E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM...

12
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 529 Unmas Denpasar E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL I Wayan Widiana Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha email: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-modul statistik inferensial berorientasi pemecahan masalah, mengetahui kefektifan penggunaan e-modul dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa serta mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-modul dalam perkuliahan statistik inferensial. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan penelitian pengembangan dengan mengadopsi model Plomp yang meliputi beberapa fase yaitu: 1) fase investigasi awal; 2) fase design/perancangan; 3) fase realisasi/konstruksi; 4) fase tes, evaluasi dan revisi; dan 5) fase implementasi. Hasil Penelitian menunjukkan: 1) E-modul yang telah dikembangkan termasuk kategori berkualitas baik, 2) penggunaan e-modul dalam pembelajaran statistik inferensial dapat meningkatkan Hasil belajar statistik Inferensial dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, 3) tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e- modul dalam perkuliahan adalah sangat positif. Kata Kunci: e-modul, kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah PENDAHULUAN Kemajuan teknologi informasi berdampak pada pengembangan ilmu pengetahuan secara terus menerus, termasuk didalamnya pengembangan ilmu pengetahuan dibidang statistik. Pengetahuan lama akan terus mengalami perkembangan sehingga pengetahuan itu sendiri menjadi dinamis mengikuti perkembangan hidup manusia disegala bidang, baik dibidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik, maupun sains dan teknologi. Bahkan sekarang ini pengembangan ilmu pengetahuan statistik menjadi refrensi, pendukung, dan memperkaya ilmu pengetahuan lainnya secara universal. Hampir setiap disiplin ilmu membutuhkan perangkat statistik, dan hampir setiap hari kita tidak akan lepas dari kebutuhan terhadap data- data statistik. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat dupungkiri bahwa kita sering menjumpai informasi-informasi statistik baik yang disajikan lewat media elektronik maupun lewat media cetak. Informasi-informasi tersebut disajikan dalam bentuk angka-angka, tabel, atau grafis. Misalnya: sajian informasi tentang laju pertumbuhan penduduk, hasil pooling tentang cara pemilihan presiden, keadaan penduduk prasejahtera, pengangguran sarjana, dan sajian persentase dana pembangunan yang dikorupsi pejabat. Contoh tersebut merupakan beberapa contoh kecil dari sekian banyak hal lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan statistik. Jadi dapat dikatakan bahwa statistik memiliki peran penting dan sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia modern. Oleh sebab itu pemahaman terhadap statistik menjadi sangat diperlukan sebagai pendukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa bersaing di pangsa pasar.

Transcript of E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM...

Page 1: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

529 Unmas

Denpasar

E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN

STATISTIK INFERENSIAL

I Wayan Widiana

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-modul statistik inferensial berorientasi

pemecahan masalah, mengetahui kefektifan penggunaan e-modul dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa serta mengetahui

tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-modul dalam perkuliahan statistik inferensial.

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Pendidikan Ganesha. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan penelitian

pengembangan dengan mengadopsi model Plomp yang meliputi beberapa fase yaitu: 1) fase

investigasi awal; 2) fase design/perancangan; 3) fase realisasi/konstruksi; 4) fase tes, evaluasi

dan revisi; dan 5) fase implementasi. Hasil Penelitian menunjukkan: 1) E-modul yang telah

dikembangkan termasuk kategori berkualitas baik, 2) penggunaan e-modul dalam

pembelajaran statistik inferensial dapat meningkatkan Hasil belajar statistik Inferensial dan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa, 3) tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-

modul dalam perkuliahan adalah sangat positif.

Kata Kunci: e-modul, kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi berdampak pada pengembangan ilmu pengetahuan

secara terus menerus, termasuk didalamnya pengembangan ilmu pengetahuan dibidang

statistik. Pengetahuan lama akan terus mengalami perkembangan sehingga pengetahuan itu

sendiri menjadi dinamis mengikuti perkembangan hidup manusia disegala bidang, baik

dibidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik, maupun sains dan teknologi. Bahkan sekarang

ini pengembangan ilmu pengetahuan statistik menjadi refrensi, pendukung, dan memperkaya

ilmu pengetahuan lainnya secara universal. Hampir setiap disiplin ilmu membutuhkan

perangkat statistik, dan hampir setiap hari kita tidak akan lepas dari kebutuhan terhadap data-

data statistik.

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat dupungkiri bahwa kita sering menjumpai

informasi-informasi statistik baik yang disajikan lewat media elektronik maupun lewat media

cetak. Informasi-informasi tersebut disajikan dalam bentuk angka-angka, tabel, atau grafis.

Misalnya: sajian informasi tentang laju pertumbuhan penduduk, hasil pooling tentang cara

pemilihan presiden, keadaan penduduk prasejahtera, pengangguran sarjana, dan sajian

persentase dana pembangunan yang dikorupsi pejabat. Contoh tersebut merupakan beberapa

contoh kecil dari sekian banyak hal lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan statistik. Jadi

dapat dikatakan bahwa statistik memiliki peran penting dan sudah menjadi bagian dalam

kehidupan manusia modern. Oleh sebab itu pemahaman terhadap statistik menjadi sangat

diperlukan sebagai pendukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa bersaing di pangsa

pasar.

Page 2: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

530 Unmas

Denpasar

Pembelajaran statistik menjadi salah satu pembelajaran wajib diperguruan tinggi

dalam bentuk mata kuliah statistik deskriptif dan statistik inferensial terutama mahasiswa

jurusan S1, S2, dan S3. Mata kuliah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menangani

informasi yang bersifat kuantitatif. Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa diharapkan memiliki

kemampuan dalam menggunakan pendekatan ilmiah dalam memecahkan masalah. Misalnya

dalam penelitian akademis seperti yang diterapkan dalam penulisan skripsi merupakan salah

satu kegiatan keilmuan dimana permasalahan yang ada dipecahkan dengan melalui

penggunaan pendekatan ilmiah. Dalam memecahkan permasalahan penelitian, statistik dapat

berperan sebagai alat bantu yang dapat digunakan untuk menangani data kuantitatif yang

diperoleh dalam penelitian. Dengan kata lain, melalui analisis statistik, dapat digambarkan

situasi, kondisi, atau fakta yang diteliti dan sekaligus dapat diperoleh suatu kesimpulan yang

masuk akal. Hal ini senada dengan pendapatnya Sudijono (2012) yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan statistik sebagai alat bantu, maka berlandaskan pada data eksak itu kita

dapat menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat dan mantap, serta

dapat memperkirakan atau meramalkan hal-hal yang mungkin terjadi di masa mendatang, dan

langkah kongkret apa yang kemungkinan perlu dilakukan oleh seorang pendidik.

Begitu pentingnya pemahaman statistik dalam pengembangan keilmuan dan

kehidupan sehari-hari, maka mata kuliah statistik seharusnya menjadi salah satu mata kuliah

yang menyenangkan dan digemari oleh mahasiswa. Untuk tujuan itu, pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Ruang lingkup standar nasional pendidikan meliputi: standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar asesmen pendidikan.

Selanjutnya disebutkan bahwa standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan

pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu

pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Di sisi lain, Teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memiliki potensi yang sangat

besar sebagai sarana atau alat untuk mengembangkan keterampilan tersebut dalam proses

pembelajaran. Mac Kinnon (dalam Muderawan, 2011) menyatakan bahwa teknologi akan

membantu mengembangkan semua jenis keterampilan berpikir mulai dari tingkat yang paling

mendasar hingga tingkat kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, dalam pendidikan

modern, dosen dituntut untuk mampu mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran.

TIK seharusnya tidak hanya dijadikan objek yang harus dipelajari atau memposisikan

mahasiswa sebagai orang yang belajar TIK namun apa yang seharusnya terjadi adalah dalam

proses pembelajaran harus menggunakan TIK sehingga mahasiswa sekaligus belajar TIK di

sana ( learning with or trhough ICT).

Seiring dengan pesatnya perkembangan TIK terutama internet maka peluang penerapan

e-learning sangat besar. Purwaningsih & Pujianto (2009) menyatakan pemanfaatan e-learning

di LPTK merupakan hal yang urgen karena dapat menularkan dan melatih para calon

pendidik untuk cakap menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Nurchali (2010) juga

menyatakan bahwa pemanfaatan komputer dalam pembelajaran dapat memberikan

Page 3: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

531 Unmas

Denpasar

pengalaman belajar yang banyak dan variatif, meningkatkan motivasi belajar serta

mengembangkan keterampilan TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) mahasiswa.

Keterampilan TIK yang diperoleh ini tentunya akan sangat bermanfaat ketika mereka bekerja

dan dalam kehidupannya nanti. Terkadang untuk menjadi guru yang profesional, kemampuan

kognisi saja tidak cukup, penting juga dilengkapi dengan keterampilan-keterampilan tertentu

misalnya di bidang TIK. Apalagi saat ini masih sedikit guru yang mampu memanfaatkan

komputer dalam pembelajarannya (Sucita, 2010).

Banyak keuntungan yang dapat dipetik melalui penerapan e-learning, dua diantaranya

yang utama adalah meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran (Surjono, 2009;

Praherdhiono, 2011; Gozali & Billian, 2011; Mertasari, 2011; Santosa, 2011). Melalui e-

learning pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tidak terikat ruang dan

waktu. Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dengan menggunakan e-learning namun

persentase penggunaannya masih rendah, proses belajar mengajar di perguruan tinggi di

Indonesia masih didominasi dengan tatap muka (Gozali & Billian, 2011).

Saat ini Undiksha telah memiliki dua portal e-learning. Portal pertama dikembangkan

sendiri oleh Unit Pusat Komputer Undiksha dan satunya lagi dikembangkan dengan berbasis

Moodle. Kedua portal ini telah dikembangkan untuk tife e-learning terpadu yaitu

memungkinkan dosen untuk mengunggah materi hypermedia dan hiperteks, absensi, evaluasi,

forum diskusi dan perpustakaan digital. Dengan telah dimilikinya portal e-learning dan

didukung besarnya kapasitas bandwidh internet yang ada yaitu hingga 50 MB maka

pengembangan e-learning Undiksha merupakan suatu potensi yang besar. Namun

pemanfaatannya belum optimal bahkan dapat dikatakan masih minim (Candiasa, 2009).

Lebih lanjut, berdasarkan penelusuran awal pada kedua portal yang ada, dari 478 dosen

Undiksha, persentase dosen pengguna e-learning aktif yang ada masih kurang dari 10%. Hal

ini masih jauh dari harapan mengingat dalam Renstra Undiksha 2010 – 2014 ingin dicapai 90

orang dosen (19%) aktif menerapkan e-learning dalam perkuliahan.

Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai pengampu mata kuliah statistik inferensial

tahun akademik 2011/2012 dan 2012/2013, perkuliahan telah menerapkan e-learning dalam

tingkat yang paling sederhana yaitu sebagai tempat mengunggah materi dan tugas

perkuliahan, bila diibaratkan pemanfaatannya masih layaknya “loker virtual”. Dan tentunya

dalam hal ini, manfaat e-learning belum diperoleh secara optimal padahal fasilitas untuk itu

ada. Oleh karenanya, peneliti ingin mengoptimalkan pemanfaatan seluruh tool yang ada di

portal e-learning dan mensubtitusi sebagian pembelajaran konvensional (tatap muka) dengan

pembelajaran online yang selanjutnya dikenal dengan blended learning atau hybrid learning

dengan tujuan sehingga kualitas perkuliahan meningkat.

Menurut Galvin (2011; 261) “Blended learning course is an effective way to teach the

skill and promote an evidence-based approach to practice in this area”. Hasil penelitian

Mangier (2011) merekomendasikan agar pembelajaran mengkolaborasikan antara tatap muka

dan online karena sangat cocok dengan kecenderungan budaya belajar di perguruan tinggi.

Dalam merancang suatu perkuliahan dengan blended learning ada ungkapan “ repot di awal,

enak berikutnya” , maksud dari ungkapan tersebut adalah yang terpenting dalam penerapan

blended learning adalah penyiapan perangkat pembelajaran guna mendukung

keberlangsungan dan kelancaran pembelajaran selanjutnya sehingga blended learning dapat

Page 4: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

532 Unmas

Denpasar

meningkatkan kualitas bukan malah lebih rendah kualitasnya dibandingkan perkuliahan tatap

muka. Mengingat pada penerapan blended learning menuntut kemandirian mahasiswa dalam

belajar, maka pengembangan perangkat pembelajaran yang diprioritaskan adalah e-modul

(elektronik-modul).

E-modul merupakan suatu modul berbasis TIK, kelebihannya dibandingkan dengan

modul cetak adalah sifatnya yang interaktif memudahkan dalam navigasi, memungkinkan

menampilkan/memuat gambar, audio, video dan animasi serta dilengkapi tes/kuis formatif

yang memungkinkan umpan balik otomatis dengan segera. Mertasari (2010) menambahkan

bahwa penggunaan modul web dan pembelajaran bermedia akan menjamin kontrol

mahasiswa, fleksibilitas, bebas konteks dan juga relative bebas konvensi sosial. E-modul

yang akan dikembangakan dalam penelitian ini disusun menggunakan software eXe. Sofware

ini merupakan freeware yang dapat diunduh pada http://eXelearning.org yang dikembangkan

oleh Sandi Britain etc (2004) dan didukung oleh CORE Education. Beberapa keunggulan

penggunaaan software ini diantaranya: 1) mudah digunakan, tampilan sangat user friendly

dan tanpa membutuhkan penguasaan bahasa pemrograman tertentu dalam penggunaannya, 2)

terdapat i-device seperti java applet dan kuis online sehingga memungkinkan memasukkan

aplikasi java dan kuis/tes online dengan balikan yang bersifat segera dan 3) adanya mode

insert text berbentuk latex sehingga memudahkan dalam pembuatan equation matematika.

E-modul yang dikembangkan berorientasi pemecahan masalah. Hal ini untuk menjawab

permasalahan yang peneliti temui selama mengampu perkuliahan dua tahun sebelumnya yaitu

rendahnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir kritis adalah

keterampilan mengidentifikasi fakta yang relevan, mengenali keterbatasan, asumsi-asumsi

atau kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, dan menentukan jawaban

yang rasional (Krulick dan Rudnick, 1996). Dari analisis hasil ujian tengah semester

mahasiswa pada perkuliahan statistik inferensial tahun akademik 2011/2012, sebagian besar

mahasiswa gagal dalam menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan koreksi terhadap jawaban yang diberikan mahasiswa diperoleh sebaran

sebagai berikut : ada 20% mahasiswa mengosongkan lembar jawaban, 40% memberikan

jawab tanpa alasan, 30% mahasiswa memberikan jawaban tapi alasan masih keliru, dan

hanya ada 10% yang mampu menjawab dengan sempurna. Hal ini mengindikasikan bahwa

mahasiswa gagal membedakan antara informasi, alasan, dan tuntutan-tuntutan yang relevan

dengan yang tidak relevan dan berarti bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa masih

rendah. Hasil evaluasi menemukan kelemahan mahasiswa terletak dalam hal: 1) membuat

model matematika/statistik dari masalah yang diberikan; 2) memilih dan menetapkan strategi

untuk menyelesaikan masalah; 3) sebagian besar hanya mampu melakukan perhitungan

secara mekanis tetapi belum mampu menjelaskan atau menginterpretasikan hasil; 4)

menjelaskan gambar atau grafik ke dalam bahasa tulisan; dan 5) membaca dengan

pemahaman suatu representasi yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

mahasiswa dalam pemecahan masalah dan komunikasi matematisnya masih kurang.

Penggunaan e-modul berorientasi pemecahan masalah akan menuntun mahasiswa

untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri dan hal ini akan memberikan suatu

pengalaman konkret dalam pemecahan masalah sehingga menumbuhkan dan melatih

keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan berpikir kritis. Hal ini sesuai

Page 5: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

533 Unmas

Denpasar

dengan pendapat Shadiq (2012) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis sebagai tuntutan era global adalah membiasakan

peserta didik melakukan pemecahan masalah bukan saja diakhir pembelajaran tetapi di awal

pembelajaran dengan menjadikan pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan

pembelajaran matematika. Pendapat ini diperkuat juga oleh Trianto (2009) yang menyatakan

bahwa Pengajaran berdasarkan masalah meupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran

proses berpikir tingkat tinggi termasuk didalamnya kemampuan berpikir kritis. Hasil

penelitian terdahulu Suarsana & Parwati (2007) juga menunjukkan bahwa pengembangan

modul berorientasi penalaran dan pemecahan masalah berhasil mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif mahasiswa.

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan umum dari penelitian ini adalah

mengembangkan e-modul berorientasi pemecahan masalah yang merupakan salah satu

konten pendukung dalam pembelajaran online. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk

mendeskripsikan kualitas modul yang telah dikembangkan, mengetahui efektifitas e-modul

dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa serta mengetahui

tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-modul dalam perkuliahan statistik inferensial.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan, karena dalam pelaksanaannya

mengembangkan bahan ajar berupa e-modul berorientasi pemecahan masalah untuk

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. E-modul

dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak eXe dengan merujuk pada model

pengembangan Plomp. Menurut Plomp (1997), pelaksanaan pengembangan meliputi

beberapa fase seperti: 1) fase investigasi awal; 2) fase design/perancangan; 3) fase

realisasi/konstruksi; 4) fase tes, evaluasi dan revisi; dan 5) fase implementasi. Subjek

penelitian ini adalah mahasiswa yang memprogram kuliah statistik inferensial semester ganjil

tahun akademik 2015/2016 di kelas A sebanyak 34 orang. Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini meliputi: data kualitas modul, data kemampuan berpikir kritis dan data

tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan menggunakan e-modul. Instrumen

pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: draft modul beserta instrumen

penilaiannya, tes kemampuan berpikir kritis, angket tanggapan, dan catatan lapangan.

Kualitas modul ditentukan berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh para pakar. Ada 4

komponen yang divalidasi yaitu dari segi isi, desain pembelajaran, tampilan visual dan

pemanfaatan software pendukung. Kualitas modul ditentukan oleh gabungan skor dari

keempat komponen tersebut. Total skor maksimum adalah 70. Kriteria nilai diberikan sebagai

berikut.

Page 6: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

534 Unmas

Denpasar

Tabel 1. Kriteri Konversi Nilai Modul

Nilai Kategori Kualitas E-Modul

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

(Kemendiknas, 2010)

Kemampuan berpikir kritis dan tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

menggunakan e-modul dianalisis menggunakan statistik deskriptif yaitu menggunakan skor

rata-rata secara klasikal. Adapun skor yang diperoleh dikonversi menggunakan pedoman di

bawah ini.

Tabel 2. Kriteria Konversi Skor Motivasi Belajar dan Tanggapan Mahasiswa

Rentangan Skor Kategori

Kemampuan berpikir kritis Tanggapan

iiP SDMX 5,1 Sangat Tinggi Sangat positif

iiPii SDMXSDM 5,05,1 Tinggi Positif

iiPii SDMXSDM 5,05,0 Sedang Sedang

iiPii SDMXSDM 5,15,0 Rendah Negatif

Pii XSDM 5,1 Sangat Rendah Sangat negatif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara ringkas hasil penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut.

Tabel 3 Ringkasan Hasil Penelitian

Tujuan

Penelitian Metode Pencapaian

Indikator

Keberhasilan Hasil

Mengembangkan

e-modul

Prosedur pengembangan

e-modul menggunakan

model pengembangan

Plomp

Kualitas modul

minimal berada pada

kategori baik

e-modul statistik

inferensial yang

dikembangkan

berkualitas baik

Meningkatkan

kemampuan

berpikir kritis

mahasiswa

Melaksanakan

perkuliahan statistik

inferensial dengan

menggunakan e-modul

Kemampuan berpikir

kritis mahasiswa

minimal berada pada

kategori tinggi

Kemampuan

berpikir kritis

mahasiswa berada

pada kategori tinggi

Mendeskripsikan

tanggapan

mahasiswa

Pemberian angket Tanggapan

mahasiswa terhadap

pelaksanaan

perkuliahan minimal

berada pada kategori

positif

Tanggapan

mahasiswa berada

pada kategori sangat

positif

Page 7: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

535 Unmas

Denpasar

Secara lebih rinci hasil-hasil penelitian di atas diuraikan sebagai berikut.

a. Kualitas E-modul

Validasi e-modul melibatkan 2 orang ahli yaitu ahli I adalah ahli di bidang statistik

yang akan menilai komponen isi dan desain pembelajaran dan ahli II adalah ahli di bidang

media pembelajaran yang menilai komponen tampilan dan pemanfaatan software pada e-

modul. Adapun hasil penilaian ahli pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Penilaian E-modul per Komponen

Komponen Penilaian Skor Maksimal Skor Persentase

Isi 13 11 84,6%

Desain pembelajaran 26 21 80,8%

Tampilan visual 19 13 68,4%

Pemanfaatan software 11 8 72,7%

Total 70 53 75,5%

Total skor yang diperoleh adalah 53 dengan skor maksimum adalah 70. Bila skor ini

dikonversi ke skala 100 diperoleh nilai e-modul adalah 75,5. Berdasarkan kriteria yang

ditetapkan maka dapat disimpulkan e-modul berada pada kategori baik.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan yang ditemukan pada prototype ini yaitu

sebagai berikut. Kelebihannya: (1) cakupan materi yang eksploratif yaitu mendorong

mahasiswa untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, (2) inovatif

yaitu memunculkan hal-hal baru dalam pendekatan penyajian suatu konsep, (3)

dilengkapinya modul dengan latihan/tes/simulasi yang bersifat interaktif dan dapat

memberikan umpan balik dengan segera, (4) dilengkapinya modul dengan navigasi yang

memudahkan pembaca menelusuri isi modul dengan cepat, (5) telah ada interaktivitas

walaupun hanya pada butir soal, dan (6) telah menggunakan beberapa software pendukung.

Sedangkan kelemahannya: (1) kurang lengkapnya cakupan materi sehingga e-modul ini

tidak tepat dijadikan bahan ajar utama tetapi lebih tepat sebagai suplemen materi, (2) materi

tidak lengkap, belum ada apersepsi dan pengayaan, (3) tidak dilengkapinya e-modul dengan

contoh-contoh soal, (4) baru menggunakan media gambar saja belum dilengkapi animasi, dan

(5) interaktivitas yang dilakukan mahasiswa belum disimpan dalam database.

Pada bagian akhir dari instrumen evaluasi, kedua ahli diminta untuk memberikan

rekomendasi akhir dari media yang dinilai. Kedua ahli menyatakan bahwa e-modul ini masih

perlu diperbaiki lagi dan agar media ini layak sebagai bahan ajar utama maka harus dilakukan

perbaikan-perbaikan terutama melengkapi uraian materi dan menambahkan beberapa contoh-

contoh soal.

a. Kemampuan berpikir kritis dan Tanggapan Mahasiswa

Ujicoba dilakukan untuk Bab 4 ANAVA. Perkuliahan dilakukan selama 3 kali tatap

muka dengan suplemen pembelajaran online. Setelah pembahasan Bab 4 selesai, diadakan tes

untuk mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Tes terdiri dari 5 butir soal yang

disusun mengacu pada 5 indikator kemampuan berpikir kritis yang telah ditetapkan

sebelumnya. Adapun perolehan skor mahasiswa adalah sebagai berikut.

Page 8: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

536 Unmas

Denpasar

Tabel 5. Ukuran Data Skor Tes Kemampuan berpikir kritis Persamaan dan fungsi Kuadrat

Ukuran Data Nilai

Rata-rata 27,6

Standar Deviasi 11,3

Skor Maksimum 40

Skor Minimum 15

Skor Maksimum Ideal 50

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka rata-rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa

berada pada kategori sedang.

Ada beberapa temuan penting terkait uji coba e-modul dalam perkuliahan statistik

inferensial yaitu: (1) Awalnya mahasiswa menghadapi kendala teknis dalam pembelajaran

online misalnya lupa user dan password pada saat mendaftar di awal, belum mengenal

dengan baik fitur-fitur yang disediakan, dan tidak bisa berpartisipasi dalam forum dan tes

formatif online, dan (2) Partisipasi mahasiswa dalam forum diskusi online masih rendah.

Beberapa perbaikan dilakukan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan e-modul

dalam pembelajaran statistik inferensial yaitu: (1) Mengintegrasikan permasalahan yang

diberikan pada modul menjadi bahan diskusi pada forum, (2) Mengasumsikan mahasiswa

dianggap hadir dalam kelas online jika telah mendownload materi, berpartisipasi di forum

diskusi dan mengerjakan kuis online, dan (3) Memberikan skor pada mahasiswa bukan hanya

pada yang ikut kuis tetapi juga bagi yang berpartisipasi dalam kegiatan forum diskusi yang

disediakan.

Berdasarkan perbaikan tersebut selanjutnya perkuliahan statistik inferensial untuk

Bab 5 ANCOVA kembali menggunakan e-modul berorientasi pemecahan masalah.

Pertemuan tatap muka dilakukan sebanyak 3 kali dengan suplemen pembelajaran online.

Setelah pembahasan Bab 5 rampung, kembali diadakan tes kemampuan berpikir kritis yang

terdiri dari 5 item soal. Adapun perolehan skor mahasiswa adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Ukuran Data Skor Tes Kemampuan berpikir kritis Suku Banyak

Ukuran Data Nilai

Rata-rata 31,4

Standar Deviasi 10,6

Skor Maksimum 44

Skor Minimum 20

Skor Maksimum Ideal 50

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka rata-rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa

berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-modul dalam perkuliahan statistik

inferensial diukur dengan menggunakan angket dan diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 7. Ukuran Data Tanggapan Mahasiswa

Page 9: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

537 Unmas

Denpasar

Ukuran Data Nilai

Rata-rata 36

Standar Deviasi 8,4

Skor Maksimum 46

Skor Minimum 34

Skor Maksimum Ideal 50

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka rata-rata tanggapan mahasiswa terhadap

penggunaan e-modul berada pada kategori sangat positif.

PEMBAHASAN

Pengembangan e-modul berorientasi pemecahan masalah membutuhkan berbagai

tahapan mulai dari fase investigasi awal, fase perancangan, fase realisasi/konstruksi, fase

tes/evaluasi dan revisi serta fase implementasi. Pada investigasi awal, teridentifikasi dua

permasalahan utama yang perlu diperhatikan dan mendapat penanganan dalam pembelajaran

antara lain: pemanfaatan e-learning yang belum optimal dan rendahnya kemampuan berpikir

kritis mahasiswa. Berdasarkan kajian dilakukan dirancanglah langkah pemecahan berupa

pengembangan e-modul berorientasi pemecahan masalah.

Selanjutnya pada tahap design/perancangan model dilakukan desain e-modul dan

juga instrumen penelitian pendukungnya seperti lembar penilaian modul, tes kemampuan

berpikir kritis dan angket tanggapan mahasiswa. Secara garis-garis besar komponen e-modul

meliputi: (1) kompetensi dasar dan indikator sebagai sasaran belajar, (2) uraian materi yang

dirancang agar mahasiswa melakukan kegiatan pemecahan masalah untuk menemukan

konsep yang dipelajari, bagian ini dilengkapi juga dengan gambar, animasi dan simulasi yang

pada modul cetak tidak memungkinkan untuk itu, (3) contoh soal, (4) rangkuman, (5)

simulasi tes formatif dan (6) umpan balik yang bersifat segera yaitu otomatis setelah

mahasiswa menyelesaikan tes formatif dan (7) daftar pustaka. Pada tahap realisasi, modul dan

instrument penelitian disusun berdasarkan desain yang telah dibuat sehingga dihasilkan

prototype produk.

Setelah prototype e-modul dihasilkan, dilakukan penilaian oleh ahli di bidangnya.

Dari hasil penilaian terungkap beberapa kelebihan dan kelemahan yang ada pada e-modul

yang dikembangkan ini. Secara keseluruhan e-modul yang dihasilkan telah berkualitas baik.

Hal ini berarti e-modul yang dihasilkan telah memenuhi aspek kelayakan baik dari segi isi,

desain pembelajaran, tampilan visual dan pemanfaatan software pendukung. Keempat

komponen tersebut merupakan komponen utama yang mesti diperhatikan dalam

pengembangan bahan ajar berbasis TIK (Kemendiknas, 2010).

Menindaklanjuti hasil validasi dari masing-masing ahli selanjutnya diadakan

perbaikan di antaranya sebagai berikut. (1) uraian materi dibuat lebih lengkap dan detail

dengan melengkapinya dengan apersepsi, contoh soal dan pengayaan, dan (2) perbanyak

jumlah dan variasi penggunaan media seperti gambar, animasi atau video.

Agar e-modul yang dihasilkan bisa berkualitas dan cukup valid digunakan maka

memerlukan beberapa kali uji coba. Dalam penelitian ini, hal ini belum bisa dilakukan

sepenuhnya karena waktu yang tidak memungkinkan. Ujicoba yang dilakukan adalah uji coba

Page 10: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

538 Unmas

Denpasar

secara terpakai pada perkuliahan statistik inferensial di kelas A pada semester ganjil tahun

akademik 2015/2016 yaitu dengan jumlah mahasiswa 34 orang.

Dilihat dari kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada uji coba siklus 1, tergolong

sedang, berarti belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil pengamatan, hal ini terjadi

karena dalam mengikuti perkuliahan, utamanya perkuliahan online banyak mahasiswa

mengalami kendala teknis dan belum tahu fitur-fitur yang tersedia dalam portal elearning

yang dalam hal ini digunakan learning management system (LMS) moodle. Banyak

mahasiswa belum berpartisipasi dalam forum diskusi online yang disediakan. Mereka

mendownload e-modul yang diberikan tanpa berbagi tanggapan terhadap isi dari e-modul.

Dalam konteks ini, e-modul belum dimanfaatkan atau diekplorasi secara optimal oleh

mahasiswa.

Upaya pemecahan yang ditempuh terkait dengan masalah ini adalah

mensosialisasikan fitur-fitur moodle yang bisa dikelola mahasiswa, mengintegrasikan

permasalahan yang diberikan pada modul menjadi bahan diskusi pada forum, menetapkan

bahwa mahasiswa dianggap hadir di kelas online jika telah mendownload materi,

berpartisipasi di forum diskusi dan mengerjakan kuis online, serta memberikan skor pada

mahasiswa bukan hanya pada yang ikut kuis tetapi juga bagi yang berpartisipasi dalam

kegiatan forum diskusi yang disediakan.

Dengan perbaikan tersebut kembali diadakan uji coba siklus 2 untuk topik Suku

Banyak. Hasil tes kemampuan berpikir kritis menunjukkan terjadi peningkatan baik secara

kuantitas maupun kualitas yaitu dari rata-rata 27,6 (sedang) menjadi 31,4 (tinggi). Hasil ini

telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Beberapa hal yang diyakini berperan

besar dalam pencapaian peningkatan ini adalah hal-hal berikut.

Pertama, e-modul disusun menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang

mengarahkan mahasiswa untuk melakukan pemecahan masalah. Hal ini secara langsung akan

melatih mahasiswa berpikir kritis. Hasil ini menegaskan kembali apa yang telah diperleh

pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa penggunaan modul berorientasi

penalaran dan pemecahan masalah berhasil mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

kreatif mahasiswa. Hal senada diungkapkan oleh Trianto (2009) yang menyatakan bahwa

Pengajaran berdasarkan masalah meupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses

berpikir tingkat tinggi termasuk didalamnya kemampuan berpikir kritis.

Kedua, lingkungan belajar online yang memungkinkan mahasiswa mengekplorasi

informasi dari berbagai sumber dengan cepat dan mudah. Hal ini akan mendorong mahasiswa

belajar untuk kritis dan selektif dalam memilih informasi yang ada sesuai permasalahan yang

diberikan. Mahasiswa dapat mengontrol pembelajarannya sendiri, mereka bebas menentukan

cara belajarnya sendiri. Mertasari (2010) menambahkan bahwa penggunaan modul web dan

pembelajaran bermedia akan menjamin kontrol mahasiswa, fleksibilitas, bebas konteks dan

juga relative bebas konvensi sosial. Hasil ini menegaskan apa yang diungkapkan Mac Kinnon

(dalam Muderawan, 2011) yang menyatakan bahwa teknologi akan membantu

mengembangkan semua jenis keterampilan berpikir mulai dari tingkat yang paling mendasar

hingga tingkat kemampuan berpikir kritis..

Ketiga, adanya forum diskusi online yang mendorong semua mahasiswa

berpendapat sehingga mereka terlatih untuk menanggapi atau mengkritisi pendapat teman

Page 11: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

539 Unmas

Denpasar

mereka yang kurang sesuai dengan pemahaman mereka. Kesempatan bertanya dan

menanggapi di forum diskusi online sangat terbuka lebar dan luas sehingga mendorong

terbentuknya komunitas belajar. Sunarto (2011) menyatakan bahwa keberadaan komunitas

belajar akan membawa dampak pada peningkatan kualitas dan kedalaman berpikir serta

mendorong proses inkuiri. Keduanya akan berdampak langsung pada peningkatan

kemampuan berpikir kritis.

Tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan menggunakan e-modul yang

dikembangkan adalah sangat positif. Hal ini menandakan mereka sudah dapat menikmati cara

belajar yang diterapkan dengan tidak merasakan sebagai suatu beban. Di awal memang

meraka merasa agak kesulitan mengikuti perkuliahan sebab sebagian dari mereka belum

pernah belajar dalam lingkungan online, tetapi setelah berjalan beberapa pertemuan mereka

mulai menyenanginya dan telah tumbuh kemandirian dalam belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut: (1) Modul yang disusun telah berkualitas baik dan masih perlu disempurnakan lagi.

(2) Melalui penggunaan e-modul berorientasi pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis

mahasiswa mengalami peningkatan dari rata-rata 27,6 (sedang) pada siklus I menjadi 31,4

(tinggi) pada siklus II. (3) Tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan

menggunakan e-modul berorientasi pemecahan masalah adalah sangat positif.

Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam hal ini adalah sebagai berikut. (1)

Penggunaan e-modul dalam pembelajaran memerlukan persiapan yang matang terutama

dalam penyiapan lingkungan belajar online dan pengelolaan interaksi dengan mahasiswa

sehingga keberadaannya dapat meningkatkan kualitas perkuliahan dan bukan sebaliknya. (2)

Perlu penelitian lebih lanjut terutama untuk melihat dampak penerapan pembelajaran

berbantuan e-modul berorientasi pemecahan masalah terhadap berbagai komponen kualitas

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono.2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Candiasa. I.M. 2009. Optimalisasi Portal E-learning Undiksha sebagai Komplemen

Perkuliahan Konvensional. Makalah disajikan pada workshop yang diselenggarakan

oleh LP3 Undiksha tanggal 5 Desember 2009.

Chaeruman, Uwes. 2010. E-Learning dalam Pendidikan Jarak Jauh. Jakarta : Kemendiknas

Galvin, B. 2011. “A Blended Learning Course Teaching Information Literacy For Substance

Use Prevention Work” Journal of information Literacy. Volume 5 issue 1. Hal 65-

88.

Gozali, F. & Billion Lo. 2011. “Pemanfaatan Teknologi Open Source dalam Pengembangan

Proses Belajar Jarak Jauh di Perguruan Tinggi ”. Makalah disajikan dalam Seminar

Nasional Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi TIdalam Dunia Pendidikan. Jurusan

Pendidikan Teknik Informasika. Singaraja. 20 September 2011

Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta : Dirjen

Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah

Muderawan, I.W. 2011. “Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasidan

Aplikasinya dalam Pembelajaran”. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional

Page 12: E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/63... · 2016-10-13 · LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

540 Unmas

Denpasar

Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi TIdalam Dunia Pendidikan. Jurusan Pendidikan

Teknik Informasika. Singaraja. 20 September 2011

http:// eXelearning.org

Nurchali.2010. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dalam

Pembelajaran Kimia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 16. Halaman 648 -658.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB II

Pasal 4.

Plomp, T. 1997. Educational and Training Sistem Design. Enschede: University of Twente

Purwaningsih, D dan Pujianto. 2009. “Blended Cooperative E-learning sebagai sarana

Pendidikan Penunjang Learning Community” makalah disampaikan dalam seminar

nasional UNY dengan tema Peranan ICT dalam Pembelajaran. Yogyakarta, 25 Juli

2009.

Santosa, P.I. 2011. “Model Konseptual Pemanfaatan teori Flow dalam E-learning”.

Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi

TIdalam Dunia Pendidikan. Jurusan Pendidikan Teknik Informasika. Singaraja. 20

September 2011

Shadiq, F. 2012. Pentingnya pemecahan Masalah. Tersedia pada

http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/Pemecahan_Masalah_SMP.pdf

(diakses tanggal 10 Januari 2012)

Suarsana, I. M. & Ni Nyoman Parwati. 2007. Pengembangan Modul Teori Bilangan

Berorientasi Penalaran Dan Pemecahan Masalah untuk Mengembangkan

Kompetensi Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa. Laporan Penelitian (tidak

diterbitkan). Jurusan Pendidikan Matematika, Undiksha

Sucita, I N. 2010. Pemetaan Kompetensi Guru Matematika. Majalah Saraswati. Edisi II.

Halaman 15-17 Sunarto. 2011. Komunitas Pembelajaran. Tersedia di

http://sunartombs.wordpress.com/2011/08/12/komunitas-pembelajaran-learning-

community/(diakses 8 Nopember 2012).

Surjono, H.D., 2009. Pengantar E-learning dan Penyiapan Materi Pembelajaran. Puskom

UNY

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group