PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN...

14
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 911 Unmas Denpasar PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN LAUT BERBASIS MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN GEROKGAK Cening Kardi dan I Wayan Wiasta PS Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar ([email protected]) ABSTRAK Agrowisata budidaya perikanan laut sebaiknya dikembangkan untuk memperbaiki pendapatan masyarakat pesisir.Tujuan penelitian ini adalahmengetahui potensi agrowisata budidaya perikanan laut di wilayah pesisir Kecamatan Gerokgak.Mengetahui kesehatan lingkungan perairan untuk perikanan budidaya serta upaya pengelolaannya.Merumuskan upaya pengembangan agrowisata budidaya perikanan laut. Penelitian dilaksanakan dengan cara survei pengukuran parameter di lapang dan survei data sekunder pada instansi terkait. Gambaran dukungan masyarakat pesisir terhadap upaya-upaya pengembangan agrowisata diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan lanskap panorama alam sekitarnya memiliki daya tarik atau sisi penawaran yang baik untuk agrowisata budidaya perikanan laut pesisir Kecamatan Gerokgak. Fenomena masalah degradasi kualitas lingkungan lahan budidaya perikanan di Kecamatan Gerokgak belum terjadi, akan tetapi upaya control dan antisipasi secara terintegrasi perlu terus dilakukan agar tercapai integrated mariculture, yang mendukung sustainable agrotourism.Penataan dan pembangunan perlu dilakukan untuk mewujudkan obyek sentra akses budidaya KJA di Pantai Bangsal, serta obyek sentra akses hatchery ikan laut di Pantai Batu Agung.Setingan pengelolaan agrowisata sebaiknya mengikuti tipe open/spontaneous dengan maksud: menumbuhkan daerah yang mengacu pada struktur kehidupan, ruang dan polanya selaras dengan tradisi-keyakinan- aspirasi-budaya masyarakat local (community based tourism). Dampak negatipnya secara ketat melibatkan desa adatdan banjar adat di kecamatan Gerokgak. Kata kunci: agrowisata, budidaya perikanan laut, ikan kerapu, hatchery, keramba, destinasi. ABSTRACT Agrotourism of mariculture should be introduced to improve income for coastal communities. Research objective was to assess the potency, supports and measures for achieving marketable and sustainable agrotourism of mariculture in Gerokgak district.To review the fitness of marine environments for mariculture and their management efforts. To formulate efforts to develop mariculture agrotourism. To determinethe specific center destinations along with their descriptions for community-based agrotourism. The research was conducted by means of survey to assess parameters in the field and survey to secondary data in the relating agencies. The overview of coastal communities whether to support agrotourism development was obtained through Focus Group Discussion (FGD). The results of the study were as follows. The grouper mariculture activities of hatcheries and sea cages farm as well as theiremerged-natural surrounding landscape could be good supplyand relied upon to develope mariculture agrotourism. The phenomenon of degradation of mariculture landsalong coastal area of Gerokgak district not happened yet, but efforts to continued

Transcript of PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN...

Page 1: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

911 Unmas

Denpasar

PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN LAUT

BERBASIS MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN GEROKGAK

Cening Kardi dan I Wayan Wiasta

PS Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Mahasaraswati Denpasar

([email protected])

ABSTRAK

Agrowisata budidaya perikanan laut sebaiknya dikembangkan untuk memperbaiki

pendapatan masyarakat pesisir.Tujuan penelitian ini adalahmengetahui potensi agrowisata

budidaya perikanan laut di wilayah pesisir Kecamatan Gerokgak.Mengetahui kesehatan

lingkungan perairan untuk perikanan budidaya serta upaya pengelolaannya.Merumuskan

upaya pengembangan agrowisata budidaya perikanan laut. Penelitian dilaksanakan dengan

cara survei pengukuran parameter di lapang dan survei data sekunder pada instansi terkait.

Gambaran dukungan masyarakat pesisir terhadap upaya-upaya pengembangan agrowisata

diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian adalah sebagai berikut.

Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan lanskap panorama alam

sekitarnya memiliki daya tarik atau sisi penawaran yang baik untuk agrowisata budidaya

perikanan laut pesisir Kecamatan Gerokgak. Fenomena masalah degradasi kualitas

lingkungan lahan budidaya perikanan di Kecamatan Gerokgak belum terjadi, akan tetapi

upaya control dan antisipasi secara terintegrasi perlu terus dilakukan agar tercapai integrated

mariculture, yang mendukung sustainable agrotourism.Penataan dan pembangunan perlu

dilakukan untuk mewujudkan obyek sentra akses budidaya KJA di Pantai Bangsal, serta

obyek sentra akses hatchery ikan laut di Pantai Batu Agung.Setingan pengelolaan agrowisata

sebaiknya mengikuti tipe open/spontaneous dengan maksud: menumbuhkan daerah yang

mengacu pada struktur kehidupan, ruang dan polanya selaras dengan tradisi-keyakinan-

aspirasi-budaya masyarakat local (community based tourism). Dampak negatipnya secara

ketat melibatkan desa adatdan banjar adat di kecamatan Gerokgak.

Kata kunci: agrowisata, budidaya perikanan laut, ikan kerapu, hatchery, keramba, destinasi.

ABSTRACT

Agrotourism of mariculture should be introduced to improve income for coastal

communities. Research objective was to assess the potency, supports and measures for

achieving marketable and sustainable agrotourism of mariculture in Gerokgak district.To

review the fitness of marine environments for mariculture and their management efforts. To

formulate efforts to develop mariculture agrotourism. To determinethe specific center

destinations along with their descriptions for community-based agrotourism. The research

was conducted by means of survey to assess parameters in the field and survey to secondary

data in the relating agencies. The overview of coastal communities whether to support

agrotourism development was obtained through Focus Group Discussion (FGD). The results

of the study were as follows. The grouper mariculture activities of hatcheries and sea cages

farm as well as theiremerged-natural surrounding landscape could be good supplyand relied

upon to develope mariculture agrotourism. The phenomenon of degradation of mariculture

landsalong coastal area of Gerokgak district not happened yet, but efforts to continued

Page 2: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

912 Unmas

Denpasar

control and anticipate it incorporatelly should be done to achieve integrated mariculture,

that supports sustainable agrotourism. Arrangement and development should be done to

realize the object for center access to sea cages farm (KJA) in Pantai Bangsal, and object for

center access to grouper hatcheries in Pantai Batu Agung. The setting up for

agrotourismmanagementshouldfollow spontaneoustype with intent: growing area refers to

the structure of life, space and pattern in harmony with the traditions-religion-aspiration-

culture of the local community (community based tourism).Thenegativeimpactswhich possibly

triggered of it, should betightlycontrolledthrough theinvolvement of customary institutions

inGerokgak district.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bali, sebagai salah satu pulau kecil yang subur, yang memiliki keindahan alam dan

keunikan Tradition-Religion-Aspiration-Culture masyarakatnya, seringkali harus dihadapkan

pada pilihan yang menyulitkan, yaitu mengembangkan pariwisata dengan mengorbankan

pertanian dan lingkungan, ataukah mempertahankan pertanian dan lingkungan dengan

membatasi perkembangan pariwisata. Pilihan yang bijaksana tentunya adalah

mengembangkan pariwisata dengan tanpa mengorbankan sektor lainnya. Salah satu alternatif

yang berada pada kombinasi tersebut adalah agrowisata atau agrotourism yang berarti

berwisata ke daerah pertanian baik di darat, di pesisir maupun di laut.

Pemanfaatan aktivitas pertanian yang mengandalkan lahan perairan pantai dan

laut atau budidaya laut (mariculture) yang dijadikan destinasi agrowisata di Bali sangat

jarang dilakukan. Salah satu sentra budidaya laut yang dimaksud adalah pengembangan

perikanan budidaya berbagai jenis ikan karang dengan komoditas unggulan, yaitu ikan kerapu

(grouper) yang telah dilakukan secara massal di pesisir Kecamatan Gerokgak, yakni usaha

pembenihan/hatcherydi sepanjang daratan tepi pantai dan kegiatan pembesaran ikan dalam

keramba jaring apung/KJA yang menggunakan perairan Teluk Sumberkima. Budidaya ikan

kerapu patut dikembangkan karena beberapa keunggulan ekonomisnya, selain ditengarai

dapat mengurangi kerusakan ekosistem terumbu karang. Usaha ini semakin berkembang

karena dalam proses produksinya lebih banyak memanfaatkan sumber daya laut yang ada,

dan menggunakan komponen lokal cukup besar, sementara produknya sangat berpotensi

ekspor(Hanafi et al., 2005).

Hasil penelitian Hibah Bersaing (Kardi et al.,2013) menjelaskan bahwa pengembangan

budidaya ikan kerapu di perairan pantai dan laut di wilayah pesisir Kecamatan Gerokgak

sejauh ini telah memberikan kontribusi berupa pendapatan asli daerah (PAD), kesempatan

kerja dan peningkatan pendapatan bagi para pembudidaya dan buruh kerja, serta dampak

ganda bagi rantai-rantai usaha yang terkait.Oleh karenanya, pengembangan destinasi

agrowisata dari aktivitas dan lanskap budidaya ikan laut ini diyakini dapat membangun suatu

sistem kegiatan terpadu dan terkoordinasi untuk mengembangkan sektor pariwisata sekaligus

dengan sektor perikanan budidaya dengan tetap memelihara kelestarian lingkunganserta

meningkatkan lebih luas dampak positif sosial dan nilai bagi masyarakat pesisir di wilayah

Page 3: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

913 Unmas

Denpasar

Kecamatan Gerokgak. Penelitian dan perencanaan untuk mewujudkan keyakinan akan

bangunan agrowisata budidaya perikanan ini sangat dibutuhkan.

Penetapan pesisir dari Desa Gerokgak sampai denganDesa Sumberkima di Kecamatan

Gerokgak oleh Pemkab Buleleng sebagai kawasan budidaya laut serta merupakan bagian dari

wilayah pengembangan Kawasan Wisata Batu Ampar di Buleleng Barat juga memberikan

peluang yang sangat strategis bagi pengembangan agrowisata budidaya perikanan di wilayah

pesisir Kecamatan Gerokgak. Akan tetapi pemanfaatan yang kurang terkendali dan kurang

arif wilayah pesisir ini untuk berbagai sector budidaya antara lain hatchery ikan laut, tambak

udang, budidaya KJA ikan laut, budidaya kerang mutiara, rumput laut, perikanan tangkap dan

permukiman/akomodasi pariwisata ditengarai memberikan tekanan ekologis akibat

penurunan kesehatan lingkungan perairannya. Bila fenomena ini semakin serius pada

gilirannya dapat mengancam keberlanjutan usaha budidaya perikanan laut di wilayah pesisir

Kecamatan Gerokgak.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Mengetahui potensi agrowisata budidaya perikanan laut di wilayah pesisir Kecamatan

Gerokgak.

2) Mengetahui kesehatan lingkungan perairan untuk perikanan budidaya serta upaya

pengelolaannya.

3) Merumuskan upaya pengembangan agrowisata budidaya perikanan laut di wilayah pesisir

Kecamatan Gerokgak

4) Penentuan destinasi spesifik lokasi beserta deskripsinya untuk agrowisata budidaya

perikanan berbasis masyarakat.

Manfaat Penelitian

Manfaat bila seluruh rangkaian kegiatan penelitian pengembangan agrowisata budidaya

perikanan laut ini dapat dilaksanakan secara optimal, adalah sebagai berikut.

1) Untuk ilmu pengetahuan akan memperkaya kasanah ilmu Manajemen Sumberdaya

Pesisir dan Manajemen Agrowisata melalui hampiran eco-agro-tourism (untuk

memberikan nilai tambah, dan sekaligus konservasi dalam bidang agribisnis budidaya

perikanan yang mengandalkan lahan pesisir dan laut).

2) Can economic growth in tourism reduce poverty of coastal communities in Bali?

Penelitian ini diharapkan dapat mengisi jawaban positif terhadap fenomena tersebut.

Output penelitian diharapkan dapat menjadi suatu model percontohan dalam

pengembangan berbagai aspek fisik, biofisik, sosial dan ekonomi budidaya perikanan

pesisir di Bali yang terintegrasi dengan tujuan pariwisata untuk daerah-daerah potensial

lainnya.

3) Kebutuhan akan pariwisata Bali yang berdaya saing tinggi serta berkelanjutan

(sustainable tourism) sangat mendesak. Oleh karenanya alternatif terbaik yang harus

diterobos dan diwujudkan adalah dengan lebih banyak mengembangkan agrowisata unik

Page 4: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

914 Unmas

Denpasar

dan menarik yang memanfaatkan aktivitas dan lanskap budidaya pertanian di lahan

daratan maupun pesisir dan laut.

4) Khusus untuk pengembangan budidaya perikanan laut di wilayah pesisir Kecamatan

Gerokgak tidak bisa terhindarkan tekanan manusia yang tinggi terhadap lingkungan

pesisir akibat anggapan bahwa sumberdaya pesisir merupakan open access property

resources dengan peluang yang tinggi menimbulkan the tragedy of commons.

Pengelolaan fenomena ini yang kurang jelas, tegas dan bijaksana akan menghambat

Model Bisnis budidaya laut yang Berbasis Blue Economy, yakni menerapkan prinsip zero

waste atau tanpa limbah, social inclusiveness atau peningkatan nilai tambah produk dan

peningkatan lapangan kerja, multi product yaitu menghasilkan beberapa jenis produk dan

menciptakan inovasi serta mampu beradaptasi di segala usaha.Pengembangan sektor

tersier dari budidaya perikanan laut di wilayah pesisir Kecamatan Gerokgak

berupa pengembangan agrowisata diharapkan akan dapat memberikan insentif

yang mendorong terwujudnya budidaya laut yang Berbasis Blue Economy.

5) Dipandang dari sudut pembangunan wilayah, pengembangan agrowisata budidaya

perikanan pesisir akan mendorong tumbuhnya kutub kutub pertumbuhan baru sehingga

terjadi pemerataan pembangunan. Kutub pertumbuhan baru tersebut diharapkan dapat

memberikan dampak tetesan ke bawah (trickle down effect) yang bermanfaat bagi

pemerataan lapangan pekerjaan yang bermuara pada pemerataan pendapatan rumah

tangga masyarakat pedesaan/pesisir (community-based tourism).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian survei dan non eksperimen. Pemetaan

potensi agrowisata budidaya perikanan laut dilakukan melalui survei di wilayah pesisir

Kecamatan Gerokgak beserta survei data sekunder instansi terkait. Pengukuran parameter

kesehatan lingkungan perairan untuk perikanan budidaya serta upaya pengelolaannya

dilakukan pada beberapa stasiun pengamatan di pesisir Kecamatan Gerokgak, serta survei

data sekunder instansi terkait. Parameter kesehatan lingkungan perairan untuk perikanan

budidaya (fisik, kimia dan biologis) serta alat yang digunakan untuk mengukur mengacu pada

APHA (1992), seperti pada Tabel 1.Dukungan social ekonomi masyarakat serta Penentuan

destinasi spesifik lokasi beserta deskripsinya untuk agrowisata berbasis masyarakat dilakukan

melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan masyarakat pesisir Desa Gerokgak dan

Sumberkima.Data dianalisis secara deskriptif dengan mengkaji ukuran pemusatan dan

penyebaran data, serta dalam bentuk uraian untuk data yang bersifat kualitatif.

Tabel 1. Parameter kesehatan lingkungan perairan untuk perikananbudidaya

serta Alat ukurnya (APHA, 1992)

Page 5: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

915 Unmas

Denpasar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Agrowisata Budidaya Perikanan LautDi Kecamatan Gerokgak

Usaha budidaya pembenihan atau hatcheryikan kerapu

Usaha hatchery perikanan pantai dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni hatchery

lengkap (HL), dan backyardhatchery(BH). Hatchery lengkap disamping memiliki skala

usaha yang lebih besar dari pada backyardhatchery juga melakukan manajemen induk

kerapu, sehingga telur ikan kerapu dapat dihasilkan sendiri. Sementara backyardhatchery

mengandalkan telur ikan kerapu dari pembelian di luar. Kerjasama distribusi telur, input

pakan, teknologi budidaya dan pemasaran benih ikan kerapu baik antar

backyardhatcherymaupun antar backyardhatchery dengan Balai Besar Riset Perikanan

Budidaya Laut (BBRPBL) Gondol dan HL sangat mendukung keberlanjutan usaha hatchery

ikan kerapu.

Beberapa jenis benih ikan kerapu yang telah berhasil dan biasa diproduksi oleh

masyarakat di pesisir pantai Kecamatan Gerokgak, yaitu: benih kerapu Macan (Ephinepelus

fuscoguttatus), kerapu Tikus (Cromileptes altivelis), kerapu Sunu (Plectropomus leopardus),

kerapu hibrida Cantang (persilangan antara jantan kerapu Naga/Ephinepelus lanceolatus

dengan betina kerapu Macan) dan kerapu hibrida Cantik (persilangan antara jantan kerapu

Macan dengan betina kerapu Batik).Jumlah induk ikan kerapu dari berbagai spesies ini

(broodstocks) yang dimiliki oleh hatchery swasta dan pemerintah di Kecamatan Gerokgak

sekitar 300 ekor yang mampu mensuplai kebutuhan telur selesuruh usaha hatchery.

Gambar 1. Beberapa foto produk dan instalasi hatchery ikan kerapu

Page 6: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

916 Unmas

Denpasar

Produk benih ikan kerapu di Kecamatan Gerokgak sebagian diekspor ke beberapa negara

Malaysia, Vietnam, Pilipina, Taiwan, Thailand dan Singapura; serta sebagian lagi dikirim ke

pengusaha-pengusaha KJA di Sumatra, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Total benih ikan

kerapu yang dihasilkan pada tahun 2015 mencapai 44.10 juta ekor dengan nilai jual 88.20

miliar rupiah. Harga benih berukuran 3 cm adalah: Kerapu Macan Rp 1500/ekor; Kerapu

Tikus Rp 4000/ekor; Hibrida Cantang Rp 2000/ekor; dan Hibrida Cantik Rp 1800/ekor.Pada

kapasitas produksi menggunakan lima buah bak larva (padat penebaran telur 200 ribu butir),

rata-rata usaha hatchery Ikan Kerapu dapat menghasilkan profit sebesar 20-26 juta rupiah per

siklus produksi (±3 bulan).

Luas potensial kawasan pesisir di Kecamatan Gerokgak untuk usaha budidaya hatchery

ikan laut adalah 200 hektar, namun yang telah termanfaatkan baru mencapai sekitar 60

hektar. Daerah kawasan hatchery ini memiliki ketinggian 0-10 m dpl, perairan pantainya

tidak berlumpur, dengan salinitas air laut 32-34 ppt. Seluruh lokasi usaha hatchery memiliki

aksesibilitas yang mudah, serta terjangkau dengan mobil. Karakteristik ini sangat ideal untuk

pengembangan usaha budidaya hatchery ikan laut. Data distribusi usaha hatchery Ikan

Kerapu per desa diKecamatan Gerokgak terlihat pada Tabel 2. Terdapat sebanyak 72 usaha

Hatchery Ikan Kerapu di sepanjang pantai Kecamatan Gerokgak dengan total luas usaha

1180 lubang/bak larva. Selain bak larva juga diperlukan bak plankton dan bak rotifer sebagai

tempat produksi pakan alami larva ikan kerapu. Keseluruhan usaha Hatcheryikan kerapu

menyerap tenaga kerja sekitar 500 orang tenaga tetap dan 700 orang tenaga musiman.

Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu (terutama pada kemarau panjang) dapat terjadi

penurunan kualitas air laut di daerah sekitar inlet dan outlet hatchery yang mengakibatkan

kematian baik pakan alami (plankton, rotifer) larva maupun ikan secara massal. Oleh

karenanya sangat bagus bila dilakukan pengecekan kualitas fisik, kimia dan biologis air laut

sekitar inlet dan outlet hatchery terutama pada saat cuaca dan iklim local dalam keadaan

ekstrim buruk. Di samping itu control terhadap terhadap pemberian pakan buatan yang

berlebihan, serta pengendalian limbah-limbah usaha budidaya laut lainnya di perairan

Kecamatan Gerokgakseperti tambak udang, dan pembenihan mutiara sangat membantu

survival rate dari usaha hatchery Ikan Kerapu.

Kegiatan hatchery Ikan Kerapu yang merupakan aplikasi biologi rantai makanan dalam

pembesaran larva (lihat Gambar 2)sangat menarik menjadi obyek agrowisata pendidikan.

Hasil FGD yang dihadiri 40 petani broodstock/hatchery sangat mendukung rencana program

agrowisata dan mereka bersedia mendisain aktivitas budidaya beserta lanskap backyard

hatcherynya menjadi destinasi agrowisata budidaya laut.

Jenis pakan Hari (D)

2 5 10 20 30 40 50

Naupli copepod

Chlorella sp

Rotifer (5-30 ind./ml)

Page 7: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

917 Unmas

Denpasar

Pakan buatan/pelet

Naupli Artemia

Jembret/Udang rebon

Gambar 2. Jenis pakan dan periode waktu pemberiannya dalam hatchery ikan kerapu

Keterangan

Larva pertama kali diberikan pakan 58 jam setelah telur menetas atau umur 2 hari (D2) diberi

pakan Naupli copepod sampai denga larva berumur 10 hari. Chlorela diberikan saat larva

berumur 10 - 40 hari. Rotifer (5-30 ind./ml) diberikan saat larva berumur 5 – 30 hari. Pakan

buatan/pelet diberikan saat larva berumur 10 – 50 hari. Naupli Artemia diberikan saat larva

berumur 15 –50 hari

Tabel 2. Distribusi usaha hatchery ikan kerapu per desa diKecamatan Gerokgak

Desa Jumlah Usaha Luas usaha (jumlah

bak larva)

Skala Usaha

Pejarakan 1 6 Backyardhatchery

Banyu Poh 8 146 Backyardhatchery

Musi 8 106 Backyardhatchery

Sanggalangit 4 80 Backyardhatchery

2 64 Hatcherylengkap

Penyabangan 16 112 Backyardhatchery

2 88 Hatcherylengkap

Gerokgak 29 486 Backyardhatchery

2 92 Hatcherylengkap

Celukanbawang 1 10 Backyardhatchery

Total 72 1180

Usaha Budidaya PembesaranIkan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) di Laut

Jenis ikan yang dibudidayakan dalam KJA, yaitu Ikan Kerapu, Bandeng dan Kakap.

Sebagian besar (90%) ikan yang dibudidayakanadalah Ikan Kerapu dan terletak di Teluk

Sumberkima.Saat air laut surut maka Teluk Sumberkima nampak menjadi dua teluk, yakni

Teluk Pegametan dan Teluk Kaping.Teluk Sumberkima merupakan lokasi ideal untuk

dijadikan model pengembangan budidaya laut yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan di Bali (Hanafi, et al., 2008). Hal ini didukung oleh potensi sumberdaya laut

yang cukup tinggi, dan orientasi pasar ekspor produk ikan kerapu segar hidup dengan harga

Page 8: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

918 Unmas

Denpasar

tergolong tinggi (US $ 10-35 per kg). Daya dukung lahan Teluk Pegametan dan Kaping 320

ton ikan. Sand dune terdapat pada bagian luar teluk dan sebagian dalam teluk yang

merupakan pelindung sebagian areal teluk dari gelombang besar. Dengan adanya sand dune

ini yang telah ditumbuhi beberapa pohon bakau menyebabkan terdapatnya areal teluk yang

relatif terlindung dari ombak. Pelebaran sand dune terdapat areal yang sangat dangkal pada

saat surut terendah, tetapi masih tergenang. Sebagian besar dasar perairan memiliki subtrak

pasir atau berpasir (lihat Gambar 3). Potensi detail usaha budidaya ikan kerapu dalam

kerambajaring apung di Desa Sumberkima dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Distribusi usaha KJA ikan kerapu per desa diKecamatan Gerokgak Tahun 2015

Desa Jumlah

Usaha

Luas usaha

(jumlah lubang

kolam)

Komoditas

Sumberkima 17 1956 1816 lubang Ikan Kerapu dan 140

lubang Ikan Bandeng

Pemuteran 2 580 500 lubang Ikan Kerapu dan 80 lubang

Ikan Kakap

Pejarakan 1 80 Ikan Kerapu

Patas 1 64 Ikan Kakap

Total 21 2680

Tabel 3. Karakteristik Usaha Budidaya KJA Ikan Kerapu di Teluk Sumberkima Tahun 2015

No Karakteristik Keragaan

1 Jarak Lokasi keramba ke

pantai

1 – 3 km (Jumlah kapal motor yang dioperasikan 25

unit)

2 Luas lahan Pengembangan

KJA

750 ha

3 Jumlah Pembudidaya 21 unit usaha Pembudidaya KJA

4 Jumlah lubang/Kolam

keramba yang telah tergarap

2680 lubang (3x3 m) = 60 ha = 8% dari potensi total

lahan pengembangan

5 Rata-rata investasi per unit

keramba (100 lubang (3x3

m))

1) Modal Investasi: Rp 8.000.000,-/lubang

2) Modal Kerja: Rp 6.000.000,-/lubang

3) Total modal: Rp 14.000.000,- x 100 = Rp

1.400.000.000,- (1.4 miliar rupiah)

6 Rata-rata jumlah tenaga kerja 30 orang per 100 lubang kolam. Jadi total

penyerapan tenaga kerja Usaha Budidaya Ikan

Page 9: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

919 Unmas

Denpasar

yang terlibat. Kerapu dalam (KJA) adalah 810 orang

7 Produksi per musim 125 kg/lubang = 125 x 2.700 = 337.500 kg (produksi

maksimum seluruh keramba)

8 Harga produksi per kg Kerapu Macan Rp 140.000,- Kerapu Tikus Rp

380.000,- Kerapu Cantang Rp 120.000,- Kerapu

Cantik Rp 150.000,- Kerapu Gotik Rp 130.000,-

9 Pemasaran produksi Ekspor: Hongkong, China, Taiwan, Jepang, Korea

Lokal: Denpasar, Jakarta, Surabaya

10 Deskripsi teknik budidaya Bersifat organic (non chemical input)

11 Kebersihan perairan masih baik karena pencemaran dari darat disangga oleh hutan

bakau (mangrove). Perlu adanya kearifan dalam menjalankan aktivitas budidaya KJA

dengan membuang limbah dengan baik dan menadirkan penggunaan zak kimia

sintetis. Penggunaan pakan yang tidak berlebihan untuk mencegah tingginya kadar

NO3 dan PO4.

Gambar 3. Foto-foto lokasi, subtrat dasar, dan layout usaha KJA Teluk Sumberkima

Kesehatan Lingkungan Perairan Laut untuk Perikanan Budidaya

dan Upaya Pengelolaannya

Sentra utama Agrowisata Budidaya Perikanan Laut Kecamatan Gerokgak direncanakan

berada di kawasan Teluk Sumberkima, Desa Sumberkima. Saat air laut surut maka teluk

Sumberkima akan nampak terdiri dari dua teluk, yang disebut Teluk Kaping dan Teluk

Pegametan (lihat Gambar 3). Teluk Sumberkima memiliki pasang surut Air laut tipe

campuran dan cenderung ke harian tunggal, dengan kisaran maksimumpasang surut mencapai

2 meter. Teluk Kaping mempunyai kedalaman perairan berkisar antara 5-25 m, sedangkan

Teluk Pegametan memilki kedalaman perairan berkisar antara 15-30 m. Mutu perairan laut

untuk kegiatan perikanan budidaya sangat dipengaruhi oleh pasang surut karena massa air

Page 10: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

920 Unmas

Denpasar

laut dalam jumlah sangat besar akan masuk (pada saat pasang) atau keluar (pada saat surut)

ke perairan. Fluktuasi pasang surut air laut di Teluk Sumberkima dinilai cukup baik untuk

kegiatan budidaya, baik untuk budidaya air laut (KJA ikan Kerapu) maupun budidaya air

payau atau tambak.

Parameter kualitas air laut, yaitu nitrat (NO3) dan posfat (PO4) dalam air laut sebesar

0.261-0.599 ppm dan 0.055-0.094 ppm, meski belum menimbulkan permasalahan dalam

kegiatan budidaya perikanan namun telah berada dalam kategori melebihi standar baku mutu

air laut untuk kehidupan biota laut (< 0.008 ppm dan < 0.015 ppm) menurut Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh produksi limbah

domestik dari kegiatan budidaya perikanan di perairan laut cukup tinggi. Sementara untuk

parameter kimia lainnya: pH, DO, BOD, nitrit dan amonia masih dalam kategori aman dan

sehat bagi kehidupan biota laut. Kualitas fisik air laut: suhu, TSS, salinitas dan tekstur

subtrat dasar berada dalam kisaran normal untuk biota laut.

Indeks keragaman makrozoobenthos dan plankton (2.18 dan 2.38) masih melebihi 2.00

menandakan perairan laut tidak tercemar sehingga sehat untuk kegiatan budidaya perikanan

laut. Indeks dominansi makrozoobenthos dan plankton (0.21 dan 0.15) yang kurang dari

0.40 mengindikasikan dominansi parsial makrozoobenthos dan plankton yang rendah serta

menandakan perairan laut sehat untuk kegiatan budidaya perikanan laut. Limbah budidaya

laut insitu yang berlebihan akan meningkatkan kandungan ammonia, nitrit, nitrat dan posfat

dalam air, sehingga dapat menurunkan komposisi spesies dan produktivitas fitoplankton dan

zooplankton dan terjadi dominansi spesies tertentu yang tidak diharapkan dalam kegiatan

budidaya perikanan laut.

Tabel 4. Parameter kesehatan lingkungan perairan untuk perikananbudidaya

di Kecamatan Gerokgak

No Parameter Hasil pengamatan Standar baku mutu untuk biota

(budidaya) laut

Fisik

1 Suhu 28.2-30.0 oC 28.0-32.0 oC

2

3

Kecerahan

Padatan tersuspensi

(TSS)

4.8-9.5 m

0.007-0.015 ppm

> 3 m

<80.00 ppm

3 Tekstur subtrat

dasar (Kandungan

pasir sedimen

perairan)

85.2-95.6 % -

Kimia

1 pH 8.14-8.36 7.00-8.50

2 Salinitas 33.3-34.8 ppt 33-35 ppt

3 Oksigen terlarut

(DO)

6.50-8.11 ppm > 5 ppm

5 NO3 0.261-0.599 ppm < 0.008 ppm

6 NO2 0.031-0.059 ppm -

Page 11: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

921 Unmas

Denpasar

7 NH3 0.010-0.039 ppm < 0.300 ppm

8 PO4 0.055-0.094 ppm < 0.015 ppm

9 BOD5 2.10-8.74 ppm < 20 ppm

10 TOM 1.160-2.095 ppm -

11 Logam berat Cd 1.36-5.08 ppm; Cu 3.04-42.66 ppm; Pb 1.97-23.67 ppm;

Mn 12.01-72.74 ppm; Zn 3.4-44.25 ppm; Ni 2.11-37.66; Hg

tidak terdeteksi

Biologi Indeks

Keanekaragaman

Indeks

Keseragaman

Indeks Dominansi

1 Makrozoobenthos 2.18 0.59 0.21

2 Plankton 2.38 0.68 0.15

Dampak terhadap lingkungan perairan laut yang bisa terjadi akibat budidaya massal ikan

laut baik hatchery maupun KJA adalah: a) limbah sisa pakan pellet dan bahan kimia obat

dari bak, tambak atau KJA; dan b) polusi genetis, serta transfer penyakit dan parasit ikan.

Derajat dampak ini sangat bergantung pada kapasitas budidaya, spesies ikan yang

dibudidayakan, kerapatan stok, tipe pakan buatan, hidrografi dari lokasi budidaya dan metode

pemeliharaan(Jennings et al., 2001).Budidaya kerapu di Kecamatan Gerokgak sebagian besar

(85%) mengandalkan pakan alami (ikan rucah, plankton, rotifer, copepod, udang rebon dan

artemia).Mereka tidak membutuhkan pakan pellet atau pakan protein buatan lainnya dalam

jumlah besar. Oleh karenanya Dampak pencemaran terhadap lingkungan perairan laut sangat

rendah.

Menurut Azwar et al. (2000), degradasi lingkungan lahan budidaya perikanan akibat

tingginya cemaran, ditunjukkan adanya bau lumpur, dan kematian ikan akibat penyakit.

Kurang efisiennya bahan baku atau input produksi seperti konversi pakan tinggi, laju

produksi yang kian menurun adalah sebagai faktor yang merupakan indikator lingkungan

yang terdegradasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena masalah degradasi

lingkungan lahan budidaya perikanan di Kecamatan Gerokgak belum terjadi, akan tetapi

upaya control dan antisipasi yang terintegrasi perlu terus dilakukan agar tercapai integrated

mariculture (a mitigation approach against the excess nutrients/organic matter generated by

intensive mariculture activities particularly in marine waters (Soto, 2009)). Upayacontrol dan

antisipasi tersebut dapat berupa sebagai berikut.

1) Agar segera dilakukan penataan tata letak dan sistem pengolahan limbah terhadap

keinginan tambak, budidaya rumput laut, kerang mutiara dan budidaya ikan di keramba

jaring tancap dan apung, sehingga aktifitas budidaya perairan yang dilakukan di kawasan

ini tidak menimbulkan penurunan kualitas lingkungannya.

2) Bagi dinas instansi terkait bersama perangkat desa untuk lebih intensif dalam melakukan

penerbitan perijinan usaha budidaya perikanan dan pembatasan apabila sudah melampaui

daya dukung lahan serta pembinaan akan pentingnya lingkungan hidup antara lain dengan

membuat suatu peraturan desa (awig-awigdesa pesisir) dan memberikan sanksi yang tegas

terhadap yang melanggarnya.

3) Dalam pelaksaan budidaya perikanan di tambak agar melakukan efisiensi dalam

pemberian pakan dan pemupukan, pembatasan padat tebar sesuai daya dukung lahan,

Page 12: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

922 Unmas

Denpasar

penataan saluran pembuangan dan bila terjadi wabah penyakit dilakukan sterilisasi dan

netralisasi airnya sebelum dibuang ke perairan.

4) Untuk budidaya perikanan di perairan (keramba jaring apung, mutiara, rumput laut) agar

melakukan pembatasan kepadatan penebaran agar tidak melebihi daya dukung lahan,

efesiensi pemberian pakan, penataan tata letak sesuai arus, tidak membersihkan jaring

keramba atau fasilitas lain di tengah laut yang dapat mencemari perairan, monitoring dan

pengendalian penyakit secara rutin dan ramah lingkungan, penanggulangan secara

serentak bila timbul wabah penyakit untuk pemutusan siklus penyakit.

5) Untuk menghindari pemupukan ganda sedimen organik di bawah keramba jaring apung

dan budidaya kerang mutiara, agar diperhatikan jarak aman penempatan antar unit

keramba dan dilakukan rotasi penempatan lokasi keramba pada periode waktu tertentu

untuk memberikan kesempatan penguraian limbah organik keramba secara alami.

6) Perlu penataan yang serius terhadap pelabuhan kayu dan kapal nelayan, serta pembatasan

bangunan sempadan pantai, penataan kebersihan dan sanitasi di kawasa pelabuhan dan

perkampungan penduduk untuk mencegah dampak negative terhadap lingkungannya.

7) Perlu dilakukan peningkatan dan pelestarian hutan bakau yang saat ini sudah mulai

terlihat adanya kerusakan karena penebangan liar, pembukaan lahan tambak serta

gempuran ombak, dengan melakukan penanaman kembali pada area yang rusak dengan

melibatkan masyarakat, serta sosialisasi penyadaran masyarakat akan pentingnya hutan

bakau sebagai sumber daya penyangga mencapai perikanan budidaya yang sehat dan

berkelanjutan.

Upaya Pengembangan Obyek Agrowisata Budidaya Laut Gerokgak

Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan lanskap panorama

alam sekitarnya memiliki daya tarik wisata yang tinggi. Hal ini menurut (Gunn, 2002) dapat

merupakan sisi penawaran yang baik untuk agrowisata budidaya perikanan laut pesisir

Kecamatan Gerokgak. These potential destinations can be developed for establishing a pack

of education, food and recreation agrotourism.Melalui FGD yang dihadiri 55 orang

masyarakat pesisir dari berbagai lapisan di Kecamatan Gerokgak, disepakati bahwa

masyarakat sangat setuju dan mendukung pengembangan agrowisata budidaya laut

terintegrasi di Kecamatan Gerokgak. Masyarakat berharap manfaat pengembangan

agrowisata ini sebesar-besarnya bermuara pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

para nelayan pesisir (small fishing groups). Visi mereka dalam pengembangan agrowisata

budidaya laut terintegrasi ini adalah seperti berikut.

“We would like to provide a sustainable future for the people in coastal communities in Gerokgak

district, instead of leaving to travel to the cities for employment, they will have a beneficial future

here. Finally, the safeguarding to mariculture is of paramount importance to us…sustainable

integrated mariculture and dealing out it to tourism sector must be the coastal community means.

By returning to prudent tradition-religion-aspiration-culture values and practices in economic

marine activities we will restore the earth to a point before damages & disarray threaten our

coastal existence.

Page 13: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

923 Unmas

Denpasar

Visi pengembangan agrowisata budidaya laut terintegrasi tersebut akan dicapai melalui

upaya-upaya sebagai berikut.

1) Pembuatan website “integrated grouper mariculture arranged with community economic

development through agrotourism”, beserta Pengembangan sistem koneksitas Agrowisata

budidaya perikanan lautdengan wisata lainnya;

2) Membangun obyek sentra akses budidaya KJA di Pantai Bangsal Desa Sumberkima, serta

obyek sentra akses hatchery ikan laut di Pantai Batu Agung Desa Gerokgak, Kecamatan

Gerokgak (lihat Gambar 4).

Gambar 4. Pantai Bangsal Desa Sumberkima dan Pantai Batu Agung Desa Gerokgak

3) Setingan pengelolaan agrowisatanya sebaiknya mengikuti tipe open/spontaneous(Ross

and Glenn, 2006)dengan maksud: menumbuhkan daerah yang mengacu pada struktur

kehidupan, ruang dan polanya selaras dengan masyarakat local (community based

tourism).Dampak negatipnya secara ketat seyogyanya melibatkan desa adatdan banjar

adatdi kecamatan Gerokgak.

SIMPULAN

1) Keseluruhan Kegiatan budidaya ikan kerapu di daerah pesisir Kecamatan Gerokgak

(hatchery dan KJA) yang memiliki potensi pengembangan ekonomi masyarakat, serta

keindahan lanskap kegiatan budidaya menyatu dengan panorama alam sekitarnya

sungguh memiliki daya tarik atau sisi penawaran agrowisata (baik untuk ecoagrotourism,

educational agrotourism, recreationagrotourism dan bahkan business agrotourism).

2) Fenomena masalah degradasi kualitas lingkungan lahan budidaya perikanan di

Kecamatan Gerokgak belum terjadi, akan tetapi upaya control dan antisipasi yang

terintegrasi perlu terus dilakukan agar tercapai integrated mariculture, yang mendukung

sustainable agrotourism.

3) Penataan dan pembangunan perlu dilakukan untuk mewujudkan obyek sentra akses

budidaya KJA di Pantai Bangsal Desa Sumberkima, serta obyek sentra akses hatchery

ikan laut di Pantai Batu Agung Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak.

4) Setingan pengelolaan agrowisata sebaiknya mengikuti tipe open/spontaneous dengan

maksud: menumbuhkan daerah yang mengacu pada struktur kehidupan, ruang dan

polanya selaras dengan tradisi-keyakinan-aspirasi-budaya masyarakat local (community

based tourism). Dampak negatipnya secara ketat melibatkan desa adatdan banjar adat di

kecamatan Gerokgak.

Page 14: PENGEMBANGAN AGROWISATA BUDIDAYA PERIKANAN …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/103.-Penelitian_Cening... · Kegiatan budidaya hatchery dan KJA ikan kerapu serta keindahan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

924 Unmas

Denpasar

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dibiayai dari Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi tahun 2016.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat,

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas kepercayaan dan biaya penelitian

yang diberikan. Diantara mereka yang telah membantu teknis penelitian ini: Usama Umar,

Bejo Slamet, Ketut Widiada, dan Ketut Mas, penulis mengucapkan terimakasih yang

setinggi-tinginya atas bantuannya.

DAFTAR PUSTAKA

APHA, 1992. Standard Methods for The Examination of Water and Waste Water. 18”

Washington.

Azwar, Z., T. Sutarmat dan M. Suastika, 2000. Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Nila,

Produktif Berkelanjutan Melalui Pengendalian Mutu Lingkungan. Makalah Seminar

Pengembangan Teknologi Pertanian dalam Upaya Mendukung Ketahanan Pangan.

Denpasar 23-24 Oktober 2000. 20 p.

Gunn, C. A. and Turgut V., 2002. Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases. New York:

Routledge.

Hanafi, A., Awal Subandar, dan Kris Sunarto, 2005. Urgensi Kajian Lingkungan dan Tata

Ruang Kawasan Pesisir dalam Mendukung Pengembanga Budidaya Kerapu

Berkelanjutan. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Budidaya

Pertanian, BPPT.

Hanafi, A., Syahidah, dan Andriyanto, 2008. Kajian Daya Dukung Lahan Teluk Pegametan

untuk Budidaya Ikan Kerapu dalam Karamba JaringApung. Gerokgak: BBRPBL

Gondol

Jennings, S., Kaiser, M.J., Reynolds, J.D. 2001. Marine Fisheries Ecology. Blackwell:

Victoria.

Kardi, C., Made Kawan dan Bagus Putu Udiyana, 2013. Pengembangan Usaha Pembenihan

Ikan Kerapu Hibrida CantikbagiMasyarakat Backyard Hatchery di Bali(Laporan

Penelitian Hibah Bersaing). Denpasar: LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Ross dan F. Glenn. 2006. Psychology ofTourism. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Soto, D. 2009.Integrated Mariculture: a global review.FAO Fisheries and Aquaculture

Technical Paper. No. 529. Rome, FAO. 2009.