e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

9
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI RW 04 DAN RW 19 KELURAHAN PACCERAKKANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Dian Ikasari 1 , Afrida 2 , Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar ABSTRAK Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif atau mood), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, tidak bergairah, perasaan tidak berguna, putus asa dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi pada lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study dan Desain Uji menggunakan uji Chi Square dengan nilai α 0.05. Sampel terdiri atas 50 orang responden lanjut usia. Metode penarikan sampel menggunakan Purposive Sampling. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada hubungan antara produktivitas lansia dengan depresi pada lansia dengan nilai p = 0.000. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia dengan nilai p = 0.016. Ada hubungan antara status kesehatan lansia dengan depresi pada lansia dengan nilai p = 0.000. Kata kunci : Lansia, Depresi, Produktivitas, Dukungan Keluarga, Status Kesehatan PENDAHULUAN Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (Aging Structured Population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk lanjut usia sebanyak 7% adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Menkokesra, 2008). Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28 % dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%. Bahkan Data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990- 2025, yaitu sebesar 414% (Maryam.S, dkk, 2008). Jumlah orang lanjut usia (lansia) di Indonesia menduduki nomor empat di dunia, namun sebanyak 1,7 juta jiwa lansia di antaranya dalam kondisi terlantar hak-haknya. Jumlah lansia di Indonesia menduduki peringkat ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Populasi lansia (penduduk berusia 60 tahun ke atas) di Indonesia mendekati 10 % dari total penduduk yang mencapai 237,5 juta orang. Lansia yang terlantar 1,7 juta orang dan tidak terpenuhinya hak-haknya sebagai lansia tidak terpenuhi seperti kesehatan dan nutrisi (Kompas, 2007 ). Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik dinikmati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 2006 jumlah lansia 19 juta orang (8,90%) dan umur harapan hidup juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan umur harapan hidup sekitar 67,4 tahun. Pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan umur harapan hidup sekitar 71,1 tahun (Almisar Hamid, 2007). Dari tujuh milliar penduduk di dunia, satu milliar di antaranya adalah penduduk lanjut usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak tersebar di lima provinsi. Tidak hanya menghadapi angka

description

l

Transcript of e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Page 1: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI RW 04 DAN RW 19 KELURAHAN PACCERAKKANG KECAMATAN

BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

Dian Ikasari1, Afrida2, Sri Purnama Rauf3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar

3Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif atau mood), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, tidak bergairah, perasaan tidak berguna, putus asa dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi pada lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study dan Desain Uji menggunakan uji Chi Square dengan nilai α 0.05. Sampel terdiri atas 50 orang responden lanjut usia. Metode penarikan sampel menggunakan Purposive Sampling. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada hubungan antara produktivitas lansia dengan depresi pada lansia dengan nilai p = 0.000. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia dengan nilai p = 0.016. Ada hubungan antara status kesehatan lansia dengan depresi pada lansia dengan nilai p = 0.000. Kata kunci : Lansia, Depresi, Produktivitas, Dukungan Keluarga, Status Kesehatan PENDAHULUAN Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (Aging Structured Population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk lanjut usia sebanyak 7% adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Menkokesra, 2008). Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28 % dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%. Bahkan Data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Maryam.S, dkk, 2008). Jumlah orang lanjut usia (lansia) di Indonesia menduduki nomor empat di dunia, namun sebanyak 1,7 juta jiwa lansia di antaranya dalam kondisi terlantar hak-haknya. Jumlah lansia di Indonesia menduduki peringkat ke

empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Populasi lansia (penduduk berusia 60 tahun ke atas) di Indonesia mendekati 10 % dari total penduduk yang mencapai 237,5 juta orang. Lansia yang terlantar 1,7 juta orang dan tidak terpenuhinya hak-haknya sebagai lansia tidak terpenuhi seperti kesehatan dan nutrisi (Kompas, 2007 ). Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik dinikmati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 2006 jumlah lansia 19 juta orang (8,90%) dan umur harapan hidup juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan umur harapan hidup sekitar 67,4 tahun. Pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan umur harapan hidup sekitar 71,1 tahun (Almisar Hamid, 2007). Dari tujuh milliar penduduk di dunia, satu milliar di antaranya adalah penduduk lanjut usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak tersebar di lima provinsi. Tidak hanya menghadapi angka

Page 2: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 2

kelahiran yang semakin meningkat, Indonesia juga menghadapi beban ganda dengan kenaikan jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) karena usia harapan hidup yang makin panjang bisa mencapai 77 tahun. Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup, jumlah lansia di Indonesia cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18 %), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (9,77 %/). Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut usia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34 5). Indonesia saat ini telah masuk sebagai negara yang berstruktur penduduk tua sebagaimana ketentuan badan dunia, karena jumlah penduduk lanjut usia telah mencapai lebih dari 7 %. Adapun provinsi di Indonesia yang paling banyak memiliki penduduk lanjut usia adalah Yogyakarta sebanyak 12,48 %, Jawa Timur sebanyak 9,36 %, Jawa Tengah sebanyak 9,26 %, Bali sebanyak 8,77 % dan Jawa Barat sebanyak 7,09 % (Arie Anto, 2012). Badan Pusat Statistik (BPS), Hasil Survei Statistik Sosial dan Ekonomi Rumah Tangga Sulawesi Selatan tahun 2009. Jumlah total lansia di Sulsel adalah 721.353 jiwa (9,19 % dari total jumlah penduduk Sulsel) dengan urutan sepuluh besar terbanyak adalah Bone dengan jumlah lansia 79.902 jiwa, Makassar sebanyak 79.581 jiwa, Tana Toraja sebanyak 58.347 jiwa, Gowa 49.030 jiwa, Wajo 42.424 jiwa, Bulukumba sebanyak 40.507 jiwa, Pinrang 34.534 jiwa, Soppeng 30.096 jiwa, Jeneponto 29.128 jiwa dan Maros sebanyak 26.634 jiwa (Badan Pusat Statistik Sosial dan Ekonomi Rumah Tangga Sulawesi Selatan, 2009). Di Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya, Jumlah penduduk lanjut usia khususnya di RW 04 lansia yang berusia 60-65 tahun sebanyak 22 orang dan lansia yang berusia 65-75 tahun sebanyak 15 orang. Sedangkan di RW 19 lansia yang berusia 60-65 tahun sebanyak 35 orang dan lansia yang berusia 65-75 tahun sebanyak 29 orang (Profil Kependudukan Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya, 2007). Kurangnya perhatian terhadap kelompok lanjut usia, dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks terhadap lanjut usia tersebut, mengingat bahwa kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu diperhatikan pada kehidupan lanjut usia. Semakin tua seseorang, cenderung semakin berkurang daya tahan fisik dan daya pikir mereka (Nugroho.W, 2008).

Kondisi mental yang sehat dan aktif pada masa tua dibutuhkan pemeliharaan yang kontinu untuk mempertahankan daya pikirnya dan mencegah dari perasaan cemas dan depresi (Maryam.S, dkk, 2008).

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah Chi Square dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pada 12 s.d 20 Agustus 2012. Populasi Penelitian adalah semua semua lansia yang berada di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya sebanyak 101 lansia. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah responden di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 50 responden. 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut: a) Lansia usia 50-75 tahun ke atas yang

terdaftar di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya.

b) Lansia yang tinggal bersama dengan keluarganya.

c) Lansia yang mengalami keluhan masalah kesehatan sehubungan dengan masa gerontik yang ia alami.

d) Lansia yang bersedia menjadi responden.

e) Lansia yang tidak memiliki gangguan pendengaran dan masih dapat berkomunikasi.

f) Lansia yang dulunya memiliki riwayat aktif bekerja.

2). Kriteria Eksklusi a) Lansia yang tidak tinggal dengan

keluarganya. b) Lansia yang tidak bersedia dijadikan

responden. c) Lansia yang memiliki gangguan

pendengaran. d) Lansia yang tidak terdaftar sebagai

lansia di Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya khususnya RW 04 dan RW 19.

Pengumpulan data Pengumpulan data menggunakan teknik observasi/pengamatan dengan membagikan kuesioner secara langsung untuk mencari

Page 3: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 3

perubahan atau hal-hal yang berhubungan dengan depresi pada lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya. Pengolahan data dilakukan dengan: 1. Editing

Memeriksa setiap lembar kuesioner yang telah diisi.

2. Koding Pemberian nilai pada opsion dari jawaban yang telah diisi di lapangan.

3. Tabulasi Memasukkan data dalam tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan analisa data.

4. Analisa data Menggunakan sistem komputerisasi dengan uji yang sesuai. Melalui tahapan-tahapan, kemudian data analisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat distribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji Chi-square.

Dengan interpretasi sebagai berikut: a. Jika p ˂ α (0,05) maka dikatakan ada

hubungan atau Ho ditolak, Ha diterima. b. Jika p ≥ α (0,05) maka dikatakan tidak

ada hubungan atau Ho diterima, Ha ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Univariat

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Umur Responden Frekuensi % 50 s/d 60 Tahun 29 58 60 s/d 70 Tahun 15 30 > 70 Tahun 6 12 Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.1, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 responden, lansia yang berumur 50 s/d 60 tahun sebanyak 29 orang responden (58%), lansia yang berumur 60 s/d 70 tahun sebanyak 15 orang responden (30%), dan lansia yang berumur > 70 tahun sebanyak 6 orang responden (12%).

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-Laki 15 30 Perempuan 35 70 Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.2, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 responden, lansia yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang responden (30%), dan lansia yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang responden (70%). Tabel 5.3 : Distribusi Responden

Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak Sekolah 14 28 SD 27 54 SMP 2 4 SMA 3 6 D3/ Sarjana 4 8 Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.3, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 responden, lansia yang tidak sekolah sebanyak 14 orang responden (28%), lansia yang berpendidikan SD sebanyak 27 orang responden (54%), lansia yang berpendidikan SMP sebanyak 2 orang responden (4%), lansia yang berpendidikan SMA sebanyak 3 orang responden (6%), dan lansia yang berpendidikan D3/ Sarjana sebanyak 4 orang responden (8%). Tabel 5.4 : Distribusi Responden

Berdasarkan Kelompok Agama

Agama Responden Frekuensi Persentase

Islam 44 88 Katolik 4 8 Protestan 2 4 Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.4, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 responden,

Page 4: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 4

lansia yang beragama Islam sebanyak 44 orang responden (88%), lansia yang beragama Katolik sebanyak 4 orang responden (8%), dan lansia yang beragama Protestan sebanyak 2 orang responden (4%).

Tabel 5.5 : Distribusi Responden

Berdasarkan Status Perkawinan

Status

Perkawinan Frekuensi Persentase

Kawin 7 14

Tidak Kawin 1 2

Janda/ Duda 42 84

Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.5, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 responden, lansia dengan status kawin sebanyak 7 orang responden (14%), lansia dengan status tidak kawin sebanyak 1 orang responden (2%), dan lansia dengan status Janda/Duda sebanyak 42 orang responden (84%).

a. Variabel Independen

1) Produktivitas Lansia Tabel 5.6 :Distribusi Responden

Berdasarkan Produktivitas Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar

Produktivitas Lansia Frekuensi Persentase

Baik 19 38 Buruk 31 62 Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.6, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 orang responden, lansia dengan produktivitas yang baik sebanyak 19 orang responden (38%), dan lansia dengan produktivitas yang buruk sebanyak 31 orang responden (62%).

2) Dukungan Keluarga Tabel 5.7 : Distribusi Responden

Berdasarkan Dukungan Keluarga

Dukungan

Keluarga Frekuensi Persentase

Baik 38 76

Buruk 12 24

Total 50 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 5.7, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 orang responden, lansia dengan dukungan keluarga yang baik sebanyak 38 orang responden (76%), dan lansia dengan dukungan keluarga yang buruk sebanyak 12 orang responden (24%).

3) Status Kesehatan Lansia Tabel 5.8 :Distribusi Responden

Berdasarkan Status Kesehatan Lansia

Status

Kesehatan

Lansia

Frekuensi Persentase

Baik 20 40

Buruk 30 60

Total 50 100

Sumber : Data Primer tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.8, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 orang responden, lansia dengan status kesehatan yang baik sebanyak 20 orang responden (40%), dan lansia dengan status kesehatan yang buruk sebanyak 30 orang responden (60%).

Page 5: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 5

b. Variabel Dependen Tabel 5.9 : Distribusi Responden

Berdasarkan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan PaccerakkangKecamatan Biringkanaya Makassar

Depresi Pada

Lansia Frekuensi Persentase

Tidak Depresi 20 40

Depresi

Ringan 30 60

Depresi Berat 0 0

Total 50 100

Sumber : Data Primer tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.9, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 50 orang responden, lansia yang tidak depresi sebanyak 20 orang responden (40%), dan lansia dengan depresi ringan sebanyak 30 orang responden (60%).

2.Analisis Bivariat Hubungan Antara Produktivitas Lansia Dengan Depresi Pada Lansia Tabel 5.10 :Hubungan antara Produktivitas

Lansia dengan Depresi pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar

Produkti

vitas

Lansia

Depresi Pada Lansia

Total Tidak

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Berat

n % n % n % n %

Baik 16 32 3 6 0 0 19 38

Buruk 4 8 27 54 0 0 31 62

Total 20 40 30 60 0 0 50 100

Uji Chi Square = 0,000 α = 0.05

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.10, dapat diinterpretasikan bahwa dari total 50 orang responden, terlihat bahwa 19 orang responden (38%) dengan produktivitas yang baik, 16 orang diataranya tidak depresi dan 3 responden lainnya (6%) mengalami depresi ringan. Sedangkan dari total 31 orang responden (62%) dengan produktivitas yang buruk, 4 orang (8%)

diantaranya tidak depresi dan 27 orang lainnya (54%) mengalami depresi ringan. Berdasarkan tabel 5.10, diketahui bahwa responden dengan produktivitas yang baik sebanyak 3 orang (6%) mengalami depresi sedang, hal ini karena ketiga responden tersebut mengalami kondisi kesehatan yang buruk. Sedangkan responden dengan produktivitas yang buruk sebanyak 4 orang (8%) tidak mengalami depresi. Hal ini karena 1 orang diantaranya sedang berada dalam status kesehatan yang baik, 2 orang diantaranya mendapatkan dukungan keluarga yang baik dan dalam status kesehatan yang baik, serta 1 orang lainnya mendapatkan dukungan keluarga yang baik namun dalam status kesehatan yang buruk. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, maka didapatkan nilai p ≤0,001 dengan perbandingan nilai α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara produktifitas lansia dengan depresi pada lansia. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.

Hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia Tabel 5.11 : Hubungan antara Dukungan

Keluarga dengan Depresi pada Lansiadi RW 04 dan RW 19 Kelurahan PaccerakkangKecamatan Biringkanaya Makassar

Dukungan

Keluarga

Depresi Pada Lansia

Total Tidak

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Berat

n % n % n % n %

Baik 19 38 19 38 0 0 38 76

Buruk 1 2 11 22 0 0 12 24

Total 20 40 30 60 0 0 50 100

Uji Chi Square = 0,016 α = 0.05

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.11, diketahui bahwa dari total 50 orang responden, terlihat bahwa 38 orang responden (38%) dengan dukungan keluarga yang baik, 19 orang responden (38%) diantaranya tidak mengalami depresi dan juga 19 orang responden (38%) diataranya mengalami depresi sedang. Sedangkan dari total 12

Page 6: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 6

orang responden (24%), 1 orang responden (2%) tidak mengalami depresi dan 11 orang responden (22%) lainnya mengalami depresi ringan. Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa 19 orang responden (38%) yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik namun mengalami depresi ringan. Hal ini karena 16 orang responden (32%) tersebut diantaranya mengalami produktivitas lansia yang buruk dan status kesehatan yang buruk pula, dan 3 orang responden (6%) lainnya mengalami produktivitas yang baik namun dalam kondisi status kesehatan yan buruk. Sedangkan 1 orang responden dengan dukungan keluarga yang buruk tidak mengalami depresi karena responden tersebut dalam kondisi status kesehatan yang baik. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, maka didapatkan nilai p = 0,016 dengan perbandingan nilai α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia. Dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak.

Hubungan antara status kesehatan lansia dengan depresi pada lansia Tabel 5.12 : Hubungan Antara Status

Kesehatan Lansia Dengan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar

Status Kesehatan

Lansia

Depresi Pada Lansia Total

Tidak Depresi

Depresi Ringan

Depresi Berat

n % n % n % n %

Baik 19 38 1 2 0 0 20 40

Buruk 1 2 29 58 0 0 30 60

Total 20 40 30 60 0 0 50 100

Uji Chi Square = 0,000 α = 0.05

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.12, diketahui bahwa dari total 50 orang responden, terlihat bahwa 20 orang responden (40%) yang dalam status kesehatan yang baik, 19 orang responden (38%) diantaranya tidak mengalami depresi dan 1 orang lainnya (2%) mengalami depresi ringan. Sedangkan dari total 30 orang responden (60%) yang dalam status kesehatan yang

baik, 1 orang responden (2%) diantaranya tidak mengalami depresi dan 29 orang responden (58%) lainnya mengalami depresi ringan. Hal tersebut di atas dipengaruhi oleh beberapa subvariabel yang lain yaitu produktivitas lansia dan dukungan keluarga sehingga tidak dapat memberikan jaminan bahwa seorang lansia yang berada dalam status kesehatan yang baik tidak mengalami depresi dan juga sebaliknya, seorang lansia yang berada dalam status kesehatan yang buruk akan mengalami depresi. Berdasarkan tabel 5.12, diketahui bahwa dari total 20 orang responden dalam kondisi status kesehatan yang baik, 1 orang (2%) diantaranya mengalami depresi ringan. Hal ini karena meskipun responden tersebut dalam status kesehatan yang baik, namun produktivitas dan dukungan keluarganya dalam kategori yang buruk. Sedangkan dari total 30 orang responden yang dalam status kesehatan yang buruk, 1 orang responden (2%) diantaranya tidak mengalami depresi. Hal ini karena responden tersebut mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, maka didapatkan nilai p = 0,000 dengan perbandingan nilai α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara status kesehatan lansia dengan depresi pada lansia. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan teori dan penelitian yang ada, maka dapat dikemukakan bahwa : 1. Hubungan Antara Produktivitas Lansia

Dengan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kelurahan Biringkanaya Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari total 50 orang responden, didapatkan 19 orang responden (38%) dalam produktivitas yang baik dan 31 orang responden lainnya (62%) berada dalam produktivitas yang buruk. Dari hasil analisa bivariat, secara kuantitatif menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara produktivitas lansia dengan depresi pada lansia. Hal ini terlihat dari nilai kemaknaan yang dihasilkan dari hasil uji Chi Square yaitu p ≤ 0.001 di mana α = 0.05. ini berarti

Page 7: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 7

p < α sehingga hipotesis alternatif yang dikemukakan oleh peneliti di terima dan hipotesis nol ditolak. Semakin baik produktivitas lansia maka kecenderungan depresinya semakin kurang, dan juga sebaliknya semakin buruk produktivitas lansia maka kecenderungan menderita depresi juga akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Istiyati Maysyaroh (2010) yang berjudul “Analisis faktor yang berhubungan dengan depresi pada lanjut usia yang tinggal di panti werdha pare dan wilayah RW 01 pare” menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara produktivitas dengan depresi pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Pare dan wilayah RW 01 Pare yang dibuktikan dengan nilai kemaknaan p = 0,021. Penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Burnside (1979), Duvall (1977) dan Havighurst (1953) yang dikutip dalam Lilik Ma’rifatul Azizah (2011) dalam bukunya yang berjudul “Keperawatan Lanjut Usia” mengatakan bahwa nilai seseorang sering diukur melalui produktifitasnya dan identitasnya yang dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan fisik seiring terjadinya penuaan sistem tubuh, penampilan dan fungsi. Hilangnya kontak sosial dari area pekerjaan membuat seorang lansia dapat merasakan kekosongan. Beberapa lansia juga menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai koping dengan menyangkal penurunan fungsi. Penuruan fungsi dalam diri lansia sangat berhubungan dengan produktifitas dan aktifitas dari lansia itu sendiri. Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara produktivitas lansia dengan depresi pada lansia dikarenakan aktifitas, kegiatan, segi finansial, jabatan, kedudukan dan kehormatan yang membuat lansia kehilangan semangat, merasa putus asa dan merasa tidak dihargai.

2. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kelurahan Biringkanaya Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari total 50 orang responden, didapatkan 38 orang responden (76%) lansia mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori yang

baik, sedangkan 12 orang responden (24%) lansia mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori yang buruk. Dari hasil analisa bivariat, secara kuantitatif menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia. Hal ini terlihat dari nilai kemaknaan yang dihasilkan dari hasil uji Chi Square yaitu p ≤ 0.016 di mana α = 0.05, ini berarti p < α sehingga hipotesis alternative yang dikemukakan oleh peneliti diterima dan hipotesis nol ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Nyoman Elfiyunai yang berjudul “Hubungan terapi lingkungan dengan tingkat ketergantungan pada lansia depresi yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulung Agung” yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa dari total 44 responden, 17 orang lansia (38.6%) yang mendapatkan dukungan sosial yang baik mempunyai tingkat ketergantungan yang rendah, dan 22 orang lansia (50%) yang mendapatkan dukungan sosial yang kurang baik mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elvy Syahrina (2005) yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lanjut usia di Perumahan TNI-AD Keutapang 2 Banda Aceh” yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lanjut usia. Penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Lieberman (1992) yang dikutip dalam Lilik Ma’rifatul Azizah (2011) dalam buku yang berjudul “Keperawatan Lanjut Usia”, menyatakan bahwa bagi lanjut usia, keluarga merupakan sumber kepuasan. Para lanjut usia merasa bahwa kehidupan mereka sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai kakek dan nenek. Namun disisi yang lain, keluarga juga dapat menjadi bahan frustasi bagi lanjut usia. Hal ini terjadi jika ada hambatan komunikasi antara lanjut usia dengan anak atau cucu dimana perbedaan faktor generasi memegang peranan. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Sudiarto Kasumoputro (2002) yang menyatakan bahwa setelah seseorang memasuki masa lanjut usia, maka dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidupnya. Namun demikian,

Page 8: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 8

dengan adanya dukungan sosial tersebut tidaklah berarti bahwa setelah memasuki masa lanjut usia, seorang lansia hanya tinggal duduk, diam, tenang, dan berdiam diri saja. Untuk menjaga kesehatan fisik maupun kejiwaannya justru tetap harus melakukan aktivitas-aktivitas yang berguna bagi kehidupannya. Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia. Keluarga merupakan tempat bagi para lansia untuk mengungkapkan semua hal yang ia alami. Jika terdapat hambatan yang menghalangi hubungan antara lansia dan keluarga, maka tentu saja hal itu akan membuat lansia merasa sedih dan menganggap dirinya bukan bagian dari keluarga.

3. Hubungan Antara Status Kesehatan Lansia Dengan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari total 50 orang responden, didapatkan 20 orang lansia (40%) dengan status kesehatan yang baik, dan 30 orang lansia (60%) dalam status kesehatan yang buruk. Dari hasil analisa bivariat, secara kuantitatif menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status kesehatan lansia dengan depresi pada lansia. Hal ini terlihat dari nilai kemaknaan yang dihasilkan dari hasil uji Chi Square yaitu p ≤ 0.001 di mana α = 0.05, ini berarti p < α sehingga hipotesis alternatif yang dikemukakan oleh peneliti di terima dan hipotesis nol ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Laili Nur Hidayati (2009) yang berjudul “Analisis faktor yang berhubungan dengan Tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Daleman Tulung Klaten” yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesehatan lansia dengan tingkat depresi pada lansia yang dibuktikan oleh nilai p = 0.042. Penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Rauben (1996) yang dikutip dalam Lilik Ma’rifatul Azizah (2011) dalam buku yang berjudul “Keperawatan Lanjut Usia”, menyatakan bahwa tidak dapat dibantah bila sesorang bertambah tua, kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan

tetapi pasti menurun. Akibatnya aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh yang pada akhirnya akan mengurangi kesigapan seseorang. Secara umum, menua ditandai oleh kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik dan kemunduran kemampuan kognitif yang seringkali menimbulkan masalah bagi lanjut usia. Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara status kesehatan lansia. Semakin buruk status kesehatan lansia maka tingkat kekhawatiran yang dialami lansia juga semakin tinggi. Semua itu dikarenakan lansia sedih memikirkan kondisi tubuhnya dan sedih memikirkan hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Ada hubungan yang signifikan antara

produktivitas lansia dengan depresi pada lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya.

2. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya.

3. Ada hubungan yang signifikan antara status kesehatan lansia dengan depresi pada lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya.

Saran 1. Sebaiknya pemerintah memikirkan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dari segi jasmani dan rohani bagi para lansia agar di masa tuanya lansia tidak mengalami kesedihan akibat kehilangan aktifitas-aktifitas di masa mudanya.

2. Sebaiknya keluarga dan orang-orang yang terdekat memberikan perhatian yang lebih, kasih sayang yang tulus bagi lansia dan mengikutsertakan lansia ke kegiatan-kegiatan keluarga serta meminta saran dan pandangan lansia pada setiap keputusan yang diambil oleh keluarga. Karena hampir semua lansia merasa bukan lagi merupakan bagian dari keluarga di saat masa tuanya.

3. Sebaiknya keluarga dan orang-orang terdekat memberikan perawatan kesehatan bagi para lansia di masa tuanya.

Page 9: e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianikasar 93 1 Artikel3

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721 9

DAFTAR PUSTAKA Dalami Ermawati Dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Cetakan Pertama. Penerbit :

Trans Info Medika, Jakarta. Dwi W Vina dan Fitrah. 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia. Cetakan Pertama. Penerbit : Trans Info

Medika, Jakarta. Elfiyunai Ninyoman. 2008. Hubungan Terapi Lingkungan Dengan Ketergantungan Pada Lansia Depresi Yang

Tinggal Di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulung Agung. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung.

Hidayat AA, S.Kep, Ners. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Cetakan Kedua. Penerbit :

Salemba Medika, Jakarta. Hidayati LN. 2009. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan

Daleman Tulung Klaten. Skripsi tidak diterbitkan. Solo. Kasumoputro Sudiarto. 2002. Keperawatan Lanjut Usia. Penerbit : Nuha Medika Press, Jogyakarta. Ma’rifatul LA.2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Pertama. Penerbit : Graha Ilmu, Jogyakarta. Maryam RS, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jilid I. Penerbit : Salemba Medika, Jakarta. Maysyaroh I. 2010. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti

Werdha Pare Dan Wilayah RW 01 Pare. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Nasir Abdul dan Muhith Abdul. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Cetakan Pertama. Penerbit : Salemba

Medika, Jakarta. Nugroho Wahyudi,. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Penerbit : EGC, Jakarta. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit : Salemba Medika,

Jakarta Purwaningsih Wahyu dan Karlina Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan Pertama. Penerbit : Nuha

Medika Press, Jogyakarta. Prasetyo Bambang dan Jannah Miftahul. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi I. Penerbit : Raja Grafindo

Persada, Jakarta. Saryono. 2008. Metodologi penelitian kesehatan. Cetakan pertama. Penerbit : Mitra Cendikia Press, Jogyakarta. Sulistiawati dkk. 2005. Konsep Dasar Kesehatan Keperawatan Jiwa. Cetakan Pertama. Penerbit : EGC, Jakarta. Syahriana Elvy. 2005. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Di Perumahan

TNI-AD Keutapang 2 Banda Aceh. Skripsi tidak diterbitkan. Aceh. Stuart W. Gail. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Penerbit : EGC, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. 2010. Penerbit :

Fitramaya, Yogyakarta. Videbeck L.Sheila. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan Pertama. Penerbit : EGC, Jakarta. Widuri Hesti, S.Kep, Ns.2010. Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Di Tatanan Klinik. Cetakan Pertama.

Penerbit : Fitramaya, Yogyakarta. Profil Kependudukan Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya. 2007. (Badan Pusat Statistik Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Sulawesi Selatan, Di akses 10 Maret 2012). www.nyatanyatafakta.blogspot.com ,Arie Anto. Di akses 3 Maret 2012. www.kompas.com , Di akses 3 Maret 2012.