E TABLOID EDISI 4 2012

16
April | Tahun 2012 www.tabloidgalangkangin.com ; E-mail:[email protected] Edisi 04 TAHUN II Rp. 6.000,- Luar Bali Tambah Ongkos Kirim M enyusuri sepanjang Jalan Tukad Pakerisan, di kanan dan kiri jalan Anda akan menemui begitu banyak usaha franchise. Mulai dalam bentuk rombong penjual makanan dalam skala kecil di emperan toko, hingga pasar modern yang menjual berbagai produk secara ritel yang ditata mentereng. Tak kurang dari 30 usaha semacam ini bisa kita temui sepanjang jalan yang hanya beberapa kilometer itu, lagi pula bukan jalan utama. Belakangan, franchise yang di Indonesia lebih dikenal sebagai waralaba, memang menjamur di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali Bali. Bisnis semacam ini banyak dimina karena biasanya menawarkan sebuah konsep bisnis dengan modal awal yang tak terlampau besar. Rata-rata sebuah bisnis ditawarkan dengan kisaran harga di bawah Rp 10 juta. Di sisi lain bisnis ini juga menjanjikan Break Event Point (BEP) dalam jangka waktu pendek. Biasanya ngkat pengembalian dari sebuah waralaba berada di kisaran 15% dari investasi. Sampai saat ini sebagian besar bisnis yang dtawarkan merupakan bisnis kuliner, berupa makanan dan minuman. Pasar yang selalu tersedia akibat kebutuhan makan dan minum yang memang selalu ada, menjadi permbangan. Makanan dan minuman yang dijajakan juga biasanya lebih banyak pada makanan dan minuman ringan yang relaf mudah disajikan. Di samping makanan dan minuman, ada berbagai jenis usaha yang potensial untuk dijadikan sebagai waralaba mulai dari otomof, business service, furniture, konstruksi, property, jasa pendidikan dan pelahan hiburan dan hobi, penginapan dan travel, computer dan internet, laundry dan kebersihan, kesehatan dan kecankan, anak dan balita serta retail. Di Indonesia, franchise diarkan sebagai suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu melipu area tertentu. Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchise dak sekadar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Hanya saja untuk saat ini di Indonesia banyak terjadi kekeliruan di masyarakat. Business Opportunity (BO) banyak diklaim sebagai franchise, padahal antara keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Kebanyakan BO merupakan sebuah bisnis yang baru dijalankan 2 sampai 3 tahun. Penjualan merek, produk dan sistem biasanya tanpa disertai dengan dukungan jangka panjang. Memang jika dibandingkan BO, franchise hargaya jauh lebih mahal. Pun demikian dengan jangka waktu pengembalian modalnya. BO dengan investasi di kisaran Rp 10-15 juta menawarkan pengembalian modal dalam jangka waktu 2-3 bulan saja. Hanya saja investasi kecil ini teryata memiliki risiko yang cukup besar. Tengok saja cukup banyak booth (stan) yang ternyata hanya “nongkrong” di emperan toko tanpa ada akvitas. Berbagai hal menjadi penyebabnya, mulai dari minimnya SDM, adanya dukungan dari franchisor, hingga permbangan yang kurang matang dari pembeli franchise khususnya dari sisi pasar dan kelayakan usaha yang dijalankan. (ayu) KULINER SAMPAI PROPERTI Tabloid Bulanan Bersambung Kehalaman 16........ 23 Maret 2012 pagi hari, tepat pukul 06.00 wita, saat matahari baru saja terbit, suara kulkul dari bale banjar terdengar jelas. Suara kulkul itu menjadi penanda dimulainya Hari Raya Nyepi, peringatan atas Tahun Baru Saka 1934. Selama 24 jam penuh, Bali mendadak menjadi seper pulau “ma”. Segala akvitas dari 3,9 juta jiwa penduduk Bali terhen. Tak ada kendaraan lalu lalang, kecuali untuk keperluan darurat. Tidak ada lampu menyala di jalanan maupun rumah-rumah penduduk. Tidak ada siaran televisi ataupun radio. Hanya beberapa fasilitas umum yang diperbolehkan menyalakan lampu secara minim seper rumah sakit, kantor polisi, maupun hotel. Hotel-hotel masih mendapat dispensasi untuk menyalakan lampu secara minim untuk alasan memberi kenyamanan bagi wisatawan. Seluruh pintu masuk dari dan ke Pulau Bali ditutup, termasuk Bandara Internasional Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, dan sejumlah pelabuhan kecil. Hening selama satu hari penuh merupakan implementasi dari empat pantangan yang wajib dihindari umat Hindu berdasarkan ajaran agamanya yakni ama geni (dak menyalakan api), ama karya (dak bekerja), ama lelungan (dak bepergian), dan ama lelanguan (dak mencari hiburan). “Nyepi adalah saat yang tepat bagi kita melakukan introspeksi diri,” tegas tokoh agama Hindu, Pandita Mpu Jaya Acharyananda. Beberapa ritual juga dilaksanakan umat Hindu jelang Nyepi seper Melas dan Tawur Agung. Pandita Mpu Jaya Acharyananda menegaskan melas memiliki makna simbolis untuk mengingatkan umat Hindu agar bersikap rendah ha dalam menjalani kehidupan. “Melas jangan sebatas KONTRIBUSI NYEPI PADA ALAM Hanya dalam satu hari di Hari Nyepi, Bali menyumbang pengurangan emisi karbondioksida hingga 30,000 ton. Sumbangan yang sangat berar bagi bumi. Jadi inspirasi dunia. FRANCHISE

description

MENCERAHKAN MENGGERAKKAN

Transcript of E TABLOID EDISI 4 2012

Page 1: E TABLOID EDISI 4 2012

April | Tahun 2012 www.tabloidgalangkangin.com ; E-mail:[email protected]

Edisi 04TAHUN II

Rp. 6.000,-Luar Bali Tambah

Ongkos Kirim

Menyusuri sepanjang Jalan Tukad Pakerisan, di kanan dan kiri jalan Anda akan menemui begitu banyak usaha franchise. Mulai dalam

bentuk rombong penjual makanan dalam skala kecil di emperan toko, hingga pasar modern yang menjual berbagai produk secara ritel yang ditata mentereng. Tak kurang dari 30 usaha semacam ini bisa kita temui sepanjang jalan yang hanya beberapa kilometer itu, lagi pula bukan jalan utama.

Belakangan, franchise yang di Indonesia lebih dikenal sebagai waralaba, memang menjamur di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali Bali. Bisnis semacam ini banyak diminati karena biasanya menawarkan sebuah konsep bisnis dengan modal awal yang tak terlampau besar. Rata-rata sebuah bisnis ditawarkan dengan kisaran harga di bawah Rp 10 juta. Di sisi lain bisnis ini juga menjanjikan Break Event Point (BEP) dalam jangka waktu pendek. Biasanya tingkat pengembalian dari sebuah waralaba berada di kisaran 15% dari investasi.

Sampai saat ini sebagian besar bisnis yang dtawarkan merupakan bisnis kuliner, berupa makanan dan minuman. Pasar yang selalu tersedia akibat kebutuhan makan dan minum yang memang selalu ada, menjadi pertimbangan. Makanan dan minuman yang dijajakan juga biasanya lebih banyak pada makanan dan minuman ringan yang relatif mudah disajikan.

Di samping makanan dan minuman, ada berbagai jenis usaha yang potensial untuk dijadikan sebagai waralaba mulai dari otomotif, business service, furniture, konstruksi, property, jasa pendidikan dan pelatihan hiburan dan hobi, penginapan dan travel, computer dan internet, laundry dan kebersihan, kesehatan dan kecantikan, anak dan balita serta retail.

Di Indonesia, franchise diartikan sebagai suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchise tidak sekadar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya.

Hanya saja untuk saat ini di Indonesia banyak terjadi kekeliruan di masyarakat. Business Opportunity (BO) banyak diklaim sebagai franchise, padahal antara keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Kebanyakan BO merupakan sebuah bisnis yang baru dijalankan 2 sampai 3 tahun. Penjualan merek, produk dan sistem biasanya tanpa disertai dengan dukungan jangka panjang.

Memang jika dibandingkan BO, franchise hargaya jauh lebih mahal. Pun demikian dengan jangka waktu pengembalian modalnya. BO dengan investasi di kisaran Rp 10-15 juta menawarkan pengembalian modal dalam jangka waktu 2-3 bulan saja. Hanya saja investasi kecil ini teryata memiliki risiko yang cukup besar.

Tengok saja cukup banyak booth (stan) yang ternyata hanya “nongkrong” di emperan toko tanpa ada aktivitas. Berbagai hal menjadi penyebabnya, mulai dari minimnya SDM, tiadanya dukungan dari franchisor, hingga pertimbangan yang kurang matang dari pembeli franchise khususnya dari sisi pasar dan kelayakan usaha yang dijalankan. (ayu)

KULINER SAMPAI PROPERTI

Tabloid Bulanan

Bersambung Kehalaman 16........

23 Maret 2012 pagi hari, tepat pukul 06.00 wita, saat matahari baru saja terbit, suara kulkul dari bale banjar terdengar jelas. Suara kulkul itu menjadi penanda dimulainya Hari Raya Nyepi, peringatan atas Tahun Baru Saka 1934.

Selama 24 jam penuh, Bali mendadak menjadi seperti pulau “mati”. Segala aktivitas dari 3,9 juta jiwa penduduk Bali terhenti. Tak ada kendaraan lalu lalang, kecuali untuk keperluan darurat. Tidak ada lampu menyala di jalanan maupun rumah-rumah penduduk. Tidak ada siaran televisi ataupun radio. Hanya beberapa fasilitas umum yang diperbolehkan menyalakan lampu secara minim seperti rumah sakit, kantor polisi, maupun hotel. Hotel-hotel masih mendapat dispensasi untuk menyalakan lampu secara minim untuk alasan memberi kenyamanan bagi wisatawan.

Seluruh pintu masuk dari dan ke Pulau Bali ditutup, termasuk Bandara Internasional Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, dan sejumlah pelabuhan kecil. Hening selama satu hari penuh merupakan implementasi dari empat pantangan yang wajib dihindari umat Hindu berdasarkan ajaran agamanya yakni amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mencari hiburan).

“Nyepi adalah saat yang tepat bagi kita melakukan introspeksi diri,” tegas tokoh agama Hindu, Pandita Mpu Jaya Acharyananda.

Beberapa ritual juga dilaksanakan umat Hindu jelang Nyepi seperti Melasti dan Tawur Agung. Pandita Mpu Jaya Acharyananda menegaskan melasti memiliki makna simbolis untuk mengingatkan umat Hindu agar bersikap rendah hati dalam menjalani kehidupan. “Melasti jangan sebatas

KONTRIBUSI NYEPIPADA ALAM

Hanya dalam satu hari di Hari Nyepi, Bali menyumbang pengurangan emisi karbondioksida hingga 30,000 ton.

Sumbangan yang sangat berarti bagi bumi. Jadi inspirasi dunia.

FRANCHISE

Page 2: E TABLOID EDISI 4 2012

2 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

EDITORIAL

Bisnis makanan cukup diminati. Koperasi Wanita Bali Krya Pertiwi melirik peluang ini.

Bertempat di kantor Koperasi Wanita Bali Krya Pertiwi, 3-4 Maret 2012 lalu, digelar pelatihan pembuatan ayam betutu secara tradisional. Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar Luh Gede Hariasih, SH, MSi. diikuti oleh 20 orang anggota.

Pelatihan ini diadakan dalam rangka meningkatkan kewirausahaan ibu-ibu anggota koperasi wanita tersebut. Pelatihan diberikan oleh para narasumber dari : Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar dengan materi tentang perkoperasian secara umum dan kewirausahaan secara kooperatif, Dinas Kesehatan dengan materi tentang kebersihan lingkungan dan pengolahan makanan secara hygienis, Perwakilan dari ICA Bali dengan materi pengenalan/pengolahan makanan tradisional Bali agar bisa go internasional. Narasumber berikutnya dari Perwakilan Klinik KUKM dengan materi manajemen sederhana kewirausahaan. Sementara instruktur pelatihan praktek pembuatan ayam betutu, diisi oleh Ibu Tjok Adnyani.

Team Redaksi Galang KanginDiterbitkan oleh: KSU Kharisma Madani Badan Hukum No.36/BH/DISKOP.PKM/IV/2006

- Pembina & Penasihat : Drh. Komang Suarsana, M.MA, Legawa Partha - Pimpinan Redaksi : I Gede Sumartana - Redaktur Pelaksana : I Gede Luhur Budiharta - Team Redaksi : Ni Komang Erviani, Kecuk Priambada, Nyoman Sarna, SE, Gusti Ayu M. Eka Putri

- Tata Letak : Ketut Rumiarsa - Photografi & dokumentasi : I Nyoman Sudarma, SE, Agus Gita Saputra - Administrasi Umum : Putu Sri Mulyani, SE - Sirkulasi & Distribusi : I Made Agus Antara, I Kadek Joni Artha, SE, I Gede Ardhi Saputra, SE,

I Made Surya Dharma, Agus Gita Saputra - Administrasi Sirkulasi : Agus Gita Saputra - Teknologi informasi : I Gede Dedy Wijaya, ST, Eka Yudi- Marketing : H. Husni Abdulah, Dadang Saktiono, Djoko Riyanto - Periklanan : KSU Kharisma Madani KCP Pakerisan

Email : [email protected] Redaksi: Jln. Bedugul No.1 Sidakarya - Denpasar Selatan Telp:(0361) 727734 Email: [email protected]

Kritik dan Saran yang bersifat membangun bisa dilayangkan ke alamat email kami

Galang Kangin

Banyak orang yang mendambakan punya usaha sendiri. Namun tak semua orang mampu mewujudkannya. Untuk terjun ke dunia usaha, tidak cukup hanya bermodalkan uang dan

keberanian saja. Pemahaman akan membangun sistem usaha mutlak diperlukan. Si pelaku usaha juga harus mengubah pola pikirnya, dari pola pikir seorang pekerja ke pola pikir seorang wirausaha. Jika tidak, usaha yang dibangun tidak akan berkembang dan mandiri. Alih-alih membangun usaha dengan tujuan bebas dari rutinitas kerja, justru sebaliknya terjebak dalam rutinitas yang sama dengan ilustrasi yang berbeda. Dengan kata lain, si pelaku usaha hanya pindah lapangan pekerjaan saja. Karena usahanya baru berjalan ketika si pelaku terlibat di dalamnya. Jika tidak, maka usahanya akan terhenti.

Kondisi ini memberikan peluang kepada para pelaku usaha yang sudah berjalan dan berkeinginan mengembangkan merek dagangnya. Adanya keinginan masyarakat untuk memiliki usaha serta kebutuhan modal untuk mengembangkan usaha memunculkan pasar. Maka munculah bentuk kerja sama dengan menawarkan sistem usaha yang sudah berjalan kepada para pemodal yang ingin mempunyai usaha namun tidak mampu membangunnya. Bentuk kerja sama ini dikenal dengan istilah waralaba.

Waralaba menawarkan banyak kemudahan bagi khususnya pengusaha pemula. Namun, bagaimana kiat-kiat dalam memilih dan membeli waralaba? Apakah yang harus dipahami ketika membeli sebuah merek dagang yang dijual secara waralaba? Dan apa syarat suatu merek dagang bisa dijadikan waralaba? Khusus untuk edisi April, redaksi menyajikan seluruh seluk-beluk usaha waralaba. Pemaparan Raul Haidin, seorang Franchisor & Consultant Franchise, bisa memberi gambaran yang jelas bagi pembaca yang ingin menginvestasikan modalnya ke dalam usaha waralaba. Di samping itu, pemaparan dari para pelaku juga layak untuk disimak.

Untuk profil koperasi, edisi April redaksi menampilkan Koperasi Sari Rejeki dan KSP Karna. Koperasi Sari Rejeki, beranggotakan para perajin bambu di Banjar Pucangan, Desa Kayubihi, Bangli. Bagaimana kiat mereka dalam mengatasi persaingan bisnis dan merambah pasar bagi anggotanya, I Nengah Suwirya, Ketua Koperasi Sari Rejeki mencoba untuk berbagi kiat. Sementara I Made Sukadana Fajar, Ketua KSP Karna yang beralamat di jalan Sudamala, Sanur, berbagi kisah tentang upayanya dalam menggerakkan generasi muda untuk berkoperasi. Serta usaha-usaha yang dilakukan dalam merangkul dan melibatkan para anggota keluarga dan menjadikan mereka sebagai aset koperasi.

Rubrik Seni Budaya edisi ini mencoba mengkaji dampak Hari Raya Nyepi. Tradisi perayaan pergantian Tahun Caka yang unik tersebut ternyata memberikan dampak yang sangat positif terhadap bumi. Bahkan bisa dijadikan gerakan nyata bagi penyelamatan bumi. Masih ada rubrik profil dari beberapa tokoh serta beberapa artikel agrobis yang layak untuk disimak. Dan akhir kata, tak lupa segenap tim redaksi Tabloid Galang Kangin mengucapkan Selamat Tahun Baru Caka 1934.

Editorial

PELATIHAN MEMBUAT AYAM BETUTU

LABA WARALABA

Page 3: E TABLOID EDISI 4 2012

3 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Geliat

Makin mendekatkan diri dengan konsumen, PT KIA Mobil Indonesia kembali menggelar event test drive KIA on tour 2012. Dalam test drive ini, KIA memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mencoba, merasakan berkendara dengan kendaraan-kendaraan KIA

terbaru.Dodi Dikariawan, General Manager PT Mobil Nasional Intim menjelaskan,

test drive yang dilakukan di Mall Bali Galeria 10-11 Maret 2012 merupakan bagian dari tour nasional yang diselenggarakan di 8 kota besar di Indonesia. Saat test drive, pengunjung dapat mencoba produk andalan KIA seperti All New Sportage, All New Picanto dan All New Rio.

“Test Drive KIA on tour 2012 bertujuan sebagai public awareness akan varian-varian mobil KIA yang dipasarkan di Indonesia. Acara ini buan semata untuk penjualan, tetapi lebih pada mengedukasi masyarakat untuk bisa mencoba dan mengenal produk kami,” ujarnya. Masyarakat yang mengikuti test drive juga diberikan hadiah langsung dan juga diberi kesempatan untuk mendapatkan hadiah grand prize.

Untuk Bali, Dodi mengungkapkan animo masyarakat sangat tinggi. Pada pelaksanaan hari pertama tercatat 260 orang yang melakukan test drive. Bahkan 32 di antaranya langsung melakukan pemesanan. Sementara untuk hari kedua ditargetkan test drive 500 pengunjung. “Di Bali sendiri kami yang pertama melakukan event semacam ini,” kata Dodi.

Dodi mengakui pasar mobil Indonesia termasuk Bali memang masih dikuasai mobil-mobil pabrikan Jepang. Akan tetapi KIA yang merupakan produk Korea dan baru masuk ke Indonesia sekitar 12 tahun lalu, ternyata sangat diminati olah masyarakat. Salah satunya pada jenis City Car (Picanto) yang menjadi salah satu produk andalan KIA, bahkan telah mengungguli merk lain yang sejenis. Ini dikarenakan KIA menawarkan produk yang didukung dengan teknologi yang irit bahan bakar. Tentu ini akan menjadi keunggulan tersendiri terlebih jika memang terjadi kenaikan harga BBM.

Keunggulan dari produk-produk KIA dibuktikan dengan diberikannya penghargaan kepada beberapa produk KIA, mulai dari All New Picanto yang berhasil meraih penghargaan Best Engine 900-1200 cc (Car and Tuning Guide Award 2011) dan All New Sportage yang meraih Best Features, Design and Value/Best Exsterior Design (Car and Tuning Guide Award 2011). Kia juga memiliki produk yang mampu menyasar semua kelompok usia mulai dari Picanto dan Rio untuk kalangan muda hingga Sportage untuk kalangan yang lebih mapan. (ayu)

Pemerintah mulai melirik usaha pedagang kaki lima (PK5) sebagai salah satu sektor usaha yang prospektif. Melalui Program

Pemberdayaan PK5 yang diluncurkan secara nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 8 Maret lalu, Kementerian Koperasi dan UKM menjaring para wirausaha muda yang mengembangkan usaha kaki lima. Peluncuran program tersebut digelar dalam rangkaian acara Peringatan Gerakan Kewirausahaan Nasional yang dipimpin langsung Presiden SBY dari SME’s Tower Jakarta, diikuti secara online melalui sistem teleconference dari Denpasar, Makassar, dan Semarang.

Peringatan yang mengambil tema ‘Sejahterakan Rakyat Dengan Kewirausahaan’ ini di Bali diisi dengan laporan dari Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali Dewa Nyoman Patra, SH, MM., dan motivasi dari Pimpinan Bank Indonesia Denpasar Jeffry Kairupan. Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan secara simbolis sertifikasi untuk 825 pengelola koperasi di seluruh Bali.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengungkapkan, Bali secara geografis sangat sempit dan dihuni oleh sekitar 3,9 juta penduduk. Padatnya jumlah penduduk menyebabkan persaingan usaha, persaingan pencari kerja dengan lapangan kerja yang terbatas. Di samping itu menurut Pastika, pariwisata Bali sendiri memberikan kesempatan UMKM untuk berkembang di Bali mengingat Bali sendiri tidak memiliki SDA.

“Saya setuju adanya program pemberdayaan pedagang kaki lima, tapi jangan puas terus menjadi pedagang kaki lima apalagi mengganggu jalan raya,” kata Pastika. Ia berharap setelah menjadi pedagang kaki lima, mereka berusaha meningkatkan diri sehingga menjadi

wirausaha yang mandiri. “Tidak boleh terus menjadi pedagang kaki lima, tapi harus menjadi pedagang besar. Pedagang kaki lima setahun saja, selanjutnya pada tahun berikutnya harus berkembang menjadi pedagang besar,” ujarnya.

Untuk menjadi wira usahawan sejati, pesan Pastika, harus memiliki keberanian sehingga nantinya bisa menciptakan lapangan kerja baru. Dengan menciptakan lapangan kerja baru maka kesejahteraan akan terwujud bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Pemerintah Provinsi Bali tak henti-hentinya berupaya memasyarakatkan dan membudayakan gerakan kewirausahaan di kalangan generasi muda, termasuk masyarakat kampus. “Pemuda, terlebih para sarjana sebagai cendekiawan, harus mempunyai keberanian dan strategi untuk meraih masa depan yang lebih cerah melalui usaha sendiri,” ujarnya.

Pemimpin Bank Indonesia wilayah Denpasar Jeffery Kairupan menambahkan, kegiatan wirausaha sangat penting diberdayakan dalam rangka menekan angka pengangguran di Bali. “Selain untuk menekan angka pengangguran terbuka yang sampai saat ini berjumlah sekitar 36 ribu orang, juga guna menjawab tantangan kondisi ekonomi sekarang yang memasuki era baru,” tegasnya.

Menurut Jeffery, akibat krisis ekonomi global membuat uang yang diinvestasikan oleh pemilik modal di Eropa, China dan Amerika Serikat menggantung atau mencari sasaran baru. Sedangkan, tambah dia, pada saat yang sama Indonesia mengalami kenaikan kinerja rating atau “invesment grade”, dapat diduga uang yang menggantung tersebut akan masuk ke Tanah Air, termasuk ke Provinsi Bali. “Jadi kita harus bersiap-siap,” tegasnya. (viani)

PK5 BERBUDAYA

Test Drive KIA on Tour 2012MENJAJAL KEUNGGULAN TEKNOLOGI KIA

Page 4: E TABLOID EDISI 4 2012

4 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Pada dasarnya franchise merupakan duplikasi usaha yang sudah sukses dari sisi financial dan sistem untuk dipasarkan,

digunakan dan dijalankan orang lain. Jadi, jika sebuah usaha belum sukses baik secara financial maupun system, usaha tersebut tak bisa dijadikan franchise.

Sesuai PP No. 42 tahun 2007 tentang waralaba, sebuah usaha baru bisa dijadikan sebagai waralaba jika telah berjalan selama lima tahun. Usaha ini telah melalui berbagi proses. Dari segi sistem sebuah usaha waralaba memiliki sistem auto pilot, artinya ada atau tidak adanya pemilik, usaha tetap berjalan.

Hanya saja selama ini masyarakat Indonesia termasuk Bali banyak yang keliru membedakan antara waralaba ataukah sekadar business opportunity (BO). Ini juga terjadi akibat ulah para pengusaha sendiri yang langsung menyatakan bisnisnya sebagai waralaba. Padahal antara kedua hal ini terdapat perbedaan yang sangat besar. Bahkan jika tidak berhati-hati, si pembeli akan menderita kerugian.

Keberadaan business opportunity yang mengklaim dirinya sebagai waralaba sangat merugikan para pebisnis waralaba. Tak hanya itu, pembeli merek juga rentan mengalami kerugian secara financial akibat membeli sebuah bisnis yang belum teruji kelayakan sistemnya.

Jika dibandingkan antara BO dan franchise, BO terasa lebih menggiurkan.

BO biasanya ditawarkan dengan harga paket yang lebih murah tanpa perlu membayar franchise fee ataupun royalty. Rata-rata harga paket yang ditawarkan di bawah Rp 10 juta dan pembeli telah bisa mendapatkan booth (rombong ) beserta produk.

Ini tentu sangat berbeda dengan waralaba dimana seorang pembeli merek harus membayar franchise fee juga harus membayar royalty. Waralaba juga memiliki sistem yang jauh lebih rumit karena jenjangnya memang lebih tinggi.

Meski BO biasaya disertai dengan SOP (standard operational proccedure), akan tetapi perlakuan yang diterima pembeli BO dan pembeli franchise akan berbeda. BO biasanya bersifat beli lepas, karenanya pembeli tak akan mendapatkan continues support dari pemilik brand. Mereka biasanya cuma jual rombong dan produk. Sementara Franchise memiliki standar tertentu dalam penjualan brand-nya. Untuk menjaga kelangsungan bisnis pembeli merk, biasanya mereka menggunakan sistem radius. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perebutan pasar.

Perlakuan semacam ini dilakukan karena franchisor (penjual franchise) lebih bersifat brand oriented dan bukan money oriented. Mereka merasa sangat berkepentingan dengan keberlangsungan usaha si pembeli merek. Sebelum dilakukan penjualan biasanya terlebih dahulu dilakukan survei. Pemilik outlet

Sajian Utama

SUKSES DULUBARU FRANCHISE

yang telah membeli merek sebelumnya juga bisa mengajukan complain jika merasa dirugikan dengan pembukaan outlet baru.

Jenjang Bisnis TertinggiSebuah usaha biasanya

berkembang dari sebuah usaha rumahan dan selanjutnya menjadi business ownership. Dalam bentuk ini biasanya sebuah usaha telah memiliki tempat tersendiri dan juga perizinan. Pada tahap selanjutnya bisnis akan berkembang menjadi business opportunity. Dan setelah itu bisnis baru bisa menjadi bisnis waralaba sebagai tingkatan bisnis yang tertinggi.

Sebuah usaha yang akan diwaralabakan di samping harus berjalan minimal lima tahun juga harus memiliki minimal 3 cabang di daerah yang berbeda. Ini untuk menguji apakah sistem yang dimiliki telah memenuhi standar franchise ability.

Jika ingin mengembangkan usaha franchise sebagai langkah awal, jalanilah usaha dengan sebaik-baiknya selama 4,5 tahun pertama. Sambil jalan jangan lupa menyiapkan segala perizinan. Jangan lupa juga untuk mendaftarkan merek. Secara perlahan siapkanlah sistem, untuk lebih meyakinkan mintalah jasa konsultan.

Semua usaha memiliki peluang untuk dijadikan franchise. Satu syarat penting yang harus dipenuhi yakni usaha tersebut menguntungkan. Semua bisnis bisa di-franchise-kan selama memiliki pasar. Hanya usaha yang tak ada pasar yang tak bisa. Semua bisnis menjanjikan untuk dijadikan sebagai waralaba. Tergantung bagaimana perlakuan yang diberikan terhadap bisnis bersangkutan.

Bagi franchisor, berbagai keuntungan bisa didapat dengan menjual mereknya. Pertama, brand menjadi jauh lebih terkenal. Kedua, penjual produk akan menjadi lebih baik. Ketiga, eksploitasi HAKI menjadi lebih dihargai. Keempat, ekspansi pasar lebih mudah dilakukan tanpa perlu mengeluarkan dana. Dan kelima, passive income yang luar biasa seiring dengan pertumbuhan outlet.

Resiko 0% Jika ingin membeli franchise ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, lihat dulu brand yang akan dibeli, apakah telah cukup dikenal dan memiliki pasar. Kedua, kenali sistem waralaba yang ingin dibeli. Untuk lebih meyakinkan pembeli bisa mendatangi 2 atau 3 outlet brand yang bersangkutan. Lakukan survei dan hitung BEP-nya. Semakin banyak outlet yang dimiliki maka akan semakin mahal harga sebuah franchise.

Ada berbagai keuntungan yang bisa didapat oleh seorang pembeli franchise. Pertama, akan didapat sebuah sistem yang telah teruji. Kedua, didapat brand atau merek dari franchisor yang biasanya telah dikenal sebelumnya. Dan ketiga, dari sisi perhitungan kerugian risikonya hampir 0%. Ini dikarenakan usahanya sendiri telah memiliki sistem yang teruji kelayakannya.

Memang jika dibandingkan dengan BO, franchise memerlukan investasi yang lebih besar. Akan tetapi

Franchise bisa menjadi satu alternatif bagi pemilik modal yang ingin menginvestasikan uang yang dimiliki. Akan tetapi sebelum memutuskan membeli sebuah franchise, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pemahaman yang benar tentang franchise perlu dimiliki agar si pembeli franchise tak mengalami kerugian.

ini akan berimbang dengan hasil yang didapat dan minimnya risiko yang harus ditanggung. Franchise memang bersifat high cost, high return. Franchise dengan kisaran harga di bawah Rp 500 juta BEP-nya berkisar antara 1-2 tahun. Sementara yang harganya di kisaran Rp 500 juta – Rp 1 miliar BEP-nya antara 2-3 tahun.

Franchise bisa menjadi sebuah pilihan usaha bagi mereka yang memiliki modal akan tetapi tak memiliki ide bisnis baru dan tak mau menanggung risiko yang terlalu besar dari investasinya. Selama ini risiko kerugian akibat franchise hanya sekitar 5%, itupun lebih akibat perlakuan yang salah terhadap usaha yang dijalankan. Membeli franchise jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun usaha dari awal

Dalam sebuah usaha, membangun merek memang menjadi investasi yang paling mahal, akan tetapi jika kita membeli franchise, kita langsung mendapatkan merek yang telah dikenal secara luas. Franchise juga memberikan setidaknya tiga pilihan bagi pengusaha, mereka bisa terlibat 100% dalam usahanya, mereka juga bisa terlibat sebagian atau bahkan tak terlibat sama sekali dan tinggal menunggu profit saja. Ini dikarenakan franchise telah memiliki sistem auto pilot. (ayu)

Raul HaidinFranchisor & Consultant Franchise

Raul Haidin

Page 5: E TABLOID EDISI 4 2012

5 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Sajian Utama

BUKAN SEKADAR “FRANCHISE FEE”bagi calon investor untuk membelinya.

Kedua, memastikan bahwa franchisee bisa berhasil. Artinya, usaha yang dibangun oleh franchisor sangat menguntungkan dan trendnya memperlihatkan kinerja penjualan yang terus meningkat. Jangan sampai niatan Anda hanya sekadar untuk mendapatkan franchise fee atau menerapkan target jangka pendek tanpa mempertimbangkan faktor franchisee.

Ketiga, bisnis tersebut bisa dioperasikan oleh investor. Anda atau staf Anda harus bisa melatih calon investor untuk menjalankan usaha tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Keempat, Anda harus punya petunjuk manual untuk semua operasi usaha, baik harian, mingguan dan

Franchise sejatinya bukan sesuatu yang baru. Hanya saja di Indonesia bentuk usaha ini baru menjadi trend sejak

beberapa tahun belakangan ini. Sejatinya setiap usaha memiliki peluang untuk dijadikan sebagai franchise. Hanya saja ternyata tak semua pengusaha mampu menjadikan usahanya sebagai franchise.

Jika Anda pengusaha yang ingin menjadikan bisnis anda sebagai franchise, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga usaha Anda layak untuk dijadikan franchise. Pertama, usaha yang Anda bangun harus sukses dalu. Ukuran sukses tidak hanya dalam hitungan bulan. Paling tidak, franchisor perlu membuktikan masa sukses usahanya dalam tiga tahun terakhir. Kurang dari itu, belum menjadi alasan

Meski banyak franchise berkembang di Bali, ternyata sebagian besar pengusaha hanya menjadi franchisee dan bukannya franchisor. Di Indonesia sendiri ada lebih dari 2 ribu BO dan franchise. Dari jumlah itu baru satu yang berasal dari Bali yakni British 5. Hal yang sama juga

terjadi pada BO, hanya satu BO yang berasal dari Bali, yakni Edam Burger. Demikian diungkapkan franchisor yang juga consultant franchise Raul Haidin.

“Saat ini kami sedang menggagas gerakan Bali Go franchise. Di Bali ada begitu banyak pengusaha yang bagus dengan bisnis yang prospektif untuk dikembangkan. Hanya saja ternyata minim sekali yang dikembangkan sebagai franchise ataupun BO,” ujarnya.

Kendala yang selama ini dihadapi oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya sebagai franchise yakni bagaimana membuat sistem yang bisa diandalkan. Untuk menghasilkan sebuah sistem yang teruji, diperlukan seorang konsultan franchise yang sampai saat ini jumlahya sangat terbatas di Indonesia.

“Tidak semua orang bisa membuat sistem, karenanya diperlukan jasa konsultan franchise. Saat ini di Indonesia hanya ada 18 orang konsultan yang biasanya terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Jogjakarta dan Surabaya. Sementara di Bali hanya ada 1 orang konsultan” jelasnya.

Diakui memang untuk menciptakan sebuah sistem yang bisa diandalkan memang diperlukan biaya yang tidak sedikit. Sekali konsultasi biasanya seorang pengusaha harus merogoh kocek hingga Rp 50 juta. Sebuah sistem biasanya memerlukan delapan bulan pengerjaan.

Hanya saja jika dibandingkan dengan hasil yang didapatkan, tentu hal ini sangatlah sepadan. Raul mencontohkan British 5 yang bergerak dalam bidang pendidikan. Pada awal menjadi franchise dijual di kisaran harga Rp 20 juta, saat ini telah dijual dengan harga Rp 70 juta. Peningkatan harga ini akan selalu mengikuti pertumbuhan jumlah outlet. Maka bisa dibayangkan berapa passive income yang bisa didapat oleh seorang pengusaha franchise.

Di samping akibat minimnya consultant franchise di Bali, kurang berkembangnya franchisor di pulau dewata ini juga dikarenakan minimnya dukungan pemerintah. Kementerian perdagangan memang kerap melaksanakan event-event pelatihan waralaba. Hanya saja Bali tak pernah menjadi tempat penyelenggaraan. Pelatihan seringkali hanya dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogjakarta dan Medan.

Raul menilai pemerintah memang sangat perlu memberikan perhatian terhadap pertumbuhan waralaba di Indonesia. Jika tidak diantisipasi, Indonesia akan hanya berhenti sebagai pasar francise tanpa diimbangi pertumbuhan franchisor yang memadai.

“Di samping pendidikan kewirausahaan, seharusnya juga diberikan pendidikan tentang franchise atau waralaba. Dengan hal ini maka anak muda yang ada di Indonesia bukan hanya diajari bagaimana membangun sebuah usaha tetapi juga bagaimana mengembangkan usahanya sehingga mampu memasuki pasar global,” imbuhnya. (ayu)

bulanan. Tujuannya, agar franchisee bisa menjalankan usaha tersebut sesuai petunjuk manual secara sistimatis seperti yang Anda lakukan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Kelima, produk yang Anda jual harus punya daya tarik pasar dalam jangka waktu yang panjang. Sejumlah produk memiliki lifecircle yang sangat pendek, terutama untuk produk-produk fesyen. Anda harus memikirkan konsep produk sehingga bisa bertahan lama di pasaran. Karena itu, produk Anda harus punya differensiasi atau keunikan tersendiri.

Keenam, bisa dijalankan di berbagai tempat. Artinya, usaha tersebut bisa dijalankan di berbagai tempat sesuai dengan persyaratan usaha dan bisa dipindahkan lokasinya ke tempat lain,

termasuk juga ke luar negeri.Ketujuh, usaha Anda harus punya

potensi pasar yang cukup agar bisa dinikmati oleh para franchisee. Dalam hal ini, franchisee juga harus bisa meraih laba yang wajar setelah menyetorkan modal pertamanya untuk pendirian usaha. Jangan sampai margin yang ditarik franchisor terlalu tinggi sehingga merugikan franchisee.

Kedelapan, usaha tersebut sudah didaftarkan dengan nama atau mereknya. Ini harus dilakukan tidak hanya untuk melindungi usaha Anda, tetapi juga para franchisor yang menggunakan merek Anda. Terakhir, sebagai franchisor Anda harus punya SDM dan sumber dana yang memadai untuk men-support usaha Anda ke depan.

DUKUNGAN SISTEM YANG TERUJI

Page 6: E TABLOID EDISI 4 2012

6 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Bisnis franchise (waralaba) menjadi makin popular di masyarakat dalam beberapa tahun

belakangan ini. Tak hanya di perkotaan, bisnis waralaba kini juga mulai hadir di pedesaan dengan bentuk produk beragam. Mulai dari makanan dan minuman rumahan seperti es teh, cemilan berbahan ketela, atau pisang goreng, sampai makanan modern sekelas burger, hot dog, tempura, dan lainnya.

Pasti banyak yang bertanya, apa sebenarnya untung berbisnis waralaba? Kalau sekadar untuk berjualan es teh, ketela goreng, pisang goreng, kenapa harus menggunakan waralaba? Apakah tidak cukup membangun usaha makanan dengan menciptakan resep yang enak dan memasarkannya? Bukankah bisnis franchise membuat kita harus membayar biaya ekstra sebagai royalty, di luar investasi utama seperti menyiapkan tempat dan barang modal lainnya?

“Dengan bisnis franchise, kita seperti menjalankan bisnis yang sudah dikenal public. Karena produknya sudah memiliki brand yang dikenal, tinggal lebih gencar mempromosikannya,” begitu jelas salah seorang pebisnis franchise di Bali, Adhita Natalina.

Selain itu, membangun usaha makanan dari nol menurutnya bukan hal mudah.

“Kalaupun kita punya

resep yang enaknya luar biasa, sepintar apapun kita memasak, tidak mudah memasarkannya. Apalagi kalau membangun usaha dan merk sendiri, kita perlu buat standar, memerlukan perijinan Badan POM, dan lain lain dan lain lain. Ribet. Kalau pakai franchise, semuanya jadi lebih simple,” tegasnya.

Sehari-hari, Adhita mengelola bisnis franchise Oto Bento, sebuah usaha makanan khas jepang “Japanese Food Restaurant “ di Jalan Serma Jodog, Denpasar, Bali. Di lokasi yang sama, juga bergabung sejumlah pengusaha makanan dan minuman seperti Warung Paon, Semerbak, dan lainnya. “Konsep

Sajian Utama

dasar kami adalah membangun sebuah foodcourt, memadukan semua selera dalam satu tempat,” ujar Manager Fortuna Food Court itu berpromosi.

Fortuna Food Court mulai merintis usaha makanan dan minuman sejak akhir tahun 2011 lalu dengan franchise Oto Bento di lokasi yang sangat dekat dengan kampus Universitas Udayana, Jl. Jenderal Sudirman, Denpasar. Baru pada awal tahun ini, pihak manajemen mengembangkan usahanya menjadi sebuah food court. “Kami sengaja menggabungkan berbagai jenis makanan, supaya pengunjung punya banyak alternatif makanan dan minuman. Kalau hanya satu jenis makanan, saya khawatir mereka bosan,” Adhita menegaskan.

Apa Oto Bento?Oto Bento merupakan sebuah franchise yang

bergerak di bidang usaha makanan khas jepang yang dibuat dari bahan daging sapi, ayam, telur, ikan, udang, rajungan, sayuran, bumbu dan rempah-rempah pilihan yang berkualitas tinggi tanpa bahan pengawet. Oto Bento Japanese Food Restaurant Berdiri sejak tahun 2002 dengan sertifikat merk dari Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia. Usaha yang berkantor pusat di Bogor, Jawa Barat ini, sekarang sudah memiliki cabang di sejumlah daerah seperti Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Sumatera, Sulawesi, Bali, dan lainnya.

Untuk menjalankan bisnis franchise Oto Bento, jelas Adhita, pihaknya wajib membayar dana sekitar Rp 40 juta untuk masa lima tahun. Dengan dana tersebut, pihaknya sudah mendapat berbagai peralatan masak standar Oto Bento, perlengkapan rak, maupun interior. “Termasuk banner, interior ruangan, dan lain-lain, semua kita dapat dalam bentuk jadi. Termasuk beberapa porsi makanan gratis untuk dua minggu masa promosi di awal pembukaan,” ujarnya.

Selain membayar royalty dan lain lain, kata dia, pengusaha juga wajib untuk terus memenuhi standar yang dimiliki Oto Bento. “Proses memasak harus melalui standarisasi tertentu, agar rasa, ukuran, dan lain-lain tidak berubah,” tegasnya, sembari menyebut pihak Oto Bento seringkali melakukan sidak dadakan untuk memastikan pengusaha benar-benar memenuhi standarnya.

“Kalau tidak ada pengawasan, dikhawatirkan pengusaha tidak memenuhi standar. Kalau itu terjadi,

dapat merusak image keseluruhan merk.

Orang akan kapok makan di Oto Bento,” tambahnya.

MenguntungkanPihak franchise, kata

dia, menjanjikan bahwa dana yang diinvestasikan akan bisa mencapai break even poin

segera dalam setahun atau lebih. “Tapi semuanya tentu saja tergantung pada usaha

kita. Kalaupun ada brand kuat, tapi kita tidak serius melakukan

promosi, percuma,” tegas Adhita.Menurutnya, meskipun Oto

Bento sudah dikenal, namun upaya promosi tetap wajib dilakukan.

Karenanya, ia mencoba melakukan promosi melalui media massa. “Agar masyarakat Bali tahu bahwa ada Oto Bento di Bali,” katanya.

Ia menyebut, sebagian besar konsumen yang datang saat ini justru berasal dari daerah-daerah di luar Bali seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta. “Brand yang sudah kuat cukup menguntungkan. Kalau ada orang Jakarta, Surabaya atau Bandung ke sini, mereka biasanya cari Oto Bento,” ungkapnya bangga.(viani)

Adhita Natalina

Sudah Dikenal, Tinggal Dipromosikan

Page 7: E TABLOID EDISI 4 2012

7 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Sajian UtamaFRANCISE

LANGKAH AMAN BAGI PEMULA

Awalnya, Desak Ari Susanti tak sedikitpun ingin berbisnis. Akan tetapi saat membelikan anaknya salah satu produk teh dalam kemasan, ia kepincut bisnis. Bagaimana ceritanya? “Saat membelikan

anak saya teh saya melihat outletnya ramai sekali. Saat saya coba produknya juga enak. Dari sini saya mulai terarik dan mencoba mencari informasi tentang bisnis ini,” ujarnya.

Ari Susanti menjadi semakin tertarik saat mengetahui untuk memulai membuka sebuah oulet dari salah satu perusahaan teh besar di Indonesia ini ia tak memerlukan dana besar. Perempuan yang juga berprofesi sebagai dokter gigi ini menceritakan pada tahun 2009 saat membeli franchise ini untuk pertama kali ia hanya membayar Rp 5,8 juta.

Dengan modal di bawah 6 juta ia telah mendapatkan booth, produk serta peralatan yang diperlukan untuk berjualan. Pembukaan outlet pertamanya mendapat respon yang sangat baik hingga tak perlu waktu lama bagi Ari Susanti untuk berkembang. Setelah satu bulan pembukaan outlet pertamanya ia bisa membuka outlet kedua. Hingga saat ini ia telah memiliki lima outlet yang bukan hanya ada di seputaran Denpasar, tetapi higga Blahkiuh, Badung

hingga Tabanan. “Basic saya bukan bisnis, ini yang menjadi salah satu

pertimbangan saya membeli franchise. Dengan membeli bisnis semacam ini saya tak memerlukan modal yang

sangat besar. Jadi kalau terjadi sesutau saya tak akan rugi terlalu besar,” tuturnya.

Adanya sistem yang mengatur serta proteksi terhadap pembeli merek juga menjadi pertimbangannya untuk membeli franchise. Franchise yang dibelinya mengatur radius untuk

pembukaan outlet baru. Ini dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap

pengusaha yang telah membeli merek.Pihak franchisor juga selalu

memantau perkembangan franchisee. Mereka kerap melakukan pengecekan

jika melewati outlet untuk mengetahui kekurangan, sehingga bisa dilakukan perbaikan. Jika ada franchisee yang melayangkan keluhan, perusahaan franchisor juga dengan cepat menanggapi, termasuk jika ada keluhan tentang pembukaan outlet baru yang terlalu dekat.

Pilihan dijatuhkan pada produk minuman oleh Ari Susanti dengan pertimbangan masyarakat memerlukan minuman setiap hari tanpa ada batasan usia. Dengan demikian pasar tersedia secara luas. “Setiap hari orang perlu minuman. Produk yang saya jual juga dari perusahaan besar, bahan-bahan yang digunakan jelas dan terjamin. Pasar utama saya anak-anak sekolah, jadi harus sehat dan bahannya jelas. Karena tahu apa yang saya jual berkualitas, para orangtua juga turut mendukung,” jelasnya.

Di samping dengan produk yang berkualitas, pilihan tempat juga menurut Ari menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis. Ari menceritakan sebelum membuka outlet ia biasnya melakukan survei untuk mengetahui kelayakan tempat seperti ketersediaan tempat parkir. Di samping itu daya beli masyarakat sekitar juga menjadi salah satu pertimbangannya.

Tak hanya itu. Ia juga tak segan-segan untuk terjun langsung dalam bisnisnya. Bukan hanya untuk memanage para karyawan yang bekerja di tempatnya, ia bahkan terjun langsung untuk berjualan. “Jika ingin maju jangan gengsi untuk ikut berjualan, mungkin saat pertama terasa aneh, akan tetapi lama-kelamaan terasa sangat mengasyikkan,” ujarnya.

Bisnis semacam ini bukan tanpa kendala. Setidaknya itu pengakuan jujur Ari Susanti. Sumber daya manusia menjadi masalah utama yang selama ini kerap dihadapi, di samping kondisi cuaca yang rentan menurunkan omzet penjualannya. “Selama ini ternyata kami sulit mendapat orang yang memang mau bekerja dengan serius. Biasanya omzet juga akan turun jika musim hujan atau liburan karena pasar utama kami anak sekolah. Jika sekolah libur omzet akan turun gratis. Tetapi bisnis semacam ini tetap bisa menjadi pilihan bagi pemula,” imbuhnya. (ayu)

Desak Ari Susanti

Page 8: E TABLOID EDISI 4 2012

8 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

ProfilErfian Zufri Eddy, SE

Dari Narkoba, Nyamuk, sampai Tomcat

Kicau burung yang bersahutan langsung menyambut kami saat tiba di rumah Erfian Zufri Eddy, pengusaha asal Aceh yang

sudah bertahun-tahun tinggal di Bali. Ia menyambut kami dengan ramah di beranda rumahnya.

“Silahkan masuk,” ujarnya ramah.

Sepintas, tak ada yang istimewa dari sosok Erfian. Tapi saat pembicaraan baru dimulai, ternyata banyak pengetahuan penting yang tersembunyi di balik sosoknya. Ia ternyata sangat paham tentang berbagai hal, mulai dari masalah narkoba, nyamuk, tikus, lalat, bahkan tomcat yang sedang heboh dibicarakan banyak orang di Indonesia. Kok bisa?

Dalam kesehariannya, Erfian bergelut dengan berbagai jenis pestisida anti rayap, semut, kecoa, lalat, nyamuk, racun tikus, dan lainnya. Lewat perusahaan bentukannya PT. Wotraco Bali Raya, Erfian menyediakan jasa pest control, atau jasa pembasmian serangga maupun hama lainnya. Ia pun menyediakan jasa layanan fogging kerumah-rumah, hotel, atau perusahaan lainnya untuk membasmi nyamuk dan pencegahan demam berdarah. Ada juga jasa fumigasi, atau jasa mensterilkan gudang agar terhindar dari gangguan jamur.

“Saya mulai menekuni bisnis ini sejak 1996. Ya, hasilnya lumayan. Makanya saya bisa tetap bertahan sampai sekarang,” ujarnya.

Dibandingkan dengan saat awal,

kata Erfian, menjalankan bisnis tersebut semakin hari semakin berat. “Dulu cuma ada 20 perusahaan yang berbisnis semacam ini. Tapi sekarang, jumlahnya sudah ratusan perusahaan. Bahkan sebagian diantaranya merupakan pemain besar yang hanya merupakan cabang usaha di Bali. Jadi persaingan jelas makin berat,” kata dia.

Meski demikian, Erfian mengaku tidak kehilangan akal. “Apapun tantangannya, sebagai seorang pebisnis, kita harus hadapi,”ujarnya.

Erfian kini mulai menyiasati dengan melakukan deferensiasi produk. Ia pun menjual berbagai produk pertanian seperti pupuk, tanaman, dan lainnya.

Hasilnya? Lumayan. Bisnisnya tetap lancar meski harus menghadapi banyak pesaing. Bahkan ia mengaku sejumlah perusahaan pest control justru membeli bahan-bahan di tokonya di seputaran Jalan Tukad Pakerisan Denpasar.

“Sekarang saya lebih banyak menjual produk kepada teman-teman yang memiliki usaha pest control,”katanya.

Belum habis keseruan berbicara pest control, Erfian lanjut bercerita tentang tomcat, hewan kecil yang belakangan menjadi semakin populer di seantero Indonesia. Hewan kecil itu menjadi makin populer setelah sejumlah warga di Surabaya mengalami alergi di bagian kulit setelah terkena hewan ini. Sejumlah wilayah di Bali juga sudah mulai diserang hewan tersebut.

“Tomcat itu sebenarnya tidak berbahaya sama sekali. Dia itu justru

sahabatnya petani, karena memakan hama wereng yang biasa menyerang padi,” Erfian menjelaskan dengan fasih.

Dijelaskan Erfian, tomcat merupakan binatang kecil yang memang sudah ada sejak dulu. Hanya saja, kemunculannya biasanya semakin banyak di saat udara agak lembab, terutama pada masa panca roba. “Sifatnya hamper sama dengan rayap,” tambahnya.

Bila melihat hewan tersebut, sarannya, jangan sekali-kali menepuknya seperti nyamuk. Pasalnya, cairan di dalam tubuh hewan kecil itu mengandung racun yang dapat memberikan efek kulit seperti terbakar. “Jadi kalau tomcat nempel di tubuh kita, sentil saja. Dia akan pergi sendiri, dan tidak akan mengakibatkan luka. Karena pada dasarnya hewan ini tidak menyerang,” tegas Erfian.

Di tokonya, Erfian memiliki beberapa stok insektisida yang menurutnya ampuh untuk mengusir tomcat. “Mengusirnya gampang sekali. Semprot saja,” saran Erfian.

Tak hanya bicara hama dan tomcat, rupanya Erfian juga sangat fasih bicara narkoba. Saat pembicaraan hendak ditutup, barulah terungkap bahwa Erfian sesungguhnya juga seorang Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat), sebuah organisasi swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pencegahan narkoba. Dialah sosok yang dulu pernah memimpin beberapa kali demonstrasi di Pengadilan Negeri Denpasar, menuntut ratu marijuana asal Australia Schapelle Leigh Corby agar dihukum seberat

beratnya. Dia juga memimpin aksi serupa saat persidangan sembilan napi narkoba asal Australia yang tergabung dalam kelompok Bali Nine.

“Dulu saya aktif sekali di gerakan pencegahan narkotika. Sekarang sudah agak jarang. Tapi kami masih aktif menyosialisasikan bahayanya narkoba melalui sekolah-sekolah dan berbagai forum lainnya,” kata dia.

“Saya akif di bidang penanggulangan narkoba karena saya prihatin sekali melihat banyaknya anak muda yang rusak masa depannya gara-gara barang tersebut,” keluh dia. (viani)

Erfian Zufri Eddy

Page 9: E TABLOID EDISI 4 2012

9 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Peluang Usaha

ini telah berkembang menjadi lebih dari 100 outlet di dalam maupun luar negeri. Usaha rumah makan yang menonjolkan nuansa Islam, ini lahir dan hingga kini tetap bertahan dengan motto “ Ayam Bakar Wong Solo halalan Tayyiban”. Cabang-cabangnya tersebar di sejumlah daerah seperti Banda Aceh, Padang, Solo, Bali, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Malang, Yogyalarta, Kebon Jeruk, Kalimalang, Bintaro, muntilan dan segera dibuka Cibubur, Bogor dan Bandung

Rumah Makan Wong Solo mulai merambah wilayah Bali pada Agustus 1999 dengan outlet pertama di Jl. Merdeka no 18 Denpasar. Sejak awal kehadirannya, Wong Solo langsung membuat warga Bali jatuh cinta. Alhasil, kesuksesan Wong Solo kini mulai dilirik beberapa pengusaha makanan lain dengan membangun outlet

Siapa tak kenal Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo?

Nama rumah makan ini sudah sangat dikenal di seluruh

Indonesia, bahkan kini telah merambah pasar internasional. Ya, Wong Solo sudah membuka beberapa outlet di Malaysia dan Singapura.

Tapi siapa menyangka, meski namanya Wong Solo, ternyata rumah makan ini lahir pertamaka kali di Medan, Sumatera Utara pada 1991 silam dengan hanya bermodal Rp 2.500.000. Solo baru menjadi target kedua, setelah usaha yang dilakukan seorang pengusaha asal Solo itu sudah sukses di Medan.

Dengan kesungguhan dalam menjalankan usaha serta berpijak pada nilai-nilai keislaman, R.M. Wong Solo saat

makanan di kawasan yang sama, yakni Jalan Merdeka Denpasar.

“Dulu Wong Solo sendirian di jalur ini. Tapi sekarang, kawasan ini sudah jadi salah satu kawasan wisata kuliner favorit di Denpasar,” ujar Manager RM Wong Solo untuk wilayah Indonesia Timur, M. Nashihun Amien AM, SE.

Kesuksesan di Wong Solo di Jalan Merdeka Denpasar, diulang kembali dengan membangun outlet mendekati kawasan wisata, yakni di Jalan Raya Tuban Kuta. “Kami sengaja membuka outlet di Kuta, untuk menyasar pasar wisatawan domestic yang umumnya menemui kesulitan mencari makanan halal. Nah, di sana lah kita masuk, dan ternyata responnya sangat baik. Kami banyak bekerjasama dengan travel agent,” tegas Amien.

Dalam sehari, kata Amien, RM Wong Solo di satu outlet saja, bisa menghabiskan sebanyak 400 ekor ayam. Dengan asumsi 1 ekor dibagi menjadi 4 porsi makanan, jadi dalam sehari Wong Solo bisa menjual rata-rata 1.600 porsi makanan. “Lumayan lah,” ujar Amien sembari tersenyum.

Mungkin tidak banyak yang tahu, Wong Solo juga bisa dikelola dengan system franchise atau waralaba. Beberapa outlet RM Wong Solo dibangun dengan system franchise, namun sebagian lainnya dibangun sendiri oleh pemilik. Dari lebih dari 100 outlet, sekitar 50 diantaranya dibangun dengan system franchise.

Guna menjaga kualitas makanan,

Rumah Makan Ayam Bakar Wong SoloSukses dari Medan Sampai Bali

kata Amien, pihaknya telah memiliki standarisasi bumbu, hingga kesamaan rasa di antara outlet bisa terjaga mutunya. “Jadi nggak bisa asal asalan masak. Semua sudah ada takarannya. Kami bahkan punya divisi bumbu tersendiri, yang khusus bertugas untuk menakar bumbu. Semua untuk memastikan, rasanya tetap sama setiap saat, di rumah makan manapun,” tegas Amien.

Selain RM Wong Solo, sejumlah franchise juga telah dibangun oleh perusahaan yang sama. Tak heran bila di areal yang sama dengan RM Wong Solo, juga ada outlet Mie Kocok Bandung, Mie Jogja Karso, hingga Steak KQ Lima. “Ini semacam difrensiasi produk, sehingga memberi pilihan juga bagi pengunjung. Karena tidak mungkin mereka tiap hari mereka makan menu yang sama. Pasti setiap orang ingin menu yang variatif,” ujarnya.

“Kebesaran nama RM Wong Solo, tidak membuat kami untuk berpuas diri, akan tetapi justru memacu kami untuk terus mengembangkan sistem yang sudah ada, manajemen, keuangan, Informasi dan sistem-sistem yang lain. Kami terus melakukan uji coba - uji coba untuk mendapatkan format yang standar dengan kualitas yang handal sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik. Tekad kami untuk menjadi pemimpin pasar khusunya di bisnis makanan (restoran tradisional) sangatlah kuat. Dan semampu mungkin untuk membawa makanan tradisional Indonesia untuk go internasional,” tegas Amien. (viani)M. Nashihun Amien AM, SE.

Page 10: E TABLOID EDISI 4 2012

10 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Gemaskop

Kebersamaan dan kekeluargaan menjadi prinsipnya. Koperasi memang memiliki keunikan jika dibandingkan dengan

lembaga keuangan lain. Dua hal tersebut menjadikan hubungan yang terjalin antara koperasi dan anggotanya menjadi lebih dekat. Ini tentu memberikan pengaruh yang positif baik bagi anggota maupun koperasi sendiri.

KSP Karna telah membuktikannya. Koperasi yang berdiri sejak Mei 1999 ini tak hanya memberikan perhatian terhadap anggotanya yang terdaftar, akan tetapi pada seluruh anggota keluarganya. Ini dilakukan karena para pengurus koperasi menyadari keluarga menjadi investasi yang sangat berharga.

Ketua KSP Karna, I Made Sukadana Fajar, mengisahkan awal ide pendirian koperasi ini bukan sekadar pada hal-hal yang hanya bersifat ekonomi. Rasa kebersamaan dan keinginan untuk memajukan masyarakat dan anggota pada khusunya menjadi cikal bakal pembentukan koperasi yang beralamat di Jalan Sudamala, Sanur ini.

“Dari awal pembentukan koperasi ini memang digagas oleh anak-anak muda. Saat ini kami melihat ada begitu banyak anak-anak lulusan SMA atau kuliah yang belum memiliki pegangan. Ide awalnya memang untuk membentuk sebuah wadah bagi generasi muda dalam membetuk ikatan bathin. Jadi kami seperti membentuk sebuah banjar kecil,” ungkapnya.

Hal berbeda terlihat pada koperasi dalam pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Jika pada koperasi pada umumnya SHU dibagikan dalam bentuk tunai atau berupa barang saat Rapat Anggota Tahunan, ternyata tidak pada KSP Karna. Keuntungan (profit) yang didapat koperasi dialokasikan untuk kepentingan masa depan anggota beserta keluarganya. Tentu hal ini dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip keadilan dan pemerataan yang memang ada dalam koperasi. Dana

ini disiapkan untuk anggota yang mengalami kesulitan.

“Dana yang merupakan kumpulan SHU kami siapkan untuk kepentingan di masa depan. Jadi sifatnya semacam dana cadangan yang bisa diambil anggota yang memang memerlukan. Ini memang komitmen dari setiap anggota sejak awal pendirian koperasi ini. Dana ini merupakan dana kesehatan dan kematian, bukan saja untuk anggota tetapi juga keluarganya,” ujar Sukadana.

Saat ini untuk dana kesehatan setiap anggota memiliki cadangan senilai Rp 2 juta per tahun per kepala keluarga. Jika cadangan dana yang dimiliki tak digunakan, maka akan terus terakumulasi. Sementara untuk dana kematian disipakan penuh untuk membiayai upacara pengabenan.

Ada berbagai pertimbangan mengapa SHU yang dimiliki dialokasikan untuk biaya kesehatan dan juga kematian. Salah satunya karena kenyataan bahwa masyarakat serigkali tak mengantisipasi terjadinya gangguan kesehatan, sehingga saat sakit mereka kesulitan dana untuk berobat. Ini tentu berdampak bukan hanya pada sisi kesehatan, akan tetapi juga bisa berpegaruh pada kondisi perekonomian keluarga.

“Dana ini kami alokasikan untuk kepentingan seluruh anggota. Syarat untuk mendapat dana cadangan ini sangatlah mudah, mereka minimal telah menjadi anggota selama tiga tahun. Hanya saja tak mudah untuk menjadi anggota. Bagi yang ingin menjadi anggota mereka harus mendapatkan rekomendasi dari anggota lama,” jelasnya.

Sukadana menceritakan, di samping dana kesehatan dan dana kematian, koperasi juga

tengah menggodok konsep dana pendidikan. Ini tidak terlepas dari pandangan setiap anggota yang menilai pendidikan sebagai salah satu investasi berharga untuk masa depan. Hanya saja sampai saat ini konsep dana pendidikan sedang dimatangkan sehingga dalam pembagiannya tak mencederai rasa keadilan dan pemerataan yang selama ini dianut.

Libatkan KeluargaSeperti ide awal pembentukannya,

dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan koperasi ini selalu berusaha melibatkan keluarga. Sukadana menuturkan setiap tahun selalu ada kegiatan koperasi yang melibatkan seluruh anggota beserta keluarganya. Mulai dari kegiatan tirta yatra hingga outbond.

“Dalam setiap kegiatan kami selalu berusaha melibatkan seluruh anggota dan keluarganya. Seperti beberapa waktu yang lalu kami mengadakan outbond bersama keluarga dari anggota. Kegiatan ini bisa memberi keceriaan kepada semuanya. Orangtua j a d i memiliki

kesempatan untuk lebih dekat dengan anak-anaknya melalui berbagai kegiatan yang posistif, santai dan menghibur,” tuturnya.

Perhatian terhadap keluarga terutama anak, diberikan karena sangat disadari anak-anak semakin hari justru semakin jauh dari orangtuanya. Berbagai dampak negatif dari hal ini seperti munculnya berbagai tindak kekerasan yang dilakukan anak-anak. Tentu jika ini dibiarkan bisa menjadi bom waktu di masa depan.

Selain dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang bersifat santai, para pengurus KSP Karna juga senatiasa mengingatkan setiap anggotanya untuk melibatkan anak-anak dalam kegiatan usaha keluarga. Ini dilakukan untuk membiasakan anak dalam bisnis dan membuat mereka memahami bagaimana cara menjalankan sebuah usaha keluarga.

Membiasakan anak dalam kegiatan usaha keluarga juga diharapkan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan anak. Dengan demikian diharapkan mereka bisa menjadi pengusaha yang handal. “Saat ini jika anak-anak bersekolah mereka targetnya bisa masuk sekolah pariwisata. Nantinya mereka ingin kerja di kapal pesiar

ataupun hotel. Mereka yang punya tempat untuk berusaha juga lebih suka mengontrakkan tempatnya dan bukan menjadi pengusahanya,” ungkap pria yang telah tiga periode menjadi ketua koperasi ini.

Bahkan untuk membantu setiap anggota, KSP Karna siap memberikan pendampingan bagi anggota yang ingin memulai usaha. Bahkan mereka turut membantu perencanaan usaha anggota bahkan jika diperlukan mereka membantu mencarikan konsultan untuk membantu anggota. “Kami selalu berusaha membantu anggota. Kemajuan yang mereka dapatkan pasti

akan berdampak positif terhadap koperasi baik secara langsung

maupun tidak langsung,” imbuhnya. (ayu)LOWONGAN KERJA

INFO BISNIS MODERENCARA GAMPANG MENCARI UANG

BUKAN RUPIAH TAPI DOLLAR=====================================

PERUSAHAAN YANG BERGERAK DIBIDANG PERDAGANGAN KOMODITI

MEMBUTUHKAN TENAGA OPERASIONAL DAN BIDANG ANALISA

SYARAT :- PRIA ATAU WANITA- PENDIDIKAN SMA/MAHASISWA/SARJANA- PENAMPILAN MENARIK- KOMUNIKASI BAIK- MEMPUNYAI KENDARAAN SENDIRI- MEMPUNYAI LAPTOP

BAGI ANDA YANG BERMINAT SILAHKAN SMS KETIK : SAYA BERMINAT, CANTUMKAN NAMA

TERANG, DARI HP ANDA KIRIM KE : 082 131 957 501ANDA NANTI AKAN KAMI HUBUNGI

KSP Karna

KELUARGA INVESTASI BERHARGA

I Made Sukadana Fajar

Page 11: E TABLOID EDISI 4 2012

11 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Gemaskop

bambu yang dihasilkan bukannya meningkat dari, namun justru terus melorot. “Karena itu saya berpikir

untuk membuat koperasi. Agar kita tidak bersaing dengan teman. Saya pikir, dengan bergabung di koperasi,

kita justru bisa bekerjasama untuk memperkuat pasar,” kata Suwirya.

Selain untuk memperkuat diri, ide membangun koperasi juga

muncul akibat banyaknya muda-mudi di desanya yang cenderung membuang waktu dengan nongkrong tak berguna. Sebagian diantaranya cenderung hobi mabuk-mabukan, dan menjadi “tukang

palak” bagi orang tuanya yang umumnya juga perajin.

“Melalui koperasi, saya ingin menggaet mereka untuk ikut bekerja. Daripada membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna,” katanya.

Upaya Suwirya dan kawan-kawannya sesama perajin rupanya tidak sia-sia. Kini, sedikitnya 60 perajin sudah tergabung dalam koperasi Sari Rejeki. Mereka berproduksi bersama dan memasarkan hasil-hasil produksinya bersama-sama pula.

Hasilnya? “Lumayan, sehari omzet penjualan kami mencapai rata-rata Rp 10 juta. Angka yang lumayan dibandingkan

Koperasi Sari Rejeki kini menjadi tempat berkumpulnya sekitar 60 perajin anyaman bambu banjar Pucangan, Desa Kayubihi, Kabupaten Bangli. Tidak cuma berkumpul

secara fisik, para perajin juga berkumpul dalam satu usaha bersama yang terbukti mampu menyejahterakan mereka.

Koperasi Sari Rejeki secara resmi baru terbentuk pada Januari 2011. Namun para perajin ini sejatinya sudah membentuk sebuah kelompok usaha bersama sejak 2007 silam.

“Idenya gara-gara perajin cenderung saling intip satu sama lain. Semua bersaing memberi harga paling murah. Akibatnya, yang untung justru para broker,” kata I Nengah Suwirya, Ketua Koperasi Sari Rejeki.

Para perajin yang memproduksi berbagai anyaman bambu seperti keben, besek, dan lainnya semula terlibat dalam persaingan yang tidak sehat. Ketika satu perajin menjual produknya, perajin lain akan mengintip dan berupaya menawarkan harga lebih rendah kepada para pembeli yang umumnya merupakan broker.

“Kalau kita jual ke mana, diintip. Lantas dia menawarkan barang yang sama dengan harga lebih murah ke tempat itu,” kenangnya.

Kondisi tersebut menurutnya terjadi secara terus-menerus selama bertahun-tahun. Akibatnya, harga produk anyaman

kita harus bekerja sendiri-sendiri dan bersaing dengan teman sendiri,” ungkap Suwirya.

Guna mengurangi ketergantungan pada broker, koperasi ini juga berusaha menggarap pasar sendiri melalui pemasaran keliling ke pasar-pasar tradisional di seluruh Bali. Dalam sehari, 450 unit keben yang diangkut dengan mobil pick up umumnya habis terjual.

“Pemasaran kita keliling, bergiliran dari satu pasar ke pasar lain setiap harinya. Biasanya, dalam sehari kita hanya menjangkau satu atau maksimal dua pasar. Itu saja sudah langsung ludes barangnya. Nggak pernah sepi pembeli,” ungkapnya bangga.

Menurut Suwirya, pemasaran ke pasar tradisional diakui cenderung menghasilkan profit margin yang agak tipis. Namun dengan volume penjualan yang cukup besar, kata dia, hasilnya jauh lebih menguntungkan. “Sedikit sedikit, lama lama kan jadi bukit,” selorohnya.

Kini, 60 perajin yang tergabung dalam Koperasi Sari Rejeki tidak perlu lagi mengintip temannya hanya untuk mendapat rejeki. Mereka kini melakukan langkah-langkah bergandengan tangan dan menikmati keuntungan bersama-sama. (viani)

TENAGA MARKETING SEBANYAK-BANYAKNYA

Hub:Redaksi Galang Kangin

Jl. Bedugul No.1 Sidakarya - Denpasar SelatanTelp: (0361) 727734 Ext. 106

Email: [email protected]

DIBUTUHKAN SEGERA

Koperasi Sari Rejeki

DULU SALING INTIP, KINI UNTUNG BERSAMAPara perajin anyaman bambu di Banjar Pucangan,

Desa Kayubihi, Kabupaten Bangli dulunya hobi saling “intip” untuk memenangkan pasar. Kini,

mereka bersatu untuk menggarap pasar bersama.

I Nengah Suwirya

Page 12: E TABLOID EDISI 4 2012

12 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Agrobis

HAMBATAN MENUJU BALI ORGANIK

Upaya menjadikan Bali sebagai pulau organik, menghadapi banyak hambatan. Program Bali Organik 2013 yang

didengung-dengungkan sejak tiga tahun terakhir, ternyata tidak menargetkan penerapan sistem pertanian organik di seluruh lahan pertanian Bali.

“Program Bali Organik 2013 itu maksudnya adalah di 2013 kita harapkan sudah ada produk-produk pertanian organik dari petani kita yang masuk hotel, restoran, berupa sayur-mayur, buah-buahan, maupun tanaman hias. Setidaknya 25-40 persen produk pertanian yang ada di pasar merupakan produk organik di tahun itu. Artinya, kita menargetkan proses menuju organik itu sudah jalan,” jelas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Made Putra Suryawan.

Saat ini diperkirakan baru sekitar 25.000 hektar dari total 81.908 hektar luas areal pertanian di seluruh Bali yang sudah mulai merintis pertanian organik. Namun sebagian besar belum menerapkan pertanian organik sepenuhnya, melainkan semi organik dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan menambah pupuk organik. Jumlah tersebut terdiri atas 15.000 lahan pertanian yang mengikuti program sistem pertanian terintegrasi (simantri) dan 10.000 lahan pertanian yang mengikuti program subsidi ganda pupuk organik.

Kata Suryawan, menjadikan Bali sebagai pulau organik membutuhkan waktu yang tidak pendek. Dengan asumsi tidak terjadi gangguan biotik maupin abiotik seperti anomali cuaca dan lainnya, sebuah lahan pertanian diperkirakan membutuhkan waktu paling minim 8 tahun untuk bisa mendapat sertifikasi organik. Pasalnya, upaya menetralisir kandungan bahan kimia buatan dalam tanah tidak bisa serta merta. “Tetapi kalau ada problem-problem biotik dan abiotik seperti anomali cuaca seperti sekarang, bisa mundur lagi,” jelasnya.

Langkah TerobosanOrganik dilakukan secara

bertahap, untuk menjaga stabilitas produksi pertanian, terutama padi yang menjadi sumber pangan utama. Saat ini produksi padi Bali rata-rata mencapai 870 ton gabah kering giling per tahun. Jumlah produksi tersebut menjadikan Bali sebagai salah satu provinsi yang mengalami surplus beras.

Peralihan dari pertanian anorganik ke pertanian organik dipastikan bakal menyebabkan menurunnya kapasitas produksi pada tahap awal, karena ada proses penyesuaian tanah. “Saya tidak bisa memprediksi berapa besar penurunannya, karena setiap lahan berbeda-beda. Yang pasti akan terjadi penurunan produksi di tahap awal,” kata dia.

Suryawan mengaku tidak mau terjadi stagnasi produksi padi di Bali yang mengancam ketahanan pangan, hanya karena penerapan pertanian organik secara terburu-buru. “Ketahanan pangan kita akan turun akibat pertanian organik. Saya tidak mau itu terjadi. Karenanya yang organik jalan, yang tidak organik tetap jalan untuk pemenuhan kebutuhan pangan,” kata dia.

Namun upaya menuju Bali Pulau Organik dipastikan tetap berjalan. Salah satunya dengan kebijakan pengurangan subsidi pupuk anorganik secara bertahap, dan penambahan subsidi pupuk organik. Di tahun 2011 ini, dari total subsidi pupuk Rp 4 miliar, hanya Rp 1 miliar digunakan untuk pupuk anorganik, sisanya untuk pupuk organik. Pada 2012, seluruh subsidi pupuk anorganik akan dihapuskan. “Jadi total subsidi Rp 4 miliar kita berikan dalam bentuk pupuk organik,” kata dia.

Upaya menuju Bali organik juga diupayakan dengan memfasilitasi kelompok-kelompok tani organik mendapatkan sertifikasi dari lembaga independen. Hingga 2011 ini, sudah ada 12 kelompok tani yang mengantongi sertifikat produk organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman. Produk pertanian yang disertifikasi beragam, mulai dari buah manggis, buah anggur, beras,

sayur mayur, dan tanaman hias. Proses sertifikasi itu pun dibiayai langsung oleh Pemerintah Provinsi Bali. “Proses sertifikasi perlu biaya yang lumayan tinggi, dari 20 hingga 40 juta per satu sertifikat. Karenanya proses sertifikasi ini kita lakukan bertahap. Ini sebagai bukti bahwa komitmen kuat kita mewujudkan Bali organik,” tegas Suryawan.

Upaya menuju Bali organik, tambah dia, terutama dirintis melalui kelompok-kelompok tani simantri (sistem pertanian terintegrasi) binaan pemerintah. Saat ini, sudah ada 150 kelompok simantri yang dibina pemerintah, dengan rata-rata jumlah petani 50 orang per kelompok. “Sekitar 40 persennya sekarang sudah mengarah ke pertanian organik. Setidaknya, mereka sudah mengurangi 75 persen penggunaan pupuk anorganik. Tetapi tentu perlu proses, tidak serta merta organik,” katanya.

Ketua Yayasan Bali Organic Association (BOA), Luh Kartini, mengakui program Bali Organik sangat positif. Menjadikan Bali organik sangat mendesak mengingat penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan sudah cukup merusak alam Bali. “Tetapi memang perlu komitmen kuat untuk bisa menerapkan ini. Gerakan

Bali organic harus didukung semua pihak, baik sektor pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, petani, pelaku pariwisata, dan lainnya,” kata Kartini.

Diakui, beberapa pihak menyatakan program Bali Organik hanya sebagai lips service. “Namun sebenarnya tidak masalah disebut lips service. Setidaknya, sudah ada suatu gerakan di sini untuk menjadikan Bali organik. Ini sesuatu yang bagus, dan perlu kerjasama kita semua. Tidak bisa pemerintah sendiri,” tambahnya.

Dikatakan, BOA sudah mendorong Bali organic sejak lama melalui berbagai kampanye. Namun upaya mendorong bali organic tersebut diakui tidak mudah, karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan lingkungannya. “Dan dengan dicanangkannya Bali Organic oleh pemerintah sekarang, ini satu kemajuan yang luar biasa sebenarnya. Dulu kita bermimpi untuk mendapat dukungan, sekarang ternyata sudah ada dukungan. Mari kita berpikir positif, bahwa segala sesuatu butuh evaluasi, ada kekurangannya jelas. Justru saatnya sekarang publik mendorong kekurangan-kekurangan ini. Saatnya semua pihak ikut ambil peran,” harapnya. (viani)

Page 13: E TABLOID EDISI 4 2012

13 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Beberapa tahun lalu, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemampuan perekonomian yang kuat.

Bahkan swasembada pangan telah dinikmati selama beberapa tahun. Hanya saja belakangan kondisi ini menjadi terbalik. Indonesia yang sebelumnya telah menjadi lumbung beras justru harus melakukan impor produk pangan yang menjadi sumber makanan pokok sebagian besar penduduknya.

Berbagai langkah memang telah diupayakan untuk mengembalikan kemandirian pangan ini. Bahkan pada 2012 ini, Kementerian Pertanian menjadikan peningkatan produksi dan produktivitas untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan sebagai program utamanya. Tak tanggung-tanggung produksi secara nasional ditarget hingga 70,6 juta ton.

Strategi dan langkah-langkah operasional ditempuh untuk peningkatan produktivitas dengan beberapa kegiatan. Salah satunya yang telah diluncurkan di Kabupaten Klungkung yakni kegiatan SL-PTT dengan didukung benih BLBU dan infrastruktur lainnya. Tak hanya dengan dukungan infrastruktur, petani juga harus melakukan berbgai kegiatan untuk meningkatkan produktivitasnya.

Guna memantapkan peningkatan produksi, pilihan petani harus menerapkan teknologi yang bersifat spesifik lokasi, salah satunya dengan perbaikan sistem tanam yaitu “Tabela”. Sejatinya tanam padi dengan sistem Tabela sudah pernah dilaksanakan di beberapa subak pada tahun 2011, produktivitas cukup signifikan. Dengan Tabela, rata - rata propitas tercapai 70,00 - 82,40 Kw/Ha GKP. Bandingkan dengan tanam Tapin (tanaman pindah) yang hanya 65,00 - 68,00 Kw/Ha GKP.

Seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Klungkung, sistem tanam padi dengan alat sider telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dengan lokasi di beberapa subak dengan produktivitas yang tinggi. Di Subak Selat dengan luas ± 1,0 Ha dengan propitas pada inpari 7 dihasilkan 72,0 kw/ha GKP dan inpari 10 dihasilkan 74,50 kw/ha. Sementara itu petani yang menggunakan sistem Tapin dengan propitas yang tercapai hanya 65,50 kw/ha.

Di Subak Dlod Bakas dengan luas ± 1,0 ha dengan varietas yang ditanam yaitu inpari 7 produktivitasnya mencapai 65,0 kw/ha dan inpari 10 mencapai 70,0 kw/ha. Sementara dengan system Tapin propitasnya 65,75 kw/ha GKP.

Sedangkan Dem Area sebagai pendampingan SL yang pelaksanaan tanam tahun 2011 dan panen tahun 2012 juga diperoleh hasil yang signifikan. Subak Kacang Dawa seluas 3,0 ha dengan varietas yang ditanam inpari 6 propitasnya 65,60 kw/ha GKP dan inpari 10 dengan propitas dicapai 82,40 kw/ha dan petani disekitarnya 52,80. Kw/ha.

Di Subak Toya Hee, dengan luas 3,0 ha dengan varietas inpari 6 dengan propitas 72,80 kw/ha GKP dan inpari 10 dengan produktivitas dicapai 82,40 kw/ha GKP. Sementara petani sekitar dengan tanam Tapin propitasnya hanya 61,16 Kw/ha.

Jika dibandingkan dengan sistem tanam Tapin, Tabela memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan Tanam Tabela di antaranya terjadi efektivitas dan efisiensi karena waktu tanam cepat, tenaga tanam sedikit dan biaya tanam bisa dikurangi.

Di samping itu dengan sistem Tabela tidak perlu dilakukan pesemaian sehingga terjadi efisiensi waktu. Pemupukan lebih efisien dan mudah karena dilakukan pada larikan saja. Pengamatan dan pengendalian lebih mudah dilaksanakan. Anakan padi lebih kuat dan tidak mengalami stagnasi (stres).

Air yang belakangan juga kerap menjadi masalah utama yang harus dihadapi petani bisa diatasi. Dengan sistem Tabela terjadi efisiensi dalam penggunaan air karena pengairan terputus-putus (macak -macak saja). Dengan sistem ini anakan banyak dan bulir-bulir padi juga bernas karena sinar matahari bisa masuk pada larikan-larikan yang dibuat.

Jika ingin menggunakan system Tabela, petani perlu menyiapkan alat tambahan yakni atabela atau sider. Sider dibuat bahan baku kayu dan paralon. Sider ini bisa dibuat oleh petani/kelompok, tidak dibuat pabrikan karena desainnya sangat sederhana. Bagian sider rodanya dua dengan bentuk bergerigi.

Pipa paralon untuk tempat benih dengan beberapa lubang sesuai dengan

Agrobis

TABELA MENUJUSWASEMBADA

jarak tanam dan lubangnya bisa ditutup atau dibuka. Di bawahnya diletakkan papan sebagai pemerata (pelasah). Untuk memudahkan dibuatkan dua pegangan sebagai tempat untuk menarik sider. Berat sider biasanya berkisar 15 - 20 kg.

Untuk penanaman dengan sistem Tabela, pertama-tama lahan diolah dengan sistem Olah Tanah Sempurna (OTS). Selanjutnya dibuatkan saluran keliling untuk mengatur kelembaban lahan dan mencegah semut mencari gabah/benih. Pada fase perbanyakan anakan, menjelang premordia diperlukan pengairan yang lebih banyak dengan tinggi genangan 2 - 5 cm.

Untuk hasil yang optimal diperlukan benih bermutu atau yang bersertifikat. Benih selanjutnya direndam selama 1 x 24 jam sebelum ditanam dan dikeringanginkan. Benih yang bernas diuji dengan menggunakan larutan garam. Biji yang mengambang tak layak untuk digunakan. Di samping Tabela atau sider, juga diperlukan sarana lainnya diantaranya tali rapia sebagai sepat atau pedoman. Diperlukan juga selongsong sebagai alat untuk memasukkan benih di paralon.

Teknis Penanaman

Pelaksanaan penanaman dimulai dengan menyiapkan lahan tanam, air di lahan macak-macak, saluran pemasukan air ditutup rapat dan pembuangan dibuka. Selanjutnya pasang tali rapia di pinggir, sebagai pedoman awal untuk

menjalankan roda sider sehingga larikan lurus (roda sider mengikuti tali rapia) dan selanjutnya, roda mengikuti larikan tanam paling pinggir.

Tahap selajutnya turunkan sider, roda berada tepat pada tali rapia dan paralon diisi dengan benih yang sudah di keringanginkan dengan menggunakan selongsong secara merata di pipa ± 2/3 dan setiap sampai di pinggir agar benih dicek di paralon. Cara menarik/menjalankan boleh mundur/maju, dengan penggerakan pelan-pelan saja dan pastikan benih sudah ada yang jatuh.

Hanya saja sistem Tabela juga masih memiliki kelemahan. Pemeliharaan atau perhatian harus lebih intensif terutama pada umur 1-2 minggu. Gulma juga menjadi lebih banyak sehingga penyiangan harus lebih sering dilakukan dengan gasrok.

Di lapangan penerapan sistem ini juga masih menghadapi berbagai permasalahan mulai dari petani yang belum secara optimal menerapkan prinsip budidaya tanam sehat, dengan penerapan teknologi PTT. Iklim dan curah hujan sulit diprediksi, dan berdampak berkembangnya beberapa OPT utama yaitu : tikus, blast dan tungro.

Sarana prasarana masih dirasakan kurang antara lain traktor untuk mempercepat pengolahan tanah dan sider (alat Tabela). Propitas juga belum optimal disebabkan pada saat fase pembungaan terjadi hujan dan angin sehingga banyak tanaman yang rebah.

Page 14: E TABLOID EDISI 4 2012

14 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Harmoni

MEMPEROLEH MODAL

T: Saya seorang mahasiswa Perguruan Tinggi swasta di Denpasar. Dalam mengikuti perkuliahan ada satu materi kewirausahaan yang mengajarkan mahasiwa untuk membuka peluang usaha setelah tamat dari Pergurun Tinggi, sehingga tidak menuntut harus jadi pegawai atau melamar ke berbagai perusahaan. Untuk itu saya berencana membuka usaha teh poci dan tela-tela di sore harinya sebagai langkah awal. Yang ingin saya tanyakan adalah dimana saya bisa mendapatkan modal untuk membuka usaha tersebut dan bagaimana prosesnya?

Julita, Jl. Cekomaria No. 72 A Denpasar

J: Sebagai awal untuk memulai suatu usaha, Anda terlebih dahulu membuat analisa jumlah modal yang

diperlukan, tempat usaha, alat-alat yang diperlukan. Untuk pemula sebaiknya Anda membuka usaha di depan rumah di banding menyewa tempat yang akan menghabiskan banyak biaya/modal. Mulailah dari modal yang terkecil dahulu. Untuk sumber modalnya, Anda bisa melakukan peminjaman dari pihak keluarga/kerabat. Selanjutnya apabila ingin mengembangkan usaha dan memerlukan tambahan modal, Anda bisa masuk menjadi anggota koperasi sehingga aksesnya lebih mudah dan mengakses dana-dana CSR ataupun program pemerintah juga lebih mudah, karena dana-dana tersebut lebih banyak dikucurkan lewat kelompok binaan ataupun koperasi.

MENGHADAPI PESAING

T: Saya seorang ibu rumah tangga dan baru memulai

usaha dengan menjual kebaya atau bordir. Tetapi yang saya takut kebaya atau bordir yang saya buat tidak laku melihat banyaknya pesaing. Bagaimana strategi untuk memasarkan kebaya atau bordir yang saya buat?

Ratih, Jl. Anyelir No. 23 Denpasar

J: Untuk memasarkan kebaya atau bordir agar usaha Ibu tidak kalah saing, sebaiknya Ibu membuat design dan motif kebaya atau bordir yang khas dari yang lain, sehingga nantinya kebaya atau bordir ibu dikenal dan mudah diingat oleh pelanggan atau memiliki ciri khas. Ibu bisa mengakses lewat internet untuk mengetahui motif atau desain yang lagi trend diminati oleh kaum perempuan. Jika perlu Ibu dapat mendaftarkan desain ibu agar memiliki hak paten sehingga tidak mudah ditiru oleh pesaing.

Kirimkan pertanyaan Anda melalui email ke : [email protected] KLINIK KUKM BALI

Toilet merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menilai Feng Shui sebuah rumah. Mengapa? Karena kita menganggap

toilet adalah tempat pembuangan kotoran yang notabene mengandung energi negatif atau kita sebut dengan Sha Qi. Jaman dulu, setiap rumah di daratan Tiongkok posisi dan letak toilet selalu berada di luar rumah, karena mereka menganggap toilet yang berada di dalam ruangan rumah akan menimbulkan berbagai masalah. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan jaman saat ini, dimana harga tanah semakin tinggi dan terpengaruh oleh gaya arsitektur barat maka 99% setiap rumah letak toilet selalu ada di dalam ruangan rumah. Hal ini masih bisa kita maklumi selama kita masih memperhatikan beberapa kaidah dan aturan Feng Shui dalam peletakkan toilet, serta hal-hal apa yang harus Anda ketahui!

Setidaknya ada 2 hal penting yang harus diperhatikan dalam menilai toilet rumah, yaitu:

1) Saluran pembuangan. 2) Bau.

Toilet mengandung energi Yin, oleh karena itu peletakkannya seyogyanya tidak melanggar kaidah-kaidah umum, sebagai berikut:

a. Untuk bangunan 2 lantai, ruang toilet di lantai 2 tidak boleh sejajar dalam garis vertikal dengan ruang makan di lantai 1.

b. Untuk bangunan 2 lantai, ruang toilet di lantai 2 tidak boleh sejajar dalam garis vertikal dengan ruang dapur di lantai 1.

c. Untuk bangunan 2 lantai, ruang toilet di lantai 2 tidak boleh sejajar dalam garis vertikal dengan ruang kamar tidur di lantai 1.

d. Letak ruang kamar tidur yang tepat bersebelahan dengan ruang toilet.

e. Ruang toilet yang terletak di sektor tengah rumah.

f. Ruang toilet yang terletak lurus dengan posisi pintu masuk rumah.

g. Ruang toilet yang berhadapan dengan ruang dapur.

h. Saluran toilet (bawah tanah) yang keluar melalui letak pintu utama.

Pelanggaran dari kaidah-kaidah di atas biasanya sering menimbulkan masalah pada kesehatan keluarga serta keuangan

keluarga. Mengapa? Karena kesalahan peletakkan dalam kaidah di atas biasanya menyebabkan lingkungan di sekitar ruangan tersebut terdapat bau atau gas-gas tertentu yang tidak sehat bagi tubuh kita, hasilnya kita akan sering sakit-sakitan sehingga secara fisik maupun mental kinerja produktivitas kita juga akan menurun. Oleh karena itu, toilet harus sesering mungkin kita bersihkan agar ruangan-ruangan di sekitar toilet tidak begitu terdampak oleh energi negatif ini.

Dalam beberapa aliran Feng Shui, peletakkan toilet juga memiliki perumusan tersendiri dalam menentukan sektor ruangan rumah mana yang kita pakai. Salah satu contohnya adalah dari Feng Shui Ba Zhai (Feng Shui Delapan Tipe Rumah), yang tertulis sebagai berikut:

- “Ya Yu Beng Ming Zi Xiong Fang, Zheng Zu Xiong Shen, Fan Fa Da Fu”, artinya peletakkan toilet haruslah berada pada 4 sektor buruk rumah, yaitu: Jue Ming, Wu Kuei, Liu Sha, dan Huo Hai. Untuk mengetahui 4 sektor buruk ini bisa kita lihat dari kelahiran seseorang, dan dalam satu rumah yang terdiri dari beberapa anggota keluarga kita bisa mengambilnya dari kelahiran kepala rumah tangga saja untuk menentukan 4 sektor buruknya agar kita dapat mencocokkan peletakkan toilet ini di sektor ruangan rumah kita sendiri (Untuk mengetahui 4 sektor buruk dan baik bisa Anda baca dan download booklet kami: 12 pedoman dalam mencari rumah). Dari ke-4 sektor buruk tersebut masing-masing juga memiliki makna yang berbeda.

Dalam teks kuno Feng Shui peletakkan toilet di ke-4 sektor buruk rumah malah menciptakan keberuntungan, yaitu sebagai berikut:

- Toilet berada di sektor Wu Gui, maka keluarga akan sehat selalu dan sukses.

- Toilet berada di sektor Liu Sha, maka penghidupan akan harmonis dan mantap.

- Toilet berada di sektor Jue Ming, maka keuangan akan mantap dan banyak penolong.

- Toilet berada di sektor Huo Hai, maka keuangan keluarga akan lancar.

Lantas mengapa peletakkan toilet di sektor buruk malah mengundang keberuntungan? Ini merupakan pedoman dasar dari teori dan rumusan Feng Shui bahwa keberuntungan itu datang dari 2 faktor:

1) Hal yang baik kita kumpulkan. 2) Hal yang buruk kita singkirkan.

Karena toilet merupakan hal yang buruk, maka jika kita meletakkan posisi toilet ini di sektor ruangan rumah yang buruk maka hal tersebut sama saja dengan kita menyingkirkan pengaruh negatif dari adanya toilet. Hal demikianlah yang mendatangkan keberuntungan!

Sumber : http://www.klikfengshui.com

Toilet & Feng Shui

Page 15: E TABLOID EDISI 4 2012

15 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

Bale Bengong

“Sebagian orang merasa bahagia sesuai dengan apa yang mereka pikirkan” begitu kata Abraham Lincoln. Orang-orang yang bahagia, akan memiliki kebiasaan membahagiakan orang lain pula. Jika kita ingin membuat hidup kita lebih bahagia, kita dapat mempertimbangkan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut. 1. Pikirkan hal-hal yang positif – Berpikir

positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan. Apapun yang kita harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya. Jadi, berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.

2. Habiskan waktu bersama teman dan keluarga – Semakin kuat hubungan pribadi yang kita miliki, serta semakin kerap interaksi bersama teman-teman dan keluarga, maka semakin bahagia pula kita.

3. Ciptakan akhir yang bahagia setiap waktu – Jika sesuatu peristiwa berakhir bahagia (happy ending), -- vapakah itu kehidupan nyata, cerita film ataupun sinetron --, maka hal itu jika diingat juga menciptakan perasaan bahagia. Untuk itu, apapun yang sedang kita kerjakan, selesaikan dalam keadaan baik, dan ciptakan akhir yang bahagia dalam kehidupan kita jika memungkinkan.

4. Gunakan kekuatan pribadi untuk menyelesaikan sesuatu – Setiap orang memiliki kekuatan pribadi yang unik. Kita memiliki bakat dan keahlian yang berbeda. Kebahagiaan emosi akan datang secara alami pada mereka yang menggunakan kekuatan pribadinya untuk menyelesaikan sesuatu. Ketika kita berhasil mencapai sesuatu karena keahlian kita sendiri, maka penghargaan psikologis yang kita peroleh

Pekak Putu tertegun-tegun mengikuti antrian di McDonalds yang mengular. Kalo bukan menemani cucu, mungkin Pekak Putu sudah segera lari ke warung babi guling di Sesetan. Dewa ratu….yang antri kebanyakan anak muda pula dengan dandanan terkini. Sambil

mengantri, Pekak Putu mulai berandai-andai, mencari alasan mengapa orang rela mengantri hanya untuk sepotong ayam goreng atau burger.

Mengingat jajaran fast food seperti McDonalds, Kentucky Fried Chicken, Burger King, Pizza Hut, dan sejenisnya, Pekak Putu tergelitik untuk mengingatnya sebagai salah satu bisnis franchise atau waralaba. Jenis bisnis yang saat ini tengah menjadi model bisnis paling populer di negeri ini. Layaknya sebuah mode, sistem bisnis franchise pun banyak dibincangkan. Seseorang yang baru mendirikan bisnis resto, terlintas untuk segera memfranchisekan bisnisnya. Begitu juga dengan pebisnis bengkel, pijat refleksi, hingga software komputer. Hampir dipastikan, semua sedang berpikir bisnis apa lagi yang dapat difranchisekan.

Sambil maju perlahan-lahan di barisan antrian, Pekak Putu masih sibuk berandai-andai. Bagaimana kalo betutu bali di franchisekan, atau babi guling Bu Oka yang juga sudah sangat terkenal itu? Pekak Putu sudah duduk menemani cucunya menikmati ayam goreng yang entah resep originalnya sesungguhnya dari mana. Ia kemudian teringat ketika mengajak cucunya ini makan di warung babi guling dan kunyahannya tidak senikmat hari ini.

Pekak Putu jadi teringat dulu Bli Nyoman Coblong pernah mengajaknya membaca buku Franchising the Most Practical and Excellent Way of Succeding : Membedah Tawaran Franchise Lokal Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama tulisan Bambang N. Rachmadi, franchisee outlet McD di Indonesia. Dalam buku ini disebutkan bahwa franchise merupakan sebuah sistem bisnis atau usaha yang telah terstandar secara baku dan teruji kesuksesannya. Lalu sistem ini dijual lisensinya ke pihak lain dengan imbalan fee kepada pemilik sistem.

Waktu itu Bli Nyoman Coblong menggarisbawahi ada kalimat yang sengaja diberi penekanan, yaitu teruji kesuksesannya. Bambang N Rachmadi bahkan mendefinisikan secara khusus, bahwa sebuah bisnis difranchisekan karena memiliki kinerja unggul, didukung oleh sumberdaya berbasis pengetahuan dan orientasi kewirausahaan yang cukup tinggi dengan tata kelola yang baik, yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dengan melakukan hubungan kontraktual untuk menjalankan bisnis di bawah format bisnisnya dengan imbalan yang disepakati. Uraian tersebut jelas memberikan gambaran khusus mengapa sebuah bisnis difranchisekan, yaitu memiliki reputasi sukses, memiliki standar secara baku baik pengelolaan maupun prosedur layanannya.

Pekak Putu jadi sangat ingin tiba-tiba Bli NYoman Coblong muncul di hadapannya seperti biasanya. Bagi Pekak Putu sendiri, sesungguhnya kehadiran sistem bisnis franchise ini telah memberikan angin segar bagi tumbuhnya ekonomi baru karena adanya duplikasi sistem bisnis yang memungkinkan sebuah sistem bisnis dapat berkembang secara cepat dalam waktu yang relatif pendek. Lihatlah bagaimana McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Wendy’s. Atau brand lokal seperti RM Padang Sederhana, Bakmi Japos, Ayam Bakar Wong Solo, Es Teler 77, Alfamart, Indomart, dan ratusan merek lokal lainnya yang telah berkembang dan berbiak menjadi menggurita dengan sistem bisnis ini dalam waktu singkat ke seluruh tempat. Lantas apakah para pebisnis cukup memahami syarat-syarat tersebut dan memahami kriterianya?

Tidak disangka, ternyata Bli Nyoman Coblong memang benar-benar nongol di hadapan Pekak Putu. Ia bersama anak-anak dan keponakannya. “Pekak, tyang kira tidak akan mungkin bertemu Pekak di tempat seperti ini,” katanya dengan senyum lebar. “Kan Pekak pecinta mati produk lokal.”

“Beh..Nyoman..Kalau tidak karena cucu, ya memang tidak mungkin Pekak di sini sendirian,” jawab Pekak Putu sambil mesem. “Tapi melihat keramaian luar biasa ini, aku jadi berpikiran, apakah tidak mungkin produk lokal Bali yang coba untuk di franchisekan?”

Bli Nyoman langsung mengungkapkan argumentasinya bahwa untuk menggunakan sistem bisnis franchise pada sebuah produk atau merek harus teruji kehandalanya. Seberapa jauh keandalan dan reputasi itu, waktu yang menentukan. Bukan dua, tiga atau lima tahun, yang merupakan waktu-waktu yang pendek untuk rentang sebuah usaha disebut teruji keandalannya.

“Dan yang terpenting, Pekak. Tidakkah Pekak lihat bagaimana anak-anak muda ini begitu menikmati makanan ini? Bukankah tidak sedemikian nikmat mereka mengunyah jika dihadapkan pada masakan Bali?”

“Menurutku, Pekak,” sambung Bli Nyoman Coblong, ”tidak hanya sistem yang terstandar yang menentukan keberhasilan franchise, terutama di bidang kuliner, tetapi bagaimana pebisnis kita bisa memuaskan selera konsumen.” “Jadi, bukan tidak mungkin ya kalau produk lokal Bali di franchisekan?” Tanya Pekak Putu. “Yang penting bagaimana kemampuannya untuk memenuhi selera publik.” Pekak Putu manggut-manggut senang dengan mata berbinar memandang cucunya dengan kemasan yang sudah licin tandas isinya.

So, we just need to be friendly and keep positive thinking.. Should we?

Potensi

sangatlah bernilai.5. Ikut ambil bagian dalam sesuatu

yang kita minati – Kita bisa mengikuti kegiatan apapun. Dalam setiap kegiatan yang kita pilih, hasil psikologis yang diraih mempunyai sifat sama. Kita ikut

ambil bagian sepenuhnya dalam kegiatan yang kita minati. Kegiatan semacam ini akan

memberikan kebahagiaan dan makna dalam kehidupan kita.

6. Gunakan sumber daya yang kita miliki – Orang rata-rata biasanya merasa kagum ketika mereka melihat seseorang yang memiliki kekurangan fisik memperlihatkan kebahagiaan secara emosional. Bagaimana mungkin seseorang yang berada dalam kondisi fisik seperti itu bisa terlihat begitu bahagia? Jawabannya terletak pada bagaimana mereka menggunakan sumber daya yang mereka miliki. Stevie Wonder tak bisa melihat, jadi ia menggunakan kemampuan mendengarnya dalam dunia music

7. Nikmati setiap kebahagiaan yang kita raih – Hal-hal terbaik yang bisa kita nikmati di dunia ini sifatnya gratis. Hal-hal tersebut muncul dalam bentuk yang sederhana dan muncul di hadapan kita pada waktu dan tempat yang tidak bisa kita duga. Kebahagiaan semacam ini diatur oleh alam dalam situasi tertentu dan ditangkap oleh panca indera kita.

Oleh : Geg Aniek

LK Budi Martini, SE.MMDosen Fakultas Ekonomi

Universitas Mahasaraswati Denpasar dan juga seorang

Instruktur Kepribadian, Service Excellent, Komunikasi

serta Etika dan Kepribadian

KEEP POSITIVE THINKING

KebiasaanMenjadi Bahagia

Page 16: E TABLOID EDISI 4 2012

16 Galang Kangin

Edisi 04/TAHUN II/APRIL 2012

ketimbang sekadar bersilaturahmi dengan keluarga.

“Hari Suci Nyepi bermakna memantapkan ketahanan teologis umat, sehingga umat manusia diharapkan telah memiliki kesadaran akan pemahaman diri. Dengan pemahaman diri itu, niscaya kita mempunyai kesiapan untuk berbagi dan tidak ada eksklusivisme,” tegas Pandita Mpu Jaya Acharyananda.

Bagaimanapun juga, Nyepi telah memberi kontribusi yang sangat besar pada bumi. Terhentinya seluruh

dimaknai ritual iring-iringan membawa sesajen dan arca suci ke sumber-sumber mata air menjelang Nyepi,” ia mengingatkan.

“Dengan rendah hati, umat diharapkan pula bisa menerima kebaikan dan keburukan yang menimpanya sebagai sebuah motivasi hidup,” ujarnya.

Sementara itu, sehari sebelum Nyepi digelar Tawur Kesanga, upacara untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam dengan manusia.

Tepat sehari paska Nyepi, menjadi momentum bagi umat Hindu berbagi kepada sesamanya. Di hari yang disebut dengan Ngembak Geni, umat Hindu sebenarnya diharapkan leboh banyak melakukan aktivitas sosial

aktivitas masyarakat Bali pada Hari Raya Nyepi, memberi kontribusi langsung pada pengurangan emisi yang merusak lingkungan. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali, sebuah NGO yang bergerak di bidang lingkungan hidup, memperkirakan telah terjadi pengurangan emisi CO2 lebih dari 30.000 ton.Deputy Walhi Bali Suriadi Darmoko menjelaskan pengurangan emisi CO2 sebesar 30.000 ton itu disumbang oleh terhentinya semua kendaraan bermotor maupun pesawat

penerbangan sehingga menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi sumber emisi. Asumsinya, setiap satu liter BBM dapat menghasilkan emisi CO2 rata-rata 2,4 kg.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Provinsi Bali tahun 2011, di Bali ada total 2,35 juta unit kendaraan terdiri dari 2.040.618 unit sepeda motor, sisanya roda empat atau lebih.

Riset dari Kolaborasi Bali untuk

Perubahan Iklim, sebuah komunitas yang terbentuk saat konferensi perubahan iklim di Bali tahun 2007 lalu memperkirakan satu unit sepeda motor mengonsumsi rata-rata 4 liter BBM setiap hari. Sedangkan satu unit mobil rata-rata mengonsumsi 10 liter BBM setiap hari. “Dengan asumsi itulah, kami berhitung dan menemukan penurunan CO2 yang cukup signifikan,” jelas Darmoko.

Jumlah itu belum termasuk

emisi yang dihasilkan berkurangnya penggunaan tenaga listrik dan kegiatan industri, terhentinya kapal Fery di Pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai, kapal barang di Pelabuhan Celukan Bawang, kapal ikan dan nelayan di Pelabuhan Benoa, maupun kapal-kapal ikan kecil di beberapa pelabuhan kecil se-Bali.

“Moratorium kerusakan lingkungan hidup, walau hanya sehari,” Darmoko menjelaskan.

Terinspirasi dari Hari Raya Nyepi, gerakan World Silent Day (WSD), gerakan moral untuk menghentikan aktivitas yang menggunakan energy selama sehari setiap tahunnya, telah dicanangkan beberapa tahun lalu. Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu langkah menyelamatkan bumi dari bencana perubahan iklim dan diharapkan bisa diadopsi seluruh dunia.

Ide WSD sendiri telah disampaikan perwakilan masyarakat Bali dalam forum internasional United Nation on Climate Change Conference (UNCCC) di Nusa Dua Bali pada Desember 2007 lalu. Gerakan ini berupa kampanye untuk tidak menggunakan alat-alat yang dapat menimbulkan emisi gas dan mengurangi penggunaan energi seperti radio, komputer, handphone, televisi, sepeda motor, mobil, dan lainnya. Aksi ini dilakukan selama 4 jam antara pukul 10.00 Wita sampai 12.00 Wita pada setiap tanggal 21 Maret. Hingga kini, gerakan ini terus digencarkan setiap 21 Maret tiap tahunnya.“Harapannya pola pelaksanaan nyepi dapat juga dilaksanakan ataupun diadopsi oleh penghuni bumi lainnya walau hanya sehari. Misalnya ikut serta berpartisipasi dalam world silent day. Ataupun dengan cara lain yang berkontribusi langsung terhadap pengurangan emisi karbon di samping pemulihan hutan yang sedang gencar dilakukan,” Darmoko menegaskan. (viani)

Seni BudayaSambungan dari Hal 1........