUB BIDANG YANG TERCAKUP DALAM BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

ADALAH ANTARA LAIN :

1. INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN

2. GURU/TENAGA PENDIDIK

3. KOMPENTENSI

4. TEKNOLOGI PENDIDIKAN

5. PENGEMBANGAN KURIKULUM

6. MANAJEMEN DAN SISTIM INFORMASI PENDIDIKAN

3. KETENAGAKERJAAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM BIDANG KERTENAGAKERJAAN

ADALAH KUALITAS TENAGA KERJA, KETIDAK SEIMBANGAN ANTARA

KESEMPATAN KERJA YANG TERSEDIA DENGAN JUMLAH PENCARI KERJA. HAL

INI ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH TERBATASNYA PENYERAPAN TENAGA

KERJA OLEH DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI, SERTA SEKTOR PUBLIK

LAINNYA. DAMPAK DARI SEMUA INI, ADALAH PENINGKATAN TERHADAP ANGKA

PENGANGGURAN TERBUKA.

6

DARI DATA YANG TERSEDIA, JUMLAH PENCARI KERJA DARI TAHUN KE TAHUN

TERUS MENINGKAT, JIKA PADA TAHUN 2002 JUMLAH PENCARI KERJA DARI

BERBAGAI TINGKAT PENDIDIKAN SEBANYAK 10.238 ORANG, MAKA PADA

TAHUN 2004 MENINGKAT MENJADI 23.028 ORANG, ATAU MENGALAMI

PERTUMBUHAN SEBESAR 31,02%. BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

PENCARI KERJA DIDOMINASI OLEH MEREKA YANG BERPENDIDIKAN S1

(38,65%), KEMUDIAN DIIKUTI YANG BERPENDIDIKAN SLTA (29,47%),

SEDANGKAN YANG SEDIKIT ADALAH S2, YAKNI 0,17%. DARI JUMLAH PENCARI

KERJA SEPERTI DISEBUTKAN DIATAS, PADA TAHUN 2004 HANYA 3,75% SAJA

YANG DAPAT DITERIMA UNTUK BEKERJA.

TINGGINYA ANGKA PENGANGGURAN TERDIDIK INI SEBENARNYA JUGA AKIBAT

TIDAK CUKUP BERKEMBANGNYA INVESTASI MEMADAI DI SEKTOR RIEL, YANG

SECARA SIGNIFIKAN DIHARAPKAN AKAN MAMPU MENYERAP TENAGA KERJA

LOKAL DALAM WILAYAH KOTA PEKANBARU. DI SISI LAIN PENERIMAAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) YANG TERBATAS, DEMIKIAN PULA PENYERAPAN

TENAGA KERJA OLEH PERUSAHAAN-PERUSAHAAN SWASTA NASIONAL, BAIK DI

BIDANG INDUSTRI MANUFAKTUR, KEUANGAN PERBANKAN, DAN

PERDAGANGAN.

DISAMPING PENGANGGURAN, PERMASALAHAN LAIN DALAM BIDANG

KETENAGAKERJAAN ADALAH MENYANGKUT :

1. KUALITAS TENAGA KERJA, YANG MASIH RENDAH.

2. BALAI LATIHAN KERJA (BLK), YANG KURANG TERMANFAATKAN.

3. PASAR TENAGA KERJA, YANG KURANG BERKEMBANG

4. INSENTIF BAGI DUNIA USAHA UNTUK PENGGUNAAN TENAGA KERJA LOKAL,

YANG BELUM MAKSIMAL DILAKSANAKAN.

5. PROGRAM PADAT KARYA, YANG MASIH BERSIFAT INSIDENTIL.

4. INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

7

SECARA UMUM INFRASTRUKTUR YANG ADA DI KOTA PEKANBARU MASIH

PERLU DITINGKATKAN, APALAGI DALAM UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN

KAWASAN INDUSTRI TENAYAN (KIT) YANG SEDANG DALAM PERSIAPAN.

KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR KHUSUSNYA SARANA TRANSPORTASI

DISAMPING AKAN MAMPU MENDORONG INVESTASI JUGA AKAN MAMPU

MEMPERSATUKAN WILAYAH DALAM KOTA PEKANBARU.

PADA SISI LAIN, BANJIR MUSIMAN DI PEKANBARU MASIH MERUPAKAN

PERMASALAHAN YANG PERLU PENANGANAN YANG LEBIH SERIUS DIMASA

DEPAN. KARENA BANJIR UMUMNYA DISEBABKAN OLEH ANAK-ANAK SUNGAI

SEBAGAI SALURAN PRIMER BELUM TERTATA DENGAN BAIK, JARINGAN

DRAINASE YANG BELUM TERSAMBUNG SELURUHNYA, SERTA TIDAK

LANCARNYA ALIRAN PADA SALURAN DRAINASE YANG ADA. GENANGAN AIR INI

DISEBABKAN KARENA TIDAK ADANYA ATAU TIDAK TUNTASNYA SALURAN

DRAINASE YANG MENGALIRKAN AIR LIMPAHAN HUJAN KE ANAK SUNGAI DAN

KE SUNGAI. SELAIN ITU, ADA PULA BANJIR YANG MEMANG DISEBABKAN OLEH

RENDAHNYA PERMUKAAN TANAH PADA LOKASI YANG BERDEKATAN DENGAN

SUNGAI SIAK, SUNGAI SAGO, SUNGAI SAIL, DAN SUNGAI SENAPELAN DENGAN

KETINGGIAN AIR BERVARIASI ANTARA 0,25-1,0 M. SEMENTARA DI DAERAH-

DAERAH PUSAT PERDAGANGAN, DRAINASE KOTA SERING DIBUAT TERSUMBAT

OLEH TINDAKAN MASYARAKAT YANG MEMBUANG SAMPAH KE DALAM

SALURAN. DALAM KONDISI INI, PENYELESAIAN MASALAH BANJIR ERAT

KAITANNYA DENGAN PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN. SOLUSI YANG AKAN

DI KEMBANGKAN KE DEPAN ADALAH PEMBENAHAN ALIRAN AIR DAN

NORMALISASI ANAK SUNGAI TERUS DILAKUKAN UNTUK MEMPERLANCAR

ALIRAN AIR.

KOTA PEKANBARU YANG DIBELAH OLEH SUNGAI SIAK, DIHUBUNGKAN OLEH

JEMBATAN SIAK I DI TENGAH DAN SIAK II DI SEBELAH BARAT. KONDISI

8

JEMBATAN SIAK I YANG SEMAKIN MENURUN KONDISINYA TIDAK BISA DILEWATI

OLEH BUS DAN TRUK. DI SAMPING ITU VOLUME LALU LINTAS SEMAKIN RAMAI

KARENA BERKEMBANGNYA DAERAH RUMBAI DI UTARA KOTA. JEMBATAN-

JEMBATAN LAIN DI DALAM KOTA PEKANBARU DALAM KEADAAN SEMPIT DAN

RUSAK SERTA TIDAK MAMPU MENAMPUNG VOLUME LALU LINTAS YANG

SEMAKIN MENINGKAT. PEMBANGUNAN JEMBATAN SIAK III DAN DAN

PERENCANAAN JEMBATAN SIAK IV DISAMPING PEMBANGUNAN KEMBALI

JEMBATAN SIAK I, DALAM JANGKA PANJANG PENTING DILAKUKAN UNTUK

MENYALURKAN VOLUME LALU LINTAS YANG RAMAI DI JALAN YOS SUDARSO

YANG MENGHUBUNGKAN DAERAH RUMBAI DENGAN KOTA PEKANBARU.

DISAMPING TERMINAL AKAP YANG SUDAH BEROPERASI SEJAK JANUARI 2006,

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG TRANSPORTASI, JUGA PERLU

DIKEMBANGKAN DENGAN PEMBANGUNAN TERMINAL BARANG/CARGO,

DISAMPING UPAYA MENYIAPKAN PEMBANGUNAN PASAR INDUK, DAN GROSIR YANG SAMPAI SAAT INI MASIH BELUM ADA DI PEKANBARU, SEHINGGA

KEGIATAN YANG MEWAKILI FUNGSI TERMINAL, DAPAT DIALIHKAN KELUAR

KOTA.

KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR YANG MEMADAI DAPAT MEMBUKA

BENTANG KOTA PADA SELURUH KOTA KECAMATAN DAN KOTA LAINNYA.

SELAIN ITU, JUGA MENINGKATKAN HUBUNGAN DAN INTERAKSI ANTAR

MASYARAKAT SERTA PELAKU KEGIATAN EKONOMI DIBERBAGAI WILAYAH DAN

MERUPAKAN PRASYARAT PENTING DALAM MENDUKUNG KEGIATAN INVESTASI,

SEHINGGA MENGUNDANG MASUKNYA INVESTOR.

DISAMPING TRANSPORTASI (JALAN DAN JEMBATAN), BIDANG DAN SUB

BIDANG YANG TERCAKUP DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ADALAH :

1. KELISTRIKAN, DENGAN MENDORONG INVESTOR SWASTA MELALUI

PEMANFAATAN GAS DAN BATUBARA.

2. INFORMASI DAN KOMUNIKASI, MEMAKSIMAL JARINGAN TRANSMISI.

9

3. SUMBER DAYA AIR DAN IRIGASI, MELAKUKAN PENGEMBANGAN DAN

PERLUASAN LAYANAN AIR BERSIH TERMASUK MENCARI INVESTOR BARU.

4. PEMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH, MEMANFAATKAN WILAYAH

PENGEMBANGAN DAN PEMERATAAN PENYEBARAN PEMUKIMAN

PENDUDUK.

5. TERMINAL, RENCANA PENGEMBANGAN TERMINAL CARGO

6. PERPARKIRAN

PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG DILAKUKAN SELAIN

MEMILIKI FUNGSI SOSIAL MELALUI PALAYANAN PRASARANA DASAR KEPADA

MASYARAKAT, JUGA MEMILIKI FUNGSI MENGGERAKAN POTENSI DAERAH,

SEHINGGA ALIRAN BARANG, JASA DAN PELAKU KEGIATAN EKONOMI DAPAT

BERJALAN DENGAN LANCAR, EFEKTIF DAN EFISIEN.

5. SOSIAL BUDAYA

ARUS MIGRASI DAN HETEROGENITAS PENDUDUK YANG RELATIF TINGGI BILA

TIDAK DIKELOLA DENGAN BAIK, AKAN MENIMBULKAN KERAWANAN SOSIAL

YANG BERDAMPAK PADA PENINGKATAN TINGKAT KRIMINALITAS DAN

PENYAKIT MASYARAKAT. KAUM URBAN DENGAN SKILL DAN KOMPETENSI

YANG RENDAH, BERPOTENSI MENJADI BEBAN PEMBANGUNAN. SEBAGAI

SENTRA PERTUMBUHAN YANG BERKEMBANG CUKUP PESAT, PEKANBARU

AKAN MENJADI DAERAH TUJUAN URBANISASI, JIKA PENATAAN KAUM

PENDATANG DENGAN KEMANPUAN DAN SKILL YANG RENDAH, TIDAK MAMPU

BERSAING DAN MEMILIKI KECENDERUNGAN MENINGKATKAN ANGKA

KEMISKINAN PERKOTAAN DENGAN BERTAMBAHNYA GELANDANGAN,

PENGEMIS, TUNA WISMA DAN ORANG GILA DLL.

MASALAH SOSIAL DI PEKANBARU BERMUNCULAN, SEPERTI BANYAKNYA

PENGANGGURAN, KURANGNYA FASILITAS PERUMAHAN, BERTAMBAHNYA

JUMLAH PEDAGANG KAKI LIMA YANG TIDAK TERTIB, MASALAH KEBERSIHAN

10

KOTA, MENINGKATNYA ANGKA KRIMINALITAS, PROSTITUSI, PELECEHAN

SEKSUAL, PRAKTEK PERJUDIAN DAN PERDAGANGAN ANAK DAN WANITA,

SERTA PENYALAHGUNAAN NARKOBA.

UNTUK ITU KE DEPAN, PEMBANGUNAN SOSIAL MASYARAKAT HARUS SEIRAMA

DENGAN PENINGKATAN PENYEDIAAN LAPANGAN KERJA, PENYEDIAAN

FASILITAS UMUM, SERTA KEMAMPUAN DAN KOMITMEN PENYELENGGARA

APARATUR PEMERINTAH KOTA DALAM PENANGANAN PROBLEMA

MASYARAKAT KOTA. KONSISTENSI DALAM PENEGAKAN HUKUM DIUPAYAKAN

SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA,

DISISI BUDAYA, SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI, DIMANA BUDAYA MELAYU

MERUPAKAN BUDAYA TEMPATAN, DENGAN KARAKTERNYA YANG TERBUKA,

TOLERAN, MODERAT, MAKA MERUPAKAN HAL YANG WAJAR BILA KOTA

PEKANBARU MERUMUSKAN VISI KOTA DENGAN MENEMPATKAN BUDAYA

MELAYU SEBAGAI JIWA/RUH DAN SPIRIT YANG MENGARAHKAN PEMBANGUNAN

KOTA INI KE DEPAN. EKSPRESI BUDAYA INI MENJADI TANTANGAN TERSENDIRI

BAGI PEMERINTAHAN KEDEPAN DALAM MEWUJUDKANNYA DALAM

KESEHARIAN PELAKSANAAN DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN,

KONDISI DAN KEADAAN PERKOTAAN, MAUPUN CIRI-CIRI FISIK KOTA

PEKANBARU.

KEBUDAYAAN MELAYU SEBAGAI KEBUDAYAAN DARI MASYARAKAT LOKAL,

AKAN TETAP DIPERTAHANKAN BAHKAN DIUPAYAKAN AKAN TERUS

DIKEMBANGKAN DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT KOTA YANG TENGAH

MENUJU KOTA METROPOLIS BARU. PELESTARIAN BUDAYA MELAYU, TIDAK

HANYA DIWUJUDKAN PADA SIMBOL-SIMBOL DENGAN BERPAKAIAN MELAYU,

ARSITEKTUR BANGUNAN BERBAU MELAYU, AKAN TETAPI JUGA DILAKUKAN

DENGAN MENDORONG DINAS/INSTANSI TERKAIT MEMASUKKAN PENDIDIKAN

11

KEBUDAYAAN DAN BAHASA MELAYU, SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM

KURIKULUM SETIAP JENJANG PENDIDIKAN.

6. KINERJA APARATUR DAERAH

PARADIGMA BARU DALAM TATANAN PEMERINTAHAN ADALAH TERCIPTANYA

PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA (GOOD GOVERNTMENT GOVERNANCE). UPAYA MEWUJUDKAN HAL INI HARUS DIDUKUNG OLEH

PERATURAN PERUNDANGAN DAN KOMITMENT PEMIMPIN BESERTA

JAJARANNYA MELALUI PENEGAKAN HUKUM.

TERBITNYA INPRES NO.5 TAHUN 2005 TENTANG PERCEPATAN

PEMBERANTASAN KKN, TELAH MULAI DILAKUKAN. KONDISI BIROKRASI

TERUTAMA PERIZINAN YANG DIKELUARKAN INSTANSI PEMERINTAH SELALU

MENJADI MOMOK BAGI MASYARAKAT. TERDAPAT KESAN BAHWA DALAM MASA

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH, JUSTRU KUALITAS PELAYANAN APARATUR

MASIH MEMPRIHATINKAN. APARATUR PEMERINTAH YANG SEHARUSNYA

MENJADI PELAYAN PUBLIK ,JUSTRU MASIH MEMINTA DILAYANI PADA WILAYAH

KEKUASAANNYA.

UNTUK MENCERMATI HAL INI, SOLUSI YANG TEPAT ADALAH DENGAN

KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENINGKATKAN ETOS KERJA PEGAWAI,

PENINGKATAN DISIPLIN, MENCIPTAKAN GOOD GOVERNANCE DAN CLEAN GOVERMENT. KEBERADAAN KANTOR KANTOR PELAYANAN TERPADU (KPT),

MERUPAKAN LANGKAH AWAL DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG

PRIMA. DEMIKIAN JUGA DENGAN UNIT PELAYANAN UMUM TERPADU (UPUT)

DITINGKAT KECAMATAN DAN KELURAHAN, MASIH PERLU DIBENAHI DAN

DITINGKATTKAN.

12

7. PEMBANGUNAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA.

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KOTA PEKANBARU TIDAK HANYA

DITENTUKAN OLEH LIMA SEKTOR DIATAS TERSEBUT. PEMBANGUNAN DI

BIDANG LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA JUGA MENENTUKAN

KEBERHASILAN DARI SUATU PEMBANGUNAN. KARENA KE ENAM SEKTOR

TERSEBUT MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG TIDAK BOLEH DIPISAH-

PISAHKAN. APABILA HANYA SATU ATAU DUA SEKTOR YANG DIKEMBANGKAN

MAKA TERJADI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN. JADI PEMBANGUNAN DISEKTOR

LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA MERUPAKAN BAGIAN YANG

TAK TERPISAHKAN DARI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KOTAPEKANBARU.

PEMBANGUNAN DIBIDANG LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA

MENCAKUP ANTARA LAIN :

1. PERTANAHAN

2. LEMBAGA KEUANGAN DAN PERBANKAN

3. PARIWISATA

4. KEMANAN DAN KETERTIBAN

5. KEINDAHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU

6. KEUANGAN DAERAH

7. PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

8. FASILITAS UMUM DAN SOSIAL.

PEMBANGUNAN KESEHATAN DISELENGGARAKAN DENGAN MEMBERIKAN

PRIORITAS KEPADA UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN, PENCEGAHAN

PENYAKIT DISAMPING PENYEMBUHAN DAN PEMULIHAN KESEHATAN.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT

KOTA PEKANBARU ANTARA LAIN TERSEDIANYA SARANA KESEHATAN,

KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMADAI DAN MUTU MAKANAN YANG

13

DIKONSUMSI. PENANGANAN FAKTOR TERSEBUT HARUS DILAKUKAN SECARA

TERARAH DAN TERPADU DENGAN MEMPERHATIKAN KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT SETEMPAT. DIMANA PERILAKU MASYARAKAT SANGAT BESAR

PULA PENGARUHNYA TERHADAP DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT.

KEMUDIAN HASIL PEMBAHASAN PANSUS DPRD JUGA MENYEBUT BAHWA

UNTUK DIMENSI IMAN DAN TAQWA JUSTRU TIDAK DIAKOMODIR SECARA

MEMADAI DIDALAM RPJM INI. UNTUK INI DAPAT DIJELASKAN BAHWA HAL INI

TELAH TERAKOMODIR DALAM MISI 4 PADA TUJUAN 6 DAN JAWABAN YANG

LEBIH RINCI DAPAT DILIHAT PADA JAWABAN NOMOR 20.

DISAMPING ITU RPJM JUGA TIDAK MENYEBUT SAMA SEKALI KAITANNYA

DENGAN VISI RIAU 2020, DAN PROGRAM PENGENTASAN KEBODOHAN,

KEMISKINAN DAN INFRASTRUKTUR (K2I) YANG MENJADI FOKUS PROGRAM

GUBERNUR RIAU PERIODE 2003 – 2008. UNTUK INI DAPAT DIJELASKAN BAHWA

HAL INI TELAH DITUANGKAN DALAM RANCANGAN RPJM BAB IV PADA SUB BAB

4.2.3. PROGRAM LINTAS KEWILAYAHAN (HALAMAN 91), ADAPUN PROGRAM

LINTAS KEWILAYAHAN YANG DIRENCANAKAN DAN DILAKSANAKAN DI KOTA

PEKANBARU MERUPAKAN KERJASAMA DALAM BENTUK SHARING DENGAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU YANG MEMPUNYAI PROGRAM K2I YAITU

PENGENTASAN KEMISKINAN DAN KEBODOHAN SERTA PENINGKATAN

INFRASTRUKTUR.

KEMUDIAN MENYANGKUT DENGAN KEKURANGAN BAB VIII (PENUTUP) YANG

BERISI PROGRAM TRANSISI DALAM KAITAN PELAKSANAAN AKAN KAMI PENUHI

DALAM PERBAIKAN RANCANGAN RPJM.

B. PERMASALAHAN BAB PER-BAB.

14

1. MENGENAI SARAN PANSUS BAHWA AMANDEMEN KE EMPAT UNDANG-UNDANG

DASAR 45 YANG DIJADIKAN LANDASAN HUKUM RPJM KOTA PEKANBARU SEBAIKNYA

DIHAPUS, DAPAT KAMI TERIMA UNTUK DIHAPUS DAN DIPERBAIKI.

2. MENGENAI PERTANYAAN PADA SUB 2.2. TENTANG BELUM MEMADAINYA DESKRIPSI

PDRB, INVESTASI, PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SERTA DANA PERIMBANGAN

SEBAGAI INDIKATOR PEREKONOMIAN DAERAH DAN BELUM DITAMPILKANNYA

DESKRIPSI DAN STATISTIK TENTANG INFLASI, TABUNGAN DAN SUMBER PENERIMAAN

DAERAH LAINNYA, BELUM ADA PEMBAHASAN YANG TERINCI TETANG SUB

PENERIMAAN, BELUM ADA PENJELASAN MENGAPA LABA BUMD CENDERUNG

MENURUN DAN APA LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASINYA, MENGAPA BAGI HASIL

PAJAK MENURUN TAHUN 2005 DAN SAMA SEKALI TIDAK ADA KEBIJAKAN

PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH DAN INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH

BIDANG EKONOMI, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA SESUAI DENGAN PERATURAN

MENTERIDALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH PADA PASAL 25 DINYATAKAN BAHWA PENDAPATAN DAERAH

DIKELOMPOKKAN ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN LAIN-

LAIN PENDAPATAN YANG SAH. SELANJUTNYA KELOMPOK PENDAPATAN ASLI DAERAH

DIBAGI MENURUT JENIS PENDAPATAN YANGTERDIRI DARI PAJAK DAERAH,

RETRIBUSI DAERAH, HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH. MESKIPUN BEBERAPA JENIS

PAJAKDAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH SUDAH DIRTETAPKAN DALAM UNDANG-

UNDANG, DAERAH KABUPEN/KOTA DIBERI PELUANG DALAM MENGGALI POTENSI

SUMBER-SUMBER KEUANGANNYA DENGAN MENETAPAKAN JENIS PAJAK DAN

RETRIBUSI SELAIN YANG TELAH DITETAPKAN, SEPAJANG MEMENUHI KRITERIA YANG

TELAH DITETAPKAN DAN SESUAI DENGAN ASPIRASI MASYARAKAT DAN KEMAMPUAN

MASYRAKAT YAITU KEMAMPUAN SUBJEK PAJAK UNTUK MEMIKUL TAMBAHAN BEBAN

PAJAK. SELANJUTNYA DALAM RANGKA PENGAWASAN, PERATURAN DAERAH

MENGENAI JENIS PAJAK/RETRIBUSI BARU HARUS DISAMPAIKAN KEMENTERI DALAM

NEGERI DAN APABILA PERATURAN DAERAH DIMAKSUD BERTENTANGAN DENGAN

KEPENTINGAN UMUM DAN/ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH

15

TINGGI, MENTERI DALAM NEGERI DENGAN PERTIMBANGAN MENTERI KEUANGAN

MEMBATALKAN PERATURAN DAERAH DIMAKSUT.

SELANJUDNYA MENGENAI LABA BUMD CENDERUNG MENURUN BERSAMA INI BAHWA

BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MADYA DAERAH TK II PEKANBARU

NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH

PEMBANGUNANKOTA MADYA PEKANBARU PADA PASAL 53 AYAT (3) DINYATAKAN

BAHWA SELAMBAT-LAMBATNYA TIGA BULAN SETELAH TAHUN BUKU BERAKHIR

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN (LAPORAN RUGI/LABA) DISAMAPIKAN OLEH DIREKSI

KEPADA WALIKOTA MADYA KEPALA DAERAH UNTUK MENDAPAT PENGESAHAN,

SEDANGKAN MENURUT PASAL 72 AYAT (1A) DINYATAKAN LABA BERSIH DISISIHKAN

UNTUK DANA PEMBANGUNAN DAERAH SEBESAR 55%. PADA TAHUN ANGGARAN 2005

DAN 2006 PERUSAHAAN DAERAH PEMBANGUNAN BELUM MENYETORKAN HASIL LABA

BERSIH DIMAKSUD, NAMUN PADA TAHUN ANGGARAN 2007 PD PEMBANGUNAN TELAH

MENYETORKAN LABA BERSIH UNTUK TAHUN 2004-2005 SEDANGKAN UNTUK TAHUN

2006 BELUM DISETORKAN.

SELANJUTNYA MENGENAI REALISASI BAGI HASIL APAJAK PADA TAHUN ANGGARAN

2005 MENURUN, DAPAT DIJELASKAN BAHWA PENERIMAAN BAGI HASIL PAJAK TERDIRI

PAJAK BUMI BANGUNAN, BEA PEROLEHAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

DAN BAGI HASIL PAJAK PENERIMAAN PASAL 21. MRNURUNNYA PENERIMAAN INI

DISEBABKAN RELAISASI PENERIMAAN BAGI HASIL PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

REALISASINYA MENURUN DARI TAHUN ANGGARAN YANG LALU DISAMPAING ITU

PENERIMAAN BAGI HASIL PAJAK PENERIMAAN PASAL 21 DIBAGI KEPADA DAERAH

SEBESAR 20% (SESUAI DENGAN PASAL 8 AYAT 1 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR

55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN).

SELANJUTNYA MENGENAI STATISTIK INFLASI DAPAT KAMI JELASKAN PADA TABEL

BERIKUT:

BULAN INFLASIBULANAN KOMULATIF

16

JANUARIFEBRUARIMARETAPRILMEIJUNIJULIAGUSTUSSEPTEMBEROKTOBERNOVEMBERDESEMBER

1,52- 0,201,410,50

- 0,750,391,421,150,328,732,470,47

1,521,322,753,272,492,894,355,555,8915,1317,9717,10

3. MENGENAI SARAN PANSUS AGAR DAPAT MENCANTUMKAN GAMBARAN MENGENAI

KEBIJAKAN DAN CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

SECARA UMUM DAN AKURAT, BEGITU JUGA GAMBARAN MENGENAI ANALISIS

PELUANG, PERMASALAHAN DAN PROYEKSI KEBERHASILAN DIBIDANG

PEMBANGUNAN EKONOMI PEKANBARU SELAMA 5 (LIMA) TAHUN KEDEPAN, DAPAT

KAMI SAMPAIKAN BAHWA SARAN ANGGOTA DEWAN YANG TERHORMAT AKAN KAMI

AKOMODIR DALAM PENYEMPURNAAN PENULISAN RPJM.

4. MENGENAI PERTANYAAN PADA SUB 2.3. TENTANG BELUM ADANYA DESKRIPSI

STATISTIK KEPENDUDUKAN SERTA BELUM ADANYA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

DAN INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH BIDANG SOSIAL BUDAYA, DAPAT KAMI

JELASKAN BAHWA DESKRIPSI STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN INDIKATOR

PEMBANGUNAN DAERAH BIDANG SOSIAL BUDAYA AKAN KAMI LENGKAPI PADA

PENYEMPURNAAN RPJM.

5. MENGENAI SARAN PANSUS TENTANG PERLUNYA MELENGKAPI KEPANJANGAN DARI

SINGKATAN AMH DAN RLS. DAPAT KAMI URAIKAN SEBAGAI BERIKUT AMH

MERUPAKAN SINGKATAN ANGKA MELEK HURUF, SEDANGKAN RLS MERUPAKAN

SINGKATAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH. ISTILAH ANGKA MELEK HURUF DAN RATA-

RATA LAMA SEKOLAH SEBENARNYA SUDAH TERCANTUM DI BAGIAN TERDAHULU,

HANYA TIM PENULIS LUPA MENAMPILKAN SINGKATAN DARI MASING-MASING ISTILAH

DISAMPING ISTILAH TERSEBUT.

17

6. MENGENAI PERTANYAAN PADA HAL 16. PADA DRAFT RANPERDA RPJM KOTA

PEKANBARU, PADA ALINEA KETIGA TENTANG ADANYA PENINGKATAN ANGKA

KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2004, TETAPI TIDAK DISEBUT APA PENYEBABNYA.

ALINEA BERIKUTNYA DI HALAMAN YANG SAMA DISEBUTKAN BAHWA KEMATIAN BAYI

MENGALAMI PENURUNAN. ALINEA INI BERTENTANGAN DENGAN ALINEA DI ATAS.

LALU MANA YANG BENAR, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA TERDAPAT KEKELIRUAN

PENULISAN DAN KEKURANGAN ANALISIS DAN AKAN MENJADI PERHATIAN KAMI

DIDALAM PERBAIKAN PENULISAN.

7. MENGENAI PERTANYAAN PADA SUB 2.4. TENTANG BELUM DITAMPILKANNYA ANGKA-

ANGKA INFRASTRUKTUR SEPERTI JALAN DAN BANGUNAN YANG MENGALAMI

KERUSAKAN YANG PERLU DIPERBAIKI DAN ATAU DITAMBAH DALAM LIMA TAHUN

KEDEPAN, KUALITAS JALAN DI KOTA PEKANBARU TIDAK TERGAMBAR DENGAN JELAS

BERAPA KILO METER YANG BAIK, RUSAK SEDANG, DAN RUSAK BERAT, LALU

BAGAIMANA AKAN MERENCANAKAN STRATEGI PEMBANGUNAN JALAN KEDEPAN,

DAPAT DIJELASKAN BAHWA UNTUK PENYEMPURNAAN PENYUSUNAN RPJM KOTA

PEKANBARU TAHUN 2007-2011 KAMI AKAN MEMUAT GAMBARAN MENGENAI KONDISI

JALAN YANG DIMINTA. ADAPUN GAMBARAN TERSEBUT DAPAT DILIHAT PADA TABEL

BERIKUT :

INFARSTRUKTUR JALAN BERDASARKAN KONDISI TAHUN 2001-2005

NO STATUS JALAN TAHUN PANJANG JALAN

KONDISI JALAN (KM)BAIK SEDANG RUSAK

1 JALAN NASIONAL

2001200220032004

113,266113,266113,266113,266

96,27693,27694,27698,276

11,3277,3278,82710827

5,66312,66310.163

4,163

2 JALAN PROPINSI

2001200220032004

135,460135,230135,230135,230

75,00068,00070,00065,000

25,23035,00025,00023,000

35,23032,32040,23047,230

3 JALAN KOTA

18

20012002200320042005

2.426,8392.426,8392.426,8392.426,8392.427,911

679,515776,588849,394

1.031,407983,266

503,813514,704496,740466,740524,279

1.243,5111.135.5471.080,705

928,692920,366

SEDANGKAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN DI KOTA PEKANBARU

ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

- PENINGKATAN KONDISI JALAN DI KOTA PEKANBARU DARI JALAN TANAH MENJADI

MAKADAM ATAU HOTMIX, SERTA PEMBANGUNAN JEMBATAN UNTUK

MEMPERLANCAR LALU LINTAS YANG ADA, DIMANA DALAM PENINGKATAN JALAN

DISERTAI PEMBANGUNAN SALURAN.

- PEMBANGUNAN JALAN-JALAN ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI BEBAN LALU LINTAS

DI JALAM UTAMA SEKALIGUS UNTUK PENATAAN KAWASAN SESUAI DENGAN

PERENCANAAN TATA RUANG

- PEMBANGUNAN JALAN MENUJU PUSAT-PUSAT KEGIATAN EKONOMI, PENDIDIKAN,

AGAMA PEMERINTAH DAN DAERAH WISATA.

- PERBAIKAN PERSIMPANGAN-PERSIMPANGAN JALAN UNTUK MENGURANGI

KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU. PERENCANAAN TELAH DILAKUKAN

PADA TAHUN 2007 INI.

- MEMPRIORITASKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN DI

DAERAH PINGGIRAN KOTA UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN KOTA.

ADAPUN RENCANA PEMKO PEKANBARU UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN 5

(LIMA) TAHUN KEDEPAN GUNA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITASNYA YANG

BERWAWASAN LINGKUNGAN DAPAT DILIHAT PADA TABEL BERIKUT :

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

NO URAIAN TARGET2007 2008 2009 2010 2011

1 PEMBANGUNAN JALAN (KM) 64.496 70.946 78.040 85.844 94.429

2 PEMBANGUNAN JEMBATAN (UNIT) 12 8 7 5 6

19

3 PEMELIHARAAN JALAN (KM) 23.976 26.374 29.011 31.912 35.103

CATATAN : TAGET YANG DITETAPKAN MERUPAKAN RENCANA APLIKASINYA DISESUAIKAN JUMLAH DANA YANG TERSEDIA

8. SELANJUTNYA MENGENAI SARAN AGAR PADA PROGRAM PERHUBUNGAN DARAT

DAPAT DIGAMBARKAN SECARA UMUM DAN RENCANA KELENGKAPAN

INFRASTRUKTUR PENUNJANG TERMINAL SEPERTI SARANA DAN PRASARANA JALAN

MENUJU TERMINAL DAN SARANA IBADAH BERUPA MESJID DAN LAIN SEBAGAINYA.

SEDANGKAN DIBIDANG PERHUBUNGAN UDARA AGAR DAPAT DICANTUMKAN

GAMBARAN MENGENAI KEBIJAKAN DAN CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERHUBUNGAN UDARA DI KOTA

PEKANBARU SECARA AKURAT SEPERTI GAMBARAN MENGENAI DATA PENUMPANG

PESAWAT UDARA, JUMLAH MASKAPAI DAN ARMADA YANG ADA SERTA ANALISIS

PROYEKSI PELUANG DAN KEBERHASILAN, SERTA RENCANA PEMBANGUNAN SARANA

DAN PRASARANA PERHUBUNGAN LIMA TAHUN KEDEPAN DAPAT KAMI JELASKAN

SEBAGAI BERIKUT :

- DALAM HAL INFRASTRUKTUR PENUNJANG TERMINAL AKAP DAPAT KAMI

JELASKAN BAHWA SARANA DAN PRASARANA JALAN UMUM MENUJU TERMINAL

TELAH DIALOKASIKAN OLEH PROPINSI RIAU SEPANJANG 3 KM DENGAN DANA ±

RP.9.000.000.000,- PADA TAHUN 2007 DAN PEMBANGUNAN MASJID TELAH

DIUSULKAN PADA APBD KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2008.

- KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TERHADAP PERHUBUNGAN

UDARA ADALAH SEBATAS PENGAWASAN TERHADAP KAWASAN KESELAMATAN

OPERASI PENERBANGAN (KKOP). UNTUK SELANJUTNYA PENGEMBANGAN

BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PADA SASAT INI ADALAH PERLUASAN

TERMINAL PENUMPANG YANG DILAKSANAKAN PT. ANGKASA PURA II.

BERDASARKAN DATA DARI PT. ANGKASA PURA SELAMA TAHUN 2006 JUMLAH

PENUMPANG YANG DATANG SEBANYAK 853.107 PENUMPANG (TAHUN 2005 728.790

PENUMPANG), BERANGKAT SEBANYAK 855.139 PENUMPANG (TAHUN 2005 738.474

PENUMPANG), TRANSIT SEBANYAK 48.106 PENUMPANG (TAHN 2005 46.285

PENUMPANG).

20

TAHUN PESAWAT PENUMPANGDATANG BERANGKAT DATANG BERANGKAT TRANSIT

200120022003200420052006

8.0048.122

11.15711.53311.048

9.908

7.9848.108

11.05111.53311.051

9.934

250.879316.284518.216691.865728.790853.107

262.026316.284527.789705.260738.474855.139

23.85142.74354.85250.43746.28548.106

9. MENGENAI PERTANYAAN TENTANG KENDALA DAN BAGAIMANA PELUANG PDAM

KEDEPAN, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA KERJASAMA YANG BERLANGSUNG SAAT

INI TERHADAP PT. KTDP TIDAK DAPAT KITA PUTUSKAN SECARA SEPIHAK, MELAINKAN

BERDASARKAN PENILAIAN DAN KEMAJUAN PEKERJAAN YANG ADA SAAT INI.

WALAUPUN KERJASAMA YANG BERLANGSUNG SELAMA INI BERJALAN TIDAK SESUAI

DENGAN JADWAL YANG KITA HARAPKAN, NAMUN SECARA PERLAHAN TERDAPAT

PERBAIKAN BAIK DALAM HAL PRODUKSI, PEMASARAN DAN PENGURANGAN

KEBOCORAN. PELUANG KEDEPAN UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH PEMERINTAH

KOTA PEKANBARU BERSAMA PEMERINTAH PROPINSI RIAU SEDANG MENJAJAKI

KERJASAMA PENANGANAN AIR BERSIH KOTA PEKANBARU WILAYAH SELATAN.

10. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 18 DRAF RANPERDA RPJM KOTA

PEKANBARU TENTANG PERLUNYA PENJELASAN MENGENAI ANGKA PARTISIPASI

MURNI (APM) DAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK), HAL INI DAPAT KAMI JELASKAN

BAHWA ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) ADALAH PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH

PENDUDUK KELUMPOK USIA SEKOLAH PADA JENJENG PENDIDIKAN USIA TERTENTU

DENGAN PENDUDUK USIA SEKOLAH YANG DINYATAKAN DALAM PERSENTASE

ANTARA LAIN:

a. DASAR YANG DIGUNAKAN UNTUK PERHITUNGAN PENGHITUNGAN

APM ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

- PENDIDIKAN USIA SEKOLAH, MISALNYA TINGKAT SD ADALAH PENDUDUK 7-13

TAHUN, TINGKAT SMP ADALAH PENDUDUK 13-15 TAHUN, TINGKAT SMA ADALAH

PENDUDUK 16-18 TAHUN DAN TINGKAT PERGURUAN TINGGI ADALAH ADALAH

PENDUDUK 19-24 TAHUN.

21

- SISWA USIA SEKOLAH SESUAI JENJANGNYA, MISALNYA SISWA USIA 7-12

TAHUN DI TINGKAT SD, SISWA 13-15 TAHUN DITINGKAT SMP, SISWA 16-19

TAHUN DITINGKAT SMA DAN MAHASISWA 19-24 TAHUN DITINGKAT PERGURUAN

TINGGI.

b. RUMUS PERHITUNGAN APM (ANGKA PARTISIPASI MURNI)

* JUMLAH SISWA KELOMPOK USIA SEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN

TERTENTU

** JUMLAH PRNDUDUK KELOMPOK USIA TERTENTU

* = TINGKAT SD SISWA KELOMPOK 7-12 TAHUN

TINGKAT SMP SISWA KELOMPOK 13-15 TAHUN

TINGKAT SMA SISWA KELOMPOK 16-18 TAHUN

TINGKAT PERGURUAN TINGGI MAHASISWA KELOMPOK 19-24 TAHUN

** = TINGKAT SD KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN

TINGKAT SMP KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN

TINGKAT SMA KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN

TINGKAT PERGURUAN TINGGI MAHASISWA KELOMPOK USIA 19-24 TAHUN

c. PENJELASAN PERHITUNGAN APM DAN APK

- APK (ANGKA PARTISIPASI KASAR)

DEFINISI : PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH SISWA PADA JENJANG

PENDIDIKAN TERTENTU DENGAN PENDUDUK KELOMPOK USIA

SEKOLAH YANG SESUAI DAN DINYATKAN DALAM PERSENTASE.

DASAR YANG DIGUNAKAN UNTUK PERHITUNGAN

PENGHITUNGAN APM ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

- PENDIDIKAN USIA SEKOLAH, MISALNYA TINGKAT SD ADALAH PENDUDUK 7-

13 TAHUN, TINGKAT SMP ADALAH PENDUDUK 13-15 TAHUN, TINGKAT SMA

ADALAH PENDUDUK 16-18 TAHUN DAN TINGKAT PERGURUAN TINGGI

ADALAH ADALAH PENDUDUK 19-24 TAHUN.

- SISWA SELURUHNYA, MISALNYA TINGKAT SD, TINGKAT SLTP, TINGKAT

SLTA DAN TINGKAT PERGURUAN TINGGI.

22

APM =

- KHUSUS UNTUK PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ADALAH PESERTA DIDIK

KEJAR PAKET A SETARA SD, PAKET B SETARA SMP DAN PAKET C SETARA

SMP

RUMUS PERHITUNGAN APK (ANGKA PARTISIPASI KASAR)

JUMLAH SISWA DI JENJANG PENDIDIKAN TERTENTU *)JUMLAH PENDUDU KELOMPOK USIA TERTENTU

*)= TINGKAT SD KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN

TINGKAT SMP KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN

TINGKAT SMA KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN

TINGKAT PERGURUAN TINGGI MAHASISWA KELOMPOK USIA 19-24 TAHUN

11. MENGENAI PERTANYAAN HALAMAN 21 TENTANG PERLUNYA PENCANTUMAN ANGKA

PUTUS SEKOLAH SECARA LEBIH DETAIL UNTUK SD DAN SMP SERTA ANALISI

MENGAPA ITU TERJADI, HAL INI DAPAT KAMI JELASKAN BAHAWA JUMLAH ANGKA

PUTUS SEKOLAH MASING TINGKAT PENDIDIKAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

NO TINGKAT PENDIDIKAN

JUMLAH (ORANG)LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 SD 50 262 SLTP 41 153 SLTA 5 34 SMK 25 13

ADAPUN PENYEBAB PUTUS SEKOLAH :

- KARENA KETIDAK MAMPUAN ORANG TUA SEPERTI TIDAK MEMILIK PEKERJAAN

DAN PENGHASILAN TETAP.

- ALASAN-ALASAN LAIN YANG BERSIFAT PRIBADI SEPERTI TIDAK MAU SEKOLAH,

KAWIN.

12. MENGENAI PERTANYAAN UNTUK HALAMAN 30-31 MENGENAI PERLUNYA

MEMBERIKAN PENJELASAN TERHADAP TABEL 2.15 DAN 2.16, DAPAT KAMI JELASKAN

BAHWA KEKURANGAN ZEBRA CROSS SECARA BERTAHAP AKAN DISELESAIKAN

DALAM WAKTU LIMA TAHUN KEDEPAN. PENJELASAN LEBIH RINCI DUA TABEL

TERSEBUT AKAN DIMUAT DALAM PENYEMPURNAAN RANCANGAN RPJM.

23

APM =

13. MENGENAI PERTANYAAN HALAMAN 32 TETANG MENGAPA POTENSI PARKIR UNTUK

TAHUN 2002-2005 KONSTAN, SEHARUSNYA TIAP TAHUN BERTAMBAH KARENA

JUMLAH KENDERAAN DAN LAHAN PARKIR JUGA BERTAMBAH, DAPAT KAMI JELASKAN

BAHWA POTENSI YANG LALU DITETAPKAN BERDASARKAN HASIL SURVEI PARKIR

PADA TAHUN 2002.

14. MENGENAI PERTANYAAN HALAMAN 33 SUB 2.4.2.2. BELUM DITAMPILKANNYA KONDISI

EKSISTING PELABUHAN DAN PERHUBUNGAN LAUT SECARA UMUM, DAPAT KAMI

JELASKAN BAHWA PELABUHAN YANG ADA DI KOTA PEKANBARU SEBANYAK 23

PELABUHAN DAN YANG DIKELOLA OLEH PEMERINTAH KOTA PEKANBARU ADALAH :

- PELABUHAN PENUMPANG SUNGAI DUKU, YANG PADA SAAT INI KONDISINYA

CUKUP MEMADAI TERLIHAT DARI TELAH DIBANGUNNYA DERMAGA BETON DAN

DERMAGA PONTON YANG DIBANGUN PADA TAHUN 2006 DARI APBD KOTA

PEKANBARU, SERTA TELAH DIBANGUN TERMINAL PENUMPANG UNTUK MELAYANI

PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL YANG BIAYAI DARI DANA APBD

PROPINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2006 DAN 2007. UNTUK KEDEPAN AKAN

DIKEMBANGKAN LAGI DENGAN MEMBUAT LAHAN PARKIR DIMANA PADA SAAT INI

SUDAH TIDAK MEMADAI LAGI.

- PELABUHAN BARANG ADALAH PELABUHAN EX CALTEX, PADA SAAT INI

MASIH BEROPERASI BAIK DENGAN BEKERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA UNTUK

ANGKUTAN PETI KEMAS.

SEDANGKAN 21 PELABUHAN LAINNYA YANG TERDIRI DARI DERMAGA PERTAMINA,

PELINDO I, PT. BANDAR TEGUH ABADI, PT. PELRA BINTANG DARIAU,

PT. PELRA RIAU TIRTA INDAH, PRIMKOPAD DEN BEKANG I DAN 15 PELABUHAN MILIK

RAKYAT.

15. MENGENAI PERTANYAAN HALAMAN 35 TENTANG BELUM AKURATNYA PENJELASAN

TABEL TETANG PERKEMBANGAN KUALITAS UDARA DI KOTA PEKANBAU TAHUN 2002-

2004, DAPAT DIJELASKAN BAHWA TELAH TERJADI KESALAHAN PENGETIKAN

TERHADAP ANGKA KENAIKAN YANG TERJADI ANTARA TAHUN 2002 – 2003 YANG

24

TERTULIS 3,39% SEBENARNYA ADALAH 0,55%, SEDANGKAN DARI TAHUN 2003 - 2004

SUDAH BENAR SEBESAR 200%.

16. MENGENAI PERTANYAAN HALAMAN 36 TETANG PERLU DIJELASKANYA TOTAL LUAS

KEBUTUHAN RTH, BERAPA HEKTAR YANG SUDAH ADA DAN BERAPA LAGI

KEKURANGANNYA, DAPAT DIJELASKAN BAHWA RTH DI KOTA PEKANBARU PADA SAAT

INI ADALAH SELUAS 582,542 HA (3,2 %) DARI LUAS KOTA 63.226 HA, DIMANA RTH INI

TERDIRI DARI TAMAN KOTA 282,3 HA, HUTAN KOTA 110,672 HA, PULAU DAN MEDIAN

JALAN 20,972 HA SERTA BANTARAN SUNGAI 168,598 HA, UNTUK MECAPAI RTH 20 %

(12.645 HA) MAKA PEMERINTAH KOTA SETIAP TAHUN MENYEDIAKAN DANA UNTUK

RTH BAIK PEMBELIAN TANAH MAUPUN PENANAMAN POHON DAN PADA SAAT INI

KAWASAN YANG SUDAH TERBANGUN SEKITAR 22.129 HA, DARI LUASAN YANG BELUM

TERBANGUN (41.097 HA) PEMERINTAH KOTA MERENCANAKAN DALAM WAKTU 10

TAHUN 20 % RTH PUBLIK DAPAT DILAKSANAKAN, DIMANA DALAM

PENGANGGARANNYA AKAN BEKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH PROPINSI DAN

PEMERINTAH PUSAT.

17. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 40 SUB 2.4.5. TENTANG PERLUNYA

MENCANTUMKAN GAMBARAN MENGENAI KEBIJAKAN DAN CAPAIAN INDIKATOR

PROGRAM PENAGANAN BANJIR SECARA AKURAT SEPERTI GAMBARAN MENGENAI

DATA DAERAH GENANGAN AIR, DATA MENGENAI DRAINASE YANG BERFUNGSI DAN

DAN TIDAK BERFUNGSI SERTA MENGENAI ANALISIS PERMASALAHAN, PENYEBAB

BANJIR DAN PROYEKSI PELUANG DAN KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN

SARANA DAN PRASARANA KHUSUSNYA PENANGANAN BANJIR LIMA TAHUN KEDEPAN,

DAPAT DIJELASKAN BAHWA

DAERAH GENANGAN AIR YANG SERING TERJADI DI KOTA PEKANBARU BERADA DI 10

KECAMATAN DENGAN LOKASI GENANGAN SEBANYAK 54 TITIK. KECAMATAN TAMPAN

DAN SENAPELAN MERUPAKAN DUA KECAMATAN YANG BANYAK MEMILIKI LOKASI

GENANGAN YAITU MASING-MASING 8 LOKASI, SEDANGKAN KEC. SAIL DAN TENAYAN

RAYA MASING-MASING HANYA TERDAPAT 3 LOKASI GENANGAN.

25

JUMLAH TITIK DAN LOKASI BANJIR DI KOTA PEKANBARU

NO. KECAMATAN JUMLAH TITIK BANJIR LOKASI BANJIR

1. KEC. TAMPAN 8 TITIK 1. JLN. RAYA BANGKINANG (DEPAN SD JL. RAJAWALI.

2. JL. RINGROAD/ S.M AMIN3. JL. CIPTA KARYA4. JL. SWADAYA5. JL. PUTRI TUJUH6. JL. RAJAWALI SAKTI7. JL. RAYA BANGKINANG (DEPAN

DISTRIBUTOR COCA COLA/ PTUN)8. PERSIMPANGAN JLN. ARENGKA

DAN JLN. RAYA BANGKINANG2. KEC. SENAPELAN 8 TITIK 1. JLN. CEMPEDAK (DEKAT MESJID).

2. JLN. JLN. KENANGA (ANTARA JLN. MAWAR DAN JLN. TERATAI)

3. PERSIMPANGAN JLN. TERATAI DENGAN JLN. CEMPAKA

4. JLN. RIAU I (ANTARA JLN. RIAU DAN JLN. KESEHATAN)

5. JLN. SENAPELAN (PASAR BAWAH)6. JLN. SAM RATULANGI (SEBELAH

KANAN SEI. SAGO)7. JLN. M. YAMIN8. JLN. JEND. SUDIRMAN (PELITA

PANTAI)

3. KEC. PAYUNG SEKAKI 7 TITIK 1. JLN. RIAU UJUNG2. JLN. SUBRANTAS (DAERAH

PERSIMPANGAN JLN. RIAU)3. JLN. DURIAN (ARAH JLN. PERWIRA)4. JLN. PERMATA5. JLN. FAJAR6. JLN. MERANTI/ ANGGREK7. JLN. RIAU UJUNG

4. KEC. SUKAJADI 7 TITIK 1. PERSIMPANGAN JLN. DURIAN DAN JLN. KH. AHMAD DAHLAN

2. JLN. DURIAN (DEPAN RUMAH DR. EKMAL RUSDI)

3. JLN. KH. AHMAD DAHLAN (DEPAN IAIN)

4. JLN. UTAMA (ANTARA JLN. DAGANG DAN JLN. AMILIN)

5. JLN. KUTILANG MENUJU SEI. SENAPELAN

6. PERSIMPANGAN JLN. PEPAYA DAN JLN. NANGKA (DEPAN CITRA PLAZA)

7. JLN. MESJID (DEPAN MESJID AL JIHAD)

5. KEC. PEKANBARU KOTA

7 TITIK 1. JLN. PANGERAN HIDAYAT (DEPAN MESJID AL MUHAJIRIN)

26

2. JLN. JEND. AHMAD YANI (SAMPING KTR. DINAS PASAR YANG LAMA)

3. JLN. JEND. SUDIRMAN (DEPAN KTR. TELKOM)

4. PERTEMUAN JLN. JEND. A. YANI DENGAN JLN. CUT NYAK DIEN

5. JLN. JEND. SUDIRMAN (DEKAT KACA MAYANG)

6. JLN. JEND. SUDIRMAN (DEPAN TOKO MALAKO)

7. PERSIMPANGAN JLN. SUMATERA DAN JLN. PATTIMURA (UJUNG JLN. BATAM)

6. KEC. BUKITRAYA 7 TITIK 1. JLN. UNGGAS2. JLN. NANGKA (DEPAN HOTEL ASEAN)3. PERTIGAAN JLN. CEMPEDAK DAN JLN.

JEND. SUDIRMAN (DEPAN KTR. TRANSMIGRASI)

4. JLN. LUMBA-LUMBA MENUJU JLN. RAWAMANGUN

5. PERSIMPANGAN JLN. HARAPAN RAYA DAN JLN. JEND. SUDIRMAN (DEPAN HOTEL ASEAN)

6. JLN. JEND. SUDIRMAN (DEKAT RS.AWAL BROS)

7. PERSIMPANGAN JLN. JEND. SUDIRMAN DAN JLN. ARIFIN AHMAD (DEPAN GEDUNG MTQ)

7. KEC. SAIL 3 TITIK 1. ANTARA JLN. HANG JEBAT DAN JLN. THAMRIN

2. JLN. LEMBAGA PERMASYARAKAT (DEPAN CUCIAN MOBIL PATTIMURA)

3. JLN. HANG JEBAT8. KEC. TENAYAN RAYA 3 TITIK 1. JLN. SEPAKAT

2. JLN. BAMBU KUNING (DARI BPG KE SEI. SAIL)

3. JLN. ANGKATAN LIMAPULUH

ADAPUN FAKTOR-FAKTOR YANG DIIDENTIFIKASI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA

GENANGAN AIR TERSEBUT ANTARA LAIN ;

1. RENDAHNYA ELEVASI JALAN DAN BEBERAPA LOKASI GENANGAN BERADA PADA

DAERAH CEKUNGAN.

2. PADA JALAN DAN KAWASAN TERTENTU BELUM TERDAPAT SALURAN PRIMER DAN

TERSIER.

27

3. DRAINASE YANG DIBANGUN TERPOTONG-POTONG SEHINGGA TIDAK TERKONEKSI

ANTARA SATU DENGAN LAINNYA.

4. BANYAKNYA SALURAN YANG TERTUTUP SAMPAH, SEDIMENT DAN TANAH BEKAS

GALIAN.

5. TIDAK ADANYA LUBANG PEMUTUS KE ARAH SALURAN TERTUTUP TEMPAT PARKIR

YANG BANYAK TERDAPAT DIDEPAN RUKO.

6. KECILNYA UKURAN BOX CULVERT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN DEBIT AIR YANG

MENGALIR.

7. BANYAKNYA SALURAN YANG BELUM PERMANENT.

DARI 54 LOKASI/ TITIK GENANGAN YANG ADA, PEMERINTAH KOTA TELAH MENANGANI

SEBANYAK 16 LOKASI. SEMENTARA INI PENANGANAN TERSEBUT LEBIH BERSIFAT

UNTUK MEMPERCEPAT ALIRAN AIR SEHINGGA GENANGAN YANG TERJADI TIDAK

TERLALU LAMA. NAMUN SECARA BERTAHAP, KEDEPANNYA PENYAMBUNGAN

DRAINASE YANG TERPOTONG-POTONG TERSEBUT DIHARAPKAN AKAN DAPAT

MENGELEMINIR TERJADINYA GENANGAN AIR PADA LOKASI-LOKASI TERSEBUT.

ADAPUN 16 LOKASI GENANGAN YANG TELAH DITANGANI ANTARA LAIN :

1. KECAMATAN SENAPELAN SEBANYAK 5 LOKASI, YAITU :

- JLN. CEMPAKA (DEKAT MESJID)

- JLN. KENANGA (ANTARA JLN. MAWAR DAN JLN. TERATAI)

- PERSIMPANGAN JLN. TERATAI DENGAN JLN. CEMPAKA

- JLN. SAM RATULANGI (SEBELAH KANAN SEI. SAGO)

- JLN. M. YAMIN

2. KECAMATAN SUKAJADI SEBANYAK 4 LOKASI, YAITU :

- PERSIMPANGAN JLN. DURIAN DAN JLN. KH. AHMAD DAHLAN

- JLN. DURIAN (DEPAN RUMAH DR. EKMAL RUSDI)

- JLN. KH. AHMAD DAHLAN (DEPAN IAIN)

- JLN. UTAMA (ANTARA JLN. DAGANG DAN JLN. AMILIN)

28

3. KECAMATAN PEKANBARU KOTA SEBANYAK 4 LOKASI, YAITU :

- JLN. PANGERAN HIDAYAT (DEPAN MESJID AL MUHAJIRIN)

- JLN. JEND. AHMAD YANI (SAMPING KTR. DINAS PASAR YANG LAMA)

- PERTEMUAN JLN. JEND. A. YANI DENGAN JLN. CUT NYAK DIEN

- PERSIMPANGAN JLN. SUMATERA DAN JLN. PATTIMURA (UJUNG JLN. BATAM)

4. KECAMATAN BUKITRAYA SEBANYAK 3 LOKASI, YAITU :

- JLN. NANGKA (DEPAN HOTEL ASEAN)

- PERTIGAAN JLN. CEMPEDAK DAN JLN. JEND. SUDIRMAN (DEPAN KTR.

TRANSMIGRAS)

- PERSIMPANGAN JLN. HARAPAN RAYA DAN JLN. JEND. SUDIRMAN (DEPAN

HOTEL ASEAN)

DALAM UPAYA PENANGANAN MASALAH INI, SECARA UMUM RENCANA

PEMBANGUNAN KEDEPAN YANG DITETAPKAN ADALAH ;

1. PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER.

2. MEMBUAT LUBANG PEMUTUS GUNA MENGALIRKAN GENANGAN AIR KE ARAH

SALURAN DISEKITARNYA.

3. MEMBUAT DAN MENGGANTI BEBERAPA BOX CULVERT YANG BERUKURAN KECIL.

4. MEMBERSIHKAN SALURAN DARI ENDAPAN DAN SAMPAH.

5. MENYATUKAN SALURAN-SALURAN YANG TERPOTONG DENGAN DIMENSI YANG

MENCUKUPI DAN ALIRAN AIRNYA DIARAHKAN KE ANAK SUNGAI.

6. NORMALISASI DAN PEMBUATAN LEONING

SEDANGKAN PROGRAM UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN PENANGANAN MASALAH

BANJIR/ GENANGAN AIR INI ADALAH :

- PROGRAM PEMBANGUNAN TURAP/TALUD/BRONJONG

- PROGRAM REHABILITASI/PEMELIHARAAN TURAP/TALUD/BRONJONG

29

- PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA

DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA.

- PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN

18. MENGENAI PERTANYAAN HALAMAN 40/41 SUB 2.5.1.1. TENTANG PERLUNYA

MENCANTUMKAN BESARAN ANGKA PELANGGARAN PADA SUB KETERTIBAN DAN

KEAMANAN, SEPERTI KETERTIBAN KAKI LIMA, REKLAME, IMB, HO, DAN ANAK

JALANAN, PSK DAN PANTI PIJAT, DAPAT KAMI JELASKAN SEBAGAI BERIKUT :

A. PEDAGANG KAKI LIMA, DALAM SATU TAHUN DILAKUKAN 192 KALI RAZIA DIMANA

SETIAP RAZIA TEDAPAT PENYITAAN BARANG.

B. IMB , SETIAP TAHUN TERDAPAT 144 PELANGGARAN DITINDAK LANJUTI DENGAN

TEGURAN.

C. SITU, HO SETIAP TAHUN TERDAPAT 192 PELANGGARAN DITINDAK LANJUTI

DENGAN TEGURAN.

D. GEPENG SETIAP TAHUN DILAKUKAN 192 KALI PENANGKAPAN DITINDAK LANJUTI

DENGAN PEMBERIAN NASEHAN DAN DISERAHKAN KE DINAS SOSIAL DAN OLEH

DINAS SOSIAL DIPULANGKAN KETEMPAT ASALNYA.

E. PSK, SETIAP TAHUN DILAKUKAN 48 KALI TERDAPAT PENANGKAPAN DITINDAK

LANJUTI DENGAN PEMBERIAN NASEHAN

F. KTP, SETIAP TAHUN DILAKUKAN 48 KALI RAZIA

19. MENGENAI PERTANYAAN TENTANG PERLUNYA MEMBERIKAN GAMBARAN MENGENAI

KONDISI UMUM KEAMANAN DI KOTA PEKANBARU SEPERTI GAMBARAN MENGENAI

DATA KEAMANAN, PENCURIAN, PERAMPOKAN, PEMBUNUHAN, PENGANIAYAAN,

PENIPUAN, PEMERASAN SERTA PELANGGARAN LALU LINTAS DAN GAGUAN LAINNYA

DAN GAMBARAN MENGENAI KEBIJAKAN DAN CAPAIAN INDIKATOR MENGENAI

ANALISIS PROYEKSI PELUANGM, PERMASALAHAN DAN PROYEKSI KEBERHASILAN

DIBIDANG KEAMANAN SELAMA LIMA TAHUN KEDEPAN, DAPAT DIJELASKAN BAHWA

30

GANGGUANG KAMTIBNAS PADA TAHUN 2005 TERCATAT SEBANYAK 1869 KASUS (1012

KASUS TELAH DISELESAIKAN PERKARANYA), DIANTARANYA CURANMOR RODA DUA

266 KASUS, PENIPUA 168 KASUS, PENGANIAYAAN 167 KASUS KEJAHATAN DAN LAIN-

LAIN 168 KASUS, GANGGUAN KAMTIBNAS PADA TAHUN 2006 TERCATAT SEBANYAK

2195 KASUS (1355 KASUS TELAH SELESAI OERKARANYA), DIANTARANYA CURANMOR

RODA DUA 246 KASUS, PENIPUA 311 KASUS, PENGANIAYAAN 210 KASUS KEJAHATAN

DAN LAIN-LAIN 154 KASUS DAN KEGIATAN UJUK RASA SELAMA TAHUN 2006

TERCATAT SEBANYAK 37 KALI (OLEH MAHASISWA 16 KALI, ORMAS 16 KALI DAN

PARPOL 5 KALI). ADAPUN UPAYA-UPAYA PENANGANAN 5 (LIMA) TAHUN KEDEPAN

DALAM PENANGANAN KEMANAN DAN KETERTIBAN ANTARA LAIN :

- PENERAPAN SANGSI YANG TEGAS TERHADAP PELANGGARAN

- KOORDINASI SECARA RUTINITAS DENGAN PIHAK YANG TERKAIT

- DILAKSANAKAN RAZIA KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) SECARA RUTIN DAN

PENERAPAN DENDA BAGI YANG MELANGGAR

20. MENGENAI PERTANYAAN TENTANG BELUM DITEMUINYA GAMBARAN MENGENAI

TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT MENJALANKAN AJARAN AGAMA, DAPAT KAMI

JELASKAN BAHWA DALAM RANCANGAN RPJM TELAH DIAKOMODIR DALAM MISI KE 4

PADA TUJUAN 24 DIHALAMAN 69 YAITU MENINGKATNYA SYIAR AGAMA, SARANA DAN

PRASARANA BERIBADAH DAN LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA UNTUK MEWUJUDKAN

MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERTAQWA SERTA PENERAPAN KURIKULUM

BUDAYA DISETIAP TINGKATAN PENDIDIKAN. UNTUK INDIKATOR LAINNYA YANG

DISARANKAN DAPAT DITERIMA, SEPANJANG DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI INDIKATOR

KINERJA YANG TERUKUR SEPERTI SARANA DAN PRASARANA IBADAH (MESJID,

MUSHALLA, DAN SARANA DAN PRASARANA AGAMA LAINNYA), SERTA PERKUMPULAN

KEGIATAN KEAGAMAAN.

UNTUK PERNYATAAN TENTANG KEBERADAAN SEKOLAH MADRASAH DINIYAH

AWALIYAH (MDA) DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA KEGIATAN-KEGIATAN YANG

BERHUBUNGAN DENGAN MDA DAPAT DITAMPUNG PADA PROGRAM PENDIDIKAN

31

YANG ADA. DEMIKIAN PULA HALNYA BANTUAN-BANTUAN TERHADAP KEGIATAN-

KEGIATAN KEAGAMAAN AKAN DITAMPUNG DALAM POS-POS BANTUAN.

21. MENGENAI PERTANYAAN YANG MENYANGKUT DENGAN JUMLAH NILAI DAN

PERSENTASE INDIKATOR SASARAN YANG DIMUAT DARI HALAMAN 51-71, DAPAT KAMI

JELASKAN INDIKATOR SASARAN DALAM SEBUAH DOKUMEN PERENCANAAN

DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERMUDAH MENGUKUR KEMAJUAN YANG DICAPAI DAN

MENILAI KINERJA SUATU INSTITUSI. RPJM DAERAH INI MERUPAKAN PEDOMAN DAN

SEBAGAI PAYUNG PERUMUSAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAGI SKPD SEBAGAI

SUATU INSTITUSI, OLEH KARENA ITU INDIKATOR SASARAN SEBAGAI ALAT UKUR

KINERJA AKAN DIBUAT PADA DOKUMEN PERENCANAAN SKPD (RENSTRA SKPD)

SESUAI DENGAN TUGAS DAN FUNGSINYA. RENSTRA SKPD AKAN DISUSUN SETELAH

RANPERDA RPJM DITETAPKAN MENJADI PERDA. HAL INI MENJAWAB SEMUA

PERTANYAAN TENTANG NILAI DAN INDIKATOR SASARAN.

22. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 42 MENGENAI PERBEDAAN PENULISAN

MASA WAKTU RPJM YAITU 2006-2011 DAN 2007-2011, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA

MASA WAKTU RPJM ADALAH 2007-2011.

23. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 45 TENTANG TERDAPATNYA KETIDAK

SERASIAN DALAM MERANGKUM DAN MENGELOMPOKAN SERTA PENGGUNAAN

BAHASA YANG KACAU SEHINGGA MISINYA TIDAK FOKUS DAN SUSAH DIMENGERTI,

HAL INI DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA LIMA MISI YANG DITUANGKAN DALAM RPJM

MERUPAKAN RANGKUMAN TERHADAP SEMBILAN MISI YANG DISAMPAIKAN OLEH

WALIKOTA PADA WAKTU PENCALONAN. DIDALAM MERANGKUM KESEMBILAN MISI INI

TETAP BERDASAR KEPADA SUBTANSI DARI MASING-MASING MISI TERSEBUT. NAMUN

DEMIKIAN APABILA TERDAPAT KEKACAUBALAUAN BAHASA AKAN KAMI PERBAIKI.

24. MENGENAI SARAN PANSUS UNTUK MEREVISI BUNYI DARI MISI KE DUA RPJM KOTA

PEKANBARU (HALAMAN 46) YAITU MENGGANTI KATA SISTEM INFORMASI DENGAN

KATA MEMBANGUN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS SERTA MENATA RUANG

DENGAN LINGKUNGAN YANG SERASI, MENGINGAT KATA INFORMASI SUDAH

TERMASUK KEDALAM INFRASTRUKTUR, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA

32

INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG DIMAKSUD TIDAK SAMA DENGAN SISTEM

TRANSPORTASI. YANG DIMAKSUD DENGAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN ADALAH

SARANA DAN PRASARANA PERKOTAAN SEDANGKAN SISTEM TRANSPORTASI

MENCAKUP PEMBANGUNAN SISTEM DAN MANAJEMEN.

25. SELANJUTNYA MENGENAI SARAN PANSUS AGAR PEMERINTAH KOTA MEMBERIKAN

GAMBARAN SECARA UMUM MENGENAI RENCANA KERJA MELALUI RASK DALAM HAL

MASALAH PENCAPAIAN KERJA DALAM USAHA MENGEMBANGKAN KAWASAN

INDUSTRI TENAYAN (KIT), PENGEMBANGAN TERMINAL BARANG (CARGO) DAN

PEMBANGUNAN PASAR INDUK DAN GROSIR, BAIK PENCAPAIAN INDIKATOR

MENGENAI KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR SEPERTI SARANA TRANSPORTASI DAN

LAIN SEBAGAINYA, DALAM USAHA MENDORONG INVESTASI.

BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR 650/13-WK/1999 TENTANG

KAWASAN INDUSTRI TENAYAN (KIT) DENGAN LUASAN LAHAN YANG DITETAPKAN

SELUAS ± 1550 HA. PEMERINTAH KOTA PEKANBARU SAMPAI SAAT INI TELAH

MEMBEBASKAN LAHAN SELUAS 306 HA. DISAMPING ITU PADA TAHUN 2005 TELAH

DISUSUN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) KAWASAN KIT SELUAS 306 HA, DAN

JALAN AKSES/OUTER RING ROAD TIMUR YANG MELEWATI KAWASAN TELAH

DIBANGUN BADAN JALAN SEPANJANG 6 KM DARI RENCANA ± 15 KM OLEH

PEMERINTAH PROPINSI TAHUN 2006. KAWASAN INDUSTRI TENAYAN TELAH

DIMASUKKAN DIDALAM BUKU BADAN PROMOSI INVESTASI PROPINSI UNTUK

DIPROMOSIKAN, TAHUN 2007 PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TELAH

MELAKSANAKAN PEMBEBASAN LAHAN DAN TANAMAN YANG TELAH DIRENCANAKAN

PADA TAHUN 2008 DIHARAPKAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES TELAH SELESAI

DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH PROPINSI SELANJUTNYA PEMBANGUNAN

KAWASAN DAPAT DILAKSANAKAN.

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TERMINAL CARGO KEDEPAN TELAH DISUSUN

DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA TAHUN 2005 DENGAN KEBUTUHAN LUAS

LAHAN 9,6 HA YANG BERLOKASI DIKAWASAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG

SEKAKI. SEBAGAI LANGKAH AWAL DALAM PELAKSANAANYA PEMKO TELAH

33

BERUPAYA MENARIK INVESTOR UNTUK MENANAMKAN MODAL PEMBANGUNAN

TERMINAL CARGO. PADA SAAT INI BEBERAPA INVESTOR SEDANG MENJAJAKI

BENTUK KERJASAMA PEMBANGUNANNYA DAN SELAIN ITU PEMKO JUGA

MENGUSULKAN DANA KEPEMERINTAH PUSAT MELALUI DEPARTEMEN

PERHUBUNGAN.

UNTUK PEMBANGUNAN PASAR INDUK DAN GROSIR PEMKO PEKANBARU TELAH

MELAKUKAN KAJIAN TENTANG KELAYAKAN LOKASI PASAR INDUK DAN GROSIR,

MEREKOMENDASIKAN LOKASI PASAR INDUK DAN GROSIR PADA 3 TITIK LOKASI YAITU

SIMPANG PANAM (LINTAS BARAT), KULIM (LINTAS TIMUR) DAN RUMBAI (LINTAS

UTARA).

26. MENGENAI SARAN PANSUS AGAR STRATEGI PEMBANGUNAN YANG DIMUAT DALAM

DRAF RANPERDA RPJM KOTA PEKANBARU LEBIH DIARAHKAN AGAR MELAKUKAN

PEMBANGUNAN KOTA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN, PENINGKATAN KUALITAS

DAN KUANTITAS RUANG TERBUKA HIJAU, PENINGKATAN SISTEM PENGENDALIAN

BANJIR, PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH, PENINGKATAN PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN SERTA PENINGKATAN KUALITAS

PERMUKIMAN. SEMUA SARAN DIATAS AKAN DIAKOMODIR DALAM RANPERDA RPJM.

27. MENGENAI PERTANYAAN PANSUS TENTANG BELUM TAMPAKNYA INPLEMENTASI BAIK

DALAM TUJUAN HALAMAN 54 MAUPUN PADA SASARAN HALAMAN 67 TENTANG

PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN KURANG MAMPU,

DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA HAL INI DIAKOMDIR PADA TUJUAN KETIGA DARI MISI

KEEMPAT PADA HALAMAN 54 DIMANA SALAH SATU INDIKATORNYA ADALAH

PERSENTASE BIAYA PENDIDIKAN YANG DIDANAI PEMERINTAH. INI BERTUJUAN

UNTUK MEWUJUDKAN PEMERATAAN KESEMPATAN DAN PELUANG MEMPEROLEH

PENDIDIKAN, BAGI PESERTA DIDIK (SISWA) UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN

MURAH, LAYAK DAN BERKUALITS YANG DIDASARI DENGAN UNSUR-UNSUR KEADILAN

DAN KEPATUTAN. BERDASARKAN PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 11

TAHUN 2007 PADA BAB IX PASAL 15 DINYATAKAN BAHWA BAGI SISWA KELUARGA

MISKIN YANG DIBUKTIKAN DENGAN SURAT MISKIN DARI PEMERINTAH SERTA HASIL

34

PANTAUAN PIHAK SEKOLAH, MAKA DIBERIKAN KERINGANAN BIAYA PENDIDIKAN DAN

TERMASUK PENGADAAN PAKAIAN SERAGAM. PERATURAN WALIKOTA INI AKAN

DITINDAK LANJUTI DENGAN PETUNJUK TEKNIS YANG MELIBATKAN PIHAK SEKOLAH

DALAM PEMBIAYAAN PENDUDUK MISKIN DAN KURANG MAMPU.

28. MENGENAI SARAN PANSUS AGAR PEMERINTAH KOTA PEKANBARU DAPAT

MENCANTUMKAN BEBERAPA PROGRAM DALAM RANPERDA RPJM INI ANTARA LAIN

PROGRAM ESQ PADA INSTANSI PEMERINTAH DAN PENDIDIKAN, PROGRAM

PENINGKATAN KEIMANAN MASYARAKAT, PROGRAM PENINGKATAN PEMAKAIAN

PAKAIAN MELAYU PADA INSTANSI PEMERINTAH DAN PENDIDIKAN, PROGRAM

PENINGKATAN SEKOLAH BERBASISKAN KETERAMPILAN DAN PROGRAM

MENCIPTAKAN DAN MEMPERLUAS LAPANGAN KERJA SEHUBUNGAN DENGAN MISI

MENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PELAYANAN PENDIDIKAN UMUM

DAN AGAMA YANG BERKUALITAS DAN TERJANGKAU PENGEMBANGAN KEHIDUPAN

BERAGAMA DAN BERBUDAYA MELAYU, SEMUA SARAN TENTANG PENAMBAAN

PROGRAM INI AKAN DIAKOMODIR SESUAI DENGAN PROGRAM DAN KEGIATAN YANG

TERCANTUM DALAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006.

29. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 51 MENGENAI BELUM JELASNYA

INDIKATOR TUJUAN PERSENTASE PENGGUNAAN MEDIA. DAPAT KAMI JELASKAN

BAHWA HAL INI TELAH DIJELASKAN PADA INDIKATOR SASARAN HALAMAN 56-57.

30. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 51 BAGIAN C, MENGENAI BELUM JELASNYA

INDIKATOR TUJUAN PERATURAN DAERAH YANG DILANGGAR. DAPAT KAMI JELASKAN

BAHWA SALAH SATU BENTUK DARI INDIKATOR YANG DIMAKASUD ADALAH JUMLAH

KASUS PELANGGARAN PERDA.

31. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 52 C MISI 2.1 MENGENAI BELUM TEPATNYA

PENGGUNAAN KALIMAT JUMLAH SARANA DAN PRASARANA YANG AKAN DIBANGUN,

DAPAT KAMI TERIMA.

32. MENGENAI SARAN PANSUS AGAR INDIKATOR TUJUAN NOMOR 6 HALAMAN 54 DAN 69

SUPAYA LEBIH IMPLEMENTATIF DAN INDIKATOR SASARAN SUPAYA LEBIH

35

DILENGKAPI LAGI TIDAK HANYA MEMASUKKAN UNTUK SEKOLAH DAN LEMBAGA

PENDIDIKAN SAJA, PADAHAL PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA BUKAN HANYA

DISEKOLAH SAJA BAGAIMANA UNTUK MASYARAKAT UMUM, ORANG TUA DAN

KELUARGA, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA SARAN YANG TELAH SAMAPAIKAN OELH

ANGGOTA DEWAN YANG TERHORMAT TELAH TERCANTUM PADA JAWABAN

NOMOR 20.

33. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 54 TENTANG MISI KE LIMA YANG

MENCANTUMKAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN, SEMESTINYA

ADALAH UPAYA SEHAT. DISAMPING ITU TUJUAN BIDANG KESEHATAN DISAMPING

PRILAKU SEHAT DAN LINGKUNGAN SEHAT JUGA BISA DITAMBAHKAN

BERKURANGNYA KASUS PENYAKIT, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA PADA MISI KE 5

BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT YANG

DILAKSANAKAN MELALUI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) BAIK YANG DILAKUKAN SECARA

PREVENTIF MAUPUN KURATIF (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN UPAYA

KESEHATAN KOMUNITAS), YANG TERCERMIN DARI MISI KE 5 YANG LENGKAPNYA

BERBUNYI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU

BAGI MASYARAKAT KOTA, SERTA MENINGKATNYA PEMAHAMAN MASYARAKAT

TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN PERILAKU SEHAT. UNTUK LEBIH JELASNYA HAL

INI TERGAMBAR PADA INDIKATOR SASARAN PADA HALAMAN 69-71, SELANJUTNYA

PENAMBAHAN INDIKATOR TUJUAN SEPERTI YANG DISARANKAN ANGGOTA DEWAN

YANG TERHORMAT AKAN KAMI PERTIMBANGKAN.

34. MENGENAI SARAN TRANSPARANSI PERENCANAAN, PENGGUNAAN DAN

PENGAWASAN ANGGARAN, SERTA TERPUBLIKASIKANNYA SECARA LUAS TENTANG

PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN PADA PUBLIK PADA PRINSIPNYA DAPAT KAMI

TERIMA DAN KAMI PERTIMBANGKAN.

ADAPUN MENYANGKUT SARAN TENTANG PELAYAN PUBLIK YAKNI MENYINGKATNYA

WAKTU LAYAN YANG DIBUTUHKAN BAGI MASYARKAT UNTUK PENYELESAIAN

ADMINISTRASI DAN PERIZINAN, HAL INI DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA SELURUH

36

PENYELESAIAN ADMINISTRASI DAN PERIZINAN TELAH DIATUR SESUAI DENGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP).

35. MENGENAI PERTANYAAN TENTANG BELUM DISEBUTKANNYA KEBERADAAN SEKOLAH

MADARASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) SEBAGAI SALAH SATU PENDIDIKAN DASAR

KEAGAMAAN DALAM RANGKA MEMBUAT VISI KOTA, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA

SARAN YANG TELAH SAMAPAIKAN OELH ANGGOTA DEWAN YANG TERHORMAT

TELAH TERCANTUM PADA JAWABAN NOMOR 20.

36. MENGENAI BELUM DICANTUMKANNYA NILAI TUNJUK AJAR DAN KARAKTER MELAYU

SEBAGAI INDIKATOR SASARAN UNTUK TUJUAN NOMOR 32 YANG TERCANTUM PADA

HALAMAN 68 PADA DRAFT RANPERDA RPJM KOTA PEKANBARU, DAPAT KAMI

JELASKAN BAHWA KATA-KATA NILAI TUNJUK AJAR AKAN DIMASUKKAN PADA SEMUA

INDIKATOR SASARAN PADA HALAMAN 68 TUJUAN 23 POINT 1.

37. MENGENAI PERTANYAAN TENTANG BELUM DISEBUTKAN ADANYA PROGRAM

PENCIPTAAN MASYARAKAT YANG AGAMIS. SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN

LANDASAN IMAN DAN TAQWA SEPERTI DIINGINKAN DALAM VISI KOTA PEKANBARU,

DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA SARAN YANG TELAH SAMAPAIKAN OELH ANGGOTA

DEWAN YANG TERHORMAT TELAH TERCANTUM PADA JAWABAN NOMOR 20.

38. MENGENAI PERTANYAAN PADA HALAMAN 45 PADA DRAF RANPERDA RPJM KOTA

PEKANBARU YAITU ALINEA SATU KALIMAT PADA SEMBILAN MISI YANG TELAH

DIRUMUSKAN SEHARUSNYA DILENGKAPI MENJADI PADA SEMBILAN MISI YANG TELAH

DIRUMUSKAN PADA WAKTU KAMPANYE CALON WALIKOTA BAHWA KATA KAMPANYE

TELAH TERCANTUM PADA HALAMAN 44

39. MENGENAI PERTANYAAN PADA BAB IV TENTANG STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH,

SEHARUSNYA MEMBAHAS TENTANG KEBIJAKAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

PROGRAM KEPALA DAERAH SEBAGAI PAYUNG PADA PERUMUSAN PROGRAM DAN

KEGIATAN PEMBANGUNAN DIDALAM MEWUJUDKAN VISI DAN MISI KEPALA DAERAH

SEDANGKAN YANG ADA DALAM RANCANGAN RPJM TERSEBUT HANYA MEMUAT

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN. MENURUT SURAT EDARAN

37

MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENYUSUNAN RPJM PENJELASAN TERSEBUT

DIMASUKKAN PADA BAB TERSENDIRI YAITU BAB VI. STRATEGI PEMBANGUNAN

DAERAH PADA RANCANGAN RPJM INI PUN TIDAK ADA, DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA

PENYUSUNAN RPJM INI BERPEDOMAN SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR 050/2020/SJ TANGGAL 11 AGUSTUS 2005 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN

DOKUMEN RPJP DAERAH DAN RPJM DAERAH. PENGGABUNGAN BEBERAPA BAB

DIDALAM SISTEMATIKA PENULISAN INI PADA HAKEKATNYA TIDAK MERUBAH

SUBSTANSI PEMBAHASAN YANG DIMAKSUD. PADA BAB IV MENGANDUNG SUBSTANSI

KEBIJAKAN YANG MERUPAKAN STRATEGI PEMBANGUNAN DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM KEPALA DAERAH SEBAGAI PAYUNG PADA

PERUMUSAN PROGRAM DAN KEGIATAN. BAB VI MERUPAKAN KEBIJAKAN YANG

BERKAITAN DENGAN PROGRAM KEPALA DAERAH SEBAGAI ARAH BAGI SKPD MAUPUN

LINTAS SKPD DALAM MERUMUSKAN KEBIJAKAN. SEDANGKAN PADA BAB VII

BERISIKAN PROGRAM KEPALA DAERAH.

40. MENGENAI PERTANYAAN TENTANG PENGGUNAAN HASIL ANALISIS KEUANGAN

DAERAH SEBAGAI DASAR DALAM PERUMUSAN ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

YANG MENCAKUP KEBIJAKAN BIDANG PENDAPATAN DAERAH, BELANJA DAN

PEMBIAYAAN SERTA CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN UNTUK

MELINDUNGI DAN MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA

PEKANBARU DENGAN MEMPERHATIKAN STANDAR PELAYANAN PRIMA YANG TELAH

DITETAPKAN. UNTUK TABEL 5.1-5.4 TIDAK PERLU LAGI DICANTUMKAN SEBAB

MEMUAT DATA YANG PERSIS SAMA DENGAN DATA TABEL 2.4. PADA BAB V KAMI

BELUM MELIHAT ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBER PENDAPATAN DAERAH BELUM

ADA ASUMSI ATAU PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERIKUT PROYEKSINYA,

DAPAT KAMI JELASKAN BAHWA ANALISIS DAN ASUMSI TENTANG SUMBER

PENDAPATAN DAERAH AKAN KAMI SEMPURNAKAN SESUAI DENGAN DATA YANG

TERSEDIA. ADAPUN TENTANG TABEL 2.4 MEMUAT TENTANG REALISASI DAN

KOMPOSISI DARI ASPEK PENDAPATAN, NAMUN TABEL 5.1-5.4 ADALAH MERUPAKAN

PENJABARAN DARI TABEL 2.4. PENJABARAN INI DILAKUKAN UNTUK MEMPERMUDAH

DIDALAM PEMAHAMAN DAN ANALISIS ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH.

38

39